Anda di halaman 1dari 11

PROVIDENSI: Jurnal Pendidikan dan Teologi ISSN 2621-6140 (print)

Volume 3, Nomor 1, Juni 2020 ISSN 2621-6124 (online)

KUALIFIKASI PEMAIN MUSIK BERDASARKAN 1TAWARIK 15:1-29


DAN APLIKASINYA DALAM GEREJA MASA KINI

Oleh: Elisabeth Sianturi


Email: elisabethsianturi293@yahoo.com

Abstrak
Kitab Tawarikh adalah kitab yang sebagian besar menceritakan tentang ibadat orang Ibrani
kepada Allah. Di dalam 1Tawarikh 15:1-29 menjelaskan tentang Allah telah menetapkan orang
yang yang mengangkat tabut Allah, yaitu kaum Lewi dengan pimpinan Raja Daud contohnya
menetapkan orang-orang yang akan memainkan alat musik selama perjalanan perpindahan tabut
Allah.
Memiliki kualifikasi sebagai seorang pemain musik bukan saja dimiliki oleh para kaum Lewi
yang terdapat di dalam 1 Tawarikh 15:1-29, melainkan seharusnya dimiliki juga oleh para
pemain musik gereja dimasa kini. Kualifikasi Pemain Musik berdasarkan 1 Tawarikh 15:1-29
terdapat 6 bagian, yaitu: Yakin Tuhan Memilih, Menguduskan Diri, Melakukan Perintah Allah,
Memperdengarkan Musik, Pergi Dengan Sukacita dan Memberikan Persembahan.

Kata Kunci: Kualifikasi, Pemain Musik, 1Tawarikh 15:29

The Book of Chronicles is a book that mostly tells of the Hebrew worship of God. In
1Chronicles 15:1-29 explains that God has appointed the one who lifted the ark of God, the
Levites, with the leadership of King David, for example, the one who will play the instrument
during the journey of the ark of God.
Qualifying as a music player is not only owned by the Levites contained in 1Chronicles 15:1-29,
but should also be owned by the players of the church music nowadays. The Qualifications of
Music Players based on 1Chronicles 15:1-29, there are 6 sections, namely: Sure that God
Chooses, Sanctifies, Performs God's Commandments, performs the music, Goes With Joy and
Gives Offerings

Keywords : Qualifications, Music Player, 1Chronicles 15:29

PENDAHULUAN
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kualifikasi dapat diartikan “pendidikan khusus
untuk memperoleh suatu keahlian.” Berarti kualifikasi, merupakan suatu keahlian/ kemampuan
yang dimiliki dalam diri seseorang melalui didikan khusus yang telah dilakukan. Seorang
pelayan Tuhan adalah seorang yang diperlengkapi dalam berbagai karunia atau talenta. Oleh
karena itu sebagai pelayan Tuhan harus memiliki kualifikasi yang sudah ditetapkan oleh Tuhan
untuk dimiliki para pelayan baik itu pelayan Tuhan sebagai Pendeta, Pemimpin Pujian, Penginjil
dan Pemain musik. Jika dilihat secara umum di dalam gereja-gereja, terdapat masalah-masalah
yang terjadi oleh karena pelayan Tuhan yang kemungkinan belum memiliki kualifikasi di dalam

41
Elisabeth Sianturi, M.Th PROVIDENSI: Jurnal Pendidikan dan Teologi
Volume 3, Nomor 1, Juni 2020
dirinya. Contohnya, masih adanya rasa malu untuk melayani Tuhan, melakukan hal yang
cemar, tidak mau melayani jika tidak diberi upah, adanya kesombongan diri, adanya irih hati,
tidak disiplin waktu, pertengkaran sesama pelayan dan mudah tersinggung.
Winnardo saragih mengatakan “pengaruh musik tidak sedikit bagi para pencintanya.
Musik mengandung unsur-unsur universal, mampu melintasi batasan usia, jenis kelamin, ras,
agama dan bangsa.” Secara umum pelayanan musik adalah salah satu dari bagian pelayanan di
Gereja yang berperan dan memiliki pengaruh dalam menjalankan liturgi ibadah gereja. Seperti
yang disampaikan oleh Simion Diparuma Harianja dan Pestaria Naibaho dalam bukunya yang
berjudul Liturgi dan Musik Gereja bahwa “kehidupan umat Allah baik pada masa Perjanjian
Lama dan Perjanjian Baru musik memiliki tempat yang sangat penting terutama dalam tata
ibadah. Tuhan menghendaki adanya pujian-pujian yang dibawakan secara instrumental maupun
vocal seperti dalam kitab terpanjang di dalam Alkitab yaitu kitab mazmur”.
Dari penjelasan di atas dapat dipahami bahwa peran sebagai pelayan musik gereja
sangatlah penting dalam melaksanakan ibadah di Gereja. Hal itu terlihat dari apa yang telah
dijelaskan tentang betapa pentingnya adanya musik ketika beribadah kepada Tuhan khususnya di
Gereja. Maka peneliti melakukan sebuah penelitian tentang “Korelasi Pemahaman Tentang
Kualifikasi Pemain Musik Berdasarkan 1Tawarikh 15:1-29 Dengan Panggilan Pelayanan
Dikalangan Pemain Musik Gereja Baptis BPD Sumatera Utara”.
Dengan demikian tujuan penelitian ini adalah (1) Bagaimana pemahaman pemain musik
Gereja Baptis Indonesia BPD Sumatera Utara tentang kualifikasi pemain musik berdasarkan 1
Tawarikh 15:1-29? (2) Bagaimanakah pemahaman panggilan pelayanan pemain musik Gereja
Baptis Indonesia BPD Sumatera Utara? (3) Bagaimana Korelasi Pemahaman Pemain Musik
Gereja Baptis Indonesia BPD Sumatera Utara Tentang Kualifikasi Pemain Musik Berdasarkan 1
Tawarikh 15:1-29 Dengan Panggilan Pelayanan?
Secara teoritis manfaat penelitian ini (1) Diharapkan memberi kontribusi dalam
pemahaman dari Alkitab mengenai pemahaman kualifikasi pemain musik berdasarkan 1
Tawarikh 15:1-29. (2) Penelitian ini memberikan kontribusi untuk menunjukkan bagaimana
panggilan pelayanan pemain musik di Gereja Baptis Indonesia BPD Sumatera Utara. Oleh sebab
itu hasil penelitian ini dapat dijadikan materi ajaran kepada pemain musik di Gereja.
Secara Praktis hasil penelitian ini (1) Dapat dijadikan sebagai masukan untuk memberikan
pemahaman tentang kualifikasi pemain musik berdasarkan 1 Tawarikh 15:1-29 dikalangan
pemain musik Gereja Baptis Indonesia BPD Sumatera Utara.Hasil (2) Diharapkan untuk
diajarkan kepada setiap seluruh pemain musik di seluruh Gereja.

42
Elisabeth Sianturi, M.Th PROVIDENSI: Jurnal Pendidikan dan Teologi
Volume 3, Nomor 1, Juni 2020
PEMBAHASAN

Panggilan Pelayanan Pemain Musik


Setiap orang percaya tentu mendapat panggilan khusus untuk melayani Tuhan. Dalam
kamus Alkitab kata “panggilan” merupakan suatu pekerjaan baru dan tak terduga.” Artinya,
Allah memanggil orang percaya untuk melakukan satu pekerjaan baru yang tidak dapat duga.
Dalam buku yang yang berjudul mengenal Gereja Methodist Indonesia mengatakan “pelayanan
yang sesungguhnya membutuhkan pertama-tama inward call atau panggilan dari Allah”.
Artinya, setiap orang percaya yang rindu atau ingin melayani Tuhan harus benar-benar
menyadari dan menerima panggilan dari Allah untuk melayaniNya. David Sills mengatakan
dalam bukunya “Alkitab berbicara mengenai panggilan kepada keselamatan, panggilan untuk
melayani Allah dan panggilan-panggilan untuk pelayanan khusus.” Peneliti disini akan
membahas tentang panggilan untuk melayani Allah. Salah satu contoh panggilan pelayanan
Allah kepada umatNya yaitu panggilan pelayanan dalam bidang musik Gereja.
Musik di dalam gereja sangatlah memiliki fungsi yang sangat penting. Seperti yang
disampaikan oleh Tom Kraeuter bahwa “Musik mempersiapkan hati orang-orang untuk
menerima firman Tuhan yang disampaikan melalui khotbah.” Oleh sebab itu, sebagai pemain
musik gereja harus orang yang benar-benar telah menerima panggilan pelayanan. Ada 2 dimensi
tentang panggilan pelayanan pemain musik di Gereja yaitu: Menjadi Teladan dan Kesungguhan
Melayani.

Menjadi Teladan
“Arti teladan menurut Gilbert Lumoindong adalah “suatu perbuatan yang patut ditiru atau
dicontoh.” “Pemberontakan muncul, anak-anak menjadi liar dan tidak bisa menemukan jati
dirinya serta kehilangan arah kemana pertumbuhan pribadinya karena kehilangan figur atau tidak
memiliki teladan.” Berdasarkan pernyataan di atas yang disampaikan oleh Jarot Wijanarko,
tingkahlaku seseorang sebagian besar muncul dari siapa yang diteladaninya. Misalnya teladan
yang diberikan oleh kedua orang tua, sangat mempengaruhi tingkahlaku anak-anak nya. Sebagai
para pelayan pemain musik di Gereja harus memberi teladan dengan cara memiliki sikap
Kerendahan Hati, Disiplin Waktu dan siap Menerima Teguran.

Kesungguhan Melayani
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, arti kesungguhan adalah “sungguh-sungguh;
ketulusan”. Buku yang berjudul Berbuah Dalam Kristus mengatakan “melayani Tuhan dengan
sungguh adalah suatu kehormatan besar. Meskipun dalam beberapa hal, ini adalah pekerjaan
paling membahagiakan di dunia”. Penulis sangat setuju dengan pernyataan di atas, bahwa
43
Elisabeth Sianturi, M.Th PROVIDENSI: Jurnal Pendidikan dan Teologi
Volume 3, Nomor 1, Juni 2020
melayani Tuhan suatu kehormatan besar yang Tuhan percayakan kepada orang percaya, oleh
karena itu haruslah dilakukan dengan penuh kesungguhan. Orang yang melayani Tuhan dengan
kesungguhan terlihat dari kemampuannya dalam Bekerja Sama, Melatih Potensi dan juga
kemampuan Hidup Setia.

Kualifikasi Pemain Musik


Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, arti kualifikasi adalah “pendidikan khusus untuk
memperdalam suatu keahlian dalam suatu disiplin ilmu atau keahlian khusus yang diperlukan
untuk menduduki suatu jabatan.” Kualifikasi (qualification) artinya ijazah, pendidikan,
kecakapan, keahlian dan pembatasan. Musriadi mengatakan bahwa “kualifikasi dalam sebuah
akademik diartikan sebagai tingkat pendidikan minimal yang harus dipenuhi oleh seorang
pendidik yang dibuktikan dengan ijazah sertifikat keahlian yang relevan sesuai ketentuan
perundang-undangan yang berlaku.” Dapat diartikan bahwa kualifikasi adalah syarat yang harus
dipenuhi untuk layak masuk dalam profesi yang ingin dicapai.
Dari seluruh penjelasan di atas, pengertian dari kualifikasi adalah syarat atau ketentuan
yang harus dipenuhi untuk layak masuk melaksakan pekerjaan atau perofesi yang akan dimiliki.
Contohnya pemain musik di Gereja yang harus memiliki kualifikasi yang sesuai telah ditentukan
berdasarkan firman Tuhan. Di dalam kitab 1 Tawarikh 15:1-29 menjelaskan tentang kualifikasi
sebagai pelayan Tuhan, khususnya sebagai pemain musik yaitu: Kemampuan hidup dalam
kehendak Allah dan Bertanggung Jawab Kepada Tuhan.

Kemampuan Hidup dalam Kehendak Allah


Jhon M Drescher menyampaikan “Hidup dalam kehendak Allah atau melakukan kehendak
Allah merupakan hal yang terbesar dikehendaki oleh Tuhan Yesus”. Sebagai orang percaya
tentu sudah menjadi keharusan untuk selalu hidup melakukan apa yang menjadi kehendak Allah
dalam kehidupannya. Hal ini sesungguhnya yang Tuhan harapkan dari semua manusia yang
diciptakan oleh Allah. Seperti peristiwa Allah menciptakan Adam dan Hawa (Kejadian 3).
Allah memberikan subuah perintah kepada mereka yang artinya kehendak Allah yang harus
mereka lakukan. Namun Adam dan Hawa tidak melakukan apa yang menjadi kehendak Allah
atau perintah Allah kepada mereka. Dalam 1 Tawarik 15 terdapat beberapa kehendak Allah
yang harus dilakukan oleh bangsa Israel (orang Lewi) pada saat itu, ketika mereka memindakan
tabut Allah. Ada 3 kehendak Allah, yaitu Yakin Tuhan memilih, Menguduskan Diri dan
melakukan perintah Allah.

44
Elisabeth Sianturi, M.Th PROVIDENSI: Jurnal Pendidikan dan Teologi
Volume 3, Nomor 1, Juni 2020
Yakin Tuhan Memilih
Dalam buku The Hebrew- Greek Key Study Bible menjelaskan kata “rx:åB' (bachar)=
choose artinya memilih (choice artinya pilihan), excellent (luar biasa, baik sekali, unggul).” Dari
penjelasan di atas kata “dipilih TUHAN” dari 1 Tawarikh 15:2 artinya Tuhan telah memilih
orang yang luar biasa, yang baik dan unggul untuk mengangkat tabut Allah.
1 Tawarikh 15:2 menurut Tafsiran Masa Kini menjelaskan bahwa “mereka harus belajar bahwa
kekecualian yang diberikan Allah tidak mengesampingkan pernyataan kehendakNya yang telah
diungkapkan.” Artinya dalam kehendak Allah sendiri Allah mengkhususkan orang yang dipilih
untuk mengangkat tabut Allah. Jadi, kata “dipilih TUHAN” dalam kitab 1 Tawarikh 15:2 yaitu:
Tuhan yang adalah YHWH telah memilih orang yang terbaik/ unggul untuk mengangkat tabut
Allah.

Menguduskan Diri
1Tawarikh 15:14 “Jadi para imam dan orang-orang Lewi menguduskan dirinya untuk
mengangkut tabut TUHAN, Allah Israel.”
Kata menguduskan dalam bahasa Ibrani WvêD>q;t.YI)w: dengan akar kata w> particle conjunction vdq

verb hithpael waw consec imperfect 3rd person masculine plural (kata kerja yang telah terjadi
kata orang ketiga jamak) to consecrate, to consecrate self artinya mereka untuk telah
menguduskan, telah untuk menguduskan diri.

Melakukan yang diperintahkan Tuhan


Peristiwa pemindahan tabut Allah berdasarkan 1 Tawarikh 15:15 berjalan sesuai dengan
yang diperintahkan Allah melalui Raja Daud. Dalam ayat 15, anak-anak Lewi mengangkat tabut
Allah dengan cara yang sesuai diperintahkan Allah seperti yang sudah disampaikan lebih dahulu
kepada Musa Keluaran 25:14. Kata “diperintahkan” berdasarkan 1Tawarikh 15:15 dalam bahasa
Ibrani hW"ïci dengan akar kata hwc (verb piel perfect 3rd person masculine singular) merupakan
kata kerja, kesengajaan, sempurnah orang ketiga tungga= command, (perintah), commanded
(diperintahkan). Artinya (Dia) perintah atau (Dia) Perintahkan dengan sempurnah dan dalam
kesengajaan. Sebagai orang yang melayani Tuhan sesungguhnya orang yang berusaha untuk
selalu menang dari perbuatan dosa.

Bertanggung Jawab Kepada Tuhan


Setiap orang memiliki sebuah tanggungjawab masing-masing di dalam dirinya yang harus
dijalankan. Hal ini juga yang harus disadari sebagai orang-orang yang telah hidup percaya
45
Elisabeth Sianturi, M.Th PROVIDENSI: Jurnal Pendidikan dan Teologi
Volume 3, Nomor 1, Juni 2020
kepada Tuhan. Seperti di dalam buku yang berjudul Hidup yang Berbuah menuliskan bahwa
“orang percaya juga bertanggungjawab bahkan berkewajiban untuk menghasilkan buah Roh
(Galatia 5:22-23).” Selain menghasilkan buah-buah Roh, orang percaya juga bertanggungjawab
untuk melayani Tuhan. Sebagai orang percaya yang sudah dibebaskan dan dimerdekakan
bertanggungjawab penuh kepada Allah dan harus menjalankan ketetapan dari Allah.” Artinya
menjalankan tanggungjawab merupakan keharusan yang harus dilakukan suluruh orang percaya.
Dalam 1 Tawarik 15 terdapat beberapa tanggungjawab yang harus dilakukan oleh bangsa Israel
pada saat itu (orang Lewi) ketika mereka memindakan tabut Allah. Ada 3 tanggungjawab yang
harus dilakukan, yaitu Memperdengarkan Musik (Ayat 16), Pergi dengan sukacita (Ayat 25),
Pengorbanan Diri (Ayat 26).

Memperdengarkan Musik
Dalam ayat 16+19 disampaikan bahwa Daud memerintahkan para kepala orang Lewi
untuk menyuruh saudara-saudara sepuak yang artinya segolongan dengan mereka untuk
memperdengarkan lagu-lagu dengan alat musik yang mereka bawa.

Pergi dengan sukacita


Dalam bahasa ibrani adalah ~ykiªl.hh
o) ; artinya To walk, Go yang merupakan Kata kerja
(Verb qal participle) dalam bentuk maskulin Jamak (ada banyak orang/lebih dari satu yang
“pergi/go” , Absolute(Mutlak). Mereka pergi meninggalkan Rumah Obed-edom, secara bersama-
sama dnegan sukacita. Dalam bahasa Ibrani sukacita adalah `hx'm
( .fiB. , artinya dalam bahasa
inggris adalah Joy, Gladness, mirth ; dalam bentuk Kata benda (Noun) , Feminin Tunggal.
“sukacita” dalam teks ini sama dengan “sukacita” yang terdapat di 1 Sam 18:6 , ketika Daud
kembali sesudah mengalahkan orang filistin , dan dia disambut dengan sukacita, sambil menari-
nari , dengan bersukaria. Artinya sukacita yang dipenuhi dengan kemeriahan, dalam berbagai
macam keceriaan yang semarak. Baik itu tarian,nyanyian, dengan rebana dan berbagai jenis
musik.

Memberikan persembahan
Seperti yang disampaikan oleh Josua Iwan Wahyudi dalam bukunya yang berjudul Way
Back into Worship “Allah tidak melihat seberapa besar dan hebat persembahan yang kita berikan
kepadaNya, tetapi persembahan merupakan sebuah ekspresi dari penyembahan kita”. Sebagai
tanda ucapan syukur bahkan dalam momohon pengampunan dosa, bangsa Israel memberikan/
menyembelih korban untuk dipersembahkan kepada Allah.

46
Elisabeth Sianturi, M.Th PROVIDENSI: Jurnal Pendidikan dan Teologi
Volume 3, Nomor 1, Juni 2020
Metode Penelitian
Menurut Sugiyono, metode yang digunakan dalam penelitian dapat dikelompokkan
menjadi delapan, yaitu: 1) penelitian survey, 2) ex post fakto, 3) eksperimen, 4) naturallistik, 5)
policy reserch, 6) action research, 7) evaluasi, 8) sejarah. Berdasarkan pada tipe-tipe penelitian
tersebut di atas, maka jenis penelitian yang digunakan pada skripsi (penelitian) ini adalah: ex
post fakto. Menurut Syukra Alhamda, penelitian ex post fakto adalah: penelitian yang dilakukan
untuk meneliti peristiwa yang terjadi dan kemudian menurut ke belakang melalui data untuk
menemukan faktor-faktor yang mendahului atau menentukan sebab-sebab yang mungkin atas
peristiwa yang diteliti.” Berdasarkan pedoman tersebut, maka pengumpulan data pada penelitian
ini dilakukan dengan menggunakan kuesioner (angket).

Hubungan antara Variabel X dengan variabel Y.

D.X.1 D.Y.1

X Y

D.Y.2
D.X.2

Teknik Pengumpulan Data


Menurut Sasmoko, “ada dua hal mendasar yang antara lain menentukan kualitas penelitian
yaitu kualitas pengumpulan data dan kualitas instrumen penelitian.” Oleh karena itu hal-hal
yang berkaitan dengan kualitas pengumpulan data untuk semua variabel penelitian akan menjadi
perhatian oleh peneliti. Metode dan alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah metode angket. Metode ini digunakan untuk memperoleh data primer, yaitu data yang
diperoleh secara langsung dari subyek penelitian melalui pengisian angket.

47
Elisabeth Sianturi, M.Th PROVIDENSI: Jurnal Pendidikan dan Teologi
Volume 3, Nomor 1, Juni 2020
Analisa Data
“Menurut Nanang Martono, Statistik yang digunakan adalah: deskriptif membuat
kesimpulan instrumen dari variabel,kemudian statistik inferensial.” Untuk mencapai tahap
pengujian hipotesis penelitian, perlu dipersiapkan tahap-tahap seperti berikut:
1. Deskripsi data variabel X dan variabel Y
2. Distribusi Frekuensi atau uji frekuensi variabel X dan variabel Y
3. Uji Normalitas antara variabel X dengan variabel Y
4. Uji Hipotesis

Deskripsi Data

Deskripsi data berfungsi untuk menguraikan hasil penelitian dari setiap variabel
Pemahaman Pemain musik tentang kualifikasi pemain musik berdasarkan 2 Tawarikh 15:1-29
dan Panggilan pelayanan di kalangan pemain musik Gereja Baptis Indonesia BPD Sumatera
Utara (Y). Data penelitian ini diperoleh melalui penyebaran angket kepada responden yang berisi
48 butir pernyataan valid dan didistribusikan kepada 50 responden. Jumlah angket yang
dikembalikan sebanyak 50 ekslemplar dan telah terisi semuanya, sehingga layak untuk dianalisis.

Hipotesis Pertama
Hipotesa pertama adalah Pemahaman Tentang Kualifikasi Pemain Musik Berdasarkan 1
Tawarikh 15:1-29 ada pada kategori sedang. Berdasarkan hasil uji statistic deskriptif terhadap
variabel Pemahaman Tentang Kualifikasi Pemain Musik Berdasarkan 1 Tawarikh 15:1-29 (X)
diperoleh nilai Lower Bound dan Upper Bound yakni 95.50-101.32 pada interval 90-102 terletak
pada kategori sedang.

Hipotesis Kedua
Hipotesis Kedua adalah Panggilan Pelayanan pemain musik dikalangan Gereja Baptis
Indonesia BPD Sumatera Utara ada pada kategori sedang. Berdasarkan uji statistic deskriptif
terhadap variabel Panggilan Pelayanan (Y) diperoleh hasil Lower Bound dan Upper Bound
yakni 88.22-95.86 pada interval 74-94 terletak pada kategori sedang menuju tinggi.
Jadi Panggilan Pelayanan Pemain Musik Gereja Baptis Indonesia BPD Sumatera Utara ada
pada kategori “sedang”.

Rekaptulasi Hasil Uji Hipotesis 3. Kualifikasi Pemain Musik Berdasarkan 1Tawarikh 15:1-29
Dengan Panggilan Pelayanan Dikalangan Pemain Musik Gereja Baptis Indonesia BPD Sumatera
Utara
48
Elisabeth Sianturi, M.Th PROVIDENSI: Jurnal Pendidikan dan Teologi
Volume 3, Nomor 1, Juni 2020
No Korelasi Pemahaman Tentang Kualifikasi Hubungan
Pemain Musik Berdasarkan 1 Tawarikh 15:1-
29 Dengan Panggilan Pelayanan Dikalangan
Pemain Musik Gereja Baptis Indonesia BPD
Sumatera Utara

1 Hipotesa Awal Ada Hubungan


2 Hasil analisa data: Signifikan pada
Korelasi Pemahaman Tentang Kualifikasi α < 0.000
Pemain Musik Berdasarkan 1 Tawarikh 15:1- rxy= 0.691
29 Dengan Panggilan Pelayanan Dikalangan
Pemain Musik Gereja Baptis Indonesia BPD
Sumatera Utara

Pembahasan Hipotesa Ketiga


Hasil uji Hipotesis 3 menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pemahaman
Kualifikasi Pemain Musik Berdasarkan 1 Tawarikh 15:1-29
Dengan Panggilan Pelayanan Dikalangan Pemain Musik
Gereja Baptis Indonesia BPD Sumatera Utara dengan nilai range 0.691. Hal ini menunjukkan
bahwa ada hubungan yang “kuat” antara Pemahaman Kualifikasi Pemain Musik Berdasarkan 1
Tawarikh 15:1-29 Dengan Panggilan Pelayanan Dikalangan Pemain Musik Gereja Baptis
Indonesia BPD Sumatera Utara. Karena nilai hubungan sebesar 69.1% tersebut pada interval
0.60-0.799 kuat.
Hasil uji statistic regresi sederhana antara variabel Pemahaman Kualifikasi Pemain Musik
Berdasarkan 1 Tawarikh 15:1-29 (X) Dengan Panggilan Pelayanan (Y) Dikalangan Pemain
Musik Gereja Baptis Indonesia BPD Sumatera Utara ditemukan nilai ryx sebesar 0.691 dan
bernilai positif. Artinya, besarnya hubungan antara Pemahaman Kualifikasi Pemain Musik
Berdasarkan 1 Tawarikh 15:1-29 (X) Dengan Panggilan Pelayanan (Y) Dikalangan Pemain
Musik Gereja Baptis Indonesia BPD Sumatera Utara adalah 0.691 atau termasuk dalam kategori
hubungan yang kuat. Arah hubungan keduanya adalah positif, yang memperlihatkan bahwa
semakin tinggi tingkat pemahaman Kualifikasi Pemain Musik Berdasarkan 1 Tawarikh 15:1-29,
akan membuat panggilan pelayanan semakin meningkat, demikian sebaliknya.

49
Elisabeth Sianturi, M.Th PROVIDENSI: Jurnal Pendidikan dan Teologi
Volume 3, Nomor 1, Juni 2020
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Setelah melakukan pengkajian secara mendalam bertitik tolak dari hipotesis yang sudah
ditetapkan, maka diperoleh hasil kesimpulan peneliti adalah sebagai berikut : (1) Hipotesis
Pertama terdapat pemahaman kualifikasi pemain musik berdasarkan 1 Tawarikh 15:1-29 (X).
Hasil uji statistik regresi sederhana antara variabel. Diperoleh nilai Lower Bound dan Upper
Bound yakni 95.50-101.32 pada interval 90-102 terletak pada kategori sedang. (2) Hipotesis
Kedua terdapat panggilan pelayanan dikalangan pemain musik Gereja Baptis Indonesia BPD
Sumatera Utara (Y). Diperoleh hasil Lower Bound dan Upper Bound yakni 88.22-95.86 pada
interval 74-94 terletak pada kategori sedang. (3) Hipotesis Ketiga terdapat hubungan yang
signifikan antara Korelasi pemahaman kualifikasi pemain musik berdasarkan 1 Tawarikh 15:1-
29 (X) dengan panggilan pelayanan dikalangan pemain musik Gereja Baptis Indonesia BPD
Sumatera Utara (Y) dengan nilai range 0.691. Hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan yang
“kuat” antara Pemahaman Kualifikasi Pemain Musik Berdasarkan 1 Tawarikh 15:1-29 Dengan
Panggilan Pelayanan Dikalangan Pemain Musik Gereja Baptis Indonesia BPD Sumatera Utara.
Karena nilai hubungan sebesar 69.1% tersebut pada interval 0.60-0.799 kuat.

Saran
Saran teologis adalah saran yang berkaitan dengan pandangan teologis yang Alkitabiah
yang dimiliki oleh para pelayan pemain musik di Gereja Baptis Indonesia PBD Sumatera Utara.
di antaranya: (1) Pemain Musik Gereja Baptis Indonesia BPD Sumatera Utara memberikan
sumbangan dalam memahami tentang kualifikasi pemain musik berdasarkna 1 Tawarikh 15:1-29
untuk di aplikasikan di dalam Gereja. (2) Pemain Musik Gereja Baptis Indonesia BPD Sumatera
Utara menjadikan firman Tuhan menjadi dasar atau panduan untuk melakukan pelayanan musik
di gereja yang lebih baik dan berkenan dihadapan Tuhan Yesus.
Secara Praktis hasil penelitian ini (1) Dapat memberi sumbangan untuk para pemain musik
Gereja terkhusus pemain musik Gereja Baptis Indonesia BPD Sumatera Utara untuk memahami
tentang kualifikasi pemain musik bersadarkan 1 Tawarikh 15:1-29 dengan panggilan pelayanan
dikalangan pemain musik Gereja Baptis Indonesia BPD Sumatera Utara. (2) Hasil penelitian ini
disumbangkan keseluruh para Pendeta atau pengurus di Gereja Baptis Indonesia BPD Sumatera
Utara sebagai bahan ajaran kepada seluruh pelayan gereja terkhusus para pemain musik gereja.
(3) Hasil penelitian ini memberi sumbangan kepada dosen Sekolah Tinggi Teologi yang
mengajar dalam mata kuliah musik gereja dan liturgika.

50
Elisabeth Sianturi, M.Th PROVIDENSI: Jurnal Pendidikan dan Teologi
Volume 3, Nomor 1, Juni 2020
DAFTAR PUSTAKA

Alhamda Syukra. 2018. Buku Ajar metlit dan statistik. Yogyakarta: Deepublish

Anggota IKAPI. 2015. Tafsiran Alkitab Masa Kini 1.Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih

Berbuah Dalam Kristus. Yogyakarta: KAMBIUM

Browning W.R.F. 2008. Kamus Alkitab. Jakarta: BPK Gunung Mulia

Daulay Richard M. 2004. Mengenal Gereja Methodist Indonesia. Jakarta: BPK Gunung Mulia

Drescher Jhon M. 2008. Melakukan Buah Roh. Jakarta: BPK Gunung Mulia

Hulu Yupriheli. Hidup Yang Berubah. 2008. Jakarta: BPK. Gunung Mulia

Iskandar. 2009. Metode Penelitian Pendidikan dan Sosial. Jakarta: Gaung Persada Press

Kauflin Bob. 2008. Woship Matters Bandung: LLB

Kraeuter Tom. 2005. Pemimpin Punjian dan Musik. Bandung: LLB

Lumoindong Gilbert. Menang atas masalah hidup. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama

Martono Nanang, 2010. Statistik Sosial. Yogyakarta: Gajah Mada

Pestaria Naibaho dan Simion Diparuma Harianja. Liturgi dan Musik Gereja. Medan: CV. Mitra
Dwi Lestari

Saragih Winnardo. Misi Musik. Yogyakarta: ANDI

Sasmoko. 2005. Metode penelitian pengukuran dan analisis data. Lippo Karawaci Tanggerang

Sills David. 2001. Panggilan Misi. Surabaya: Momentum

Sirait Bigman. 2007. Tabloit Reformata, Edisi 56

Sugiono. 2007. Metode Penelitian Kuantitatif dan kualitatif R & D. Bandung : Alfabeta

Sugiyono. 1999. Statistik Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta

The Layman’s Parallel Bible. Grand Rapids, Michigan, 1026

The Hebrew- Greek Key Study Bible. Grand Rapids, Michigan, 1988.

Tim pustaka Phoenix. 2007. Kamus besar bahasa Indonesia. Jakarta : penerbit PT. Media
pustaka phoenix

Wahyudi Josua Iwan. 2008. Way Back into Worship. Jakarta: Metanoia Publishing

Wijanarko Jarot. Mendidik Anak Dengan Hati. Jakarta: KeluargaIndonesia Bahagia.

51

Anda mungkin juga menyukai