Buku Tahunan KLH 2013
Buku Tahunan KLH 2013
b B U K U TA H U N A N 2 0 1 3
ISI
Foto : Koleksi Deputi II
iv TENTANG KAMI
2 KINERJA 2013
D e p u t i I I - B i d a n g Pe n g e n d a l i a n Pe n ce m a r a n L i n g k u n g a n i
Pengarah: Drs. M.R. Karliansyah, MS
Nara Sumber : Ir. Sabar Ginting, MBA (Asdep Pengendalian Pencemaran Manufaktur, Prasarana dan Jasa), Ir. Sigit Reliantoro, MSc (Asdep Pengendalian
Pencemaran Pertambangan, Energi dan Migas), Drs. Ade Palguna Ruteka (Asdep Asisten Deputi Pengendalian PencemaranAgro Industri dan Usaha Skala Kecil),
Ir. Sulistyowati, MM (Asdep Asisten Deputi Pengendalian Pencemaran Udara Sumber Bergerak)
Tim Penyusun : Yun Insiani (Koordinator), Setio Margono, Maulyani Djajadilaga, Safruddin, Djurit Teguh P, Ahdes Fuadi, Linda Krisnawati, sardino (Anggota)
Desain: Dee & Taufik Sugandi ( Tata Letak dan Desain Grafis).
Diterbitkan oleh:
Deputi Bidang Pengendalian Pencemaran Lingkungan
Kementerian Lingkungan Hidup Republik Indonesia
Gedung B –Lt. 4, Jl. D.I. Panjaitan Kav. 24, Jakarta 13410
Telp/Fax : 021 - 8580107
ii B U K U TA H U N A N 2 0 1 3
PENGANTAR
Tahun 2013 sudah kami lalui dengan menyisakan rasa bangga terhadap
pencapaian kami. Berbagai kegiatan sudah kami lakukan dengan intensitas
yang lebih tinggi dibanding tahun-tahun sebelumnya. Walau demikian,
tahun 2013 bukan merupakan tahun yang mudah bagi kami. Bertambahnya
sasaran dan target kerja kami harus kami penuhi dengan alokasi anggaran
yang lebih kecil dari tahun sebelumnya. Kemampuan adaptasi dan kreativitas
kami benar-benar teruji untuk mengatasi keterbatasan tersebut. Berbagai
terobosan dilakukan oleh keempat unit asisten deputi kami agar sasaran
dan target kerja kami dapat tercapai.
Ini tahun ketiga dimana buku laporan tahunan kami ini dibuat secara populer
agar dapat mudah dicerna. Banyak yang mengapresiasi upaya pembuatan
Buku Tahunan dengan gaya demikian. Banyak pula yang memberikan
masukan dan saran guna peningkatan kualitas Buku Tahunan kami.
D e p u t i I I - B i d a n g Pe n g e n d a l i a n Pe n ce m a r a n L i n g k u n g a n iii
TENTANG KAMI
Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) memiliki tujuh deputi. Salah satunya adalah kami yang dipercaya untuk merumuskan
kebijakan pengendalian pencemaran lingkungan dan mengkoordinasikan pelaksanaannya. Secara resmi, kantor kami disebut
Deputi II Bidang Pengendalian Pencemaran Lingkungan. Kantor kami memiliki tujuan strategis untuk memastikan adanya
penurunan beban pencemaran dari sumber manufaktur, prasarana, dan jasa, pertambangan, energi, minyak dan gas, agroin-
dustri, usaha skala kecil, kegiatan domestik, serta emisi sumber bergerak. Semua sudah dinyatakan secara jelas dalam
Rencana Strategis Deputi Bidang Pengendalian Pencemaran Lingkungan 2010 - 2014.
Pertama,
mengendalikan pencemaran sejak dari sumbernya agar pencemaran
dapat dicegah sedini mungkin, atau setidaknya beban pencemaran
dapat diturunkan serendah-rendahnya.
Kedua,
merumuskan peraturan dan kebijakan agar pengendalian pencemaran
dapat memiliki dasar hukum yang lengkap dan kuat.
Ketiga,
melibatkan mitra-mitra strategis dari berbagai pihak, baik itu dari
pemerintah, swasta, akademisi, maupun masyarakat.
Keempat,
meningkatkan kualitas sumber daya manusia guna mengoptimalkan
kinerja upaya pengendalian pencemaran.
Kelima,
meningkatkan pemahaman dan aksesibilitas informasi masyarakat
agar mereka dapat lebih terlibat aktif dalam mendukung upaya
pengendalian pencemaran.
Keenam,
melaksanakan reformasi birokrasi dan tata kelola kepemerintahan yang
baik (good governance) dalam menjalankan tugas dan fungsi kami.
Ketujuh,
mengembangkan model pengendalian pencemaran dan memfasilitasi
replikasinya.
Kedelapan, Drs. M.R. Karliansyah, MS
melakukan pemantauan dan evaluasi sumber pencemar guna memperoleh Deputi Bidang Pengendalian
data yang dibutuhkan untuk perumusan kebijakan. Pencemaran Lingkungan
Ir. Sulistyowati, MM
Ir. Sabar Ginting
Asisten Deputi Pengendalian
Asisten Deputi Pengendalian Pencemaran Pencemaran Udara Sumber Bergerak
Manufaktur, Prasarana dan Jasa
Foto : Koleksi Deputi II
2013
Walau demikian, indikator-indikator berikut mudah-mudahan dapat
memberikan sedikit gambaran mengenai kinerja kami di tahun 2013.
2011002
1
Evaluasi 2013
1812
Kinerja
Perusahaan
17
13
2012
Rp. 81,9M
Rp. 81,4M
Peningkatan
Rp. 61,8M
kapasitas
Aparat pemerintah 800 Orang
Non aparat pemerintah 1600 Orang
011
012
013
201
201
201
20
20
20
Anggaran
160ribu
2011
2012
2013
2011
2012
2013
123,5ribu 61jenis
40ribu
Pengukuran
33jenis emisi mobil
28jenis
2
2
B U K U TA H U N A N 2 0 1 3
B U K U TA H U N A N 2 0 1 3
Pemantauan Ruas sungai Titik udara
80 108 115 250 titik 211 titik 250 titik
(27 kota) (28 kota) (44 kota) 45 kota) (44 kota)
Pengembangan 18
17
Perangkat 14
Kebijakan
2011
2012
2013
2011
2012
2013
2011
2012
2013
12
Baku Pedoman Kajian
mutu
7 7
8
7 7
5 IPAL komunal
4 IPAL usaha skala kecil
29 Biodigester kotoran ternak
Model 2 Fasilitas pemanfaatan limbah
Pengendalian
Pencemaran 3 Fasilitas minimisasi limbah
D e p u t i I I - B i d a n g Pe n g e n d a l i a n Pe n ce m a r a n L i n g k u n g a n
D e p u t i I I - B i d a n g Pe n g e n d a l i a n Pe n ce m a r a n L i n g k u n g a n 33
MEMULAI
INVENTARISASI
PENCEMARAN
UDARA
Foto : Koleksi Deputi II
4 B U K U TA H U N A N 2 0 1 3
Inventarisasi emisi kami perkenalkan
melalui kegiatan percontohan di
Kota Palembang dan Kota Solo.
Banyak pengalaman dan pelajaran
yang diperoleh dari pelaksanaan
inventarisasi emisi di kedua kota
tersebut. Walau demikian, hasil
inventarisasi emisi tersebut akan
mendasari upaya kedua kota tersebut
dalam mengembangkan strategi
dan rencana aksi pengendalian
pencemaran udara di wilayahnya
masing-masing. Dalam waktu dekat,
inventarisasi emisi akan dilakukan
di enam kota Indonesia lainnya.
D e p u t i I I - B i d a n g Pe n g e n d a l i a n Pe n ce m a r a n L i n g k u n g a n 5
Kami melalui kantor Asdep Pengendalian Pencemaran melalui pelatihan-pelatihan yang diikuti oleh semua
Udara Sumber Bergerak (PP-USB) terus berupaya SKPD terkait dan pihak-pihak lainnya.
untuk mendorong pemerintah daerah agar dapat
meningkatkan upaya pengendalian pencemaran
udara di wilayahnya masing-masing. Salah satunya Melibatkan Perguruan Tinggi
melalui pengenalan upaya inventarisasi emisi di kota- Setempat
kota Indonesia. Setelah melalui proses seleksi terhada
Dalam pelaksanaannya, kedua kota tersebut mellibatkan
p beberapa kota-kota, kami menentukan 2 kota
perguruan tinggi setempat sebagai Tim Penyusun
percontohan, yaitu kota Solo (Jawa Tengah) dan kota
Inventarisasi Emisi. Jika pemerintah Kota Palembang
Palembang (Sumatera Selatan). Kegiatan percontohan
menunjuk Pusat Penelitian Lingkungan Hidup
inventarisasi emisi dilakukan dengan dukungan ASEAN-
Universitas Sriwijaya (PPLH UNSRI) selaku Tim Penyusun
GIZ (Gesselschaft fur Internationale Zusammenrbelt)
maka Pemerintah Kota Surakarta menunjuk Universitas
sebagai bagian dari program Clean Air for Smaller
Negeri Surakarta (UNS). Inventarisasi emisi merupakan
Cities in the ASEAN Region. Kedua kota tersebut akan
hal baru bagi para anggota Tim Penyusun di kedua
disandingkan bersama dengan 11 kota lainnya di
kota tersebut. Oleh karena itu, kami selalu
kawasan Asia Tenggara/ASEAN.
memastikan agar mereka tetap mendapatkan
dukungan penuh dari pemerintah kotanya
Menyusun Pedoman Teknis dan juga dari para tenaga ahli yang
dilibatkan program Clean Air for
Salah satu langkah awal yang kami lakukan dalam
Smaller Cities in the ASEAN Region.
rangkaian upaya ini adalah penyusunan Pedoman Teknis
Inventarisasi Emisi. Pedoman tersebut berfungsi sebagai
panduan bagi pemerintah daerah dan para pemangku
kepentingan lainnya dalam menentukan sumber-
sumber pencemar udara dan memperkirakan
jumlah pencemar udara yang dihasilkan serta
melakukan distribusi spasialnya dalam wilayah
administratif suatu kota. Pedoman Teknis
tersebut kami publikasikan dan distribusikan ke
kantor pemerintah provinsi dan juga kabupaten/
kota.
6 B U K U TA H U N A N 2 0 1 3
Foto : Koleksi Deputi II
Banyak tantangan teknis yang dihadapi oleh kedua Tim
Penyusun. Mulai sejak tahap pengumpulan data sampai
ke tahap perhitungan beban emisi. Seperti diduga, data
yang dibutuhkan tidak semuanya tersedia pada instansi
pemerintah maupun pihak-pihak lainnya. Oleh karena
itu, setelah melakukan identifikasi ketersediaan data
sekunder, Tim Penyusun melakukan survei langsung di
lapangan.
Melakukan Replikasi di 6
Kota
Kegiatan inventarisasi emisi ini dianggap cukup efektif
sesuai yang dan penting karena hasilna perlu digunakan sebaga
diharapkan. acuan pemerintah kota dalam melakukan pengendalian.
Kedua tabel ini pencemaran udara. Oleh karena itu, kami merencanakan
menunjukkan untuk mereplikasi kegiatan di 6 kota lainnya, yaitu Kota
hasil inventarisasi Batam, Kota Yogyakarta, Kota Surabaya, Kota Malang, Kota
emisi di kedua kota Denpasar dan Kota Banjarmasin. Keenam kota ini telah
percontohan tersebut. menyatakan komitmennya dan telah menandatangani
Nota Kesepahaman (MoU) Penyusunan Inventarisasi
Kami mendorong pemerintah di kedua kota tersebut
Pencemar Udara Kota.
untuk dapat memanfaatkan hasil inventarisasi emisi
dengan sebaik-baiknya. Pada tahun 2013 ini, Pemerintah Keenam kota tersebut akan menggunakan pola
Kota Palembang mengeluarkan Peraturan Daerah No. pendekatan yang sama yaitu dengan melibatkan
D e p u t i I I - B i d a n g Pe n g e n d a l i a n Pe n ce m a r a n L i n g k u n g a n 7
Hasil Inventarisasi Emisi Kota Palembang
Emisi (Ton/Tahun)
Sumber
NOx SOx CO CO2 HC PM10
SUMBER TITIK 5,476.89 466.30 2,275.90 1,992,431.95 4,212.40 111.11
SUMBER AREA 127.79 1.28 127.79 143,375.22 620.77 63.15
Non-Road Source 83.95 6.94 2,541.77 21,274.80 1,527.81 9.18
On-Road Source 7,075.62 480.43 67,845.85 1,470,410.90 33,172.34 686.88
Total (TON/TH) 12,764.24 954.95 72,791.30 3,627,492.88 39,533.32 870.31
perguruan tinggi negeri setempat. Sebagai langkah awal, Mengingat pentingnya upaya inventarisasi emisi ini,kami
kami telah melaksanakan pelatihan pengembangan saat ini sedang merancang Peraturan Pemerintah
kapasitas SDM lokal untuk keenam kota. Pelatihan ini (PP) yang akan mewajibkan setiap pemerintah kota/
tidak hanya melibatkan instruktur handal nasional, kabupaten untuk melakukan inventarisasi dinamika
tetapi juga pelatih internasional yang berpengalaman emisi di daerahnya.
atas fasilitasi ASEAN-GIZ.
Menteri Lingkungan Hidup, Prof. Dr. Balthasar Kambuaya, pada bulan Juli 2013 menandatangani kesepakatan dengan Wakil Walikota Banjarmasin, H.
M. Irwan Ansahari tentang pelaksanaan Inventarisasi Emisi di kota tersebut.
8 B U K U TA H U N A N 2 0 1 3
Foto : Koleksi Deputi II
SEKARANG
D e p u t i I I - B i d a n g Pe n g e n d a l i a n Pe n ce m a r a n L i n g k u n g a n 9
Dua dekade sudah KLH melaksanakan PROPER. Tahun yang dilakukan perusahaan terhadap Dokumen
1993, PROPER dikembangkan sebagai alat pengelolaan Ringkasan Kinerja Pengelolaan Lingkungan (DRKPL)
lingkungan alternatif karena belum tersedianya yang disusunnya sendiri. Perusahaan diminta untuk
dan memadainya perangkat peraturan dan sistem mengukur kinerjanya sendiri berdasarkan rasio antara
penegakannya. Sekarang, PROPER sudah menjadi suatu upaya perbaikan lingkungan yang dilakukan dan beban
instrumen penataan alternatif yang cukup efektif dan energi atau beban pencemaran lingkungan. Perusahaan
sudah terbukti mampu menurunkan beban pencemaran juga diminta untuk melakukan pengukuran terhadap
dari berbagai jenis kegiatan. Sudah selayaknya kami inovasi perusahaan dalam pengelolaan lingkungannya.
berbangga terhadap kemajuan penyelenggaraan Mekanisme Pengawasan Mandiri untuk saat ini hanya
PROPER. Biar bagaimanapun, dari tahun ke tahun, kantor dilakukan kepada peserta yang telah memperoleh
kedeputian kami berperan aktf untuk memastikan Peringkat Biru setidaknya tiga kali berturut-turut, dan
kelancaran, kualitas dan kredibilitas penyelenggaraan juga kepada peserta Peringkat Hijau dan Emas tahun
PROPER. sebelumnya. Dalam PROPER 2012-2013, tepatnya ada
451 perusahaan yang diberi hak untuk menerapkan
mekanisme Pengawasan Mandiri.
Meningkat Hampir Empat
Puluh Persen pengawasan dilakukan melalui 3 mekanisme, yaitu
Pengawasan Mandiri yang dilakukan terhadap 451
Keikutsertaan perusahaan meningkat terus setiap perusahaan, Pengawasan Langsung oleh KLH terhadap
tahunnya. Jika PROPER 2011 – 2012 diikuti oleh 1.317 201 perusahaan dan Pengawasan Dekonsentrasi Provinsi
perusahaan, maka PROPER 2012 – 2013 diikuti oleh terhadap 1160 perusahaan.
1.812 perusahaan. Artinya, ada peningkatan sejumlah
495 peserta atau sebanyak 38% dari PROPER periode
sebelumnya. Jumlah lebih dari 1.800 perusahaan itu Melibatkan 30 Provinsi
berasal dari sektor manufaktur, pertambangan, energi dengan 521 Pengawas
dan migas, agroindustri serta sektor kawasan dan jasa.
Seperti dalam PROPER periode sebelumnya, kami juga
Berdasarkan penilaian dan evaluasi Tim Teknis dan memberikan kewenangan pengawasan kepada Badan
pertimbangan Dewan Pertimbangan PROPER, Menteri Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) dan
Negara Lingkungan Hidup menetapkan peringkat Pusat Pengelolaan Ekoregion (PPE) KLH. Tepatnya ada 30
kinerja perusahaan pada PROPER periode 2012 – 2013, provinsi yang dalam PROPER 2012 -2013 dilibatkan untuk
sebagai berikut: menerapkan mekanisme Pengawasan Dekonsentrasi
Provinsi tersebut. Jauh meningkat dibanding periode
Tingkat ketaatan perusahaan pada PROPER 2012-2013
sebelumnya yang hanya melibatkan 22 provinsi.
sebesar 65%. Angka ini merupakan penurunan dari
angka periode sebelumnya yaitu 69%. Penurunan ini Keterlibatan para Pengawas Provinsi terbukti semakin
disebabkan adanya peningkatan peserta baru tersebut. penting dalam penyelenggaraan PROPER. Dalam periode
2012-2013, sekitar 1160 perusahaan peserta PROPER
atau 64% jumlah peserta dinilai oleh para Pengawas
Mengukur Kinerja Secara Provinsi yang tepatnya berjumlah 521 orang. Walau
Mandiri demikian, kami sebelumnya perlu memastikan bahwa
seluruh Pengawas Provinsi sudah memiliki sertifikat
Ada pendekatan berbeda yang dilakukan dalam
Pengawas PROPER yang hanya dapat diperoleh setelah
PROPER 2012 – 2013 mengingat jumlah peserta yang
mereka mengikuti pelatihan yang kami lakukan di
meningkat signifikan. Dalam periode tersebut, PROPER
tingkat provinsi dan kabupaten/kota.
memperkenalkan mekanisme Pengawasan Mandiri
10 B U K U TA H U N A N 2 0 1 3
Diagram ini mencantumkan ringkasan dari beberapa upaya, pencapaian dan hasil yang dicapai dalam PROPER 2012 – 2013. Termasuk di dalamnya
angka-angka penurunan beban pencemaran yang dihasilkan oleh perusahaan-perusahaan peserta PROPER yang memperoleh peringkat Hijau dan Emas.
D e p u t i I I - B i d a n g Pe n g e n d a l i a n Pe n ce m a r a n L i n g k u n g a n 11
Foto : Koleksi Deputi II
Menteri Negara Lingkungan Hidup, Prof. DR. Balthasar Kambuaya, MBA. menyerahkan Penghargaan Peringkat Hijau dan Peringkat
Emas kepada perusahaan-perusahaan yang telah menunjukkan kinerja yang baik dalam pengelolaan lingkungan. Penyerahan
penghargaan ini dilakukan pada acara Malam Penganugerahan Lingkungan PROPER pada tanggal 10 Desember 2013 bertempat di
Grand Ballroom, Hotel Shangri La, Jakarta. Acara ini dihadiri oleh sekitar 1000 yang terdiri dari Duta Besar negara sahabat, para Kepala
Badan Lingkungan Hidup Provinsi, perwakilan instansi pemerintah terkait serta perusahaan peringkat Biru, Hijau dan Emas.
12 B U K U TA H U N A N 2 0 1 3
MEMFASILITASI
PEMBELAJARAN
MELALUI
PENERBITAN
BUKU
Kami yakin upaya-upaya luar biasa yang sudah dilakukan Terbaik Perusahaan
perusahaan-perusahaan peserta PROPER dapat menjadi Peraih Peringkat PROPER
contoh bermanfaat bagi perusahaan-perusahaan Hijau Tahun 2012”.
lainnya. Proses pembelajaran sinergis antar pemangku
Peluncuran kedua buku praktek terbaik tersebut, selain
kepentingan seringkali memberikan hasil yang lebih
juga “Buku Mekanisme dan Kriteria PROPER”, kemudian
baik dari proses-proses pembelajaran lainnya. Untuk
kami lakukan pada tanggal 22 Agustus 2013. Peluncuran
kepentingan itulah, kami mengajak perusahaan-
buku-buku tersebut dilakukan langsung oleh Menteri
perusahaan PROPER emas dan hijau untuk menuliskan
Lingkungan Hidup, Prof. DR. Balthasar Kambuaya, MBA.
berbagai inovasi pengelolaan lingkungan yang sudah
Acara peluncuran buku juga diisi dengan Talk Show
mereka lakukan. Kami kemudian memfasilitasi pembuatan
yang dipandu oleh Andi F. Noya dengan menghadirkan
buku yang berisi tulisan-tulisan mereka tersebut. Ada
masyarakat penerima manfaat PROPER atau para local
dua buku yang kemudian diterbitkan di tahun 2013,
heroes yang telah mengimplementasikan prinsip-prinsip
yaitu buku “A Journey to Gold: Mencapai PROPER Emas,
ekonomi hijau dalam kehidupan kesehariannya.
Menyemai Kebajikan dan Melindungi Lingkungan” dan
buku “Green: Kumpulan Praktek Pengelolaan Lingkungan
Buku-buku ini berisi kumpulan inovasi dan praktek-praktek pengelolaan lingkungan terbaik yang dilakukan oleh perusahaan-
perusahaan yang mendapatkan peringkat peringkat Emas dan Hijau dalam PROPER 2011-2012. Buku ini diharapkan dapat
menginspirasi perusahaan-perusahaan lain untuk mengadopsi dan mengembangkan praktek-praktek terbaik ini sesuai dengan nilai-
nilai, sumberdaya, karakteristik internal dan eksternal masing-masing.
Foto : Koleksi Deputi II
D e p u t i I I - B i d a n g Pe n g e n d a l i a n Pe n ce m a r a n L i n g k u n g a n 13
MENYIAPKAN PROYEK
RESTORASI CILIWUNG
KLH di tahun 2012 telah menjalin kesepakatan dengan pemerintah Korea Selatan untuk
melaksanakan Proyek Percontohan Restorasi Sungai Ciliwung. Menindaklanjuti kesepakatan
tersebut, kantor kami bersama Biro Bantuan Luar Negeri KLH terus aktif melakukan beberapa
kegiatan persiapan dan perencanaan yang dibutuhkan. Tidak hanya untuk masalah
perencanaannya saja, tetapi juga masalah kerjasama dengan lembaga lain dan perizinan
dari fasilitas-fasilitas yang akan dibangun.
Kegiatan Percontohan Restorasi Sungai Ciliwung akan perbaikan kondisi ruas Sungai Ciliwung sepanjang 470 meter yang bersebelahan
dengan Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat dan pembangunan IPAL berkapasitas 500 m3/hari yang akan mengolah air limbah masjid yang
sebelumnya dialirkan langsung ke sungai tersebut. Selain itu, sebuah bangunan Eco Education Center tentang restorasi sungai juga
akan dibuat di lahan masjid. Dalam pelaksanaannya, kegiatan percontohan restorasi ini akan melakukan pengerukan lumpur 20.000
ton, pemasangan pintu air dan perbaikan bantaran sungai.
Proyek Percontohan Restorasi Sungai Ciliwung dirintis Technology Institute (KEITI) dan The Korea International
sejak tahun 2012 sebagai bagian dari kerangka Master Cooperation Agency (KOICA). Proyek ini bertujuan untuk
Plan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi memberikan contoh yang dapat diterapkan Indonesia
Indonesia (MP3EI). Kegiatan ini merupakan kerjasama KLH untuk memulihkan kualitas sungai-sungai yang ada.
dengan pemerintah Korea Selatan, khususnya dengan Tentunya berdasarkan pengalaman dan teknologi yang
lembaga-lembaga Korea Environmental Industry and dimiliki Korea Selatan.
14 B U K U TA H U N A N 2 0 1 3
Foto : Koleksi KLH
Duta Besar Korea Selatan, H.E. Young-Sun Kim didampingi Deputi Bidang Pengendalian Pencemaran Lingkungan, MR. Karliansyah
sudah melakukan peninjauan langsung ke lokasi rencana pembangunan IPAL. Kunjungan tersebut dilakukan guna memastikan
ketepatan dan kesiapan lokasi di lahan Mesjid Istiqlal tersebut. Lokasi trersebut dipilih mengingat posisinya yang berdekatan dengan
Masjid Istiqlal, Gereja Katedral dan Istana Presiden yang merupakan tempat-tempat kunjungan para tamu negara, wisatawan dan
masyarakat.
D e p u t i I I - B i d a n g Pe n g e n d a l i a n Pe n ce m a r a n L i n g k u n g a n 15
MENGEVALUASI
KUALITAS UDARA
44 KOTA
Sebagaimana di tahun-tahun sebelumnya,
kami juga melakukan Evaluasi Kualitas
Udara Perkotaan (EKUP) di tahun 2011.
Total ada 44 kota yang kami evaluasi kinerja
pengendalian kualitas udaranya. Kami
tidak melakukannya sendiri, aparat instansi
lingkungan provinsi kami ikut sertakan
dalam pelaksanaan kegiatan Program
Langit Biru ini. Di akhir kegiatan EKUP,
kami mengumumkan peringkat kota-kota
metropolitan, kota besar dan kota sedang
sesuai hasil penilaiannya masing-masing. Foto : Koleksi Deputi II
16 B U K U TA H U N A N 2 0 1 3
Peserta Evaluasi Kualitas Udara Perkotaan 2013
KOTA METROPOLITAN KOTA BESAR KOTA SEDANG/KECIL
1. Jakarta Pusat 1. Surakarta 1. Serang
2. Jakarta Selatan 2. Batam 2. Mataram
3. Jakarta Timur 3. Bogor 3. Ternate
4. Jakarta Barat 4. Malang 4. Kendari
5. Jakarta Utara 5. Balikpapan 5. Palangkaraya
6. Semarang 6. Yogyakarta 6. Tanjung Pinang
7. Surabaya 7. Bandar Lampung 7. Bengkulu
8. Medan 8. Denpasar 8. Mamuju
9. Bandung 9. Samarinda 9. Jambi
10. Tangerang 10. Banjarmasin 10. Banda Aceh
11. Makassar 11. Padang 11. Pangkal Pinang
12. Depok 12. Pekanbaru 12. Kupang
13. Palembang 13. Manado 13. Gorontalo
14. Bekasi 14. Pontianak 14. Palu
15. Jayapura
16. Ambon
Program Langit Biru merupakan salah satu program Lebih dari sekedar untuk mengetahui kualitas
unggulan KLH untuk mengendalikan pencemaran udara. udara perkotaan dan upaya yang sudah dilakukan
Sebagai bagian dari program tersebut, kami setiap tahun pemerintahnya, EKUP pada akhirnya juga akan
menyelenggarakan kegiatan Evaluasi Kualitas Udara menghasilkan rekomendasi perbaikan kebijakan,
Perkotaan (EKUP). Di tahun 2013, EKUP diikuti oleh 44 strategi dan rencana aksi pengelolaan kualitas udara bagi
kota di 32 provinsi, yaitu terdiri dari 14 kota metropolitan, tiap kota. Melalui EKUP, kami mendorong pemerintah
14 kota besar dan 16 kota sedang/kecil (lihat tabel). Total kota untuk mendorong penerapan konsep Transportasi
ada 28 kota luar Jawa yang ikut serta dalam EKUP 2013, Berwawasan Lingkungan (Environmentally Sustainable
termasuk antara lain kota-kota Ternate, Kendari, Banda Transportation) di kotanya masing-masing.
Aceh, Kupang, Gorontalo dan Jayapura.
D e p u t i I I - B i d a n g Pe n g e n d a l i a n Pe n ce m a r a n L i n g k u n g a n 17
Foto : Koleksi Deputi II
Lingkup kegiatan dalam EKUP yang dilangsungkan semakin sedikit pula emisi berbahaya yang dikeluarkan
antara bulan Maret sampai Oktober 2013 itu antara lain dari proses pembakarannya.
meliputi uji emisi ranmor selama 3 hari yang dilakukan
terhadap 500 kendaraan pribadi per hari di tiap kota.
Kegiatan lainnya adalah pemantauan kualitas udara
Evaluasi Melibatkan
jalan raya (roadside monitoring) dan penghitungan Pemerintah Daerah
kinerja lalu lintas (kecepatan lalu lintas dan kerapatan Seperti yang kami lakukan di tahun 2012, di tahun
kendaraan di jalan raya) yang dilakukan secara serentak ini kami juga melibatkan pemerintah provinsi dalam
di 3 (tiga) ruas jalan arteri yang dipilih bersama dan pelaksanaan EKUP. Melalui mekanisme dekonsentrasi,
dianggap mewakili suatu kota. kami meminta pemerintah provinsi berperan sebagai
pelaksana kegiatan sedangkan kami berperan sebagai
Selain itu, sebagai salah satu upaya untuk menurunkan
pembina dan pengawas kegiatan.
pencemaran udara di kota dilakukan pemantauan
kualitas bahan bakar di SPBU. Kualitas bahan bakar Untuk meningkatkan kapasitas dan pengetahuan
sangat berpengaruh terhadap emisi yang dihasilkan, berkaitan dengan pelaksanaan EKUP, kami
semakin baik kualitas bahan bakar tersebut maka menyelenggarakan kegiatan Bimbingan Teknis (Bintek)
Pertemuan teknis diadakan oleh tiap instansi lingkungan provinsi guna memantapkan kesiapan petugas-petugas dan sumber daya
lain yang akan digunakan di kota-kota peserta EKUP. Salah satunya adalah pertemuan teknis yang diadakan BPLH Provinsi Sulawesi
Tengah di Kota Palu dengan melibatkan staf KLH.
Foto : Istimewa
18 B U K U TA H U N A N 2 0 1 3
Foto : Koleksi Deputi II
Tampak dalam foto, Deputi Pengendalian Pencemaran Lingkungan Dr. Karliansyah mendampingi Menteri LH Prof. Dr, Balthasar
Kambuaya menyerahkan penghargaan kepada para wakil dari kota-kota peserta EKUP yang mendapat nilai terbaik.
yang diikuti oleh 64 orang pelaksana dari 32 provinsi. Secara garis besar, kualitas udara di 15 kota menunjukkan
Dalam acara yang diadakan pada tanggal 27-28 Maret hasil yang baik, karena tingkat pencemarannya tidak
2013 ini, pelaksana daerah diperkenalkan dengan buku melampaui baku mutu.
Petunjuk Teknis Pelaksanaan EKUP. Para peserta juga
diberi kesempatan untuk mendiskusikan berbagai
kendala yang pernah dan akan ditemukan di lapangan.
Rekomendasi EKUP
Kegiatan pengukuran kualitas udara perkotaan
memberikan banyak manfaat, diantaranya dapat
Hasil Evaluasi Kualitas Udara meningkatkan kesadaran pengambil keputusan untuk
Perkotaan menurunkan pencemaran udara di wilayahnya. Hasil EKUP
dapat dijadikan dasar pertimbangan dalam menetapkan
Di akhir EKUP 2013, kami menetapkan lima kota dari kebijakan, strategi dan rencana aksi pengelolaan kualitas
3 kategori sebagai kota-kota dengan kualitas udara udara di tiap kota, termasuk rencana penerapan konsep
terbaik. Ke-15 kota terbaik tersebut adalah (sesuai abjad): Transportasi Berwawasan Lingkungan (Environmentally
Sustainable Transportation).
• Kota metropolitan: Bandung, Jakarta Barat,
Jakarta Pusat, Surabaya dan Tangerang,. Berkaitan dengan hal tersebut, kami menyarankan agar
pemerintah dapat menetapkan kebijakan pembatasan
• Kota besar: Bandar Lampung, Malang, Manado, penggunaan kendaraan pribadi. Hal ini sudah menjadi
Padang dan Pontianak. tuntutan kebutuhan, karena tidak mungkin menambah
kapasitas jalan ataupun ruas jalan secara terus menerus.
• Kota sedang/kecil: Ambon, Banda Aceh, Selain itu, kami juga menyarankan agar pemberlakuan
Palangkaraya, Palu dan Serang. kewajiban uji emisi sebagai prasyarat perpanjangan
STNK untuk segera diterapkan.
D e p u t i I I - B i d a n g Pe n g e n d a l i a n Pe n ce m a r a n L i n g k u n g a n 19
20 B U K U TA H U N A N 2 0 1 3
Mengembangkan
Percontohan IPAL
Salah satu sasaran strategis kami adalah mendorong
dan memfasilitasi replikasi model pengendalian
pencemaran air dan udara. Oleh karena itu, kami terus
mengembangkan beberapa model pengolahan air limbah
di beberapa daerah, baik untuk limbah domestik maupun
untuk usaha skala kecil. Tahun 2013 lalu, lebih dari 40
sarana pengolahan air limbah sudah kami bangun di
berbagai daerah.
D e p u t i I I - B i d a n g Pe n g e n d a l i a n Pe n ce m a r a n L i n g k u n g a n 21
Untuk mengatasi pencemaran limbah akibat aktivitas
rumah tangga maupun usaha skala kecil, melalui Asdep
Pengendalian Pencemaran Agroindustri dan Usaha Skala
Kecil, kami membangun sarana instalasi pengolahan
air limbah (IPAL) baik yang bersifat komunal maupun
perseorangan. Tahun 2013 ini, kami membangun 5 sarana
IPAL untuk limbah domestik, 6 sarana IPAL untuk industri
tahu, dan 1 sarana IPAL untuk industri batik. Selain
membangun IPAL, kami juga memberikan bantuan 29
unit alat digester ternak, 2 unit alat pemanfaatan limbah
ikan dan 3 unit fasilitas minimisasi limbah untuk kegiatan
usaha skala kecil.
Melakukan Kerjasama
dengan Mitra Strategis
Dalam pembangunan sarana ini, kerjasama dengan
mitra strategis menjadi kunci keberhasilan. Pemerintah
22 B U K U TA H U N A N 2 0 1 3
Foto : Koleksi Deputi II
D e p u t i I I - B i d a n g Pe n g e n d a l i a n Pe n ce m a r a n L i n g k u n g a n 23
MEMADUKAN PENGELOLAAN
DAERAH ALIRAN SUNGAI BRANTAS
Banyak upaya yang sudah dilakukan untuk mengelola kualitas lingkungan daerah aliran sungai
atau wilayah sungai Brantas, baik yang dilakukan KLH, Kementerian Pekerjaan Umum, pemerintah
Provinsi Jawa Timur, maupun pemerintah-pemerintah kabupaten/kota yang terletak di sekitar
Sungai Brantas. Sayangnya, upaya-upaya tersebut dinilai belum mampu berpengaruh banyak
terhadap penurunan kualitas lingkungan wilayah di sekitar Sungai Brantas. Sesuai rekomendasi
Kementerian Lingkungan Hidup, KLH melalui Kedeputian Pengendalian Pencemaran Lingkungan
akan segera mengambil langkah-langkah strategis untuk memadukan upaya pengelolaan
lingkungan di wilayah tersebut.
Ada 29 wilayah sungai (WS) yang digolongkan sebagai Seluruh kegiatan-kegiatan yang sudah dilakukan
prioritas nasional dalam Keputusan Presiden Republik pihak-pihak tersebut di atas sayangnya dinilai belum
Indonesia No. 12 Tahun 2012 tentang Penetapan Wilayah memberikan hasil yang optimal. Kualitas lingkungan dan
Sungai. Artinya, pemerintah pusat harus turut menjaga fungsi WS Brantas terus menurun. Badan Pemeriksaan
kualitas lingkungan dan keberfungsian dari ke-29 WS Keuangan (BPK) dalam Laporan Hasil Pemeriksaan
tersebut. Salah satunya adalah Wilayah Sungai Brantas Terinci (Kinerja) pada Pengelolaan Daerah Aliran Sungai
(WS Brantas) yang memiliki panjang 320 km dengan luas Brantas menyebutkan bahwa masih terdapat beberapa
wilayah mencakup 25% dari wilayah Jawa Timur. Walau kelemahan dalam kegiatan pengelolaan kualitas
memiliki fungsi yang sangat penting, kualitas lingkungan daerah tersebut. Salah satu kelemahannya adalah
WS Brantas saat ini terus saja mengalami penurunan. belum dilakukannya inventarisasi sumber pencemar
Penyebabnya antara lain karena maraknya penebangan yang akurat dan handal untuk dapat dijadikan acuan
hutan, pembuangan limbah, alih fungsi lahan dan bersama dan belum ditetapkannya daya tampung oleh
pemanfaatan lahan yang tidak memperhatikan aspek KLH. Demikian juga halnya dengan daya dukung dan
konservasi tanah dan air. daya tampung DAS Brantas. BPK menganggap upaya
tersebut merupakan tugas yang harus dijalankan KLH
BANYAK TAPI BELUM sesuai dengan amanat Peraturan Pemerintah No. 82
24
24 B U K U TA H U N A N 2 0 1 3 Foto : Istimewa
IPLC yang masa berlakunya sudah habis. Kabupaten/ perpipaan air limbah, perhatian khusus juga akan
kota juga dinilai belum mampu memanfaatkan diberikan untuk pembenahan penggunaan unit-unit
instrumen pengawasan terhadap kewajiban-kewajiban setempat dan pengelolaan lumpur tinja yang berasal
dokumen lingkungan. Banyak industri belum memiliki dari unit-unit tersebut.
dokumen lingkungan, baik dokumen Analisis Mengenai
Kedeputian kami juga akan berupaya untuk lebih
Dampak Lingkungan Hidup maupun dokumen Upaya
bersinergi dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan
Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan
lembaga-lembaga lainnya. Beberapa pertemuan akan
Lingkungan (UKL/UPL). Pengawasan terhadap kewajiban
kami adakan dengan pihak-pihak terkait guna menyusun
penyampaian laporan pelaksanaan Rencana Pengelolaan
atau menyelaraskan program masing-masing. Kami
Lingkungan dan Rencana Pemantauan Lingkungan
ingin memprakarsai penyusunan rencana bersama
(RKL/RPL) maupun UKL/UPL. Keterbatasan kapasitas
(joint plan) Kementerian dan Lembaga terkait baik
instansi lingkungan setempat dan ketersediaan Pejabat
ditingkat pusat, pemerintah provinsi dan pemerintah
Pengawas Lingkungan Hidup Daerah (PPLHD) menjadi
kabupaten/kota. Rencana tersebut akan disusun sesuai
alasan utamanya.
amanah PP 82 tahun 2001 tentang Pengelolaan Air
Sungai Brantas juga menghadapi masalah pencemaran Dan Pengendalian Pencemaran Air dan PP 38 tahun
air limbah domestik. Inisiatif Kementerian PU dengan 2011 tentang Sungai dengan titik berat pada kegiatan
membangun ratusan prasarana MCK dan IPAL komunal terkait seperti rencana pendayagunaan air, kriteria
dinilai belum efektif untuk mengurangi masuknya air mutu air, penetapan kelas air, penetapan baku mutu
limbah domestik ke Sungai Brantas. Program tersebut air, mekanisme pemantauan, status mutu air, pedoman
belum berhasil mendorong pemerintah-pemerintah inventarisasi sumber pencemar, kebijakan nasional
daerah untuk mereplikasi prasarana serupa di daerah- pengendalian pencemaran air, daya tampung, retribusi,
daerah lainnya. Dengan demikian, jumlah prasarana izin pembuangan/pemanfaatan limbah, pembangunan
sanitasi terbangun belum mampu untuk mengendalikan sarana dan prasarana pengelolaan limbah rumah tangga,
masuknya air limbah domestik ke Sungai Brantas secara konservasi air sungai, pemanfaatan sempadan sungai,
optimal. Demikian juga untuk upaya lain yang dilakukan rekayasa vegetasi, inventarisasi sumber pencemar,
pemerintah daerah. Semuanya belum cukup untuk pengawasan pembuangan limbah ke sungai, drainase
mengendalikan dampak air limbah domestik. kota dan resapan air.
D e p u t i I I - B i d a n g Pe n g e n d a l i a n Pe n ce m a r a n L i n g k u n g a n 25
PENGEMBANGAN
KEBIJAKAN & PEDOMAN
Kami bertugas juga untuk mengembangkan beberapa kebijakan dan pedoman dalam pengendalian
pencemaran udara. Di tahun 2013, ada beberapa baku mutu air limbah dan emisi yang sudah
mulai kami susun. Belum semua draft kebijakan dapat difinalkan karena kami masih berkeingingan
untuk membahasnya lebih rinci dengan wakil-wakil pihak berkepentingan. Beberapa pedoman
juga masih ingin kami ujicobakan agar pedoman yang kami hasilkan nantinya benar-benar dapat
diaplikasikan dengan baik. Semua kebijakan dan pedoman tersebut akan kami selesaikan di tahun
anggaran 2014
Penyusunan Baku Mutu udara industri makanan & minuman
l. Pedoman pengawasan pengendalian pencemaran air &
a. Baku Mutu Air Limbah Bagi Kegiatan Utilitas
udara industri penyamakan kulit
b. Rancangan Kriteria Proper
m Pedoman pengolahanlimbah batik skala rumah tangga
c. Revisi Baku Mutu Air Limbah Domestik
n. Petunjuk teknis dekonsentrasi pengendalian
d. Baku Mutu Air Limbah bagi kegiatan industi aki basah
pencemaran udara sumber bergerak
e. Revisi Baku Mutu air limbah kegiatan tambang
batubara
f. Baku Mutu emisi kegiatan pertambangan
Pelaksanaan Kajian
g. Rancangan permen LH tentang Baku Mutu emisi alat a. Baku mutu limbah bagi kegiatan gula rafinasi
berat tipe baru b. Penetapan daya tampung beban pencemaran sungai
citarum
Penyusunan Pedoman c. Penetapan daya tampung beban pencemaran sungai
a. Pedoman pengawasan Industri monosodium glutamat brantas
b. Pedoman pengawasan kawasan industri d. Faktor emisiindustri pulp and paper
c. Pedoman pengawasan industri oleokimia dasar e. Penurunan beban pencemaran
d. Pedoman pengawasan industri smelting f. Best practice pengelolaan lingkungan
e. Pedoman penilaian proper g. Pemanfaatan air limbah industri susu
f. Petunjuk teknis dekonsentrasi pengawasan h. Pemanfaatan air limbah industri karet
pelaksanaan pengelolaan penilaian kinerja pengelola i. Perhitunganbeban pencemar limbah tapioka
lingkungan hidup (proper) pedoman penilaian proper j. Muatan teknis penyusunan zona kawasan kebisingan
g. Pedoman teknis penentuan baku mutu air limbah multi bandara
produk k. Naskah akademis perijinan emisi gas buangalat berat
h. Pedoman pengawasan pengendalian pencemaran air & tipe baru
udara industri olahan kelapa l. Naskah akademis emisi gas buang alat berat
i. Pedoman pengawasan pengendalian pencemaran air & m Policy paper baku mutu emisi kereta api in-use
udara industriminyak kelapa n. Naskah akademis kebisingan lingkungan
j. Pedoman pengawasan pengendalian pencemaran air & o. Naskah akademisemisi kapal laut
udara industriolahan daging p. Naskah akademispengembang standar emisi
k. Pedoman pengawasan pengendalian pencemaran air & kendaraan euro 4
FFoto
Fo
Fot
otto : Ko
o Koleksi
Kollek Deputi
ekkssii De
D
Dep
eep
pu
put
utttii IIII
uti Foto : Koleksi Qipra
26
26 B U K U TA H U N A N 2 0 1 3
MENGUJI EMISI
38 JENIS RANMOR BARU
Foto : Istimewa
Sebagai bagian dari rangkaian kegiatan rutin Program Langit Biru, kami di tahun 2013 juga
mengevaluasi penaatan baku mutu emisi (BME) dari berbagai jenis kendaraan bermotor
(ranmor) tipe baru. Ada 38 jenis yang kami evaluasi emisinya, dimana 10 di antaranya adalah
ranmor roda dua. Hasilnya, semua jenis ranmor sudah memenuhi BME HC dan NOx yang
ditetapkan
D e p u t i I I - B i d a n g Pe n g e n d a l i a n Pe n ce m a r a n L i n g k u n g a n 27
Foto : Istimewa
Foto : Istimewa
Honda Freed berhasil mendapatkan nilai tertinggi untuk kategori kendaraan bermotor roda empat berbahan bakar bensin. Sementara
itu Mercedes Benz ML 250 CDI (4x4) mendapatkan nilai tertinggi untuk kategori kendaraan bermotor roda empat berbahan bakar solar.
28 B U K U TA H U N A N 2 0 1 3
Foto : Koleksi AHM
Sepeda motor Honda, khususnya jenis All New Honda BeAT- FI dinobatkan sebagai produk kendaraan bermotor roda dua yang paling
ramah lingkungan, Penghargaan diberiken ke wakil PT Astra Honda Motor (AHM) oleh Menteri Lingkungan Hidup Prof. DR. Balthasar
Kambuaya, MBA dalam acara Public Expose Program Langit Biru 2013 di Hotel Dharmawangsa, Jakarta.
untuk mempromosikan ranmor ramah lingkungan Dari 17 jenis ranmor roda empat berbahan bakar bensin
melalui mekanisme pasar. yang kami uji, Honda Freed 2 AG (KC5) 96 mendapatkan
nilai tertinggi sehingga kami menetapkannya sebagai
Pelaksanaan pengujian emisi dilakukan di dua tempat, pemenang untuk kategori ini. Untuk kategori ranmor
yaitu Balai Pengujian Thermodinamika dan Propulsi roda empat berbahan bakar solar, dari 11 jenis ranmor
untuk uji emisi kendaraan bermotor tipe baru kategori M, yang diuji, kami menetapkan Mercedes Benz ML 250
dan Balai Pengujian Laik Jalan dan Sertifikasi Kendaraan CDI (4x4) sebagai pemenangnya. Sedangkan untuk
Bermotor untuk kategori L. Keduanya merupakan kategori ranmor roda dua, dari 10 jenis yang diuji, kami
menetapkan Honda NC11BF1D A/T 95 sebagai peraih
laboratorium yang terakreditasi dan dilengkapi dengan
nilai tertinggi.
sarana pengujian yang tersertifikasi.
TINDAK LANJUT EVALUASI
HASIL UJI MEMENUHI BAKU BAKU MUTU EMISI
MUTU EMISI Kami menyadari pentingnya melakukan pemantauan
Semua unit ranmor yang kami uji, baik roda empat dari hasil evaluasi baku mutu emisi gas buang terhadap
kendaraan bermotor tipe baru. Hal ini dilakukan
maupun sepeda motor, menunjukkan hasil memenuhi
untuk memastikan agar pihak industri otomotif terus
baku mutu emisi gas buang. Hal ini tentu dipengaruhi
melakukan perbaikan dari segi teknologi pengontrolan
oleh adanya peraturan pemerintah yang mewajibkan
emisi. Untuk itu, kami melakukan penilaian Conformity
produsen ranmor untuk menggunakan standar of Production (COP), yaitu evaluasi konsistensi yang
teknologi EURO 2 bagi kendaraan roda empat dan dilakukan terhadap produk-produk yang telah lulus
EURO 3 bagi sepeda motor. Adanya perbaikan teknologi uji emisi. Selain itu, kami juga mempublikasikan hasil
pengendalian emisi, diharapkan dapat memberikan evaluasi secara terbuka melalui kegiatan pemberian
kontribusi dalam menurunkan polusi udara. penghargaan Program Langit Biru, juga dalam bentuk
buku yang disebarluaskan kepada masyarakat.
Harapannya agar masyarakat memilih produk-produk
yang ramah lingkungan.
D e p u t i I I - B i d a n g Pe n g e n d a l i a n Pe n ce m a r a n L i n g k u n g a n 29
PENERBITANPEMBUANGAN
IZINLIMBAH CAIR
Berdasarkan UU No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup serta Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran dan/
atau Perusakan Laut, setiap usaha atau kegiatan pembuangan limbah wajib mendapatkan
izin dari Menteri Negara Lingkungan Hidup. Berkaitan dengan hal itu, kami melakukan
pengawasan untuk memastikan air limbah yang dibuang sudah sesuai dengan ketentuan.
Hasil pengawasan yang kami lakukan tersebut kemudian menjadi rekomendasi yang kami
serahkan kepada Menteri LH dalam menerbitkan izin pembuangan limbah.
30
30 B U K U TA H U N A N 2 0 1 3
tersebut, pemilik usaha diwajibkan untuk melakukan
Memroses Penerbitan Izin pemantauan secara berkala dan melaporkan hasil
Secara Ketat pemantauan setidaknya setiap 3 bulan sekali. Kami
mengevaluasi hasil pemantauan ini dengan teliti
Persyaratan untuk memperoleh izin pembuangan air untuk memastikan usaha pembuangan air limbah taat
limbah sangat ketat dan proses penerbitan izin dilakukan terhadap ketentuan yang telah ditetapkan.
dalam 90 hari. Kami melibatkan tiga kantor asdep kami,
Kegiatan pemantauan perizinan ini juga dilakukan secara
Asdep PP-MPJ, Asdep PP-PEM dan Asdep PP-AUK, untuk
virtual sehingga masyarakat dapat turut mengawasi
melakukan kajian dan analisis terlebih dahulu terhadap
terhadap izin yang sudah diberikan sekaligus dapat
setiap dokumen persyaratan yang diajukan. Setelahnya,
melaporkan apabila izin tersebut disalahgunakan. Kami
kami juga mengunjungi lapangan untuk memverifikasi
tidak segan-segan akan merekomendasikan kepada
persyaratan secara langsung. Hal ini kami lakukan untuk
Menteri LH untuk mencabut izin terhadap usaha yang
memastikan kegiatan pembuangan air limbah ini sesuai
melanggar.
dengan prosedur yang ditetapkan.
Foto : Istimewa
D e p u ttii I I - B i d a n g Pe
P e n g e n d a l i a n Pe
Pe
enn ce
ce
ema
m
maa rran
raaan
n L i ng
ngku
unn
ngg aan
n 31
31
2014 KAMI
DATANG
Tahun 2014 merupakan tahun terakhir dimana kami harus memenuhi sasaran dan target
yang ada dalam dokumen Rencana Strategis Deputi II Tahun 2010-2014. Tentu kami harus
bekerja ekstra keras untuk memenuhinya, bahkan sedapat mungkin melebihi sasaran dan
target yang sudah ditentukan tersebut. Dan, pada akhirnya mampu menghasilkan tingkat
penurunan beban pencemaran dari sumber-sumber manufaktur prasarana dan jasa dan
limbah domestik, agroindustri dan usaha skala kecil, pertambangan energi dan migas
serta emisi udara.
Kami di tahun 2014 akan mengembangkan peraturan, pedoman, maupun kajian-kajian
yang dapat digunakan sebagai acuan bagi para pemangku kepentingan untuk secara
serentak dan searah mengendalikan pencemaran di wilayah kewenangannya masing-
masing. Peningkatan ketatapemerintahan juga akan kami prioritaskan, khususnya melalui
peningkatan kapasitas sumber daya manusia, baik pada diri kami sendiri maupun di jajaran
pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten/kota maupun untuk para penanggungjawab
usaha atau kegiatan.
Pemahaman masyarakat juga menjadi kunci keberhasilan pengendalian pencemaran.
Untuk itu, kami akan tetap mengembangkan model-model fasilitas pengolahan limbah
sederhana yang direncanakan bersama masyarakat. Dengan keterlibatan masyarakat,
aspek keberlanjutan upaya perbaikan kualitas lingkungan akan lebih terjaga.
Kami menyadari bahwa tantangan di depan masih berat. Banyak hal masih perlu dibenahi
agar kami dapat memenuhi sasaran dan target yang lebih tinggi lagi. Berbagai kegiatan
akan kami lanjutkan pelaksanaannya di tahun 2014 dengan intensitas yang lebih tinggi.
Misalnya, EKUP dan PROPER dengan jumlah peserta yang lebih tinggi. Kerjasama dengan
pemerintah daerah juga akan terus dioptimalkan. Kami akan berupaya untuk mendapatkan
lebih banyak mitra strategis, dalam dan luar negeri. Hanya dengan dukungan
semua pihaklah, upaya pengendalian pencemaran
lingkungan di Indonesia akan lebih baik.
Foto : Istimewa
32
32 B U K U TA H U N A N 2 0 1 3
D e p u t i I I - B i d a n g Pe n g e n d a l i a n Pe n ce m a r a n L i n g k u n g a n 33
Deputi Bidang Pengendalian Pencemaran Lingkungan
Kementerian Lingkungan Hidup Republik Indonesia
Gedung B –Lt. 4, Jl. D.I. Panjaitan Kav. 24, Jakarta 13410