Anda di halaman 1dari 59

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Indonesia masih bergelut melawan virus Corona hingga saat ini,
sama dengan negara lain di dunia. Jumlah kasus virus Corona terus
bertambah dengan beberapa melaporkan kesembuhan, tapi tak sedikit
yang meninggal. Usaha penanganan dan pencegahan terus dilakukan
demi melawan COVID-19 dengan gejala mirip flu. Virus Corona adalah
sebuah keluarga virus yang ditemukan pada manusia dan hewan.
Sebagian virusnya dapat mengingeksi manusia serta menyebabkan
berbagai penyakit, mulai dari penyakit umum seperti flu, hingga penyakit-
penyakit yang lebih fatal, seperti Middle East Respiratory Syndrome
(MERS) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS).
Pandemi atau epidemi global mengindikasikan infeksi COVID-19
yang sangat cepat hingga hampir tak ada negara atau wilayah di dunia
yang absen dari virus Corona. Peningkatan jumlah kasus terjadi dalam
waktu singkat hingga butuh penanganan secepatnya. Sayangnya, hingga
kini belum ada obat spesifik untuk menangani kasus infeksi virus Corona
atau COVID-19. WHO menyatakan saat ini Eropa telah menjadi pusat
pandemi virus Corona secara global. Eropa memiliki lebih banyak kasus
dan kematian akibat COVID-19 dibanding China. Jumlah total kasus virus
Corona, menurut WHO, kini lebih dari 136 ribu di sedikitnya 123 negara
dan wilayah. Dari jumlah tersebut, nyaris 81 ribu kasus ada di wilayah
China daratan. Italia, yang merupakan negara Eropa yang terdampak
virus Corona terparah, kini tercatat memiliki lebih dari 15 ribu kasus.
Kasus virus Corona diketahui lewat penyakit misterius yang
melumpuhkan Kota Wuhan, China. Tragedi pada akhir 2019 tersebut
terus berlanjut hingga penyebaran virus Corona mewabah ke seluruh
dunia. Dikutip dari CNN, berikut beberapa hal yang wajib diketahui
seputar perkembangan Coronavirus, yang biasa disebut virus Corona
atau COVID-19, hingga mewabah dan jadi pandemi. virus Corona atau
COVID-19, kasusnya dimulai dengan pneumonia atau radang paru-paru
misterius pada Desember 2019. Kasus ini diduga berkaitan dengan pasar
hewan Huanan di Wuhan yang menjual berbagai jenis daging binatang,
termasuk yang tidak biasa dikonsumsi, misal ular, kelelawar, dan
berbagai jenis tikus.
Indonesia menjadi salah satu negara positif virus corona (COVID-
19). Kasus pertama yang terjadi di tanah air menimppa dua warga Depok
Jawa Barat. Jumlah kasus Covid-19 di Indonesia bertambah yaitu kini ada
9.771 kasus Covid-19 di Tanah Air, sejak diumumkannya pasien pertama
pada 2 Maret 2020. ada 1.391 pasien yang sudah dinyatakan sembuh,
pasien yang dirawat ada 7.596, dan pasien yang meninggal ada 784
orang.
Tanda-tanda dan gejala klinis yang dilaporkan sebagian besar adalah
demam, dengan beberapa kasus mengalami kesulitan bernapas, dan hasil
rontgen menunjukkan infiltrate pneumonia luas di kedua paru. Menurut hasil
penyelidikan epidemiologi awal, sebagian besar kasus di Wuhan memiliki
riwayat bekerja, menangani, atau pengunjung yang sering berkunjung ke
Pasar Grosir Makanan Laut Huanan. Sampai saat ini, penyebab penularan
masih belum diketahui secara pasti. Ciri-ciri virus Corona atau COVID-19
dan gejalanya kebanyakan muncul 2-10 hari setelah kontak dengan virus.
Tapi pada beberapa kasus, ciri-ciri awal Coronavirus dan gejalanya baru
muncul sekitar 24 hari. Untuk membedakan ciri-ciri awal Corona dan flu
biasa, ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu dalam 14 hari
sempat bepergian ke negara yang dianggap sumber virus Corona dan
sempat kontak dengan pasien yang mengalami infeksi Corona.
Kasus infeksi virus Corona atau COVID-19 yang masih mewabah
bisa dicegah dengan cara yang sederhana. Berikut empat cara pencegahan
COVID-19, cuci tangan dengan sabun dan air minimal dilakukan selama 20
detik. Jika tak ada air dan sabun bisa dengan hand sanitizer dengan
kandungan alkohol minimal 60 persen. Cuci tangan harus dilakukan sebelum
dan setelah beraktivitas, Ketika berada di fasilitas umum, sebaiknya jangan
menyentuh tombol lift, pegangan pintu, pegangan tangga atau eskalator.
Jika harus menyentuh, sebaiknya gunakan tisu atau lengan baju dan segera
cuci tangan setelahnya. Kasus infeksi virus Corona atau COVID-19 mudah
menyerang saat di tempat ramai. Karena itu, usahakan tidak berada di
keramaian apalagi dalam ruangan berventilasi buruk. Bila terpaksa berada di
keramaian, jangan sembarangan menyentuh wajah, hidung, dan mata,
apalagi bila belum cuci tangan, dan rajin membersihkan rumah
menggunakan cairan disinfektan menjadi upaya lain mencegah kasus
infeksi  COVID-19 dan gunakan masker saat beraktivitas di luar rumah.
Dampak dari penyebaran COVID-19 ini sangat luar biasa terhadap
perekonomian dan kehidupan masyarakat secara umum yaitu banyaknya PHK
masal, daya beli masyarakat yang cenderung menurun, dan pendapatan
masyarakat kecil yang menurun tajam.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas rumusan masalahnya adalah
pemahaman masyarakat terhadap pencegahan COVID-19 melalui media
video edukasi.
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui bagaimana pengetahuan masyarakat tentang
COVID-19.
2. Untuk mengetahui bagaimana sikap responden terhadap kebijakan-
kebijakan pemerintah dalam memerangi virus COVID-19.
3. Untuk mengetahui bagaimana perilaku masyarakat dalam
menghadapi pandemic COVID-19.
4. Untuk mengetahui bagaimana kondisi psikologis responden di tengah
pandemic COVID-19.
D. Manfaat
1. Sebagai bahan sumber informasi bagi responden atau pembaca
mengenaii pandemik COVID-19.
2. Sebagai acuan bersikap dan berperilaku bagi responden atau
pembaca dalam menanggapi kebijakan-kebijakan pemerintah dalam
pencegahan penularan COVID-19.
3. Sebagai media informasi yang dapat menenangkan atau meluruskan
persepsi yang kurang tepat bagi responden, pembaca atau
masyarakat menegenai pandemik COVID-19.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi Operasional
Pada tanggal 30 Januari 2020, Direktur Jenderal WHO telah
menetapkan Covid-19 sebagai Public Health Emergency of International
Concern (PHEIC)/ Kedaruratan Kesehatan Masyarakat yang Meresahkan
Dunia (KKMMD). Covid-19 telah dinyatakan oleh WHO sebagai Pandemic
dan Indonesia telah menyatakan Covid-19 sebagai bencana non alam
berupa wabah penyakit yang wajib dilakukan upaya penanggulangan
sehingga tidak terjadi peningkatan kasus. Dalam upaya penanggulangan
Covid-19, diperlukan panduan bagi masyarakat dalam melakukan upaya
pencegahan penyebaran Covid-19 baik untuk diri sendiri maupun
kemungkinan penularan kepada orang-orang di sekitar termasuk
keluarga.
Pemerintah menganjurkan isolasi diri sendiri sebagai bentuk
penanganan Covid-19, dari hasil Keputusan Kepala Badan Nasional
Penanggulangan Bencana tentang perpanjangan status keadaan tertentu
darurat bencana wabah penyakit akibat Virus Corona di Indonesia
menetapkan perpanjangan status keadaan tertentu berlaku selama 91
hari, terhitung sejak tanggal 29 Februari 2020 sampai dengan tanggal 29
Mei 2020.
Hasil dari Keputusan Menteri Kesehatan menetapkan pembatasan
social berskala besar di wilayah Provinsi DKI Jakarta dalam rangka
percepatan penanganan Covid-19. Pemerintah Daerah Provinsi DKI
Jakarta wajib melaksanakan Pembatasan Sosial Berskala Besar sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan dan secara konsisten
mendorong dan mensosialisasikan pola hidup bersih dan sehat kepada
masyarakat. Maka penetapan pembatasan sosial berskala besar
diperluas sebagai bentuk pemutusan rantai Virus Covid-19, yaitu di
wilayah Kabupaten Bogor, Kota Bogor, Kota Depok, Kabupaten Bekasi,
dan Kota Bekasi, Provinsi jawa barat.
B. Pengertian
1. Pasien Dalam Pengawasan (PDP)
a. Orang dengan Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) yaitu
demam (≥38oC) atau riwayat demam; disertai salah satu
gejala/tanda penyakit pernapasan seperti: batuk/sesak nafas/sakit
tenggorokan/pilek/pneumonia ringan hingga berat dan tidak ada
penyebab lain berdasarkan gambaran klinis yang meyakinkan dan
pada 14 hari terakhir sebelum timbul gejala memiliki riwayat
perjalanan atau tinggal di negara/wilayahyang melaporkan
transmisi lokal.
b. Orang dengan demam (≥380C) atau riwayat demam atau ISPA
dan pada 14 hari terakhir sebelum timbul gejala memiliki riwayat
kontak dengan kasus konfirmasi COVID-19.
c. Orang dengan ISPA berat/pneumonia berat yang membutuhkan
perawatan di rumah sakit dan tidak ada penyebablain berdasarkan
gambaran klinis yang meyakinkan.
2. Orang Dalam Pemantauan (ODP)
a. Orang yang mengalami demam (≥380C) atau riwayat demam;
atau gejala gangguan sistem pernapasan seperti pilek/sakit
tenggorokan/batuk dan tidak ada penyebab lain berdasarkan
gambaran klinis yang meyakinkan dan pada 14 hari terakhir
sebelum timbul gejala memiliki riwayat perjalanan atau tinggal di
negara/wilayah yang melaporkan transmisi lokal.
b. Orang yang mengalami gejala gangguan sistem pernapasan
seperti pilek/sakit tenggorokan/batuk dan pada 14 hari terakhir
sebelum timbul gejala memiliki riwayat kontak dengan kasus
konfirmasi COVID-19.
3. Orang Tanpa Gejala (OTG)
Seseorang yang tidak bergejala dan memiliki risiko tertular
dari orang konfirmasi COVID-19. Orang tanpa gejala (OTG)
merupakan kontak erat dengan kasus konfirmasi COVID-19. Kontak
Erat adalah seseorang yang melakukan kontak fisik atau berada
dalam ruangan atau berkunjung (dalam radius 1meter dengan kasus
pasien dalam pengawasan atau konfirmasi) dalam 2 hari sebelum
kasus timbul gejala dan hingga 14 hari setelah kasus timbul gejala.
Termasuk kontak erat adalah :
a. Petugas kesehatan yang memeriksa, merawat, mengantar dan
membersihkan ruangan di tempat perawatan kasus tanpa
menggunakan APD sesuai standar.
b. Orang yang berada dalam suatu ruangan yang sama dengan
kasus (termasuk tempat kerja, kelas, rumah, acara besar) dalam 2
hari sebelum kasus timbul gejala dan hingga 14 hari setelah kasus
timbul gejala.
c. Orang yang bepergian bersama(radius 1 meter)dengan segala
jenis alat angkut/kendaraandalam 2 hari sebelum kasus timbul
gejala dan hingga 14 hari setelah kasus timbul gejala.
C. Kegiatan Karantina
Karantina/Isolasi diri merupakan pembatasan seseorang atau
sekelompok orang dalam suatu wilayah termasuk wilayah yang diduga
terinfeksi penyakit dan/atau terkontaminasi untuk mencegah
kemungkinan penyebaran penyakit atau kontaminasi. Maka dengan itu,
pemerintah menerapkan isolasi diri sendiri dalam penanganan Covid-19,
sebagai berikut:
1. Jika sakit, tetap di rumah
a. Jangan pergi bekerja, ke sekolah, atau ke ruang public untuk
mengindari penularan Covid-19 ke orang lain di masyarakat.
b. Harus mengisolasi diri dan memantau diri sendiri untuk
menghindari kemungkinan penularan kepada orang-orang di
sekitar termasuk keluarga.
c. Melaporkan kepada fasilitas pelayanan kesehatan terdekat
tentang kondisi kesehatannya, riwayat kontak dengan pasien
Covid-19 atau riwayat perjalanan dari Negara/area transmisi
local, untuk dilakukan pemeriksaan sampel oleh petugas
kesehatan.
2. Isolasi diri sendiri :
a. Ketika seseorang yang sakit (demam atau batuk/pilek/nyeri
tenggorokan/gejala penyakit pernafasan lainnya), namun tidak
memiliki risiko penyakit penyerta lainnya (diabetes, penyakit
jantung, kanker, penyakit paru kronik, AIDS, penyakit autoimun,
dll), maka secara sukarela atau berdasarkan rekomendasi
petugas kesehatan, tinggal di rumah dan tidak pergi bekerja,
sekolah, atau ke tempat-tempat umum.
b. Orang Dalam Pemantauan (ODP) yang memiliki gejala
demam/gejala pernafasan dengan riwayat dari Negara/area
transmisi local, atau orang yang tidak menunjukkan gejala tetapi
pernah memiliki kontak erat dengan pasien positif Covid-19.
c. Lama waktu isolasi diri selama 14 hari hingga diketahuinya hasil
pemeriksaan sampel di laboratorium.
3. Jika terpaksa harus keluar rumah, pemerintah memberlakukan
protokol umum di transportasi dan area publik sebagai berikut :
a. Pastikan seluruh area umum, transportasi umum bersih dan
dilakukan penyemprotan desinfektan
b. Deteksi suhu tubuh
c. Pastikan ruang isolasi tersedia di acara besar (contoh: konser,
seminar, dll.)
d. Sediakan tempat cuci tangan atau Hand Sanitizer
e. Mensosialisasikan etika batuk/bersin dengan memasang poster
tata cara batuk/bersin yg benar dan menyediakan masker/tissu
D. Penularan Covid-19
Berdasarkan bukti yang tersedia, COVID-19 ditularkan melalui
kontak dekat dan droplet, bukan melalui transmisi udara. Orang-orang
yang paling berisiko terinfeksi adalah mereka yang berhubungan dekat
dengan pasien COVID-19 atau yang merawat pasien COVID-19.
Tindakan pencegahan dan mitigasi merupakan kunci penerapan di
pelayanan kesehatan dan masyarakat. Langkah-langkah pencegahan
yang paling efektif di masyarakat meliputi:
a. Melakukan kebersihan tangan menggunakan hand sanitizer jika
tangan tidak terlihat kotor atau cuci tangan dengan sabun jika tangan
terlihat kotor
b. Menghindari menyentuh mata, hidung dan mulut
c. Terapkan etika batuk atau bersin dengan menutup mulut dan hidung
saat batuk dan bersin, dengan tisu atau lengan atas bagian dalam yg
tertekuk. Segera buang tisu ke tempat sampah yang tertutup dan
bersihkan tangan dengan sabun dan air atau hand sanitizer.
d. Pakailah masker medis jika memiliki gejala pernapasan dan
melakukan kebersihan tangan setelah membuang masker
e. Menjaga jarak (minimal 1 meter) dari orang yang mengalami gejala
gangguan pernapasan.
E. Pencegahan Covid-19
1. Pencegahan Level Individu
a. Upaya Kebersihan Personal dan Rumah
Terdapat beberapa prinsip yang perlu diikuti untuk membantu
mencegah COVID-19, yaitu menjaga kebersihan diri/personal dan
rumah dengan cara:
1) Mencuci tangan lebih sering dengan sabun dan air setidaknya
20 detik atau menggunakan pembersih tangan berbasis
alkohol (hand sanitizer), serta mandi atau mencuci muka jika
memungkinkan, sesampainya rumah atau di tempat bekerja,
setelah membersihkan kotoran hidung, batuk atau bersin dan
ketika makan atau mengantarkan makanan.
2) Hindari menyentuh mata, hidung, dan mulut dengan tangan
yang belum dicuci.
3) Jangan berjabat tangan dengan orang lain
4) Hindari interaksi fisik dekat dengan orang yang memiliki gejala
sakit
5) Tutupi mulut saat batuk dan bersin dengan lengan atas bagian
dalamatau dengan tisu lalu langsung buang tisu ke tempat
sampah dan segera cuci tangan
6) Segera mengganti baju/mandi sesampainya di rumah setelah
berpergian
7) Bersihkan dan berikan desinfektan secara berkala pada
benda-benda yang sering disentuh dan pada permukaan
rumah dan perabot (meja, kursi, dan lain-lain), gagang pintu,
dan lain-lain
2. Pengendalian Lingkungan
Prosedur pembersihan dan disinfeksi lingkungan harus diikuti
dengan benar dan secara teratur.
a. Bersihkan dan disinfeksi permukaan yang sering disentuh seperti
meja, rangka tempat tidur, dan perabotan kamar tidur lainnya
setiap hari dengan disinfektan rumah tangga yang mengandung
larutan pemutih encer (pemutih 1 bagian hingga 99 bagian air).
Untuk permukaan yang tidak mentolerir pemutih maka dapat
menggunakan etanol 70%
b. Bersihkan dan disinfeksi permukaan kamar mandi dan toilet
setidaknya sekali sehari dengan disinfektan rumah tangga yang
mengandung larutan pemutih encer
3. Pencegahan Level Masyarakat
a. Pembatasan Interaksi Fisik dan Pembatasan Sosial (Physical
Contact/Physical Distancing dan Social Distancing)
Pembatasan sosial adalah pembatasan kegiatan tertentu
penduduk dalam suatu wilayah. Pembatasan sosial ini dilakukan
oleh semua orang di wilayah yang diduga terinfeksi penyakit.
Pembatasan sosial berskala besar bertujuan untuk mencegah
meluasnya penyebaran penyakit di wilayah tertentu. Pembatasan
sosial berskala besar paling sedikit meliputi: meliburkan sekolah
dan tempat kerja; pembatasan kegiatan keagamaan; dan/atau
pembatasan kegiatan di tempat atau fasilitas umum. Selain itu,
pembatasan social juga dilakukan dengan meminta masyarakat
untuk mengurangi interaksi sosialnya dengan tetap tinggal di
dalam rumah maupun pembatasan penggunaan transportasi
publik. Pembatasan sosial dalam hal ini adalah jaga jarak fisik
(physical distancing), yang dapat dilakukan dengan cara :
a. Dilarang berdekatan atau kontak fisik dengan orang mengatur
jarak minimal1meter, tidak bersalaman, tidak berpelukan dan
berciuman.
b. Hindari penggunaan transportasi publik (seperti kereta, bus,
dan angkot) yang tidak perlu, sebisa mungkin hindari jam
sibuk ketika berpergian.
c. Bekerja dari rumah (Work From Home), jika memungkinkan
dan kantor memberlakukan ini.
d. Dilarang berkumpul massal di kerumunan dan fasilitas umum.
e. Hindari bepergian ke luar kota/luar negeri termasuk ke
tempat-tempat wisata.
f. Hindari berkumpul teman dan keluarga, termasuk berkunjung
atau bersilaturahmi tatap muka dan menunda kegiatan
bersama. Hubungi mereka dengan telepon, internet, dan
media sosial.
g. Gunakan telepon atau layanan online untuk menghubungi
dokter atau fasilitas lainnya.
h. Jika anda sakit, Dilarang mengunjungi orang tua/lanjut usia.
Jika anda tinggal satu rumah dengan mereka, maka hindari
interaksi langsung dengan mereka.
i. Untuk sementara waktu, anak sebaiknya bermain sendiri di
rumah.
j. Untuk sementara waktu, dapat melaksanakan ibadah di
rumah.
Pemerintah mengeluarkan surat edaran mengenai upaya
pencegahan penyebaran covid-19 kepada seluruh jemaah haji
indonesia. Mayoritas jemaah haji Indonesia adalah jemaah haji
risiko tinggi. Sebanyak 67% jemaah merupakan jemaah haji usia
lanjut dan jemaah yang memiliki penyakit jantung, diabetes
mellitus, gangguan ginjal serta penyakit saluran nafas. Kelompok
ini merupakan kelompok yang rentan terhadap penyakit menular
termasuk covid-19. Orang-orang yg beresiko tinggi terinfeksi
covid-19 yaitu :
a. Berusia 60 tahun keatas
b. Memilik penyakit komorbid (penyakit penyerta) seperti
diabetes melitus, hipertensi, kanker,asma dan Penyakit Paru
Obstruksi Kronik (PPOK) dan lain-lain
c. Ibu hamil
Beberapa hal untuk meningkatkan imunitas diri dan
mengendalikan komorbid dalam melawan penyakit COVID-19,
menjaga sistem imunitas diri merupakan hal yang penting,
terutama untuk mengendalikan penyakit penyerta (komorbid).
Terdapat beberapa hal yang dapat meningkatan imunitas diri pada
orang yang terpapar COVID-19, yaitu sebagai berikut:
a. Konsumsi gizi seimbang, perbanyak makan sayur dan buah.
b. Aktifitas fisik/senam ringan
c. Istirahat cukup
d. Suplemen vitamin dan tidak merokok
e. Mengendalikan komorbid (misal diabetes mellitus, hipertensi,
kanker).
BAB III

PROSES KEPERAWATAN

A. Program Pemerintah
Program pemerintah yang sedang di jalankan dalam upaya
menangani wabah Covid-19 yang semakin meluas ini, pemerintah
memberlakukan aturan karantina kewilayahan atau Lockdown untuk
memutus mata rantai penularan/penyebaran Covid-19. Karantina
kewilayahan diatur dalam Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2018 tentang
Kekarantinaan Kesehatan. Lockdown adalah membatasi perpindahan
orang, membatasi kerumunan orang, membatasi gerakan orang demi
keselamatan bersama.
Pemerintah juga menganjurkan masyarakatnya untuk menerapkan
social distancing atau pembatasan social dengan cara membatasi
kunjungan ke tempat ramai dan kontak langsung dengan orang lain. Kini,
istiah social distancing sudah diganti dengan physical distancing oleh
pemerintah. Ada beberapa contoh penerapan social distanding/physical
distancing yang umum dilakukan, yaitu, belajar,bekerja dan beribadah
dirumah, tidak melakukan pertemuan atau acara yang dihadiri banyak
orang, dan tidak menjenguk orang sakit. Perilaku yang dilakukan yaitu
tidak berpergian keluar rumah, memakai masker dan selalu membawa
handsanitizer, sering melakukan cuci tangan menggunakan sabun dan
selalu menjaga jarak minimal 1 meter dengan orang lain pada saat
berinteraksi.
Upaya pemerintah lainnya dalam melakukan pencegahan
Covid19 yaitu diberlakukannya PSBB atau Pembatasan Sosial Berskala
Besar, peraturan yang dibuat oleh kementrian kesehatan (Kemenkes)
dalam rangka percepatan penanganan Covid-19 dan sudah dilaksanakan
di beberapa daerah. Aturan PSBB tercatat dalam Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor 9 Tahun 2020. Pembatasan kegiatan keagamaan,
pembatasan kegiatan di tempat atau fasilitas umum, pembatasan
kegiatan social dan budaya, pembatasan moda transportasi, pembatasan
kegiatan lainnya khusus terkait aspek pertahanan dan keamanan.
B. Pengkajian Keperawatan
1. Penyusunan Kuesioner
Minggu pertama tiap kelompok membuat kuesioner terkait Covid-
19 yang terdiri dari empat aspek yaitu, pengetahuan, sikap, perilaku,
dan psikososial. Penyusunan kuesioner dilalakukan oleh mahasiswa
dalam satu hari untuk membuat 40 pertanyaan yang terdiri dari 10
pertanyaan tentang pengetahuan, 10 pertanyaan tentang sikap, 10
pertanyaan tentang perilaku, dan 10 pertanyaan tentang psikososial.
Dalam penyusunan kuesioner juga terdapat karakteristik responden
meliputi nama koresponden, nama responden, usia, jenis kelamin,
alamat, pendidikan, pekerjaan, pendapatan keluarga, tinggal
serumah, masalah kesehatan dan riwayat berpergian selama 14 hari
terakhir, anggota keluarga yang merantau keluar kota), untuk aspek
pengetahuan menggunakan pilihan ganda (A,B,C.D), aspek sikap
menggunakan skala likert (sangat setuju, setuju, tidak setuju, sangat
tidak setuju), untuk jawaban pernyataan perilaku dan psikososial
menggunakan skala likert (selalu, sering, kadang-kadang, tidak
pernah), ketika semua kuesioner telah disetujui kemudian tiap
kelompok mengirimkan kuesioner tersebut ke tim IT untuk di olah
bersama.
Pada hari berikutnya dilakukan pembahasan untuk setiap satu
aspek yaitu pengetahuan yang terdiri dari 8 karakteristik yaiitu,
pengertian, pencegahan, pengobatan, social distancing, orang yang
beresiko tertular, cara penularan, tanda gejala, dan kategori status
Covid-19. Kuesioner aspek sikap terdiri dari 10 karakteristik yaitu,
kebijakan mengenai lockdown, Social Distancing, Mudik (pulang
kampong), alat pelindung diri, kebijakan pemerintah tentang (sekolah,
bekerja, beribadah di rumah), aturan pemerintah tentang karantina,
desinfektan, sikap menanggapi mengenai berita hoaks, dan issue
kompensasi masyarakat. Aspek perilaku terdiri dari 6 karakteristik
kuesioner yaitu, pencegahan, hand hygiene, etika batuk, Work From
Home (WFH), penggunaan APD, Physical Distancing. Karakteristik
pernyataan tentang aspek psikososial yaitu, tertular, ekonomi, berita
hoaks, ketidakpatuhan, kecurigaan, keluarga tenaga kesehatan,
sekolah, ramadhan, dan idul fitri.
2. Pembuatan Link
Pembuatan link dilakukan oleh tim IT dan koordinator
pembimbing. Tim IT diberikan alamat email melalui gmail oleh
koordinator pembimbing, setelah itu tim IT dapat mengakses Google
Form, kemudian Tim IT langsung dihadapkan pada formulir kerja dan
melakukan editing kuesioner. Setelah kuesioner sudah benar dan
lengkap lalu file tersebut di Send Form, kemudian hasil kuesioner bisa
dilihat dengan cara login menggunakan akun google yang sama.
Pembuatan link WhatsApp dengan menggunakan bitly atau web
penyedia layanan online gunanya untuk memperpendek link alamat
URL yang sebelumnya panjang dan menjadi lebih pendek untuk di
share. Tim IT dapat mengganti dengan nama link tersebut dengan
nama yang disepakati oleh koordinator pembimbing. Link yang sudah
di custom dapat di copykan dan bagikan ke akun media social lainnya
dengan link kuesioner dibawah ini :
https://bit.ly/CHD_COVID19_ProfesiNersMUCIS.
3. Pembuatan Kelompok
Pembagian kelompok besar dilakukan oleh pembimbing
koordinator dengan 7 kelompok dan terbagi menjadi 10-11 anggota
dan dibagi satu orang pembimbing di tiap kelompok, setelah itu
mahasiswa melakukan pemembagian tugas untuk menentukan satu
orang sebagai ketua satu orang sebagai tim IT, satu orang sebagai
dokumentasi dan anggota lain untuk melakukan diskusi.
4. Tahap Penyebaran
Tahap pelaksanaan ini dilakukan pada minggu ke dua, tiap
mahasiswa diberi tugas untuk menyebarkan kuesioner kepada 10
orang responden masyarakat yaitu tetangga atau sodara terdekat
melalui aplikasi chat WhatsApp dan penyebaran kuesioner di beri
waktu kurang lebih 3 hari. Tahap pengisian bisa dilakukan sendiri oleh
responden atau di bantu oleh mahasiswa untuk mengisi beberapa
karakteristik responden seperti nama koresponden, nama responden,
usia, jenis kelamin, alamat, pendidikan, pekerjaan, pendapatan
keluarga, tinggal serumah, masalah kesehatan dan riwayat
berpergian selama 14 hari terakhir, anggota keluarga yang merantau
keluar kota) dan menginstruksikan untuk menjawab pertanyaan
tentang pengetahuan dengan empat option pilihan yaitu A,B,C,D,
untuk pernyataan aspek sikap, perilaku dan psikososial dengan
jawaban empat kategori.
5. Hasil Pengumpulan
Minggu ke tiga setelah data terkumpul kemudian dilakukan
analisis/ mengolah data, menegakkan masalah keperawatan,
membuat rencana tindakan dengan membuat media edukasi (video)
serta menyusun laporan. Hasil pengisiapn kuesioner responden
berupa diagram pie yaitu:
a. Karakteristik Responden
Distribusi frekuensi responden berdasarkan
karakteristiknya meliputi usia, jenis kelamin, status perkawinan,
pekerjaan, pendapatan, tinggal bersama, riwayat Kesehatan
dalam 14 hari terakhir, Riwayat perjalanan dalam 14 hari terakhir,
dan anggota keluarga yang merantau. Diperoleh data sebagai
berikut :
1) Usia

Dapat diketahui bahwa dari 1,173 tanggapan,


frekuensi karakteristik usia mayoritas adalah remaja akhir
sebanyak 63%.

2) Jenis Kelamin
Hasil dari diagram diatas dapat diketahui bahwa dari
1.173 tanggapan, frekuensi karakteristik berdasar jenis
kelamin mayoritas adalah perempuan sebanyak 59 %.

3) Status Perkawinan

Hasil dari diagram diatas dapat diketahui bahwa dari


1.173 tanggapan, frekuensi karakteristik berdasarkan status
perkawinan mayoritas belum menikah sebanyak 57,1%.

4) Pendidikan

Hasil dari diagram diatas dapat diketahui bahwa dari


1.173 tanggapan, frekuensi karakteristik berdasarkan
Pendidikan mayoritas tamat SLTA atau sederajat sebanyak
40,5%.

5) Pekerjaan

Hasil dari diagram diatas dapat diketahui bahwa dari


1.173 tanggapan, frekuensi karakteristik berdasarkan
pekerjaan mayoritas pegawai swasta/wiraswasta sebanyak
35%.

6) Pendapatan Keluarga

Hasil dari diagram diatas dapat diketahui bahwa dari


1.173 tanggapan, frekuensi karakteristik berdasarkan
pendapatan keluarga adalah 1-2 juta sebanyak 37,3%

7) Tinggal Bersama

Hasil dari diagram diatas dapat diketahui bahwa dari


1.173 tanggapan, frekuensi karakteristik tinggal bersama
mayoritas tinggal Bersama orang tua/mertua sebanyak 659
responden (59,7%)

8) Riwayat Kesehatan dalam 14 hari terakhir

Hasil dari diagram diatas dapat diketahui bahwa dari


1.173 tanggapan, frekuensi karakteristik riwayat kesehatn 14
hari terakhir mayoritas tidak ada masalah sebanyak 1.010
(86,1%).

9) Riwayat Perjalanan dalam 14 tari terakhir

Hasil dari diagram diatas dapat diketahui bahwa dari


1.173 tanggapan, frekuensi karakteristik riwayat perjalanan
mayoritas tidak ada Riwayat berpergian sebanyak 83,4%

10) Anggota Keluarga yang Merantau

Hasil dari diagram diatas dapat diketahui bahwa dari


1.173 tanggapan, frekuensi karakteristik anggota keluarga
yang merantau mayoritas tidak ada 75%.

b. Pengetahuan
1) Apa yang dimaksud dengan corona virus desease (covid 19) ?

Hasil dari diagram diatas menunjukan bahwa


masyarakat sudah mengerti apa yang dimaksud corona virus
desease atau covid 19. Dibuktikan sebanyak 93,4% yang
menjawab virus yang menyerang system pernafasan.

2) Berikut adalah upaya pencegahan supaya tidak tertular oleh


covid 19, kecuali ?

Hasil dari diagram diatas menunjukan bahwa


masyarakat sudah tahu tentang upaya pencegahan agar tidak
tertular covid 19. Dibuktikan sebanyak 77,4% menjawab
berpergian keluar kota.

3) Yang bukan merupakan pencegahan penyebaran COVID-19


saat seseorang sampai rumah setelah bepergian dari tempat
ramai adalah ?

Hasil dari diagram diatas menunjukan bahwa


masyarakat sudah mengerti tentang tindakan yang bukan
merupakan pencegahan covid 19 saat seseorang sampai
dirumah atau setelah berpergian dari tempat ramai. Dibuktikan
sebnayak 83,3% menjawab langsung masuk dan berkumpul
dengan keluarga.
4) Salah satu cara meningkatkan imunitas kecuali ?

Hasil dari diagram diatas menunjukan bahwa


masyarakat sudah tahu salah satu cara untuk meningkatkan
imunitas tubuh. Dibuktikan sebanyak 90,2% menjawab tidur
sepanjang hari.

5) Apa pengertian soaial distancing ?

Hasil dari diagram diatas menunjukan bahwa


masyarakat sudah mengerti tentang pengertian sosial
distancing. Dibuktikan sebanyak 92,2% menjawab menjaga
jarak dengan orang lain minimal 1 meter.

6) Apa kegiatan umum yang diterapkan selama sosial


distancing?

Hasil dari diagram diatas menunjukan bahwa


masyarakat tahu tentang kegiatan umum yang diterapkan
selama sosial distancing. Dibuktikan sebanyak 97,8%
menjawab bekerja, belajar, beribadah dan melakukan
aktivitas lain di rumah.

7) Berikut adalah hal yang harus dilakukan seseorang yang


memiliki riwayat berpergian ke zona merah, kecuali ?

Hasil dari diagram diatas menunjukan bahwa


masyarakat sudah mengerti tentang apa yang harus dilakukan
seseorang yang memeliki riwayat berpergian ke zona merah.
Dibuktikan sebanyak 83,1% menjawab berkumpul dengan
orang lain.

8) Siapa saja yang berisoko tinggi terinfeksi covid 19 ?

Hasil dari diagram diatas menunjukan bahwa


masyarakat sudah tahu tentang orang yang berisko tinggi
terinfeksi covid 19. Dibuktikan sebanyak 65,6% menjawab
orang-orang yang memiliki penyakit sebelumnya (seperti
hipertensi, jantung, paru-paru, kanker dan diabetes).
9) Bagaimana cara penularan covid 19 ?

Hasil dari diagram diatas menunjukan bahwa


masyarakat mengerti tentang cara penularan covid 19.
Dibuktikan sebanyak 86,4% menjawab semua benar.

10) Apa yang anda ketahui tanda dan gejala umum infeksi covid
19 ?

Hasil dari diagram diatas menunjukan bahwa


masyarakat mengetahui tentang tanda dan gejala umum
infeksi covid 19. Dibuktikan sebanyak 96,5% menjawab
demam, batuk, pilek, gangguan pernapasan, sakit
tenggorokan, letih dan lesu.

c. Sikap
1) Pemerintah daerah tidak perlu memberlakukan karantina
wilayah karena itu tidak efektif.
Hasil diagram diatas menunjukan bahwa sikap masyarakat
tidak setuju terhadap pemerintah daerah yang tidak
memberlakuan karantina wilayah. Dibuktikan sebanyak 56,6%
masyarakat menjawab tidak setuju.

2) Pemerintah menganjurkan masyarakat untuk membatasi


interaksi dan berpergian ke tempat umum/ keramaian orang
terlebih dahulu untuk mengurangi penyebaran/ penularan
covid-19

Hasil diagram diatas menunjukan bahwa masyarakat


sangat setuju kepada pemerintah dalam menganjurkan
membatasi interaksi dan berpergian ke tempat umum atau
keramaian untuk mengurangi penyebaran covid 19. Dibuktikan
sebanyak 60,4% masyarakat menjawab sangat setuju.

3) Meskipun pemerintah menghimbau warganya untuk tidak mudik


guna mencegah penyebaran covid-19, namun masih banyak
warga yang memaksakan diri mudik ke kampung halaman

Hasil diagram diatas menunjukan sikap masyarakat yang


tidak setuju karena meskipun pemerinthah sudah menghimbau
warganya untuk tidak mudik tetapi masih ada warga yang
memaksakan diri untuk mudik. Dibuktikan sebanyak 44,8%
menjawab tidak setuju.

4) Seseorang yang pernah berkunjung ke wilayah dimana covid


19 menyebar, baik yang merasa sakit ataupun sehat
diharuskan memeriksakan diri terlebih dahulu ke pelayanan
kesehatan/ Puskesmas dan melakukan isolasi mandiri selama
14 hari

Hasil diagram diatas menunjukan sikap masyarakat


sangat setuju karena apabila ada seseorang yang pernah
berkunjung ke wilayah covid 19 menyebar harus memeriksakan
diri terlebih dahulu atau melakukan isolasi mandiri seklama 14
hari. Dibuktikan sebanyak 65,7% menjawab sangat setuju.

5) Pemerintah menghimbau masyarakat untuk menggunakan


masker kain ketika bepergian keluar rumah dan hanya orang
yang sakit dan tenaga medis yang menggunakan masker satu
kali pakai/ masker medis

Hasil diagram diatas menunjukan sikap masyarakat sangat


setuju untuk mengginakan masker kain Ketika berpergian keluar
rumah dan hanya orang medis yang menggunakan masker satu
kali pakai. Dibuktikan sebanyak 53,6% menjawab sangat setuju.
6) Pemerintah menghimbau warga Indonesia untuk tidak membeli
peralatan medis (APD) dan vitamin berlebihan agar stok stabil

Hasil diagram diatas menunjukan sikap masyarakat sangat


setuju untuk membeli peralatan medis (APD) agar stok stabil.
Dibuktikan sebanyak 47,9% menjawab sangat setuju.

7) Dalam kondisi seperti ini penting sekali masyarakat untuk dapat


memilih berita dan meninjau kembali sumber dari berita
tersebut supaya tidak menyebarkan berita hoax (palsu)

Hasil diagram diatas menunjukan sikap masyarakat sangat


setuju untuk dapat memilih berita dan meninjau Kembali sumber
supaya tidak menyebarkan berita hoax. Dibuktikan sebanyak
63,5% menjawab sangat setuju.

8) Salah satu upaya pemerintah untuk memerangi covid 19 yaitu


dengan diberlakukannya sistem daring (pembelajaran jarak
jauh) untuk kegiatan belajar mengajar maupun pekerjaan.
Adapun kegiatan keagamaan dilakukan dengan cara beribadah
dirumah
Dari diagram diatas menunjukan sikap masyarakat
setuju dengan diberlakukannya system daring (pembelajaran
jarak jauh) untuk memerangi covid 19. Dibuktikan sebanyak
62,4% menjawab setuju.

9) Masyarakat di anjurkan untuk menyemprotkan desinfektan


secara berkala pada benda-benda yang sering disentuh di
tempat umum, di sekitar rumah dan perabot di dalam rumah
(meja, kursi, gagang pintu, dan lain-lain)

Dari diagram diatas menunjukan sikap masyarakat sangat


setuju untuk menyemprotkan desinfektan secara berkala pada
benda-benda yang sering di sentuh ditempat umum. Dibuktikan
sebanyak 40,7% menjawab sangat setuju.

10) Jenazah yang meninggal karena covid 19 dan sudah di lakukan


protokol kesehatan covid 19 untuk jenazah dapat mencemari
lingkungan

Hasil diagram diatas menunjukan bahwa sikap masyarakat


tidak setuju jenazah yang meninggal karena covid 19 dapat
mencemari lingkungan karena sebelumnya sudah dilakukan
protocol kesehatan untuk jenazah covid 19 tersebut. Dibuktikan
sebanyak 49% menjawab tidak setuju.
d. Perilaku
1) Saya mencuci tangan dengan sabun atau handsanitizer untuk
mencegah penyebaran virus covid-19

Hasil diagram diatas menunjukan bahwa masyarakat


sudah mengerti dalam mencuci tangan dengan sabun atau
handsanitizer untuk mencegah penyebaran covid 19. Dibuktikan
sebanyak 59,9% menjawab selalu.

2) Jika batuk atau bersin, saya menutup menggunakan telapak


tangan

Hasil diagram diatas menunjukan bahwa masyarakat saat


batuk dan bersin selalu menutup menggunakan telapak tangan.
Dibuktikan sebanyak 49% mejawab selalu

3) Saya tetap bekerja di luar walaupun pemerintah sudah


menganjurkan untuk tetap tinggal di rumah

Hasil diagram diatas menunjukan bahwa masyarakat tidak


selalu diam dirumah walaupun pemerintah sudah menganjurkan
untuk tetap tinggal dirumah. Dibuktikan sebanyak 36,8%
menjawab tidak pernah.

4) Saya memakai masker dan membawa handsanitizer apabila


terpaksa harus keluar rumah

Hasil diagram diatas menunjukan bahwa selalu memakai


masker dan membawa handsanitizer apabila terpaksa keluar
rumah. Dibuktikan sebanyak 58,9% menjawab selalu.

5) Saya tetap berkumpul dengan keluarga atau tetangga karena


tidak ada kasus positif COVID 19 di daerah saya

Hasil diagram diatas menunjukan bahwa masyarakat tetap


berkumpul dengam keluarga atau tetangga karena tidak ada
kasus positif covid di daerahnya. Dibuktikan sebanyak 52,1%
menjawab kadang-kadang.

6) Walaupun saya lebih banyak beraktivitas di dalam rumah, saya


tidak lupa berolahraga untuk meningkatkan daya tahan tubuh
agar badan tetap sehat
Hasil diagram diatas menunjukan masyarakat kadang
kadang melakukan olahraga untuk meningkatkan daya tahan
tubuh. Dibuktikan sebanyak 40,2% menjawab kadang=kadang

7) Saya mengkonsumsi makanan dengan gizi seimbang dan kaya


vitamin C untuk menjaga daya tahan tubuh

Hasil diagram diatas menunjukan bahwa masyarakat


selalu mengkonsumsi makanan dengan gizi seimbang dan kaya
vitamin C. Dibuktikan sebanyak 42,4% menjawab selalu.

8) Saya melakukan penyemprotan desinfektan secara berkala di


daerah sekitar rumah, dan pada benda yang sering disentuh
dan pada permukaan rumah dan perabot (meja, kursi, gagang
pintu, dll)

Hasil diagram diatas menunjukan masyarakat tidak selalu


menyemprotkan disinfektan secara berkala atau pada benda
yang disering disentuh. Dibuktikan sebanyak 41% menjawab
kadang-kadang.
9) Saya segera mengganti baju dan mandi sesampainya dirumah
setelah bepergian.

Hasil diagram diatas menunjukan perilaku masyarakat


apabila sesampainya dirumah setelah berpergian selalu
mengganti pakaian dan bersih-bersih. Dibuktikan sebanyak
56,2% menjawab selalu.

10) Saya berjemur dibawah sinar matahari antara pukul 10.00 -


15.00 WIB selama sekitar 10-15 menit untuk meningkatkan
imunitas tubuh

Hasil diagram diatas menunjukan bahwa masyarakat


selalu berjemur dibawah sinar matahari antara pukul 10.00-
15.00. Dibuktikan sebanyak 35,5% menjawab selalu.

e. Psikologis
1) Saya takut tertular covid 19 ketika berinteraksi dengan orang
lain apalagi orang itu sedang mengalami batuk/bersin
Hasil diagram diatas menunjukan psikologis masyarakat
takut tertular covid19 ketika berinteraksi dengan orang lain.
Dibuktikan sebanyak 37,7% yang menjawab selalu.

2) Saya resah akan orang yang nekat pulang dari zona merah,
karena takut membawa virus dan menularkan ke semua
masyarakat termasuk saya.

Hasil diagram diatas menunjukan psikologis masyarakat


selalu resah akan orang yang nekat pulang dari zona merah
karena takut tertular covid19. Dibuktikan sebanyak 44,5% yang
menjawab selalu.

3) Karena adanya wabah covid-19 dan pembatasan aktivitas


bekerja, saya khawatir tidak bisa mencukupi kebutuhan
perekonomian keluarga

Hasil diagram diatas menunjukan bahwa masyarakat


khawatir dengan adanya pembatasan aktivitas bekerja tidak bisa
mencukupi kebutuhan perekonomian keluarganya. Dibuktikan
sebanyak 38,9% yang menjawab selalu.
4) Saya merasa cemas dengan berita-berita yang beredar di
medsos dan televisi mengenai covid 19

Hasil diagram diatas menunjukan psikologis keluarga


sangat cemas karena beredar berita-berita di medsos dan telivisi
mengenai covid19. Dibuktikan sebanyak 34,2% yang menjawab
selalu

5) Saya mulai merasa bosan dengan anjuran pemerintah untuk


tetap diam di rumah karena tidak bisa beraktifitas seperti
biasa

Hasil diagram diatas menunjukan bahwa masyarakat


terkadang merasa bosan dengan anjuran pemerintah untuk tetap
diam di rumah. Dibuktikan sebanyak 39,4% yang menjawab
kadang-kadang.
6) Saya cemas apabila ada anggota keluarga atau tetangga
yang bekerja sebagai petugas kesehatan dapat tertular
COVID 19

Hasil diagram diatas menunjukan bahwa psikologis


masyarakat cemas apabila ada anggota keluarga atau tetangga
yang bekerja sebagai petugas Kesehatan. Dibuktikan sebanyak
32,1% yang menjawab selalu.

7) Saya/anggota keluarga saya merasa jenuh dengan kegiatan


belajar secara online, karena belajar menjadi kurang efektif

Hasil diagram diatas menunjukan bahwa masyarakat


terkadang merasa jenuh dengan kegiatan belajar secara online
karena kurang efektif. Dibuktikan sebanyak 36,1% yang
menjawab kadang-kadang.

8) Saya khawatir bila wabah ini belum berakhir, bulan ramadhan


tahun ini tidak bisa melaksanakan salat terawih berjamaah
dimesjid
Hasil dari diagram diatas menunjukan bahwa psikologis
masyarakat sangat khawatir apabila wabah covid19 belum
berakhir tidak bisa melaksanakan salat tarawih dimesjid.
Dibuktikan sebanyak 64,7% yang menjawab selalu.

9) Saya merasa sedih karena idul fitri tahun ini tidak dapat
berkumpul dengan keluarga besar seperti tahun tahun
sebelum nya

Hasil diagram diatas menunjukan psikologis masyarakat


merasa sedih karena idul fitri tahun ini tidak dapat berkumpul
dengan keluarga besar seperti tahun sebelumnya. Dibuktikan
sebanyak 62,7% yang menjawab selalu

10) Saya takut terinfeksi covid 19 ketika ada jenazah positif covid
19 akan di makamkan di wilayah saya
Hasil diagram diatas menunjukan bahwa masyarakat tidak
takut terinfeksi covid19 ketika ada jenzah yang positif
dimakamkan di wilayahnya karena sebelumnya sudah memakai
protokol kesehatan. dibuktikan sebanyak 46% yang menjawab
tidak pernah.
Gambar 3. Perencanaan Survey
Gambar 3. Absensi Anggota Kelompok
C. Diagnosa Keperawatan
1. Analisa Data

NO. DATA ETIOLOGI MASALAH


1.  59,9% masyarakat selalu Kesiapan
mencuci tangan menggunakan Peningkatan
handsanitaizer dan sabun
Managemen
 24,1% masyarakat kadang
kadang melakukan etika batuk Kesehatan
dengan menutup mulutnya
dengan menggunakan telapak
tangan
 58,9% masyarakat selalu
membawa handsanitaizer dan
menggunakan masker saat
mereka keluar rumah
 60,4% masyarakat sangat srtuju
dengan himbauan pemerintah
tentang penerapan social
distancing dalam pencegahan
Covid-19

2.  52,1% masyarakat kadang- Kurang pemahaman Perilaku


kadang masih tetap berkumpul Kesehatan
dengan tetangga dikarenakan di
Cenderung
daerahnya tidak ada yang
terkena Covid-19 Berisiko
 40,2% masyarakat masih
belum giat untuk berolahraga
sesuai jadwal
 35% masyarakat yang jarang
untuk berjemur tubuhnya di
bawah sinar matahari
 49% jika batuk/bersin menutup
menggunakan telapak tangan
 31,7% masyarakat kadang
kadang masih bekerja di luar
meskipun pemerintah sudah
menganjurkan untuk tetap
tinggal di rumah.

3.  Masyarakat tau cara Kurang dukungan Ketidakefektifan


pencegahan penyebaran social Manajemen
Covid-19 setelah bepergian
keluar rumah 83,3%,
sementara perilaku Kesehatan
masyarakat yang melakukan
pencegahan dengan cara
mandi dan ganti pakaian
setelah bepergian
jarang/kadang dilakukan
19,2% (225 orang) dan tidak
pernah 1,7 (20 orang)
 Masyarakat tau itu social
distancing, yaitu menjaga
jarak dengan orang lain
minimal 1 meter 92,2%, dan
apa yang harus dilakukan
selama masa itu yaitu bekerja,
belajar, beribadah, dan
melakukan aktivitas lain di
rumah 97,8%, sementara
masyarakat yang patuh/tidak
pernah berkumpul dengan
keluarga atau tetangga hanya
22,7% karena merasa belum
ada kasus di daerahnya.

4.  37,7% masyarakat takut Pandemi Covid-19 Resiko Depresi


tertular ketika berinteraksi Akibat Dampak
dengan orang lain, apalagi
Pandemi
orang tersebut mengalami
batuk/bersin COVID-19
 44,5% masyarakat resah akan
akan orang yang pulang dari
zona merah, karena takut
membawa virus dan
menularkan ke semua orang
 38,9% masyarakat khawatir
tidak bisa mencukupi
kebutuhan perekonomian
keluarga karena dadanya
pembatasan aktifitas
 34,2% masyarakat merasa
cemas dengan berita-berita
yang tersebar di media sosial
dan tv tentang Covid-19
 32,1% masyarakat cemas
apabila ada anggota
keluarga/tetangga yang
bertugas menjadi tenaga
kesehatan karena takut
tertular
 64,7% masyarakat khawatir
bila wabah ini belum berakhir
sampai bulan Ramadhan
karena tidak bisa melakukan
tarawih di masjid
 62,7% masyarakat sedih
apabila idul fitri tahun ini tidak
bisa berkumpul dengan
keluarga besar.
Gambar 3. Diskusi tentang diagnose keperawatan
2. SKORING
Gambar 3. Diskusi tentang skoring
3. Diagnosa Keperawatan Prioritas
a. Perilaku Kesehatan Cenderung Berisiko
Data :
 52,1% masyarakat kadang-kadang masih tetap berkumpul
dengan tetangga dikarenakan di daerahnya tidak ada yang
terkena Covid-19
 40,2% masyarakat masih belum giat untuk berolahraga
sesuai jadwal
 35% masyarakat yang jarang untuk berjemur tubuhnya di
bawah sinar matahari
 49% jika batuk/bersin menutup menggunakan telapak tangan
 31,7% masyarakat kadang kadang masih bekerja di luar
meskipun pemerintah sudah menganjurkan untuk tetap tinggal
di rumah
b. Kesiapan Peningkatan Managemen Kesehatan
Data :
 59,9% masyarakat selalu mencuci tangan menggunakan
handsanitaizer dan sabun
 24,1% masyarakat kadang kadang melakukan etika batuk
dengan menutup mulutnya dengan menggunakan telapak
tangan
 58,9% masyarakat selalu membawa handsanitaizer dan
menggunakan masker saat mereka keluar rumah
 60,4% masyarakat sangat srtuju dengan himbauan
pemerintah tentang penerapan social distancing dalam
pencegahan Covid-19
c. Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan
Data :
 Masyarakat tau cara pencegahan penyebaran Covid-19
setelah bepergian keluar rumah 83,3%, sementara perilaku
masyarakat yang melakukan pencegahan dengan cara mandi
dang anti pakaian setelah bepergian jarang/kadang dilakukan
19,2% (225 orang) dan tidak pernah 1,7 (20 orang)
 Masyarakat tau itu social distancing, yaitu menjaga jarak
dengan orang lain minimal 1 meter 92,2%, dana pa yang
harus dilakukan selama masa itu yaitu bekerja, belajar,
beribadah, dan melakukan aktivitas lain di rumah 97,8%,
sementara masyarakat yang patuh/tidak pernah berkumpul
dengan keluarga atau tetangga hanya 22,7% karena merasa
belum ada kasus di daerahnya.
d. Resiko Depresi Akibat Dampak Pandemi COVID-19
Data:
 37,7% masyarakat takut tertular ketika berinteraksi dengan
orang lain, apalagi orang tersebut mengalami batuk/bersin
 44,5% masyarakat resah akan akan orang yang pulang dari
zona merah, karena takut membawa virus dan menularkan ke
semua orang
 38,9% masyarakat khawatir tidak bisa mencukupi kebutuhan
perekonomian keluarga karena dadanya pembatasan aktifitas
 34,2% masyarakat merasa cemas dengan berita-berita yang
tersebar di media sosial dan tv tentang Covid-19
 32,1% masyarakat cemas apabila ada anggota
keluarga/tetangga yang bertugas menjadi tenaga kesehatan
karena takut tertular
 64,7% masyarakat khawatir bila wabah ini belum berakhir
sampai bulan Ramadhan karena tidak bisa melakukan tarawih
di masjid
 62,7% masyarakat sedih apabila idul fitri tahun ini tidak bisa
berkumpul dengan keluarga besar.
D. Intervensi Keperawatan
Mahasiswa melakukan diskusi untuk intervensi, sebelumnya kita
mendikusikan terlebih dahulu beberapa diagnosa dan menjadikan satu
diagnosa sebagai diagnosa prioritas yang dilihat dari nilai skoring
tertinggi. Hasil yang disepakati kelompok yaitu memilih diagnosa Perilaku
Kesehatan Cenderung Berisiko yang berhubungan dengan kurang
pemahaman masyarakat tentang pencegahan Covid-19, sehingga
mahasiswa membuat intevensi dengan pembuatan video edukasi dengan
tema “Pencegahan Covid-19” dan juga membuat spanduk yang berjudul
“ Ayo Bersama Cegah Covid-19”, yang dijelaskan di dalam spaduk yaitu
pengertian dari Covid-19, cara penularan, gejala klinis, etika batuk, dan
cara mencuci tangan 6 langkah.

Gambar 3. Diskusi pembuatan video edukasi


Gambar 3. Diskusi grup tentang pembuatan spanduk

Gambar 3. Diskusi tentang video edukasi dan konsep spanduk


bersama dosen pembimbing
(Deskripsikan proses diskusi (SS dikusi grup + daftar hadir) di list buat
video edu, alasan tiap masalah , ceritakan rencana vid edu sesuai
penapisan diagnose)

E. Implementasi Keperawatan
Implemetasi keperawatan dilakukan pada minggu ke empat
mahasiswa melakukan penyebaran media video edukasi melalui situs
youtube, video dipublikasikan pada tanggal 24 April 2020 dengan judul “
Ayo Kita Bersama Memutus Rantai Penularan Covid-19!! ” dan berdurasi
7:11. Mahasiswa melakukan promosi kesehatan dengan cara
menyebarkan video secara luas dengan mencantumkan link video
edukasi https://www.youtube.com/watch?v=aI15AWvc5JA ke akun-akun
media sosial masing-masing.

Gambar 3. Tahap upload video di youtube


Gambar 3. Bukti video siap di akses

F. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi dilihat dari jumlah kunjungan video edukasi di situs
youtube. Per tanggal 27 April 2020, video telah ditonton sebanyak 1181
kali dan disukai 324 penonton. Video edukasi juga mendapat tanggapan
positif dari masyarakat dengan 27 komentar.

Gambar 3. Tanggapan vieod edukasi di situs youtube


Gambar 3. Tanggapan vieod edukasi di situs youtube
BAB IV
PEMBAHASAN

A. Gambaran KarakteristikResponden
Dalam survey ini, koresponden berjumlah 1173 orang dari berbagai
daerah dengan kebanyakan responden merupakan perempuan yaitu
orang (59%) dan laki-laki orang (41%). Dari semua responden,
57,1% sudah menikah, 40,8% sudah menikah dan sisanya
merupakan duda dan janda dengan 89,9% tinggal bersama keluarga
(9,7% bersama orangtua/mertua, 25,9% dengan suami, 20,8%
dengan anak, 16,1% dengan istri, dan 4,9% dengan kerabat) dan
10,1% tinggal sendiri.
Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting yang akan
berpengaruh pada pengetahuan dan perilaku terutama dalam
menjaga kesehatan. Tingkat pendidikan responden mayoritas tamat
SLTA atau sederajat 40,5%, tamat D3/S1 39,7%, tamat SLTP atau
sederajat 12% dan sisanya merupakan tamatan SD dan pekerjaan
mayoritas merupakan pegawai swasta/wiraswasta 35%,
pelajar/mahasiswa 22,9%, ibu rumah tangga 15,2%, dan sisanya
merupakan pedagang, petani, buruh, PNS/pensiunan PNS,
guru/dosen, serta polri/TNI dengan pendapatan > 4 juta 14,8%, 3-4
juta 22,6%, 1-2 juta 37,3%, dan < 1 juta 22,6%.
Selama masa pendemi covid-19 ini, masyarakat dituntut untuk
melakukan isolasi mandiri dan mengurangi aktivitas di luar rumah
terutama untuk tidak melakukan perjalanan ke luar kota. Selama
masa pandemi covid-19 dalam 14 hari terakhir ini mayoritas
responden tidak memiliki riwayat dalam bepergian sebanyak 83,4%
dan memiliki riwayat bepergian sejumlah 16,6% dengan tujuan
diantaranya Bandung, Banjar, Tasikmalaya, Jakarta, Ciamis, dan lain-
lain. Dari semua responden, 75% diantaranya tidak memiliki keluarga
yang merantau ke luar kota dan 25% pesponden yang anggota
keluarganya merantau ke luar kota yang diantaranya Bandung,
Jakarta, Bekasi, Depok, Karawang, Bogor, dan lain-lain.
Dari semua responden, dalam 14 hari terakhir mayoritas tidak
memiliki keluhan dalam kesehatan yaitu 86,1%, sakit kepala 7,2%,
batuk 5,6%, flu 4,9%, dan demam > 38oC 0,7%.

B. Gambaran Pengetahuan Masyarakat Tentang Covid-19


Pengetahuan masyarakat terkait corona (covid 19) reatif tinggi yaitu
93,4%. Masyarakat tahu bahwa penyakit corona merupakan virus
yang menyerang system pernafasan. Karena virus covid 19 ini
menyerang system pernafasan maka tanda dan gejala yang akan
timbul dari penyakit ini yaitu demam, batuk, pilek, gangguan
pernafasan, sakit tenggorokan, letih serta lesu dan masyarakat juga
banyak yang sudah tau mengenai tanda dan gejala ini yaitu 96,5%.
Masyarakat 86,4% sudah tahu mengenai cara penularan virus covid
19. Penyakit ini dapat menular melalui doplet (batuk dan bersin),
kontak pribadi (menyentuh dan berjabat tangan), dan menyentuh
benda atau permukaan yang sudah terpapar virus covid 19 diatasnya
(di permukaannya).
Masyarakat kebanyakan (77,4%) sudah tahu mengenai upaya
pencegahan supaya kita tidak tertular covid 19 yaitu dengan cara
menjaga jarak lebih dari 1 meter dan menggunakan masker, mencuci
tangan menggunakan sabun dengan air yang mengalir, dan
menerapkan etika batuk yang benar dan tidak bepergian ke luar
kota.Pencegahan juga harus dilakuakan apabila kita sampai rumah
setelah bepergian dari tempat ramai yaitu dengan cara langsuk
masuk dan keramas memakai sabun dan shampoo, lepas pakaian
dan rendam dengan air deterjen, tidak menyentuh apapun, tidak
bersandar dan tidak langsung masuk rumah untuk berkumpul dengan
keluarga. Cara pencegahan tersebut sudah diketakui oleh
kebanyakan masyarakat yaitu83,3%.
Selain melakukan pencegahan, meningkatkan imunitas tubuh juga
sangatlah penting agar tubuh tetap sehat dan tidak mudah terserang
penyakit. Masyarakat sudah tau cara untuk meningkatkan imunitas
tubuh yaitu 90,2%. Imunitas tubuh dapat ditingkatkan dengan cara
yaitu mengkonsumsi makanan bergizi dan vitamin C, olahraga teratur,
istirahat yang cukup, berjemur 10-15 menit di pagi hari
Dalam pandemic covid 19 ini, masyarakat dituntut untuk melakukan
social distancing dan pengetahuan masyarakat mengenai apa itu
social distancing tinggi yaitu 92,2%. Social distancing atau
pembatasan sosial adalah pembatasan kegiatan tertentu penduduk
dalam suatu wilayah. Pembatasan sosial ini dilakukan oleh semua
orang di wilayah yang diduga terinfeksi penyakit. Pembatasan sosial
berskala besar bertujuan untuk mencegah meluasnya penyebaran
penyakit di wilayah tertentu. Pembatasan sosial berskala besar paling
sedikit meliputi: meliburkan sekolah dan tempat kerja; pembatasan
kegiatan keagamaan; dan/atau pembatasan kegiatan di tempat atau
fasilitas umum. Selain itu, pembatasan social juga dilakukan dengan
meminta masyarakat untuk mengurangi interaksi sosialnya dengan
tetap tinggal di dalam rumah maupun pembatasan penggunaan
transportasi publik.
Meskipun pembatasan social atau social distancing harus dilakukan
untuk menekan angka penularan covid 19, kita juga masih bisa
melakukan kegiatan seperti bekerja, belajar, beribadah, serta aktivitas
lainnya dan dilakukan di rumah dan banyak masyarakat (97,8%)
sudah tahu mengenai hal itu.
Virus covid 19 ini merupakan penyakit yang penularannya cepat,
apalagi di suatu wilayah yang salah satu masyarakatnya ada yang
sudah terkena covid 19. Wilayah tersebut biasanya dikategorikan
sebagai wilayah dengan zona merah. Saat ini, kita dianjurkan untuk
melakukan segala aktivitas di rumah, dan apabila kita terpaksa
bepergian ke zona merah, kita harus melakukan isolasi mandiri dan
tidak boelh berkumpul dengan orang lain. Hal ini sudah diketahui oleh
83,1% masyarakat.
Dengan mudahnya virus covid 19 ini menular dari manusia ke
manusia, masyarakat banyak (65,6%) yang sudah tahu bahwa orang-
orang yang memiliki riwayat penyakit seperti Hipertensi, penyakit
jantung, penyakit, paru-paru, kanker dan diabetes memiliki resiko
tinggi untuk terinfeksi covid 19.

C. Gambaran Sikap Masyarakat Tentang Covid-19


Hasil surveilans yang diperoleh menggunakan kuesioner
(checklis) surveilans COVID-19 ini terdiri dari 10 item pertanyaan
tentang sikap masyarakat dalam menyikapi pandemik COVID-19
dengan pilihan jawaban sangat setuju, setuju, tidak setuju dan sangat
tidak setuju.
56,6% responden tidak setuju jika pemerintah daerah tidak
memberlakukan karantina wilayah. Hal ini selaras dengan guna
memutuskan rantai covid-19 agar penularannya tidak semakin
merajalela sampai ke wilayah-wilayah.
60,4% sangat setuju dengan anjuran pemerintah untuk membatasi
interaksi dan bepergian ke tempat umum/ keramaian orang terlebih
dahulu untuk mengurangi penularan covid-19.
44,8% responden tidak setuju jika ada warga yang masih
memaksakan diri untuk mudik ke kampung halaman meskipun
pemerintah menghimbau untuk tidak mudik guna mencegah
penyebaran covid-19.
65,7% sangat setuju jika seseorang yang pernah berkunjung ke
wilayah dimana covid-19 menyebar, baik yang merasa sakit ataupun
sehat diharuskan untuk memeriksakan diri terlebih dahulu ke
pelayanan kesehatan dan melakukan isolasi mandiri selama 14 hari.
53,5% responden sangat setuju pada himbauan pemerintah untuk
menggunakan masker kain ketika bepergian ke luar rumah dan hanya
tenaga medis dan orang sakit yang menggunakan masker sekali
pakai. Hal ini supaya terkontrolnya penyebaran masker sehingga tidak
terlalu banyak masker tersebar di masyarakat sedangkan di rumah
sakit kekurangan APD (Alat Pelindung Diri) seperti masker.
62,5% sangat setuju dalam mempertimbangkan untuk memilih berita
dan meninjau kembali sumber dari berita tersebut supaya tidak
menyebar berita hoax/ palsu yang dapat memicu kepanikan di
masyarakat.
62,4% setuju dengan salah satu upaya pemerintah untuk memerangi
covid-19 yaitu diberlakukannya sistem daring (pembelajaran jarak
jauh) untuk kegiatan belajar mengajar maupun pekerjaan. Termasuk
ibadahpun dilakukan di rumah masing-masing.
57,3% setuju dan 40,7% sangat setuju dalam anjuran untuk
menyemprotkan desinfektan pada benda-benda yang sering disentuh
baik di tempat umum, sekitar rumah dan perabot di dalam rumah
(meja, kursi, gagang pintu, dan lain-lain).
49% tidak setuju terhadap berita bahwa jenazah yang meninggal
karna covid-19 dan sudah dilakukan protokol kesehatan dapat
mencemari lingkungan. Jika jenazah covid-19 telah dilakukan protokol
kesehatan dalam mengurus jenazahnya maka virus tidak akan
mencemari lingkungan karna virus covid-19 akan mati seiring dengan
jenazah tersebut di makamkan.
D. Gambaran Perilaku Masyarakat Tentang Covid-19
Hasil surveilans yang diperoleh menggunakan kuesioner (checklis)
surveilans COVID-19 ini terdiri dari 10 item pertanyaan tentang
perilaku masyarakat dalam menyikapi pandemik COVID-19 dengan
pilihan jawaban selalu, sering, kadang-kadang, dan tidak pernah.
59,9% responden selalu mencuci tangan dengan sabun atau
handsanitizer untuk mencegah penyebaran covid-19. Hal ini sangat
membantu guna memutuskan penyebaran covid-19 karna dengan
mencuci tangan 6 langkah (sesuai indikasi kesehatan) virus akan mati
dengan memakai sabun atau handsanitizer ketika mencuci tangan
dengan benar.
49% selalu menutup dengan telapak tangan jika batuk atau bersin.
Hal ini keliru, baiknya ketika batuk atau bersin gunakan lengan untuk
menutup hidung dan mulut, tidak boleh menggunakan telapak tangan,
karena ketika yang digunakan untuk menutup adalah telapak tangan
itu bisa memicu penyebaran virus. Contoh setelah batuk dan bersin
lalu kita menutupnya dengan telapak tangan dan bertemu dengan
teman atau saudara lalu kita bersalaman dengannya maka virus yang
menempel d telapak tangan akan berpindah ke tangan yang kita
salami tersebut. Maka disinilah gunanya himbauan untuk selalu
mencuci tangan 6 langkah.
31,7% responden kadang-kadang bekerja di luar rumah walaupun
pemerintah sudah menganjurkan untuk tetap tinggal di rumah. Ada
beberapa pekerjaan yang dibolehkan untuk bekerja di luar rumah,
seperti pedagang-pedagang sembako ataupun keperluan mendadak
yang amat sangat penting. Hal ini boleh saja asalkan selalu
melakukan anjuran pemerintah guna mencegah penyebaran covid-19
seperti selalu memakai masker setiap keluar rumah dan sering
mencuci tangan 6 langkah menggunakan sabun atau handsanitizer.
58,9% selalu memakai masker dan membawa handsanitizer apabila
terpaksa harus keluar rumah. Perilaku ini sangat positif guna
mencegah penyebaran covid-19 agar kita tetap waspada dan berhati-
hati dalam menjaga kesehatan.
52,1% kadang-kadang tetap berkumpul dengan keluarga atau
tetangga karena tidak ada kasus positif covid-19. Meskipun demikian
alangkah baiknya jika dibarengi dengan selalu memakai masker dan
selalu mencuci tangan 6 langkah dengan sabun atau handsanitizer
agar lebih waspada.
40,2% walaupun banyak beraktivitas di dalam rumah, namun masih
kadang-kadang berolahraga untuk meningkatkan daya tahan tubuh
agar badan tetap sehat. Ketika imun sehat maka kemungkinan kecil
kita tertular virus tapi ketika imun jelek maka ada kemungkinan besar
dapat terpapar virus.
42,4% selalu mengonsumsi makanan gizi seimbang dan vitamin C
untuk menjaga daya tahan tubuh.
56,2% selalu bersegera mengganti baju dan mandi sesampainya di
rumah setelah bepergian. Perilaku ini sangat positif demi memutuskan
penyebaran virus covid-19 karna pakaian jika langsung d rendam
dalam detergen dapat membunuh virus yang menempel dalam
pakaian.
35,5% selalu dan 35% kadang-kadang berjemur dibawah sinar
matahari antara pukul 10.00 – 15.00 WIB selama sekitar 10-15 menit
untuk meningkatkan imunitas tubuh. Berjemur di bawah sinar
matahari dapat merangsang tubuh untuk memproduksi vitamin D
sehingga dapat meningkatkan imunitas tubuh.

E. Gambaran Psikososial Masyarakat Tentang Covid-19


Hasil surveilans yang diperoleh menggunakan kuesioner (checklis)
surveilans COVID-19 ini terdiri dari 10 item pertanyaan tentang
psikososial masyarakat akibat dampak yang ditimbulkan pandemik
COVID-19 dengan pilihan jawaban selalu, sering, kadang-kadang,
dan tidak pernah.
Istilah psikososial melibatkan aspek psikologis dan sosial (Bintarani,
2011). Stres psikososial merupakan stress yang dipicu oleh hubungan
relasi dengan orang lain di sekitarnya atau akibat situasi sosial lainnya
(Cahyani, 2016). Pada hasil surveilans sebagian besar responden
menjawab pernyataan selalu atau sering merasa cemas dan takut
akan dampak dari pandemi COVID-19.
Rasa takut dan kekhawatiran dalam hal ini stressor berasal dari
pandemi COVID-19 yang dapat mempengaruhi berbagai aspek
kehidupan masyarakat seperti melemahnya hubungan sosial dan
ekonomi.

F. Media Audio Visual


Semenjak mewabahnya pandemik covid 19 pemerintah
menganjurkan untuk tetap berada di dalam rumah untuk melakukan
setiap kegiatan, seperti belajar, bekerja dan sebagainya. Tujuannya
untuk memutuskan mata rantai penularan covid 19 tersebut. Sehingga
untuk mempermudah masyarakat memahami bahaya covid 19, di
berikan pendidikan kesehatan dengan menggunakan media audio
visual kepada seluruh responden.
Media video merupakan salah satu jenis media audio visual. Media
audio visual adalah media yang mengandalkan indera pendengaran
dan indera penglihatan.Media audio visual merupakan salah satu
media yang dapat lebih mudah dipahami, Media ini dapat menambah
minat masyarakat dalam menyimak informasi karena masyarakat
dapat melihat gambar menarik sehingga mudah dimengerti
(Prabandari, 2018)
Hal ini didukung pula dengan teori yang mengatakan bahwa
pengetahuan dapat dipengaruhi oleh pemberian media video karena
video dapat mencerminkan adanya penyerapan informasi yang lebih
efektif dengan menggunakan indera penglihatan dan pendengaran
serta dapat meningkatkan pengetahuan dibandingkan hanya
menggunakan indera penglihatan (Lia Kurniasari, 2017).

BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dari pembahasan, maka dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut;
1. Keseluruhan responden mulai dari status sosial, pendidikan dan
kesehatan termasuk dalam katagori cukup baik.
2. Pengetahuan masyarakat terkait corona (covid 19) beserta tanda
gejala dan pencegahannya termasuk dalam kategori sangat baik.
3. Sikap masyarakat dalam menanggapi anjuran serta peraturan
pemerintah untuk memutus rantai penyebaran covid 19 termasuk
dalm kategori cukup baik.
4. Perilaku masyarakat dalam upaya memerangi virus corona (covid
19) termasuk dalam kategori baik.
5. Psikososial Masyarakat ditengah wabah nasional covid 19
termasuk dalam kategori cukup.

B. Saran
1. Bagi Masyarakat
Kebijakan beserta solusi dari pemerintah yang sudah diberikan
berikan dalam memerangi covid 19 akan terasa manfaatnya apabila
seluruh warga negara dari seluruh kalangan masyarakat bersama-
sama bergotong royong dan saling membantu agar wabah ini segera
berakhir dan penyebarannya tidak semakin meluas.
2. Bagi InstitusI
Terjadinya wabah nasional covid 19 yang mengharuskan seluruh
kegiatan belajar serta komunitas dilakukan secara daring atas
instruksi Mendikbud telah diaplikasikan dengan baik oleh STIKes
Muhammadiyah Ciamis. Pihak Institusi telah menjembatani
mahasiswa setase Komunitas agar tetap dapat belajar dengan
metode daring ini, tetapi segala bentuk penelitian yang dilakukan
dengan metode daring ini tidak cukup efektif mengingat persiapan
yang kurang maksimal dan baru pertama dilaksanakan. Kegiatan
seperti ini mungkin bias lebih diadakan lagi dengan persiapan yang
lebih baik dan matang.
3. Bagi Pemerintah
Program pemerintah dalam memberantas virus corona (covid 19) dan
penyebarannya sampai saat ini belum menunjukkan adanya
keseriusan dan ketegasan sehingga jumlah penderita positif terus
meningkat. Kedepannya diharapkan pemerintah agar secepatnya
menemukan solusi untuk masyarakat Indonesia secara keseluruhan
serta kebijakan yang tepat sasaran.

DAFTAR PUSTAKA
Lia Kurniasari. 2017. Pengaruh Media Video Terhadap Pengetahuan
Dalam Pencegahan Perilaku Seks Pranikah Siswa SMP diunduh pada
tanggal 19 Juli 2018
Agustin Wahyu Prabandari. 2018. Pengaruh Pemberian Penyuluhan
Dengan Media Video Dan Booklet Terhadap Tingkat Pengetahuan
Kesehatan Reproduksi Remaja Di SMK 2 Muhammadiyah Bantul
Irma Rahmi Cahyani. 2016. Hubungan Antara Status Stres
Psikososial Dengan Konsumsi Makanan Dan Status Gizi Remaja Di
Sman 2 Jember

Anda mungkin juga menyukai