Anda di halaman 1dari 9

8.

1 PENGOLAHAN LUMPUR AKTIF (ACTIVATED SLUDGE )

Proses Penurunan Organik Karbon (BOD)

Pengolahan lumpur aktif adalah sistim pengolahan dengan menggunakan bakteri aerobik

yang dibiakkan dalam tangki aerasi yang bertujuan untuk menurunkan organik karbon atau organik

nitrogen. Dalam hal menurunkan organik, bakteri yang berperan adalah heterotrophic. Sumber

energi berasal dari oksidasi senyawa organik dan sumber karbon adalah organik karbon. BOD dan

COD dipakai sebagai ukuran atau satuan yang menyatakan konsentrasi organik karbon, dan

selanjutnya disebut sebagai substrat.

Reaksi oksidasi dan sintesis sel adalah sebagai berikut :

bakteri
 CHONS + O2 + nurtien  CO2 + NH3 + C5H7NO2 + hasil akhir
bahan sel baru
organik

sintesis / respirasi :

bakteri
 C5H7NO2 + 5 O2  5 CO2 + 2 H2O + NH3 + Energi
113 160
1 1.42

Bahan organik dalam air buangan akan diuraikan oleh mikroorganisme menjadi karbon

dioksida, amonia dan untuk pembentukan sel baru serta hasil lain yang berupa lumpur (sludge).

Bakteri juga perlu respirasi dan melakukan sintesa untuk kelangsungan hidupnya. Pada reaksi

respirasi terlihat bahwa ultimate BOD untuk sel sebesar 1.42 kali konsentrasi sel.

Parameter Penting Untuk Desain

a) F/M Ratio

F/M ratio yaitu perbandingan antara substrat (food) terhadap mikroorganisme (M) atau

lebih tepatnya.

Substart (BOD) yang masuk ke tanki aerasi per satuan waktu


F/M = Massa mikroorganisme di tanki aerasi
Q . So
Atau F/M = V .X

Dengan :

Q = debit air yang diolah (l 3/t)

So = konsentrasi substrat ( mg BOD/ l )

X = Konsentrasi mikroorganisme (mg Vss / l )

V = Volume tanki aerasi (m3)

b) SVI (Sludge Volume Index)

SVI didefinisikan sebagai volume sludge yang mengendap 30 menit dalam satu liter sampel

dibagi dengan berat sludge kering per satu liter sludge.

Volume Sludge (ml)


SVI =
MLSS(mg/ l) x 10 -3 g/mg

1000 x Vs
SVI = ml/g
MLSS

Harga SVI < 100 ml/g, dapat mengendap dengan baik.

SVI > 200 ml/g, dalam kondisi bulking.

c) Rasio Resirkulasi (r)

Rasio resirkulasi adalah perbandingan antara debit lumpur yang dikembalikan ke tanki

aerasi terhadap debit air yang diolah.

r = Qr/Q

pengolahan konvensional r = 0.25 – 0.5

d) Umur lumpur (c)

Umur lumpur adalah jumlah massa mikroorganisme (sebagai lumpur yang aktif) dibagi

jumlah massa mikroorganisme yang dibuang per satuan waktu.

V.X
c = Q . X
w r
e) Waktu detensi (HTR)

HTR adalah lama waktu air limbah tinggal dalam tanki aerasi.

T =  = V/Q

θ
Kondisi sesungguhnya adalah actual =
1 r

f) Volumetric loading (VL)

Volumetric loading adalah massa BOD per m3 air limbah per hari.

Q . So
VL = Kg BOD/m3.d
V

g) Produksi Lumpur (Px)

Banyaknya lumpur yang dihasilkan dan yang harus dibuang setiap harinya dapat

diperkirakan dengan persamaan berikut :

Dengan :

Yobs = koefisien yield observasi

Q = debit air yang diolah

S, So = konsentrasi BOD di influen dan efluen (g/m3)

h) Kebutuhan Oksigen

Kebutuhan oksigen Kg O2/hari = Total Keb. O2 – kebutuhan untuk respirasi

Q (So - S )
Kg O2/hari = - 1.42 Px
1000 .f

Dengan :

f = faktor konversi BOD5 ke BOD ultimate

Modifikasi Proses

Modifikasi proses pada lumpur aktif sistem dapt dilakukan dengan :


 merubah konfigurasi sistem inlet.

 merubah konfigurasi parameter utama seperti F/M ratio, rasio resirkulasi, umur lumpur dan

lain-lain.

 merubah dengan oksigen murni dan lain-lain.

Tipe-tipe hasil modifikasi dan apa yang membedakannya, adalah sebagai berikut :

a) Step aerasi:

 merupakan tipe plug flow konvensional yaitu rasio F/M menurun menuju ke outlet.

 Inlet air buangan masuk melalui 3 - 4 titik di tanki aerasi dengan maksud untuk

menyetarakan F/M rasio dan mengurangi tingginya kebutuhan oksigen di titik yang

paling awal.

 Keuntungannya adalah mempunyai volumetric loading yang tinggi dan HRT yang lebih

pendek.

Gambar 2.1 Step aerasi, type modifikasi dari pengolahan biologis

b) Tapered Aeration

Hampir sama dengan step aerasi, tetapi injeksi udara di titik awal lebih tinggi.
Gambar 2.2 Tapered aeration, type modifikasi dari pengolahan biologis

c) Contact Stabilisasi

Pada sistem ini terdapat dua tanki yaitu :

 contact tank yang berfungsi untuk mengabsorb bahan organik untuk proses lumpur

aktif.

 reaeration tank yang berfungsi untuk mengoksidasi bahan organik yang telah diabsorb .

(proses stabillisasi)

d) Pure Oxygen

Oksigen murni diinjeksikan ke tanki aerasi dan diresirkulasi. Keuntungannya adalah

mempunyai F/M ratio dan volumetric loading yang tinggi, serta HRT yang lebih pendek.

Gambar 2.3 Pure Oksigen, type modifikasi dari pengolahan biologis


e) Oxidation ditch

Bentuk oxidation ditch adalah oval dengan aerasi secara mekanis, kecepatan aliran 0.25 -

0.35 m/s.

f) Hight rate aeration

Kondisi ini dicapai dengan meninggikan harga rasio resirkulasi (r), atau debit air yang

dikembalikan dibesarkan 1 – 5 kali. Dengan cara ini maka akan diperoleh jumlah

mikroorganisme yang lebih besar, sehingga mempunyai kinerja F/M dan Volumetric

loading yang tinggi, dan HRT yang lebih pendek. Pada sistem ini mempunyai efisiensi yang

lebih rendah.

Gambar 2.4 Hight Rate Aeration, type modifikasi dari pengolahan biologis

g) Extended Aeration

Pada sistem ini reaktor mempunyai umur lumpur dan HRT yang lebih lama, sehingga

lumpur yang dibuang/dihasilkan akan lebih sedikit.


CONTOH SOAL

Air buangan dari suatu industri diolah dengan proses Lumpur aktif. Dengan karakteristik air

buangan dan parameter desain ditentukan sebagai berikut :

- Q = 10.000 m3/hari

- BOD5influent (So) = 200 mg/l

- BOD5effluent (S) = 20 mg/l

- c = 10 hari

- X = 2.000 mg Vss/l

- SVI = 80

- Y = 0.5 ; Y obs = 0.36 Kd = 0.04/ hari

- MLVSS/MLSS = 0.8

Tentukan :

a. Volume tangki aerasi

b. Hitung rasio F/M dan volumetric loading

c. Tentukan rasio resirkulasi r, Xr

d. Kebutuhan Oksigen di tangki aerasi.

Jawaban

Y . So  S .Q
V
X .  1 c   k d 
a. Volume =
  

0.5. 200  20 mg / l .1000 m 3 / hari


V 
2000 mg/l. 0.1  0.4  (l/hari)
 3200 m 3

Q . So
b. F/M = V .X
10000 m 3 /hari . 200 gr/m 3

3200 m 3 .2000 gr/m 3
 0.31 kg/hari

Q . So
Vl 
V
10000 m 3 / hari.200 gr / m 3
  625 gr BOD/m 3 .hari  0.625 Kg/m 3 .hari
3200 m 3

c. Rasio resirkulasi

r
X 
1  r . SVI 
(MLSS). SVI
r  6
10 .( MLSS ).( SVI )

 6
 2000 / 0,8. 80 
10  ( 2000 / 0,8).(80)
 0.25

1
Xr (mg/l) 
SVI
10 6
 mg/l
80
 12500 mg/l MLSS atau 10000 mg/l MLVSS

d. Kebutuhan Oksigen di tangki aerasi, dapat dihitung dari persamaan produksi Lumpur :

Px = Yobs Q (So – S)/1000 (Kg/hari)

= (0,36) . 10000 m3/hari . 180 gr/m3 / 1000

= 648 Kg/hari

Kebutuhan Oksigen per hari adalah :

Q (So - S )
Kg O2/hari = - 1.42 Px
1000 .f

10000 m 3 /hari (200 - 20 )


Kg O2/hari = - 1.42 (648)
1000 .(0,7)

= 1650 Kg/hari

DAFTAR PUSTAKA
Bowo Djoko M. Teknik Pengolahan Air Limbah Secara Biologis. Jurusan Teknik Lingkungan –
ITS.
Gordon M Fair, John C geyer, Daniel A Okun. Water and Wastewater Engineering. John Wiley
& Sons, 1968. Chapter 35
Metcalf & Eddy. Wastewater Treatment and Reuse, Fourth Edition. Mc-Graw Hill Higher
Education, 2003. Chapter 5.
Mark J Hammer. Water & Wastewater Technology. Upper Saddle River New Jersey Colombus,
Ohio, 2004. Chapter 11.
M Razif. Unit Operasi. Teknik Penyehatan, FTSP – ITS, 1992. Pokok Bahasan 2.
Metcalf & Eddy. Wastewater Engineering : Treatment Disposal Reuse, Second Edition. Tata
Mc-Graw Hill Publishing Company LTD, New Delhi, 1979.
W.Wesley Eckenfelder, Jr. Industrial Water Pollution Control, second Edition. Mc – Graw Hill
Book Company, Chapter 3

Anda mungkin juga menyukai