Anda di halaman 1dari 13

2

“PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN (RPP, LKS, Bahan Ajar, THB)


GEOMETRI BANGUN RUANG BERBANTUAN GEOGEBRA SERTA
PENGARUHNYA DILIHAT DARI KEMAMPUAN SPASIAL ”

Pendidikan Matematika FKIP Universitas Jember

Email : ardiantikaa@gmail.com

Abstract

This article reports the finding of an experiment using a pretest-posttest design with a control group
and applies learning by using GeoGebra software, to examine the mathematical reasoning abilitiy
and response of students who take the Geometry of Spatial Structure course. The subject of this
study were 6th grade students of Al Irsyad Al Islamiyah Elementary School Jember. The research
instrument consist of developing lesson plans, worksheets, teaching materials, learning outcomes
tests. Based on data analysis using SPSS 2.0.0 and Microsoft Excel 2013, the study found: the
achievement and improvement of spatial ability and response of the students who received learning
by using GeoGebra software was better than the achievement and improvement of the students'
ability who received conventional approach for high, medium and low categories. The study also
found a moderate relationship between spatial ability.

Keywords : GeoGebra software, mathematical reasoning law, student response

Abstrak
Artikel ini melaporkan temuan satu eksperimen dengan desain pretest-postest dengan kelompok
kontrol dan menerapkan pembelajaran dengan software GeoGebra, untuk menelaah kemampuan
penalaran matematis dan respons siswa yang mengikuti mata kuliah Geometri Bangun Ruang.
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas 6 SD Al Irsyad Al Islamiyah Jember. Instrumen penelitian
terdiri dari pengembangan perangkat RPP, LKS, Bahan Ajar, THB. Berdasarkan analisis data
menggunakan SPSS 2.0.0 dan Microsoft Excel 2013, penelitian menemukan: pencapaian dan
peningkatan kemampuan spasial dan respons siswa yang memperoleh pembelajaran dengan
software GeoGebra lebih baik daripada pencapaian dan peningkatan kemampuan mahasiswa yang
memperoleh pendekatan konvensional untuk kategori tinggi sedang dan rendah. Penelitian juga
menemukan adanya hubungan sedang antara kemampuan spasial.
Kata kunci : Software GeoGebra, kemampuan penalaran matematis, respons siswa
2

Pendahuluan

Matematika merupakan salah satu ilmu selanjutnya. Pembelajaran bangun ruang


pengetahuan. Sebagai ilmu pengetahuan, dalam kaitan penanaman konsep yang telah
matematika menjadikan manusia untuk diterapkan di sekolah pada umumnya adalah
berpikir logis, rasional, dan percaya diri. dengan penjelasan guru, diskusi siswa
Selain itu, mathematics is the queen of dengan guru serta latihan soal untuk
science. Oleh karena itu matematika selalu memperdalam pengetahuan siswa tentang
berhubungan dengan disiplin ilmu yang lain. bangun ruang. Berdasarkan hal tersebut maka
Matematika diajarkan pada semua jenjang diharapkan pembelajaran geometri khusunya
pendidikan dari SD, SMP, SMA, hingga bangun ruang dapat diterapkan disekolah
perguruan tinggi. Salah satu materi mata menggunakan perangkat lunak GeoGebra.
pelajaran matematika adalah bangun ruang.
Setiap manusia tentu memiliki
Bangun ruang itu adalah bangun matematika
kebutuhannya masing-masing. Kebutuhan
yang memiliki volume atau isi, bangun ruang
antara manusia satu dengan yang lain pasti
sendiri juga sering disebut sebagai bangun 3
berbeda dan tidak terbatas. Banyak sekali
dimensi karena mempunyai 3 buah
kebutuhan yang harus dipenuhi oleh
komponen utama seperti memiliki sisi , titik
manusia, salah satunya adalah kebutuhan
sudut, dan juga rusuk, sisi itu merupakan
akan pendidikan. Pendidikan adalah salah
bidang yang ada pada bangun ruang yang
satu faktor yang sangat penting dalam
menjadi batas antara bangun ruang dengan
meningkatkan Sumber Daya Manusia yang
ruangan yang ada di sekitarnya, sedangkan
berkualitas. John Dewey (dalam Sagala,
rusuk itu adalah pertemuan dua sisi yang
2006: 3) Pendidikan merupakan proses
berupa ruas garis yang ada pada bangun
pembentukan kemampuan dasar yang
ruang, kemudia titik sudut itu merupakan titik
fundamental, baik menyangkut daya pikir
hasil dari pertemuan rusuk yang memiliki
atau daya intelektual, maupun daya
jumlah 3 (tiga) atau bisa juga lebih.
emosional atau perasaan yang diarahkan
Pemberian konsep awal untuk bangun kepada tabiat manusia dan kepada
ruang pada siswa kelas 6 SD sangat sesamanya. Melalui pendidikan dapat
diperlukan sebagai pengetahuan awal untuk dihasilkan individu yang berbudi pekerti
pembelajaran trigonometri di tingkat luhur, memiliki ilmu pengetahuan dan
2

keterampilan, serta mampu menguasai pembelajaran, informasi pendukung, latihan-


teknologi yang akan dibutuhkan oleh latihan, petunjuk kerja (dapat berupa Lembar
manusia dimasa yang akan datang. Kerja), evaluasi, dan respon atau balikan
terhadap hasil evaluasi. Bahan ajar
Matematika merupakan ilmu tentang
mempunyai beragam fungsi, tujuan, dan
logika mengenal bentuk, susunan, besaran,
manfaat untuk menunjang keberhasilan
dan konsep-konsep yang berhubungan satu
dalam mencapai suatu tujuan pembelajaran.
dengan yang lainnya. Matematika terbagi
Menurut Depdiknas (2008) bahan ajar
dalam tiga bagian besar yaitu aljabar,
berfungsi sebagai pedoman bagi guru dan
analisis, dan geometri (Suherman, 2001: 16).
peserta didik yang akan mengarahkan semua
Matematika memiliki objek kajian yang
aktivitasnya dalam proses pembelajaran dan
bersifat abstrak, karena dalam matematika
sebagai alat evaluasi pencapaian/penguasaan
dikenal banyak simbol maupun notasi yang
hasil pembelajaran. Lebih lanjut dijelaskan
hanya bisa dibayangkan dalam pikiran saja.
bahwa bahan ajar disusun dengan tujuan
Hal inilah yang menjadi salah satu alasan
untuk menyediakan bahan ajar yang sesuai
matematika tidak diminati oleh banyak
dengan tuntutan kurikulum dengan
siswa, padahal pelajaran ini diberikan pada
mempertimbangkan kebutuhan peserta didik,
semua jenjang dalam satuan pendidikan.
membantu peserta didik dalam memperoleh

Bahan ajar adalah seperangkat materi alternatif bahan ajar disamping buku-buku

yang dirancang secara sistematis untuk teks yang terkadang sulit diperoleh, dan

menciptakan suasana yang memungkinkan memudahkan guru dalam melaksanakan

peserta didik untuk belajar (Depdiknas, pembelajaran.

2008). Dengan adanya bahan ajar


Spasial merupakan kata serapan bahasa
memungkinkan peserta didik dapat
Inggris dari spatial dan kata spatial berasal
mempelajari suatu kompetensi secara runtut
dari kata space yang berarti ruang.
dan sistematis sehingga peserta didik mampu
Kemampuan spasial sering disamakan
menguasai semua kompetensi dan tujuan
artinya dengan berbagai frasa seperti
pembelajaran dapat tercapai. Menurut
keahlian spasial, kemampuan visualisasi,
Depdiknas (2008), sebuah bahan ajar paling
kemampuan visual-spasial, persepsi spasial,
tidak mencakup petunjuk belajar, kompetensi
kemampuan spasial konseptual, visualisasi
yang akan dicapai, content atau isi materi
dimensi tiga, kognisi visual, dan kemampuan
2

visualisasi (Canturk-Gunhan, Turgut, serta hubungannya. Hal ini termasuk


Yilmaz, 2009). Kemampuan spasial adalah kemampuan untuk membayangkan,
kemampuan yang mencakup kemampuan menggambarkan ide visual-spasial dan
berpikir dalam gambar, serta kemampuan menjelaskan secara akurat susunan
untuk menyerap, mengubah, dan keruangan. Sementara itu Maier (1998)
menciptakan kembali berbagai macam aspek mengemukakan bahwa kemampuan spasial
dunia visual-spasial. Kemampuan spasial adalah kecakapan yang dimiliki oleh manusia
juga berkaitan dengan kemampuan yang relevan dengan tingkat tinggi di
menangkap warna, arah, dan ruang secara kehidupan kita. Maier menambahkan bahwa
akurat. Amstrong mengatakan bahwa anak kemampuan spasial terdiri dari lima elemen.
yang cerdas dalam visual-spasial memiliki
1. Spatial Perception yaitu kemampuan
kepekaan terhadap warna, garis-garis,
yang membutuhkan letak benda yang sedang
bentuk-bentuk ruang, dan bangunan
diamati secara horizontal ataupun vertikal.
(Musfiroh, 2004). Duch, Groh & Allen
(2001) mengungkapkan bahwa PBM 2. Visualization adalah kemampuan
mendorong kemampuan untuk untuk menunjukan aturan perubahan atau
mengidentifikasi informasi yang dibutuhkan perpindahan penyusun suatu bangun baik tiga
untuk aplikasi tertentu, dimana dan dimensi ke dua dimensi ataupun sebaliknya.
bagaimana mencari informasi itu, bagaimana
mengatur informasi dalam kerangka 3. Mental Rotation adalah kemampuan

konseptual yang bemakna, dan bagaimana untuk memutar benda dua dimensi dan tiga

mengkomunikasikan kepada orang. dimensi secara tepat dan akurat.

Ada beberapa ahli yang mengemukakan 4. Spatial Relation yaitu kemampuan

tentang pengertian spasial. Menurut memahami susunan dari suatu obyek dan

Armstrong (2008) menyebutkan bahwa bagiannya serta hubungannya satu sama lain.

kemampuan spasial adalah kemampuan


5. Spatial Orientation adalah kemampuan
untuk melihat dunia visual- spasial secara
untuk mengamati suatu benda dari berbagai
akurat dan kemampuan untuk melakukan
keadaan.
perubahan dengan penglihatan atau
membayangkan. Kemampuan ini berkaitan Menurut Mariotti (2000), kemampuan
dengan warna, garis, bangun, bentuk, ruang, spasial merupakan keterampilan yang
2

melibatkan penemuan, retensi dan ditentukan oleh dua faktor, yaitu faktor
transformasi informasi visual dalam konteks internal dan eksternal. Faktor internal berupa
ruang. Selanjutnya menurut Gardner kecerdasan, kesiapan, kemauan, minat, dan
(Sudjito, 2007) kemampuan spasial meliputi kemandirian belajar siswa. Sedangkan faktor
kemampuan untuk mengungkap dunia ruang- eksternalnya berupa model penyajian materi,
visual secara tepat, yang di dalamnya sikap guru, suasana belajar, serta kondisi luar
termasuk kemampuan mengenal bentuk dan lainnya. Oleh karena itu dalam upaya
benda secara tepat, melakukan perubahan menanamkan konsep, pembelajaran tidak
suatu benda dalam pikirannya dan mengenali cukup hanya sekedar ceramah terutama
perubahan tersebut, menggambarkan suatu materi geometri. Sabandar (2002)
hal atau benda dalam pikirannya dan menjelaskan bahwa idealnya pada
mengubahnya ke dalam bentuk nyata, pengajaran geometri di sekolah perlu
mengungkap data dalam suatu grafik serta disediakan media yang memadai agar siswa
kepekaan terhadap keseimbangan, relasi, dapat mengobservasi, mengeksplorasi,
warna, garis, bentuk, dan ruang. Oleh karena mencoba serta menemukan prinsip-prinsip
itu, kemampuan spasial sangat penting dalam geometri lewat aktivitas informal untuk
mempelajari geomteri. kemudian meneruskannya dengan kegiatan
formal dan menerapkannya apa yang
Demikian pentingnya kemampuan
dipelajari. Sementara menurut Kusumah
spasial dan perlu dimiliki oleh siswa
(2007) karena konsep-konsep dan
sehingga guru dituntut untuk memperhatikan
keterampilan tingkat tinggi yang memiliki
kemampuan ini dalam pembelajaran di kelas.
keterkaitan antara satu unsur dan satu unsur
Namun pada kenyataannya kemampuan
lainnya sulit diajarkan melalui buku semata,
spasial yang dimiliki siswa masih lemah. Hal
maka pembelajaran matematika akan lebih
ini terungkap melalui penelitian yang
cepat jika dalam kegiatan pembelajaran di
dilakukan oleh Siswanto (2014) yaitu
dalam kelas dikenalkan pada komputer yang
kurangnya imajinasi untuk
didayagunakan secara efektif.
memvisualisasikan komponen-komponen
bentuk bangun ruang sehingga siswa merasa Komputer merupakan salah satu
kesulitan dalam mengkonstruksi bangun teknologi yang telah berkembang dengan
ruang geometri dan menyelesaikan masalah. sangat pesat. Bahkan hampir semua bidang
Keberhasilan siswa dalam belajar dapat pekerjaan di dunia telah dikendalikan 5 oleh
2

komputer. Pekerjaan-pekerjaan yang dahulu Software pembelajaran yang dapat


membutuhkan banyak tenaga manusia, digunakan dalam pembelajaran matematika
sekarang telah tergantikan oleh mesin yang GeoGebra. GeoGebra merupakan salah satu
dikendalikan komputer. Di sisi lain, media pembelajaran modern berbasis
komputer sangat erat kaitannya dengan dunia komputer yang berkembang dengan pesat.
pendidikan. Banyak pekerjaan didunia Program GeoGebra adalah program
pendidikan yang dapat dibantu pekerjaannya komputer untuk pembelajaran matematika
oleh komputer. Mulai dari mengetik, geometri dan aljabar (Hohenwarter, 2008: 1).
menghitung, sampai mencari materi Program tersebut mampu memvisualisasikan
pelajaran dari internet. Dalam pembelajaran konsep-konsep bangun ruang sehingga akan
matematika komputer dapat digunakan membantu meningkatkan pemahaman siswa
sebagai alat hitung untuk mecari logaritma, pada materi bangun ruang. Selain itu,
perbandingan, bangun ruang, dan GeoGebra juga menyuguhkan fasilitas yang
sebagainya. Komputer juga dapat digunakan dapat digunakan untuk mempermudah siswa
sebagai alat penyampaian materi pelajaran menggambar bangun ruang. Berdasarkan
yang memerlukan gerak (animasi), gambar, fasilitas yang dimiliki oleh program tersebut.
teks, dan warna. Semua fasilitas tersebut GeoGebra merupakan program yang sesuai
dapat dimanfaatkan untuk untuk dimanfaatkan dalam pembelajaran
memvisualisasikan konsep abstrak dalam matematika khususnya materi bangun ruang
matematika menjadi kontekstual. Salah satu yang akan dipelajari siswa.
mengelompokkan mahasiswa secara acak.
BAB 3. Metodologi Penelitian
Dalam penelitian ini diambil dua kelas

Penelitian ini merupakan penelitian sebagai sampel, yaitu kelas eksperimen yang

kuasi eksperimen karena subjek pada diberi treatment berupa pembelajaran dengan

penelitian ini tidak dikelompokkan secara menggunakan software GeoGebra dan kelas

acak, tetapi peneliti menerima keadaan kontrol menggunakan pembelajaran

subjek penelitian apa adanya. Pemilihan konvensional. Adapun desain penelitian ini

penelitian ini berdasarkan petimbangan menggunakan desain kelompok kontrol non-

bahwa subjek penelitian sudah ekuivalen (Ruseffendi, 2010) berikut:

dikelompokkan ke dalam kelas-kelas yang


Telah ada dan tidak dimungkinkan untuk
2

menemukan konsep sendiri dari


menyelesaikan masalah konstekstual.

2. Aktivitas dalam Pembelajaran :


Keterangan: O: pretes dan postes tes
kemampuan penalaran matematis  Belajar secara kontekstual
 Belajar menggunakan media
X: Pembelajaran matematika menggunakan pembelajaran Geogebra
software  Memecahkan masalah yang diberikan
oleh guru menggunakan aplikasi
GeoGebra : Subjek tidak dikelompokkan
Geogebra
secara acak

Populasi dalam penelitian ini adalah Sumber Data :


siswa kelas 6 yang mengambil mata pelajaran
1. Subyek Penelitian : Siswa Kelas 6 SD Al
Geometri Bangun Ruang. Sampel penelitian
Irsyad Al Islamiyah Jember
ini adalah siswa kelas 6 sebagai kelas
eksperimen dan B sebagai kelas kontrol. 2. Informan Penelitian : Guru Kelas 6 SD Al
Pengambilan sampel ini ditentukan Irsyad Al Islamiyah Jember
berdasarkan purposive sampling, yaitu 3. Laboratorium Komputer Sekolah
pengambilan sampel berdasarkan
Metode Penelitian :
pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2009).
Jenis Penelitian : Penelitian Tindakan Kelas
Jenis data yang dikumpulkan dalam
1. Metode Pengumpulan Data :
penelitian ini adalah data deskriptif
a. Observasi
kuantitatif yang terdiri atas 3 jenis yaitu: (1)
b. Wawancara
Aktifitas siswa ketika proses belajar; (2)
c. Dokumentasi
Hasil Belajar siswa; (3) Respon siswa.
d. Tes
Indikator : 2. Analisis Data deskriptif Kuantitatif :
1. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Aktivitas Belajar Secara Klasikal.
Geogebra : Siswa diharapkan dapat

Produk yang dikembangkan oleh peneliti pembelajaran dengan menggunakan


dalam penelitian ini adalah media Geogebra pada pokok bahasan bangun ruang.
2

diambil karena erat kaitanya dalam


Hasil dan Pembahasan kehidupan sehari-hari.
Hasil penelitian yang telah dilakukan d. Spesifikasi tujuan pembelajaran
peneliti secara detail dijabarkan sebagai Berdasarkan hasil analisis kurikulum, peserta
berikut: didik dan analisis materi pada pelajaran
1. Analisis Hasil analisiss penelitian ini matematika pokok bahasan bangun ruang
dideskribsikan sebagai berikut: khususnya prisma dan limas dalam
a. Analisis Kurikulum penyelesaiannya. Sehingga diperlukan media
Pada tahap analisis kurikulum, peneliti pembelajaran dalam mempermudah peserta
mengkaji kurikulum yang berlaku di SD Al didik dalam mempelajari dan
Irsyad Al Islamiyah Jember untuk kelas VI menyelesaikannya.
dan menganalisis KI serta KD yang mengacu 2. Perancangan Kegiatan
pada silabus yang telah disusun oleh Sd AL Perancangan yang dilakukan dalam
Irsyad Kota Jember. Kemudian dilakukan penelitian ini meliputi penyusunan
analisis untuk acuan dalam merancang media instrumen, pemilihan perangkat
pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran dan desain awal perangkat
Geogebra. pembelajaran. Hasil dari kegiatan
b. Analisis Karakteristik perancangan ini lebih detail dijelaskan
Peserta didik Analisis karakteristik siswa sebagai berikut.
perlu dilakukan sebagai dasar dan acuan a. Penyusunan Instrumen Instrumen yang
perancangan media pembelajaran yang diperlukan dalam penelitian ini adalah
sesuai dan apa saja yang harus 1) Lembar Validasi Instrumen
dikembangkan. Karakter peserta didik Lembar validasi instrumen digunakan untuk
diperoleh melalui wawancara dengan guru memvalidasi instrumen pembelajaran.
mata pelajaran matematika. Instrumen yang harus divalidasi oleh
c. Analisis materi validator antara lain, lembar angket respon
Pada tahap ini peneli melakukan analisis siswa, dan lembar tes hasil belajar siswa.
terhadap materi yaitu bangun ruang 2) Lembar validasi Media Pembelajaran
khususnya prisma dan limas. Materi tersebut Lembar validasi digunakan untuk
dipilih berdasarkan hasil wawancara dengan mengetahui nilai kevali dan Media
guru matematika. Selain itu materi tersebut Pembelajaran dengan dengan Menggunakan
2

Geogebra yang telah dikembangkan peneliti dengan 2 soal kategori mudah (skor 15), 2
oleh validator. Lembar validasi ini disusun soal kategori sedang (skor 20) dan 1 soal
dengan memuat 13 butir pernyataan dari kategori sukar (skor 30).
aspek petunjuk, aspek materi, aspek b. Pemilihan Perangkat Pembelajaran
penyajian, dan aspek bahasa. Skala penilaian Berdasarkan hasil dari analisis kurikulum,
terdiri dari 4 skala. Skala 1= tidak valid, skala analisis karakteristik peserta didik dan
2= kurang valid, skala 3= valid, dan skala 4= analisis materi peneliti memilih
sangat valid pengembangan Media Pembelajaran dengan
3) Angket Respon Menggunakan Geogebra pada pokok bahasan
Peserta Didik Lembar angket ini bangun ruang khususnya prisma dan limas.
diberikan untuk mengetahui respon Peserta Media pembelajaran yang dikembangkan
didik (aspek kepraktisan) yang telah dicapai dengan Geogebra diharapkan dapat menjadi
atas penggunaan Media Pembelajaran salah satu alternatif dalam menciptakan
dengan Menggunakan Geogebra yang telah media pembelajaran yang inovatif. Geogebra
dikembangkan. Angket respon ini berisi 12 menjadi salah satu software pengolahan
pernyataan yang meliputi 6 pernyataan geometri dan aljabar, dapat di gunakan untuk
positif dan 6 pernyataan negatif dengan membuat visualisasi bangun ruang baik
pilihan jawaban yang terdiri dari 2 kolom secara 2D dan 3D dengan baik dan mudah.
pilihan, yaitu YA jika siswa setuju dengan Visualisasi yang dibuat melalui Geogebra
pernyataan yang diberikan atau kolom dikemas dalam aplikasi Adobe Flash CS6
TIDAK jika siswa tidak setuju dengan beserta materi pembelajaran bangun ruang
pernyataan yang diberikan. yang di khususkan pada prisma dan limas.
4) Tes Hasil Belajar Penggunaan Adobe Flash CS6 sebagai wadah
Tes hasil belajar dilakukan untuk pengembangan media ini dikarenakan Adobe
mengetahui nilai aspek keefektifan serta Flash CS6 dapat membuat gambar, animasi,
untuk mengetahui ketuntasan belajar peserta dan video secara bersamaan. Selain
didik setelah penggunaan. visualisasi bangun ruang yaitu prisma dan
Media Pembelajaran dengan limas, media ini juga membuat animasi gerak
Menggunakan Geogebra. Tes yang dan video yang di buat dengan software
digunakan berupa tes uraian penerapan dari Camtasia dan Studio Sonny Vegas, sehingga
masalah kontekstual yang terdiri dari 5 soal video yang dihasilkan lebih menarik dan
2

membantu peserta didik dalam memahami keluar dan “tidak” untuk tetap berada pada
konsep bangun ruang yaitu prisma dan limas. halaman media.
c. Desain Awal Media Pembelajaran .Pada 3. Implementasi
tahap ini, peneliti merancang desain awal Pada tahap implementasi, beberapa hal yang
media pembelajaran dengan menggunakan dilakukan peneliti adalah validasi perangkat
Geogebra. pembelajaran, uji coba terbatas, dan uji coba
Berikut desain awal media lapangan 1. Validasi Ahli Pakar a. Validasi
pembelajaran dengan menggunakan Media Pembelajaran Lembar uji kelayakan
Geogebra (Draft I). Dalam media untuk lembar validasi media pembelajaran
pembelajaran terdapat beberapa halaman dikatakan valid jika hasil presentase validasi
antara lain halaman utama ketika masuk menunjukkan hasil lebih dari 70%. Berikut
media. Kedua halaman kompetensi yang hasil uji kelayakan untuk lembar validasi
berisi kompetensi dasar dan tujuan media pembelajaran oleh validator: Tabel 2.
pembelajaran. Ketiga halaman ayo belajar
yang berisi konten-konten yang dapat diakses
antara lain materi, video, evaluasi, dan
permainan. Halaman keempat berisi tentang Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan
profil pengembang media pembelajaran. bahwa ketiga validator menyatakan bahwa
Halaman kelima berisi tentang petunjuk media pembelajaran dengan menggunakan
penggunaan media. Media tersebut dapat Geogebra (Draft I) layak diujicobakan tanpa
diakses sesuai keinginan pengguna, jadi tidak revisi sehingga menjadi (Draft II) dengan
harus berurutan. Media didesain dengan perolehan presentase 95,51% dan dapat
tombol-tombol pendukung, antara lain dikatakan sangat valid serta dapat digunakan
tombol musi yang bisa di putar dan di tanpa revisi.
hentikan. Tombol kembali untuk kembali ke b. Validasi Angket Respon
halaman sebelumnya dan tombol lanjut yang Peserta Didik Lembar angket respon
digunakan untuk melanjutkan ke halaman peserta didik dikatakan valid jika hasil
selanjutnya. Selain itu terdapat tombol keluar presentase validasi menunjukkan hasil 70%.
untuk mengakhiri penggunaan media Berikut hasil validasi angket respon peserta
pembelajaran dengan pilihan “ya” untuk didik oleh validator.
2

coba terbatas pada aspek angket respon siswa


adalah sebagai berikut: a. Hasil Uji
Kepraktisan Media Pembelajaran dengan
Menggunakan Geogebra Berdasarkan tabel
Berdasarkan tabel diatas, dapat disimpulkan
diatas dapat diketahui bahwa media
bahwa hasil validasi angket respon peserta
pembelajaran dengan menggunakan
didik dikatakan baik dan layak digunakan
Geogebra memperoleh nilai berarti tingkat
oleh validator dengan memperoleh
kepraktisannya adalah TINGGI
presentase validasi 89,58%. Sehingga angket
b. Hasil Uji Keefektifan Media Pembelajaran
respon peserta didik tersebut dapat digunakan
dengan Menggunakan Geogebra
untuk mengetahui nilai kepraktisan media
Berdasarkan tabel diatas dapat
pembelajaran dengan menggunakan
diketahui bahwa keseluruhan nilai siswa pada
Geogebra.
uji coba terbatas berada diatas KKM mata
d. Validasi Tes Hasil Belajar
pelajaran matematika yaitu 80, dengan nilai
Lembar tes peserta didik dikatakan valid
rata-rata 87,00. Hal ini menunjukkan bahwa
jika hasil presentase validasi menunjukkan
hasil uji coba media pembelajaran dengan
hasil 70%. Berikut hasil validasi tes hasil
menggunakan Geogebra dapat dikatakan
belajar peserta didik oleh validator.
EFEKTIF karena persentase ketuntasan
10Berdasarkan tabel diatas, dapat
individu telah mencapai KKM yaitu . Hal ini
disimpulkan bahwa hasil validasi tes hasil
menunjukkan bahwa media pembelajaran
belajar peserta didik dikatakan baik dan layak
dengan menggunakan Geogebra dapat
digunakan oleh validator dengan
digunakan pada uji coba lapangan 3. Uji
memperoleh presentase validasi 92,70%.
Coba Lapangan Uji coba lapangan dilakukan
Sehingga tes hasil belajar peserta didik
di SD Al Irsyad Jember pada tanggal 19 Mei
tersebut dapat digunakan untuk mengetahui
2018. Siswa yang mengikuti uji coba
nilai keefektifan media pembelajaran dengan
lapangan sebanyak 25 peserta didik.
menggunakan Geogebra.
a. Hasil Uji Kepraktisan
2. Uji Coba Terbatas
Media Pembelajaran dengan
Uji coba terbatas dilakukan di MTsn
Menggunakan Geogebra Berdasarkan tabel
Kota Madiun Kelas VIIIF pada tanggal 18
diatas dapat diketahui bahwa media
Mei 2018. Siswa yang mengikuti uji coba
pembelajaran dengan menggunakan
terbatas sebanyak 3 peserta didik. Hasil uji
2

Geogebra memperoleh persentase memperoleh nilai diatas KKM, dan diperoleh


kepraktisan . persentase ketuntasan belajar peserta didik
b. Hasil Uji adalah 83,32%. Hal ini menunjukkan bahwa
Keefektifan Media Pembelajaran media pembelajaran dengan menggunakan
dengan Menggunakan Geogebra berdasarkan Geogebra dikatakan EFEKTIF karena
tabel diatas dapat diketahui bahwa terdapat 4 presentase ketuntasan belajar peserta didik .
peserta didik yang memperoleh nilai dibawah
KKM, yaitu 80. Berarti terdapat 21 peserta Kesimpulan dan Saran
didik yang dikatakan tuntas belajar karena
menggunakan software GeoGebra dengan
Berikut adalah kesimpulan dari kegiatan mahasiswa yang memperoleh pembelajaran
penelitian yakni : konvensional berdasarkan kategori KAM
1. Peningkatan kemampuan penalaran (tinggi, sedang, rendah) pada mata pelajaran
matematis mahasiswa yang pembelajarannya geometri bangun ruang 3. Peningkatan
menggunakan software GeoGebra lebih baik respons matematis mahasiswa yang
daripada mahasiswa yang pembelajarannya pembelajarannya menggunakan software
menggunakan pembelajaran konvensional GeoGebra lebih baik daripada mahasiswa
pada mata kuliah geometri bangun ruang yang pembelajarannya menggunakan
2. Terdapat perbedaan peningkatan pembelajaran konvensional pada mata
kemampuan penalaran matematis mahasiswa pelajaran geometri bangun ruang.
yang memperoleh pembelajaran

Daftar Pustaka Behavioral Sciences, 172, 208-214.


[1] Abramovich, S. (2013). Computers in https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2015.01.356
Mathematics Education: An Introduction. [3] Baki, A., Kosa, T., & Guven, B. (2011).
Computers in the Schools, 30(1-2), 4-11. A comparative study of the effects of using
https://doi.org/10.1080/07380569.2013.7653 dynamic geometry software and physical
05 manipulative on the spatial visualization
[2] Arbain, N., & Shukor, N. (2015). The skills of pre‐service mathematics teachers.
effects of GeoGebra on students’ British Journal of Educational Technology,
achievement. Procedia-Social and 42(2), 291-
2

310.https://doi.org/10.1111/j.1467-
8535.2009.01012.x
[4] Bhagat, K., & Chang, C. (2015).
Incorporating GeoGebra into Geometry
learning-A lesson from India. Eurasia Journal
of Mathematics, Science & Technology
Education, 11(1), 77-86.
https://doi.org/10.12973/eurasia.2015.1307a
[5] Chaamwe, N. (2010). Integrating ICTS in
the teaching and learning of mathematics: an
Overview, 2nd International Workshop on
Education Technology and Computer
Science, (pp.397-400).
https://doi.org/10.1109/ETCS.2010.163
[6] Dias, L., & Victor, A. (2017). Teaching
and Learning with Mobile Devices in the 21st
Century Digital World: Benefits and
Challenges. European Journal of
Multidisciplinary Studies, 2(5), 340-
345.Retrieved from
http://journals.euser.org/files/articles/ejms_
may_aug_17/Lina2.pdf
[8] Emaikwu, S., Lji, C., & Abari, M. (2015).
Effect of GeoGebra on Senior Secondary
School Students’ Interest and Achievement
in Statistics in Makurdi Local Government
Area of Benue State Nigeria. Journal of
Mathematics (IOSRJM), 2(3), 14-2

Anda mungkin juga menyukai