Anda di halaman 1dari 34

GERINDA

PENDAHULUAN
Gerinda pada dasarnya adalah proses mekanik yang menimbulkan suhu
tinggi dan reaksi kimia pada permukaan benda kerja. Pada proses gerinda
permukaan ada energi yang dikeluarkan dalam bentuk perpindahan panas di
sepanjang permukaan benda kerja. Penurunan kekasaran permukaan benda kerja
umumnya dipengaruhi oleh temperatur permukaan yang terlalu tinggi. Guo (1996)
menjelaskan proses penghalusan permukaan memerlukan suatu masukan energi
yang sangat besar dari tenaga per volume satuan dari bahan yang dipakai. Hampir
semua tenaga yang dipakai dikonversikan ke panas yang dipusatkan di dalam
daerah penggerindaan, sehingga mendorong kerusakan pada benda kerja yang
dikarenakan oleh panas yang tinggi di permukaan benda kerja.
Panas yang dihasilkan pada proses gerinda permukaan akan
berpengaruh terhadap hasil kekasaran permukaan benda kerja. Semua energi yang
digunakan dalam proses gerinda permukaan diubah menjadi panas, dan panas ini
sebagian dibawa oleh geram dan sebagian diteruskan ke lingkungan melalui batu
gerinda dan benda kerja. Peningkatan panas yang dihasilkan berasal dari gesekan
pahat gerinda yang berputar dengan permukaan benda kerja. Untuk proses gerinda
permukaan hampir sebagian besar panas (80% sampai dengan 85%) mengalir
melalui benda kerja.
Pada proses gerinda permukaan sebagian besar panas mengalir masuk
ke benda kerja dan akan menaikkan temperatur di benda kerja. Babic (2000)
menjelaskan kekasaran permukaan proses gerinda dilihat dari suhu tinggi di
sepanjang busur api dari perpotongan di seputar permukaan suatu benda kerja.
Dengan melihat suhu lokal yang tertinggi dapat diketahui titik mana saja yang
menyebabkan terjadinya pendistribusian panas tertinggi yang terjadi pada
permukaan benda kerja yang mengalami pengerjaan gerinda permukaan.
Pemakaian cairan pendingin akan berpengaruh terhadap hasil kekasaran
permukaan benda kerja. Cairan pendingin yang diberikan pada permukaan benda 2
kerja akan berfungsi sebagai pelumas, sehingga dapat mengurangi gesekan antara
pahat gerinda dengan benda kerja. Penggunaan cairan pendingin akan mengurangi
tingkat distribusi panas yang terjadi di permukaan benda kerja. Selain terserap oleh

1
batu gerinda dan benda kerja, cairan pendingin juga menguap karena adanya panas
di permukaan benda kerja. Jannone (2002) menjelaskan bahwa cairan pendingin
yang digunakan pada proses penggerindaan akan mempengaruhi hasil permukaan
pemotongan benda kerja. Pada penelitiannya digunakan empat macam cairan
pendingin yang berbeda, yaitu synthetic, semi synthetic, soluble oil, cutting oil.
Selain itu juga digunakan dua macam batu gerinda yaitu alumina dan
CBN. Cairan pendingin yang digunakan disemprotkan dengan tekanan yang
berbeda dan menggunakan nozel yang telah dimodifikasi. Hasil penelitiannya
menunjukkan bahwa batu gerinda yang terbaik adalah batu gerinda CBN, karena
batu gerinda CBN yang disemprot berbagai macam cairan pendingin mempunyai
tegangan sisa yang tinggi sehingga tahan terhadap gesekan permukaan benda
kerja.Selain cairan pendingin, depth of cut juga berpengaruh terhadap kakasaran
permukaan. Semakin besar depth of cut yang digunakan, maka tingkat kekasaran
permukaan benda kerja akan semakin besar atau kasar.
Peningkatan depth of cut pada proses gerinda permukaan akan berakibat
pada semakin besar gesekan yang diterima oleh benda kerja, dan meningkatnya
distribusi panas di permukaan benda kerja. Nguyen (2003) menjelaskan bahwa
selain perbedaan cairan pendingin yang sangat berpengaruh terhadap permukaan
hasil penggerindaan, depth of cut juga berperan terhadap penyebaran panas yang
ditimbulkan pada permukaan hasil pemotongan. Hasil analisa yang dilakukan
menunjukkan bahwa air dingin yang disemprotkan ke proses penggerindaan
permukaan akan mempengaruhi proses pembentukan geram dan gaya potong
penggerindaan, sehingga mengakibatkan terjadinya kerusakan permukaan benda
kerja.
Kekasaran permukaan yang rendah diperoleh dengan pemakaian
berbagai macam oli sebagai cairan pendingin dan kedalaman pemotongan yang
kecil pada proses gerinda permukaan. Dhar (2006) mejelaskan bahan cairan
pendingin yang disemprotkan dengan tekanan tinggi akan membantu proses
penggerindaan secara menyeluruh. Penggunaan cairan pendingin bertekanan tinggi
akan mengurangi penyebaran distribusi panas dan mengurangi pengikisan batu
gerinda. Pendinginan dengan tekanan tinggi juga akan membuat cairan pendingin
berfungsi sebagai pelumas pada permukaan benda kerja. Pengaruh yang timbul
akibat panas yang tinggi pada proses gerinda permukaan adalah terbentuknya
berbagai macam geram. Penggunaan pendinginan yang tepat memungkinkan
2
terjadinya proses pembentukan geram pada proses gerinda permukaan berupa
bentuk geram blocky particle.
Dengan melihat hasil-hasil penelitian terdahulu, maka perlu dilakukan
suatu penelitian lanjutan untuk mengetahui pengaruh dari metode pendinginan,
depth of cut dan kecepatan meja benda kerja terhadap temperatur daerah
penggerindaan, kekasaran permukaan dan mode pembentukan geram yang terjadi
pada proses gerinda permukaan baja AISI 1045. Dari hasil penelitian diharapkan
dapat diketahui keterkaitan antara perbedaan depth of cut kecepatan meja benda
kerja, dan metode pendinginan dengan temperatur daerah penggerindaan,
kekasaran permukaan, dan geram yang terjadi pada proses gerinda permukaan

MESIN GERINDA

Mesin gerinda
=> salah satu mesin perkakas yang digunakan untuk memotong/mengasah
benda kerja dengan tujuan tertentu.
Mengerinda
=>proses menghaluskan permukaan yang digunakan pada tahap finishing
dengan daerah toleransi yang sangat kecil sehingga mesin ini harus memiliki
konstruksi yang sangat kokoh.

Prinsip kerja mesin gerinda


=> batu gerinda berputar bersentuhan dengan benda kerja dan terjadi
pemotongan/ pengasahan, dimana sebuah batu gerinda digerakkan dengan
menggunakan sebuah motor AC. Yang mana dibantu dengan motor stepper.
Fungsi dari motor stepper ini sendiri adalah untuk menggerakkan sebuah
Linear, dimana gerakan dari motor stepper itu menaik menurunkan, memaju
dan memundurkan Linear.

Macam-macam Mesin Gerinda

Mesin Gerinda Tangan

3
Mesin gerinda tangan merupakan mesin gerinda yang digunakan untuk memutarkan
roda gerinda. Roda gerinda yang digunakan pada mesin gerinda tangan adalah
sebuah piringan gerinda tipis. Mesin gerinda tangan dapat digunakan untuk mengikis
permukaan benda kerja (menggerinda) maupun memotong benda kerja. Gerinda
tangan biasanya digunakan untuk menghaluskan permukaan benda kerja setelah
proses pengelasan, terutama pada benda kerja yang berukuran besar.

Mesin Gerinda Duduk 

Fungsi utama gerinda duduk adalah untuk mengasah mata bor, tetapi dapat
juga digunakan untuk mengasah pisau lainnya, seperti mengasah pisau dapur,
golok, kampak, arit, mata bajak, dan perkakas pisau lainnya. Selain untuk
mengasah, gerinda duduk dapat juga untuk membentuk atau membuat perkakas
baru, seperti membuat pisau khusus untuk meraut bambu, membuat sukucadang
mesin jahit, membuat obeng, atau alat bantu lainnya untuk reparasi turbin dan mesin
lainnya.

1.2.2.1 Komponen-komponen Mesin Gerinda Duduk

4
Bagian badan mesin yang biasanya terbuat dari besi tuang yang memiliki sifat
sehagai peredam
getaran yang baik. fungsinya adalah untuk menopang meja kerja dan menopang
kepala rumah spindel. Bagian poros spindel merupakan bagian yang kritis karena
harus berputar dengan kecepatan tinggi juga dibebani gaya pemotongan pada batu
gerindanya dalam berbagai arah.
Bagian meja juga merupakan bagian yang dapat mempengaruhi basil kerja proses
gerinda karena diatas meja inilah Benda kerja dilelakkan melalui suatu ragum
ataupun magnetic chuck yang dikencanukan pada meja ini.

1.2.1 Power Transmission


Power Transmission grinda dilindungi oleh pelindung tetap sebagai peredam
getaran. Power Transmission grinda berupa spindle.
1.2.2 Point Of Operation
Point Of Operation grinda ini merupakan bagian mesin yang dirancang untuk
mengasah atau rnengikis benda kerja.
1.2.3 Pelindung yang Dapat Diatur
Pelindung ini adalah safety glass, di mana dirancang untuk melindung bagian atas
badan pekerja seperti bagian wajah dari percikan api.
1.2.4 Heavy wheel guard
Heavy wheel guard bertujuan untuk melindung gerinda pada saat berputar dan
merupakan pelindung tetap.
1.2.5 Meja Benda
Meja benda bertujuan untuk mengontrol benda pada saat penggerindaan dan
mempengaruhi hasil dan penggerindaan.
Mesin gerinda Silindris
 alat pemesinan yang berfungsi untuk membuat bentuk-bentuk silindris,
silindris bertingkat, dan sebagainya.

5
Berdasarkan konstruksi mesinnya, mesin gerinda silindris dibedakan mejadi menjadi
empat macam :
A. Gerinda silindris luar
=> untuk menggerinda diameter luar benda kerja yang berbentuk silindris
dan tirus.
B. Mesin gerinda silindris dalam => untuk menggerinda benda-benda
dengan diameter dalam yang berbentuk silindris
dan tirus.
C. Mesin gerinda silinder luar tanpa center (centreless)
=> untuk menggerinda diameter luar dalam jumlah yang banyak/massal
baik panjang maupun pendek
D. Mesin gerinda silindris universal => untuk menggerinda benda kerja
dengan diameter luar dan dalam baik bentuk silinder

Bagian-bagian mesin gerinda silindris :


1) Kepala utama
Bagian yang menghasilkan gerak putar batu gerinda.
2) Spindel utama benda kerja (workhead)
Bagian yang mengatur kecepatan putar dan pencekaman benda kerja.
3) Kaki mesin
Sebagai pendukung mesin.
4) Panel kontrol
Bagian pengatur proses kerja mesin.

6
5) Meja bawah
Dudukan meja atas.
6) Meja atas
Tempat dudukan kepala lepas di spindel utama benda kerja dan dapat diatur
sudutnya.
7) Kepala lepas (tailstock)
Menyangga benda kerja pada pencekaman di antara dua senter.
8) Perlengkapan pendingin
Tempat pengatur aliran cairan pendingin

Perlengkapan Mesin Gerinda Silindris

1) Cekam rahang tiga


digunakan untuk mencekam benda kerja pada saat penggerindaan. Cekam
ini dihubungkan langsung dengan motor penggerak.
2) Collet ber-fungsi untuk mencekam benda kerja dengan permukaan yang halus.
3) Face Plate digunakan untuk menggerinda permukaan diameter dalam benda
kerja. Face plate juga bisa berfungsi sebagai pengganti ragum (chuck).
4) Pembawa (lathe dog) digunakan untuk mencekam benda kerja pada
pencekaman di antara dua senter.
5) Senter dengan ulir berfungsi sebagai senter penyangga dan dipasang pada
spindel utama benda kerja untuk pencekaman di antara dua senter.
6) Senter tanpa ulir berfungsi sebagai penumpu benda kerja.
7) Cekam magnet berfungsi untuk mengikat benda kerja berdiameter agak
besar tetapi pendek. Cekam magnet ini mempunyai prinsip kerja yang hampir
sama dengan meja pada mesin gerinda datar.
8) Dial indicator digunakan untuk mengoreksi kemiringan meja mesin.
9) Penyangga tetap (fix steady berfungsi untuk menumpu benda kerja yang cukup
panjang, pada saat proses penggerindaan.
10) Pengasah batu gerinda (dresser) digunakan untuk mengasah batu
gerinda. Dresser ada dua macam, yaitu dresser dengan intan tunggal dan dresser
dengan butiran intan yang disatukan.

7
Mengoperasikaan Mesin Gerinda Silindris

1) Saklar utama
Langkah pertama sakelar utama di-”ON”-kan pada saat akan menghidupkan
mesin. Bagian ini berfungsi menghubungkan aliran listrik dari jala-jala listrik ke
mesin.
2) Spindel gerakan meja
Atur spindel gerakan meja dengan memutar searah putaran jarum jam,
aturpanjang langkah meja sesuai panjang benda kerja, maka secara otomatis
poros spindel utama benda kerja berputar.
3) Tombol batu gerinda
Tekan sakelar batu gerinda untuk menggerakkan batu gerinda.
4) Spindel meja melintang
Putar spindel meja melintang untuk melakukan penggerindaan

Pencekaman Benda Kerja pada Mesin Gerinda Silindris


Pencekaman adalah proses pengikatan benda kerja sebelum proses pengerjaan,
pengikatan ini bertujuan agar pada saat proses pengerjaan, benda kerja tidak lepas
karena adanya putaran mesin. Berikut ini cara pencekaman benda kerja, dengan
menggunakan alat cekam yang support dengan mesin gerinda silindris.

Memasang dan melepas benda kerja pada sistem pencekaman cekam rahang
tiga

a) Untuk menghindari kerusakan ulir spindel utama benda kerja dan cekam,
bersihkan ulir dengan baik.
b) Tekan pena pengunci ketika memasang cekam, agar spindel utama tidak
berputar
c) Cekam rahang tiga dipasang pada spindel utama benda kerja dengan cara
memutar searah jarum jam
d) Kunci ring pengikat pada leher cekam dengan kuat untuk menghindari
lepasnya cekam pada saat motor dijalankan
e) Memasang benda kerja dapat dilakukan dengan memutar lubang kunci
cekam searah jarum jam dan sebaliknya untuk melepasnya

8
Memasang dan melepas benda kerja pada sistem pencekaman di antara
dua senter

a) Lubang poros spindel utama benda kerja, senter, dan lubang poros kepala
lepas harus dibersihkan dengan baik.
b) Senter dipasang pada spindel utama benda kerja dan kepala lepas. K
emudian pasang pin pembawa pada poros spindel utama benda kerja
c) Benda kerja diikat salah satu ujungnya dengan mengunakan alat pembawa
(Lathe dogg)
d) Jarak antara senter spindel utama benda kerja dan senter kepala lepas
harus diatur lebih pendek (±10 mm) dari panjang benda kerja
e) Untuk menghindari panas akibat gesekan, lumasi kedua lubang senter
benda kerja dengan oli

. Mesin Gerinda Potong 

Mesin gerinda potong (drop saw) merupakan mesin gerinda yang digunakan untuk
memotong benda kerja dari bahan pelat ataupun pipa. Roda gerinda yang
digunakan adalah piringan gerinda tipis yang diputarkan dengan kecepatan tinggi.
Mesin gerinda potong dapat memotong benda kerja pelat ataupun pipa dari bahan
baja dengan cepat.
Mesin Gerinda Datar
 suatu teknik penggerindaan yang mengacu pada pembuatan bentuk datar,
bentuk dan permukaan yang tidak rata pada sebuah benda kerja yang berada
di bawah batu gerinda yang berputar.
Pada umumnya mesin gerinda digunakan untuk penggerindaan permukaan yang
meja mesinnya bergerak horizontal bolak-balik. Benda kerja dicekam pada kotak

9
meja magnetik, digerakkan maju mundur di bawah batu gerinda. Meja pada mesin
gerinda datar dapat dioperasikan secara manual atau otomatis.

Berdasarkan sumbu utamanya, mesin gerinda datar dibagi menjadi 4 macam.


1) Mesin gerinda datar horizontal dengan gerak meja bolak-balik. Mesin gerinda
digunakan untuk menggerinda benda-benda dengan permukaan rata
dan menyudut. Mesin gerinda datar horizontal dengan gerak meja berputar, mesin
jenis ini

dipergunakan untuk menggerinda permukaan rata poros Mesin gerinda datar vertical
dengan gerak meja bolak-balik, mesin jenis ini digunakan untuk menggerinda benda-
benda berpermukaan rata, lebar, dan menyudut

2) Mesin gerinda datar vertical dengan gerak meja berputar ini dipergunakan untuk
menggerinda permukaan rata poros

Berdasarkan prinsip kerjanya mesin gerinda datar dibagi menjadi dua macam.
1) Mesin gerinda datar semi otomatis,
proses pemotongan dapat dilakukan secara manual (tangan) dan otomatis
mesin.
2) Mesin gerinda datar otomatis,
proses pemotongan diatur melalui program (NC/Numerical Control dan
CNC/Computer Numerically Control).
Bagian-Bagian Utama Mesin Gerinda Datar

1) Spindel pemakanan batu gerinda


Penggerak pemakanan batu gerinda
2) Pembatas langkah meja mesin
3) Sistem hidrolik
Penggerak langkah meja mesin.
4) Spindel penggerak meja mesin naik turun
5)Spindel penggerak meja mesin kanan-kiri
6) Tuas pengontrol meja mesin
7) Panel control
10
Bagian pengatur prises kerja mesin
.8) Meja mesin
Tempat dudukan benda kerja yang akan digerinda.
9) Kepala utama
Bagian yang menghasilkan gerak putar batu gerinda dan gerakan
pemakanan.

Perlengkapan mesin gerinda Datar

1) Meja magnet listrik

Pencekaman terjadi akibat adanya medan magnet yang ditimbulkan oleh


aliran listri Pada mesin gerinda datar yang berfungsi sebagai pencekam benda kerja
adalah meja mesin gerinda itu sendiri.Proses pencekaman benda kerja
menggunakan meja magnet listrik, sebagai berikut.
a) Permukaan meja magnet dibersihkan dan magnet dalam posisi OFF.

Benda kerja diletakkan pada permukaan meja magnet dan diatur pada
posisgaris kerja medan magnet.

b) Pencekaman menggunakan prinsip elektromagnetik.


Batangan-batangan yang di ujungnya diatur sehingga menghasilkan kutub
magnet utara dan selatan secara bergantian bila dialiri arus listrik.

c) Supaya aliran medan magnet melewati benda kerja digunakan logam nonferro
yang disisipkan pada plat atas pencekam magnet
.
d) Melepas benda kerja dilakukan dengan memutuskan aliran listrik yang menuju
pencekam magnet dengan menggunakan tombol on/off.

2) Meja magnet permanen

11
Pencekaman terjadi akibat adanya magnet permanen yang terdapat pada
pencekam. Pada mesin gerinda jenis ini, magnet yang mengaliri meja bersifat
permanen, proses pencekaman benda kerja menggunakan mesin yang dilengkapi
dengan meja jenis ini hampir sama dengan proses pencekaman benda kerja pada
mesin gerinda datar pada umumnya. Akan tetapi, ada beberapa hal yang
membedakan mesin jenis ini dengan mesin gerinda pada umumnya. Perbedaan
tersebut sebagai berikut.

a) Perbedaannya terletak pada sumber magnet yang telah dimiliki, tanpa


menggunakan aliran arus listrik (lempengan magnet permanen).

b) Lempengan-lempengan magnet permanen terletak di antara logam anti magnet


yang dipasang di antara plat atas dan bawah.

c) Plat atas mempunyai plat sisipan anti magnet yang berfungsi mengarahkan
aliran medan magnet.
d) Posisi tuas ”ON”, posisi lempengan magnet sebidang dengan kutub sisipan di
plat atas. Medan magnet mengalir dari kutub selatan ke kutub luar (plat atas) dan
melewati benda kerja diteruskan ke kutub utara dan plat bawah sehingga benda
kerja akan tercekam.
a) Benda kerja diatur pada posisi garis kerja aliran medan magnet yang terdapat
pada pencekam magnet.
f) Posisi tuas ”OFF”, aliran magnet dipindahkan karena lempengan magnet dan
sisipan tidak segaris kerja aliran medan magnet. Plat atas dan sisipan akan
menutupi aliran yang menuju ke benda kerja sehingga benda kerja tidak tercekam.

3) Ragum mesin presisi


Pencekaman menggunakan ragum mesin presisi adalah benda kerja yang
semua bidang digerinda, di mana antara satu dengan yang lainnya saling tegak
lurus dan sejajar.

ALAT-ALAT PERLENGKAPAN

1. Kaca Pelindung

12
Kaca pelindung ini harus di gunakan karena agar terhindar dari kerusakan mata.
Saat menggerinda suatu permukaan benda akan timbul radiasi atau suatu
permukaan benda akan timbul radiasi atau percikan bunga api yang sangat keras,
maka dari itu penggunaaan kaca pelindung saat bekerja perlu digunakan.
2. Slop Tangan
Tangan merupakan bagian tubuh yang paling penting saat menggerinda. Maka
untuk bekerja dengan selamat dan hasil gerinda yang diharapkan memuaskan maka
disarankan memekai pelindung gerinda.
3. Masker
Selain kaca pelindung digunakan juga masker mulut supaya serpihan-serpihan
benda yang di gerinda dan loncatan bunga api bias diantisipasi mengenai mulut.
4. Sepatu Besi
Benda-benda yang digerinda bukanlah benada ringan melainkan benda-benda
berat (logam) seperti besi, aluminium dan lain-lain. Jika suatu saat benda barat itu
jatuh lalu menimpa kaki, maka bisa di hindarkan
klasifikasi dan spesifikasi roda gerinda

A. Klasifikasi roda gerinda


Identitas rida gerinda terdapat pada label yang tertempel pada roda gerinda
menunjukan :
1. Jenis bahan asah
2. Ukuran butiran bahan asah
3. Tingkat kekerasan
4. Susunan butiran bahan asah
5. Jenis bahan perekat
Contoh :
38 A 36 L 5 V BE

38 > KODE PABRIK

A > jenis bahan asah

A (alumunium)

B(karbida silium)

C(intan)

13
36 > ukuran butiran bahan asah

Kasar : 12, 14, 16, 20, 24

Sedang : 30, 36, 46, 56, 60

Halus : 70 80 90 100 120

Sangat halus : 150 180 220 240

Tepung : 280 320 400 500 800 1200

L > tingkat kekerasan

Sangat lunak : E F G

Lunak : H I J K

Sedang : L M N O

Keras : P Q R S

Sangat keras : T U V Y

5 > susunan butiran Btu asah

Rapat : 0 1 2 3

Sdang : 4 5 6

Renggang : 7 8 9 10 11 12

V > jenis bahan perekat

V : vitrifield (tembikar)

S : silicate(silikat)

R : rubber ( karet)

B : bakelit

E : embalau

Be > kode pabrik untuk penggerindaan khusus, atau plihan dari pbrik

14
Identitas dan spesifikasi sangat berpengaruh dalam memilih roda gerinda. Kedua hal
ini digunakan untuk menentukan dan menyesuaikan dengan karakteristik benda
yang akan digerinda.

1. Identitas

          Identitas memuat jenis bahan asah, ukuran butiran bahan asah, tingkat
kekerasan susunan butiran bahan asah, jenis bahan perekat.

Contoh : A 24 S BF

Artinya :  A  adalah jenis bahan asah yaitu oksida aluminium

              24  adalah ukuran butiran bahan asah yaitu kasar

               S   adalah jenis perekat yaitu silikat

              BF  adalah kode yang dikeluarkan oleh pabrik

2. Spesifikasi
          Spesifikasi memuat ukuran dan bentuk roda gerinda

Contoh : 100 x 6 x 16,0

Artinya : 100  adalah diameter luar roda gerinda

                     6    adalah ketebalan roda gerinda

                   16,0 adalah diameter dalam roda gerinda

15
Kerja pelat

Tujuan intruksional umum(tiu)

Setelah membaca dan mempelajari buku ajar ini khususnya kerja pelat, diharapkan
kepada yang membaca dapat memahami dan mengetahui alat yang digunakan pada
kerja bangku dan cara untuk menghitung penekuka dalam kerja bangku.

Tujuan intruksional khusus(tik)

Tujuan Tujuan dari melakukan pengerjaan ini adalah :

1. Mampu membuat pola ( layout ) dengan baik.

2. Memiliki keterampilan memotong plat dengan beberapa macam alat


potong.

3. Memahai prinsip dan cara menggergaji dengan baik dan benar.

4. Memahami prinsip mengikir dengan baik dan benar.

5. Memiliki keterampilan mengebor. Memiliki keterampilan merivet plat.

16
Kerja pelat

11.1 PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pekerjaan Bengkel salah satunya adalah kerja bangku. Rangkaian kegiatan


kerja bangku ini diantaranya membuat pola, memotong, mengikir, melipat dan
mengebor. Pekerjaan tersebut memerlukan penguasaan tentang pembelajaran
secara praktis mengenai keterampilan mesin. Seorang ahli mesin tidak hanya
mamapu menggunakan peralatan kerja tangan , tetapi harus terus-menerus praktik
sampai mahir. Kerja bangku merupakan pekerjaan bengkel yang menggunakan
peralatan kerja tangan (hand tools) dan merupakan bagian penting dalam pekerjaan
di bengkel sehingga peralatan mesin dapat bekerja secara efisien dan ekonomis.
Peralatan kerja tangan harus di gunakan sesuai dengan prosedur yang bener
disertai dengan perawatannya, sehingga hasil kerjanya baik dan umur dari peralatan
lama. Alasan yang dapat dipertanggungjawabkan mengapa kita harus
memeliharanya adalah peralatan tersebut harus selalu dalam keadaan aman dan
kondisi kerja yang baik. Salah satu ahli mesin yang baiak adalah baik menjaga
kondisi peralatan yang di gunakannya.

Masalah Dalam Melakukan Langkah Pengerjaan Kerja Plat Masalah dari


melakukan pengerjaan ini adalah :

1. Kurang Jelasnya garis – garis pada mistar baja.

2. Pemotongan pelat kurang rapi karena pengoresan pada pelat tidak pas
ukuran.

3. Tumpulnya penggores sehingga penggoresan kurang jelas.

17
Pengertian Pengerjaan Pelat

Pengerjaan plat adalah pengerjaan membentuk dan menyambung logam


lembaran (plat) sehingga sesuai dengan bentuk dan ukuran yang sudah
direncanakan. Pengerjaan plat dapat dilakukan dengan menggunakan keterampilan
tangan, mesin, atau perpaduan dari keduanya, yang meliputi macam-macam
pengerjaan, diantaranya adalah menggunting, melukis, melipat, melubangi,
meregang, pengawatan, mengalur, menyambung, dan lain-lain

Tujuan Tujuan dari melakukan pengerjaan ini adalah :

1. Mampu membuat pola ( layout ) dengan baik.

2. Memiliki keterampilan memotong plat dengan beberapa macam alat


potong.

3. Memahai prinsip dan cara menggergaji dengan baik dan benar.

4. Memahami prinsip mengikir dengan baik dan benar.

5. Memiliki keterampilan mengebor. Memiliki keterampilan merivet plat

11.2 Menghitung besar bending(Penekukan)


Penghitungan besar perbandingan dapat dilakukan dengan mengunakan
rumus=L=(R+X).
Makin tebal plat yang digunakan maka makin besar penekukan dengan demikian
nilai L makin besar

Contoh perhitungan:
Diketahui:R=1
Ditanya:Besar Penekukan(T=1mm,X=0,33,danT=900)
Jawab:L=(R+X)ñ2/360º
            =(1+0,33)2.3,14.90º
             =(1,33)3,142
         L = 2,08 mm

18
Perhitungan penekukan Plat.Dasar Perhitungan Pelat.Luas Penekukan
Sudut Penekukan.

Penyambungan dan Pembentukan


Teknik penyambungan pada kerja pelat dapat dilakukan dalam berbagai cara yaitu:
a. Menyambung dengan sekrup
b. Menyambung dengan lipatan
c. Menyambung dengan paku keling
d. Menyambung dengan las titik

Radius penekukan adalah radius dari busur   dalam.Garis penekukan adalah garis
imajiner yang dibentuk oleh tangent radius penekukan dengan permukaan bagian
dalam.Sudut penekukan adalah sudut yang dibentuk antara dua posisi ekstrim dari
radius penekukan.Luas penekukan adalah luas yang tercangkup oleh sudut
penekukan.Untuk memperkirakan panjang benda kerja yang akan digunakan adalah
suatu cara untuk menentukan panjangnya garis netral secara teoritis ini perlu untuk
menghitung penekukan yang diizinkan“?”untuk masing-masing lakukan dan jumlah
dari setiap panjang adalah“L”dari masing-masing kaki
penekukan,seadainya“L”adalah merupakan panjang dari bukaan plat,maka B=L1
+L2 + ?
?=(R+x)2??360
Dimana x adlah jarak dari permukaan dengan garis netral besarnya berubah-ubah
pada perbandingan ketebalan(T)yang ada terhadap radius pelipatan,penekukan
dilambang dengan (R)dimana:
R<2T
X=0,33T
R=2T-4T
X=0,4T
R>4T
X=0,5T

11.3 rangkuman

19
Kerja Plat

Kerja pelat adalah pekerjaan membentuk dan menyambung logam


lembaran sesuai dengan bentuk yang diinginkan. Ada du golongan dalam
kerja pelat berdasarkan atas tebal tipisnya pelat yang digunakan, yaitu :
kerja lembaran tipis (sheet metal work) dan kerja pelat tebal (plate work).

Sheet metal work, sebagai contoh : pembuatan lemari (tool cabinet),


saluran gas/udara (duct), alat-alat rumah tangga, koroseri mobil dan lain
sebagainya, plate work misalnya : pembuatan tangki-tangki atau tangki
bahan bakar, pembuatan geladak konstruksi kapal. Adapun langkah-
langkah yang dapat dilakukan untuk mewujudkan bentuk-bentuk pekerjaan
yang tersebut diatas, meliputi : melukis atau menggambar bukaan,
memotong, melubangi, membentuk (meliputi menekuk, melipat, dan
mengawat), menyambung (jenis sambungan; baut dan mur, lipat, keling,
pateri, dan las titik), dan menguat tepi (meliputi: penguatan tepi dengan
kawat, dengan lipatan, dan dengan alur yang dapat dilakukan baik untuk
tepi maupun untuk badan).

Pemipaan (plumbing) adalah pekerjaan merangkai atau meyambung pipa


sesuai gambar atau bentuk yang diinginkan dengan menggunakan
sambungan-sambungan khusus sesuai kebutuhan dan jenis pipa. Jenis
pipa yang umum digunakan pada pekerjaan pipa baik di dalam bangunan
maupun di luar bangunan adalah pipa galvanis, pipa besi tuang, pipa
tembaga, dan pipa PVC.

Peralatan yang digunakan untuk mewujudkan bentuk-bentuk tertentu


dalam kerja pelat dapat dikelompokkan sebagai berikut :

Ø   Alat untuk melukis atau menggambar bukaan, terdiri dari :

a.       Mistar ukur, panjang 30 -50 sampai 100 cm

b.      Mistar ukur gulung

20
c.       Bermacam-macam siku seperti siku biasa, siku lipat, dan siku papak

d.      Penggores, penggores tepi, balok gores dan penitik pusat

e.       Bermacam-macam jangka seperti jangka tusuk, jangka tongkat, dan


jangka tepi

a. Bermacam-macam gunting tangan dengan


macam-macam bentuk bibir potongnya (bibir lurus,
bibir lengkung, bibir universal) dan gunting tongkat

b. Gunting tuas atau guinting bangku, untuk


menggunting pelat yang agak tebal (bila tidak kuat
dengan gunting tangan)

c. Mesin gunting giletin (guillotine)

- dengan tenaga orang

- dengan tenaga motor, secara hidrolik atau mekanis

d. Gergaji : - gergaji tangan

- gergaji mesin

e. Pahat, pelat, ragum, dan palu

Peralatan untuk memotong

Ø   Alat-alat untuk membentuk, menekuk dan melipat

Yang dimaksud dengan membentuk adalah membuat bentuk-bentuk


seperti silinder, kerucut dan sebagainya yang disertai pekerjaan menekuk
dan melipat.

21
Pembentukan benda kerja dapat dilakukan baik dengan tangan maupun
dengan mesin, Bila dilakukan dengan tangan, kita dapat menggunakan
macam-macam palu dan landas (steak)

a. Macam-macam palu yang kita jumpai :

- Palu pena kepala bulat

- Palu pena kepala lurus atau silang

- Palu keling

- Palu lunak dari bahan kayu, karet, tembaga, atau timah hitam, juga

palu plastik

- Palu pegang

- Palu rata

- Palu bola

Macam-macam palu

Peringatan :

Waktu menggunakan palu, hendaknya diperhatikan pasak bajinya apakah


masih terpasang dengan baik; bila tidak, perbaikilah dahulu

b.      Macam-macam landas (steak) yang ada :

-    Landas muka rata

-    Landas pinggir lurus dan lengkung

-    Landas pipa

-    Landas tirus

-    Landas alur dan sebagainya andas bola dan setengah bola

22
c.        Macam-macam alat penekuk dan pelipat

Selain menggunakan palu dan landasan untuk


menekuk dan melipat digunakan pula :

- Mesin lipat universal

- Mesin lipat peti (box and panfolder)

d.      Alat untuk sambungan keling adalah :

- Palu dan landas

- Palu keling

- Besi perapat dan pembentuk kepala (rivet set)

- Mesin pengeling

e.       Alat untuk sambungan

- Pesawat las titik dengan bermacam-macam bentuk elektroda

- Pateri, peralatannya meliputi :

§  baut pateri biasa

§  baut pateri listrik

§  pemanas baut pateri (pancar atau arang)

§  sikat kawat

23
§  kikir

§  pembersih kimiawi seperti air keras atau pasta pateri

Gunting tangan

Ø  Cara memotong dengan gunting tangan

a. Peganglah bahan dengan tangan kiri, cukup jauh dari bibir gunting

b. Bibir gunting dibuat tegak lurus tehadap bahan dan tepat pada garis
lukisan

c. Jari manis tangan kanan diletakkan diantara kedua tangkai gunting


untuk menahan agar bibir gunting tidak terkatup seluruhnya.

d. Katupkan bibir dengan menekan tangkainya; bibir jangan terkatup


seluruhnya, akan merusak hasil pemotongan.

e. Bila menggunting bentuk-bentuk lingkaran atau garis lengkung,


pegunakan gunting dengan bibir lengkung atau universal

Penekukan

Selembar pelat logam dapat dibentuk dengan bengkokan pada berbagai


landasan cetak. Bentuk landasan cetak bermacam-macam sesuai dengan
bentuk benda kerja yang diinginkan. Bentuk persegi, bulat, sudut,
sambungan, dan lain-lain dapat dikerjakan pada landasan cetakan. Alat ini
terutama digunakan bila mesin yang cocok untuk bentuk yang dikehendaki
tidak tersedia. Setiap orang yang terlibat dalam kerja pelat sebaiknya
mengetahui berbagai macam bentuk landasan cetak sehingga ia dapat
memilih mana yang cocok dengan pekerjaannya

Bagi petugas kerja pelat, landasan cetak merupakan alat penting sehingga
ia harus merawat dan menjaganya agar selalu baik dan siap untuk
digunakan. Biasanya permukaan landasan letak dikeraskan. Meskipun

24
demikian, ia tidak boleh digunakan sebagai landasan pemahatan atau
pengelingan karena untuk pekerjaan ini tersedia baja lunak khusus.Untuk
menghindari kerusakan dan kemungkinan luka dari landasan letak
sebaiknya disimpan pada tempat tersendiri. Pada lantai raknya perlu
disediakan alas yang lunak bila lantai tersebut dari logam. Tetapi bila
dibuat dari papan, tak perlu tepi untuk memudahkan kontrol dan agar rapi
tempatnya dicat menurut bentuk.

A.Dasar penekukan plat

Ø Penekukan yang diijinkan adalah bagian ujung lengkung netral dari luas
penekukan

Ø Sumbu penekukan adalah sumbu garis lurus dimana terjadi


pembentukan tekukan sesuai radius yang diijinkan (pusat dari radius
penekukan natural). Panjang dari sumbu adalah sama dengan lebar dari
benda kerja pada luas penekukan.

Ø Radius penekukan adalah radius dari busur dalam

Ø Garis penekukan adalah garis imajener yang dibentuk oleh tangen


radius penekukan dengan permukaan pelat bagian dalam.

Ø Sudut penekukan adalah sudut yang terbentuk antara dua posisi ekstrim
dari radius penekukan

Ø Luas penekukan adalah luas yang tercakup oleh sudut penekukan.

Penekukan pelat

Untuk memperkirakan panjang benda kerja yang dibutuhkan adalah suatu


kurva untuk menentukan panjang garis netral secara teoritis ini perlu untuk
menghitung penekukan yang diijinkan "A" untuk masing-masing lekukan.
Jumlah dari setiap panjang adalah "L", dari masing-masing kaki
penekukan. Seandainya "B" merupakan panjang dari bukaan pelat maka :

25
B = L1 + L2 + A

A = (R+X)

1.Penekukan pelat yang diizinkan (A),dimana R>0

α = 90o

A =(R + x)

A = R + X)

= (R + X)

"X" adalah jarak dari permukaan dalam dengan garis netral, besarnya
berubah-ubah tergantung pada perbandingan ketebalan (T) yang ada
terhadap radius pelipatan/penekukan (R), dimana :

R<2T X = 0,33 T

R = 2T ÷ 4T X = 0,4 T

R>4T X = 0,5 T

"N" adalah faktor variabel yang besarnya tergantung tebal (T), dimana :

T < 1,5 N = 0,4 T

T = 1,5 ÷ 3 mm N = 0,45 T

T > 0,5 N = 0,5 T

Paku keling jenis Pop ini digunakan bila kebocoran tak perlu
diperhatikan. Sistem ini membenarkan sambungan yang dibuat dengan
harga murah dan tersedia pada bahan baja, aluminium, dan monel. Paku

26
keling pop dapat digunakan dengan sangat efektif pada pelat tipis, tetapi
pada pelat tebal tidak disarankan digunakan. Paling banyak digunakan
pada sambungan rata, yang kepalanya hanya pada satu sisi saja. Ukuran
diameter paku keling pop pada umumnya 2,4; 2,8; 3,2; 4,8; dan 6,4 mm
dengan kepala bulat.

Alat pengeling atau pembentuk kepala paku keling tersedia dalam berbagai
ukuran sesuai dengan paku keling pop. Alat ini biasanya mempunyai 2
posisi penarikan dan penyetel rahang penjepit luar

Alat pengeling

Langkah-langkah yang dilakukan dalam pengelingan, sebagai berikut :

1. Pilihlah ukuran hidung pengeling yang sesuai dengan ukuran


diameter paku keling

2. Masukkan batang mandrel pada hidung sedalam mungkin

3. Masukkan paku keling pada lubang pelat yang akan dikeling

4. Tekan pengangan pengeling beberapa kali hingga batang mandrel


terputus

5. Hasil pengelingan dapat dilihat. Bila ingin membuka kelingan, dapat


dibor dengan ukuran diameter yang sama dengan paku keling atau
dengan memotong kepala paku keling dengan pahat dan palu.

B. Las Titik (spot welding)

Las titik digunakan untuk menyambung dua buah pelat yang mana
hal ini merupakan merupakan perkembangan yang lebih maju dari
sambungan pelat dengan paku keling. Mesin las titik yang umum
digunakan adalah :

27
1. Mesin las titik dengan pengoperasian pakai tangan (hand operated).
Biasanya tanpa pendingin air las titik

2. Mesin las titik dengan pendingin air memiliki kekuatan lebih besar
lagi (pelat yang kan disambung lebih tebal).

Umumnya mesin las titik dilengkapi dengan beberapa alat pengatur


seperti :

1. Pengatur arus

Ø  Perhatikanlah mesin sebelum pengaturan arus dilakukan

Ø  Perhatikan data-data pengaturan arus yang terdapat pada mesin untuk


setiap tebal bahan , arusnya berbeda-beda

Ø  Aturlah arus sesuai dengan yang diperlukan dengan cara


menghubungkan kontak sumbat (shorting plug) sesuai dengan petunjuk
pada data pengaturan. Ada pula mesin las titik yang dilengkapi dengan
sakelar pengatur arus.

Ø  Dalam pengaturan arus pada mesin las titik, tergantung dari tipe mesin
las titik yang digunakan.

C. Sambungan pateri

Pematerian biasanya digunakan terutama untuk mencegah


kebocoran-kebocoran pada sambungan (pada sambungan lipat), tetapi
juga digunakan untuk sambungan-sambungan tumpang pada benda-benda
kerja yang tidak memerlukan kekuatan tarik besar.

Bentuk komponen penyambung disesuaikan dengan alirannya, baik


aliran masuk maupun aliran keluar

Ø   Alat-alat untuk penguatan tepi, atau badan

28
Penguat tepi dapat dilakukan dengan cara memakai lipatan tepi, kawat
penguat atau memakai alur penguat. Alur penguatmtidak hanya untuk
penguatan tepi tetapi dapat juga untuk penguatan badan.

a. Alat-alat untuk penguatan, dengan lipatan adalah :

- palu dan landas atau

- mesin lipat

b.Alat-alat untuk penguatan tepi dengan kawat, adalah :

- palu dan landas

c. Alat-alat pengawatan tepi, adalah :

- palu dan landas

- mesin putar alur (rotary jenny)

d.      Alat penguatan tepi dan badan alur, adalah :

Penguatan tepi dan badan alur

e. Alat-alat lain yang sering digunakan adalah :

- bermacam-macam tang atau penjepit tangan

- kikir dan ragum

- bermacam-macam alat penjepit

Gunting tangan

Ø  Cara memotong dengan gunting tangan

a. Peganglah bahan dengan tangan kiri, cukup jauh dari bibir gunting

b. Bibir gunting dibuat tegak lurus tehadap bahan dan tepat pada garis
lukisan

29
c. Jari manis tangan kanan diletakkan diantara kedua tangkai gunting
untuk menahan agar bibir gunting tidak terkatup seluruhnya.

d. Katupkan bibir dengan menekan tangkainya; bibir jangan terkatup


seluruhnya, akan merusak hasil pemotongan.

e. Bila menggunting bentuk-bentuk lingkaran atau garis lengkung,


pegunakan gunting dengan bibir lengkung atau universal

3.3.4 Penyambungan

A. Pengelingan

Pada pekerjaan mengeling biasa digunakan alat-alat kelingan khusus


seperti batang perapat, batang penahan kepala, batang pembentuk kepala,
kepala palu dan sebagainya. Batang perapat digunakan untuk merapatkan
dua potong logam pelat yang akan disambungkan dengan jalan dikeliling.
Setiap batang perapat pada bagian alasnya mempunyai lubang yang
ukurannya sesuai dengan ukuran paku keling yang digunakan. Alat
pengeling yang disebut batang penahan kepala, digunakan untuk menahan
kepala paku keling pada waktu mengeling. Batang pembentuk kepala
digunakan untuk membentuk atau menghaluskan kepala pengikat yang
telah dibentuk dan sedikit dibulatkan oleh kepala palu. Setiap alat ini di
bagian atasnya dibuat cekung dan ukurannya sesuai dengan ukuran
kepala paku keling yang dipergunakan.

Kesalahan pada pesiapan mengeling diantaranya pinggiran lubang


dan beram tidak dibersihkan. Hal ini akan mengakibatkan hasil
pengelingan tidak akan rapat. Agar hal tersebut tidak terjadi, beram dan
pinggiran lubang harus dibersihkan dahulu.

Alat pengeling

Langkah-langkah yang dilakukan dalam pengelingan, sebagai berikut :

30
1. Pilihlah ukuran hidung pengeling yang sesuai dengan ukuran
diameter paku keling

2. Masukkan batang mandrel pada hidung sedalam mungkin

3. Masukkan paku keling pada lubang pelat yang akan dikeling

4. Tekan pengangan pengeling beberapa kali hingga batang mandrel


terputus

5. Hasil pengelingan dapat dilihat. Bila ingin membuka kelingan, dapat


dibor dengan ukuran diameter yang sama dengan paku keling atau
dengan memotong kepala paku keling dengan pahat dan palu.

B. Las Titik (spot welding)

Las titik digunakan untuk menyambung dua buah pelat yang mana
hal ini merupakan merupakan perkembangan yang lebih maju dari
sambungan pelat dengan paku keling. Mesin las titik yang umum
digunakan adalah :

Mesin las titik dengan pendingin air memiliki kekuatan lebih besar
lagi (pelat yang kan disambung lebih tebal).

Umumnya mesin las titik dilengkapi dengan beberapa alat pengatur seperti

1. Pengatur arus

Ø  Perhatikanlah mesin sebelum pengaturan arus dilakukan

Ø  Perhatikan data-data pengaturan arus yang terdapat pada mesin untuk


setiap tebal bahan , arusnya berbeda-beda

Ø  Aturlah arus sesuai dengan yang diperlukan dengan cara


menghubungkan kontak sumbat (shorting plug) sesuai dengan petunjuk
pada data pengaturan. Ada pula mesin las titik yang dilengkapi dengan
sakelar pengatur arus.
31
Ø  Dalam pengaturan arus pada mesin las titik, tergantung dari tipe mesin
las titik yang digunakan.

2. Pengatur waktu

Yang dimaksud dengan pengatur waktu disini adalah mengatur


lamanya waktu melakukan penekanan.

Ø  Perhatikan data-data pengaturan waktu, carilah angka-angka yang


sesuai dengan tebal bahan yang akan di las

Ø  Putarlah tombol pengatur, pehatikan penunjukan skalanya sampai


menunjuk angka yang dikehendaki

Ø  Tidak semua tipe mesin las titik dilengkapi tombol pengatur waktu.

3. Pengatur kuatnya penekanan elektroda

Cara kerja pengatur kuatnya penekanan elektroda ini biasanya secara


mekanik yang dilengkapi dengan pegas dan mur pengencang.

Elektroda dibuat dari bahan tembaga, paduan tembaga, atau bahan


lain yang lebih keras seperti tungsten. Pada mesin las titik yang besar
waktu bekerja elektroda-elektrodanya didinginkan dengan sirkulasi air.

Permukaan ujung-ujung elektroda harus rata dan mempunyai ukuran


antara 5 ÷ 10 mm. Kerusakan pada ujung-ujung ini dapat diperbaiki dengan
jalan mengikir. Elektroda-elektroda dibuat dalam berbagai bentuk
disesuaikan dengan keperluan las titik.

Dalam pemasangan elektroda yang harus dipilih bentuk elektroda


yang sesuai untuk pengelasan yang akan dilakukan, adapun langkah-
langkahnya sebagai berikut :

Ø  Pasanglah elektroda itu pada lengan pemegangnya

Ø  Pengelasan yang salah tidak ada gunanya sama sekali


32
Ø  Aturlah kedudukan elektroda hingga tepat yakni dengan mencoba waktu
mesin dalam keadaan tidak berfungsi

Untuk cara pengelasannya adalah sebagai berikut :

Ø  Bersihkan dahulu bagian-bagian pelat yang akan di las

Ø  Jepitlah pelat-pelat itu dengan penjepit "C" atau pemjepit lain

Ø  Cobalah dahulu apakah pemasangan elektrodanya sudah tepat betul


untuk pengerjaan itu, sedangkan mesin dalam keadaan tidak beroperasi

Ø  Periksalah pengaturan arusnya, apakah sesuai dengan tebal bahan


yang akan di las

Ø  Periksalah juga pengaturan waktunya

Ø  Hidupkan mesin las, perhatikan sistem pedinginannya berjalan dengan


baik

Ø  Tempatkan pelat yang akan di las diantara kedua elektroda, lakukan


pengelasan kedua ujung pelat yang dekat penjepit dengan cara menginjak
pedal kebawah pegang benda kerja atau pelat.

Ø  Lepaskan penjepit-penjepitnya, oleh karena kedua las titik diatas sudah


dapat menggantikannya

Catatan :

1. Bila benda kerja sulit dijepit, bagian yang akan di las dapat dipegang
dengan tangan yang bersarung kulit.

2. Bagian-bagian yang sedang di las hendaknya jangan sampai


bergerak, maka jepitannya harus betul-betul kokoh

3. Bagian pengelasan titik ditempat yang tidak tercapai elektroda lurus


harus digunakan elektroda bentuk khusus

33
4. Bagian lain dari benda kerja jangan menyentuh tangkai elektroda

5. Supaya titik las tersebut teratur dan baik berikanlah tanda-tanda

C. Sambungan pateri

Pematerian biasanya digunakan terutama untuk mencegah


kebocoran-kebocoran pada sambungan (pada sambungan lipat), tetapi
juga digunakan untuk sambungan-sambungan tumpang pada benda-benda
kerja yang tidak memerlukan kekuatan tarik besar.

34

Anda mungkin juga menyukai