Anda di halaman 1dari 26

1.

MM tentang metabolisme macro nutrient & bioenergetica(8)


Makronutrien dibutuhkan oleh tubuh dalam jumlah yang lebih besar. Yang disebut
makronutrian adalah karbohidrat, protein, lemak dan air.

Metabolisme memiliki empat fungsi spesifik, yaitu:


 Untuk memperoleh energi kimia dari degradasi sari makanan yang kaya energi
dari lingkungan atau dari energi solar.
 Untuk mengubah molekul nutrien menjadi prekusor unit pembangun bagi makro
molekul nutrien menjadi prekusor unit pembangun makro molekul sel.
 Untuk menggabungkan unit-unit pembangun ini menjadi protein, asam nukleat,
lipid, polisakarida, dan komponen sel lainnya.
 Untuk membentuk dan mendegradasi biomolekul yang diperlukan di dalam
fungsi khusus sel.

Metabolismen Karbohidrat:
Semua jenis karbohidrat diserap dalam bentuk monosakarida, proses penyerapan
initerjadi di usus halus. Glukosa dan galaktosa memasuki aliran darah dengan jalan
transferaktif, sedangkan fruktosa dengan jalan difusi. Para ahli sepakat bahwa karbohidrat
hanyadapat diserap dalam bentuk disakarida. Hal ini dibuktikan dengan dijumpainya
maltosa,sukrosa dan laktosa dalam urine apabila mengkonsumsi gula dalam jumlah
banyak.Akhimya berbagai jenis karbohidrat diubah menjadi glukosa sebelum diikut
sertakandalam proses metabolisme. Proses metabolisme karbohidrat yaitu sebagai
berikut:
a) Glikolisis adalah rangkaian reaksi kimia penguraian glukosa (yang memiliki
6atom C) menjadi asam piruvat (senyawa yang memiliki 3 atom C), NADH, dan
ATP. NADH (Nikotinamida Adenina Dinukleotida Hidrogen) adalah koenzim
yangmengikat elektron (H), sehingga disebut sumber elektron berenergi tinggi.
ATP(adenosin trifosfat) merupakan senyawa berenergi tinggi. Setiap pelepasan
gugusfosfatnya menghasilkan energi. Pada proses glikolisis, setiap 1 molekul
glukosadiubah menjadi 2 molekul asam piruvat, 2 NADH, dan 2 ATP
b) dekarboksilasi oksidatif yaitu tahapan pembentukan CO2 melaluireaksi oksidasi
reduksi (redoks) dengan O2 sebagai penerima elektronnya.Dekarboksilasi
oksidatif ini terjadi di dalam mitokondria sebelum masuk ke tahapansiklus Krebs.
Oleh karena itu, tahapan ini disebut sebagai tahapan sambungan(junction) antara
glikolisis dengan siklus Krebs. Pada tahapan ini, asam piruvat (3atom C) hasil
glikolisis dari sitosol diubah menjadi asetil koenzim A (2 atom C) didalam
mitokondria. Pada tahap 1, molekul piruvat (3 atom C) melepaskan
elektron(oksidasi) membentuk CO2 (piruvat dipecah menjadi CO2 dan molekul
berkarbon 2).Pada tahap 2, NAD+ direduksi (menerima elektron) menjadi NADH
+ H+. Pada tahap3, molekul berkarbon 2 dioksidasi dan mengikat Ko-A (koenzim
A) sehinggaterbentuk asetil Ko-A. Hasil akhir tahapan ini adalah asetil koenzim
A, CO2, dan2NADH.

c) Siklus Krebs terjadi di matriks mitokondria dan disebut juga siklus


asamtrikarboksilat
d) Transfer Elektron, Sebelum masuk rantai tanspor elektron yang berada dalam
mitokondria, 8 pasangatom H yang dibebaskan selama berlangsungnya siklus
Krebs akan ditangkap oleh NAD dan FAD menjadi NADH dan FADH. Pada saat
masuk ke rantai transporelektron, molekul tersebut mengalami rangkaian reaksi
oksidasi-reduksi (Redoks)yang terjadi secara berantai dengan melibatkan
beberapa zat perantara untukmenghasilkan ATP dan H2O.
e) Glikogenesis, Kelebihan glukosa dalam tubuh akan disimpan dalam hati dan otot
(glikogen)

f) Glikogenolisis, Proses perubahan glikogen menjadi glukosa. atau kebalikan dari


glikogenesis.

g) Glikoneogenesis, piruvat menjadi glukosa


Metabolisme Protein:
a) Degradasi protein (makanan dan protein intraseluler)menjadi asam amino
b) Oksidasi asam amino
c) Biosintesis asam amino
d) Biosintesis protein
Metabolisme Lemak Ada 3 fase:
 â oksidasi: proses merubah asam lemak menjadi asetil Co-A
 Siklus Kreb: proses merubah asetil Co-A menjadi H
 Fosforilasi Oksidatif: proses mereaksikan H + O menjadi H2O + ATP

Metabolisme Lemak:
1) Di mulut, lemak mulai mengalami tahapan pencernaan, terjadi penyesuaian
suhutertentu pada saat lemak dikunyah di mulut
2) Pada lambung, lemak mengalami proses pencernaan dengan bantuan asam dan
enzimmenjadi bentuk yang lebih sederhana.
3) Selanjutnya lemak akan memasuki hati, empedu, dan masuk ke dalam usus kecil.
4) Dari kantung empedu lemak akan bergabung dengan bile yang merupakan
senyawayang penting untuk proses pencernaan pada usus kecil. Selanjutnya hasil
pemecahantersebut akan diubah oleh enzim lipase pankreas menjadi asam lemak
dan gliserol
5) Kelebihan lemak kemudian disimpan dalam tubuh, dan sebagai akan
bergabungdengan senyawa lain seperti fiber yang akan di keluarkan melewat usus
besar.
2. MM tentang fisiologi cairan tubuh ( cairan intraseluler & ekstraseluler )(4,5,6)
Air merupakan komponen terbesar dalam tubuh manusia yaitu sebanyak 60% dari
berat badan rata-rata orang dewasa, total air tubuh dibagi secara fungsional ke dalam
ekstraseluler (ECF = 20% dari berat badan) dan ruang cairan intraseluler (ICF = 40% dari
berat badan) dipisahkan oleh membran sel. Pada bayi usia < 1 tahun cairan tubuh adalah
sekitar 80-85% berat badan dan pada bayi usia > 1 tahun mengandung air sebanyak 70-75
%. Seiring dengan pertumbuhan seseorang persentase jumlah cairan terhadap berat badan
berangsur-angsur turun yaitu pada laki-laki dewasa 60% berat badan, sedangkan pada
wanita dewasa 50 % berat badan. Penuaan dapat dikaitkan dengan peningkatan
persentase lemak tubuh sehingga persentase air dalam tubuh menurun. Pada wanita
jumlah cairan relatif lebih rendah daripada laki-laki karena umumnya struktur tubuh
wanita lebih banyak mengandung jaringan lemak. Jaringan lunak seperti kulit, otot, dan
organ internal memiliki kandungan air 70% hingga 80%, namun lemak adalah jaringan
yang paling kering, memiliki kandungan air hanya 10%.

Cairan tubuh terdistribusi antara tiga kompartemen cairan utama yang dipisahkan
oleh membran sel, yaitu cairan intraseluler dan cairan ekstraseluler serta cairan antar sel
khusus disebut cairan transeluler.5 Cairan tersebut termasuk ke dalam jenis khusus cairan
ekstraseluler. Dalam beberapa kasus, komposisinya dapat berbeda dari plasma atau cairan
interstitial.

a. Kompartemen Cairan Intraseluler


Cairan intraseluler merupakan cairan yang terkandung di dalam sel. Cairan
intraseluler berjumlah sekitar 40% dari berat badan. Pada cairan intraseluler memiliki
ion kalium dan fosfat dalam jumlah besar, ion magnesium dan sulfat dalam jumlah
sedang, ion klorida dan natrium dalam jumlah kecil, dan hampir tidak ada ion kalsium.
Sel juga memiliki protein dalam jumlah besar, hampir lebih dari empat kali lipat di
dalam plasma.
b. Kompartemen Cairan Ekstraseluler
Sekitar sepertiga dari TBW merupakan cairan ekstraseluler (CES), yaitu
seluruh cairan di luar sel. Dua kompartemen terbesar dari Cairan ekstrasluler adalah
cairan interstisiel, yang merupakan tiga perempat cairan ekstraseluler, dan plasma,
yaitu seperempat cairan ekstraseluler. Plasma adalah bagian darah nonselular dan terus
menerus berhubungan dengan cairan interstisiel melalui celah-celah membran kapiler.
Celah ini bersifat sangat permeabel terhadap hampir semua zat terlarut dalam cairan
ekstraseluler, kecuali protein. Karenanya, cairan ekstraseluler terus bercampur,
sehingga plasma dan interstisiel mempunyai komposisi yang sama kecuali untuk
protein, yang konsentrasinya lebih tinggi pada plasma.
c. Cairan Transeluler
Cairan transeluler merupakan cairan yang disekresikan dalam tubuh terpisah
dari plasma oleh lapisan epithelial serta peranannya tidak terlalu berarti dalam
keseimbangan cairan tubuh, akan tetapi pada beberapa keadaan dimana terjadi
pengeluaran jumlah cairan transeluler secara berlebihan maka akan tetap
mempengaruhi keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh. Cairan yang termasuk cairan
transseluler yaitu : Cairan serebrospinal, cairan dalam kelenjar limfe, cairan intra
okular, cairan gastrointestinal dan empedu, cairan pleura, peritoneal, dan perikardial.

3. MM tentang struktur sifat kimia dan penggolongan dari karbohidrat, lemak, dan
protein(8,9)

Karbohidrat

Nama karbohidrat (“hidrat karbon”) berasal dari rumus empiris senyawa-senyawa


kelompok ini yang dapat dinyatakan dengan Cx(H2O)y. Sebagai contoh, glukosa
memiliki rumus molekul C6H12O6 atau C6(H2O)6. Namun, karbohidrat sebenarnya
bukanlah hidrat dari karbon. Karbohidrat merupakan senyawa polihidroksialdehida
ataupun polihidroksiketon.

Penggolongan karbohidrat

Berdasarkan hasil hidrolisisnya, karbohidrat dapat dikelompokkan menjadi:

1. Monosakarida, yaitu karbohidrat yang paling sederhana, tidak dapat dihidrolisis


menjadi karbohidrat yang lebih sederhana. Misalnya, glukosa, fruktosa, ribosa, dan
galaktosa.
2. Disakarida, yaitu karbohidrat yang bila dihidrolisis terurai menjadi dua molekul
monosakarida. Misalnya: sukrosa terdiri dari satu molekul glukosa dan satu
molekul fruktosa. Maltosa terdiri dari dua molekul glukosa laktosa terdiri dari satu
molekul glukosa dan satu molekul galaktosa sukrosa maltosa dan laktosa.

3. Polisakarida, yaitu karbohidrat yang bila dihidrolisis terurai menjadi banyak (lebih
dari 10) molekul monosakarida. Misalnya:
amilum (pati) yang merupakan polimer dari D-glukosa. Amilum dapat dipisahkan
menjadi dua bagian, yaitu amilosa (~20%) dan amilopektin (~80%). Amilosa
berbentuk rantai lurus dengan ikatan glikosida α-1,4’-. Amilopektin berbentuk
rantai bercabang yang juga dihubungkan ikatan α-1,4’, dengan percabangan melalui
ikatan glikosida α-1,6’.

glikogen yang merupakan polimer dari D-glukosa bercabang dengan ikatan


glikosida α-1,4’- dan α-1,6’-. selulosa yang merupakan polimer dari D-glukosa
lurus dengan ikatan glikosida β-1,4’-.
Protein

Protein merupakan polimer dari asam α-amino. Massa molekul realtifnya berkisar dari
6000 hingga beberapa juta. Unsur utama penyusun protein adalah C, H, O, dan N.

Asam amino, merupakan suatu golongan senyawa karbon yang setidaknya mengandung
satu gugus karboksil (−COOH) dan satu gugus amino (−NH2). Asam amino dalam
protein disebut juga asam α-amino, karena gugus aminonya terikat pada atom C-α (atom
C yang terikat langsung pada gugus karboksil). Struktur umum dari asam amino
ditunjukkan pada gambar berikut.

Asam amino yang satu dengan asam amino yang lain berbeda pada gugus −R yang
terikat pada atom C-α. Berikut terdapat 20 macam asam amino yang umum dikenal.
Protein tersusun dari sekitar 20 macam asam amino tersebut yang dapat dibedakan
menjadi asam amino esensial dan asam amino nonesensial. Asam amino esensial adalah
asam amino yang tidak dapat disintesis di dalam tubuh manusia, sehingga harus disuplai
dari makanan. Asam amino esensial terdiri dari 10 macam, yaitu histidin, arginin, valin,
leusin, isoleusin, treonin, triptofan, lisin, metionin, dan fenilalanin. Asam amino
nonesensial adalah asam amino yang dapat disintesis dalam tubuh manusia.

Lipid

Lipid merupakan kelompok biomolekul yang terdiri dari beragam senyawa organik
tidak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut-pelarut organik nonpolar seperti
kloroform dan eter. Penggolongan lipid cenderung didasarkan pada sifat fisik
(kelarutan), bukan pada struktur senyawa. Berikut akan dibahas tiga golongan lipid
yang penting, yaitu:

1. Lemak dan minyak


Lemak (fat) seperti mentega dan minyak (oil) seperti minyak kelapa, merupakan
ester dari gliserol dengan asam-asam lemak. Oleh karena itu, lemak dan minyak
sering juga disebut sebagai trigliserida. Perbedaan utama dari lemak dan minyak
adalah wujudnya dalam suhu ruang. Lemak mengandung lebih banyak asam lemak
jenuh sehingga berwujud padat pada suhu ruang. Sedangkan, minyak mengandung
lebih banyak asam lemak tak jenuh sehingga berwujud cair pada suhu ruang.
Berikut struktur umum dari trigliserida (lemak dan minyak), dengan R1, R2, dan R3
adalah rantai hidrokarbon yang jumlah atom karbonnya dari 3 hingga 23.

2. Fosfolipid
Fosfolipid juga merupakan ester dari gliserol yang hanya terdapat dua asam lemak
yang terikat pada gliserol sedangkan gugus alkohol yang ketiga mengikat gugus
fosfat. Berbeda dengan lemak yang bersifat hidrofob, fosfolipid bersifat amfifilik,
karena terdiri dari ekor nonpolar yang hidrofob dan kepala polar yang hidrofil.

3. Steroid
Steroid merupakan lipid tak terhidrolisis yang bukan golongan ester. Struktur dasar
steroid terdiri dari 17 atom karbon yang membentuk sistem cincin tetrasiklik.
4. MM tentang hubungan status gizi dengan IMT(7)
Kandungan zat gizi atau nutrisi yang terkandung dalam suatu makanan
merupakan kunci perkembangan dan pemeliharaan tubuh. Asupan makanan yang buruk
dan diikuti dengan gaya hidup yang kurang baik merupakan salah satu faktor yang
menyebabkan terjadinya berbagai macam penyakit kronik dan ketidak sesuaian IMT
seseorang.
Pola makan sehat bertujuan untuk menurunkan dan mempertahankan berat badan
ideal, sehingga dianjurkan untuk menyeimbangkan asupan kalori dengan kebutuhan
energi total dengan membatasi konsumsi makanan yang mengandung kalori tinggi atau
makanan dengan kandungan gula dan lemak yang tinggi. Selain itu, penting untuk
melakukan aktifitas fisik yang cukup untuk mencapai keseimbangan antara pengeluaran
dan pemasukan energi/kalori. Untuk menurunkan berat badan, penggunaan energi harus
melebihi asupannya. Cara mengukur berat badan ideal yang dapat digunakan adalah
IMT=(BB (Kg))/(TB x TB (m))
Energi yang digunakan oleh tubuh tidak hanya berasal dari katabolisme zat gizi
yang tersimpan di dalam tubuh, tetapi juga berasal dari energi dalam makanan yang
dikonsumsi oleh individu tersebut (2). Kecukupan energi bisa didapatkan dari konsumsi
makanan yang menjadi sumber karbohidrat, protein, dan lemak. Karbohidrat dan protein
merupakan sumber energi utama bagi tubuh, karena protein memiliki fungsi utama untuk
pertumbuhan. Sebesar 60-75 % energi dalam tubuh dibutuhkan untuk memelihara fungsi
dasar tubuh seperti bernafas, sirkulasi darah, serta mengatur suhu tubuh. Jika jumlah
energi yang masuk lebih sedikit dari pada jumlah energi yang digunakan atau
dikeluarkan, maka cadangan energi yang berada pada jaringan otot/lemak akan
digunakan untuk menutupi kekurangan tersebut. Karbohidrat merupakan sumber energi
utama tubuh yang berasal dari makanan. Bahan makanan yang menjadi sumber zat tenaga
yang berasal dari karbohidrat antara lain: beras, jagung, gandum, ubi jalar, kentang, sagu,
roti, mie, pasta makaroni dan tepung-tepungan disamping gula murni, baik sukrosa,
glukosa atau laktosa. Makan yang bersumber dari karbohidrat sebaiknya memenuhi 50-
60% dari total kebutuhan energi.
Sedangkan lemak merupakan nutrisi padat yang mampu menyediakan 9 kkal per
gram diet dan merupakan sumber penghasil energi tubuh yang utama(4). Sumber zat
tenaga yang berasal dari lemak antara lain daging, susu, telur, kacang-kacangan, dan
sebagainya. Protein merupakan zat gizi yang sangat penting, karena berhubungan dengan
proses kehidupan. Protein diperlukan oleh tubuh untuk membangun dan memelihara
jaringan tubuh serta mengganti sel-sel yang rusak. Walaupun fungsi utama protein untuk
pertumbuhan, pada saat tubuh kekurangan zat energi, fungsi protein untuk membentuk
glukosa akan didahulukan. Jika glukosa atau asam lemak di dalam tubuh terbatas, sel
terpaksa menggunakan protein untuk membentuk glukosa dan energi. Dalam keadaan
berlebihan, protein akan mengalami deaminasi. Nitrogen akan dikeluarkan dari tubuh dan
sisa-sisa ikatan karbon akan diubah menjadi lemak dan disimpan didalam tubuh. Dengan
demikian, mengkonsumsi protein secara berlebihan dapan menyebabkan kegemukan.

5. MM tentang sifat dan mekanisme enzim(10)


Enzim adalah biomolekul berupa protein berbentuk bulat (globular), yang terdiri atas satu
rantai polipeptida atau lebih dari satu rantai polipeptida. Enzim berfungsi sebagai katalis atau
senyawa yang dapat mempercepat proses reaksi tanpa habis bereaksi. Dengan adanya enzim,
molekul awal yang disebut substrat akan dipercepat perubahannya menjadi molekul lain yang
disebut produk. Keunggulan enzim sebagai biokatalisator antara lain memiliki spesifitas tinggi,
mempercepat reaksi kimia tanpa pembentukkan produk samping, produktivitas tinggi dan dapat
menghasilkan produk akhir yang tidak terkontaminasi sehingga mengurangi biaya purifikasi dan
efek kerusakan lingkungan. Enzim bersifat spesifik baik terhadap substrat yang dikatalisis
maupun produk reaksinya. Semua enzim berupa protein, yang kadang dilengkapi dengan
komponen non-protein yang disebut kofaktor. Kofaktor berupa molekul organik (koenzim) atau
ion logam. Apoenzim adalah protein inaktif karena kehilangan kofaktor. Holoenzim adalah enzim
yang tersusun dari apoenzim dan kofaktor. Gugus prostetik adalah kofaktor yang terikat dalam
enzim, susah dipisahkan tanpa merusak aktivitasnya. Hanya holoenzim yang aktif sebagai katalis.

Enzim merupakan senyawa protein yang diproduksi sel-sel makhluk hidup dan
berfungsi sebagai biokatalisator atau mempercepat reaksi metabolisme di dalam tubuh
tapi tidak ikut bereaksi. Enzim digunakan sebagai alat bantu tubuh dalam proses
pencernaan, pengurain zat gizi sehingga dapat menjadi energi bagi tubuh.
Dalam proses metabolisme , enzim merupakan senyawa yang bekerja mendorong
laju reaksi kimia sehingga sel mampu meurunkan penggunaan energi aktivitasi atau biasa
disebut Ea. Energi aktivasi adalah energi minimum yang dibutuhkan untuk memulai suatu
reaksi.

Fungsi Enzim:

Enzim dapat berfungsi di luar sel hidup sebagai katalis biologis secara in vitro. Aktivitas enzimatik
terkait dengan struktur protein karena enzim memiliki sisi aktif yang mengikat substrat. Secara
umum, enzim pencernaan adalah struktur protein murni misalnya urease. Pepsin, tripsin dan
kimotripsin dikenal sebagai enzim pencernaan. Lisozim adalah enzim aktif yang ditemukan
dalam air mata, air liur, dan putih telur yang mencerna dinding sel beberapa bakteri. Struktur
lisozim dalam bentuk kristal, diamati dengan kristalografi sinarX. Aktivitas enzim ditentukan oleh
struktur protein tiga dimensi

Sifat-sifat enzim yaitu:

1. Enzim memiliki ukuran molekul besar.


2. Enzim memiliki sifat khas atau spesifik, artinya bekerja hanya sesuai substrat
sehingga hanya cocok untuk satu macam substrat saja atau sekelompok substrat yang
susunan dan fungsinya hampir sama.
3. Enzim tidak ikut bereaksi, struktur enzim tidak berubah atau tetap sebelum dan
sesudah reaksi karena enzim hanya mengubah kecepatan reaksi dan tidak mengubah
produk akhir yang dibentuk.
4. Enzim bekerja secara bolak-balik, artinya enzim tidak menentukan arah reaksi tetapi
hanya mempercepat laju reaksi sehingga tercapai keseimbangan.
5. Enzim bersifat koloid, memiliki permukaan yang besar, dan bersifat hidrofil.
6. Enzim dapat bereaksi dengan senyawa asam, basa, maupun anion dan kation.
7. Enzim merupakan biokatalisator (mampu mengubah kecepatan reaksi) yang
meskipun dalam jumlah sedikit dapat memacu laju reaksi tanpa merubah
keseimbangan reaksi.
8. Enzim sangat peka terhadap faktor-faktor yang menyebabkan denaturasi protein
misalnya suhu dan pH.
9. Suhu optimum untuk enzim bekerja adalah 30 C, suhu minimunya 0 C dan suhu
maksimum 40 C.
10. Aktivitas enzim dapat dipacu dengan adanya logam seperti Mg, Mn, Co, Fe, serta air
dan vitamin.
11. Aktivitas enzim dapat dihambat dengan adanya logam berat seperti Ag, Cu, Zn, Pb.
12. Aktivitas enzim dipengaruhi oleh pH, suhu, zat aktivator, inhibitor, dan konsentrasi
substrat.

Enzim merupakan senyawa protein yang diproduksi sel-sel makhluk hidup dan berfungsi
sebagai biokatalisator atau mempercepat reaksi metabolisme di dalam tubuh tapi tidak ikut
bereaksi. Enzim digunakan sebagai alat bantu tubuh dalam proses pencernaan, pengurain zat
gizi sehingga dapat menjadi energi bagi tubuh.

Dalam proses metabolisme , enzim merupakan senyawa yang bekerja mendorong laju reaksi
kimia sehingga sel mampu meurunkan penggunaan energi aktivitasi atau biasa disebut Ea.
Energi aktivasi adalah energi minimum yang dibutuhkan untuk memulai suatu reaksi.

Sifat atau karakteristik enzim antara lain sebagai berikut:

 Dapat digunakan berulag kali


 Berupa koloid
 Dapat bereaksi dengan substrat asam maupun basa
 Diperlukan dalam jumlah sedikit
 Bekerja secara bolak-balik (reversible), artinya enzim dapat mengkatalis penguraian
suatu senyawa menjadi seyawa lain maupun sebaliknya mengkatalis penyusuna senyawa-
senyawa tersebut menjadi senyawa semula.
 Bekerja spesifik yaitu hanya dapat bekerja pada satu substrat tertentu. Contoh enzim
maltase hanya dapat memecah maltosa menjadi glukosa
 Dipengaruhi oleh suhu dan pH.
Klasifikasi Enzim:
Enzim diklasifikasikan ke dalam 6 kelas utama berdasarkan tipe reaksi yang dikatalisis dan beberapa
sub kelas seperti pada gambar:

Klasifikasi enzim berdasarkan tipe reaksi


Kelas Kelas Enzim Tipe Reaksi
1 Oksidoreduktase Reaksi reduksi oksidasi (transfer elektron dari satu substrat
ke substrat lainnya)
2 Transferase Transfer atom atau gugus dari satu substrat ke substrat
lain
3 Hidrolase Reaksi hidrolisis (pemecahan ikatan karena adanya air)
4 Liase Penambahan gugus fungsi pada ikatan rangkap
(adisi) atau pemutusan ikatan rangkap dengan pelepasan gu-
gus fungsi
5 Isomerase Reaksi isomerisasi (penyusunan ulang atom-atom substrat)
6 Ligase Pembentukan ikatan C-C, C-S, C-O, dan C-N
diikuti dengan pemutusan isofosfat dari ATP

Klasifikasi subkelas enzim


Kelas Subkelas Tipe Reaksi yang dikatalisis
Oksidoreduktase Oksidase Oksidasi substrat
Reduktase Reduksi substrat
Dehidrogenase Pelepasan atom hidrogen (H2) sehingga
terbentuknya ikatan rangkap
Transferase Transaminase Transfer gugus amino antara substrat
Kinase Transfer gugus fosfat antara substrat
Hidrolase Lipase Hidrolisis gugus ester dalam lipid
Protease Hidrolisis gugus amida dalam protein
Nuklease Hidrolisis gugus fosfat dalam lasam nukleat
Liase Dehidrase Kehilangan air
Dekarboksilase Kehilangan karbondioksida
Isomerase Epimerase Isomerisasi pada pusat kiral substra
Ligase Sintetase Pembentukan ikatan baru dengan melibatkan ATP
Karboksilase Pembentukan ikatan baru antara substrat dan
CO2 dengan melibatkan ATP

Terdapat dua teori yang menerangkan cara kerja enzim terhadap substrat, yaitu:

1) Teori Kunci Gembok (Lock and Key) Antara enzim dan substrat terjadi persatuan yang
kaku/spesifik/sesuai seperti kunci dan anak kunci. Enzim memiliki suatu tempat untuk
bergabung dengan substrat yang disebut active site (lokasi aktif) yang merupakan tempat
perlekatan molekul substrat. Pada tempat perlekatan tersebut mempunyai konfigurasi
tertentu dan hanya substrat khusus yang cocok untuk dapat bergabung.
2) Teori Induksi Pas (Induced Fit). enzim dan sisi aktifnya merupakan struktur yang secara
fisik lebih fleksibel dan terjadi interaksi dinamis antara enzim dengan substrat. Jika
substrat berkombinasi dengan enzim akan terjadi perubahan konfigurasi sisi aktif enzim,
sehingga fungsi enzim berlangsung efektif. Dalam kinerjanya, enzim mempunyai faktor-
faktor penghambat antara lain:
 Suhu: Enzim pada suhu yang terlalu tinggi akan terdenaturasi atau rusak,
sedangkan pada suhu rendah akan inaktid atau tidak aktif. Enzim bekerja pada
suhu optimum atau suhu yang sesuai yang berarti suhu ketika laju reaksi enzim
paling cepat. Sebagian besar enzim manusia mempunyai suhu optimum 35°-
40°C.
 Derajat keasaman (pH): Sebagian besar enzim mempunyai pH optimal sekitar 6-
8.
 Inhibitor (zat penghambat): Beberapa zat bahkan manusia dapat memperlambat
atau menghambat kerja enzim. Contoh inhibitor antara lain pestisida dan aspirin
yang digunakan sebagai obat.
 Aktivator (zat penggiat): Merupakan molekul yang mempermudah ikatan antara
enzim dengan substrat sehingga kerja enzim menjadi lebih efektif. Contoh ion
klorida mengaktifkan amilase dalam air ludah.
 Konsentrasi enzim dan substrat:Semakin tinggi konsentrasi enzim maka semakin
cepat proses terjadinya reaksi. Begitu pula pada konsentrasi substrat, jika enzim
belum bekerja sepenuhnya penambahan konsentrasi substrat akan mempercepat
terjadinya reaksi, namun jika enzim sudah bekerja penambahan kosnsentrasi
substrat tidak akan berpengaruh.
 Produk (zat hasil): Dalam kondisi normal, reaksi awal akan berlangsung cepat.
Jika sudah terbentuk penimbunan produk, laju reaksi akan melemah dan jika
penimbunan produk disingkirkan maka reaksi akan kembali cepat.

Contoh enzim dalam proses pencernaan seperti amilase, lipase, tripsin. Contoh enzim pada
reaksi metabolisme tubuh seperti reduktase, oksidase, dehidrogenase.

6. MM tentang mekanisme pengaturan energy(1-3, 8,10)

Secara ringkas, sistem metabolisme energi untuk menghasilkan ATP dapat


berjalan secara aerob (dengan oksigen) dan secara anaerobik (tanpa oksigen). Kedua
proses ini dapat berjalan secara simultan di dalam tubuh saat berolahraga. Pada aktivitas-
aktivitas olahraga yang membutuhkan energi besar dalam waktu yang cepat atau pada
olahraga dengan intenistas tinggi. Metabolisme energi akan berjalan secara anaerobik
melalui hidrolisis phosphocreatine (PCr) serta melalui proses glikolisis glukosa/glikogen
otot. Sedangkan pada cabang-cabang olahraga dengan intensitas rendah-sedang yang
memilki komponen aerobik tinggi seperti jogging, maraton, triathlon atau juga bersepeda
jarak jauh, metabolisme energi tubuh akan berjalan secara aerobik dengan kehadiran
oksigen melalui pembakaran simpanan karbohidrat, lemak dan protein. Pada olahraga
beregu yang merupakan kombinasi antara aktivitas intensitas tinggi dan aktivitas
Intensitas rendah, metabolisme energi juga akan berjalan secara aerobik dan anaerobik
dan juga mengunakan sumber-sumber energi yang sama yaitu phospocreatine (PCr),
karbohidrat, lemak, dan juga protein. Diantara semua bentuk simpanan energi yang
terdapat di dalam tubuh, simpanan karbohidrat dan lemak merupakan sumber nutrisi
utama yang akan digunakan untuk menyediakan energi bagi kontraksi otot.
Keduanya akan menjadi sumber energi utama bagi tubuh saat berolahraga yang
persentase kontribusinya terhadap produksi energi akan ditentukan oleh intensitas
olahraga serta lamanya waktu berolahraga. Bentuk simpanan energi di dalam tubuh yang
merupakan penentu performa pada saat berolahraga yaitu simpanan karbohidrat dapat
diproses melalui 2 jalur metabolisme baik yaitu melalui pembakaran glukosa/glikogen
(secara aerobik) maupun melalui glikolisis glukosa/glikogen (secara anaerobik) untuk
menghasilkan ATP. Sedangkan simpanan lemak yang terdapat di dalam tubuh hanya
dapat diproses secara aerobik untuk menghasilkan ATP, dimana proses ini juga akan
membutuhkan ketersediaan karbohidrat agar proses pembakarannya menjadi sempurna.
7. MM tentang nutrient dan sumber makanannya(8)
Zat Gizi ter terbagi menjadi dua, yaitu:
 Zat Gizi Makro: Karbohidrat, protein, lemak, air
 Zat Gizi Mikro: Vitamin dan mineral

Karbohidrat
Karbobidrat merupakan zat gizi makro yang meliputi gula, pati dan serat. Gula dan pati
memasok energi berupa glukosa, yaitu sumber energi utama untuk sel-sel darah merah,
otak, sistem saraf pusat, plasenta dan janin. Glukosa dapat pula disimpan dalam bentuk
glikogen dalam hati dan otot, atau diubah menjadi lemak tubuh ketika energi dalam tubuh
berlebih. Gula tergolong jenis karbohidrat yang cepat dicerna dan diserap dalam aliran
darah sehingga dapat langsung digunakan tubuh sebagai energi.
Gula dapat ditemukan secara alami pada buah, susu dan hasil olahnya, serta dapat
dijumpai dalam bentuk ditambahkan pada makanan. Pati secara alami terdapat pada beras
dan hasil olahannya (bihun, tepung beras), jagung, gandum dan hasil olahannya (terigu,
roti, mie), pasta, sagu, umbi-umbian (ubi, singkong, kentang), sayuran, kacang kering.
Sementara serat secara alami banyak terdapat pada sereal utuh, umbi-umbian, kacang-
kacangan, sayuran, buah.

Protein
Protein merupakan komponen struktur utama seluruh sel tubuh dan berfungsi
sebagai enzim, hormon, dan molekul-molekul penting lain. Protein dikenal sebagai zat
gizi yang unik sebab menyediakan asam-asam amino esensial untuk membangun sel-sel
tubuh maupun sumber energi.
Kekurangan protein memengaruhi seluruh organ dan terutama selama tumbuh
kembang sehingga asupan protein kualitas tinggi yang memadai untuk kesehatan.
Kualitas protein sangat bervariasi dan tergantung pada komposisi asam amino protein dan
daya cerna (digestibility). Protein hewani yang diperoleh dari telur, ikan, daging, daging
unggas dan susu, pada umumnya adalah protein berkualitas tinggi.
Adapun protein nabati yang diperoleh dari biji-bijian dan kacang-kacangan, pada
umumnya merupakan protein berkualitas lebih rendah, kecuali kedelai dan hasil olahnya
(tempe, tahu). Makanan yang tinggi daya cerna proteinnya (>95%) ialah telur, daging
sapi (98%), susu sapi dan kedelai (95%). Narnun, bila kacang-kacangan dan padipadian
dikonsumsi secara kombinasi, protein nabati dapat membentuk protein lebih lengkap

Lemak
Lemak merupakan zat gizi makro, yang mencakup asam lemak dan trigliserida.
Lemak adalah zat gizi yang padat energi (9 kkal per gram) sehingga lemak penting untuk
menjaga keseimbangan energi dan berat badan. Lemak menyediakan medium untuk
penyerapan vitamin-vitamin larut lemak (vitamin A, D, E, K). Di dalam makanan, lemak
berfungsi sebagai pelezat makanan sehingga orang cenderung lebih menyukai makanan
berlemak. Tubuh manusia tidak dapat membuat asam lemak omega-6 dan omega-3
sehingga asam lemak ini adalah zat yang esensial

Vitamin
Vitamin adalah senyawa organik yang tersusun dari karbon, hidrogen, oksigen
dan terkadang nitrogen atau elemen lain yang dibutuhkan dalam jumlah kecil agar
metabolisme, pertumbuhan dan perkembangan berjalan normal. Jenis nutrien ini
merupakan zat-zat organik yang dalam kecil ditemukan pada berbagai macam makanan.
Vitamin tidak dapat digunakan untuk rnenghasilkan energi. Vitamin dapat dipilah
menjadi 2 kelompok yaitu kelompok yang larut dalam lemak dan yang larut dalam air.
Vitamin yang larut dalam lemak terdiri dari vitamin A, D, E dan K. Sedangkan vitamin
yang larut dalam air terdiri dari vitamin B kompleks yang dibedakan menjadi 8 jenis
vitamin yaitu vitamin B1 (Tiamin), vitamin B2 (Riboflavin), vitamin B3 (Niasin),
vitamin B5 (Pantothenic Acid), vitamin B6 (Piridolasin), vitamin B7 (Biotin), vitamin B9
(Folat), vitamin B12 (Kobalamin) dan vitamin C

Mineral
Mineral merupakan komponen anorganik yang terdapat dalam tubuh manusia.
Sumber paling baik mineral adalah makanan hewani, kecuali magnesium yang lebih
banyak terdapat dalam makanan nabati. Hewan memperoleh mineral dari tumbuh
tumbuhan dan menumpuknya di jaringan tubuhnya. Disamping itu mineral berasal dari
makanan hewani mempunyai ketersediaan biologik lebih tinggi daripada yang berasal
dari makanan nabati, makanan mengandung lebih sedikit bahan pengikat mineral
daripada makanan nabati

Menurut jenisnya. mineral dibedakan menjadi 2 yaitu:


 Mineral organik, yaitu mineral yang dibutuhkan serta berguna bagi tubuh kita,
yang dapat kita peroleh melalui makanan yang kita konsumsi setiap hari seperti
nasi, ayam, ikan, telur, sayur-sayuran serta buah-buahan, atau vitamin tambahan.
 Mineral anorganik, yaitu mineral yang tidak dibutuhkan serta tidak berguna bagi
tubuh kita. Contohnya: timbal hitam (Pb), iron oxide (besi teroksidasi), mercuri,
arsenik, magnesium, aluminium atau bahan-bahan kimia hasil dari resapan tanah
dan lain.

Berdasarkan kebutuhan tubuh mineral dibedakan menjadi 2, yaitu:


 Mineral makro, yaitu mineral yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah lebih dari 100
mg sehari.
 Mineral mikro, yaitu kehutuhannya kurang dari 100mg sehari.

Daftar pustaka:

1. Benardot, D. Advanced Sports nutrition. Human Kinetics, Champaign, IL, 2006.


2. Jeukendrup, A. & Gleeson, M. Sport nutrition : An introduction to energy production and
performance. Human Kinetics, Champaign,IL, 2004.
3. Dennis, S.C., & Noakes, T.D., Exercise:muscle & metabolic requirement. In Encyclopedia of Food
Sciences & Nutrition, 2nd Edition, Caballero, B. Trugo, L.C., & Finglas, P.M.,Eds,. Academic Press.
2003.
4. Butterworth JF, Mackey DC, Wasnick JD. Management of Patients with Fluid and Electrolyte
Disturbances. Dalam Morgan & Mikhail’s Clinical Anesthesiology 5th ed. New York: Mc-Graw
Hill. 2013; 4 (49): h. 1107 – 40.
5. Blackmer AB. Fluids and Electrolytes. PedSAP Book Fluids, Electrolytes, and Nutrition 2 nd Ed.
2018. page 7-26
6. Kristen M. Rhoda MK, Porter MJ, Quintini C. Fluid and Electrolyte Management: Putting a
Plan in Motion. Journal of Parenteral and Enteral Nutrition. 2011;35(6):675-8
7. Ilham I. Hubungan Asupan Energi dan Protein Terhadap Indeks Massa Tubuh Mahasiswa
Studi Kasus pada Mahasiswa UIN Sunan Ampel Surabaya. Journal of health science and
prevention. 20-17;1(12).
8. Wahjuni S. Metabolisme Biokimia.Udayana university Press. 2013
9. Brown, Theodore L. et al. 2015. Chemistry: The Central Science (13th edition). New Jersey:
Pearson Education, Inc.
10. Smith AL (Ed); et al. (1997). Oxford dictionary of biochemistry and molecular biology. Oxford
[Oxfordshire]: Oxford University Press. ISBN 0-19-854768-4.

Anda mungkin juga menyukai