Penanggung Jawab
Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bali
Dewan Redaksi
Dr. drh. I Made Rai Yasa, MP (Sistem Usaha Pertanian)
Ir. I Ketut Kariada, M.Sc. (Budidaya Pertanian)
Dr. Ir. Ni Wayan Trisnawati, M.M.A. (Teknolongi Pasca Panen)
Dr.I Gusti Komang Dana Arsana,SP.M.Si (Budidaya Pertanian)
I Ketut Mahaputra, SP.MP (Sosial Ekonomi Pertanian)
Ir. Ida Ayu Parwati, MP (Sistem Usaha Pertanian)
drh. Nyoman Suyasa, M.Si (Sistem Usaha Pertanian)
I Nyoman Adijaya, SP.MP (Budidaya Pertanian)
Hadis Jayanti, SP.MP (Hama dan Penyakit Tanaman)
Mitra Bestari
Prof. Ir.M Sudiana Mahendra, MAppSc, Ph.D (Ilmu Lingkungan)
Prof.Ir.I Made S. Utama, M.S,Ph.D (Teknologi Pascapanen Hortikultura)
Prof. (Riset) Dr. I Wayan Rusastra, M.S (Agroekonomi dan Kebijakan Pertanian)
Prof. (Riset) Dr. Ir. Rubiyo, M.Si (Pemuliaan dan Genetika Tanaman)
Redaksi Pelaksana
drh. I Nyoman Sugama
M.A Widyaningsih, SP
drh. Berlian Natalia, M.Si
Anella Retna Kumala Sari, MP
Rachmad Dharmawan, S.Pt. M.Pt.
Alamat Redaksi
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) - Bali
Jl. By Pass Ngurah Rai, Pesanggaran, Denpasar Selatan, Denpasar, Bali 80222
PO.BOX 3480
Telepon/ Fax: (+62361) 720498
email: bptp_bali@yahoo.com
website: http://www.bali.litbang.deptan.go.id
Buletin Teknologi dan Informasi Pertanian memuat pemikiran ilmiah, hasil – hasil kelitbangan,
atau tinjuan kepustakaan bidang pertanian secara luas yang belum pernah diterbitkan pada
media apapun, yang terbit tiga kali dalam satu tahun setiap bulan April, Agustus, dan Desember
Bul. Tek & Info Pertanian Vol. 19 No. 1 Hal. 1 - 79 Denpasar ISSN: 1693 - 1262
April 2021
KERAGAAN PERTUMBUHAN DAN HASIL SERTA POLA PANEN DUA VARIETAS CABAI
LOKAL DI DESA ANTAPAN, KECAMATAN BATURITI, KABUPATEN TABANAN
I Nyoman Adijaya .............................................................................................................. 19-25
Yennita Sihombing
ABSTRACT
Local Food Diversification to Support Food Security in the Covid-19 Pandemic Time
The impact of the Covid-19 pandemic has disrupted various aspects of life from health, social, economy,
and various others, in most parts of the world. One of the main problems is with regard to food security which
is currently very busy in public discussion as a consequence of the COVID-19 pandemic which is increasingly
widespread, especially in Indonesia.Food is a pillar primary for the needs of the Indonesian people, therefore
the importance of special attention from many parties in an effort to meet the needs of the community and on
how to anticipate food security during the Covid-19 pandemic.Objective of this paper is to analyze accomplishment
of local food consumption diversification and to formulate strategyfor local food based food consumption
diversification.The results showed that there was reduction in local food consumption including that in theregions
with localfood based staple food pattern previously. Development of local food diversification as part of
foodsovereignty implementation should be conducted together by all stakeholders. Some efforts to take are
formulatingand implementing policy strategy related to optimizing land potential use and local food consumption
habit, as wellas development of local food production, industry and local food consumption.
ABSTRAK
Dampak dari pandemi covid-19 telah mengganggu berbagai aspek kehidupan mulai kesehatan, sosial,
ekonomi dan beragam lain sebaginya, di sebagian besar belahan dunia. Salah satu persoalan utamanya adalah
berkenaan ketahanan pangan yang saat ini menjadi sangat ramai dalam perbincangan publik sebagai
konsekuensi dari pandemi covid-19 yang semakin meluas khususnya di Negara Indonesia. Pangan adalah
suatu tonggak utama bagi kebutuhan masyarakat Indonesia, maka dari itu pentingnya perhatian khusus dari
banyak pihak dalam upaya memenuhi kebutuhan masyarakat dan tentang bagaimana untuk mengantisipasi
ketahanan pangan di masa pandemic covid-19.Tulisan ini bertujuan untuk menganalisis capaian diversifikasi
konsumsi pangan lokaldan menyusun strategi pengembangan diversifikasi pangan berbasis pangan lokal.
Hasil kajian menunjukkan telah terjadi penurunan konsumsi panganlokal, termasuk di wilayah yang sebelumnya
mempunyai pola pangan pokok berbasis pangan lokal.Pengembangan diversifikasipangan lokal sebagai bagian
untuk mewujudkan kedaulatan pangan hendaknya dilakukan oleh semua kalangan. Upaya tersebut dapat
dilakukan dengan menyusun dan implementasi strategi kebijakan terkait optimalisasi pemanfaatan potensi
lahan dan kebiasaan mengkonsumsi pangan lokal, serta pengembangan produksi, industri, dan konsumsi
pangan lokal.
Upaya yang dilakukan untuk pengembangan Abdullah, S. 2020. Ancaman rawan pangan di
diversifikasi pangan dilakukan dengan tengah pandemi Covid-19. https://
memanfaatkan potensi lahan dan kebiasaan kedaulatan pangan.org/ancaman-rawan-
mengkonsumsi pangan lokal di masyarakat, pangan-di-tengah-pandemi-covid-19/.
sebagai berikut: (1) memanfaatkan potensi lahan Diakses 21 Januari 2021.
dan kebiasaan mengkonsumsi pangan lokal
Alfiky, A.,Kaule,G., and Salheen, M. 2012.
untuk mendukung penekanan diversifikasi
Agriculture fragmentation of the nile delta; a
pangan dalam UU Pangan; (2) memanfaatkan
modeling apporoach to measuring agri-
potensi lahan dan kebiasaan mengkonsumsi
cultural land deterioration in Egyptian Nile
pangan lokal dalam rangka mengantisipasi
Delta. Procedia Environmental Sciences, 14,
merebaknya rumah makan dengan pangan
79-97. https://Doi.Org/10.1016/j.Proenv.,
modern/ import; (3) meningkatkan kebijakan
n.d..Diakses 21 Januari 2021.
produksi dan industri pangan lokal dalam rangka
mendukung penekanan diversifikasi pangan Anonimous. 2020. Ketahanan pangan Indonesia
dalam UU Pangan; (4) meningkatkan kebijakan di masa pandemi. https://www.umy.ac.id/
produksi dan industri pangan lokal agar mampu ketahanan-pangan-indonesia-di-masa-
mengantisipasi merebaknya rumah makan pandemi.html.Diakses 21 Januari 2021.
dengan pangan modern/import (Hardono, 2014). Anonimous. 2020. Gerakan ketahanan pangan
pada masa pandemi Covid-19. http://
pse.litbang.pertanian.go.id/ind/index.php/
KESIMPULAN covid-19/program-kegiatan/367-gerakan-
ketahanan-pangan-pada-masa-pandemi-
Seiring dengan menguatnya adopsi dan covid-19.Diakses 21 Januari 2021.
praktik budaya pangan nasional dan global oleh
masyarakat Indonesia, budaya pangan lokal Ariani M. 2010. Diversifikasi pangan
yang telah lama dipraktikkan oleh masyarakat pokokmendukung swasembada beras.
tidak hilang begitu saja.Masyarakat Indonesia ProsidingPekan Serealia Nasional. ISBN:
memiliki traditional food system yang diwariskan 978-979-8940-29-3.
dari generasi kegenerasi di berbagai daerah.Hal Ariani, M. dan J. Pitono. 2013. Diversifikasi
ini ditandai oleh masih adanya produksi, distribusi konsumsi pangan: kinerja dan perspektif ke
dan konsumsi pangan lokal, meskipun dalam depan. hal. 216-245. Dalam M. Ariani, K.
skala dan praktiknya yang terbatas. Suradisastra, N.S. Saad, R. Hendayana, dan
Potensi ketersediaan pangan lokal Indo- E. Pasandaran (Eds.). Diversifikasi Pangan
nesia memang sangat melimpah. Namun dan Transformasi Pembangunan Pertanian.
demikian, hingga saat ini kontribusinya dalam Badan Penelitian dan Pengembangan
mendukung ketahanan pangan masih sangat Pertanian. IAARD Press. Jakarta.
rendah. Hal ini antara lain disebabkan oleh
kurangnya inovasi teknologi terhadap produk Ariani, M. 2016. Pergeseran konsumsi pangan
pangan lokal tersebut sehingga produk yang lokal, suatu keprihatinan. dalam pangan
dihasilkan belum mampu menarik minat konsu- lokal: budaya, potensi dan prospek
men pangan di Indonesia. Untuk itu, diversifikasi pengembangan. Jakarta: IAARD Press.
pangan lokal yang meliputi inovasi teknologi Astuti, R.D., Sujarwo dan K. Hidayat. 2015. Peran
produk pangan lokal mutlak harus dilakukan, kelembagaan lokal dalampengembangan
bukan saja terhadap aspek mutu, gizi, dan diversifikasi pangan. Agrise, 15(3):136-146.
keamanan, tetapi yang tidak kalah penting juga
harus menyentuh aspek preferensi konsumen. Badan Ketahanan Pangan. 2012. Direktori
Khususnya di bidang keanekaragaman pangan, pengembangan konsumsi pangan. Badan
diversifikasi pangan lokal diharapkan dapat Ketahanan Pangan. Jakarta
berperan dalam meningkatkan nilai tambah BPS. 2020. Keadaan ketenagakerjaan Indonesia
produk pangan lokal, sehingga produk pangan Februari 2020, No. 40/05/Th. XXIII, 05 Mei
lokal yang dihasilkan menarik minat konsumen. 2020. Badan Pusat Statistik. Jakarta.
1.2,3)
Peneliti pada Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Barat
Kompleks Perkantoran Gubernur Sulawesi Barat
Jln. Abdul Malik Pattana Endang, Mamuju 91552
E-mail: yuttamukhty@gmail.com
ABSTRACT
Banana loka Jonjo is one of the local genetic resources of West Sulawesi Province potential to be utilized
as a source of nutrition, so it needs to be characterized and developed its potential. This study aims were to
determine the morphological characteristics and potency of banana loka Jonjo in West Sulawesi. Observation
was done by survey method and interview with farmer followed by characterization using guide of banana
descriptor. The results showed that banana loka Jonjo was only found in one location, that was in Padang Baka
hamlet, Rimuku village, Mamuju sub district, Mamuju district. Morpholocically banana loka Jonjo almost similar
to banana loka Pere in terms of having long flat leaf shape, upright leaves, symmetrical leaf shape, spiky
rounded heart shape, reddish purple outer heart color, heart position at the end of the stem and the shape of
fruit bunches facing upwards. Loka Jonjo is usually consumed as fresh fruit (table fruit), can also be used as a
processed banana.
Keywords: Loka jonjo; local banana, endemic, morphological character, potential, West Sulawesi
ABSTRAK
Pisang loka Jonjo merupakan salah satu sumber daya genetik lokal Provinsi Sulawesi Barat yang berpotensi
untuk dimanfaatkan sebagai sumber gizi, sehingga perlu dikarakterisasi dan dikembangkan potensinya.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakter morfologi dan potensi pisang loka Jonjo di Sulawesi Barat.
Pengamatan dilakukan dengan metode survei dan wawancara dengan petani dilanjutkan dengan karakterisasi
menggunakan panduan deskriptor pisang. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa pisang Jonjo hanya ditemukan
di satu lokasi yaitu di Dusun Padang Baka, Desa Rimuku, Kecamatan Mamuju, Kabupaten Mamuju. Secara
morfologi karakter pisang loka Jonjo mirip pisang loka Pere yaitu dengan bentuk daun panjang pipih, daun
tegak, letak daun simetris, bentuk jantung bulat lonjong runcing, warna jantung bagian luar ungu kemerahan,
kedudukan jantung di ujung batang dan bentuk tandan buah menghadap keatas. Pisang loka jonjo biasa
dikonsumsi sebagai buah segar (pisang meja), juga dapat dijadikan sebagai pisang olahan.
Kata kunci: Loka jonjo, pisang lokal, endemik, karakter morfologi, potensi, Sulawesi Barat
Karakterisasi morfologi merupakan proses Tabel 2. Deskripsi Morfologi Daun Pisang loka Jonjo
mencari ciri spesifik yang dimiliki oleh tumbuhan
yang digunakan untuk membedakan diantara Uraian Karakteristik
jenis dan antar individu dalam satu jenis suatu
tumbuhan. Jenis pisang loka Jonjo memiliki Bentuk daun Panjang pipih
karakter yang sama dengan pisang loka pere Jumlah daun 5-7
(Heryanto dan Sirappa, 2016), yaitu tinggi Panjang daun 265 cm
Lebar daun < 70 cm
tanaman dan ketegakan batang dimana pisang
Ketegakan daun tegak
loka Jonjo dan pisang loka pere yang berasal Warna tepi tangkai daun Ungu kemerahan
dari Kabupaten Majene sama-sama memiliki Bentuk pangkal daun Meruncing keduanya
tinggi lebih dari 2 meter. Jenis pisang ini Warna daun bagian atas hijau
dikatakan normal karena memiliki tinggi lebih dari Warna daun bagian bawah Kuning kehijauan
1 meter. Secara rinci deskripsi karakter morfologi Susunan daun Selang seling
batang tanaman pisang loka Jonjo dapat dilihat Letak daun Simetris
pada Tabel 1. Warna tulang daun Hijau terang
I Nyoman Adijaya
ABSTRACT
Diversity of Growth and Results and Harvest Pattern of Two Local Chili Varieties
in Antapan Village, Sub-District Baturiti, Tabanan Districts
The research was carried out at Labak Lestari Farmer Group in Antapan Village, Baturiti District, Tabanan
Regency from May 2020 - January 2021. The study used two local varieties of small chilies, namely Local
Antapan and Local Klungkung, each 4 plots per variety with populations of 100 plants/plot on 2 farmers so
there are 16 plots. Plants were planted at a spacing of 60 cm x 40 cm on a 1.0 m wide mound using black silver
plastic mulch. The area of each plot in the treatment was 20 m x 1 m (20 m2) or 100 plants. Observations were
made on the components of plant growth, namely plant height, number of leaves and number of branches,
while for yield components observed the number of fruits, fruit weight, average weight per fruit, fruit diameter
and yield per plot. Red picking is done every 7 days. Agronomic data were analyzed by t-test. The analysis
showed that the local Antapan chili variety had advantages in fruit size such as fruit length, fruit diameter and
weight/fruit which were higher than the local Klungkung variety. Klungkung local variety has significantly higher
productivity (370.0 g/plant) than the local Antapan variety (325.50 g/plant). The higher productivity of Klungkung
local chili variety is supported by higher growth components such as plant height, number of leaves and number
of branches so that they produce more fruit than the local Antapan variety. The peak yield of the two local
varieties tested occurred at the 6-8th harvest with a harvest span of 119 days.
ABSTRAK
Penelitian dilaksanakan di Kelompok Tani Labak Lestari Desa Antapan, Kecamatan Baturiti, Kabupaten
Tabanan dari Mei 2020 - Januari 2021. Kajian menggunakan dua varietas lokal cabai kecil yaitu Lokal Antapan
dan Lokal Klungkung masing-masing 4 petak per varietas dengan populasi 100 tanaman/petak pada 2 orang
petani sehingga terdapat 16 petak. Tanaman ditanam dengan jarak tanam 60 cm x 40 cm pada guludan dengan
lebar 1,0 m menggunakan mulsa plastik hitam perak. Luas masing-masing petak dalam perlakuan yaitu 20 m
x 1 m (20 m2) atau 100 tanaman. Pengamatan dilakukan terhadap komponen pertumbuhan tanaman yaitu
tinggi tanaman, jumlah daun dan jumlah cabang, sedangkan untuk komponen hasil diamati jumlah buah per
tanaman, berat buah per tanaman, rata-rata berat per buah, diameter buah serta hasil per petak. Panen petik
merah dilakukan setiap 7 hari sekali. Data agronomis dianalisis dengan t-test. Hasil analisis menunjukkan
cabai varietas lokal Antapan memiliki keunggulan dalam ukuran buah seperti panjang buah, diameter buah
dan berat/buah yang lebih tinggi dibandingkan varietas lokal Klungkung. Cabai varietas lokal Klungkung memilik
produktivitas nyata lebih tinggi (370,0 g/tan) dibandingkan varietas lokal Antapan (325,50 g/tan). Produktivitas
cabai varietas lokal Klungkung yang lebih tinggi didukung komponen pertumbuhan seperti tinggi tanaman,
jumlah daun dan jumlah cabang sehingga menghasilkan jumlah buah lebih banyak dibandingkan varietas lokal
Antapan. Puncak panen kedua varietas lokal yang diuji terjadi pada panen ke 6-8 dengan rentang panen 119
hari.
Keragaan Pertumbuhan dan Hasil Serta Pola Panen Dua Varietas Cabai Lokal
Di Desa Antapan, Kec. Baturiti, Kab. Tabanan | I Nyoman Adijaya 19
PENDAHULUAN di dataran rendah Kabupaten Klungkung dan
juga di daerah lainnya. Rinaldi et al. (2019)
Cabai merupakan salah satu komoditas menyatakan varietas lokal ini sangat
strategis nasional yang selalu mendapat mendominasi pertanaman cabai kecil di
perhatian lebih. Hal ini disebabkan karena cabai Kabupaten Klungkung. Di lokasi pendampingan
sering kali menjadi komoditas sebagai di Kecamatan Dawan Kabupaten Klungkung
penyumbang inflasi negara. Bagi masyarakat dalam satu siklus produksi dilaporkan rata-rata
Indonesia, cabai dapat disamakan dengan produktivitasnya cabai di tingkat petani yaitu 2-3
mentega bagi bangsa Belanda (Sumarno 2011 t/ha, namun dengan penerapan PTT
dalam Sayekti dan Hilman, 2015). Soetiarso et produktivitas bisa ditingkatkan menjadi 5,92 t/ha
al. (2006) menyatakan pada umumnya budidaya (Rinaldi et al., 2000). Sedangkan Jati et al. (2019)
cabai banyak dilakukan oleh petani pada musim menyatakan produktivitas cabai kecil petani di
kemarau. Kendala produktivitas cabai juga Kabupaten Klungkung berkisar 5-6 ton/ha.
sangat dipengaruhi oleh faktor musim, sehingga Varietas cabai lokal Klungkung juga banyak
tidak jarang terjadi fluktuasi harga yang cukup dikembangkan di daerah lain di Bali. Adijaya et
tajam. Alif (2017) juga menyatakan harga cabai al. (2012) menyatakan benih lokal yang
sangat berfluktuatif. Saat perubahan musim dan dikembangkan di daerah Kabupaten Buleleng
hari raya keagamaan harga melonjak mahal Barat dulunya juga berasal dari cabai lokal
akibat pasokan yang tidak stabil. Klungkung. Berdasarkan hal tersebut maka
Cabai digunakan sebagai penyedap untuk mengetahui keragaan dan pola produksi
masakan, penyedap rasa, dan penambah selera kedua varietas lokal tersebut maka kajian ini
makan sehingga masakan tanpa cabai terasa dilakukan.
tawar dan hambar. BPS Prov. Bali (2020)
menyatakan rata-rata kebutuhan cabai per kapita
per bulan Bali rata-rata 220 gram, karena cabai METODOLOGI
merupakan salah bumbu dapur yang selalu
dibutuhkan untuk keperluan memasak. Kajian dilakukan di Kelompok Tani Labak
Mengingat pentingnya peran komoditas cabai Lestari Desa Antapan, Kecamatan Baturiti,
tersebut maka ditetapkan kawasan Kabupaten Tabanan dari Mei 2020 - Januari
pengembangan nasional salah satunya kawasan 2021. Kajian menggunakan dua varietas lokal
pengembangan cabai. Desa Antapan, cabai kecil yaitu Lokal Antapan dan Lokal
Kecamatan Baturiti, Kabupaten Tabanan Bali Klungkung dengan 8 ulangan pada 2 orang
merupakan salah satu kawasan yang petani sehingga terdapat 16 petak. Tanaman
mengembangkan cabai kecil dan termasuk ditanam dengan jarak tanam 60 cm x 40 cm pada
dalam kawasan pengembangan cabai guludan dengan lebar 1,0 m menggunakan
(Permentan, 2016). Di daerah ini petani mulsa plastik hitam perak. Luas masing-masing
menggunakan cabai kecil varietas lokal yang petak yaitu 20 m x 1 m (20 m2) atau 100 tanaman.
secara turun-temurun sudah dikembangkan, Teknis budidaya tanaman mengacu pada
yang dikenal dengan cabai lokal Antapan. penerapan SOP cabai kecil yang telah disusun
Varietas ini dominan dikembangkan oleh petani di daerah ini (Adijaya et al., 2019). Pengolahan
karena sudah beradaptasi baik di lokasi. Adijaya tanah dilakukan dengan mencangkul/bajak atau
et al. (2018) menyatakan dari hasil pengujian traktor, dibuat guludan dengan lebar 1,1 m dan
menunjukkan varietas lokal Antapan memiliki panjang 20 m dengan lebar selokan 0,7 m.
adaptasi dan ketahanan yang lebih baik Pemberian pupuk dasar dengan menggunakan
dibandingkan varietas unggul terutama terhadap pupuk kandang sapi terfermentasi sebanyak 200
ketahanan terhadap hama penyakit. Varietas kg/are, TSP 2 kg/are, KCl 1 kg/are, dolomit 1 kg/
lokal Antapan memiliki ketahanan lebih baik are. Guludan ditutup mulsa plastik hitam perak.
terhadap serangan Phytoptora dibandingkan Jarak tanam yaitu 60 cm x 40 cm. Benih
dengan varietas unggul lainnya yang diuji di dipindahkan ke lapangan umur 42 hari setelah
daerah ini. semai (hss) setelah mendapat perlakuan inducer
Selain itu di Bali juga dikenal varietas lokal bunga pukul empat (BP4) pada umur 28 hss.
yang banyak dikembangkan yaitu varietas lokal Inducer BP4 selanjutnya diberikan setelah
Klungkung. Varietas ini banyak dikembangkan tanaman berumur 14 hari setelah tanam (hst).
Tabel 1. Rata-rata tinggi tanaman, jumlah cabang dan jumlah daun dua varietas cabai lokal di Desa Antapan
Kecamatan Baturiti-Kabupaten Tabanan, Tahun 2020-2021
Varietas Tinggi tanaman (cm) Jumlah daun (helai) Jumlah cabang (cabang)
Keragaan Pertumbuhan dan Hasil Serta Pola Panen Dua Varietas Cabai Lokal
Di Desa Antapan, Kec. Baturiti, Kab. Tabanan | I Nyoman Adijaya 21
buah/tanaman (142,30 bh vs 87,10 bh) nyata (2019) dan Syukur et al. (2012) menambahkan
lebih banyak sehingga menghasilkan berat buah karakter suatu individu tidak dapat dipastikan
per tanaman yang lebih tinggi (370,00 g vs benar-benar terwariskan karena ekspresi visual
325,50 g). Rata-rata berat buah per tanaman (fenotipe) namun dipengaruhi oleh faktor genetik
tersebut berpengaruh terhadap berat buah per dan faktor lingkungan.
petak yang dihasilkan (Tabel 3). Produktivitas Rata-rata jumlah panen kedua varietas tidak
varietas Lokal Klungkung lebih tinggi berbeda nyata dengan rata-rata jumlah panen
dibandingkan hasil pendampingan Rinaldi et al. 17 kali atau rentang panen 119 hari, karena
(2000) yang dilaksanakan di Kecamatan panen dilakukan setiap 1 minggu sekali. Kedua
Banjarangkan, Kabupaten Klungkung dengan varietas memiliki fase vegetatif dan generatif
rata-rata produktivitas 328,80 g/tanaman. yang sama yang ditandai dengan waktu panen
Melihat hasil tersebut maka dapat dikatakan yang bersamaan. Secara morfologis perbedaan
varietas lokal Klungkung memiliki kemampuan terlihat dari habitus tanaman, ukuran buah dan
tumbuh dan berproduksi dengan baik di lokasi panjang tangkai buah yang berbeda. Varietas
kajian. Hal ini terlihat dari produktivitas varietas lokal Antapan memiliki buah yang lebih panjang,
lokal Klungkung nyata lebih tinggi dibandingkan besar dan tangkai buah yang lebih panjang
varietas lokal setempat. Harjadi (1979) dibandingkan varietas lokal Klungkung,
menyatakan hasil tanaman dipengaruhi oleh sedangkan varietas lokal Klungkung memiliki
faktor genetik dan adaptasinya terhadap habitus tanaman yang lebih tinggi dan rimbun,
lingkungan tumbuhnya. Semakin tinggi interaksi jumlah buah yang lebih banyak namun memiliki
kedua faktor tersebut maka tanaman akan ukuran yang lebih kecil. Penampilan buah kedua
mampu menghasilkan dengan lebih baik. Istiqlal varietas seperti gambar 1.
Tabel 2. Rata-rata jumlah buah, diameter buah, panjang buah dan panjang tangkai buah dua varietas cabai
lokal di Desa Antapan Kecamatan Baturiti, Kabupaten Tabanan, Tahun 2020-2021
Gambar 1. Perbandingan ukuran buah cabai varietas lokal Antapan dan lokal Klungkung
Varietas Berat/buah (g) Berat buah/tan (g) Berat buah/20 m2 (kg) Jumlah panen (kali)
ns
Keterangan: * berbeda nyata; tidak berbeda nyata
Gambar 2. Pola panen per 100 tanaman dua varietas cabai lokal di Desa Antapan, Kecamatan Baturiti,
Kabupaten Tabanan Tahun 2020-2021
Keragaan Pertumbuhan dan Hasil Serta Pola Panen Dua Varietas Cabai Lokal
Di Desa Antapan, Kec. Baturiti, Kab. Tabanan | I Nyoman Adijaya 23
KESIMPULAN Adijaya, N., N.L.G. Budiari, M. Sugianyar, P.A.
Kertawirawan, J. Rinaldi, P.S. Elizabeth, N.
Cabai varietas lokal Antapan memiliki Sutresna, W. Artanegara, G.A.N. Astari
keunggulan dalam ukuran buah seperti panjang 2018. Model Pengembangan Inovasi
buah, diameter buah dan berat/buah yang lebih Pertanian Bioindustri pada Agroekosistem
tinggi dibandingkan varietas lokal Klungkung. Lahan Kering Dataran Medium Beriklim
Cabai varietas lokal Klungkung memilik Basah. Laporan Akhir Tahun. Balai
produktivitas yang nyata lebih tinggi (370,0 g/tan) Pengkajian Teknologi Pertanian Bali. 93 hal.
dibandingkan varietas lokal Antapan dengan rata-
Adijaya, N., M.R. Yasa, K. Mahaputra, P.A.
rata produktivitas 325,50 g/tan. Produktivitas
Kertawirawan, P. Sugiatra dan P.Y.
cabai varietas lokal Klungkung yang lebih tinggi
Priningsih. 2012. Pengkajian pemanfaatan
didukung oleh lebih tingginya komponen
limbah pada integrasi ternak sapi dan
pertumbuhan seperti tinggi tanaman, jumlah
tanaman di lahan kering untuk peningkatan
daun dan jumlah cabang sehingga menghasilkan
produktivitas lahan >15%. Laporan Akhir
jumlah buah yang lebih banyak dibandingkan
Tahun. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian
varietas lokal Antapan.Rentang panen kedua
Bali. 41 hal.
varietas lokal yang diuji selama 119 hari dengan
puncak panen kedua varietas lokal yang diuji Ali A., A. Muzzafar, M.F. Awan, S. Din, I.A.
terjadi pada panen ke 6-8. Nasir,and T. Husnain. 2014. Genetically
modified foods: engineered tomato with extra
advantages. Adv life sci. Vol 1(3): 139- 152.
UCAPAN TERIMA KASIH URL: http://www.als.journal.com/articles/
vol1issue3/Genetically_modified_foods_
Ucapan terima kasih disampaikan kepada engineered_tomato_ad vantages.pdf
seluruh anggota Kelompoktani Labak Lestari Alif, S. M. 2017. Kiat Sukses Budidaya Cabai
Desa Antapan Kecamatan Baturiti Kabupaten Rawit. Bio Genesis.
Tabanan serta seluruh tim Pengembangan
Kawasan Pertanian Berbasis Inovasi Desa BPS Prov. Bali. 2020. Rata-rata pengeluaran per
Antapan atas dukungan dan kerjasamanya kapita sebulan beberapa jenis bahan
dalam persiapan, pelaksanaan sampai makanan, 2018-2019. Badan Pusat Statistik
selesainya penelitian ini. Terima kasih juga Provinsi Bali.
disampaikan kepada Dinas Pertanian Kabupaten Darmawan, I. G. P., I.D.N. Nyana, dan I.G.A.
Tabanan dan PPL Wilbin Desa Antapan atas Gunadi. 2014. Pengaruh penggunaan mulsa
dukungannya dalam pengawalan selama plastik terhadap hasil tanaman cabai rawit
pelaksanaan kegiatan lapang. (Capsicum frutescens L.) di luar musim di
Desa Kerta. Jurnal Agroekoteknologi
Tropika, 3(3): 148-157.
DAFTAR PUSTAKA
Harjadi, M. S. S. 1979. Pengantar agronomi. PT.
Adijaya, I. N., dan P. Sugiarta. 2013. Gramedia, Jakarta.
Meningkatkan produktivitas cabai kecil Istiqlal, M. R. A., da M. Syukur. 2019. Keragaman
(Capsicum annuum) dengan aplikasi bio urin genetik karakter kuantitatif pada tanaman
sapi. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Cabai (Capsicum annuum L.). Comm.
Bali. Horticulturae Journal, 1(1): 6-12.
Adijaya, N., N.L.G. Budiari, M. Sugianyar, P.A. Jati E.N., J. Rinaldi dan N. Adijaya. 2019.
Kertawirawan, J. Rinaldi, P.S. Elizabeth, N. Peranan kegiatan kaji terap terhadap
Sutresna, W. Artanegara, G.A.N. Astari. peningkatan pengetahuan dan sikap
2019. Model Pengembangan Inovasi penyuluh pertanian dalam teknologi
Pertanian Bio Industri (MPIP-BI) pada Lahan pengelolaan tanaman terpadu cabai. Jurnal
Kering Dataran Medium Beriklim Basah. Manajemen Agribisnis 7(2): 155-160.
Laporan Akhir Tahun. Balai Pengkajian
Teknologi Pertanian Bali. 75 hal. Kurniawan, D. 2008. Uji t 2-Sampel Independen.
http://ineddeni.worpress.com
Keragaan Pertumbuhan dan Hasil Serta Pola Panen Dua Varietas Cabai Lokal
Di Desa Antapan, Kec. Baturiti, Kab. Tabanan | I Nyoman Adijaya 25
KOMPOSISI SUSU AWAL LAKTASI KAMBING PERANAKAN ETAWAH
BERDASARKAN PERIODE LAKTASI DAN LITTER SIZE
DENGAN PEMELIHARAAN INTENSIF
1 )
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bali
Jl. By Pass Ngurah Rai, Pesanggaran, Denpasar Selatan, Bali, 80222
2 )
Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya Malang
Jl. Veteran, Ketawanggede, Lowokwaru, Malang, Jawa Timur, 65145
ABSTRACT
Etawah crossbred goat (PE) is one of the Indonesian indigenous dairy goat. Lactation period and litter
size are factors that necesserily to be observed in evaluating the composition of the early lactation milk for PE
goats. It is expected that the composition of the early lactation milk can be used to estimate the composition of
the milk during the lactation period. This study aimed to determine the effect of lactation period and litter size on
the nutritional content of early lactation milk in PE goats. 20 PE goats were used in the study and were grouped
according to lactation period (2 single births and 2 twin births each). It had fulfilled the research requirements.
Early lactation milking was done every day for 60 days, and analyzed by milk analyzer Lactoscan. Statistical
analysis used a factorial randomized block design with Duncan’s Multiple Range Test (DMRT). The results
showed that the lactation period had a significant impact on early lactation milk fat (P <0.05) except for lactose,
protein, and solid non fat (P>0.05). Litter size had significant effect on all variables (P<0.05). It can be concluded
that the levels of fat, lactose, protein, solid non fat of early lactation PE goats increased in the second and third
lactation periods. Single litter size results in betterquality of early lactation milk than twin litter sizes due to
genetic and environmental factors.
ABSTRAK
Kambing Peranakan Etawah (PE) merupakan salah satu ternak indigenous penghasil susu. Periode laktasi
dan litter size merupakan faktor yang perlu diperhatian untuk mengevaluasi komposisi susu awal laktasi kambing
PE. Komposisi susu awal laktasi diharapkan dapat digunakan untuk mengestimasi komposisi susu selama
masa laktasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh periode laktasi dan litter size terhadap
kandungan nutrisi susu awal laktasi kambing PE. 20 ekor kambing PE digunakan dalam penelitian dan
dikelompokkan berdasarkan periode laktasi (masing-masing 2 kelahiran tunggal dan 2 kelahiran kembar).
Ternak dalam penelitian telah memenuhi syarat penelitian. Pemerahan susu awal laktasi dilakukan setiap hari
selama 60 hari, dan dianalisa dengan milk analyzer Lactoscan. Analisis statistik menggunakan Rancangan
Acak Kelompok Faktorial dengan Duncan’S Multiple Range Test (DMRT). Hasil penelitian menunjukkan bahwa
periode laktasi berpengaruh nyata terhadap lemak susu awal laktasi (P<0,05) kecuali laktosa, protein, dan
padatan non-lemak (P>0,05). Litter size berpengaruh nyata terhadap semua variabel (P<0,05). Kesimpulan
dalam penelitian ini adalah kadar lemak, laktosa, protein, dan padatan non-lemak susu awal laktasi kambing
PE meningkat pada periode laktasi kedua dan ketiga. Litter size tunggal menghasilkan kualitas susu awal
laktasi lebih baik dibandingkan litter size kembar karena faktor genetik maupun lingkungan.
Komposisi Susu Awal Laktasi Kambing Peranakan Etawah Berdasarkan Periode Laktasi
dan Litter Size dengan Pemeliharaan Intensif | Rachmad Darmawan, dkk. 27
Tabel 1. Kualitas susu awal laktasi kambing PE pada berbagai periode laktasi dan litter size
a-b
superskrip yang berbeda pada baris yang sama menunjukkan perbedaan nyata (P<0.05)
Komposisi Susu Awal Laktasi Kambing Peranakan Etawah Berdasarkan Periode Laktasi
dan Litter Size dengan Pemeliharaan Intensif | Rachmad Darmawan, dkk. 29
et al., (2015) bahwa padatan non-lemak kambing KONFLIK KEPENTINGAN
Etawah dan peranakannya adalah 9,11%,
sedangkan kambing PE dan Saanen adalah Seluruh penulis menyatakan bahwa
9,18%. Penelitian lain mengemukakan bahwa penelitian dilakukan tanpa hubungan komersial
padatan non-lemak kambing Baladi, Draa, dan dan finansial apa pun yang dapat mengakibatkan
Nadji meningkat signifikan menjelang akhir potensi terjadinya konflik kepentingan
laktasi yang diakibatkan seiring penurunan
produksi susu(Ayadi et al., 2014; Noutfia et al.,
2014). Kapasitas rumen kambing PEsaat DAFTAR PUSTAKA
memasuki masa kering terdorong oleh fetus.
Kapasitas rumen yang terbatas mengakibatkan Alcedo, M. J., Ito, K., & Maeda, K. (2014).
konsumsi bahan menjadi kering rendah dan laju Creating animal welfare assessment method
kecernaan gastrointestinal menjadi lebih cepat. for backyard goat production in the
Hal ini akan mengurangi kesempatan absorbsi Philippines using stockmanship competence
nutrisi oleh mikroba rumen, sehingga as proxy indicator. International Journal of
laktogenesis susu tidak berjalan dengan Livestock Production, 5(10), 173–180. https:/
baik(Banchero et al., 2015). /doi.org/10.5897/IJLP2014.0217
Andualem, D., Negesse, T., & Tolera, A. (2016).
Milk yield and composition of grazing Arsi-
KESIMPULAN
Bale does supplemented with dried stringing
netlle (Urtica simensis) leaf meal and growth
Kadar lemak, laktosa, protein, dan padatan
rate of their suckling kids. Advances in
non-lemak susu awal laktasi kambing PE
Biological Research, 10(3), 191–199. https:/
mengalami peningkatan pada periode laktasi
/doi.org/10.5829/idosi.abr.2016.10.3.102187
kedua dan ketiga. Kambing PE denganLitter size
tunggal menghasilkan kualitas susu awal laktasi Antonic, J., Jackuliacova, L., Uhrincat, M.,
lebih baik dibandingkan litter size kembar karena Macuhova, L., Oravcova, M., & Tancin, V.
faktor genetik maupun lingkungan pada semua (2013). CHANGES IN MILK YIELD AND
parameter. COMPOSITION AFTER LAMB WEANING
AND START OF MACHINE MILKING IN
DAURY EWES. Slovak J. Anim. Sci., 46(3),
UCAPAN TERIMA KASIH 93–99.
Ayadi, M., Matar, A. M., Aljumuah, R. S., Alshaikh,
Kami berterimakasih kepada tim UPT PT dan
M. A., & Abouheif, M. (2014). Factors
HMT Singosari yang telah membantu
Affecting Milk Yield , Composition and Udder
mengkoleksi dan menganalisa sampel data susu
Health of Najdi Ewes. International Journal
awal laktasi Kambing PE.
of Animal and Veterinary Advances, 6(1),
28–33. https://doi.org/10.19026/ijava.6.5613
KONTRIBUSI PENULIS Banchero, G. E., Milton, J. T. B., Lindsay, D. R.,
Martin, G. B., & Quintans, G. (2015).
Puguh Surjowardojo berkontribusi pada Colostrum production in ewes/ : a review of
perencanaan dan desain penelitian, pengum- regulation mechanisms and of energy
pulan data, analisisa statistik, dan penulisan supply. Animal, 9(5), 831–837. https://
artikel. Rachmad Dharmawan berkontribusi doi.org/10.1017/S1751731114003243
dalam pengumpulan data, dan penyuntingan Buditeli, N. (2019). Lactoscan SA Milk Analyzer.
naskah. Semua penulis berkontribusi sebagai Milkotronic Ltd, 1–81.
kontributor utama. Semua penulis telah
membaca dan menyetujui naskah versi terakhir. Cyrilla, L., Purwanto, B. P., & Sukmawati, A.
(2015). Improving Milk Quality for Dairy Goat
Farm Development. Media Peternakan,
38(3), 204–211. https://doi.org/10.5398/
medpet.2015.38.3.204
Komposisi Susu Awal Laktasi Kambing Peranakan Etawah Berdasarkan Periode Laktasi
dan Litter Size dengan Pemeliharaan Intensif | Rachmad Darmawan, dkk. 31
THE PHYSICAL AND CHEMICAL Suranindyah, Y. Y., Khairy, D. H. A., Firdaus, N.,
COMPOSITION OF DRÂA GOAT MILK. & Rochijan. (2018). Milk Production and
African Journal of Food, Agriculture, Composition of Etawah Crossbred , Sapera
Nutrition, and Development, 14(4), 9181– and Saperong Dairy Goats in Yogyakarta ,
9191. Indonesia. International Journal of Dairy
Oravcova, M., Agricultural, N., Centre, F., & Science, 13(1), 1–6. https://doi.org/10.3923/
Tancin, V. (2015). The effect of stage of ijds.2018.1.6
lactation on daily milk yield , and milk fat and Suranindyah, Y. Y., Widyobroto, B. P., Astuti, S.
protein content in Tsigai and Improved D., Murti, T. W., & Adiarto, A. (2020).
Valachian ewes. Mljekarstvo, 65(1), 48–56. Lactation Characteristic of Etawah Crossed
https://doi.org/10.15567/ Breed Goats Under Intensive Management.
mljekarstvo.2015.0107 Bulletin of Animal Science, 44(February),
Park, Y. W. (2016). Production and Composition 22–26. https://doi.org/10.21059/
of Milk are affected by Multivariate Factors. buletinpeternak.v44i1.44176
Advances in Dairy Research, 4(3), 3–4. Tancin, V., Macuhova, L., Oravcová, M., Uhrincat,
https://doi.org/10.4172/2329- M., Kulinová, K., Roychoudhury, S., &
888X.1000e131 Marnet, P. G. (2011). Milkability assessment
Robert, S. (2018). Nutrient Requirements of of Tsigai , Improved Valachian , Lacaune and
Sheep and Goats. Alabama A&M University, F1Crossbred ewes ( Tsigai × Lacaune ,
1–10. https://doi.org/10.17226/20671 Improved Valachian × Lacaune ) throughout
lactation. Small Ruminant Research Journal,
Romero, T., Beltrán, M. C., Rodríguez, M., Olives, 97, 28–34. https://doi.org/10.1016/
A. M. De, & Molina, M. P. (2013). Short j.smallrumres.2011.01.007
communication/ : Goat colostrum quality/ :
Litter size and lactation number effects. Vas, J., Chojnacki, R. M., & Andersen, I. L. (2019).
Journal of Dairy Science, 96(12), 7526– Search Behavior in Goat ( Capra hircus )
7531. https://doi.org/10.3168/jds.2013-6900 Kids From Mothers Kept at Different Animal
Densities Throughout Pregnancy. Frontiers
Sabapara, G. P., Kharadi, V. B., Sorathiya, L., & in Veterinary Science, 6(21), 1–14. https://
Patel, D. C. (2014). Housing , Health Care doi.org/10.3389/fvets.2019.00021
and Milking Management Practices Followed
by Goat Owners in Navsari District of Waheed, A., & Khan, M. S. (2013). Lactation
Gujarat. Journal of Agriculture and curve of Beetal goats in Pakistan Lactation
Veterinary Sciences, 1(4), 164–167. curve of Beetal goats in Pakistan. Archiv
Tierzucht, 56(89), 892–898. https://doi.org/
Skibiel, A. L., Downing, L. M., Orr, T. J., & Hood, 10.7482/0003-9438-56-089
W. R. (2013). The evolution of the nutrient
composition of mammalian milks. Journal of Zobel, G., Weary, D. M., Leslie, K. E., &
Animal Ecology, 82, 1254–1264. https:// Keyserlingk, M. A. G. Von. (2015). Invited
doi.org/10.1111/1365-2656.12095 review/ : Cessation of lactation/ : Effects on
animal welfare. Journal of Dairy Science, 98,
8263–8277.
M.A Widyaningsih
ABSTRACT
The Opportunities Of Utilization Of Shells Of Cocoa Pods Waste As A Feed Of Beef Cattle
in Candikusuma Village, District Melaya, Jembrana
Indonesia is the world’s third largest cocoa producer after Ivory Coast and Ghana with productivity and
quality is still low. Increased production and productivity of cocoa is generally followed by problems, including
the handling of waste in the form of cocoa shells (rind) cocoa reached 73.77% of the weight of the cocoa fruit
fresh. Cocoa waste has not been widely used; although in some circumstances have the potential as animal
feed as well as raw materials for composting. Melaya sub-district, Jembrana has extensive the masses cocoa
plantations in 2014 reached 1384.40 hectares with a population of of cattle reached 19 517 tail. Data and the
facts as mentioned above are potential prospects in supporting opportunities cacao rind (shell) utilization of
waste as a cattle feed. Shell cacao fruit has the potential to be processed as feed material reinforcing
(concentrate). The quality of this waste can be improved through the process of fermentation. For ruminants
(cattle and goats), cocoa shell waste after being processed, could be used as feed supports for accelerate
growth or increase milk productivity. Giving cocoa waste in cattle can improve the efficiency of reinforcing
inputs, especially feed input from outside, namely in the form of waste bran cocoa fruit shell. The case study the
opportunities cocoa shell waste utilization is done in the village Candikusuma, District Melaya, Jembrana which
is one of the village centers cocoa producer. Results of the study showed an area of 304.37 hectares of cocoa
and cocoa production of 155.07 tones with certain assumptions derived rind (shell) dry cocoa as much as 57.38
tons of dry cocoa shell, which potentially can be used as an alternative to feed rice bran reinforcing that costs
more expensive.
ABSTRAK
Indonesia merupakan negara produsen kakao terbesar ke tiga di dunia setelah Pantai Gading dan Ghana
dengan produktivitas dan kualitas yang masih rendah. Peningkatan produksi dan produktivitas kakao umumnya
diikuti oleh masalah, diantaranya penanganan limbah kakao dalam bentuk cangkang (kulit buah) kakao yang
mencapai 73,77 % dari berat buah kakao segar. Limbah kakao belum banyak dimanfaatkan walaupun dalam
beberapa kondisi memiliki potensi sebagai bahan pakan ternak maupun bahan baku pembuatan kompos.
Kecamatan Melaya, Kabupaten Jembrana memiliki luas perkebunan kakao rakyat tahun 2019 mencapai 1.384,40
hektar dengan populasi ternak sapi mencapai 19.517 ekor. Data dan fakta tersebut di atas merupakan prospek
potensial dalam mendukung peluang pemanfaatan limbah kulit buah kakao sebagi pakan ternak sapi. Kulit
buah kakao memiliki potensi untuk diolah sebagai bahan pakan penguat (konsentrat). Mutu dari limbah ini
dapat ditingkatkan melalui proses fermentasi. Untuk ternak ruminansia (sapi dan kambing), limbah kulit kakao
setelah diolah, bisa dijadikan pakan penguat untuk mempercepat pertumbuhan atau meningkatkan produktivitas
susu. Pemberian limbah kakao pada ternak sapi dapat meningkatkan efisiensi input terutama input pakan
penguat dari luar, yaitu berupa dedak dari limbah kulit buah kakao. Study kasus peluang pemanfaatan limbah
kulit kakao dilakukan di Desa Candikusuma, Kecamatan Melaya, Jembrana yang merupakan salah satu desa
sentra penghasil kakao. Hasil study memperlihatkan dengan luasan kebun kakao 304,37 hektar dan produksi
Peluang Pemanfaatan Limbah Kulit Buah Kakao Sebagai Pakan Termak Sapi
Di Desa Candikusuma, Kecamatan Melaya, Jembrana | M.A. Widyaningsih 33
kakao 155,07 ton dengan asumsi tertentu diperoleh kulit buah kakao kering sebanyak 57,38 ton kulit kakao
kering, yang berpeluang bisa dijadikan pakan penguat alternatif pengganti dedak padi yang harganya semakin
mahal.
Peluang Pemanfaatan Limbah Kulit Buah Kakao Sebagai Pakan Termak Sapi
Di Desa Candikusuma, Kecamatan Melaya, Jembrana | M.A. Widyaningsih 35
tanaman yang secara umum dimanfaatkan sehingga layak untuk pakan penguat kambing
bagian bijinya saja. Bagian buah lain tidak maupun sapi, bahkan untuk ransum babi dan
digunakan menjadi bahan utama dan umumnya ayam.
dibuang dalam bentuk limbah. Limbah tanaman
kakao kebanyakan berupa limbah padat. Limbah Potensi Perkembangan Perkebunan Kakao
padat memiliki cara pengolahan yang berbeda. dan Ternak Sapi di Kecamatan Melaya,
Secara umum, berdasarkan sifatnya, Jembrana
pengolahan limbah padat dapat dilakukan melalui
dua cara yaitu diolah dan tanpa pengolahan. Kabupaten Jembrana, khususnya Keca-
Semakin meningkatnya produksi kakao baik matan Melaya memiliki program pengembangan
karena pertambahan luas areal pertanaman perkebunan kakao dan merupakan program
maupun yang disebabkan oleh peningkatan pengembangan utama daerah, khususnya
produksi persatuan luas, akan meningkatkan perkebunan kakao rakyat. Perkembangan areal
jumlah limbah buah kakao. Komponen limbah perkebunan kakao di Kecamatan Melaya
buah kakao yang terbesar berasal dari kulit menunjukkan perkembangan yang bervariasi
buahnya atau biasa disebut pod kakao (Tabel 1).
(cangkang kakao), yaitu sebesar 73,77 % dari Tercatat pada tahun 2013 luas areal
total buah (BPTP Bali, 2011)). Apabila limbah pod mencapai 1935,82 ha, tahun 2014 menyusut
(kulit buah) kakao ini tidak ditangani secara serius menjadi 1384,40 hektar. Hal demikian
maka akan menimbulkan masalah lingkungan. berdampak terhadap total produksi kakao di
Di beberapa lokasi limbah kulit kakao sudah Kecamatan Melaya yakni pada tahun 2013
digunakan oleh beberapa peternak sapi sebagai produksi mencapai 1.004,48 ton, menurun
bahan pakan yang memberikan keuntungan menjadi 911,35 ton di tahun 2017 (BPS, 2018).
sehingga perlu dikaji lebih lanjut. Kondisi demikian menggambarkan bahwa ada
Pemanfaatan kulit buah kakao sebagai permasalahan di perkebunan kakao rakyat di
pakan ternak dapat diberikan dalam bentuk segar tingkat petani. Menurunnya luas lahan kebun
maupun dalam bentuk tepung setelah diolah. kakao di tingkat petani umumnya disebabkan
Kulit buah kakao (shel food husk) adalah oleh rendahnya produktivitas kakao yang
merupakan limbah agroindustri yang dihasilkan disebabkan oleh kondisi kebun yang kurang
tanaman kakao (Theobroma cacao L.). Buah terawat, tanaman tidak produktif (tanaman sudah
coklat terdiri atas 74 % kulit buah, 2 % plasenta tua), serangan hama penyakit terutama serangan
dan 24 % biji. (Nasrullah dan Ella, 1993).Menurut PBK (Penggerak Buah Kakao), Vascular Streak
Guntoro et al., (2006) Kulit buah kakao (Shel food Dieback (VSD), dan penyakit busuk buah
husk) kandungan nutrisinya terdiri atas P 8,11%, (Phytopthora palmivora), disamping adanya alih
SK 16,42%,L 2,11%,Ca 0,08%,P 0,12% dan fungsi lahan dari kebun kakao ke tanaman
penggunaannya oleh ternak ruminansia 30-40, tahunan lainnya.
sedangkan menurut Amirroenas (1990) kulit
kakao mengandung selulosa 36,23%, Peluang Pemanfaatan Limbah Kulit Buah
hemiselulosa 1,14% dan lignin 20%-27,95%. Kakao Sebagai Pakan Ternak Sapi
Selanjutnya dikatakan bahwa limbah kulit buah
kakao yang diberikan secara langsung kepada Pemerintah dalam hal ini melalui dinas
ternak justru akan menurunkan bobot badan terkait secara simultan menyarankan untuk
ternak, sebab kadar protein kulit buah kakao memanfaatkan produk sampingan pertanian/
rendah, sedangkan kadar lignin dan selulosanya perkebunan sebagai sumber pakan alternatif
tinggi. bagi ternak yang dipelihara petani. Sumber
Mutu dari limbah dapat ditingkatkan melalui pakan yang diberikan diharapkan mengandung
proses fermentasi, salah satunya adalah dengan zat makanan yang dibutuhkan oleh ternak,
menggunakan Aspergillus niger. Fermentasi seperti serat dan protein, seperti yang terdapat
dilakukan selama 5 hari, setelah itu bahan pada limbah kulit buah kakao yang sudah
kemudian dikeringkan kemudian ditepungkan terfermentasi. Untuk mengetahui peluang suatu
agar bisa disimpan dalam jangka waktu yang area atau subak abian dalam memenuhi
lama (3-6 bulan). Melalui proses fermentasi, nilai kebutuhan ternak akan pakan penguat alternatif
gizi limbah kulit buah kakao dapat ditingkatkan, seperti pemanfaatan kulit buah kakao ini, maka
Kakao
Desa Jumlah ternak sapi (ekor)
Luas (Ha) Produksi (Ton)
Gilimanuk - - 386
Melaya 186,90 80,27 3.316
Candikusuma 304,37 155,07 1.673
Tuwed 196,60 156,53 1.691
Tukadaya 152,13 152,15 3.330
Manistutu 137,23 116,66 4.184
Warnasari 31,81 17,32 1.421
Nusasari199,81 92,34 1.077
Ekasari 84,12 75,56 2.168
Blimbingsari 91,43 65,45 271
Jumlah 2017 1384,40 911,35 19.517
2016 1935,82 898,18 19.064
2015 1936,49 518,41 18.980
2014 1934,93 518,40 18.818
2013 1935,82 1.004,48 10.702
Peluang Pemanfaatan Limbah Kulit Buah Kakao Sebagai Pakan Termak Sapi
Di Desa Candikusuma, Kecamatan Melaya, Jembrana | M.A. Widyaningsih 37
Aribawa, IB., IN. Sumawa, IBK. Swastika, IN. Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Bali,
Duwijana dan I Made Sukarja. 2011. Laporan BBP2TP Bogor. Badan Litbang Pertanian.
Akhir Demplot Gernas Kakao di Bali. Balai Jakarta. (un publish)
Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Bali,
BPS. 2018. Kecamatan Melaya. Badan Pusat
BBP2TP Bogor. Badan Litbang Pertanian.
Statistk Denpasar. Bali
Jakarta.
Dirjen Perkebunan. 2014. Luas Areal, Produksi
Aribawa, IB., IN. Sumawa, IBK. Swastika, IN.
dan Produktivitas Perkebunan di Indonesia.
Duwijana dan I Made Sukarja. 2012.
Kementerian Pertanian. Jakarta.
Laporan Akhir Demplot Gernas Kakao di
Bali. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Guntoro, S., Sriyanto, N. Suyasa dan M. Rai
(BPTP) Bali, BBP2TP Bogor. Badan Litbang Yasa. 2006. Pengaruh pemberian limbah
Pertanian. Jakarta. kakao olahan terhadap pertumbuhan sapi
Bali (Feeding of processed cacao by-product
Aribawa, IB., IN. Sumawa, IBK. Swastika, IN.
to growing bali cattle). Balai Pengkajian
Duwijana dan I Made Sukarja. 2013.
Teknologi Pertanian Bali, Ngurah Rai,
Laporan Akhir Demplot Gernas Kakao di
Denpasar.
Bali. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian
(BPTP) Bali, BBP2TP Bogor. Badan Litbang Nasrullah dan A. Ella, 1993. Limbah pertanian
Pertanian. Jakarta. dan prospeknya sebagai sumber pakan
ternak di Sulawesi Selatan. Makalah.(Tidak
Amirroenas D.E. 1990. Mutu ransum berbentuk
dipublikasikan).Ujung Pandang.
pellet dengan bahan serat biomasa pod
coklat (Theobroma cacao L.) untuk Nelson.2011. Degradasi bahan kering dan
pertumbuhan sapi perah jantan.Tesis.(Tidak produksi asam lemak terbang in vitro pada
dipublikasikan). Fakultas Pascasarjana, kulit buah kakao terfermentasi. Jurnal Ilmiah
Institut Pertanian Bogor. Bogor. Ilmu-Ilmu Peternakan, Vol. XIV, No.1.
Anonimus. 2010. Budidaya & Pasca Panen Mujnisa, A. 2007.Kecernaan bahan kering in
Kakao. Puslitbangbun. Badan Litbangtan. vitro, proporsi molar asam lemak terbang
Kementerian Pertanian. 92 hal. dan produksi gas pada kulit kakao, biji
kapuk, kulit markisa dan biji markisa. Buletin
Badan Litbang Pertanian. 2011. Pengolahan
Nutrisi dan Makanan Ternak, Vol 6 (2).
Limbah Perkebunan untuk Pakan Ternak.
Edisi 3-9 Agustus 2011 No.3417 Tahun XLI Wulan, S. N. 2001. Kemungkinan pemanfaatan
Agroinovasi, Badan Litbang Pertanian. limbah kulit buah kakao (Theobroma Cacao,
L) sebagai sumber zat pewarna (Â-
BPS. 2015. Kecamatan Melaya dalam Angka
Karoten).Jurnal Teknologi Pertanian, Vol. 2,
2014. Badan Pusat Statistk Denpasar. Bali
No. 2.
BPTP Bali. 2011. Pengolahan Limbah
Perkebunan untuk Pakan Ternak. Balai
1,2,3)
Penyuluh Balai Pengkajian Tekonologi Pertanian Bali
Jln. By Pass Ngurah Rai Pesanggran Denpasar,Tlp. (0361) 720498
E-mail: bptp_bali@yahoo.com
ABSTRACT
Sanda Village is one of 14 villages in the Pupuan District area, located approximately 38 km to the north
of the city center of Tabanan. Judging from the geographical conditions, the area of Sanda Village is a plateau
with an altitude of approximately 725 meters above sea level.The temperature ranges from 23-28 oC with an
average rainfall of 1,050 mm/year.Togetherness and mutual cooperation are the capital to realize sustainable
development efforts.The total population of Sanda Village in 2016 was 1,550 people with the community’s
livelihoods being dominated by farming communities, namely 90%.As a farmer community actor who also
manages agro educational tourism destinations “Agricultural Technology Plants (TTP)” requires mastery to
market agro tourism objects entitled Integrated Robusta Coffee with Goat Cattle “.The problems faced in the
effort to cultivate the Robusta coffee plant and develop agro tourism include:First: Utilization of Technological
Innovations; Second: Community Empowerment: and Third: Problems with the development of a creative
economy community.To answer these problems, the concept of community empowerment in the form of Robusta
coffee seed technology uses Robusta coffee cuttings Clone BP 308 as rootstock in interpreting the problem of
parasite nematodes.Physically, the technology that is being disseminated is in the form of BP 308 Robusta
coffee propagation technology. The stages in the concept of community empowerment to the community are as
follows: (1) Identification of community needs, (2) Designing BP 308 Clone Technology.
Keywords: Empowerment, Sanda Village, technology, robusta coffee, BP 308 Clone entres cuttings
ABSTRAK
Desa Sanda merupakan salah satu dari 14 desa di wilayah Kecamatan Pupuan, terletak kurang lebih 38
Km ke arah utata pusat kota Tabanan. Dilihat dari kondisi geografi, wilayah Desa Sanda merupakan dataran
tinggi dengan ketinggian kurang lebih 725 meter dari permukaan laut. Suhu udara berkisar antara 23-28 oC
derngan curah hujan rata-rata 1.050 mm/tahun.Kebersamaan dan kegotongroyongan menjadi modal untuk
mewujudkan upaya pembangunan yang berkelanjutan. Jumlah penduduk Desa Sanda pada tahun 2016 adalah
1.550 jiwa dengan mata pencaharian masyarakat didominasi oleh masyarakat petani yaitu 90%.Sebagai pelaku
masyarakat petani yang juga mengelola tempat tujuan wisata edukasi agro “Tanaman Teknologi Pertanian
(TTP)” memerlukan penguasaan untuk memasarkan obyek-obyek wisata agro yang bertajuk Kopi Robusta
Terintegrasi dengan Ternak Kambing”. Permasalahan yang dihadapi dalam upaya budidaya tanaman tanaman
kopi Robusta dan mengembangkan wisata agro antara diantaranya: Pertama : Pemanfaatan Inovasi Teknologi;
Kedua : Perberdayaan Masyarakat: dan Ketiga : Permasalahan pengembangan masyarakat ekonomi kreatif.
Untuk menjawab permasalahan-permasalahan tersebut maka konsep pemberdayaan masyarakat berupa
teknologi perbenihan kopi Robusta menggunakan stek entres kopi Robusta Klon BP 308 sebagai batang bawah
dalam mengartasi masalah nematode parasite.Secara fisik teknologi yang didesiminasikan berupa teknologi
perbanyakan kopi Robusta Klon BP 308. Tahapan dalam konsep pemberdayaan masyarakat kepada masyarakat
sebagai berikut: (1) Identifikasi kebutuhan masyarakat, (2) Perancangan Teknologi Klon BP 308.
Kata kunci :Pemberdayaan, Desa Sanda, teknologi, kopi robusta, stek entres Klon BP 308
Untuk mempertahakan sifat tahan serangan tersertifikasi. Klon BP 308 dilepas oleh Menteri
nematode kopi Robusta Klon BP 308 harus Pertanian dengan SK No. 65/Kpts/SR.120/I/
diperbanyak secata klonal. Penggunaan sebagai 2004. Klon kopi BP 308 merupakan klon kopi
batang bawah dapat digunakan teknik stek- robusta yang direkomendasikan sebagai batang
sambung dengan batang atas dari klon/varietas bawah, hal ini dapat terbukti tahan terhadap
yang dikehendaki. serangan nematode parasit. Disamping itu,Klon
BP 308 mempunyai keunggulan tahan terhadap
Teknologi perbanyakan kopi Klon BP 308 serangan hama nematode parasit. Struktur
batang dan akar sangat kuat, toleran terhadap
Kendala yang sering dihadapi petani dalam kondisi tanah tidak subur, mempunyai produksi
budidaya kopi salah satunya adalah nematode yang cukup baik sekitar 1,200 ton/ha dan toleran
parasit merupakan jasad pengganggu yang terhadap cekaman kekeringan.Teknis
sangat berbahaya pada kopi Robusta maupun pelaksanaan teknologi perbanyakan kopi
pada kopi Arabika. Sehingga merupakan salah Robusta Klon BP 308 sebagai batang bawang
satu faktor penyebab terjadinya penurunan adalah sebagai beriku :
produktivitas kopi ditentukan oleh serangan
nematoda parasit (Pratylenchus coffeae).Sampai Bahan dan Alat
saat ini belum ada cara pengendalian yang
bersifat ekonomis untuk pertanaman kopi yang • Perbanyakan benih kopi Robusta
sudah terserang. Dipihak lain nematode parasit menggunakan batang bawah Klon BP 308
tersebut telah dijumpai diseluruh sentra dapat dilakukan memilih stek/ros dengan
penghasil kopi di Indonesia, oleh karena itu ukuran panjang 5-7 cm.
diperlukan upaya sungguh-sungguh untuk • Bahan lain yang disiapkan berupa media
mengatasinya. Dari aspek praktis dan ekonomis, tanam tanah, kompos/pupuk kandang dan
penggunaan bahan tanaman unggul tahan cocopit (2:1:1), polybag ukuran 14 x 23 cm,
nematode masih merupakan cara pengendalian ZPT akar, Beka Decomposer Plus, plastik
yang paling efektif dan efisien. sungkup.Sedangkan bahan yang digunakan
BPTP Balitbangtan Bali pada tahun 2020 untuk pembuatan rumah bibit diantaranya
telah berhasil memproduksi benih kopi Robusta paranet, bambu dan tali rapia.
sebanyak kurang lebih 21,000 pohon yang telah • Peralatan yang digunakan cangkul, skop,
Penyediaan stek entres kopi Robusta Klon BP 308 Pemotongan stek entres kopi Robusta Klon BP 308
Perendaman stek entres kopi Robusta Klon BP 308 Penyiapan campuran media tanam
dengan zat pengatur akar
Penanaman stek entres Kopi Robusta Klon BP 308 Penyungkupan stek entres kopi Robusta Klon BP 308
Sertifikasi benih kopi Robusta Klon BP 308 Benih kopi Robusta Klon BP 308 batang bawah siap
batang bawah diserahkan ke masyarakat petani
1,2,3,4)
Penyuluh Pertanian Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bali
Jln. By Pass Ngurah Rai Pesanggran Denpasar,Tlp. (0361) 720498
E-mail : arthawiguna2017@gmail.com
ABSTRACT
The Behavior of Participants in the Agricultural Innovation Technical Meeting about Shallot Processing is
the result of an evaluation for the participants on agricultural innovation meeting, was done on 2019 and 2020.
Meeting was carried out by the Assessment Institute for Agricultural Technology (AIAT) of Bali. The activities
was done in three regencies (Buleleng, Tabanan and Bangli) and as well as an innovation meeting at the
provincial level of Bali. To determine the changes of participants’ behavior regarding shallot processing technology.
Data were collected, through pre and post tests, and analyzed by descriptive methode. Total number of
respondents is 131 participants, with ages range between 23 and 60 years. Participants who have the status of
agricultural extension agents have an age range between 23 and 60 years old, with an average of 48.93 years.
Furthermore, participants with non-extension status had an age range between 26 and 57 years old with an
average of 44.29 years. Meanwhile, participants who work as farmers have an age range between 23 and 53
years old, with an average of 40.46 years. About 76.3% of the participants in the innovation meeting were
agricultural extension workers; 5.3% non-extension workers; 18.3% are farmers. The innovation meeting led to
a change in the level of participants’ knowledge shallot processing technology after participating in the innovation
meeting. The results of these analysis illustrate that the agricultural innovation meeting on shallot processing
carried out by the AIAT for 2019-2020, has an important role in increasing participants’ knowledge. In addition,
the results of the evaluation also showed that the participants’ attitudes about shallot processing technology
changed to a more positive direction after the participants took part in the 2019-2020 innovation meeting. Thus
the agricultural innovation meetings held by AIAT of Bali in 2019 and 2020 regarding shallot processing, were
able to increase participants’ knowledge and attitudes towards a better direction. The finding of agricultural
innovation has a great opportunity to accelerate the process of adoption of innovative agricultural technology
innovations from Agriculture Research Centre. Therefore, it is better if AIAT continue to find innovations for
various agricultural technologies produced by Agriculture Research Centre. Because there will be an opportunity
to accelerate the process of agricultural adoption-innovation from Agriculture Research Centre to farmers as
technology users. Furthermore, in determining the innovation meeting participants as far as possible are
participants with higher education and profesional job levels and who are still productive in age catagories.
ABSTRAK
Perilaku Peserta Temu Teknis Inovasi Pertanian tentang Pengolahan Bawang Merah merupakan hasil
evaluasi yang dilakukan terhadap peserta temu inovasi pertanian tahun 2019 dan 2020, yang dilaksanakan
oleh Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bali, di tiga kabupaten (Buleleng, Tabanan dan Bangli) serta temu
inovasi tingkat provinsi Bali. Untuk mengetahui perubahan perilaku peserta tentang teknologi pengolahan bawang
merah, maka dilakukan pengumpulan data melalui pre dan post test, yang selanjutnya dianalisis secara
descriptive. Hasil analisis data menunjukann bahwa jumlah peserta temu inovasi tahun 2019-2020 tentang
Tabel 1. Karakteristik peserta temu teknis inovasi pertanian tahun 2019 - 2020 di Bali tentang teknologi
pengolahan bawang merah
Gambar 1. Karakteristik peserta temu teknis inovasi pertanian tahun 2019 - 2020 di Bali tentang teknologi
pengolahan bawang merah
Tabel 2. Tingkat pendidikan peserta temu inovasi tahun 2019-2020 di Bali tentang teknologi pengolahan bawang
merah
Gambar 2. Tingkat pendidikan peserta temu inovasi pertanian tahun 2019-2020 di Bali tentang teknologi
pengolahan bawang merah
Tabel 3. Katagori pengetahuan peserta temu inovasi pertanian tahun 2019-2020 di Bali tentang teknologi
pengolahan bawang merah
(2011), yang menyatakan bahwa beberapa Hasil penelitian Umi, dkk (2014) menunjukan
tahapan adopsi dari proses pengambilan bahwa bahwa tingkat pendidikan petani
keputusan inovasi mencakup: 1) Tahap berhubungan sangat erat dan positif dengan
Pengetahuan (Knowledge) yaitu ketika seorang kadar adopsi teknologi Pengelolaan Terpadu
individu mulai mengenal adanya inovasi dan Kebun Jeruk Sehat (PTKJS), di mana tingkat
memperoleh berbagai pengertian tentang pengetahuan selalu lebih tinggi daripada tingkat
bagaimana fungsi/ kegunaan dari inovasi adopsi mereka. Hal ini menjelaskan bahwa tanpa
tersebut. pengetahuan yang memadai, petani tidak dapat
Sebelumnya Mardikanto (1996) menyatakan mengadopsi teknologi PTKJS dengan baik, atau
bahwa adopsi dalam proses penyuluhan pada dengan kata lain tidak mungkin suatu adopsi
hakekatnya dapat diartikan sebagai proses terwujud tanpa diawali dengan bekal
perubahan perilaku lain yang berupa pengetahuan yang memadai. Hasil penelitian
pengetahuan (cognitive), sikap (affective), Umi dkk (2014), juga mengindikasikan bahwa
maupun keterampilan (psychomotoric) pada diri pengetahuan petani memiliki peran yang sangat
seseorang setelah menerima “inovasi” yang penting dalam sebuah proses adopsi-inovasi.
disampaikan penyuluh. Penerimaan di sini Oleh karena itu upaya meningkatkan
mengandung arti tidak sekedar “tahu”, tetapi pengetahuan komponen penyelengga
sampai benar-benar dapat melaksanakan atau penyuluhan seperti petani, penyuluh ataupun
menerapkannya dengan benar serta pengambil kebijakan sangat penting. Dengan
menghayatinya dalam kehidupan dalam usaha demikian temu inovasi pertanian sebagai sebuah
taninya. Penerimaan inovasi tersebut biasanya media komunikasi antara petani-penyuluh-
dapat diamati secara langsung maupun tidak peneliti dan pengambil kebijakan perlu terus
langsung oleh orang lain, sebagai cerminan dari dilakukan, sebagaimana yang telah dilakukan
adanya perubahan sikap, pengetahuan, dan atau oleh BPTP Bali tahun 2019-2020.
keterampilan.
Tabel 4. Katagori sikap peserta temu inovasi pertanian tahun 2019-2020 di Bali tentang teknologi
pengolahan bawang merah
Gambar 4. Katagori sikap peserta temu inovasi pertanian tahun 2019-2020 di Bali tentang teknologi pengolahan
bawang merah
Parameter Uji Corelasi Pengetahuan Sikap Status Usia Pendidikan Jenjang Fungsional
1,2)
Peneliti Balai PengkajianTeknologi Pertanian Bali
3)
Litkayasa Balai PengkajianTeknologi Pertanian Bali
Jln. By Pass Ngurah Rai Pesanggran Denpasar,Tlp. (0361) 720498
E-mail :budiariluhde@yahoo.co.id
ABSTRACT
The Potential of Sweet Corn Waste Support the Availability of Bali Beef
in the Klungkung Districts
Public cattle farms are generally constrained in providing sustainable feed as a result of land conversion,
as well as breeders only rely on natural feed. This results in gaps in the supply of food due to seasonal patterns,
especially during the dry season. The same thing was also found in the people’s cattle business in the Klungkung
area. There fore, it is necessary to find a solution for the provision of feed during feed shortages, one of which
is the use of agricultural waste. Klungkung Regency is the center for the development of sweet corn which
produces fresh waste.The resulting waste has the potential to be used as cattle feed.The study was carried out
for 4 months from April to August 2019. Calculation of the potential waste of sweet corn is done by doing ubinan
to obtain primary data on productivity and potential waste, while the calculation of carrying capacity is calculated
using the formula: Carrying capacity = area of land for planting sweet corn (ha) x wet weight / ha (t).Secondary
data were also used to obtain the potential of the area. The results of the analysis showed that the potential for
sweet corn waste per ha was an average of 27.80 t or 63.02% of the plant’s biological yield. The potential of this
waste, if it can be optimally utilized, will be able to meet the needs of 927 cattle weighing 300 kg a day. The
carrying capacity of cattle with an area of 1 hectare for 1 production cycle (6 months) is 5.15 heads while for
Klungkung Regency with an average planting area of 405.25 ha of sweet corn per year, the capacity of cattle is
2,087 cows.
ABSTRAK
Peternakan sapi rakyat umumnya terkendala dalam penyediaan pakan secara berkelanjutan akibat dari
adanya alih fungsi lahan, selain juga peternak hanya mengandalkan pakan dari alam. Hal ini berakibat adanya
kesenjangan penyediaan pakan akibat pola musim khususnya pada musim kemarau. Hal serupa juga ditemukan
pada usaha ternak sapi rakyat di daerah Klungkung. Oleh karena itu perlu dicarikan solusi untuk penyediaan
pakan pada saat paceklik pakan, salah satunya dengan pemanfaatan limbah pertanian. Kabupaten Klungkung
merupakan sentra pengembangan jagung manis yang menghasilkan limbah segar.Limbah yang dihasilkan
berpotensi dijadikan pakan ternak sapi. Kajian dilakukan selama selama 4 bulan dari bulan April-Agustus
2019. Penghitungan potensi limbah jagung manis dilakukan dengan melakukan ubinan untuk mendapatkan
data primer produktivitas dan potensi limbah, sedangkan perhitungan daya dukung dihitung dengan formula:
Daya dukung = Luas lahan penanaman jagung manis(ha) x berat basah berangkasan/ha (t). Untuk mendapatkan
potensi wilayah juga digunakan data sekunder. Hasil analisis menunjukkan potensilimbahjagungmanis per ha
rata-rata 27,80 t atau sebesar 63,02% dari hasil biologis tanaman. Potensi limbah ini apabila dapat dimanfaatkan
secara optimal akan dapat memenuhi kebutuhan ternak sapi dengan bobot 300 kg sebanyak 927 ekor dalam
sehari. Daya tampung ternak sapi dengan luasan 1 hektar selama 1 siklus produksi (6 bulan) yaitu sebesar
5,15 ekor sedangkan untuk Kabupaten Klungkung dengan rata-rata luas penanaman jagung manis 405,25 ha
per tahun daya tampung ternak sapinya mencapai 2.087 ekor.
Kata kunci: Potensi limbah, jagung manis, daya dukung, ternak sapi
Potensi Limbah Jagung Manis Mendukung Ketersediaan Pakan Ternak Sapi Bali
Di Kecamatan Klungkung, Kabupaten Klungkung | Ni Luh Gede Budiari, dkk. 57
PENDAHULUAN Kondisi ini terjadi pada usaha ternak sapi di
Kabupaten Klungkung. Ketersediaan hijauan
Penyediaan pakan merupakan permasa- makanan ternak sangat tergantung pada
lahan utama dalam usaha pengembangan ternak ketersediaan alam, pada musim hujan
sapi di Bali.Terbatasnya kesediaan hijauan pakan ketersediaan pakan berlebihan sedangkan pada
akibat alih fungsi lahan dan untuk kebutuhan musim kemarau akan kekurangan pakan oleh
penyediaan pangan sehingga kondisi ini karena itu alternatif penyediaan pakan
berimplikasi terhadap semakin berkurangnya ternakdengan memanfaatkan limbah pertanian,
ketersediaan lahan pertanian karena lahan seperti limbah jagung manis. Saat ini limbah
pertanian dikonversi menjadi ruang untuk jagung manis belum dimanfaatkan secara
pengembangan pemukiman dan berbagai optimal untuk pakan ternak. Yasa (2014)
kebutuhan hidup manusia lainnya. Selain faktor menyatakan limbah jagung manis memiliki
keterbatasan lahan, usaha peternakan sapi juga potensi untuk dimanfaatkan sebagai pakan
hanya mengandalkan pakan dari alam saja.Hal ternak sapi. Dilaporkan bahwa kandungan gizi
ini sesuai dengan Bamualim (2010) yang dari berangkasan tanaman jagung manis cukup
menyatakan peternakan rakyat umumnya hanya baik, dengan kandungan protein kasar berkisar
mengandalkan ketersediaan pakan dari alam antara 9,68% sampai 13,99% lebih tinggi
saja dengan ketersediaan sangat tergantung dibandingkan kandungan gizi rumput raja.
pada pola musim. Pada musim kemarau produksi Dijelaskan pemberian 50% limbah jagung untuk
rumput lapangan sangat terbatas dan mutunya mensubstitusi rerumputan dikombinasikan
sangat rendah dengan kandungan serat kasar dengan pakan penguat dan pemacu tumbuh
hijauan meningkat sehingga zat-zat makanan menghasilkan pertambahan berat badan harian
esensial seperti protein, energi, mineral menjadi mencapai 0,56 kg/hari, dan secara ekonomis
berkurang dalam proses pencernaan dan memberikan peningkatan keuntungan mencapai
metabolisme. Khuluq(2012) menyatakan 28%. Untuk mengetahui potensi limbah jagung
pemberian hijauan yang berkualitas rendah dapat sebagai daya dukung bagi ketersediaan pakan
menurunkan kecernaan pakan dan terjadinya ternak sapi maka perlu dilakukan perhitungan
defisiensi nutrient. dan estimasi dalam jumlah ternak yang bisa
Rendahnya mutu pakan akibat tingginya dipelihara di Kabupaten Klungkung.
serat kasar menyebabkan mikroba pencerna
tidak bekerja optimal. Konsekuensinya pada
musim kemarau terjadi penurunan konsumsi METODOLOGI
pakan yang berakibat menurunnya bobot badan
ternak sebesar 0,15 kg sampai 0,27 kg/ hari
(Bamualim, 2010). Mastika (2009) menjelaskan Tempat dan Waktu Penelitian
bahwa tidak cukupnya ketersediaan jumlah dan
kualitas bahan makanan ternak dalam siklus Penelitian dilakukan di daerah sentra
tahunan merupakan faktor yang sering pengembangan jagung manis di Kecamatan
mempengaruhi pertumbuhan sapi Bali. Klungkung, Kabupaten Klungkung, Bali selama
Zulbardiet al. (2000) melaporkan bahwa dalam 4 bulan dari bulan April-Agustus 2019.
pemberian hijauan pakan ternak sebaiknya Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan
dikombinasikan antara rumput, hijauan dan ubinan pada jagung petani saat panen dengan
legume, dimana pakan sapi penggemukan ukuran ubinan 3,2 m x 2,4 m (7,68 m2). Setiap
dianjurkan mengandung protein kasar (PK) petani dilakukan 3 ubinan sehingga selama 5
minimum 12%. Lebih lanjut Tillman et al (1991) bulan pelaksanaan penelitian dilakukan 15
melaporkan bahwa kebutuhan protein kasar ubinan dengan rincian:
untuk pertumbuhan penggemukan sapi muda
sebesar 12,6% - 15,6%.Singgih et al. (2016) • Panen bulan April 3 ubinan
melaporkan apabila kandungan PK dibawah 7% • Panen bulan Mei 3 ubinan
akan menyebabkan aktivitas mikroba dalam • Panen bulan Juni 3 ubinan
rumen menurun sehingga kecepatan • Panen bulan Juli 3 ubinan
pencernaan akan berkurang. • Panen bulan Agustus 3 ubinan
Data Primer
Daya Dukung Limbah Jagung Manis Sebagai
Data primer yang dikumpulkan adalah data Pakan
agronomis tanaman yaitu berat tongkol ekonomis
dan berat berangkasan. Data berat berangkasan Hasil ubinan yang dilakukan pada petani
tanaman selanjutnya dipakai untuk mengukur jagung di Subak Gelgel selama 5 bulan dari bulan
daya dukung limbah untuk pakan ternak sapi. April sampai dengan Agustus memberikan
Berat tongkol ekonomis tanaman jagung manis gambaran hasil ekonomis dan limbah yang
dihitung dengan formula: dihasilkan pada usahatani jagung manis. Hasil
ekonomis berkisar antara 15,86 t/ha– 17,90 t/ha
sedangkan limbah yang dihasilkan berupa
berangkasan berkisar antara 25,82 t/ha – 29,43
t/ha. Rata-rata potensi hasil ekonomis berupa
tongkol yaitu 17,02 t/ha sedangkan limbah
Sedangkan perhitungan berat berangkasan yang berupa berangkasan tanaman dengan rata-rata
dihasilkan dihitung dengan formula: 27,80 ton/hektar. Hasil ekonomis berupa tongkol
kupas sebesar 37,97 %, sedangkan limbah
berupa berangkasan sebesar 62,03 % (Tabel 1).
Hal ini menunjukan limbah jagung manis memiliki
potensi sebagai penyedia pakan ternak sapi.
Daya dukung jerami jagung manis dihitung Umela dan Bulontio. (2016) melaporkan bahwa
dengan formula: pengembangan pertanian melalui program
Daya dukung limbah(t) = Luas lahan intensifikasi pertanian untuk menjaga ketahanan
penanaman jagung manis(ha) x B.B. pangan menyebabkan peningkatan produksi
Berangkasan/ha (t) pangan sekaligus peningkatan limbah pertanian,
Sedangkan daya dukung limbah untuk hal ini berdampak pada meningkatnya
pakan dihitung dengan formula: ketersediaan hijauan pakan ternak.
Potensi Limbah Jagung Manis Mendukung Ketersediaan Pakan Ternak Sapi Bali
Di Kecamatan Klungkung, Kabupaten Klungkung | Ni Luh Gede Budiari, dkk. 59
wilayah kecamatan Klungkung. Hal ini Kabupaten Klungkung. Rata-rata dalam setahun
disebabkan karena wilayah Kecamatan jumlah tongkol ekonomis dan berangkasan segar
Klungkung merupakan sentra pengembangan yang dihasilkan dari usahatani jagung manis
jagung manis di Bali. Penggunaan limbah jagung mencapai 6.897 t dan 11.266 t (tabel 2)
manis oleh petani hanya memanfaatkan batang Limbah jagung manis dapat diberikan secara
atas pohon jagung sebagai pakan, sedangkan langsung pada ternak sapi dan dapat juga
batang bawahnya belum dimanfaatkan secara diberikan dalam bentuk pakan olahan seperti hay
optimal. Potensi berangkasan jagung manis ini dan silase. Penggunaan pakan hay dan silase
cukup banyak sekitar 34%nya masih tertinggal dapat diberikan pada saat musim kering, dimana
di lahan yang berpotensi mampu mendukung produksi rumput sudah menurun. Santosa (2017)
penyediaan pakan 5 ekor/tahun dan secara menyatakan jumlah daya dukung pakan
ekonomis, nilai jual berangkasan terbuang ber-gantung terhadap jumlah hasil produksi
mencapai Rp.6.000.000,-sampai Rp. 6.600.000,- pertanian tanaman pangan dan luas areal
(Yasa., et al 2014). perkebunan. Semakin tinggi jumlah hasil
Jika dilihat potensi dengan memadukan data produksi dan luas areal pertanian, semakin tinggi
primer dengan data sekunder luas penanaman pula daya dukung pakan mendukung populasi
jagung manis di Kabupaten Klungkung maka ternak sapi.
terlihat potensi berat tongkol ekonomis dan berat Karakteristik dari limbah pertanian adalah
berangkasan segar yang dihasilkan dari terdapat kandungan se-lulosa dan hemiselulosa
usahatani jagung manis yang dilakukan. Distan dimana ru-men sapi mempunyai mikroba yang
Klungkung (2020) mendata luas penanaman dapat menghasilkan enzim-enzim sehingga
jagung manis di Kabupaten Klungkung dapat dimanfaatkan untuk energi dan protein bagi
mengalami peningkatan pada tahun 2018 dan sapi melalui fermentasi dalam rumen tersebut
setelahnya mengalami penurunan. Potensi (Tanuwiria, dkk., 2006). Berdasarkan analisa
tongkol ekonomis dan berangkasan yang proksimat kandungan nutrisi dari limbah jagung
dihasilkan dengan menggunakan asumsi rata- cukup tinggi, terutama pada kelobot mini
rata hasil/hektar data primer tahun 2019 dikalikan (Tabel3). Kandungan nutrisi dari limbah jagung
dengan luas lahan penanaman jagung manis di ini dapat menjadikan limbah jagung sebagai
Tabel 2. Luas tanam, berat tongkol ekonomis dan berangkasan jagung manis di Subak Gelgel Kecamatan
Klungkung Kabupaten Klungkung Tahun 2017-2020
Tahun Luas tanam (ha)* Berat tongkol ekonomis/ha (t) Berat berangkasan/ha (t)
Tabel 3. Analisis kandungan nutrisi jerami jagung manis di Kabupaten Klungkung, Bali Tahun 2014
Nama Bahan Pakan BK (%) Abu (%) SK (%) PK (%) LK(%) BETN (%)
Keterangan : Hasil analisis proksimat laboratorium nutrisi pakan ternak, Fakultas Peternakan, Universitas
Udayana.
Potensi Limbah Jagung Manis Mendukung Ketersediaan Pakan Ternak Sapi Bali
Di Kecamatan Klungkung, Kabupaten Klungkung | Ni Luh Gede Budiari, dkk. 61
Tabel 5. Daya dukung dan daya tampung ternak sapi dengan memanfaatkan limbah dari berangkasan jagung
manis untuk pakan di Kabupaten Klungkung
Uraian Jumlah
sangat luas yang dapat mendukung ketersediaan Ruminansia (Pakan dan Nutrisi Ternak).
hijauan pakan. Penyediaan pakan secara Bogor, 29 Nopember 2010. Badan Penelitian
berkesinambungan dari segi kualitas dan dan Pengembangan Pertanian. Jakarta.
kuantitas merupakan faktor utama dalam upaya
Budiari, N.L.G., I.M.Raiyasa, dan I.P.A.
peningkatan produktifitas ternak. Pemanfaatan
Kertawirawan. 2014. Peningkatan
limbah pertanian merupakan solusi untuk
Produktivitas Sapi Bali Dara Dengan
penyediaan pakan secara berkelanjutan dan
Pemanfaatan Limbah Jagung Manis.
dapat mengurangi sebagian atau seluruh hijauan
Prosiding. Seminar Nasional Pembangunan
serta dapat mengurangi ketergantungan pada
Nasional Berbasis Teknologi dan
penggunaan bahan konsentrat. Yusdja dan
SumberdayaLokal. Kerjasama LPPM
Ilham. (2006) melaporkan bahwa penurunan
dengan Fakultas Pertanian, Universitas
produksi pakan akan mempengaruhi daya
Muhammadiyah Jember. Jember 19 Agustus
dukung ternak untuk menyediakan pakan,
2014. Hlm 54 – 58
bahkan menyebabkan penurunan populasi.
Ketersediaan pakan merupakan faktor utama Budiari NLG, Kertawirawan IPA, Adijaya IN,
dalam menentukan daya tampung ternak di suatu Sugianyar IM. 2019.Substitution of rice bran
wilayah. with soil bean skin to increase the growth of
cows in Buleleng District, Bali. Proceeding
of The 2 nd International on Food and
KESIMPULAN Agricuture.Bali Nusa Dua 2 nd-3 rd 2019.
Jember (Indonesia): Politeknik Negeri
Potensi limbah jagung manis per ha sebagai Jember. p. 322-328.
pakan ternak sapi rata-rata 27,80 t atau sebesar
Delima, M., Karim, A., &Yunus, M. (2015). Kajian
63,02% dari hasil biologis tanaman jagung manis.
potensi produksi hijauan pakan pada lahan
Potensi limbah ini apabila dapat dimanfaatkan
eksisting dan potensial untuk meningkatkan
secara optimal dapat memenuhi kebutuhan
populasi ternak ruminansia di kabupaten
ternak sapi dengan bobot 300 kg sebanyak 927
Aceh Besar. Jurnal Agripet, 15(1), 33-40.
ekor dalam sehari. Daya tampung ternak sapi
dengan luasan 1 hektar selama 1 siklus produksi Dinas Pertanian Kabupaten Klungkung. 2020.
(6 bulan) yaitu sebesar 5,15 ekor sedangkan Data Luas Tanam Jagung Manis di
untuk Kabupaten Klungkung dengan rata-rata Kabupaten Klungkung Tahun 2017-2020.
luas penanaman jagung manis 405,25 ha per Dinas Pertanian Kabupaten Klungkung.
tahun daya tampung ternak sapinya mencapai Khuluq AD. 2012. Potensi pemanfaatan limbah
2.087 ekor. tebu sebagai pakan fermentasi probiotik.
Buletin Tanaman Tembakau, Serat dan
Minyak Industri, 4(1): 37-45.
DAFTAR PUSTAKA
Mastika. I. M. dan A.W. Puger. 2009. Upaya
Bamualin, M.A. 2010. Pengembangan Teknologi Perbaikan Penampilan (Performance) Sapi
Pakan Sapi Potong di Daerah Semi Arid Bali Melalui Perbaikan Ketersediaan dan
Nusa Tenggara. Materi Pengukuhan Kualitas Pakan. Makalah Disampaikan pada
Profesor Riset Bidang pemuliaan Seminar Sapi Bali di Unud dalam Rangka
Potensi Limbah Jagung Manis Mendukung Ketersediaan Pakan Ternak Sapi Bali
Di Kecamatan Klungkung, Kabupaten Klungkung | Ni Luh Gede Budiari, dkk. 63
TINGKAT EFEKTIVITAS EKSTRAK DAUN WARU (Hibiscus tiliaceus) TERHADAP
PARASIT GASTROINTESTINAL PADA SALURAN PENCERNAAN KAMBING
PERANAKAN ETTAWAH (PE) DI DESA SIDEMEN KABUPATEN KARANGASEM
1,2)
Penelti Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bali
Jl. By Pass Ngurah Rai, Pesanggaran, Denpasar, PO BOX 3480 telp/fax: (0361) 720 498
E-mail:swayan41@yahoo.com
ABSTRACT
Research on the use of waru leaf extract as a worm medicine has been carried out, the research was
conducted in the farmer group “Menaka Giri”, Sidemen village, Sidemen district, Karangasem Regency from
July to August 2020 against 20 male goats (PE) aged 7 months, divided into 4 treatments. with 5 heads each as
a replication, namely P0 (goat livestock without waru leaf extract), P1 (goat livestock with waru leaf extract 25
cc/ head/day), P2 (goat livestock with waru leaf extract dose of 50 cc/head/days) and), P3 (goat livestock with
extract of waru leafdose of 75 cc/head/day). The results showed that all of the goats were infected with 5 types
of worms in the form of nematode worms (Haemonchus sp,Strongylus sp and Strongyloides sp and
Trichostrongylus sp) and trematoda worms (Bonustomum sp). The anthelmintic power of hibiscus leaf extract
at the level of 50 cc/head/day is quite effective in killing nematode worms up to 35% compared to the 25 mg/
head/day of waru leaf extract and the level of 75 cc/head/day only 27% and 30%. The anthelminthic power of
hibiscus leaf extract against worm eggs can suppress up to 32% while at the level of 25 cc/head/day and 75 cc/
head/day respectively 28% and 30%.
ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian pemanfaatan ekstrak daun waru sebagai obat cacing, penelitian dilakukan di
Kelompok Tani “Menaka Giri” Desa Sidemen Kecamatan SidemenKabupaten Karangasem pada bulan Juli
hingga Agustus 2020 terhadap Kambing (PE) jantan umur 7 bulan sebanyak 20 ekor, terbagi dalam 4 perlakuan
dengan masing-masing 5 ekor sebagai ulangan yaitu P0 ( ternak kambing tanpa ekstrak daun waru),P1 (ternak
kambing dengan ekstrak daun waru 25 cc/ekor/hari),P2 (ternak kambing dengan ekstrak daun waru dengan
dosis 50 cc/ ekor/hari )danP3 (ternak kambing dengan ekstrak daun waru dengan dosis 75 cc/ekor/hari ).Hasil
menunjukkansecara keseluruhan kambing terinfeksi 5 jenis cacing berupa cacing nematoda (Haemonchus sp,
Strongylus spdan Strongyloides sp dan Trichostrongylus sp ) dan cacing trematoda ( Bonustomum sp). Daya
anthelmintik ekstrak daun waru level 50 cc/ekor/hari cukup efektif membunuh cacing nematoda hingga 35%
dibanding ekstrak daun waru 25 mg/ekor/hari dan level 75 cc/ ekor/ hari hanya27%dan 30 % Daya antelminthik
ekstrak daun waru terhadap telur cacing mampu menekan hingga 32 % sedangkan pada level 25 cc/ekor/hari
dan 75 cc/ekor/hari masing-masing sebesar 28% dan 30%.
Tingkat Efektitivitas Ekstrak Daun Waru (Hibiscus tiliaceus) terhadap Parasit Gastrointestinal
Pada Saluran Pencernaan Kambing Peranakan Ettawah ..... | I Wayan Sudarma, dkk. 65
kandang dilengkapi dengan ember sebagai hubungan antara variabel dependen (Y) dan
tempat muinum. Pakan utama yang diberikan variabel independen (X) dalam pembahasan
berupa pakan leguminosa (gamal, lamtoro dan digunakan analisis regresi (Steel dan Torrie,
nangka), rumput gajah serta pakan tambahan 1990).
berupa dedak padi. Disamping itu dalam
penelitian ini menggunakan bahan-bahan berupa
timbangan, sendok makan, plastik label, pisau, HASIL DAN PEMBAHASAN
plastik kantong, formalin 70%, air bersih, spidol.
Penelitian ini menggunakan Rancangan Tanaman waru merupakan tumbuhan asli
Acak Kelompok (RAK) 4 perlakuan dengan dari daerah tropis di Pasifik Barat. Namun, saat
masing-masing 5 ekor sebagai ulangan. Daun ini telah tersebar luas di seluruh wilayah Pasifik
waru yang digunakan yakni daun yang telah dan dikenal dengan berbagai sebutan misalnya
dewasa (tidak kuning, tidak terlalu tua) sebanyak hau (Hawaii), purau (Tahiti), beach hibiscus,
8 kg lalu dijemur hingga kering dibawah terik sinar tewalpin, sea hibiscus, maupun coastal
matahari. Selanjutnya daun waru dihancurkan/ cottonwood. Daun waru memiliki kandungan gizi
ditepungkanlalu dicampur air sebanyak 4000 ml, dan nutrisi berupa protein, karbohidrat, kalsium,
inilah yang menjadi ekstrak air untuk diberikan vitamin B1, vitamin B12, vitamin C, vitamin E,
pada perlakuan (Beriajayaet al., 2005). vitamin A, vitamin K, magnesium, zat Besi dan
Selanjutnya ekstrak daun waru disaring dan asam askorbat (Syamsuhidayat and Hutapea,
didiamkan selama 12 jam, ekstrak daun waru 1991).
siap diberikan pada ternak kambing. Sebelum Tanaman waru merupakan tumbuhan yang
dilakukan pengambilan sampel segarfeses, dapat tumbuh dipantai tidak berawa, ditanah
terlebih dahulu dilakukan pengenceran terhadap datar, dan di pegunungan hingga ketinggian 1700
formalin 70% dengan melakukan pengenceran mdpl. Tanaman ini banyak ditanam di pinggir
109 selanjutnya cairan formalin dimasukkan pada jalan dan di sudut pekarangan sebagai tanda
tiap kantung plastik yang telah diberi label. batas pagar, dimana tanaman ini dapat tumbuh
Pengambilan sampel feses segar kambing hingga tinggi 5-15 meter, dengan garis tengah
dilakukan selama 4 kali yakni pada awal sebelum batang 40-50 cm, bercabang dan berwarna
perlakuan, 2 minggu, 5 minggu dan 7 minggu coklat. Tanaman waru memiliki daun tunggal,
setelah perlakuan.Dosis penggunaan ekstrak berangkai, berbentuk jantung, lingkaran lebar/
daun waru diberikan dalam bentuk suspensi bulat telur, tidak berlekuk dengan diameter
(cairan) lewat air minum yang terbagi sesuai kurang dari 19 cm, memiliki bentuk daun menjari,
dengan taraf perlakuan yakni: sebagian dari tulang daun utama dengan kelenjar
P0 = Ternak kambing PE + tanpa ekstrak berbentuk celah pada sisi bawah dan sisi
daun waru pangkal. Sisi bawah daun berambut abu-abu
P1 = Ternak kambing PE + cairan ekstrak rapat. Daun penumpu bulat telur memanjang,
daun waru 25 cc/ekor/hari panjang 2,5 cm, meninggalkan tanda bekas
P2 = Ternak kambing PE + cairan ekstrak berbentuk cincin.Bunga waru merupakan bunga
daun waru 50 cc/ekor/ hari tunggal, bertaju 8-11. Panjang kelopak 2,5 cm
P3 = Ternak kambing PE + cairan ekstrak beraturan bercangap 5. Daun mahkota berbentuk
daun waru 75 cc/ekor/hari kipas, panjang 5-7 cm, berwarna kuning dengan
Parameter yang diamati dalam penelitian noda ungu pada pangkal, bagian dalam oranye
berupa tingkat prevelensi cacing yang dan akhirnya berubah menjadi kemerah-
menyerang kambing PE, jenis cacing yang merahan (Syamsuhidayat and Hutapea, 1991).
menginfeksi kambing PE, jumlah telur cacing Daun waru mengandung senyawa fitokimia
menginfeksi kambing PE serta tingkat ekonomis berupa polifenol, saponin, flavonoid, serta me-
terhadap dampak penggunaan ekstrak daun ngandung alkaloida, asam amino, karbohidrat,
waru.Data yang diperoleh dianalisis dengansidik asam organik, asam lemak, sesquiterpen dan
ragam dengan tingkat kesalahan 1-5%. Apabila sesquiterpen quinon, steroid, triterpen.
pengujian sidik ragam menunjukkan pengaruh Sedangkan akar waru disamping mengandung
perbedaan yang nyata, maka pengujian diantara senyawa saponin, juga mengandung tanin dan
rataan empat perlakuan dilakukan dengan uji flavonoid (Kumar et al., 2008), sehingga dengan
jarak berganda dari Duncan. Untuk mengetahui demikian tanaman waru dapat digunakan untuk
Tingkat Efektitivitas Ekstrak Daun Waru (Hibiscus tiliaceus) terhadap Parasit Gastrointestinal
Pada Saluran Pencernaan Kambing Peranakan Ettawah ..... | I Wayan Sudarma, dkk. 67
terjadi sebesar 65%. Hasil ini mengindikasikan terbaik dibanding kontrol dan level 25 cc/ekor/
bahwa hasil yang diperoleh masih dibawah hasil hari walau tidak memberi respon nyata pada
penelitian Donald (2003) yang menyatakan penggunaan pada level 75 cc/ekor/hari, dimana
prevelensi cacing Haemonchus contortus pada efektivitas daun waru mulai terlihat pada minggu
kambing dan domba di Ethiopia sebesar 98,8%. ke II semenjak perlakuan, jelas terlihat pada
Namun hasil penelitian ini lebih tinggi semua perlakuan bila di banding perlakuan
dibandingkan dengan hasil penelitian yang kontrol, dimana perlakuan yang tanpa pemberian
dilaporkan oleh Mukti et al. (2014) dimana ekstrak daun waru terlihat terjadi peningkatan
prevelensi cacing nematoda pada saluran jumlah butir telur cacing pada tiap gram feses
pencernaan kambing PE sebesar 51,9%, dan sampel namun sebaliknya pada taraf perlakuan
51,4%. Hal ini terjadi akibat kurangnya terlihat terjadi penurunan jumlah telur cacing.Hal
pengetahuan yang dimiliki oleh para peternak ini sejalan pernyataan Beriajaya et al.,
dalam menangani kontrol kesehatan dalam (2006)bahwa waktu inkubasi telur cacing untuk
interval pemberian dan ketepatan dosis obat menghitung telur cacing yang menetas dapat
cacing sehingga dapat berdampak terhadap dilakukan setelah 48 jam pada suhu kamar.
resisten terhadap obat, dan bila pemberiannya Melalui uji in vitro terhadap telur cacing
dilakukan secara berulang maka dapat merupakan persentase telur cacing yang
menimbulkan galur cacing yang resisten menetas selama 48 jam. Hal ini terjadi dimana
(Katzung, 2004). telur cacing dapat bertahan hingga 48 jam di suhu
ruang dalam keadaan baik. Pemilihan waktu
Jumlah Telur Cacing yang Menginfeksi pengamatan pada jam ke-24 dapat mempercepat
Kambing Peranakan Ettawah (PE) waktu dan mendapatkan hasil yang optimal
karena dalam keadaan normal kondisi telur pada
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan jam ke-24 masih baik (Ekawasti et al. 2017).
dimana ekstrak daun waru pada level 50 cc/ekor/ Dengan menurunnya jumlah telur cacing dalam
hari mampu memberikan efek antelmintikyang feses ternak dalam kurun waktu lebih dari 48 jam
P0 5 4 65
P1 5 4 65
P2 5 4 65
P3 5 4 65
Tabel 3.Jumlah telur cacing yang menginfeksi sebelum dan sesudah perlakuan terhadap kambing PE.
Tingkat Efektitivitas Ekstrak Daun Waru (Hibiscus tiliaceus) terhadap Parasit Gastrointestinal
Pada Saluran Pencernaan Kambing Peranakan Ettawah ..... | I Wayan Sudarma, dkk. 69
tanaman obat dapat mengurangi perkembangan KESIMPULAN DAN SARAN
larva cacing nematoda hingga 91%.Ditinjau dari
derajat tingkat infeksi, infeksi yang terjadi masih Prevelensi parasit gastrointestinal terhadap
tergolong sedang yakni sebesar 650 butir/gram kambing Peranakan Ettawah (PE) dalam
feses. Menurut Levine (1990) pada infeksi ringan kandang panggung daerah dataran tinggi di
akan ditemukan telur cacing 1-499 butir/gram Kelompok Tani”Menaka Giri” di Desa Sidemen,
fesespada infeksi sedang akan ditemukan jumlah terinfeksi tunggal oleh cacing Haemonchus sp.
telur cacing 500-5000 butir/gram feses. (20%), infeksi gabungan oleh cacing Strongylus
sp. dan Trichostrongylus sp. (20,5%) dan
Analisa Ekonomi Pemakaian Biaya Ekstrak gabungan cacing Strongylus sp., Strongyloides
Daun Waru Sebagai Obat Cacing pada sp. dan Paramphistomum sp.(20%).Dengan
Kambing Peranakan Ettawah (PE) tingkat sebaran cacing terjadi sebesar
65%sertaderajat infeksi masihdalam stadium
Dalam penanggulangan penyakit parasit sedang yakni 650 butir/gramfeses.Penggunaan
cacing atau penyakit saluran pencernaan ekstrak daun waru pada level 50 cc/ekor/hari
gastrointestinal pada ternak kambing, sebagai mampu menurunkan jumlah larva sebesar 32%
pilihan alternatif dapat digunakan dengan dan telur cacing sebesar 35%,sedangkan pada
pemanfaatan tanaman waru secara tradisional. level 25 cc/ekor/hari dan 75 cc/ekor/hari mampu
Berikut perbandingan pengeluaran biaya menurunkan jumlah larva masing-masing
penangan penyakit cacingan dalam level sebesar 27% dan 30% dan telur cacing masing-
penggunaan dosis yang berbeda-beda seperti masing sebesar 28% dan 30 %. Pemberian
pada tabel 4. ekstrak daun waru pada level 50 cc/ ekor/hari
sangat efektif dalam pengendalian maupun
Tabel 4. Perbandingan biaya yang dikeluarkan pada pengobatan penyakit cacingan pada ternak
tiap perlakuan kambing.Pemakaian ekstrak daun waru sebagai
obat cacing pada kambing dapat dibuat dengan
Dosis level pemakaian Biaya (Rp/ekor) mudah,tersedia sepanjang waktu dan mudah
(ekor/hari)
didapat. Perlu penelitian lebih lanjut untuk
25 cc 2.450 mengetahui tingkat prevelensi gastrointestinal
50 cc 4.900 pada kambing yang dipelihara di daerah dataran
75 cc 7.340 rendah.
Tingkat Efektitivitas Ekstrak Daun Waru (Hibiscus tiliaceus) terhadap Parasit Gastrointestinal
Pada Saluran Pencernaan Kambing Peranakan Ettawah ..... | I Wayan Sudarma, dkk. 71
enzyme activities and fermentation of feed Siregar, S.B.2008. Penggemukan Sapi.Edisi
in rumen liquor of buffalo. Anim. Feed Sci. Revisi. Penebar Swadaya. Depok
Technol. 128: 276-291.
Syamsuhidayat, S. and Hutapea, J. (1991)
Pfukenyi, M.D, S. Mukaratirwa, A.L. Willingham, Inventaris Tanaman Obat Indonesia I.
dan J. Monrad. 2007. Epidemiological
Steel, R. G. D. and J. H. Torrie. 1990. Prinsip dan
studies of parasitic gastrointestinal
Prosedur Statistik. Suatu Pendekatan
nematodes, cestodes, and coccidia
Biometrik. Alih Bahasa Ir.B. Soemantri. Ed
infections in cattle in the highveld and
II. Gramedia Jakarta
lowveld communal grazing areas of
Zimbabwe. Journal of Veterinary Research. Sutama, I.K dan I.G.M. Budiarsana. 2009.
74: 129-142. Panduan Lengkap Beternak Kambing dan
Domba. Penebar Swadaya, Jakarta
Rastogi T, Bhutda V, Moon K, Aswar PB, and
Khadabadi SS. 2009. Comparative Studies Tiwow, D., Widdhi, B dan Novel, S.K. 2013. Uji
on Anthelmintic Activity of Moringa oleifera efek antelmintik ekstrak etanolbiji pinang
and Vitex Negundo. Asian J. Research (Areca catechu) terhadap cacing Ascaris
Chem. 2(2): April-June, 2009:181-182. lumbricoides danAscaridia galli secara in
vitro. Pharmacon 2 (02): 76-80
Shahidi, F and M. Naczk. 1995. FoodPhenolics.
Technomic Inc, Basel.
1)
Peneliti Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Bali
2)
Penyuluh Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Bali
Jl. By Pass Ngurah Rai, Pesanggaran, Denpasar
E-mail: dellyresiani67@gmail.com
ABSTRACT
The Level of Main Pest Attack and Harvest of Some Variety of Corn
in the Rainfed Land Environment
Rainfed land are one of the land resources that have great potential for the development of agricultural
development. Various attempts have been made by the government to achieve this condition. One of them is
the development of new superior maize varieties. The research was conducted in Subak Aseman IV, Tanguntiti
Village-East Selemadeg District, Tabanan Regency. Aim to analyze the level of attack by major pests and
yields of maize. Research time April - August 2019. Using a randomized block design with 3 treatments of corn
varieties (J), namely Bima 20 URI (J1); Nasa 29 (J2) and NK 228 (J3). Each treatment was repeated 10 times.
The data analysis used diversity analysis, followed by the LSD 5% test for the observed parameters. The
results showed that the highest level of attack, armyworms and cob borer was shown in the Bima 20 URI
treatment (7.65%) which was not significantly different from Nasa 29 (6.22%). Stem borer attack has no significant
effect on the three test treatments. The highest plant height was shown in the treatment of NK 228 (270.00).
The highest stover weight above ground was shown in the treatment of NK 228 (18.60) and the lowest was in
the treatment of Bima 20 URI (12.23). The ear weight with the highest weight was shown in the treatment of NK
228 (286.49), followed by Nasa 29 (256.84) and Bima 20 URI (214.15). The highest weight of the cob without
husk, the weight of the harvested dry seed, and the highest total weight of the plant above ground were shown
in the treatment of NK 228 (251.17; 197.03 and 636.8). The highest harvest index was shown in the Bima 20
URI treatment which was not significantly different from Nasa 29 (1.17 and 1.13). The highest weight of stored
dry shelled seeds was shown in treatment NK 228 (134.77). It was concluded that NK 228 showed the best
treatment among the three varieties with the lowest level of main pest attack and the highest yield of dry shelled
stored weight.
ABSTRAK
Sawah tadah hujan adalah salah satu sumber daya lahan yang mempunyai potensi besar untuk
pengembangan pembangunan pertanian. Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah guna mewujudkan kondisi
tersebut. Salah satunya adalah pengembangan varietas jagung unggul baru. Penelitian dilaksanakan di Subak
Aseman IV, Desa Tanguntiti-Kecamatan Selemadeg Timur Kabupaten Tabanan. Bertujuan untuk menganalisis
tingkat serangan hama utama dan hasil panen jagung. Waktu penelitian April - Agustus 2019. Menggunakan
rancangan acak kelompok dengan 3 perlakuan varietas jagung (J) yakni varietas jagung Bima 20 URI (J1);
Nasa 29 (J2) dan NK 228 (J3). Setiap perlakuan diulang 10 kali. Analisis data menggunakan analisis keragaman,
dilanjutkan dengan uji BNT 5% untuk parameter teramati. Hasil penelitian menunjukkan tingkat serangan, ulat
grayak dan penggerek tongkol tertinggi ditunjukkan pada perlakuan Bima 20 URI (7,65%) yang tidak berbeda
nyata dengan Nasa 29 (6,22%). Serangan penggerek batang berpengaruh tidak nyata pada ketiga perlakuan
uji. Tinggi tanaman tertinggi ditunjukkan pada perlakuan NK 228 (270,00). Bobot brangkasan atas tanah
tertinggi ditunjukkan pada perlakuan NK 228 (18,60) dan terendah pada perlakuan Bima 20 URI (12,23). Bobot
Tingkat Serangan Hama Utama dan Hasil Panen Beberapa Varietas Jagung
Di Lingkungan Sawah Tadah Hujan | Ni Made Delly Resiani, dkk. 73
tongkol dengan kelobot tertinggi ditunjukkan pada perlakuan NK 228 (286,49), diikuti Nasa 29 (256,84) dan
Bima 20 URI (214,15 ). Bobot tongkol tanpa kelobot, bobot biji pipilan kering panen, dan bobot total tanaman di
atas tanah tertinggi masing-masing ditunjukkan pada perlakuan NK 228 (251,17;197,03 dan 636,8). Indeks
panen tertinggi ditunjukkan pada perlakuan Bima 20 URI yang tidak berbeda nyata dengan Nasa 29 (1,17 dan
1,13). Bobot biji pipilan kering simpan tertinggi ditunjukkan pada perlakuan NK 228 (134,77). Disimpulkan
Jagung NK 228 menunjukkan perlakuan terbaik diantara ketiga varietas tersebut dengan tingkat serangan
hama utama terendah serta hasil bobot pipilan kering simpan tertinggi.
Tingkat Serangan Hama Utama dan Hasil Panen Beberapa Varietas Jagung
Di Lingkungan Sawah Tadah Hujan | Ni Made Delly Resiani, dkk. 75
penggerek tongkol tertinggi ditunjukkan pada Perlakuan uji berpengaruh nyata terhadap
jagung Bima 20 URI (9,24%) diikuti jagung Nasa bobot tongkol tanpa kelobot, bobot biji pipilan
29 (7,62) yang tidak berbeda nyata dengan kering panen dan bobot total tanaman di atas
jagung NK 228 (7,29%) (Tabel 1.). tanah (Tabel 3.). Bobot tongkol tanpa kelobot
Perlakuan uji berpengaruh nyata terhadap tertinggi ditunjukkan pada perlakuan NK 228
komponen pertumbuhan dan hasil panen jagung. (251,17) diikuti Nasa 29 (236,01) dan Bima 20
Tinggi tanaman jagung tertinggi ditunjukkan pada URI (187,22) atau dengan kata lain bobot tongkol
perlakuan jagung NK 228 (270,00 cm), di ikuti tanpa kelobot NK 228, 34,16% dibandingkan
Nasa 29 (252,95 cm) dan Bima 20 URI (219,45 Bima 20 URI. Bobot biji pipilan kering panen
cm) atau dengan kata lain tinggi jagung NK 228, tertinggi ditunjukkan pada perlakuan NK 228
6,74 dan 23,99% lebih tinggi dibanding jagung (197,03) dan terendah pada Bima 20 URI
Nasa 29 dan Bima 20 URI (Tabel 2.). Bobot (187,22) atau 27,98% lebih tinggi pada NK 228.
brangkasan atas tanah tertinggi ditunjukkan pada Bobot total tanaman di atas tanah tertinggi
perlakuan jagung NK 228 (18,60 g) dan terendah ditunjukkan pada perlakuan NK 228 (636,8),
pada perlakuan Bima 20 URI (12,23 g) atau bobot diikuti Nasa 29 (461,6) dan Bima 20 URI (366,91)
brangkasan atas tanah jagung NK 228 lebih atau 42,38% lebih tinggi pada NK 228 dibanding
tinggi 15,74% dibanding jagung Nasa 29 (16,07g) Bima 20 URI (Tabel 3.).
(Tabel 2.). Demikian juga dengan komponen Perlakuan uji berpengaruh nyata terhadap
bobot tongkol dengan kelobot, diperoleh hasil rerata bobot biji pipilan kering simpan baik per
bobot tongkol dengan kelobot tertinggi tanaman maupun per hektar dan indeks panen.
ditunjukkan pada perlakuan jagung NK 228 Bobot biji pipilan kering simpan per tanaman
(286,49 g), diikuti Nasa 29 (256,84) dan Bima tertinggi ditunjukkan pada perakuan jagung NK
20 URI (214,15 g) (Tabel 2). 228 (134,77) dan terendah pada Bima 20 URI
Tabel 1. Pengaruh perlakuan terhadap rerata tingkat serangan hama penggerek batang, ulat grayak dan
penggerek tongkol
Perlakuan Penggerek batang (%) Ulat grayak (%) Penggerek tongkol (%)
Keterangan: Angka-angka yang diikuti huruf sama pada kolom yang sama menunjukkan perbedaan tidak
nyata pada taraf uji BNT 5% Data tingkat serangan hama utama dianalisis setelah ditransformasi
ke dalam Arcsin” X%
Tabel 2. Pengaruh perlakuan terhadap rerata tinggi tanaman, bobot brangkasan atas tanah dan bobot tongkol
dengan kelobot
Keterangan: Angka-angka yang diikuti huruf sama pada kolom yang sama menunjukkan perbedaan tidak
nyata pada taraf uji BNT 5% Data bobot brangkasan atas tanah di analisis setelah di transformasi
ke dalam bentuk (X+0,5)^0.5
Tabel 3. Pengaruh perlakuan terhadap rerata bobot tongkol tanpa kelobot, bobot biji pipilan kering panen, dan
bobot total tanaman di atas tanah
Keterangan: Angka-angka yang diikuti huruf sama pada kolom yang sama menunjukkan perbedaan tidak
nyata pada taraf uji BNT 5%
Tabel 4. Pengaruh perlakuan terhadap rerata bobot biji pipilan kering simpan per tanaman, indeks panen, dan
bobot biji pipilan kering simpan (ton/ha)
Perlakuan bobot biji pipilan indeks panen Bobot biji pipilan kering
kering simpan (g/tan) simpan (ton/ha)
Keterangan: Angka-angka yang diikuti huruf sama pada kolom yang sama menunjukkan perbedaan tidak
nyata pada taraf uji BNT 5%
Tingkat Serangan Hama Utama dan Hasil Panen Beberapa Varietas Jagung
Di Lingkungan Sawah Tadah Hujan | Ni Made Delly Resiani, dkk. 77
bahwa varietas tanaman yang berbeda KESIMPULAN
menunjukkan pertumbuhan dan hasil yang
berbeda walaupun ditanam pada kondisi Varietas jagung NK 228 menunjukkan
lingkungan yang sama. Adi et al. (2013) perlakuan terbaik dilingkungan sawah tadah
menyatakan bahwa perbedaan susunan genetik hujan diantara ketiga varietas tersebut dengan
merupakan salah satu faktor penyebab tingkat serangan hama utama terendah serta
keragaman penampilan tanaman. Genetik yang hasil bobot pipilan kering simpan tertinggi.
akan diekspresikan pada suatu fase Varietas jagung Nasa 29 dan Bima 20 URI
pertumbuhan yang berbeda dapat diekspresikan merupakan varietas alternatif pilihan petani
pada berbagai sifat tanaman yang mencakup sebagai pengganti varietas eksisting.
bentuk dan fungsi tanaman yang menghasilkan
keragaman pertumbuhan tanaman.
Maruapey (2012) menyatakan bahwa UCAPAN TERIMA KASIH
perkembangan tanaman akan dipengaruhi oleh
lingkungan tumbuhnya terutama kelembaban Terima kasih penulis sampaikan kepada
dan suhu di sekitar tanaman sangat Badan Litbang Pertanian atas bantuan anggaran
mempengaruhi pertumbuhan dan hasil tanaman. dalam kegiatan ini, sehingga kegiatan dapat
Setiap tanaman membutuhkan suhu optimal berjalan sebagaimana mestinya. Terima kasih
dalam kisaran tertentu sesuai dengan prinsif juga disampaikan kepada kepala Balai Besar dan
reaksi kimia, demikian juga dalam proses Kepala BPTP Bali. Disampaikan juga ucapan
metabolisme. Penampilan pertumbuhan terima kasih kepada teman-teman yang turut
tanaman jagung NK 228 pada peubah tinggi membantu dalam pelaksanaan kegiatan ini
tanaman menunjukkan perbedaan yang nyata hingga terealisasinya tulisan ini. Semoga semua
antara perlakuan. Tinggi tanaman varietas jagung diberikan kesehatan dalam menjalani kehidupan
NK 228 tertinggi diantara ke perlakuan uji. ini.
Demikian juga terhadap komponen dan hasil
panen. Pesireron dan Senewe (2011)
menyatakan bahwa genotipe yang berbeda akan DAFTAR PUSTAKA
memberikan tanggapan yang berbeda meskipun
di lingkungan yang sama. Dikatakan juga tinggi Abdurrahman, P.,, Mbue, K.B., Hasmawi, H.
tanaman merupakan salah satu parameter utama 2013. Respons Pertumbuhan Dan Produksi
untuk mengetahui tingkat adaptasi suatu varietas Beberapa Varietas Tanaman Jagung
pada setiap agroekosistem yang berbeda. Terhadap Pemberian Pupuk N Dan K Jurnal
Soehendi dan Syahri (2013) mengatakan Online Agroekoteknologi Vol.1, No.3.
bahwa tanaman yang tinggi mampu menerima
Adi W.B. A. , Kuswanto, Andy Soegianto. 2013.
intensitas cahaya matahari secara penuh,
Respon Lima Varietas Jagung (Zea Mays L.)
sehingga proses fotosintesis dapat berlangsung
Pada Aplikasi Pyraclostrobin. Jurnal
optimal sehingga meningkatkan suplai bahan
Produksi Tanaman. Volume 1 No.1
kering ke daun, batang dan biji yang memicu
pertumbuhan dan biomasa tanaman. Aqil, M dan R.Y. Arvan. 2014. Deskripsi varietas
Ditambahkan pula penampilan suatu karakter unggul jagung. Maros: Balai Penelitian
akan optimal jika tanaman tersebut berada pada Tanaman Serealia. 45p
lingkungan yang sesuai, sebaliknya penampilan
Eko, I., St. Subaedah, A.Takdir. 2018. Analisis
tidak akan optimal jika berada pada lingkungan
Keragaan Genetik Jagung Toleran Cekaman
yang tidak sesuai. Penampilan suatu karakter
Kekeringan Di Lahan Sawah Tadah
yang heritabilitasnya tinggi memiliki pengaruh
Hujan.Jurnal Agrotek. Vol. 2 No. 2
lingkungan sedikit sehingga penampilannya akan
relatif tetap, tetapi karakter yang heritabilitasnya Gomez, K.A dan A.A. Gomez. 1995. Prosedur
rendah memiliki pengaruh lingkungan yang besar Statistik Untuk Penelitian Pertanian.
sehingga penampilannya mudah berubah. Diterjemahkan oleh: Endang Sjamsudin dan
J.S Baharsjah. UI-Press. Jakarta
Tingkat Serangan Hama Utama dan Hasil Panen Beberapa Varietas Jagung
Di Lingkungan Sawah Tadah Hujan | Ni Made Delly Resiani, dkk. 79
PEDOMAN BAGI PENULIS
BULETIN TEKNOLOGI DAN INFORMASI PERTANIAN
1. Buletin Teknologi Pertanian memuat naskah ilmiah/ penyusunan grafik. Pembahasan yang
semi ilmiah dalam bidang pertanian dalam arti luas. disajikan hendaknya memuat tafsir atas hasil
Naskah dapat berupa : hasil penelitian, pengkajian, yang diperoleh dan bahasan yang berkaitan
artikel ulas balik (review). Naskah harus asli (belum dengan laporan-laporan sebelumnya. Hindari
pernah dipublikasikan) dan ditulis menggunakan mengulang pernyataan yang telah
bahasa indonesia. disampaikan pada metode, hasil dan informasi
lain yang telah disajikan pada pendahuluan.
2. Naskah diketik dengan kertas berukuran A4. Naskah 3.7 Kesimpulan dan Saran : Disajikan secara
diketik dengan 1,15 menggunakan program olah terpisah dari hasil dan pembahasan.
kata MS Word, huruf Arial ukuran huruf 10. 3.8 Ucapan Terima Kasih : Dapat disajikan bila
dipandang perlu. Ditujukan kepada yang
3. Tata cara penulisan naskah hasil penelitian mendanai penelitian dan untuk memberikan
hendaknya disusun menurut urutan sebagai berikut penghargaaan kepada lembaga mau pun
: judul, identitas penulis, abstrak, abtract (bahasa perseorangan yang telah membantu penelitian
Inggris), pendahuluan, materi dan metode, hasil dan atau proses penulisan ilmiah.
pembahasan, kesimpulan dan saran, ucapan terima 3.9 Daftar Pustaka : disusun secara alfabetis
kasih, dan daftar pustaka. Gambar dan table menurut nama dan tahun terbit. Singkatan
ditempatkan pada akhir naskah, masing-masing majalah/jurnal berdasarkan tata cara yang
pada lembar berbeda. Upayakan dicetak hitam\putih dipakai oleh masing-masing jurnal.
1,15 spasi, dan keseluruhan naskah tidak lebih dari
10 halaman. Contoh penulisan daftar pustaka :
3.1 Judul : Singkat dan jelas (tidak lebih dari 14
kata), ditulis dengan huruf besar. Jurnal/Majalah :
3.2 Identitas penulis : Nama ditulis lengkap (tidak Suharno. 2006. Kajian pertumbuhan dan produksi 8
disingkat) tanpa gelar. bila penulis lebih dari varietas kedelai (Glysine max L) di lahan sawah
seorang, dengan alamat instansi yang tadah hujan. Jurnal Ilmu-ilmu Pertanian. 2 (1) hlm.
berbeda, maka dibelakang setiap nama diberi 66 - 72
indeks angka (superscript). Alamat penulis
ditulis di bawah nama penulis, mencakup Buku :
laboratorium, lembaga, dan alamat indeks Houghton J. 1994. Global Warming. Lion Publishing plc,
dengan nomor telpon/faksimili dan e-mail. Oxford, England.
Indeks tambahan diberikan pada penulis yang
dapat diajak berkorespondensi (corresponding Bab dalam buku :
author). Carter, J.G., 1980. Environmental and biological controls
3.3 Abstrak : Ditulis dalam bahasa indonesia dan of bivalve shell mineralogy and microstructure. In:
bahasa Inggris. Abstrak dilengkapi kata kunci Rhoads, D.C. and Lutz, R.A. (Eds), Skeletal growth
(key words) yang diurut berdasarkan of aquatic organism. Plenum Press, New York and
kepentingannya. Abstrak memuat ringkasan London: 93-134.
naskah, mencakup seluruh tulisan tanpa
mencoba merinci setiap bagiannya. Hindari Abstrak
Wilcox GE, Chadwick BJ, Kertayadnya G. 1994.
menggunakan singkatan. Panjang abstrak
Jembrana disease virus: a new bovine lentivirus
maksimal 250 kata.
producing an acute severe clinical disease ini Bos
3.4 Pendahuluan : Memuat tentang ruang lingkup,
javanicus cattle. Abstrak 3rd Internastional Congress
latar belakang tujuan dan manfaat penelitian.
on Veterinary Virology, Switserland Sept. 4-7.
Bagian ini hendaknya membeikan latar
belakang agar pembaca memahami dan Prosiding Konferensi
menilai hasil penelitian tanpa membaca Herawati T., Suwalan S., Haryono dan Wahyuni, 2000.
laporan-laporan sebelumnya yang berkaitan Perananan wanita dalam usaha tani keluarga di
dengan topik. Manfaatkanlah pustaka yang lahan rawa pasang surut, Prosiding Seminar
dapat mendukung pembahasan. Nasional Penelitian dan Pengembangan di Lahan
3.5 Metode Penelitian : Hendaknya diuraikan Rawa. Cipayung, 25 – 27 Juli 2000, hlm 247 – 258.
secara rinci dan jelas mengenai bahan yang Puslitbangtan.
digunakan dan cara kerja yang dilaksanakan,
termasuk metode statiska. Cara kerja yang Tesis/Disertasi
disampaikan hendaknya memuat informasi Stone, I.G., 1963. A morphogenetic study of study stages
yang memadai sehingga memungkinkan in the life-cycle of some Vitorian cryptograms. Ph.D
penelitian tersebut dapat diulang dengan Thesis, Univ. of Melbourne.
berhasil.
3.6 Hasil dan Pembahasan : Disajikan secara Informasi di Internet:
bersama dan pembahasan dengan jelas hasil- Badan Pusat Statistik. 2010. The results of population
hasil penelitian. Hasil penelitian dpat disajikan census in 2010: The aggregate data per province.
dalam bentuk penggunaan grafik jika hal Jakarta, Agustus. http://www.bps. go.id/download_
tersebut dapat dijelaskan dalam naskah. Batas file/SP2010_agregat_data_ perProvinsi.pdf
pemakain foto, sajikan foto yang jelas (Diakses: 29/8/2010).
menggambarkan hasil yang diperoleh. Gambar
dan table harus diberi nomor dan dikutip dalam 4. Naskah dari artikel ulas balik (review), dan laporan
naskah. Foto dapat dikirim dengan ukuran 4 R. kasus sesuai dengan aturan yang lazim.
Biaya pemuatan foto bewarna akan dibebani
ke penulis. Grafik hasil pengolahan data dikirim 5. Pengiriman naskah buletin dapat diserahkan
dalam file yang terpisah naskah ilmiah dan kepada redaksi di Balai Pengkajian Teknologi
disertai nama program dan data dasar Pertanian (BPTP) Bali berupa hardfile dan softfile.