Anda di halaman 1dari 12

JURNAL PENYEMBUHAN DAN PERAWATAN LUKA

Rinni Novella Simatupang


S1 Keperawatan

STIKes NAULI HUSADA SIBOLGA

ABSTRAK

Luka merupakan suatu bentuk kerusakan jaringan pada kulit yang disebabkan oleh
kontak fisika (dengan sumber panas), hasil dari tindakan medis, maupun perubahan
kondisi fisiologis. Ketika terjadi luka, tubuh secara alami melakukan proses
penyembuhan luka melalui kegiatan bioseluler dan biokimia yang terjadi secara
berkesinambungan. Manajemen luka adalah bagian penting dalam manajemen luka
pasien di Rumah Sakit. Dalam praktiknya manajemen luka sering diabaikan dengan
kurang menerapkan pengetahuan yang terus berkembang saat ini. Penatalaksanaan luka
terbaru adalah prinsip lembab, yaitu mengkondisikan luka tertutup dan disertai aplikasi
perban dengan menggunakan obat yang dapat mempercepat penyembuhan luka.
Kata kunci: implementasi, perawatan luka modern
luka berat, langkah yang diambilpun
PENDAHULUAN hampir sama. Banyak yang tidak
Penanganan luka tidak bisa
dianggap remeh, namun hingga kini
penanganan luka masih dilakukan memikirkan apakah luka tersebut perlu
dengan cara lama. Biasanya penanganan dibalut atau tidak Cara lain yang telah
luka atau disebut sebagai manajemen dikembangkan untuk membantu
luka, khususnya luka ringan adalah penyembuhan luka, seperti dengan
dengan cara membersihkan luka dan menjahit luka, menggunakan antiseptic
mengoleskan obat luka yang dikenal dosis tinggi, dan juga pembalutan
dengan obat merah. Sementara pada dengan menggunakan bahan yang
menyerap. Namun, ketika diteliti lebih
lanjut, ternyata cara penyembuhan The 2nd University Research
seperti ini sama sekali tidak membantu Coloquium 2015 ISSN 2407-9189 600
bahkan berisiko memperburuk luka. Namun sekarang, perkembangan
menggunakan antiseptic pada luka perawatan luka atau disebut dengan
dengan tujuan menjaga luka tersebut wound care berkembang sangat pesat di
agar menjadi ‘steril’. Bahkan antiseptic dunia kesehatan. Manajenen luka yang
seperti hydrogen peroxide, povidone berkembang saat ini adalah perawatan
iodine, acetic acid, dan chlorohexadine luka dengan menggunakan prinsip
selalu digunakan untuk menangani luka. moisture balance, dimana disebutkan
Masalah utama yang timbul adalah dalam beberapa literatur lebih efektif
antiseptic tersebut tidak hanya untuk penyembuhan luka jika
membunuh kuman-kuman yang ada, dibandingkan dengan metode
tapi juga membunuh leukosit yaitu sel penyembuhan luka konvensional.
darah yang dapat membunuh bakteri Perawatan luka dengan menggunakan
pathogen dan jaringan fibroblast yang prinsip moisture balance ini dikenal
membentuk jaringan kulit baru. Hal ini sebagai metode modern dressing dan
dapat menyebabkan gangguan pada memakai alat ganti balut yang lebih
proses penyembuhan luka. Perawatan modern. Manajemen tersebut memang
luka tergantung dari derajat luka belum banyak dikenal dan dipahami
tersebut, semakin dalam lapisan kulit oleh perawat Indonesia. Dari hasil
yang terkena, maka akan memakan penelitian yang dilakukan Rohmayanti
waktu yang lebih lama. Apalagi jika (2012) di Rumah Sakit wilayah Eks
pasien memiliki riwayat penyakit yang Karesidenan Kedu, sebanyak 100% dari
memperlama penyembuhan luka seperti total sampel yang dilakukan penelitian
diabetes melitus. Luka pada penderita menunjukkan bahwa semua Rumah
diabetes melitus, jika tidak ditangani Sakit belum menggunakan aplikasi
dengan benar akan menyebabkan balutan modern. Dari salah satu Rumah
gangren dan bahkan dapat berakibat Sakit yang menjadi lokasi penelitian
diamputasi. Namun, tindakan amputasi adalah RS Harapan Magelang yang
dapat dicegah jika dirawat dengan cara merupakan rumah sakit swasta di Kota
yang seksama dan metode yang benar Magelang. Selain melayani pasien
dan dilakukan oleh perawat yang ahli. umum, rumah sakit ini juga melayani
pasien dengan jaminan kesehatan masalah keuangan, karena terapi topikal
misalnya Jamsostek dan asuransi swasta yang dipakai tidak terdapat dalam daftar
lainnya. Dimana ditempat inipun juga ASKES, kecuali jika pasien atau
belum dipergunakan aplikasi balutan keluarga memintanya. Sedangkan di
modern secara penuh, penggunaan ruang perawatan kelas 1, utama, klinik
balutan baru sebatas pemakaian pada rawat jalan khusus luka dan VIP telah
obat atau topikal terapi yang digunakan menggunakan aplikasi obat topikal
untuk merawat luka saja, yang untuk perawatan luka modern (semi
diperuntukkan bagi pasien di ruang modern). Dengan data-data diatas maka
rawat jalan (klinik) khusus luka. Dan perlu kiranya dilakukan penyebaran
dari pengamatan ulang, pasien yang ilmu pengetahuan dan teknologi dengan
memerlukan perawatan luka terdapat di cara memberikan implementasi
beberapa ruang perawatan yaitu: ruang perawatan luka modern agar dapat
Cendana (ruang perawatan kelas 2 dan digunakan untuk meningkatkan
3), ruang Edelweis (VIP dan ruang kesembuhan luka secara efektif dan
perawatan kelas1 ) dan terkadang di efisien.
ruang intensif. Dari ruangan tersebut, KAJIAN LITERATUR DAN
terdapat sejumlah pasien dengan luka PENGEMBANGAN HIPOTESIS
post op, pasien dengan luka bakar, A. Pengertian Luka
pasien dengan luka ulkus diabetikum Luka merupakan suatu
dan pasien dengan luka karena trauma kerusakan yang abnormal pada kulit
misalnya kecelakaan serta luka lain. yang menghasilkan kematian dan
Lama perawatan yang bervariasi kerusakan sel-sel kulit (Carville K,
tergantung kondisi luka. Kondisi luka 2007). Luka juga dapat diartikan
pasien pada umumnya sudah sebagai interupsi kontinuitas jaringan,
menunjukkan perbaikan ketika biasanya akibat dari suatu trauma atau
diputuskan untuk pulang sehingga cedera (Wound Care Solutions
setelahnya diwajibkan kontrol kondisi Telemedicine, 2010). Luka dapat
luka pasien. Perawatan luka di Rumah diklasifikasikan secara umum, yaitu;
Sakit tersebut menggunakan perawatan luka akut dan luka kronis (Carville K,
luka konvensional untuk pasien di ruang 2007).
perawatan kelas 2 dan 3 dengan alasan B. Tipe Penyembuhan Luka
Menurut Carville K (2007), luka Proses penyembuhan luka
dapat diklasifikasikan berdasarkan dari merupakan proses yang dinamis
proses penyembuhan lukanya. Tipe (Hutchinson J, 2010). Proses ini tidak
penyembuhan luka dapat dibedakan hanya terbatas pada proses regenerasi
menjadi tiga, yaitu: yang bersifat lokal, tetapi juga sangat
1. Penyembuhan primer yitu dipengaruhi oleh faktor endegon seperti;
penyembuhan luka dengan alat bantu umur, nutrisi, imunologi, pemakaian
seperti jaritan, klip atau tape, misalnya; obat-obatan, kondisi metabolik . Fase-
luka operasi, laserasi dan lainnya. fase penyembuhan luka dapat dibagi
2. Penyembuhan sekunder yaitu menjadi tiga fase (Hutchinson J, 2010),
penyembuhan luka pada tepi kulit yang yaitu;
tidak dapat menyatu dengan cara 1. Fase inflamasi, yaitu fase yang terjadi
pengisian jaringan granulasi dan ketika awal terjadinya luka atau cedera
kontraksi. Misalnya pada leg ulcers, (0-3 hari).
multiple trauma, ulkus diabetik, dan 2. Fase rekontruksi yaitu fase ini akan
lainnya dimulai dari hari ke-2 sampai 24 hari (6
3. Penyembuhan primer yang minggu). Fase ini dibagi menjadi fase
terlambat/ tersier, yaitu ketika luka destruktif dan fase proliferasi atau
terinfeksi atau terdapat benda asing dan fibroblastik fase.
memerlukan perawatan luka/ 3. Fase maturasi, merupakan fase
pembersihan luka secara intensif maka remodeling, dimana fungsi utamanya
luka tersebut termasuk penyembuhan adalah meningkatkan kekuatan
primer yang terlambat. Penyembuhan regangan pada luka. Ini bertepatan
luka tersier diprioritaskan The 2nd dengan penurunan dalam vaskularisasi
University Research Coloquium 2015 dan ukuran skar. Fase ini biasanya
ISSN 2407-9189 601 menutup dalam 3- membutuhkan waktu antara 24 hari
5 hari berikutnya. Misalnya luka sampai 1 tahun.
terinfeksi, luka infeksi pada abdomen D. Manajemen Penyembuhan Luka
dibiarkan terbuka untuk mengeluarkan Manajemen luka sebelumnya
drainase sebelum ditutup kembali, dan tidak mengenal adanya lingkungan luka
lainnya. yang lembab. Manajemen perawatan
C. Proses Penyembuhan Luka luka yang lama atau disebut metode
konvensional hanya membersihkan luka primer dan penyembuhan sekunder
dengan normal salin atau ditambahkan Manajemen luka yang lama diganti
dengan iodin povidine, kemudian di dengan manajemen luka terbaru yang
tutup dengan kasa kering. Tujuan memiliki tujuan salah satunya yaitu
manajemen luka ini adalah untuk menciptakan lingkungan luka yang
melindungi luka dari infeksi (Carville, lembab untuk mempercepat proses
2010). Ketika akan merawat luka di hari penyembuhan luka (moist wound
berikutnya, kasa tersebut menempel healing). Perkembangan moist wound
pada luka dan menyebabkan rasa sakit healing diawali pada tahun 1962 oleh
pada klien, disamping itu juga sel-sel Winter, yang melakukan penelitian
yang baru tumbuh pada luka juga rusak. eksperimen menggunakan luka
Menurut Carville K (2007) manajemen superfisial pada babi (Rainey J, 2002).
luka yang dilakukan tidak hanya Setengah dari luka ini dilakukan teknik
melakukan aplikasi sebuah balutan atau perawatan luka kering dan sebagian
dressing tetapi bagaimana melakukan ditutupi polythene sehingga lingkungan
perawatan total pada klien dengan luka. luka lembab. Hasilnya menunjukkan
Manajemen luka ditentukan dari bahwa perawatan luka dengan
pengkajian klien, luka klien dan polythene terjadi epitelisasi dua kali
lingkungannya serta bagaimana lebih cepat dari pada perawatan luka
kolaborasi klien dengan tim kesehatan. kering. Hal tersebut menunjukkan
Tujuan dari manajemen luka, yaitu: bahwa lingkungan luka yang kering
Mencapai hemostasis, mendukung menghalangi sel epitel yang migrasi di
pengendalian infeksi, membersihkan permukaan luka, sedangkan dengan
(debride) devaskularisasi atau material lingkungan lembab sel-sel epitel lebih
infeksi, membuang benda asing, cepat migrasinya untuk membentuk
mempersiapkan dasar luka untuk graft proses epitelisasi (Carville K, 2007).
atau konstruksi flap, mempertahankan Moist wound healing merupakan suatu
sinus terbuka untuk memfasilitasi metode yang mempertahankan
drainase, mempertahankan lingkungan luka tetap lembab untuk
keseimbangan kelembaban, melindungi memfasilitasi proses penyembuhan luka
kulit sekitar luka, mendorong (Carville K, 2007). Lingkungan luka
kesembuhan luka dengan penyembuhan yang lembab dapat diciptakan dengan
occlusive dressing/ semiocclusive berperan pada angiogenesis dan
dressing. Dengan perawatan The 2nd pembentukan stratum korneum. Platelet
University Research Coloquium 2015 Derived Growth Factor (PDGF) dan
ISSN 2407-9189 602 luka tertutup Transforming Growth Factor- beta
(occlusive dressing) maka keadaan yang (TGF-beta) yang dibentuk oleh platelet
lembab dapat tercapai dan hal tersebut berfungsi pada proliferasi fibroblast
telah diterima secara universal sebagai 5. Percepatan pembentukan sel aktif;
standar baku untuk berbagai tipe luka. Invasi netrofil yang diikuti oleh
Alasan yang rasional teori perawatan makrofag, monosit, dan limfosit ke
luka dengan lingkungan luka yang daerah luka berfungsi lebih dini.
lembab adalah: Keuntungan lainnya menggunakan
1. Fibrinolisis; Fibrin yang terbentuk moist wound healing juga akan
pada luka kronis dapat dengan cepat mengurangi biaya perawatan pada klien
dihilangkan (fibrinolitik) oleh netrofil dan mengefektifkan jam perawatan
dan sel endotel dalam suasana lembab. perawat di rumah sakit (Rainey J,
2. Angiogenesis; Keadaan hipoksi pada 2002). Untuk menciptakan kelembaban
perawatan tertutup akan lebih lingkungan luka maka diperlukan
merangsang lebih cepat angiogenesis pemilihan balutan luka atau dressing
dan mutu pembuluh kapiler. yang tepat. Dressing yang ideal
Angiogenesis akan bertambah dengan digunakan untuk menciptakan
terbentuknya heparin dan tumor lingkungan lembab, yaitu occlusive
nekrosis faktor – alpha (TNF-alpha) dressing/ semi-occlusive dressing .
3. Kejadian infeksi lebih rendah Penelitian yang dilakukan oleh Kim et
dibandingkan dengan perawatan kering al pada tahun 1996, menunjukkan
(2,6% vs 7,1%) bahwa balutan hidrokoloid dengan
4. Pembentukan growth factors yang occlusive dressing lebih efektif,
berperan pada proses penyembuhan efisiensi waktu dan cost efektif daripada
dipercepat pada suasana lembab. kasa basah dan kering. Tujuan
Epidermal Growth Factor (EGF), manajemen luka selain
Fibroblast Growth Factor (FGF) dan mempertahankan keseimbangan
Interleukin 1/Inter-1 adalah substansi kelembaban (moist wound healing)
yang dikeluarkan oleh magrofag yang dengan occlusive dressing adalah
mempersiapkan dasar luka sebelum 2. Sesi II: materi pengkajian pada luka
dilakukan pemasangan graft atau flap serta nutrisi dalam proses penyembuhan
konstruksi. Menurut Scnultz et al luka oleh Rohmayanti, The 2nd
(2003), mempersiapkan dasar luka atau University Research Coloquium 2015
disebut wound bed preparation adalah ISSN 2407-9189 603 S.Kep.,Ns dan
manajemen luka untuk mempercepat dilanjutkan tanya jawab peserta.
penyembuhan endogenous atau untuk 3. Sesi III: materi prinsip perawatan
memfasilitasi keefektifan pengukuran luka terkini dan permasalahan pada
terapeutik lainnya (Carville K, 2007). perawatan luka, dilanjutkan tanya
Sedangkan Falanga (2004) menyatakan jawab.
bahwa manajemen luka dengan wound 4. Sesi IV: workshop perawatan luka
bed preparation memiliki tahapan- terkini, dimana peserta dibagi dalam 4
tahapan yang disingkat dengan TIME, kelompok besar, kemudian diberikan
yaitu; tissue management (manajemen kasus pemicu berupa tayangan slide
jaringan), infection or inflammation gambar luka dalam berbagai kondisi
control (pengendalian infeksi), moisture yang memerlukan perawatan dengan
balance (keseimbangan kelembaban), cara yang berbeda. Peserta diminta
dan edge of wound (pinggiran luka) berdiskusi tentang cara pengkajian yang
(Carville K, 2007). Pelaksanaan wound harus dilakukan pada tiap kasus tersebut
bed preparation dengan TIME. dan bagaimana cara perawatan luka
METODE PENELITIAN yang benar menggunakan prinsip-
Metode yang digunakan dalam prinsip perawatan luka terkini yang
pengabdian ini adalah deskriptif. Untuk telah disampaikan sebelumnya.
evaluasinya menggunakan pre test dan 5. Sesi V : peserta mempresentasikan
post test. Pengabdian pada pelatihan perawatan luka yang dilakukan sesuai
perawatan luka terkini ini dikemas dengan hasil diskusi pada kelompok
dalam bentuk seminar dan workshop. masing-masing, kelompok lain
Pada kegiatan ini dibagi dalam 5 sesi mengkritisi hasil presentasi tersebut.
sebagai berikut: Setelah itu masing-masing narasumber
1. Sesi I : materi anatomi dan fisiologi memberikan feedback terhadap hasil
kulit/integument oleh dr Susilowati, diskusi kelompok. Setelah kegiatan ini
Sp.KK dilanjutkan dengan tanya jawab. berakhir, peserta sesuai dengan
kelompoknya masing-masing harus perawat tentang perawatan luka terkini
mencari pasien untuk dilakukan home dan prinsipprinsipnya didapatkan hanya
care atau perawatan luka di rumah 5 peserta saja yang mampu menjawab
dengan waktu sekitar 1 bulan. Semua dengan kategori baik. Hasil analisa
kegiatan perawatan luka yang dilakukan univariat mrnunjukkan bahwa rata-rata
harus didokumentasikan sebagai bentuk tingkat pendidikan mereka yaitu SPK
legal aspek perawatan, sehingga dan D3 Keperawatan dengan masa kerja
penerapannya bisa dilihat apakah sudah bervariasi, rata-rata lebih dari 5 tahun
sesuai dengan prinsip perawatan luka dan 5 peserta tersebut tingkat
terkini atau belum. Selama perawatan, pendidikannya adalah SPK dan dan DIII
para peserta boleh melakukan konsultasi keperawatan tetapi salah satunya telah
cara perawatan yang seharusnya dengan mengikuti pelatihan perawatan luka
narasumber (terutama keperawatan) selama 2 hari di Yogjakarta dan 4 orang
melalui email ataupun datang langsung lainnya adalah tim perawatan luka di RS
dengan pasiennya ke klinik sembuh Harapan yang telah mendapatkan
lukaku Fikes UMM. Hasil perawatan pengetahuan dari perawat yang telah
luka ini kemudian dipresentasikan mengikuti perawatan luka tersebut.
dalam bentuk seminar kecil oleh Sebagian besar pengetahuan mereka
masingmasing kelompok dan kemudian sedang dan rendah, dimana mereka
didiskusikan kembali kekurangan dan belum pernah mendapatkan
kelebihan serta permasalahan luka yang pengetahuan tentang perawatan luka
terjadi dalam perawatan oleh kelompok terkini. Dari proses kegiatan seminar
selama 1 bulan tersebut. Dan dan workshop perawatan luka terkini ini
selanjutnya akan diberikan feedback dapat diketahui bahwa dengan adanya
dari narasumber terhadap seluruh pelatihan ini dapat meningkatkan
kegaiatan yang dilakukan untuk menilai pengetahuan perawat tentang perawatan
keefektifitasan perawatan luka yang luka terkini. Hal ini dapat diketahui dari
dilakukan dengan prinsip modern hasil peningkatan pengetahuan perawat
wound care. sebelum dan sesudah pelatihan
HASIL DAN PEMBAHASAN perawatan luka terkini. Peningkatan
Pada pelaksanaan pre test untuk pengetahuan perawat dari tingkat
mengetahui tingkat pengetahuan pengetahuan tinggi naik sebesar 40%,
tingkat sedang naik 20 % dan tingkat pengetahuan pada tingkatan aplikasi
rendah turun 40%. Seperti yang menjadikan perawat memiliki
disampaikan oleh Notoatmodjo (1997), kemampuan untuk melaksanakan
pengetahuan merupakan domain yang prosedur tetap isap lendir/suction pada
sangat penting untuk terbentuknya situasi atau kondisi sebenarnya.
tindakan seseorang. Pengetahuan Sedangkan kemampuan peserta dalam
diperlukan sebagai dorongan pikir aplikasi/praktek perawatan luka terkini
dalam menumbuhkan kepercayaan diri juga sangat baik, terlihat dari hasil dan
maupun dorongan sikap dan perilaku, dokumentasi pengelolaan pasien
sehingga dapat dikatakan bahwa perawatan luka yang dalam waktu 1
pengetahuan merupakan stimuli bulan mampu merawat luka pasien
terhadap The 2nd University Research dengan luka kronis, dimana hasil
Coloquium 2015 ISSN 2407-9189 604 pengelolaan/perawatan pada pasien
tindakan seseorang. Seseorang dapat menunjukkan perbaikan luka dengan
mengingat suatu materi yang telah progress yang amat baik. Hal ini dapat
dipelajari sebelumnya dan menjelaskan dilihat dari dokumentasi asuhan
secara benar tentang objek yang keperawatan luka pada lampiran. Hasil
diketahui, dan dapat ini sejalan dengan hasil penelitian yang
menginterpretasikan materi tersebut dilakukan oleh Tandipadjung (2002)
secara benar. Pengetahuan yang telah yang mendapatkan kesimpulan bahwa
dimiliki tersebut menjadikan seseorang ada peningkatan pengetahuan,
memiliki kemampuan untuk perubahan sikap dan peningkatan
menggunakan materi yang telah ketrampilan tenaga keperawatan tentang
dipelajari pada situasi atau kondisi perawatan luka dalam upaya
sebenarnya. Kondisi ini juga sejalan pencegahan infeksi nosokomial luka
dengan hasil penelitian yang dilakukan operasi di Bagian Obstetri dan
oleh Kusriyati (2005) yang Ginekologi RSUP. Dr. Sardjito
menyimpulkan bahwa pengetahuan Yogyakarta jika dilakukan pelatihan
perawat yang baik akan diikuti oleh terkait hal tersebut. Data diatas dapat
meningkatnya keterampilan perawat menunjukkan bahwa pelatihan
dalam pemasangan infus di ruang rawat perawatan luka terkini ini bermanfaat
inap RSUD Cilacap. Domain kognitif karena dapat meningkatkan
pengetahuan dan ketrampilan perawatan ini karena birokrasi yang tidak
dalam perawatan luka terkini. Hal ini memungkinkan, dimana pelatihan hanya
menunjukkan adanya hubungan yang diikuti oleh perawat pelaksana saja
bermakna bahwa pemberian pelatihan bukan oleh manager sehingga hal ini
akan dapat meningkatkan pengetahuan tidak memberikan dampak pada
dan ketrampilan perawat dalam pengubahan keputusan di tingkat
perawatan luka terkini. Berdasarkan kebijakan. Pelatihan pada perawat
hasil pemantauan setelah dilakukan tentang perawatan luka terkini yang
pelatihan perawatan luka terkini pada dikemas dalam bentuk seminar dan
perawat RS Harapan didapatkan bahwa workshop di RS Harapan Magelang
satu bulan setelah pelatihan pihak RS terbukti efektif untuk meningkatkan
menyediakan ruangan khusus untuk pengetahuan perawat yang dibuktikan
klinik perawatan luka dengan prinsip dengan peningkatan pengetahuan
moist pada penyembuhan luka pasien. tentang perawatan luka terkini yaitu
Optimalisasi klinik perawatan luka tingkat pengetahuan tinggi naik sebesar
mutlak dilakukan kedepan dengan 40%, tingkat sedang naik 20% dan
dukungan dari semua pihak, senantiasa tingkat rendah turun 40%. Selain itu,
meningkatkan kemampuan sumberdaya pelatihan ini dilanjutkan dengan praktek
manusia terutama perawat dalam langsung ke pasien selama satu bulan
mengikuti perkembangan ilmu lebih. Dimana aplikasi perawatan luka
pengetahuan dan teknologi terkini serta terkini yang dipelajari di workshop
mendasarkan praktek keperawatan pada telah dipraktekkan secara langsung dan
adanya evidence base yaitu hasil-hasil dibuktikan dengan kemampuan peserta
penelitian tentang perawatan luka yang merawat pasien hingga menunjukkan
paling up date. Namun peserta lain perbaikan luka pasien. Hal ini The 2nd
belum mampu mengaplikasikan University Research Coloquium 2015
perawatan luka terkini ditempatnya, ISSN 2407-9189 605 menunjukkan
terutama peserta terbanyak kedua yaitu adanya hubungan yang bermakna
dari RS dr Soedjono Magelang. Mereka bahwa pemberian pelatihan dalam
masih menggunakan metode perawatan bentuk seminar dan workshop akan
luka konvensional pada bangsal umum dapat meningkatkan pengetahuan dan
dan semi modern pada bangsal VIP. Hal ketrampilan perawat.
KESIMPULAN merubah metode perawatan luka karena
Pelatihan pada perawat tentang birokrasi dan gaya kepemimpinan yang
perawatan luka terkini yang dikemas tidak memungkinkan untuk dilakukan
dalam bentuk seminar dan workshop perubahan dalam pelaksanaan
terbukti efektif untuk meningkatkan perawatan luka.
pengetahuan perawat yang dibuktikan SARAN
dengan peningkatan pengetahuan Sebaiknya dalam perawatan luka
tentang perawatan luka terkini yaitu dilakukan dengan cara yang benar
tingkat pengetahuan tinggi naik sebesar sesuai dengan prosedur. Peralatan yang
40%, tingkat sedang naik 20% dan steril dan kemampuan yang bisa
tingkat rendah turun 40%. Selain itu, dipertanggungjawabkan. Agar luka
pelatihan ini dilanjutkan dengan praktek tidak bertambah parah dan cepat
langsung ke pasien selama satu bulan disembuhkan. Untuk pemerintah daerah
lebih. Dimana aplikasi perawatan luka sebaiknya mengadakan sosialisasi
terkini yang dipelajari di workshop kepada masyarakat awam tentang
telah dipraktekkan secara langsung dan pentingnya merawat luka agar
dibuktikan dengan kemampuan peserta meminimalisasi terjadinya penularan
merawat pasien hingga menunjukkan penyakit yang disebabkan oleh luka
perbaikan luka pasien. Hal ini yang tidak dirawat dengan baik.
menunjukkan adanya hubungan yang DAFTAR PUSTAKA
bermakna bahwa pemberian pelatihan Agustina RD, 2003. Aplikasi Balutan
dalam bentuk seminar dan workshop Modern Vs Konvensional Wound Care.
akan dapat meningkatkan pengetahuan Jurnal Keperawatan UNPAD,
dan ketrampilan perawat. Pelatihan Volume.IV, tahun 2006. Becker D.
tersebut telah mampu untuk mengubah Wound Healing. [Online]. 2005 [Cited
metode perawatan luka dari 2010 April 20]. Availabel from; URL
konvensional ke modern terbukti dari http://www.anat.ucl.ac.uk/business/beck
adanya kebijakan RS Harapan dengan er1.sht mlCarville K. Wound Care:
menyediakan satu ruangan khusus manual. 5th ed. Osborne Park:Silver
sebagai klinik perawatan luka dengan Chain Foundation; 2007.p. 20-9
metode perawatan luka terkini. Namun Clinimed. Theory of Moist Wound
untuk Rumah Sakit lain belum mampu Healing. [Online]. 2010 [Cited 2010
April 20]. Availabel from; URL
http://www.clinimed.co.uk/woundcare/e
ducation/wound-essentials/theory-
ofmoist-wound-healing.aspxGitarja
WS. Perawatan luka diabetes: seri
perawatan luka terpadu. Bogor: Wocare
Indonesia; 2008. P. 18-3. Convatec.
Moist Wound Healing. [Online]. 2010
[Cited 2010 April 20]. Availabel from;
URL
http://www.convatec.com/en/cvtusmstw
ndheus/cvtportallev1/0/detail/0/1499/18
08/moist-woundhealing.html/ Gitarja
WS. Perawatan Luka Diabetes: seri
perawatan luka terpadu. Bogor: Wocare
Indonesia; 2008. P. 18-3. Kusriyati.
2006. Gambaran kemampuan perawat
menurut persepsi pasien dalam tindakan
pemasangan infuse diruang rawat inap
RSUD Cilacap tahun 2005. Karya Tulis
Ilmiah.
http://fourseasonnews.blogspot.com/20
12/06/pengertian-mencuci-tangan.html
http://adelinecalonperawat.blogspot.co
m/2009/03/sap-penyuluhan-cuci-
tangan.html
http://www.infeksi.com.Pusat Informasi
Penyakit Infeksi, Andy Baex, 6 Februari
2007

Anda mungkin juga menyukai