Rangkuman Bimbingan Dr. Hafidh Komar
Rangkuman Bimbingan Dr. Hafidh Komar
HAFIDH KOMAR
Kolelitiasis : batu di kantong empedu
Litiasis : Batu
Yang menyebabkan sumbatan bisa buat obstruksi, obstruksi bisa sebabkan kolangitis, kolangitis
syaratnya ada sumbtan, selama tidak ada gk akan terjadi, pengobatan kolangitis yakni antibiotik,
terapi cairan , dan penyebab sumbatan ( ambil batu), penyebab karna striktur bisa by pass atau
stent.
Akibat sumbatan jadi statis, empedu tidak masuk duodenum, di usus terbapat banyak bakteri
( sumber infeksi ) bakteri bisa naik (ascending) , akibat statis bisa berkembang biak disana,
lama2 menempuk jadi infeksi, kalau tidak ada sumbtan tidak mungkin terjadi infeksi. Tindakan
pengobatan atasi sumbatannya, tidak akan terjadi kolangitis
Dokter :
- yang harus dioperasi kalau sudah ada gejalanya, indikasi operasi ,kebanyakan pasien dengan
makan obat diharapkan batunya akan hancur, kalau menurut saya tetap saya, batu tetap harus
operasi
- tidak ada gejala, pada saat general check up, oh ada batu, dibuang gak?
Koas : bila ada penyakit penyerta ( DM, kayak neuropati ,tidak terasa)
Dokter : dm, immunocompromais, kalau orang biasa infeksi sakit, orang dm bisa saja tidak
sakit sakit, lemah, memperberat kondisinya . jadi DM dan ada batu tanpa keluhan bisa
operasi
pilot : tiba2 lagi nyetir pesawat, dia serangan , dia kolik sakit sekali, kalau ada batu walau
tnpa keluhan tetap indikasi
pasien yang akan bepergian jauh, dimana , misalnya tentara, polisi , mau tugas daerah di
papua, klau serangan sulit menemukan fasilitas kesehatan, untuk kasus-kasus ini tetap
indikasi operasi
- polip dibuang gak ?
koas : operasi jika > 1cm dibuang-->resiko keganasannya tinggi
dokter : <1cm tidak dibuang biarkan saja, kalau lebih risiko tinggi
- Porcelain gallbladde--> akibat infeksi inflamasi lama, sebabkan timbunan kalsium di
gallbladder--> gambaran galbladder sperti porcelain --> keganasan
Operasinya bagaimana :
Kolesistektomi : apa yang diangkat?
Koas : kantong empedunya
Dokternya : bisa gak batunya saja diangkat? batu diangkt barengan
Koas : .....
Dokter : kalau sudah dioperasi masih punya empedu? ...
Koas : masih dokter
Dokter : kebanyakan pasien tidak tahu, atau ketakutan, kalau dia tak punya empedu , padahal
masih bisa karena ada dari hati, masuk ke duktus hepatikus, masuk keduodenum, masih ngalir,
jadi tidak masalah
- Kalau kuning atau ikterus, bisa sindrom miriizi, batu, tumor, sumbatan
- Kalau kita USG pasien ikterus obstruksi , yang didapatkan apa? Apa yang dicari
Batu digallbladder, diamater dari CBD (normalnya : <1 cm) , jadi kalau ada sumbtan
ukrannya lebih dari itu, jadi kalau di usg akan kelihatan lebar atau nggk.
- Selain usg, pemeriksaan apa yang sensitif ada batu disaluran?
Misalnya pasien pernah kuning, sekarang nggk yaitu periksa CT Scan bisa ? (koas bisa
, dokter--> agak sulit )
Jadi permeriksaannya adalah MRI , namanya MRCP (Magnetic Resonance Cholangio
Pancreatography) , lihat jumlah batu, sebelum kita operasi bisa dipake
- Pemeriksaan lain lagi , bisa diagnostik dan terapeutik , apa itu?
Koas : pemeriksaan ...
Dokter : ERCP (Endoscopic Retrograde Cholangiopancreatography) :
kita lakukan pemeriksaan dengan endokopi melalui mulut, gaster sampe duodenum
part 2 , sampe ampula vater, potong buka sedikit , masukin wayer (gk tau ap)
sampe...... bla (gk tau),.. suntikan kontras , baru keliatan batu, difoto, ada sumbatan
akan keliatan (Kalau kolonoskopi skop diujungnya, kalau endokopi itu di sampingnya
atau side view).
ERCP bisa untuk terapetik juga ambil batunya bisa ambil basket atau masukan ke
duodenum, kala ada tumor-> bisa dilakukan biopsi, --> bisa lakukan pemasangan
stent, sten itu ada plastik, metal, aada yg bisa melebar dan tidak melebar. Dengan
ERCP bisa diagostik dan terapetik