Anda di halaman 1dari 7

Pengembangan Profesi Guru melalui Komunitas Belajar

Upaya yang dilakukan untuk mengembangkan profesionalisme guru


diantaranya sertifikasi sesuai dengan UU No.14 Tahun 2005 pasal 42,
a. MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran),
b. KKG (Kelompok Kerja Guru)
c. LS (Lesson Study).
1. Kelompok Kerja Guru (KKG)
Pengembangan profesi guru di Sekolah Dasar (SD) Menurut Depdikbud
(1994:9), bahwa : KKG berorientasi kepada peningkatan kualitas pengetahuan,
penguasaan materi, teknik mengajar, interaksi guru dan murid, metode mengajar,
dan lain-lain yang berfokus pada pencapaian kegiatan belajar mengajar yang aktif.
Ruang Lingkup KKG
Ruang lingkup KKG menurut Mulyasa (2006:145) adalah seperti berikut ini:
1 Pemecahan masalah pembelajaran,
2 Pemecahan masalah yang berkaitan dengan kesulitan belajar peserta didik,
3 Pemecahan masalah yang berkaitan dengan orang tua peserta didik,
4 Pemecahan masalah yang berkaitan dengan komite sekolah,
5 Pemecahan masalah yang berkaitan dengan masyarakat,
6 Pemecahan masalah yang dihadapai guru terutama dalam pengembangan
kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP), silabus, rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP),
7 Pemecahan masalah yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran sesuai
dengan standar proses,
8 Pemecahan masalah yang berkaitan dengan materi simulasi,
9 Pemecahan masalah Sistem Informasi Manajemen (SIM) sekolah yang
berkaitan dengan penyampaian informasi penting untuk diketahui guru dan
tenaga kependidikan lainnya,
10 Pemecahan masalah yang berkaitan dengan penyusunan materi pembelajaran
secara rinci,
11 Pemecahan masalah yang berkaitan dengan pendekatan dan metode
pembelajaran yang efektif (PAIKEM), dan
12 Pemecahan masalah yang berkaitan dengan evaluasi pembelajaran.
Tujuan KKG
Modul Standar Pengembangan KKG dan MGMP (Dirprofdik, Direktorat
Jendral Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan, Departemen Pendidikan
Nasional 2008:4) menyebutkan tujuan dari kegiatan Kelompok Kerja Guru
(KKG) pada jenjang Pendiidkan Dasar yaitu :
a. Memperluas wawasan dan pengetahuan guru dalam berbagai hal, seperti
penyusunan dan pengembangan silabus, Rencana program pembelajaran
(RPP), menyusun bahan ajar berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi
(TIK), membahas materi esensial yang sulit dipahami, strategi pembelajaran,
metode pembelajaran, pendekatan atau media pembelajaran, sumber belajar,
kriteria ketuntasan minimal, pembelajaran remedial, soal tes untuk berbagai
kebutuhan, menganalisis hasil belajar, menyusun program dan pengayaan, dan
membahas berbagai permasalahan serta mencari alternative solusinya.
b. Memberi kesempatan kepada anggota kelompok kerja guru atau musyarwarah
kerja untuk berbagi pengalaman serta saling memberikan bantuan umpan
balik.
c. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan, serta mengadopsi pendekatan
pembaharuan dalam pembelajaran yang lebih professional bagi peserta
kelompok kerja atau musyawarah kerja.
d. Memberdayakan dan membantu anggota kelompok kerja dalam melaksanakan
tugas-tugas pembelajaran di sekolah.
e. Mengubah budaya kerja anggota kelompok kerja atau musyawarah kerja
(meningkatkan pengetahuan, kompetensi dan kinerja) dan mengembangkan
profesionalisme guru melalui kegiatan-kegiatan pengembangan
profesionalisme ditingkat KKG dan MGMP
f. Meningkatkan mutu proses pendidikan dan pembelajaran yang tercermin dari
peningkatan hasil belajar siswa.
g. Meningkatkan kompetensi guru melalui kegiatan-kegiatan di tingkat KKG
atau MGMP.
h. Meningkatkan kesadaran guru terhadap permasalahan pembelajaran di kelas
yang selama ini tidak disadari dan tidak terdokumentasi dengan baik.
Fungsi KKG
Fungsi KKG menurut Menurut Suhardi (2009:7) mengatakan bahwa pada
hakekatnya KKG berfungsi sebagai berikut
1. Wadah pembinaan profesional tenaga pendidik dalam bentuk kegiatan
pembinaan profesional.
2. Dalam rangka meningkatkan hasil belajar siswa.
3. Wadah penyebaran informasi, inovasi, dan pembinaan tenaga pendidik.
4. Penumbuh rasa percaya diri dalam menyelesaikan tugas dan kewajiban
akademik, sosial, kepribadian dan pedagogik.
Manfaat KKG :
Secara umum kegiatan KKG dapat memberikan manfaat sebagai berikut :
a. Sebagai tempat pembahasan dan pemecahan masalah bagi para guru yang
mengalami kesulitan dalam kegiatan pembelajaran.
b. Sebagai wadah kegiatan para guru yang tergabung dalam satu gugus yang
ingin meningkatkan profesionalnya secara bersama-sama.
c. Sebagai tempat penyebaran informasi tentang pembaharuan pendidikan
khususnya yang berkaitan dengan usaha peningkatan hasil belajar.
d. Sebagai pusat kegiatan prakrek pembuatan alat peraga, penggunaan
perpustakaan serta perolehan berbagai keterampilan mengajar maupun
pengembangan administrasi kelas.
e. Memberikan kesempatan kepada guru yang kreatif dan inovatif untuk berbagi
pengetahuan, wawasan, kemampuan dan keterampilan profesional kepada
sesame teman sejawat dan mendiskusikan untuk memperoleh sesuatu yang
lebih baik dalam usaha meningkatkan mutu pengetahuan, wawasan,
kemampuan dan keterampilan.
2. Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP)
Tujuan MGMP
Tujuan diselenggarakannya MGMP adalah :
a. Untuk memotivasi guru guna meningkatkan kemampuan dan keterampilan
dalam merencanakan, melaksanakan, dan membuat evaluasi program
pembelajaran dalam rangka meningkatkan keyakinan diri sebagai guru
profesional;
b. Untuk meningkatkan kemampuan dan kemahiran guru dalam melaksanakan
pembelajaran sehingga dapat menunjang usaha peningkatan dan pemerataan
mutu pendidikan;
c. Untuk mendiskusikan permasalahan yang dihadapi dan dialami oleh guru
dalam melaksanakan tugas sehari-hari dan mencari solusi alternatif
pemecahannya sesuai dengan karakteristik mata pelajaran masing-masing,
guru, kondisi sekolah, dan lingkungannya;
d. Untuk membantu guru memperoleh informasi teknis edukatif yang berkaitan
dengan kegiatan ilmu pengetahuan dan teknologi, kegiatan kurikulum,
metodologi, dan sistem pengujian yang sesuai dengan mata pelajaran yang
bersangkutan;
e. Untuk saling berbagi informasi dan pengalaman dari hasil lokakarya,
simposium, seminar, diklat, classroom action research, referensi, dan lain-lain
kegiatan profesional yang dibahas bersama-sama;
f. Untuk menjabarkan dan merumuskan agenda reformasi sekolah (school
reform), khususnya focus classroom reform, sehingga berproses pada
reorientasi pembelajaran yang efektif (Widodo, 2012).
Fungsi MGMP
a. Meningkatkan mutu kompetensi profesionalisme guru dalam perencanaan,
pelaksanaan, dan pengujian/evaluasi pembelajaran di kelas, sehingga mampu
mengupayakan peningkatan dan pemerataan mutu pendidikan di sekolah;
b. Mengembangkan program layanan supervisi akademik klinis yang berkaitan
dengan pembelajaran yang efektif;
c. Mengupayakan lokakarya (Lokakarya (Inggris: academic workshop) adalah
suatu acara di mana beberapa orang berkumpul untuk memecahkan masalah
tertentu dan mencari solusinya), simposium (Simposium adalah serangkaian
pidato pendek di depan pengunjung dengan seorang pemimpin. Simposium
menampilkan beberapa orang pembicara dan mereka mengemukakan aspek-
aspek pandangan yang berbeda dan topik yang sama). dan sejenisnya atas
dasar inovasi manajemen kelas, manajemen pembelajaran efektif (seperti :
PAKEM-Partisipasi Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan-, joyful and
quantum learning, hasil classroom action research, hasil studi komparasi atau
berbagai studi informasi dari berbagai nara sumber, dan lain-lain.);
d. Merumuskan model pembelajaran yang variatif dan alat-alat peraga praktik
pembelajaran program Life Skill, Lesson study dan PTK (Widodo, 2012).
Manfaat Forum MGMP
Manfaat yang diharapkan adalah sebagai berikut:
a. Manfaat Teoritis (Bagi Pengembangan Keilmuan)
 Dapat menjadi bahan kajian dan pengembangan keilmuan administrasi
pendidikan.
 Dapat memberikan stimulus terhadap manfaat MGMP terhadap
profesionalisme guru.
b. Manfaat Praktis (Bagi Pemimpin Pendidikan, Peneliti, dan Guru)
 menjadi masukan bagi pemimpin pendidikan dalam hal bagaimana
meningkatkan profesionalisme guru melalui forum MGMP.
 Menjadi masukan bagi pemimpin pendidikan dalam hal bagaimana upaya-
upaya yang memungkinkan dilakukan dalam meningkatkan
profesionalisme guru yang berorientasi pada peningkatan mutu
pendidikan.
 Menjadi masukan bagi peneliti di bidang pendidikan dalam hal bagaimana
meningkatkan profesionalisme guru.
 Menjadi masukan bagi guru dalam hal bagaimana meningkatkan
profesionalismenya.
Peran MGMP
a. Reformator dalam classroom reform, terutama dalam reorientasi pembelajaran
efektif;
b. Mediator dalam pengembangan dan peningkatan kompetensi guru, terutama
dalam pengembangan kurikulum dan sistem pengujian;
c. Supporting agency dalam inovasi manajemen kelas dan manajemen sekolah;
d. Collaborator terhadap unit terkait dan organisasi profesi yang relevan;
e. Evaluator dan developer school reform dalam konteks MPMBS (Manajemen
Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah); dan
f. Clinical dan academic supervisor, dengan pendekatan penilaian (appraisal)
(Widodo, 2012).

3. Lesson Study (LS)


: Planning-Doing-Seeing (Saito, et al.,2005).

LS dalam hal ini memiliki 8 peluang yang diperoleh dan sangat erat kaitannya
dengan pengembangan profesionalisme guru (Lewis, 2002), diantaranya :
1. Memikirkan dengan cermat mengenai tujuan pembelajaran, materi pokok, dan
bidang studi;
2. Mengkaji dan mengembangkan pembelajaran yang terbaik yang dapat
dikembangkan;
3. Memperdalam pengetahuan mengenai materi pokok yang diajarkan;
4. Memikirkan secara mendalam tujuan jangka panjang yang akan dicapai yang
berkaitan dengan siswa;
5. Merancang pembelajaran secara kolaboratif;
6. Mengkaji secara cermat cara dan proses belajar serta tingkah laku siswa;
7. Mengembangkan pengetahuan pedagogis yang kuat penuh daya; dan
8. Melihat hasil pembelajaran sendiri melalui siswa dan kolega.
Dalam praktik pembelajaran, secara operasional LS dapat dilakukan melalui 6
tahapan, yaitu:
1. membentik kelompok LS
2. memfokuskan LS
3. Merencanakan Research Lesson (RL);
4. Membelajarkan dan mengamati
5. mendiskusikan dan menganalisis RL
6. merefleksikan dan merencanakan kembali LS.
Tujuan lesson study
Sudarmanto (2006: 50) ada beberapa tujuan utama dalam lesson study:
1. Meningkatkan pengetahuan tentang materi ajar.
2. Meningkatnya pengetahuan tentang pembelajaran.
3. Meningkatnya kemampuan mengobservasi aktivitas belajar.
4. Semakin kuatnya hubungan  kolegalitas.
5. Semakin kuatnya hubungan pelaksanaan pembelajaran sehari-hari dengan
tujuan jangka panjang yang harus dicapai.
6. Semakin meningkatnya motivasi untuk selalu berkembang.
7. Meningkatnya kualitas rencana pembelajaran.
Manfaat Lesson Study
Menurut Widhiartama (2008: 17) manfaat Lesson Study sebagai berikut.:
1. Lesson  Study Memicu Munculnya Motivasi Untuk Mengembangkan Diri
2. Lesson  Study Melatih Pendidik Melihat Peserta Didik
3. Lesson  Study Menjadikan Penelitian Sebagai Bagian Integral Pendidikan
4. Lesson  Study Membantu Penyebaran Inovasi dan Pendekatan Baru
5. Lesson  Study Menempatkan Para Pendidik Pada Posisi Terhormat

Anda mungkin juga menyukai