Karya Tulis Ilmiah Asuhan Keperawatan Pada Klien TN "E" Yang Mengalami
Karya Tulis Ilmiah Asuhan Keperawatan Pada Klien TN "E" Yang Mengalami
OLEH :
PARAMITA
NIM : 1610051
Diajukan sebagai salah satu syarat mendapatkan gelar Ahli Madya Keperawatan
Pada Akademi Keperawatan Mappa Oudang Makassar
OLEH:
PARAMITA
NIM: 1610051
i
SURAT PERNYATAAN PENELITIAN
Nama : PARAMITA
NIM : 1610051
Dengan ini menyatakan bahwa Karya Tulis Ilmiah sebagaimana disebutkan dengan judul di atas
adalah benar merupakan Karya Saya sendiri dan belum pernah dikumpulkan oleh orang lain
Demikian pernyataan ini saya buat secara sadar dan tanpa paksaan dari pihak manapun.
Paramita,
ii
RIWAYAT HIDUP
A. IDENTITAS
Nama : Paramita
B. RIWAYAT PENDIDIKAN
v
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Subhana Wata Ala atas berkah
dan karunia-nya serta tak lupa salam dan shalawat kepada junjungan kita Nabiullah
Muhammad ﷺyang membawa umat manusia dari alam gelap gulita ke alam yang
terang benderang.
Tidak lupa pula penulis mensyukuri segala Rahmat dan Karunia yang telah
dilimpahkan sehingga penulis dapat menyelasaikan Karya Tulis Ilmiah ini dengan
judul “ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Tn “E” YANG
MENGALAMI SKIZOFRENIA DENGAN MASALAH KEPERAWATAN
HARGA DIRI RENDAH DI RUAG RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DADI
PROVINSI SULAWESI SELATAN TAHUN 2019” Karya Tulis Ilmiah ini
disusun dalam rangka menyelesaikan pendidikan Diploma III Keperawatan pada
Akademi Keperawatan Mappa Oudang Makassar, tetapi berkat bimbingan dan
bantuan dari berbagai pihak Karya Tulis Ilmiah ini dapat diselesaikan tepat pada
waktunya. Untuk itu perkenankanlah penulis untuk mengucapkan terima kasih dan
penghargaan yang setinggi-tingginya kepada yang terhormat :
1. Bapak Kombes Pol dr. H. Farid Alamsyah Sp,PD., FINASIM, sebagai Ketua
Yayasan Brata Utama Bhayangkara Makassar sekaligus kepala Rumah sakit
Bhayangkara Makassar dan Staff yang telah banyak membantu
2. Pimpinan/ pengelola program Study Diploma III Keperawatan Akademi
Keperwatan Mappa Oudang Makassar, Kepada:
a. Direktur : Dardin, S.Kep., Ns., M.Kep
b. Wakil Direktur I : Syaharuddin, SKM., S.Kep., Ns., M.Kes
c. Wakil Direktur II : Rezeki Nur, S.Kep., Ns., M.MKes
d. Wakil Direktur III : H. Hataul Madja, S.ST.,S.Kep., Ns., M.Kes
e. Ketua LPM : Muh. Saleh S, S.Pd.,M.Pd.,M.MKes
vii
3. Bapak Fardi, S.Kep.,M.Kes sebagai pembimbing pertama sekaligus sebagai tim
penguji dan dosen Keperawatan yang begitu banyak memberikan ilmu dan
meluangkan begitu banyak waktu untuk penulis dalam menyusun Karya Tulis
Ilmiah dengan baik.
4. Bapak Mathius Tato, S.Kep.,M,M.Kep sebagai pembimbing kedua sekaligus
sebagai dosen Keperawatan yang begitu banyak memberikan ilmu serta
memberikan masukan dan motivasi dalam menyusun Karya Tulis Ilmiah ini dan
dengan sabar membimbing penulis untuk menyusun Karya Tulis Ilmiah dengan
baik.
5. Bapak Sudirman, S.Kep.,Ns.,M.Kes sebagai pembimbing ketiga sekaligus
sebagai dosen Keperawatan yang begitu banyak memberikan ilmu dan telah
meluangkan begitu banyak waktu untuk penulis serta banyak memberikan
masukan dan motivasi dalam menyusun Karya Tulis Ilmiah ini dengan baik.
6. Seluruh Dosen dan Staf Akademi Keperawatan Mappa Oudang Makassar yang
telah banyak memberikan doa dan restu serta dorongan baik moril dan material
selama penulis mengikuti semua pendidikan 3 tahun ini.
7. Kedua orang tua tercinta yang dengan penuh cinta dan kasih sayangnya selama
ini dengan ikhlas mengasuh, mendidik, dan selalu memberikan dukungan baik
moril maupun material dan semangat serta doa yang tulus di setiap sujudnya agar
penulis menjadi orang yang dapat membanggakan untuk mereka. Terima kasih
untuk setiap cinta yang terpancar yang selalu mengiringi setiap langkah penulis
sehingga penulis bisa sampai ke titik ini. Terima kasih untuk tiap tetesan keringat
yang tidak dapat penulis ganti dengan apapun, terimakasih sudah menjadi orang
tua yang baik untuk penulis selama ini.
8. Seluruh Mahasiswa di Akper Mappa Oudang Makassar Angkatan X (sepuluh)
tanpa terkecuali, jasa-jasa kalian akan tetap aku ingat untuk selamannya.
9. Adinda junior Angkatan XI dan XII yang senantiasa memotivasi serta
memberikan doa selama penyusunan Karya Tulis Ilmiah
10. Terakhir pada almamaterku tersayang “ Akademi Keperawatan Mappa Oudang
Makassar” yang telah menjadikanku insan yang berarti.
vii
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan proposal ini masih banyak terdapat
kekurangan. Jadi setiap kritikan maupun saran-saran dari pihak yang bersifat
membangun penulis akan menerima dengan senang hati.
Akhir kata semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan
Mahasiswa Akper Mappa Oudang Makassar khususnya dalam memberikan Asuhan
Keperawatan Pada Klien Yang Mengalami Skizofrenia Dengan Masalah Keperawatan
Harga Diri Rendah Di Rumah Sakit Umum Daerah Dadi Provinsi Sulawesi Selatan.
Semoga segala bantuan dan kebaikan yang telah diberikan kepada penulis
mendapat imbalan yang setimpal dari Allah SWT.
Penulis,
vii
ABSTRAK
Skizofrenia adalah gangguan jiwa berat yang bisa menyebabkan munculnya beberapa masalah
keperawatan salah satunya yaitu Harga Diri Rendah, Harga Diri Rendah bisa terjadi dalam kasus
skizofrenia diakibatkan adanya gangguan otak disertai dengan stressor atau tekanan dalam kehidupan
klien yang menyebabkan klien bisa mengalami Harga Diri Rendah. Harga diri rendah adalah perasaan
tidak berharga, tidak berarti dan rendah diri yang berkepanjangan akibat evaluasi negatif terhadap diri
sendiri dan kemampuan diri. Berdasarkan data dari Rumah Sakit Khusus Daerah Dadi provinsi Sul-
Sel didapatkan 1.481 kasus dengan skizofrenia yang mengalami Harga Diri Rendah. Metode
penelitian yang saya gunakan yaitu observasi partisipan, studi dokumentasi, dan wawancara
terstruktur, dengan instrumen yang digunakan yaitu alat ukur tambahan seperti alat tulis, alat ukur
tanda-tanda vital, lembar inform consent. Asuhan keperawatan pada Klien skizofrenia dengan
masalah keperawatan Harga Diri Rendah yang saya lakukan selama 2hari muncul diagnosa
Halusinasi,Isolasi Sosial, dan Harga Diri Rendah, dengan noc semua bisa teratasi dengan baik
ditandai dengan klien sudah mampu untuk menyebutkan aspek-aspek positif dalam dirinya, klien
sudah mampu untuk melatih kemampuannya, klien sudah mampu mengembangkan kemampuan yang
dimilikinya. Kesimpulan, Pada konsep teori data yang tidak ditemukan dalam studi kasus adalah
mengejek dan mengkritik diri sendiri,pandangan hidup yang pesimistis dan penolakan terhadap
kemampuan diri. Yang ditemukan dalam studi kasus tidak terdapat dalam teori adalah penolakan
terhadap keamampuan diri.
Referensi : 2016-2019
xxvi
ABSTRACT
Reference : 2016-2019
xxvii
DAFTAR ISI
ABSTRAK ............................................................................................. xv
C. Tujuan .................................................................................... 4
D. Manfaat .................................................................................. 5
1. Manfaat Teoritis……………………………………...5
2. Manfaat Praktisi ............................................................... 5
1. Definisi ............................................................................ 7
ix
3. Faktor-Faktor Yang Berhubungan .................................... 8
4. Klasifikasi 8 ....................................................................... 8
5. Etiologi ............................................................................. 9
x
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASA
A. Hasil ........................................................................................ 69
1. Gambaran lokasi penelitian .............................................. 69
2. Karakteristik Partisipan .................................................... 69
a. Identitas Klien............................................................. 69
b. Identitas Penangung Jawab ........................................ 70
3. Data Asuhan Keperawatan \ ............................................. 70
a. Pengkajian ................................................................. 70
b. Diagnosa .................................................................... 81
c. Intervensi ................................................................... 86
d. Implementasi dan Evaluasi ........................................ 87
B. Pembahasan ........................................................................... 98
1. Pengkajian ......................................................................... 98
2. Diagnosa ............................................................................ 99
3. Intervensi .......................................................................... 100
4. Implementasi .................................................................... 100
5. Evaluasi ............................................................................ 101
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................
B. Saran ....................................................................................... 94
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xi
DAFTAR TABEL
xi
DAFTAR GAMBAR
xiii
DAFTAR ARTI LAMBANG, SINGKATAN DAN ISTILAH
LAMBANG
% : Persen
× : Kali
≥ : Kurang dari
& : Dan
; atau , : Pemisah Tag
( dan ) : Pembuka dan Penutup Fungsi
? : Tanda Tanya
1
/2 : Setengah
“ : Tanda Kutip
& : Dan
: Tanda panah
- : Kata sambung
xv
SINGKATAN
xvi
ISTILAH
A
Adaptif : Mudah menyesuaikan diri dengan keadaan
Adekuat : Afek emosi yang sesuai dengan stimulus yang ada
Afek : Perubahan perasaan karena tanggapan dalanm
kesadaran seseorang ( terutama apabilah tanggapan
itu datangnya mendadak dan berlangsung tidak
lama, seperti marah)
Akut : Timbul secara mendadak dan cepat memburuk
Ambivalensi : Afek emosi yang berlawanan timbul bersama-sama
terhadap seseorang, obyek atau sesuatu hal
Analisa data : Kegiatan setelah seluruh data terkumpul, dan
dikelompokkan berdasarkan variabel dan jenis
responden
Anhedonia : Suatu keadaan dimana seseorang tidak mendapat
kesenangan dari melakukan kegiatan-kegiatan yang
dulu menyenangkannya atau membuatnya bahagia
Anonimity : Tanpa nama
Obat Antipsikosis : Meringankan gejala florid, seperti gangguan
berpikir,halusinasi,delusi, serta mencegah
kekambuhan
Apatis : Istilah psikologikal untuk keadaan cuek atau acuh
tak acuh
Autistik : Anak memperlihatkan tanda/gejala seperti yang
terlihat pada autisme
B
Berduka disfungsional: kehilangan
Biologis : Proses yang ada pada organisme hidup
Bipolar : Gangguan mental yang menyerang kondisi psikis
seseorang yang ditandai dengan perubahan suasana
hati yang sangat ekstrem berupa mania dan depresi.
xvii
Bloking : Pembicaraan terhenti tiba-tiba tanpa gangguan
eksternal kemudian dilanjutkan kembali
C
Citra tubuh : Sikap atau pandang seseorang terhadap tubuhnya
secara sadar dan tidak sadar
Confidentiality : Kerahasiaan informasi
Compos Mentis : Sadarkan diri
D
Data objektif : Data yang dapat diobservasi dan diukur
Data subjektif : Data yang diperoleh dari keluhan-keluhan yang
disampaikan oleh klien
Delusi : Keyakinan yang salah namun dianggap benar
Depersonalisasi : Terjadi ketika seseorang terus-menerus atau
berulang kali memiliki perasaan bahwa hal-hal
disekitarnya adalah tidak nyata
Depresi : Sebuah penyakit mental yang berdampak buruk
pada suasana hati, perasaan, stamina, selera makan,
pola tidur, dan tingkat konsentrasinya
Diastole : Menunjukkan tekanan darah seseorang saat posisi
jantung sedang beristirahat
Disosiasi : Suatu proses ketika senyawa ionik (kompleks atau
garam) terpisah menjadi partikel ion, atau radikal
yang dikembalikan seperti semula.
Distinct Heterogenity Model : Model heterogenitas yang berbeda
E
Ekhopraksia : Kelainan pada gerakan motorik yang ditandai
dengan reaksi
Evaluasi : Penaksiran atau penilaian
Etiologi : Cabang biologi tentang penyebab penyakit
Endokrin : Kelenjar yang mengatur fungsi tubuh melalui
hormone yang dkeluarkan ke aliran darah
Enzim hepar : Tes fungsi hati
xviii
F
Faal ginjal : Tes fungsi ginjal
faktor predisposisi :
Flexibilitas serea : Pembicaraan yang melompat dari satu topic ke
topik lainnya masih ada hubungan yang tidak logis
dan tidak sampai pada tujuan
Flight of ideas
G
Genogram : Peta atau riwayat keluarga yang menggunakan
simbol-simbol khusus untuk menjelaskan
hubungan, peristiwa penting, dan dinamika
keluarga dalam beberapa generasi
Grimasen : Gerakan otot muka yang berubah-ubah yang tidak
dapat dikontrol klien
H
Hepar : Hati
Heterozygote : Satu dari bentuk genotipe yang mungkin terjadi pada
individu
Hiperkinesa : Gerakan atau aktivitas yang berlebihan
Hipokinesa : Gerakan atau aktivitas yang berkurang
I
Ideal diri : Persepsi individu tentang bagaimana ia harus
berperilaku berdasarkan standart, aspirasi, tujuan
atau penilaian personal tertentu
Ilusi : Sesuatu yang hanya dalam angan-angan (hayalan)
Implementasi : Suatu tindakan atau pelaksana rencana yang telah
disusun secara cermat dan rinci
inform consent : Persetujuan menjadi klien
Inkoherensi : Keterpaduan dalam sebuah paragraf akan terpenuhi
apabila kalimat-kalimat yang menyusun paragraf
xix
itu terjadi secara logis dan gramatical dan berkaitan
satu sama lain untuk mendukung gagasan utama
Insomnia : Gangguan kesehatan dimana penderitanya
kesulitan untuk tidur
Intelektual : Cerdas
K
Katalepsi : Suatu keadaan abnormal yang ditandai oleh
gangguan kesadaran, sikap dan otot tubuh
Klasifikasi : Penggolongan atau pengelompokkan.
Kognitif : Kegiatan atau proses memperoleh pengetahuan
atau usaha mengenali sesuatu melalui pengalaman
sendiri
Koheren : Kalimat atau pembicaraan dapat dipahami dengan
baik
Kolektif :
Koping : Mekanisme untuk mengatasi perubahan yang
dihadapi atau beban yang diterimah tubuh dan
beban tersebut menimbulkan respon tubuh yang
sifatnya nonspesifik yaitu stres
Kriteria eksklusi : Kriteria dimana subjek penelitian tidak dapat
mewakili sampel karena tidak memenuhi syarat
sebagai sampel penelitian
Kriteria inklusi : Kriteria dimana subjek penelitian dapat mewakili
dalam sampel penelitian yang memenuhi syarat
sebagai sampel.
Kronik : Menahun atau terus-menerus berlangsung atau
tahan dalam waktu yang lama (tentang keadaan )
Kompulsif : Bersifat memaksa
Koneksi : Hubungan yang dapat memudahkan (melancarkan)
segala urusan (kegiatan)
Konvensional : Segala sesuatu yang sifatnya mengikuti adat
xx
Kriteria eksklusi : Kriteria dimana subjek penelitian tidak dapat
mewakili sampel karena tidak memenuhi syarat
sebagai sampel penelitian
Kriteria inklusi : Kriteria dimana subjek penelitian dapat mewakili
dalam sampel penelitian yang memenuhi syarat
sebagai sampel.
L
Labil : Emosi yang cepat berubah-ubah
Limbik : Berperan dalam regulasi aktifitas motorik veskeral
dan ekspresi emosi
Lobus : Salah satu dari empat devisi anatomis korteks
serebri yang terdiri dari lobus frontais, labus
parietalis, lobus oksipitalisdan, lobus temporalis,
setiap lobus dikaitkan dengan fungsi penalaran,
gerakan, memori dan persepsi sensori yang
berbeda-beda
M
medical record : Rekam medis
Mannerisme : Pergerakan yang stereotipe testri (seperti bermain
sandiwara)
Mekanisme koping : Cara yang dilakukan individu dalam
menyelesaikan masalah
Migrasi : Perpindahan
Motorik : Proses tumbuh kembang kemampuan gerak
seseorang
Mal adaptive : Ketidakmampuan untuk menyesuaikan diri dengan
lingkungan sosial
Manifestasi Klinik : Perkembangan dan dampak yang di timbulkan dari
perkembangan suatu ata banyak penyakit didalam
tubuh.
xxi
Medulla spinalis : Jaringan saraf berbentuk seperti kabel putih yang
memanjan dari medulla oblongata turun
melaluitulang belakang dan bercabang ke berbagai
bagian tubuh
Mesensevalon : Otak tengah bagian teratas dari batang otak yang
menghubungkan serebrum dan serebelum
N
Narkolepsi : Gangguantidur kronis, dimana terjadi kelainan
saraf yang menyebabkan seseorang dapat tiba-tiba
tertidur dalam waktu dan tempat yang tidak sesuai
untuk tidur
Neuronologis : Dokter yang memiliki spesialis pada diagnosis dan
pengobatan dari gangguan otak dan sistem saraf
Nightmare : Mimpi buruk
Nonrealistik : Cara berfikir yang tidak sesuai dengan kenyataan
Non verbal : Proses komuikasi dimana pesan disampaikan tidak
menggunakan kata-kata
O
Obsesi : Pikiran yang selalu muncul meski klien berusaha
menghilangkannya
Orientasi : Pandangan yang mendasari pikiran,perhatian
Objektif : Mengenai keadaan yang sebenarnya tanpa
dipengaruhi pendapat atau pandangan pribadi.
Observasi non partisipan : Pengamatan tak terkendali.
xxii
Paranoid : Gangguan mental yang diderita seseoranhg yang
menyakini bahwa orang lain ingin membahayakan
dirinya
Patofisiologi : Ilmu yang mempelajari gangguan fungsi pada
organisme yang sakit meliputi asal penyakit,
permulaan perjalanan dan akibat
Phobia : Ketakutan yang phatologis/tidak logis terhadap
obyek/situasi tertentu
Pravelensi : Proporsi dari populasi yang memiliki karakteristik
tertentu dalam jangka waktu tertentu obyek/situasi
tertentu
Pons : Bagian dari batang otak yang berada diantara
midbrain dan medullah oblongata
Pengkajian : Pemikiran dasar dari proses keperawatan yang
bertujuan untuk mengumpulkan informasi atau
data tentang klien
Psikologis : Keadaan jiwa seseorang.
R
Realistik : Cara berfikir sesuai kenyataan/real yang ada
Rendah Diri : Merendahkan atau menghina diri sendiri,
menyalahkan diri sendiri tentang suatu hal yang
pernah atau tidak perna dilakukan
S
Samnolensia : Keadaan Somnolen
Serebellum : Otak kecil
Serebrum : Otak besar bagian atas dari otak yang terlibat
dalam fungsi mental sadar
Sirkumstansial : Pembicaraan yang berbelit-belit tapi sampai pada
tujuan pembicaraan
Skizoafektif : Kelainan mental yang rancu yang ditandai dengan
adanya gejalah kombinasi antara gejala skizofrenia
xxiii
dan gejalah gangguan afektif dimana keduanya
sama-sama menonjol pada saat yang bersamaan,
atau dalam beberapa hari yag satu sesudah yang
lain, dalam satu episode penyakit yang sama
Skizofrenia : Gangguan mental yang ditandai dengan gangguan
proses pikir dan tanggapan emosi yang lemah
Solitut :
Sopor : Ingatan dan pertimbangan sudah hilang
Sosio : Berhubungan dengan masyarakat
Sosiokultural : Berkenaan dengan segi sosial dan budaya
masyarakat
Stabilitas : Kestabilan atau keseimbangan
Stetoskop : Sebuah alat medis akustik untuk memeriksa suara
dalam tubuh.
Stopwatch : Alat yang digunakan untuk mengukur berapa lama
waktu yang diperlukan dalam suatu kegiatan
Stressor : Stimulus atau peristiwa yang menimbulkan respon
stress pada organisme
Stupor : Keadaan seperti tertidur lelap, tetapi ada respon
terhadap nyeri
Sub stupor katatonik : Reaksi terhadap lingkungan sangat berkurang,
gerakan dan aktivitas menjadi lambat
Subjektif : Lebih kepada keadaan dimana seseorang
berpikiran relatif, hasil dari menduga duga,
berdasarkan perasaan atau selera orang.
Subkoma : Tidak ada respon terhadap rangsangan yang keras
Subkultural : Bagian dari suatu kultur
T
Tensimeter : Alat yang digunakan untuk mengukur tekanan
darah.
Terapi elektrokonvulsif : Terapi psikoanalisa adalah metode terapi
xxiv
Terapi Humanistik : Terapi kelompok dan terapi keluarga
Tremor : Jari-jari yang tampak gemetar ketika seseorang
mengulurkan tangannya
Tumpul : Hanya bereaksi bila ada stimulus emosi yg kuat
V
Verbegerasi : Berkali-kali mengucapkan sebuah kata yang tidak
tercantum
Ventrikel : Ruang jantung yang bertanggung jawab untuk
memompah darah keseluruh tubuh
Verbal : Bentuk komunikasi yang disampaikan komunikator
kepada komunikan dengan cara tertulis atau lisan
xxv
DAFTAR LAMPIRAN
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
pikir yang tidak teratur, Delusi, Halusinasi, perubahan perilaku yang tidak
tepat serta adanya gangguan fungsi psikososial ( Nurarif & Kusuma, 2015).
termasuk Kehilangan rasa percaya diri, tidak berharga , tidak berguna, tidak
berdaya,pesimis, tidak ada harapan dan putus asa (Nurarif & kusuma, 2015)
1
penambahan beban negara dan penurunan produktivitas Manusia untuk
jangka panjang.
sendiri, dapat mengatasi tekanan, dapat bekerja secara produktif, dan mampu
Prevalensi gangguan Jiwa berat berdasarkan tempat tinggal dan kuintil indeks
2
prevalensi Skizofrenia sebesar 1 persen penduduk. Prevalensi Psikosis
untuk 15 tahun keatas mencapai sekitar 14 juta orang atau 6 % dari jumlah
Skizofrenia mencapai sekitar 400.000 orang atau sebanyak 1,7 % per 1.000
Penduduk.(Depkes. 2016).
selama tahun 2012 yaitu, klien rawat inap laki-laki sebanyak 65,3% dan 34,7
2294 orang, diantaranya Halusinasi 1162 orang (50,65%), Menarik Diri 462
orang (20,13%), Harga Diri Rendah 374 orang (16,30 %), Waham 130 orang
(5,66 %), Perilaku Kekerasan 128 orang (5,58%), Defisit Perawatan Diri 21
Khusus Daerah Dadi Provinsi Sulawesi Selatan pada tahun 2017 didapatkan
3
Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik melakukan studi kasus
B. Rumusan Masalah
Diri Rendah, di Rumah Sakit Khusus Daerah Dadi Provinsi Sulawesi Selatan.
C. Tujuan
1. Tujuan umum
Sulawesi Selatan.
2. Tujuan khusus
4
d. Dapat melaksanakan Tindakan Keperawatan pada Klien yang
Selatan.
Selatan.
5
j. Menganalisis kesenjangan antara teori dan praktek dalam
Selatan.
D. Manfaat
1. Teoritis
2. Praktis
a. Tenaga Keperawatan
b. Rumah Sakit
c. Institusi Pendidikan
6
persyaratan dalam menyelesaikan Program DIII Keperawatan di
e. Penulis
klien Skizofrenia.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
tidak berdaya,psimis, tidak ada harapan dan putus asa (Nurarif &
kusuma, 2015).
2. Batasan Karakteristik
c. Perilaku bimbang
7
e. Ekspresi ketidakberdayaan
f. Ekspesi ketidakbergunaan
(Herdman, 2014)
a. Perubahan perkembangan
c. Kegagalan
d. Gangguan fungsional
e. Kurang penghargaan
f. Kehilangan „
g. Penolakan
4. Klasifikasi
perubahan)
8
5. Etiologi
a. Faktor predisposisi
yang bersangkutan.
merevidasikan individu.
2) Ideal diri
percaya diri.
9
b. Faktor presipitasi
seperti:
denial.
c. Perilaku
gambaran dirinya.
10
6. Proses terjadinya harga diri rendah
Diri Rendah adalah pada masa kecil pujian atas keberhasilannya. Saat
7. Psikopatologi
Tabel 2.1
Tabel Psikopatologi (Nur,2016)
Faktor predisposisi
11
Penilaian stressor
Sumber kopi
Integritas ego
Mekanisme koping
Rentang Respons
Keterangang :
a. Respon adaptif :
b. Respon maladaptif :
12
c. Aktualisasi diri :
f. Kekacauan identitas :
g. Depersonalisasi :
membedakan diri sendiri dan orang lain dan tubuhnya sendiri terasa
( Nur, 2016)
8. Manifestasi Klinis
13
b. Rasa bersalah terhadap diri sendiri, individu yang selalu gagal dalam
meraih sesuatu.
yang dimiliki.
g. Menciderai diri sendiri sebagai akibat harga diri yang rendah disertai
kehidupan.
9. Mekanisme Koping
Harga Diri Rendah adalah kegiatan yang dilakukan untuk lari sementara
14
kelompok sosial, keagamaan dan politik. Kegiatan yang memberi
mengahlikan marah berbalik pada diri sendiri dan orang lain. (Prabowo,
2014)
10. Penatalaksanaan
a. Psikofarmakologi
Penatalaksanaan medis :
1) Chlorpromazine (CPZ)
15
Indikasi : untuk syndrome psikosis yaitu berdaya berat dalam
nilai norma sosial dan titik diri tergangggu, berdaya berat dalam
2) Haloperidol (HR/resperidone)
16
dalam buang air kecil. (Anonim, artikel laporan pendahuluan
b. Macam-macam terapi
1) Psikoterapi
11. Pencegahan
17
b. Berikan dukungan untuk dapat mengenali kelebihan yang dimiliki
bersama-sama.
penderita
yang didapat
penanganan.
Gambar 2.1
Anatomi Otak (Enggarlistyani, 2017)
a. Cerebrum (Otak Besar)
18
dengan cerebral cortex, forebrain atau otak depan. Cerebrum
cerebrum terdiri atas badan sel syaraf atau substansi grisea, yang
tubuh, dan belahan orak kiri mengontrol sisi kanan tubuh. Otak
1) Lobus frontal
19
pemecahan masalah dikendalikan di lobus frontal. Lobus frontal
motor.
2) Lobus parietal
3) Lobus temporal
otak
4) Lobus oksipital
20
b. Cerebellum (otak kecil)
1) Struktur cerebellum
21
bagian-bagian yang bagus untuk dipelajari, dan bentuk
vitae.
2) Fungsi Cerebellum
dari cortex cerebri dan dari otot, tendon, dan sendi. Cerebellum
cerebelli.
22
respons dihantarakan oleh traktus descendentes. Pada perbatasan
oleh otak kiri dan bagian tubuh kiri dikendalikan oleh otak kanan.
besar).
1) Struktur Brainstem
23
b) Medulla oblongata
24
serabut saraf yang muncul dari fissura mediana anterior di
c) Pons
25
kecil. Pons merupakan stasiun pemancar yang mengirimkan
2) Fungsi brainstem
penting.
a. Definisi
yang datar atau tidak sesuai dan berbagai gangguan aktivitas motorik
26
orang lain dan kenyataan, sering kali ke dalam kehidupan fantasi
fisik otak, perubahan struktur kimia otak, dan faktor genetik. (Yosep
(Arif, 2015 ).
b. Klasifikasi
dan halusinasi.
27
4) Skizofrenia paranoid, dengan gejala utama kecurigaan yang
Skizofrenia.
yang mencolok, atau dengan pola gejala atau pola proses yang lain
28
c. Etiologi
1) Keturunan
2) Endokrin
dibuktikan.
3) Metabolisme
membuat sediaan.
29
5) Teori Adolf Meyer
Skizofrenia terdapat
narsisime
Kusuma, 2015)
30
Kesehatannya serta mencari keterangan dari berbagai pihak
31
a) Distinct Heterogenity Model. Model ini menyatakan bahwa
faktor lingkungan.
32
8) Faktor biokimia
d. Patofisiologi
33
ada gangguan sehingga menghasilkan perasaan, pemekiran, dan
dituju.
Klien tidak menyadari ada sesuatu yang tidak beres dalam otaknya
dalam kurun waktu yang lama. Kerusakan yang perlahan lahan ini
hidup, tapi banyak juga yang bisa kembali hidup secara normal
34
sekali, depresi, dan tidak memiliki kepekaan tentang perasaannya
sendiri.
e. Pemeriksaan penunjang
1) Pemeriksaan psikologi :
a) Pemeriksaan psikiatri
b) Pemeriksaan psikometri
2015)
f. Komplikasi
2) Hubungan interpersonal
3) Sumber koping
35
4) Harga diri rendah
sukses.
5) Kekuatan
yang dimiliki dan pernah digunakan Klien pada waktu yang lalu.
6) Motivasi
g. Pengobatan
a) Antipsikotik konvensional
36
yang serius. Contoh obat antipsikotik konventional antara
lain:
10-15 mg/hari.
600 mg/hari.
(5) Trilafon
mg/hari.
37
dengan antipsikotik konventional). Pertama, pada Klien
c) Clozaril (clozapine)
tidak berhasil.
38
3) Pembedahan bagian otak
5) Psikoterapi
a) Terapi psikoanalisa
b) Terapi perilaku
kemandirian.
39
Terapi ini melatih penderita mengenai keterampilan atau
keahlian sosial.
c) Terapi Humanistik
2015)
h. Pencegahan
terdekat
8) Enurunkan ketegangan
a. Pengkajian
40
Adapun isi dari pengkajian tersebut adalah:
1) Identitas
c) Alamat
d) Pekerjaan
2) Alasan masuk
3) Faktor presdisposisi
a) Riwayat sekarang
ini
41
(1) Tanyakan kepada Klien/keluarga apakah klien pernah
pengobatan sebelumnya.
perkembangan.
c) Riwayat psikososial
4) Status mental
a) Penampilan
42
Data ini didapatkan melaluui hasil observasi
perawat/keluarga
b) Kesadaran
hilang.
(2) Kualitatif
43
(b) Berubah: tidak mampu mengadakan hubungan dan
menurun/menyempit.
d) Aktivitas motorik
Perawat/keluarga.
(1) Kelambatan
yang berkurang
44
(b) Sub stupor katatonik: reaksi terhadap lingkungan
lambat
(2) Peningkatan
yang berlebihan
dilihatnya
45
(h) Verbegerasi: berkali-kali mengucapkan sebuah
data.
e) Afek-emosi
Perawat/keluarga.
ada
menyedihkan
kuat
46
(11) Marah : sudah jelas
f) Persepsi
g) Proses pikir
dengan baik
sulit dipahami.
47
(d) Asosiasi longgra: pembicaraan tak ada hubungan
menyadarinya
berusaha menghilangkannya
(e) Waham
ada
48
(b) Nonrealistik : cara berpikir yang tidak sesuai dengan
kenyataan
5) Fisik
Darah,Suhu,Nadi ,Pernapasan
6) Psikososial
a) Konsep diri
49
(b) Harapan Klien terhadap lingkungan
kondisi
kehidupannya
b) Genogram
c) Hubungan sosial
(2) Tanyakan pada Klien kelompok apa saja yang diikuti dalam
masyarakat
d) Spiritual
(2) Ibadahnya
7) Aktivitas sehari-hari
a) Makan
b) BAB/BAK
c) Mandi
d) Berpakaian
50
e) Istirahat dan tidur
f) Penggunaan obat
g) Pemeliharaan kesehatan
8) Mekanisme koping
10) Pengetahuan
dan Perawat.
peristiwa
c) Perilaku bimbang
harga diri
51
f) Ekspresi ketidakberdayaan
g) Ekspesi ketidakbergunaan
(Heeather, 2014)
a) Perubahan perkembangan
c) Kegagalan
d) Gangguan fungsional
e) Kurang penghargaan
f) Kehilangan „
g) Penolakan
Pohon masalah
Tabel 2.2
Pohon Masalah (Nur,2016)
52
Cause Isolasi Sosial :
Menarik Diri
b. Diagnosa Keperawatan
TUK 2 : SP1P
1. Klien dapat 1. Diskusikan kemampuan dan
mengidentifikasi aspek positif yang dimiliki
kemampuan dan Klien
aspek positif 2. Bantu Klien menilai
yang dimiliki kemampuan yang masih dapat
2. Klien dapat digunakan
menilai 3. Bantu Klien
kemampuan yang memilih/menetapkan
53
1 2 3
TUK 3 : SP11P
1. Klien dapat 1. Latih Klien melakukan
melakukan kegiatan lain yang sesuai
kegiatan sesuai dengan kemampuan klien
kondisi dan
kemampuan
2. Klien dapat
memanfaatkan
sistem
pendukung yang
ada.
TUK 4 : SP1K
1. Keluarga mampu 1. Diskusikan masalah yang
menjelaskan dihadapi keluarga dalam
tanda dan gejala merawat klien di rumah
TUK 5 : SP11K
1. keluarga mampu 1. Latih keluarga mempraktikkan
mempraktikan cara merawat klien dengan
cara merawat masa harga diri rendah
dengan harga diri langsung kepada keluarga.
rendah langsung
kepada klien
TUK 6 : SP111K
1. keluarga mampu 1. Buat perencanaan pulang
membuat bersama keluarga
perencanaan
pulang
54
2) Isolasi Sosial: Menarik Diri
Tabel 2.4
Rencana Tindakan, Diagnosa 3 (Halifah, 2016)
Diagnosa
Tujuan Intervensi
keperawatan
1 2 3
Isolasi sosial: TUM :
menarik diri Klien dapat 1. Sapa klien dengan nama baik
berinteraksi dengan verbal maupun non verbal.
orang lain 2. Perkenalkan diri bengan sopan
3. Tanyakan nama lengkap dan
TUK: nama panggilan yang disukai
1. Bina hubungan klien
saling percaya 4. Jelaskan tujuan pertemuan
dengan 5. Jujur dan menepati janji
menggunakan
prinsip
komunikasi 1. Kaji pengetahuan klien
teurapetik. 2. Beri kesempatan kepada klien
untuk mengungkapkan perasaan
TUK :
2. Klien dapat
menyebutkan
55
1 2 3
4. berhubungan/berinteraksi dengan
orang lain
5. Beri penguatan positif terhadap
keberhasilan yang dicapai
6. Bantu klien mengevaluasi
keuntungan menjalin hubungan
sosial
7. Diskusikan jadwal harian yang
dapat dilakukan bersama klien
dalammengisi waktu, yaitu
berinteraksi dengan orang lain
8. Motivasi klien untuk mengikuti
kegiatan ruangan
10. Beri penguatan positif atas
kegiatan klien dalam kegiatan
ruangan
a) Tahap Orientasi
56
Assalamualaikum, selamat pagi pak bagaimana
b) Tahap Kerja
miliki.
yang mana yang masih dapat dikerjakan, coba kita lihat yang
57
tempat tidur T. Mari kita lihat tempat tidur T, coba lihatsudah
pasang lagi sepreinya kita mulai dari arah atas, yah bagus.
rapikan ? bagus.
c) Tahap Terminasi
58
Sekarang, mari kita masukkan pada jadwal harian.
Bagus, dua kali yaitu pagi- pagi pukul berapa, lalu sehabis
a) Tahap Orientasi
b) Tahap Kerja
59
sendiri. Bila keadaan T terus menerud seperti itu, T dapat
diri.
60
sudah semakin terampil mencuci piring. Coba bapak/ibu
c) Tahap Terminasi
e. Implementasi
sering kali jauh berbeda dengan rencana. Hal itu terjadi karena
61
masih sesuai dan dibutuhkan oleh Klien saat ini (here and now).
yang isinya menjelaskan apa yang akan dikerjakan dan peran serta
f. Evaluasi
antara respons Klien dan tujuan khusus serta umum yang telah
ditentukan.(Yuniaraplilia, 2014).
62
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
B. Subjek Penelitian
C. Fokus Studi
1. Kriteria inklusi
Selatan.
2. Kriteria eksklusi
62
c) Klien yang mengalami Skizofrenia dengan masalah Keperawatan
2. Harga Diri Rendah adalah selalu berfikiran negatif tentang dirinya, dia
menganggap dirinya tidak berguna lagi, dan tidak ada gunanya lagi
sehingga dia merasa bahwa dirinya itu gagal karena tidak bisa
E. Instrumen penelitian
dengan cara menanyakan data yang telah tersedia dalam format, lalu
dicatat secara rinci jawaban yang telah diberikan oleh Klien, atau orang
terdekat Klien (keluarga), seperti orang tua, saudara, atau pihak lain yang
mengerti dan dekat dengan Klien, dari catatan Klien (wawancara atau
63
Klien di masa lalu, serta dari hasil pemeriksaan laboratorium, dan dari
Alat ukur lain yang membantu dalam penelitian adalah berupa alat
tulis.
a. Tensimeter
dokumentasi
b. Termometer
64
tangan kearah abdomen dengan waktu 5-10 menit, baca hasil yang
c. Stetoskop
1. Observasi partisipan
2. Studi dokumentasi
3. Wawancara terstruktur
65
telah menyiapkan instrumen penelitian berupa pertanyaan tertulis.
1. Lokasi Penelitian
2. Waktu Penelitian
Bulan ( 2019 )
No Jenis Kegiatan Januari Februari Maret April Mei Juni July
1 Persiapan
2 Konsul judul
proposal
3 Acc judul proposal
4 Penyusunan
proposal
5 Penelusuran pustaka
6 Seminar pustaka
7 Pengumpulan data
8 Analisa dan
Penyusunan laporan
9 Ujian KTI
Tabel 3.1
Jadwal Penelitian
66
H. Analisa data dan penyajian data
Teknik analisis digunakan dengan cara observasi oleh peneliti dan studi
dengan tabel, gambar, bagan maupun teks naratif. Kerahasiaan dari Klien
I. Etika penelitian
67
atau mengundurkan diri, maka peneliti tidak akan memaksa dan
menghormati haknya.
68
BAB IV
A. Hasil
Sulawesi Selatan, Rumah Sakit ini beralamat di Jl. Lanto Dg. Pasewang
Palm terdapat beberapa ruangan yang berkelas yaitu kelas I,II dan III
disertai dua Water Closet. Ruangan Palm mempunyai beberapa kamar yang
siang, dibersihkan, dan biasa dilakukan oleh cleaning service dan dibantu
2. Karakteristik partisipan
a. Identitas klien
Nama : Tn “E”
Usia : 31 tahun
Agama : Islam
Suku : Makassr
Pendidikan : SMA
69
Pekerjaan : Petani
No.RM : 169008
Nama : Tn “M”
Usia : 53 Tahun
Pekerjaan : Petani
Hubungan : Ayah
a. Pengkajian
gelisah dan keluar jauh dari rumah. Klien mulai seperti itu setelah
berhenti minum obat satu minggu yang lalu, Klien sulit tidur sejak 1
minggu yang lalu, Klien sering tertawa sendiri. Klien merasa bersalah
70
3) Alasan masuk :
gelisah dan keluar jauh dari rumah. Klien mulai seperti itu setelah
berhenti minum obat satu minggu yang lalu, Klien sulit tidur sejak 1
minggu yang lalu, Klien sering tertawa sendiri. Klien mulai ada
obat- obatan terlarang. Klien saat itu sudah tidak memiliki uang untuk
dan mendorong ibunya. Saat itu Klien mulai merasa bersalah dengan
Dadi tahun 2018. Klien pernah diberi obat berwarna pink diminum
pagi dan satu obat berwarna putih diminum pada malam hari.
Saat dikaji :
71
d) Klien tampak selalu menyendiri dikamarnya dan tidak mau
dikamarnya
4) Faktor Predisposisi
b) Pengobatan sebelumnya
72
5) Pemeriksaan fisik
a) Tanda-Tanda Vital
S : 36 oC P : 22 x/i
b) Ukur
BB : 52 Kg
TB : 159 Cm
c) Keluhan fisik
6) Psikososial
a) Genogram
? ? ? ?
? ? ? ?
? ?
? ? ?
31
Keterangan :
: Perempuan : Klien
73
Kesimpulan :
Klien sakit disitulah awal mula Klien menyendiri dan tidak mau
keluarga atau ayah dari Tn “E”, hubungan Tn “E” dan ayahnya baik,
b) Konsep diri
adalah matanya
(2) Identitas
(3) Peran
ibunya.
merindukan ibunya.
74
Klien mengatakan malu untuk bergaul, Klien merasa
c) Hubungan sosial
Tn “E”
rumahnya
d) Spiritual
takdir.
75
Klien mengatakan Klien sering sholat tetapi sholatnya
7) Status Mental
a) Penampilan
berpakaian.
b) Pembicaraan
c) Aktivitas motorik
d) Alam perasaan
dengan ibunya
e) Afek
76
Kontak mata kurang karena Klien sering menunduk, Klien
g) Persepsi
menghardik halusinasinya
h) Pola Pikir
i) Tingkat Kesadaran
j) Memori
l) Kemampuan penilaian
m) Proses pikir
77
Klien kadang mengulang-ulang pembicaraannya saat
bapaknya.
a) Makan
jika haus dan minum obat. Tanpa bantuan orang lain. Klien
menghabiskan makanannya.
b) BAB/BAK
c) Mandi
d) Berpakaian/berhias
78
Klien lebih banyak tiduran , jadi waktu tidur siang dan
f) Penggunaan obat
g) Pemeliharaan kesehatan
dapur
79
dalam keluarganya sehingga bapaknya mengusirnya, tampak Klien
Provinsi Sulawesi Selatan pada saat Klien merasa bosan, Klien tidak
dirinya sampai ingin bunuh diri, bahkan ingin melukai orang lain
dengan teman-temannya.
80
Tidak ada masalah dengan pelayanan kesehatan, Klien
a) Penyakit jiwa
b) Faktor presipitasi
c) Koping
d) Sistem pendukung
e) Penyakit fisik
f) Obat-obatan
g) Aspek medik
: Clorzapine 25 mg 0-1/2-1
: Lorazepam 2 mg 2x1/2
81
h) Pengumpulan data
Data Subjektif :
sendiri.
yang tetap.
Khusus Dadi.
makan saat.
Khusus Dadi.
82
Klien mengatakan pernah mendengar bisikan seorang perempuan
menghardiknya
Data Objektif
menghabiskan makanannya
7. efek labil
dikamarnya.
13. klien tampak tidak mau bergaul, klien tampak lesu dan lebih
83
i) Klasifikasi data
Tabel 4.2
Klasifikasi data
Data Subjektif Data Objektif
1 2
1. Klien mengatakan masuk ke Rumah 1. kontak mata kurang
Sakit Khusus Daerah Dadi karna 2. tampak klien berbicara lambat
sering mondar-mandir dan suara lemah
2. Klien mengatakan pernah diusir 3. tampak klien berbicara lambat
oleh bapaknya dari rumah karena dan kadang-kadang tidak dapat
melakukan tindakan kekerasan dipahami sehingga tujuan
kepada saudara dan ibunya seperti pembicaraan tidak tercapai
memukul saudaranya dan 4. reaksinya lambat saat dilakukan
mendorong ibunya . interaksi
3. Klien mengatakan tidak disukai oleh 5. klien tampak pada saat
saudaranya sendiri karena pernah pembagian makanan , klien
dipukul dan berprilaku aneh seperti menghabiskan makanannya
ketawa- ketawa sendiri 6. klien tampak sedih
4. Klien mengetahui bahwa dirinya 7. efek labil
tidak memiliki pekerjaan yang tetap 8. bicaranya tidak sesuai
5. Klien mengatakan kurang menjaga 9. Klien sering menunduk
kebersihan diri seperti mandi saat 10. Klien tampak selalu menyendiri
berada di Rumah Sakit Khusus Dadi dikamarnya dan tidak mau
6. Klien mengatakan pernah berbicara dengan temannya
mendengar bisikan seorang walaupun temannya berkumpul
perempuan ditelinganya setiap dikamarnya
malam saat klien menyendiri, klien 11. klien tampak tidak mau bergaul
biasanya menghardiknya. 12. klien tampak lesu dan lebih
banyak menghabiskan waktunya
ditempat tidur
13. kadang klien mengingat masa
lalunya
14. terkadang klien kurang
konsentrasi
15. jika klien ditanya klien mudah
berali seperti saat dikaji dimana
arah kiblat, awalnya klien
menjawab ke arah depan pintu,
kemudian berali ke arah serong
sebelah kanan
16. Klien tampak memperlihatkan
cara menghardik halusinasinya
j) Analisa data
Tabel 4.3
Analisa data
Data Masalah
1 2
DS
1. Klien mengatakan masuk ke Rumah
Sakit Khusus Dadi karna sering
mondar-mandir
2. Klien mengatakan pernah di usir Ganagguan konsep diri: Harga diri
oleh bapaknya karena melakukan rendah
tindakan kekerasan terhadap saudara
dan ibunya
84
1 2
3. klien mengatakan bahwa saudaranya
tidak menyukainya
4. Klien mengatakan kursng menjaga
kebersihan dirinya
5. Klien mengatakan makannya teratur,
dan berselera untuk makan
DO
1. kontak mata kurang
tampak klien berbicara lambat dan
suara lemah, tampak klien berbicara
lambat dan kadang-kadang tidak
dapat dipahami sehingga tujuan
pembicaraan tidak tercapai.
2. tampak klien berbicara lambat dan
kadang-kadang tidak dapat dipahami
sehingga tujuan pembicaraan tidak
tercapai
3. reaksinya lambat saat dilakukan
interaksi
klien tampak pada saat pembagian
makanan , klien menghabiskan
makanannya .
DS
1. Klien mengatakan pernah di usir
oleh bapaknya karena pernah
memukul saudaranya dan
mendorong ibunya Isolasi Sosial
2. klien mengatakan bahwa saudaranya
tidak menyukainya
1. DO
1. Pandangan klien tampak tajam
danmengepal tangannya.
DS
1. Klien mengatakan pernah mendengar
bisikan seorang perempuan
ditelinganya setiap malam saat klien Resiko persepsi sensori : Halusinasi
menyendiri, klien biasanya pendengaran
menghardiknya.
DO
1. Klien tampak memperlihatkan cara
menghardik halusinasinya
85
k) Pohon Masalah
Tabel 4.4
Pohon masalah
b. Diagnosa keperawatan
2. Isolasi sosial
86
69
B. Pembahasan
Pada bab ini, penulis akan menguraikan secara sistematis pelaksanaan asuhan
keperawatan dan adanya kesenjangan antara konsep dasar dengan kasus nyata yang
dirawat secara langsung, selama dua hari pada Tn. “E” dengan gangguan konsep diri:
Harga Diri Rendah di ruangan Palm Rumah Sakit Khusus Daerah Provinsi Sulawesi
1. Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap awal dan dasar utama dari Proses Keperawatan
dan merupakan suatu proses yang sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai
Muhith,2015).
Beberapa tanda dan gejala yang disebutkan tentang Klien yang menderita
a. Perasaan malu terhadap diri sendiri individu mempunyai perasaan kurang percaya
diri.
b. Rasa bersalah terhadap diri sendiri, individu yang selalu gagal dalam meraih
sesuatu.
c. Merendahkan martabat diri sendiri, menganggap dirinya berada dibawah orang lain.
d. Gangguan berhubungan social seperti menarik diri, lebih suka menyendiri, dan tidak
e. Rasa percaya diri kurang, merasa tidak percaya dengan kemampuan yang dimiliki.
f. Sukar mengambil keputusan, cenderung bingung dan ragu – ragu dalam memilih
sesuatu.
g. Menciderai diri sendiri sebagai akibat harga diri yang rendah disertai harapan yang
93
h. Mudah tersinggung atau marah yang berlebihan.
menurun, tidak berani menatap lawan bicara, lebih banyak menunduk, dan berbicara
Sedangkan pada kasus kasus Tn “E” yang merawat di ruang Palm Rumah
Sakit Khusus Daerah Dadi Provinsi Sulawesi Selatan, ditemukan kesenjangan antara
a. Data yang ditemukan dalam studi kasus tetapi tidak terdapat dalam konsep teori
adalah:
1) Kurang memperhatikan perawatan diri, Peneliti menilai bahwa data ini tidak
terdapat dalam konsep teori tetapi terdapat pada studi kasus saat peneliti
melakukan supervise
b. Data yang tidak ditemukan dalam studi kasus tetapi ditemukan dalam konsep teori
adalah:
1) Mengejek dan mengkritik diri, peneliti menilai bahwa data ini tidak ditemukan
pada dirinya
2) Pandangan hidup yang pesimistisan, peneliti menilai bahwa data ini tidak
ditemukan karena klien selama supervisi Klien tidak menunjukkan tanda - tanda
3) Penolakan terhadap kemampuan diri, Peneliti menilai bahwa data ini tidak
94
Kesenjangan yang terjadi antara teori dan kasus diatas adalah adanya beberapa
data yang disebutkan dalam teori yaitu data tentang kurang memperhatikan perawatan
diri dan kurang selera makan yang tidak ditemukan dalam kasus , hal ini disebutkan
karena selama pengkajian Klien selalu memperhatikan perawatan dirinya dengan cara
mandi, sedangkan untuk selera makan Klien baik, Klien mampu menghabiskan porsi
yang disediakan pihak Rumah Sakit Khusus Dadi Provinsi Sulawesi Selatan.
2. Diagnosa keperawatan
Teori tentang Harga diri rendah menurut Eka Nur, 2016, mengatakan bahwa
Diagnosa Keperawatan yang sering ditemukan pada klien Harga diri rendah adalah :
c) Berduka Disfungsional
Didalam kasus yang nyata yang dirawat pada Tn. “E” ditemukan diagnosa :
b. Isolasi Sosial
Kesenjangan yang terjadi pada Diagnose Keperawatan antara teori dengan kasus
adalah pada teori menyebutkan 5 diagnosa sedangkan pada kasus peneliti menemukan 3
diagnosa yaitu; gangguan konsep Harga Diri Rendah,Isolasi Sosial, resiko persepsi
95
3. Intervensi Keperawatan
Intervensi keperawatan menurut Eka Nur Halifah, 2016 pada Klien Harga Diri
Rendah menurut teori mengacu kepada tujuan khusus (TUK) yang akan dicapai oleh
Klien, yaitu Klien mampu membina hubungan saling percaya, Klien mampu
yang ajarkan sebelumnya, Klien sudah bisa merapikan tempat tidur, melipat pakaian,
mencuci baju secara mandiri. Sedangkan pada keluarga mampu menjelaskan tanda dan
gejala Harga Diri Rendah serta mendemonstrasikan cara merawat pasien dengan Harga
Diri Rendah, kemudian keluarga mampu mempraktikkan cara merawat dengan Harga
Diri Rendah langsung kepada Klien , dan keluarga mampu membuat perencanaan
pulang.
Pada kasus Tn “E” dengan Harga Diri Rendah intervensi yang dilakukan
mengacu pada teori Intervensi Keperawatan Klien Harga Diri Rendah, tetapi peneliti
“E” tidak pernah menjenguk Klien, olehnya itu penueliti menemukan adanya
4. Implementasi
Tindakan yang dilakukan selama dua hari sesuai dengan rencana yang telah
direncanakan sesuai dengan teori, seperti Mendiskusikan kemampuan dan aspek positif
yang dimiliki Klien, membantu Klien menilai kemampuan yang masih dapat digunakan,
kemampuan yang sudah dipilih dan menyusun jadwal pelaksanaan kemampuan yang
telah dilatih dalam rencana harian. Tetapi penulis tidak melaksanakan Strategi Pelaksana
96
5. Evaluasi
maka diperoleh Evaluasi Keperawatan pada masalah Harga Diri Rendah dapat teratasi
a. Klien mampu membina hubungan saling percaya, seperti mau berjabat tangan, mau
d. Klien sudah bisa merapikan tempat tidur, melipat pakaian, mencuci baju secara
mandiri
Klien, teori menyebutkan adanya dukungan keluarga dalam perawatan Klien, sedangkan
selama penulis mengadakan study kasus Tn “E” keluarga Klien tidak pernah datang
membesuk, dikarenakan rumah dengan lokasi Tn “E” berada sangatlah jauh sehingga
97
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Keperawatan pada Tn “E” dengan masalah Keperawatan Harga Diri Rendah maka penulis
1. Terdapat kesenjangan antara konsep teori dan praktek yang ditemukan pada data Klien
Harga Diri Rendah. Pada konsep teori data yang tidak ditemukan dalam studi kasus
adalah mengejek dan mengkritik diri sendiri,pandangan hidup yang pesimistis dan
penolakan terhadap kemampuan diri. Sedangkan data yang ditemukan dalam studi kasus
tidak terdapat dalam teori adalah sulit bergaul dan penolakan terhadap keamampuan diri.
2. Terdapat kesenjangan antara konsep teori dan praktek yang ditemukan pada Diagnosa
Keperawatan Klien Harga Diri Rendah. Pada Diagnosa Keperawatan terdapat 6 diagnosa
yang ditemukan dalam teori yaitu: Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah, Koping
Individu Tidak Efektif, Berduka Fungsional Isolasi Sosial : Menarik Diri, Perubahan
studi kasus ditemukan 3 Diagnosa Keperawatan yaitu: Gangguan Konsep Diri : Harga
3. Perencanaan Keperawatan Jiwa pada Diagnosa Harga Diri Rendah sesuai dengan teori
yakni Strategi Pelaksana I yaitu diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
pasien, membantu pasien menilai kemampuan yang masih dapat digunakan, membantu
sudah dipilih dan menyusun jadwal pelaksanaan kemampuan yang telah dilatih dalam
rencana harian, Strategi Pelaksasna II latih Klien melakukan kegiatan lain yang sesuai
97
4. Tindakan Keperawatan yang dilakukan dua hari sesuai dengan rencana yang telah
ditetapkan pada Diagnosa Harga Diri Rendah yaitu Strategi Pelaksana I Mendiskusikan
kemampuan dan aspek positif yang dimiliki Klien , membantu pasien menilai
kemampuan yang akan dilatih, melatih kemampuan yang sudah dipilih dan menyusun
jadwal pelaksanaan kemampuan yang telah dilatih dalam rencana harian, Strategi
Pelaksana II Melatih pasien melakukan kegiatan lain yang sesuai dengan kemampuan
Klien.
5. Hasil evaluasi menunjukkan tujuan khusus hampir semuanaya dapat dicapai setelah
tidak tercapai karena keluarga tidak pernah datang membesuk Klien selama proses
Keperawatan berlangsung, dikarenakan rumah dengan lokasi Klien berada sangatlah jauh.
B. Saran
1. Institusi Pendidikan
DIII Keperawatan pada masa yang akan datang, sebagai bahan bacaan di
perpustakaan dan sebagai salah satu persyaratan dalam menyelesaikan Program DIII
2. Rumah Sakit
98
3. Klien dan Keluarga
perawatan dan pengobatan pada Klien yang mengalami skizofrenia dengan masalah
5. Tenaga Keperawatan
6. Penulis
mengalami Skizofrenia dan menerapkan ilmu yang diperoleh dalam penanganan Klien
99
c. Rencana Asuhan Keperawatan
Tabel 4.4
Intervensi keperawatan
Diagnosa Perencanaan
No
Keperawatan Tujuan Intervensi
1 2` 3 4
1 Gangguan konsep diri: harga TUM: BHSP
diri rendah. ditandai dengan. Klien tidak terjadi gangguan 1. Bina hubungan saling percaya
DS konsep diri : harga diri 2. Sapa klien dengan ramah, baik
1. Klien mengatakan masuk ke rendah klien akan meningkat verbal maupun non verbal
Rumah Sakit Khusus Dadi setelah dilakukan tiga kali 3. Perkenalkan diri dengan sopan
karna sering mondar-mandir pertemuan. 4. Tanyakan nama lengkap klien
2. Klien mengatakan pernah di dan nama panggilan yang
usir oleh bapaknya karena TUK: disukai klien
melakukan tindakan 1. Klien dapat membina 5. Jelaskan tujuan pertemuan
kekerasan terhadap saudara hubungan saling percaya 6. Tunjukkan sikap empati dan
dan ibunya menerima klien apa adanya
3. klien mengatakan bahwa TUK 2 : 7. berikan perhatian kepada klien
saudaranya tidak 1. Klien dapat
menyukainya mengidentifikasi SP1P
4. Klien mengatakan kurang kemampuan dan aspek 1. Diskusikan kemampuan dan
menjaga kebersihan dirinya positif yang dimiliki aspek positif yang dimiliki
seperti jarang ganti baju. 2. Klien dapat menilai pasien
5. Klien mengatakan makannya kemampuan yang dapat 2. Bantu pasien menilai
teratur, dan berselera untuk digunakan. kemampuan yang masih dapat
makan 3. Klien dapat menetapkan digunakan
DO atau merencanakan 3. Bantu pasien
1. kontak mata kurang kegiatan sesuai dengan memilih/menetapkan
2. tampak klien berbicara kemampuan yang kemampuan yang akan dilatih
lambat dan suara lemah dimiliki 4. Latih kemampuan yang sudah
3. tampak klien berbicara dipilih dan menyusun jadwal
lambat dan kadang-kadang pelaksanaan kemampuan yang
tidak dapat dipahami telah dilatih dalam rencana
sehingga tujuan TUK 3 : harian
pembicaraan tidak tercapai 1. Klien dapat melakukan SP11P
4. reaksinya lambat saat kegiatan sesuai kondisi 1. Latih pasien melakukan
dilakukan interaksi dan kemampuan kegiatan lain yang sesuai
5. klien tampak pada saat 2. Klien dapat dengan kemampuan pasien
pembagian makanan , klien memanfaatkan sistem
menghabiskan makanannya pendukung yang ada.
2 Isolasi sosial: menarik diri TUM :
Klien dapat berinteraksi 1. Kaji pengetahuan klien
dengan orang lain 2. Beri kesempatan kepada klien
untuk mengungkapkan perasaan
yang menyebabkan klien tidak
mau bergaul.
87
1 2 3 4
TUK : 3. Berikan pujian terhadap
kemampuan klien
1. Klien dapat menyebutkan mengungkapkan perasaannya
keuntungan beinteraksi 4. Beri penguatan positif terhadap
dengan orang lain dan kemampuan mengungkapkan
kerugian tidak perasaan tentang keuntungan
berinteraksi dengan berinteraksi dengan orang lain
orang lain dan penyebab 5. Kaji pengetahuan klien tentang
menarik diri kerugian bila tidak berinteraksi
dengan orang lain
88
d. Catatan Tindakan Keperawatan
Tabel 4.5
Implementasi keperawatan
89
1 2 3 4 5
90
1 2 3 4 5
91
e. Catatan Perkembangan Keperawatan
1 2 3 4 5
O:
1. Klien mau berjabat tangan dan berkenalan
dengan perawat
2. Klien mau menceritakan masalah yang
dihadapi
3. Kontak mata kurang
4. Ekspresi wajah sesuai saat diajak bicara
92
1 2 3 4 5
O:
1. Klien tampak mampu membersihkan
tempat tidur dengan baik
2. Klien mampu melipat pakaian dengan
rapi
A : Intervensi teratasi
Klien
1. Anjurkan klien untuk melakukan kegiatan
harian ketiga yaitu mencuci pakaian
2. Anjurkan klien untuk memasukkan 3
kegiatan yang telah dipilihkan kedalam
jadwal kegiatan harian klien
3 Jumat Harga Diri Rendah 11:10 S :Klien mengatakan bisa melipat pakaian “ saya
bisa melakukan cara melipat pakaian “
04-maret 2019 O :Klien tampak dapat melipat pakaian sesuai
denagn yang diajarakan.
A : Intervensi teratasi SP111P tercapai
P : pertahankan intervensi
93
Lampiran 3
DOKUMENTASI