SURAT KEPUTUSAN
DIREKTUR RUMAH SAKIT ISLAM NAMIRA
NOMOR : 322 /PER/DIR/RSI-N/I/2020
TENTANG
PANDUAN MANAJEMEN KONTRAK
Bismillahirrahmanirrahiim
Direktur Rumah Sakit Islam Namira dengan senantiasa memohon bimbingan, lindungan dan
ridho Allah SWT :
Panduan Manajemen Kontrak Rumah Sakit Islam Namira menjadi acuan dalam
pengelolaan kontrak yang ada di Rumah Sakit Islam Namira.
Pasal 2
Panduan Manajemen Kontrak Rumah Sakit Islam Namira sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 terdiri
atas:
Bab I Definisi
Bab II Ruang Lingkup
Bab III Tata Laksana
Bab IV Dokumentasi
Pasal 3
Panduan Manajemen Kontrak Rumah Sakit Islam Namira sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 2 tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Peraturan Direktur Utama Rumah Sakit Islam Namira ini.
Pasal 4
Pada saat Peraturan Direktur Utama ini mulai berlaku, Peraturan Direktur Utama Rumah Sakit
Islam Namira Nomor 2282/PER/RSI-SAP/ 2018 tentang Panduan Manajemen Kontrak di Rumah Sakit
Islam Namira dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
Pasal 5
Peraturan Direktur Utama Rumah Sakit Islam Namira ini berlaku pada tanggal ditetapkan.
Lombok Timur
LAMPIRAN:
KEPUTUSAN DIREKTUR UTAMA RUMAH SAKIT ISLAM NAMIRA
NOMOR : 322 /PER/DIR/RSI-N/I/2020
TENTANG PANDUAN MANAJEMEN KONTRAK
BAB I
DEFINISI
Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan
kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat
jalan dan gawat darurat. Rumah sakit wajib menyediakan pelayanan klinis dan manajemen
secara langsung atau bisa melalui kontrak maupun perjanjian lainnya. Kontrak pelayanan
klinis disebut kontrak klinis dan untuk kontrak pelayanan manajemen disebut kontrak
manajemen.
Melalui adanya regulasi kerjasama telah dibuka kesempatan bagi rumah sakit untuk
melakukan kerja sama dengan Pihak Ketiga yaitu lembaga yang berbadan hukum, baik
yang berada di dalam negeri maupun di luar negeri. Seluruh bentuk kerja sama ini
memerlukan berbagai kebijakan dan pengaturan prosedur pelaksanaan guna mencapai
kesinambungan pelayanan yang lebih baik.
Panduan manajemen kontrak ini mengacu pada regulasi yang ada serta kaidah-kaidah
syariah, di mana di dalamnya, mengatur perjanjian-perjanian atau perikatan-perikatan yang
sengaja dibuat secara tertulis oleh pihak-pihak yang berkepentingan khususnya dalam hal
muamalah sebagai bukti bagi para pihak yang berkepentingan. Sementara itu, kaidah-
kaidah syariah yang dimaksud dalam panduan ini adalah keseluruhan kaidah-kaidah hukum
yang mengatur hubungan hukum di bidang muamalah, khususnya perilaku dalam
menjalankan hubungan ekonomi antara dua pihak atau lebih berdasarkan kata sepakat
untuk menimbulkan akibat hukum secara tertulis berdasarkan hukum Islam.
Uraian mengenai Manajemen Kontrak dalam panduan ini, mencoba membantu pihak-pihak
yang berkepentingan untuk mendapatkan pemahaman mengenai keterkaitan fungsional
antara hak serta kewajiban pihak-pihak dengan pelaksanaan proyek, melalui fungsi-fungsi
manajemen.
Manajemen kontrak merupakan proses pengelolaan segala aspek yang berhubungan
dengan kesepakatan yang dibuat antar para pihak.
Beberapa istilah yang ada di dalam Panduan Manajemen Kontrak ini antara lain:
1. Adendum
Jika saat kontrak berlangsung ternyata terdapat hal-hal yang belum cukup diatur dalam
kontrak tersebut, dapat dilakukan musyawarah untuk suatu mufakat akan hal yang belum
diatur tersebut.
2. Akad
Akad adalah pertalian antara ijab dan qabul yang dibenarkan oleh syara’ yang
menimbulkan akibat hukum terhadap objeknya.
3. Arrangement
Arrangement digunakan untuk perjanjian-perjanjian internasional yang ditinjau dari segi
isinya lebih bersifat teknis dan administratif.
4. Etika
Etika di dalam panduan ini adalah etika profesi yang merupakan sikap hidup untuk
memenuhi kebutuhan pelayanan profesional dari klien dengan keterlibatan dan keahlian
sebagai pelayanan dalam rangka kewajiban masyarakat sebagai keseluruhan terhadap
para anggota masyarakat yang membutuhkannya dengan disertai refleksi yang seksama.
5. Keadaan darurat (Force Majeure)
Keadaan darurat adalah keadaan dimana pada saat kontrak berlangsung ditemukan
kejadian yang termasuk dalam keadaan golongan memaksa.
6. Kontrak-kontrak
Kontrak-kontrak merupakan perjanjian dalam bentuk tertulis.
7. Kontrak Kerja
Kontrak kerja adalah suatu perjanjian yang dibuat secara lisan dan/tulisan antara pekerja
dan pemberi maupun waktu tidak tertentu, di mana di dalam kontrak tersebut berisi
syarat-syarat kerja serta hak dan kewajiban setiap pihak. kerja, baik dalam waktu
tertentu.
8. Kontrak Klinis
Kontrak klinis adalah perjanjian kerjasama antara:
a. Rumah Sakit dengan individu staf medis berupa pakta integritas staf medis untuk
mematuhi peraturan perundang- undangan dan regulasi Rumah Sakit.
b. Rumah Sakit dengan badan hukum berupa kerjasama pelayanan klinis yang
disediakan Rumah Sakit dengan mematuhi peraturan perundang – undangan dan
regulasi Rumah Sakit.
9. Kontrak Manajemen
Kontrak Manajemen adalah perjanjian kerjasama antar Rumah Sakit dengan badan
hukum dalam penyediaan alat kesehatan (KSO alat) dan pelayanan non klinis.
10. Manajemen Kontrak
Manajemen kontrak adalah proses pengelolaan segala aspek yang berhubungan dengan
kesepakatan yang dibuat antara para pihak. Manajemen kontrak mengandung makna
pengendalian atau pengelolaan kontrak.
11. Nota kesepahaman/Memorandum of Understading (MoU)
Nota kesepahaman/Memorandum of Understading (MoU) merupakan perjanjian
pendahuluan, yang nanti akan dijabarkan dan diuraikan dengan perjanjian lainnya yang
memuat aturan dan persyaratan secara lebih detail.
12. Perjanjian/ Agreement
Perjanjian adalah suatu perbuatan dengan nama satu orang atau lebih mengikat dirinya
kepada satu orang lainnya atau lebih. Dalam hal ini maka perjanjian di lingkungan Rumah
Sakit di lakukan oleh Rumah Sakit dengan subyek hukum lainnya.
Adapun tujuan dari disusunnya Panduan Manajemen Kontrak ini, adalah:
1. Memastikan proses kontrak dan penyelesaian pekerjaan berjalan sesuai prinsip syariah
BAB II
RUANG LINGKUP
Secara lebih luas, kedua cakupan kontrak di atas, dapat dijelaskan sebagaimana deskripsi
berikut ini
2.1. Kontrak Klinis
Kerja sama kontrak klinis dan kontrak pelayanan klinis RS Islam Namira ini memuat
seluruh kontrak kerja samaantara rumah sakit dengan pihak lain, yang disusun
berdasarkan kebutuhanpelayanan pasien dalam upaya meningkatkan mutu dan
keselamatan pasien.
2.1.1.Jenis Kerja sama
1. Kontrak kerja sama pemenuhan kebutuhan SDI (Sumber Daya insani)
Kontrak kerja sama pemenuhan kebutuhan SDI yang berhubungan dengan staf
profesional kesehatan seperti dokter, perawat dan tenaga kesehatan lain.
2. Kontrak pemenuhan laboratorium
Kontrak pemenuhan kebutuhan laboratorium ini melibatkan bagian hukum dan
laboratorium sebagai user. Kerja sama pelayanan klinis dengan PMI, dan
laboratorium lain di luar RS Islam Namira
3. Kontrak pemenuhan kebutuhan farmasi
Kontrak pemenuhan pelayanan klinis sesuai dengan peraturan perundang-
undangandankerja sama dengan pihak lain baik itu apotik Rumah Sakit maupun
apotik mandiri.
4. Kontrak pemenuhan kebutuhan radiologi
Kerja sama pemenuhan pelayanan radiologi dan pencitraan diagnostic dengan
Rumah Sakit lain dan kerja sama dengan pihak luar untuk evaluasi OSLD (opticall
Stimulated Luminescence Dosimetri) dan uji fungsi dosimetri film serta ijin
produksi dengan BAPETEN (Badan Pengawas Tenaga Nuklir) untuk alat-alat
radiologi.
5. Kontrak rujukan pelayanan kesehatan
Kontrak rujukan pelayanan kesehatan merupakan kontrak kerja sama dengan
rumah sakit lain guna memenuhi kebutuhan pasien dimana RS Islam Namira tidak
bisa melayani kebutuhan pasien baik itu mengenai fasilitas ataupun tenaga ahli.
2.1. Kontrak Manajemen
Kerja sama kontrak manajemen RS Islam Namira ini memuat seluruh kontrak
kerja sama antara rumah sakit dengan pihak lain, yang disusun berdasarkan
kebutuhan pelayanan pasien dalam upaya meningkatkan mutu dan keselamatan
pasien.
2.1.1.Jenis Kerja sama
Jenis kerja sama pada lingkup manajemen meliputi:
1. Kontrak Pemenuhan kebutuhan SDI (Sumber Daya Insani)
a. Kontrak kerja sama pemenuhan kebutuhan SDI (Sumber Daya insani)
Kontrak kerja sama pemenuhan kebutuhan SDI meliputi SDI tenaga di
bidang keuangan, tehnik, alih kelola keamanan.
b. Kontrak kerja sama pengembangan SDI
Kontrak kerja sama ini berupa kontrak perizinan belajar/ melanjutkan
sekolah antara pegawai dengan Rumah Sakit dan kontrak pelatihan yang
di ikuti oleh pegawai.
2. Kontrak pemenuhan kebutuhan sanitasi
Kontrak alih kelola pengendali hama, kebutuhan jasa kebersihan,
pengelolaan limbah B3 infeksius maupun non infeksius serta pengelolaan
sampah non medis.
3. Kontrak kerja pemenuhan kebutuhan rekam medik
Kontrak kerja sama kebutuhan rekam medik meliputi kontrak kerja sama alih
kelola dengan pihak lain untuk pemusnahan rekam medik dari proses
transportasi sampai proses pembuburan rekam medis.
4. Kontrak pemenuhan kebutuhan laboratorium
Kontrak pemenuhan kebutuhan laboratorium ini melibatkan bagian hukum
dan laboratorium sebagai user. Kebutuhan laboratorium ini meliputi kontrak
operasi (KSO)alat .
2.1. AKAD
Perbedaan praktik muamalah secara konvensional, dengan praktik secara
syariah adalah terletak pada akad. Sebagai wujud tanggung jawab secara
syariat, manusia dalam melakukan interaksi sosialnya, dibatasi oleh upaya
memenuhi hak dan kewajiban sehingga. Tidak jarang mereka harus menarik
kesepakatan bersama, yang lazim disebut dengan akad.
Al Quran sendiri secara tegas memerintahkan umatnya untuk melaksanakan
akad secara baik, sebagaimana ayat berikut:
Aturan baku diperlukan dan harus disepakati bersama dalam rangka menarik
kesepakatan para pihak mengingat sifat manusia antara satu dengan yang
lainnya berbeda. Hal ini bertujuan untukmenetapkan agar hak dan kewajiban para
pihak dalamaturan ini terjaga, selain untuk menghindari penjajahan atas hak
orang lain, serta penipuan. Ketetapan aturan ini juga menjamin para pihak apabila
terjadi perselisihan atau konflik.
Jenis akad yang digunakan dalam lingkup manajemen kontrak Rumah Sakit
meliputi:
1. Akad Ijaroh. Yaitu sewa-menyewa antara pemilik ma’jur (obyek sewa) dan
musta’jir (penyewa) untuk mendapatkan imbalan atas obyek sewa yang
disewakannya. Penerapannya dalam akad di rumah sakit adalah pemenuhan
kebutuhan barang atau peralatan (Umum, Gizi, Laundry, Sanitasi, IPSRS,
Personalia, laboratorium, farmasi, rekam medik ,Promosi) dilakukan melalui
sewa kepada supplier atau provider. Akad ini berlaku juga misalnya rumah
sakit menyewakan barang, peralatan, lahan, tempat berjualan, dan booth
kepada pihak luar.Pemenuhan SDI Rumah Sakit sebagai pengguna jasa
(Musta 'jir), dan Tenaga Kesehatan maupun non kesehatan sebagai pemberi
jasa (Ajir).
2. Ijarah Muntahiya Bittamlik (IMBT) yaitu sewa yang diakhiri dengan pemindahan
kepemilikan barang; sejenis perpaduan antara kontrak jual beli dan sewa atau
lebih tepatnya akad sewa yang diakhiri dengan kepemilikan barang di tangan si
penyewa. Perpindahan kepemilikan dapat melalui cara:
a. Hibah
b. Penjualan sebelum akad berakhir sebesar sisa cicilan sewa atau harga yang
disepakati
c. Penjualan pada akhir masa Ijarah dengan harga tertentu sebagai referensi
yang disepakati dalam akad
BAB III
TATA LAKSANA
3.1. Penunjukkan Penanggung Jawab Untuk Kontrak Manajemen Dan Kontrak Klinis
Penunjukan penanggung jawab untuk kontrak manajemen dan kontrak klinis melibatkan
jajaran pimpinan di semua unit yang ada di lingkungan Rumah Sakit.Berbagai bentuk
tanggung jawab dan partisipasi dalam kontrak manajemen dan kontrak klinis di RS
Islam Namira, antara lain:
1. Direktur Rumah Sakit menjabarkan secara tertulis jenis dan ruang lingkup pelayanan
yang disediakan melalui perjanjian kontrak, sifat dan cakupan pelayanan
2. Direktur Rumah Sakit membuat keputusan terkait pengadaan dan penggunaan
sumber daya dengan mempertimbangkan mutu dan keselamatan yang disediakan
melalui perjanjian kontrak.
3. Dalam semua hal, Direktur Rumah Sakit bertanggung jawab terhadap kontrak atau
pengaturan lain untuk memastikan bahwa pelayanan dapat memenuhi kebutuhan
pasien dan merupakan pemenuhan kebutuhan dari kegiatan manajemen serta
peningkatan mutu rumah sakit.
4. Kepala Divisi pelayanan klinis dan kepala unit/instalasi terkait berpartisipasi dalam
seleksi kontrak klinis dan bertanggung jawab untuk kontrak klinis dan kontrak
manajemen (dalam hal ini dilibatkan sebagai Tim Kontrak Kerja sama)
5. Kepala bidang/divisi manajemen dan Kepala unit kerja berpartisasi dan bertanggung
jawab terhadap peninjauan, pemilihan, dan pemantauan kontrak manajemen dan
kontrak klinis.
6. Kepala bidang/divisi pelayanan klinis dapat merekomendasikan kontrak atau
mengatur pelayanan dari staf profesional pemberi asuhan (PPA), bila mana
dilakukan di rumah sakit. dengan syarat:
a. Jika terdapat beberapa kasus khusus yang memerlukan dokter praktik mandiri
yang mana berada di luar rumah sakit atau bahkan dari luar negeri
b. Apabila dari pelayanan praktisi tersebut, pasien membutuhkan perawatan atau
alur perawatan maka praktisi tersebut harus melalui proses kredensial dan
pengurusan izin praktik di rumah sakit
a. Akte Pendirian
b. Kedudukan / alamat perusahaan / LSM / Yayasan
c. Copy anggaran dasar (AD) perusahaan / LSM / Yayasan
d. Referensi Bank
e. Laporan rugi-laba 3 (tiga) tahun terakhir (bila perusahaan)
f. Susunan pimpinan (Direksi, Komisaris, dsb)
g. Pengalaman kerja/rekomendasi
h. Copy NPWP
i. Informasi lainnya: Surat Izin Usaha Perusahaan (SIUP);NPWP;Izin Pedagang Besar
Farmasi–Penyalur Alat Kesehatan (PBF–PAK);Perjanjian Kerja Sama antara distributor
dan prinsipal serta rumah sakit;nama dan Surat izin Kerja Apoteker untuk apoteker
penanggung jawab PBF;alamat dan denah kantor PBF;surat garansi jaminan keaslian
produk yang didistribusikan (dari prinsipal).
3.2.1.Penetapan Kontrak Dan Dokumen Kontrak
Kontrak manajemendan kontrak klinis disusun berdasarkan kebutuhan manajemen
dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit. Dalam penetapan
manajemen kontrak harus melibatkan direktur rumah sakit, kepala bidang/pemenuhan
kebutuhan serta kepala instalasi/ penaggung jawab pada unit terkait.
Sebelum menetapkan/memilih kontrak manajemen dan kontrak klinis terlebih dulu
adanya permintaan kebutuhan dari unit kerja. Setelah itu perlu membuat konsep
terkait dengan kontrak manajemen dan kontrak klinis yang dibutuhkan, antara lain:
Setelah penetapan kontrak manajemen dan kontrak klinis seleksi disetujui dapat
diberikan suatu Kesepakatan Bersama (MoU) dalam rangka memudahkan untuk
menindaklanjuti komitmennya dengan pihak ketiga lainnya.
Dalam penyusunan MoU agar memuat aspek-aspek sebagai berikut:
Untuk Kerja sama Rumah sakit dengan Pihak Ketiga Luar Negeri harus memperhatikan
ketentuan sebagai berikut:
1. Kerja sama tersebut harus merupakan pelengkap dalam pelaksanaan
pembangunan nasional dan daerah.
2. Kerja sama tersebut harus sesuai dengan kewenangan Rumah sakit
sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku.
3. Kerja sama tersebut harus sesuai dengan kebijakan dan rencana pembangunan
daerah, dan sejalan dengan program pembangunan nasional
4. Aman ditinjau dari berbagai segi, terutama secara klinis, keamanan lingkungan,
juridis dan tekhnis.
5. Memperhatikan prinsip persamaan kedudukan dan tidak saling memaksakan
kehendak, memberikan manfaat dan saling menguntungkan bagi Rumah sakit
dan masyarakat.
6. Dirancang dalam bentuk program, proyek atau kegiatan berdasarkan kebutuhan
nyata yang memiliki skala prioritas tinggi.
7. Mempunyai rencana yang jelas bagi pemeliharaan dan kelanjutan sesudah
program, proyek atau kegiatan selesai dilaksanakan
Pada kondisi 1
Maka kedua belah pihak sepakat menyusun addendum yang berisi hal-hal baru yang
diatur kedua belah pihak, akan tetapi segala persyaratan umum masih mengacu pada
perjanjian yang lama. Dengan demikian, addendum tersebut merupakan kesepakatan
baru yang tidak dapat terpisahkan dan melekat pada kesepakatan lama.
Pada kondisi 2,
Kedua belah pihak akan meninjau ulang isi perjanjian apakah masih relevan terhadap
pekerjaan / permintaan produk/ jasa baru yang diminta.
1. Jika produk/jasa yang diminta sama atau tidak sama dengan produk/jasa yang
tertuang dalam kesepakatan lama, akan tetapi memiliki esensi persyaratan umum,
kewajiban dan hak para pihak yang sama, maka akan disusun suatu addendum
yang mengikat kedua belah pihak, dan tidak dapat terpisahkan yang merupakan
bagian dari kesepakatan yang lama.
2. Apabila produk / jasa yang diminta sama atau tidak sama dengan produk/jasa yang
tertuang dalam kesepakatan lama, akan tetapi memiliki esensi persyaratan umum,
kewajiban dan hak para pihak yang berbeda, makaakan dibuat kesepakatan baru
yang sama sekali berbeda dengan kesepakatan lama.
BAB IV
DOKUMENTASI
Format perjanjian kerja sama di bawah ini memperlihatkan standar konten dari dokumen
kerja sama di RS Islam Namira. Penjelasan secara terperinci dari konten yang dimaksud,
disampaikan pada paragraph berikutnya.
RUMAH SAKIT ISLAM NAMIRA
No. Ijin : 2049/503/PM.II.50.A8/04/2018
Jln. KH. Ahmad Dahlan No. 17 Pancor Lombok Timur
Telp. (0376) 21004, Fax (0376) 22693
Bismillahirrahmaanirrahiim
PERJANJIAN KERJASAMA (AKAD IJARAH)
ANTARA
DENGAN
xxxxxxxxxxxxxxxx
No: /PKS/RSI-N/VI/2020
Pada hari Senin, tanggal sembilan bulan Syawal tahun seribu empat ratus empat
puluh satu hijriyah (09-10-1441 H) bertepatan dengan tanggal satu bulan Juni tahun
dua ribu dua puluh (01-06-2020 M), bertempat di Rumah Sakit Islam Namira, kami yang
bertanda tangan di bawah ini :
Pasal 1
PENGERTIAN UMUM
1. Ijarah adalah pemindahan hak guna (manfaat) atas jasa dalam waktu tertentu dengan
pembayaran imbalan jasa/ gaji
2. AJIR adalah pemberi jasa
3. MUSTA’JIR adalah pengguna jasa
4. Pegawai Kontrak adalah orang yang dipekerjakan karena keahliannya dan dibutuhkan
Rumah Sakit, yang telah melewati masa perjanjian sebagai Pegawai Tidak tetap, yang
hak dan kewajibannya diatur dalam surat perjanjian bersama.
5. Rumah Sakit Islam Namira (RSIN) adalah Rumah Sakit swasta milik Yayasan
Rumah Sakit Namira Pancor yang beralamat di Jalan KH. Ahmad Dahlan No.17
Selong Lombok Timur yang selanjutnya dalam Perjanjian Kerja ini disebut RS Islam
Namira.
6. Pinalti adalah denda kerja yang diberlakukan apabila Pihak yang mengakhiri
hubungan kerja di wajibkan membayar ganti rugi kepada pihak lainnya sebesar upah
pekerja sampai batas waktu berakhirnya jangka waktu perjanjian kerja.
Pasal 2
LINGKUP PELAKSANAAN
1. PIHAK PERTAMA dengan ini bermaksud mempekerjakan PIHAK KEDUA, dan dengan
ini menerangkan bahwa PIHAK KEDUA setuju untuk bekerja pada PIHAK PERTAMA
dengan status sebagai Pegawai Kontrak.
2. Tujuan PIHAK PERTAMA mempekerjakan PIHAK KEDUA untuk melaksanakan
pekerjaan pada Bidang Keperawatan sesuai dengan uraian tugas pekerjaan.
Pasal 3
PROSEDUR PELAKSANAAN
Pasal 4
PENJAMINAN MUTU
TANGGUNG JAWAB
No Terlambat Denda
1 1 s/d 10 menit Rp 10.000
Keterangan : Bagi karyawan yang terlambat karena ada Uzur / kepentingan yang Syar’i
dapat memberitahukan atasan langsung melalui telepon.
Tidak masuk kerja tanpa keterangan dikenakan denda sebesar Rp. 70.000 (tujuh puluh
ribu rupiah).
Tidak melakukan absen saat masuk dan atau pulang kerja dikenakan denda sebesar
Rp50.000 (lima puluh ribu rupiah).
Tidak berada di tempat kerja tanpa ijin atasan dikenakan denda sebesar Rp. 50.000
(lima puluh ribu rupiah).
Pegawai yang ditemukan menggunakan HP/laptop/komputer (streaming, games,
menonton) pada saat jam kerja sehingga mengganggu/melalaikan pekerjaan, maka
karyawan tersebut dikenai denda sebesar Rp. 25.000 (dua puluh lima ribu rupiah) bagi
pegawai yang ditemukan melakukan pelanggaran tersebut, di samping dikenai denda
HP akan disita oleh Divisi.
Melanggar tata tertib Rumah Sakit (atribut tidak lengkap, memakai sandal saat jam kerja,
tidak memakai seragam sesuai ketentuan) dikenakan denda sebesar Rp 25.000 (dua
puluh lima ribu rupiah).
Keterlambatan >30 menit dan atau tidak mengisi absen minimal 5 kali sebulan diberi SP
(surat peringatan)
Pelanggaran disiplin dan sikap perilaku lainnya di kenakan sanksi sesuai dengan yang
tercantum dalam Peraturan Kepegawaian RS Islam Namira.
Divisi yang menemukan pelanggaran-pelanggaran oleh karyawan seperti di atas
memberikan surat teguran sebagai bukti melakukan pelanggaran dan sudah ditegur.
Akumulasi dana denda terhadap pegawai dalam setiap bulannya dipotong dari JP (jasa
pelayanan) masing-masing pegawai. Jika JP pada bulan tersebut tidak ada (karena
pasien sedikit) maka potongan diambil dari JP bulan berikutnya. Pemotongan dana JP
dilakukan oleh kepala Divisi/Instalasi/Unit dan uangnya dikumpulkan di UPZ (Unit
pengumpul Zakat).
Pasal 6
CARA PEMBAYARAN UPAH
1. PIHAK PERTAMA memberikan imbalan jasa/ gaji setiap bulannya dan dibayarkan pada
tanggal 1.
2. PIHAK PERTAMA memberikan jasa pelayanan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
3. Jika pada tanggal 1 bertepatan dengan hari Ahad atau libur resmi, maka pembayaran
imbalan jasa/ gaji diupayakan dibayarkan pada tanggal sebelumnya.
Pasal 7
1. Perjanjian kerjasama (akad ijarah) ini berlaku sejak tanggal 01 Juni 2020 sampai dengan
31 Mei 2021.
2. Perjanjian kerjasama (akad ijarah) ini dapat diperpanjang atau diputus atas kesepakatan
KEDUA BELAH PIHAK.
3. Perpanjangan atau pemutusan perjanjian kerjasama (akad ijarah) ini akan diberitahukan
oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA sekurang-kurangnya 14 (empat belas)
hari sebelum perjanjian kerjasama (akad ijarah) ini berakhir.
4. Apabila PIHAK KEDUA mendaftar/ mengikuti seleksi penerimaan pegawai di instansi
lain, maka dianggap mengundurkan diri serta diwajibkan mengganti biaya rekrutmen,
pendidikan dan pelatihan yang telah dikeluarkan oleh PIHAK PERTAMA atau pihak
ketiga atas rekomendasi PIHAK PERTAMA.
5. PIHAK PERTAMA dapat mengakhiri perjanjian kerjasama (akad ijarah) secara sepihak
bila PIHAK KEDUA melakukan pelanggaran terhadap perjanjian kerjasama ini.
6. Apabila perjanjian kerjasama (akad ijarah) ini berakhir dan atau diputus hubungan
kerjasamanya, maka PIHAK KEDUA diwajibkan mengembalikan fasilitas yang diberikan
oleh PIHAK PERTAMA dalam keadaan baik.
Pasal 8
MASA PINALTI
1. Masa pinalti adalah masa pengenaan pinalti atas pengunduran diri PIHAK KEDUA dari
Rumah Sakit Islam Namira yang dihitung sejak tanggal PIHAK KEDUA menandatangani
perjanjian kerjasama (akad ijarah) sampai dengan tanggal yang sama pada tahun
berikutnya..
2. Apabila PIHAK KEDUA mengundurkan diri dalam masa pinalti, maka PIHAK KEDUA
diwajibkan membayar ganti rugi kepada PIHAK PERTAMA sebesar upah yang diberikan
oleh PIHAK PERTAMA .
Pasal 9
PERUBAHAN-PERUBAHAN
Tiap-tiap perubahan atau penambahan terhadap surat perjanjian kerjasama (akad ijarah) ini
dianggap sah/ berlaku apabila dibuat secara tertulis dan ditandatangani oleh KEDUA
BELAH PIHAK dan akan menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan dari perjanjian
kerjasama (akad ijarah) ini serta mempunyai kekuatan hukum yang sama.
Pasal 10
PENYELESAIAN MASALAH
1. Apabila terjadi perselisihan dalam perjanjian kerjasama (akad ijarah) ini, maka akan
diselesaikan secara musyawarah untuk maslahat.
2. Apabila penyelesaian secara musyawarah tidak tercapai maslahat maka KEDUA
BELAH PIHAK setuju untuk menyelesaikan melalui Yayasan Rumah sakit Namira
Pancor.
Pasal 11
PENUTUP
Surat perjanjian kerjasama (akad ijarah) ini telah dibaca, dimengerti dan dipahami oleh
KEDUA BELAH PIHAK, dibuat 2 (dua) rangkap masing-masing dibubuhi materai yang
cukup, mempunyai kekuatan hukum yang sama, dan ditandatangani oleh KEDUA BELAH
PIHAK.
XXXXXXXXXXXX. XXXXXXXXXXXXX
Direktur
SAKSI – SAKSI
....................................... ...................................