Anda di halaman 1dari 18

TUGAS SISTEM INFORMASI AKKUNTANSI

SIKLUS PRODUKSI

Tugas Ini Diajukan Untk Memenuhi Tugas Dari Mata Kuliah Sistem Informasi Akuntansi
Dosen Pembimbing : Mega Arisia Dewi, S.E., M.S.A..

Kelas : 3 SA-5
KELOMPOK 2
Disusun Oleh:
Adinda Berliana (1910112036)
Cintana Dinda Latifa (1910112041)
Tasya Rahmatul Nisa (1910112055)
Alvin Bagus Sumarsono (1910112091)

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI INDONESIA (STIESIA)

SURABAYA

2020
Kata Pengantar

Dengan menyebut nama Allah SWT, Kami panjatkan puja dan puji syukur
kehadirat-Nya atas segala limpahan rahmat serta hidayah yang selalu diberikan
kepada Kami, sehingga dapat menyelesaikan tugas sitem informasi akuntansi ini.
Kami juga berterima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu
menyelesaikan Makalah ini, diantaranya yaitu :

1. Ibu dosen STIESIA Surabaya yang telah memberikan bimbingan


kepada saya sehingga saya dapat menyelesikan tugas sitem informasi
akuntansi ini.
2. Teman - teman yang telah memberikan masukan dan dukungan
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas sitem informasi akuntansi
ini.
3. Dan pihak - pihak lain yang tidak bisa kami sebutkan satu persatu

Namun tidak lepas dari itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih
banyak kekurangan pada makalah ini. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan
kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi memaksimalkan makalah
kami. Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca terlebih bagi
penulis. Kurang lebihnya kami mohon ma’af. Hanya kepada Allah sajalah kami
memohon agar amal ini ikhlas karena-Nya dan semoga termasuk dalam perbuatan
yang menambah berat amal baik kami diakhirat nanti, serta menjadikan amal yang
bermanfaat.

Sidoarjo, 23 Desember 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................2
1.3 Tujuan dan Manfaat...........................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Tinjauan Teori..................................................................................3
BAB III PENUTUP
3.1 Kesiimpulan......................................................................................3
3.2 Saran ..............................................................................................3

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................iii

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sekarang ini, dengan kemajuan teknologi yang begitu pesat
ditambah dengan makin berkembang serta persaingan yang semakin ketat
di dunia bisnis. Membuat perusahaan mengubah sistemnya menjadi sistem
yang berbasis teknologi. Dalam dunia akuntansi pun sudah dikenal adanya
sistem informasi akuntansi.

Teknologi komunikasi dan informasi terus menerus berkembang dan


mempengaruhi bagaimana perusahaan dalam mengendalikan, mengelola, dan
mengembangkan bisnis yang mereka miliki. Teknologi ini dapat menjadi
penentu kemenangan dalam persaingan bagi yang memilikinya dan dapat
menjadi kekalahan bagiyang tidak memiliki ataupun memiliki namun tidak
secara baik dikelola. Hal ini menunjukkan bahwa nilai informasi telah
meningkat melalui perkembangan pemanfaatan informasi dan bagaimana
informasi tersebut dihasilkan yang berarti bahwa system informasi memegang
peranan penting dalam menghasilkan informasi secara cepat, efektif,dan
efisien.

Proses produksi atau lebih dikenal dengan siklus produksi pun dijelaskan
bagaimana dalam setiap aktivitas produksi yakni, desain produk, perencanaan
dan penjadwalan, operasi produksiserta akuntansi biaya juga menarik adanya
peran akuntan. Para akuntan diminta untuk melakukan lebih banyak daripada
hanya melaporkan hasil berbagai kegiatan di masa lampau. Mereka harus
mengambil peran yang lebih proaktif baik dalam memberikan
maupun menginterprestasikan informasi keuangan dan non-keuangan atas
berbagai kegiatan organisasi. Sehingga akan dijelaskan bagaimana para
akuntan dapat meningkatkan desain dan fungsi Sistem Informasi Akuntansi
(SIA) agar dapat benar - benar menambah nilai kepada organisasi khususnya
melalui siklus produksi. Dalamsiklus produksi adanya sistem perhitungan

1
biaya berdasarkan proses maupun pesanan dalam siklus prosuksi
membutuhkan akumulasi data mengenai empat jenis biaya, yakni bahan baik,
tenaga kerja langsung, mesin dan peralatan serta overhead pabrik.

Sistem Informasi Akuntansi (SIA) lebih khususnya SIA yang menangani


akuntansi biaya merupakan mata dan telinga bagi pengambil keputusan untuk
melihat proses maupun siklus akuntansi di perusahaan. Sistem inilah yang
akan merekam data dari system operasional yang diklasifikasikan ke dalam
siklus atau jenis transaksi. Hal ini berdampak bahwa output yang disajikan
oleh SIA yang baik dan sejalan dengan itukeputusan yang tepat akan
membantu perusahaan untuk menekan dan mengatur biaya dengan efektif.

Dalam Sistem Informasi Akuntansi (SIA) di siklus produksi pun tidak


lepas dari adanya tujuan, ancaman serta prosedur pengendalian siklus
produksi. Karena tak bisa dipungkiri pengendalian internal adalah fungsi
kedua dari Sistem Informasi Akuntansi yang juga harus coba untuk
didapatkan untuk memenuhi tujuan siklus akutansi. Ancaman umum dalam
siklus produkasi pun seperti dalam siklus lainnya. Di mana data dan kinerja
yang kurang baik. Hilangnya data produksi akan menghalangi supervisior
persediaan dan aktiva tetap sehingga menyusahkan untuk memastikan bahwa
aktivitas produksi telah dilakukan secara efektif dan efisien. Dan ada berbagai
cara untuk mencegah ancaman itu benar terjadi menjadi permasalahan besar
bagi perusahaan seperti satatan persediaan dan barang dalam proses
harus dilindungi dari kehilangan sengaja atau tidak sengaja atau dari
kerusakan.

1.2 Rumusan Masalah


1) Apa yang dimaksud dengan Siklus Produksi ?
2) Bagaimana gambaran tentang siklus produksi berdasarkan proses yang
berpengaruh terhadap sistem informasi ?
3) Bagaimana prosedur pemprosesan sistem informasi?
4) Bagaimana Pengendalian; tujuan, ancaman dan prosedur?

2
1.3 Tujuan dan Maksud
1) Mengetahui apa itu Siklus Produksi,
2) Mengidentifikasi gambaran mengenai siklus produksi berdasarkan proses
terhadap system informasi,
3) Memahami tentang prosedur pemproses dalam siklus produksi,
4) Memahami Pengendalian, tujuan, ancaman dan prosedur.

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Siklus Produksi


Siklus produksi adalah rangkaian proses aktivitas bisnis dan operasi
pemrosesan dataterkait yang terus terjadi yang berkaitan dengan pembuatan
produk. Di sini kami akan menjelaskan bagaimana siklus produksi
dihubungkan dengan subsistem lainnya dalam SIA suatu perusahaan.

Sistem informasi siklus pendapatan memberikan informasi (pesanan


pelanggan danprediksi penjualan) yang digunakan untuk merencanakan
produksi serta tingkat persediaan. Sebaliknya, sistem informasi siklus
produksi mengirimkan informasi ke siklus pendapatan mengenai barang jadi
yang telah dibuat dan tersedia untuk dijual.
Informasi mengenai kebutuhan bahan baku dikirim ke sistem
informasi siklus pengeluaran dalam bentuk formulir permintaan pembelian.
Sebagai gantinya, sistem siklus pengeluaran memberikan informasi
mengenai perolehan bahan baku dan juga mengenai pengeluaran lain yang
dimasukan kedalam overhead pabrik.
Informasi mengenai tenaga kerja yang dibutuhkan akan dikirim ke siklus
sumber daya manusia, yang selanjutnya akan memberikan data mengenai
biaya dan ketersediaan tenaga kerja. Terakhir, informasi mengenai harga
pokok penjualan akan dikirim ke sistem informasi buku besar dan pelaporan.

4
Sistem Informasi Akuntansi sebuah perusahaan memainkan peran penting
dalam siklus produksi. Informasi akuntansi biaya yang akurat dan tepat waktu
merupakan input penting dalam keputusan mengenai hal-hal berikut :
Apa yang akan diproduksi
Penetapan harga produk
Alokasi dan perencanaan sumber daya (contohnya, apakah akan membuat
atau membeli suatu produk, tingkat laba relatif berbagai produk)
Manajemen biaya (merencanakan dan mengendalikan biaya produksi dan
mengevaluasi kinerja)
Keputusan-keputusan ini membutuhkan lebih banyak informasi terinci
mengenai biaya daripada data yang dibutuhkan untuk mempersiapkan laporan
keuangan yang sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum
(Generally Accepted Accounting Principles ~ GAAP). Jadi, desain SIA siklus
produksi perusahaan harus mencakup informasi yang jauh lebih banyak dari
hanya demi memenuhi persyaratan pelaporan keuangan ke pihak luar.
Presentasi ini diatur berdasarkan tiap fungsi utama SIA dalam siklus
produksi. Bagian pertama menjelaskan aktivitas siklus produksi dan
membahas bagaimana data mengenai biaya aktivitas tersebut akan
dikumpulkan dan diproses. Bagian kedua membahas prosedur pemrosesan
informasi untuk siklus produksi. Bagian terakhir membahas tentang,
pengendalian, tujuan, ancaman dan prosedur menyelesaikan ancaman tersebut.

2.2 Aktivitas – Aktivitas Bisnis Siklus Produksi


Terdapat empat aktivitas dasar dalam siklus produksi, Keempat aktivitas
dasar tersebut, yaitu:
1) Desain Produk
Langkah pertama dalam siklus produksi adalah desain produk, tujuan
aktivitas ini adalah untuk merancang sebuah produk yang memenuhi
permintaan dalam hal kualitas, ketahanan, dan fungsi, dan secara simultan
meminimalkan biaya produksi. Aktivitas desain produk menciptakan dua
dokumen utama;

5
daftar bahan baku, yang menyebutkan nomor bahan baku, deskripsi,
serta jumlah masing-masing komponen bahan baku yang digunakan
dalam satu unit produk jadi. Kedua,
daftar operasi, yang menyebutkan kebutuhan tenaga kerja dan mesin
yang diperlukan untuk memproduksi produk tersebut.
Peran akuntan harus terlibat dalam desain produk karena 65 hingga 80
persen biaya produk ditentukan pada tahap proses produksi ini. Para
akuntan dapat memberikan informasi yang menunjukkan bagaimana
berbagai desain dapat mempengaruhi biaya produksi suatu lini produk-
produk yang berkaitan dengan meningkatkan jumlah komponen bersama
yang digunakan dalam masing-masing produk. Dengan memberikan data
mengenai biaya perbaikan dan jaminan yang terkait dengan produk yang
ada dapat berguna untuk mendesain produk yang lebih baik.
2) Perencanaan dan Penjadwalan
Langkah kedua dalam siklus produksi adalah perencanaan dan
penjadwalan, tujuan dari langkah ini adalah mengembangkan rencana
produksi yang cukup efisien untuk memenuhi pesanan yang ada dan
mengantisipasi permintaan jangka pendek tanpa menimbulkan kelebihan
persediaan barang jadi.
Terdapat dua metode perencanaan produksi yang umum digunakan adalah;
Perencanaan sumber daya produksi (manufacturing resource planning /
MRP-II)
MRP-II adalah kelanjutan dari perencanaan sumber daya bahan baku
yang mencari keseimbangan antara kapasitas produksi yang ada dan
kebutuhan bahan baku untuk memenuhi perkiraan permintaan
penjualan. Sistem MRP-II sering disebut sebagai push manufacturing,
karena barang diproduksi sebagai ekspetasi atas permintaan pelanggan.
Sistem produksi Just-in-time (JIT).
Sedangkan Just-in-time (JIT) memperluas prinsip sistem pengendalian
persediaan untuk seluruh proses produksi. Tujuan produksi JIT adalah
meminimalkan atau meniadakan persediaan bahan baku, barang dalam
proses, dan barang jadi. JIT sering kali disebut sebagai pull

6
manufacturing, karena barang diproduksi sebagai tanggapan atas
permintaan pelanggan. Jadi hanya berproduksi sebagai tanggapan atas
pesanan pelanggan. Jadwal Induk Produksi (master production
schedule - MPS) menspesifikasikan seberapa banyak produk akan
diproduksi selama periode perencanaan dan kapan produksi tersebut
harus dilakukan. Permintaan bahan baku mensahkan pengeluaran
jumlah bahan baku yang dibutuhkan dari gudang ke lokasi pabrik,
tempat bahan tersebut dibutuhkan. Dokumen ini berisi nomor perintah
produksi, tanggal pembuatan, dan berdasarkan pada daftar bahan baku,
nomor barang serta jumlah semua bahan baku yang dibutuhkan.
Perpindahan selanjutnya dari bahan baku di sepanjang pabrik akan
didokumentasikan dalam kartu perpindahan, yang mengidentifikasikan
bagian – bagian yang di pindahkan, lokasi perpindahannya serta waktu
perpindahan. Peran akuntan dalam aktivitas ini memastikan bahwa
SIA mengumpulkan dan melaporkan biaya secara konsisten dengan
teknik perencanaan produksi perusahaan. Para akuntan juga membantu
perusahaan memilih antara MRP-II atau JIT untuk melihat manakah
yang lebih tepat untuk perencanaan dan penjadwalan produksi
perusahaan.
3) Operasi Produksi
Langkah ketiga dalam siklus produksi adalah produksi aktual dari produk.
Cara aktivitas ini dicapai sangat berbeda di berbagai perusahaan,
perbedaan tersebut berdasarkan jenis produk yang diproduksi dan tingkat
otomatisasi yang digunakan dalam proses produksi. Penggunaan berbagai
bentuk Teknologi Informasi dalam proses produksi, seperti mesin yang
dikendalikan oleh komputer, disebut sebagai computer-intergrated
manufacturing (CIM) untuk mengurangi biaya produksi. Para akuntan
tidak diminta untuk menjadi ahli dalam setiap segi CIM, tetapi mereka
harus memahami bagaimana hal tersebut mempengaruhi SIA. Salah satu
pengaruh CIM adalah pergeseran dari produksi massal ke produksi sesuai
pesanan.

7
Setiap perusahaan membutuhkan data mengenai empat segi berikut ini dari
operasi produksinya ;
Bahan baku yang digunakan,
Jam tenaga kerja yang digunakan,
Operasi mesin yang dilakukan,
Serta biaya overhead produksi lainnya yang terjadi.
4) Akuntansi Biaya
Langkah terakhir dalam siklus produksi adalah akuntansi biaya. Terdapat
tiga tujuan dasar dari sistem akuntansi biaya yaitu ;
Memberikan informasi untuk perencanaan, pengendalian, dan
penilaian kinerja dari operasi produksi. SIA didesain untuk
mengumpulkan data real-time mengenai kinerja aktivitas produksi agar
pihak manajemen dapat membuat keputusan tepat waktu.
Memberikan data biaya yang akurat mengenai produk untuk digunakan
dalam menetapkan harga serta keputusan bauran produk. SIA
mengumpulkan biaya berdasarkan berbagai kategori dan kemudian
membebankan biaya tersebut ke produk & unit organisasi tertentu .
Mengumpulkan dan memproses informasi yang digunakan untuk
menghitung persediaan serta nilai harga pokok penjualan yang muncul
di laporan keuangan perusahaan.
Sebagaian besar perusahaan menggunakan perhitungan biaya pesanan
dan proses untuk membebankan biaya produksi. Perhitungan biaya
pesanan membebankan biaya ke batch produksi tertentu, atau pekerjaan
tertentu dan digunakan ketika produk atau jasa yang dijual terdiri dari
bagian-bagian yang dapat di identifikasikan secara terpisah. Sebaliknya,
Perhitungan biaya proses membebankan biaya ke setiap proses, dan
kemudian menghitung biaya rata-rata untuk semua unit yang diproduksi.
Digunakan ketika produk atau jasa yang hampir sama diproduksi dalam
jumlah massal dan unit terpisah tidak dapat dengan mudah diidentifikasi.

8
2.3 Prosedur Pemprosesan Informasi
Sistem perhitungan biaya berdasarkan proses maupun pesanan
membutuhkan akumulasi data mengenai empat jenis biaya, Yaitu:
1) Bahan Baku
Ketika produksi dimulai, pengeluaran permintaan bahan baku memicu
debit barang dalam proses untuk bahan baku yang dikirim ke bagian
produksi. Apabila bahan baku tambahan dibutuhkan, debit tambahan akan
dilakukan pada barang dalam proses. Sebaliknya, barang dalam proses
akan dikredit untuk bahan baku yang tidak digunakan dan dikembalikan ke
persediaan.
2) Tenaga Kerja Langsung
Dulu, AOE (Alpha Omega Electronics) menggunakan dokumen kertas
yang disebut kartu waktu kerja untuk mengumpulkan data mengenai
aktivitas tenaga kerja. Dokumen ini mencatat jumlah waktu yang
digunakan seorang pekerja untuk setiap tugas pekerjaan tertentu. Kini,
para pekerja memasukkan data ini dengan menggunakan terminal on-line¬
di setiap bengkel kerja pabrik. Guna meningkatkan efisiensi proses ini,
AOE mempertimbangkan untuk berganti ke kartu identifikasi berkode,
yang harus digesekkan para pekerja ke alat pembaca kartu atau pemindai
kode garis ketika mereka memulai dan mengakhiri tugas apapun.
Penghematan waktu dengan menggunakan kode garis untuk
mengotomatiskan pengumpulan data dapat signifikan.
3) Mesin dan Peralatan
Ketika perusahaan mengimplementasikan CIM untuk mengotomisasi
proses produksi, proporsi yang lebih besar dari biaya produk berhubungan
dengan mesin dan peralatan yang digunakan untuk membuat produk
tersebut. Data mengenai penggunaan mesin dan peralatan dikumpulkan di
setiap tahap proses produkasi, sering kali untuk sekaligus mendapatkan
data tentang biaya tenaga kerja, sistem tersebut dapat juga mencatat
informasi yang mengidentifikasi mesin dan peralatan yang digunakan serta
durasi setiap penggunaan.

9
4) Overhead Pabrik
Biaya produksi yang tidak secara ekonomis layak untuk ditelusuri secara
langsung ke pekerjaan atau proses tertentu, dianggap sebagai overhead
pabrik. Contohnya meliputi biaya penggunaan air, listrik, dan utilitas
lainya; perlengkapan lain-lain; sewa, asuransi dan pajak gedung untuk
pabrik; serta gaji supervisor pabrik. Sebagian besar dari biaya-biaya ini
dikumpulkan melalui sistem informasi siklus pengeluaran dengan
pengeculian gaji supervisor, yang diproses dalam sistem informasi siklus
sumber daya manusia. Para akuntan dapat memainkan peran penting
dalam mengendalikan biaya overhead dengan hati-hati menilai bagaimana
perubahan bauran produk dapat mempengaruhi total overhead pabrik.
Akan tetapi, mereka harus melakukan lebih dari hanya mengumpulkan
data dan mengidentifikasi faktor-faktor dasar yang menggerakkan
perubahan biaya total. Informasi ini kemudian dapat digunakan untuk
menyesuaikan rencana produkasi dan tata letak pabrik.
Pilihan perhitungan biaya berdasarkan pesanan atau proses hanya
mempengaruhi metode yang digunakan untuk membebankan biaya-biaya
tersebut ke produk, bukan pada metode pengumpulan data.

2.4 Tujuan, Ancaman danProsedur Pengendalian Sistem Informasi


Akuntansi Produksi
Selain dari pengumpulan Data fungsi kedua dari SIA yang didesain
dengan baik adalah untuk memberikan pengendalian yang memadai untuk
memenuhi tujuan - tujuan siklus produksi berikut ini :
1) Semua produksi dan perolehan aktiva tetap diotorisasi dengan baik,
2) Persediaan barang dalam proses dan aktiva tetap dijaga keamanannya,
3) Semua transaksi siklus produksi yang valid dan sah akan dicatat,
4) Semua transaksi siklus produksi dicatat dengan akurat,
5) Catatan yang akurat dipelihara dan dilindungi dari kehilangan,
6) Aktivitas siklus produksi dilakukan secara efisien dan efektif.
Berbagai ancaman dan prosedur pengendalian dalam siklus produksi,
diantaranya, Yaitu :

10
1) Desain Produk
Desain produk yang kurang baik akan menaikkan biaya dalam beberapa
hal. Menggunakan terlalu banyak komponen khusus ketika memproduksi
produk yang hampir sama akan meningkatkan biaya yang berhubungan
dengan pembelian dan pemeliharaan persediaan bahan baku. Hal ini sering
kali juga mengakibatkan proses produksi yang tidak efisien karena
banyaknya kerumitan dalam perubahan produksi dari suatu jenis produk
ke produk lainnya. Produk yang didesain kurang baik akan lebih banyak
menimbulkan biaya jaminan dan perbaikan.
Contohnya ; Produsen mobil telah mendapatkan penghematan biaya yang
signifikan dengan menaikkan jumlah komponen bersama dalam dan lintas
lini produk. Analisis atas jaminan dan biaya perbaikan dapat
mengindetifikasi penyebab utama kegagalan produk. Informasi itu dapat
kemudian digunakan untuk mendesain ulang produk agar dapat
meningkatkan kualitas.
2) P erencanaan dan penjadwalan
Dua ancaman yang saling berkaitan dalam proses perencanaan dan
penjadwalan adalah kelebihan produksi dan kekurangan produksi.
Kelebihan produksi dapat mengakibatkan kelebihan pasokan barang atas
permintaan jangka pendek, sehingga menciptakan potensi masalah arus
kas karena sumber daya terikat dalam persediaan. Kelebihan produksi juga
meningkatkan risiko menanggung persediaan yang tidak terpakai.
Sebaliknya, kekurangan produksi dapat mengakibatkan kehilangan
peluang penjualan dan ketidakpuasan pelanggan.
Contohnya ; Memprogram penjadwalan produksi dengan menggunakan
password dan matriks pengendalian akses. Merupakan hal yang juga
penting untuk memastikan bahwa perintah produksi yang benar telah
dikeluarkan. Verifikasi closed-loop dapat memenuhi pengendalian ini;
Perencana produksi memasukkan nomor produk dan sistem tersebut akan
menarik deskripsi, jumlah pesanan, dan data lainnya yang relevan, serta
meminta pemakai untuk memverifikasi perintah produksi yang benar yang
akan dikeluarkan.

11
3) Operasi produksi
Pencurian produksi dan aktiva tetap adalah ancaman utama bagi
perusahaan manufaktur. Sebagai tambahan dari hilangnya aktiva,
pencuriaan juga mengakibatkan kelebihan saldo aktiva, yang dapat
mengarah pada analisis yang salah atas kinerja keuangan dan dalam kasus
persediaan, kekurangan produksi. Guna mengurangi risiko kehilangan
persediaan, akses fisik ke persediaan harus dibatasi dan semua
perpindahan persediaan harus didokumentasikan. Jadi, permintaan bahan
baku harus digunakan untuk mensahkan pelepasan bahan baku ke bagian
produksi. Baik staf administrasi bagian pengendalian persediaan maupun
pegawai bagian produksi yang menerima bahan baku, harus
menandatangani permintaan tersebut untuk mengakui pelepasan barang ke
bagian produksi.
Contohnya ; Pemisahan tugas yang memadai merupakan hal yang penting
untuk menjaga persediaan. Memelihara penyimpanan fisik persediaan
bahan baku dan barang jadi adalah tanggung jawab bagian penyimpanan
persediaan. Supervisor departemen atau pabrik terutama bertanggung
jawab atas persediaan barang dalam proses. Fungsi otorisasi, yang
dicerminkan melalui pembuatan perintah produksi permintaan bahan baku,
dan kartu perpindahan, adalah tanggung jawab perencana produksi, atau
akhir- akhir ini menjadi tanggung jawab sistem informasi itu sendiri.
4) Akuntansi biaya
Pencatatan dan pemprosesan data aktivitas produksi yang tidak akurat
dapat menurunkan efektivitas penjadwalan produksi dan merusak
kemampuan pihak manajemen untuk mengawasi dan mengendalikan
operasi produksi.
Contohnya ; Data biaya yang tidak akurat dapat mengakibatkan
keputusan yang tidak tepat tentang produk mana yang diproduksi dan
bagaiman menetapkan harga jual saat ini. Kesalahan dalam catatan
persediaan dapat mengarah baik pada kelebihan maupun kekurangan
produksi barang. Ketidakakuratan dalam laporan keuangan dan laporan
manajerial dapat membiaskan analisis kinerja di masa lampau dan

12
keinginan investasi di masa mendatang atau perubahan dalam operasi.
Prosedur pengendalian terbaik untuk memastikan bahwa entri data akurat
adalah dengan mengotomatiskan pengumpulan data dengan menggunakan
pemindai kode garis, pembaca kartu, atau alat lainnya. Ketika semua hal
ini tidak memungkinkan untuk dilakukan, terminal on-line harus
digunakan untuk entri data. Password dan ID pemakai harus digunakan
untuk membatasi akses hanya ke pegawai yang berhak saja.

13
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang saya dapatkan, bahwa

3.2 Saran

14
DAFTAR PUSTAKA

https://www.google.com/url?sa=i&url=http%3A%2F
%2Fthegreatestpage.blogspot.com%2F2014%2F12%2Fsiklus-
produksi.html&psig=AOvVaw2uw3WCMhCibYYBuftp1EaW&ust=1608833027
356000&source=images&cd=vfe&ved=0CAIQjRxqFwoTCPDz3JrY5O0CFQAA
AAAdAAAAABAD

http://my-dream-my.blogspot.com/2011/12/siklus-akuntansi.html

http://blogandriyani.blogspot.com/2014/07/makalah-sistem-informasi-
akuntansi.html

http://siadevelopment.blogspot.com/2012/04/siklus-produksi-dan-persediaan.htm

http://sella10p.wordpress.com/2014/01/22/siklus-aplikasi-sistem-informasi-
akuntansi/

15

Anda mungkin juga menyukai