Anda di halaman 1dari 1

Kisah Nabi Ibrahim dan Ismil Membangun Ka’bah

Firman Allah SWT Surat Al Baqoroh ayat 127, yang artinya “Dan ingatlah ketika
Ibrahim dan Ismail meninggikan fondasi Baitullah, sedang dia berkata, Ya Tuhan kami,
terimalah amal kami. Sesungguhnya Engkau Maha mendengar lagi Maha Mengetahui.”
Suatu hari, datanglah Ibrahim ke rumah Ismail. Namun, tidak bertemu Ismail, melainkan
bertemu dengan istri Ismail. Ibrahim bertanya kepada istri Ismail. Istrinya menjawab “Dia
sedang pergi mencari nafkah untuk kami”. Kemudian Ibrahim menanyakan tentang kehidupan
dan kesejahteraan keluarga, istrinya menjawab “Kami dalam kondisi yang buruk dan hidup
dalam kemiskinan.”
Kemudian Ibrahim berkata, “Apabila suamimu dating, sampaikan salam sayakepadanya
dan sampaikan pesan bahwa dia harus mengubah ambang pintunya”
Setelah Ismail dating, dia bertanya “Apakah tadi ada orang yang dating?” si istri
menjawab “Ya, tadi ada orang tua dating dan bertanya tentang kehidupan kita, maka saya
bercerita kita hidup dalam kesusahan.” “apakah dia berpesan sesuatu?” Tanya Ismail. Istrinya
menjawab “Ya. Dia menyuruhku menyampaikan salamnya kepadamu dan menyuruhmu
mengubah ambang pintu rumahmu.” Ismail berkata “Dia adalah bapakku. Dia menyuruhku
menceraikanmu.” Ismail menceraikannya, kemudian mengawini wanita lain dari Bani Jurhum.
Setelah Ismail menikah lagi. Datanglah Ibrahim ke rumah Ismail. Namun, tidak bertemu
Ismail melainkan Istrinya. Ibrahim menanyakan tentang nabi Ismail. Si istri berkata, “Dia sedang
pergi mencari nafkah untuk kami.” “Bagaimana keadaan kehidupan kalian?” si istri menjawab
“kami baik-baik saja dan berkecukupan.”
Kemudian Ibrahim berkata apabila suamimu dating, sampaikan salmku kepadanya dan
suruhlah dia mentapkan ambang pintu rumahnya.”
Ketika Ismail dating, dia bertanya, “Apakah ada orang yang dating?” Si istri menjawab
‘Ada orang tua yang baik penampilannya dan dia bertanya tentang kehidupan kita, akupun
menyampaikan kehidupan kita baik-baik saja.”
“Adakah dia pesan sesuatu kepadamu?” si istri menjawab, “Dia menyampaikan salam kepadamu
dan menyuruhku untuk mengokohkan ambang pintu rumahmu.” Ismail berkata “Dia bapakku.
Dia ,emyuruhku untuk mempertahankan keluargaku.”
Beberapa waktu kemudian Ibrahim dating kembali ke rumah Ismail. Ibrahim berkata
“Hai Ismail. Sesungguhnya Allah memberiku sebuah perintah (wahyu), Apakah kamu akan
membantuku?” ismail menjawab, “Aku akan bersedia membantumu.” Sesungguhnya Allah
menyuruhku membuat seuatu rumah di sana” (dengan menunjuk ke tumpukan tanah yang lebih
tinggi dari sekelilingnya).
Mereka berdua memulai pembangunan Ka’bah. Mereka membuat landasan bangunan
dan meninggikan tembok. Tembok sudah tinggi hingga Nabi Ibrahim tidak dapat
menjangkaunya. Oelh karena itu, Nabi Ibrahim meminta Nabi Ismailmengambil batu besar. Nabi
Ismail pun segera mencari batu besar. Tidak lama kemudian, ia menemukan batu hitam. Batu itu
digunakan sebagai batu pijakan Nabi Ibrahim. Batu ini selalu digeser kea rah dinding yang
sedang dikerjakannya. Batu tempat Nabi Ibrahim berdiri itu dinamakan Maqam Ibrahim. Batu
it uterus menempel di dinding Ka’bah sampai zaman Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail selesai
membangun Ka’bah.
Setelah selesai membangun Ka’bah, Ibrahim dan Ismail berdo’a “Ya Tuhan kami,
terimalah amal kami. Sesungguhnya engkau maha mendengar lagi maha mengetahui”.

Anda mungkin juga menyukai