Anda di halaman 1dari 8

Nama : Monica Saputri

Nim : 1903101067

Kelas : Akuntansi 3B

Dosen : Rihan Mustafa Zahri, S.E., M.Ak.

BEBERAPA CORAK SISTEM

Corak filsafat yang di anut oleh seseorang di tentukan oleh penyelesaian-penyelesaian


yang di sarankannya, untuk memecahkan masalah-masalah yang di tentukan secar garis
besarnya. Juga harus di ingat banyak masalah yang harus di selidiki ternyata belum mengijinkan
kita memberikan penyelesaian yang terakhirdan terdalam, melainakan kita harus puas menerima
sistem-sistem kepercayaan. Seorang filsuf mencoba untuk embuat sistemnya sebagai sistem yang
runtut sehingga menunjukan satu garis.

Dasar sistem yang berbeda.

- Empirisme. Locke dikenal sebagai sorang”pengikut empirisme” karena ia mengatakn


pengetahuan berasal dari pengalaman
- Materialisme. Contoh: apakah hakekat terdalam segenap kenyataan“ sementara orang
mengatakan, hakekat kenyataan bersifat material.
- Idealisme. Contoh: orang-orang lain yang di kenal sebagai seorang “ pengikut idealisme”
mengatakan hakekat terdalam kenyataan bersifat kerohanian.

Klasifikasi (Penghimpunan) secara singkat. Corak-corak sistem filsafat tersebut meliputi:


realisme, naturalisme, materialisme dialektis, dan empirisisme logis.

Realisme, berpendirian, adalah hal-hal yang tidak tergantung pada pengetahuan dan bahwa
hakekat hal-hal ini berbeda daripada hakekat akal yang mengetahuinya.

Naturalisme, menganngap alam kodrat merupakan seluruh kenyataan, dan dengan demikian
memustahilkan apapun uyang bersifat adi-kodrati (supranatural) atau yang bersifat dunia lain.
Materialisme dialektis, merupakan filsafat yang di anut sovyet rusia. Materialisme dialektis
berpendirian bahwa segenap kenyataan bersifat material, dan senantiasa mengalami perubahan
karena adanya kekuatan-kekuatan yang saling berlawanan yang terdapat dalam segala hal.

Empirisisme logis berpendirian, pertanyaan-pertanyaan mengenai hakekat kenyataan yang


terdalam pada dasarnya tidak mengandung makna, dan paham ini merendahkan tugas filsafat
menjadi analisa mengenai bahasa dan makna.

Hubungan antara metafisika dan epistemologi. Corak –corak filasafat yang baru saja saya
sebutkan tadi di perbedakan atas jawabannya terhadap pertanyaan metafisika: “ apakah hakekat
yang terdalam itu>” sudah jelas masing-masing corak tersebut memperoleh jawaban terhadap
pertanyaan metafisika itu dari penyelesaian terhadapa masalah epistemologi mengenai hubungan
antara yang mengtahui danyang di ketahui.

Corak –corak bawahan. Satu hal yang harus di ingat bahwa di dalam masing-masing tajuk
utama tersebut terdapat banyak sekali corak bawahan.

Berbagai corak dalam sebuah sistem yang tunggal. Patut di ingat , hendaknya kita berhati-
hati. Misalnya sejauh plato berpendirian bahwa adanya ide-ide yangbersifat umum terlepas dari
apakah ide-ide tersebut di ketahui ataukah tidak oleh manusia, dan sebagai konsekuensinya ide-
ide tadi bersifat nyata, maka plato dipandang sebgai penganut realisme.

1. Realisme Modern

Eksistensi obyek tidak tergantung pada di ketahuinya obyek tersebut. Sistem kefilsafatan
realisme percaya bahwa dengan sesuatu atau ia cara, ada hal-hal yang adanya terdapat di dalam
dan tentang dirinya sendiri, dan yang hakekatnya tidak terpengaru oleh seseorang.

Definisi kebenaran meurut penganut realisme. Sebagai seorang pengant paham relisme
yang baik, anda kana melangkah lebih jauh lagi dengan mengadakan pembedaan antara “ apakah
sesuatu itu yang senyatanya” dengan” bagaimanakah tampaknya barang sesuatu itu’.

Yang menampak lawan kenyataan(appearence vs reality). Penganut paham realisme


mengatakan , pandangan-pandangan tersebut membuktikannya bahwa ada meja yang
mempunyai warna dan bangun tertentu, dan bahwa saya dapat membuatnya menampak berbeda
warna dan bangunnya dengan menggunakan pelbagai sarana.

Beberapa kesulitan yang di hadapi realisme. Bagi banyak penganut realisme, kenyataan
tersusun setidak-tidaknya dari dua jenis hal: partikularia dan universalia.

Neo- Realisme-Barang sesuatu seperti apayang kita hadapi.

Siatem kefilsafatan realisme percaya bahwadengan sesuatu atau lain cara, ada hal - hal yang
terdapat di dalam dan tenang dirinya sendiri, dan yang hakekatnya tidak terpengaru oleh
seseorang. sudah tentu hal ini merupakan sudut pandang seseorang yang pendirian
kefilsafatannya belu berliku - liku. jika di tanyai, kebanayakan orang akan dengan tegas
mengadakan pemilihan yang tajam antara tindakan akal yang menyadari suatu objek dengan
objek sendiri.

Realisme kritik. Di lain pihak penganut realisme kritik merasa, penyelesaian tersebut di atas
merupakan penyelesaian yang terlampau sederhana dan bersahaja.

2. Neo-Naturalisme

Hanya alam yang di percaya ( otentik). Yang erat hubungannnya, tetap yang tidak sama
penuhnya dengan realisme, ialah sebuah ajaran yang terkenal dengan na “naturalisme”.

Makna “naturalisme”. Mengatakan bahwa barang sesuatu bersifat alami, mempunai


sejumlah makna. Makna naturalisme cenderung untuk mengambil salah satu di antara dua
jurusan. Naturalisme dapat menjadi apa yang dinamakan “ fisikalisme”, ata jika tidak demikian,
naturalisme dapat berpendirian bahwa hal-hal yang bersifat alami mungkin lebih dari satu
jumlahnya.

Naturalisme menolak adanya adialami (supernatural realm). Naturalisme menentang


segala bentuk pikiran “ yang menyatakan adanya suatu dunia yang-ada bersifat adialami
transendental”.

Pengetahuan melalui metode ilmiah. Bagaimanakah kita dapat mengetahui tentang apa
yang di namakan alam itu?, sekurang-kurangnya salah serang penganut naturalisme akan
mengatakan bahwa yang di namakan alam secara sederhana ialah “ apa yang oleh ilmu
pengetahuan empiris di terangkan sebagai demiakian keadaannya”

Jiwa juga bersifat alami. Juga bagi seorang pengikut naturalisme., hidup, jiwa dan
pengetahuan itu sendiri dapat sepenuhnya di jelaskan berdasarkan eksperimen.

Dengan muculnya hidup, haruslah di perkenalkan pengertian-pengertian teleologi (


pengertian-pengertian yang meliputi gagasan tentang adanya tujuan) jika kita berusaha untuk
menjelaskan perbuatan-perbuatan yang di lakukan oleh organisme-organisme hidup tersebut.

Corak naturalisme ini memberikan kepada kita suatu pandangan dunia yang berbeda dengan
pandangan idealisme maupun pandangan materialisme. Alam memang terdiri dari atomatom
yang bergerak, namun jauh lebih banyak daripada sekedar itu.

3. Neo-Positivisme- Empirsisme ilmiah, Empirisisme logis, dan positivisme


logis.

Pengetahuan dan ilmu alam. Jalan realisme ke naturalisme dapat di lajutkan sampai tiba
pada apa yang di namakan “positivisme”. Hendaknya di ingat bahwa realisme mengatakan
tentang satuan-satuan yang adanya tidak tergantung pada pengetahuan, sedangkan naturalisme
mengatakan bahwa satuan-satauan itu merupakan bagian alam dan dapat di ketahui dengan
memakai metode-metode alam.

Filsafat sebagai epistemologi dan logika. Pendekkatan yang radikal semacam ini membatasi
jumlah masaalah filsafat yangbanyak itu menjadi hanya meliputi lapangan-lapangan tertentu dari
epistemologi di samping logika.

Dalil keadaan- dapat di verifikasi . perlukah kini dipilah-pilahkan fungsi-fungsi bahasa yang
berlain-lainan yang telah saya sebutkan dalam bab 3. Hendaknya di ingat , bahwa kita tidak perlu
mengadakan verifikasi terahadap pernyataan itu, atau bahkan tidak perlu bagi kita pada saat itu
mampu melakukannya, tetapi pada prinsipnya kita mengetahui verifikasi apa yang harus di
lakukan.

Hanya pengamatan indrawi yang relevan. Hendaknya di ingat, penganut neo-positivisme


mengatakan, satu-satunya corak pengamatan yang relevan ialah pengamatan indrawi.
Pertanyaan analitis dan sintetis. Seorang ahli epistomologi yang menganut paham
empirisisme mengatakan bahwa ada dua corak kalimat: kalimat” analitis” yaitu kalimat-kalimat
yang di definisikan sebagai kalimat-kalimat yang benar dengan jalan membuat definisi dan
membuat “ sintetis” yang di definisikan sebagai kalimat yang berdasarkan fakta.

Pernyatan-pernyataan analitis tidak berdasarkan fakta. Penganut emperisisme yang radikal


mengajukan pertanyaan: situasi empirisisme yang manakah yang mungkin dapat membuktikan
benar-sesatnya sebuah kalimat, jika adaya situasi semacam itu tidak dapat di terima, maka
kaliamt itu bukan sama sekali merupakan kalimat sintetis.

Demikianlah kalimat tersebut tidak mungkin di dasarkan atas fata. Paling-paling kalimat tadi
merupakan analitis, artinya manusia di definisikan sebagai penanggung dosa dan tidak di
persoalkan tentang benar-sesatnya.

4. Materialisme Dialektis

Materialisme dialektis adalah nama kefilsafatan yang di bangun oleh karl marx, dan
merupakan ladasan teoritis dari masyarakat komunis dewasa ini.

Yang- Nyata ialah Yang- Material. Materialisme merupakan suatu bentuk realisme, karena
paham ini menjumbuhkan yang nyata dengan materi. Tanpa menecualikan sesuatu, seorang
penganut materialisme menganggap bahwa materi ia lah satu-satunya hal yang nyata.

Dialektika, suatu teori tentang perubahan. Di dalam pikiran seorang pengikut marxisme,
dialektika adalah suatu teori mengenai proses perubahan. Sebuah contoh: benih pohon gabus
yang di tanam di tanah berusaha untuk menjadi sesuatu yang berlainan dari pada dirinya sendiri,
yaitu menjadi pohon gabus.

Maksud mengetahui. Masalah epistemologi memperoleh jawaban dari materialisme


dialektik dengan gaya yang sangat menarik. Maksud pokok mengetahui ialah untuk mengubah
obyek yang di ketahui, dan bukan hanya sekedar untuk mengetahui.

Teori dan Praktek. Sebuah unsur yang sangat penting dalam materialisme dialektik ialah
pendirian yang mengatakn bahwa ada kesatuan antara teori dan praktek.
5. Idealisme

Satu hal yang harus anda hindari makna populer yang di punyai oleh perkataan “idealisme’.
Secara populer berarti perkataan ini berarti semaca pemimpi, yakni seorang yang tidak praktis
yang pandangannya tertuju pada hal-hal atau keadaan-keadaan yang pada hakekatnya sempurna.

Jiwa merupakan sesuatu yang terdalam. Premise pokok yang di ajukan oleh idealisme ialah
bahwa jiwa mempunyai kedudukan yang di utamakan di alam semesta.

Tidak mengingkari materi. Hendaknya di sadari dengan jelas, sebenarnya, penganut


idealisme tidak mengingkari adanya materi. Seorang penganut idealisme berpendirian bahwa apa
yang dinamakan materi merupakan suatu gagasan yang menggelikan.

Dasar Epistemologi Idealisme. Pandangan idealisme nampaknya begitu jauhnya dari


gagasan kita yang lazim, sehingga kelihatannya aneh.

Nilai sebagai Bahan Bukti bagi Idealisme. Akhirnya, ada gejala nilai yang merupakan
bahan bukti tambahan bagi kenyataan akal. Seorang penganut idealisme yakin, jika kita
berpendirian manusia berasal dari materi yang tidak berjiwa, dan jika segala sesuatu pada
akhirnya merupakan materi yang lamban, maka gejala aneh manusia mengusahakan nilai
sangatlah tidak masuk akal.

Corak-corak idealisme. Corak-corak ini berkisar dari ajaran bahwa dunia bersifat ideal
sampai dengan ajaran bahwa dunia sepenuhnya bersifat rohani.

6. Pragmatisme

Pragmatisme Berpegang teguh pada Praktek. Berusaha menemukan asal mula serta hakekat
terdalam sesuatu merupakan kegiatan yang sangat menarik, meskipun kegiatan tersebut luar
biasa sulitnya.

Makna dan kebenaran berhubungan dengan konsekuensi-konsekuensi. Jikan makna


sebuah konsepsi di tentukan oleh konsekuensi-konsekuensinya, maka makna apakah yang dapat
kita berikan pada “ kebenaran’ ? sesungguhnya makna menyangkut ide, dan kebenaran
menyatakan hubungan antara ide-ide yang di pandang berhubungan, dan hubungannya dengan
sesuatu yang di tunjuk oleh ide-ide tersebut.

Kenyataan Suatu Proses di dalam Waktu. Di tinjau, dari sudut ontologi, seorang penganut
pragmatisme memandang kenyataan sebagai suatu proses di dalam waktu, yang di dalamnya
yang mengetahui nyata-nyata memainkan peran yang kreatif.

Instrumentalisme. John dewey suka menamakan cara penggambarannya mengenai


pragmatisme deangan memakai istilah “ instrumentalisme”, untuk memberikan tekanan pada
hubungan antara ajarannya dengan teori biologi tentang evolusi.

Daya Tarik Pragmatisme. Dengan sejumlah cara, pragmatisme merupakan sebuah ajran
yang menarik bagi sementara orang. Pragmatisme bersangkutan dengan masalah-masalah
mengenai organisme di dalam perjuangan untuk kelangsungan hidupnya, dan menjadikan
penyelesaian masalah sebagai pendorong bagi tingkah laku, dan karenanya sebagai semua
penafsiran kefilsafatan.
DAFTAR PUSTAKA

Sumber : https://www.scribd.com/doc/287496511/Filsafat-Beberapa-Corak-Sistem#download

Anda mungkin juga menyukai