Anda di halaman 1dari 18

Joint Venture : Pengertian, Contoh,

dan Manfaatnya
terkadang dalam menjalani bisnis, ada beberapa kesempatan ketika bisnis
menghadapi kesulitan seperti kekurangan dana atau kurangnya pengetahuan
teknologi. Umumnya ini terjadi selama diversifikasi lini produk atau sedang
melakukan eksepansi ke pasar baru. Joint venture dapat menjadi solusi yang tepat
dalam situasi ini. Sebelum kita memahami bagaimana fungsi dari joint venture, mari
kita bahas dulu tentang joint venture.

Pengertian Joint Venture


Secara sederhana, joint venture adalah usaha bisnis yang dilakukan oleh dua entitas
bisnis atau lebih untuk periode waktu tertentu. kerja sama ini diciptakan untuk
memberikan tujuan spesifik dan ditentukan dalam rencana yang telah disepakati.
Sistem ini biasanya berakhir setelah tujuan-tujuan tersebut terpenuhi kecuali para
pihak memutuskan untuk terus bekerja sama.

Para pihak yang terlibat dalam sistem ini diatur oleh perjanjian kontrak yang mereka
buat. Perjanjian tersebut menetapkan hal-hal seperti kewajiban mereka, tingkat di
mana mereka akan berbagi keuntungan atau kerugian, hak dan kewajiban mereka
satu sama lain.

Di Indonesia sendiri sistem joint venture telah diatur regulasinya oleh undang-
undang sebagai berikut :

 UU no 25 tahun 2007 sebagai kegiatan Penanaman Modal Asing.


 UU Nomor 1 Tahun 1967 Pasal 23 tentang Penanaman Modal Asing
 PP Nomor 7 Tahun 1993 tentang Pemilik Saham perusahaan penanaman Modal
Asing
 PP Nomor 20 Tahun Pemilikan Saham dalam Perusahaan yang didirikan dalam
rangka penanaman modal asing
 4. SK Menteri negara Penggerak Dana Investasi/ Ketua Badan Koordinasi
Penanaman Modal Nomor: 15/SK/1994 tentang ketentuan pelaksanaan pemilikan
saham dalam perusahaan yang didirikan dalam rangka penanaman modal asing.

Dan sesuai UU 25 tahun 2007  , sistem  joint venture  sendiri  dapat diartikan sebagai
bentuk kegiatan penanaman modal asing. Tujuan utama mendirikan  sistem ini  adalah
agar perusahaan yang memberikan kekuatan ekonomi kepada perusahaan induk
mendapatkan keuntungan secara bersama-sama.
Perbedaan Joint Venture dengan Partnership atau Kemitraan
Joint venture mungkin memiliki beberapa kesamaan dengan partnership, tetapi dua
sistem ini tidak sama. Partnership  biasanya adalah entitas bisnis tunggal yang
dibentuk oleh dua orang atau lebih, sedangkan joint venture adalah penggabungan
beberapa entitas bisnis yang berbeda (masing-masing dapat berbeda jenis badan
hukum) menjadi entitas baru.

Pajak penghasilan partnership dibayarkan oleh pemilik secara individual, berbeda


dengan joint venture.
Anda mungkin pernah mendengar istilah “konsorsium” yang digunakan untuk
menjelaskan sistem joint venture. Konsorsium adalah pengaturan yang lebih longgar
antara beberapa entitas bisnis yang berbeda satu sama lain.

Konsorsium tidak membuat entitas baru. Dalam industri travel misalnya, konsorsium


agen perjalanan memungkinkan keanggotaan dengan berbagai manfaat.
Konsorsium bernegosiasi atas nama anggotanya untuk tarif khusus dari hotel, resor,
hingga jalur pelayaran. Sangat berbeda dengan kemitraan atau partnership.

Beberapa Contoh Perusahaan yang Melakukan


Joint Venture
Berikut adalah beberapa perusahaan besar yang bergabung dalam sistem joint
venture, beberapa diantaranya adalah perusahaan yang ada di Indonesia.

1. Asus dan Gigabyte


Persaingan bisnis dalam produksi perangkat keras untuk produk komputer,
mendorong banyak perusahaan melakukan inovasi dan melakukan kerjasama
dengan perusahaan lainnya. Hal ini juga dilakukan oleh dua perusahaan teknologi
kenamaan asal taiwan yaitu Gigabyte dan ASUS, yang selama ini berkompetisi ketat
pada  produksi motherboard, graphics card, dan beberapa komponen lain.

Kedua perusahaan tersebut ssepakat melakukan kerja sama untuk membuat


strategi baru dalam pembuatan dan pemasaran produk motherboard dan graphics
card pada tahun 2007.

2. Sharp dan Sony


SHARP Corporation (SHARP) dan SONY Corporation (SONY) mengumumkan bahwa
mereka telah menandatangani memorandum yang tidak mengikat untuk untuk
melakukan sistem kerja sama dalam memproduksi dan menjual panel dan modul
LCD berukuran besar dari pabrik panel LCD SHARP. Secara hukum kerjasama ini
efektif pada 30 September 2008.
3. PT.Pusri dengan National Petrochemical company of Iran (NPCI)
Di Indonesia sendiri ada PT Pusri bekerja yang melakukan kerja sama dengan
National Petrochemical Company of Iran (NPCI). Kerjasama ini adalah membangun
pabrik pupuk berkapasitas 1,14 juta ton per tahun.

Saham Pusri sendiri di perusahaan yang dibangun dengan sistem joint venture
tersebut mencapai USD97 juta, dan harus dicairkan dalam empat tahun ke depan. 

Hal yang Harus Diperhatikan Dalam Sistem


Joint Venture
1. Tujuan Khusus
Para pihak yang terlibat dalam sistem joint venture  biasanya telah memiliki tujuan
yang telah ditentukan sebelumnya. Mereka umumnya menyatakan tujuan ini dengan
jelas dalam persetujuan dan perjanjian yang telah disepakati oleh mereka.

2. Kesepakatan
Para pihak dalam sistem joint venture, yaitu para venturer bersama, umumnya
melaksanakan perjanjian tertulis di antara mereka. Perjanjian ini menyatakan
perincian seperti kewajiban mereka, rasio pembagian laba / rugi, hak dan kewajiban
mereka, dll.

3. Durasi Tertentu
Karena semua usaha dakam sistem ini dibuat untuk tujuan tertentu, mereka
umumnya berakhir begitu tujuan tersebut terpenuhi. Namun, para pihak dapat terus
bekerja bersama jika mereka sepakat untuk melakukannya.

4. Pembagian Keuntungan
Para pihak selalu menyepakati rasio di mana mereka akan berbagi keuntungan dan
kerugian mereka. Jika tidak ada kesepakatan untuk efek ini, mereka harus membagi
keuntungan secara merata.

5. Struktur Usaha
Para pihak dapat membuat usaha patungan dengan melakukan kontrol pada salah
satu aspek berikut:

 Aktiva,
 Operasi, atau
 Entitas bisnis itu sendiri.

Kesimpulan dan Manfaat


Pada dasarnya, sistem joint venture adalah:
 Terdiri dari perusahaan yang berbeda, baik tujuan atau mungkin skala bisnis

 Kedua perusahaan memiliki dasar kepemilikan untuk kepentingan bersama


ini. Misalnya, dua perusahaan yang memiliki paten berbeda mungkin sepakat
membuat aplikasi akuntansi, dan akhirnya membentuk sistem joint venture.

 Kedua perusahaan setuju untuk berbagi pendapatan dan pengeluaran.

Kedua perusahaan dalam sistem joint venture berhak mempertahankan identitas


perusahaan mereka yang terpisah untuk semua tujuan kecuali yang sudah tertuang
dalam perjanjian kerja sama.

Sedangkan manfaat dari sistem kerjasama iniadalah :

 Untuk menggabungkan sumber daya. Perusahaan akan memiliki lebih banyak daya
saing dalam industri dan otomatis akan lebih banyak potensi keberhasilan usaha.
 Untuk menggabungkan keahlian. Dalam bisnis teknis, satu perusahaan mungkin
memiliki keahlian di satu bagian  dan perusahaan lain mungkin memiliki keahlian di
bagian lain. Misalnya, Perusahaan A pandai membuat perangkat lunak, sedangkan
Perusahaan B memiliki pengalaman menciptakan perangkat keras yang diperlukan
untuk suatu usaha.
 Untuk menghemat uang. Dua perusahaan mungkin mempertimbangkan sistem joint
venture untuk menghemat uang pada iklan, mungkin pameran dagang atau publikasi
produk.

Jika Anda berencana mengadopsi sistem ini untuk usaha Anda, tentunya Anda
memerlukan laporan keuangan yang terperinci agar perusahaan rekanan Anda
tertarik dengan permintaan kerjasama.

Anda bisa menggunakan software akuntansi untuk memudahkan pembuatan


laporan keuangan dan proses akuntansi pada bisnis Anda. Gunakan Accurate Online
sebagai solusi pencatatan keuangan  bisnis Anda. Accurate Online sudah digunakan
oleh lebih 300 ribu usaha yang ada di Indonesia.

Pengertian Aliansi Strategis hingga Tipe dan Penggunaanya


Pernahkah kamu mendengar aliansi strategis? Atau tahukah kamu apa itu aliansi?
Aliansi merupakan penggabungan antara dua atau lebih kelompok menjadi satu dengan
tujuan agar dapat mencapai tujuan masing-masing dengan lebih baik karena adanya
kerjasama yang saling menguntungkan.

Aliansi dapat juga diartikan sebagai persekutuan yang dilakukan oleh perseorangan,
kelompok atau organisasi, yang mempunyai sumberdaya (sarana, prasarana, dana,
keahlian, akses, pengaruh, informasi) dan bersedia untuk terlibat aktif atau berperan
dalam menjalankan fungsi dan tugas tertentu.

Lalu apa pengertian dari aliansi strategis? Dalam dunia bisnis aliansi strategis bukan hal
baru lagi. Jika kamu ingin berbisnis kamu harus mengerti makna dari aliansi strategis.
Artikel dibawah ini akan menjelaskan tentang aliansi strategis, dari pengertian,
keuntungan, penggunaan serta tipe aliansi strategis-nya. Berikut kita simak artikelnya!

Apa itu Aliansi Strategis?


Aliansi strategis adalah sebuah hubungan antara beberapa kelompok yang memiliki
tujuan sama dan melibatkan beberapa bidang bisnis.
Di mana pihak yang melakukan aliansi bukan menjadi pesaing bisnis secara langsung
walaupun memiliki kesamaan produk atau jasa yang memiliki target yang sama. Hal
tersebut membuat para pihak pelaku bisnis yag terkait harus mampu melakukan sesuatu
yang lebih baik, dan menimbulkan kerjasama yang baik.

Sehingga dengan adanya aliansi maka suatu perusahaan dapat saling membantu terkait
kemampuan yang dimiliki. Dengan hal tersebut dapat dikatakan bahwa aliansi strategis
ini penting bagi perusahaan dalam menjalankan suatu bisnis.

Keuntungan Aliansi Strategis


Dalam era ekonomi dewasa ini, aliansi strategis memungkinkan korporasi meningkatkan
keunggulan bersaing bisnisnya melalui akses kepada sumber daya partner atau
rekanan.
Akses ini dapat mencakup pasar, teknologi, kapital dan sumber daya manusia.
Pembentukan tim dengan korporasi lain akan menambahkan sumber daya dan
kapabilitas yang saling melengkapi (komplementer).

Sehingga korporasi mampu untuk tumbuh dan memperluas secara lebih cepat dan
efisien. Khususnya pada korporasi yang tumbuh dengan pesat, relatif akan berat untuk
memperluas sumber daya teknis dan operasional.

Dalam proses, korporasi membutuhkan penghematan waktu dan peningkatan


produktivitas dengan tanpa mengembangkan secara individual; hal ini agar korporasi
dapat tetap fokus pada inovasi dan bisnis inti organisasi.

Korporasi yang tumbuh pesat dipastikan harus melakukan aliansi strategis untuk
memperoleh benefit dari saluran distribusi, pemasaran, reputasi merek dari para pemain
bisnis yang lebih baik. Dengan melakukan aliansi strategis, beberapa keuntungan, yaitu:

 Memungkinkan partner untuk konsentrasi pada aktivitas terbaik yang sesuai dengan


kapabilitasnya
 Pembelajaran dari partner dan pengembangan kompetensi yang mungkin untuk
memperluas akses pasar
 Memperoleh kecukupan sumber daya dan kompetensi yang sesuai agar organisasi
dapat hidup.
Penggunaan Aliansi Strategis
Berikut ini aliansi strategis pada umumnya digunakan perusahaan untuk:

 Mengurangi biaya melalui skala ekonomi atau pengingkatan pengetahuan


 Meningkatkan akses pada teknologi baru
 Melakukan perbaikan posisi terhadap pesaing Memasuki pasar baru
 Mengurangi waktu siklus produk
 Memperbaiki usaha-usaha riset dan pengembangan
 Memperbaiki kualitas

Perencanaan Aliansi yang Berhasil
Sebelum korporasi melakukan aliansi strategi dengan rakanan, secara internal korporasi
harus melakukan beberapa persiapan. Hal ini dilakukan agar aliansi yang dijalankan
berhasil sukses.
Pemikiran yang mendalam tentang struktur dan rincian bagaimana aliansi akan dikelola
perlu mempertimbangkan hal berikut dalam perencanaan proses aliansi. Korporasi
terlebih dahulu mendefinisikan outcome yang diharapkan melalui hubungan aliansi
strategis, selain juga menentukan elemen-elemen apa saja yang dapat disediakan oleh
masing-masing pihak dan keuntungan yang akan diperoleh.

Korporasi juga perlu terlebih dahulu melakukan proteksi atas berbagai hak kekayaan
intelektual melalui beberapa kesepakatan dan perjanjian legal agar tidak terjadi proses
transer pengetahuan yang merugikan.

Korporasi juga harus sejak awal menentukan pada layanan atau produk apa yang akan
dijalankan. Untuk keberhasilan pengoperasian layanan ataupun produk, korporasi perlu
mengkaji sejauh mana terdapat kompatibilitas budaya perusahaan agar terciptas tingkat
kepercayaan yang baik.

Setelah beberapa kajian tersebut dilakukan, sesungguhnya proses pembentukan aliansi


strategis adalah melalui tahapan berikut:
Pengembangan Strategi

Pada tahap ini akan dilakukan kajian tentang kelayakan aliansi, sasaran dan
rasionalisasi, pemilihan fokus isu yang utama dan menantang, pengembangan
sumberdaya strategi untuk mendukung produksi, teknologi, dan sumber daya manusia.
Pada tahapan ini dilakukan penyesuaian sasaran dengan strategi keseluruhan
perusahaan/ korporasi.

Penilaian Rekanan

Pada tahap ini dilakukan analisis potensi rekan yang akan dilibatkan, baik kekuatan
maupun kelemahan, penciptaan strategi untuk mengakomodasi semua gaya
manajemen rekanan.

Selain itu juga bisa menyiapkan kriteria pemilihan rekanan, memahami motivasi rekanan
dalam membangun aliansi dan memperjelas gap kapabilitas sumber daya yang mungkin
akan dikeluarkan oleh rekanan.
Negosiasi Kontrak

Tahap ini mencakup penentuan apakah semua pihak memiliki sasaran yang realistik,
pembentukan team negosiasi, pendefinisian kontribusi masing-masing pihak dan
pengakuan atas proteksi informasi penting, pasal-pasal terkait pemutusan hubungan,
hukuman/penalti untuk kinerja yang buruk, dan prosedur yang jelas dan dapat dipahami
dalam interaksi.

Operasionalisasi Aliansi

Operasionalisasi aliansi mencakup penegasan komitmen manajemen senior masing-


masing pihak, penentuan sumber daya yang digunakan untuk aliansi, menghubungkan
dan menyesuaian anggaran dan sumberdaya dengan prioritas strategis, penegasan
kinerja dan hasil dari aktivitas aliansi.

Pemutusan Aliansi

Aliansi dapat dihentikan dengan syarat-syarat tertentu yang disepakati. Pada umumnya
ketika sasaran tidak tercapai, atau ketika partner melakukan perubahan prioritas
strategis, atau melaukan realokasi sumberdaya ke tempat yang berbeda.
Strategi Merger dan Akuisisi Agar Menguntungkan

Apakah sebelumnya kalian sudah pernah mendengar tentang Merger dan Akuisisi? Mari
kita bahas lebih lanjut mengenai apa itu merger, akuisi, bagaimana startegi untuk
melakukannya dan apa tujuan melakukannya. Pertama, apa itu merger?
Merger
Apa itu merger?
Untuk mengembangkan perusahaan menjadi lebih besar dan mampu bersaing
diperlukan strategi ekspansi baik dalam ekspansi internal maupun ekspansi eksternal.
Ekspansi internal dapat dilakukan jika divisi-divisi yang berada dalam suatu perusahaan
dapat bekerjasama jika digabung dan bisa terus berkembang secara normal.
Sedangkan ekspansi eksternal adalah penggabungan usaha beberapa perusahaan
dengan tujuan membentuk perusahaan baru yang lebih besar. Dalam dunia akutansi
terdapat 3 jenis penggabungan usaha, yaitu merger, akuisi dan konsolidasi.

Merger adalah hubungan mutualisme antara dia atau lebih entitas untuk membentuk
perusahaan baru dengan nama baru. Dalam proses merger, perusahaan yang sepakat
untuk bersatu setuju untuk mengintegrasikan dan menggabungkan aktivitas operasional
mereka kedalam satu entitas. Dalam satu entitas itu nantinya terdapat kepemilikian,
kontrol, dan keuntungan yang dibagi kepada semua entitas yang bergabung.

Merger juga dapat diartikan sebagai suatu proses penggabungan atau difusi dari 2
perseroan dengan salah salah satu dari perseroan yang bergabung tetap berdiri dengan
nama perseroannya, dan perseroan yang bergabung lenyap dan semua sistem
didalamnya ikut bergabung. Beberapa jenis merger, yaitu:

Macam-Macam Merger
1. Merger horizontal, merger ini gabungan antara dua perusahaan yang sama jenis
usahanya. Contohnya merger perusahaan sepatu A merger dengan perusahaan
sepatu B.
2. Merger vertikal, merger ini terjadi antara perusahaan-perusahaan yang saling
berhubungan. Contoh merger vertikal adalah, perusahaan hardware dengan
perusahaan komputer.
3. Merger konglomerat, adalah kerja sama antara beberapa perusahaan dengan bidang
atau produk yang berbeda. Tujuan dari merger ini untuk mencapai pertumbuhan
badan usaha secara cepat dan dengan harapan mendapatkan hasil yang lebih baik
dengan cara bertukar saham antara perusahaan yang bersatu.
4. Merger kon generik, merger ini adalah kerjasama antara 2 atau lebih perusahaan
yang saling berhubungan tapi bukan memiliki kesamaan jenis produk. Sebagai
contohnya bank dengan perusahaan leasing.
Alasan Melakukan Merger
1. Pertumbuhan atau Disversifikasi, dengan melakukan merger perusahaan dapat
menguragi perusahaan pesaing. Selain itu dapat membuat perusahaan berkembang
dari sisi ukuran dan saham secara lebih cepat.
2. Meningkatkan Dana, dengan melakukan ekspansi eksternal perusahaan akan
mendapat dana karena dapat meningkatkan daya pinjam perusahaan. Hal tersebut
dapat memungkinkan meningkatnya dana dengan biaya yang rendah.
3. Sinergi, ketika merger menghasilkan suatu tingkat skala ekonomi maka bisa
dikatakan bahwa sinergi yang dihasilkan dari merger tercapai. Sinergi akan terlihat
jelas pada saat perusahaan yang melakukan merger bisa mengurangi fungsi dan
tenaga kerja yang berlebihan.
4. Pertimbangan pajak, perusahaan dapat menaikkan kombinasi pendapat sesudah
pajak dengan mengurangi pendapatan sebelum pajak dari perusahaan yang telah
diakuisi. Selain itu tujuan merger juga akan mekanisme kesejahteraan pemiliknya
meningkat.
5. Melindungi dari pengambilalihan, pelaku merger harus melakukan akuisi pada
perusahaan lain dan membiayai pengambilalihannya dengan hutang. Maka
kewajiban perusahaan penerima merger jadi tinggi karena beban hutang yang
ditanggung.

Kelebihan dan Kekurangan Merger


Kelebihan

Kelebihan merger adalah pengambilalihan melalui merger lebih sederhana dan tidak
memakan banyak biaya jika dibandingkan dengan pengambilalihan dengan cara lain

Kekurangan Merger

Kekurangan merger adalah keputusan harus disetujui oleh para pemegang saham dari
tiap-tiap perusahaan, sedangkan untuk memperoleh peretujuan tersebut dibutuhkan
waktu yang lama.

Anda mungkin juga menyukai