Gambar 1.1.1 Motor cooling fan G.T 1.2 Unit Pembangkitan Muara Tawar
Cooling fan pada G.T 1.2 Unit Pembangkitan Muara Tawar terdiri dari tiga grup.
Setiap grup terdiri dari tiga fan, total fan yang digunakan ada Sembilan fan dan setiap fan
menggunakan satu motor listrik sebagai penggeraknya. Motor Listrik yang digunakan adalah
motor induksi tiga fasa. Motor tersebut beroperasi terus menerus dan hanya berhenti jika
terjadi kerusakan ataupun pada saat unit pembangkitan sedang melaksanakaan overhaul.
Cooling fan pada G.T 1.2 Unit Pembangkitan Muara Tawar terdapat pada cooling
tower yang terletak di sebelah utara pembangkit. Pemeliharaan cooling fan G.T 1.2
dilakukan berdasarkan Work Order pada overhaul Tipe C Unit Pembangkitan Muara Tawar.
Overhaul tipe C adalah inspeksi mayor yang dilakukan pada Unit Pembangkitan Muara
Tawar. Selain tipe C, terdapat overhaul tipe A dan tipe B yang dilakukan pada pembangkit.
Ruang lingkup pembahasan pada telaah staf ini adalah:
Pada proses disassembly motor dilakukan pula pengecekan overboss pada breket
motor pada sisi drive end (DE) dan non drive end (NDE). Overboss adalah keadaan
overclearence antara outer bearing dengan rumah bearing di breket. Standar overclearence
pada bearing skf adalah 0.025 mm. Jika terjadi overclearence pada breket, dilakukan rebabit
pada rumah bearing supaya clearance menjadi nol kembali.
Proses lain yang dilakukan pada saat motor sedang dalam keadaan disassembly
adalah revarnish winding stator dan belitan rotor. Hal ini dilakukan untuk menambah serta
memperbaiki lapisan isolasi pada stator motor dan rotor motor. Revarnis dilakukan dengan
cara di-spray pada bagian yang akan ditambahkan isolasinya. Bahan yang digunakan adalah
Corium Z202R High Dielectric Red Insulating Varnish.
Motor cooling fan menggerakkan kipas/ blade untuk mensirkulasikan udara
pendinginan. Pada pemeliharaan motor cooling fan dilakukan pula penetrant test pada blade
motor cooling fan. Penetrant test dilakukan untuk mengetahui adanya retakan/ crack pada
suatu permukaan benda. Penetrant test diaplikasikan pada permukaan blade cooling fan
serta sambungan sambungan pondasi motor cooling fan. Jika terdapat crack pada suatu
permukaan, secepatnya kita melapor pada pihak terkait supaya dilakukan tindak lanjut. Hal
ini dilakukan untuk menghindari potensi kerusakan pada alat. Penetrant test dilakukan dalam
4 tahap:
1. Pembersihan permukaan benda yang akan diuji
2. Penyemprotan cairan penetran pada permukaan benda uji
3. Pembersihan cairan penetran pada benda uji
4. Aplikasi developer pada permukaan benda uji
Setelah semua dilakukan barulah dapat terlihat bagian mana yang terdapat crack pada
benda uji tersebut.
Cooler
Fan
Grup
Number
R (A)
S (A)
T (A)
Fan 1
37.3
36.3
36.6
Fan 2
37.5
38.8
36.1
Fan 3
35.5
36.1
34.8
Fan 1
34.9
35.9
37.7
Fan 2
35.4
34.6
35.5
Fan 3
35.5
36.1
34.8
Fan 1
37.6
36.1
36.7
Fan 2
35.2
34.8
35.7
Fan 3
37.5
35.5
35.9
Cooler
1
Cooler
2
Cooler
3
Setelah dilakukan proses disassembly dan reassembly pada motor cooling fan dilakukan
pengukuran arus pada saat motor tidak berbeban (no load).
Cooler
Fan
Grup
Number
Cooler
1
Cooler
2
Cooler
3
R (A)
S (A)
T (A)
Fan 1
162
24.49
25.1
25.36
Fan 2
171
25.31
25.3
25.3
Fan 3
176
24.64
24.79
23.9
Fan 1
178
30.32
29.79
30.71
Fan 2
164
26.61
25.8
26.47
Fan 3
178
29.15
29.79
30.71
Fan 1
165
25.11
24.49
25
Fan 2
170
25.85
24.52
24.31
Fan 3
165
24.55
23.52
24.21
Pengukuran arus selanjutnya dilakukan pada saat berbeban (load). Beban pada motor
cooling fan adalah kipas/ blade. Proses pemasangan kipas sangat mempengaruhi arus yang
mengalir pada motor. Arus yang mengalir diatur pada batasan 34 A - 35 A. Pengaturan arus
berdasarkan posisi kemiringan kipas.
Tabel 1.2.3 Data arus motor cooling fan berbeban (load)
Cooler
Fan
Grup
Number
Cooler
1
Cooler
2
Cooler
3
R (A)
S (A)
T (A)
Fan 1
173
34.8
34.2
34.4
Fan 2
181
35.7
35.4
35.1
Fan 3
188
34.3
35.3
34.3
Fan 1
190
35.7
35.6
35.9
Fan 2
171
34.7
33.7
33.9
Fan 3
178
33.7
34.1
33.9
Fan 1
178
35.7
35.6
35.9
Fan 2
172
34.7
34.1
33.9
Fan 3
174
33.7
34.1
33.9
Pada motor cooling terdapat beberapa motor yang mengalami overboss. Jika
ditemukan keadaan seperti ini, dilakukan reboshing pada breket yang dinyatakan overboss.
Reboshing adalah penambahan daging pada bagian rumah bearing yang menempel dengan
outer bearing. Reboshing dilakukan sampai clearance antara outer bearing dengan rumah
bearing menjadi nol kembali. Bearing yang digunakan pada motor cooling fan G.T 1.2 adalah
SKF 6314 ZZ.
Gambar 1.2.1 Proses revarnish dan stator motor yang sudah di revarnish
Pengujian vibrasi pada motor cooling fan dilakukan untuk mengukur besarnya vibrasi
yang ditimbulkan motor pada saat motor bekerja. Pengujian ini dilakukan sebelum dan
sesudah pemeliharaan serta pada keadaan load dan no load. Standar vibrasi yang
digunakan pada motor adalah ISO 10816.
Tabel 1.2.4 Data pengujian vibrasi motor cooling fan sesudah overhaul
Pada motor cooling fan juga dilakukan penetrant test. Penetrant test dilakukan pada
kipas dan juga sambungan sambungan welding penyangga dudukan motor. Penetrant test
dilakukan untuk mengetahui jika ada bagian yang retak/ crack pada suatu permukaan benda.
Jika ditemukan bagian yang retak secepatnya kita harus melapor pada pihak terkait. Pihak
terkait adalah bagian QC supaya dilakukan tindak lanjut. Hal yang dilakukan adalah pada
penetrant test adalah
1. Pembersihan permukaan benda yang akan diuji
2. Penyemprotan cairan penetran pada permukaan benda uji
3. Pembersihan cairan penetran pada benda uji
4. Aplikasi developer pada permukaan benda uji
Dari hasil penetrant test yang dilakukan pada blade motor cooling fan tidak ditemukan
adanya crack pada blade motor cooling fan.
untuk
memperlancar
aliran
udara
pada
proses
pendinginan.
Proses
pembersihan ini bertujuan untuk membersihkan bilah-bilah radiator agar bersih dari kotoran
yang menghambat pada bilah-bilah tersebut. Kotoran yang menyumbat pada bilah radiator
dapat menghambat sirkulasi udara yang akan digunakan untuk pendinginan water cooling
system. Pembersihan dilakukan dengan cara menyemprotkan air dengan udara bertekanan
ditembakkan ke bagian bilah bilah heat exchanger.
Pemeliharaan motor cooling fan bertujuan untuk menjaga keandalan motor pada saat
beroperasi. Keandalan motor diperlukan untuk menjaga kualitas pendinginan air yang
digunakan untuk mendinginkan udara generator dan lube oil generator.
Kesimpulan dari pemeliharaan motor cooling fan adalah sebagai berikut Setelah
dilakukan pemeliharaan pada motor cooling fan dapat dikatakan bahwa motor cooling fan
dalam keadaan andal dan layak operasi. Hal ini ditunjukkan dari hasil dari pengujian dan
pengukuran yang dilakukan pada saat pemeliharaan.
Adapun saran yang yang dapat digunakan untuk mengoptimalkan pemeliharaan
motor cooling fan adalah:
1. Perlu dilakukan monitoring berkala untuk mengetahui nilai arus yang mengalir pada
fasa motor cooling fan.
2. Perlu dilakukan pembersihan bilah-bilah radiator secara berkala guna menghindari
kotoran yang menempel pada bilah menjadi mengeras dan sulit untuk dibersihkan.