Anda di halaman 1dari 12

INSTALASI LISTRIK

“ TRANSFORMATOR “

DISUSUN OLEH :

NAMA : KERIN BERLIANA


KELAS : 1 LE
NIM : 061930311834

DOSEN PEMBIMBING :

SUDIRMAN YAHYA, S.T.,M.T.

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO


PROGRAM STUDI TEKNIK LISTRIK
K ELAS KERJASAMA PT.PLN (PERSERO)
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
2019/2020
I. PENGERTIAN TRAFO
Transformator atau sering disebut dengan istilah Trafo adalah suatu alat listrik yang dapat
mengubah taraf suatu tegangan AC ke taraf yang lain. Maksud dari perubahan taraf tersebut
diantaranya seperti untuk menurunkan Tegangan AC dari 220 VAC ke 12 VAC ataupun
menaikkan Tegangan dari 110 VAC ke 220 VAC.
Transformator atau Trafo ini bekerja mengikuti prinsip Induksi Elektromagnet dan hanya
dapat bekerja pada tegangan yang berarus bolak balik (AC).Trafo memegang peranan yang
sangat penting untuk pendistribusian tenaga listrik.
Trafo menaikan listrik yang berasal dari pembangkit listrik oleh PLN hingga ratusan kilo Volt
untuk di distribusikan, dan kemudian Trafo lainnya menurunkan tegangan listrik tersebut ke
tegangan yang diperlukan untuk setiap rumah tangga maupun perkantoran yang pada umumnya
menggunakan Tegangan AC 220Volt.

II. FUNGSI TRAFO


 Distribusi dan Transmisi Listrik
Seperti yang kita ketahui bahwa jarak antara pembangkit listrik dengan beban listrik
yang digunakan oleh pelanggan relatif terlalu jauh. Sehingga akan terjadinya drop
tegangan. Untuk itu kita harus menaikkan tegangan sebelum distribusi dan transmisi
listrik jarak jauh agar drop tegangan tidak terlalu besar serta lebih murah karena
kabel yang digunakan lebih kecil (semakin besar tegangan besar maka arus semakin
kecil sesuai dengan Hukum kekekalan energi).

Transformator daya yang sering kali digunakan untuk menaikkan atau menurunkan tegangan

Seperti Perusahaan Listrik Negara (PLN), Tegangan yang di hasilkan oleh


pembangkit sebesar 13,8 KV lalu di naikkan menjadi 150 KV lalu diturunkan ke 380
V untuk di distribusikan ke rumah – rumah.

 Rangkaian Kontrol
Pada peralatan elektronik seperti komputer, charger dan berbagai macam peralatan 
lainnya, transformator sering kali digunakan untuk menurunkan tegangan agar dapat
digunakan pada tegangan kontrol (5 Volt, 12 Volt,dsb). Begitu juga rangkaian
kontrol motor pada pabrik, Trafo dipakai untuk mengenergize  dan
meng dienergize kontaktor yang dipakai untuk menghidupkan dan mematikan motor
induksi.

 Rangkaian Pengatur Frekuensi


Dalam dunia radio frekuensi, transformator juga sering kali digunakan untuk
mengatur besaran frekuensi yang dihasilkan. Hanya saja bentuk dan dimensinya jauh
lebih kecil di bandingkan trafo yang sering kali digunakan pada rangkaian kontrol
apalagi transformator atau trafo transmisi listrik.

III. PRINSIP KERJA TRAFO


Pada sebuah Trafo yang sederhana pada dasarnya terdiri dari 2 lilitan atau
kumparan kawat yang terisolasi yaitu kumparan primer dan kumparan sekunder.
Kebanyakan Transformator, kumparan kawat terisolasi ini dililitkan pada sebuah besi
yang dinamakan Inti Besi (Core). Ketika kumparan primer dialiri arus AC (bolak-
balik) maka akan menyebabkan medan magnet atau fluks magnetik disekitarnya.
Kekuatan Medan magnet (densitas Fluks Magnet) tersebut di pengaruhi pada besarnya
arus listrik yang dialirinya. Semakin besar arus listriknya maka semakin besar pula
medan magnetnya. Fluktuasi medan magnet yang terjadi pada kumparan pertama
(primer) akan menginduksi GGL (Gaya Gerak Listrik) dalam kumparan kedua
(sekunder) dan akan terjadi pelimpahan daya pada kumparan primer ke kumparan
sekunder. Maka, terjadilah pengubahan taraf tegangan listrik ini baik dari tegangan
rendah menjadi tegangan yang lebih tinggi maupun dari tegangan tinggi menjadi
tegangan yang rendah. Sedangkan Inti besi pada Transformator atau Trafo pada
umumnya ialah kumpulan lempengan-lempengan besi tipis yang terisolasi dan
ditempel berlapis-lapis dengan gunanya untuk mempermudah jalannya Fluks
Magnet yang ditimbulkan oleh arus listrik kumparan dan untuk mengurangi suhu
panas yang sering ditimbulkan.

Beberapa bentuk lempengan besi yang membentuk Inti Transformator tersebut


diantaranya seperti berikut ;

 E  –  I Lamination
 E  –  E Lamination
 L  –  L Lamination
 U  –  I Lamination

Dibawah ini agar lebih mudah memahami ;


Rasio lilitan yang berada pada kumparan sekunder terhadap kumparan primer
menentukan rasio tegangan pada kedua kumparan tersebut.

Contoh, 1 lilitan pada kumparan primer dan 10 lilitan pada kumparan sekunder akan
menghasilkan tegangan 10 kali lipat dari tegangan input pada kumparan primer. Jenis
Transformator ini biasanya disebut Transformator Step Up.

Sebaliknya, jika terdapat 10 lilitan pada kumparan primer dan 1 lilitan pada kumparan
sekunder, maka tegangan yang dihasilkan Kumparan Sekunder adalah 1/10 dari
tegangan input pada Kumparan Primer. Transformator jenis ini sering disebut dengan
Transformator Step Down.

IV. JENIS TRAFO


 Trafo Step Up
Trafo Step Up ialah Trafo yang berfungsi untuk menaikan level teganan AC atau
taraf dari rendah ke taraf yang lebih tinggi. Komponen tegangan sekunder
dijadikan tegangan Output yang lebih tinggi yakni dapat ditingkatkan dengan cara
memperbanyak lilitan di kumparan sekundernya sehingga jumlah lilitan
kumparan primer lebih sedikit. Trafo step up ini digunakan sebagai penghubung
trafo generator ke grid di dalam tegangan listrik.

 Trafo Step Down


Trafo Step Down ialah Trafo yang berfungsi menurunkan taraf level tegangan
AC dari taraf yang tinggi ke rendah. Pada Trafo jenis ini, Rasio untuk jumlah
lilitan pada kumparan primer lebih banyak daripada jumlah lilitan pada kumparan
yang sekunder. Trafo step down digunakan untuk mengubah tegangan grid yang
tinggi menjadi yang lebih rendah dimana dapat digunakan untuk peralatan rumah
tangga. Contohnya, untuk menurunkan taraf tegangan listrik dari PLN (220V)
menjadi taraf tegangan yang dapat disesuaikan dengan peralatan elektronik
dirumah.

V. KONSTRUKSI TRAFO

Berikut bagian utama, alat bantu, dan sistem pengamanan yang ada pada sebuah
transformator daya yaitu ;
1. Inti besi transformator
Inti besi transformator memiliki fungsi sebagai tempat mengalirnya fluks dari suatu
kumparan primer ke kumparan sekunder. Diketahui berdasarkan cara melilit
kumparannya ada dua jenis, yaitu tipe inti dan tipe cangkang.
2. Kumparan Transformator
Kumparan transformator terdiri dari lilitan kawat berisolasi dan membentuk
kumparan. Kawat yang dipakai adalah kawat tembaga berisolasi yang berbentuk bulat
atau pelat. Kumparan-kumparan transformator diberi isolasi baik terhadap kumparan
lain maupun inti besinya. Bahan isolasi berbentuk padat seperti kertas prespan, dan
lainnya.
3. Minyak Transformator
Untuk mendinginkan transformator saat beroperasi maka kumparan dan inti
transformator direndam di dalam minyak transformator, minyak juga berfungsi
sebagai isolasi. Diketahui di dalam minyak transformator, ternyata harus memiliki
persyaratan sebagai berikut;
a. Mempunyai kekuatan isolasi
b. Penyalur panas yang baik dengan berat yang kecil, sehingga partikel-partikel
kecil dapat mengendap dengan cepat.
c. Sifat kimia yang stabil
d. Tidak nyala yang tinggi, tidak mudah menguap
e. Viskositas yang rendah agar lebih mudah bersikulasi dan kemampuan
pendinginan menjadi lebih baik.
4. Tangki Transformator
Tangki transformator berfungsi untuk menyimpan minyak transformator dan sebagai
pelindung bagian-bagian transformator yang direndam dalam minyak.
5. Konservator Transformator
Konservator merupakan tabung berisi minyak tranformator yang diletakkan pada
bagian atas tangki. Fungsinya yaitu untuk menjaga ekspansi atau meluapnya minyak
akibat pemanasan dan sebagai saluran pengisian minyak.
6. Sistem Pendinginan Transformator
Sistem pendinginan pada transformator dibutuhkan supaya panas yang timbul pada
inti besi dan kumparan dapat disalurkan keluar sehingga tidak merusak isolasi di
dalam transformator. Media yang digunakan seperti berupa udara/gas, mintak dan air.
7. Bushing Transformator
Bushing Transformator adalah sebuah konduktor yang berfungsi untuk
menghubungkan kumparan transformator dengan rangkaian luar yang diberi selubung
isolator. Bahan bushing terbuat dari porselin yang tengahnya berlubang.
8. Bushing
Naik turunnya beban transformator dan suhu udara sekeliling transformator,
mengakibatkan suhu minyak berubah-ubah mengikuti perubahan tersebut. Bila suhu
minyak naik, minyak memuai dan mendesak udara akan masuk. Keadaan tersebutlah
yang disebut proses pernapasan transformator.
9. Sirip-sirip Pendingin atau Radiator
Bagian ini memiliki fungsi sebagai memperluas daerah pendinginan, yaitu daerah
yang berhubungan langsung dengan udara luar dan sebagai tempat terjadinya sirkulasi
panas.
10. Alat Indikator
Alat indikator digunakan untuk memonitor kondisi komponen utama atau media bantu
yang ada di dalam tranformator saat beroperasi.
11. Rele Buchhloz
Rele Buchhloz biasa disebut juga rele gas, karena bekerjanya digerakkan oleh
pengembangan gas.
12. Plat Nama
Plat nama yang terdapat pada bagian luar transformator hanya sebagai pedoman saat
pemasangan maupun perbaikan.

VI. TIPS MEMASANG CURRENT TRANSFORMER (TRANSFORMATOR


ARUS)
Current Transformer atau trannsformator arus merupakan transformator yang
berfungsi untuk mengukur (metering) arus yang melewati suatu penghantar. Untuk
tujuan pengukuran arus, maka Current Tranformer harus terpasang seri dengan
penghantar yang akan diukur arusnya. Dengan rasio antara lilitan primer (N1) dan
lilitan sekunder (N2) maka arus yang melewati suatu penghantar dapat diukur dengan
alat ukur seperti Amper meter atau alat ukur digital lainnya.

Contoh : Bila kita menggunakan CT (Current Transformer) dengan rasio 200/5 A,


hal ini berarti apabila arus yang melewati suatu penghantar yang diukur adalah 100 A,
maka nilai arus tersebut pada sisi sekunder adalah :
Is = 5 x 100 /200
Is = 2,5 A.

Nilai 2,5 A yang terukur kemudian dikonversi kembali menjadi nilai 100 A pada
tampilan pembacaan. Selain sebagai metering (pengukur) arus, Current
Transformer juga digunakan sebagai bagian dari alat proteksi, seperti over current,
overload, differential current dan lain sebagainya.

Dalam penggunaannya, ada beberapa hal yang mesti kita perhatikan untuk faktor
keselamatan dan mencegah kerusakan Current Transformer tersebut, seperti dibawah
ini :

1. Ketika kita mau menghubungkan current transformer (trafo arus) kesebuah alat


ukur atau alat proteksi (protection device), untuk keamanan, salah satu terminal
harus dihubungkan ketanah. (Gambar 1)
2. Lilitan sekunder current transformer tidak boleh dalam keadaan open circuit
ketika dipasang seri pada suatu penghantar. 
3. Apa bila pada penghantar tersebut terpasang current transformer, dan  tidak
dihubungkan ke alat ukur ataupun alat proteksi, maka terminal sekunder dari
current transformer tersebut harus dihubungsingkatkan (short) dan ditanahkan.
(Gambar 2)
4. Untuk current transformer yang memiliki taping yaitu beberapa buah terminal
sekunder yang outputnya bisa dipilih sesuai kebutuhan, maka terminal yang tidak
terpakai mesti dibiarkan terbuka. (Gambar 3)
5. Current Transformer yang menggunakan kapasitor untuk pembagi taping
(capacitive devider tap -Ck), maka terminal Ck tersebut harus dihubungkan ke
alat metering atau alat proteksi. Apa bila terminal Ck tidak digunakan, maka
terminal Ck harus ditanahkan. (Gambar 4)

VII. PEMASANGAN TRAFO DISTRIBUSI


Pemasangan transformator distribusi ( Gardu Distribusi) ada beberapa macam yang
tergantung besaran/daya trafo dan juga kondisi dimana trafo akan ditempatkan.
1. Pemasangan Di Luar
Transformator dapat dipasang diluar dengan salah satu cara adalah sebagai berikut :
a. Pemasangan Pada Tiang Tunggal/Langsung
Cara ini dilakukan dengan trafo langsung diklem pada tiang. Cara ini cukup baik
untuk transformator dengan ukuran daya kecil sampai 25 kVA.
b. Pemasangan Pada Tiang H
Transformator dipasang dengan dudukan lengan silang yang dipasan diantara dua
tiang dan diikat erat. Cara ini cocok untuk transformator dengan kapasitas daya
sampai 200 kVA
c. Pemasangan Pada Platform
Sebuah platform dibuat pada suatu struktur yang terdiri dari empat tiang utnuk
menempatkan transformator. Cara ini dianjurkan bagi tempat-tempat yang
berbahaya bila menempatkan transformator diatas tanah, umumnya kapasitas
daya transformator diatas 200 kVA. Sistem diagram satu garis untuk instalasi
pemasangan transformator distribusi diatas tiang dapat dilihat pada gambar 1
Cara ini cocok untuk semua ukuran transformator. Permukaan lantai harus lebih tinggi
dari seklilingnya guna mengatasi banjir. Sebaiknya dibuat pondasi dari beton. Jika sejumlah
transformator ditempatkan berdekatan, harus dibuat dinding pemisah yang tahan api untuk
mengurangi kerusakan yang timbul jika terjadi kecelakaan atas salah satu transformator
tersebut.
Disekeliling transformator yang dipasang dilantai harus direncanakan adanya aliran
udara bebas pada senua transformator. Jika mungkin, transformator yang dipasang diluar
harus dilinungi terhadap sinar matahari secara langsung . Hal ini akan meningkatkan umur cat
dan juga memperpanjang umur transformator. Untuk menjaga agar tidak terjadi gerakan jika
ada badai roda-roda transformator harus diganjal sesudah dipasang ditempat yang tetap.
2. Pemasangan Dalam
Bangunan untuk rumah transformator harus cukup luas agar dapat bebas masuk dari
setiap sisi dan cukup tinggi agar dapat membuka transformator tersebut.
Jarak minimum berikut ini dari sisi dinding dianggap cukup memuaskan.Pada Tabel
Jarak antara Transformator dengan dinding arah jarak minimum dari sisi dinding (m)

Jarak Minimum dari sisi dinding


(m)
Dinding pada satu sisi saja 1,25
Dinding pada dua sisi 0,75
Dinding pada tiga sisi 1,00
Dinding pada empat sisi (Dalam ruang 1,25
tertutup)

Jalan dan pintu cukup lebar sehingga transformator yang paling besar dapat dengan
mudah dipindahkan untuk perbaikan dan lain-lain. Transformator yang terpasang
didalam ruangan harus dilengkapi dengan ventilasi yang baik, karena hal ini sangat
vital.
Aliran bebas pada semua sisi transformator dan didalam gedung harus terjamin.
Lubang ventilasi masukan harus ditempatkan sedekat mungkin dari lantai,
sedangkan lubang ventilasi keluaran udara setinggi mungkin agar udara panas dapat
keluar.
Menurut aturan ibu jari, luas ventilasi untuk pembuang paling sedikit totalnya per
meter persegi dan satu meter persegi untuk ventilasi pemasukan udara, bagi setiap
transformator 1000 kVA. Bila hal ini tidak mungkin, harus digunakan kipas angin
untuk memaksa aliran udara dalam ruangan bersirkulasi. Lubang ventilasi masuk
dan keluar udara harus dilindungi terhadap percikan air hujan, burung dan lain-lain
(ditutup dengan kawat kasa). Transformator jenis “dry resin enncapsulated” lebih
cocok digunakan untuk daerah pemukiman. Dan transformator minyak tidak boleh
diletakkan ditempat yang lembab. Sistem diagram satu garis untuk instalasi
pemasangan transformator distribusi dibawah/diatas tanah.

VIII. CARA PEMASANGAN TRAFO PADA AMPLIFIER


Banyak jenis sumber daya listrik contohnya Baterai arus listrik PLN tenaga surya dan
lain lain, setiap sumber daya memiliki tegangan sendiri 3v, 6v, 12v, sampai tak terhingga
tergantung pembuatan. Di setiap output sumber daya kita harus mengaturnya agar pas
agar komponen bekerja dengan baik misalnya senter baterai 12 v namun hanya
membutuhkan 3v untuk menyalakannya.

Begitu juga Amplifier membutuhkan catu daya dengan power supply simetris sebelum
kita mulai. Cara Memasang Trafo pada Amplifier sebelum kita mulai ke sana lebih baik
kita mengenal komponen serta fungsi dan jenisnya.

 trafo yang digunakan untuk amplifier yakni jenis trafo step down
 kebanyakan amplifier sekarang menggunakan catu daya antara 15V sampai 35VDC
dengan ukuran trafo 5A atau lebih besar dan menggunakan catu daya simetris
 untuk trafo 3A keatas terdapat 2 buah gulungan sekunder, untuk gulungan sekunder
kedua biasanya mempunyai terminal 0V, 6V, dan 12V
 perhatikan juga pin yang terdapat pada trafo anda agar memudahkan saat
menggabungkan dengan sumber daya seperti PLN yang dasarnya 220V AC
 fungsinya sendiri untuk menurunkan tegangan sesuai yang kita inginkan dari 220v
AC PLN tadi
 pada setiap trafo memiliki 2 gulungan yakni gulungan primer yang berfungsi
mengalirkan tegangan

dari PLN tadi sedangkan gulungan sekunder gulungan yang kita butuhkan untuk output
yang kecil, biasanya tertulis di bawah pin mulai dari 0V 3V 6V dan 12V Kiranya sudah
cukup jelas keterangan di atas mari kita langsung mecoba merangkai Trafo
pada Amplifier, utamakan safety first simak di bawah ini :

1. Setelah mengetahui fungsi tiap terminal maka selanjutnya yang perlu diperhatikan
adalah tegangan PLN (biasanya tegangan listrik sekarang adalah 220V)
2. jika anda bermaksud untuk melakukan pengecekan untuk tegangan listrik di rumah
anda, anda dapat menggunakan volt meter/multimeter
3. Jika tegangan 220V maka tinggal menyambungkan kabel listrik PLN ke terminal 0
dan 220V dan jika 110V maka tinggal menyambungkan terminal 0V dan 110V
4. Jika anda telah melakukan langkah diatas maka langkah selanjutnya adalah
menyambungkan pin terminal output sesuai dengan tegangan yang dibutuhkan oleh
amplifier
5. jika amplifier memerlukan tegangan 25V maka tinggal menyambungkan ke terminal
25V, jika 32V maka tinggal menyambungkan ke terminal 32V
6. Jika trafo yang digunakan menggunakankan jenis CT (center tap) maka pin CT harus
dihubungkan ke ground amplifier
7. Sedangkan pin terminal sekunder lainnya dihubungkan ke rangkaian dioda atau
kiprok
DAFTAR PUSTAKA
https://rumus.co.id/transformator/

http://pendidikan.abi-blog.com/2015/11/27/konstruksi-transformator-tiga-fasa/

https://direktorilistrik.blogspot.com/2012/10/tips-memasang-current-transformer.html

http://www.hoo-tronik.com/2018/01/cara-memasang-trafo-pada-amplifier.html

https://www.scribd.com/doc/201422928/PEMASANGAN-TRAFO-DISTRIBUSI

Anda mungkin juga menyukai