Om Swastyastu
Puji syukur kami panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa, atas asung
kertha wara nugrahaNya, kami dapat menyelesaikan Laporan Evaluasi Penelitian dan
Pengembangan Forum Persaudaraan Mahasiswa Hindu Dharma Universitas Udayana
masa bhakti 2015-2016 sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Kami
mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu kepengurusan
Forum Persaudaraan Mahasiswa Hindu Dharma Universitas Udayana (FPMHD-
Unud) masa bhakti 2015-2016 baik secara moral maupun material, yaitu:
1. Ida Sang Hyang Widhi Wasa yang senantiasa menyinari setiap langkah karya
dan kreativitas kami di FPMHD-Unud
2. Rektor Universitas Udayana (Prof. Dr. dr. I Ketut Suastika, Sp.PD-KEMD),
yang telah banyak memberi dukungan, masukan dan saran pada kami demi
kemajuan Hindu di intra dan ekstra Universitas Udayana
3. Pembantu Rektor III (Dr. I Nyoman Suyatna, SH.MH), yang telah banyak
memberi dukungan, kritik, dan saran dalam upaya peningkatan kualitas
FPMHD-Unud
4. Penasehat FPMHD-Unud (Prof. Dr. Ir. I Nyoman Sucipta, M.P., Prof. Dr. dr. I
Ketut Suastika, Sp.PD-KEMD, dan Drs. I Gede Mastika, SP.MPA) yang telah
banyak menyisihkan waktu dalam membimbing, membina, memberikan
nasehat dan masukan kepada kami untuk mewujudkan visi FPMHD-Unud
yaitu untuk "Membentuk Mahasiswa Hindu Universitas Udayana sebagai
Kader Bangsa Berkualitas yang Berdasarkan Sradha"
5. Para Dekan dan Ketua Program Studi di lingkungan Universitas Udayana atas
segala sumbangsihnya dalam membantu pelaksanaan program kerja organisasi
selama satu periode kepengurusan kami, baik dari segi material maupun
bimbingan
6. Rekan-rekan di Badan Eksekutif Mahasiswa Pemerintahan Mahasiswa
Universitas Udayana, Dewan Perwakilan Mahasiswa Pemerintahan
Mahasiswa Universitas Udaya, Senat Mahasiswa dan Badan Eksekutif
Mahasiswa (BEM) fakultas di lingkungan Universitas Udayana, Unit
Kegiatan Mahasiswa (UKM) di lingkungan Universitas Udayana atas kerja
samanya dalam membantu menyukseskan program kerja satu periode
kepengurusan kami
7. Rekan-rekan organisasi kemahasiswaaan Hindu dan organisasi eksternal
kampus lainnya atas kerjasamanya selama ini
8. Seluruh instansi pemerintah maupun perusahaan swasta yang telah
memberikan sumbangan moral dan material dalam program kerja FPMHD-
Unud selama satu periode kepengurusan
9. Bli-bli dan mbok-mbok alumni yang senantiasa membimbing, memotivasi,
memberikan kritik, saran, masukan dan solusi dalam menjalankan roda
pergerakan FPMHD-Unud.
10. Semeton FPMHD-Unud yang telah berusaha dan bekerja keras untuk
mewujudkan dan melaksanakan kegiatan-kegiatan FPMHD-Unud, baik itu
dari segi tenaga maupun pikiran.
Akhir kata kami ucapkan permohonan maaf yang sebesar-besarnya apabila ada
hal yang tidak berkenan baik yang disengaja maupun tidak disengaja, juga atas
berbagai ide dan saran yang belum dapat kami realisasikan dalam kepengurusan ini.
Besar harapan kami agar kedepannya FPMHD-Unud tetap menunjukkan eksis dan
senantiasa tumbuh sebagai organisasi Hindu yang mampu memberikan warna dalam
pergerakan keumatan dengan mengedepankan semangat ngayah dan menyamabraya.
PENDAHULUAN
Litbang adalah salah satu badan pelaksana yang terdapat di dalam organisasi
Forum Persaudaraan Mahasiswa Hindu Dharma Universitas Udayana (FPMHD-
Unud). Litbang bertugas untuk melaksanakan kegiatan penelitian, pengembangan,
pengkaderan, serta advokasi organisasi yang hasilnya disampaikan kepada
Koordinator. Litbang bersama-sama dengan Koordinator, Sekretaris Jeneral, dan
Bendahara FPMHD-Unud menyusun kelengkapan Badan Pelaksana. Dalam
kepengurusan, Litbang bersama-sama Inti Organisasi menyusun konsep kegiatan
serta mengawasi pelaksanaan kegiatan dari awal hingga akhir.
Budaya/2013)
Budaya/2013)
Bisnis/2013)
Posisi Litbang dalam kepengurusan FPMHD-Unud belum jelas. Jika kita lihat
pada PU/PT FPMHD-Unud, posisi Litbang sejajar dengan Inti Organisasi dan
Penasehat, namun dalam pemilihannya Ketua Litbang masih dipilih setelah pemilihan
Koordinator oleh Koordinator. Menurut penasehat (Drs. I Gede Mastika, S.P., M.PA),
pada periode 1994 Ketua Libang dipilih di Paruman Agung, sedangkan pada tahun
2000 seluruh Litbang dipilih di Paruman Agung. Belakangan, Litbang dan Ketua
Litbang dipilih setelah Paruman Agung. Hal ini kemungkinan terjadi karena susahnya
memilih Litbang akibat tidak hadirnya fungsionaris demisioner yang potensial
menduduki Litbang ketika pelaksanaan Paruman Agung. Hal ini berdampak pada
kinerja dan keleluasaan Litbang di kepengurusan FPMHD-Unud yang seakan
dinaungi oleh Koordinator (karena dipilih oleh Koordinator). Belakangan Litbang
mengalami penurunan fungsinya sebagai lembaga penelitian dan pengembangan
organisasi, dan lebih berperan sebagai lembaga pendamping kegiatan.
Rekomendasi
Rekomendasi
1. Tingkatkan komunikasi dan koordinasi kepada anggota FPMHD-Unud.
2. Sebaiknya tingkatkan komunikasi dan hubungan dengan ke-13 Fakultas
yang ada
Rekomendasi
Permasalahan lain yang muncul dari pelaksanaan program kerja adalah masih
adanya sifat egosentris dari setiap bidang. Keadaan semacam ini kadangkala
menimbulkan persaingan antar bidang. Egosentris bidang menyebabkan kurang
padunya pelaksanaan program kerja FPMHD-Unud.
Rekomendasi
2. Diperlukan adanya kode etik fungsionaris yang mencakup aturan dan sanksi
yang khusus berlaku untuk fungsionaris.
1.1.2. Kaderisasi
Organisasi harus tetap berlanjut, roda organisasi harus terus berputar oleh
karena itu proses kaderisasi sangat penting untuk meneruskan pergerakan dan
menjaga eksistensi sehingga visi misi dari awal organisasi dapat dilanjutkan tercapai.
Kaderisasi merupakan proses pengoptimalan potensi-potensi kader dengan cara
membagi ilmu dan pengalaman serta menanamkan nilai-nilai untuk melahirkan
kader-kader Hindu yang tangguh, yang mampu membangun FPMHD-Unud maupun
berkiprah di organisasi luar tetapi tetap membawa nilai-nilai yang didapatkan di
FPMHD-Unud. Pada dasarnya proses pengkaderan di FPMHD-Unud sudah baik,
tetapi masih ada beberapa hal yang harus di evaluasi.
Dalam kepengurusan periode 2015-2016. pengkaderan FPMHD-Unud belum
merata dari ke-13 fakultas di Universitas Udayana. Kepengurusan 2015-2016 belum
bisa mengkader di Fakultas Kelautan dan Perikanan (FKP), Fakultas Kedokteran
Hewan, dan Fakultas Sosial dan Ilmu Politik. Data pengkaderan awal bisa dilihat
dalam tabel berikut.
Rekomendasi
1. Sosialisasi di setiap open recruitment fungsionaris dan kepanitiaan sebaiknya
merata dan tekankan pada fakultas yang masih minim bergabung di FPMHD-
Unud.
2. Bekerjasama dengan dosen agama Hindu untuk mewajibkan mengikuti
kegiatan FPMHD-Unud
Rekomendasi
1. Sebaiknya fungsionaris diwajibkan untuk mengetahui dan memahami isi dari
PU/PT, GBH, Pokok-pokok Pikiran maupun Kesepakatan Paruman Agung
lainnya.
2. Ketetapan Paruman Agung sebaiknya disosialisasikan lebih gencar lagi
setelah adanya Paruman Agung (PA), misalnya dalam Paruman Pimpinan,
Paruman Anggota, diskusi dengar pendapat, dan lain sebagainya.
Eksistensi bagi sebuah organisasi merupakan hal yang sangat penting, karena
eksistensi adalah cara untuk menunjukkan dirinya ada. FPMHD-Unud sebagai satu-
satunya organisasi Hindu di lingkungan Universitas Udayana harus tetap
menunjukkan dirinya ada, seperti dengan mengadakan kegiatan yang melibatkan
banyak pihak.
Dari data tersebut dapat dilihat bahwa FPMHD-Unud paling banyak diketahui oleh
peserta dari Denpasar. Perbandingan pernah dan tidak pernah mendengar FPMHD-
Unud adalah 41:38, dimana cukup banyak peserta yang masih belum mengenal
FMHD-Unud.
Rekomendasi
1. Meningkatkan hubungan dengan media massa, sehingga memudahkan
publikasi kepada masyarakat.
Rekomendasi
1. Warna dasar logo terdiri dari warna merah, putih, dan hitam yang diambil dari
warna tridatu dalam konsep Hindu
2. Urutan warna terdiri dari merah (atas), putih (tengah), dan hitam (bawah)
yang berlaku hingga saat ini tidak didasari oleh pertimbangan sastra manapun.
3. Penempatan ketiga warna tersebut bersifat fleksibel atau tidak diikat oleh
ketetapan baku yang mutlak terhadap ketiga urutan warnanya.
4. Urutan warna tersebut masih bisa diubah bilamana terdapat landasan sastra
yang kuat terhadap ketentuan tersebut.
Dalam Laporan Evaluasi Litbang FPMHD-Unud 2014-2015, telah
dirumuskan konsep tridatu yang dihimpun dari hasil wawancara dengan Drs. I Ketut
Wiana, M.Ag. (Ketua Pengurus Harian PHDI Pusat Bidang Agama dan Lintas Iman)
pada bulan Juli 2015. Berdasarkan hasil wawancara tersebut disimpulkan bahwa
tridatu bersumber dari dua konsep yang berbeda yaitu konsep Tri Murti dan Tri
Purusa. Berdasarkan konsep Tri Murti, urutan ketiga warna tersebut yaitu merah,
hitam, dan putih, sedangkan menurut konsep Tri Purusa urutan ketiga warna
tersebut yaitu hitam, putih, dan merah. Untuk menguatkan dan melengkapi
Laporan Evaluasi Litbang FPMHD-Unud 2014-2015, Litbang FPMHD-Unud 2015-
2016 kemudian melakukan wawancara dengan Dr. I Made Surada, M.A., (dosen
Brahma Widya IHDN Denpasar) pada bulan November 2015. Pada wawancara
tersebut, narasumber sepakat bahwa konsep tridatu bersumber dari konsep Tri Murti
yang berakar pada konsep Tri Kona. Secara sosio-historis, keberadaan konsep Tri
Murti di Bali tidak terlepas dari peran Mpu Kuturan yang berhasil menyatukan sekte-
sekte di Bali yang diwujudkan dengan Tri Kahyangan di masing-masing desa
pakraman.
Secara etimologi tridatu berasal dari dua kata dalam bahasa Sanskerta yang
kemudian diserap ke dalam bahasa Jawa Kuno, yaitu kata tri 'tiga', dan dhātu 'bahan,
elemen, unsur; unsure tubuh yang penting; unsur bumi yang baku'. Dalam khazanah
kosakata Jawa Kuno terdapat bentuk kata yang mirip dengan bentuk kata dhātu, yaitu
ḍatu 'raja, ratu' (Zoetmulder, 2011). Jika dianalisis, sedikit sulit untuk mengetahui
apakah kata ḍatu atau dhātu yang dipakai dalam perumusan kata tridatu. Hal ini
dikarenakan dalam tradisi keberaksaraan Bali huruf yang digunakan untuk
menyimbolkan kedua fonem tersebut sangat mirip dan sangat susah untuk dibedakan
sehingga disebut sebagai da madu. Jika digabungkan dan ditelusuri lebih lanjut,
kemungkinan gabungan kedua kata tersebut akan mengarah pada makna yang sama.
Gabungan pertama akan membentuk kata tridhātu dapat diartikan sebagai tiga unsur
atau tiga elemen (sejenis dengan pañcadhātu), istilah ini kemungkinan dipakai untuk
menunjukkan tiga elemen yang disimbolkan dengan tiga warna yaitu merah, putih,
dan hitam (warna Tri Murti). Gabungan yang kedua akan menghasilkan kata triḍatu
yang berarti tiga raja yang mengarah pada tiga perwujudan utama Tuhan yang
menjalankan fungsi Tri Kona, yaitu utpati atau penciptaan (Brahma), stiti atau
pemeliharaan (Wisnu), dan pralina atau peleburan (Siwa).
Menurut Dr. I Made Surada, M.A. (hasil wawancara November 2015), tradisi
pemakaian warna (khususnya yang berupa gelang) tridatu di Bali terkait dengan
keberadaan Ida Ratu Gde Macaling. Ketika memasuki sasih-sasih yang dianggap
riskan ketidakseimbangan (misalnya sasih kaenam), masyarakat biasanya melakukan
upacara macaru di masing-masing desa Pakraman. Pelaksanaan upacara macaru
dilaksanakan untuk menetralisir kekuatan negatif yang ada pada alam, sehingga
masyarakat diharapkan terhindar dari malapetaka. Pada upacara tersebut, akan
dilakukan penandaan batas-batas wilayah desa pakraman dengan tanda tertentu,
sedangkan setiap masyarakat akan diberikan benang tridatu sebagai simbol anugerah
untuk menghindari malapetaka. Pada saat ini terjadi perluasan pemakaian fungsi dari
benang tridatu yang diberikan di pura-pura besar tertentu sebagai waranugeraha.
Menurut Drs. I Ketut Wiana, M. Ag., Tuhan dipuja sebagai Sang Hyang Tri
Purusa memiliki tiga manifestasi sebagai jiwa alam semesta. Tri artinya tiga dan
purusa artinya jiwa. Tuhan sebagai Tri Purusa adalah jiwa agung tiga alam semesta
yakni Bhur Loka (alam bawah), Bhuwah Loka (alam tengah) dan Swah Loka (alam
atas). Tuhan sebagai penguasa alam bawah disebut Siwa atau Iswara. Sebagai jiwa
alam tengah, Tuhan disebut Sadhasiwa dan sebagai jiwa agung alam atas, Tuhan
disebut Paramasiwa atau Parameswara.
Kutipan ini menyatakan bahwa pada alam Mahāloka bersemayam Sang Yākṣa
Prājapāti, yang merupakan manifestasi dari Gāyatri. Beliau adalah bentuk dari Tri
Guna yang disimbolkan dengan tiga warna. yaitu merah, putih, dan hitam.
Dalam Bhuwana Kosa penjabaran tentang hakekat tridatu dinyatakan sebagai
simbol dari Bhuwana Agung (Alam Gāyatri atau Mahāloka) dan Bhuwana Alit (pada
tumpuking hati). Walaupun kedua penjelasannya menyatakan urutan ketiga warna itu
adalah merah, putih, dan hitam, namun belum bisa dipastikan urutannya secara pasti,
apakah dimulai dari atas atau bawah, dari kiri atau kanan, bahkan kedudukannya
apakah secara vertikal atau horizontal tidak dijelaskan dengan jelas.
Untuk perumusan konsep tridatu dalam pemaknaannya sebagai panji
FPMHD-Unud, Litbang Periode 2016 mengadakan diskusi dengar pendapat dengan
semeton FPMHD-Unud pada Minggu 15 Mei 2016 bertempat di sekretariat FPMHD-
Unud Jl. SMA 3 Gang III No. 20 C dan pada Malam Saraswati, 25 Juni 2016 di
Padmasana Widyamahamreta Kampus Sudirman.
Rekomendasi
Pada dasarnya ada banyak konsep yang mendasari pemakaian warna utama merah,
putih, dan hitam (tridatu) dalam tradisi agama Hindu di Bali. Mengenai tata urutan
warna tidak bisa dipastikan secara pasti mana yang benar. Ketiga warna ini
hakekatnya adalah suatu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan. Kami
merekomendasikan untuk menetapkan tata urutan yang sudah dipakai sejak awal
untuk menjaga konsistensi FPMHD-Unud tanpa mencederai jejak historis yang sudah
berjalan
3.2. Not Balok Lagu FPMHD-Unud (Swadharmaning ring Forum)
A=10
1. A E D C A
3 . 3 3. 3 2 2 31 1 1 1 6 5
A E D A
3.33 3 2 2 3 2 1 2 3 4 3
A A D E A
3.3 3 3 2 2 3 1 1. 2 2 3 4 3
E D A
3.2.2321 1.2. 2 1.7.1
2. A E D A
5 4 3 4 3 2 2 3 2 1 2.3 43
A E D E D
5 4 3 4 3 2 2 3 2 1 2 2 2 4 5
D E A E
7 1 1 2 2 3 4 5
D E A
1 1 2 2 1 7 1
D E A
1 1 2 2 3 4 5
3. A E
5 4 3 4 3 2 1 1 2 3 2
A E
3 5 4 3 3 4 3 2
D E A E
3 2 1 1 2 1 7 1
D A E
1 1 1 2 2 3 4 5
D E A
1 1 2 2 . 1 7
D E A
1 1 2 2 . 1 7
D E D
1 1 2 2 . 3 4 5
PENUTUP
I. Pengumpulan Data
Populasi dari penelitian ini adalah seluruh peserta MU XIII, sehingga
kuisioner yang disebarkan sebanyak jumlah peserta, yakni 3.028 kuisioner. Akan
tetapi, dalam pelaksanaannya terdapat berbagai kendala pada peserta yang
menyebabkan kuisioner yang kembali dan terisi dengan baik hanya sebanyak 1.745
kuisioner. Sementara itu, sisanya sebanyak 1.283 kuisioner tidak kembali dan atau
tidak terisi dengan baik oleh peserta.
Setelah menentukan populasi, kemudian kami melakukan teknik pengambilan
sampel. Penelitian ini menggunakan teknik sampling probabilitas, yakni berupa
proportional stratified sampling (sampling berstrata). Dengan menggunakan teknik
ini, populasi kemudian dikelompokkan berdasarkan kelompok atau strata. Dalam hal
ini, populasi sebanyak 1.745 dikelompokkan per fakultas masing-masing peserta.
Berikut penjabaran masing-masing fakultas.
1. Fakultas Ilmu Budaya : 112 peserta
2. Fakultas Teknologi Pertanian : 56 peserta
3. Fakultas Kelautan dan Perikanan : 33 peserta
4. Fakultas Pariwisata : 56 peserta
5. Fakultas Kedokteran Hewan : 23 peserta
6. Fakultas Peternakan : 38 peserta
7. Fakultas Pertanian : 82 peserta
8. Fakultas MIPA : 134 peserta
9. Fakultas Ekonomi dan Bisnis : 426 peserta
10. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik: 78 peserta
11. Fakultas Hukum : 222 peserta
12. Fakultas Teknik : 268 peserta
13. Fakultas Kedokteran : 217 peserta
Dalam penelitian ini terdapat tiga belas strata (fakultas) yang selanjutnya
ditentukan masing-masing jumlah sampel dengan rumus sebagai berikut.
n=
= 325,55
Menentukan jumlah sampel masing-masing fakultas:
Berdasarkan data yang telah disajikan di atas, peserta MU XIII paling banyak
mengetahui kegiatan ini dari teman atau senior di kampus, yakni sebanyak 47,2 %.
Tidak jauh berbeda, penggunaan media sosial (Facebook, Twitter, LINE) juga
mendapat pengaruh yang cukup besar, yakni mencapai angka 43,5 %. Media pamplet
dan lainnya tidak mendapat pengaruh yang terlalu besar, masing-masing mendapat
angka 6,5 % dan 2,8 %.
III. Kesimpulan
Adapun kesimpulan berdasarkan data di atas adalah sebagai berikut.
Berdasarkan data yang telah terkumpul, peserta yang berasal dari Fakultas
Ilmu Budaya sebanyak 1 orang, Fakultas Kedokteran sebanyak 5 orang, Fakultas
Teknik sebanyak 3 orang, Fakultas Ekonomi dan Bisnis sebanyak 13 orang, dan
Fakultas Hukum sebanyak 3 orang. Peserta asal Fakultas Peternakan sebanyak 2
orang, Fakultas Pertanian sebanyak 2 orang, Fakultas Teknologi Pertanian sebanyak 8
orang, Fakultas MIPA sebanyak 2 orang, dan Fakultas Pariwisata sebanyak 2 orang.
Secara keseluruhan, Fakultas Ekonomi dan Bisnis mendominasi dengan jumlah
peserta terbanyak. Akan tetapi, sangat disayangkan terdapat 3 fakultas yang sama
sekali tidak terdapat peserta, yakni Fakultas Kedokteran Hewan, Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik, serta Fakultas Kelautan dan Perikanan.
3. Pertanyaan: Pilihlah salah satu alasan Anda mengikuti DPA XXII
FPMHD-Unud?
Dari data tersebut di atas, paling banyak peserta mengaku mengikuti DPA
XXII FPMHD-Unud adlaah untuk mencari pengalaman dan teman baru sebanyak 14
orang. Sementara itu, paling sedikit peserta mengaku mengikuti kegiatan untuk
memenuhi tuntutan SKP, yakni sebanyak 1 orang.
4. Pertanyaan: Pilihlah salah satu materi dalam DPA XXII FPMHD-Unud yang paling
menarik?
Data menunjukkan, 95.1% atau 39 orang peserta mengaku ingin bergabung bersama
FPMHD-Unud. Sisanya mengaku tidak tahu, yakni sebanyak 2 orang.
6. Pertanyaan: Jika ya, bidang manakah yang paling Anda minati?
Indikator Frekuensi Persen (%)
TOTAL 41 100.0
I. Pengumpulan Data
III. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari hasil kuisioner ini adalah sebagai berikut.
1. Peserta asal Denpasar adalah yang paling banyak pernah mendengar nama
FPMHD-Unud, sedangkan peserta asal Buleleng adalah yang paling tidak
pernah mendengar nama FPMHD-Unud.
2. Berdasarkan data di atas, terdapat perbandingan 41 : 38 (pernah dan tidak
pernah) dimana cukup banyak peserta yang masih belum mengenal FMHD-
Unud.
3. Peserta yang menjawab pernah mendengar nama FPMHD-Unud paling
banyak mengetahui dari guru/ orang tua/ teman/ senior.
4. Sebagian besar peserta menjawab kesan terhadap kegiatan DSP V Universitas
Udayana telah berjalan baik.
Seminar Nasional FPMHD Unud diadakan pada 22 Mei 2016 dengan tema
Memperkokoh Nilai-Nilai Pancasila Sebagai Modal Utama Mencegah Radikalisme.
Seminar nasional dihadiri oleh mahasiswa dan kalangan umum dengan jumlah
peserta hampir 100 orang.
I. Pengumpulan Data
Kuisioner yang disebarkan pada peserta sebanyak 82 lembar, yakni terdiri dari
mahasiswa, siswa SMA, kalangan umum, dan undangan. Kuisioner yang disebarkan
terdiri dari 8 pertanyaan, yakni satu pertanyaan identitas peserta, dua pertanyaan
tentang pengetahuan peserta tentang FPMHD Unud, empat pertanyaan seputar
Seminar Nasional, dan satu kolom yang menampung saran dari peserta.
Adapun pertanyaan yang telah diolah dapat disajikan dan dianalisis sebagai
berikut.
III. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari hasil kuisioner Seminar Nasional FPMHD Unud ini
adalah sebagai berikut.
Hasil Kuisioner
I. Pengumpulan Data
III. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari hasil kuisioner DMO V, yakni sebagai berikut.
1. Peserta paling banyak mengetahui FPMHD Unud dari teman atau senior di
kampus sebanyak 52,2 %.
2. Semua peserta menjawab pernah mengikuti kegiatan FPMHD Unud.
3. Peserta paling banyak mengetahui kegiatan DMO V FPMHD Unud dari
teman atau senior di kampus, yakni 52,2 %.
4. Peserta paling banyak termotivasi untuk mengikuti kegiatan DMO V karena
ingin mencari teman atau pengalaman organisasi, yakni sebanyak 91,3 %.
5. Peserta paling banyak menjawab kegiatan DMO V sangat menarik, yakni
sebanyak 95,7 %.
6. Peserta paling banyak ingin menjadi fungsionaris, yakni sebanyak 95,7 %.
IV. Saran