Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol. 13, No.

2, Juli 2009

PENGGUNAAN METODE PENJADWALAN BERULANG (REPETITIVE


SCHEDULING METHOD) PADA PENGERJAAN PROYEK PERUMAHAN
(Studi Kasus Pada Proyek Perumahan Beranda Mumbul)

Anak Agung Wiranata1, A.A Diah Parami Dewi1, dan


I Made Nuryawan2
1
Dosen Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Udayana, Denpasar.
2
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Udayana, Denpasar.
E-mail : wiranata@civil.unud.ac.id

Abstrak : Proyek konstruksi merupakan suatu rangkaian proses dari kegiatan-


kegiatan yang mengolah berbagai sumber daya yang ada sehingga mencapai hasil
yang diinginkan. Perencanaan dan penjadwalan pada proyek konstruksi akan selalu
terkait dengan waktu, biaya, dan mutu yang disyaratkan. Dimana titik
keseimbangan antara ketiga aspek tersebut adalah merupakan tujuan utama yang
akan dicapai. Terdapat beberapa metode penjadwalan yang biasanya digunakan
dalam pengerjaan proyek konstruksi. Pada pengerjaan proyek perumahan Beranda
Mumbul yang memiliki kegiatan berulang digunakan metode penjadwalan
berulang (Repetitive Scheduling Method (RSM)). RSM adalah suatu metode
penjadwalan yang pada umumnya dipergunakan untuk proyek yang memiliki
kegiatan berulang Metode ini mampu memperlihatkan pemanfaatan sumber daya,
baik berupa tenaga kerja, peralatan maupun bahan tanpa terputus. Penerapan RSM
pada proyek perumahan Beranda Mumbul dapat mempersingkat waktu
penyelesaian proyek dari 31 minggu menjadi 27 minggu dan dapat memperkecil
biaya dari Rp. 26.575.454,- menjadi Rp. 25.424.127,- untuk tiap 1 unit rumah
dan kontinyuitas pekerjaan menjadi lebih teratur. Percepatan waktu dan penurunan
biaya yang diakibatkan oleh metode penjadwalan berulang ini adalah tanpa
penambahan tenaga kerja ataupun penambahan jam lembur.

Kata Kunci : Waktu, RSM, Hasil.

APPLYING REPETITIVE SCHEDULING METHOD (RSM) IN


HOUSING PROJECT COMPLETION
(Case Study: Project of Beranda Mumbul Housing)

Abstract: Construction project is a process that manages several resources so it can


achieve an aim. Planning and scheduling at construction project are related to time,
cost and quality required since the balance of those three aspects is the main goal
that will be pursued. There are some scheduling methods which are usually used in
construction project completion. A Repetitive Scheduling Method is a kind of
scheduling methods that is used for a project which has repetitive activities. This
method enables showing resources management that contains of human resources,
tools and materials without separating among those aspects. Applying RSM at
Beranda Mumbul housing can shorten completion day from 31 weeks to 27 weeks
and decrease the cost from Rp. 26.575.454,- to Rp. 25.424.127,- in a unit.

Keywords : Time, RSM, Result.

PENDAHULUAN
Pada tahap pelaksanaan suatu proyek waktu dan biaya pengerjaan sesuai de-
terdapat tiga aspek penting yang harus di- ngan perencanaan serta kualitas dan kuan-
perhatikan, yaitu: biaya, waktu, dan kuali- titas pekerjaan memenuhi persyaratan
tas. Suatu proyek dikatakan berhasil jika yang telah ditentukan. Perencanaan waktu

174
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol. 13, No. 2, Juli 2009

dan biaya pada umumnya selalu dilakukan atan yang sama dan berulang. Sebagai ob-
oleh pihak-pihak yang terlibat dalam pro- yek studi dalam penelitian ini adalah Pro-
yek, yaitu: pemilik proyek, konsultan dan yek Pembangunan Perumahan Beranda
kontraktor. Perencanaan waktu pelaksana- Mumbul yang terletak di Jalan Taman
an merupakan langkah awal yang harus di- Mumbul, Kecamatan Kuta Selatan, Kabu-
lakukan oleh kontraktor sebelum melaksa- paten Badung. Terdapat 317 rumah yang
nakan suatu proyek. terdiri dari rumah type 36, type 45, type
Tujuan dari perencanaan waktu adalah 70, dan type 90. Kondisi site atau kontur
untuk memperoleh besaran waktu yang tanah pada proyek perumahan ini adalah
optimal sehingga didapat biaya yang mini- datar. Jalan yang menghubungkan antara
mum dengan memperhatikan persyaratan rumah yang satu dengan rumah yang lain-
kualitas dan kuantitas dalam suatu proyek nya juga memiliki kondisi kontur yang
konstruksi. Untuk mencapai tujuan terse- sama bagus. Dengan demikian bisa lebih
but dilakukan estimasi agar perencanaan mempercepat dan mempermudah dalam
dapat memperkirakan waktu penyelesaian pengiriman bahan. Pemilihan proyek ini
kegiatan. Untuk mendapatkan hasil yang sebagai obyek studi didasarkan karena
optimal dalam pembangunan suatu proyek proyek perumahan ini memiliki kegiatan
konstruksi, kontraktor harus dapat memi- yang berulang (repetitive), yang memung-
lih waktu penyelesaian proyek yang ter- kinkan dibahas dan dianalisa dari segi pe-
baik pada tahap awal perencanaan proyek. rencanaan waktu dengan menggunakan
Pada saat ini banyak pengembang (De- RSM (Repetitive Scheduling Method)
veloper) yang mengerjakan proyek seperti
perumahan, apartemen, dan jalan. Proyek-
proyek bangunan tersebut bersifat beru- TINJAUAN PUSTAKA
lang (Repetitive).
RSM (Repetitive Scheduling Method) Proyek konstruksi merupakan suatu
adalah suatu metode penjadwalan yang pa- rangkaian proses dari kegiatan-kegiatan
da umumnya dipergunakan untuk proyek yang mengolah berbagai sumber daya (in-
yang memiliki kegiatan berulang. Jadwal put) yang ada sehingga mencapai hasil
RSM dipresentasikan oleh grapik seperti yang diinginkan / direncanakan. Tujuan
dalam pembuatan rencana X-Y dari seri proyek konstruksi akan dapat tercapai bila
produksi garis, yang mana dari setiap pre- proses planning dan controlling dapat di-
sentasi kegiatan RSM mengenalkan con- lakukan dengan baik, dimana proses terse-
trol point menjadi konsep baru untuk me- but harus dilakukan sebelum proyek kons-
nempati urutan produksi garis yang mung- truksi dilaksanakan. Suatu perencanaan
kin atau bisa memisahkan satu sama lain yang baik dan mendetail akan memper-
atau bertemu tergantung pada relatif ke- mudah proses pengendalian nantinya. Pe-
miringannya. RSM juga memperkenalkan rencanaan dan pengendalian pada proyek
deretan pengontrol kegiatan yang menjadi konstruksi akan selalu terkait dengan
konsep baru untuk faktor yang menen- waktu, biaya, dan mutu yang disyaratkan.
tukan lama proyek. Deretan ini termasuk Dimana titik keseimbangan antara ketiga
kegiatan antara control point dalam urutan aspek tersebut adalah merupakan tujuan
unit produksi garis dan memperpanjang utama yang akan dicapai (Soeharto,
dari dimulainya proyek sampai proyek se- 1997).
lesai. Metode ini mampu memperlihatkan Proses pertama dari pelaksanaan pro-
pemanfaatan sumber daya, baik berupa yek konstruksi adalah membuat rencana
tenaga kerja, peralatan maupun bahan tan- kegiatan yang harus dilakukan sebelum
pa terputus. pelaksanaan proyek konstruksi. Proses ini
Suatu proyek dikatakan bersifat repe- mencakup metode pelaksanaan, mengu-
titive jika proyek tersebut memiliki kegi-

175
Penggunaan Metode Penjadwalan Berulang .............................. Wiranata, Dewi, dan Nuryawan

raikan pekerjaan ke bentuk yang lebih de- rupakan fungsi waktu dan presentase
tail (Work Breakdown Structure) bobot pekerjaan.
Waktu pelaksanaan dan kegiatan dipe- Untuk memperhitungkan presentase
ngaruhi langsung oleh jenis dan jumlah bobot masing-masing jenis kegiatan ha-
dari sumber daya yang tersedia. Penempa- ruslah diketahui baik biaya masing-ma-
tan dan pemanfaatan sumber daya secara sing kegiatan maupun jumlah biaya kese-
tepat adalah mutlak dalam mencapai tu- luruhan pekerjaan. Perhitungan presentase
juan proyek, sehingga dari kegiatan peren- bobot masing-masing jenis kegiatan ada-
canaan waktu yang optimal dapat dipero- lah sebagai berikut:
leh biaya yang minimum dengan tetap
memperhatikan persyaratan kualitas yang Bobot Kegiatan =
ditetapkan dalam pelaksanaan proyek Biaya Kegiatan1
konstruksi. Penjadwalan kegiatan-kegiatan × 100%
BiayaTotal SeluruhPekerjaan
suatu proyek juga dapat digunakan untuk
mengetahui banyaknya sumber daya yang Contoh gambar Bar Chart dan Kurva S
dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu pe-
kerjaan dalam proses konstruksi. Durasi (Minggu)
ID Jenis Pekerjaan
I II III IV V 100%

Bagan Balok (Bar Chart) A Persiapan


B Galian dan Urugan
Bar Chart merupakan bagan yang me-
C Besi dan Beton
muat suatu daftar kegiatan-kegiatan yang D Pasangan 0%
akan dilaksanakan, disusun secara berbaris
ke bawah dimana masing-masing kegiatan Gambar 1 Tampilan Bar Chart dan kurva
memiliki waktu pelaksanaan yang diperlu- ”S” (Sumber: Soeharto, 1997)
kan (durasi) yang ditunjukkan dalam ben-
tuk garis berskala waktu (umumnya garis Perencanaan Waktu Dengan Kegiatan
dipertebal sehingga menyerupai balok). Berulang
Panjang setiap garis/balok menunjukkan Suatu proyek dikatakan bersifat repe-
lamanya waktu yang diperlukan untuk ma- titive jika proyek tersebut memiliki ke-
sing-masing kegiatan serta saat untuk giatan yang sama dan berulang (Harris
memulai dan mengakhiri kegiatan tersebut dan Ioannou 1998). Beberapa proyek
(Soeharto, 1999). Sedangkan satuan waktu yang bersifat repetitive antara lain; pem-
dapat berupa hari, minggu, bulan atau in- bangunan perumahan, proyek konstruksi
terval waktu tertentu. bangunan bertingkat tinggi dan pemba-
Selanjutnya pengendalian waktu pe- ngunan jalan raya.
laksanaan dilaksanakan dengan menghi- LSM adalah metode penjadwalan
tung prestasi kegiatan yang dicapai atau menggunakan sumbu koordinat, yaitu ab-
yang telah dilaksanakan dalam waktu ter- sis dan ordinat, absis menunjukkan waktu
tentu/aktual untuk selanjutnya dibanding- kerja dan ordinat menunjukkan jumlah
kan dengan rencana waktu yang ditunjuk- unit pekerjaan atau lokasi kegiatan yang
kan dalam bagan Bar Chart. dilaksanakan. Sedangkan garis miring
Untuk menghitung persentase kegiatan menyatakan jenis kegiatan sekaligus me-
yang telah dicapai atau yang telah dilak- nunjukkan kecepatan dari kegiatan terse-
sanakan dapat dilakukan melalui pende- but. Kemiringan dari setiap garis alir ke-
katan volume atau melalui bobot terhadap giatan menunjukkan tingkat produktifitas
biaya dari masing-masing jenis pekerjaan. dari kegiatan itu. Semakin tegak garis alir
Dalam hal perhitungan melalui bobot tersebut maka semakin tinggi tingkat pro-
masing-masing jenis kegiatan maka Bar duktifitasnya.
Chart dapat dilengkapi dengan suatu kurva
yang dikenal sebagai kurva “S”, yang me-

176
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol. 13, No. 2, Juli 2009

3 2
Da
Unit Berulang 2 1

Unit
1
Db 0 1 2 3 4
0 Waktu
10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 Gambar 4. Contoh Restraint
Waktu (hari) Sumber : Harris dan Iannou,1998
Gambar 2. Contoh diagram LSM Keterangan :
Sumber : Harris dan Iannou,1998 = Restraint
Keterangan :
Da = Durasi kegiatan A 3. Buffer
Db = Durasi kegiatan B Buffer adalah jarak yang diperlukan
Untuk proyek yang bersifat repetitive, antara dua kegiatan. Jarak dapat beru-
metode ini sangat tepat digunakan. pa lokasi (buffer lokasi) maupun wak-
Ada beberapa hal yang sering ditemu- tu (buffer waktu). Buffer waktu mem-
kan dalam LSM, yaitu: punyai dua konsep yaitu: buffer waktu
1. Interupsi minimum dan buffer waktu maksi-
Interupsi adalah adanya penghentian mum.
atau penundaan kegiatan untuk suatu
waktu tertentu yang ditunjukkan de- 2
ngan garis mendatar pada garis alir ke-
1
giatan. Banyak penyebab terjadinya in-
Unit

terupsi, antara lain: sumber daya yang


terhenti, kesulitan teknis dan lain-lain. 0 1 2 3 4
Waktu
3 Gambar 5. Buffer Lokasi dan Buffer
Waktu (Sumber : Harris dan
Unit Berulang

2 Iannou,1998)
Keterangan :
1
= buffer waktu
0 = buffer lokasi
10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
Waktu (hari) 4. Interval
Gambar 3. Contoh Interupsi Interval adalah suatu waktu yang di-
Sumber : Harris dan Iannou,1998
perlukan untuk menyelesaikan suatu
Keterangan : kegiatan pada lokasi tertentu.
= Interupsi
Langkah Penyusunan Diagram RSM
2. Restraint Langkah pertama dalam menyusun
Restraint adalah waktu tunggu antara diagram RSM adalah menentukan hubu-
selesainya suatu kegiatan dengan mu- ngan antara setiap kegiatan pada setiap
lainya kegiatan yang lain. Hal ini terja- unit. Untuk itu dapat digunakan metode
di antara lain karena kedua kegiatan CPM atau PDM untuk menggambarkan
mempunyai sumber daya yang sama hubungan pada setiap unit yang sama, jika
dan jumlahnya terbatas sehingga diper- perlu untuk setiap unit yang tidak typical.
lukan waktu transfer sumber daya dari Setelah itu kegiatan-kegiatan tersebut di-
kegiatan sebelumnya. gambarkan dalam bentuk bar chart, se-
hingga urutan kegiatan dengan jelas dipa-
hami. Dan terakhir bar chart yang sudah
terbentuk digambarkan pada diagram
RSM.

177
Penggunaan Metode Penjadwalan Berulang .............................. Wiranata, Dewi, dan Nuryawan

Untuk memberikan gambaran yang le- METODE PENELITIAN


bih jelas akan diambil sebuah contoh yang
terdiri dari dua buah kegiatan yang berbe- Lokasi Penelitian
da pada satu unit yang berulang, seperti Dalam penelitian ini sebagai obyek
terlihat pada Gambar 6. Gambar 6(a) studi adalah Proyek Pembangunan Peru-
menggambarkan sepasang kegiatan, dima- mahan Beranda Mumbul yang terletak di
na hubungan antara kegiatan adalah finish- Jalan Taman Mumbul, Kecamatan Kuta
to-start (FTS). Durasinya dilambangkan Selatan, Kabupaten Badung. Pemilihan
dengan K, tujuan dengan L, hari mulai proyek ini sebagai obyek studi didasarkan
awal EDS dan hari mulai akhir EFD. karena proyek perumahan ini memiliki
Kemudian aktifitas ini digambarkan kegiatan yang berulang (repetitive), yang
dalam bentuk bar chart seperti Gambar memungkinkan dibahas dan dianalisa dari
6(b). Dan kemudian digambarkan lagi pa- segi perencanaan waktu dengan meng-
da sebuah diagram RSM seperti Gambar gunakan RSM (Repetitive Scheduling
6(c). Pada contoh ini, hanya terdapat satu Method) sehingga dapat tercipta efektivi-
kegiatan berulang. Titik nol pada sumbu Y tas penjadwalan dan keteraturan sumber
memiliki tanda S sebagai awal unit, dan daya.
akhir dari unit diberi tanda huruf F.
Analisa Data
10 13 13 15 Dari data-data proyek yang telah dipe-
roleh, dapat diketahui jenis pekerjaan, vo-
A1 LT = 2 B1
3 K 2 L
lume pekerjaan, harga satuan bahan, upah
(a) tenaga kerja, jenis bahan yang digunakan,
bobot serta waktu yang diperlukan untuk
menyelesaikan proyek. Dengan demikian
data dapat dianalisa dengan Metode Pen-
jadwalan Berulang/ Repetitive Scheduling
Nama September Method (RSM).
No Langkah-langkah analisis dalam pene-
Pekerjaan 10 11 12 13 14 15
litian ini adalah sebagai berikut:
1 A1 1. Data semua aktivitas yang ada serta
2 B1 logika ketergantungannya.
2. Menghitung tingkat produktivitas
sumber daya dan unit.
(b) 3. Membuat bar chart dari data yang
telah dibuat sebelumnya.
F 4. Membuat diagram RSM.
1 5. Menentukan rangkaian pengontrol.
U n it B e r u la n g

A1 B1 6. Kesimpulan.
0
S 10 11 12 13 14 15 HASIL PENELITIAN DAN PEMBA-
HASAN
Waktu
Data semua aktivitas yang ada serta
(c) logika ketergantungannya.

Gambar 6
Contoh Penggambaran Diagram RSM
Sumber : Harris dan Iannou,1998

178
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol. 13, No. 2, Juli 2009

Jenis Pekerjaan Simbol Durasi (hari)


diagram garis pada Gambar 2. Dimana di-
Pek.Persiapan A 7 antara kegiatan B dan kegiatan C memili-
Pek. Galian dan Urugan B 35 ki lag time yang berbeda pada unit 1 sam-
Pek. Besi dan Beton C 42 pai unit 3. Lag time unit 1 memiliki durasi
Pek. Pasangan D 42 2 minggu, sedangkan unit 3 memiliki du-
Pek. Kayu E 42 rasi 4 minggu. Untuk menghindari hal ter-
Pek. Finishing F 21 sebut maka akan diterapkan RSM seperti
Pek. Atap G 14 pada Gambar 3 .
Pek. Sanitary dan Plumbing H 28
Pek. Listrik I 21
J3
I3
Pek. Penggantung dan pengunci J 14 H3
G3
F3
3
E3
D3
C3
Tingkat produktivitas 1 unit rumah type 45 A3
B3

. I2
J2

H2
Durasi Rata-rata G2
Jenis Pekerjaan Simbol F2
(hari) Produktivitas (u/d) UNIT 2
E2
D2
Pek.Persiapan A 7 1/7 = 0.1428 C2
B2
Pek. Galian dan Urugan B 35 1/35 = 0.0285 A2
J1
Pek. Besi dan Beton C 42 1/42 = 0.0238
I1
H1
Pek. Pasangan D 42 1/42 = 0.0238
G1
F1
Pek. Kayu E 42 1/42 = 0.0238 1
E1
Pek. Finishing F 21 1/21 = 0.0476 D1
C1
Pek. Atap G 14 1/14 = 0.0714 B1
A1
Pek. Sanitary dan Plumbing H 28 1/28 = 0.0357 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
5 Durasi (Minggu)
Pek. Listrik I 21 1/21 = 0.0476 Keterangan :
Pek. Penggantung dan Pengunci J 14 1/14 = 0.0714
A : A = Persiapan E : E = Kayu : Ins Listrik
B : B = Galian & Urugan F : F = Finishing : Pengunci
C : C = Besi & Beton G : G = Ataf
D : D = Pasangan H : H = Sanitary

Bar chart 1 unit rumah type 45 Gambar 1. Bart Chart untuk 3 unit rumah
Durasi (Minggu) type 45
ID Jenis Pekerjaan
I II III IV V VI VII VIII IX X XI XII XIII
LAG TIME
A Persiapan

B Galian dan Urugan

C Besi dan Beton E3


3
A3 B3 C3 H3 I3 J3
D Pasangan
D3
E Kayu F3
G3
F Finishing

G Atap

H Sanitary dan Plumbing


UNIT

A2 B2 C2 E2
I Ins. Listrik dan Lampu H2 I2 J2

J Penggantung & Pengunci G2


D2 F2

Penggambaran Diagram RSM


Diagram RSM ini muncul sebagai A1 B1
E1
1
akibat adanya kegiatan yang berulang- C1
H1 I1 J1

ulang. Dimana kegiatan yang berulang- D1 F1


G1
ulang tersebut jika dijadwalkan dengan 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25

menggunakan diagram bar chart sepeti ter- Keterangan : 5 Durasi (Minggu)

: A = Persiapan : E = Besi & Beton : I = Ipengunci


gambar pada Gambar 1 akan memiliki lag : B = Galian & Urugan : F =Kayu : J = Finishing
: C = Pasangan : G = Listrik
time yang berbeda–beda. Hal ini akan : D = Sanitary : H = Ataf

mengakibatkan durasi proyek menjadi le- Gambar 2. Diagram Garis untuk 3 unit
bih panjang. Ini dapat dilihat pada gambar rumah type 45

179
Penggunaan Metode Penjadwalan Berulang .............................. Wiranata, Dewi, dan Nuryawan

LAG TIME
naan sumber daya yang kontinyu dari
B3
unit ke unit, divergensi (penyebaran)
A3 C3 G3 I3
ini cenderung menempatkan titik kon-
3
trol ketergantungn antara aktivitas ke
E3 F3 J3
D3 unit pertama dalam tahapan.
H3
Work Break Untuk kegiatan A diadakan work
break setelah pekerjaan A1 selesai. Hal
B2 C2
ini dilakukuan untuk menghindari lag
2
A2 G2 F2 time yang terlalu lama. Lag time yang
UNIT

I2 J2
E2 terlalu lama pada kegiatan A yaitu kegia-
D2 H2
tan persiapan / pembersihan tidak di-
Work Break
mungkinkan karena dikhawatirkan lahan
yang sudah dibersihkan akan menjadi ko-
A1
B1 C1 G1 I1 J1
tor kembali.
1
E1 Sedangkan pada kegiatan D, G, H, I
F1
D1 H1 yang merupakan kegiatan pengikut dari
kegiatan C, E, F akan tidak efektif apabila
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
5 Durasi (Minggu)
diterapkan Repetitive Scheduling Method.
Keterangan :
: A = Persiapan : E = Besi & Beton : I = Ipengunci Apabila pada kegiatan ini diterapkan
: B = Galian & Urugan : F =Kayu : J = Finishing
RSM maka titik kontrol akan terletak pa-
: C = Pasangan : G = Listrik
: D = Sanitary : H = Ataf da unit terakhir dari garis produksi. Ini
Gambar 3: Diagram RSM untuk 3 rumah menyebabkan jarak mulai kegiatan yang
type 45 terlalu jauh pada unit pertama dengan unit
selanjutnya sehingga dapat mengakibat-
Pada gambar 3 terlihat garis C,E dan F kan terganggunya hubungan ketergan-
berpindah dari posisi semula, hal ini dila- tungan dengan pekerjaan yang berikutnya.
kukan untuk mendapatkan lag time yang
sama pada masing-masing unit sehingga Rangkaian Pengontrol
nantinya akan dapat mempercepat durasi Seperti diuraikan sebelumnya, rang-
proyek. kaian pengontrol adalah rantai atau urutan
Perpindahan garis tersebut mengacu aktivitas yang membangun durasi mini-
pada prinsip dasar metode RSM (Harris mum proyek tersebut. Penentuan durasi
dan Ioan-nou,1998) : proyek dari lintasan kritis tidak dipakai
• Pada saat ukuran tingkat produksi dari dalam Repetitive Scheduling Method ka-
sebuah garis produksi lebih besar dari rena persyaratan kekontinyuan sumber da-
ukuran tingkat produksi dari garis pro- ya tambahan. Rangkaian ini menjaga se-
duksi sebelumnya, dua garis produksi mua kendala teknik yang diutamakan, ke-
tersebut cenderung menyatu dalam tersediaan sumber daya dan kekontinyuan
bentuk peningkatan unit. Mengacu pa- sumber daya melalui titik kontrol yang
da penggunaan sumber daya yang kon- memindahkan urutan dari satu garis pro-
tinyu dari unit ke unit, penyatuan ini duksi ke garis produksi lainnya. Penunda-
cenderung untuk menempatkan titik an pada kegiatan kritis akan menyebabkan
kontrol ketergantungan antara aktivitas penundaan durasi proyek secara keselu-
ke unit terakhir dalam tahapan. ruhan, sementara penundaan pada kegi-
• Pada saat tingkat produksi dari sebuah atan non-kritis akan memperlihatkan ter-
garis produksi lebih kecil dari pada putusnya garis pemanfaatan sumberdaya.
tingkat produksi dari aktivitas produksi Berdasarkan uraian diatas rangkaian
sebelumnya, dua garis produksi terse- pengontrol dapat ditelusuri dari akhir pro-
but cenderung menyebar mengikuti ke- yek ke awal proyek. Pada penelitian ini
naikan jumlah. Sesuai dengan penggu-

180
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol. 13, No. 2, Juli 2009

penerapan rangkaian pengontrol dapat di- Perhitungan Biaya Upah Pelaksanaan.


lihat pada Gambar 4. Perhitungan besarnya biaya upah pe-
laksanaan didasarkan pada banyaknya
Cp2(BC) Cp2(EC)
Cp2 (EF)
jumlah tenaga kerja per-harinya. Besarnya
Cp2(AB)
B3
Cp (FJ)
upah orang per hari ditentukan oleh keah-
lian tenaga kerja tersebut seperti pekerja,
A3 C3 G3 I3
3 tukang batu dan sebagainya.
E3 F3 J3
D3
H3 Tabel 1. Daftar Harga Satuan Upah Kerja
Work Break

B2 C2
No Uraian Satuan Harga
A2 G2F2
2
1 Mandor Hari 55.000,00
UNIT

I2 J2
E2
D2 H2 2 Kepala tukang batu Hari 55.000,00
Work Break
3 Kepala tukang kayu Hari 55.000,00
4 Kepala tukang besi Hari 50.000,00
Cp1(AB) 5 Kepala tukang cat Hari 45.000,00
A1
B1 C1 G1 I1 J1 6 Tukang batu Hari 45,000…
1
E1
Cp1(CE) F1 7 Tukang kayu Hari 50.000,00
D1 H1
Cp1(EF)
8 Tukang besi Hari 40.000,00
Cp1(BC)
9 Tukang cat Hari 40.000,00
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
5 Durasi (Minggu) 10 Tukang asab Hari 55.000,00
Gambar 4 Diagram RSM & Grs Pengontrol untuk 3 rumah type 45 11 Pekerja Hari 30.000,00
Keterangan :
: A = Persiapan : E = Besi & Beton : I = Ipengunci
: B = Galian & Urugan : F =Kayu : J = Finishing
Dari Tabel 1 diperoleh standar upah
: C = Pasangan : G = Listrik
: D = Sanitary : H = Ataf harian masing-masing pekerjaan tenaga
kerja. Pada 2 didapat perhitungan biaya
Dimulai dari akhir kegiatan J pada upah pelaksanaan sebelum digunakan me-
minggu ke 22, dan bergerak turun mengi- tode RSM yang didapat dari hasil menga-
kuti garis sampai titik kontrol cp (FJ). Pe- likan masing-masing tenaga kerja dengan
nelusuran kemudian berpindah ke garis masing-masing standar upah yang terda-
produksi F, hingga menemui titik kontrol pat dalam Tabel 1. Biaya upah total pelak-
cp2(EF). Penelusuran kemudian dilanjut- sanaan total yang diperoleh adalah dari
kan dengan menelusuri garis produksi F hasil mengalikan biaya total harian de-
sampai pada titik kontrol cp1 (EF). Dan ngan durasi pekerjaan. Seperti telah di-
berpindah lagi ke garis produksi E berge- uraikan diatas bahwa penelitian ini mem-
rak turun mengikuti garis E sampai pada bahas sampai pada pekerjaan finishing
titik kontrol cp1 (CE). Lalu berpindah ke- yang diuraikan pada Tabel 2 dan 3.
garis produksi C bergerak naik mengikuti Biaya keseluruhan yang diperoleh se-
garis C sampai menemukan titik kontrol belum diterapkan RSM adalah sebesar
cp2 (BC). Kemudian bergerak turun me- Rp. 26.575.454,- untuk tiap 1 unit rumah.
ngikuti garis produksi B sampai menemu- Kemudian setelah diterapkan RSM dipe-
kan titik kontrol cp1 (BC). Kemudian pe- roleh biaya sebesar Rp. 25.424.127,- un-
nelusuran dilakukan dengan menelusuri tuk tiap 1 unit rumah. Terlihat bahwa ada
kembali garis produksi B bergerak keatas penurunan biaya sebesar Rp.1.151.327,-
sampai menemukan titik kontrol cp2 (AB), Penurunan biaya ini disebabkan kare-
lalu berpindah ke garis produksi A5 dan na pengurangan durasi yang besar namun
B4 bergerak turun kebawah sampai mene- tidak dibarengi penambahan tenaga kerja
mukan titik kontrol cp1 (AB) dan berakhir yang signifikan pada masing-masing akti-
di garis produksi A1.

181
Penggunaan Metode Penjadwalan Berulang .............................. Wiranata, Dewi, dan Nuryawan

vitas pekerjaan yang mengalami percepa- cepat durasi proyek, dalam hal ini pe-
tan waktu pelaksanaan. kerjaan proyek perumahan Beranda
Mumbul sebelum diterapkan RSM di-
Tabel 2.Perhitungan Biaya Upah Pelaksa-
kerjakan selama 31 minggu dan sete-
naan Sebelum Diterapkan RSM
lah diterapkan RSM dapat dipercepat
Perhitungan Biaya Pelaksanaan Sebelum Diterapkan RSM menjadi 27 minggu.
Durasi Produktivitas Biaya Normal Biaya Normal
2. Biaya keseluruhan yang diperoleh se-
N0 Aktivitas Vol
(Hari) Harian Harian Total belum diterapkan RSM adalah sebesar
Rp. 26.575.454,- Kemudian setelah
A Pekerjaan Persiapan 2,000 7 0,2857 98,000 686.000,00 diterapkan RSM diperoleh biaya sebe-
B Pek Galian dan Urugan 29,52 35 3,0729 33,915 308.497,00 sar Rp. 25.424.127,- untuk tiap 1 unit
C Pek Besi dan Beton 4,970 42 0,3636 29,641 403.508,00
rumah. Jadi ada penurunan biaya se-
D Pekerjaan Pasangan 557,860 42 36,9029 944,157 13.258.815,00
besar Rp.1.151.327,- untuk tiap 1 unit
E Pekerjaan Kayu 303,580 42 27,5636 412,758 5.252.695,00
rumah.
F Pekerjaan Finishing 308,360 21 23,2407 208,020 2.120.153,00

G Pekerjaan Atap 118,000 14 11,0714 258,007 2.790.172,00

H Pekerjaan Kaca 4,760 7 0,6800 5,995 41.965,00

I Pek Sanitary & Plumbing 45,500 28 2,8333 107,076 984.004,00


DAFTAR PUSTAKA
J Pek. Ins. Listrik & Lampu 26,000 21 3,0000 44,997 389.991,00

K Pek Pengunci 42,000 14 5,1428 40,957 339.654,00 Ali, 1997. Prinsip-prinsip Dasar Network
26.575.454,00 Planning, Penerbit PT. Gramedia,
Jakarta.
Erivianto, W. I. 2002. Manajemen Proyek
Tabel 3.Perhitungan Biaya Upah Konstruksi, Penerbit Andi, Yogya-
Pelaksanaan Setelah Diterapkan karta.
RSM Harris, R. B. and Photios, G. Ioannou.
1998a. Scheduling Project with Re-
peating Activities, Journal of Cons-
Perhitungan Biaya Pelaksanaan Setelah Diterapkan RSM
truction Engineering and Mana-
Durasi Produktivitas Biaya Normal Biaya Normal
N0 Aktivitas Vol gement, Vol. 124 No. 4, 269-278,
(Hari) Harian Harian Total
July-August.
A Pekerjaan Persiapan 2,000 7 0,2857 98.000,00 686.000,00
Harris, R. B. and Photios G. Ioannou.
B Pekerjaan Galian dan Urugan 29,520 35 3,0729 33.915,00 308.497,00
1998b. Repetitive Scheduling Method,
C Pekerjaan Besi dan Beton 4,970 35 0,4064 29.641,00 376.271,00 University of Michigan, Michigan.
D Pekerjaan Pasangan 557,860 35 38,8886 944.157,00 12.405.169,00 Komputer Wahana, 2001. Panduan Prak-
E Pekerjaan Kayu 308,580 35 28,3521 412.758,00 4.983.804,00 tis Proyek Konstruksi Dengan Micro-
F Pekerjaan Finishing 308,360 21 23,2407 207.792,00 2.118.600,55 soft Project 2000, Penerbit Andi,
G Pekerjaan Atap 118,000 14 11,0714 258.007,00 2.790.172,00
Yogyakarta.
H Pekerjaan Kaca 4,760 7 0,6800 5.995,00 41.965,00
Santosa Budi, 1997. Manajemen Proyek
I Pekerjaan Sanitary dan Plumbing
45,500 28 2,8333 107.076,00 984.004,00
Edisi Pertama, Penerbit PT. Guna
J Pek. Ins. Listrik dan Lampu 26,000 21 3,0000 44.997,00 389.991,00

K Pek Penggantung & Pengunci 42,000 14 5,1428 40.957,00 339.654,00


Widya, Jakarta.
25.424.127,55
Soeharto I., 1997. Manajemen Proyek
dari Konsep Sampai Operasional,
SIMPULAN Erlangga, Jakarta.

Setelah melewati serangkaian proses


yang telah diuraikan di atas, maka kesim-
pulan yang dapat ditarik adalah sebagai
berikut:
1. Penjadwalan dengan Repetitive Sche-
duling Method (RSM) dapat memper-

182

Anda mungkin juga menyukai