Anda di halaman 1dari 24

Pengembangan Soal Matematika Model PISA Untuk Mengetahui

Argumentasi Siswa di Sekolah Menengah Pertama


Eka Fitri Puspa Sari
Pend.Matematika Univ. PGRI Palaembang
e_etha@rocketmail.com

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Menghasilkan soal matematika model PISA
untuk mengetahui argumentasi siswa di sekolah menengah pertama yang valid
dan praktis. (2) Mengetahui efek potensial soal matematika model PISA terhadap
argumentasi siswa di sekolah menengah pertama. Penelitian ini dilakukan pada
semester genap tahun akademik 2011/2012. Subjek penelitian siswa SMP N 45
Palembang kelas IX.2 berjumlah 35 orang. Jenis penelitian ini adalah
development research. Dari penelitian ini dapat disimpulkan (1) Telah dihasilkan
prototipe perangkat soal matematika model PISA untuk mengetahui argumentasi
siswa sebanyak 12 butir soal yang berbentuk uraian non objektif (open construct
respose). (2) Prototipe perangkat soal matematika model PISA untuk mengetahui
argumentasi siswa yang dihasilkan memiliki efek potensial terhadap argumentasi
siswa.

Kata kunci:
Development Research, Soal-soal PISA, Argumentasi siswa

ABSTRACT

This study aims to: (1) Produce PISA math models to determine the arguments of
students in secondary schools are valid and practical. (2) Determine the potential
effects PISA math models to the arguments of students in junior high school. This
research was conducted in the second semester of academic year 2011/2012.
Junior high school students study subjects N 45 Palembang IX.2 class numbered
35 people. This type of research is the development of research. From this study it
can be concluded (1) has been produced prototype devices PISA math models to
determine the student's argument as many as 12 items in the form of non-objective
description (open construct respose). (2) The prototype device PISA math models
to determine the student's argument produced have a potential effect on the
student's argument.

Keywords: Development Research, Problems PISA, students Arguments


Salah satu tujuan pembelajaran (Departemen Pendidikan Nasional
matematika yang terdapat dalam 2006), adalah menggunakan
kurikulum tingkat satuan pendidikan penalaran pada pola dan sifat,

124
melakukan manipulasi matematika kemampuan menggunakan strategi,
dalam membuat generalisasi, dan menyusun argumentasi. Alasan
menyusun bukti, atau menjelaskan yang diperlukan dalam proses
gagasan dan pernyataan matematika. penyelesaian masalah disebut
Berdasarkan tujuan tersebut, maka argumen. Argumentasi dalam
pelajaran matematika merupakan matematika sangat diperlukan, hal ini
salah satu komponen dalam dikarenakan agar siswa dapat
kurikulum yaitu salah satu disiplin menjelaskan secara logis dan
ilmu yang dapat meningkatkan memutuskan cara atau penyelesaian
kemampuan berpikir dan yang tepat untuk menyelesaikan
berargumentasi. masalahnya. Kemampuan
berargumentasi erat kaitannya
Menurut De Lange (2004: 12)
dengan kemampuan bernalar karena
kemampuan yang harus dipelajari
tanpa kemampuan bernalar, siswa
dan dikuasai oleh para siswa selama
tidak dapat membangun kemampuan
proses pembelajaran matematika di
berargumentasinya.
kelas salah satunya adalah
“Mathematical argumentation. Untuk mencapai tujuan
Knowing what proofs are; knowing pembelajaran matematika salah
how proofs differ from other forms of satunya adalah kemampuan
mathematical reasoning; following berargumentasi, maka dibutuhkan
and assessing chains of arguments; soal-soal yang berbasis argumentasi
having a feel for heuristics; creating siswa yaitu melalui soal-soal
and expressing mathematical matematika dalam PISA
arguments”. Dengan kata lain (Programme for International
berargumentasi secara matematis Student Assessment). Hal ini
(mathematical argumentation) dalam dikarenakan soal-soal matematika
arti memahami pembuktian, dalam PISA lebih banyak mengukur
mengetahui bagaimana kemampuan bernalar, pemecahan
membuktikan, mengikuti dan menilai masalah dan berargumentasi
rangkaian argumentasi, memiliki daripada soal-soal yang mengukur

125
kemampuan teknis baku yang and using mathematical concepts,
berkaitan dengan ingatan dan procedures, facts, and tools to
perhitungan. describe, explain, and predict
phenomena. It assists individuals to
PISA merupakan suatu studi
recognise the role that mathematics
tentang program penilaian siswa
plays in the world and to make the
tingkat internasional yang
well-founded judgments and
diselenggarakan setiap tiga tahun
decisions needed by constructive,
oleh Organisation for Economic
engaged and reflective citizens”.
Cooperation and Development
Berdasarkan definisi tersebut, literasi
(OECD) atau organisasi untuk
matematika diartikan sebagai
kerjasama ekonomi dan
kemampuan seseorang untuk
pembangunan. PISA bertujuan untuk
merumuskan, menerapkan dan
menilai kemampuan siswa yang
menafsirkan matematika ke dalam
duduk di akhir tahun pendidikan
berbagai konteks, termasuk dalam
dasar (siswa berusia 15 tahun) telah
melakukan penalaran matematis dan
menguasai pengetahuan dan
menggunakan konsep, prosedur,
keterampilan yang penting untuk
fakta dan alat untuk menjelaskan dan
dapat berpartisipasi sebagai warga
menggambarkan serta
negara atau anggota masyarakat yang
memperkirakan atau memprediksi
bertanggungjawab. Hal-hal yang
fenomena maupun kejadian. Literasi
dinilai dalam studi PISA meliputi
matematika membantu seseorang
literasi matematika, literasi membaca
untuk memahami peran serta
dan literasi sains.
kegunaan matematika dalam
Definisi literasi matematika kehidupan sehari-hari serta
menurut draft assessment framework menggunakannya untuk membuat
PISA 2012 adalah “Mathematical keputusan yang tepat sebagai warga
literacy is an individual’s capacity to negara yang membangun, peduli dan
formulate, employ, and interpret berpikir. Jika kita bandingkan antara
mathematics in a variety of context. pengertian literasi matematika
It includes reasoning mathematically dengan tujuan mata pelajaran

126
matematika tampak adanya reasoning, mathematical
kesesuaian serta kesepahaman. argumentation, modelling, problrm
Tujuan yang akan dicapai dalam posing and solving, representation,
tujuan pembelajaran tersebut symbols and formalism,
merupakan literasi matematika. communication dan penggunaan aids
and tools.
Kemampuan matematika
dalam PISA dibagi menjadi enam Hasil survei PISA tahun
tingkatan, dengan tingkatan enam 2009 yang diumumkan pada tanggal
sebagai tingkat pencapaian yang 7 Desember 2010, Indonesia berada
paling tinggi, sedangkan tingkat satu pada peringkat 61 dari 65 negara
adalah rendah. Aspek yang diukur untuk matematika dengan skor 371.
dalam PISA terdiri atas komponen Ada banyak faktor yang
konten, proses dan konteks (Hayat mempengaruhi hasil PISA rendah.
dan Yusuf, 2010:10). Komponen Salah satu faktornya adalah kurang
konten dimaknai sebagai isi atau terlatihnya para siswa Indonesia
materi matematika yang dipelajari di dalam menyelesaikan soal-soal
sekolah. Materi yang diujikan dalam PISA. Badan Pengembangan Sumber
konten berdasarkan PISA 2012 Draft Daya Manusia Pendidikan dan
Mathematics Framework meliputi Penjaminan Mutu Pendidikan
perubahan dan keterkaitan (change menyatakan bahwa silabus yang
and relentionship), ruang dan bentuk didesain oleh para guru matematika
(space and shape), kuantitas SMP di Indonesia dalam Model
(quantity), dan ketidakpastian data Pengembangan Silabus yang
(uncertainty and data). Komponen diterbitkan oleh BSNP (Badan
konteks adalah situasi yang Standar Nasional Pendidikan) pada
tergambar dalam suatu tahun 2007 pada umumnya
permasalahan. Dalam soal PISA menyajikan instrumen penilaian hasil
terdapat delapan ciri kemampuan belajar yang isinya kurang dikaitkan
kognitif matematika yaitu dengan permasalahan riil atau
mathematical thinking and konteks kehidupan yang dihadapi

127
siswa serta kurang memfasilitasi mengembangkan kemampuan
siswa dalam mengungkapkan proses berargumentasi siswa, berdasarkan
berpikir dan argumentasi. Hal ini uraian di atas peneliti tertarik untuk
tidak sesuai dengan ciri-ciri dari melakukan penelitian dengan judul
soal-soal PISA yang isinya adalah “Pengembangan Soal Matematika
berupa soal kontekstual, menuntut Model PISA Untuk Mengetahui
penalaran, argumentasi dan Argumentasi Siswa di Sekolah
kreativitas dalam menyelesaikannya. Menengah Pertama”. Adapun
Oleh karena itu dibutuhkan soal-soal Rumusan masalah dalam penelitian
yang dapat membuat argumentasi ini adalah:
matematika siswa muncul.
1. Bagaimana mengembangkan
Penelitian pengembangan soal matematika model PISA
soal-soal PISA sudah pernah untuk mengetahui argumentasi
dilakukan sebelumnya satu siswa di sekolah menengah
diantaranya yaitu Annisah (2011) pertama yang valid dan praktis?
yang berfokus pada konten Quantity 2. Bagaimana efek potensial soal
untuk mengukur kemampuan matematika model PISA untuk
penalaran matematis siswa. Hasil mengetahui argumentasi siswa
penelitian ini didapatkan siswa tidak di sekolah menengah pertama?
mampu dalam mengidentifikasi
Tujuan dari penelitian ini adalah
permasalahan pada soal dan mencari
untuk:
jawaban yang sesuai untuk
menyelesaikan permasalahan 1. Menghasilkan soal matematika
tersebut, sehingga berakibat pada model PISA untuk mengetahui
gagalnya siswa dalam membuat argumentasi siswa di sekolah
argumen yang valid dalam menengah pertama yang valid
menyelesaikan soal. Berdasarkan dan praktis.
uraian di atas perlu 2. Mengetahui efek potensial soal
dikembangkannya soal-soal matematika model PISA
matematika yang dapat

128
terhadap argumentasi siswa di pengembangan ini adalah untuk
sekolah menengah pertama? menghasilkan soal-soal matematika
model PISA untuk melihat
argumentasi siswa Sekolah
METODE
Menengah Pertama. Penelitian ini
Penelitian ini telah dilakukan melalui dua tahap yaitu
dilakukan pada semester genap tahap persiapan (preliminary) dan
tahun akademik 2011/2012. Subjek tahap formative evaluation (Tessmer,
penelitian adalah siswa SMP Negeri 1993) yang meliputi self evaluation,
45 Palembang di kelas IX.2 prototyping yang meliputi expert
berjumlah 35 orang. reviews, one-to-one, dan small
group, serta field test. Berikut ini
Jenis penelitian ini adalah
disajikan diagram alur pada
penelitian pengembangan atau
penelitian ini.
development research. Penelitian
Low resistance to revision High resistance to revision

Expert
Reviews
Revise
Revise
Revise Small Field
Self
Evaluation Group test

One-to-one
Gambar 3. Alur Desain formative evaluation (Tessmer, 1993)
Prosedur Penelitian

1. Tahap Preliminary
(Persiapan)

Pada tahap ini ditentukan


tempat dan subjek penelitian dengan
cara menghubungi kepala sekolah

129
untuk mengatur jadwal dan prosedur ketidakpastian (uncertanty), serta
kerjasama. analisis kurikulum tingkat SMP

2. Tahap Formative Evaluation .


a. Self Evaluation
2. Desain
1. Analisis
Tahap ini peneliti
Tahap ini meliputi analisis
mendesain perangkat soal yang
materi yang terdapat dalam konten
meliputi pendesainan kisi-kisi dan
PISA yaitu: (1) ruang dan bentuk
soal matematika model PISA
(space and shape); (2) perubahan
berdasarkan indikator argumentasi.
Proses pendesainan soal dilakukan
dengan prototyping menggunakan
dan hubungan (change and
tiga karakteristik, yaitu isi, konstruk,
relationship); (3) bilangan
dan bahasa.
(quantity); (4) probabilitas dan

Tabel 2. Karakteristik yang Menjadi Fokus Prototype

No Karakteristik Keterangan
1 Konten Soal sesuai dengan konten, konteks, level serta cluster
dalam PISA
Soal sesuai dengan indikator argumentasi.
2 Konstruk Menggunakan kata tanya/perintah yang menuntut jawaban
terurai.
Ada petunjuk yang jelas tentang cara mengerjakan soal.
Gambar, grafik atau sejenisnya disajikan dengan jelas dan
terbaca.
3 Bahasa Kesesuaian dengan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD).
Kalimat mudah mengerti.
Tidak ada kalimat yang menimbulkan penafsiran ganda.
Rumusan kalimat dalam soal harus komunikatif.
Tidak menggunakan kata/ungkapan yang dapat
menyinggung pihak manapun.

Ketiga karakteristik ini yang telah sejawat. Hasil pendesainan ini


divalidasi oleh pakar dan teman disebut sebagai prototipe pertama.

130
b. Tahap Prototyping telah di desain akan dicermati,
1. Pakar (expert review) dinilai, dan dievaluasi oleh pakar
berdasarkan konten, konstruk dan
Tahap uji coba pakar ini
bahasa.
disebut uji validitas. Produk yang
Tabel 3. Gambaran Uji Pakar terhadap Prototype

Jumlah pakar dan 2 orang pakar dan 1 teman sejawat


teman sejawat
Waktu pelaksanaan Mei – Juni 2012
Fokus Kevalidan soal-soal matematika model PISA untuk
melihat argumentasi siswa Sekolah Menengah
Pertama yang meliputi konten, konstruk dan bahasa
Metode Walk through
Prosedur Peneliti memberikan soal-soal matematika model
PISA untuk melihat argumentasi yang telah dibuat
kemudian saran yang diberikan pakar dicatat dan
dijadikan bahan masukan untuk prototype kedua

Saran-saran dari pakar


digunakan untuk merevisi soal-soal
yang telah dikembangkan.

Tabel 4. Saran dan Keputusan Revisi dari Para Pakar

Saran Keputusan Revisi

2. One-to-one Pada tahap ini soal-soal


Pada tahap ini prototype matematika model PISA untuk
diujicobakan pada tiga orang siswa melihat argumentasi yang telah
non subjek penelitian. Komentar dan diujicobakan dan direvisi kemudian
saran yang diberikan dari tiga orang diujicobakan kembali pada
siswa kemudian direvisi. Hasil revisi sekelompok siswa yang terdiri dari
digunkan untuk prototype kedua. enam orang siswa non subjek
penelitian. Siswa-siswi tersebut
c. Small Group diminta untuk memberikan

131
tanggapan atas soal-soal yang 1. Dokumentasi
diberikan. Hasil dari tes dan
1.1 Self Evaluation
komentar siswa kemudian diperbaiki
yang selanjutnya dinamakan Dokumen yang digunakan
prototype ketiga. dalam penelitian ini adalah
kurikulum yang sesuai
d. Field Test
dengan KTSP tingkat SMP
Pada tahap ini produk yang dan soal-soal PISA.
telah direvisi sebelumnya kemudian Kemudian peneliti
diujicobakan pada subjek penelitian. membuat perangkat soal
Produk yang diujicobakan harus yang terdiri atas kisi-kisi
memenuhi kriteria kualitas, yaitu; dan soal matematika
validitas (dari pakar), kepraktisan model PISA untuk melihat
dan efektivitas (Akker, 1999:126). argumentasi siswa yang
Produk memiliki validitas baik jika berdasarkan pada isi,
soal-soal yang telah dikembangkan konstruk dan bahasa.
mampu untuk mengetahui
argumentasi siswa. Kepraktisan 1.2 One to one
artinya produk mudah digunakan Dokumen yang
oleh pengguna yaitu guru dan siswa dikumpulkan dari one to
sedangkan efektivitas artinya one adalah hasil dari
tercapainya tujuan pembuatan soal. pekerjaan siswa dalam
menyelesaikan soal-soal
3. Teknik Pengumpulan Data
matematika model PISA
Teknik pengumpulan data untuk melihat argumentasi
yang digunakan dalam penelitian ini siswa (prototipe pertama).
berdasarkan tahapan-tahapan sebagai Analisis dilakukan terhadap
berikut: tiga orang non subjek
penelitian yang terdiri dari
tiga orang siswa dengan

132
kemampuan tinggi, sedang, pakar mengevaluasi semua soal dan
dan rendah. memberikan saran-saran untuk
perbaikan, lalu peneliti melakukan
1.3 Small Group perbaikan berdasarkan pertimbangan
Dokumen yang semua saran dan komentar dari
dikumpulkan dari small pakar.
group adalah hasil dari
pekerjaan siswa dalam 3. Tes
menyelesaikan soal-soal Pada tahap tes ini soal
matematika model PISA matematika model PISA prototipe
untuk melihat argumentasi ketiga digunakan untuk memperoleh
siswa (prototipe kedua). data tentang efek potensial soal
Analisis dilakukan terhadap model PISA untuk mengetahui
enam orang non subjek argumentasi siswa. Tes terdiri dari
penelitian yang terdiri dari 12 soal uraian yang mengacu pada
dua orang siswa dengan ciri PISA dan indikator argumentasi.
kemampuan tinggi, dua
orang siswa dengan 4. Wawancara
kemampuan sedang dan dua Wawancara dilakukan
orang dengan kemampuan kepada siswa setelah mereka selesai
rendah. menjawab soal-soal model PISA
baik pada saat one-to-one, small
2. Walk Through group, maupun field test .
Walk through dilakukan 4. Teknik Analisis Data
dengan para pakar atau pembimbing Teknik analisis data yang
untuk memberikan komentar berupa digunakan dalam penelitian ini
saran tentang kejelasan soal dan berdasarkan tahapan-tahapan sebagai
kesesuaian konteks yang digunakan. berikut:
Adapun prosedur yang digunakan
1. Analisis Data Deskriptif
yaitu peneliti memberikan hasil
pendesainan (prototipe I) kemudian

133
Analisis data deskriptif ini hasil tes soal matematika model
digunakan untuk menganalisis data PISA untuk mengetahui kemampuan
kepraktisan soal matematika model argumentasi siswa. Sebelum soal
PISA berdasarkan pengamatan dan diujicobakan pada tahap field test,
temuan yang peneliti temui pada peneliti terlebih dahulu melakukan
saat small group. Selain itu analisis analisis butir soal dengan
data deskriptif ini juga digunakan melakukan uji validitas dan menguji
untuk menganalisis data setelah perangkat soal untuk mengetahui
validasi dengan cara merevisi reabilitas soal pada non subjek
berdasarkan catatan-catatan yang penelitian. Uji validitas soal
diberikan validator. Hasil dari menggunakan korelasi product
analisis ini akan digunakan untuk moment, sedangkan uji reliabilitas
merevisi soal-soal matematika soal menggunakan korelasi alpha
model PISA yang telah dibuat seperti yang dijelaskan pada bab II.
peneliti. Analisis data hasil tes soal
matematika model PISA ini
2. Analisis Data Hasil Tes menggunakan acuan penskoran
Analisis data hasil tes ini argumentasi siswa sebagai berikut:
digunakan untuk menganalisis data

134
Tabel 5. Acuan Penskoran Argumentasi Siswa

Aspek yang Dinilai Skor Keterangan


Menarik kesimpulan 0  Tidak ada jawaban
logis 1  Menuliskan kembali apa yang diketahui
dan ditanya dalam soal.
2  Memberikan jawaban yang tidak relevan
dalam penyelesaian soal.
3  Memberikan jawaban yang relevan tetapi
masih terdapat kesalahan atau kurang
lengkap.
4  Memberikan jawaban yang benar dan
relevan dalam penyelesaian soal.
Menganalisis situasi 0  Tidak ada jawaban
matematik. 1  Menuliskan kembali apa yang diketahui
dan ditanya dalam soal.
2  Memberikan jawaban yang tidak relevan
dalam penyelesaian soal.
3  Memberikan jawaban yang relevan tetapi
masih terdapat kesalahan atau kurang
lengkap.
4  Memberikan jawaban yang benar dan
relevan dalam penyelesaian soal.
Menyusun argumen 0  Tidak ada jawaban
dan menyatakan 1  Menuliskan kembali apa yang diketahui
langkah yang akan dan ditanya dalam soal.
digunakan. 2  Langkah-langkah penyelesaian salah
tetapi memberikan argumentasi dalam
penyelesaian soal.
3  Langkah-langkah penyelesaian benar dan
memberikan argumentasi dalam
penyelesaian soal.

Menyusun pembuktian 0  Tidak ada jawaban


langsung, tak langsung 1  Menuliskan kembali apa yang diketahui
dan menggunakan dan ditanya dalam soal.
induksi matematik. 2  Memberikan jawaban yang tidak relevan
dalam penyelesaian soal.
3  Memberikan jawaban yang relevan tetapi
masih terdapat kesalahan atau kurang
lengkap.
4  Memberikan jawaban yang benar dan
relevan dalam penyelesaian soal.

135
Skor maksimum siswa adalah 180 – 0 = 0.
argumentasi siswa adalah 180 (12 Selanjutnya selang interval dibagi
butir soal), sedangkan skor menjadi 4 selang dengan rentanng
minimumnya adalah 12 x 0 = 0. interval 45.
Interval skor rata-rata argumentasi

Tabel 6. Kategori Tingkat Argumentasi Siswa

Nilai Tingkat Argumentasi Siswa


138 – 183 Sangat Baik
92 – 137 Baik
46 – 91 Cukup Baik
0 – 45 Kurang Baik

5. Kriteria Keberhasilan penelitian ini berdasarkan dengan


kriteria yang ditetapkan yaitu;
Kriteria keberhasilan dalam
konten, konstruk, dan bahasa.
penelitian ini adalah dihasilkannya
produk soal-soal matematika model Kepraktisan soal
PISA tingkat SMP yang valid, matematika model PISA ini dilihat
praktis dan efektif untuk mengetahui dari hasil pengamatan pada small
argumentasi siswa. group. Kepraktisan berarti mudah
dipakai oleh pengguna. Soal
Kevalidan berarti soal
matematika model PISA ini
matematika model PISA yang
dikategorikan praktis jika soal-soal
dihasilkan sesuai dengan apa yang
tersebut sesuai dengan kriteria
hendak diukur. Kevalidan soal
sebagai berikut :
matematika model PISA ini
diperoleh dari hasil validasi pakar 1. Sesuai dengan tingkat
yang berupa saran, komentar, dan pendidikan siswa yaitu SMP.
one-to-one serta hasil dari analisis 2. Konteks yang diberikan
validasi butir soal dan reliabilitas mudah dipahami siswa.
soal pada ujicoba soal. Kategori
valid untuk soal-soal dalam

136
3. Mudah dibaca dan tidak penelitian yaitu siswa kelas
menimbulkan penafsiran IX Sekolah Menengah
ganda. Pertama Negeri 45
Palembang berupa latar
Efek potensial dari soal-soal
belakang pengetahuan siswa
matematika model PISA dapat
dan usia siswa yang rata-rata
diketahui dari hasil ujicoba lapangan
sudah berusia 15 tahun.
(field test) dan berdasarkan hasil
1.2 Analisis Kurikulum
wawancara dengan siswa. Jika soal-
Analisis kurikulum dalam hal
soal yang telah dikembangkan
ini peneliti mengidentifikasi
mampu memicu siswa untuk
Kurikulum Tingkat Satuan
mengeksplor argumentasinya dan
Pendidikan (KTSP) SMP
siswa mendapatkan hasil tes sama
pelajaran matematika. Dari
dengan atau lebih dari skor minimal
kegiatan ini peneliti
kategori baik yang ditetapkan, maka
memperoleh Standar
soal-soal tersebut dikatakan memiliki
Kompetensi (SK) dan
efek potensial terhadap argumentasi
Kompetensi Dasar (KD) yang
siswa.
digunakan untuk
HASIL DAN PEMBAHASAN mengembangkan soal
matematika model PISA
Tahapan-tahapan yang
untuk melihat argumentasi
dibahas dalam bab ini meliputi
siswa.
analisis, desain, prototyping (self
1.3 Analisis Soal-soal PISA
evaluation, expert reviews dan one-
Pada tahap ini peneliti
to-one, serta small group), dan field
mengamati soal-soal PISA
test.
dan framework PISA untuk
1. Analisis memperoleh informasi
1.1 Analisis Siswa tentang karakteristik soal
Analisis siswa merupakan PISA.
kegiatan mengamati siswa
yang menjadi subjek

137
merupakan soal matematika model
PISA untuk mengetahui argumentasi
2. Desain siswa yang berjumlah 12 butir soal.
Adapun yang dilakukan adalah
Kegiatan yang dilakukan
menganalisis materi dari kurikulum
peneliti dalam hal pendesainan soal
yang sesuai dengan konten PISA
matematika model PISA ini adalah
yaitu; ruang dan bentuk, perubahan
membuat perangkat instrumen
dan hubungan, bilangan, probabilitas
sebagai berikut:
dan ketidakpastian, selanjutnya
1. Kisi-kisi soal matematika dilakukan pendesainan perangkat
model PISA untuk melihat soal yang memenuhi karakteristik
argumentasi siswa konten, konstruk, dan bahasa.
(terlampir).
3.2 Expert Reviews
2. Kartu soal matematika model
PISA untuk melihat Pada tahap ini soal
argumentasi siswa divalidasi dari segi konten, konstruk
(terlampir). dan bahasa oleh pembimbing, pakar
3. Soal matematika model PISA dan teman sejawat, sebagai berikut:
untuk melihat argumentasi
1. Dr. Budi Santoso, M.Si.,
siswa (terlampir).
Dosen Magister Pendidikan
4. Kunci jawaban soal
Matematika Universitas
matematika model PISA
Sriwijaya, selaku pakar.
untuk melihat argumentasi
2. Hartatiana, M.Pd., Dosen
siswa (terlampir).
Pendidikan Matematika IAIN
Palembang, selaku pakar.
3. Aisyah, S.Pd.I., M.Pd., Dosen
3. Prototyping
Tadris Matematika IAIN STS
3.1 Self Evaluation Jambi, selaku teman sejawat.
4. Wiryaningsih, S.Pd., guru
Hasil dari self evaluation ini
mata pelajaran matematika
diperoleh dari prototipe I yang

138
SMP N 18 Palembang, selaku kepada pakar dan teman sejawat
teman sejawat. sebagai proses validasi secara
konten, konstruk, dan bahasa.
Prototipe I terdiri dari kisi-
Adapun saran dan komentar dari
kisi soal, kartu soal matematika
pakar dan teman sejawat adalah
model PISA diberikan secara paralel
sebagai berikut:

Tabel 7. Komentar/Saran Validator

Validator Komentar/Saran
Dr. Budi Santoso, M.Si  Soal no 1 konsisten mau anak atau putra.
 Bahasa pertanyaan no 2
 Soal no 3 penggunaan EYD lebih
diperhatikan.
 Soal no 4 kata “akan” dihilangkan.
 Soal no 5 kata “yang” dihilangkan.
 Soal no 7 “siswa SMP atau siswa SD” harus
konsisten.
 Soal no 8 kata “kali ini” dihilangkan.
 Soal no 9 perbaiki EYD, kata “turnamen”
sebaiknya diganti dengan “pertandingan”
Hartatiana, M.Pd  Gunakan bahasa Indonesia yang baku.
 Soal no 2 sebaiknya pada judul soal
ditambahkan kata “hadiah”.
Aisyah, S.Pd.I  Perhatikan lagi penggunaan EYD dalam soal.
 Perhatikan kembali antara competency cluster
dan level PISA apakah sesuai dengan soal
yang dikembangkan.
 Buatlah kalimat yang singkat dan jelas.
Wiryaningsih, S.Pd  Rumusan kalimat sebaiknya disederhanakan
karena akan membingungkan siswa
membacanya.
 Soal no 1 kata “tertuanya” diganti dengan
“pertama”

3.3 One-to-one SMP N 45 Palembang. Ketiga siswa


Pada tahap ini dilakukan ujicoba yang memiliki tingkat kemampuan
terhadap tiga orang siswa kelas IX tinggi, sedang, dan rendah ini
mengerjakan 13 soal, setelah selesai

139
mengerjakan soal mereka diminta peneliti juga dapat mengetahui
untuk memberikan komentar serta kendala-kendala apa saja yang
saran-saran terhadap soal-soal dihadapi siswa dalam mengerjakan
tersebut, sehingga peneliti dapat soal. Berikut ini komentar atau saran
mengetahui soal-soal mana yang dari ketiga siswa tersebut
sukar, kemudian soal-soal yang tidak
dimengerti kalimatnya. Selanjutnya

140
Gambar 4. Komentar/saran siswa tahap one to one
Berdasarkan komentar atau revisi dengan keputusan revisinya
saran dari kegiatan expert reviews sebagai berikut:
dan one-to-one maka dilakukan

Tabel 8. Keputusan Revisi dari Hasil Expert Reviews


Komentar/Saran Keputusan Revisi

1. Menggunakan bahasa Indonesia 1. Sudah diperbaiki dengan


yang baik dan benar pada setiap menggunakan bahasa Indonesia
soal. yang baik dan benar.
2. Memperbaiki rumusan kalimat 2. Sudah diperbaiki menjadi kalimat
sehingga menjadi kalimat yang yang efektif.
efektif.
3. Memperbaiki penggunaan kata
yang lebih tepat. 3. Sudah diperbaiki

Tabel 9. Keputusan Revisi dari Hasil One-to-one


Komentar/Saran Keputusan Revisi

1. Soal nomor 7 redaksi kalimatnya 1. Sudah diperbaiki.


sulit dimengerti.
2. Soal nomor 1, 2, 4, 5, 6, 7, 8, dan
10 kalimatnya susah dipahami 2. Soal nomor 1, 2, 4, 5, 6, 7, 8, dan

141
10 diperbaiki.

Soal nomor 1 yang belum direvisi:


UMUR
Sebuah keluarga terdiri atas ayah dan dua orang anak laki-lakinya. Sang ayah yang
seorang wirausaha, tahun ini berumur 39 tahun. Tahun depan, selisih umur ayah
dan anak tertuanya dibandingkan selisih umur ayah dan putra keduanya adalah 14 :
19.
Soal:
Jika umur ayah sekarang adalah tiga kali umur anak tertuanya ditambah enam kali
putra keduanya, maka jumlah umur anak pertama dan putra keduanya tiga tahun
yang akan datang adalah?

Penyelesaian:

Berikan penjelasan untuk mendukung jawabanmu!

Soal nomor 1 dapat berkemampuan sedang masih


dipahami dan dikerjakan dengan baik terdapat kekeliruan dalam
oleh siswa yang berkemampuan penyelesaian soal. Berikut
tinggi, tetapi siswa yang jawabannya:

Gambar 5.Jawaban siswa soal nomor 1 tahap one to one

142
Dari jawaban siswa di atas, terlihat matematis. Sedangkan siswa yang
bahwa siswa dapat memahami berkemampuan rendah masih belum
masalah yang terdapat dalam soal. mampu memahami soal dengan baik.
Namun demikian masih terdapat Hal ini terlihat dalam jawaban dari
kesalahan dalam perhitungan siswa seperti berikut:

Gambar 6. Jawaban siswa soal nomor 1 tahap one to one


Dari uraian di atas maka SIMPULAN
hasil tes soal matematika model
Pada penelitian ini telah
PISA untuk melihat argumentasi
dihasilkan prototipe perangkat soal
siswa secara keseluruhan
matematika model PISA untuk
dikategorikan cukup baik.
mengetahui argumentasi siswa
Berdasarkan hasil wawancara
sebanyak 12 butir soal yang
peneliti dengan beberapa siswa
berbentuk uraian non objektif (open
diketahui bahwa soal yang telah
construct respose). Perangkat soal
dikembangkan dapat memicu siswa
memiliki karakteristik yaitu; (1) dua
untuk mengeksplor argumentasinya.
komponen PISA yang meliputi enam
Maka dapat dilihat bahwa perangkat
butir soal refleksi (reflection cluster),
soal matematika model PISA yang
dan enam butir soal koneksi
telah dikembangkan memiliki efek
(connection cluster). (2) Memiliki
potensial terhadap argumentasi
tiga konten PISA yang meliputi
siswa.
delapan butir soal quantity, satu butir
soal space and shape, tiga butir soal
change and relationship. (3)

143
Memiliki empat konteks PISA yang beberapa orang siswa ketika
meliputi enam butir soal pribadi, tiga pelaksanaan ujicoba.
butir soal pekerjaan, satu butir soal
Berdasarkan hasil penelitian
pendidikan, dan dua butir soal
yang telah dilakukan, adapun saran
umum. (4) Memiliki empat level
dari peneliti yaitu : bagi guru,
kesulitan dari enam level dalam
melalui perangkat soal yang telah
PISA yang meliputi tiga butir soal
dikembangkan diharapkan dapat
level enam, tiga butir soal level lima,
menggunakannya untuk melatih
tiga butir soal level empat, dan tiga
siswa agar sudah terbiasa
butir soal level tiga. Valid terlihat
mengerjakan soal-soal PISA, ; bagi
dari validasi pakar dan validasi butir
siswa, melalui perangkat soal yang
soal. Valid secara kualitatif terlihat
telah dikembangkan diharapkan
dari hasil penilaian validator baik
dapat lebih memgeksplor lagi
berdasarkan konten, konstruk, dan
kemampuan argumentasinya ;bagi
bahasa. Kemudian valid secara
Peneliti lain, Pengembangan soal
kuantitatif berdasarkan analisis butir
soal. Sedangkan praktis matematika model PISA untuk

tergambarkan dari hasil ujicoba mengetahui argumentasi siswa dapat

dimana siswa dapat menggunakan dikembangkan lagi dengan konteks

perangkat soal matematika model dan konten yang lebih bervariasi

PISA untuk mengetahui argumentasi lagi.

siswa yang dihasilkan baik.

Prototipe perangkat soal DAFTAR PUSTAKA

matematika yang telah


dikembangkan berdasarkan Akker, J.v.d. 1999. Principles and
karakteristik dalam PISA memiliki Methods of Development
efek potensial terhadap kemampuan Research. Dalam J.v.d
argumentasi siswa. Hal ini dapat Akker (Ed). Desaign
diketahui dari wawancara dengan Approaches and Tools in
Education and Training.

144
Dordrecht: Kluwer Pendidikan. Jakarta:
Academic Publisher. Grasindo.

Annisah. 2011. Pengembangan Soal Hayat, B. dan Yusuf, S. 2010. Mutu


Matematika Model PISA Pendidikan. Jakarta: Bumi
pada Konten Quantity untuk Aksara.
Mengukur Kemampuan
Hartatiana . 2010. Pengembangan
Penalaran Matematis Siswa
Soal Pemecahan Masalah
Sekolah Menengah
Berbasis Argumen untuk
Pertama. Prosiding Seminar
Siswa Kelas V SD N 79
Nasional Pendidikan 2011.
Palembang. Tesis. Jurusan
Fakultas Keguruaan dan
Pendidikan Matematika
Ilmu Pendidikan,
Pascasarjana UNSRI
Universitas Sriwijaya.
Palembang, 7 Mei 2011.
Krathwohl. 1997. Methods of
Arikunto, S. 1999. Dasar-dasar Educational and Social
Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Science Research, Second
Aksara. Edition. New York:
Longman, Inc.
De Lange, J. (2004). Mathematical
Literacy for Living from
Mardhiyanti, Devi. 2011.
OECD-PISA Perspective.
Pengembangan Soal
Paris: OECD-PISA
Matematika Model PISA
untuk Mengukur
Depdiknas. 2006. Kurikulum Tingkat
Kemampuan Komunikasi
Satuan Pendidikan Standar
Matematis Siswa Sekolah
Kompetensi SMP dan MTs.
Dasar. Tesis. Jurusan
Jakarta: Depdiknas
Pendidikan Matematika
Djaali dan Muljono, Pudji. 2008. Pascasarjana UNSRI
Pengukuran dalam Bidang

145
Nopiyanti. 2010. Pengembangan ______. 2006. The Programme for
LKS Berbasis Argumen International Student Assessment
untuk Melatih Siswa (PISA).
Menyelesaikan Soal-soal Diunduh dari
Pembuktian Pada Mata http://www.oecd.org/dataoe
Pelajaran Matematika di cd/61/15/46241909.pdf
SMP Xaverius 1 pada tanggal 14 November
Palembang. Tesis. Jurusan 2011.
Pendidikan Matematika
Pascasarjana UNSRI ______. 2003. The PISA 2003
Assessment Framework:
OECD. 2010. Draft PISA 2012 mathematics, reading,
Assessment Framework diunduh dari science, and problem
solving knowledge and
http://www.oecd.org/dataoe skills. Diunduh dari
cd/61/15/46241909.pdf
pada tanggal 14 November http://www.oecd.org/dataoe
2011. cd/61/15/46241909.pdf
pada tanggal 14 November
______. 2009. PISA 2009 2011.
Assessment Framework: Key
competencies in reading, ______. 2000. Programme from
international students
assessment: sample tasks
mathematics and science. Diunduh
from the PISA 2000
dari
assessment of reading,
http://www.oecd.org/dataoe
mathematical and scientific
cd/61/15/46241909.pdf
literacy. Diunduh dari
pada tanggal 14 November
http://www.oecd.org/dataoec
2011.
d/61/15/46241909.pdf pada
tanggal 14 November 2011.

146
Volume 2. http://jims-
Shiel, Gerry dkk. 2007. PISA b.org/page? Id=152.
Mathematics: A Teacher’s (diakses tanggal 14
Guide. Stationery Office. D November 2011)

Suherman, Erman. 2003. Evaluasi Tessmer, Martin. 1993. Planning and


Pembelajaran Matematika. Conducting-Formative
Bandung: Jurusan Evaluations. London,
Pendidikan Matematika Philadelphia: Kogan Page.
UPI.

Sukardi. 2010. Evaluasi Pendidikan. Wardhani, Sri dan Rumiati. 2011.


Jakarta: Bumi Aksara. Instrumen Penilaian
Hasil Belajar
Stacey, Kaye. 2010. The PISA View
Matematika SMP:
of Mathematical Literacy in
Belajar dari PISA dan
Indonesia. Journal on
TIMSS. Yogyakarta:
Mathematics Education
P4TK Matematika.
(IndoMS-JME). July, 2011,

147

Anda mungkin juga menyukai