F. Latihan
1. Terjadinya suatu penyakit sangat tergantung dari keseimbangan dan interaksi ….
a. Agent
b. Host
c. Environment
d. Ketiga-tiganya benar
3. Perubahan pada faktor lingkungan yang menyebabkan perubahan pada kerentanan host
akibat dari ….
a. Bertambahnya agent
b. Adanya penularan penyakit
c. Meningkatnya pencemaran lingkungan
d. Terjadinya mutasi agent
4. Faktor yang dapat mempengaruhi keberadaan agen, paparan, atau kerentanan terhadap
agen
adalah ….
a. Agent
b. Host
c. Environment
d. Faktor intrinsik
6. Pendekatan statistik untuk meyakinkan apakah terdapat hubungan yang valid antara faktor
penelitian dengan penyakit digunakan dalam ….
a. Pendekatan determinant
b. Pendekatan probabilistik
c. Pendekatan analitik
d. Pendekatan statistik
8. Jika terjadi KLB, apakah analisis sebab akibat mengandung kebenaran dan apakah
pengkajian memiliki kemampuan untuk mengidentifikasi dengan benar bahwa mereka yang
sakit karena penyakit, pada kenyataannya, memang sakit akibat penyebab yang dicurigai….
a. Plausibilitas
b. Konsistensi
c. Sensitifitas
d. Spesifisitas
9. Hubungan harus dibuktikan sebagai hubungan kausal dan didasarkan pada ilmu
pengetahuan
biologis, kedokteran, epidemiologi, dan pengetahuan ilmiah…
a. Plausibilitas
b. Konsistensi
c. Sensitifitas
d. Spesifisitas
G. Latihan
1. Jelaskan pengertian penelitian kasus kontrol?
Penelitian kasus-kontrol meupakan penelitian epidemiologis analitik observasional yang
menelaah hubungan antara efek (penyakit atau kondisi kesehatan) tertentu dengan faktor-faktor
risiko tertentu.
2.Cumulative Insidence
Kelompok kasus ditemukan selama periode waktu tertentu
Kelompok dipilih diantara individu yang pada akhir periode bebas penyakit,
sehingga tidak lagi at risk untuk jadi kasus
Pendekatan yang bisa dilakukan untuk penelitian keluaran proses terproduksi dan
epidemi jangka pendek.
3.Jelaskan perbandingan penelitian kasus kontrol dengan jenis penelitian lain?
- Perbandingan kasus kontrol dengan kohort terletak pada pemilihan subjek. Dalam
pemilihan kasus kontrol subjek dipilih berdasarkan status penyakitnya, sedangkan dalam
penelitian kohort subjek/kelompok dipilih berdasarkan paparan faktor risikonya.
2. Kelemahan
a. Tidak tersedianya informasi faktor risiko potensial baik dalam bentuk catatan maupun dalam
ingatan subjek.
b. Keterbatasan ketersediaan informasi variabel confounding (pengganggu) yang juga sering
tidak tersedia.
c. Penyakit tidak dapat dipastikan kapan munculnya.
d. Kesulitan dengan penemuan dan pengelompokan pembanding.
e. Validasi mengenai informasi kadang-kadang sukar diperoleh sehingga potensi terjadi bias
informasi.
f. Kasus kontrol dipilih oleh peneliti maka sulit untuk meyakinkan bahwa kedua kelompok itu
sebanding dalam berbagai faktor eksternal dan sumber bias lainnya.
6. Seorang peneliti ingin mengetahui apakah riwayat kontak dengan penderita TBC
merupakan faktor risiko meningkatnya kejadian penyakit TBC. Data diperoleh 40 orang
kelompok kasus mempunyai riwayat kontak 29 orang sedangkan dari 40 orang
kelompok kontrol mempunyai riwayat kontak 18 orang. Maka hitunglah besar faktor
risiko riwayat kontak dengan kejadian penyakit TBC?
12. Data runtun waktu tahunan untuk Indonesia menunjukkan bahwa proporsi
terbanyak kasus denan berdarah utnuk periode 1993-1998 didapatkan pada
kelompok usia:
A. Kurang daripada 1 tahunan
B. 1-4 tahun
C. 5-14 tahun
D. 15 tahun atau lebih
BAB III
UKURAN KESEHATAN DALAM POPULASI
E.Latihan
1. Jealaskan ukuran-ukuran dalam epidemiologi?
a.Ukuran deskriptif contohnya ratio atau perbandingan responden lelaki dibanding
dengan perempuan, ratio/perbandingan jumlah kasus dibanding kontrol (pada
desain studi kasus kontrol)
b.Ukuran analitis contohnya ratio kematian campak anak-anak dibanding dengan
dewasa, ratio jumlah kasus dibandingkan anak-anak dibanding dengan dewasa.
Ratio kematian terhadap kasus (Death to case ratio) adalah Jumlah kematian
Keuntungan :
a. Merupakan cara yang cepat dan murah untuk mendeteksi adanya kejadian luar biasa.
b. Dalam hal tertentu, dapat digunakan untuk memperkirakan adanya hubungan sebab akibat.
c. Dapat menghasilakn hipotesis spesifk untuk penelitian analitis.
d. Jarang terancam loss to follow-up (drop out).
e. Untuk mengetahui prevalensi penyakit tertentu dan masalah kesehatan yang terdapat di
masyarakat dan dapat digunakan juga untuk menyusun perencanaan pelayanan kesehatan.
f. Sampel yang diambil dari general population, sehingga dapat dengan mudah untuk
dilakukan generalisasi.
g. Dapat dimasukkan ke dalam tahapan pertama suatu penelitian kohort atau eksperimen,
tanpa
atau dengan sedikit sekali menambah biaya.
Kerugian :
a. Tidak dapat digunakan untuk memantau perubahan yang terjadi dengan berjalannya waktu.
b. Informasi yang diperoleh tidak mendalam sehingga sering kali masalah kesehatan yang
dicari tidak diperoleh.
c. Ketidakmampuan untuk membedakan antara penyebab dan pengaruh (efek).
d. Studi prevalensi lebih banyak menjaring subjek yang mempunyai masa sakit yang panjang
dari pada yang mempunyai masa sakit yang pendek, karena individu yang cepat sembuh atau
cepat meninggal mempunyai kecepatan yang lebih kecil untuk terjaring dalam studi ini.
e. Dibutuhkan jumlah subjek yang cukup banyak, terutama bila variabel yang dipelajari
banyak.
f. Tidak menggambarkan perjalanan penyakit, insiden, maupun prognosis.
g. Tidak praktis untuk meneliti kasus yang sangat jarang.
h. Potensial terjadi bias prevalensi atau bias insiden karena efek suatu faktor risiko selama
selang waktu tertentu dapat disalahtafsirkan sebagai efek penyakit.