Anda di halaman 1dari 15

55

BAB IV

PENYAJIAN HASIL PENELITIAN

4.1. Penyajian Data

Sesuai dengan judul penelitian ini maka terlebih dahulu akan disajikan

data mengenai kecepatan lari, loncat tanpa awalan (daya ledak siklis), dan jauhnya

lompatan pada lompat jauh siswa putra kelas VIII SMP Negeri 1 Sukawati tahun

pelajaran 2016-2017, sebagai berikut:

Tabel 4.1 Deskripsi Data Hasil Pengukuran Kecepatan Lari, Loncatan Tanpa Awalan
(Daya Ledak Siklis), dan Jauhnya Lompatan Pada Lompat Jauh Siswa
Putra Kelas VIII SMP Negeri 1 Sukawati Tahun Pelajaran 2016-2017
Kecepatan Loncat Tanpa Jauhnya
No Tabel Lari (Detik) Awalan (Daya Lompatan
Ledak Siklis) (cm) (Meter)
1 Jumlah sampel 102 102 102
2 Jumlah 424.71 24496 405.86
3 Rata-Rata 4.163824 240.1569 3.97902
4 Median 4.175 235 4
5 Mode 4.34 230 4
6 Varian 0.069959 209.1435 0.12808
7 Standar Deviasi 0.264497 14.46179 0.357883
8 Nilai Max 4.83 280 4.7
9 Nilai Min 3.56 217 3.1

Dari tabel yang telah disajikan dapat dilihat hasil pengukuran kecepatan lari,

loncat tanpa awalan (daya ledak siklis), dan jauhnya lompatan pada lompat jauh

siswa putra kelas VIII SMP Negeri 1 Sukawati bervariasi. Dari 102 orang sampel

besaran kecepatan lari memiliki jumlah keseluruhan besaran kecepatan lari adalah

55
56

424,71 detik dengan rata-rata 4,16 detik, adapaun kecepatan tercepat adalah 3.56

detik dan yang paling lambat tercatat 4.83 detik dengan varian 0.07 detik. Besaran

loncat tanpa awalan (daya ledak siklis) setelah dilakukan pengukuran

mendapatkan jumlah keseluruhan 24496 cm dengan rata-rata 240.16 cm, dari 102

sampel terdapat loncat tanpa awalan paling jauh adalah 280 cm dan loncat tanpa

awalan (daya ledak siklis) paling dekat tercatat 217 cm dengan varian 209.14 cm.

sedangkan untuk pengukuran jauhnyya lompatan dalam lompat jauh, jumlah

keseluruhan lompatan adalah 405,86 m, dengan rata-rata lompatan 3,97 m.

Lompatan paling jauh dalam pengukuran ini adalah 4,70 m sedangkan lompatan

paling dekat adalah 3,10 m (untuk tabel hasil pengukuran masing-masing siswa

terlampir). Maka selanjutnya adalah melakukan penghitungan statistic.

4.2. Persiapan Penghitungan Statistik

Persiapan penghitungan analisis statistik, langkah pertama yang dilakukan

adalah melakukan uji normalitas dan uji linieritas terhadap data yang diperoleh,

ketika data yang diambil sudah berdistrbusi normal dan berhubungan linier yang

signifikan selanjutnya merumuskan hipotesis nol dan hipotesis alternatif ke dalam

bentuk statistik.

4.2.1. Uji Normalitas Data

Uji normalitas data dimaksudkan untuk memperlihatkan bahwa

sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Uji normalitas data

dilaksanakan menggunakan uji kolmograf-smirnov dengan program SPSS

16 pada tara signifikansi α 0,05, dan setelah dilaksanakan muncul hasil

perhitungan seperti pada tabel berikut.


57

Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas Data Kecepatan Lari, Loncatan Tanpa

Awalan (Daya Ledak Siklis), dan Jauhnya Lompatan Pada Lompat

Jauh Dengan SPSS 16

Kolmogorov-Smirnovα
Statistik Df Sig.
Kecepatan Lari 0,070 102 0,200
Loncat Tanpa Awalan
0,076 102 0,064
(Daya Ledak Siklis)
Jauhnya Lompat Jauh 0,078 102 0,051

Uji normalitas data dalam penelitian ini menggunakan SPSS16

pada tara signifikansi (α) 0,05. Untuk menentukan data tersebut

berdistribusi normal dapat dilihat dari kolom sig. yang ada pada

kolmogorof-Smirnov. Kriteria pengambilan keputusan yaitu apabila

bilangan signifikansi (sig.) pada tabel lebih kecil dari pada taraf

signifikansi α yang ditetapkan, maka bilangan statistik yang diperoleh

tidak signifikan, sehingga hipotesis nol nol diterima. Artinya data sampel

berasal dari populasi yang berdistribusi tidak normal. Sebaliknya apabila

bilangan signifikansi (sig.) pada tabel lebih besar dari pada α yang

ditetapkan, maka bilangan statistik yang diperoleh signifikan, sehingga

hipotesis nol ditolak. Artinya data sampel berasal dari populasi yang

berdistribusi normal. Dari tabel yang disajikan dapat dilihat pada kolom

(sig.) pada kolmogorov-smirnov dengan nilai (sig.) kecepatan lari 0,200 >

dari nilai (α) 0.05, nilai (sig.) loncat tanpa awalan (daya ledak siklis)

0,064> dari nilai (α) 0.05, dan nilai (sig,) jauhnya lompatan pada lompat

jauh 0,051 > dari (α) 0.05. Dari perbandingan tersebut dapat diambil
58

keputusan sebagai berikut yaitu data sampel tersebut berasal dari populasi

yang berdistribusi normal dan data tersebut dapat dilanjutkan dengan

perhitungan statistik.

4.2.2. Uji Linieritas Data

Uji linieritas data bertujuan untuk mengetahui apakah dua variabel

mempunyai hubungan yang linier secara signifikansi atau tidak. Data yang

baik seharusnya terdapat hubungan yang linier antara variabel dependen

(X) dan independen (Y). uji linieritas merupakan syarat sebelum

dilakukannya uji korelasi. Uji linieritas data dilaksanakan menggunakan

program SPSS16 pada taraf signifikansi α 0,05, dan setelah dilaksanakan

uji linieritas akan muncul hasil perhitungan seperti pada tabel berikut ini.

Tabel 4.3. Hasil Uji Linieritas Data Antara Kecepatan Lari dan Jauhnya
Lompatan Pada Lompat Jauh

Sum Of Mean
df F Sig.
Squares Square
Kecepatan Between (Combined) 9.443 29 .326 6.711 0.000
Lari Groups
terhadap
Linierity 3.985 1 3.985 82.129 0.000
Jauhnya
lompatan
Deviation from 5.458 288 .195 4.018 0.145
Linierity
Waiting Groups 3.493 722 .049
Total 12.936 101

Tabel 4.4. Hasil Uji Linieritas Data Antara Loncat Tanpa Awalan (Daya Ledak

Siklis) dan Jauhnya Lompatan Pada Lompat Jauh

Sum Of Mean
df F Sig.
Squares Square
Loncat Between (Combined) 8.162 26 .314 4.931 0.000
Tanpa Groups
59

Awalan Linierity 4.997 1 4.997 78.502 0.000


(Daya
Ledak Deviation from 3.165 25 .127 1.989 0.060
Siklis) Linierity
terhadap
Waiting Groups 4.774 75 .064
Jauhnya
Total 12.936 101
lompatan

Dasar pengambilan keputusan menggunakan SPSS16 dengan

melihat nilai signifikansi. Nilai signifikansi pada taraf signifikansi (α)

0,05. Kriteria pengambilan keputusan yaitu apabila bilangan signifikansi

(sig.) lebih besar atau sama dengan dari pada taraf signifikansi (α) yang

ditetapkan, maka bilangan statistik yang diperoleh terdapat hubungan

yyang linier secara signifikan. Sebaliknya apabila bilangan signifikansi

(sig.) lebih kecil daripada (α) yang ditetapkan, maka bilangan statistik

yang diperoleh tidak ada hubungan yang linier. Artinya data pada sampel

tidak linier. Setelah dilakukan perhitungan dapat dilihat pada tabel

mengenai hubungan antara kecepatan lari dan jauhnya lompatan pada

lompat jauh yang telah disajikan dapat dilihat dari deviation from linierity

pada kolom (sig.) dengan nilai 0.145 > dari (α) 0.05 dan hubungan antara

loncat tanpa awalan (daya ledak siklis) dan jauhnya lompatan pada lompat

jauh dengan nilai (sig.) 0.60 > dari (α) 0.05. Dari pperhitungan tersebut

dapat diambil keputusan sebagai berikut nilai (sig.) lebih besar dari (α)

maka bilangan statistik yang diperoleh memiliki hubungan linier yang

signifikan dan dapat dilanjutkan dengan melakukan uji korelasi.

4.2.3. Merumuskan Hipotesis Nol


60

a. Tidak ada korelasi antara kecepatan lari terhadap jauhnya lompatan

dalam lompat jauh siswa putra kelas VIII SMP Negeri 1 Sukawati

b. Tidak ada korelasi antara loncat tanpa awalan (daya ledak siklis)

terhadap jauhnya lompatan dalam lompat jauh siswa putra kelas VIII

SMP Negeri 1 Sukawati

c. Tidak ada korelasi antara kecepatan lari terhadap loncat tanpa awalan

(daya ledak siklis) siswa putra kelas VIII SMP Negeri 1 Sukawati

d. Tidak ada korelasi antara kecepatan lari dan loncat tanpa awalan (daya

ledak siklis) terhadap jauhnya lompatan dalam lompat jauh siswa putra

kelas VIII SMP Negeri 1 Sukawati

4.2.4. Merumuskan Hipotesis Alternatif

a. Ada korelasi antara kecepatan lari terhadap jauhnya lompatan dalam

lompat jauh siswa putra kelas VIII SMP Negeri 1 Sukawati.

b. Ada korelasi antara loncat tanpa awalan (daya ledak siklis) terhadap

jauhnya lompatan dalam lompat jauh siswa putra kelas VIII SMP

Negeri 1 Sukawati

c. Ada korelasi antara kecepatan lari terhadap loncat tanpa awalan (daya

ledak siklis) siswa putra kelas VIII SMP Negeri 1 Sukawati

d. Ada korelasi antara kecepatan lari dan loncat tanpa awalan (daya ledak

siklis) terhadap jauhnya lompatan dalam lompat jauh siswa putra kelas

VIII SMP Negeri 1 Sukawati

4.3. Penghitungan Statistik/ Analisis Data


61

Sesuai dengan masalah yang diajukan maka dalam penghitungan statistic

akan dihitung dalam setiap kelompok data yang diambil dengan sistematika

sebagai berikut.

4.3.1. Memindahkan Data Dari Tabel Tabulasi Data ke Dalam Tabel Kerja

Tabel kerja hasil pengukuran kecepatan lari, loncat tanpa awalan

(daya ledak siklis) dan jauhnya lompatan dalam lompat jauh siswa putra

kelas VIII SMP Negeri 1 Sukawati tahun pelajaran 2016-2017 dapat

secara lengkap dilihat pada lampiran.

4.3.2. Analisis Data

Dari tabel penolong, didapat nilai-nilai sebagai berikut:

∑ X1 = 424,71

∑ X2 = 24496

∑Y = 405,86

∑ X12 = 1775,483

∑ X22 = 5904006

∑ Y2 = 1627,861

∑ X1Y = 1684.623

∑ X2Y = 97794.96

∑ X1X2= 101852.5

Keterangan :

X1 = Hasil pengukuran kecepatan lari

X2 = Hasil pengukuran loncat tanpa awalan (daya ledak siklis)

Y = Hasil Pengukuran jauhnya lompatan dalam lompat jauh

X12 = Hasil kuadrat dari X1


62

X22 = Hasil kuadrat dari X2

Y2 = Hasil kuadrat dari Y

X1Y = Hasil perkalian X1 dengan Y

X2Y = Hasil perkalian X2 dengan Y

X1X2 = Hasil perkalian X1 dengan X2

∑ = Jumlah

Langkah selanjutnya adalah memasukan angka-angka statistic ke dalam rumus:

1. Korelasi Product Moment X1 dengan Y

0,55501

Menghitung KP:

KP = r2 x 100%

= (-0,55501)2 x 100%

= 0,308038 x 100%

= 30,8038%
63

= 30,8%

2. Korelasi Product Moment X2 dengan Y

Menghitung KP:

KP = r2 x 100%

= (0,621517)2 x 100%

= 0,3862831 x 100%

= 38,62831%

= 38,62%

3. Korelasi Product Moment X1 dengan X2


64

0,37403

Menghitung KP:

KP = r2 x 100%

= (-0,37403)2 x 100%

= 0,13989919 x 100%

= 13,989916%

= 13,99%

4. Memasukan Koefisien Korelasi Product Moment Diatas Dalam Rumus

Koefisien Korelasi Berganda (R)


65

Menghitung KP:

KP = r2 x 100%

= (0,71220824)2 x 100%

= 0,50724057 x 100%

= 50,724057%

= 50,72%

5. Menguji Signifikansi Koefisien Korelasi Berganda Yang Didapat Dengan

Meggunakan Uji F
66

4.4. Pembahasan Hasil Penelitian

4.4.1. Korelasi Product Moment Kecepatan Lari Terhadap Jauhnya

Lompatan Pada Lompat jauh

Dari perhitungan koefisiensi korelasi product moment rx1y

diperoleh koefisiensi rhitung = -0,55501 dengan mengabaikan tanda min (-)

dan dibandingkan dengan rtabel= 0,195 maka H0 ditolak dan Ha diterima

(0,55501>0,195). Terdapat korelasi yang kuat pada kecepatan lari terhadap

jauhnya lompatan dalam lompat jauh siswa putra kelas VIII SMP Negeri 1

Sukawati. untuk kecepatan, tanda min (-) berarti semakin kecil waktu

tempuh maka semakin baik, jadi terbanding terbalik. Dengan koefisien

determinan atau koefisien penentu sebesar 30,8% yang artinya pengaruh

kecepatan lari terhadap jauhnya lompatan adalah sebesar 30,8% sedangkan

sisanya 69,2% dipengaruhi faktor lain yang tidak diketahui.


67

4.4.2. Korelasi Product Moment Loncat Tanpa Awalan (Daya Ledak Siklis)

Terhadap Jauhnya Lompatan Pada Lompat jauh

Dari perhitungan koefisiensi korelasi product moment rx2y

diperoleh koefisiensi rhitung = 0,621517 dibandingkan dengan rtabel= 0,195

maka H0 ditolak dan Ha diterima (0,621517>0,195). Terdapat korelasi

yang kuat pada loncat tanpa awalan (daya ledak siklis) terhadap jauhnya

lompatan dalam lompat jauh siswa putra kelas VIII SMP Negeri 1

Sukawati. Dengan koefisien determinan atau koefisien penentu sebesar

38,6% yang artinya pengaruh loncat tanpa awalan (daya ledak siklis)

terhadap jauhnya lompatan adalah sebesar 38,6% sedangkan sisanya

61,4% dipengaruhi faktor lain yang tidak diketahui.

4.4.3. Korelasi Product Moment Kecepatan Lari Terhadap Loncat Tanpa

Awalan (daya Ledak Siklis)

Dari perhitungan koefisiensi korelasi product moment rx1x2

diperoleh koefisiensi rhitung = -0,37403 dengan mengabaikan tanda min (-)

dan dibandingkan dengan rtabel= 0,195 maka H0 ditolak dan Ha diterima

(0,374031>0,195). Terdapat korelasi yang rendah pada kecepatan lari

terhadap loncat tanpa awalan (daya ledak siklis) siswa putra kelas VIII

SMP Negeri 1 Sukawati. Untuk kecepatan, tanda min (-) berarti semakin

kecil waktu tempuh maka semakin baik, jadi terbanding terbalik. Dengan

koefisien determinan atau koefisien penentu sebesar 13,99% yang artinya

pengaruh kecepatan lari terhadap loncat tanpa awalan (daya ledak siklis)

adalah sebesar 13,99% sedangkan sisanya 86,01% dipengaruhi faktor lain

yang tidak diketahui.


68

4.4.4. Korelasi Berganda Kecepatan Lari dan Loncat Tanpa Awalan (Daya

Ledak Siklis) Terhadap Jauhnya Lompatan Pada Lompat jauh

Dari perhitungan koefisiensi korelasi berganda rx1x2y diperoleh

koefisiensi rhitung = 0,71220824 dibandingkan dengan rtabel= 0,195 maka H0

ditolak dan Ha diterima (0,71220824>0,195). Ini menunjukan terdapat

korelasi yang sangat kuat pada kecepatan lari dan loncat tanpa awalan

(daya ledak siklis) terhadap jauhnya lompatan dalam lompat jauh siswa

putra kelas VIII SMP Negeri 1 Sukawati. Dengan koefisien determinan

atau koefisien penentu sebesar 50,72% ini berarti pengaruh kecepatan lari

dan loncat tanpa awalan (daya ledak siklis) terhadap jauhnya lompatan

dalam lompat jauh siswa putra SMP Negeri 1 Sukawati adalah sebesar

50,72% sedangkan sisanya 49,28% dipengaruhi faktor lain yang tidak

diketahui.

4.4.5. Uji F

Berdasarkan uji F diperoleh nilai Fhitung sebesar 50,95 lebih besar

dari Ftabel sebesar 3,09, sehingga H0 ditolak dan Ha diterima (signifikan).

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa, ada korelasi yang signifikan

antara kecepaatan lari dan loncat tanpa awalan (daya ledak siklis) terhadap

jauhnya lompatan pada lompat jauh siswa putra kelas VIII SMP Negeri 1

Sukawati. dalam penelitian ini berarti koefisien korelasi yang diperoleh

dapat dipercaya dan dapat digeneralisasikan (diberlakukan) kepada seluruh

populasi.

4.5. Rekapitulasi Hasil Perhitungan Statistik


69

Berdasarkan hasil analisis yang telah dipaparkan diatas, maka hasil

perhitungan statistic dapat dirangkum dalam tabel berikut.

Tabel 4.5 Rekapitulasi Hasil Perhitungan Statistik

Interprestasi
Koefisien Keterangan
Rhitung Koefisien Rtabel KP Fhitung Ftabel
Korelasi
H0 Ha
Korelasi
rx1y 0,555 Kuat 0,176 30,8% - - Ditolak Diterima
rx2y 0,622 Kuat 0,176 38,6% - - Ditolak Diterima
rx1x2 0,374 Rendah 0,176 13,99% - - Ditolak Diterima
rx1x2y 0,712 Sangat Kuat 0,176 50,72% 50,955 3,09 Ditolak Diterima

Anda mungkin juga menyukai