KEPERAWATAN GERONTIK
“ Konsep Model Keperawatan Virginia Henderson ”
Dosen pengampu
Ns.Wirdan Fauzi R.,M.Kep
Di susun oleh
Ayuni Rizkita H 1800001004
Faisal Indriagiri 1800001011
TAHUN 2020
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Keperawatan menurut Virginia Handerson dapat di definisikan
membantu individu yang sakit dan sehat dalam melaksanakan aktifitas
yang memiliki kontribusi terhadap kesehatan dan penyembuhannya.
Dimana individu tersebut akan mampu mengerjakannya tanpa bantuan bila
pasien memiliki kekuatan, kemauan dan pengetahuan yang dibutuhkan dan
hal ini dilaksanakan dengan cara membantu mendapatkan kembali
kemandiriannya secepat mungkin.
Dalam hal ini klien dianggap sebagai tokoh utama (central figure) dan
menyadari bahwa tim kesehatan pada pokoknya adalah membantu tokoh
utama tadi. Usaha perawat menjadi sia-sia bila klien tidak mengerti, tidak
menerima atau menolak atas asuhan keperawatan, karenanya jangan
sampai muncul klien tergantung pada perawat/tim kesehatan. Pada
dasarnya tanggung jawab seorang perawat adalah menolong klien dalam
membantu klien menjalankan pekerjaan-pekerjaan yang biasanya dia
lakukan tanpa bantuan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. BIOGRAFI VIRGINIA HENDERSON
Virginia Henderson adalah ahli teori keperawatan yang penting,
yang telah memberi pengaruh besar pada keperawatan sebagai teori yang
mendunia. Ia lahir pada tahun 1897 di kota Kansas, Missouri, Amerika
Serikat. Ia memulai karir keperawatan di Army School of Nursing psds
tahun 1918. Pada tahun 1960-an, ia membuat model konseptual ketika
profesi keperawatan mencari identitasnya sendiri. Masalah intinya adalah
apakah perawat cukup berbeda dengan prrofesi yang lain dalam layanan
kesehatan dalam kinerjanya. Pertanyaan ini merupakan hal penting sampai
tahun 1950-an sebab perawat lebih sering hanya melakukan instruksi
dokter. Virgina Henderson merupakan orang pertama yang mencari fungsi
unik dari keperawatan. Pada saat menulis pada tahun 1960-an ia
dipengaruhi oleh aspek negative dan positif dari praktek keperawatan pada
masa itu. Hal tersebut meliputi :
1. Autiritaria dan struktur hirarki di rumah sakit.
2. Sering terdapat fokus satu pihak yaitu pada penyembuhan gangguan
fungsi fisik semata.
3. Fakta bahwa mempertahankan kontak oribadi dengan pasien
merupakanhal yang tidak mungkin dilakukan pada masa itu.
4. Adanya keanekaragaman yang ia miliki selama karier
keperawatannya di Amerika Serikat diberbagai bidang layanan
kesehatan
Virginia Henderson diminta untuk memplubikasikan model
konseptualnya oleh International Council of Nurse (ICN) pada tahun
1960-an.Oleh karena diarahkan lebih pada aspek-aspek psikologis dari
perawatan pasien.Kontribusi penting oleh Henderson (1966) adalah
definisi perawatan berikut yang menjadi definisi yang sudah diterima
secara umum. Fungsi unik dari perawat adalah untuk membantu individu
sehat atau sakit. Dalam hal memberikan pelayanan kesehatan atau
pemulihan atau kematian yang damai, yang dapat ia lakukan tanpa bantuan
jika ia memiliki kekuatan, kemauan, atau pengetahuan. dan melakukannya
dengan cara tersebut dapat membantunya mendapatkan kemandirian
secepat mungkin.
C. Manusia / Klien
Teori Handerson berfokus pada individu yang berdasarkan
pandangannya, yaitu bahwa jasmani (body) dan rohani (mind) tidak dapat
dipisahkan. Menurut Handerson, manusia adalah unik dan tidak ada dua
manusia yang sama. Kebutuhan dasar individu tercermin dalam 14
komponen dari asuhan keperawatan dasar (basic nursing care).
Pemahaman konsep teori keperawatan dari Virginia Handerson didasari
kepada keyakinan dan nilai yang dimilikinya manusia akan mengalami
perkembangan mulai dari prtumbuhan dan perkembangan dalam rentang
kehidupan, dalam melaksanakan aktifitas sehari – hari individu akan
mengalami ketergantungan sejak lahir hingga menjadi mandiri pada
dewasa yang dapat dipengaruhi oleh pola asuh, lingkungan dan kesehatan,
dan dalam melaksanakan aktifitas sehari hari individu dapat
dikelompokkan menjadi tiga kelompok diantaranya terhambat dalam
melakukan aktifitas, belum dapat melaksanakan aktifitas dan tidak dapat
melakukan aktifitas.
D. Perawat
Dalam hal ini klien dianggap sebagai tokoh utama (central figure) dan
menyadari bahwa tim kesehatan pada pokoknya adalah membantu tokoh
utama tadi. Usaha perawat menjadi sia-sia bila klien tidak mengerti, tidak
menerima atau menolak atas asuhan keperawatan, karenanya jangan
sampai muncul klien tergantung pada perawat/tim kesehatan. Jadi pada
dasarnya tanggung jawab seorang perawat adalah menolong klien dalam
membantu klien dalam menjalankan pekerjaan-pekerjaan yang biasanya
dia lakukan tanpa bantuan. Perawat dapat melakukan beberapa hal yang
dapat membantu kemampuan untuk memenuhi kebutuhan klien,
diantaranya:
1. Menciptakan rasa kekeluargaan dengan klien.
2. Berusaha mengerti maksud klien
3. Berusaha untuk selalu peka terhadap ekspresi non verbal
4. Berusaha mendorong klien untuk mengekspresikan perasaannya.
5. Berusaha mengenal dan menghargai klien.
E. Keperawatan
Keperawatan menurut Handerson dapat di definisikan membantu
individu yang sakit dan sehat dalam melaksanakan aktifitas yang memiliki
kontribusi terhadap kesehatan dan penyembuhannya. Dimana individu
tersebut akan mampu mengerjakannya tanpa bantuan bila pasien memiliki
kekuatan, kemauan dan pengetahuan yang dibutuhkan dan hal ini
dilaksanakan dengan cara membantu mendapatkan kembali
kemandiriannya secepat mungkin. Kebutuhan dasar manusia menurut
Virginia handerson adalah makanan, perumahan, pakaian, kasih sayang,
dan pujian, perasaan dibutuhkan, dan perasaan saling membantu
sesamanya. Semua orang mempunyai kebutuhan dasar yang sama, tetapi
perlu disadari bahwa kebutuhannya itu dipenuhi dengan berbagai macam
cara, yang berbeda satu dengan yang lainnya. Artinya betapapun arif dan
bijaksananya atau bagaimanapun kerasnya usaha perawat, ia tidak mungkin
pernah bisa sepenuhnya menyelami atau memenuhi segala sesuatu yang
diperlukan klien dalam mencapai kebutuhan hidupnya. Hal itu disebabkan
kesanggupan manusia untuk mengetahui kebutuhan orang lain adalah
sangat terbatas sekali.
F. TUJUAN KEPERAWATAN
Dari penjelasan tersebut tujuan keperawatan yang dikemukakan oleh
Handerson adalah Untuk bekerja secara mandiri dengan tenaga pemberi
pelayanan kesehatan dan membantu klien untuk mendapatkan kembali
kemandiriannya secepat mungkin. Dimana pasien merupakan mahluk
sempurna yang dipandang sebagai komponen bio, psiko, cultural, dan
spiritual yang mempunyai empat belas kebutuhan dasar.(Aplikasi model
konseptual keperawatan, Meidiana D). Menurut Handerson peran perawat
adalah menyempurnakan dan membantu mencapai kemampuan untuk
mempertahankan atau memperoleh kemandirian dalam memenuhi empat
belas kebutuhan dasar pasien. Factor menurunnya kekuatan, kemauan dan
pengetahuan adealah penyebab kesulitan pasien dalam memperoleh
kemandiriannya. Untuk itu diperlukan focus intervensi yaitu mengurangi
penyebab dimana pola intervensinya adalah mengembalikan,
menyempurnakan, melengkapi, menambah, menguatkan kekuatan,
kemauan, dan pengetahuan.
G. Kerangka Kerja
Kerangka kerja praktek dari model konsep dan teori keperawatan
Virginia Handerson adalah praktek keperawatan yang membentuk klien
untuk melaksanakan 14 kebutuhan dasar dari Handerson. Dimana Virginia
Handerson mengidentifikasikan 14 komponen tersebut dalam asuhan
keperawatan dasar pada tingkat asuhan individual, mengacu kepada
aktivitas dalam kehidupan sehari-hari dari seseorang, perawat
membantunya dengan fungsi-fungsi ini, atau membuat kondisi sehingga
memungkinkan klien melakukan hal-hal berikut ini:
1. Bernafas dengan normal
Bantuan yang dapat diberikan kepada klien oleh perawat adalah
membantu memilih tempat tidur, kursi yang cocok, serta
menggunakan bantal, alas dan sejenisnya sabagai alat pembantu
agar klien dapat bernafas secara normal dan kemampuan
mendemonstrasikan dan menjelaskan pengaruhnya kepada klien.
2. Kebutuhan akan nutrisi
Perawat harus mampu memberikan penjelasan mengenai tinggi dan
berat badan yang normal, kebutuhan nutrisi yang diperlukan.
Pemilihan dan penyediaan makanan, dengan tidak lupa
memperhatikan latar belakang dan social klien.
3. Kebutuhan eliminasi
Perawat harus mengetahui semua saluran pengeluaran dan keadaan
normalnya, jarak waktu pengeluaran, dan frekuensi pengeluaran.
4. Gerak dan keseimbangan tubuh
Perawat harus mengetahui tentang prinsip-prinsip keseimbangan
tubuh, miring, dan bersandar.
5. Kebutuhan isthirahat dan tidur
Perawat harus mengetahui intensitas istirahat tidur pasien yang baik
dan menjaga lingkungan nyaman untuk istirahat.
6. Kebutuhan berpakaian
Perawat dasarnya meliputi membantu klien memilihkan pakaian
yang tepat dari pakaian yang tersedia dan membantu untuk
memakainya.
7. Mempertahankan temperature tubuh atau sirkulasi
Perawat harus mengetahui physiologi panas dan bisa mendorong
kearah tercapainya keadaan panas maupun dingin dengan
mengubah temperature, kelembapan atau pergerakan udara, atau
dengan memotivasi klien untuk meningkatkan atau mengurangi
aktifitasnya.
8. Kebutuhan akan personal hygiene
Perawat harus mampu untuk memotivasi klien mengenai konsep
konsep kesehatan bahwa walaupun sakit klien tidak perlu untuk
menurunkan standard kesehatannya, dan bisa menjaga tetap bersih
baik fisik maupun jiwanya.
9. Kebutuhan rasa aman dan nyaman
Perawat mampu melindungi klien dari trauma dan bahaya yang
timbul yang mungkin banyak factor yang membuat klien tidak
merasa nyaman dan aman.
10. Berkomunikasi
Berkomunikasi dengan orang lain dan mengekspresikan emosi,
keinginan, rasa takut dan pendapat. Perawat menjadi penerjemah
dalam hubungan klien dengan tim kesehatan lain dalam memajukan
kesehatannya, dan membuat klien mengerti akan dirinya sendiri, juga
mampu menciptakan lingkungan yang teraupeutik.
11. Kebutuhan spiritual
Perawat mampu untuk menghormati klien dalam memenuhi
kebutuhan spiritualnya dan meyakinkan pasien bahwa kepercayaan,
keyakinan dan agama sangat berpengaruh terhadap upaya
penyembuhan.
12. Kebutuhan bekerja
Dalam perawatan dasar maka penilaian terhadap interprestasi
terhadap kebutuhan klien sangat penting, dimana sakit bisa menjadi
lebih ringan apabila seseorang dapat terus bekerja.
13. Kebutuhan bermain dan rekreasi
Perawat mampu memkilihkan aktifitas yang cocok sesuai umur,
kecerdasan, pengalaman dan selera klien, kondisi, serta keadaan
penyakitnya.
14. Kebutuhan belajar
Perawat dapat membantu klien belajar dalam mendorong usaha
penyembuhan dan meningkatkan kesehatan, serta memperkuat dan
mengikuti rencana terapi yang diberikan.
Dalam tulisan Virginia Handerson edisi ke-6 dengan judul “The Principles
and Practice of Nursing”,ia mengutip bahwa beberapa definisi dari sumber
termasuk satu dari piagam WHO. Dia memandang kesehatan dalam kaitan
dengan kemampuan pasien untuk memenuhi 14 komponen kebutuhan dasar
hidup untuk memandirikan pasien. 14 komponen kebutuhan dasar hidup
tersebut meliputi :
12. Bekerja sedemikian rupa sehingga ada rasa pemenuhan akan kebutuhan.
Menurut Henderson, ke-14 kebutuhan dasar yang harus menjadi fokus tersebut
dipengaruhi oleh :
1. Usia
4. Kondisi fisik dan mental, termasuk berat badan, kemampuan dan ketidak
mampuan sensorik, kemampuan dan ketidakmampuan lakomotif, dan status
mental
3. Kesehatan (health)
4. Lingkungan (environment)
J. Theoretical Assertion
1. Kekuatan
2. Kelemahan
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan :
1. Keperawatan menurut Henderson adalah suatu fungsi yang unik dari Keperawatan
untuk menolong klien yang sakit atau sehat dalam memberikan pelayanan
kesehatan dengan meningkatkan kemampuan, kekuatan, pengetahuan dan
kemandirian pasien.
2. Henderson berpendapat peranan perawat membantu individu sehat sakit dengan
suatu cara penambah atau pelengkap (supplementary atau emplementary).
3. Teori Virginia Handerson berfokus kebutuhan dasar individu tercermin dalam 14
komponen dari asuhan keperawatan dasar (basic nursing care).
4. Model perawat yang dijelaskan oleh Virginia handerson adalah model konsep
aktifitas sehari-hari dengan mengambarkan gambaran fungsi utama perawat yaitu
menolong orang yang sakit/sehat dalam usaha menjaga kesehatan atau menghadapi
kematian dengan tenang.
DAFTAR PUSTAKA
Lyn Basfort & Oliver Slevin, Teori dan Praktek Keoerawatan: pendekatan Integral
pada asuhan pasien, EGC, Jakarta 2006
Marilyn E. Doengoes, Mary Frances Moorhouse, Alice C. Geissler, 1999, Pedoman
Untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien Edisi 3, EGC,
Jakarta