Anda di halaman 1dari 42

ANALISIS HASIL SURVEY MAWAS DIRI (SMD) DAN MUSYAWARAH

MASYARAKAT DESA (MMD) TAHUN 2018


PUSKESMAS DUDUKSAMPEYAN
A.Latar Belakang
Survey mawas diri (SMD) adalah kegiatan pengenalan, pengumpulan dan
pengkajian masalah kesehatan oleh tokoh masyarakat dan kader setempat dibawah
bimbingan petugas kesehatan (Depkes RI, 2007). Tujuan Survey mawas diri adalah
agar masyarakat lebih mengenal kesehatan yang ada di desa dan menimbulkan minat
atau kesadaran untuk mengetahui masalah kesehatan dan pentingnya permasalahan
tersebut untuk di atasi.
Metode mawas diri diciptakan oleh Yayasan Indonesia Sejahtera, salah satu LSM
yang banyak bergerak dibidang pembinaan kesehatan masyarakat didaerah pedesaan.
Mawas diri sering dipakai oleh berbagai instansi yang terkait dengan program
kesehatan dengan melakukan beberapa modifikasi sesuai dengan keperluannya
masing-masing. Mawas diri harfiah berarti melihat kedalam diri sendiri untuk mengenali
secara sadar berbagai kelemahan dan kekurangan yang dihadapi. Apabila seseorang
telah sampai pada tingkat mawas diri, maka dengan sendirinya ia akan melakukan
tindakan untuk menanggulanginya dengan penuh kesadaran dan dengan
menggunakan segala potensi yang dimilikinya.
Kesehatan sebagai hak asasi manusia ternyata belum menjadi milik setiap
penduduk Indonesia karena berbagai hal seperti kendala terbatas kemampuannya serta
yang berpengetahuan dan berpendapatan rendah masih perlu diperjuangkan secara
terus menerus dengan cara mendekatkan akses pelayanan kesehatan dan
memberdayakan kemampuan mereka sendiri. Disamping itu kesadaran masyarakat
bahwa kesehatan merupakan investasi bagi peningkatan kualitas sumberdaya manusia
juga masih harus dipromosikan melalui sosialisasi dan advokasi kepada para
pengambil kebijakan dan pemangku kepentingan (stakeholder) di berbagai jenjang
administrasi.
Menyimak kenyataan tersebut, kiranya diperlukan upaya terobosan yang benar-
benar memiliki daya ungkit yang besar untuk peningkatan derajat kesehatan bagi
seluruh penduduk Indonesia. Sehubungan dengan hal tersebut, Kementerian
Kesehatan menyadari bahwa untuk mencapai Visi Indonesia Sehat sangat bertumpu
pada pencapaian Desa Sehat sebagai basisnya.
A. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengenal, mengumpulkan dan mengkaji masalah kesehatan yang dilakukan
oleh kader dan tokoh masyarakat setempat di bawah bimbingan kepala
Desa/Kelurahan, petugas Puskesmas, Bidan di Desa.
2. Tujuan Khusus
1) Mengumpulkan data, masalah kesehatan, lingkungan dan perilaku.
2) Mengkaji dan menganalisis masalah kesehatan, lingkungan, dan perilaku.
3) Menginventarisasi sumber daya masyarakat yang dapat mendukung upaya
mengatasi masalah kesehatan.
4) Diperolehnya dukungan kepala desa/kelurahan dan pemuka masyarakat dalam
pelaksanaan penggerakan dan pemberdayaan masyarakat .

B. Manfaat
1. Bagi Masyarakat Dan Desa/Kelurahan
1) Masyarakat sadar akan adanya masalah kesehatan di lingkungan nya
2) Mengetahui besarnya masalah kesehatan di lingkungan nya.
2. Bagi Puskesmas
1) Menggali sumber daya yang ada / dimiliki desa.
2) Dasar untuk menyusun pemecahan masalah yang akan dituangkan dalam
penyusunan Rencana Usulan Kerja (RUK) Puskesmas.

C. Sasaran
Sasaran SMD adalah semua rumah yang ada di 23 desa/kelurahan di Wilayah
kerja Puskesmas Duduksampeyan.

LANDASAN TEORI

A. Defenisi SMD
Survei mawas diri adalah kegiatan pengenalan, pengumpulan dan
pengkajian masalah kesehatan yang dilakukan oleh kader dan tokoh masyarakat
setempat di bawah
bimbingan kepala Desa/Kelurahan, petugas Puskesmas, Bidan di Desa.
SMD dilakukan oleh kader dan tokoh masyarakat. Frekuensi SMD sesuai
dengan hasil kesepakatan pada saat pertemuan desa, minimal dilakukan 1 kali
setahun.
B. Pengolahan dan Analisis Data Hasil SMD
Tim pelaksana SMD dan petugas Puskesmas melakukan pengolahan data
hasil SMD dengan melakukan tabulasi dan analisis hasil SMD, sehingga
diketahui berbagai masalah kesehatan di wilayah kerja Puskesmas
Duduksampeyan.
C. Waktu Pelaksanaan SMD
SMD dilaksanakan di bulan dan tahun yang sama.
D. Pelaksanaan SMD
1. Petugas Puskesmas dan kader/kelompok : pengenalan instrumen
(daftar pertanyaan), penentuan sasaran, penentuan cara memperoleh
informasi.
2. Melaksanakan SMD.
3. Pengolahan Data.
E. Cara Penyajian Data SMD
1. Secara Tekstular
2. Secara Tabular
F. Defenisi MMD
MMD adalah pertemuan perwakilan warga desa untuk membahas hasil
Survei Mawas Diri (SMD) dan merencanakan penanggulangan masalah
kesehatan yang diperoleh dari hasil SMD.

G. Tujuan MMD
a. Masyarakat mengenal masalah kesehatan diwilayahnya
b. Masyarakat bersepakat untuk menanggulangi masalah kesehatan.
c. Masyarakat menyusun rencana kerja untuk menanggulangi masalah
kesehatan di wilayah nya.
H. Peserta MMD
MMD harus dihadiri oleh pemuka masyarakat desa, petugas Puskesmas,
dan sektor terkait di tingkat desa dan kecamatan (seksi-seksi pemerintahan,
tokoh masyarakat, tokoh Agama, tokoh organisasi masyarakat, kader dan lain-
lain).
I. Tempat dan waktu pelaksanaan MMD
MMD dilaksanakan di Balai Desa yang ada di kelurahan Karang Senang,
MMD dilaksanakan segera setelah SMD dilaksanakan.
J. Cara pelaksanaan
a. Pembukaan dilakukan oleh Kepala Distrik / yang mewakili dengan
menguraikan tujuan MMD dan menghimbau seluruh peserta agar aktif
mengemukakan pendapat dan pengalaman sehingga membantu pemecahan
masalah yang dihadapi bersama.
b. Penyajian hasil survei oleh tim pelaksana SMD.
c. Perumusan dan penentuan prioritas masalah kesehatan atas dasar pengenalan
masalah kesehatan dan hasil SMD dilanjutkan dengan rekomendasi teknis dari
petugas kesehatan.
d. Menggali potensi yang ada di masyarakat untuk memecahkan masalah yang
dihadapi.
e. Penyusunan rencana kerja penanggulangan masalah kesehatan.
f. Penyimpulan hasil MMD berupa penegasan tentang rencana kerja.
g. Penutup.

ANALISIS MASALAH
1. Desa Tumapel
Jumlah KK : 644 Kepala Keluarga (KK)
Jumlah penduduk : 2.509 Jiwa
Jumlah KK yang di survey : 644 Kepala Keluarga (KK)
Hasil SMD berdasarkan Karekteristik penduduk:
Jenis Kelamin :
No Jenis Kelamin Jumlah
1 Laki-Laki 1282
2 Perempuan 1227
Total 2509

Pekerjaan :
No Pekerjaan Jumlah
1 Pertanian 381 Orang
2 PNS 54 Orang
3 Pegawai Swasta 285 Orang
4 Wiraswasta 250 Orang
5 Pedagang 50 Orang
Total 1.020 Orang

Masalah-masalah Kesehatan yang kita dapati di masyarakat adalah:


1. Persalinan:
Dari 45 Ibu hamil yang ada di Desa Tumapel, semuanya sudah melakukan
persalinan oleh tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan.
2. ASI Eksklusif :
Dari 80 Bayi yang ada di Desa Tumapel, sebanyak 6 bayi tidak mendapatkan ASI
Ekslusif dikarenakan Ibu yang bekerja, kurangnya pengetahuan Ibu tentang
manfaat ASI Eksklusif dan ASI yang tidak keluar.
3. Posyandu Bayi:
Dari 80 Bayi yang ada di Desa Tumapel, sudah semua bayi mengikuti posyandu
secara rutin.
4. Sumber air bersih yang digunakan setiap hari:
Dari 644 KK di Desa Tumapel, semuanya menggunakan sumur dan air hujan
sebagai sumber air bersih.
5. Jamban Sehat
Dari 644 KK yang ada di Desa Tumapel, ada 32 KK yang belum menggunakan
jamban sehat dikarenakan faktor ekonomi dan kurangnya kesadaran masyarakat
tentang pentingnya jamban sehat.
6. Cuci Tangan
Dari 644 KK di Desa Tumapel, semuanya sudah melakukan cuci tangan pakai
sabun.
7. PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk)
Dari 644 KK yang ada di Desa Tumapel, sudah semuanya memiliki kesadaran
untuk melakukan PSN di rumah dan lingkungan sekitarnya.
8. Diet buah dan sayur
Dari 644 KK yang ada di Desa Tumapel, sudah mempunyai kesadaran untuk
mengkonsumsi buah dan sayur.
9. Aktifitas Fisik
Dari 644 KK yang ada di Desa Tumapel, sudah semua masyarakat mempunyai
kesadaran untuk melakukan aktifitas fisik seperti berolahraga secara rutin.

10. Merokok Dalam Rumah


Dari 644 KK yang ada di Desa Tumapel, ada 167 KK yang masih merokok di
dalam rumah dikarenakan kurangnya kesadaran masyarakat tentang bahaya
merokok di dalam rumah.

PEMBAHASAN

A. Hasil Musyawarah Masyarakat Desa (MMD)


Berdasarkan hasil survei mawas diri (SMD) didapati masalah masalah kesehatan
yaitu
a) Tidak mendapatkan ASI Ekslusif dikarenakan Ibu yang bekerja.
b) Kurangnya pengetahuan Ibu tentang manfaat ASI Eksklusif.
c) ASI yang tidak keluar.
d) Ada masyarakat yang tidak mempunyai jamban.
e) Masih banyak masyarakat yang merokok di dalam rumah.

 Prioritas masalah yang akan diselesaikan


• Masyarakat ada yang tidak mempunyai jamban
• Bayi yang belum ASI Eksklusif
• Masyarakat yang merokok di dalam rumah
 Pemecahan masalah
• Penyuluhan tentang ASI Eksklusif melalui jamiyah yasinan.
• Pembentukan KP ASI (Kelompok Pendukung Ibu Menyusui).
• Melakukan pendampingan pada keluarga dan meminta dukungan suami.
• Melakukan penyuluhan pada masyarakat tentang jamban sehat.
• Membentuk arisan jamban.
• Membuat jamban umum.
• Melakukan penyuluhan tentang bahaya merokok di dalam rumah.
• Melakukan penempelan stiker ‘Dilarang Merokok”.
• Menyediakan tempat putung rokok diluar rumah.
• Disediakan tempat khusus untuk merokok di setiap RT.

SARAN
 Bagi Kepala Desa Tumapel
1. Diharapkan memberikan dukungan dan motivasi kepada masyarakat untuk
mengikuti program-program UKM puskesmas Duduksampeyan.
2. Memotivasi dan menggerakkan Ibu PKK di desa dan kelurahan untuk
mendukung kegiatan-kegiatan UKM Puskesmas Duduksampeyan.
3. Berperan aktif dalam meningkatkan motivasi kader dan masyarakat untuk
peduli terhadap kesehatannya.
4. Menggerakkan ibu Kader dalam melayani masyarakat pada saat kegiatan
UKM.
 Bagi Puskesmas Duduksampeyan
1. Diharapkan untuk meningkatkan Sosialisasi Program UKM yang ada di
puskesmas ke masyarakat
2. Membuat Inovasi untuk menarik minat masyarakat terhadap program UKM
yang ada di puskesmas
3. Meningkatkan kerjasama dengan lintas sektor untuk meningkatkan pencapaian
program UKM Puskesmas
4. Menyesuaikan Jadwal Kegiatan Puskesmas dengan Kebutuhan dan keinginan
masyarakat
5. Menambah Pos Pelaksanaan pelayanan kesehatan seperti Pustu atau
Puskesmas Keliling.
6. Mmemberikan pelatihan bagi kader dalam pelaksanaan kegiatan UKM
Puskesmas.
 Bagi Tokoh Masyarakat dan Tokoh Agama
1. Berperan aktif dalam menggerakkan masyarakt untuk pedulli kesehatan dan
mengikuti program-program UKM Puskesmas
2. Membantu meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan
masyarakat melalui pengajian, ibadah, dan kegiatan-kegiatan di kelompok
masyarakat.
 Bagi Kader Kesehatan
1. Agar berperan aktif dalam melaksanakan pelayanan di pos kesehatan yang
ada di desa.
2. Aktif menggerakkan masyarakat untuk meningkatkan kesehatannya.

2. Desa Samirplapan
Jumlah KK : 581 Kepala Keluarga (KK)
Jumlah penduduk : 2.507 Jiwa
Jumlah KK yang di survey : 581 Kepala Keluarga (KK)
Hasil SMD berdasarkan Karekteristik penduduk:
Jenis Kelamin :
No Jenis Kelamin Jumlah
1 Laki-Laki 1232
2 Perempuan 1275
Total 2507

Pekerjaan :
No Pekerjaan Jumlah
1 Pertanian 261 Orang
2 PNS 7 Orang
3 Pegawai Swasta 239 Orang
4 Wiraswasta 456 Orang
5 Pedagang 90 Orang
Total 1.053 Orang

Masalah-masalah Kesehatan yang kita dapati di masyarakat adalah:


1. Persalinan:
Dari 41 Ibu hamil yang ada di Desa Samirplapan, semuanya sudah melakukan
persalinan oleh tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan.
2. ASI Eksklusif :
Dari 70 Bayi yang ada di Desa Samirplapan, sebanyak 3 bayi tidak mendapatkan
ASI Ekslusif dikarenakan Ibu yang bekerja, kurangnya pengetahuan Ibu tentang
manfaat ASI Eksklusif dan ASI yang tidak keluar.
3. Posyandu Bayi:
Dari 70 Bayi yang ada di Desa Samirplapan, sudah semua bayi mengikuti
posyandu secara rutin.
4. Sumber air bersih yang digunakan setiap hari:
Dari 581 KK di Desa Samirplapan, semuanya menggunakan sumur, air hujan dan
PDAM sebagai sumber air bersih.
5. Jamban Sehat
Dari 581 KK yang ada di Desa Samirplapan, ada 6 KK yang belum menggunakan
jamban sehat dikarenakan faktor ekonomi dan kurangnya kesadaran masyarakat
tentang pentingnya jamban sehat.
6. Cuci Tangan
Dari 581 KK di Desa Samirplapan, semuanya sudah melakukan cuci tangan
pakai sabun.
7. PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk)
Dari 581 KK yang ada di Desa Tumapel, sudah semuanya memiliki kesadaran
untuk melakukan PSN di rumah dan lingkungan sekitarnya.
8. Diet buah dan sayur
Dari 581 KK yang ada di Desa Tumapel, sudah mempunyai kesadaran untuk
mengkonsumsi buah dan sayur.
9. Aktifitas Fisik
Dari 581 KK yang ada di Desa Tumapel, sudah semua masyarakat mempunyai
kesadaran untuk melakukan aktifitas fisik seperti berolahraga secara rutin.

10. Merokok Dalam Rumah


Dari 581 KK yang ada di Desa Tumapel, ada 87 KK yang masih merokok di
dalam rumah dikarenakan kurangnya kesadaran masyarakat tentang bahaya
merokok di dalam rumah.

PEMBAHASAN

B. Hasil Musyawarah Masyarakat Desa (MMD)


Berdasarkan hasil survei mawas diri (SMD) didapati masalah masalah kesehatan
yaitu
a) Tidak mendapatkan ASI Ekslusif dikarenakan Ibu yang bekerja.
b) Kurangnya pengetahuan Ibu tentang manfaat ASI Eksklusif.
c) ASI yang tidak keluar.
d) Ada masyarakat yang tidak mempunyai jamban.
e) Masih banyak masyarakat yang merokok di dalam rumah.

 Prioritas masalah yang akan diselesaikan


• Masyarakat ada yang tidak mempunyai jamban
• Bayi yang belum ASI Eksklusif
• Masyarakat yang merokok di dalam rumah
 Pemecahan masalah
• Penyuluhan tentang ASI Eksklusif melalui jamiyah yasinan.
• Pembentukan KP ASI (Kelompok Pendukung Ibu Menyusui).
• Melakukan pendampingan pada keluarga dan meminta dukungan suami.
• Melakukan penyuluhan pada masyarakat tentang jamban sehat.
• Membentuk arisan jamban.
• Membuat jamban umum.
• Melakukan penyuluhan tentang bahaya merokok di dalam rumah.
10
• Melakukan penempelan stiker ‘Dilarang Merokok”.
• Menyediakan tempat putung rokok diluar rumah.
• Disediakan tempat khusus untuk merokok di setiap RT.

SARAN
a. Bagi Kepala Desa Samirplapan
1. Diharapkan memberikan dukungan dan motivasi kepada masyarakat untuk
mengikuti program-program UKM puskesmas Duduksampeyan.
2. Memotivasi dan menggerakkan Ibu PKK di desa dan kelurahan untuk
mendukung kegiatan-kegiatan UKM Puskesmas Duduksampeyan.
3. Berperan aktif dalam meningkatkan motivasi kader dan masyarakat untuk
peduli terhadap kesehatannya.
4. Menggerakkan ibu Kader dalam melayani masyarakat pada saat kegiatan
UKM.
b. Bagi Puskesmas Duduksampeyan
1. Diharapkan untuk meningkatkan Sosialisasi Program UKM yang ada di
puskesmas ke masyarakat
2. Membuat Inovasi untuk menarik minat masyarakat terhadap program UKM
yang ada di puskesmas
3. Meningkatkan kerjasama dengan lintas sektor untuk meningkatkan
pencapaian program UKM Puskesmas
4. Menyesuaikan Jadwal Kegiatan Puskesmas dengan Kebutuhan dan
keinginan masyarakat
5. Menambah Pos Pelaksanaan pelayanan kesehatan seperti Pustu atau
Puskesmas Keliling.

6. Memberikan pelatihan bagi kader dalam pelaksanaan kegiatan UKM


Puskesmas.
c. Bagi Tokoh Masyarakat dan Tokoh Agama
1. Berperan aktif dalam menggerakkan masyarakt untuk pedulli kesehatan dan
mengikuti program-program UKM Puskesmas
2. Membantu meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan
11
masyarakat melalui pengajian, ibadah, dan kegiatan-kegiatan di kelompok
masyarakat.
d. Bagi Kader Kesehatan
1. Agar berperan aktif dalam melaksanakan pelayanan di pos kesehatan yang
ada di desa.
2. Aktif menggerakkan masyarakat untuk meningkatkan kesehatannya.

3. Desa Ambeng-ambeng Watangrejo


Jumlah KK : 1.328 Kepala Keluarga (KK)
Jumlah penduduk : 4.891 Jiwa
Jumlah KK yang di survey : 1.328 Kepala Keluarga (KK)
Hasil SMD berdasarkan Karekteristik penduduk:
Jenis Kelamin :
No Jenis Kelamin Jumlah
1 Laki-Laki 2456
2 Perempuan 2435
Total 4.891

Pekerjaan :
No Pekerjaan Jumlah
1 Pertanian 361 Orang
2 PNS 46 Orang
3 Pegawai Swasta 346 Orang
4 Wiraswasta 931 Orang
5 Pedagang 203 Orang
Total 1.887 Orang
Masalah-masalah Kesehatan yang kita dapati di masyarakat adalah:

12
1. Persalinan:
Dari 89 Ibu hamil yang ada di Desa Ambeng-ambeng Watangrejo, semuanya
sudah melakukan persalinan oleh tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan.
2. ASI Eksklusif :
Dari 159 Bayi yang ada di Desa Ambeng-ambeng Watangrejo, sebanyak 16 bayi
tidak mendapatkan ASI Ekslusif dikarenakan Ibu yang bekerja, kurangnya
pengetahuan Ibu tentang manfaat ASI Eksklusif dan ASI yang tidak keluar.
3. Posyandu Bayi:
Dari 159 Bayi yang ada di Desa Ambeng-ambeng Watangrejo, sudah semua bayi
mengikuti posyandu secara rutin.
4. Sumber air bersih yang digunakan setiap hari:
Dari 1328 KK di Desa Ambeng-ambeng Watangrejo, semuanya menggunakan
sumur, air hujan dan PDAM sebagai sumber air bersih.
5. Jamban Sehat
Dari 1328 KK yang ada di Desa Ambeng-ambeng Watangrejo, ada 27 KK yang
belum menggunakan jamban sehat dikarenakan faktor ekonomi dan kurangnya
kesadaran masyarakat tentang pentingnya jamban sehat.
6. Cuci Tangan
Dari 1328 KK di Desa Ambeng-ambeng Watangrejo, semuanya sudah
melakukan cuci tangan pakai sabun.
7. PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk)
Dari 1328 KK yang ada di Desa Ambeng-ambeng Watangrejo, sudah semuanya
memiliki kesadaran untuk melakukan PSN di rumah dan lingkungan sekitarnya.
8. Diet buah dan sayur
Dari 1328 KK yang ada di Desa Ambeng-ambeng Watangrejo, sudah
mempunyai kesadaran untuk mengkonsumsi buah dan sayur.
9. Aktifitas Fisik
Dari 1328 KK yang ada di Desa Ambeng-ambeng Watangrejo, sudah semua
masyarakat mempunyai kesadaran untuk melakukan aktifitas fisik seperti
berolahraga secara rutin.
10. Merokok Dalam Rumah
Dari 1328 KK yang ada di Desa Ambeng-ambeng Watangrejo, ada 465 KK yang
13
masih merokok di dalam rumah dikarenakan kurangnya kesadaran masyarakat
tentang bahaya merokok di dalam rumah.

PEMBAHASAN

C. Hasil Musyawarah Masyarakat Desa (MMD)


Berdasarkan hasil survei mawas diri (SMD) didapati masalah masalah kesehatan
yaitu
a) Tidak mendapatkan ASI Ekslusif dikarenakan Ibu yang bekerja.
b) Kurangnya pengetahuan Ibu tentang manfaat ASI Eksklusif.
c) ASI yang tidak keluar.
d) Ada masyarakat yang tidak mempunyai jamban.
e) Masih banyak masyarakat yang merokok di dalam rumah.

 Prioritas masalah yang akan diselesaikan


• Masyarakat ada yang tidak mempunyai jamban
• Bayi yang belum ASI Eksklusif
• Masyarakat yang merokok di dalam rumah
 Pemecahan masalah
• Penyuluhan tentang ASI Eksklusif melalui jamiyah yasinan.
• Pembentukan KP ASI (Kelompok Pendukung Ibu Menyusui).
• Melakukan pendampingan pada keluarga dan meminta dukungan suami.
• Melakukan penyuluhan pada masyarakat tentang jamban sehat.
• Membentuk arisan jamban.
• Membuat jamban umum.
• Melakukan penyuluhan tentang bahaya merokok di dalam rumah.
• Melakukan penempelan stiker ‘Dilarang Merokok”.
• Menyediakan tempat putung rokok diluar rumah.
• Disediakan tempat khusus untuk merokok di setiap RT.

SARAN
14
a. Bagi Kepala Desa Ambeng-ambeng Watangrejo
1. Diharapkan memberikan dukungan dan motivasi kepada masyarakat untuk
mengikuti program-program UKM puskesmas Duduksampeyan.
2. Memotivasi dan menggerakkan Ibu PKK di desa dan kelurahan untuk
mendukung kegiatan-kegiatan UKM Puskesmas Duduksampeyan.
3. Berperan aktif dalam meningkatkan motivasi kader dan masyarakat untuk
peduli terhadap kesehatannya.
4. Menggerakkan ibu Kader dalam melayani masyarakat pada saat kegiatan
UKM.
b. Bagi Puskesmas Duduksampeyan
1. Diharapkan untuk meningkatkan Sosialisasi Program UKM yang ada di
puskesmas ke masyarakat
2. Membuat Inovasi untuk menarik minat masyarakat terhadap program UKM
yang ada di puskesmas
3. Meningkatkan kerjasama dengan lintas sektor untuk meningkatkan
pencapaian program UKM Puskesmas
4. Menyesuaikan Jadwal Kegiatan Puskesmas dengan Kebutuhan dan
keinginan masyarakat
5. Menambah Pos Pelaksanaan pelayanan kesehatan seperti Pustu atau
Puskesmas Keliling.
6. Mmemberikan pelatihan bagi kader dalam pelaksanaan kegiatan UKM
Puskesmas.

c. Bagi Tokoh Masyarakat dan Tokoh Agama


1. Berperan aktif dalam menggerakkan masyarakt untuk pedulli kesehatan dan
mengikuti program-program UKM Puskesmas
2. Membantu meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan
masyarakat melalui pengajian, ibadah, dan kegiatan-kegiatan di kelompok
masyarakat.
d. Bagi Kader Kesehatan
15
1. Agar berperan aktif dalam melaksanakan pelayanan di pos kesehatan yang
ada di desa.
2. Aktif menggerakkan masyarakat untuk meningkatkan kesehatannya.

4. Desa Sumengko
Jumlah KK : 884 Kepala Keluarga (KK)
Jumlah penduduk : 3.615 Jiwa
Jumlah KK yang di survey : 884 Kepala Keluarga (KK)
Hasil SMD berdasarkan Karekteristik penduduk:
Jenis Kelamin :
No Jenis Kelamin Jumlah
1 Laki-Laki 1763
2 Perempuan 1852
Total 3.615

Pekerjaan :
No Pekerjaan Jumlah
1 Pertanian 442 Orang
2 PNS 10 Orang
3 Pegawai Swasta 323 Orang
4 Wiraswasta 199 Orang
5 Pedagang 155 Orang
Total 1.129 Orang

Masalah-masalah Kesehatan yang kita dapati di masyarakat adalah:


1. Persalinan:
Dari 52 Ibu hamil yang ada di Desa Sumengko, semuanya sudah melakukan

16
persalinan oleh tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan.
2. ASI Eksklusif :
Dari 91 Bayi yang ada di Desa Sumengko, semuanya sudah mendapatkan ASI
Eksklusif.
3. Posyandu Bayi:
Dari 91 Bayi yang ada di Desa Sumengko, sudah semua bayi mengikuti posyandu
secara rutin.
4. Sumber air bersih yang digunakan setiap hari:
Dari 884 KK di Desa Sumengko, semuanya menggunakan sumur dan air hujan
sebagai sumber air bersih.
5. Jamban Sehat
Dari 884 KK yang ada di Desa Sumengko, semuanya sudah menggunakan
jamban sehat.
6. Cuci Tangan
Dari 884 KK di Desa Sumengko, semuanya sudah melakukan cuci tangan pakai
sabun.
7. PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk)
Dari 884 KK yang ada di Desa Sumengko, sudah semuanya memiliki kesadaran
untuk melakukan PSN di rumah dan lingkungan sekitarnya.
8. Diet buah dan sayur
Dari 884 KK yang ada di Desa Sumengko, sudah mempunyai kesadaran untuk
mengkonsumsi buah dan sayur.
9. Aktifitas Fisik
Dari 884 KK yang ada di Desa Sumengko, sudah semua masyarakat mempunyai
kesadaran untuk melakukan aktifitas fisik seperti berolahraga secara rutin.
10. Merokok Dalam Rumah
Dari 884 KK yang ada di Desa Sumengko, ada 27 KK yang masih merokok di
dalam rumah dikarenakan kurangnya kesadaran masyarakat tentang bahaya
merokok di dalam rumah.

PEMBAHASAN
17
D. Hasil Musyawarah Masyarakat Desa (MMD)
Berdasarkan hasil survei mawas diri (SMD) didapati masalah masalah kesehatan
yaitu
a) Masih banyak masyarakat yang merokok di dalam rumah.
 Prioritas masalah yang akan diselesaikan
• Masyarakat yang merokok di dalam rumah
 Pemecahan masalah
• Melakukan penyuluhan tentang bahaya merokok di dalam rumah.
• Melakukan penempelan stiker ‘Dilarang Merokok”.
• Menyediakan tempat putung rokok diluar rumah.
• Disediakan tempat khusus untuk merokok di setiap RT.

SARAN
a. Bagi Kepala Desa Sumengko
1. Diharapkan memberikan dukungan dan motivasi kepada masyarakat untuk
mengikuti program-program UKM puskesmas Duduksampeyan.
2. Memotivasi dan menggerakkan Ibu PKK di desa dan kelurahan untuk
mendukung kegiatan-kegiatan UKM Puskesmas Duduksampeyan.
3. Berperan aktif dalam meningkatkan motivasi kader dan masyarakat untuk
peduli terhadap kesehatannya.
4. Menggerakkan ibu Kader dalam melayani masyarakat pada saat kegiatan
UKM.
b. Bagi Puskesmas Duduksampeyan
1. Diharapkan untuk meningkatkan Sosialisasi Program UKM yang ada di
18
puskesmas ke masyarakat
2. Membuat Inovasi untuk menarik minat masyarakat terhadap program UKM
yang ada di puskesmas
3. Meningkatkan kerjasama dengan lintas sektor untuk meningkatkan
pencapaian program UKM Puskesmas
4. Menyesuaikan Jadwal Kegiatan Puskesmas dengan Kebutuhan dan
keinginan masyarakat
5. Menambah Pos Pelaksanaan pelayanan kesehatan seperti Pustu atau
Puskesmas Keliling.
6. Mmemberikan pelatihan bagi kader dalam pelaksanaan kegiatan UKM
Puskesmas.
c. Bagi Tokoh Masyarakat dan Tokoh Agama
1. Berperan aktif dalam menggerakkan masyarakt untuk pedulli kesehatan dan
mengikuti program-program UKM Puskesmas
2. Membantu meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan
masyarakat melalui pengajian, ibadah, dan kegiatan-kegiatan di kelompok
masyarakat.

d. Bagi Kader Kesehatan


1. Agar berperan aktif dalam melaksanakan pelayanan di pos kesehatan yang
ada di desa.
2. Aktif menggerakkan masyarakat untuk meningkatkan kesehatannya.

5. Desa Duduksampeyan
Jumlah KK : 1069 Kepala Keluarga (KK)
Jumlah penduduk : 3.559 Jiwa
Jumlah KK yang di survey : 1069 Kepala Keluarga (KK)
Hasil SMD berdasarkan Karekteristik penduduk:
Jenis Kelamin :
No Jenis Kelamin Jumlah
19
1 Laki-Laki 1805
2 Perempuan 1754
Total 3.559

Pekerjaan :
No Pekerjaan Jumlah
1 Pertanian 189 Orang
2 PNS 47 Orang
3 Pegawai Swasta 465 Orang
4 Wiraswasta 415 Orang
5 Pedagang 383 Orang
Total 1.499 Orang

Masalah-masalah Kesehatan yang kita dapati di masyarakat adalah:


1. Persalinan:
Dari 61 Ibu hamil yang ada di Desa Duduksampeyan, semuanya sudah
melakukan persalinan oleh tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan.
2. ASI Eksklusif :
Dari 106 Bayi yang ada di Desa Duduksampeyan, ada 60 bayi yang tidak
mendapatkan ASI Eksklusif dikarenakan ibu yang bekerja, kurangnya
pengetahuan masyarakat tentang pentingnya ASI Eksklusif dan ASI yang tidak
keluar.
3. Posyandu Bayi:
Dari 106 Bayi yang ada di Desa Duduksampeyan, sudah semua bayi mengikuti
posyandu secara rutin.
4. Sumber air bersih yang digunakan setiap hari:
Dari 1069 KK di Desa Duduksampeyan, semuanya menggunakan sumur, air
hujan dan PDAM sebagai sumber air bersih.
20
5. Jamban Sehat
Dari 1069 KK yang ada di Desa Duduksampeyan, semuanya sudah
menggunakan jamban sehat.
6. Cuci Tangan
Dari 1069 KK yang ada di Desa Duduksampeyan, semuanya sudah melakukan
cuci tangan pakai sabun.
7. PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk)
Dari 1069 KK yang ada di Desa Duduksampeyan, sudah semuanya memiliki
kesadaran untuk melakukan PSN di rumah dan lingkungan sekitarnya.
8. Diet buah dan sayur
Dari 1069 KK yang ada di Desa Duduksampeyan, sudah mempunyai kesadaran
untuk mengkonsumsi buah dan sayur.
9. Aktifitas Fisik
Dari 1069 KK yang ada di Desa Duduksampeyan, sudah semua masyarakat
mempunyai kesadaran untuk melakukan aktifitas fisik seperti berolahraga secara
rutin.

10. Merokok Dalam Rumah


Dari 1069 KK yang ada di Desa Duduksampeyan, ada 437 KK yang masih
merokok di dalam rumah dikarenakan kurangnya kesadaran masyarakat tentang
bahaya merokok di dalam rumah.

PEMBAHASAN

E. Hasil Musyawarah Masyarakat Desa (MMD)


Berdasarkan hasil survei mawas diri (SMD) didapati masalah masalah kesehatan
yaitu
a) Masih banyak masyarakat yang merokok di dalam rumah.
b) Tidak mendapatkan ASI Ekslusif dikarenakan Ibu yang bekerja.
c) Kurangnya pengetahuan Ibu tentang manfaat ASI Eksklusif.
d) ASI yang tidak keluar.
21
 Prioritas masalah yang akan diselesaikan
• Masyarakat yang merokok di dalam rumah
• ASI Eksklusif
 Pemecahan masalah
• Melakukan penyuluhan tentang bahaya merokok di dalam rumah.
• Melakukan penempelan stiker ‘Dilarang Merokok”.
• Menyediakan tempat putung rokok diluar rumah.
• Disediakan tempat khusus untuk merokok di setiap RT.
• Penyuluhan tentang ASI Eksklusif melalui jamiyah yasinan.
• Pembentukan KP ASI (Kelompok Pendukung Ibu Menyusui).
• Melakukan pendampingan pada keluarga dan meminta dukungan suami.

SARAN
a. Bagi Kepala Desa Duduksampeyan
1. Diharapkan memberikan dukungan dan motivasi kepada masyarakat untuk
mengikuti program-program UKM puskesmas Duduksampeyan.
2. Memotivasi dan menggerakkan Ibu PKK di desa dan kelurahan untuk
mendukung kegiatan-kegiatan UKM Puskesmas Duduksampeyan.
3. Berperan aktif dalam meningkatkan motivasi kader dan masyarakat untuk
peduli terhadap kesehatannya.
4. Menggerakkan ibu Kader dalam melayani masyarakat pada saat kegiatan
UKM.
b. Bagi Puskesmas Duduksampeyan
1. Diharapkan untuk meningkatkan Sosialisasi Program UKM yang ada di
puskesmas ke masyarakat
2. Membuat Inovasi untuk menarik minat masyarakat terhadap program UKM
yang ada di puskesmas
22
3. Meningkatkan kerjasama dengan lintas sektor untuk meningkatkan pencapaian
program UKM Puskesmas
4. Menyesuaikan Jadwal Kegiatan Puskesmas dengan Kebutuhan dan keinginan
masyarakat
5. Menambah Pos Pelaksanaan pelayanan kesehatan seperti Pustu atau
Puskesmas Keliling.
6. Mmemberikan pelatihan bagi kader dalam pelaksanaan kegiatan UKM
Puskesmas.
c. Bagi Tokoh Masyarakat dan Tokoh Agama
1. Berperan aktif dalam menggerakkan masyarakt untuk pedulli kesehatan dan
mengikuti program-program UKM Puskesmas
2. Membantu meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan
masyarakat melalui pengajian, ibadah, dan kegiatan-kegiatan di kelompok
masyarakat.

d. Bagi Kader Kesehatan


1. Agar berperan aktif dalam melaksanakan pelayanan di pos kesehatan yang
ada di desa.
2. Aktif menggerakkan masyarakat untuk meningkatkan kesehatannya.

6. Desa Panjunan
Jumlah KK : 240 Kepala Keluarga (KK)
Jumlah penduduk : 956 Jiwa
Jumlah KK yang di survey : 240 Kepala Keluarga (KK)
Hasil SMD berdasarkan Karekteristik penduduk:
Jenis Kelamin :
No Jenis Kelamin Jumlah
1 Laki-Laki 479
2 Perempuan 477
Total 956

23
Pekerjaan :
No Pekerjaan Jumlah
1 Pertanian 260 Orang
2 PNS 8 Orang
3 Pegawai Swasta 212 Orang
4 Wiraswasta 44 Orang
5 Pedagang 30 Orang
6 Perajin 150 Orang
Total 704 Orang

Masalah-masalah Kesehatan yang kita dapati di masyarakat adalah:


1. Persalinan:
Dari 14 Ibu hamil yang ada di Desa Panjunan, semuanya sudah melakukan
persalinan oleh tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan.
2. ASI Eksklusif :
Dari 27 Bayi yang ada di Desa Panjunan, ada 6 bayi yang tidak mendapatkan
ASI Eksklusif dikarenakan ibu yang bekerja, kurangnya pengetahuan masyarakat
tentang pentingnya ASI Eksklusif dan ASI yang tidak keluar.
3. Posyandu Bayi:
Dari 27 Bayi yang ada di Desa Panjunan, sudah semua bayi mengikuti posyandu
secara rutin.
4. Sumber air bersih yang digunakan setiap hari:
Dari 240 KK yang ada di Desa Panjunan, semuanya menggunakan sumur dan air
hujan sebagai sumber air bersih.
5. Jamban Sehat
Dari 240 KK yang ada di Desa Panjunan, semuanya sudah menggunakan jamban
sehat.

24
6. Cuci Tangan
Dari 240 KK yang ada di Desa Panjunan, semuanya sudah melakukan cuci
tangan pakai sabun.
7. PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk)
Dari 240 KK yang ada di Desa Panjunan, sudah semuanya memiliki kesadaran
untuk melakukan PSN di rumah dan lingkungan sekitarnya.
8. Diet buah dan sayur
Dari 240 KK yang ada di Desa Panjunan, sudah mempunyai kesadaran untuk
mengkonsumsi buah dan sayur.
9. Aktifitas Fisik
Dari 240 KK yang ada di Desa Panjunan, sudah semua masyarakat mempunyai
kesadaran untuk melakukan aktifitas fisik seperti berolahraga secara rutin.

10. Merokok Dalam Rumah


Dari 240 KK yang ada di Desa Panjunan, ada 43 KK yang masih merokok di
dalam rumah dikarenakan kurangnya kesadaran masyarakat tentang bahaya
merokok di dalam rumah.

PEMBAHASAN

F. Hasil Musyawarah Masyarakat Desa (MMD)


Berdasarkan hasil survei mawas diri (SMD) didapati masalah masalah kesehatan
yaitu
a) Masih banyak masyarakat yang merokok di dalam rumah.
b) Tidak mendapatkan ASI Ekslusif dikarenakan Ibu yang bekerja.
c) Kurangnya pengetahuan Ibu tentang manfaat ASI Eksklusif.
d) ASI yang tidak keluar.
 Prioritas masalah yang akan diselesaikan
• Masyarakat yang merokok di dalam rumah
• ASI Eksklusif
 Pemecahan masalah
25
• Melakukan penyuluhan tentang bahaya merokok di dalam rumah.
• Melakukan penempelan stiker ‘Dilarang Merokok”.
• Menyediakan tempat putung rokok diluar rumah.
• Disediakan tempat khusus untuk merokok di setiap RT.
• Penyuluhan tentang ASI Eksklusif melalui jamiyah yasinan.
• Pembentukan KP ASI (Kelompok Pendukung Ibu Menyusui).
• Melakukan pendampingan pada keluarga dan meminta dukungan suami.

SARAN

a. Bagi Kepala Desa Duduksampeyan


1. Diharapkan memberikan dukungan dan motivasi kepada masyarakat untuk
mengikuti program-program UKM puskesmas Duduksampeyan.
2. Memotivasi dan menggerakkan Ibu PKK di desa dan kelurahan untuk mendukung
kegiatan-kegiatan UKM Puskesmas Duduksampeyan.
3. Berperan aktif dalam meningkatkan motivasi kader dan masyarakat untuk peduli
terhadap kesehatannya.
4. Menggerakkan ibu Kader dalam melayani masyarakat pada saat kegiatan UKM.

b. Bagi Puskesmas Duduksampeyan


1. Diharapkan untuk meningkatkan Sosialisasi Program UKM yang ada di
puskesmas ke masyarakat
2. Membuat Inovasi untuk menarik minat masyarakat terhadap program UKM yang
ada di puskesmas
3. Meningkatkan kerjasama dengan lintas sektor untuk meningkatkan pencapaian
program UKM Puskesmas

26
4. Menyesuaikan Jadwal Kegiatan Puskesmas dengan Kebutuhan dan keinginan
masyarakat
5. Menambah Pos Pelaksanaan pelayanan kesehatan seperti Pustu atau
Puskesmas Keliling.
6. Mmemberikan pelatihan bagi kader dalam pelaksanaan kegiatan UKM
Puskesmas.

c. Bagi Tokoh Masyarakat dan Tokoh Agama


1. Berperan aktif dalam menggerakkan masyarakt untuk pedulli kesehatan dan
mengikuti program-program UKM Puskesmas
2. Membantu meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan
masyarakat melalui pengajian, ibadah, dan kegiatan-kegiatan di kelompok
masyarakat.

d. Bagi Kader Kesehatan


1. Agar berperan aktif dalam melaksanakan pelayanan di pos kesehatan yang ada di
desa.
2. Aktif menggerakkan masyarakat untuk meningkatkan kesehatannya.

7. Desa Tambakrejo
Jumlah KK : 1.129 Kepala Keluarga (KK)
Jumlah penduduk : 5.134 Jiwa
Jumlah KK yang di survey : 1.129 Kepala Keluarga (KK)
Hasil SMD berdasarkan Karekteristik penduduk:
Jenis Kelamin :
No Jenis Kelamin Jumlah
1 Laki-Laki 2563
2 Perempuan 2571
Total 5134

Pekerjaan :
No Pekerjaan Jumlah
1 Pertanian 1089 Orang
27
2 PNS 20 Orang
3 Pegawai Swasta 192 Orang
4 Wiraswasta 286 Orang
5 Pedagang 196 Orang
Total 1783 Orang

Masalah-masalah Kesehatan yang kita dapati di masyarakat adalah:


1. Persalinan:
Dari 85 Ibu hamil yang ada di Desa Tambakrejo, semuanya sudah melakukan
persalinan oleh tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan.
2. ASI Eksklusif :
Dari 148 Bayi yang ada di Desa Tambakrejo, ada 139 bayi yang tidak
mendapatkan ASI Eksklusif dikarenakan ibu yang bekerja, kurangnya
pengetahuan masyarakat tentang pentingnya ASI Eksklusif dan ASI yang tidak
keluar.
3. Posyandu Bayi:
Dari 148 Bayi yang ada di Desa Tambakrejo, sudah semua bayi mengikuti
posyandu secara rutin.
4. Sumber air bersih yang digunakan setiap hari:
Dari 1129 KK yang ada di Desa Tambakrejo, semuanya menggunakan sumur dan
air hujan sebagai sumber air bersih.
5. Jamban Sehat
Dari 1129 KK yang ada di Desa Tambakrejo, ada 23 KK yang belum
menggunakan jamban sehat dikarenakan faktor ekonomi dan kurangnya
kesadaran masyarakat tentang pentingnya jamban sehat.
6. Cuci Tangan

28
Dari 1129 KK yang ada di Desa Tambakrejo, semuanya sudah melakukan cuci
tangan pakai sabun.
7. PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk)
Dari 1129 KK yang ada di Desa Tambakrejo, sudah semuanya memiliki
kesadaran untuk melakukan PSN di rumah dan lingkungan sekitarnya.
8. Diet buah dan sayur
Dari 1129 KK yang ada di Desa Tambakrejo, sudah mempunyai kesadaran untuk
mengkonsumsi buah dan sayur.
9. Aktifitas Fisik
Dari 1129 KK yang ada di Desa Tambakrejo, sudah semua masyarakat
mempunyai kesadaran untuk melakukan aktifitas fisik seperti berolahraga secara
rutin.
10. Merokok Dalam Rumah
Dari 1129 KK yang ada di Desa Tambakrejo, ada 440 KK yang masih merokok
di dalam rumah dikarenakan kurangnya kesadaran masyarakat tentang bahaya
merokok di dalam rumah.

PEMBAHASAN

G. Hasil Musyawarah Masyarakat Desa (MMD)


Berdasarkan hasil survei mawas diri (SMD) didapati masalah masalah kesehatan
yaitu
a) Masih banyak masyarakat yang merokok di dalam rumah.
b) Tidak mendapatkan ASI Ekslusif dikarenakan Ibu yang bekerja.
c) Kurangnya pengetahuan Ibu tentang manfaat ASI Eksklusif.
d) ASI yang tidak keluar.
e) Ada masyarakat yang tidak mempunyai jamban sehat
 Prioritas masalah yang akan diselesaikan
• Masyarakat yang merokok di dalam rumah
• ASI Eksklusif
• Jamban sehat
 Pemecahan masalah
29
• Melakukan penyuluhan tentang bahaya merokok di dalam rumah.
• Melakukan penempelan stiker ‘Dilarang Merokok”.
• Menyediakan tempat putung rokok diluar rumah.
• Disediakan tempat khusus untuk merokok di setiap RT.
• Penyuluhan tentang ASI Eksklusif melalui jamiyah yasinan.
• Pembentukan KP ASI (Kelompok Pendukung Ibu Menyusui).
• Melakukan pendampingan pada keluarga dan meminta dukungan suami.
• Melakukan penyuluhan pada masyarakat tentang jamban sehat.
• Membentuk arisan jamban.
• Membuat jamban umum.

SARAN

a. Bagi Kepala Desa Duduksampeyan


1. Diharapkan memberikan dukungan dan motivasi kepada masyarakat untuk
mengikuti program-program UKM puskesmas Duduksampeyan.
2. Memotivasi dan menggerakkan Ibu PKK di desa dan kelurahan untuk
mendukung kegiatan-kegiatan UKM Puskesmas Duduksampeyan.
3. Berperan aktif dalam meningkatkan motivasi kader dan masyarakat untuk peduli
terhadap kesehatannya.
4. Menggerakkan ibu Kader dalam melayani masyarakat pada saat kegiatan UKM.

b. Bagi Puskesmas Duduksampeyan


1. Diharapkan untuk meningkatkan Sosialisasi Program UKM yang ada di
puskesmas ke masyarakat.
2. Membuat Inovasi untuk menarik minat masyarakat terhadap program UKM yang
ada di puskesmas
3. Meningkatkan kerjasama dengan lintas sektor untuk meningkatkan pencapaian
program UKM Puskesmas
4. Menyesuaikan Jadwal Kegiatan Puskesmas dengan Kebutuhan dan keinginan
masyarakat

30
5. Menambah Pos Pelaksanaan pelayanan kesehatan seperti Pustu atau
Puskesmas Keliling.
6. Memberikan pelatihan bagi kader dalam pelaksanaan kegiatan UKM
Puskesmas.

c. Bagi Tokoh Masyarakat dan Tokoh Agama


1. Berperan aktif dalam menggerakkan masyarakt untuk pedulli kesehatan dan
mengikuti program-program UKM Puskesmas
2. Membantu meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan
masyarakat melalui pengajian, ibadah, dan kegiatan-kegiatan di kelompok
masyarakat.

d. Bagi Kader Kesehatan


1. Agar berperan aktif dalam melaksanakan pelayanan di pos kesehatan yang ada
di desa.
2. Aktif menggerakkan masyarakat untuk meningkatkan kesehatannya.

31
Telah dilakukan pendataan PIS-PK Tahun 2018 terhadap 4034 KK yang tersebar di 11 Desa yang termasuk
wilayah kerja Puskesmas Paguyuman Kabupaten Boalemu yaitu Desa Tangkobu, Desa Rejonegoro, Desa
Sosial, Desa Kuala Lumpur, Desa Molombulahe, Desa Wonggahu, Desa Tenilo, Desa Hulawa, Desa Balate
Jaya, Desa Girisa dan Desa Karya Murni.
Nilai IKS Puskesmas Paguyuman adalah 0,09. Sementara nilai IKS 11 desa yang termasuk wilayah kerja
Puskesmas Paguyuman berkisar antara 0,03 – 0,13.
Mengacu pada Indeks Keluarga Sehat (IKS), berarti capaian IKS Puskesmas Paguyuman dan 11 desa
wilayah kerjanya tersebut dikategorikan Tidak Sehat ( IKS < 0,500) . Masalah Kesehatan di Puskesmas
Paguyuman –dengan mengacu pada cakupan < 30% - adalah ASI Ekslusif, Hipertensi dan Tidak Merokok.
Identifikasi masalah kesehatan perlu dipertajam lagi untuk mendapatkan prioritas masalah kesehatan yang
perlu mendapatkan alokasi anggaran dari Puskesmas Paguyuman. Setelah melakukan skoring dengan
Metode USG+F maka prioritas masalah yang perlu segera ditanggulangi dan diberi alokasi penganggaran
adalah : ASI Ekslusif dan Hipertensi. Hasil cakupan PIS-PK kedua program tersebut juga mempunyai
cakupan yang rendah hanya 1% dan 10%. Hingga menimbulkan kesenjangan masalah yang cukup tinggi
masing-masing : 99 % dan 90 %.
 A. PENDAHULUAN
Dalam program keluarga sehat, cara kerja puskesmas tidak hanya menyelenggarakan pelayanan
kesehatan di dalam gedung, melainkan juga diluar gedung melaluikunjungan rumah/keluarga di
wilayah kerjanya. Sehingga program keluarga sehat merupakan program dengan pendekatan
pelayanan terintegrsi antaraUpaya Kesehatan Perorangan (UKP) dan Upaya Kesehatan Masyarakat
(UKM) yang berkesinambungan dengan target keluarga serta didasari oleh data dan informasi dari
profil kesehatan keluarga.
Atas penjelasan tersebut, program ini berupaya meningkatkan aksesibilitas keluarga
terhadap pelayanan kesehatan yang komprehensif dalam mendukung pencapaian standar pelayanan
minimal, mendukung pelaksanaan JKN dan mendukung tercapainya Program Indonesia Sehat.
Sasaran utama Program keluarga sehat di wilayah kerja Puskesmas adalah   keluarga. Kegiatannya di
fokuskan kepada kunjungan keluarga dengan memperhatikan indikator program prioritas, pada:
Perbaikan Gizi, Penurunan AKI & AKB dan, Pengendalian Penyakit Menular. Program lainnya adalah
Pengendalian Penyakit Tidak Menular, dan Kesehatan Lingkungan.
Program keluarga sehat yang telah dicanangkan oleh Kementerian Kesehatan mengacu kepada 12
Indikator keluarga sehat sebagai berikut : Keluarga mengikuti KB, ibu bersalin di fasilitas kesehatan
dan Bayi mendapat imunisasi dasar lengkap. Progam lainnya adalah Bayi diberi ASI ekslusif selama 6
bulan, pertumbuhan balita dipantau tiap bulan serta Penderita TB berobat sesuai standar. Juga
Penderita Hipertensi berobat teratur, Gangguan Jiwa berat ditelantarkan dan Tidak ada anggotaa
keluarga yang merokok. Selain itu keluarga memiliki/memakai air bersih,keluarga memiliki/memakai
jamban sehat serta sekeluarga menjadi anggota JKN. (sumber Health Policy Unit Kementerian
Kesehatan 2015).

32
Puskesmas Paguyaman merupakan salah satu puskesmas yang ada di wilayah Kecamatan
Paguyaman , Kabupaten Boalemo dengan luas wilayah 220. 928 km2. aguyaman memiliki 11 Desa
wilayah kerja dengan jumlah penduduk 18.145 jiwa
Secara administrative wilayah kerja Puskesmas Paguyuman terdiri dari 11 desa wilayah kerja yang
terdiri dari daratan, persawahan, dan pegunungan. dengan jumlah penduduk 18.145 jiwa
Batas wilayah sebelah utara dengan Kecamatan Tolangohula Kab Gorontalo, sebelah timur dengan
dengan Kecamatan Boliyohuto Kab Gorontalo sebelah selatan dengan Kecamatan Boliyohuto Kab
Gorontalo sebelah barat dengan berbatasan dengan kecamatan Dulupi Kab. Boalemo.
Tujuan umum penulisan laporan adalah mendapatkan gambaran lengkap Hasil PIS-PK di Puskesmas
Paguyaman. Sedangkan tujuan khusus adalah : Mendapatkan data dan analisis hasil IKS RT/RW di
Puskesmas Paguyuman; Mendapatkan data dan hasil analisis Cakupan Program IKS RT/RW di
Puskesmas Paguyumani; Mengidentifikasi masalah kesehatan dan solusinya di wilayah kerja
Puskesmas Paguyuman serta .Menentukan prioritas masalah kesehatan di wilayah kerja Puskesmas
Paguyuman.
A. HASIL dan ANALISIS HASIL
1. IKS 11 Desa Wilayah Kerja Puskesmas Paguyaman
Telah dilakukan pendataan PIS-PK di di wilayah kerja Puskesmas Paguyuman Kabiupaten
Bualemo.Wilayah Kerja Puskesmas Paguyuman terdiri dari 11 Desa yaitu yaitu Desa Tangkobu,
Rejonegoro, Sosial, Kualalumpur, Molombulahe, Wonggahu, Tenilo,Hulawa, Balate Jaya, Girisa dan Karya
Murni. Keluarga yang telah didata sebanyak 4034 KK dari 4402 KK (92%).
Dari 11 desa di wilayah kerja Puskesmas Paguyuman, capaian status Keluarga Sehat terbaik diperoleh oleh
Desa Molombulahe dengan IKS 0,129 disusul Desa Sosial dan Desa Hulawa dengan IKS masing-masing
0,124 dan 0,120. Sedangkan capaian terendah didapat Desa Balate Jaya dan Desa Girisa dengan IKS
masing-masing (0,030 dan 0,025).
Mengacu pada Indeks Keluarga Sehat (IKS), berarti capaian IKS dari 11 desa tersebut dikategorikan Tidak
Sehat ( IKS < 0,500) .Status ini merupakan tingkatan paling rendah dari IKS. Status IKS tertinggi adalah
Keluarga Sehat dengan IKS > 0.800, selanjutanya Keluarga Pra Sehat dengan IKS antara 0,500-0.800.
1. Masalah Kesehatan di Puskesmas Paguyuman
a. Desa Tangkobu
Nilai IKS dari Desa Tangkubu adalah 0,060 yang berarti -menurut indicator IKS-
dikategorikan tidak sehat.Terdapat 452 keluarga di desa dengan cakupan keluarga yang
disurvei mencapai 92%. Hasil survey menunjukkan 36% Keluarga   yang berstatus tidak
Sehat dan 57 %    keluarga yang berstatus Pra Sehat. Sementara 7 % yang berstatus
sehat.
36 % dengan status tidak sehat terdiri dari 150 keluarga yang perlu prioritas intervensi  
untuk meningkatkan status IKS mereka. Sehingga dapat berkontribusi untuk meningkatkan
status IKS di desa tersebut.

33
Sedangkan cakupan program yang masih perlu ditingkatkan di desa ini karena angka
cakupan masih rendah (dengan indicator cakupan > 30%) adalah sbb: KB, ASI Ekslusif dan
Hipertensi serta Tidak Merokok. Cakupan masing-masing program tersebut adalah 26%,
0%, 11% dan 22%).
Secara garis besar masalah kesehatan di Desa Tangkobu   yang perlu prioritas intervensi
tindaklanjut berdasarkan informasi diatas adalah: KB, ASI Ekslusif dan Hipertensi serta
Tidak Merokok dengan besaran masalah masing-masing 74%, 100%,89% dan 78%.
Prioritas intervensi program hendaknya dilakukan pada keluarga dengan kategori Pra Sehat
yang mendominasi IKS di Desa Tangkobu. Namun demikian perlu juga dilakukan intervensi
khusus kepada keluarga dengan kategori IKS Tidak Sehat dengan pendekatan per
keluarga. Intervensi tersebut diharapkan merubah kategori IKS keluarga tersebut menjadi
Sehat melalui peningkatan cakupan sejumlah program kesehatan.
a. Desa Rejonegoro
Nilai IKS dari Desa Rejonegoro adalah 0,090 yang berarti -menurut indicator IKS-
dikategorikan tidak sehat. Terdapat 372 keluarga di desa Rejonegoro dengan cakupan
keluarga yang disurvei mencapai 84%. Hasil survey menunjukkan 26% Keluarga   yang
berstatus tidak Sehat dan 65 %   keluarga yang berstatus Pra Sehat. Sementara 9% yang
berstatus sehat.
Persentase 26% dengan status IKS tidak sehat terdiri dari 80 keluarga yang perlu prioritas
intervensi   untuk meningkatkan status IKS mereka. Sehingga diharapkan dapat
berkontribusi secara signifikan meningkatkan status IKS di desa tersebut.
Sedangkan cakupan program yang masih perlu ditingkatkan di desa ini karena angka
cakupan masih rendah (dengan indicator cakupan > 30%) adalah sbb: ASI Ekslusif,
Hipertensi, Gangguan Jiwa serta Tidak Merokok. Cakupan masing-masing program
tersebut adalah 0%, 4%, 0% dan 28%).
Secara garis besar masalah kesehatan di Desa Rejonegoro   yang perlu prioritas intervensi
tindaklanjut berdasarkan informasi diatas adalah: ASI Ekslusif, Hipertensi, Gangguan Jiwa
serta Tidak Merokok dengan besaran masalah masing-masing 100%, 96%,100% dan 72%.
Prioritas intervensi program hendaknya dilakukan pada keluarga dengan kategori Pra Sehat
yang mendominasi IKS di Desa Rejonegoro. Intervensi khusus perlu juga dilakukan kepada
keluarga dengan kategori IKS Tidak Sehat dengan metode pendekatan per keluarga.
Intervensi tersebut diharapkan merubah kategori IKS keluarga tersebut menjadi Sehat
melalui peningkatan cakupan sejumlah program kesehatan.
a. Desa Sosial
Nilai IKS dari Desa Sosial adalah 0,124  yang berarti -menurut indicator IKS- dikategorikan
tidak sehat.. Terdapat 372 keluarga di desa Sosial dengan cakupan keluarga yang disurvei
mencapai 93 %. Hasil survey menunjukkan 16% Keluarga   yang berstatus tidak Sehat dan
72 %   keluarga yang berstatus Pra Sehat. Sementara 12 % yang berstatus sehat.

34
Persentase 16% dengan status IKS tidak sehat terdiri dari 55 keluarga yang perlu prioritas
intervensi   untuk meningkatkan status IKS mereka. Sehingga diharapkan dapat
berkontribusi secara signifikan meningkatkan status IKS di desa tersebut.
Sedangkan cakupan program yang masih perlu ditingkatkan di desa ini karena angka
cakupan masih rendah (dengan indicator cakupan > 30%) adalah sbb: ASI Ekslusif,
Hipertensi, dan Tidak Merokok. Cakupan masing-masing program tersebut adalah 6%, 13%
dan 28%).
Secara garis besar masalah kesehatan di Desa Sosial   yang perlu prioritas intervensi
tindaklanjut berdasarkan informasi diatas adalah: ASI Ekslusif, Hipertensi dan Tidak
Merokok dengan besaran masalah masing-masing 94%,87% dan 72%.
Prioritas intervensi program hendaknya dilakukan pada keluarga dengan kategori Pra Sehat
yang mendominasi IKS di Desa Sosial. Intervensi khusus juga perlu dilakukan kepada
keluarga dengan kategori IKS Tidak Sehat dengan metode pendekatan per keluarga.
Intervensi tersebut diharapkan merubah kategori IKS keluarga tersebut menjadi Sehat
melalui peningkatan cakupan sejumlah program kesehatan.
a. Desa Kuala Lumpur
Nilai IKS dari Desa Kuala Lumpur dalah 0,070 yang berarti -menurut indicator IKS-
dikategorikan tidak sehat. Terdapat 414 keluarga di desa Kuala Lumpur dengan cakupan
keluarga yang disurvei mencapai 89 %. Hasil survey menunjukkan 27% Keluarga   yang
berstatus tidak Sehat dan 66 %   keluarga yang berstatus Pra Sehat. Sementara 7 % yang
berstatus sehat.
Persentase 27% dengan status IKS tidak sehat terdiri dari 99 keluarga yang perlu prioritas
intervensi   untuk meningkatkan status IKS mereka. Sehingga diharapkan dapat
berkontribusi secara signifikan meningkatkan status IKS di desa tersebut.
Sedangkan cakupan program yang masih perlu ditingkatkan di desa ini karena angka
cakupan masih rendah (dengan indicator cakupan > 30%) adalah sbb: ASI Ekslusif,
Hipertensi, dan Tidak Merokok. Cakupan masing-masing program tersebut adalah 6%, 13%
dan 28%).
Secara garis besar masalah kesehatan di Desa Kuala Lumpur   yang perlu prioritas
intervensi tindaklanjut berdasarkan informasi diatas adalah: ASI Ekslusif, Hipertensi dan
Tidak Merokok dengan besaran masalah masing-masing 94%, 87% dan 72%.
Prioritas intervensi program hendaknya dilakukan pada keluarga dengan kategori Pra Sehat
yang mendominasi IKS di Desa Kuala Lumpur. Intervensi khusus juga perlu dilakukan
kepada keluarga dengan kategori IKS Tidak Sehat dengan metode pendekatan per
keluarga. Intervensi tersebut diharapkan merubah kategori IKS keluarga tersebut menjadi
Sehat melalui peningkatan cakupan sejumlah program kesehatan.
a. Desa Molombulahe

35
Nilai IKS dari Desa Molombulahe dalah 0,129 yang berarti -menurut indicator IKS-
dikategorikan tidak sehat. Terdapat 599 keluarga di desa Molombulahe dengan cakupan
keluarga yang disurvei mencapai 97%. Hasil survey menunjukkan 16% Keluarga   yang
berstatus tidak Sehat dan 71 %   keluarga yang berstatus Pra Sehat. Sementara 13 % yang
berstatus sehat.
Persentase 16% dengan status IKS tidak sehat terdiri dari 93 keluarga yang perlu prioritas
intervensi   untuk meningkatkan status IKS mereka. Sehingga diharapkan dapat
berkontribusi secara signifikan meningkatkan status IKS di desa tersebut.
Sedangkan cakupan program yang masih perlu ditingkatkan di desa ini karena angka
cakupan masih rendah (dengan indicator cakupan > 30%) adalah sbb: ASI Ekslusif,
Hipertensi, Gangguan Jiwa dan Tidak Merokok. Cakupan masing-masing program tersebut
adalah 0%, 20%,0% dan 24%).
Secara garis besar masalah kesehatan di Desa Molombulahe   yang perlu prioritas
intervensi tindaklanjut berdasarkan informasi diatas adalah: ASI Ekslusif, Hipertensi
Gangguan Jiwa dan Tidak Merokok dengan besaran masalah masing-masing 100%,
80%,100% dan 76%.
Prioritas intervensi program hendaknya dilakukan pada keluarga dengan kategori Pra Sehat
yang mendominasi IKS di Desa Molombulahe. Intervensi khusus juga perlu dilakukan
kepada keluarga dengan kategori IKS Tidak Sehat dengan metode pendekatan per
keluarga. Intervensi tersebut diharapkan merubah kategori IKS keluarga tersebut menjadi
Sehat melalui peningkatan cakupan sejumlah program kesehatan.
a. Desa Wonggahu
IKS dari Desa Wonggahu dalah 0,075 yang berarti -menurut indicator IKS- dikategorikan
tidak sehat. Terdapat 850 keluarga di desa Wonggahu, yang merupakan jumlah KK yang
terbesar di wilayah kerja Puskesmas Paguyaman dengan cakupan keluarga yang disurvei
mencapai 89%. Hasil survey menunjukkan 21% Keluarga   yang berstatus tidak Sehat dan
71 %   keluarga yang berstatus Pra Sehat. Sementara 8 % yang berstatus sehat.
Persentase 21 % dengan status IKS tidak sehat terdiri dari 160 keluarga yang perlu
prioritas intervensi   untuk meningkatkan status IKS mereka. Sehingga diharapkan dapat
berkontribusi secara signifikan meningkatkan status IKS di desa tersebut.
Sedangkan cakupan program yang masih perlu ditingkatkan di desa ini karena angka
cakupan masih rendah (dengan indicator cakupan > 30%) adalah sbb: ASI Ekslusif,
Hipertensi dan Tidak Merokok. Cakupan masing-masing program tersebut adalah 0%, 7%
dan 23%).
Secara garis besar masalah kesehatan di Desa Wonggahu   yang perlu prioritas intervensi
tindaklanjut berdasarkan informasi diatas adalah: ASI Ekslusif, Hipertensi dan Tidak
Merokok dengan besaran masalah masing-masing 100%, 93%,dan 77%.

36
Prioritas intervensi program hendaknya dilakukan pada keluarga dengan kategori Pra Sehat
yang mendominasi IKS di Desa Wonggahu. Intervensi khusus juga perlu dilakukan kepada
keluarga dengan kategori IKS Tidak Sehat dengan metode pendekatan per keluarga.
Intervensi tersebut diharapkan merubah kategori IKS keluarga tersebut menjadi Sehat
melalui peningkatan cakupan sejumlah program kesehatan.
a. Desa Tenilo
Nilai IKS dari Desa Tenilo dalah 0,087 yang berarti statusnya tidak sehat. Terdapat 339
keluarga di desa Tenilo, dengan cakupan keluarga yang disurvei mencapai 99%. Tertinggi
dibandingkan cakupan survey di desa lain., Hasil survey menunjukkan 28% Keluarga   yang
berstatus tidak Sehat dan 63 %   keluarga yang berstatus Pra Sehat. Sementara 9 % yang
berstatus sehat.
Persentase 29 % dengan status IKS tidak sehat terdiri dari 93 keluarga yang perlu prioritas
intervensi   untuk meningkatkan status IKS mereka. Sehingga diharapkan dapat
berkontribusi secara signifikan meningkatkan status IKS di desa tersebut.
Sedangkan cakupan program yang masih perlu ditingkatkan di desa ini karena angka
cakupan masih rendah (dengan indicator cakupan > 30%) adalah sbb: ASI Ekslusif,
Hipertensi dan Tidak Merokok. Cakupan masing-masing program tersebut adalah 0%, 7%
dan 23%).
Secara garis besar masalah kesehatan di Desa Tenilo   yang perlu prioritas intervensi
tindaklanjut berdasarkan informasi diatas adalah: ASI Ekslusif, Hipertensi dan Tidak
Merokok dengan besaran masalah masing-masing 100%, 93% dan 87%.
Prioritas intervensi program hendaknya dilakukan pada keluarga dengan kategori Pra Sehat
yang mendominasi IKS di Desa Tenilo. Intervensi khusus juga perlu dilakukan kepada
keluarga dengan kategori IKS Tidak Sehat dengan metode pendekatan per keluarga.
Intervensi tersebut diharapkan merubah kategori IKS keluarga tersebut menjadi Sehat
melalui peningkatan cakupan sejumlah program kesehatan.
a. Desa Hulawa
Nilai IKS dari Desa Hulawa dalah 0,120 yang berarti -menurut indicator IKS- dikategorikan
tidak sehat. Terdapat 286 keluarga di desa Hulawa,   dengan cakupan keluarga yang
disurvei mencapai 91%. Tertinggi dibandingkan cakupan survey di desa lain., Hasil survey
menunjukkan 20% Keluarga   yang berstatus tidak Sehat dan 68%   keluarga yang
berstatus Pra Sehat. Sementara 12% yang berstatus sehat.
Persentase 12 % dengan status IKS tidak sehat terdiri dari 52 keluarga yang perlu prioritas
intervensi   untuk meningkatkan status IKS mereka. Sehingga diharapkan dapat
berkontribusi secara signifikan meningkatkan status IKS di desa tersebut.
Sedangkan cakupan program yang masih perlu ditingkatkan di desa ini karena angka
cakupan masih rendah (dengan indicator cakupan > 30%) adalah sbb: ASI Ekslusif,

37
Hipertensi dan Tidak Merokok. Cakupan masing-masing program tersebut adalah 0%, 4%
dan 25%).
Secara garis besar masalah kesehatan di Desa Hulawa   yang perlu prioritas intervensi
tindaklanjut berdasarkan informasi diatas adalah: ASI Ekslusif, Hipertensi dan Tidak
Merokok dengan besaran masalah masing-masing 100%, 96% dan 75%.
Prioritas intervensi program hendaknya dilakukan pada keluarga dengan kategori Pra Sehat
yang mendominasi IKS di Desa Hulawa. Intervensi khusus juga perlu dilakukan kepada
keluarga dengan kategori IKS Tidak Sehat dengan metode pendekatan per keluarga.
Intervensi tersebut diharapkan merubah kategori IKS keluarga tersebut menjadi Sehat
melalui peningkatan cakupan sejumlah program kesehatan.
i. Desa Balate Jaya
Nilai IKS dari Desa Balate Jaya dalah 0,030 yang berarti -menurut indicator IKS-
dikategorikan tidak sehat. Terdapat 248 keluarga di Balate Jaya,   dengan cakupan
keluarga yang disurvei mencapai 93%. Hasil survey menunjukkan 39% Keluarga   yang
berstatus tidak Sehat dan 58%   keluarga yang berstatus Pra Sehat. Sementara 3% yang
berstatus sehat.
Persentase 39 % dengan status IKS tidak sehat terdiri dari 89 keluarga yang perlu prioritas
intervensi   untuk meningkatkan status IKS mereka. Sehingga diharapkan dapat
berkontribusi secara signifikan meningkatkan status IKS di desa tersebut.
Sedangkan cakupan program yang masih perlu ditingkatkan di desa ini karena angka
cakupan masih rendah (dengan indicator cakupan > 30%) adalah sbb: ASI Ekslusif,
Hipertensi, Gangguan Jiwa dan Tidak Merokok. Cakupan masing-masing program tersebut
adalah 0%, 4%, 0% dan 16%).
Secara garis besar masalah kesehatan di Desa Balate Jaya   yang perlu prioritas intervensi
tindaklanjut berdasarkan informasi diatas adalah: ASI Ekslusif, Hipertensi Gangguan dan
Tidak Merokok dengan besaran masalah masing-masing 100%, 96%,100% dan 84%.
Prioritas intervensi program kesehatan Puskesmas hendaknya dilakukan pada keluarga
dengan kategori Pra Sehat yang mendominasi IKS di Desa Balate Jaya. Intervensi khusus
juga perlu dilakukan kepada keluarga dengan kategori IKS Tidak Sehat dengan metode
pendekatan per keluarga. Intervensi tersebut diharapkan merubah kategori IKS keluarga
tersebut menjadi Sehat melalui peningkatan cakupan sejumlah program kesehatan.
a. Desa Girisa
Nilai IKS dari Desa Girisa adalah 0,025  yang berarti -menurut indicator IKS- dikategorikan
tidak sehat. Terdapat 252 keluarga di Desa Girisa,   dengan cakupan keluarga yang
disurvei mencapai 97%. Hasil survey menunjukkan 31% Keluarga   yang berstatus tidak
Sehat dan 66%   keluarga yang berstatus Pra Sehat. Sementara 3% yang berstatus sehat.

38
Persentase 31 % dengan status IKS tidak sehat terdiri dari 76 keluarga yang perlu prioritas
intervensi   untuk meningkatkan status IKS mereka. Sehingga diharapkan dapat
berkontribusi secara signifikan meningkatkan status IKS di desa tersebut.
Sedangkan cakupan program yang masih perlu ditingkatkan di desa ini karena angka
cakupan masih rendah (dengan indicator cakupan > 30%) adalah sbb: ASI Ekslusif,
Hipertensi, Gangguan Jiwa dan Tidak Merokok. Cakupan masing-masing program tersebut
adalah 0%, 10%, 0% dan 18%).
Secara garis besar masalah kesehatan di Desa Girisa   yang perlu prioritas intervensi
tindaklanjut berdasarkan informasi diatas adalah: ASI Ekslusif, Hipertensi Gangguan dan
Tidak Merokok dengan besaran masalah masing-masing 100%, 90%,100% dan 82%.
Prioritas intervensi program kesehatan Puskesmas hendaknya dilakukan pada keluarga
dengan kategori Pra Sehat yang mendominasi IKS di Desa Girisa. Intervensi khusus juga
perlu dilakukan kepada keluarga dengan kategori IKS Tidak Sehat dengan metode
pendekatan per keluarga. Intervensi tersebut diharapkan merubah kategori IKS keluarga
tersebut menjadi Sehat melalui peningkatan cakupan sejumlah program kesehatan.
a. Desa Karya Murni
Nilai IKS dari Desa Karya Murni adalah 0,075  yang berarti -menurut indicator IKS-
dikategorikan tidak sehat. Terdapat 219 keluarga di Desa Karya Murni,   dengan cakupan
keluarga yang disurvei mencapai 85 %. Hasil survey menunjukkan 18% Keluarga   yang
berstatus tidak Sehat dan 75%   keluarga yang berstatus Pra Sehat. Sementara 8% yang
berstatus sehat.
Persentase 18 % dengan status IKS tidak sehat terdiri dari 33 keluarga yang perlu prioritas
intervensi   untuk meningkatkan status IKS mereka. Sehingga diharapkan dapat
berkontribusi secara signifikan meningkatkan status IKS di desa tersebut.
Sedangkan cakupan program yang masih perlu ditingkatkan di desa ini karena angka
cakupan masih rendah (dengan indicator cakupan > 30%) adalah sbb: ASI Ekslusif,
Hipertensi, Gangguan Jiwa dan Tidak Merokok. Cakupan masing-masing program tersebut
adalah 0%, 4%, 0% dan 19%).
Secara garis besar masalah kesehatan di Desa Karya Murni   yang perlu prioritas intervensi
tindaklanjut berdasarkan informasi diatas adalah: ASI Ekslusif, Hipertensi Gangguan dan
Tidak Merokok dengan besaran masalah masing-masing 100%, 96%,100% dan 81%.
Prioritas intervensi program kesehatan Puskesmas hendaknya dilakukan pada keluarga
dengan kategori Pra Sehat yang mendominasi IKS di Desa Karya Murni. Intervensi khusus
juga perlu dilakukan kepada keluarga dengan kategori IKS Tidak Sehat dengan metode
pendekatan per keluarga. Intervensi tersebut diharapkan merubah kategori IKS keluarga
tersebut menjadi Sehat melalui peningkatan cakupan sejumlah program kesehatan.
a. Puskesmas Paguyuman

39
Nilai IKS  Puskesmas Paguyuman dari   gabungan 11 desa wilayah kerjanya
adalah 0,085  yang berarti -menurut indicator IKS- dikategorikan tidak sehat. Terdapat 4402
keluarga dari 11 desa di wilayah kerja Puskesmas Paguyuman,   dengan cakupan keluarga
yang disurvei mencapai 92 %. Hasil survey menunjukkan 23% Keluarga   yang berstatus
tidak Sehat dan 67%   keluarga yang berstatus Pra Sehat. Sementara 8% yang berstatus
sehat.
Persentase 23 % dengan status IKS tidak sehat terdiri dari 928 keluarga yang perlu
prioritas intervensi   untuk meningkatkan status IKS mereka. Sehingga diharapkan dapat
berkontribusi secara signifikan meningkatkan status IKS di desa tersebut.
Sedangkan cakupan program yang masih perlu ditingkatkan di Puskesmas ini karena
angka cakupan masih rendah (dengan indicator cakupan > 30%) adalah sbb: ASI Ekslusif,
Hipertensi dan Tidak Merokok. Cakupan masing-masing program tersebut adalah 1%, 10%
dan 23%).
Secara garis besar masalah kesehatan di Puskesmas Paguyuman yang perlu prioritas
intervensi tindaklanjut berdasarkan informasi diatas adalah: ASI Ekslusif, Hipertensi dan
Tidak Merokok dengan besaran masalah masing-masing 99%, 96%, 90% dan 77%.
Prioritas intervensi program kesehatan Puskesmas hendaknya dilakukan pada keluarga
dengan kategori Pra Sehat yang mendominasi IKS di Puskesmas Paguyuman (67%).
Intervensi khusus juga perlu dilakukan kepada keluarga dengan kategori IKS Tidak Sehat
dengan metode pendekatan per keluarga. Intervensi tersebut diharapkan merubah kategori
IKS keluarga tersebut menjadi Sehat melalui peningkatan cakupan sejumlah program
kesehatan.
1. Identifikasi Masalah Kesehatan
Identifikasi masalah kesehatan diperlukan mengingat terbatasnya anggaran yang
dibutuhkan untuk mengatasi masalah tersebut. Setelah diidentifikasi maka terdapat
sejumlah masalah kesehatan di setiap desa di wilayah kerja Puskesmas Paguyuman
sebagai berikut:
-        Masalah Kesehatan di Desa Tangkobu adalah KB, ASI Ekslusif dan Hipertensi serta
Tidak Merokok
-        Masalah Kesehatan di Desa Rejonegoro adalah ASI Ekslusif, Hipertensi , Gangguan
Jiwa serta Tidak Merokok.
-        Masalah Kesehatan di Desa Sosial adalah ASI Ekslusif, Hipertensi dan Tidak Merokok.
-        Masalah Kesehatan di Desa Kuala Lumpur adalah ASI Ekslusif, Hipertensi dan Tidak
Merokok.
-        Masalah Kesehatan di Desa Molombulahe adalah ASI Ekslusif, Hipertensi, Gangguan
Jiwa dan Tidak Merokok.
-        Masalah Kesehatan di Desa Tenilo adalah ASI EKslusif, Gangguan Jiwa dan Tidak
Merokok.

40
-        . Masalah Kesehatan di Desa Hulawa adalah ASI EKslusif, Hipertensi dan Tidak Me
rokok.
-        . Masalah Kesehatan di Desa Balate Jaya adalah ASI EKslusif, Hipertensi Gangguan
Jiwa dan Tidak Merokok.
-        . Masalah Kesehatan di Desa Girisa adalah ASI EKslusif, Hipertensi Gangguan Jiwa
dan Tidak Merokok.
-        . Masalah Kesehatan di Desa karya Murni adalah ASI EKslusif, Hipertensi Gangguan
Jiwa dan Tidak Merokok.
-        Masalah Kesehatan di wilayah Kerja Puskesmas Paguyuman (Gabungan dari 11 desa)
adalah ASI EKslusif, Hipertensi dan Tidak Merokok.
-       
Identifikasi masalah kesehatan perlu dipertajam lagi untuk mendapatkan prioritas program
kesehatan yang perlu diintervensi. Serta mendapatkan alokasi anggaran dari Puskesmas
Paguyaman sesuai dengan Permenkes Nomor 39 Tahun 2016 tentang Pedoman
Penyelenggaraan PIS-PK.
Dasar identifikasi program kesehatan yang bermasalah adalah cakupan PIS-PK kurang dari
30%. Dengan demikian diperoleh hasil sebagai berikut: ASI Ekslusif, Hipertensi dan Tidak
Merokok,.
1. Prioritas Masalah Kesehatan Berdasarkan USG Plus F
Setelah diadakan survey PIS-PK di wilayah kerja Puskesmas Paguyuman Tahun 2018,
diidentifikasi tiga masalah kesehatan yang perlu dijadikan prioritas program untuk
mendapatkan anggaran. Namun karena keterbatasan biaya maka hanya dua program yang
bisa diberikan pembiayaan. Oleh karena itu dibutuhkan skoring dengan metode USG + F
untuk mendapatkan skala prioritas untuk mendapatkan alokasi anggaran sebagai berikut:
NO PRIORITAS Cakupan % U S G F NILAI PRIORITAS
MASALAH TOTAL
1 ASI Ekslusif 1 5 5 5 5 20 1
2 Hipertensi 10 4 4 5 5 18 2
3 Tidak Merokok 23 4 4 4 4 16 3
          Keterangan;
U: Urgently    : masalah ini penting untuk diselesaikan
S: Seriosly  : masalh tersebut cukup parah
G: Growthly   :masalah tersebut akan menjadi besar dan menjalar.
F: Feasibility :masalah tersebut mudah diatasi mengacu pada
kemampuan keluarga/RT/RW/Kelurahan.
Skoring dengan menggunakan skala liker dengan skor 1-5
5 = sangat besar
4= besar
41
3 = sedang
2 = kecil
1 = sangat kecil
         
Setelah melakukan skoring maka prioritas masalah yang perlu segera ditanggulangi dan
diberi alokasi penganggaran adalah : ASI Ekslusif dan Hipertensi. Hasil cakupan PIS-PK
kedua program tersebut juga mempunyai cakupan yang rendah hanya 1 % dan 10%.
Hingga menimbulkan kesenjangan yang cukup tinggi masing-masing : 99 % dan 90 %.
Ini berarti Bayi yang medapatkan ASI Ekslusif hanya 1% dan ada 99% bayi belum
mendapatkan. Salah satu bentuk intervensi yang dilakukan adalah Penyuluhan ASI Ekslusif
pemberian insentif bagi Ibu yang memberi ASI Ekslusif.
Sedangkan penderita Hipertensi, berobat secara teratur hanya 10%. Ada sekitar 90 %
penderita hipertensi yang berobat tidak teratur. Sehingga intervensi perlu dilakukan dalam
bentuk penyuluhan untuk meningkatkan kesadaran minum obat hipertensi secara teratur.
A. PENUTUP
1. KESIMPULAN
a. Indeks Keluarga Sehat (IKS) Puskesmas Paguyuman adalah 0,085 sehingga termasuk
dalam kategori “Tidak Sehat”
b. Masalah Kesehatan di Puskesma Paguyuman yang perlu mendapatkan intervinsi program
dan penyediaan anggaran kegiatan Puskesma adalah  ASI Ekslusif, Hipertensi dan Tidak
Merokok.
c. Untuk mendapatkan prioritas masalah kesehatan terbatasnya alokasi anggaran maka
digunakan metode USG + F dengan hasil sebagai berikut: ASI Ekslusif dan Hipertensi.
1. SARAN
a. Perlu dilakukan kerjasama antar Pengelola Program Puskesmas  Paguyuman dan lintas
sektor terkait dalam meningkatkan status IKS Puskesmas Paguyuman dari IKS Tidak Sehat
menjadi IKS Sehat.
b. Diperlukan Prioritas intervensi tindak lanjut kepada keluarga dengan kategori IKS Tidak
Sehat sehingga dapat meningkat menjadi Kategori IKS Kategori Sehat.
c. Prioritas program yang perlu segera diintervensi dengan alokasi anggaran pembiayaan
Puskesmas adalah ASI Ekslusif dan Hipertensi.

42

Anda mungkin juga menyukai