IMPLEMENTASI KRIOGENIK PADA KEGIATAN EXTREME OVERCLOCKING
Disusun oleh : YUSRIL DWIKI ZAENAL ARIFIN (3331170064)
JURUSAN TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA CILEGON – BANTEN 2020 BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Istilah overclock mungkin sudah cukup familiar di telinga pengguna PC (Personal Computer) atau komputer. Overclock adalah istilah teknologi informasi yang mengacu kepada cara untuk membuat suatu perangkat untuk berjalan di kecepatan yang lebih tinggi daripada ketentuan pembuat perangkat tersebut. Prinsipnya adalah membuat kinerja lebih tinggi, tetapi hal ini beresiko menyebabkan kestabilan sistem yang berkurang sampai rusaknya periferal computer yang overclock. Overclock biasanya dipraktikkan oleh para pengguna PC untuk "memaksa" periferal komputer bekerja di atas kemampuan standar yang ditentukan pabrikannya dengan memiliki tujuan akhir untuk meningkatkan kinerja dari suatu perangkat pada komputer. Kerusakan perangkat keras karena dioverclock bias terjadi terutama disebabkan oleh panas yang berlebih untuk menghindarinya bisa dikerjakan dengan memperbaiki sistem aliran udara dalam casing, atau dengan pendingin berupa HSF(heat sink fan) berupa pendingin kipas dan ada juga watercooling. Kadang, menguji overclocking tidak cukup hanya dilakukan di pendingin normal seperti aircooling dan watercooling. Ada kalanya, untuk melihat batas maksimal dari sebuah teknologi tertentu, penggunaan pendingin ekstrim yang bisa ‘membekukan’ komponen PC perlu dilakukan seperti menggunakan bong dan dry ice atau peltier. Karena ilmu kriogenik mempelajari material dengan bertemperatur sangat rendah(di bawah –150 °C, –238 °F atau 123 K) dan berupa perlakuan atau teknik pendinginan di bawah -150 °C maka kegiatan yang juga menjadi hobi baru para extreme overclocker ini termasuk kedalam implementasi dari ilmu kriogenik. 1.2 Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah dari penulisan penelitian ini adalah sejauh manakah prosesor atatu CPU dapat bertahan setelah di kerjakan dengan Extreme Overclocking yaitu dengan di tingkatkannya jumlah frekuensi kerja pada prosesor atau CPu yang di uji.
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian dan pengujian extreme overclocking ini adalah sebagai berikut: 1. Extreme Overclocking dapat memperlihatkan seberapa jauh teknologi bisa ‘dipaksa’ berlari, dan berpotensi memberikan ‘preview’ seberapa jauh performa PC pada masa ke depan. Bagi kami yang mencintai teknologi, tentu melihat seberapa jauh angka performa ini bisa dicapai merupakan data yang berharga, walau komponen tersebut hanya bisa berjalan sebentar dalam waktu pengujian 2. Pengujian ketahanan/durability menggunakan Extreme overclocking merupakan testing yang berpotensi memperlihatkan kelemahan tertentu pada sebuah desain hardware, jika komponen kami ada yang tidak kuat, pastinya komponen tersebut akan langsung rusak sebelum pengujian berlangsung. (Ini sebabnya juga kadang para vendor hardware seperti Motherboard atau VGA mencari data pengujian extreme overclocking dari extreme overclocker, untuk melihat apakah desain mereka bisa bertahan dalam kondisi extreme seperti itu)
1.4 Batasan Masalah
Adapun batasan masalah pada penulisan ini komponen yang diubah ubah untuk variabelnya hanyalah prosesor dengan menggunakan beberapa jenis prosesor dari generasi yang lama sampai generasi yang baru, dan yang berhubungan dengannya secara langsung seperti motherboard , RAM dan Kartu Grafis atau VGA tidak dibahas walaupun kinerjanya juga bisa di maksimalkan dan cukup berpengaruh terhadap kinerja total. 1.5 Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang di berikan dari kegiatan overclock itu sendiri adalah yaitu sebagai berikut: 1. Untuk beberapa orang seperti para pengguna PC, kegiatan overclocking yang mainstream bukan seperti extreme overclocking dapat meningkatkan kinerja hardware atau komputer mereka dengan biaya yang murah. 2. Untuk extreme overclocking manfaatnya kita bisa menguji atau mengetahui sampai seberapa jauh teknologi yang telah dibuat oleh beberapa vendor perangkat keras khususnya prosesor atau Cpu. 3. Untuk para penguji atau pemilik hobi kegiatan extreme overclocking ini merupakan sebuah ajang kompetisi yang memiliki perlombaan di tingkat dunia.
1.6 Metodologi Penelitian
Langkah awal dari ujicoba ini adalah mempelajari literaturnya. Setelah itu ujicoba langsung dilakukan pada komputer dengan pengubahan variabel parameter melalui BIOS untuk mendapatkan frekuensi terendah dan tertinggi yang bisa diperoleh dimana sistem masih stabil, lalu kemudian diputuskan interval frekuensi yang akan diujicoba. Langkah selanjutnya adalah menguji kinerja prosesor pada tiap rentang frekuensi yang telah ditetapkan dengan aplikasi khusus benchmarking dan aplikasi sehar-hari, serta diukur suhu dan dayanya.. Tahap akhir baru menyimpulkan seberapa besar pengaruh perubahan frekuensi prosesor terhadap kinerja, suhu dan daya DAFTAR PUSTAKA
Review, Jagat. 2016. Mempersiapkan Motherboard untuk Extreme Overclocking
(http://oc.jagatreview.com/2016/10/mempersiapkan-motherboard-untuk- extreme-overclocking-dengan-ln2-ini-caranya/) Diakses 13 Oktober 2020 pada pukul 21:45 WIB.
Sasongko, Ibrahim. 2009. Analisa Kinerja Prosesor Pada Proses Downclocking
dan Overclocking (http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/20248938-R030911) Diakses 13 Oktober 2020 pada pukul 21:50 WIB.