2, September 2017
ISSN 2540-9093
Abstrak. Literasi merupakan kemampuan yang perlu dikembangkan agar individu manpu
memahami berbagai macam permasalahan sesuai dengan konteks yang terjadi. Ketersediaan bahan
ajar yang mengacu pada kemampuan literasi masih sangat jarang dikembangkan, terutama di
Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Dari masalah
tersebut maka tujuan dari penelitian ini adalah menghasilkan suatu bahan ajar matematika berbasis
literasi bagi mahasiswa calon guru sekolah dasar. Materi dalam bahan ajar ini adalah bilangan
pada mata kuliah konsep dasar matematika. Penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan
dengan model pengembangan meliputi Concept, Design, Collecting Materials, Assembly dan Test
Drive and Distribution. Untuk menguji kualitas bahan ajar maka dilakukan uji kevalidan dan
kepraktisan yang dinilai oleh ahli (ahli materi dan ahli pendidikan) serta dosen dan mahasiswa.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa produk hasil pengembangan termasuk kedalam kategori
sangat valid menurut para ahli, praktis menurut penilaian dosen dan mahasiswa.
Abstract. Literacy is an ability that needs to be developed so that individuals are able to
understand various problems in accordance with the context that occurs. The availability of
teaching materials that refer to the literacy capability is still very rarely developed, especially in
the Primary Teacher Education of Sultan Ageng Tirtayasa University. From the problem, the
purpose of this research is to produce a literacy-based mathematics teaching material for
students. The content in this teaching material is the numbers of the Konsep Dasar Matematika.
This research is a research and development with development model consist of Concept, Design,
Collecting Materials, Assembly and Test Drive and Distribution. To test the quality of
instructional materials then tested the validity and practicality assessed by experts (material
experts and media experts) and lecturers and students. The results showed that the product of the
development results included into the category is very valid according to the experts, practically
according to the assessment of lecturers and students.
228
A. Pendahuluan
Kemampuan literasi merupakan decisions needed by constructive,
kemampuan yang sangat penting dalam engaged and reflective citizens”.
menghadapi permasalahan sehari-hari. Dari pengertian tersebut dapat
Ciri seorang individu yang memiliki diartikan bahwa literasi matematis
kemampuan literasi yang baik yaitu adalah kemampuan individu untuk
mampu memahami dan membaca merumuskan, menerapkan, dan
grafik, tabel, diagram, mampu menafsirkan matematika dalam
menginterpretasi kemampuan berbagai konteks. Kemampuan ini
matematis dalam kehidupan sehari-hari mencakup penalaran matematis dan
dalam berbagai konteks. Ciri tersebut kemampuan menggunakan konsep-
sejalan dengan pendapat Ojose, B konsep matematika, prosedur, fakta dan
(2011) yang menyatakan bahwa fungsi matematika untuk
seseorang yang memiliki kemampuan menggambarkan, menjelaskan dan
literasi yang baik memiliki kepekaan memprediksi suatu fenomena.
konsep-konsep matematika mana yang Pendapat tersebut sejalan dengan
relevan dengan fenomena atau masalah Steen & Turner (2007) menyatakan
yang sedan dihadapinya. bahwa literasi matematika dimaknai
Literasi menurut PISA (2013) sebagai kemampuan untuk
“Mathematical literacy is an merumuskan, menggunakan
individual’s capacity to formulate, pengetahuan dan pemahaman
employ, and interpret mathematics in a matematis secara efektif dalam
variety of contexts. It includes kehidupan sehari-hari atau bisa juga
reasoning mathematically and using diartikan bahwa literasi matematika
mathematical concepts, procedures, adalah kemampuan seseorang individu
facts and tools to describe, explain and untuk merumuskan, menggunakan dan
predict phenomena. It assists menafsirkan matematika dalam
individuals to recognizes the role that berbagai konteks. Termasuk di
mathematics plays in the world and to dalamnya kemampuan untuk
make the well-founded judgments and menganalis dan mengkomunikasikan
ide-ide untuk memecahkan
JPSD Vol. 3 No. 2, September 2017 Aan Subhan
ISSN 2540-9093
229
permasalahan dalam kehidupan sehari- Literasi matematika menjadikan
hari (US Department of Education, individu mampu membuat keputusan
2014). berdasarkan pola pikir matematis yang
Berdasarkan hal tersebut, sudah konstruktif.
sangat jelas bahwa pengetahuan dan Menurut De Lange (2006),
pemahaman tentang matematika sangat literasi matematika mencakup spatial
penting, tetapi lebih penting lagi bisa literacy, numeracy dan quantitative.
mengaplikasikan literasi matematika Spatial literacy merupakan
ini untuk memecahkan masalah dalam kemampuan yang mendukung
kehidupan sehari-hari. pemahaman kita terhadap dunia (3D)
Pendapat lain menyebutkan dimana kita tingal dan bergerak.
bahwa literasi dalam konteks Literasi spasial merujuk pada
matematika adalah kekuatan untuk kesadaran kita akan ruang.
menggunakan pemikiran matematika Kemampuan ini mensyaratkan
dalam memecahkan masalah seharihari pemahaman akan sifat objek, posisi
agar lebih siap menghadapi tantangan relative dan hal lain yang terkait
kehidupan (Steecey & Turner, 2015). dengan keruangan (De Lange, 2003).
Pemikiran maematika yang Selanjutnya numeracy menurut
dimaksudkan meliputi pola pikir Traffer’s merupakan kemampuan untuk
pemecahan masalah, menalar secara mengelola bilangan dan data dan untuk
logis, mengkomunikasikan dan mengevaluasi pernyataan berdasarkan
menjelaskan. Pola pikir ini masalah dan kenyataan yang
dikembangkan berdasarkan konsep, melibatkan proses mental dan estimasi
prosedur, serta fakta matematika yang pada konteks nyata. Kemampuan ini
relevan dengan masalah yang dihadapi mencakup kemampuan untuk
(Sari, 2015). mengidentifikasi, memahami,
Dengan penguasaan literasi mengunakan pernyataan numeris dalam
matematis, setiap individu akan dapat berbagai konteks keseharian (Adeyemi,
merefleksikan logika matematis untuk O.B, 2014; Askew, M, 2010).
berperan pada kehidupannya, Numeracy dapat diterjemahkan dengan
komunitasnya, serta masyarakatnya. lebih singkat menjadi kemampuan
JPSD Vol. 3 No. 2, September 2017 Aan Subhan
ISSN 2540-9093
230
memecahkan masalah nyata yang mengalami kesulitan. Selanjutnya,
terkait dengan bilangan. masalah lain yang dihadapi adalah
Lebih luas dari numeracy, pendidiknya, guru kurang menyediakan
quantitative literacy merujuk pada soal-soal yang didesain khusus yang
kemampuan seseorang untuk sesuai dengan potensi siswa dan
mengidentifikasi, memahami dan karakter siswa sehingga diasumsikan
mengunakan pernyataan kuantitif bahwa potensi siswa menggunakan
dalam konteks sehari-hari. Komponen penalaran (reasoning) dalam setiap
utama dari kemampuan ini adalah menjawab soal belum berkembang
kemampuan untuk mengadaptasikan secara maksimal. Guru lebih sering
pernyataan kuantitiatif dalam konteks menggunakan buku teks di dalam kelas
yang familiar maupun tidak (Hallet, B, dengan soal-soal yang rutin. Guru perlu
2003). diberikan sosialisasi tentang apa dan
Hasil PISA yang rendah dan hasil bagaimana karakteristik dan framework
penelitian yang menunjukkan tentang soal-soal PISA dengan cara
kurangnya kemampuan literasi mengembangkan dan mengadaptasikan
matematis tersebut tentunya soal-soal tipe PISA untuk
disebabkan oleh banyak faktor. Salah diimplementasikan dalam proses
satu faktor penyebab antara lain siswa pembelajaran di kelas.
pada umumnya kurang terlatih dalam Dari fakta-fakta di atas terlihat
menyelesaikan soal-soal dengan bahwa dibutuhkan suatu
karakteristik seperti soal-soal pada pengembangan soal-soal yang dapat
PISA. Pembelajaran lebih banyak memberi ruang bagi siswa untuk dapat
menggunakan kegiatan hafalan (rote lebih melatih kemampuan bernalarnya.
learning), siswa lebih terbiasa Soal-soal yang dapat melatih
mengerjakan soal-soal yang sesuai kemampuan bernalar siswa di
dengan contoh yang diberikan oleh antaranya adalah soal-soal literasi
guru tanpa mengetahui manfaatnya. matematis seperti dalam soal-soal
Apabila siswa diberikan dengan soal PISA. Dalam soal-soal PISA yang
yang polanya tidak sama dengan yang menjadi fokus adalah kemampuan para
diajarkan, siswa tersebut akan siswa dalam menggunakan
JPSD Vol. 3 No. 2, September 2017 Aan Subhan
ISSN 2540-9093
231
keterampilan dan pengetahuan mereka pembelajaran dengan tujuan untuk
dalam menghadapi tantangan-tantangan perencanaan dan penelaahan
dalam kehidupan nyata. Pengembangan implementasi pembelajaran.
soal bisa dilakukan dengan Dari kedua pendapat di atas,
menggunakan bahan ajar. dapat diambil kesimpulan bahwa bahan
Menurut Ministry of Education ajar adalah segala bentuk bahan (cetak
Guyana (2016) “Teaching materials is dan non cetak) yang digunakan
a generic term used to describe the guru/dosen dalam kegiatan belajar
resources teachers use to deliver mengajar agar informasi yang
instruction. Teaching materials can disampaikan dapat diterima dengan
support student learning and increase baik oleh siswa/mahasiswa. Setelah
student success. Ideally, the teaching materi diterima dengan baik, maka
materials will be tailored to the content kompetensi yang ingin dicapai akan
in which they're being used, to the tercapai dengan optimal.
students in whose class they are being Salah satu bahan ajar yang
used, and the teacher. Teaching dikembangkan adalah lembar kerja.
materials come in many shapes and Menurut Choo (2011) “Worksheet is an
sizes, but they all have in common the instructional tool consisting of a series
ability to support student learning”. of questions and information designed
Sedangkan menurut Majid (2007) to guide students to understand
bahan ajar yaitu segala bentuk bahan complex ideas as they work through it
yang digunakan untuk membantu guru systematically. It was provided as an
atau dosen dalam melaksanakan additional scaffold apart from the
kegiatan belajar mengajar. Kemudian problem trigger, and students may
Prastowo (2011) menyatakan bahan complete it on their own or in
ajar merupakan segala bahan (baik discussion with their teammates”.
informasi, alat, maupun teks) yang Berdasarkan pendapat di atas,
disusun secara sistematis, yang lembar kerja berfungsi sebagai alat
menampilkan sosok utuh dari bantu siswa memahami konsep yang
kompetensi yang akan dikuasai peserta dihadapi dengan bantuan beberapa
didik dan digunakan dalam proses pertanyaan yang terarah. Selain itu
JPSD Vol. 3 No. 2, September 2017 Aan Subhan
ISSN 2540-9093
232
menurut Lee (2014) fungsi lembar kemudian mencerminkan suatu
kerja adalah as supplements to perubahan pada tujuan dan sasaran
textbooks, worksheets can be used kurikulumnya sendiri, yang
to add information for particular perkembangannya berkenaan dengan
classes. In addition, blanks in apa yang dapat di kerjakan oleh siswa
worksheets are invitations for terhadap apa yang telah mereka pelajari
students to fill in gaps; they are di sekolah dan bukan sekedar tentang
opportunities for knowledge apakah mereka telah menguasai konten
construction. kurikuler tertentu.
Hal ini sejalan dengan pendapat Berdasarkan beberapa asumsi
Trianto (2009) lembar kerja adalah tersebut maka dikembangkan bahan
panduan siswa yang digunakan untuk ajar berupa lembar kerja berbasis
melakukan kegiatan penyelidikan atau literasi untuk calon guru sekolah dasar
pemecahan masalah Orientasi ini pada materi bilangan.
B. Metodologi Penelitian
D. Simpulan
Berdasarkan hasil validasi oleh dikembangkan termasuk dalam
validator produk yang dikembangkan kategori praktis.
dalam penelitian ini dapat disimpulkan Berdasarkan kesimpulan yang
bahwa produk dari penelitian ini adalah didapat, maka beberapa saran untuk
lembar kerja berbasis literasi ke dalam meningkatkan kualitas pembelajaran
kategori sangat valid. Berdasarkan matematika, terutama kemampuan
hasil penilaian pengguna dosen dan literasi adalah pengembangan materi
mahasiswa, secara keseluruhan dapat tidak hanya pada topik "bilangan"
dikatakan bahwa produk yang namun pada topik lain.
Daftar Pustaka