Abstrak
Kitab Tawarikh adalah kitab yang sebagian besar menceritakan tentang ibadat orang Ibrani
kepada Allah. Di dalam 1Tawarikh 15:1-29 menjelaskan tentang Allah telah menetapkan orang
yang yang mengangkat tabut Allah, yaitu kaum Lewi dengan pimpinan Raja Daud contohnya
menetapkan orang-orang yang akan memainkan alat musik selama perjalanan perpindahan tabut
Allah.
Memiliki kualifikasi sebagai seorang pemain musik bukan saja dimiliki oleh para kaum Lewi
yang terdapat di dalam 1 Tawarikh 15:1-29, melainkan seharusnya dimiliki juga oleh para
pemain musik gereja dimasa kini. Kualifikasi Pemain Musik berdasarkan 1 Tawarikh 15:1-29
terdapat 6 bagian, yaitu: Yakin Tuhan Memilih, Menguduskan Diri, Melakukan Perintah Allah,
Memperdengarkan Musik, Pergi Dengan Sukacita dan Memberikan Persembahan.
The Book of Chronicles is a book that mostly tells of the Hebrew worship of God. In
1Chronicles 15:1-29 explains that God has appointed the one who lifted the ark of God, the
Levites, with the leadership of King David, for example, the one who will play the instrument
during the journey of the ark of God.
Qualifying as a music player is not only owned by the Levites contained in 1Chronicles 15:1-29,
but should also be owned by the players of the church music nowadays. The Qualifications of
Music Players based on 1Chronicles 15:1-29, there are 6 sections, namely: Sure that God
Chooses, Sanctifies, Performs God's Commandments, performs the music, Goes With Joy and
Gives Offerings
PENDAHULUAN
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kualifikasi dapat diartikan “pendidikan khusus
untuk memperoleh suatu keahlian.” Berarti kualifikasi, merupakan suatu keahlian/ kemampuan
yang dimiliki dalam diri seseorang melalui didikan khusus yang telah dilakukan. Seorang
pelayan Tuhan adalah seorang yang diperlengkapi dalam berbagai karunia atau talenta. Oleh
karena itu sebagai pelayan Tuhan harus memiliki kualifikasi yang sudah ditetapkan oleh Tuhan
untuk dimiliki para pelayan baik itu pelayan Tuhan sebagai Pendeta, Pemimpin Pujian, Penginjil
dan Pemain musik. Jika dilihat secara umum di dalam gereja-gereja, terdapat masalah-masalah
yang terjadi oleh karena pelayan Tuhan yang kemungkinan belum memiliki kualifikasi di dalam
41
Elisabeth Sianturi, M.Th PROVIDENSI: Jurnal Pendidikan dan Teologi
Volume 3, Nomor 1, Juni 2020
dirinya. Contohnya, masih adanya rasa malu untuk melayani Tuhan, melakukan hal yang
cemar, tidak mau melayani jika tidak diberi upah, adanya kesombongan diri, adanya irih hati,
tidak disiplin waktu, pertengkaran sesama pelayan dan mudah tersinggung.
Winnardo saragih mengatakan “pengaruh musik tidak sedikit bagi para pencintanya.
Musik mengandung unsur-unsur universal, mampu melintasi batasan usia, jenis kelamin, ras,
agama dan bangsa.” Secara umum pelayanan musik adalah salah satu dari bagian pelayanan di
Gereja yang berperan dan memiliki pengaruh dalam menjalankan liturgi ibadah gereja. Seperti
yang disampaikan oleh Simion Diparuma Harianja dan Pestaria Naibaho dalam bukunya yang
berjudul Liturgi dan Musik Gereja bahwa “kehidupan umat Allah baik pada masa Perjanjian
Lama dan Perjanjian Baru musik memiliki tempat yang sangat penting terutama dalam tata
ibadah. Tuhan menghendaki adanya pujian-pujian yang dibawakan secara instrumental maupun
vocal seperti dalam kitab terpanjang di dalam Alkitab yaitu kitab mazmur”.
Dari penjelasan di atas dapat dipahami bahwa peran sebagai pelayan musik gereja
sangatlah penting dalam melaksanakan ibadah di Gereja. Hal itu terlihat dari apa yang telah
dijelaskan tentang betapa pentingnya adanya musik ketika beribadah kepada Tuhan khususnya di
Gereja. Maka peneliti melakukan sebuah penelitian tentang “Korelasi Pemahaman Tentang
Kualifikasi Pemain Musik Berdasarkan 1Tawarikh 15:1-29 Dengan Panggilan Pelayanan
Dikalangan Pemain Musik Gereja Baptis BPD Sumatera Utara”.
Dengan demikian tujuan penelitian ini adalah (1) Bagaimana pemahaman pemain musik
Gereja Baptis Indonesia BPD Sumatera Utara tentang kualifikasi pemain musik berdasarkan 1
Tawarikh 15:1-29? (2) Bagaimanakah pemahaman panggilan pelayanan pemain musik Gereja
Baptis Indonesia BPD Sumatera Utara? (3) Bagaimana Korelasi Pemahaman Pemain Musik
Gereja Baptis Indonesia BPD Sumatera Utara Tentang Kualifikasi Pemain Musik Berdasarkan 1
Tawarikh 15:1-29 Dengan Panggilan Pelayanan?
Secara teoritis manfaat penelitian ini (1) Diharapkan memberi kontribusi dalam
pemahaman dari Alkitab mengenai pemahaman kualifikasi pemain musik berdasarkan 1
Tawarikh 15:1-29. (2) Penelitian ini memberikan kontribusi untuk menunjukkan bagaimana
panggilan pelayanan pemain musik di Gereja Baptis Indonesia BPD Sumatera Utara. Oleh sebab
itu hasil penelitian ini dapat dijadikan materi ajaran kepada pemain musik di Gereja.
Secara Praktis hasil penelitian ini (1) Dapat dijadikan sebagai masukan untuk memberikan
pemahaman tentang kualifikasi pemain musik berdasarkan 1 Tawarikh 15:1-29 dikalangan
pemain musik Gereja Baptis Indonesia BPD Sumatera Utara.Hasil (2) Diharapkan untuk
diajarkan kepada setiap seluruh pemain musik di seluruh Gereja.
42
Elisabeth Sianturi, M.Th PROVIDENSI: Jurnal Pendidikan dan Teologi
Volume 3, Nomor 1, Juni 2020
PEMBAHASAN
Menjadi Teladan
“Arti teladan menurut Gilbert Lumoindong adalah “suatu perbuatan yang patut ditiru atau
dicontoh.” “Pemberontakan muncul, anak-anak menjadi liar dan tidak bisa menemukan jati
dirinya serta kehilangan arah kemana pertumbuhan pribadinya karena kehilangan figur atau tidak
memiliki teladan.” Berdasarkan pernyataan di atas yang disampaikan oleh Jarot Wijanarko,
tingkahlaku seseorang sebagian besar muncul dari siapa yang diteladaninya. Misalnya teladan
yang diberikan oleh kedua orang tua, sangat mempengaruhi tingkahlaku anak-anak nya. Sebagai
para pelayan pemain musik di Gereja harus memberi teladan dengan cara memiliki sikap
Kerendahan Hati, Disiplin Waktu dan siap Menerima Teguran.
Kesungguhan Melayani
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, arti kesungguhan adalah “sungguh-sungguh;
ketulusan”. Buku yang berjudul Berbuah Dalam Kristus mengatakan “melayani Tuhan dengan
sungguh adalah suatu kehormatan besar. Meskipun dalam beberapa hal, ini adalah pekerjaan
paling membahagiakan di dunia”. Penulis sangat setuju dengan pernyataan di atas, bahwa
43
Elisabeth Sianturi, M.Th PROVIDENSI: Jurnal Pendidikan dan Teologi
Volume 3, Nomor 1, Juni 2020
melayani Tuhan suatu kehormatan besar yang Tuhan percayakan kepada orang percaya, oleh
karena itu haruslah dilakukan dengan penuh kesungguhan. Orang yang melayani Tuhan dengan
kesungguhan terlihat dari kemampuannya dalam Bekerja Sama, Melatih Potensi dan juga
kemampuan Hidup Setia.
44
Elisabeth Sianturi, M.Th PROVIDENSI: Jurnal Pendidikan dan Teologi
Volume 3, Nomor 1, Juni 2020
Yakin Tuhan Memilih
Dalam buku The Hebrew- Greek Key Study Bible menjelaskan kata “rx:åB' (bachar)=
choose artinya memilih (choice artinya pilihan), excellent (luar biasa, baik sekali, unggul).” Dari
penjelasan di atas kata “dipilih TUHAN” dari 1 Tawarikh 15:2 artinya Tuhan telah memilih
orang yang luar biasa, yang baik dan unggul untuk mengangkat tabut Allah.
1 Tawarikh 15:2 menurut Tafsiran Masa Kini menjelaskan bahwa “mereka harus belajar bahwa
kekecualian yang diberikan Allah tidak mengesampingkan pernyataan kehendakNya yang telah
diungkapkan.” Artinya dalam kehendak Allah sendiri Allah mengkhususkan orang yang dipilih
untuk mengangkat tabut Allah. Jadi, kata “dipilih TUHAN” dalam kitab 1 Tawarikh 15:2 yaitu:
Tuhan yang adalah YHWH telah memilih orang yang terbaik/ unggul untuk mengangkat tabut
Allah.
Menguduskan Diri
1Tawarikh 15:14 “Jadi para imam dan orang-orang Lewi menguduskan dirinya untuk
mengangkut tabut TUHAN, Allah Israel.”
Kata menguduskan dalam bahasa Ibrani WvêD>q;t.YI)w: dengan akar kata w> particle conjunction vdq
verb hithpael waw consec imperfect 3rd person masculine plural (kata kerja yang telah terjadi
kata orang ketiga jamak) to consecrate, to consecrate self artinya mereka untuk telah
menguduskan, telah untuk menguduskan diri.
Memperdengarkan Musik
Dalam ayat 16+19 disampaikan bahwa Daud memerintahkan para kepala orang Lewi
untuk menyuruh saudara-saudara sepuak yang artinya segolongan dengan mereka untuk
memperdengarkan lagu-lagu dengan alat musik yang mereka bawa.
Memberikan persembahan
Seperti yang disampaikan oleh Josua Iwan Wahyudi dalam bukunya yang berjudul Way
Back into Worship “Allah tidak melihat seberapa besar dan hebat persembahan yang kita berikan
kepadaNya, tetapi persembahan merupakan sebuah ekspresi dari penyembahan kita”. Sebagai
tanda ucapan syukur bahkan dalam momohon pengampunan dosa, bangsa Israel memberikan/
menyembelih korban untuk dipersembahkan kepada Allah.
46
Elisabeth Sianturi, M.Th PROVIDENSI: Jurnal Pendidikan dan Teologi
Volume 3, Nomor 1, Juni 2020
Metode Penelitian
Menurut Sugiyono, metode yang digunakan dalam penelitian dapat dikelompokkan
menjadi delapan, yaitu: 1) penelitian survey, 2) ex post fakto, 3) eksperimen, 4) naturallistik, 5)
policy reserch, 6) action research, 7) evaluasi, 8) sejarah. Berdasarkan pada tipe-tipe penelitian
tersebut di atas, maka jenis penelitian yang digunakan pada skripsi (penelitian) ini adalah: ex
post fakto. Menurut Syukra Alhamda, penelitian ex post fakto adalah: penelitian yang dilakukan
untuk meneliti peristiwa yang terjadi dan kemudian menurut ke belakang melalui data untuk
menemukan faktor-faktor yang mendahului atau menentukan sebab-sebab yang mungkin atas
peristiwa yang diteliti.” Berdasarkan pedoman tersebut, maka pengumpulan data pada penelitian
ini dilakukan dengan menggunakan kuesioner (angket).
D.X.1 D.Y.1
X Y
D.Y.2
D.X.2
47
Elisabeth Sianturi, M.Th PROVIDENSI: Jurnal Pendidikan dan Teologi
Volume 3, Nomor 1, Juni 2020
Analisa Data
“Menurut Nanang Martono, Statistik yang digunakan adalah: deskriptif membuat
kesimpulan instrumen dari variabel,kemudian statistik inferensial.” Untuk mencapai tahap
pengujian hipotesis penelitian, perlu dipersiapkan tahap-tahap seperti berikut:
1. Deskripsi data variabel X dan variabel Y
2. Distribusi Frekuensi atau uji frekuensi variabel X dan variabel Y
3. Uji Normalitas antara variabel X dengan variabel Y
4. Uji Hipotesis
Deskripsi Data
Deskripsi data berfungsi untuk menguraikan hasil penelitian dari setiap variabel
Pemahaman Pemain musik tentang kualifikasi pemain musik berdasarkan 2 Tawarikh 15:1-29
dan Panggilan pelayanan di kalangan pemain musik Gereja Baptis Indonesia BPD Sumatera
Utara (Y). Data penelitian ini diperoleh melalui penyebaran angket kepada responden yang berisi
48 butir pernyataan valid dan didistribusikan kepada 50 responden. Jumlah angket yang
dikembalikan sebanyak 50 ekslemplar dan telah terisi semuanya, sehingga layak untuk dianalisis.
Hipotesis Pertama
Hipotesa pertama adalah Pemahaman Tentang Kualifikasi Pemain Musik Berdasarkan 1
Tawarikh 15:1-29 ada pada kategori sedang. Berdasarkan hasil uji statistic deskriptif terhadap
variabel Pemahaman Tentang Kualifikasi Pemain Musik Berdasarkan 1 Tawarikh 15:1-29 (X)
diperoleh nilai Lower Bound dan Upper Bound yakni 95.50-101.32 pada interval 90-102 terletak
pada kategori sedang.
Hipotesis Kedua
Hipotesis Kedua adalah Panggilan Pelayanan pemain musik dikalangan Gereja Baptis
Indonesia BPD Sumatera Utara ada pada kategori sedang. Berdasarkan uji statistic deskriptif
terhadap variabel Panggilan Pelayanan (Y) diperoleh hasil Lower Bound dan Upper Bound
yakni 88.22-95.86 pada interval 74-94 terletak pada kategori sedang menuju tinggi.
Jadi Panggilan Pelayanan Pemain Musik Gereja Baptis Indonesia BPD Sumatera Utara ada
pada kategori “sedang”.
Rekaptulasi Hasil Uji Hipotesis 3. Kualifikasi Pemain Musik Berdasarkan 1Tawarikh 15:1-29
Dengan Panggilan Pelayanan Dikalangan Pemain Musik Gereja Baptis Indonesia BPD Sumatera
Utara
48
Elisabeth Sianturi, M.Th PROVIDENSI: Jurnal Pendidikan dan Teologi
Volume 3, Nomor 1, Juni 2020
No Korelasi Pemahaman Tentang Kualifikasi Hubungan
Pemain Musik Berdasarkan 1 Tawarikh 15:1-
29 Dengan Panggilan Pelayanan Dikalangan
Pemain Musik Gereja Baptis Indonesia BPD
Sumatera Utara
49
Elisabeth Sianturi, M.Th PROVIDENSI: Jurnal Pendidikan dan Teologi
Volume 3, Nomor 1, Juni 2020
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Setelah melakukan pengkajian secara mendalam bertitik tolak dari hipotesis yang sudah
ditetapkan, maka diperoleh hasil kesimpulan peneliti adalah sebagai berikut : (1) Hipotesis
Pertama terdapat pemahaman kualifikasi pemain musik berdasarkan 1 Tawarikh 15:1-29 (X).
Hasil uji statistik regresi sederhana antara variabel. Diperoleh nilai Lower Bound dan Upper
Bound yakni 95.50-101.32 pada interval 90-102 terletak pada kategori sedang. (2) Hipotesis
Kedua terdapat panggilan pelayanan dikalangan pemain musik Gereja Baptis Indonesia BPD
Sumatera Utara (Y). Diperoleh hasil Lower Bound dan Upper Bound yakni 88.22-95.86 pada
interval 74-94 terletak pada kategori sedang. (3) Hipotesis Ketiga terdapat hubungan yang
signifikan antara Korelasi pemahaman kualifikasi pemain musik berdasarkan 1 Tawarikh 15:1-
29 (X) dengan panggilan pelayanan dikalangan pemain musik Gereja Baptis Indonesia BPD
Sumatera Utara (Y) dengan nilai range 0.691. Hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan yang
“kuat” antara Pemahaman Kualifikasi Pemain Musik Berdasarkan 1 Tawarikh 15:1-29 Dengan
Panggilan Pelayanan Dikalangan Pemain Musik Gereja Baptis Indonesia BPD Sumatera Utara.
Karena nilai hubungan sebesar 69.1% tersebut pada interval 0.60-0.799 kuat.
Saran
Saran teologis adalah saran yang berkaitan dengan pandangan teologis yang Alkitabiah
yang dimiliki oleh para pelayan pemain musik di Gereja Baptis Indonesia PBD Sumatera Utara.
di antaranya: (1) Pemain Musik Gereja Baptis Indonesia BPD Sumatera Utara memberikan
sumbangan dalam memahami tentang kualifikasi pemain musik berdasarkna 1 Tawarikh 15:1-29
untuk di aplikasikan di dalam Gereja. (2) Pemain Musik Gereja Baptis Indonesia BPD Sumatera
Utara menjadikan firman Tuhan menjadi dasar atau panduan untuk melakukan pelayanan musik
di gereja yang lebih baik dan berkenan dihadapan Tuhan Yesus.
Secara Praktis hasil penelitian ini (1) Dapat memberi sumbangan untuk para pemain musik
Gereja terkhusus pemain musik Gereja Baptis Indonesia BPD Sumatera Utara untuk memahami
tentang kualifikasi pemain musik bersadarkan 1 Tawarikh 15:1-29 dengan panggilan pelayanan
dikalangan pemain musik Gereja Baptis Indonesia BPD Sumatera Utara. (2) Hasil penelitian ini
disumbangkan keseluruh para Pendeta atau pengurus di Gereja Baptis Indonesia BPD Sumatera
Utara sebagai bahan ajaran kepada seluruh pelayan gereja terkhusus para pemain musik gereja.
(3) Hasil penelitian ini memberi sumbangan kepada dosen Sekolah Tinggi Teologi yang
mengajar dalam mata kuliah musik gereja dan liturgika.
50
Elisabeth Sianturi, M.Th PROVIDENSI: Jurnal Pendidikan dan Teologi
Volume 3, Nomor 1, Juni 2020
DAFTAR PUSTAKA
Alhamda Syukra. 2018. Buku Ajar metlit dan statistik. Yogyakarta: Deepublish
Anggota IKAPI. 2015. Tafsiran Alkitab Masa Kini 1.Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih
Daulay Richard M. 2004. Mengenal Gereja Methodist Indonesia. Jakarta: BPK Gunung Mulia
Drescher Jhon M. 2008. Melakukan Buah Roh. Jakarta: BPK Gunung Mulia
Hulu Yupriheli. Hidup Yang Berubah. 2008. Jakarta: BPK. Gunung Mulia
Iskandar. 2009. Metode Penelitian Pendidikan dan Sosial. Jakarta: Gaung Persada Press
Lumoindong Gilbert. Menang atas masalah hidup. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
Pestaria Naibaho dan Simion Diparuma Harianja. Liturgi dan Musik Gereja. Medan: CV. Mitra
Dwi Lestari
Sasmoko. 2005. Metode penelitian pengukuran dan analisis data. Lippo Karawaci Tanggerang
Sugiono. 2007. Metode Penelitian Kuantitatif dan kualitatif R & D. Bandung : Alfabeta
The Hebrew- Greek Key Study Bible. Grand Rapids, Michigan, 1988.
Tim pustaka Phoenix. 2007. Kamus besar bahasa Indonesia. Jakarta : penerbit PT. Media
pustaka phoenix
Wahyudi Josua Iwan. 2008. Way Back into Worship. Jakarta: Metanoia Publishing
51