Hiperrealitas Dalam Social Media Studi Kasus Makan PDF
Hiperrealitas Dalam Social Media Studi Kasus Makan PDF
Herlinda Fitria
Program S1 Sosiologi Universitas Indonesia
herlindafitria@gmail.com
Abstract
This study reviews the phenomenon of eating in restaurants that recently came out as
a new lifestyle known as “makan cantik” (aesthetic eating). This lifestyle is currently
trending among young people, especially those in the urban areas such as Jakarta. This
study uses qualitative methods to observe and describe makan cantik as a hyperreality on
social media, constructed through simulation. Makan cantik is done with an intention
of broadcasting the activity through social media. Makan cantik is a simulation that is
intentionally constructed to present certain image, such that represents the upper class
society. Beneath what’s been presented in social media, there is a contrasting condition
of real life. Therefore, it can be said that there is no clarity of class status on social
media, for social media nowadays is no longer presenting the reality, but instead the
hyperreality.
Abstrak
Penelitian ini akan mengkaji mengenai fenomena makan di restoran yang saat ini telah
menjadi sebuah gaya hidup baru disebut sebagai makan cantik. Kegiatan tersebut
sedang tren dilakukan anak muda khususnya yang tinggal di perkotaan seperti Jakarta.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif untuk melihat dan menggambarkan
makan cantik sebagai sebuah hiperealitas pada social media yang dibentuk melalui
simulasi.Makan cantik dilakukan dalam rangka untuk memberitahukan kegiatannya
kepada orang melalui social media. Makan cantik merupakan simulasi yang sengaja
dibentuk untuk menampilkan image tertentu, karena hal tersebut dianggap dapat
merepresentasikan masyarakat kelas atas. Di balik makan cantik yang di unggah di
social media, ternyata hal tersebut berlainan dengan kondisi yang nyata. Sehingga
dapat dikatakan bahwa telah terjadi pengaburan kelas dimana tidak adanya kejelasan
dari status kelas yang dimunculkan di social media. Social media saat ini tidak lagi
menampilkan realitas yang sebenarnya, namun menampilkan hiperrealitas.
Keywords: Hyperreality, Simulation, Makan Cantik
87
INFORMASI Kajian Ilmu Komunikasi Volume 45. Nomor 2. Desember 2015
88
Herlinda Fitria, Hiperrealitas dalam Social Media (Studi Kasus: Makan Cantik di Senopati pada Masyarakat ...
dari fakta yang ada. Terdapat perbedaan man dilakukan secara langsung di sebuah
kondisi pelaku pada apa yang diunggah restoran di Senopati. Selain wawancara, data
dengan kondisi yang nyata. Dalam hal ini sekunder diperoleh dari jurnal, literature,
masyarakat melakukan apa yang disebut oleh buku, data publikasi serta observasi tidak
Baudrillard sebagai simulasi. langsung melalui media elektronik dan me-
dia cetak. Logika berpikir dalam penelitian
METODE ini merupakan logika induktif, yaitu dalam
membangun sebuah kesimpulan yang ber-
Di dalam sebuah penelitian dibutuhkan sifat umum dari hal hal yang khusus pada
satu metode yang paling tepat untuk bisa temuan data di level empirik.
mendapatkan data yang valid. Metode Pene-
litian yang banyak digunakan adalah metode
penelitian secara kuantitatif dan kualitatif. HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini menggunakan pendekatan Hiperrealitas
kualitatif agar mendapatkan data yang Berbagai tulisan Baudrillard mengan-
lebih mendalam terhadap subjek penelitian dung ciri dari teori postmodern. Empat isti-
di mana peneliti menjadi instrument itu lah kunci yang mendasari analisisnya adalah
sendiri. Peneliti menggunakan metode simulasi, media massa, tanda dan komunikasi.
kualitatif untuk menggambarkan makan Namun penelitian ini hanya membahas
cantik sebagai hiperealita pada social media. satu pembahasan saja mengenai simulasi
Penelitian kualitatif menurut Lincoln dalam yang berarti citra, simbol, gambar buatan,
Neuman (2003: 72) adalah penelitian yang atau segala hal yang “menyembunyikan”
menekankan pada proses dan pemaknaan kenyataan (Baudrillard 1981). Dalam bukunya
atas realitas sosial yang tidak diuji atau diukur Simulations, Simulasi bukan menutupi
secara ketat dari segi kuantitas, ataupun kenyataan, namun kenyataan yang menutupi
frekuensi. ketiadaan. Sehingga dapat dikatakan simulasi
Fokus dari penelitian kualitatif adalah adalah nyata.
menjelaskan bagaimana gejala sosial dibentuk Terdapat Empat citra dari penampilan
dan diberi makna. Penelitian ini merupakan yang telah membentuk kultur Barat antara
penelitian cross-sectional research dimana lain realistic yaitu keadaan sebenarnya,
penelitian ini hanya dilihat dari kurun waktu counterfeit yakni tahap alami yang dapat
tertentu saja. Karena penelitian ini dilakukan ditemukan lewat imitasi, production
selama 2 bulan terhitung selama bulan yaitu tahap produksi dan simulation
Oktober dan November 2015. Terdapat dua yang merupakan simulacra dari simulasi,
jenis data yang digunakan dalam penelitian pembuatan informasi dan kode. Citra satu
ini, yaitu data primer dan data sekunder. sampai tiga merupakan sebuah citra yang
Data Primer diperoleh dengan melaku- sudah terjadi pada tahun-tahun sebelumnya.
kan wawancara mendalam dengan 3 orang Sedangkan citra ke empat yaitu simulasi
informan. Informan penelitian dipilih de- menggambarkan kehidupan masyarakat saat
ngan kriteria makan di restoran dan meng- ini. Simulasi berarti bahwa citra tidak terkait
unggah kegiatannya di social media. juga dengan kenyataan apapun (Baudrillard
pada saat itu sedang berada di restoran Se- 1983).
nopati. Informan pertama, berinisial MT ia Simulasi tidak hanya berkaitan dengan
merupakan seorang mahasiswa yang rutin tanda, namun juga menyangkut kekuasaan
makan di restoran setiap weekend. Informan dan relasi sosial, dimana yang berlaku adalah
kedua, berinisial B merupakan seorang kar- tanda murni yang kehilangan referensinya.
yawan swasta yang memiliki hobi makan di Simulasi dan kode seluruh realitas menuju
restoran. Dan informan GO merupakan pe- hiperealitas dimana tidak ada lagi distingsi
gawai di sebuah instansi perpajakan. antara realitas dengan khayalan, antara hasil
Wawancara dengan tiga orang infor- kopian dengan realitas aslinya, dan dimana
89
INFORMASI Kajian Ilmu Komunikasi Volume 45. Nomor 2. Desember 2015
realitas diuapkan menuju kelenyapan Terus gue liat dari plating makanannya,
(Baudrillard, 1983 dalam Kushendrawati, apakah penyajianya menarik apa
2006: 131). Sehingga dapat disimpulkan engga soalnya percuma nih gue udah
bahwa tidak ada lagi realitas dasar yang ketempat mahal tapi ga bagus duit gue
diacu oleh objek dan tanda-tanda. Ini adalah sayang. Kaya kemaren tuh saya makan
era hiperrealitas. Disneyland adalah model tuna salad, itu ga kenyang sih tapi bagus
banget buat di foto. Padahal tuna juga
sempurna dari bagaimana masing-masing
gue beli dipasar juga cuma 20ribu. Nah
orde saling berkaitan. Di sana ada perompak, itu harganya 150rb”.
frontir, dunia masa depan, kastil-kastil,
dunia robot. Sebuah dunia buatan di mana (Wawancara dengan MT, 27 Oktober
semua nilai dimuliakan, disimulasikan, dan 2015)
dihadirkan kepada pemirsa (Baudrillard 1983
dalam Denzin, 1986).
Berdasarkan penuturan informan diatas,
makanan yang dipesan tidak terlalu penting
Makan Cantik di Senopati untuk di pertimbangkan. Menurutnya, de-
Makan cantik merupakan sebuah kata sign interior dan penyajian makanannya lah
untuk menggambarkan kegiatan makan yang yang paling diutamakan dalam makan can-
dilakukan di restoran-restoran tertentu dalam tik. Hal ini dikarenakan pelaku makan can-
rangka untuk menyiar-nyiarkan kegiatannya tik membutuhkan dekorasi yang sekiranya
ke dalam social media. Masyarakat kota saat menarik untuk berfoto. Karena kunci dari
ini banyak memilih makan di restoran untuk makan cantik itu sendiri adalah mengung-
mengisi leisure time yang mereka miliki. gah kegiatannya dengan semenarik mungkin
Makan cantik bukanlah kegiatan makan yang di social media yang mereka miliki. Menarik
dilakukan 3 kali sehari seperti pada umumnya. dalam artian apa yang di unggah akan mem-
Namun makan cantik biasanya dilakukan buat orang lain merasa tertarik untuk datang
2 sampai 3 kali setiap bulannya. Hal yang ke restoran tersebut.
pertama-tama dilakukan masyarakat dalam Hal penting yang kedua adalah pe-
melakukan makan cantik adalah pemilihan nyajian makanan. Sama halnya dengan
restoran. Pemilihan restoran menjadi hal design interior restoran, makan cantik juga
yang paling penting untuk melakukan sangat membutuhkan penyajian makanan
aktifitas ini. Karena pemilihan restoranlah yang menarik dan unik. Karena pelaku akan
yang akan menentukan apakah hal tersebut mengabadikan gambar makanan tersebut
masuk kedalam kategori makan cantik atau untuk di unggah ke dalam social media.
tidak. Oleh sebab itu, penyajian makanan ditata
Makan cantik biasanya dilakukan di sedemikian rupa agar menarik perhatian
restoran-restoran kelas menengah dan atas. orang lain dianggap penting. Tidak menjadi
Berbagai aspek menjadi pertimbangan permasalahan jika makanan yang disediakan
masyarakat dalam memilih restoran, antara kurang enak, karena bukan hal tersebut yang
lain dekorasi atau design interior ruangan, diutamakan. Pelaku makan cantik cenderung
penyajian makanan dan lokasi restoran. Na- menutupi kekurangan dari makanan tersebut.
mun yang menarik adalah rasa dari makanan Salah satunya dengan cara mengambil
yang seharusnya menjadi pertimbangan ses- beberapa sisi dari makanan agar terlihat
eorang untuk memilih restoran, kini tidak menarik. Selain itu pelaku juga tidak akan
terlalu menjadi perhatian bahkan dibuang berkeluh kesah atau menampilkan kesan yang
sama sekali. Menurut informan MT, jelek tentang makanan yang dipesan. Justru
pelaku seolah-olah sedang mempromosikan
“Pertama gue liat dari ambiance nya restoran yang sedang ia kunjungi, sekalipun
dulu. Ambiance tuh kaya mulai dari
hal itu tidak mendapat reward apa-apa dari
design interiornya, panas apa engga
tempatnya. Jadi gue liat tempatnya dulu. restoran yang bersangkutan.
90
Herlinda Fitria, Hiperrealitas dalam Social Media (Studi Kasus: Makan Cantik di Senopati pada Masyarakat ...
Dan hal penting yang ketiga adalah jenis makanan Western paling banyak
lokasi restoran. Lokasi-lokasi restoran di gemari dan jumlahnya pun memiliki
tertentu menjadi sorotan para pelaku proporsi terbanyak dari jenis makanan
untuk menambah pengalaman makannya lain diluar makanan Indonesia. Dari hasil
di berbagai restoran yang ada. Di Jakarta wawancara ketiga informan, mereka
sendiri wilayah-wilayah yang menjadi lebih sering mencoba restoran-restoran
highlight untuk melakukan makan cantik yang menyediakan makanan western.
seperti Senopati, Kemang, Thamrin. Ketiga Hasil observasi yang dilakukan peneliti
wilayah tersebut merupakan lokasi favorit menyebutkan bahwa terdapat 17 restoran
para pelaku makan cantik untuk berburu Western di Senopati. Jumlahnya paling
restoran yang dianggap dapat mewakili banyak bila dibandingkan dengan Korean
kelas sosial tertentu. Namun yang lokasinya Restaurant, Chinese Restaurant, dan jenis
paling strategis dan berada di tengah kota restoran lainnya. Restoran yang ada di Jalan
adalah Senopati. Tidak hanya itu, wilayah Senopati ini biasanya akan ramai di hari-hari
ini banyak berdiri restoran dengan berbagai tertentu seperti pada hari Sabtu dan Minggu.
macam jenis restoran, mulai dari masakan Karena kegiatan ini biasanya dilakukan
Indonesia, Western, Korean, Japanese, dan untuk mengisi waktu luang. Dan memang
lain-lainnya tersedia di wilayah ini. kebanyakan masyarakat yang makan di
lokasi ini adalah mahasiswa, karyawan muda
dan hanya sedikit sekali orang tua (Hasil
observasi langsung di beberapa restoran di
Senopati).
Pemilihan restoran yang akan dikunjungi
untuk melakukan makan cantik mengalami
proses yang cukup panjang. Para pelaku
makan cantik juga menjadikan social media
sebagai acuan dalam pemilihan restoran.
Gambar 1.1 Map Lokasi Restoran di Senopati Platform kuliner berbasis aplikasi seperti
Sumber: Google Maps
Zomato dan Qraved menjadi acuan dalam
memilih restoran. Sebab kedua aplikasi
tersebut menampilkan informasi yang
Gambar diatas menunjukan gambaran sangat lengkap tentang kuliner seperti menu
wilayah Senopati. Secara geografis lokasi Jl. dan harga, peta lokasi, bahkan pelaku bisa
Senopati dan Gunawarman berada pada jalan mengetahui restoran lebih lengkap lewat
yang berbeda. Namun Senopatiyangadadalam foto-foto yang tersedia di aplikasi tersebut.
pikiran masyarakat adalah Senopati secara Kedua aplikasi ini tidak hanya menampilkan
keseluruhan yang mencakup Jl. Senopati, informasi mengenai restoran namun juga
Jl. Gunawarman, Jl. Rajasa , Jl. Belitung dan merekomendasikan restoran-restoran sesuai
jalan-jalan lain yang ada di sekelilingnya. Hal dengan keinginan masyarakat.
ini diperkuat dengan pernyataan informan
MT, menurutnya Senopati itu bukan hanya
dilihat dari sepanjang Jalan Senopati itu
saja, namun daerah disekelilingnya dianggap
masih termasuk daerah Senopati. Letak dari
satu restoran ke restoran lainnya di Senopati
sangat berdekatan. Banyak anggapan bahwa
wilayah ini merupakan lokasi yang tepat
untuk berburu kuliner yang berbeda dari
yang lain.
Di Senopati, restoran yang menjual
91
INFORMASI Kajian Ilmu Komunikasi Volume 45. Nomor 2. Desember 2015
92
Herlinda Fitria, Hiperrealitas dalam Social Media (Studi Kasus: Makan Cantik di Senopati pada Masyarakat ...
93
INFORMASI Kajian Ilmu Komunikasi Volume 45. Nomor 2. Desember 2015
94
Herlinda Fitria, Hiperrealitas dalam Social Media (Studi Kasus: Makan Cantik di Senopati pada Masyarakat ...
dengan sendirinya membentuk realita baru makan cantik maka pamor dan gengsinya
yang penuh dengan rekayasa. pada tataran sosial secara otomatis akan
Makan cantik merupakan sebuah naik. Artinya dengan makan di restoran
kegiatan yang dilakukan dengan maksud sebenarnya ia sedang menunjukan sesuatu
dan tujuan tertentu. Masyarakat kota saat ini dengan kegiatan tersebut. Kemudian ia juga
sedang berlomba-lomba untuk melakukan ingin memperlihatkan kemampuannnya
makan cantik , sebab kegiatan ini dianggap pada orang lain, baik kepada sesama pelaku
memiliki nilai-nilai tambahan dari sekedar makan cantik maupun tidak. Dengan cara ini,
makan. Makan cantik dan social media secara sengaja pelaku ingin memperlihatkan
merupakan satu kesatuan yang utuh karena siapa dirinya, kemampuan ekonominya atau
tidak bisa disebut sebagai makan cantik kelasnya.
jika hal tersebut tidak di siar-siarkan di Kemudian dengan makan cantik di
social media. Social media menjadi ruang restoran, pelaku ingin memperlihatkan kelas
terbaik hiperrealitas, karena social media sosialnya dengan berusaha mencari restoran-
dapat merepresentasikan hiperrealitas restoran yang sedang ramai di perbincangkan
menjadi realitas palsu. Makan cantik yang atau restoran unik yang baru saja dibuka.
di siar-siarkan di social media merupakan Hal ini tentunya memiliki arti bahwa pelaku
simulasi yang menayangkan kondisi realitas selalu ingin mengikuti mode walaupun
kehidupan. Dalam hal ini makan cantik yang dengan berbagai konsekuensi yang harus
di unggah di social media sudah tidak lagi dipenuhi, tak terkecuali mengeluarkan biaya
berfungsi seperti fungsi sebenarnya. yang tidak sedikit.
Social media merupakan arena sosial Menurut informan GO, biaya yang
dalam rangka memberitahukan kegiatan harus dikeluarkan untuk sekali makan
tersebut, yang tidak semata-mata untuk berdua adalah Rp.200.000. Bahkan menurut
menunjukan bahwa ia makan. Jika dipahami informan BS ia menghabiskan Rp.350.000
secara lebih mendalam sebenarnya sampai dengan Rp.2.000.000 untuk satu
makan cantik merupakan praktek untuk kali makan di restoran. Informan BS juga
menunjukan kemampuan finansial, kelas menyebutkan bahwa ia pernah datang
ataupun eksistensi diri. Menurut informan di berbagi restoran yang ada di Senopati,
MT, sekalipun makanan yang dijual relatif sama.
Dengan datang ke banyak restoran orang lain
“Gue makan cantik gara-gara awalnya
akan menganggap bahwa pelaku memiliki
mungkin gue penasaran sama
bentuknya. Kaya misalnya gue liat dari kemampuan ekonomi yang tinggi dan secara
update an orang difoto disitu bagus. Trus tidak langsung gengsinya pun akan naik.
kalo gue makan di tempat kaya gitu ya Secara tidak langsung dapat dikatakan
secara ga langsung sih pengen nunjukin bahwa seseorang yang melakukan aktifitas
yang namanya status sosial, kaya gitu. makan cantik mempunya finansial yang kuat
Ya kita juga ngeluarin duit segitu juga sehingga dapat dikategorikan sebagai kelas
bukan buat ya… misalnya ada makna sosial atas. Peran dari social media lah yang
lah dibalik itu. Jadi ya antara 2 itu either kemudian memunculkan kesan siapa orang
ya gue pengen update ke orang tapi kalo tersebut dari kegiatan yang dilakukan. Mereka
misalnya ga pengen update ya engga.
yang melakukan makan cantik dianggap
Yang gue tunjukin itu tadi, ya mungkin
gue juga bisa berbagi ke orang kalo sebagai orang yang berkelas. Sedangkan
misalnya platingnya bagus atau apanya mereka yang tidak akan dianggap sebaliknya.
bagus.” Hal ini tentunya sudah terkonstruksi di
dalam pikiran masyarakat dan telah menjadi
(Wawancara dengan MT, 27 Oktober gaya hidup baru khususnya pada masyarakat
2015) perkotaan.
Berdasarkan penuturan informan Makan cantik merupakan representasi
tersebut dapat terlihat bahwa dengan kelas atas yang difasilitasi oleh social media
95
INFORMASI Kajian Ilmu Komunikasi Volume 45. Nomor 2. Desember 2015
sebagai pembentuk indentitas. Makan Namun hal ini tidak berlaku bagi
cantik menjadi sebuah gambaran atau sebagian orang, dimana makan cantik
citra yang melambangkan eksistensi dan merupakan ritual yang rutin harus dilakukan.
kelas sosial masyarakat. Sehingga “Apa Walaupun dengan berbagai kendala yang
yang dimakan”, “Dimana memakannya?”, dihadapi, terutama permasalahan finansial.
Kapan memakannya?”, Bagaimana cara Pelaku makan cantik memerlukan biaya
memakannya?”, menjadi sebuah simbol yang tidak sedikit untuk bisa makan di
dari kelas sosial baru yang memperlihatkan restoran-restoran cantik ini. Namun hal
“siapa Anda?”. Makan cantik secara tidak tersebut tak menghalangi niat pelaku untuk
langsung dikonstruksi oleh individu lewat makan cantik. Berbagai usaha dilakukan agar
social media, namun dalam perjalannya, hal tersebut dapat terwujud, salah satunya
makan cantik sebagai suatu hal yang dengan menyisihkan uang agar makan cantik
dikonstruksi ternyata dapat mengkonstruksi di akhir minggu dapat terpenuhi. Seperti
orang lain. Sehingga menjadikan orang lain yang dikatakan oleh informan MT, bahwa
juga terpengaruh untuk melakukan makan
“Kalo soal rasa sih kebetulan gue
cantik dari apa yang di posting pelaku makan
ga peduli sama rasa. Kadang kalo
cantik di social media. Hal ini dirasakan oleh makanannya dikit tp enak udah
informan GO yang menyatakan, nggapapa walaupun gue ga kenyang.
“Gue juga tau restoran-restoran gitu Gue bakal Menuhin kekenyangan gue
dari update-an temen gue di path nanti ditempat lain yang ga mewah
dan gue malah ngerasa sekarang gue itu. Misalnya gue makan di hotel mulia
jadi trendsetter. Jadi kaya misalnya makan salad gitu. Ujung-ujungnya gue
gue berkunjung kesuatu tempat terus bakal makan nasi goreng dipinggir jalan
makin banyak aja orang yang kesana. sampe kenyang”.
Gue punya pengaruh buat orang
lain dan secara ga langsung gue juga (Wawancara dengan MT, 27 Oktober
dipengaruhi orang lain.” 2015)
97
INFORMASI Kajian Ilmu Komunikasi Volume 45. Nomor 2. Desember 2015
ataupun high heels untuk perempuan atau- untuk merepresentasikan kehidupan pelaku
pun kemeja dan sepatu untuk laki-laki agar makan cantik. Namun disisi yang lain, kelas
terlihat lebih rapih. Oleh karena itu sebelum sosial yang ingin ditampilkan tersebut
datang ke restoran, pelaku harus memilih menjadi hiperealitas. Oleh sebab itu dapat
restoran mana yang akan ia kunjungi agar disimpulkan bahwa makan cantik tidak lebih
pelaku bisa menyesuaikan dengan pakaian dari kegiatan permanipulasian dan penipuan
yang ia kenakan saat itu. Penggunaan pakai- yang dilakukan lewat proses simulasi.
an yang rapih, dan mengikuti mode yang ada
akan menggambarkan bahwa pelaku adalah SIMPULAN
orang yang selalu mengikuti tren. Tentunya
tren berpakaian yang menjadi pijakan ada- Fenomena makan cantik terlah menjadi
lah tren berpakaian kelas atas, ataupun artis- bagian dari gaya hidup masyarakat perkotaan
artis tertentu baik berasal dari dalam negri saat ini. Dalam melakukan makan cantik,
maupun luar negeri. memberitahukan kepada masyarakat secara
Pelaku makan cantik harus memper- luas sangat perlu untuk dilakukan. Pelaku
siapkan simulasi tersebut sebaik mungkin makan cantik menggunakan social media
agar apa yang ia ingin gambarkan di sosial untuk menyiar-nyiarkan kegiatan. Karena
media dapat menunjukan bahwa ia berada makan cantik dan social media merupakan
pada kelas sosial atas, sesuai dengan apa yang satu kesatuan yang utuh. Hal ini dianggap
ia diinginkan. Proses manipulasi menjadikan karena social media merupakan ruang terbaik
realitas buatan tersebut terputus hubungan terbentuknya hiperrealitas. Hiperrealitas
dengan realitas aslinya. dalam social media dapat terwujud karena
soeial media dapat merepresentasikan
Simulasi yang dihadirkan di sosial media hiperrealitas menjadi realitas palsu. Dalam
yang bertujuan untuk menampilkan kelas pelaksanaanya makan cantik dianggap
tidak hanya dilakukan dalam satu waktu. dapat merepresentasikan kelas atas sebagai
Namun harus dilakukan berulang-ulang pembentuk identitas. Makan cantik
agar orang lain menganggap hal tersebut menjadi sebuah gambaran atau citra yang
merupakan bagian dari gaya hidup pelaku. Hal melambangkan eksistensi dan kelas sosial
tersebut tidak terlepas karena makan cantik masyarakat.
dianggap sebagai gaya hidup masyarakat
kelas atas. Simulasi yang dilakukan berulang- Oleh sebab itu simulasi menjadi hal yang
ulang dapat memunculkan reealitas yang penting dalam pembentukan hiperrealitas.
bukan realitas. Dalam hal ini simulasi dimulai sejak
pemilihan restoran yang memang menyajikan
Realitas yang dihadirkan di sosial media interior ruangan, peyajian makanan yang
menjadi acuan utama, bahkan lebih menjadi menarik. Adapun simulasi dilakukan
realitas itu sendiri. Sedangkan realitas dengan memotret foto makanan sebaik
utamanya perlahan-lahan hilang ataupun mungkin ataupun ruangan yang semenarik
blur. Masyarakat seolah-olah meyakini mungkin serta penggunaan caption yang
bahwa yang nyata adalah makan cantik itu eye catching agar orang lain tertarik untuk
lah yang menjadi gambaran kehidupan si datang ke tempat tesebut. Makan cantik
pelaku dalam sosial medianya. Sehingga itu sendiri dikonstruksi oleh social media,
apa yang tidak ditampilkan di social media bahkan apa yang diunggah oleh pelaku di
bukanlah realitas dari pelaku. Sehingga sosial media juga secara tidak langsung telah
muncul pertanyaan bahwa sejauh mana mengkontruksi orang lain. Baik yang gemar
makan cantik menyembunyikan fakta bahwa makan cantik maupun tidak.
yang nyata (makan di pinggir jalan sebagai
representasi kelas bawah) tidak lagi nyata? Namun pada kenyataannya makan
Sehingga dapat dikatakan bahwa makan cantik yang diunggah di dalam social media
cantik itu sendiri sebenarnyaadalah fenomena merupakan suatu hal yang berbeda dari
hiperealitas. Di satu sisi makan cantik ada fakta yang ada. Karena terdapat perbedaan
98
Herlinda Fitria, Hiperrealitas dalam Social Media (Studi Kasus: Makan Cantik di Senopati pada Masyarakat ...
99
INFORMASI Kajian Ilmu Komunikasi Volume 45. Nomor 2. Desember 2015
100