Anda di halaman 1dari 48

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN

INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN

MAHASISWA PADA MATA KULIAH TEORI DAN PRAKTEK

PLUMBING DI PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN TEKNIK

BANGUNAN UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

FAHREZA AZHAR

5415141888

Skripsi Ini Ditulis Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam

Memperoleh Gelar Sarjana

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

2018

1
ii

DAFTAR ISI

Table of Contents
BAB I...................................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN.................................................................................................................... 1

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH.............................................................................1

1.2 FOKUS PENELITIAN............................................................................................... 4

1.3 PERUMUSAN MASALAH......................................................................................... 5

1.4 KEGUNAAN HASIL PENELITIAN..........................................................................5

BAB II..................................................................................................................................... 7

KAJIAN TEORETIK.............................................................................................................. 7

2.1. KONSEP MEDIA PEMBELAJARAN MULTIMEDIA INTERAKTIF.....................7

2.1.1. MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF...........................................................9

2.1.2. MULTIMEDIA PEMBELAJARAN.....................................................................14

2.1.3. EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN.....................................................................18

2.1.4. TEORI DAN PRAKTIK PLAMBING..................................................................22

2.2. KONSEP MODEL TINDAKAN MULTIMEDIA INTERAKTIF............................24

2.2.1. DESKRIPSI PENELITIAN TINDAKAN.............................................................24

2.2.2. MODEL PENELITIAN TINDAKAN...................................................................25

2.3. PENELITIAN RELEVAN........................................................................................30

2.4. KERANGKA TEORETIK........................................................................................31

BAB III.................................................................................................................................. 33

METODOLOGI PENELITIAN............................................................................................ 33

3.1. TUJUAN PENELITIAN........................................................................................... 33

3.2. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN..................................................................33

3.3. METODE PENELITIAN.......................................................................................... 33

3.4. PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN.................................................................35

3.5. KRITERIA KEBERHASILAN TINDAKAN............................................................39


iii

3.6. SUMBER DATA....................................................................................................... 40

3.7. TEKNIK PENGUMPULAN DATA..........................................................................40

3.8. Validasi Data.......................................................................................................................41


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Kemajuan pesat ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini

mempengaruhi berbagai bidang kehidupan saat ini, bidang pendidikan pun tidak

luput dari kemajuan teknologi. Dewasa ini pembelajaran yang terjadi umumnya

dipengaruhi oleh perkembangan dan penemuan-penemuan yang terjadi di bidang

keterampilan, ilmu, dan teknologi yang tampak jelas dalam upaya pembaharuan

sistem pendidikan dan pembelajaran (Arsyad, 2009). Berdasarkan hal tersebut

dapat dikatakan bahwa penggunaan teknologi pada proses pembelajaran saat ini

sudah menjadi suatu kebutuhan sekaligus tuntutan di era global ini.

Salah satu efek perkembangan teknologi pada bidang pendidikan adalah

penggunaan media pembelajaran pada proses pembelajaran saat ini. Media

pembelajaran didefinisikan sebagai wahana penyalur pesan atau informasi belajar

(Nurseto, 2011) yang digunakan oleh pendidik dalam proses pembelajaran untuk

merealisasikan tujuan pembelajaran (Wahyuni, 2011) yang dapat dilihat, didengar,

atau diraba dengan pancaindera (Arsyad, 2009).

Media pembelajaran memegang peranan penting pada proses pembelajaran

yang terlaksana. Penggunaannya akan sangat membantu keefktifan proses

pembelajaran dan penyampaian pesan dan isi pembelajaran, sesuai dengan

tuntutat kurikulum (Haryoko, 2010). Salah satu jenis media pembelajaran saat ini

adalah multimedia interaktif. Pembelajaran menggunakan multimedia (PMM)

merupakan pembelajaran yang menggunakan alat bantu berupa komputer atau

1
laptop, seperti untuk presentasi, alat peraga dan sebagainya (Tiurma & Retnawati,

2014) yang memiliki alat pengontrol sehingga pengguna dapat memilih apa yang

dikehendaki untuk proses selanjutnya (Permana, 2010).

Berdasarkan hal tersebut maka pembelajaran dengan menggunakan

multimedia interaktif memiliki sebuah keleluasaan dalam menggunakan

multimedia tersebut. Sebelumnya pada mata kuliah plumbing ini telah

dikembangkan sebuah media pembelajaran interaktif berupa multimedia

interaktif. Media tersebut memiliki tingkat kelayakan sebesar 72,92% dan untuk

kelayakan dari ahli materi sebesar 86,90% (Dewi, 2018). Mata kuliah teori dan

praktik plumbing pada Universitas Negeri Jakarta bertujuan agar mahasiswa S1

Pendidikan Vokasional Konstruksi Bangunan dapat memahami dan melakukan

pekerjaan plumbing pada sebuah bangunan konstruksi sipil (Luddin et al., 2014).

Pembelajaran pada mata kuliah plumbing terbagi menjadi dua bagian yaitu

sesi teori dan praktik. Dengan pengembangan media yang telah dibuat

sebelumnya diharapkan dapat meningkatkan hasil pembelajaran pada semester

selanjutnya. Maka berdasarkan pengembangan tersebut akan dilakukan uji

efektivitas terlebih dahulu sebelum akhirnya digunakan secara massal oleh

pendidik. Dikarenakan, hasil yang diperoleh dapat dijadikan balikan (feed-back)

bagi pendidik dalam memperbaiki dan menyempurnakan program dan kegiatan

pembelajaran (Arifin, 2012).

Uji efektivitas yang dilakukan untuk multimedia interaktif pada beberpa

penelitian umumnya mengalami peningkatan dibandingkan dengan kelas

konvensional dan dilakukan dengan penelitian eksperimen yang dilakukan dengan

pretest posttest group design. Sebagaimana hasil penelitian menunjukkan bahwa

1
3

pembelajaran setelah menggunakan multimedia interaktif terjadi peningkatan nilai

tes sebesar 42% dan terdapat perbedaan yang signifikan sebelum dan setelah

menggunakan multimedia pada taraf kepercayaan 95% (Sudarmanto ddk, 2016,

diacu dalam Tiurma & Retnawati, 2014). Dalam penelitian lain Sobarna,

Darmawan, & Hudiana (2014) didapatkan bahwa hasil rata-rata dari hasil

pembelajaran untuk kelas ekperimen sebesar 77,83 sedangkan untuk kelas kontrol

mendapatkan 67,39. Dan pada penelitian Permana (2010) ditinjau dari hasil

belajar diperoleh pembelajaran dengan multimedia interaktif 83,38 sedangkan

pada pembelajaran konvensional 78,66. Didukung oleh penelitian selanjutnya

menunjukkan bahwa kelompok dengan menggunakan multimedia interaktif

memenuhi standar ketuntasan minimum sebesar 86,21% sedangkan kelompok

kontrol hanya 12,5% yang memenuhi standar ketuntasan minimum (Tiurma &

Retnawati, 2014).

Berdasarkan data-data dari penelitian yang telah ada sebelumnya dapat

disimpulkan bahwa multimedia interaktif dapat meningkatkan efektivitas

pembelajaran. Efektivitas dalam pembelajaran memiliki arti kesuksesan sebuah

pembelajaran yang ditandai dengan keinginan peserta didik mempelajari hal yang

diajakan (Tiurma & Retnawati, 2014) dan mengubah perilaku peserta didik ke

arah yang positif serta lebih baik sesuai dengan potensinya (Rohmawati, 2015).

Efektivitas pembelajaran memiliki ciri-ciri : a) suasana yang dapat

berpengaruh, atau hal yang berkesan pada penampilan; dan b) keberhasilan usaha

dan tindakan yang berpengaruh terhadap hasil belajar siswa (Haryoko, 2010). .

John Carroll menyatakan bahwa Instructional Effectiveness bergantung pada lima

aspek yaitu, a) Attitude; b) Ability to Understand Instruction; c) Perseverance; d)


4

Opportunity; e) Quality of Instruction (Supardi, 2013 diacu dalam Rohmawati,

2015). Berdasarkan hal tersebut maka keefektifan dalam pembelajaran dapat

diihat dari minat, perilaku dan prestasi belajar peserta didik serta strategi dalam

menyapaikan pembelajaran.

Berdasarkan hal itulah maka akan dilakukan uji efektivitas pada mata

kuliah teori dan praktik plumbing di semester ganjil 109 (2018-2019) pada dua

kelas dimana satu kelas menjadi kelas kontrol dan kelas lainnya sebagai uji

efektivitas multimedia interkatif. Uji efektivitas tersebut akan meninjau meningkat

atau tidaknya pemahaman, minat, perilaku, dan prestasi mahasiswa. Hal ini

dilakukan karena dibutuhkan sebuah pengendalian untuk mengetahui efektivitas

pembelajaran menggunakan multimedia interaktif yang telah dibuat sebelumnya.

Pengendalian dapat dilakukan dengan monitoring ketika pembelajaran

berlangsung pada kelas untuk mengetahui bagaimana keterlaksanaanya sehingga

dapat mengendalikan dan memperbaiki pelaksanaan pembelajaran selanjutnya

(Surachim, 2016). Hasil dari penelitian ini akan menjadi bahan masukan atau

penyempurnaan dari suatu rencana pembelajaran dan pelaksanaan pada periode

selanjutnya, sehingga dapat memberikan layanan pembelajaran yang efektif sesuai

dengan media yang digunakan.

1.2 Fokus Penelitian

Fokus penelitian ini adalah upaya meningkatkan hasi belajar mahasiswa

pada mata kuliah Teori dan Praktik Plumbing melalui peningkatan minta belajar

mahasiswa dengan menggunakan multimedia interaktif. Adapun hal yang dapat

penulis amati pada penilitian ini adalah sebagai berikut:


5

1. Bagaimana efektivitas penggunaan multimedia interaktif ditinjau dari

prestasi dan minat, perilaku belajar mahasiswa pada mata kuliah Teori

dan Praktik Plumbing?

2. Bagaimana perbedaan prestasi dan minat, perilaku belajar mahasiswa

antara penggunaa multimedia interaktif dan tidak menggunakan pada

mata kuliah Teori dan Praktik Plumbing?

3. Bagaimana metode penyampaian multimedia interaktif pada mata

kuliah Teori dan Praktik Plumbing?

4. Apakah terdapat kendala dan kesulitan dalam penggunaan multimedia

interaktif pada mata kuliah Teori dan Praktik Plumbing?

5. Apakah rancangan pembelajaran semester yang digunakan sudah

sesuai dengan multimedia interaktif?

1.3 Perumusan Masalah

Dari identifikasi masalah dan pembatasan masalah yang sudah dijelaskan

sebelumnya, maka dapat dirumuskan masalah dalam penelitian ini adalah :

“Bagaimanakah efektivitas penggunaan media pembelajaran interaktif pada mata

kuliah Teori dan Praktik Plumbing?”

1.4 Kegunaan Hasil Penelitian

Selain memiliki tujuan, penilitian ini juga memiliki kegunaan yang

didapatkan selama penelitian adalah sebagai berikut:


6

1. Manfaat teoritis, penelitian ini diharapkan dapat menambah kajian

ilmu di Pendidikan Vokasional Konstruksi Bangunan terutama pada

bidang Teori dan Praktik Plumbing.

2. Manfaat praktis, informasi pengetahuan pada bidang teknik sipil

mengenai efektivitas penggunaan media pembelajaran interaktif pada

mata kuliah Teori dan Praktik Plumbing di Pendidikan Vokasional

Konstruksi Bangunan.

3. Memberikan informasi untuk penelitian relevan selanjutnya pada

Pendidikan Vokasional Konstruksi Bangunan.


7

BAB II

KAJIAN TEORETIK

2.1. Konsep Media Pembelajaran Multimedia Interaktif

Belajar merupakan suatu proses yang bersifat kompleks yang terjadi pada

setiap orang pada dirinya sendiri sepanjang hidup, dan proses dari belajar tersebut

terjadi diakibatkan adanya interaksi antara seseorang dengan lingkungannya

(Arsyad, 2009). Bedasarkan hal tersebut bahwa belajar itu tidak hanya sebatas saat

kita berada di sekolah atau di kelas, namun belajar itu dapat terjadi dimana saja

dan diwaktu kapanpun. Belajar menitikberatkan pada proses pembentukan

ingatan, retensi, pengolahan informasi serta aspek-aspek yang bersifat

intelektualitas lainnya (Ediputra, 2016). Belajar sendiri dapat terjadi secara formal

pada sekolah-sekolah dan secara nonformal pada lingkungan keluarga, rumah,

komunitas dan lain sebagainya. Salah satu tanda bahwa seseorang itu telah belajar

dapat diukur melalui pencapain hasil belajar. Hasil belajar merupakan perubahan

tingkah laku yang terjadi sebagai hasil belajar yang mencakup askpek afektif,

aspek kognitif, dan aspek psikomotor (Ratminingsih, 2016).

Dalam memperoleh hasil belajar Dale (1969), diacu dalam Harahap &

Siregar (2018) mengkelompokkannya dengan sebuah tabel proses komunikasi.

Bahan ajar dan materi yang ingin disampaikan dan diingkan peserta didik untuk

dapat menguasainya disebut dengan pesan. Pendidik atau guru menuangkan pesan

yang disampaikannya dalam simbol-simbol tertentu (encoding) dan peserta didik

sebagai penerima pesan menafsirkannya simbol tersebut sehingga dipahami

sebagai pesan (decoding).


8

Tabel 2.1 Proses Pesan Dalam Komunikasi Pembelajaran

Pesan Diproduksi Dengan Pesan Dicerna dan Diinterprestasi


Dengan
Berbicara, menyanyi, memainkan alat Mendengarkan
musik, dsb.
Memvisualisasikan melalui film, foto, Mengamati
lukisan, gambar, model, patung, grafik,
kartun, gerakan non verbal
Menulis atau mengarang Membaca
Sumber: Harahap & Siregar (2018)

Pembelajaran berdasarkan filosofi dapat diartikan sebagai proses

komunikasi yang bertujuan untuk menyampaikan pesan atau informasi sehingga

mampu merangsang pikiran, perasaan, dan minat serta perhatian dari peserta didik

(Haryoko, 2010). Dalam melakukan sebuah proses pembelajaran materi yang akan

disampaikan hendaknya dikemas secara konkret untuk menghindari konsep

abstrak. Apabila proses pembelajaran diselenggarakan secara formal seperti pada

sekolah-sekolah, proses tersebut bertujuan untuk mengarahkan perubahan pada

diri peserta didik secara terencana, baik dalam aspek pengetahuan, aspek

keterampilan, maupun aspek sikap (Arsyad, 2009). Guru memiliki peran dalam

proses pembelajaran sebagai fasilitator, mediator, dan pembimbing sehingga dapat

membantu proses perubahan pengetahuan di mainset peserta didik melalui

perannya dalam menyiapkan scaffolding dan guiding, agar peserta didik dapat

mencapai tingkat pemahaman yang lebih sempurna dari pengetahuan sebelumnya

yang dapat diasumsikan bahwa guru meyiapkan tangga yang efektif bagi peserta

didik agar dapat melalui tangga tersebut supaya mencapai pemahaman yang lebih

mendalam Menurut Sugandi (2000), diacu dalam Wibawanto (2017) sebuah

pembelajaran memiliki ciri-ciri sebagai berikut :


9

a. Pembelajaran dilakukan dalam kondisi sadar serta direncanakan secara

sistematis;

b. Pembelajaran mampu memunculkan perhatian dan motivasi peserta

didik dalam kegiatan belajar;

c. Pembelajaran mampu menyediakan bahan ajar yang menarik dan

menantang bagi peserta didik;

d. Pembelajaran dapat menggunakan alat bantu yang tepat dan menarik

bagi peserta didik;

e. Pembelajaran mampu menciptakan suasana belajar yang aman serta

menyenangkan bagi peserta didik;

f. Pembelajaran mampu membuat peserta didik siap dalam menerima

pelajaran baik secara fisik maupun psikologis.

Dalam proses pembelajaran, pengembangan dalam materi dan bahan ajar

sangat diperlukan supaya terjalin komunikasi yang baik dalam proses

pembelajaran, mempertahankan minat peserta didik, dan menumbuhkan motivasi

guru dalam memanfaatkan teknologi sehingga diharapkan dapat meningkatkan

kualitas pendidikan. Pengembangan materi dan bahan ajar dilakukan dengan

berbagai cara, salah satunya yaitu dengan pengembangan media. Media yang

umumnya digunakan dalam memperlancar komunikasi pada proses pembelajaran

diistilahkan sebagai media pembelajaran (Haryoko, 2010).

2.1.1. Media Pembelajaran Interaktif


Media merupakan alat yang dapat digunakan sebagai penyalur pesan

ataupun informasi dari pengirim kepada pengirim pesan yang dimana pengirim
10

dan penerima pesan tersebut dapat berbentuk seseorang atau sebuah lembaga,

sedangkan media itu sendiri dapat berupa alat-alat elektronik, buku, gambar, dan

sebagainya (Harahap & Siregar, 2018). Sedangkan menurut Rahmawati (2011)

media adalah sesuatu hal yang memiliki sifat menyampaikan pesan dan dapat

merangsan pikiran, perasaan, serta kemauan pada peserta didik sehingga dapat

mendorong terjadinya proses pembelajaran pada diri peserta didik. Media dapat

dilihat sebagai sebuah alat yang dapat dimanipulasikan, dilihat, didengar, dibaca

atau dibicarakan beserta dengan instrumen yang digunakan dengan baik dalam

kegiatan belajar sehingga dapat mempengaruhi keefetifan pembelajaran. Daryanto

(2013), secara umum menjelaskan media mempunyai kegunaan sebagai berikut :

a. Memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalistis;

b. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu tenaga, dan daya indra;

c. Menimbulkan gairah belajar, interaksi lebih langsung antara murid

dengan sumber belajar;

d. Memungkinkan peserta didik belajar mandiri sesuai dengan bakat dan

kemampuan visual, auditori dan kinestetiknya;

e. Memberi rangsangan yang sama dan mempersamakan pengalaman

sehingga dapat menimbulkan presepsi yang sama.

Bedasarkan beberapa definisi di atas maka media dapat disimpulkan

sebagai sebuah alat yang digunakan untuk menyampaikan informasi kepada

seseorang atau sebuah lembaga sehingga terjadi proses pembelajaran di dalamnya

dengan efektif dan jelas. Media dapat digunakan dalam berbagai hal salah satunya

yaitu pada bidang pendidikan yang umumnya kita kenal sebagai media

pembelajaran. Media pembelajaran adalah salah satu bagian dari sebuah sistem
11

pembelajaran yang digunakan sebagai sarana penyampaian pesan informasi

edukatif antara pendidik dengan peserta, sehingga dapat menciptakan suasana

pembelajaran yang efektif dan efisien (Wahyuliani, 2016). Didukung pernyataan

oleh Rahmat & Heyani, (2014) bahwa media pembelajaran merupakan bagian

integral dari keseluruhan situasi belajar dan mengajar yang dikembangan oleh

pendidik agar menciptakan proses belajar dan mengajar secara efektif.

Sebuah media pembelajaran dikemukakan oleh Arsyad, (2009) memiliki

tiga ciri media sehingga menjelaskan tentang mengapa media digunakan dan apa

saja yang mampu dilakukan oleh sebuah media pembelajaran sehingga pendidik

kurang mampu (kurang efisien) dalam melakukannya yaitu:

a. Ciri Fiksatif (Fixative Property)

Ciri ini menggambarkan tentang kemampuan sebuah media merekam,

menyimpan, melestarikan, dan merekonstruksi suatu peristiwa atau

objek yang akan disampaikan yang sebelumnya telah diurut dan

disusun kembali dengan media seperti fotografi, video tape, audio tape,

disket komputer, dan film sehingga mudah direproduksikan untuk

kapan saja diperlukan. Dengan ciri fiksatif ini memungkinkan sebuah

media merekam kejadian pada suatu peristiwa atau objek tertentu

sehingga kemudian dapat diperlihatkan kembali tanpa mengenal

waktu, dapat dianalisis, dan dikritiik oleh peserta didik secara

perseorangan atau secara kelompok sehingga terjadinya sebuah

pembelajaran.
12

b. Ciri Manipulatif (Manipulative Property)

Ciri ini memungkinkan suatu peristiwa atau sebuah objek

ditransformasikan sesuai kebutuhan pembelajaran yang diperlukan

seperti mempercepat peristiwa yang memiliki waktu berhari-hari

menjadi hanya dalam hitungan menit (metamorphosis kupu-kupu)

dengan teknik pengambilan gambar time-lapse recording, selain

mempercepat suatu peristiwa, media juga mampu memperlambat suatu

peristiwa (reaksi kimia). Selain dua hal tersebut pendidik pun dapat

memilah tentang bagian-bagian efektif saja yang akan ditampilkan dari

suatu pertistiwa atau sebuah objek dalam proses pembelajaran, namun

ciri manipulatif dari sebuah media memerlukan sebuah perhatian dan

ketelitian sehingga tidak terjadi kesalahan dalam pemotongan,

percepatan, perlambatan, penyusunan atau pengaturan kembali pada

suatu peristiwa atau sebuah objek sehingga tidak terjadi kesalahan

penafsiran dan pemikiran ambigu bahkan menyesatkan mereka

sehingga merubah sifat mereka menjadi hal yang tidak diingingkan.

c. Ciri Distributif (Distributive Property)

Ciri ini memungkinkan sekali informasi yang telah didapatkan dibuat

menjadi sebuah media pembelajaran maka media tersebut dapat

ditransportasikan secara luas yang tidak terikat dengan sebuah ruang

dan waktu tertentu saja seperti pembelajaran di kelas. Dengan ciri ini

media dapat disaksikan secara masal dan dimana saja terlebih dengan

perkembangan teknologi saat ini seperti internet.


13

Proses dari sebuah pembelajaran adalah sebuah proses komunikasi yang

berlangsung dalam sebuah sistem yang sudah terencana. Bedasarkan hal tersebut

maka sebuah media pembelajaran dapat ditempatkan sebagai bagian penting

dalam proses komunikasi tersebut. Media pembelajaran memiliki posisi dalam

komponen komunikasi tersebut yang digambarkan oleh daryanto sebagai berikut:

IDE PENGKODEAN PENAFSIRAN MENGERTI


IDE PENGKODEAN PENAFSIRAN MENGERTI
KODE
KODE
MEDIA
MEDIA

GANGGUAN
GANGGUAN

TIMBAL BALIK
TIMBAL BALIK
Gambar 2.1 Posisi Media Dalam Sistem Pembelajaran
Sumber: (Daryanto, 2011)

Dalam perjalanannya media pembelajaran berkembang mengikuti arus

perkembangan teknologi. Bedasarkan perkembangan teknologi Kustandi &

Sutjipto (2011) mengemlompokkan media pembelajaran sebagai berikut : a)

media pembelajaran teknologi cetak; b) media hasil teknologi audio visual; c)

media hasil teknologi yang bedasarkan komputer; d) media hasil gabungan

teknologi cetak dan komputer. Lalu Daryanto (2011) mengemukakan bahwa

media pembelajaran dibagi menjadi dua jenis yaitu media pembelajaran dua

dimensi dan media pembelajaran tiga dimensi. Untuk media pembelajaran dua

dimensi meliputi grafis, media bentuk papan, dan media cetak yang penampilan

isinya tergolong dua dimensi lalu untuk media pembelajaran tiga dimensi meliputi

belajar benda sebenarnya melalui widya wisata, belajar sebenarnya melalui

specimen, dan belajar melalui benda tiruan.


14

Munadu (2010) mengkelompokkan jenis-jenis media bedasarkan indera

yang terlibat. Dengan demikian, media dalam proses pembelajaran dapat

dikelompokkan menjadi 4 kelompok besar, yakni media audio, media visual,

media audio visual, dan multimedia. Lalu Gerlach dan Elly (2009), diacu dalam

Daryanto (2011) mengkelompokkan media pembelajaran bedasarkan ciri-ciri

fisiknya atas delapan kelompok, yaitu benda sebenarnya, presentasi verbal,

presentasi grafis, gambar diam, gambar bergerak, rekaman suara, pengajaran

terprogram, dan simulasi.

Bedasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa media

pembelajaran dapat dikelompokkan menjadi beberapa jenis, yaitu: a) media

visual, adalah media yang hanya mengandalkan penglihatan bisa berupa gambar,

poster, benda, dan bersifat dua dimensi atau tiga dimensi; b) media audio, adalah

media yang hanya mengandalkan pendengaran bisa dari rekaman suara, presentasi

verbal, dan bersifat abstrak; c) media audio visual, adalah media yang

mengandalkan indera penglihatan dan pendengaran bisa berupa gambar animasi,

video, presentasi grafis, dan bersifat program atau tiga dimensi; d) multimedia,

adalah media yang melibatkan mutiindera dan memanfaatkan teknologi komputer

dalam menyajikan materi atau informasi dengan menggabungkan unsur animasi,

teks, gambar, suara, dan sebagainya.

2.1.2. Multimedia Pembelajaran


A. Pengertian Multimedia Pembelajaran

Secara etimologis multimedia berasal dari kata “multi’ (Bahasa latin yang

berarti banyak atau bermacam-macam), dan “medium” (Bahasa latin yang berarti
15

sesuatu yang dipakai untuk menyampaikan atau membawa sesuatu). Maka

multimedia dapat diartikan sebagai informasi yang bisa dipresentasikan kepada

manusia (Ariani & Haryanto, 2010). Multimedia dapat terbagi dalam dua

kategori, yaitu multimedia linier dan multimedia interaktif. Multimedia linier

adalah multimedia yang tidak dilengkapi dengan alat pengontrol apapun yang

dapat dioperasikan oleh pengguna, multimedia inipun berjalan secara sekuensial

(berurutan) seperti televisi dan film. Sedangakan multimedia interaktif adalah

suatu multimedia yang dilengkapi dengan alat pengontrol yang dapat dioperasikan

oleh pengguna sehingga pengguna dapat memilih apa yang dikehendaki untuk

proses selanjutnya, contohnya pembelajaran interaktif dan aplikasi game

(Daryanto, 2011).

Bedasarkan pengertian di atas maka multimedia dapat dikatakan menjadi

media yang dibutuhkan dalam proses pembelajara agar peserta didik ikut aktif

dalam pembelajaran terutama pada multimedia interaktif. Multimedia pun sudah

umum digunakan pada pembelajaran saat ini yang kita kenal dengan multimedia

pembelajaran. Multimedia pembelajaran menurut adalah aplikasi multimedia yang

digunakan dalam proses pembelajaran untuk menyalurkan pesan (pengetahuan,

keterampilan, dan sikap) serta merangsang ikiran, perasaan , perhatiam, dan

kemauan dalam belajar (Ariani & Haryanto, 2010) dan mampu melibatkan banyak

indera dan organ tubuh selama proses pembelajaran berlangsung (Daryanto,

2011).

B. Manfaat dan Karakteristik Multimedia Pembelajaran

Secara umum penggunaan multimedia dalam proses pembelajaran akan

lebih menarik, lebih interaktif, dan waktu mengajar (ceramah) dapat berkurang
16

serta dapat membuat peserta didik lebih aktif dalam proses pembelajaran terlebih

proses pembelajaran tersebut dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja

(fleksibel). Penggunaan multimedia pembelajaran memiliki beberapa kelibihan

dan kekurangan, kelebihan multimedia pembelajaran, yaitu

1. Interaktif dan madiri;

2. Memberikan iklim afeksi secara individual;

3. Meningkatkan motivasi belajar (Munadu, 2010).

4. Memberikan kemudahan belajar pada siswa secara individual maupun

kelompok;

5. Memudahkan guru dalam menyampaikan materi (Kustandi & Sutjipto,

2011).

6. Memeperbesar benda yang sangat kecil, seperti kuman, bakteri,

electron, dan sebagainya;

7. Memperkecil benda yang sangat besar yang tidak dapat dihadirkan di

sekolah, seperti gajah, rumah, gunung, dan lainnya;

8. Menyajikan benda atau peristiwa yang rumit, kompleks, dan

berlangsung dalam keadaan cepat maupun lambat, seperti sistem

metabolism tubuh, berkembangnya bunga, peredaran planet, dan

sebagainya (Daryanto, 2011).

9. Menyajikan benda atau peristiwa yang jauh, seperti bulan, bintang

salju, dan lainnya;

10. Menyajikan benda atau peristiwa yang berbahaya, seperti letusan

gunung berapi, tsunami, harimau, dan lainnya;


17

11. Meningkatkan daya tarik dan perhatian siswa (Ariani & Haryanto,

2010).

Selain kelebihan tersebut multimedia juga memiliki beberapa kelemahan,

sebagai berikut :

1. Harganya relatif mahal (komputer);

2. Bila terhubung dengan internet dapat memberikan efek negatif jika

tidak dikontrol dari pendidik (Kustandi & Sutjipto, 2011).

3. Pengembangannya memerlukan adanya tim professional;

4. Pengembangannya memerlukan waktu yang cukup lama (Munadu,

2010).

Sebagai salah satu komponen dalam sebuah sistem pembelajaran,

perancangan, pemilihan, dan penggunaan multimedia pembelajaran ini harus

memerhatikan kriteria-kriteria berikut ini :

1. Kemudahana navigasi, dirancang sesederhana mungkin;

2. Memiliki kandungan kognisi, memberikan pengalaman kognitif yang

dibutuhkan siswa;

3. Memiliki integrase media, media harus mengintegrasikan beberapa

aspek dan keterampilan lainnya yang harus dipelajari;

4. Memiliki tampilan yang menarik;

5. Kriteria penilaian terakhir, program yang dikembangkan harus

memberikan pembelajaran yang diinginkan siswa secara utuh

(Munadu, 2010)

6. Memiliki lebih dari satu media konvergen, misalnya menggabungkan

unsur audio dan visual (Ariani & Haryanto, 2010).


18

7. Bersifat interaktif, memiliki kemampuan untuk mengakomodasi

respon pengguna (Daryanto, 2011).

2.1.3. Efektivitas Pembelajaran


A. Pengetian Efektivitas

Efektivitas dapat diartikan sebagai suatu pengukuran tentang ketercapaian

tujuan yang telah direncanakan sebelumnya secara matang (Panjaitan, Febriani, &

Hatika, 2015) senada dengan itu Surachim (2016) menambahkan efektivitas

ditekankan pada pengerjaan sesuatu secara benar (doing the right thing), berkaitan

dengan hasil (output) berupa pencapaian tujuan, sasaran, tugas, dan kinerja.

Sehingga dapat disimpulkan dengan semakin banyaknya tujuan yang tercapai

dengan pengerjaan yang benar maka hal tersebut dapat dikatakan semakin efektif.

Dalam media pembelajaran pun efektivitas dikatakan tercapai ketika memnuhi

kriteria yang telah diharapkan pada perencaan pembelajaran seperti memberikan

pengaruh, perubahan dan mendapatkan hasil yang baik.

B. Efektivitas Pembelajaran

Efektivitas pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu rencana

pembelajaran yang terealisasikan secara standar, lebih bermakna dalam mencapai

tujuan, dan menggambarkan hasil yang sesuai dengan harapan (Surachim, 2016)

sehingga memudahkan pembelajaran bagi peserta didik untuk mempelajarinya

dengan mudah dan menyenangkan (Sutikno, 2013). Dilengkapi oleh Haryoko

(2010) secara konseptual efektivitas pembelajaran diartikan sebagai proses

pembelajaran yang memiliki ciri sebagai berikut : a) suasana yang berpengaruh

atau berkesan terhadap penampilan, dan b) keberhasilan usaha atau tindakan

berpengaruh terhadap hasil belajar peserta didik. Serta dilengkapi oleh Supardi
19

(2013), diacu dalam Rohmawati (2015) dengan kombinasi yang tersusun

bedasarkan manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur untuk

mengubah perilaku ke arah positif yang sesuai dengan potensi peserta didik.

Dalam hal upaya untuk mewujudkan efektivitas pembelajaran, pendidik

pun harus memiliki strategi dalam penyampaiannya, Sutikno (2013) memaparkan

sebagai berikut :

Mengecek / membuat silabus.

Menentukan tujuan instruksional umum.

Menentukan tujuan instruksional khusus.

Persiapan Memilih model pembelajaran dan alat bantu


yang relevan.

Menentukan cara evaluasi.

Menentukan bacaan wajib dan pilihan.

Menentukan bacaan wajib dan pilihan


Datangdan
Belajar tepat waktu. bahan pelajaran yang
menguasai
akan disampaikan.
Menumbuhkan motivasi pada peserta
didik.ringkasan / garis besar apa yang
Membuat
akan disampaikan.
Menciptakan komunikasi (interaksi) yang
Pelaksanaa baik.
n
Menggunakan media pembelajaran yang
baik dan bervariasi.

Menggunakan model pembelajaran yang


baik dan bervariasi.
Harus didasarkan pada tujuan pembelajaran
Memberi ringkasan
instruksional materi
yang telah atau handout.
ditetapkan
Evaluasi

Gambar 2.2 Upaya Dalam Peningkatan Efektivitas Pembelajaran


Sumber: Ramadhani (2012)
20

Untuk mengetahui pembelajaran yang berlangsung dikatakan efektif atau

tidaknya dapat dilihat dari beberapa indikator, menurut John Carroll dalam

menyatakan bahwa Instructional Effectiveness bergantung pada lima faktor, yaitu:

1. Attitude;

2. Ability to Understand Instruction;

3. Perseverance;

4. Opportunity;

5. Quality of Instruction (Supardi, 2013, diacu dalam Rohmawati, 2015).

Senada dengan itu Sinambela (2006), diacu dalam Ramadhani (2012)

menyatakan indikator dalam pembelajaran yang dikatakan efektif yaitu :

1. Ketercapaian ketuntasan belajar;

2. Ketercapaian keefktifan aktivitas peserta didik (yaitu pencapian waktu

ideal yang diperlukan peserta didik dalam melakukan setiap kegiatan

yang termuat dalam rencana pembelajaran);

3. Ketercapaian efektivitas kemampuan pendidik dalam mengelola

pembelajaran dan respon peserta didik terhadap pembalajaran yang

positif.

Pengukuran efektivitas pada sebuah pembelajaran terdapat emmpat

indikator yang dapat kita gunakan, Slavin (2011) menjelaskan keempat indikator

tersebut adalah

1. Mutu Pengajaran

Kemampuan dalam menyajikan informasi dalam membantu peserta

didik memperlajari bahan ajar dengan mudah. Mutu pengajaran


21

sebagian besar adalah produk dari mutu kurikulum dan penyajian

pelajaran itu sendiri yang kita kenal dengan ketuntasan belajar.

2. Tingkat Pengajaran yang Tepat

Pendidik memastikan kesiapan peserta didik dalam mempelajari materi

yang akan disampaikan. Dengan kata lain, tingkat pengajaran dianggap

tepat jika pembelajaran yang disampaikan tidak terlalu sulit maupun

terlalu mudah.

3. Insentif

Kemampuan pendidik dalam memastikan motivasi peserta didik untuk

mempelajari materi yang akan disampaikan dan mengerjakan tugas

yang diberikan. Semakin besar motivasi yang diberikan maka semakin

besar pula tingkat keaktifan peserta didik dalam pembelajaran sehingga

tercipta pembelajaran yang efektif dan menyenangkan.

4. Waktu

Waktu yang dibutuhkan peserta didik dalam memperlajari materi yang

diajarkan. Dengan kesesuaian waktu yang telah direncanakan maka

pembelajaran yang dilaksanakan akan lebih efektif.

Cara yang digunakan dalam sebuah pengujian efektifitas beragam dari

menggunakan metode eksperimen dengan menggunakan kelas kontrol yang

dibandingkan dengan kelas eskperimen lalu diukur bagaimana tingkat

efektifitasnya dari hasil pembelajaran, minat, dan motivasi siswa. Di sisi lain

dapat juga uji efektifitas dilakukan dengan menggunakan metode tindakan dimana

kelas yang diuji akan melalui beberapa tahap siklus sampai didapatkan hasil yang

maksimal pada siklus yang berjalan dan dirasa bahwa perencanaan, observasi,
22

tindakan, dan refleksi yang digunakan sudah mencapai taraf efektifitas dalam

sebuah pembelajaran.

2.1.4. Teori dan Praktik Plambing


A. Deskripsi Teori dan Praktik Plambing

Teori dan Praktik Plambing merupakan salah satu mata kuliah yang

terdapat di Program Studi PVKB UNJ dengan bobot sebesar tiga sks. Mata kuliah

ini membahas tentang dasar-dasar perencanaan dan pelaksanaan instalasi

plambing, sistem plambing air bersih dan air kotor, sistem vent, sprinkler system,

sistem penyaluran air hujan, sistem pompa, keterampilan menyambung plat tipis

dengan lipatan, menyambung pipa galvanis, keterampilan pemasangan kloset

duduk, kloset jongkok, wastafel, dan urinoir. Selain itu mata kuliah ini bertujuan

agar mahasiswa dapat menggambar instalasi plambing satu garis dan dua garis,

serta gambar isometrik dengan software AutoCAD. Pada bagian utilitas

bangunan, materi yang dibahas terdiri dari: sistem tata udara, transportasi

bangunan, dan sistem parkir.

B. Kompetensi yang Dikembangkan

Berikut ini merupakan kompetensi yang dikembangkan atau Capaian

Pembelajaran Mata Kuliah (CPMK) pada mata kuliah Teori dan Praktik Plambing

berdasarkan Rancangan Pembelajaran Semester (RPS) 109:

Tabel 2.2 CPMK Teori dan Praktik Plumbing


CPMK SUB-CPMK
1. Mampu merancang perencanaan 1.1 Mampu menjelaskan dasar-dasar
instalasi Plambing pada bangunan perencanaan instalasi Plambing.
gedung 1.2 Mampu mendeskripsikan
perencanaan sistem Plambing air
CPMK SUB-CPMK
bersih
23

1.3 Mampu mendeskripsikan


perencanaan sistem Plambing air
kotor
1.4 Mampu menjelaskan konsep sistem
vent.
1.5 Mampu menjelaskan konsep
sprinkler system.
1.6 Mampu menjelaskan sistem
penyaluran air hujan.
Mampu menjelaskan teori sistem pompa
2. Mampu mempertunjukkan 2.1 Mampu mempertunjukkan
keterampilan instalasi sistem keterampilan menyambung plat tipis
Plambing sederhana dengan lipatan.
2.2 Mampu mempertunjukkan
keterampilan menyambung pipa
galvanis.
2.3 Mampu mempertunjukkan
keterampilan pemasangan kloset
duduk & jongkok.
2.4 Mampu mempertunjukkan
keterampilan pemasangan wastafel
& urinoir
3. Mampu memahami teori-teori dasar 3.1 Mampu menjelaskan perencanaan
bagian utilitas bangunan sistem tata udara.
3.2 Mampu mengetahui sistem
transportasi bangunan.
3.3 Mampu mengetahui sistem
perparkiran bangunan gedung
Sumber : Rancangan Pembelajaran Semester Mata Kuliah Teori dan Praktik Plambing
UNJ Semester 108.

C. Rancangan Pembelajaran Semester Teori dan Praktik Plambing

Berikut ini merupakan isi dari Rancangan Pembelajaran Semester (RPS)

Teori dan Praktik Plambing pada semester genap dengan periode kuliah dari Maret

s/d Juli 2018:

Tabel 2.3 Skema Kerja Mata Kuliah Teori dan Praktik Plumbing
Pokok Bahasan Sub-Pokok Bahasan
(Materi Pokok) (Sub-Materi)
1. Penjelasan RPS dan Pengantar Tujuan, materi, strategi, sumber dan
Dasar-Dasar Sistem Plambing evaluai, tugas, dan tagihan dalam
Pokok Bahasan Sub-Pokok Bahasan
(Materi Pokok) (Sub-Materi)
perkuliahan.
2. Pengantar Plambing Air Bersih Konsep sistem Plambing air bersih,
24

menentukan sumber air bersih dan


menghitung kebutuhan air.
Jaringan pemipaan air bersih, sumber
3. Perancangan Sistem Plambing
energi air panas. Dan penentuan
Air Bersih
dimensi pipa Plambing air bersih.
Jenis-jenis air kotor, macam-macam
sistem pembuangan air kotor, sistem
4. Sistem Plambing Air Kotor jaringan pembuangan air kotor, dan
cara menentukan ukuran pipa air
kotor.
Fungsi sistem vent, jeis-jenis sistem
5. Sistem Vent
vent, dan pendimensian pipa vent.
Jenis-jenis sprinkler system,
6. Sprinkler System penempatan sprinkler system, dan
pendimensian pipa sprinkler.
Konsep sistem penyaluran air hujan,
syarat perencanaan sistem penyaluran
7. Sistem Penyaluran Air Hujan
air hujan, dan desain sistem
penyaluran air hujan.
Jenis-jenis pompa, karakteristik
8. Sistem Pompa
pompa, dan desain pompa.
Sumber : Rancangan Pembelajaran Semester Mata Kuliah Teori dan Praktik Plambing
UNJ Semester 108

2.2. Konsep Model Tindakan Multimedia Interaktif

2.2.1. Deskripsi Penelitian Tindakan

Penelitian tindakan adalah penelitian yang bersifat reflektif tidak

mencakup hal-hal statis melainkan bentuk dinamis (Indraswari, 2011) dilakukan

oleh subjek yang terlibat dalam program itu sendiri dalam pendidikan berarti

dilakukan oleh pendidik, peserta didik, konselor, atau staff pendidikan

(Sukmadinata, 2011) untuk memecahkan permasalahan-permasalahan

pembelajaran (Widayati, 2008) dan untuk mengidentifikasikan karakteristik

kebutuhan pragmatis yang digunakan untuk merefleksikannya ke dalam

pengajaran di kelas (Emzir, 2013). Bedasarkan pengertian tersebut, maka

penelitian tindakan dalam bidang pendidikan umumnya dilakukan secara berkala


25

terlebih jika adanya perkembangan atau pembaruan dalam lingkup pembelajaran

yang ada.

Dalam penelitian tindakan terdapat asumsi mendasar tentang pelaksanaan

penelitian tindakan yaitu peneliti akan belajar dan mengembangkan pengetahuan :

a. Dalam pengalaman sendiri dan konkrit;

b. Melalui pengamatan dan refleksi dalam pengalaman tsb;

c. Melalui pembentukan konsep abstrak dan generalisasi;

d. Dengan menguji implikasi konsep dalam situasi baru (Sukmadinata,

2011).

2.2.2. Model Penelitian Tindakan

Dalam sebuah penelitian tindakan terdapat beberapa model yang

digunakan untuk penelitian tersebut, diantaranya adalah :

a. Model Elliot

Model Elliot menekankan terhadap pendefinisian ulang dan evolusi

yang tetap dari tujuan sebenarnya melalui rangkaian peninjauan

(resconnaissance) yang berulang pada setiap siklusnya. Peninjauan

tersebut harus mencapai beberapa tingkatan analisis dan desain

tersebut membolehkan fleksibilitas yang jauh lebih besar serta dapat

menangkap kembali beberapa keadaan yang tidak sesuai yang

dibandingkan dengan versi Kemmis cenderung dilengkapi dengan

keterangan (Emzir, 2013). Gambar model Elliot di bawah ini

mencerminkan evolusi dari gagasan umum selama proses :


26

Gambar 2.3 Model Penelitian Tindakan Elliot


Sumber: (Emzir, 2013)

b. Model Ebbutt

Model Ebbut lebih lanjut menggambarkan evolusi rencana penelitian

tindakan secara menyeluruh melalui analogi spiral (Emzir, 2013), yang

dapat dilihat pada Gambar 2.4, sebagai berikut :


27

Gambar 2.4 Model Penelitian Tindakan Ebbutt


Sumber: (Emzir, 2013)

c. Model Kurt Lewin

Model ini merupakan model acuan pokok dari model penelitian

tindakan dan ia yang pertama memperkenalkan tentang penelitian

tindakan. Modelnya terdiri dari empat komponen yaitu perencanaan

(planning), tindakan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi

(reflecting). Hubungan keempat komponen tersebut menjadi sebuah

siklus (Widayati, 2008) yang dapat dilihat sebagai berikut :

Gambar 2.5 Model Penelitian Tindakan Lewin


Sumber: (Widayati, 2008)

d. Model Stephen Kemmis & Mc Taggart

Model Stephen Kemmis & Mc Taggart merupakan pengembangan dari

model Kurt Lewin (Widayati, 2008). Model ini mengembangkan alur


28

penelitian tindakan yang lebih sederhana (Emzir, 2013), modelnya

meliputi pengamatan, perencanaan, tindakan pertama, monitoring,

refleksi, berpikir ulang, dan evaluasi (Siswandi, 2006; Sukmadinata,

2011) yang dapat dilihat pada Gambar 2.5, sebagai berikut :

Gambar 2.6 Model Penelitian Tindakan Kemmis & Taggart


Sumber: (Emzir, 2013)

e. Model Gerald Susman

Model Gerald Susman memberikan model penelitian yang lebih

terperinci, ia membedakannya menjadi 5 tahap yang harus dilakukan

dalam sebuah penelitian tindakan. Masalah yang diteliti akan

diidentifikasikan dan data yang didapatkan akan dikumpulkan untuk

dianalisis lebih detail yang diikuti oleh pengumpulan asumsi dari

beberapa solusi yang memungkinkan lalu rencana tindakan disusun

dan dilakukan (Emzir, 2013). Model Gerald Susman dapat

digambarkan sebagai berikut :


29

Gambar 2.7 Model Penelitian Tindakan Susman


Sumber: (Emzir, 2013)

f. Model Deborah South

Model Deborah South menyebutkan bahwa langkah-langkah penelitian

tindakan menurutnya adalah penilitian dialektik (dialetic action

research) yang terdiri dari empat langkah yaitu : identifikasi suatu

daerah pada fokus masalah, pengumpulan data, analisis, dan

interprestasi data serta perencanaan tindakan (Sukmadinata, 2011),

yang dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 2.8 Model Penelitian Tindakan South


Sumber: (Sukmadinata, 2011)
30

2.3. Penelitian Relevan

Penelitian dari Lisner dan Heri dengan judul “Keefektifan Pembelajaran

Multimedia Materi Dimensi Tiga Ditinjau Dari Prestasi dan Minat Belajar

Matematika Di SMA” disimpulkan bahwa rata-rata hasil belajar peserta didik

yang menggunakan multimedia interaktif mendapatkan 80,90 lebih besar

dibandingkan dengan kelas kontrol yang hanya mendapat rata-rata 69,50. Lalu

senada dengan itu Endang dan Deni dalam penelitiannya “EfektivitasPenggunaan

Multimedia Interaktif (MMI) Model Turitorial Terhadap Motivasi Serta Hasil

Belajar Peserta Didik Pada Materi Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Pokok

Bahasan Sistem Pernapasan Manusia” juga didapatkan peningkatan hasil belajar

dengan multimedia interaktif sebesar 54% sedangkan untuk pembelajaran

konvensional hanya terjadi peningkatan hanya 38%. Hasil kedua penelitian

tersebut juga didukung oleh Yoga dengan penelitian “Efektivitas Pembelajaran

Multimedia Interaktif Berbasis Konteks Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata

Pelajaran TIK” mendapatkan hasil rata-rata hasil pembelajaran peserta didik

dengan multimedia interaktif berbasis konteks sebesar 83,38 lebih baik dari rerata

hasil belajar siswa dengan pembelajaran konvensional yang hanya mencapai

78,66.

Bedasarkan data yang didapatkan dari penelitian-penelitian yang telah

dilakukan sebelumnya menunjukkan bahwa multimedia interaktif yang digunakan

dalam proses pembelajaran dapat meningkatan efektivitas pembelajaran

dikarenakan hasil belajar yang didapatkan lebih meningkat atau lebih tinggi

dibandingkan dengan pembelajaran konvensional.


31

2.4. Kerangka Teoretik

Belajar merupakan proses yang terjadi disepanjang hidup manusia, belajar

sendiri terjadi akibat adanya proses interaksi antara seseorang dengan

lingkungannya. Dalam belajar akan terjadi sebuah proses komunikasi untuk

menyampaikan pengetahuan yang kita kenal sebagai pembelajaran. Pembelajaran

yang terjadi dewasa ini khususnya pada lembaga formal sudah harus melibatkan

pemanfaatan teknologi di dalamnya salah satunya yaitu peralihan penggunaan

media pembelajaran yang sudah menggunakan komputer sebagai wadahnya.

Media memiliki arti sebagai sebuah alat untuk menyampaikan komunikasi

sehingga terjadinya proses pembelajaran pada seseorang. Media pembelajaran

dapat dikelompokkan menjadi media visual, media audio, media audio visual dan

multimedia.

Pembelajaran Teori dan Praktik Plumbing menekankan pada perencanaan

dan pelaksanaan instalasi plumbing pada sebuah bangunan konstruksi sipil serta

diharapkan dapat menggambar instalasi plumbing satu hari dan dua garis. Pada

mata kuliah Teori dan Praktik Plumbing awalnya hanya menggunakan media

pembelajaran berbasis Powerpoint lalu selanjutnya dibuat sebuah perkembangan

media pembelajaran yang berupa multimedia interaktif. Multimedia interaktif

yang dibuat sebelum disebarluaskan akan dilakukan uji efektivitasnya terlebih

dahulu sehingga hasil yang didapatkan pada uji efektivitas tersebut dapat

digunakan untuk memperbaiki dan menyempurnakan program dan kegiatan

pembelajaran.

Dalam penelitian ini akan dibuat mekanisme pembelajaran dengan

menggunakan multimedia interaktif yang telah dikembangkan sebelumnya. Uji


32

efektivitas yang akan dilakukan yaitu dengan metode penelitian tindakan dengan

alur perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi, alur tersebut dilakukan lebih

dari satu siklus sehingga didapatkan hasil yang maksimal dari penelitian tersebut

dan untuk mengetahui bagaimana multimedia yang dibuat apakah sudah baik dan

dapat memingkatkan hasil belajar peserta didik.


33

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Tujuan Penelitian

Tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui efektivitas penggunaan media pembelajaran interaktif ditinjau

dari prestasi dan minat, perilaku belajar mahasiswa pada mata kuliah Teori

dan Praktik Plumbing.

2. Mengetahui kendala dan kesulitan dalam penggunaan media pembelajaran

interaktif pada mata kuliah Teori dan Praktik Plumbing.

3.2. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada tanggal 20 Septermber – 9 November 2018.

2. Tempat Penelitian

Subjek penelitian ini adalah mahasiswa S1 Pendidikan Vokasional

Konstruksi Bangunan 2016 yang mengambil mata kuliah Teori dan

Praktik Plumbing yang terdiri dari 2 kelas berjumlah 83 orang.

3.3. Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan, dengan model Kemmis &

Taggart. Pelaksanan dari penelitian tersebut dilakukan secara bersiklus oleh

karena itu hasil siklus pertama akan menentukkan hasil dari siklus kedua. Setiap

siklus dalam penelitian ini memiliki empat tahapan yaitu : tahapan awal
34

perencanaan (planning) yaitu menyiapkan perangkat-perangkat yang akan

digunakan dalam pembelajaran, kemudian tindakan (action), dan pengamatan

(observing), lalu dilakukan refleksi (reflecting) pada hasil tindakan yang sudah

dilakukan yang umumnya timbul permasalahan lain sehingga perlu dilakukan

perencanaan ulang, tindakan ulang, pengamatan ulang diikuti refleksi ulang

(Saregar, 2016). Penelitian ini akan dilakukan menggunakan dua siklus dengan

kegiatan yang sama (Indraswari, 2011). Faktor yang akan diteliti dalam penelitian

tindakan ini adalah faktor guru, ketuntasan belajar peserta didik, dan aktivitas

peserta didik dalam proses pembelajaran (Sri Rejeki, 2009).

Penelitian tindakan digunakan untuk mengumpulkan data yang akhirnya

dijadikan sebagai perbaikan dan peningkatan pengetahuan dalam berbagai bidang,

untuk bidang pendidikan contohnya seperti kurikulum, pembelajaran, dan belajar

sehingga dapat tercipta suatu perbaikan dan efektifitas pada proses pembelajaran.

Penelitian tindakan ini bersifat partisipasi pasif yang memiliki arti bahwa peneliti

terlibat dalam penelitian, dan bersifat kolaboratif karena melibatkan pihak lain

(kolaborator) dalam penelitiannya. Dengan keterbukaan dirinya terhadap kritik

dan masukan dari kolaborator maupun mahasiswa, sehingga pengajar mengetahui

hal-hal yang perlu diubah dan ditingkatkan.

Penelitian tindakan yang digunakan bersifat kualitatif karena peneliti

berinteraksi dengan subjek penelitian secara alamiah, yang berarti penelitian

berjalan sesuai dengan jalannya proses belajar mengajar, dengan cara mengadakan

pengamatan, melakukan penelitian secara sistematis, dan menarik kesimpulan

selayaknya yang dilakukan oleh peneliti kualitatif.


35

3.4. Prosedur Penelitian Tindakan

Penelitian tindakan ini dilakukan dalam dua siklus. Masing-masing siklus

mencakup kegiatan-kegiatan perencanaan (planning), tindakan (acting),

pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting). Tiap siklus terdiri atas tahapan

dan langkah pengajaran. Pada tiap akhir tahap dilakukan refleksi untuk

mengetahui hasil pengajaran dan menemukan hal-hal yang harus diperbaiki dalam

tahap siklus berikutnya, demikian dilakukan sehingga permasalahannya dapat

diatasi dan tujuan perbaikan dapat tercapai. Untuk melakukan langkah-langkah

dalam setiap siklus, perlu dilakukan analisa awal untuk mengidentifikasi masalah

yang dihadapi mahasiswa dalam memahami teks. Setelah didapatkan kondisi

awal, maka langkah selanjutnya adalah membuat perencanaan yang dituangkan

dalam rencana tindakan. Prosedur pelaksaan tindakan pada penelitian ini sebagai

berikut :

a) Siklus I

1. Tahap Perencanaan

Pada tahap perencanaan tindakan yang akan direncanakan harus memiliki

pertimbangan tentang resiko pada situasi sebenarnya dan memungkinkan peserta

didik untuk bertindak lebih efektif, bijaksana, dan hati-hati dalam berbagai

keadaan. Rencana tindakan yang akan dilakukan pada penilitian ini adalah

sebagai berikut :

a. Mengindentifikasi permasalahan yang ada pada mata kuliah Teori dan

Praktik Plumbing.

b. Mengadakan pre-test untuk mengetahui kemampuan awal peserta

didik.
36

c. Merancang pembelajaran menggunakan multimedia interaktif yang

telah dikembangkan.

d. Membuat instrument berupa tes, observasi, dan catatan pengamatan

selama jalannya proses pembelajaran Teori dan Praktik Plumbing.

2. Tahap Tindakan

Pelaksanaan tindakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan

multimedia interaktif dalam meningkatkan pemahaman tentang Plumbing.

Rencana perlakuan tindakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Pembagian multimedia interaktif kepada seluruh mahasiswa mata

kuliah Teori dan Praktik Plumbing.

b. Memberikan penjelasan tentang multimedia interaktif yang akan

digunakan dalam pembelajaran.

c. Menerapakan pembelajaran menggunakan multimedia interaktif

d. Menjelaskan penggunaan multimedia interaktif sebagai media

pembelajaran baru dalam mata kuliah Teori dan Praktik Plumbing.

e. Memperhatikan alokasi waktu dengan jumlah pembelajaran yang akan

dilaksanakan.

f. Mengantisipasi masalah yang muncul dan membuat solusi dari

masalah tersebut.

g. Mengadakan tes akhir (post-test) sebagai salah satu alat ukur

keberhasilan tindakan pada siklus I.


37

3. Tahap Observasi

Pada tahap pengamatan ini akan dilakukan kegiatan mengamati tindakan yang

dilakukan oleh pendidik maupun peserta didik. Rencana observasi dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Mengamati suasana pembelajaran yang terjadi, perilaku peserta didik,

respon peserta didik terhadap pendidik atau pembelajaran yang

berlangsung dengan penggunaan multimedia interaktif.

b. Mencatat segala kegiatan dan perubahan yang terjadi dalam proses

pembelajaran dengan multimedia interaktif.

4. Tahap Refleksi

Pada tahap refleksi akan dilakukan kegiatan pengkajian ulang,

mempertimbangkan hasil dari berbagai kriteria dan indikator keberhasilan.

Refleksi dilakukan dengan pendidik dan peserta didik dengan melakukan diskusi

terkait penggunaan multimedia interaktif untuk menentukkan dan menetapkan

tindakan selanjutnya pada siklus kedua. Refleksi tersebut dilakukan bedasarkan

hasil observasi, catatan kegiatan dan tes. Rencana refleksi pada penelitian ini

adalah sebagai berikut :

a. Memahami pelaksanaan, proses, masalah dan kendala yang ditemukan

dalam melakukan tindakan.

b. Mendeskripsikan catatan kegiatan.

c. Mengidentifikasikan permasalahan yang muncul.

d. Melakukan refleksi terhadap hasil belajar peserta didik.

Hasil analisis yang dilakukan pada siklus pertama ini akan digunakan

untuk merencanakan kegiatan pada siklus selanjutnya. Hasil tindakan yang sudah
38

berhasil akan tetap dipertahankan sedangkan untuk tindakan yang kurang berhasil

akan diperbaiki pada siklus selanjutnya.

b) Siklus II

Pelaksanaan yang dilakukan pada siklus kedua merupakan perbaikan

tindakan dan penyesuaian dengan hasil siklus pertama, pada siklus kedua tidak

lagi dilakukan tes awal (pre-test).

1. Tahap Perencanaan

Pada tahap ini akan dilakukan kegiatan sebagai berikut :

a. Mendiskusikan kesulitan-kesulitan yang dialami oleh peserta didik

selama proses pembelajaran.

b. Merancang perbaikan bedasarkan refleksi yang didapatkan pada siklus

pertama.

2. Tahap Tindakan

Pada tahap ini akan dilakukan tindakan perbaikan penggunaan multimedia

interaktif misalnya dengan membuat kelompok belajar dalam penggunaan

multimedia tersebut sehingga terjadinya diskusi antar peserta didik dan

meningkatkan keaktifan siswa dalam proses belajar.

3. Tahap Observasi

Pada tahap ini akan dilakukan kegiatan sebagai berikut :

a. Melakukan pengamatan pada penerapan multimedia interaktif.

b. Mencatat perubahan-perubahan yang terjadi selama proses

pembelajaran berlangsung.

4. Tahap Refleksi

Pada tahap ini akan dilakukan kegiatan sebagai berikut :


39

a. Merefleksikan proses pembelajaran dengan penggunaan multimedia

interaktif.

b. Merefleksikan hasil belajar peserta didik dengan melakukan

wawancara kepada pendidik dan peserta didik tentang penerapan

multimedia interaktif.

c. Menganalisis temnuan dan hasil penelitian.

Dari hasil kegiatan pada siklus-siklus tersebut diharapakan bahwa :

a. Dapat meningkatkan pemahaman dan kemampuan peserta didik dalam

mata kuliah Teori dan Praktik Plumbing.

b. Pendidik dapat membuat rancangan dan strategi penggunaan

multimedia interaktif dalam pembelajaran mata kuliah Teori dan

Praktik Plumbing.

c. Terjadi peningkatan prestasi peserta didik dalam mata kuliah Teori dan

Praktik Plumbing.

3.5. Kriteria Keberhasilan Tindakan

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan yang bertujuan untuk

menguji efektifitas penggunaan multimedia pembelajaran berbasis komputer pada

mata kuliah Teori dan Praktik Plumbing. Setiap siklus pada kegiatan

pembelajaran dinyatakan berhasil jika terjadi perubahan proses yang ditunjukkan

dengan adanya peningkatan hasil belajar oleh mahasiswa. Oleh karena itu, kriteria

keberhasilan penelitian ini ditandai dengan adanya peningkatan hasil belajar

mahasiswa lebih atau sama dengan 75% dari seluruh sisawa tuntas belajar

(Muhadi, 2011), yakni memperoleh nilai minimum 70 pada aspek kognitif, setelah
40

melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan multimedia interaktif sesuai

dengan kriteria kelulusan minimum pada Teori dan Praktik Plumbing di

Univesitas Negeri Jakarta.

3.6. Sumber Data

Sumber data yang digunakan pada penelitian ini adalah mahasiswa S1

Pendidikan Teknik Bangunan 2016 yang mengambil mata kuliah Teori dan

Praktik Plumbing semester 109 hari kamis dengan jadwal pembelajaran sebagai

berikut:

NO Tanggal Materi Pembelajaran


1 13 September 2018 Penjelasan RPS dan Pengantar Dasar-Dasar
Sistem Plumbing
2 20 September 2018 Pengantar Plambing Air Bersih
3 27 September 2018 Perancangan Sistem Plumbing Air Bersih
4 4 September 2018 Sistem Plumbing Air Kotor
5 11 September 2018 Sistem Vent
6 18 September 2018 Sprinkler System
7 25 September 2018 Sistem Penyaluran Air Hujan
8 01 November 2018 Ujian Tengah Semester
9 08 November 2018 Sistem Pompa

3.7. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan cara menentukkan

sumber data, jenis data, dan instrumen yang digunakan. Dalam penelitian ini

peneliti menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut : pengamatan

awal, tanya jawab, hasil tes, hasil tugas kelas dan rumah, catatan harian pengajar,

wawancara, dan catatan hasil observasi.

3.8. Validasi Data


41

Keabsahan data penelitian diperiksa melalui triangulasi, yakni teknik

pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan ‘sesuatu hal lain’ di luar data itu

sebagai pembanding. Salah satu teknik triangulasi adalah penggunaan penyidik

atau pengamat lain untuk pengecekan kembali derajat kepercayaan data. Subjek

penelitian (mahasiswa) merupakan pengamat lain dari data yang diperoleh.

Diskusi bersama teman sebaya atau para kolaborator merupakan pemeriksaan

terhadap keabsahan data. Dengan kata lain, pemeriksaan keabsahan data dalam

penelitian ini dapat dilihat dari tiga sumber data, yaitu : catatan harian peneliti,

catatan dari kolaborator, dan catatan dari mahasiswa.


42

Daftar Pustaka

Ariani, N., & Haryanto, D. (2010). Pembelajaran Multimedia Di Sekolah.


(Ardhiawan, Ed.) (Pertama). Jakarta: Prestasi Pustaka.

Arifin, Z. (2012). Evaluasi Pembelajaran (Kedua). Jakarta: Direktorat Jenderal


Pendidikan Islam.

Arsyad, A. (2009). Media Pembelajaran. (A. Rahman, Ed.). Jakarta:


RajaGrafindo Persada.

Daryanto. (2011). Media Pembelajaran. (H. Martin, Ed.) (I). Bandung: Sarana
Turitorial Nurani Sejahtera.

Dewi, N. (2018). Pengembangan Media Pembelajaran Interaktif Pada Mata


Kuliah Teori Dan Praktik Plambing Di Program Studi S1 PVKB UNJ.
Universitas Negeri Jakarta.

Ediputra, K. (2016). Efektifitas Media Pembelajaran Bebrbasis Gambar pada


Materi Lingkungan PLSBT terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa Prodi PG-
PAUD STKIP Pahlawan Tuanku Tambusai. Jurnal Paud Tambusai, 2, 11–
17.

Emzir. (2013). Metodologi Penelitian Pendidikan Kualitatif Dan Kuantitatif


(Ketujuh Revisi). Jakarta: Rajawali Pers.

Harahap, M., & Siregar, L. M. (2018). Mengembangkan Sumber dan Media


Pembelajaran, (January). https://doi.org/10.13140/RG.2.2.19282.86721

Haryoko, S. (2010). Efektivitas Pemanfaatan Media Audio-Visual Sebagai


Alternatif Optimalisasi Model Pembelajaran. Jurnal Edukasi Elektro, 5(1),
1–10. Retrieved from http://journal.uny.ac.id/index.php/jee/article/view/972

Indraswari, L. (2011). Peningkatan Perkembangan Motorik Halus Anak Usia Dini


Melalui Kegiatan Mozaik Di Taman Kanak-Kanak Pembina Agam. Jurnal
Pesona PAUD, 1(1), 1–13.
43

Kustandi, C., & Sutjipto, B. (2011). Media Pembelajaran Manual dan Digital. (A.
Jamaludin, Ed.) (Pertama). Bogor: Ghalia Indonesia.

Luddin, M. ., Komalasari, G., Iskandar, I., Jafar, M., Nurjayadi, M., Sachriani, …
Syaifullah. (2014). Pedoman Akademik 2014/2015 Fakultas Teknik
Universitas Negeri Jakarta. Jakarta: Universitas Negeri Jakarta.

Muhadi. (2011). Penelitian Tindakan Kelas. (Icha, Ed.) (Pertama). Yogyakarta:


Shira Media.

Munadu, Y. (2010). Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru. (A. H. Syaf,


Ed.) (Ketiga). Jakarta: Gaung Persada Press.

Nurseto, T. (2011). Membuat Media Pembelajaran yang Menarik. Ekonomi &


Pendidikan, 8, 19–35. https://doi.org/media pembelajaran

Panjaitan, M., Febriani, Y., & Hatika, R. G. (2015). Efektifitas Penggunaan Media
Pembelajaran Fisika Berbantuan Animasi Komputer Terhadap Hasil Belajar
Siswa SMA Negeri 3 Tambusai Rokan Hulu Riau. Jurnal Pendidikan Fisika.

Permana, Y. W. (2010). Efektivitas Pembelajaran Multimedia Interaktif Berbasis


Konteks Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran TIK, 1–9.

Rahmat, P. S., & Heyani, T. (2014). Pengaruh Media Kartu Terhadap


Kemampuan Membaca Dan Penguasaan Kosakata. Jurnal Pendidikan Usia
Dini, 8, 101–110.

Rahmawati, F. N. (2011). Efektivitas Pemanfaatan Media Audio Visual Video


Pembelajaran Dalam Upaya Peningkatan Motivasi dan Hasil Belajar Siswa
Pada Pembelajaran Sejarah. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.

Ramadhani, M. (2012). Efektifitas Penggunaan Media Pembelajaran E-Learning


Berbasis Web Pada Pelajaran Teknologi Informasi Dan Komunikasi
Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Kalasan. Universitas
Negeri Yogyakarta.
44

Ratminingsih. (2016). Efektivitas Media Audio Pembelajaran Bahasa Inggris


Berbasis Lagu Kreasi Di Kelas Lima Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan
Bahasa Inggris, 5(1), 27–38.

Rohmawati, A. (2015). Efektivitas Pembelajaran. Jurnal Pendidikan Usia Dini, 9


Edisi 1, 15–32.

Saregar, A. (2016). Pembelajaran Pengantar Fisika Kuantum Dengan


Memanfaatkan Media PHET Simulation dan LKM Melalui Pendekatan
Saintifik: Dampak Pada Minat dan Penguasaan Konsep Mahasiswa. Jurnal
Ilmiah Pendidikan Fisika Al-Biruni, 05(1), 53–60.
https://doi.org/10.24042/jpifalbiruni.v5i1.105

Siswandi, H. J. (2006). Meningkatkan Keterampilan Berkomunikasi Melalui


Metode Diskusi Panel Dalam Mata Pelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah
Dasar. Jurnal Pendidikan Penabur, 7(5), 24–35.

Slavin, R. E. (2011). Psikologi Pendidikan : Teori dan Praktik. (B. Sarwiji, Ed.)
(Kesembilan). Jakarta: Indeks.

Sobarna, E., Darmawan, D., & Hudiana. (2014). Efektifitas Penggunaan


Multimedia Interaktif (MMI) Model Tutorial Terhadap Motivasi Serta Hasil
Belajar Peserta Didik Pada Materi Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Pokok
Bahasan Sistem Pernapasan Manusia. Edutech, 1(3), 386–399.

Sri Rejeki, N. E. (2009). Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Melalui Model


Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Pada Siswa KElas VII G Semester 2
SMP Negeri 2 Toroh Grobongan. Jurnal LEMLIT, 3(2), 61–73.

Sukmadinata, N. S. (2011). Metode Penelitian Pendidikan (Ketujuh). Bandung:


Remaja Rosdakarya.

Surachim, A. (2016). Efektivitas Pembelajaran Pola Pendidikan Sistem Ganda


(Pertama). Bandung: Alfabeta.

Sutikno, M. S. (2013). Belajar Dan Pembelajaran. (Nurlaeli, Ed.). Lombok:


45

Holistica.

Tiurma, L., & Retnawati, H. (2014). Keefektifan Pembelajaran Multimedia Materi


Dimensi Tiga Ditinjau Dari Prestasi Dan Minat Belajar Matematika Di SMA.
Jurnal Kependidikan, 44, 175–187.

Wahyuliani, Y. (2016). Efektivitas Penggunaan Media Pembelajaran Flip Book


Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PAI dan
Budi Pekerti Di SMA Negeri 4 Bandung Pada Mata Pelajaran PAI dan Budi
Pekerti Di SMA Negeri 4 Bandung. TARBAWY, 3, 22–36.

Wahyuni, E. (2011). Pengaruh Pemanfaatan Multimedia Dalam Pembelajaran


Fisika Terhadap Pemerolehan Belajar. Jurnal Visi Ilmu Pendidikan, 694–
710.

Wibawanto, W. (2017). Desain dan Pemrograman Multimedia Pembelajaran


Interaktif. (D. Febiharsa, Ed.) (Pertama). Jember: Cerdas Ulet Kreatif.

Widayati, A. (2008). Penelitian Tindakan Kelas. Jurnal Pendidikan Akutansi


Indonesia, VI(1), 87–93.

Anda mungkin juga menyukai