Nim : 1903101067
Kelas : Akuntansi 3B
Realisme, berpendirian, adalah hal-hal yang tidak tergantung pada pengetahuan dan bahwa
hakekat hal-hal ini berbeda daripada hakekat akal yang mengetahuinya.
Naturalisme, menganngap alam kodrat merupakan seluruh kenyataan, dan dengan demikian
memustahilkan apapun uyang bersifat adi-kodrati (supranatural) atau yang bersifat dunia lain.
Materialisme dialektis, merupakan filsafat yang di anut sovyet rusia. Materialisme dialektis
berpendirian bahwa segenap kenyataan bersifat material, dan senantiasa mengalami perubahan
karena adanya kekuatan-kekuatan yang saling berlawanan yang terdapat dalam segala hal.
Hubungan antara metafisika dan epistemologi. Corak –corak filasafat yang baru saja saya
sebutkan tadi di perbedakan atas jawabannya terhadap pertanyaan metafisika: “ apakah hakekat
yang terdalam itu>” sudah jelas masing-masing corak tersebut memperoleh jawaban terhadap
pertanyaan metafisika itu dari penyelesaian terhadapa masalah epistemologi mengenai hubungan
antara yang mengtahui danyang di ketahui.
Corak –corak bawahan. Satu hal yang harus di ingat bahwa di dalam masing-masing tajuk
utama tersebut terdapat banyak sekali corak bawahan.
Berbagai corak dalam sebuah sistem yang tunggal. Patut di ingat , hendaknya kita berhati-
hati. Misalnya sejauh plato berpendirian bahwa adanya ide-ide yangbersifat umum terlepas dari
apakah ide-ide tersebut di ketahui ataukah tidak oleh manusia, dan sebagai konsekuensinya ide-
ide tadi bersifat nyata, maka plato dipandang sebgai penganut realisme.
1. Realisme Modern
Eksistensi obyek tidak tergantung pada di ketahuinya obyek tersebut. Sistem kefilsafatan
realisme percaya bahwa dengan sesuatu atau ia cara, ada hal-hal yang adanya terdapat di dalam
dan tentang dirinya sendiri, dan yang hakekatnya tidak terpengaru oleh seseorang.
Definisi kebenaran meurut penganut realisme. Sebagai seorang pengant paham relisme
yang baik, anda kana melangkah lebih jauh lagi dengan mengadakan pembedaan antara “ apakah
sesuatu itu yang senyatanya” dengan” bagaimanakah tampaknya barang sesuatu itu’.
Beberapa kesulitan yang di hadapi realisme. Bagi banyak penganut realisme, kenyataan
tersusun setidak-tidaknya dari dua jenis hal: partikularia dan universalia.
Siatem kefilsafatan realisme percaya bahwadengan sesuatu atau lain cara, ada hal - hal yang
terdapat di dalam dan tenang dirinya sendiri, dan yang hakekatnya tidak terpengaru oleh
seseorang. sudah tentu hal ini merupakan sudut pandang seseorang yang pendirian
kefilsafatannya belu berliku - liku. jika di tanyai, kebanayakan orang akan dengan tegas
mengadakan pemilihan yang tajam antara tindakan akal yang menyadari suatu objek dengan
objek sendiri.
Realisme kritik. Di lain pihak penganut realisme kritik merasa, penyelesaian tersebut di atas
merupakan penyelesaian yang terlampau sederhana dan bersahaja.
2. Neo-Naturalisme
Hanya alam yang di percaya ( otentik). Yang erat hubungannnya, tetap yang tidak sama
penuhnya dengan realisme, ialah sebuah ajaran yang terkenal dengan na “naturalisme”.
Pengetahuan melalui metode ilmiah. Bagaimanakah kita dapat mengetahui tentang apa
yang di namakan alam itu?, sekurang-kurangnya salah serang penganut naturalisme akan
mengatakan bahwa yang di namakan alam secara sederhana ialah “ apa yang oleh ilmu
pengetahuan empiris di terangkan sebagai demiakian keadaannya”
Jiwa juga bersifat alami. Juga bagi seorang pengikut naturalisme., hidup, jiwa dan
pengetahuan itu sendiri dapat sepenuhnya di jelaskan berdasarkan eksperimen.
Corak naturalisme ini memberikan kepada kita suatu pandangan dunia yang berbeda dengan
pandangan idealisme maupun pandangan materialisme. Alam memang terdiri dari atomatom
yang bergerak, namun jauh lebih banyak daripada sekedar itu.
Pengetahuan dan ilmu alam. Jalan realisme ke naturalisme dapat di lajutkan sampai tiba
pada apa yang di namakan “positivisme”. Hendaknya di ingat bahwa realisme mengatakan
tentang satuan-satuan yang adanya tidak tergantung pada pengetahuan, sedangkan naturalisme
mengatakan bahwa satuan-satauan itu merupakan bagian alam dan dapat di ketahui dengan
memakai metode-metode alam.
Filsafat sebagai epistemologi dan logika. Pendekkatan yang radikal semacam ini membatasi
jumlah masaalah filsafat yangbanyak itu menjadi hanya meliputi lapangan-lapangan tertentu dari
epistemologi di samping logika.
Dalil keadaan- dapat di verifikasi . perlukah kini dipilah-pilahkan fungsi-fungsi bahasa yang
berlain-lainan yang telah saya sebutkan dalam bab 3. Hendaknya di ingat , bahwa kita tidak perlu
mengadakan verifikasi terahadap pernyataan itu, atau bahkan tidak perlu bagi kita pada saat itu
mampu melakukannya, tetapi pada prinsipnya kita mengetahui verifikasi apa yang harus di
lakukan.
Demikianlah kalimat tersebut tidak mungkin di dasarkan atas fata. Paling-paling kalimat tadi
merupakan analitis, artinya manusia di definisikan sebagai penanggung dosa dan tidak di
persoalkan tentang benar-sesatnya.
4. Materialisme Dialektis
Materialisme dialektis adalah nama kefilsafatan yang di bangun oleh karl marx, dan
merupakan ladasan teoritis dari masyarakat komunis dewasa ini.
Yang- Nyata ialah Yang- Material. Materialisme merupakan suatu bentuk realisme, karena
paham ini menjumbuhkan yang nyata dengan materi. Tanpa menecualikan sesuatu, seorang
penganut materialisme menganggap bahwa materi ia lah satu-satunya hal yang nyata.
Dialektika, suatu teori tentang perubahan. Di dalam pikiran seorang pengikut marxisme,
dialektika adalah suatu teori mengenai proses perubahan. Sebuah contoh: benih pohon gabus
yang di tanam di tanah berusaha untuk menjadi sesuatu yang berlainan dari pada dirinya sendiri,
yaitu menjadi pohon gabus.
Teori dan Praktek. Sebuah unsur yang sangat penting dalam materialisme dialektik ialah
pendirian yang mengatakn bahwa ada kesatuan antara teori dan praktek.
5. Idealisme
Satu hal yang harus anda hindari makna populer yang di punyai oleh perkataan “idealisme’.
Secara populer berarti perkataan ini berarti semaca pemimpi, yakni seorang yang tidak praktis
yang pandangannya tertuju pada hal-hal atau keadaan-keadaan yang pada hakekatnya sempurna.
Jiwa merupakan sesuatu yang terdalam. Premise pokok yang di ajukan oleh idealisme ialah
bahwa jiwa mempunyai kedudukan yang di utamakan di alam semesta.
Nilai sebagai Bahan Bukti bagi Idealisme. Akhirnya, ada gejala nilai yang merupakan
bahan bukti tambahan bagi kenyataan akal. Seorang penganut idealisme yakin, jika kita
berpendirian manusia berasal dari materi yang tidak berjiwa, dan jika segala sesuatu pada
akhirnya merupakan materi yang lamban, maka gejala aneh manusia mengusahakan nilai
sangatlah tidak masuk akal.
Corak-corak idealisme. Corak-corak ini berkisar dari ajaran bahwa dunia bersifat ideal
sampai dengan ajaran bahwa dunia sepenuhnya bersifat rohani.
6. Pragmatisme
Pragmatisme Berpegang teguh pada Praktek. Berusaha menemukan asal mula serta hakekat
terdalam sesuatu merupakan kegiatan yang sangat menarik, meskipun kegiatan tersebut luar
biasa sulitnya.
Kenyataan Suatu Proses di dalam Waktu. Di tinjau, dari sudut ontologi, seorang penganut
pragmatisme memandang kenyataan sebagai suatu proses di dalam waktu, yang di dalamnya
yang mengetahui nyata-nyata memainkan peran yang kreatif.
Daya Tarik Pragmatisme. Dengan sejumlah cara, pragmatisme merupakan sebuah ajran
yang menarik bagi sementara orang. Pragmatisme bersangkutan dengan masalah-masalah
mengenai organisme di dalam perjuangan untuk kelangsungan hidupnya, dan menjadikan
penyelesaian masalah sebagai pendorong bagi tingkah laku, dan karenanya sebagai semua
penafsiran kefilsafatan.
DAFTAR PUSTAKA
Sumber : https://www.scribd.com/doc/287496511/Filsafat-Beberapa-Corak-Sistem#download