Paper K-6 IA PDF
Paper K-6 IA PDF
AN INTERNAL PERUSAHAAN
II. PEMBAHASAN.
2.1. Tanggung Jawab Manajemen
Manajemen bertanggung jawab untuk mengadopsi kebijakan akuntansi yang baik, me
nyelenggarakan pengendalian internal yang memadai, dan menyajikan laporan keuangan
yang wajar berada di puncak manajemen, bukan di pundak auditor. (Delia Resqi, 2020)
d. Struktur Organisasi
Struktur organisasi menyediakan kerangka kerja untuk perencanaan, pe
laksanaan, pengendalian dan pemantauan aktivitas dari suatu perusahaan. Str
uktur organisasi berkontribusi terhadap kemampuan suatu entitas untuk mem
enuhi tujuan dengan menyediakan kerangka kerja menyeluruh atas perencana
an, pelaksanaan, pengendalian, dan pemantauan aktifitas suatu entitas. Penge
mbangan struktur organisasi untuk suatu organisasi menyangkut perumusan k
ewenangan dan tanggung jawab serta alur pelaporan yang dituangkan dalam
bentuk bagan organisasi. Pemahaman hubungan tersebut diperlukan untuk m
enilai lingkungan pengendalian organisasi dan dampaknya terhadap efektivit
as kebijakan dan prosedur pengendalian.
5. Pemantauan (Monitoring)
Pemantauan merupakan suatu proses yang menilai kualitas kinerja pen
gendalian intern pada suatu waktu. Pemantauan dapat dilakukan melalui aktivi
tas terus – menerus atau evaluasi terpisah. Prosedur pemantauan yang terus –
menerus dilakukan terhadap aktivitas rutin yang normal terjadi dalam sebuah e
ntitas serta mencakup aktivitas manajemen dan pengawasan yang biasa. Sebag
ai contoh, dalam beberapa entitas, auditor internal secara teratur menyediakan
informasi tentang berfungsi tidaknya sistem pengendalian internal, dengan ber
fokus pada evaluasi desain dan operasi pengendalian internal. Evaluasi terpisa
h adalah penilaian periodik atas semua atau sebagian pengendalian internal. E
valuasi tersebut dapat dilakukan oleh personel internal atau oleh pihak luar, se
perti kantor akuntan publik.
2. Pendokumentasian
Pendokumentasian mencakup beberapa langkah yang akan mengarah pada per
temuan awal antara auditor dengan manajer klien. Pembuatan daftar pengingat dan
daftar isi awal untuk kertas kerja merupakan beberapa hal yang dilakukan saat pen
dokumentasian. Auditor juga membuat kuesioner yang akan digunakan dalam waw
ancara dan diskusi dengan manajer klien dan lainnya.
3. Bertemu Klien
Pertemuan auditor dengan manajer klien member peluang bagi auditor untuk
menjelaskan tujuan dan pendekatan audit yang akan dilakukan. Dalam beberapa sit
uasi, auditor justru ingin membahas keseluruhan peran audit internal dan organisasi
Dalam pembahasan dengan manajer dan supervisor, auditor menjelaskan tujuan, s
asaran dan standar operasi serta resiko bawaannya. Auditor juga ingin mengenali g
aya manajemen yang diterapkan.
5. Pengamatan
Pengamatan dalam arti umum terus dilakukan selama survei pendahuluan. Mel
alui pengamatan yang gigih dan Tanya jawab yang cerdas, auditor internal mampu
untuk;
- Menemukan tujuan, sasaran dan standar · Menilai kontrol untuk mencapai tujua
n-tujuan ini.
- Mengevaluasi risiko · Menetukan kontrol untuk meminimalkan risiko · Membuat
penentuan risiko secara sistematik · Menilai gaya manajemen.
7. Pelaporan.
Selama penelaahan hasil-hasil survei dengan manajemen, pelaporan temuan p
ositif dan negatif bisa jadi kondusif bagi hubungan auditor-klien. Estimasi awal unt
uk waktu dan kebutuhan sumber daya harus dilakukan, bersama dengan target tang
gal pekerjaan lapangan dan fase pelaporan audit.
Bukti Audit
a. Manfaat identifikasi bukti audit
- Bukti akan digunakan untuk mendukung temuan, simpulan, dan rekomendasi audit
- Bukti-bukti audit mempunyai peran yang sangat penting terhadap keberhasilan pelaksana
an audit. (Alifah, 2015)
2. Bukti Matematis
Seorang auditor akan mendapatkan bukti matematis melalaui perhitungan yang dilaku
kan secara langsung, misalnya saja foting untuk penjumlahan vertikal dan cross footing
bisa untuk perjumlahan bisa itu secara horizontal maupun vertikal.
3. Bukti Rasio
Bukti rasio atau yang biasa disebut sebagai bukti perbandingan, dipakai oleh para audi
tor untuk menghitung rasio likuiditas, profitabilitas, solvabilitas, qucik ratio dan masih
ada banyak lagi. Dan bukti rasio ini masuk kedalam jenis bukti audit yang sangat umum
digunakan.
4. Bukti Dokumenter
Bukti dokumenter ini terbagi menjadi beberapa bagian seperti bukti yang dibuat ole
h pihak luar lalu dikirimkan kepada tim auditor secara langsung. Selanjutnya ada juga b
ukti yang buat untuk disimpan secara pribadi oleh klien. Pada bukti yang pertama mem
punyai keterandalan yang tinggi sekali bila dibandingkan dengan dokumen-dokumen se
lain itu.
7. Bukti Surat
Umunya bukti surat ini lebih dikenal dengan sebutan surat pernyataan tertulis yakni se
buah surat tertulis yang sebelumnya sudah ditandatangani individu yang dapat bertangg
ungjawab dan juga mempunyai pengetahuan yang lebih mengenai kondisi tertentu, mis
alnya bukti tersebut diperoleh dari manajemen termasuk juga dari spesialis jurnal akunt
an.
9. Bukti Analitik
Bisa dikatakan kalau bukti analitik ini hampir sama dengan bukti rasio (perbandingan)
sebab bukti analitik ini masih satu bahasan dengan pos tertentu antara laporan keuangan
tahun berjalan dan tahun yang sudah terlewat. Dan tahun sebelumnya masih menjadi ac
uan utama untuk dijadikan perbandingan. Diawal kegiatan audit bukti ini akan dikumpu
lkan terlebih dahulu sehingga terlihat objek pemeriksaan yang membutuhkan pemeriksa
an lebih lanjut seperti itu.
III. PENUTUP
KESIMPULAN
Dari makalah diatas dapat disimpulkan bahwa, pengendalian diartikan sebagai upaya
untuk mengarahkan kegiatan guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pengendalian
sebagai salah satu unsur dari fungsi manajemen, memiliki dua aspek penting yaitu penga
wasan dan tindak lanjut. Kedua aspek tersebut perlu diintegrasikan pengendalian internal
yang memungkinkan manajemen dapat menjalankan fungsi pengendaliannya secara efekt
if dan efisien, dan dapat mengatasi span of control yang cenderung semakin luas sejalan
dengan semakin besarnya skala perusahaan. Oleh karena itu, dalam perspektif manajeme
n, pengendalian internal meliputi semua kebijakan, prosedur, dan tindakan, yang didukun
g oleh semua unsur organisasi untuk mengarahkan aktivitas organisasi guna mencapai tuj
uan yang telah ditetapkan.
Komponen pengendalian internal terbagi menjadi 5 bagian diantaranya:
a) Lingkungan Pengendalian (control environment)
b) Penilaian Risiko (risk assessment)
c) Aktivitas Pengendalian (control activity)
d) Informasi & Komunikasi (information & Communication)
e) Aktivitas Pemantauan (monitoring activity).
Tujuan review terhadap pengendalian internal yaitu untuk menentukan kecukupan per
ancangan dan efektivitas pelaksanaan pengendalian internal, serta menyediakan informas
i berkenaan dengan kelemahan atau kekurangan pengendalian sebagai bahan tindak lanju
t perbaikan oleh manajemen.
Survei pendahuluan dalam audit dilakukan pada saat adanya kerumitan evaluasi pada
audit pada saat audit mulai dilakukan sebagai kegiatan untuk mendapatkan informasi me
ngenai objek tertentu tanpa melakukan verifikasi secara rinci.
SARAN
Pengendalian internal sangatlah penting dalam kehidupan suatu perusahaan agar kita bisa
memeriksa dan menganalisis ketelitian data akuntansi, semua metode dan kebijakan yang dig
unakan perusahaan dalam mengendalikan jalannya operasional perusahaan agar dapat menca
pai tujuan perusahaan yang telah ditetapkan.
Auditor harus waspada terhadap adanya kemungkinan bahwa unsur pelanggaran hukum t
elah terjadi. Jika ada informasi spesifik yang menarik perhatian auditor yang memberikan ind
ikasi tentang adanya kemungkinan unsur tindakan pelanggaran hukum yang mungkin menim
bulkan dampak material tidak langsung terhadap laporan keuangan, maka auditor berkewajib
an melaksanakan prosedur audit yang dirancang secara khusus untuk meyakinkan apakah uns
ur tindakan pelanggaran hukum telah dilakukan atau tidak. Namun, mengingat karakteristik u
nsur tindakan pelanggaran hukum sebagaimana telah dijelaskan di atas, perlu didasari bahwa
suatu audit yang dilakukan berdasarkan standar auditing tidak menjamin bahwa unsur tindaka
n pelanggaran hukum akan terdeteksi atau berbagai kewajiban bersyarat akan berhasil diungk
apkan.
Dalam penerapan prosedur audit dan evaluasi hasil pelaksanaan prosedur tersebut, auditor
mungkin akan memperoleh informasi spesifik berikut ini, yang menimbulkan tanda tanya ada
atau tidaknya kemungkinan unsur pelanggaran hukum:
Transaksi tanpa otorisasi, transaksi dicatat secara salah, atau transaksi dicatat tidak
lengkap atau tidak tepat waktu sehingga tidak mencerminkan pertanggungjawaban
aktiva secara memadai.
Penyelidikan oleh instansi pemerintah, peringatan tertulis, atau pembayaran denda
dalam jumlah besar.
Pembayaran dalam jumlah besar untuk jasa yang tidak jelas tujuannya kepada
konsultan, pihak afiliasi, karyawan, atau pihak lain.
Komisi penjualan atau komisi agen yang dipandang berlebihan jika dibandingkan
dengan yang biasanya dibayarkan oleh klien atau dengan jasa yang benar-benar
diterima oleh klien.
Pembayaran tunai sangat besar, cek tunai dalam jumlah besar, transfer besar ke nomor
rekening bank tertentu, atau transaksi lain serupa, yang tidak biasa.
Pembayaran untuk pejabat atau karyawan pemerintah yang berhubungan dengan
pekerjaan mereka, yang tidak dijelaskan.
Keterlambatan pengisian dan pengembalian surat pemberitahuan pajak, atau ketidak
mampuan membayar kewajiban kepada pemerintah yang lazim bagi industri entitas
atau karena sifat bisnis entitas tersebut.
Auditor mungkin tidak dapat menentukan apakah sesuatu tindakan merupakan unsur tind
akan pelanggaran hukum atau tidak yang disebabkan oleh klien keterbatasan yang muncul ter
utama dari kondisi lingkungan dan bukannya disebabkan oleh klien, atau disebabkan oleh ket
idak pastian yang muncul dari interprestasi atas hukum atau peraturan yang berlaku atau pun
fakta-fakta yang ada di sekitar kejadian. Dalam kondisi demikian, auditor harus mempertimb
angkan pengaruh keterbatasan tersebut terhadap laporannya.
IV. REFERENSI