Anda di halaman 1dari 13

JPSD Vol. 3 No.

2, September 2017
ISSN 2540-9093

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBASIS LITERASI


PADA MATERI BILANGAN BAGI MAHASISWA CALON GURU SD
Aan Subhan Pamungkas
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
asubhanp@untirta.ac.id

Abstrak. Literasi merupakan kemampuan yang perlu dikembangkan agar individu manpu
memahami berbagai macam permasalahan sesuai dengan konteks yang terjadi. Ketersediaan bahan
ajar yang mengacu pada kemampuan literasi masih sangat jarang dikembangkan, terutama di
Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Dari masalah
tersebut maka tujuan dari penelitian ini adalah menghasilkan suatu bahan ajar matematika berbasis
literasi bagi mahasiswa calon guru sekolah dasar. Materi dalam bahan ajar ini adalah bilangan
pada mata kuliah konsep dasar matematika. Penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan
dengan model pengembangan meliputi Concept, Design, Collecting Materials, Assembly dan Test
Drive and Distribution. Untuk menguji kualitas bahan ajar maka dilakukan uji kevalidan dan
kepraktisan yang dinilai oleh ahli (ahli materi dan ahli pendidikan) serta dosen dan mahasiswa.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa produk hasil pengembangan termasuk kedalam kategori
sangat valid menurut para ahli, praktis menurut penilaian dosen dan mahasiswa.

Kata Kunci: Bahan Ajar, Literasi, Bilangan

Abstract. Literacy is an ability that needs to be developed so that individuals are able to
understand various problems in accordance with the context that occurs. The availability of
teaching materials that refer to the literacy capability is still very rarely developed, especially in
the Primary Teacher Education of Sultan Ageng Tirtayasa University. From the problem, the
purpose of this research is to produce a literacy-based mathematics teaching material for
students. The content in this teaching material is the numbers of the Konsep Dasar Matematika.
This research is a research and development with development model consist of Concept, Design,
Collecting Materials, Assembly and Test Drive and Distribution. To test the quality of
instructional materials then tested the validity and practicality assessed by experts (material
experts and media experts) and lecturers and students. The results showed that the product of the
development results included into the category is very valid according to the experts, practically
according to the assessment of lecturers and students.

Keywords: Teaching Materials, Literacy, Numbers

228
A. Pendahuluan
Kemampuan literasi merupakan decisions needed by constructive,
kemampuan yang sangat penting dalam engaged and reflective citizens”.
menghadapi permasalahan sehari-hari. Dari pengertian tersebut dapat
Ciri seorang individu yang memiliki diartikan bahwa literasi matematis
kemampuan literasi yang baik yaitu adalah kemampuan individu untuk
mampu memahami dan membaca merumuskan, menerapkan, dan
grafik, tabel, diagram, mampu menafsirkan matematika dalam
menginterpretasi kemampuan berbagai konteks. Kemampuan ini
matematis dalam kehidupan sehari-hari mencakup penalaran matematis dan
dalam berbagai konteks. Ciri tersebut kemampuan menggunakan konsep-
sejalan dengan pendapat Ojose, B konsep matematika, prosedur, fakta dan
(2011) yang menyatakan bahwa fungsi matematika untuk
seseorang yang memiliki kemampuan menggambarkan, menjelaskan dan
literasi yang baik memiliki kepekaan memprediksi suatu fenomena.
konsep-konsep matematika mana yang Pendapat tersebut sejalan dengan
relevan dengan fenomena atau masalah Steen & Turner (2007) menyatakan
yang sedan dihadapinya. bahwa literasi matematika dimaknai
Literasi menurut PISA (2013) sebagai kemampuan untuk
“Mathematical literacy is an merumuskan, menggunakan
individual’s capacity to formulate, pengetahuan dan pemahaman
employ, and interpret mathematics in a matematis secara efektif dalam
variety of contexts. It includes kehidupan sehari-hari atau bisa juga
reasoning mathematically and using diartikan bahwa literasi matematika
mathematical concepts, procedures, adalah kemampuan seseorang individu
facts and tools to describe, explain and untuk merumuskan, menggunakan dan
predict phenomena. It assists menafsirkan matematika dalam
individuals to recognizes the role that berbagai konteks. Termasuk di
mathematics plays in the world and to dalamnya kemampuan untuk
make the well-founded judgments and menganalis dan mengkomunikasikan
ide-ide untuk memecahkan
JPSD Vol. 3 No. 2, September 2017 Aan Subhan
ISSN 2540-9093
229
permasalahan dalam kehidupan sehari- Literasi matematika menjadikan
hari (US Department of Education, individu mampu membuat keputusan
2014). berdasarkan pola pikir matematis yang
Berdasarkan hal tersebut, sudah konstruktif.
sangat jelas bahwa pengetahuan dan Menurut De Lange (2006),
pemahaman tentang matematika sangat literasi matematika mencakup spatial
penting, tetapi lebih penting lagi bisa literacy, numeracy dan quantitative.
mengaplikasikan literasi matematika Spatial literacy merupakan
ini untuk memecahkan masalah dalam kemampuan yang mendukung
kehidupan sehari-hari. pemahaman kita terhadap dunia (3D)
Pendapat lain menyebutkan dimana kita tingal dan bergerak.
bahwa literasi dalam konteks Literasi spasial merujuk pada
matematika adalah kekuatan untuk kesadaran kita akan ruang.
menggunakan pemikiran matematika Kemampuan ini mensyaratkan
dalam memecahkan masalah seharihari pemahaman akan sifat objek, posisi
agar lebih siap menghadapi tantangan relative dan hal lain yang terkait
kehidupan (Steecey & Turner, 2015). dengan keruangan (De Lange, 2003).
Pemikiran maematika yang Selanjutnya numeracy menurut
dimaksudkan meliputi pola pikir Traffer’s merupakan kemampuan untuk
pemecahan masalah, menalar secara mengelola bilangan dan data dan untuk
logis, mengkomunikasikan dan mengevaluasi pernyataan berdasarkan
menjelaskan. Pola pikir ini masalah dan kenyataan yang
dikembangkan berdasarkan konsep, melibatkan proses mental dan estimasi
prosedur, serta fakta matematika yang pada konteks nyata. Kemampuan ini
relevan dengan masalah yang dihadapi mencakup kemampuan untuk
(Sari, 2015). mengidentifikasi, memahami,
Dengan penguasaan literasi mengunakan pernyataan numeris dalam
matematis, setiap individu akan dapat berbagai konteks keseharian (Adeyemi,
merefleksikan logika matematis untuk O.B, 2014; Askew, M, 2010).
berperan pada kehidupannya, Numeracy dapat diterjemahkan dengan
komunitasnya, serta masyarakatnya. lebih singkat menjadi kemampuan
JPSD Vol. 3 No. 2, September 2017 Aan Subhan
ISSN 2540-9093
230
memecahkan masalah nyata yang mengalami kesulitan. Selanjutnya,
terkait dengan bilangan. masalah lain yang dihadapi adalah
Lebih luas dari numeracy, pendidiknya, guru kurang menyediakan
quantitative literacy merujuk pada soal-soal yang didesain khusus yang
kemampuan seseorang untuk sesuai dengan potensi siswa dan
mengidentifikasi, memahami dan karakter siswa sehingga diasumsikan
mengunakan pernyataan kuantitif bahwa potensi siswa menggunakan
dalam konteks sehari-hari. Komponen penalaran (reasoning) dalam setiap
utama dari kemampuan ini adalah menjawab soal belum berkembang
kemampuan untuk mengadaptasikan secara maksimal. Guru lebih sering
pernyataan kuantitiatif dalam konteks menggunakan buku teks di dalam kelas
yang familiar maupun tidak (Hallet, B, dengan soal-soal yang rutin. Guru perlu
2003). diberikan sosialisasi tentang apa dan
Hasil PISA yang rendah dan hasil bagaimana karakteristik dan framework
penelitian yang menunjukkan tentang soal-soal PISA dengan cara
kurangnya kemampuan literasi mengembangkan dan mengadaptasikan
matematis tersebut tentunya soal-soal tipe PISA untuk
disebabkan oleh banyak faktor. Salah diimplementasikan dalam proses
satu faktor penyebab antara lain siswa pembelajaran di kelas.
pada umumnya kurang terlatih dalam Dari fakta-fakta di atas terlihat
menyelesaikan soal-soal dengan bahwa dibutuhkan suatu
karakteristik seperti soal-soal pada pengembangan soal-soal yang dapat
PISA. Pembelajaran lebih banyak memberi ruang bagi siswa untuk dapat
menggunakan kegiatan hafalan (rote lebih melatih kemampuan bernalarnya.
learning), siswa lebih terbiasa Soal-soal yang dapat melatih
mengerjakan soal-soal yang sesuai kemampuan bernalar siswa di
dengan contoh yang diberikan oleh antaranya adalah soal-soal literasi
guru tanpa mengetahui manfaatnya. matematis seperti dalam soal-soal
Apabila siswa diberikan dengan soal PISA. Dalam soal-soal PISA yang
yang polanya tidak sama dengan yang menjadi fokus adalah kemampuan para
diajarkan, siswa tersebut akan siswa dalam menggunakan
JPSD Vol. 3 No. 2, September 2017 Aan Subhan
ISSN 2540-9093
231
keterampilan dan pengetahuan mereka pembelajaran dengan tujuan untuk
dalam menghadapi tantangan-tantangan perencanaan dan penelaahan
dalam kehidupan nyata. Pengembangan implementasi pembelajaran.
soal bisa dilakukan dengan Dari kedua pendapat di atas,
menggunakan bahan ajar. dapat diambil kesimpulan bahwa bahan
Menurut Ministry of Education ajar adalah segala bentuk bahan (cetak
Guyana (2016) “Teaching materials is dan non cetak) yang digunakan
a generic term used to describe the guru/dosen dalam kegiatan belajar
resources teachers use to deliver mengajar agar informasi yang
instruction. Teaching materials can disampaikan dapat diterima dengan
support student learning and increase baik oleh siswa/mahasiswa. Setelah
student success. Ideally, the teaching materi diterima dengan baik, maka
materials will be tailored to the content kompetensi yang ingin dicapai akan
in which they're being used, to the tercapai dengan optimal.
students in whose class they are being Salah satu bahan ajar yang
used, and the teacher. Teaching dikembangkan adalah lembar kerja.
materials come in many shapes and Menurut Choo (2011) “Worksheet is an
sizes, but they all have in common the instructional tool consisting of a series
ability to support student learning”. of questions and information designed
Sedangkan menurut Majid (2007) to guide students to understand
bahan ajar yaitu segala bentuk bahan complex ideas as they work through it
yang digunakan untuk membantu guru systematically. It was provided as an
atau dosen dalam melaksanakan additional scaffold apart from the
kegiatan belajar mengajar. Kemudian problem trigger, and students may
Prastowo (2011) menyatakan bahan complete it on their own or in
ajar merupakan segala bahan (baik discussion with their teammates”.
informasi, alat, maupun teks) yang Berdasarkan pendapat di atas,
disusun secara sistematis, yang lembar kerja berfungsi sebagai alat
menampilkan sosok utuh dari bantu siswa memahami konsep yang
kompetensi yang akan dikuasai peserta dihadapi dengan bantuan beberapa
didik dan digunakan dalam proses pertanyaan yang terarah. Selain itu
JPSD Vol. 3 No. 2, September 2017 Aan Subhan
ISSN 2540-9093
232
menurut Lee (2014) fungsi lembar kemudian mencerminkan suatu
kerja adalah as supplements to perubahan pada tujuan dan sasaran
textbooks, worksheets can be used kurikulumnya sendiri, yang
to add information for particular perkembangannya berkenaan dengan
classes. In addition, blanks in apa yang dapat di kerjakan oleh siswa
worksheets are invitations for terhadap apa yang telah mereka pelajari
students to fill in gaps; they are di sekolah dan bukan sekedar tentang
opportunities for knowledge apakah mereka telah menguasai konten
construction. kurikuler tertentu.
Hal ini sejalan dengan pendapat Berdasarkan beberapa asumsi
Trianto (2009) lembar kerja adalah tersebut maka dikembangkan bahan
panduan siswa yang digunakan untuk ajar berupa lembar kerja berbasis
melakukan kegiatan penyelidikan atau literasi untuk calon guru sekolah dasar
pemecahan masalah Orientasi ini pada materi bilangan.

B. Metodologi Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengatasi masalah pendidikan,


menghasilkan suatu produk yaitu bahan dan bukan untuk menguji teori.
ajar (LK) berbasis literasi, sehingga Prosedur penelitian
penelitian yang dilaksanakan adalah pengembangan terdiri atas enam tahap
penelitian pengembangan yaitu: (1) Concept: menentukan materi,
(Development Research). Menurut tujuan dan perumusan indikator yang
Ruseffendi (2005:32), penelitian nantinya akan dicapai setelah materi
pengembangan (Development ajar disampaikan; (2) Design:
Research) adalah penelitian untuk Perancangan media yang akan
mengembangkan dan menghasilkan dikembangkan yang dalam hal ini
produk-produk pendidikan berupa adalah lembar kerja meliputi draft dan
materi, media, alat dan atau strategi pemilihan jenis lembar kerja yang akan
pembelajaran, evaluasi,dan sebagainya digunakan (3) Collecting Materials:
pengumpulan materi ajar yang akan
JPSD Vol. 3 No. 2, September 2017 Aan Subhan
ISSN 2540-9093
233
dimasukkan ke dalam lembar kerja; (4) tahap ini setelah produk selesai dibuat.
Assembly: Tahap ini dikenal dengan Selanjutnya produk divalidasi oleh
tahap pembuatan produk. Produk yang reviewer yaitu ahli konten dan ahli
dibuat didasarkan pada naskah yang pendidikan, uji ini bertujuan untuk
telah dirancang pada tahap design; (5) menilai kelayakan produk yang telah
Test Drive and Distribution: Pada dikembangkan.

Gambar 1. Alur Penelitian


Metode pengumpulan data yang Analisis deskriptif kuantitatif ini
digunakan dalam penelitian ini adalah digunakan untuk mengolah data yang
angket ahli. Angket digunakan untuk diperoleh melalui angket dalam bentuk
mengumpulkan data hasil review dari deskriptif prosentase. Rumus yang
ahli konten dan media. Analisis dalam digunakan menurut Tegeh dan Kirna
penelitian ini adalah analisis deskriptif (2010) dengan kualifikasi sebagai
kuantitatif. berikut.

JPSD Vol. 3 No. 2, September 2017 Aan Subhan


ISSN 2540-9093
234
Tabel 1
Kualifikasi Penilaian Ahli
Tingkat Pencapaian (%) Kualifikasi Keterangan
90 < P ≤ 100 Sangat Baik Tidak perlu revidi
75 < P ≤ 90 Baik Sedikit revisi
65 < P ≤ 75 Cukup Direvisi secukupnya
55 < P ≤ 65 Kurang Banyak hal yang direvisi
0 < P ≤ 55 Sangat Kurang Diulangi membuat produk

C. Hasil Penelitian dan Pembahasan


Hasil penelitian pada utama, yaitu: bilangan bulat dan
pengembangan video pembelajaran ini bilangan rasional. Dan dalam bab
dilakukan berdasarkan prosedur tersebut masing-masing dijabarkan
pengembangan dengan tahapan menjadi 2 sub bab utama, yaitu: sifat-
Concept, Design, Collecting Materials, sifat yang berlaku pada bilangan dan
Assembly dan Test Drive and operasi bilangan.
Distribution. Collecting Materials; pada tahap
Concept; pengembangan konsep ini kegiatan yang dilakukan adalah
dilakukan dengan identifikasi materi, pengumpulan bahan atau materi ajar
merumuskan capaian pembelajaran yang sudah ditentukan pada tahap
sesuai RPS serta menerapkan indicator. pertama.
Materi yang diangkat dalam lembar Assembly; menyusun naskah
kerja ini adalah bilangan. materi pembelajaran yang dimasukkan
Design; memilih dan menetapkan pada setiap topik. Tampilan awal bahan
jenis bahan ajar yaitu lembar kerja ajar ini diawali dengan cover, halaman
berbasis literasi. Produk awal bahan cover, kata pengantar dan daftar isi.
ajar ini menampilkan berbagai ilustrasi Pengantar berisi pendahuluan berupa
kehidupan sehari-hari yang berkaitan masalah yang erat dengan kehidupan
dengan bilangan bulat dan rasional sehari-hari. Pendahuluan ini
sehingga mampu memperjelas menjembatani mahasiswa calon guru
penyampaian materi. Desain produk antara kehidupan nyata dengan
awal bahan ajar ini terdiri dari 2 bab
JPSD Vol. 3 No. 2, September 2017 Aan Subhan
ISSN 2540-9093
235
matematika agar tercapai pemahaman dilakukan oleh ahli materi dan
konsep yang baik. pendidikan, kedua ahli menyatakan
Materi berisi sub-sub materi inti bahwa produk yang dikembangkan
yang akan dijelaskan dalam lembar layak digunakan untuk perkuliahan
kerja mahasiswa. Berisi kesimpulan konsep dasar matematika. Adapaun
yang didapat dari masalah-masalah hasil uji kepraktisan yang meiputi
kehidupan nyata mengenai pemahaman keterbacan dan kepraktisan pengguna
materi yang disampaikan pada setiap yang dilakukan oleh dosen dan
sub materi. Kasus berisi permasalahan mahasiswa menyatakan bahwa produk
mengenai materi yang berhubungan yang dikembangkan cukup praktis
dengan konteks kehidupan sehari-hari. digunakan baik oleh dosen dan
Aktivitas berisi tugas yang harus mahasiswa.
dikerjakan secara berkelompok Hasil Uji Ahli
memuat tugas investigasi, eksplorasi a. Ahli matematika
dan inkuiri yang dapat memacu Ahli bidang studi matematika ini
mahasiswa untuk berpikir kritis, kreatif berasal dari lingkungan FKIP-Untirta
dan evaluative. yang diharapkan bisa memberikan
Test drive and distribution; penilaian awal dan masukan mengenai
untuk melihat sejauh mana produk bahan ajar dengan tahapan saintifik
yang dibuat dapat mencapai sasaran yang dikembangkan dari sudut pandang
dan tujuan. Kegiatan uji kevalidan dan materi atau konsep matematika.
kepraktisan dilakukan pada tahapan ini. Hasilnya adalah sebagai berikut.
Berdasarkan hasil uji validasi yang

JPSD Vol. 3 No. 2, September 2017 Aan Subhan


ISSN 2540-9093
236
Tabel 2
Hasil Angket Uji Ahli Matematika
Skor Skor Skor Persentase
No Aspek
Penilai I Penilai II Mentah (%)
1 Keakuratan konsep dan 4 5 9 90
definisi
2 Keakuratan fakta dan data 4 4 8 80
3 Keakuratan contoh dan 4 4 8 80
kasus
4 Keakuratan gambar, 4 4 8 80
diagram dan ilustrasi
5 Keakuratan istilah 4 4 8 80
6 Keakuratan notasi, 5 4 9 90
symbol, dan ikon
7 Ilustrasi yang ditampilkan 3 5 8 80
pada setiap awal bab
Total 28 30 58 82.85
Dari tabel 2 diketahui bahwa b. Ahli pendidikan
ketujuh aspek yang diukur rata-rata Ahli pendidikan berperan dalam
klasifikasi penilaiannya adalah sangat penilaian ini berasal dari lingkungan
baik. Sehingga secara keseluruhan, FKIP-Untirta, yaitu dosen pendidikan
bahan ajar berbasis literasi yang telah matematika konsentrasi pendidikan
dikembangkan termasuk kedalam dasar. Angket uji ahli ini diisi oleh dua
kategori sangat baik dengan persentase orang dosen matematika.
82.85%.

JPSD Vol. 3 No. 2, September 2017 Aan Subhan


ISSN 2540-9093
237
Tabel 3
Hasil Angket Uji Ahli Pendidikan
Skor Skor Skor Persentase
No Aspek
Penilai I Penilai II Mentah (%)
1 Konteks 4 4 8 80
2 Kehidupan nyata 5 3 8 80
3 Kelengkapan materi 4 4 8 80
4 Keakuratan istilah 4 4 8 80
5 Kedalaman materi 4 4 8 80
6 Ketertautan antar bab 4 4 8 80
7 Pembangkit motivasi 4 3 7 70
8 Mencari informasi 4 4 8 80
9 Mendorong rasa 4 3 7 70
ingin tahu
Total 37 33 80 88.89

Dari table di atas, diketahui Pembahasan


bahwa kesembilan aspek yang diukur Bahan ajar berbasis literasi ini
rata-rata klasifikasi penilaiannya adalah digunakan sebagai salah satu bahan
baik. Secara keseluruhan, bahan ajar dalam pembelajaran konsep dasar
berbasis literasi yang telah matematika untuk mahasiswa PGSD.
dikembangkan diketahui sangat baik Di dalamnya dibuat beberapa kasus
dengan persentase akhir 88.89%. mengenai materi bilangan, sifat-sifat,
Hasil Uji Kepraktisan dan operasi pada bilangan. Setiap
Uji coba awal dilaksanakan untuk lembar kegiatan mahasiswa terdapat
melihat keterbacaan dan kepraktisan dua kasus dan disertai oleh pertanyaan
penggunaan produk. Uji coba ini yang menggiring mahasiswa untuk
dilakukan pada dosen matematika dan menemukan kembali konsep bilangan,
mahasiswa di Jurusan Pendidikan Guru sifat-sifat, dan operasi pada bilangan.
Sekolah Dasar FKIP Untirta. Hasil Pertanyaan ini dirancang dengan
penilaian dosen dan mahasiswa secara pendekatan saintifik.
umum menuyatakan bahwa produk Bahan ajar berbasis literasi ini
yang dikembangkan cukup praktis disusun dengan tahapan pemberian
untuk digunakan baik oleh dosen dan kasus dalam kehidupan sehari hari.
mahasiswa. Setiap tahapan memberikan
JPSD Vol. 3 No. 2, September 2017 Aan Subhan
ISSN 2540-9093
238
pengalaman belajar dan pemahaman Tahapan dalam bahan ajar ini
konsep bilangan, sifat, dan operasi membimbing mahasiswa untuk aktif
pada bilangan. Bahan ajar berbasis menemukan kembali konsep. Tidak
saintifik ini memudahkan mahasiswa hanya hafal cangkem mengenai
calon guru SD untuk memahmi materi bilangan. Namun mengetahui dan
lebih baik. Selain itu memberikan memahami konsep serta dapat
pengalaman yang nanti dapat mereka menerapkannya dalam pemecahan
terapkan kepada siswa SD ketika masalah.
mengajarkan konsep bilangan.

D. Simpulan
Berdasarkan hasil validasi oleh dikembangkan termasuk dalam
validator produk yang dikembangkan kategori praktis.
dalam penelitian ini dapat disimpulkan Berdasarkan kesimpulan yang
bahwa produk dari penelitian ini adalah didapat, maka beberapa saran untuk
lembar kerja berbasis literasi ke dalam meningkatkan kualitas pembelajaran
kategori sangat valid. Berdasarkan matematika, terutama kemampuan
hasil penilaian pengguna dosen dan literasi adalah pengembangan materi
mahasiswa, secara keseluruhan dapat tidak hanya pada topik "bilangan"
dikatakan bahwa produk yang namun pada topik lain.

Daftar Pustaka

Adeyemi, O.B., Adaramola, M.O.,


“Mathematical Literacy as Choo, Serene S.Y., et. all. Effect of
Foundation for Technological Worksheet Scaffolds on Student
Development in Nigeria”. Learning in Problem-Based
Journal of Research & Method in Learning. Advances in Health
Education. 4, 28-31, 2014. Sciences Education.
Askew, M. 2010. “It Ain’t (Just) What De Lange. Mathematical Literacy For
You Do: Effective Teachers of Living From OECD-PISA
Numeracy”. In Thompson, I Perspective. Tsukuba Journal of
(Eds), Issue In Teaching Educational Study In
Numeracy In Primary Schools Mathematics, 25, 13-35.
(2nd Ed) (Pp. 30-44).
JPSD Vol. 3 No. 2, September 2017 Aan Subhan
ISSN 2540-9093
239
De Lange, J., Mathematic For Literacy. Prastowo. 2011. Panduan Kreatif
Dalam Madison, B., & Steen, L. Membuat Bahan Ajar Inovatif.
(Eds), Quantitative Literacy: Yogyakarta: Diva Press.
Why Numeracy Matters For Sari Rosalia Hera Novita. 2015.
School and Cholleges. (Pp. 75– Literasi Matematika: Apa,
89). USA: National Council On Mengapa Dan Bagaimana?.
Education And The Diciplines, Prosiding Seminar Nasional
2003. Matematika dan Pendidikan
Hallet, B., “The Role of Mathematics Matematika UNY.
Courses in The Development of Ruseffendi, E.T 2005. Dasar-Dasar
Quantitative Literacy”. In Penelitian Pendidikan Dan
Madison, B., & Steen, L. (Eds), Bidang Non-Eksakta Lainnya.
Quantitative Literacy: Why Bandung: Tarsito.
Numeracy Matters for School Steen, L & Turner, R. 2007.
and Cholleges. (Pp. 91-98). USA: Developing Mathematical
National Council on Education Literacy. in Blum, W., Galbraith,
and The Diciplines, 2003. P., Henn, HW, & Niss, M (Eds),
Che-Di Lee. 2014. Worksheet Usage, Modeling And Aplication In
Reading Achievement, Classes Mathematics Education-The 14th
Lack Of Readiness, and Science ICMY Study (Pp 285-294). New
Achievement: A Cross-Country York: Springer.
Comparison. International Stecey, K & Turner, R. 2015.
Journal of Education in Assessing Mathematical
Mathematics, Science and Literacy: The PISA Experience.
Technology, 2 (2), 96-106. Australia: Springer.
Ministry of Education Guyana. 2016. Tegeh, I Made Dan I Made Kirna.
The Importance ff Learning 2010. Pengembangan Bahan
Materials in Teaching. Guyana: Ajar Metode Penelitian Dan
Ministry of Education Guyana. Pengembangan Pendidikan
Ojose, B. Mathematics Literacy: Are Dengan ADDIE Model.
We Able To Put The Singaraja: Undiksha.
Mathematics We Learn Into Trianto. 2009. Mendesain Model
Everyday Use?. Journal of Pembelajaran Inovatif-Progresif:
Mathematics Education. Vol 4, Konsep, Landasan, Dan
No. 1, P 89-100, 2011. Implementasinya Pada
OECD, PISA 2012. Assesment and Kurikulum Tingkat Satuan
Analytical Framework: Pendidikan, (KTSP). Jakarta:
Mathematics, Raeding, Science, Prenada Media Group.
Problem Solving and Financial U.S. Department of Education. 2014.
Literacy, Paris: OECD Publisher, STEM Literacy.
2013.

JPSD Vol. 3 No. 2, September 2017 Aan Subhan


ISSN 2540-9093
240

Anda mungkin juga menyukai