Deskripsi Departemen Dalam Industri Garmen
Deskripsi Departemen Dalam Industri Garmen
Material PT USG
Mulai
Supplier Pusat
Barang yang
Semua material dari dikirim harus
supplier diterima di MC Bea Cukai sudah
pusat dan akan dibagikan disapproval MC
oleh MC ke tiap-tiap unit.
dan dapat
Dokumen yang diperlukan:
(dokumen masukknya Stample MC 1
MC (Material Control) sesuai dengan
barang dan keluarnya
barang dari bea cukai. unit yang akan
Dapat dokumen dari dikirim.
Barang yang
dikirim harus
Invoice
sudah diapprove
Packing List oleh MC dan
Detail Packing dapat Stample
List MC sesuai
Surat Jalan dengan unit yang
BC (Bea Cukai) akan dikirim.
Lembar PO
Check Stample MC
PPMC
Disesuaikan Style
Bongkar
4. Departement Cutting
Departement cutting merupakan departement yang bertanggung jawab untuk
melakukan pemotongan fabric/kain sesuai dengan bentuk garment yang akan diproduksi.
Adapun dalam melakukan proses pemotongan fabric ada beberapa syarat yang harus dipenuhi
di antaranya:
1. Menerima DO (Detail Order)
DO diterima dari department sample yang sudah sesuai marker yang dikeluarkan oleh
bagian GGT (Garber Garments Technology) yang sudah di approved. Di dalam DO
ada beberapa informasi di antaranya (Quantity per order, material quantity, dll)
2. Menerima PCD (Planning Cutting Date)
Merupakan form yang menyatakan kapan waktu pemotongan harus dilakukan yang
sudah direncanakan oleh bagian planning. PCD ini digunakan untuk pembuatan pilot
garments yang akan diproduksi.
3. PCD fix produksi
PCD ini merupakan (Planning Cutting Date) yang sudah fix dan siap untuk diproduksi
secara masal di lini produksi.
Adapun proses untuk pemotongan fabric ada beberapa tahapan yang dilakukan di antaranya:
1. Spreading/Gelar fabric
Spreading merupakan proses menggelar fabric di atas meja spreading sebelum fabric
tersebut mengalami proses cutting. Adapun proses spreading tersebut memiliki
procedure pengerjaan sebagai berikut:
- Cek marker
- Check grain line and width fabric
- Check fabric I.E color, face side, shade and shading.
- Fabric boing dan deffect fabric.
- Khusus fabric spandex /licra /elastine and matching.
- Check total layer and end off roll
Proses spreading memiliki urutan proses sebagai berikut:
1. Gelar based paper kemudian buat splice (sambungan) sebagai tanda sambungan
fabric.
2. Gulung roll yang berisikan fabric sampai fabric habis dari roll.
5
3. Gelar marker di atas based paper dan potong based paper sesuai lebar dan panjang
marker, lalu ambil marker.
4. Gelar fabric di atas based paper per lembar lalu potong fabric (sisakan 1 inch) dengan
gunting, disobek, dan cutter/ potong.
5. Beri pemberat berupa besi pemberat supaya fabric tidak lari ketika dispreading.
6. Gelar kembali fabric sampai max lays yang tertera pada docket.
7. Jika fabric ukurannya tidak sesuai (process spreading)/tidak kembali pada ukuran
awal spreading, maka ditumpuk di fabric yang sama dengan dilebihkan panjangnya
8. Setiap kali digelar harus dicut dari bagian awal (tidak ditumpuk secara berlanjut)
9. Set up ganti roll cek kembali lebarnya (max selisih ¼ inch)
10. Setelah fabric selesai spreading maka marker siap ditumpuk di atas fabric.
2. Cutting/Pemotongan
Cutting merupakan proses pemotongan fabric yang berpedoman pada marker. Adapun
procedure cutting adalah sebagai berikut:
a. Harus memahami permintaan pada style yang akan diproses potong dengan
mengikuti arah potong pada panel.
b. Harus menggunakan sarung tangan selama proses pemotongan.
c. Pastikan posisi clamps (penjepit fabric) harus benar untuk dapatkan potongan
sesuai marker.
d. Mesin harus dalam kodisi siap pakai.
e. Sebelum proses pemotongan pastikan marker sudah distamp OK (good setting)
oleh QC marker.
f. Khusus proses pemotongan harus mengikuti arah potong.
g. Notch (menandai) harus komplit dan sesuai dengan posisi.
h. Perhatian khusus untuk permintaan matching. Matching merupakan style garment
yang harus setara semua komponen garments. Seperti contoh style garments yang
bergaris, kotak-kotak, bergambar pohon dan lain-lain yang ketentuannya potongan
dan jahitan harus sesuai dengan bentuk gambar pada fabric.
i. Pastikan hasil potongan di check (atas, tengah, bawah) untuk shape (bentuk) dan
posisi notch.
3. Numbering and bundling
Numbering adalah kegiatan memberi label angka pada panel-panel kain setelah proses
cutting. Tujuan dari numbering adalah sebagai penanda dan menghindari tertukarnya
panel dengan panel yang lain sehingga menimbulkan shading dan kesalahan yang lain.
Sedangkan bundling adalah melakukan pengikatan satu lot panel dengan sisa kain atau
6
alat pengikat lainnya dengan tujuan agar terkumpul menjadi satu panel sehingga
mempermudah pada proses-proses selanjutnya dan menghindari panel tercecer supaya
tidak terjadi shading. Adapun procedure numbering and bundling adalah sebagai berikut:
Numbering:
a. Pastikan sebelum mulai numbering semua panel dicek terhadap pola/marker
untuk menghindari salah size.
b. Pastikan sebelum mulai numbering semua panel dipisahkan sesuai size (ada
warnanya)
c. Pastikan semua panel disticker komplit sesuai garment.
d. Prioritaskan panel fuse pada waktu numbering.
e. Pastikan sticker numbering untuk warna mengikuti size garment.
f. Check kembali sticker numbering sudah sesuai alokasi size sebelum dibundle.
Bundling:
a. Cek stiker dengan permintaan bundle yang akan digunakan yang mana, harus
sama.
b. Prioritas bundle pada panel fuse.
c. Pastikan semua panel sudah diikat sesuai size dan tidak tercampur size lain.
d. Cek kembali proses bundle, pastikan semua komplit.
e. Simpan semua panel pada karton dan rak.
4. Inspect and Replace Panel Procedure:
Inspect:
a. Pastikan standard approval harus ada sebelum inspection panel dimulai.
b. Ambil panel dari bundle pada waktu inspection panel pastikan per size, tidak
tercampur dengan size lain.
c. Beri tanda sticker pada panel dan sendirikan yang sudah direject untuk
direplace panel.
Replace Panel:
a. Harus memahami permintaan pada style yang akan direplace panel dengan
arah direction pada panel.
b. Pastikan semua alat yang akan digunakan seperti gunting, kapur, dan hard
pattern ada sebelum proses replace panel.
c. Untuk menghindari shading pastikan replace panel dengan lot dan shade yang
sama.
d. Pastikan pada waktu replace panel menggunakan pattern yang benar dan sudah
di approve.
7
e. Kembalikan panel setelah replace panel ke bundle semula yang mana sesuai
lot dan size.
Fusing
Fusing adalah proses penempelan interlining pada fabric dengan melakukan press
panel-panel tertentu. Dengan demikian tidak semua panel akan masuk ke area fuse hanya
yang akan diinterlining saja. Proses penempelan interlining di fabric dengan
menggunakan energi panas dan tekanan serta kecepatan dorong yang ada di sebuah
mesin. Mesin-mesin fuse tersebut adalah mesin summit (biasanya untuk fuse panel
berukuran kecil) dan mesin reliant & kannegieser (biasanya untuk fuse panel berukuran
besar dengan skala banyak). Aktivitas-aktivitas yang ada di fusing adalah:
Aktivitas sebelum proses berjalan :
Terima DO
Terima interlining report dari supplier.
Cek material.
Pemakaian interlining
Penggunaan fabric
Lakukan internal testcek shading
cek bond strength
Siapkan interlining yang sudah di fusing sesuai dengan suhu, tekanan, dan speed yang
ditentukan.
Siapkan alat bondstrength
pastikan penunjuk berada di angka 0
Kaitkan bondstrength dengan interlining, lalu tarik bond strength dan penunjuk akan
menunjukan angka bondstrength.
Check shrinkage
a. Alat yang digunakan berupa persegi yang sudah disesuaikan dengan shrinkage.
b. Letakan alat tersebut di atas fabric yang akan di test
c. Tandai dengan marker di keempat titiknya
d. Ukur keempat titik tersebut(panjang dan lebarnya)
e. Misal seharusnya P= 25 L=20 setelah diukur didapatkan P= 24,9 dan L= 20,2
maka cara menghitungnya
1. P= 24,9-25 =-0,1 0,1/25 x 100 = -0,4%
2. L= 20,2-20 = 0,2 0,2/25 x 100 = 1 %
3. Maka pada kolom remark test report ditulis L = 1% dan Width = -0,4%
Internal analys report
8
Jika perlu factory akan panggil supplier interlining untuk lakukan internal test untuk
menyetujiu jalannya produksi.
Buat trim chart
Untuk panduan operator sesuai setting mesin yang dikehendaki (suhu, speed, press).
Sedangkan aktifitas yang ada di band knife adalah:
1. Ikuti permintaan sesai standard dan arah panel.
2. Pastikan sarung tangan dipakai dan kondisinya tidak bolong.
3. Pastikan notc harus komplit.
4. Cek random setelah selesai proses (atas, tengah, bawah)
5. QC cek setelah band knife, cek random (atas, tengah, bawah) untuk shape dan notch
posisi.
6. Cek stiker numbering and bundle sesuai permintaan.
7. Pastikan semua panel diikat sesuai sesuai size dan style, tidak tercampur dengan yang
lain.
8. Cek kembali setelah bundle selesai untuk pastikan sudah komplit.
9. Simpan panel dengan rapi untuk setiap loading.
10. Siap loading ke line.
8. Loading
Loading merupakan proses pengiriman panel yang telah siap ke sewing untuk dilakukan
proses sewing dengan menggunakan polybag. Proses loading dilakukan dari congol 2 (bagian
pemotongan) ke congol 1 (bagian sewing).
9
Pada proses ini merupakan bagian yang bertugas dan bertanggung jawab atas
penerimaan material, langkah-langkah yang dilakukan dalam procedure penerimaan
adalah sebagai berikut:
a. Menerima dokumen material yang sudah dicap oleh pihak MC (Material Control)
dokumen yang harus diterima jik itu material import antara lain:
1. Surat Jalan dari Head Office
2. Dokumen Bea Cukai 23
3. Invoice
4. Packing List
5. Jika material berasal dari local maka hanya menggunakan surat jalan dari
supplier.
b. Menerima Material
Tahapan ini merupakan tahapan menerima matrial/bahan baku. Langkah yang
harus dilakukangan di antaranya aalah:
1. Check Surat Jalan apakah sudah terdapat stemple dari security induk atau
belum.
2. Penerimaan dan pemeriksaan material harus dilakukan oleh security.
3. Cocokan jumlah coli/box dengan dokumen atau surat jalan yang diterima.
4. Cap store feceived dan tanda tangan petugas received.
5. Setelah selesai pemeriksaan material yang diterina mintakan cap dan tanda
tangan security unit masing-masing.
6. Mengurus document BC 2.7.
c. Melaporkan ke Store Incharge
Proses ini dilakukan apabila terdapat hal-hal seperti berikut:
1. Dokumen yang diterima tidak lengkap
2. Material tidak sesuai dengan surat jalan
3. Ditemukan material rusak atau basah (buat berita acara)
Berita acara adalah surat yang menerangkan bahwa store menerima accessories
dalam keadaan basah atau rusak pada cartonnya. Isi dalam berita acara sebagai
berikut:
a. Nama angkutan
b. Nama Driver
c. Nomor polisi kendaraan
d. Hari, tanggal dan jam menerima
e. Nomor invoice
10
f. Total carton yang diterima dan total carton yang rusak.
Berita acara di dalamnya harus mencantumkan tanda tangan dari store receiving,
incharge store, security, driver, PPMC, Head Office, Material Control).
d. Pengecekan material yang diterima
Cara pengecekan yang dilakukan di antaranya adalah sebagai berikut:
- Membuka isi carton
- Periksa isi karton dan cocokan dengan dokumen yang diterima
- Periksa quantity material yang diterima 100% dan apabila quantity tidak
memungkinkan, atau lebih banyak maka akan diperiksa 10% secara acak
(random)
- Berikan tanda khusus untuk material yang sudah diperiksa (identitas barang
dari: buyer, style, description dan quantity yang diterima.
6. Departemen Sample Room
Departemen sample room adalah miniatur dari factory, suatu departemen yang
didalamnya terdapat pettern marker, cutting, sewing, finishing. Departemen ini merupakan
departemen yang membuat sample sebelum dilakukannya produksi masal. Di dalam
departemen sample room sumber daya manusia yang digunakan juga sama halnya dengan
bagian produksi perusahaan. Adapun flow activity departemen ini adalah sebagai berikut :
A. Flow Process sample room
1. Menerima tech pack dari planning, dimana dalam tech pack terdapat gambar order
garment (spesifakasi, gambar dan size).
2. Make pattern (membuat pola)
3. Membuat sampel 1 (development sample), kemudian dikirim ke buyer (untuk
mendapat approval and comment)
4. Apabila development sample belum di approve, maka akan membuat sample lagi
berdasarkan comment dari buyer, sampel ke-2 yang dibuat berdasarkan comment dari
buyer disebut 1st fit sample. Kemudian sampel dikirim ke buyer lagi untuk
mendapatkan approval.
5. Jika 1st belum approve, maka sample room membuat 2nd fit sample (dibuat
berdasarkan comment 1st fit) dan apabila belum mendapat approve akan membuat
3rd fit, 4th fit dan seterusnya.
6. Mock up : proses pembuatan sampel untuk ditunjukkan ke buyer. 2nd fit sample,
harus di approve QC sample :
7. Quality (secara keseluruhan)
8. Measurment (ukuran)
11
9. Fitting (dimasukkan ke dummy)
10. Jika fit sudah approve, sample room membuat sampel lagi yang disebut PPS (pre
production sample), dengan tujuan Agar segera diproduksi dan Standar acuan proses
dalam produksi
11. Setelah PPS di approve, sewing akan membuat pilot sample (pengerjaan dalam skala
kecil) sebelum produksi, dengan tujuan untuk cross check antara pattern dan fitting
(bentuk dan gambar).
12. Apabila pilot sample tidak ada masalah, style sudah bisa diproduksi
13. Sample room membuat top sample, top sample adalah sampel yang telah dikirim
sebagai referensi hasil produksi.
12
Menerima detail tech pack (konstruksi dari suatu style berupa gambar,
spesifikasi, size) dari buyer
Jika 2nd sample belum approve, maka akan membuat 3rd sample
Jika fit approve, sample room akan buat sampel lagi yang disebut PPS (Pre
Production Sample) dengan tujuan agar segera diproduksi
Setelah PPS diapprove, sewing akan membuat pilot sampel di line produksi
(pengerjaan dalam skala kecil yaitu size terbesar, tengah, dan terkecil) dengan
tujuan untuk cross check antara pattern dan fitting (bentuk dan gambar), serta
mengetahui kesulitan-kesulitan proses produksi sebelum bulk production
Apabila pilot sample tidak ada maalah, style sudah bisa diproduksi
Sample room membuat top sample (sampel yang telah dikirim sebagai referensi
hasil produksi)
7. DEPARTEMEN SEWING
Departemen sewing merupakan bagian produksi dari suatu garment, dimana fabric
yang sudah dipotong di departemen cutting dikirim ke departemen sewing untuk diproduksi.
Departemen sewing dibagi menjadi beberapa line di lini produksi yaitu ada 21 line yang
berproduksi. Di setiap line memproduksi garment mulai dari awal proses (shorting), sewing
(jahit), finishing (garmerment). Departemen sewing berhubungan dengan beberapa
departemen lain di antaranya: Departemen sample, cutting, asesoris, work study dan mekanik.
13
Bentuk koordinasi IE/WS dengan sewing di line produksi:
1. Kerjasama dengan supervisor dan chiev supervisor line untuk pencapaian target per
hari.
2. Melakukan analisa dan solusi terhadap bagian-bagian yang terlambat mencapai target
produksi.
Berikut adalah tahapan-tahapan dalam proses sewing di antaranya:
1. Sorting Girl
Merupakan kegiatan operator bagian sorting yang mana memilih dan
mengelompokkan komponan garment yang sudah diloading dari cutting.
Tugas-tugas dari bagian Sorting:
a. Menerima Loading panel
b. Sorting panel
c. Replace panel ke cutting
d. Meminta accesorise yang dibutuhkan dalam produksi garment.
2. Proses Sewing
Merupakan proses menggabungkan panel-panel dan bagian lain (acessorus) menjadi
garment yang utuh. Dalam satu line rata-rata terdiri dari 29-30 operator.
3. Trimming
Merupakan salah satu proses dalam alur sewing yang bertugas untuk membuang
benang yang masih kelihatan menempel pada garment.
4. End Of Line QC (Quality Control)
Meruopakan proses terakhir yang ada dalam proses sewing. Proses ini bertujuan untuk
memeriksa (inspect) kualitas garment. Apabila terdapat defect maka garment akan
dikembalikan ke proses sewing (line produksi) untuk dilakukan proses perbaikan.
Tugas dan tanggung jawab Departemen Sewing
1. Bertanggung jawab untuk memproduksi garment.
2. Menghasilkan garment yang sesuai dengan ktriteria buyer
3. Bertanggung jawab memproduksi garment sesuai dengan target yang sudah ditrntukan
Koordinasi IE dan sewing di line produksi:
1. Kerjasama dengan leader, supervisor dan chiev supervisor line untuk pencapaian
target produksi per hari.
2. Melakukan analisis dan memberikan solusi terhadap bagian-bagian yang terlambat
mencapai target produksi.
8. QUALITY CONTROL C3
14
Quality Control adalah suatu kegiatan meneliti dan memelihara untuk memenuhi
kepuasan konsumen mengenai produk dan servis dimana pelaksanaannya melibatkan
seluruh kegiatan dan elemen perusahaan.
Quality Assurance adalah suatu kegiatan membangun, memelihara dan memperbaiki
system di dalam suatu organisasi untuk menjamin produk dan servis bisa memenuhi
kepuasan konsumen sehingga dalam pelaksanaannya melibatkan setiap kegiatan dan
elemen dalam perusahaan.
QC terbagi menjadi :
1. QC Sample Room tugasnya yaitu mengecek garment yang masih dalam status sample
sebelum dikirim ke buyer.
2. QC Pilot Sample tugasnya yaitu menecek garment untuk evaluasi konstruksi, quality,
dan measurement sebelum produksi.
3. QC end of line tugasnya ialah mengecek 100% garment hasil produksi.
4. QC Audit Line tugasnya ialah random audit diproses sesuai quality monitoring system
yang sudah ditentukan.
5. QC Finishing tugasnya ialah mengecek 100% garment sebelum packing order.
6. QC AQL tugasnya ialah audit inspection sebelum maju ke buyer dan sebelum
shipment. Dilaksanakan pada saat packing 20%, 40%, 60%, 80% dan internal final
inspection.
7. QC Count and Accuracy tugasnya adalah mengecek random material packing dan
volume carton.
Metode dalam QC adalah Clock Wise System yaitu system pengecekan garment searah
dengan jarum jam.
Keuntungan menggunakan metode tersebuat ialah :
a) Semua area dapat terinspect secara urut.
b) Proses penegcekan lebih sistematis
c) Meminimalkan defect
d) Efisiensi waktu
Pedoman QC sebagai dasar penegcekan ialah :
a) Sample Approval dan Comment Buyer
b) Tech Pack dan Sketch merupkan dokumen dari buyer yang mencantumkan detail
permintaan untuk suatu style menenai jenis kain, model, proses jahit, dan ukuran.
c) Trims Chart merupakan dokumen dari buyer yang berisi detail permintaan jenis kain
dan accessories yang dipakai (ukuran, bentuk, warna).
15
d) PPM Report merupakan summary hasil meeting dengan semua bagian sebelum proses
produksi.
e) Line Standart merupakan satu piece garment hasil produksi yang sudah direview
dengan detail dan dipastikan sudah sesuai dengan semua referensi tersebut (PPS dan
Comment, Tech Pack, Trims Chart, dan PPM Report).
Point Inspect QC adalah :
a) Penggunaan kain dengan referensi shade band dan trims chart
b) SPI (Stitch per Inch) dengan referensi Tech Pack dan PPS App
c) Konstruksi Garment dengan referensi PPS App dan Comment, Tech Pack dan PPM
Report.
d) Quality Workmanship dan fitting dengan referensi PPS App dan standard buyer
e) Ukuran garment
9. Departemen Finishing
Departemen ini merupakan departemen pada proses pembuatan garment yang terkahir
sebelum garment di kirim. Dlam garis besar sebuah proses produksi tentunya akan ada peta
produksi sebagai berikut :
Input : merupakan proses input ini adalah proses masuknya garment yang telah lolos dari QC
sewing
Proses : adalah proses di dalam departemen finishing seperti pressing, QC, dan packing
Output : Output yang dikeluarkan oleh departemen finishing adalah barang siap kirim/
shipment.
10. DEPARTEMENT MEKANIK
Ada 3 tugas pokok dari departement mekanik:
1. Tanggung jawab terhadap needle prosedure (Sistem pengontrolan terhadap
penggunaan jarum). Untuk memudahkan dalam memanage kebutuhan jarum secara
periodik.
2. Menyediakan mesin.
Karena sering berubah-ubah kapasitasnya dari style sheet dipakai untuk acuan.
3. Merawat dan memperbaiki mesin
Preventive maintenance (pengecekan secara berkala 1 bulan sekali yang tujuannya
adalah untuk mendeteksi mesin agar tidak terjadi kerusakan fatal.
Jenis-jenis mesin jahit dalam kategori jahitan:
1. Chain stitch
o Hasil jahitan permukaan atas dan bawah beda
o Kurang kuat dan mudah dibuka
16
o Hasil jahitan cenderung kurang bagus.
2. Lock stitch
o Hasil jahitan atas bawah sama
o Jahitan kuat dan susah dibuka
o Hasil jahitan cenderung kurang halus (cenderung kerut)
Macam-macam mesin jahit:
1. Single needle lock stitch
2. Double needle lock stitch
3. Double needle chain stitch.
4. Overlock/ obras
5. Button stitch / pasang kancing
6. Button hole/ lubang kancing
7. Bartack/ penguat jahitan
8. Cover seam/digunakan untuk bahan kaos
9. Multi needle/ menggunakan 1-12 jarum secara bersamaan
10. Button hole/untuk membuat lubang kancing
11. Blind stitch/mesin some
12. Snap button/digunakan untuk memasang kancing dari besi
13. Pressing/1 rangkaian mesin terdiri dari 3 bagian:
a. Mesin mini boiler
Digunakan untuk membuat uap panas.
b. Mesin pressing Hand airon
Digunakan untuk menyalurkan uap panas yang dihasilkan dari mini boiler
c. Vacum table
Digunakan untuk memegang/meletakkan material yang akan dihaluskan.
14. Mesin Faghoting/digunakan untuk membuat lubang-lubang/gerigih pada panel
garment.
11. DEPARTEMEN EXPORT
PT. Ungaran Sari Garment merupakan kawasan berikat yang mana kawasan tersebut
dibebeskan untuk tidak dikenai pajak, keluar masuknya barang berada di satu pintu dan
diawasi oleh petugas beacukai.
Tujuan:
1. Shipment tepat waktu
2. Zero penalty
3. Menghindari claim
17
4. Kepuasan pelanggan
Prosedur umum:
a. Purchase order dan detail order harus sudah diterima dan PPMC paling lambat 2
minggu sebelum ex factory
b. Weekly shipment plant: finishing menyiapkan weekly shipment plan dan di
distribusikan ke semua departemen setiap hari kamis, shipment plan harus diketahui
PPMC dan production manager
c. Booking ke forwarder
- 7 hari untuk ex factory: shipment by sea
- 5 hari sebelum ex factory: shipment by air
d. Cargo delivery
- Siapkan truk/container untuk shipment
- Cek truk/container sesuai dengan C-TPAT (Customer Trade Partnership Again
Terrorist)
- Loading per sorted (PO, style, colour, size)
- Pemasangan segel pengaman
- Ambil foto truk dan container
- Bila perlu atur satu security untuk mengawal truk/container
e. ASN (Advance Shipment Notice)
- Transit ASN/scan setelah barang selesai dimuat ke dalam truk/container
- Buyer menggunakan ASN (nike, nygard, liz claiborne)
f. Pembayaran
- Under L/C: semua dokumen export dikirim ke bank, forwarder, dan buyer
- T/T Paiment: semua dokumen export di scan dan dikirim via email ke buyer
g. Pengiriman tepat waktu
Resiko bila shipment tidak tepat waktu
- Timbulnya biaya tambahan yang tidak seharusnya (overtime di gudang
forwarder)
- Shipment berubah menjadi air prepaid (biaya pengiriman barang
ditanggung perusahaan USG)
- FOB discount (potongan harga)
- Hilangnya kepercayaan buyer
- Cancer order
Area of improvement
- Shipment tepat waktu
18
- Semua barang yang di shipment dalam kondisi baik
- Nol kesalahan dalam dokumen
- Study kasus
12. Departemen Accounting
Departemen yang mengontrol seluruh keuangan perusahaan, masuknya uang dan
pemakaian uang perusahaan harus melalui departemen accounting. Adapun fungsi dari
departemen accounting antara lain:
- Cash/transaksi
- Pay rol/ penggajian karyawan
- Stock/Catatan perusahaan
- Store/penimpanan material
- Laporan/Daily order status report
Adapun tugas dari departemen accuntansi adalah:
- Autharisasi keseluruhan fungsi akutansi
- Dokumentasi/vocher
- Validasi adalah pengecehekan kesesuaian berkala.
13. SPN (Serikat Pekerja Nasional)
SPN (Serikat Pekerja Nasional) ini merupakan serikat pekerja yang berada di PT.
USG unit Congol serikat ini dibentuk secara demokratis oleh anggota hal ini mempunyai
tujuan sebgai berikut:
1. Membela dan melindungi kepentingan pekerja.
2. Sebagai alat kontrol kebijakan ketenaga kerjaan.
3. Sebagai wadah untuk menyampaikan aspirasi dari anggota.
Untuk penjelasan dari tujuan diatas diuraikan sebagai berikut:
1. Membela dan melindungi kepentingan pekerja
Hal ini dimaksudkan untuk menjaga hubungan pengusaha dengan karyawan, di dalam
UU diisyaratkan untuk melindungi pekerja hal ini dilakukan dengan adanya PKB
(perjanjian kerja bersama).PKB d0ibuat oleh pihak karyawan yang diwakili oleh SPN
dan pengusaha. PKB disahkan oleh pemerintah dan masa berlaku PKB adalah 2 tahun
setelah 2 tahun maka akan direvisi lagi sesuai dengan perkembangan saat ini.
2. Sebagai alat kontrol kebijakan ketenaga kerjaan
Hal ini menyangkut tentang kebijakan tentang ketenaga kerjaan yang dikeluarkan
sehingga tidak merugikan pihak karyawan.
3. Sebagai wadah untuk menyampaikan aspirasi
19
Dal
am hal ini wadah aspirasi dimaksudkan menampung keluh kesah karyawan baik itu
mengenai pekerjaan dan kebijakannya ataupun setelah karyawan selesai dari
pekerjaanya seperti mengenai keadaan ekonomi sehingga mampu untuk meningkatkan
kesejahteraan anggotanya.
Secara struktural SPN mempunyai hirarki kepemimpinan di tingkat pusat National seperti
berikut:
a) Dewan Pimpinan Pusat (DPP)
Tugasnya mengontrol dan mengusulkan kebijakan-kebijakan ketenaga kerjaan secara
manual.
b) Dewan Pimpinan Daerah (DPD)
Tugasnya mengontrol kebijakan-kebijakan ketenaga kerjaan tingkat provinsi atau
daerah istimewa.
c) Dewan Pimpinan Kota
Tugasnya mengongtrol kebijakan tenaga kerja tingkat kabpaten/kota.
d) Dewan Pimpinan Serikat Pekerja
Tugasnya memantau ataumengusulkan diterapkannya kebijakan-kebijakan ketenaga
kerjaan di perusahaan.
Bentuk kerja sama dengan perusahaan adalah sebagai berikut:
1. Adanya PKB: Perjanjian Kerja Bersama
Digunakan sebagai acuan SOP bentuk kesepakatan antara pekerja dengan perusahaan.
Tertuang hak dan kewajiban masing-masing pihak.
2. Disahkan oleh pemerintah mengenai undang-undang dasar hukum hubungan
industrial.
3. Memperjuangkan kesejahteraan pekerja mengusulkan untuk dimasukkannya asuransi
K3 yang berhubungan dengan BPJS.
Tujuanya adalah untuk memberikan upah pada pekerja yang layak.
Hak wajib untuk pekerja adalah:
a. Menerima upah yang sesuai dengan aturan yang berlaku di masing-masing tempat atau
sesuai UMK (Upah Minimum Kabupaten/kota madia)
UMK adalah upah minimum yang harus diterima pekerja pada hitungan 30 hari kerja
dan jam kerja normal.
Jam kerja normal di Indonesia adalah 7 jam per hari atau 40 jam dalam 1 minggu.
Perusahaan boleh memperkerjakan dengan sistem :
- 7 jam/hari, 6 hari kerja, 1 hari jam kerja pendek.
20
- 8 jam/hari, 5 hari kerja dalam 1 minggu.
- Ketentuan lain dengan sistem 7/8 jam kerja per hari dan untuk kelebihan jam
dihitung lembur.
b. Berikut cara perhitungan jam lembur:
- Hari kerja biasa : 1 jam pertama x 1,5
: 2 jam selanjutnya x 2
- Hari minggu/libur national : 7 jam pertama x 2
: 1 ja berikutnya x 3
: jam selanjutnya x 4
Contoh :
- Hari kerja biasa:
Diketahui: 7 jam per hari dengan allowance waktu istirahat 30 menit.
Masuk jam 7 pagi – pulang jam 2 siang + 30 menit istirahat
Ditanya: Jika jam pulang kerja pukul 05:00 sore, berapa total waktu lembur?
Dijawab:
waktu pulang normal : 02:30 PM
Lembur : 05:00 PM
Jam lembur : 05:00 – 02:30
: 2 jam lebih 30 menit.
Total waktu lembur : 1 jam pertama x 1.5 = 1.5
: 1 jam lebih 30 menit x 2 = 3 jam
Jadi total waktu lembur : 1.5 jam + 3 jam = 4 jam lebih 30 menit.
2,050,000
Upah Lembur= x3
173
Upah Lembur=Rp 11,850 x 3
Upah Lembur=Rp 35,550 ,0
26
Apabila ada departement yang kekurangan atau memerlukan tambhan furniture maka
departement tersebut dapat meminta ke departement utility dengan prosedur sebagai
berikut:
1. Departement yang memerlukan furniture membuat surat permintaan ke departement
utility dengan diketahui dan disetujui oleh departement Head dan disertai alasannya.
2. departement utility akan meninjau secara langsung lokasi penempatan dan
menganalisa apakah perlu penambahan furniture atau tidak.
3. Apabila perlu penambahan maka departement utility akan membuka Capex.
4. Setelah bahan datang maka departement utility akan segera membuat furniture
tersebut
5. Setelah barang jadi maka departement utility segera menyerahkan ke departement
yang membutuhkan.
d) Prosedur Toilet karyawan
Adapun tata cara atau aturan untuk toilet karyawan adalah sebagi berikut:
1. Karyawan harus menggunakan toiletnya masing-masing
2. memasuki toilet alas kaki harus di lepas dan diletakkan pada tempatnya
3. Apabila terjadi kerusakan pada toilet segera beri informasi ke departement utility &
service
16. Work Study
Departemen Work Study arau Industrial Engineering (IE) diperlukan karena setiap
perusahaan membutuhkan informasi mengenai pekerjaan yang dilakukan, informasi
produktivitas yang diperoleh dari operator. Departemen WS bertugas untuk melakukan
perhitungan SMV (Standard Minutes Value). SMV merupakan perkiraan waktu yang
diperlukan untuk menyelesaikan 1 buah garmen. Data SMV dapat digunakan untuk
menentukan estimasi produksi, efisiensi, harga garmen, serta keuntungan yang akan
diperoleh.
Departemen WS atau IE dibagi menjadi beberapa fungsi yaitu :
- Sample room, memiliki tugas untuk menjaga atau memastikan order tetap ada.
- Line planner, bagian yang bertugas untuk merencanakan order di lapangan dan
kapasitas produksi yang memuat jangka waktu yang telah ditentukan supaya
proses produksi tetap berjalan.
- Production floor, bertugas untuk memonitor line selama proses produksi berjalan.
Hasil proses pemonitoran akan dibuat lembar kerja harian/daily production report.
Untuk menentukan SMV garment perlu dilakukan perician untuk tiap – tiap proses serta
estimasi waktu yang dibutuhkan. Ada dua cara untuk menentukan waktu standar yaitu :
- Melalui time study dengan menggunakan stopwatch
27
- Melalui pre-determine standart (synthetic time study)
Sebelum dilakukan proses produksi, departemen WS akan mengadakan order review bersama
departemen QC, PPMC, cutting, dan finishing untuk merencanakan proses produksi agar
target tercapai dengan baik.
28