Anda di halaman 1dari 6

MCQ Kelompok C (Studi Kohort)

1. Bias yang dapat terjadi akibat pemilihan kelompok pembanding adalah kelompok yang sehat,
dikenal dengan:
a. Nonresponse bias
b. Loss to follow up bias
c. The healthy worker effects
d. Hospital admission bias
e. Publicity bias

Jawaban: C
Pembahasan: Pada studi kohort, kelompok tak terpapar juga bisa dipilih dari populasi yang bukan
populasi asal kelompok terpapar. Tetapi jika ini dilakukan, harus dipastikan kedua populasi yang
terpisah itu ekuivalen dalam factor-faktor yang dapat merancukan penilaian hubungan paparan
dan penyakit yang sedang diteliti. Kelemahan menggunakan populasi umum adalah populasi
umum secara rata-rata mempunyai derajat Kesehatan yang sedikit lebih rendah daripada populasi
khusus. Sehingga Ketika populasi khusus dipilih sebagai sumber kelompok terpapar, maka
penaksiran hubungan paparan dan penyakit akan lebih kecil dari yang sesungguhnya. Bias akibat
penggunaan populasi khusus yang lebih sehat sebagai sumber kelompok terpapar, disebut bias
pekerja sehat (The healthy worker effect).
(Murti, Bisma. 2016. Prinsip dan Metode Riset Epidemiologi. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press).

2. Pada suatu studi kohort mengenai pengaruh merokok terhadap kejadian kanker paru, didapatkan
data:
Ca Paru (+) Ca Paru (-)
Merokok 80 20 100
Tidak merokok 25 75 100
105 95 200
Berapakah ukuran dampak (AR) pada studi tersebut:
a. 0,3
b. 0,35
c. 0,4
d. 0,5
e. 0,55

Jawaban: E
Pembahasan:
80
Insiden pada perokok =
100
25
Insiden pada bukan perokok =
100
80 25 55
AR = − =
100 100 100
(Celentano, David D. and Zklo, Moyses. 2019. Gordis Epidemiology 6th Ed. Philadelphia:
Elsevier).

3. Yang merupakan syarat kohort tertutup adalah:


a. Setiap anggota boleh mulai diamati kapan saja
b. Ada anggota baru yang bergabung di tengah masa penelitian
c. Selama pengamatan besar populasi rata-rata relatif stabil
d. Memiliki kelompok yang sama sampai akhir penelitian
e. Selama masa pengamatan rata-rata usia anggota relatif stabil

Jawab: D

Syarat :
a. Kumpulan individu yang anggotanya bertambah dan berkurang selama periode masa
tertentu atau yang anggotanya mudah berganti/berubah status pajanannya
b. Setiap anggota boleh mulai diamati kapan saja
c. Ada anggota kohort baru yang bergabung di tengah masa pengamatan
d. Selama masa pengamatan, besar populasi (jumlah) rata-rata relatif stabil
e. Selama masa pengamatan rata-rata usia anggota juga relatif stabil

4. Suatu penelitian yang bertujuan untuk mempelajari hubungan antara paparan dan
penyakit/masalah kesehatan dengan membandingkan kelompok terpapar dan kelompok yang
tidak terpapar disebut:
a. Kasus kontrol
b. Cross sectional
c. Kohort
d. Ekologi
e. Case series

Jawaban: C
Pembahasan : Studi kohort adalah studi observasional yang mempelajari hubungan antara
paparan/faktor risiko dengan efek atau penyakit dengan cara membandingkan kelompok terpapar
dengan kelompok yang tidak terpapar berdasarkan status penyakit (outcome).
(Pratiknya, Ahmad Watik. 2014. Dasar-Dasar Metodelogi Penelitian Kedokteran dan
Kesehatan. Jakarta: Rajagrafindo Persada).

5. Sifat – sifat dari penelitian kohort yang paling tepat adalah :


a. Pendekatan waktu secara longitudinal (periode time approach)
b. Pendekatan waktu pada satu saat (point time approach)
c. Faktor risiko diidentifikasi lebih dahulu kemudian diikuti sampai periode tertentu untuk
ditentukan ada tidaknya efek.
d. A dan C benar.
e. B dan C benar.

Jawaban : D (A dan C benar)


Pembahasan:
Sifat – sifat dari penelitian kohort yaitu pendekatan waktu secara longitudinal (periode time
approach), faktor risiko diidentifikasi lebih dahulu kemudian diikuti sampai periode tertentu
untuk ditentukan ada tidaknya efek dan pemilihan subyek berdasarkan status paparannya atau
dilihat dari hasil pengamatan outcome. Sedangkan pendekatan waktu pada satu saat (point time
approach) merupakan sifat dari penelitian cross-sectional.
(Pratiknya, Ahmad Watik. 2014. Dasar-Dasar Metodelogi Penelitian Kedokteran dan
Kesehatan. Jakarta: Rajagrafindo Persada).

6. Yang merupakan keunggulan/kelebihan dari studi kohort adalah :


a. Efisien dan ekonomis
b. Membutuhkan waktu yang lebih singkat
c. Dapat secara langsung menetapkan besarnya angka risiko
d. Tidak menimbulkan bias
e. Membutuhkan sarana dan subjek penelitian yang cukup besar
Jawaban : C
Pembahasan :
Keunggulan Studi Kohort yaitu:
1. Ada uniformitas observasi, baik terhadap faktor risiko maupun efek dari saat ke saat, juga
dimungkinkan penggunaan pengukuran yang baku.
2. Dapat menata komparabilitas antara dua kelompok sejak awal penelitian.
3. Dapat secara langsung menetapkan besarnya angka risiko dari satu saat ke saat yang lain.
4. Memungkinkan dilakukannya peningkatan metodologik, seperti: dimasukkannya waktu ke
dalam unit analisis subjek, penelitian kohort yang retrospektif, maupun kombinasi dengan
eksperimental.
Sedangkan Keterbatasan dalam Studi Kohort yaitu:
1. Membutuhkan waktu, sarana dan subjek penelitian yang cukup besar dan membutuhkan
pengelolaan yang lebih rancu, sehingga secara ekonomis lebih mahal.
2. Kemungkinan adanya subjek yang drop out, sehingga cukup mengganggu analisis hasil.
3. Pada jenis penyakit atau tindakan tertentu akan menghadapi kendala etik.
(Pratiknya, Ahmad Watik. 2014. Dasar-Dasar Metodelogi Penelitian Kedokteran dan
Kesehatan. Jakarta: Rajagrafindo Persada).

7. Yang merupakan ukuran asosiasi dalam studi kohort adalah :


a. Prevalence Ratio
b. Relative Risk
c. Atributable Risk
d. Cumulative Insidence
e. Etiologic Fraction

Jawaban : B
Pembahasan :
Pada rancangan kohort angka risiko ini berupa risiko relatif, yang menggambarkan insidensi
penyakit dalam populasi sehubungan dengan faktor risiko yang dipelajari. Risiko relatif (RR) atau
disebut juga Relative Risk adalah angka kejadian efek atau insidensi penyakit pada kelompok
subyek dengan faktor risiko positif dibagi angka kejadian efek pada kelompok subyek dengan
faktor risiko negative. Dalam studi kohort, untuk menjawab pertanyaan apakah ada hubungan
antara paparan dan penyakit, kita dapat menggunakan risiko relatif dan odds rasio. Sedangkan
atrributable risk dan population attributable risk merupakan ukuran dampak yang digunakan
untuk mengetahui besarnya resiko terjadinya suatu penyakit yang dapat dihindarkan jika faktor
risiko tidak ada.
(Pratiknya, Ahmad Watik. 2014. Dasar-Dasar Metodelogi Penelitian Kedokteran dan
Kesehatan. Jakarta: Rajagrafindo Persada).
(Celentano, David D. and Zklo, Moyses. 2019. Gordis Epidemiology 6th Ed. Philadelphia:
Elsevier).

8. Dalam studi kohort, sering ditemukan bias loss to follow up. Berikut merupakan cara mencegah
bias loss to follow up, kecuali :
a. Memilih populasi umum yang memiliki Batasan jelas
b. Menggunakan catatan kependudukan yang teratur dan selalu diperbaharui
c. Memperbesar subyek
d. Menggunakan populasi khusus
e. Mengeluarkan subyek yang kemungkinan berpindah tempat sejak awal penelitian

Jawaban : C
Pembahasan :
Pada studi kohort, kemungkinan bias to follow up dapat dihindari dengan memilih populasi
umum yang memiliki Batasan jelas, menggunakan catatan kependudukan yang teratur dan selalu
diperbaharui. Populasi khusus juga dapat dipergunakan, misalnya para pekerja pabrik, anggota
organisasi profesi, asuransi kesehatan, dll. Selain itu sejak awal penelitian sebaiknya subyek yang
diketahui akan berpindah tempat tidak diikutsertakan pada penelitian.
(Murti, Bisma. 2016. Prinsip dan Metode Riset Epidemiologi. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press).

9. Berikut merupakan syarat yang harus diperhatikan untuk pemilihan sampel kelompok terpajan
pada populasi umum, kecuali :
a. Prevalensi paparan pada populasi cukup tinggi
b. Penyakit/paparan merupakan kejadian yang langka
c. Mempunyai batas geografis yang jelas
d. Secara demografik stabil
e. Ketersediaan catatan demografik lengkap dan selalu up-to-date
Jawaban : B

Pembahasan :

Populasi umum merupakan pilihan yang tepat pada keadaan-keadaan berikut :

a. Prevalensi paparan pada populasi cukup tinggi.


Contoh: kebiasaan merokok dan minum kopi
b. Mempunyai batas geografik yang jelas
c. Secara demografik stabil
d. Ketersediaan catatan demografik yang lengkap dan up-to-date.
(Murti, Bisma. 2016. Prinsip dan Metode Riset Epidemiologi. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press).

10. Ukuran yang sering digunakan untuk mengetahui besarnya risiko terjadinya suatu penyakit yang
dapat dihindarkan yaitu :
a. Risk Ratio
b. Odds Ratio
c. Attributable Risk
d. Incident Kumulatif
e. Relative Risk

Jawaban : C

Pembahasan : Risiko Atribut atau Attributable Risk (AR) adalah ukuran yang dipergunakan untuk
mengetahui besarnya resiko terjadinya suatu penyakit yang dapat dihindarkan jika faktor risiko
tidak ada. (Celentano, David D. and Zklo, Moyses. 2019. Gordis Epidemiology 6th Ed.
Philadelphia: Elsevier).

Anda mungkin juga menyukai