Anda di halaman 1dari 6

PERBEDAAN ONSET DAN DURASI AKSI ANESTESI LOKAL DENGAN

TEKNIK TUMESCENT MENGGUNAKAN LIDOKAIN DAN EPINEFRIN


DENGAN PENGENCERAN 1:500.000, 1: 1.000.000, DAN KONTROL

Oleh :

dr. Gracia Pricilia

PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS ILMU BEDAH


DEPARTEMEN ILMU BEDAH FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2020
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Perkembangan beberapa prosedur bedah lengan dan pergelangan tangan

menggunakan teknik anestesi lokal semakin umum digunakan. Pengalaman

sebelumnya menunjukkan bahwa penggunaan anestesi lokal dengan epinefrin

aman dan, dalam beberapa prosedur operasi seperti perbaikan atau pemindahan

tendon yang memungkinkan kontrol intraoperatif terhadap keseluruhan gerak dan

fungsi. Sampai saat ini, sebagian besar operasi lengan dilakukan dengan

tourniquet untuk memberikan visibilitas yang lebih baik. Akan tetapi, penggunaan

tourniquet membuat pasien sangat tidak nyaman. Untuk menghindari hal ini, para

ahli bedah secara tradisional mengandalkan ahli anestesi untuk memberikan

sedasi, blok pleksus brakialis atau blok Bier, atau anestesi umum. Adapun

alternatif yang baik terhadap tourniquet tradisional pada operasi tangan yaitu

menggunakan lidokain untuk anestesi dan epinefrin untuk hemostasis (Lalonde,

2016).

Sejauh ini, di bidang bedah tangan dan jari, anestesi lokal yang

mengandung epinefrin dengan teknik tumescent telah menunjukkan manfaat dan

keamanannya dengan bukti klinis. Melalui studi retrospektif, konsentrasi epinefrin

yang sangat encer yaitu teknik “one-per-mil”juga telah mengungkapkan

kemanjurannya dan aman untuk indikasi yang luas untuk membantu dalam
berbagai prosedur. Hal ini menguntungkan untuk pasien, rumah sakit, dan

asuransi perawatan kesehatan yaitu potensi yang sangat besar untuk pengurangan

biaya karena operasi tangan dapat dilakukan tanpa tourniquet; dengan demikian

tidak membutuhkan anestesi umum maupun regional (Gordley, 2006).

Banyak prosedur saat ini yang dapat dilakukan dengan menggunakan

teknik anestesi lokal tumescent. Teknik ini sebagian besar digunakan dalam kasus

elektif sebagai prosedur utama. Epinferin telah memperlihatkan efek

vasokonstriksi pada konsentrasi 1:1.000.000, tetapi banyak ahli bedah

menggunakan konsentrasi 1:100,000 hingga 1:400.000, yang tersedia secara

komersil. Penelitian yang dilakukan oleh Prasetyono menggunakan teknik “one-

per-mil” tumescent telah membuktikan bahwa dengan konsentrasi tersebut

menghasilkan lapangan operasi yang bersih, aman, dan efektif, pada berbagai

operasi tangan dan ekstremitas atas. Pada keadaan tanpa penyulit vaskuler yang

mendasarinya, epinefrin dengan konsentrasi 1:200.000 hingga 1:1.000.000

terbukti aman jika digunakan bersama anestesi lokal pada blok digital

(Prasetyono, 2014).

Manfaat dari pendekatan anestesi lokal secara sadar tanpa torniquet

meliputi: (1) Tanpa sedasi dan tanpa tourniquet sehingga meningkatkan

kenyamanan pasien. Pasien dapat menjalani operasi tangan dengan cara yang

sama seperti prosedur minor di dokter gigi. (2) Menghilangkan komponen

anestesi / sedasi sehingga mengurangi waktu perawatan untuk prosedur minor

seperti operasi carpal tunnel dan trigger finger. (3) Selama prosedur, ahli bedah
menjadi mampu untuk melihat dan memperbaiki tendon yang dijahit, tulang yang

terfiksasi, dan sendi karena pasien dapat melakukan berbagai gerakan aktif dengan

nyaman dan kooperatif. Hal ini tentunya meningkatkan perbaikan tendon, transfer,

dan fiksasi fraktur jari (Kapur, 2018).

Berdasarkan hal tersebut, peneliti ingin menyelediki perbedaan durasi dan

onset aksi anestesi saat operasi dan sebelum operasi dan volume kehilangan darah

pada beberapa grup konsentrasi pengenceran pada one per mil tumescent yang

mengandung 1:1.000.000 epinefrin dan 0.2% lidokain dibandingkan dengan

konsentrasi yang lebih kecil dan sering digunakan yaitu 1:500.000 dan 1:80.000.

Penelitian jenis ini juga belum pernah dilakukan sebelumnya, khususnya di

Sumatera Utara sehingga sangat bermanfaat untuk diteliti lebih lanjut.

1.2. Pertanyaan Penelitian

Apakah terdapat perbedaan onset dan durasi aksi anestesi lokal dengan teknik

tumescent menggunakan lidokain dan epinefrin dengan pengenceran 1:500.000, 1:

1.000.000, dan kontrol?

1.3. Hipotesis Penelitian

Terdapat perbedaan onset dan durasi aksi anestesi lokal dengan teknik tumescent

menggunakan lidokain dan epinefrin dengan pengenceran 1:500.000, 1: 1.000.000

dan kontrol.
1.4. Tujuan Penelitian

1.4.1. Tujuan Umum

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membandingkan onset dan durasi aksi

anestesi lokal dengan teknik tumescent menggunakan lidokain dan epinefrin

dengan pengenceran 1:500.000, 1: 1.000.000 dan kontrol.

1.4.2. Tujuan Khusus

1. Mengetahui karakteristik demografi dan klinis pasien yang

menjalanianestesi lokal dengan teknik tumescent menggunakan

lidokain dan epinefrin dengan pengenceran 1:500.000, 1: 1.000.000

dan kontrol.

2. Mengetahui perbedaan durasi operasi yang memakai anestesi lokal

dengan teknik tumescent menggunakan lidokain dan epinefrin dengan

pengenceran 1:500.000, 1: 1.000.000 dan kontrol.

3. Mengetahui perbedaan volume kehilangan darah pada operasi yang

memakai anestesi lokal dengan teknik tumescent menggunakan

lidokain dan epinefrin dengan pengenceran 1:500.000, 1: 1.000.000,

dan kontrol.

1.5. Manfaat

1.5.1. Manfaat Teoritis


Penelitian ini diharapkan dapat menunjukkan perbedaan onset dan durasi anestesi

lokal dengan teknik tumescent menggunakan lidokain dan epinefrin dengan

pengenceran 1:500.000, 1: 1.000.000 dan kontrol.

1.5.2. Manfaat Metodologis

Penelitian ini diharapkan menjadi penelitian pendahuluan dalam menyajikan

perbedaan berbagai konsentrasi epinefrin pada anestesi dengan teknik tumescent.

1.5.3. Manfaat Aplikatif

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi suatu landasan dalam pemilihan

konsentrasi epinefrin yang terbaik dalam penerapan anestesi tumescent sehingga

dapat diperoleh suatu teknik anestesi yang efektif dan memberikan rasa nyaman

pada ahli bedah, pasien, dan rumah sakit.

Anda mungkin juga menyukai