Anda di halaman 1dari 10

ANALISIS PEMANFAATAN APLIKASI iPUSNAS BERBASIS ANDROID

DI PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

Fauzan*), Sri Ati

Program Studi S-1 Ilmu Perpustakaan, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Diponegoro,
Jl. Prof. Soedarto, SH, Kampus Undip Tembalang, Semarang, Indonesia 50275

Abstrak

Penelitian ini berjudul “Analisis Pemanfaatan Aplikasi iPusnas Berbasis Android di Perpustakaan
Nasional Republik Indonesia”.Pemanfaatan iPusnas dievaluasi dengan menggunakan teori
Technologi Acceptance Model (TAM).Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pemanfaatan
aplikasi iPusnas berbasis Android sebagai layanan Perpustakaan Nasional Republik Indonesia
berdasarkan aspek kemudahan penggunaan dan aspek kegunaan dengan (TAM).Penelitian ini
menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus.Informan dipilih
menggunakan teknik pusrposive sampling.Metode pengumpulan data menggunakan teknik
observasi, wawancara, dan dokumentasi.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa aplikasi iPusnas
memenuhi dua aspek teori TAM, yaitu aspek kemudahan penggunaan dan kegunaan.Para pengguna
dapat dengan mudah mencari dan membaca buku, dan mudah mengendalikan aplikasi sesuai
kebutuhan pengguna.Konten dan menu-menu di aplikasi iPusnas dapat secara mudah
dipahami.Aplikasi iPusnas mampu membantu memudahkan pekerjaan para penggunanya dan
berbagai kalangan profesi serta membantu penyelesaian pekerjaan mereka dengan cepat.

Kata kunci: pemanfaatan aplikasi iPusnas; Perpustakaan Nasional Republik Indonesia;


Technology Acceptance Model

Abstract

[Title: Analysis of the Use of Android-Based iPusnas Applications in the National Library of the
Republic of Indonesia]Use of iPusnas application evaluatedby using the Technological
Acceptance Model (TAM) theory. The purpose of this study was to know the use of Android-based
iPusnas application as a service of the National Library of the Republic of Indonesia based on
aspects of ease of use and aspects of usefulness with (TAM). This research used qualitative
research with a case study approach. The informant was chosen using a positive sampling
technique. Data collection methods used were observation, interview, and documentation
techniques. The results of this study indicated that the iPusnas application meets two aspects of the
TAM theory, namely aspects of ease of use and usability. Users could easily search and read
books, and easily control applications according to user needs. Content and menus in the iPusnas
application could be easily understood. The iPusnas application was able to help facilitate the
work of its users and various professions as well as help with the completion of their work quickly.

Keywords: utilization of the iPusnas application; National Library of the Republic of Indonesia;
Technology Acceptance Model
1. Pendahuluan informasi dan komunikasi dapat memacu dan
Era globalisasi telah menuntut segala mningkatkan efektivitas dan efisiensi kerja.
informasi dapat diakses secara cepat dan praktis. Pemanfaatan teknologi informasi dan
Adanya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi merambah ke seluruh bidang atau aspek
komunikasi di era ini juga mempengaruhi beberapa kehidupan, tidak terkecuali pada lembaga yang
aktivitas. Aktivitas yang semula dilakukan dengan menaungi bidang informasi. Salah satu lembaga
manual, dapat terganti secara otomatis dan lebih penyedia informasi telah menerapkan suatu sistem
akurat dengan bantuan teknologi, sehingga teknologi yang mengoptimalkan teknologi informasi dan

*)Penulis Korespondensi
E-mail: fauzangucci6@gmail.com
komunikasi adalah perpustakaan. Menurut Suhendar merupakan aplikasi komputer dan teknologi lain
(2005: 3) perpustakaan merupakan unit kerja dari untuk pengadaan, penataan, simpan dan temu balik
suatu badan atau lembaga tertentu yang mengelola informasi, serta penyebaran informasi (American
bahan-bahan pustaka, baik berupa buku maupun Library Association, 1983: 183). Bhangu (2013: 2)
nonbuku yang diatur secara sistematis menurut aturan juga mengatakan bahwa dalam memenuhi
tertentu sehingga dapat digunakan sebagai sumber peningkatan permintaan dalam mengakses,
informasi. Dari definisi di atas dapat dipahami bahwa menemukan, dan merubah data yang berjumlah
perpustakaan sebagai sumber informasi berupaya besar, perpustakaan memanfaatkan sebaik mungkin
untuk menyajikan kumpulan koleksi bahan pustaka teknologi komunikasi yang tersedia.
yang nantinya dapat diakses secara mudah dan Manfaat teknologi informasi bagi pemakai
efisien. Adanya bantuan teknologi membuat perpustakaan menurut Henderson (1992) dalam
perpustakaan dapat mengembangkan sistem yang Sulistyo (1998: 3) adalah (1) menyediakan akses
telah ada dipadukan dengan kecanggihan teknologi yang cepat dan mudah (2) menyediakan akses bagi
komunikasi dan informasi. pemakai selama 24 jam apabila TI dioperasikan
Saat ini, smartphone sudah menjadi alat yang selama 24 jam, (3) menyediakan akses pada
penting dimiliki seseorang untuk memudahkan informasi yang tidak terbatas dari berbagai jenis
komunikasi dan fungsi lainnya yaitu untuk sumber (4) menyediakan informasi yang lebih
mempercepat serta memudahkan akses dalam mutakhir (5) menyediakan data dari berbagai sumber.
pencarian informasi.Smartphone didukung dengan Pengembangan perpustakaan yang didukung oleh
jaringan internet yang disediakan oleh operator. perangkat telekomunikasi ini bertujuan untuk
Perpustakaan dapat mengoptimalkan adanya mempermudah pengolahan serta layanan kepada
teknologi smartphone untuk menjadikan pemustaka kapanpun dan di manapun serta
perpustakaan menjadi lebih berkembang dengan menyesuaikan era saat ini yang berada pada era
memudahkan akses bagi penggunanya dalam mencari teknologi.
koleksi buku di perpustakaan. Istilah m-libraries atau mobile libraries
Salah satu aplikasi layanan perpustakaan yang merujuk pada penggunaan atau pemanfaatan
mengintegrasikan antara kecanggihan smartphone teknologi atau perangkat telekomunikasi berbasis
dengan dukungan jaringan internet adalah mobile mobile.Mobile artinya sebuah benda berteknologi
library. tinggi yang dapat bergerak atau dapat digerakkan
Needham (dalam Mills, 2009: 34) dengan bebas dan mudah tanpa menggunakan kabel,
menggambarkan mobile library sebagai sebuah cara seperti smartphone, PDA, dan tablet (Fatmawati,
yang dilakukan oleh perpustakaan untuk 2012: 37).Konsep mobile disini merujuk pada
menyediakan layanan perpustakaan agar terjangkau penggunaan atau pemanfaatan teknologi atau
oleh para pengguna mobile phone atau smartphone perangkat telekomunikasi berbasis mobile.
kapanpun dan dimanapun mereka berada. Layanan Menurut Fatmawati (2012: 2), mobile library
pada aplikasi ini diantaranya OPAC, pemesanan / berasal dari kata mobile devices disingkat M yang
booking buku atau memeriksa keterlambatan artinya ponsel dan Library/Libraries yang artinya
peminjaman. Salah satu perpustakaan di Indonesia perpustakaan. Lebih jelasnya ada pada gambar
yang telah menerapkan aplikasi ini adalah berikut:
Perpustakaan Nasional Republik Indonesia dengan
nama aplikasi yakni iPusnas. Mobile
Aplikasi iPusnas merupakan aplikasi berbasis Devices
Android yang disediakan oleh Perpustakaan Nasional
Republik Indonesia untuk melayani pemustaka. M-libraries
Perpustakaan Nasional Republik Indonesia telah +
menerapkan aplikasi iPusnas sejak 16 Agustus 2016.
Aplikasi ini memiliki fitur OPAC, yaitu fitur yang
ada dalam aplikasi untuk melihat atau mencari Libraries
koleksi bahan pustaka. Namun, yang menjadi
permasalahan adalah apakah aplikasi tersebut mudah Gambar 1 Mobile Service + Library /
untuk digunakan dan berguna bagi pengguna aplikasi. Libraries = Mobile Library / M-Libraries
Penerapan aplikasi tersebut pada perpustakaan Gambar 1.1 dapat dijelaskan bahwa mobile
menimbulkan informasi yang terdapat pada koleksi library adalah integrasi antara perangkat mobile
perpustakaan bias tersebar dengan cepat. Berkenaan dengan perpustakaan. Perangkat mobile berperan
dengan hal tersebut, peranan teknologi informasi (TI) sebagai alat yang membantu perpustakaan sebagai
di perpustakaan sangat dirasakan. Kehadiran TI alat penyampai informasi dari perpustakaan kepada
menyebabkan pengelolaan informasi (TI) oleh penggunanya. Alat yang dimaksud di sini berupa
pekerja di bidang informasi akan menjadi lebih smartphone atau sejenisnya. Perangkat tersebut harus
mudah dan cepat. Pada dasarnya, teknologi informasi
memiliki koneksi yang terhubung pada jaringan kegunaan) mempengaruhi konstruk sikap terhadap
telekomunikasi untuk melancarkan transfer informasi penggunaan teknologi yang mana sikap terhadap
dari perpustakaan ke pemustaka atau pengguna penggunaan teknologi ini akan mempengaruhi
aplikasi mobile library. konstruksi minat perilaku menggunakan teknologi.
Terdapat beberapa kriteria dalam penerapan Minat perilaku menggunakan teknologi juga
aplikasi mobile library yang digunakan oleh lembaga berpengaruh terhadap konstruk penggunaan teknologi
perpustakaan untuk menentukan apa saja layanan sesungguhnya.
yang akan dimasukkan dalam aplikasi mobile library. Latar belakang di atas membuat peneliti
Seperti yang disebutkan oleh Villoldo (2012: 125), tertarik untuk mengkaji penelitian tentang “Analisis
karena keterbatasan ruang pada layar yang Pemanfaatan Aplikasi iPusnas Berbasis Android di
ditawarkan oleh smartphone , maka hanya beberapa Perpustakaan Nasional Republik Indonesia.”
konten perpustakaan yang dipilih untuk dimasukkan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
dalam aplikasi, diantaranya adalah: pemanfaatan aplikasi iPusnas berbasis Android
1. Akses ke katalog sebagai layanan perpustakaan Perpustakaan Nasional
2. Perpanjang atau daftar antrian buku yang akan Republik Indonesia berdasarkan aspek kemudahan
dipinjam penggunaan dan kegunaan dalam teori Technology
3. Informasi umum tentang perpustakaan atau Acceptance Model (TAM)..
jam layanan perpustakaan
4. Layanan referensi secara virtual 2. Metode Penelitian
5. Sumber informasi berupa database, ebooks, Penelitian ini menggunakan desain penelitian
6. Akses ke aplikasi Facebook, Twitter, Youtube kualitatif dengan jenis deskriptif dengan pendekatan
atau Blogs studi kasus. Menurut Sulistyo-Basuki (2006: 78),
7. Berita tentang perpustakaan penelitian kualitatif merupakan penelitian yang
8. Link website yang bersangkutan bertujuan untuk memperoleh gambaran seutuhnya
tentang suatu hal menurut pandangan manusia yang
Mobile library sebagai teknologi baru perlu diteliti.
dikaji atau dievaluasi.Sebagaimana teknologi baru Menurut Sukmadinata (2005: 60), penelitian
lainnya yang harus dikaji terlebih dahulu sebelum kualitatif (qualitative research ) adalah suatu
digunakan.Banyak peneliti yang mencoba mengkaji penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan dan
fenomena itu tetapi kebanyakan penelitian yang menganalisis fenomena, peristiwa, aktivitas sosial,
dilakukan gagal memberikan penjelasan mengenai sikap, kepercayaan, persepsi, pemikiran orang secara
penerimaan atau penolakan sebuah sistem (Davis, individu maupun kelompok. Penelitian kualitatif pada
1989). penelitian ini mendeskripsikan persepsi pengguna
Tahun 1985 Davis merumuskan sebuah teori aplikasi iPusnas.Sugiyono (2005: 21) menyatakan
evaluasi baru, yakni Technology Acceptance model bahwa metode deskriptif adalah suatu metode yang
(TAM), dalam disertasi yang berjudul “A Technology digunakan untuk menggambarkan atau menganalisis
Acceptance Model for Empirically Testing New End- suatu hasil penelitian tetapi tidak digunakan untuk
user Information Systems: Theory and Result”. TAM membuat kesimpulan yang lebih luas. Penelitian ini
merupakan model yang menjanjikan sebagai teori menggunakan penelitian deskriptif untuk memahami
untuk meneliti penerimaan teknologi oleh pengguna dan mendeskripsikan sikap pengguna dalam
(Davis, 1991). Model TAM dapat dilihat pada bagan memanfaatkan aplikasi iPusnas. Studi kasus adalah
berikut : kajian mendalam tentang peristiwa, lingkungan, dan
situasi tertentu yang mengungkapkan atau memahami
suatu hal (Basuki, 2006: 113). Pendekatan studi kasus
pada penelitian ini digunakan untuk mengkaji secara
mendalam mengenai situasi yang terjadi.
Objek penelitian adalah variabel penelitian
yaitu sesuatu yang merupakan inti dari problematika
penelitian (Arikunto, 2005:29). Objek dalam
penelitian ini adalah pemanfaatan aplikasi iPusnas
berbasis Android. Moleong (2010: 132)
mendeskripsikan subjek penelitian sebagai informan,
Gambar 2 Model TAM (Davis, 1993: 476) yang artinya orang pada latar penelitian yang
dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang
Gambar 1.2 dapat dijelaskan bahwa terdapat situasi dan kondisi latar penelitian. Subjek pada
dua konstruksi variabel, yakni kegunaan dan penelitian ini adalah pengguna aplikasi iPusnas
kemudahan penggunaan. Kemudahan penggunaan berbasis Android.
akan berpengaruh pada kegunaan. Di sisi lain, kedua
konstruk tersebut (kemudahan penggunaan dan
Pembahasan pada penelitian ini menggunakan dokumen. Data pada sumber sekunder
desain kualitatif, sehingga wawancara yang berfungsi untuk mendukung dan menguatkan
dilakukan oleh peneliti akan ditujukan pada informan sumber primer. Sumber sekunder di sini
sebagai sampelnya. Sampel dalam penelitian berupa arsip, dokumen, foto , atau data
kualitatif tidak disebut responden melainkan statistik yang terdapat pada perangkat
narasumber, partisipan atau informan (Sugiyono, teknologi yang terkait dengan aplikasi iPusnas
2012: 216). Peneliti berharap informan dapat yang dibutuhkan untuk penelitian.
memberikan informasi yang diperlukan selama Teknik pengumpulan data merupakan hal
proses penelitian melalui wawancara. Informan yang perlu dipahami oleh peneliti guna mendapatkan
adalah seseorang yang benar-benar mengetahui suatu data-data yang sesuai dengan yang dibutuhkan dalam
persoalan atau permasalahan tertentu yang darinya menyelesaikan penelitian. Pengumpulan data
dapat diperoleh informasi yang jelas, akurat, dan penelitian dapat dilakukan dengan beberapa cara
terpercaya (Moleong, 2000: 97). Informasi tersebut yang tepat. Metode pengumpulan data dalam
dapat berupa data-data atau keterangan yang dapat penelitian ini menggunakan beberapa cara yaitu:
membantu memahami permasalahan yang sedang 1. Observasi
diteliti. Peneliti melakukan pengumpulan data dengan
Peneliti menentukan informan dengan Peneliti melakukan pengamatan langsung
menggunakan teknik purposive sampling. Menurut dengan menggunakan observasi terstruktur.
Sugiyono (2012: 216), purposive sampling adalah Menurut Sugiyono (2008: 203), observasi
teknik pengambilan sampel dengan pertimbangan terstruktur adalah observasi yang telah
tertentu. Dengan menggunakan purposive sampling, dirancang secara sistematis, tentang apa yang
diharapkan kriteria informan yang dipilih sesuai akan diamati dan di mana tempatnya.
dengan yang dibutuhkan untuk penelitian dan Observasi terstruktur dilakukan apabila
informan mampu menjelaskan tentang objek peneliti telah mengetahui dengan pasti tentang
penelitian. apa yang akan diamati. Penelitian ini
Kriteria informan yang dipertimbangkan oleh menggunakan teknik observasi partisipatif.
peneliti merujuk pada informan yang memanfaatkan Observasi partisipatif menurut Sugiyono
aplikasi iPusnas berbasis Android minimal satu (2011:310), peneliti selain melakukan
bulan. Informan terdiri dari pengguna dari seluruh pengamatan juga melakukan apa yang
kalangan masyarakat yang telah menggunakan dilakukan oleh narasumber, maka diharapkan
aplikasi iPusnas berbasis Android. Informan terdiri data yang diperoleh akan lebih lengkap, tajam,
dari lima orang pengguna dari kalangan masyarakat dan mengetahui tingkat makna setiap perilaku
yang meliputi karyawan atau pekerja, dokter, yang tampak. Peneliti melakukan observasi ke
mahasiswa atau pelajar. Perpustakaan Nasional Republik Indonesia
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini untuk menggali informasi tentang aplikasi
adalah data kualitatif, yaitu data data yang disajikan iPusnas kepada pihak pengelola aplikasi
dalam bentuk kata verbal bukan dalam bentuk angka. iPusnas.Lalu peneliti mencari informan
Menurut Lofland (dalam Moleong, 2010: melalui aplikasi iPusnas.
157), sumber data utama dalam penelitian 2. Wawancara
kualitatif adalah kata -kata dan tindakan, selebihnya peneliti menggunakan teknik wawancara
adalah data tambahan seperti dokumen dan lain - terbuka. Peneliti bertanya langsung kepada
lain. Sumber data yang digunakan dalam penelitian informan yang dipilih, yaitu pihak-pihak yang
ini adalah sebagai berikut : berkompeten yang dianggap mampu
memberikan gambaran dan informasi yang
1. Sumber Primer digunakan untuk menjawab permasalahan
Sumber primer adalah sumber data yang yang ada dalam penelitian ini (Sugiyono,
secara langsung memberikan data kepada 2009: 140). Wawancara yang dilakukan dalam
pengumpul data (Sugiyono, 2012: 225). penelitian ini menggunakan teknik wawancara
Peneliti mendapatkan data dengan melakukan semi-terstruktur, yaitu teknik wawancara
observasi di Perpustakaan Nasional Republik untuk menggali mengenai pertanyaan secara
Indonesia dan wawancara pada informan. lebih mendalam dan diharapkan dapat
Informan dari pengelola atau pustakawan dan mendapatkan informasi secara mendalam dan
pemustaka yang mengoperasionalkan serta terbuka dari informan. Peneliti melakukan
memanfaatkan aplikasi iPusnas. wawancara dengan informan melalui aplikasi
2. Sumber Sekunder iPusnas dan dilanjutkan melalui media sosial.
Sumber data sekunder menurut Sugiyono
(2012: 137) adalah sumber data yang tidak
langsung memberikan data kepada pengumpul 3. Dokumentasi
data, misalnya lewat orang lain atau lewat
Peneliti mengumpulkan dokumen yang dapat untuk keperluan pengecekan atau sebagai
berupa tulisan, gambar, atau karya-karya pembanding terhadap data itu”. Denzin dalam
monumental dari seseorang. Dokumen yang (Moleong, 2012: 330) membedakan empat macam
dimaksud dalam penelitian ini berupa foto, triangulasi sebagai teknik pemeriksaan yang
arsip transaksi layanan aplikasi yang tercatat memanfaatkan penggunaan sumber, metode,
pada software komputer dan dokumen yang penyidik dan teori.
dibutuhkan dalam proses penelitian. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan
Setelah peneliti mendapatkan seluruh data teknik pemeriksaan keabsahan data triangulasi
yang dibutuhkan, data-data tersebut diolah kemudian dengan sumber dan triangulasi dengan metode.
dianalisis menggunakan metode deskriptif kualitatif, Menurut Patton dalam (Moleong, 2012: 330)
yaitu mendeskripsikan secara menyeluruh data yang triangulasi dengan sumber “berarti membandingkan
didapat selama proses penelitian. Miles dan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu
Herberman (dalam Sugiyono, 2012: 246), informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang
menetapkan langkah-langkah yang dapat dilakukan berbeda dalam penelitian kualitatif”. Sedangkan
untuk menganalisis data ,yaitu reduksi data, triangulasi dengan metode menurut Patton dalam
penyajian data dan penarikan kesimpulan (Moleong, 2012: 330) terdapat dua strategi, yaitu (1)
a) Reduksi Data (Data Reduction) pengecekan derajat kepercayaan penemuan hasil
Reduksi data artinya merangkum, memilih penelitian beberapa teknik pengumpulan data dan (2)
poin-poin pokok, memfokuskan suatu hal pengecekan derajat kepercayaan beberapa sumber
yang dianggap penting, dan mencari tema data dengan metode yang sama. Dengan teknik
serta pola. Data yang telah direduksi, akan triangulasi sumber, peneliti membandingkan hasil
memberikan memudahkan peneliti serta wawancara yang diperoleh dari masing-masing
memberikan gambaran yang jelas ketika akan informan penelitian sebagai pembanding untuk
melakukan pengumpulan data selanjutnya. mengecek kebenaran informasi yang didapat. Selain
b) Penyajian Data (Data Display) itu peneliti juga melakukan pengecekan tingkat
Langkah selanjutnya yaitu penyajian data. Hal keabsahan melalui teknik triangulasi dengan metode,
ini dilakukan agar dapat melihat gambaran yaitu dengan melakukan pengecekan hasil penelitian
keseluruhan atau bagian - bagian tertentu dengan teknik pengumpulan data yang berbeda yakni
dari penelitian melalui dokumentasi dan wawancara, observasi, dan dokumentasi sehingga
uraian yang bersifat deskriptif. Peneliti data yang didapat valid dan sesuai dengan yang
melakukan penyajian data berupa tabel berisi dibutuhkan peneliti.
pertanyaan penelitian dan jawaban dari para
informan 3. Hasil dan Pembahasan
c) Penarikan Kesimpulan (Conclution Drawing) 3.1 Aspek Kemudahan Penggunaan Aplikasi
Tahap akhir dalam pengolahan pada penelitian iPusnas
ini adalah penarikan kesimpulan. Setelah Pemanfaatan suatu aplikasi dapat dikatakan
semua data dianalisis dan disajikan, kemudian baik jika penggunanya mudah dalam mempelajari
permasalahan yang menjadi objek penelitian dan memahami aplikasi tersebut. Hal ini sesuai
dapat dipahami, selanjutnya peneliti dapat dengan pendapat Romney (2004: 12) bahwa format
menarik kesimpulan dari hasil penelitian yang menyajikan suatu informasi harus mudah
ini.Peneliti mengambil kesimpulan dimengerti dan dipahami. Penyajian informasi yang
berdasarkan hasil dari wawancara informan dimaksud disini adalah dalam bentuk aplikasi
mengenai permasalahan yang dibahas pada iPusnas. Untuk mempelajari aplikasi iPusnas ini,
penelitian ini. pengguna dapat melihat di menu di aplikasi tersebut,
Dalam penelitian kualitatif, perlu dilakukan atau melihat langsung di website iPusnas
uji validitas atau keabsahan data, hal ini dilakukan (ipusnas.id/howto.html) seperti yang dapat dilihat
untuk mengetahui kebenaran atau keabsahan data pada gambar berikut:
yang diambil oleh peneliti. Menurut Sugiyono (2006:
267), Validitas merupakan “derajat ketetapan antara
data yang terjadi pada objek penelitian dengan daya
yang dapat dilaporkan oleh peneliti”. Uji keabsahan
data menurut Sugiyono (2012: 121) meliputi uji
kredibilitas, uji transferabiliti, uji dependability, dan
uji comfirmability. Penelitian ini menggunakan uji
kredibilitas dengan triangulasi untuk menguji
keabsahan data.
Menurut Moleong (2012: 330) “triangulasi
adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu
tersetruktur dan penggunanyadapat dengan mudah
dimengerti dan prosedurnya mudah diikuti.

Gambar 3 Tampilan panduan aplikasi iPusnas di


Android

Gambar 3.1 menunjukkan bahwa pengguna


dapat melihat panduan penggunaan aplikasi iPusnas Gambar 4 Tampilan aplikasi iPusnas
dari Android langsung dari website iPusnas. Karena
sumbernya langsung dari website, jadi, jika pengguna Aplikasi iPusnas dikatakan fleksibel, karena
melihat dari Android, akan langsung ditujukan ke pengguna dapat menyesuaikan penggunaan aplikasi
website. Menurut pengguna Aplikasi iPusnas tersebut dengan kebutuhannya, dimana saja dan
mengatakan bahwa aplikasi ini mudah dipelajari. kapan saja. Menurut Mustakini (2009:36), sistem
Faktor lain yang membuat aplikasi ini mudah harus cukup fleksibel, untuk menangani perubahan-
dipelajari karena pengguna dapat secara bebas perubahan yang terjadi, kepentingannya cukup
memanfaatkan smartphone yang telah dimiliki secara beralasan dalam kondisi dimana sistem beroperasi
pribadi. Sehingga para pemustaka dapat secara atau dalam kebutuhan yang diwajibkan oleh
leluasa menjelajahi dan mengoperasikan aplikasi organisasi. Tidak hanya organisasi, fleksibilitas suatu
iPusnas. Penjelasan dari pernyataan informan di atas, sistem penting diperhatikan agar mudah disesuaikan
dapat dikatakan bahwa aplikasi iPusnasmudah untuk dengan penggunanya. Pernyataan para informan
dipelajari. sesuai dengan pernyataan diatas, bahwa aplikasi
Pada penggunaan aplikasi iPusnas, sistem iPusnas dapat disesuaikan dengan aktifitas
yang digunakan dalam pengoperasiannya haruslah penggunanya, sehingga aplikasi tersebut dapat
mudah untuk dikontrol. Kemudahan untuk dioperasikan kapanpun dan di manapun tanpa harus
pengontrolan digunakan agar pengguna dapat datang ke perpustakaan.
menemukan apa yang ingin dilakukan dengan Aplikasi iPusnas mudah dikuasai dengan
menggunakan aplikasi tersebut.Dilihat dari segi cepat.Para pengguna aplikasi mengaku bahwa
kemudahan dalam mengoperasikan aplikasi iPusnas kemahiran penggunaan aplikasi didukung dengan
secara keseluruhan, para informan dapat adanya fitur-fitur yang mudah dipahami.Informan
mengendalikan dan mengoperasikan aplikasi iPusnas mengatakan bahwa aplikasi iPusnas dapat secara
sesuai dengan kebutuhannya, meskipun terdapat mudah dikuasai dalam waktu singkat, sehingga para
beberapa kendala seperti error atau bug. pengguna dapat secara langsung mahir dalam
Indikator aplikasi dikatakan mudah mengoperasikan aplikasi tersebut.
dioperasionalkan yakni jika aplikasi yang Kemudahan penggunaan aplikasi mobile dapat
bersangkutan dapat secara jelas dan mudah dipahami dilihat dari menu dan fitur yang tersedia pada aplikasi
dalam pengoperasiannya. Aplikasi iPusnas mudah tersebuut, apakah menu dan fitur pada aplikasi
dan dapat dipahami karena pengguna sudah terbiasa tersebut mudah digunakan atau tidak.Seorang
dengan pengoperasian aplikasi tersebut. Menurut informan menyatakan pendapatnya tentang
para informan yang telah menggunakan aplikasi kemudahan penggunaan aplikasi iPusnas. Para
iPusnas bahwa aplikasi tersebut cukup sederhana, informan mengatakan bahwa aplikasi iPusnas mudah
digunakan dan tidak ribet dalam membantu menyelesaikan pekerjaan menjadi lebih
pengoperasiannya.Unsur kemudahan dalam cepat. Walaupun koleksinya masih terbatas dan
penggunaan, aplikasi iPusnas mudah untuk belum lengkap. Hal tersebut diakrenakan teknologi
digunakan sesuai dengan kebutuhan penggunanya. menjanjikan kecepatan. Berbagai pekerjaan akan
Teori TAM menjelaskan bahwa kemudahan dapat diselesaikan dengan cepat manakala kita
penggunaan merupakan satu dari dua aspek utama memanfaatkan teknologi. Penggunaan suatu sistem
penentu penerimaan sebuah produk teknologi. teknologi akan membuat suatu pekerjaan dapat
Kemudahan penggunaan didefinisikan sebagai sejauh diselesaikan dengan lebih cepat.
mana seseorang percaya bahwa menggunakan suatu Kinerja pekerjaan seseorang dari berbagai
teknologi akan bebas dari usaha (Jogiyanto, 2007: macam profesi dapat berkembang seiring dengan
115). Bebas dari usaha yang dimaksud yakni adanya perangkat seperti teknologi yang terus maju
berhubungan dengan waktu dan tenaga yang dan canggih. Dengan munculnya teknologi yang
digunakan dengan kemudahan pengoperasian suatu semakin canggih, dapat membantu seseorang
sistem teknologi. Kemudahan penggunaan menyelesaikan pekerjaannya dengan cepat, dan lebih
merupakan suatu kepercayaan tentang proses efektif dalam waktu. Jadi, kinerja pekerjaan
pengambilan keputusan (Jogiyanto, 2007 : 115). seseorang akan meningkat.merekomendasikan
Pernyataan tersebut menegaskan bahwa jika aplikasi milik Perpustakaan Nasional Republik
seseorang merasa percaya suatu sistem informasi Indonesia ini dan menilai aplikasi ini membantu
mudah untuk digunakan maka dia akan meningkatkan kinerja penggunanya.
menggunakannya. Hal di atas dapat dimaknai bahwa Dari keterangan informan di atas, dapat
jika seseorang merasa percaya bahwa apa yang ada diketahui bahwa aplikasi iPusnas dapat meningkatkan
dalam aplikasi iPusnas mudah untuk digunakan maka kinerja pekerjaan penggunanya dari semua kalangan
pemustaka akan menggunakannya. profesi. Hal ini sesuai dengan prinsip diciptakannya
Kemudahan yang ditawarkan pada aplikasi teknolgi bahwa teknologi merupakan suatu bentuk
iPusnas tidak hanya dari kemudahan proses yang meningkatkan nilai tambah.
menggunakannya tetapi juga mudah untuk Peningkatan produktivitas dapat diartikan
mempelajari dan lain sebagainya. Jadi, aplikasi sebagai kemampuan menghasilkan suatu kerja yang
iPusnas sudah memenuhi aspek kemudahan lebih banyak daripada yang biasanya.
penggunaan pada teori TAM. Seorang informan menyatakan bahwa aplikasi
iPusnas bermanfaat dalam memberikan ilmu,
3.2 Aspek Kegunaan Aplikasi iPusnas pengetahuan, serta inspirasi. Kamaludin mengatakan,
Salah satu tujuan adanya suatu sistem pada aplikasi iPusnas yang bersifat fleksibel dan praktis,
aplikasi yaitu dapat menjadikan pekerjaan menjadi membuatnya menjadi lebih produktif dan ia
lebih mudah.Aktifitas dan profesi setiap orang mendapat banyak inspirasi pengetahuan serta ilmu
berbeda-beda, begitu juga dengan kebutuhan dari buku-buku yang dibacanya. Sedangkan menilai
informasinya. Setiap orang memiliki kebutuhan aplikasi iPusnas meningkatkan produktifitasnya
informasi yang berbeda pula. Menurut penjelasan dalam mengerjakan sesuatu seperti tugas kuliah,
informan mengatakan bahwa aplikasi iPusnas kurang hingga tulisan mengenai sastra yang ia tulis, menjadi
membantu dalam pekerjaannya, yakni mencari bahan mempunyai lebih banyak kosa kata yang dituangkan
bacaan yang bersifat ilmiah. Hal ini dikarenakan dalam tulisannya tersebut.
koleksi buku-buku ilmiah di aplikasi iPusnas masih Para informan mengatakan bahwa aplikasi
terbilang kurang. Namun, untuk hiburan dan hobinya iPusnas dapat meningkatkan produktifitas
dalam membaca karya-karya sastra, aplikasi ini penggunanya. Seperti yang disampaikan Hanafi
sangat membantunya, karena koleksi buku-buku dalam Rosa (2001: 27), terdapat beberapa cara yang
sastra seperti novel banyak ditemukan di aplikasi digunakan untuk meningkatkan produktivitas di
tersebut.Dari pernyataan informan diatas, dapat antaranya meningkatkan operasional dan riset serta
disimpulkan bahwa aplikasi iPusnas membuat pengembangan, sehingga organisasi dapat
pekerjaan yang dilakukan olah pengguna menjadi menghasilkan ide produk baru maupun metode -
lebih mudah. Meskipun koleksinya belum begitu metode operasional yang lebih baik.
banyak, namun sangat membantu. Aplikasi iPusnas dinilai membantu
Aplikasi iPusnas yang diluncurkan pada 2016 meningkatkan efektifitas pekerjaan penggunanya.
silam telah banyak membantu pekerjaan dari seluruh Perbedaan profesi dari setiap informan, membuat
elemen masyarakat. informan di atas menyatakan kebutuhan informasi setiap informan berbeda pula.
bahwa koleksi di aplikasi iPusnas yang masih kurang Salah seorang informan mengungkapkan, efektifitas
dan belum lengkap, belum berperan besar dalam aplikasi iPusnas terhadap pekerjaannya sebagai
menyelesaikan pekerjaannya dengan cepat, namun mahasiswa tergantung dari ketersediaan koleksinya.
cukup membantu . Jika koleksi yang diinginkan tersedia, menjadi lebih
Dari pernyataan para informan dan teori diatas efektif. Namun, jika tidak tersedia, menjadi kurang
dapat disimpulkan bahwa aplikasi iPusnas ini cukup efektif. Akan tetapi menurutnya, sejauh ini aplikasi
iPusnas cukup efektif. Karena menurutnya, mencari dicari tersebut sudah pernah kita temukan
buku di aplikasi ini tidak memakan waktu lama bahkan dibaca. Lalu pada kesalahan tampilan
seperti mencari buku di perpustakaan konvensional. foto profil, sering dijumpai foto profil yang
Dari penjelasan para informan di atas dapat sama pada user yang berbeda, atau
disimpulkan bahwa aplikasi iPusnasmampu membuat pengulangan foto yang sama.
penggunanya menjadi lebih efektif dalam 2. Koleksi yang tersedia pada aplikasi iPusnas
memanfaatkan layanan aplikasi tersebut untuk ini masih dapat dikatakan sedikit. Terlebih
pekerjaannya. Hal ini sesuai dengan pernyataan dari lagi untuk aplikasi yang mencakup nasional,
Siagian (2001: 24) Efektivitas menunjukan yang artinya dapat digunakan semua
keberhasilan dari segi tercapai tidaknya sasaran yang masyarakat Indonesia dari Sabang sampai
telah ditetapkannya. Jika hasil kegiatan semakin dengan Merauke. Jumlah koleksi dan copy-
mendekati sasaran, berarti makin tinggi annya masih terbilang kurang. Hal ini juga
efektivitasnya. dirasakan oleh penggunanya.
Diterima atau tidaknya suatu sistem informasi 3. Ketika pengguna menggunakan media pesan
dapat dilihat dari segi kegunaannya. Aplikasi iPusnas pribadi melalui aplikasi iPusnas, pengguna
ini dibuat untuk dimanfaatkan oleh seluruh harus mengecek dengan masuk ke aplikasi
masyarakat dari berbagai kalangan. Seperti yang tersebut untuk mengetahui apakah terdapat
sudah disampaikan. Perbedaan profesi pada setiap pesan masuk atau tidak. Hal ini dikarenakan
informan tentu saja juga terdapat kebutuhan tidak adanya notifikasi yang keluar dari
informasi yang berbeda pula. Namun, dalam hal aplikasi ini. Begitu pula dengan aktifitas
kegunaan, aplikasi ini dinilai sangat bermanfaat dan pengguna, jika ada buku bagus yang
membantu pekerjaan disetiap lini. direkomendasikan, pengguna hanya bisa tahu
Informan menyampaikan, aplikasi iPusnas ketika membuka aplikasi tersebut. Menurut
sangat bermanfaat baginya. Ketika penasaran saya pribadi, hal tersebut menjadi salah satu
terhadap suatu buku, ia bisa mencari terlebih dahulu kekurangan yang mecolok.
dengan menggunakan ipusnas, setelah itu baru 4. ePustaka merupakan kumpulan instansi atau
memustuskan untuk beli buku tersebut atau tidak. penerbit yang sudah bekerjasama dengan
Aplikasi ipusnas juga bermanfaat dalam iPusnas. Namun, pengguna menyayangkan,
pekerjaannya dan juga hobinya membaca novel, belum tersedianya kategori ePustaka dari
karena bisa diakses dimanapun dan kapanpun. berbagai profesi, seperti Ikatan Dokter
Dari pendapat para informan, dapat Indonesia pada kedokteran, dan sebagainya.
disimpulkan bahwa aplikasi iPusnas bermanfaat
untuk pekerjaan penggunanya dari segala kalangan. 4. Simpulan
Hal tersebut sesuai dengan pendapat Mustakini Berdasarkan hasil pembahasan dari penelitian
(2009:36), tujuan dari sistem informasi adalah yang telah diuraikan oleh penulis, maka dapat
menghasilkan data yang diolah menjadi bentuk yang diambil kesimpulan sebagai berikut :
berguna bagi para pemakainya. 1. Pemanfaatan aplikasi iPusnas memberi
Aspek kegunaan dalam teori TAM kemudahan kepada para penggunanya untuk
menjelaskan bagaimana seorang percaya bahwa mencari dan membaca buku. Selain mudah
menggunakan suatu teknologi akan meningkatkan untuk dipelajari, aplikasi ini dinilai mampu
kinerja pekerjaannya. Aspek kegunaan merupakan dikendalikan dengan mudah sesuai kebutuhan
suatu kepercayaan tentang proses pengambilan penggunanya. Konten dan menu-menu di
keputusan (Jogiyanto, 2007: 113). Jika seseorang aplikasi iPusnas yang jelas dan dapat secara
merasa bahwa sistem informasi berguna maka, ia mudah dipahami membuat para penggunanya
akan menggunakannya. Seperti halnya dengan tidak memakan waktu lama untuk mahir
penggunaan aplikasi iPusnas yang dapat berguna dalam menggunakan aplikasi tersebut.
untuk penggunanya. Jadi, aplikasi iPusnas, telah Aplikasi ini fleksibel karena para pengguna
memenuhi aspek kegunaan dalam teori TAM dapat memanfaatkan aplikasi iPusnas ini
dimana saja dan kapan saja sesuai keinginan
3.3 Kendala Pemanfaatan aplikasi iPusnas mereka dan hal ini membuat aplikasi iPusnas
Terdapat beberapa kendala dalam menjadi mudah untuk digunakan.
pengoperasian aplikasi iPusnas berbasis Android. 2. Aplikasi iPusnas mampu membantu
Diantara sebagai berikut: memudahkan pekerjaan para penggunanya
1. Aplikasi ini masih banyak terdapat error atau dari berbagai kalangan profesi serta
kesalahan sistem. Diantaranya ketika sedang membantu menyelesaikan pekerjaan mereka
mencari buku, ataupun kesalahan dalam dengan cepat. Kinerja pekerjaan para
menampilkan foto profil penggunanya. Saat pengguna juga menjadi meningkat karena
sedang mencari buku, terkadang muncul aplikasi ini. Dampaknya, produktifitas para
tulisan “not found”. Padahal buku yang penggunanya meningkat sejak menggunakan
aplikasi ini, karena pekerjaan mereka dinilai Fatmawati, Endang. 2012. “Trend Terkait M-Library
menjadi lebih efektif dengan aplikasi iPusnas untuk Perpustakaan Masa Depan.”
ini. Jadi, aplikasi iPusnas sangat bermanfaat http://www.perpusnas.go.id/magazine/trend-
bagi pekerjaan para penggunanya. terkait-m-library-untuk-perpustakaan-masa-
Dari hasil penelitian yang telah dibahas pada bab depan/ Diakses Rabu, 18 Oktober 2017.
sebelumnya,peneliti menyampaikan beberapa saran,
yakni sebagai berikut : Jogiyanto HM. 2007. Sistem Informasi Keperilakuan.
1. Sistem pada aplikasi iPusnas sebaiknya Yogyakarta: Andi.
ditingkatkan lagi, karena sering terdapat error atau
bug. Dengan seringnya error, pengguna terkadang _____. 2009. Sistem Informasi Teknologi.
dibuat bingung meskipun itu hanya sedikit bug Yogyakarta: Andi.
saja. Untuk notifikasinya, sebaiknya aplikasi ini
dibuat menjadi ada suara notifikasinya, agar Mills, Keren. 2009. “M-Libraries: Information Use
penggunanya tahu jika ada notifikasi atau pesan on the Move.” Acardia Programme April
masuk. 2009. Cambridge: University of Cambridge
2. Untuk menambah koleksi buku-buku bacaan yang and Open 22 University. Diakses melalui
ada di aplikasi iPusnas, karena koleksinya yang http://arcadiaproject.lib.cam.ac.uk/docs/MLibr
masih terbilang sedikit, jadi sebaiknya ditambah aries_report.pdf pada Selasa, 17 Oktober
lagi dengan bekerja sama dengan lebih banyak 2017.
penerbit. Buku yang sudah tersedia juga lebih
baik ditambah lagi jumlah copy-annya. Karena Moleong, L. J. 2010. Metodologi Penelitian
untuk jangkauan nasional, koleksi di aplikasi Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosda karya.
iPusnas masih dapat dikatakan kurang.
3. Untuk ePustaka, sebaiknya dikategorikan juga ____. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif.
menurut bidang atau profesi. Sebab, banyak Bandung: PT Remaja Rosda karya
pengguna yang mencari ePustaka sesuai
profesinya namun tidak ditemukan. Pengguna
menyayangkan hal tersebut dan berharap ePustaka ____. 2006. Metode Penelitian. Jakarta: Wedatama
dapat dikategorikan sesuai masing-masing Widya Sastra dan Fakultas Ilmu Pengetahuan
profesi. Budaya Universitas Indonesia

Rosa, E.M. 2002. “Hubungan antara Kohesivitas


Kelompok dan Sikap Perawat Pelaksana
Daftar Pustaka dengan Produktivitas Kerja Perawat Pelaksana
di Ruang Rawat Inap RSUPN Dr.Cipto
American Library Association. 1983. ALA Glossary Mangunkusumo Jakarta.” Jakarta: Tesis
of Library and Information Science. Chicago: Program Pascasarjana FIK UI.
ALA.
Sondang P. Siagian. 2001. Manajemen Sumber Daya
Arikunto, Suharsimi. 2005. Manajemen Penelitian. Manusia. Jakarta: Bumi Aksara.
Jakarta: Rineka Cipta.
Sugiyono. 2005. Metode Penelitian Kuantitatif,
Bhangu, Amarjeet Kaur. 2013. ”Use of Information Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.
and Communication Technology in Academic
Libraries.” _____. 2006. Metode Penelitian Kunatitatif
http://eprints.covenantuniversity.edu.ng/1654/ Kualitatif dan R&D . Bandung: Alfabeta.
1/The%20Use%20of%20Information%20and
%20Communication%20Technology.pdf _____. 2008. Metode Penelitian Kunatitatif
Diakses Minggu, 15 Oktober 2017. Kualitatif dan R&D . Bandung: Alfabeta.

Davis, Fred D.Tanpa keterangan tahun.“User ____. 2009.Metode Penelitian Kuantitatif dan
Acceptance of Information Technology Kualitatif. Bandung: CV Alfabeta.
:System Characteristics, User Perception and
Behavioral Impacts.” ____. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif
https://deepblue.lib.umich.edu/bitstream/handl dan R&D. Bandung: Alfabeta
e/2027.42/30954/0000626.pdf;jsessionid=D09
48851188F81D1468D546850AB7BFA?seque _____ .2012. Memahami Penelitian Kualitatif.
nce=1 Diakses Minggu 15 Oktober 2017. Bandung: Alfabeta.
Suhendar, Yusuf. 2005. Pedoman Penyelenggaraan
Perpustakaan Sekolah. Jakarta: Prenada
Media group.

Sukmadinata ,Nana Syaodih . 2005. Metode


Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja
Rosdakarya.

Sulistyo-Basuki. 1991. Pengantar Ilmu


Perpustakaan. Jakarta: Gramedia Utama.

Romney, Marshall B. dan Paul John Steinbart. 2004.


Sistem Informasi Akuntansi. Penerjemah Dewi
Fitriasari. Edisi kesembilan, buku dua.
Jakarta: Salemba.

Villoldo ,Abarca Marta , Andrés Lloret Salom dan


David Pons Chaigneau . 2012. “How to
Mobilize your Library at Low Cost.”
Sumber:http://eprints.rclis.org/17695/1/how_t
o_mobilize_your_library.pdf Diakses pada 14
Oktober 2017.

Anda mungkin juga menyukai