Anda di halaman 1dari 18

Kolaborasi : Jurnal Administrasi Publik, Agustus 2017 Volume 3 Nomor 2

PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KINERJA PEGAWAI


DI BANDARA UDARA LAGA LIGO BUA
KABUPATEN LUWU

Kiki Damayanti1, Mappamiring2, Musliha Karim3

1)
Jurusan Ilmu Administrasi Negara Unismuh Makasssar
2)
Jurusan Ilmu Administrasi Negara Unismuh Makassar
3)
Jurusan Ilmu Administrasi Negara Unismuh Makassar

ABSTRACT

This study aimed to describe the implementation of management system of employee


performance at Laga Ligo Bua Airport, Luwu regency. The type of the research is
descriptive qualitative which involved 10 emplyees as respondent. The teehnique of data
analysis used is qualitative-descriptive wich is presented in question, responses and
interpretations gained from direct observation and interviev. The results of the research
reveal that the implementation of the employec performance management system at Laga
Ligo Bua Airport Luwu regerency generally was not effective. It can be identified from
the indicators: a) the commitment and policies are implemented properly, b) the plan
operaetes well, c) implementation is optimal, d) the inhibiting factors are not in
accordance with the indicators that have been set, and e) the supporting factors operates
well.

Keywords: management, performance

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menguraikan bagaimana Penerapan Sistem Manajemen


Kinerja Pegawai Di Bandar Udara Laga Ligo Bua Kabupaten Luwu. Jenis penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan 10 responden. Tehnik
pengumpulan data dilakukan melalui obsevasi dan wawancara. Teknis analisis data yakni
analisis deskriptif kualitatif yang dinyatakan dalam bentuk-bentuk pertanyaan, tanggapan-
tanggapan serta tafsiran yang diperoleh dari observasi dan wawancara langsung. Hasil
penelitian ini menunjukan bawah secara umum belum berjalan dengan efektif. Hal
tersebut dapat dilihat dari indikator (a) komitmen dan kebijakan berjalan dengan lancar,
(b) perencanaan berjalan dengan baik, (c) penerapan berjalan dengan baik,(d) faktor
penghambat tidak berjalan sesuai indikator yang telah di tetapkan serta (e) faktor
pendukung berjalan dengan baik.

Kata kunci: Manajemen, Kinerja

Website : http://journal.unismuh.ac.id/index.php/kolaborasi
Kolaborasi : Jurnal Administrasi Publik, Agustus 2017 Volume 3 Nomor 2

PENDAHULUAN menimbulkan persaingan yang sehat

Pembangunan Nasional dewasa antar pegawai yang berdampak pada


ini berjalan seiring dengan pengembangan diri pegawai masing-
perkembangan industri yang pesat dan masing. Dengan kata lain apabila
mandiri dalam rangka mewujudkan kinerja diwujudkan, akan mendukung

industrialisasi yang ditandai dengan tercapainya tujuan secara efektif dan


mekanisme, elektrefikasi dan efesien yang pada akhirnya
modernisasi. Karena kebutuhan menciptakan percepatan, kecepatan,
mobilitas yang tinggi tersebut, maka efektifitas dan efesiensi kerja di

diperlukan jenis transportasi, penyedia lingkungan organisasi bersangkutan.


transportasi dan fasilitas yang dapat Sistem manajemen keselamatan
menyesuaikan dengan kebutuhan dan kesehatan kerja mendapatkan
manusia saat ini. Karena banyaknya perhatian yang sangat penting dewasa

pengunaan Pesawat terbang maka ini karena masih tingginya angka


harus diperhatikan pula mengenai kecelakaan kerja. Manajemen kinerja
Bandar Udara sebagai tempat fasilitas bertujuan menciptakan sistem
pesawat terbang dan fasilitas keselamatan dan kesehatan kerja

penunjang lainnya. ditempat kerja dengan melibatkan


Kinerja dalam suatu organisasi unsur manajemen, tenaga kerja,
senantiasa diupayakan peningkatannya kondisi lingkungan kerja yang
karena meningkatnya kinerja tidak saja terintegrasi dalam rangkah mencegah

akan membawa pengaruh langsung dan mengurangi kecelakaan dan


kepada organisasi, namun akan penyakit akibat kerja serta terciptanya
berdampak terhadap peningkatan tempat kerja yang aman. Pasal 87 UU
kemampuan pegawai. Selain itu tersebut mewajibkan setiap perusahaan
kinerja yang meningkat akan menerapkan manajemen kinerja
menciptakan suasana yang lebih pegawai sebagai bagian dari
kondusif yang pada akhirnya manajemen perusahaan, dan bagi yang

Website : http://journal.unismuh.ac.id/index.php/kolaborasi 229


Kolaborasi : Jurnal Administrasi Publik, Agustus 2017 Volume 3 Nomor 2

tidak menerapkannya akan diberi Kebijakan, 2) Perencanaan, 3)


sanksi. Penerapan
Penyebab Utama kecelakaan Wibowo, 2007 menyatakan
kerja adalah kurang optimalnya bawah Manejemen kinerja sebagai
pelaksanaan kinerja, sedangkan proses komunikasi yang dilakukan
penyebab Sebenarnya adalah Mis secara terus menerus dalam kemitraan
Management yang artinya manajemen antara karyawan dengan atasan
tidak melakukan upaya pencegahan langsungnya untuk mendapatkan hasil
kecelakaan kerja seiring dengan yang lebih baik dari organisasi, tim
kegiatan manajemen perusahaan. dan individu dengan cara memahami
Penyusunan tugas akhir ini, dan mengelola kinerja dalam suatu
akan dievaluasi Bagaimana Penerapan kerangka tujuan, standar, dan
Sistem Manajemen Kinerja Pegawai persyaratan-persyaratan atribut yang
pada Bandar Udara Laga Ligo Bua disepakati antara manajer dan
Kabupaten Luwu. Evaluasi penerapan karyawan yang menyangkut penetapan
Kinerja Pegawai dilaksanakan tujuan, memberikan umpan balik baik
sebagaimana telah disebutkan dari manajer kepada karyawan maupun
Berdasarkan permasalahan sebaliknya.
diatas, maka penulis tertarik untuk Manajemen kinerja merupakan
mengangkat masalah tersebut sebagai dasar dan kekuatan pendiri yang
bahan penelitian dengan judul berada di belakang semua keputusan
“Penerapan Sistem Manajemen organisasi, Amstrong (2003:12)
Kinerja Pegawai Di Bandar Udara menyatakan bawah manajemen kinerja
Laga Ligo Bua Kabupaten Luwu”. adalah proses sistematis untuk
Bawah dalam penerapan sistem memperbaiki kinerja operasional
manajemen kinerja sangat penting dengan mengembangkan kinerja
penerapan sistem manajemen individual dan tim. Merupakan sarana
fungsinya dapat diklasifikasikan untuk mendapatkan hasil lebih baik
sebagai berikut: 1) Komitmen dan dengan memahami dan mengelolah
Website : http://journal.unismuh.ac.id/index.php/kolaborasi 230
Kolaborasi : Jurnal Administrasi Publik, Agustus 2017 Volume 3 Nomor 2

kinerja dalam kerangka kerja yang seefisien dan seefektif mungkin. b)


disepakati tentang tujuan rencana, Pengorganisasian ialah keseluruhan
standar dan persyaratan kompotensi. proses pengelompokkan orang-orang,
Amstrong (2009: 9) Perumusan alat-alat, tugas-tugas, serta wewenang
tersebut menunjukan bawah Amstrong dan tanggung jawab sedemikian rupa
lebih menekankan kedudukan sehingga tercipta suatu organisasi yang
manajemen kinerja sebagai proses dapat digerakkan sebagai suatu
sistematis untuk memperbaikai kinerja, kesatuan yang utuh dan bulat dalam
bukan hanya sebagai sarana untuk rangka pencapaian tujuan yang telah
mendapatkan hasil lebih baik. Dengan ditentukan sebelumnya, c) Pelaksanaan
demikian, manajemen kinerja dalam atau penggerakan dapat diartikan
mencapai hasil dilakukan melalui sebagai keseluruhan usaha, cara,
proses sistematis. teknik dan metode untuk mendorong
Wungu dan Brotoharsojo para anggota organisasi agar mau dan
(2003:58) mengemukakan bawah ikhlas bekerja dengan sebaik mungkin
kinerja kuantitas dan kualitas hasil demi tercapainya organisasi dengan
kerja yang dicapai oleh pegawai efisien, efektif dan ekonomis. d)
perbandingan terhadap target dan Controlling atau pengawasan
sasaran kerja individu pada merupakan fungsi manajerial dasar
jabatannya. yang sengaja didesain untuk maksud
Kinerja seseorang merupakan tertentu sesuai dengan tujuan kontrol
kombinasi dan kemampuan, usaha dan yang diharapkan, sehingga manajer
kesempatan yang dapat dinilai dari dapat mengetahui efektivitas sumber-
hasil kerjanya. Menurut George R. sumber informasi yang ada dalam
Terry (2000:344) a.) Perencanaan organisasinya, efektivitas aktifitas
adalah proses penentuan tujuan atau kelompok, serta efektivitas aktifitas
sasaran yang hendak dicapai dan setiap individu anggota organisasinya.
menetapkan jalan dan sumber yang
diperlukan untuk mencapai tujuan itu
Website : http://journal.unismuh.ac.id/index.php/kolaborasi 231
Kolaborasi : Jurnal Administrasi Publik, Agustus 2017 Volume 3 Nomor 2

Anggaran (2008:7), ikut berperan dalam pencapaian tujuan


manajemen kinerja merupakan suatu organisasi, yang membuat dirinya
proses strategis dan terpadu yang termotivasi serta mendapat kepuasan
menunjang keberhasilan organisasi yang lebih besar. Tujuan Manajemen
melalui pengembangan performansi Kinerja menurut Baron, 2005;22
aspek-aspek yang menunjang Wibisono, 2006:32 Mengatur kinerja
keberadaan suatu organisasi. Pada organisasi dengan lebih terstruktur dan
implementasinya, manajemen kinerja terorganisir. Mengetahui seberapa
tidak hanya berorientasi pada salah efektif dan efisien suatu kinerja
satu aspek, melainkan aspek-aspek organisasi.
terintegrasi dalam mendukung Membantu penentukan
jalannya suatu organisasi. keputusan organisasi yang berkaitan
Dessler (2003:322) definisi dengan kinerja organisasi, kinerja tiap
Manajemen Kinerja adalah Proses bagian dalam organisasi, dan kinerja
mengonsolidasikan penetapan tujuan, individual. Meningkatkan kemampuan
penilaian, dan pengembangan kinerja organisasi secara keseluruhan dengan
kedalam satu sistem tunggal bersama, perbaikan berkesinambungan.
yang bertujuan memastikan kinerja Mendorong karyawan agar bekerja
karyawan mendukung tujuan strategis sesuai prosedur, dengan semangat, dan
perusahaan. Udekusuma (2007:3) produktif sehingga hasil kerja optimal.
Manajemen kinerja adalah suatu Penerapan sistem manajemen kinerja
proses manajemen yang dirancang pegawai menurut M. Sukaelan,
untuk menghubungkan tujuan 2013:45) yaitu :
organisasi dengan tujuan individu Komitmen dan Kebijakan
sedemikian rupa, sehingga baik tujuan menyebutkan bawah komitmen adalah
individu maupun tujuan perusahaan niat atau tekad untuk menjelaskan
dapat bertemu. Dalam hal ini bagi sesuatu yang menjadi daya dorong
pekerja bukan hanya tujuan yang sangat kuat untuk mencapai
individunya yang tercapai tetapi juga tujuan. Tekad dan keinginan tersebut,
Website : http://journal.unismuh.ac.id/index.php/kolaborasi 232
Kolaborasi : Jurnal Administrasi Publik, Agustus 2017 Volume 3 Nomor 2

akan tercermin dalam sikap dan Manajemen yang diterapkan dengan


tindakan tentang K3. Tanpa komitmen membuat prosedur yang dapat
dari semua unsur dalam organisasi, memantau manfaat yang akan di
khususnya parah pemimpin, dapat maupun biaya yang harus
pelaksanaan K3 tidak akan berjalan dikeluarkan. Untuk pembuktian
dengan baik. Berdasarkan Permenaker penerapan, perusahaan data yang
RI No. Per-05/MEN/1996 dalam diperlukan melalui observasi,
komitmen dan kebijakan. dokumentasi, wawancara dengan
Perencanaan Perusahaan harus Karyawan Yang Ada Di Bandar
membuat perencanaan yang efektif Udara Laga Ligo Bua Kabupaten
guna mencapai keberhasilan penerapan Luwu.
Sistem Manajemen dengan sasaran dan Teknik analisis data dalam
indikator kinerja yang diterapkan penelitian kualitatif, dilakukan pada
dengan mempertimbangkan saat pengumpulan data yang
identifikasi sumber bahaya penilaian berlangsung, dan setelah selesai
dan pengendalian resiko sesuai dengan pengumpulan data dalam periode
persyaratan perundangan yang berlaku tertentu dengan tahap reduksi data
serta hasil pelaksanaan tinjauan awal yang diperoleh dari lapangan, dan
terhadap keselamatan dan kesehatan tahap penarikan kesimpulan dan
kerja. verivikasi data, yang mendukung
Penerapan menetapkan tahap pengumpulan data.
kebijakan secara efektif dengan
Teknik analisis data dalam
mengembangkan kemampuan dan
penelitian kualitatif, dilakukan pada
mekanisme pendukung yang di
saat pengumpulan data yang
perlukan untuk mencapai kebijakan,
berlangsung, dan setelah selesai
tujuan dan sasaran penerapan.
pengumpulan data dalam periode
Perusahaan harus menyediakan
tertentu dengan tahap reduksi data
personil yang memiliki kualitas,
yang diperoleh dari lapangan, dan
sarana yang memadai sesuai sistem
Website : http://journal.unismuh.ac.id/index.php/kolaborasi 233
Kolaborasi : Jurnal Administrasi Publik, Agustus 2017 Volume 3 Nomor 2

tahap penarikan kesimpulan dan digunakan dalam penelitian ini


verivikasi data, yang mendukung mencakup data primer dan data
tahap pengumpulan data. sekunder. Informan dalam penelitian
Teknik analisis data dalam ini sebanyak 10 responden Teknik
penelitian kualitatif, dilakukan pada pengumpulan data yang merupakan
saat pengumpulan data yang langkah yang sangat penting dalam
berlangsung, dan setelah selesai penelitian.Pengumpulan data adalah
pengumpulan data dalam periode prosedur yang sistematik dan standar
tertentu dengan tahap reduksi data untuk memperoleh
yang diperoleh dari lapangan, dan Pengabsahan data yang terdiri
tahap penarikan kesimpulan dan dari Trianggulasi Sumber yang
verivikasi data, yang mendukung membandingkan dan mengecek balik
tahap pengumpulan data. derajat kepercayaan suatu informasi
yang diperoleh melalui waktu dan alat
METODE PENELITIAN
yang berada dalam penelitian
Penelitian ini dilakukan di Bua
kualitatif.
Kabupaten Luwu berlangsung selama
Trianggulasi Teknik data yang di dari
2 bulan setelah menyelesaikan seminar
Bandar Udara Laga Ligo Bua
proposal perbaikan dan pengurusan
Kabupaten Luwu.
izin penelitian. Alasan memilih Bua
Kabupaten Luwu. Penelitian HASIL DAN PEMBAHASAN
lokasi penelitian ini ditentukan atas Bawah dalam mencapai tujuan
dasar pertimbangan karena melihat kinerja, para pegawai harus
kondisi sistem manajemen kinerja menjalankan tugasnya sesuai dengan
pegawai di Bandar Udara Laga Ligo kemampuan yang mereka miliki dan
Bua yang kurang efektif. Jenis pimpinan mempunyai peran penting
penelitian ini adalah penelitian untuk mengkoordinir bawahan dan
Kualitatif. Tipe penelitian ini adalah memiliki kemampuan mempengaruhi
Fenomenologi Sumber data yang

Website : http://journal.unismuh.ac.id/index.php/kolaborasi 234


Kolaborasi : Jurnal Administrasi Publik, Agustus 2017 Volume 3 Nomor 2

dan menggerakan para bawahannya harus mereka lakukan dan apa hasil
unutk bekerja mencapai tujuan. apa yang perlu mereka capai untuk
Dalam suatu organisasi, mencapai target. Komitmen harus di
kepemimpinan memegang peranan sertai dengan motif karena kinerja
yang sangat penting, pemimpin harus pegawai di tentukan oleh tujuan yang
dapat mempengaruhi dan ingin dicapai dan untuk melakukannya
menggerakan bawahan agar dapat di perlukan adanya motivasi kerja
mencapai tujuan organisasi secara karyawan. Tanpa dorongan motifasi
efektif dan efesien, yaitu suatu untuk mencapai tujuan, kinerja tidak
semangat kerja maksimal. Untuk akan berjalan dan dalam melaksanakan
mencapai tujuan organisasi seperti apa pekerjaan tersebut seorang pemimpin
yang diharapkan maka sangat harus mampu memberikan kebijakan
dibutuhkan suatu gaya kepemimpinan yang dapat membuat kinerja karyawan
yang sesuai agar dalam penerapan lebih optimal lagi dalam
sistem manajemen kinerja pegawai menyelesaikan tugas-tugas yang di
dapat berjalan sesuai apa yang telah embankan kepadanya.
direncanakan sebelumya dan jaringan Penerapan Sistem Manajemen
transportasi udara yang handal,optimal Kinerja Pegawai adalah kinerja yang
dan terintegarasi. mengikuti tata cara atau prosedur
Mewujudkan kelembagaan yang sesuai standar yang telah ditetapkan.
efektif, efisien didukung oleh SDM Akan tetapi didalam kinerja tersebut
yang professional dan peraturan harus memiliki beberapa kriteria agar
perundang-undangan yang peningkatan produktifitas sehingga apa
kompreshensif serta terjamin kepastian yang diharapakan bisa berjalan sesuai
hukum. apa yang di inginkan. Untuk
Menetapkan tujuan kinerja meningkatkan kinerja yang baik harus
sangat di perlukan sebagai proses intropeksi diri demi tercapainya
manajemen yang memastikan bawah kinerja yang lebih baik kedepannya,
setiap pegawai tahu peran apa yang bekerja sesuai posisi, porsi, dan jobnya
Website : http://journal.unismuh.ac.id/index.php/kolaborasi 235
Kolaborasi : Jurnal Administrasi Publik, Agustus 2017 Volume 3 Nomor 2

masing-masing. Berdasarkan variabel menggerakan bawahan agar dapat


yang terdapat di bagan kerangka fikir mencapai tujuan organisasi secara
yaitu, a) komitmen dan kebijakan, b) efektif dan efesien, yaitu suatu
Perencanaan, c) penerapan, d) faktor semangat kerja maksimal. Untuk
penghambat, e) faktor pendukung. mencapai tujuan organisasi seperti
Hal tersebut tidaklah semudah apa yang diharapkan maka sangat
membalikkan telapak tangan tetapi dibutuhkan suatu gaya kepemimpinan
mesti ada peran langsung ke ikut yang sesuai.
sertaan manajemen untuk bisa Standar komitmen dan
variable pertama yaitu Komitmen dan kebijakan kinerja yang telah ditetapkan
kebijakan yang terdiri dari satu sub di kantor ini sangat penting untuk
variable yaitu : a) Kepemimpinan dan membimbing perilaku pekerja untuk
komitmen b) Tinjauan Ulang c) menyelesaikan standar yang telah
Kebijakan dan Keselamatan dan dibangun dan menyediakan dasar bagi
kesehatan variable tersebut akan kinerja-kinerja pekerja dapat dinilai
dijelaskan dibawah ini, Komitmen secara efektif dan jujur. Sehingga
dan Kebijakan dawah mencapai dalam melaksanakan tugas terlebih
tujuan kinerja, para pegawai harus dahulu membuat standar komitmen
menjalankan tugasnya sesuai dengan dan kebijakan yang telah disepakati
kemampuan yang mereka miliki dan agar karyawan juga mampu
pimpinan mempunyai peran penting termotivasi untuk mencapai hasil kerja
untuk mengkoordinir bawahan dan yang baik adanya suatu indikator
memiliki kemampuan mempengaruhi kinerja (key performance indicator)
dan menggerakan para bawahannya yang terukur secara jelas batas
unutk bekerja mencapai tujuan. waktunya. Ukuran ini harus dapat
Dalam suatu organisasi, menjawab berbagai permasalahan
kepemimpinan memegang peranan yang dihadapi oleh organisasi tersebut.
yang sangat penting, pemimpin harus Jika perusahaan yang berorientasi pada
dapat mempengaruhi dan profit, maka ukurannya adalah ukuran
Website : http://journal.unismuh.ac.id/index.php/kolaborasi 236
Kolaborasi : Jurnal Administrasi Publik, Agustus 2017 Volume 3 Nomor 2

finansial seperti omset penjualan, laba yang sesuai, Perencanaan konsep


bersih, pertumbuhan penjualan dan perencanaan ialah pengambilan
lain-lain. Sedangkan pada organisasi keputusan tentang apa yang
nirlaba seperti organisasi pemerintahan dikerjakan, bagaimana
maka ukuran kinerjanya adalah mengerjakannya, kapan
berbagai bentuk pelayanan kepada mengerjakannya, siapa yang
masyarakat. mngerjakannya dan bagaimana
Komitmen dan kebijakan mengukur keberhasilan
dalam penerapan sistem manajemen pelaksanaannya. Mengetahui hal
kinerja bawah dalam mencapai tujuan tersebut maka penulis memilih 3
kinerja, para pegawai harus (tiga) sub variable sebagai tolak ukur
menjalankan tugasnya sesuai dengan pendekatan ini, identifikasi bahaya
kemampuan yang mereka miliki dan dan pengendalian resiko, tujuan dan
pimpinan mempunyai peran penting sasaran kebijakan dalam membuat
untuk mengkoordinir bawahan dan perancanaan yang efektif guna
memiliki kemampuan mempengaruhi mencapai penerapan sistem kebijakan
dan menggerakan para bawahannya keselamatan dan kesehatan kerja
unutk bekerja mencapai tujuan. cukup jelas dan dapat diukur sehingga
Dalam suatu organisasi, pemimpin dapat bertanggung jawab
kepemimpinan memegang peranan dan sistem manajemen keselmatan
yang sangat penting, pemimpin harus dan kesehatan kerja telah di terapkan
dapat mempengaruhi dan dengan baik. bawah dalam
menggerakan bawahan agar dapat mengimlementasikan terlebih dahulu
mencapai tujuan organisasi secara risiko-risiko yang mungkin akan di
efektif dan efesien, yaitu suatu alami oleh perusahaan maka
semangat kerja maksimal. Untuk dilakukan evaluasi atas masing-
mencapai tujuan organisasi seperti masing resiko ditinjau dari severity
apa yang diharapkan maka sangat dan frekuensinya. Pengengendalian
dibutuhkan suatu gaya kepemimpinan resiko perlu ditentukan langkah
Website : http://journal.unismuh.ac.id/index.php/kolaborasi 237
Kolaborasi : Jurnal Administrasi Publik, Agustus 2017 Volume 3 Nomor 2

pengendalian yang dipilih dari Kebijakan manajemen


berbagai cara seperti memlih kinerja pegawai tidak akan berhasil
teknologi pengendalian seperti jika tidak di dukung oleh semua pihak
eliminasi, subtitusi peralatan mesin dalam organisasi. Sebuah perusahaan
atau pelindug diri. pasti harus ada orang atau sekelompok
Komitmen dalam suatu orang yang bisa mengatur jalannya
organisasi sangatlah erat kaitannya operasional perusahaan. Ibaratnya
dengan dedikasi kerja karyawan demi sebuah kendaraan bermotor,
tercapainya suatu tujuan yang ingin di manajeman merupakan pengemudinya
capai agar berusahaan tersebur dapat yang menjalankan dan mengarahkan
berkembang dengan baik. Ada dua hal arah ke mana akan pergi dan berlabuh.
yang perlu dicantumkan dalam kontrak Tugas ini sangat penting dan cukup
kinerja yaitu sasaran akhir yang ingin berat. Oleh karena itu, manajemen
dicapai (lag) serta program kerja untuk biasanya dipegang oleh beberapa
mencapainya (lead). Keduanya perlu orang di sebuah perusahaan. Orang-
dicantumkan supaya pada saat evaluasi orang tersebut berkompeten di
nanti berbagai pihak bersikap secara bidangnya, sehingga mampu untuk
fair, dan tidak melihat hasil akhir mengambil kebijakan strategis dalam
semata, namun juga proses kerjanya. sebuah perusahaan. Manajemen juga
Bisa saja seorang bawahan belum harus bertanggung jawab penuh atas
mencapai semua hasil kerja yang berhasil tidaknya sebuah operasional
ditargetkan, tetapi dia sudah perusahaan. Mereka akan dimintai
melaksanakan semua program kerja pertanggungjawabannya oleh pemilik
yang sudah digariskan. Tentu saja perusahaan, yang mungkin tidak
atasan tetap harus memberikan reward terlibat dalam sebuah tugas
untuk dedikasinya, walaupun sasaran menajemen.
akhir belum tercapai. Hal ini juga bisa Proses manajemen yang
menjadi dasar untuk perbaikan di masa memastikan bawah setiap pegawai
mendatang (continuous improvement). tahu peran apa yang harus mereka
Website : http://journal.unismuh.ac.id/index.php/kolaborasi 238
Kolaborasi : Jurnal Administrasi Publik, Agustus 2017 Volume 3 Nomor 2

lakukan dan apa hasil apa yang perlu mekanisme pendukung yang di
mereka capai untuk mencapai target. perlukan untuk mencapai kebijakan,
Komitmen harus di sertai dengan motif tujuan dan sasaran penerapan.
karena kinerja pegawai di tentukan Mengetahui hal tersebut maka penulis
oleh tujuan yang ingin dicapai dan memilih 2 (dua) sub variable sebagai
untuk melakukannya di perlukan tolak ukur pendekatan ini yaitu:
adanya motivasi kerja karyawan. menciptakan hubungan harmonis bagi
Tanpa dorongan motifasi untuk karyawan dan perusahaan, peralatan
mencapai tujuan, kinerja tidak akan mesin baik sehingga alat semakin
berjalan sesuai standar komitmen dan panjang umur.
kebijakan kinerja yang telah ditetapkan Hubungan industrial dalam arti
di kantor ini sangat penting untuk yang lebih luas berarti adanya hungan
membimbing perilaku pekerja untuk antara semua pihak yang terkaitan
menyelesaikan standar yang telah ataupun memiliki kepentingan atas
dibangun. suatu proses produksi atas suatu proses
Menyediakan dasar bagi produksi di suatu perusahaan sehingga
kinerja-kinerja pekerja dapat dinilai hubungan industry yang perlu di
secara efektif dan jujur, komitmen dan bangun tidak hanya antara pengusaha
kebijakan kinerja pegawai harus dibuat dengan karyawan tetapi juga
untuk pekerjaan itu sendiri tanpa mencakup hubungannya dengan
memandang siapa yang menduduki pemerintah serta masyarakat
pekerjaan. Maka dari itu, harus ada memadukan tiap-tiap prinsip dan
satu komitmen dan kebijakan untuk tujuan perlu adanya niat baik serta
jenis pekerjaan tertentu, bukan satu set berusaha serta dapat menyelesaikan
untuk setiap orang melakukan berbagai perseolan yang muncul
pekerjaan. sehingga bias di capai suatu solusi
Penerapan menetapkan terbaik dan tidak merugikan pihak
kebijakan secara efektif dengan manapun.
mengembangkan kemampuan dan
Website : http://journal.unismuh.ac.id/index.php/kolaborasi 239
Kolaborasi : Jurnal Administrasi Publik, Agustus 2017 Volume 3 Nomor 2

Seorang pemimpin harus Faktor pendukung penilaian


meningkatkan loyalitas kerja dengan kinerja, yang harus dipahami oleh
menumbuhkan kesedian berkorban manajemen adalah bawah penilaian
dengan melalui lebih banyak kinerja itu bertujuan untuk
penghargaan yang di hubungkan memberikan feed back dalam rangka
dengan kontribusi dari masing-masing meningkatkan kinerja karyawan itu
individu pengawai sehingga bawahan sendiri. Dengan demikian, pelaksanaan
dapat melihat dari sudut pandang penilaian kinerja yang baik dan adil
kepuasan yang positif terhadap kinerja. bagi karyawan merupakan tanggung
Menerapkan konsep manajemen SDM jawab manajemen. Agar penilaian
berbasis kompetensi. Umumnya kinerja dapat tercapai tujuannya.
organisasi yang berkinerja tinggi Melaksanakan kegiatannya
memiliki kamus kompetensi dan secara optimal, suatu organisasi
menerapkan kompetensi itu tersebut memerlukan ketersedian sarana dan
kepada hal-hal yang penting, seperti prasarana yang memadai baik dalam
manajemen kinerja, rekruitmen, jumlah maupun kualitasnya. untuk
seleksi, pendidikan, pengembangan membentuk seseorang karyawan agar
pegawai, dan promosi. Kompetensi ini perusahaan semakin mengikuti
meliputi kompetensi inti organisasi, perkembangan zaman maka yang
kompetensi perilaku, dan kompetensi dibutuhkan adalah tingkat pendidikan
teknis yang spesifik dalam pekerjaan. karyawan yang di butuhkan oleh
Jika kompetensi ini sudah dibakukan perusahaan dalam pendidikan terdapat
dalam organisasi, maka kegiatan proses yang terus berjalan dan bukan
manajemen SDM akan menjadi lebih sesaat saja.
transparan, dan pimpinan organisasi Faktor penghambat tenaga
juga dengan mudah mengetahui kerja atau karyawan adalah merupakan
kompetensi apa saja yang perlu faktor produksi yang bersifat
diperbaiki untuk membawa organisasi senantiasa bergerak dan selalu
menjadi berkinerja tinggi. berubah-ubah, mempunyai akal dan
Website : http://journal.unismuh.ac.id/index.php/kolaborasi 240
Kolaborasi : Jurnal Administrasi Publik, Agustus 2017 Volume 3 Nomor 2

perasaan serta motivasi, jika tenaga negara dalam memenuhi kebutuhan


kerja sebagai faktor produksi merasa masyarakat selain itu kedisiplinan
senang bekerja dengan penuh pegawai merupakan hal penting dalam
semangat dan bergairah, maka dapat menunjang keberhasilan disiplin juga
dipastikan bahwa tujuan yang telah tidak kalah pentingnya dengan prinsip-
ditetapkan perusahaan atau organisasi prinsip lainnya. Pendidikan (formal)
akan semakin mudah tercapai. merupakan suatu proses
Tingkat kesadaran aparat yang pengembangan kemampuan kearah
tinggi Melaksanakan kegiatannya yang diinginkan oleh organisasi
secara optimal, suatu organisasi bersangkutan untuk meningkatkan
memerlukan ketersedian sarana dan kemampuan dan keterampilan khusus
prasarana yang memadai baik dalam seseorang atau sekelompok orang, juga
jumlah maupun kualitasnya bisa disebut sebagai usaha untuk
berdasarkan tingkat kesadaran aparat meningkatkaan pengetahuan umum
bandar udara masih sangat kurang seseorang termasuk didalamnya
disiplin berhubungan kemampuan penguasaan teori untuk memutuskan
pegawai menyelesaikan masalah persealan-persoalan yang menyangkut
pekerjaan secara teratur dan bekerja kegiatan pencapaian tujuan perusahaan
dengan sungguh-sungguh karena sadar
perlu disesuaikan dengan kebutuhan-
tugas merupak amanah yang akan
kebutuhan pembangunan. Adanya
dipertanggung jawabkan dunia dan
suatu perencanaan tenaga kerja adalah
akhirat, berarti kedisiplinan berkenaan
untuk mencegah terjadinya
dengan ketaatan seseorang yang secara
penghamburan dana dan daya serta
sadar melaksanakan segala suatu yang
telah ditetapkaan dan adanya motiwasi meningkatkan produksi dan

pada pegawai. Faktor penting yang produktivitas seoptimal mungkin.

harus diperhatikan yaitu harus Perancanaan yang efektif

diperhatikan adalah kedisiplinan aparat guna mencapai penerapan sistem

pemerintah sebagai ujung tombak kebijakan keselamatan dan kesehatan


kerja cukup jelas dan dapat diukur
Website : http://journal.unismuh.ac.id/index.php/kolaborasi 241
Kolaborasi : Jurnal Administrasi Publik, Agustus 2017 Volume 3 Nomor 2

sehingga pemimpin dapat bertanggung perusahaan akan benar-benar


jawab dan sistem manajemen beroperasi di sana, strategi bisnis akan
keselmatan dan kesehatan kerja telah menentukan bagaimana perusahaan
di terapkan dengan baik. Pemantauan akan bersaing di masing-masing bisnis
lingkungan harus mencakup baik yang telah dipilih. Dan strategi tingkat
internal dan komponen eksternal. operasional akan menentukan
Sementara sebagian besar organisasi bagaimana masing-masing bidang
merasa nyaman dengan pemindaian fungsional (seperti sumber daya
lingkungan internal, mereka masih manusia atau akuntansi) benar-benar
memiliki lebih banyak kesulitan akan mendukung strategi-strategi
dengan bagian eksternal. Organisasi bisnis dan korporasi. Semua strategi
yang hanya melihat ke dalam masih ini harus berkaitan erat untuk
kehilangan setengah dari persamaan memastikan bahwa organisasi
utuh untuk membuat keputusan yang bergerak ke arah yang menyatu.
lebih efektif bagi perusahaan.
KESIMPULAN
Beberapa elemen yang biasa Berdasarkan hasil penelitian
digunakan untuk memeriksa kondisi
yang telah dikemukakan pada bab
eksternal meliputi industri sebagai sebelumnya, maka penulis dapat
suatu keseluruhan (termasuk tren yang menarik kesimpulan bawah, 1.
berdampak pada industri), dan tren Penerapan sistem manajemen kinerja
sosial dalam empat bidang utama:
pegawai sudah efektif tapi belum
ekonomi, teknologi, tren politik- maksimal. Hal tersebut dapat diketahui
hukum, serta sosial-budaya. Ada tiga pada beberapa penjelasan sebagai
tingkatan strategi dibuat dalam berikut, a) Komitmen dan kebijakan
organisasi yang lebih besar, yakni
penerapan sistem manajemen kinerja
meliputi strategi perusahaan, bisnis, pegawai berjalan dengan berjalannya
dan fungsional (atau operasional). program yang telah di berikan di
Sementara strategi perusahaan akan perusahaan berjalan dengan sprortif
menentukan bisnis apakah yang
Website : http://journal.unismuh.ac.id/index.php/kolaborasi 242
Kolaborasi : Jurnal Administrasi Publik, Agustus 2017 Volume 3 Nomor 2

karena karyawan dibandara udara waktu dan menghasilkan suatu kinerja


terbukti telah melaksanakan komitmen yang memuaskan, karena masih
dan kebijakan sesuai yang telah banyak karyawan yang kurang
diterapkan di Kantor. b) Perencanaan motivasi dalam melakukan pekerjaan.
sistem manajemen kinerja pegawai 3. Faktor pendukung penerapan sistem
yang berjalan dengan baik karena manajemen kinerja pegawai sudah
karyawan yang ada di bandara berjalan dengan baik dilihat dari
melakukan pekerjaan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki sehingga
perencanaan yang telah di terapkan di dapat mengerjakan pekerjaan kantor
bandara sehingga kinerja pegawai dengan baik. a) Tingkat kesadaran
dapat berjalan dengan efektif. c) aparat yang semakin tinggi dalam
Penerapan sistem manajemen kinerja dalam melakukan pekerjaan sehingga
pegawai sudah efektif dengan dapat terselesaikan, b) Tingkat
menciptakan hubungan harmonis bagi pengetahuan yang semakin meningkat
karyawan betul-betul kompotensi yang sehingga mampu berjalan dengan
dimiliki sehingga mereka dapat efektif dan efisien. c) Konsistensi
memanfaatkan peluang yang waktu dengan adanya konsistensi
diberikan oleh pemimpin. waktu yang dimiliki karyawan
Faktor penghambat penerapan sehingga karyawan mampu
sistem manajemen kinerja belum menghasilkan suatu kinerja yang
berjalan secara efektif karena dapat memuaskan.
kita lihat di Bandara masih sangat a)
kurangnya tenaga kerja sehingga ada
DAFTAR PUSTAKA
pegawai yang merangkak dari kerjaan Amstrong, Michael dan Angela Baron.
satu ke pekerjaan yang lain. b) kurang
2003. Performance
motivasi kerja berdasarkan kempuan manajement. London: institute
yang dimiliki sehingga dapat of personnel and development.
mengerjakan pekerjaan kantor dengan
kurang baik, dan tepat waktu tepat
Website : http://journal.unismuh.ac.id/index.php/kolaborasi 243
Kolaborasi : Jurnal Administrasi Publik, Agustus 2017 Volume 3 Nomor 2

Brotoharsojo, Hartanto & Wungu, Jiwo, Wibowo. 2007. Mea surement of


2003, Tingkatkan Kinerja operasional Risk on
Perusahaan dengan Merit Indonesia Banking Industry:
System, PT. Rajagrafindo advance measurement
Persada, Jakarta. Approach. University of
Dessler, 2003. Human Resource Indonesia.
Manajement, New Jarsey:
Wibisono, 2006. Aspek arkeologi
Prentice Hall, Tenth Edition.
dalam penelitian keramik:
Mahsun, Mohamad, 2013. Pengukuran orasi pengukuhan Profesor
kinerja sektor public, Riset bidang arkeologi.
Yokyakarta: Bpfe-yogyakarta Pusat penelitian dan

M. Sukaelan. 2003. Kecelakaan Kerja. pengembangan arkeologi

Proseding Seminar Nasional nasional, Badan penelitian

Keselamatan dan Kesehatan dan engembangan

Kerja. Yogyakarta. 20 sumberdaya kebudayaan dan

September 2003 pariwisata, Departemen


kebudayaan dan pariwisata
Siagian. 2003. Manajemen Sumber
Daya Manusia. Bumi Aksara.
Cetakan Kesepuluh. Jakarta.

Terry, dkk. 2000. Dasar-dasar


Manajemen. Jakarta: PT Bumi
Aksara

Udekusuma. 2007. Performance


Manajement. University of
Indonesia

Website : http://journal.unismuh.ac.id/index.php/kolaborasi 244


Kolaborasi : Jurnal Administrasi Publik, Agustus 2017 Volume 3 Nomor 2

Website : http://journal.unismuh.ac.id/index.php/kolaborasi

Anda mungkin juga menyukai