PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia masih bergelut melawan virus Corona hingga saat ini,
sama dengan negara lain di dunia. Jumlah kasus virus Corona terus
bertambah dengan beberapa melaporkan kesembuhan, tapi tak sedikit
yang meninggal. Usaha penanganan dan pencegahan terus dilakukan
demi melawan COVID-19 dengan gejala mirip flu. Virus Corona adalah
sebuah keluarga virus yang ditemukan pada manusia dan hewan.
Sebagian virusnya dapat mengingeksi manusia serta menyebabkan
berbagai penyakit, mulai dari penyakit umum seperti flu, hingga penyakit-
penyakit yang lebih fatal, seperti Middle East Respiratory Syndrome
(MERS) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS).
Pandemi atau epidemi global mengindikasikan infeksi COVID-19
yang sangat cepat hingga hampir tak ada negara atau wilayah di dunia
yang absen dari virus Corona. Peningkatan jumlah kasus terjadi dalam
waktu singkat hingga butuh penanganan secepatnya. Sayangnya, hingga
kini belum ada obat spesifik untuk menangani kasus infeksi virus Corona
atau COVID-19. WHO menyatakan saat ini Eropa telah menjadi pusat
pandemi virus Corona secara global. Eropa memiliki lebih banyak kasus
dan kematian akibat COVID-19 dibanding China. Jumlah total kasus virus
Corona, menurut WHO, kini lebih dari 136 ribu di sedikitnya 123 negara
dan wilayah. Dari jumlah tersebut, nyaris 81 ribu kasus ada di wilayah
China daratan. Italia, yang merupakan negara Eropa yang terdampak
virus Corona terparah, kini tercatat memiliki lebih dari 15 ribu kasus.
Kasus virus Corona diketahui lewat penyakit misterius yang
melumpuhkan Kota Wuhan, China. Tragedi pada akhir 2019 tersebut
terus berlanjut hingga penyebaran virus Corona mewabah ke seluruh
dunia. Dikutip dari CNN, berikut beberapa hal yang wajib diketahui
seputar perkembangan Coronavirus, yang biasa disebut virus Corona
atau COVID-19, hingga mewabah dan jadi pandemi. virus Corona atau
COVID-19, kasusnya dimulai dengan pneumonia atau radang paru-paru
misterius pada Desember 2019. Kasus ini diduga berkaitan dengan pasar
hewan Huanan di Wuhan yang menjual berbagai jenis daging binatang,
termasuk yang tidak biasa dikonsumsi, misal ular, kelelawar, dan
berbagai jenis tikus.
Indonesia menjadi salah satu negara positif virus corona (COVID-
19). Kasus pertama yang terjadi di tanah air menimppa dua warga Depok
Jawa Barat. Jumlah kasus Covid-19 di Indonesia bertambah yaitu kini ada
9.771 kasus Covid-19 di Tanah Air, sejak diumumkannya pasien pertama
pada 2 Maret 2020. ada 1.391 pasien yang sudah dinyatakan sembuh,
pasien yang dirawat ada 7.596, dan pasien yang meninggal ada 784
orang.
Tanda-tanda dan gejala klinis yang dilaporkan sebagian besar adalah
demam, dengan beberapa kasus mengalami kesulitan bernapas, dan hasil
rontgen menunjukkan infiltrate pneumonia luas di kedua paru. Menurut hasil
penyelidikan epidemiologi awal, sebagian besar kasus di Wuhan memiliki
riwayat bekerja, menangani, atau pengunjung yang sering berkunjung ke
Pasar Grosir Makanan Laut Huanan. Sampai saat ini, penyebab penularan
masih belum diketahui secara pasti. Ciri-ciri virus Corona atau COVID-19
dan gejalanya kebanyakan muncul 2-10 hari setelah kontak dengan virus.
Tapi pada beberapa kasus, ciri-ciri awal Coronavirus dan gejalanya baru
muncul sekitar 24 hari. Untuk membedakan ciri-ciri awal Corona dan flu
biasa, ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu dalam 14 hari
sempat bepergian ke negara yang dianggap sumber virus Corona dan
sempat kontak dengan pasien yang mengalami infeksi Corona.
Kasus infeksi virus Corona atau COVID-19 yang masih mewabah
bisa dicegah dengan cara yang sederhana. Berikut empat cara pencegahan
COVID-19, cuci tangan dengan sabun dan air minimal dilakukan selama 20
detik. Jika tak ada air dan sabun bisa dengan hand sanitizer dengan
kandungan alkohol minimal 60 persen. Cuci tangan harus dilakukan sebelum
dan setelah beraktivitas, Ketika berada di fasilitas umum, sebaiknya jangan
menyentuh tombol lift, pegangan pintu, pegangan tangga atau eskalator.
Jika harus menyentuh, sebaiknya gunakan tisu atau lengan baju dan segera
cuci tangan setelahnya. Kasus infeksi virus Corona atau COVID-19 mudah
menyerang saat di tempat ramai. Karena itu, usahakan tidak berada di
keramaian apalagi dalam ruangan berventilasi buruk. Bila terpaksa berada di
keramaian, jangan sembarangan menyentuh wajah, hidung, dan mata,
apalagi bila belum cuci tangan, dan rajin membersihkan rumah
menggunakan cairan disinfektan menjadi upaya lain mencegah kasus
infeksi COVID-19 dan gunakan masker saat beraktivitas di luar rumah.
Dampak dari penyebaran COVID-19 ini sangat luar biasa terhadap
perekonomian dan kehidupan masyarakat secara umum yaitu banyaknya PHK
masal, daya beli masyarakat yang cenderung menurun, dan pendapatan
masyarakat kecil yang menurun tajam.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas rumusan masalahnya adalah
pemahaman masyarakat terhadap pencegahan COVID-19 melalui media
video edukasi.
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui bagaimana pengetahuan masyarakat tentang
COVID-19.
2. Untuk mengetahui bagaimana sikap responden terhadap kebijakan-
kebijakan pemerintah dalam memerangi virus COVID-19.
3. Untuk mengetahui bagaimana perilaku masyarakat dalam
menghadapi pandemic COVID-19.
4. Untuk mengetahui bagaimana kondisi psikologis responden di tengah
pandemic COVID-19.
D. Manfaat
1. Sebagai bahan sumber informasi bagi responden atau pembaca
mengenaii pandemik COVID-19.
2. Sebagai acuan bersikap dan berperilaku bagi responden atau
pembaca dalam menanggapi kebijakan-kebijakan pemerintah dalam
pencegahan penularan COVID-19.
3. Sebagai media informasi yang dapat menenangkan atau meluruskan
persepsi yang kurang tepat bagi responden, pembaca atau
masyarakat menegenai pandemik COVID-19.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi Operasional
Pada tanggal 30 Januari 2020, Direktur Jenderal WHO telah
menetapkan Covid-19 sebagai Public Health Emergency of International
Concern (PHEIC)/ Kedaruratan Kesehatan Masyarakat yang Meresahkan
Dunia (KKMMD). Covid-19 telah dinyatakan oleh WHO sebagai Pandemic
dan Indonesia telah menyatakan Covid-19 sebagai bencana non alam
berupa wabah penyakit yang wajib dilakukan upaya penanggulangan
sehingga tidak terjadi peningkatan kasus. Dalam upaya penanggulangan
Covid-19, diperlukan panduan bagi masyarakat dalam melakukan upaya
pencegahan penyebaran Covid-19 baik untuk diri sendiri maupun
kemungkinan penularan kepada orang-orang di sekitar termasuk
keluarga.
Pemerintah menganjurkan isolasi diri sendiri sebagai bentuk
penanganan Covid-19, dari hasil Keputusan Kepala Badan Nasional
Penanggulangan Bencana tentang perpanjangan status keadaan tertentu
darurat bencana wabah penyakit akibat Virus Corona di Indonesia
menetapkan perpanjangan status keadaan tertentu berlaku selama 91
hari, terhitung sejak tanggal 29 Februari 2020 sampai dengan tanggal 29
Mei 2020.
Hasil dari Keputusan Menteri Kesehatan menetapkan pembatasan
social berskala besar di wilayah Provinsi DKI Jakarta dalam rangka
percepatan penanganan Covid-19. Pemerintah Daerah Provinsi DKI
Jakarta wajib melaksanakan Pembatasan Sosial Berskala Besar sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan dan secara konsisten
mendorong dan mensosialisasikan pola hidup bersih dan sehat kepada
masyarakat. Maka penetapan pembatasan sosial berskala besar
diperluas sebagai bentuk pemutusan rantai Virus Covid-19, yaitu di
wilayah Kabupaten Bogor, Kota Bogor, Kota Depok, Kabupaten Bekasi,
dan Kota Bekasi, Provinsi jawa barat.
B. Pengertian
1. Pasien Dalam Pengawasan (PDP)
a. Orang dengan Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) yaitu
demam (≥38oC) atau riwayat demam; disertai salah satu
gejala/tanda penyakit pernapasan seperti: batuk/sesak nafas/sakit
tenggorokan/pilek/pneumonia ringan hingga berat dan tidak ada
penyebab lain berdasarkan gambaran klinis yang meyakinkan dan
pada 14 hari terakhir sebelum timbul gejala memiliki riwayat
perjalanan atau tinggal di negara/wilayahyang melaporkan
transmisi lokal.
b. Orang dengan demam (≥380C) atau riwayat demam atau ISPA
dan pada 14 hari terakhir sebelum timbul gejala memiliki riwayat
kontak dengan kasus konfirmasi COVID-19.
c. Orang dengan ISPA berat/pneumonia berat yang membutuhkan
perawatan di rumah sakit dan tidak ada penyebablain berdasarkan
gambaran klinis yang meyakinkan.
2. Orang Dalam Pemantauan (ODP)
a. Orang yang mengalami demam (≥380C) atau riwayat demam;
atau gejala gangguan sistem pernapasan seperti pilek/sakit
tenggorokan/batuk dan tidak ada penyebab lain berdasarkan
gambaran klinis yang meyakinkan dan pada 14 hari terakhir
sebelum timbul gejala memiliki riwayat perjalanan atau tinggal di
negara/wilayah yang melaporkan transmisi lokal.
b. Orang yang mengalami gejala gangguan sistem pernapasan
seperti pilek/sakit tenggorokan/batuk dan pada 14 hari terakhir
sebelum timbul gejala memiliki riwayat kontak dengan kasus
konfirmasi COVID-19.
3. Orang Tanpa Gejala (OTG)
Seseorang yang tidak bergejala dan memiliki risiko tertular
dari orang konfirmasi COVID-19. Orang tanpa gejala (OTG)
merupakan kontak erat dengan kasus konfirmasi COVID-19. Kontak
Erat adalah seseorang yang melakukan kontak fisik atau berada
dalam ruangan atau berkunjung (dalam radius 1meter dengan kasus
pasien dalam pengawasan atau konfirmasi) dalam 2 hari sebelum
kasus timbul gejala dan hingga 14 hari setelah kasus timbul gejala.
Termasuk kontak erat adalah :
a. Petugas kesehatan yang memeriksa, merawat, mengantar dan
membersihkan ruangan di tempat perawatan kasus tanpa
menggunakan APD sesuai standar.
b. Orang yang berada dalam suatu ruangan yang sama dengan
kasus (termasuk tempat kerja, kelas, rumah, acara besar) dalam 2
hari sebelum kasus timbul gejala dan hingga 14 hari setelah kasus
timbul gejala.
c. Orang yang bepergian bersama(radius 1 meter)dengan segala
jenis alat angkut/kendaraandalam 2 hari sebelum kasus timbul
gejala dan hingga 14 hari setelah kasus timbul gejala.
C. Kegiatan Karantina
Karantina/Isolasi diri merupakan pembatasan seseorang atau
sekelompok orang dalam suatu wilayah termasuk wilayah yang diduga
terinfeksi penyakit dan/atau terkontaminasi untuk mencegah
kemungkinan penyebaran penyakit atau kontaminasi. Maka dengan itu,
pemerintah menerapkan isolasi diri sendiri dalam penanganan Covid-19,
sebagai berikut:
1. Jika sakit, tetap di rumah
a. Jangan pergi bekerja, ke sekolah, atau ke ruang public untuk
mengindari penularan Covid-19 ke orang lain di masyarakat.
b. Harus mengisolasi diri dan memantau diri sendiri untuk
menghindari kemungkinan penularan kepada orang-orang di
sekitar termasuk keluarga.
c. Melaporkan kepada fasilitas pelayanan kesehatan terdekat
tentang kondisi kesehatannya, riwayat kontak dengan pasien
Covid-19 atau riwayat perjalanan dari Negara/area transmisi
local, untuk dilakukan pemeriksaan sampel oleh petugas
kesehatan.
2. Isolasi diri sendiri :
a. Ketika seseorang yang sakit (demam atau batuk/pilek/nyeri
tenggorokan/gejala penyakit pernafasan lainnya), namun tidak
memiliki risiko penyakit penyerta lainnya (diabetes, penyakit
jantung, kanker, penyakit paru kronik, AIDS, penyakit autoimun,
dll), maka secara sukarela atau berdasarkan rekomendasi
petugas kesehatan, tinggal di rumah dan tidak pergi bekerja,
sekolah, atau ke tempat-tempat umum.
b. Orang Dalam Pemantauan (ODP) yang memiliki gejala
demam/gejala pernafasan dengan riwayat dari Negara/area
transmisi local, atau orang yang tidak menunjukkan gejala tetapi
pernah memiliki kontak erat dengan pasien positif Covid-19.
c. Lama waktu isolasi diri selama 14 hari hingga diketahuinya hasil
pemeriksaan sampel di laboratorium.
3. Jika terpaksa harus keluar rumah, pemerintah memberlakukan
protokol umum di transportasi dan area publik sebagai berikut :
a. Pastikan seluruh area umum, transportasi umum bersih dan
dilakukan penyemprotan desinfektan
b. Deteksi suhu tubuh
c. Pastikan ruang isolasi tersedia di acara besar (contoh: konser,
seminar, dll.)
d. Sediakan tempat cuci tangan atau Hand Sanitizer
e. Mensosialisasikan etika batuk/bersin dengan memasang poster
tata cara batuk/bersin yg benar dan menyediakan masker/tissu
D. Penularan Covid-19
Berdasarkan bukti yang tersedia, COVID-19 ditularkan melalui
kontak dekat dan droplet, bukan melalui transmisi udara. Orang-orang
yang paling berisiko terinfeksi adalah mereka yang berhubungan dekat
dengan pasien COVID-19 atau yang merawat pasien COVID-19.
Tindakan pencegahan dan mitigasi merupakan kunci penerapan di
pelayanan kesehatan dan masyarakat. Langkah-langkah pencegahan
yang paling efektif di masyarakat meliputi:
a. Melakukan kebersihan tangan menggunakan hand sanitizer jika
tangan tidak terlihat kotor atau cuci tangan dengan sabun jika tangan
terlihat kotor
b. Menghindari menyentuh mata, hidung dan mulut
c. Terapkan etika batuk atau bersin dengan menutup mulut dan hidung
saat batuk dan bersin, dengan tisu atau lengan atas bagian dalam yg
tertekuk. Segera buang tisu ke tempat sampah yang tertutup dan
bersihkan tangan dengan sabun dan air atau hand sanitizer.
d. Pakailah masker medis jika memiliki gejala pernapasan dan
melakukan kebersihan tangan setelah membuang masker
e. Menjaga jarak (minimal 1 meter) dari orang yang mengalami gejala
gangguan pernapasan.
E. Pencegahan Covid-19
1. Pencegahan Level Individu
a. Upaya Kebersihan Personal dan Rumah
Terdapat beberapa prinsip yang perlu diikuti untuk membantu
mencegah COVID-19, yaitu menjaga kebersihan diri/personal dan
rumah dengan cara:
1) Mencuci tangan lebih sering dengan sabun dan air setidaknya
20 detik atau menggunakan pembersih tangan berbasis
alkohol (hand sanitizer), serta mandi atau mencuci muka jika
memungkinkan, sesampainya rumah atau di tempat bekerja,
setelah membersihkan kotoran hidung, batuk atau bersin dan
ketika makan atau mengantarkan makanan.
2) Hindari menyentuh mata, hidung, dan mulut dengan tangan
yang belum dicuci.
3) Jangan berjabat tangan dengan orang lain
4) Hindari interaksi fisik dekat dengan orang yang memiliki gejala
sakit
5) Tutupi mulut saat batuk dan bersin dengan lengan atas bagian
dalamatau dengan tisu lalu langsung buang tisu ke tempat
sampah dan segera cuci tangan
6) Segera mengganti baju/mandi sesampainya di rumah setelah
berpergian
7) Bersihkan dan berikan desinfektan secara berkala pada
benda-benda yang sering disentuh dan pada permukaan
rumah dan perabot (meja, kursi, dan lain-lain), gagang pintu,
dan lain-lain
2. Pengendalian Lingkungan
Prosedur pembersihan dan disinfeksi lingkungan harus diikuti
dengan benar dan secara teratur.
a. Bersihkan dan disinfeksi permukaan yang sering disentuh seperti
meja, rangka tempat tidur, dan perabotan kamar tidur lainnya
setiap hari dengan disinfektan rumah tangga yang mengandung
larutan pemutih encer (pemutih 1 bagian hingga 99 bagian air).
Untuk permukaan yang tidak mentolerir pemutih maka dapat
menggunakan etanol 70%
b. Bersihkan dan disinfeksi permukaan kamar mandi dan toilet
setidaknya sekali sehari dengan disinfektan rumah tangga yang
mengandung larutan pemutih encer
3. Pencegahan Level Masyarakat
a. Pembatasan Interaksi Fisik dan Pembatasan Sosial (Physical
Contact/Physical Distancing dan Social Distancing)
Pembatasan sosial adalah pembatasan kegiatan tertentu
penduduk dalam suatu wilayah. Pembatasan sosial ini dilakukan
oleh semua orang di wilayah yang diduga terinfeksi penyakit.
Pembatasan sosial berskala besar bertujuan untuk mencegah
meluasnya penyebaran penyakit di wilayah tertentu. Pembatasan
sosial berskala besar paling sedikit meliputi: meliburkan sekolah
dan tempat kerja; pembatasan kegiatan keagamaan; dan/atau
pembatasan kegiatan di tempat atau fasilitas umum. Selain itu,
pembatasan social juga dilakukan dengan meminta masyarakat
untuk mengurangi interaksi sosialnya dengan tetap tinggal di
dalam rumah maupun pembatasan penggunaan transportasi
publik. Pembatasan sosial dalam hal ini adalah jaga jarak fisik
(physical distancing), yang dapat dilakukan dengan cara :
a. Dilarang berdekatan atau kontak fisik dengan orang mengatur
jarak minimal1meter, tidak bersalaman, tidak berpelukan dan
berciuman.
b. Hindari penggunaan transportasi publik (seperti kereta, bus,
dan angkot) yang tidak perlu, sebisa mungkin hindari jam
sibuk ketika berpergian.
c. Bekerja dari rumah (Work From Home), jika memungkinkan
dan kantor memberlakukan ini.
d. Dilarang berkumpul massal di kerumunan dan fasilitas umum.
e. Hindari bepergian ke luar kota/luar negeri termasuk ke
tempat-tempat wisata.
f. Hindari berkumpul teman dan keluarga, termasuk berkunjung
atau bersilaturahmi tatap muka dan menunda kegiatan
bersama. Hubungi mereka dengan telepon, internet, dan
media sosial.
g. Gunakan telepon atau layanan online untuk menghubungi
dokter atau fasilitas lainnya.
h. Jika anda sakit, Dilarang mengunjungi orang tua/lanjut usia.
Jika anda tinggal satu rumah dengan mereka, maka hindari
interaksi langsung dengan mereka.
i. Untuk sementara waktu, anak sebaiknya bermain sendiri di
rumah.
j. Untuk sementara waktu, dapat melaksanakan ibadah di
rumah.
Pemerintah mengeluarkan surat edaran mengenai upaya
pencegahan penyebaran covid-19 kepada seluruh jemaah haji
indonesia. Mayoritas jemaah haji Indonesia adalah jemaah haji
risiko tinggi. Sebanyak 67% jemaah merupakan jemaah haji usia
lanjut dan jemaah yang memiliki penyakit jantung, diabetes
mellitus, gangguan ginjal serta penyakit saluran nafas. Kelompok
ini merupakan kelompok yang rentan terhadap penyakit menular
termasuk covid-19. Orang-orang yg beresiko tinggi terinfeksi
covid-19 yaitu :
a. Berusia 60 tahun keatas
b. Memilik penyakit komorbid (penyakit penyerta) seperti
diabetes melitus, hipertensi, kanker,asma dan Penyakit Paru
Obstruksi Kronik (PPOK) dan lain-lain
c. Ibu hamil
Beberapa hal untuk meningkatkan imunitas diri dan
mengendalikan komorbid dalam melawan penyakit COVID-19,
menjaga sistem imunitas diri merupakan hal yang penting,
terutama untuk mengendalikan penyakit penyerta (komorbid).
Terdapat beberapa hal yang dapat meningkatan imunitas diri pada
orang yang terpapar COVID-19, yaitu sebagai berikut:
a. Konsumsi gizi seimbang, perbanyak makan sayur dan buah.
b. Aktifitas fisik/senam ringan
c. Istirahat cukup
d. Suplemen vitamin dan tidak merokok
e. Mengendalikan komorbid (misal diabetes mellitus, hipertensi,
kanker).
BAB III
PROSES KEPERAWATAN
A. Program Pemerintah
Program pemerintah yang sedang di jalankan dalam upaya
menangani wabah Covid-19 yang semakin meluas ini, pemerintah
memberlakukan aturan karantina kewilayahan atau Lockdown untuk
memutus mata rantai penularan/penyebaran Covid-19. Karantina
kewilayahan diatur dalam Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2018 tentang
Kekarantinaan Kesehatan. Lockdown adalah membatasi perpindahan
orang, membatasi kerumunan orang, membatasi gerakan orang demi
keselamatan bersama.
Pemerintah juga menganjurkan masyarakatnya untuk menerapkan
social distancing atau pembatasan social dengan cara membatasi
kunjungan ke tempat ramai dan kontak langsung dengan orang lain. Kini,
istiah social distancing sudah diganti dengan physical distancing oleh
pemerintah. Ada beberapa contoh penerapan social distanding/physical
distancing yang umum dilakukan, yaitu, belajar,bekerja dan beribadah
dirumah, tidak melakukan pertemuan atau acara yang dihadiri banyak
orang, dan tidak menjenguk orang sakit. Perilaku yang dilakukan yaitu
tidak berpergian keluar rumah, memakai masker dan selalu membawa
handsanitizer, sering melakukan cuci tangan menggunakan sabun dan
selalu menjaga jarak minimal 1 meter dengan orang lain pada saat
berinteraksi.
Upaya pemerintah lainnya dalam melakukan pencegahan
Covid19 yaitu diberlakukannya PSBB atau Pembatasan Sosial Berskala
Besar, peraturan yang dibuat oleh kementrian kesehatan (Kemenkes)
dalam rangka percepatan penanganan Covid-19 dan sudah dilaksanakan
di beberapa daerah. Aturan PSBB tercatat dalam Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor 9 Tahun 2020. Pembatasan kegiatan keagamaan,
pembatasan kegiatan di tempat atau fasilitas umum, pembatasan
kegiatan social dan budaya, pembatasan moda transportasi, pembatasan
kegiatan lainnya khusus terkait aspek pertahanan dan keamanan.
B. Pengkajian Keperawatan
1. Penyusunan Kuesioner
Minggu pertama tiap kelompok membuat kuesioner terkait Covid-
19 yang terdiri dari empat aspek yaitu, pengetahuan, sikap, perilaku,
dan psikososial. Penyusunan kuesioner dilalakukan oleh mahasiswa
dalam satu hari untuk membuat 40 pertanyaan yang terdiri dari 10
pertanyaan tentang pengetahuan, 10 pertanyaan tentang sikap, 10
pertanyaan tentang perilaku, dan 10 pertanyaan tentang psikososial.
Dalam penyusunan kuesioner juga terdapat karakteristik responden
meliputi nama koresponden, nama responden, usia, jenis kelamin,
alamat, pendidikan, pekerjaan, pendapatan keluarga, tinggal
serumah, masalah kesehatan dan riwayat berpergian selama 14 hari
terakhir, anggota keluarga yang merantau keluar kota), untuk aspek
pengetahuan menggunakan pilihan ganda (A,B,C.D), aspek sikap
menggunakan skala likert (sangat setuju, setuju, tidak setuju, sangat
tidak setuju), untuk jawaban pernyataan perilaku dan psikososial
menggunakan skala likert (selalu, sering, kadang-kadang, tidak
pernah), ketika semua kuesioner telah disetujui kemudian tiap
kelompok mengirimkan kuesioner tersebut ke tim IT untuk di olah
bersama.
Pada hari berikutnya dilakukan pembahasan untuk setiap satu
aspek yaitu pengetahuan yang terdiri dari 8 karakteristik yaiitu,
pengertian, pencegahan, pengobatan, social distancing, orang yang
beresiko tertular, cara penularan, tanda gejala, dan kategori status
Covid-19. Kuesioner aspek sikap terdiri dari 10 karakteristik yaitu,
kebijakan mengenai lockdown, Social Distancing, Mudik (pulang
kampong), alat pelindung diri, kebijakan pemerintah tentang (sekolah,
bekerja, beribadah di rumah), aturan pemerintah tentang karantina,
desinfektan, sikap menanggapi mengenai berita hoaks, dan issue
kompensasi masyarakat. Aspek perilaku terdiri dari 6 karakteristik
kuesioner yaitu, pencegahan, hand hygiene, etika batuk, Work From
Home (WFH), penggunaan APD, Physical Distancing. Karakteristik
pernyataan tentang aspek psikososial yaitu, tertular, ekonomi, berita
hoaks, ketidakpatuhan, kecurigaan, keluarga tenaga kesehatan,
sekolah, ramadhan, dan idul fitri.
2. Pembuatan Link
Pembuatan link dilakukan oleh tim IT dan koordinator
pembimbing. Tim IT diberikan alamat email melalui gmail oleh
koordinator pembimbing, setelah itu tim IT dapat mengakses Google
Form, kemudian Tim IT langsung dihadapkan pada formulir kerja dan
melakukan editing kuesioner. Setelah kuesioner sudah benar dan
lengkap lalu file tersebut di Send Form, kemudian hasil kuesioner bisa
dilihat dengan cara login menggunakan akun google yang sama.
Pembuatan link WhatsApp dengan menggunakan bitly atau web
penyedia layanan online gunanya untuk memperpendek link alamat
URL yang sebelumnya panjang dan menjadi lebih pendek untuk di
share. Tim IT dapat mengganti dengan nama link tersebut dengan
nama yang disepakati oleh koordinator pembimbing. Link yang sudah
di custom dapat di copykan dan bagikan ke akun media social lainnya
dengan link kuesioner dibawah ini :
https://bit.ly/CHD_COVID19_ProfesiNersMUCIS.
3. Pembuatan Kelompok
Pembagian kelompok besar dilakukan oleh pembimbing
koordinator dengan 7 kelompok dan terbagi menjadi 10-11 anggota
dan dibagi satu orang pembimbing di tiap kelompok, setelah itu
mahasiswa melakukan pemembagian tugas untuk menentukan satu
orang sebagai ketua satu orang sebagai tim IT, satu orang sebagai
dokumentasi dan anggota lain untuk melakukan diskusi.
4. Tahap Penyebaran
Tahap pelaksanaan ini dilakukan pada minggu ke dua, tiap
mahasiswa diberi tugas untuk menyebarkan kuesioner kepada 10
orang responden masyarakat yaitu tetangga atau sodara terdekat
melalui aplikasi chat WhatsApp dan penyebaran kuesioner di beri
waktu kurang lebih 3 hari. Tahap pengisian bisa dilakukan sendiri oleh
responden atau di bantu oleh mahasiswa untuk mengisi beberapa
karakteristik responden seperti nama koresponden, nama responden,
usia, jenis kelamin, alamat, pendidikan, pekerjaan, pendapatan
keluarga, tinggal serumah, masalah kesehatan dan riwayat
berpergian selama 14 hari terakhir, anggota keluarga yang merantau
keluar kota) dan menginstruksikan untuk menjawab pertanyaan
tentang pengetahuan dengan empat option pilihan yaitu A,B,C,D,
untuk pernyataan aspek sikap, perilaku dan psikososial dengan
jawaban empat kategori.
5. Hasil Pengumpulan
Minggu ke tiga setelah data terkumpul kemudian dilakukan
analisis/ mengolah data, menegakkan masalah keperawatan,
membuat rencana tindakan dengan membuat media edukasi (video)
serta menyusun laporan. Hasil pengisiapn kuesioner responden
berupa diagram pie yaitu:
a. Karakteristik Responden
Distribusi frekuensi responden berdasarkan
karakteristiknya meliputi usia, jenis kelamin, status perkawinan,
pekerjaan, pendapatan, tinggal bersama, riwayat Kesehatan
dalam 14 hari terakhir, Riwayat perjalanan dalam 14 hari terakhir,
dan anggota keluarga yang merantau. Diperoleh data sebagai
berikut :
1) Usia
2) Jenis Kelamin
Hasil dari diagram diatas dapat diketahui bahwa dari
1.173 tanggapan, frekuensi karakteristik berdasar jenis
kelamin mayoritas adalah perempuan sebanyak 59 %.
3) Status Perkawinan
4) Pendidikan
5) Pekerjaan
6) Pendapatan Keluarga
7) Tinggal Bersama
b. Pengetahuan
1) Apa yang dimaksud dengan corona virus desease (covid 19) ?
10) Apa yang anda ketahui tanda dan gejala umum infeksi covid
19 ?
c. Sikap
1) Pemerintah daerah tidak perlu memberlakukan karantina
wilayah karena itu tidak efektif.
Hasil diagram diatas menunjukan bahwa sikap masyarakat
tidak setuju terhadap pemerintah daerah yang tidak
memberlakuan karantina wilayah. Dibuktikan sebanyak 56,6%
masyarakat menjawab tidak setuju.
e. Psikologis
1) Saya takut tertular covid 19 ketika berinteraksi dengan orang
lain apalagi orang itu sedang mengalami batuk/bersin
Hasil diagram diatas menunjukan psikologis masyarakat
takut tertular covid19 ketika berinteraksi dengan orang lain.
Dibuktikan sebanyak 37,7% yang menjawab selalu.
2) Saya resah akan orang yang nekat pulang dari zona merah,
karena takut membawa virus dan menularkan ke semua
masyarakat termasuk saya.
9) Saya merasa sedih karena idul fitri tahun ini tidak dapat
berkumpul dengan keluarga besar seperti tahun tahun
sebelum nya
10) Saya takut terinfeksi covid 19 ketika ada jenazah positif covid
19 akan di makamkan di wilayah saya
Hasil diagram diatas menunjukan bahwa masyarakat tidak
takut terinfeksi covid19 ketika ada jenzah yang positif
dimakamkan di wilayahnya karena sebelumnya sudah memakai
protokol kesehatan. dibuktikan sebanyak 46% yang menjawab
tidak pernah.
Gambar 3. Perencanaan Survey
Gambar 3. Absensi Anggota Kelompok
C. Diagnosa Keperawatan
1. Analisa Data
E. Implementasi Keperawatan
Implemetasi keperawatan dilakukan pada minggu ke empat
mahasiswa melakukan penyebaran media video edukasi melalui situs
youtube, video dipublikasikan pada tanggal 24 April 2020 dengan judul “
Ayo Kita Bersama Memutus Rantai Penularan Covid-19!! ” dan berdurasi
7:11. Mahasiswa melakukan promosi kesehatan dengan cara
menyebarkan video secara luas dengan mencantumkan link video
edukasi https://www.youtube.com/watch?v=aI15AWvc5JA ke akun-akun
media sosial masing-masing.
F. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi dilihat dari jumlah kunjungan video edukasi di situs
youtube. Per tanggal 27 April 2020, video telah ditonton sebanyak 1181
kali dan disukai 324 penonton. Video edukasi juga mendapat tanggapan
positif dari masyarakat dengan 27 komentar.
A. Gambaran KarakteristikResponden
Dalam survey ini, koresponden berjumlah 1173 orang dari berbagai
daerah dengan kebanyakan responden merupakan perempuan yaitu
orang (59%) dan laki-laki orang (41%). Dari semua responden,
57,1% sudah menikah, 40,8% sudah menikah dan sisanya
merupakan duda dan janda dengan 89,9% tinggal bersama keluarga
(9,7% bersama orangtua/mertua, 25,9% dengan suami, 20,8%
dengan anak, 16,1% dengan istri, dan 4,9% dengan kerabat) dan
10,1% tinggal sendiri.
Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting yang akan
berpengaruh pada pengetahuan dan perilaku terutama dalam
menjaga kesehatan. Tingkat pendidikan responden mayoritas tamat
SLTA atau sederajat 40,5%, tamat D3/S1 39,7%, tamat SLTP atau
sederajat 12% dan sisanya merupakan tamatan SD dan pekerjaan
mayoritas merupakan pegawai swasta/wiraswasta 35%,
pelajar/mahasiswa 22,9%, ibu rumah tangga 15,2%, dan sisanya
merupakan pedagang, petani, buruh, PNS/pensiunan PNS,
guru/dosen, serta polri/TNI dengan pendapatan > 4 juta 14,8%, 3-4
juta 22,6%, 1-2 juta 37,3%, dan < 1 juta 22,6%.
Selama masa pendemi covid-19 ini, masyarakat dituntut untuk
melakukan isolasi mandiri dan mengurangi aktivitas di luar rumah
terutama untuk tidak melakukan perjalanan ke luar kota. Selama
masa pandemi covid-19 dalam 14 hari terakhir ini mayoritas
responden tidak memiliki riwayat dalam bepergian sebanyak 83,4%
dan memiliki riwayat bepergian sejumlah 16,6% dengan tujuan
diantaranya Bandung, Banjar, Tasikmalaya, Jakarta, Ciamis, dan lain-
lain. Dari semua responden, 75% diantaranya tidak memiliki keluarga
yang merantau ke luar kota dan 25% pesponden yang anggota
keluarganya merantau ke luar kota yang diantaranya Bandung,
Jakarta, Bekasi, Depok, Karawang, Bogor, dan lain-lain.
Dari semua responden, dalam 14 hari terakhir mayoritas tidak
memiliki keluhan dalam kesehatan yaitu 86,1%, sakit kepala 7,2%,
batuk 5,6%, flu 4,9%, dan demam > 38oC 0,7%.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dari pembahasan, maka dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut;
1. Keseluruhan responden mulai dari status sosial, pendidikan dan
kesehatan termasuk dalam katagori cukup baik.
2. Pengetahuan masyarakat terkait corona (covid 19) beserta tanda
gejala dan pencegahannya termasuk dalam kategori sangat baik.
3. Sikap masyarakat dalam menanggapi anjuran serta peraturan
pemerintah untuk memutus rantai penyebaran covid 19 termasuk
dalm kategori cukup baik.
4. Perilaku masyarakat dalam upaya memerangi virus corona (covid
19) termasuk dalam kategori baik.
5. Psikososial Masyarakat ditengah wabah nasional covid 19
termasuk dalam kategori cukup.
B. Saran
1. Bagi Masyarakat
Kebijakan beserta solusi dari pemerintah yang sudah diberikan
berikan dalam memerangi covid 19 akan terasa manfaatnya apabila
seluruh warga negara dari seluruh kalangan masyarakat bersama-
sama bergotong royong dan saling membantu agar wabah ini segera
berakhir dan penyebarannya tidak semakin meluas.
2. Bagi InstitusI
Terjadinya wabah nasional covid 19 yang mengharuskan seluruh
kegiatan belajar serta komunitas dilakukan secara daring atas
instruksi Mendikbud telah diaplikasikan dengan baik oleh STIKes
Muhammadiyah Ciamis. Pihak Institusi telah menjembatani
mahasiswa setase Komunitas agar tetap dapat belajar dengan
metode daring ini, tetapi segala bentuk penelitian yang dilakukan
dengan metode daring ini tidak cukup efektif mengingat persiapan
yang kurang maksimal dan baru pertama dilaksanakan. Kegiatan
seperti ini mungkin bias lebih diadakan lagi dengan persiapan yang
lebih baik dan matang.
3. Bagi Pemerintah
Program pemerintah dalam memberantas virus corona (covid 19) dan
penyebarannya sampai saat ini belum menunjukkan adanya
keseriusan dan ketegasan sehingga jumlah penderita positif terus
meningkat. Kedepannya diharapkan pemerintah agar secepatnya
menemukan solusi untuk masyarakat Indonesia secara keseluruhan
serta kebijakan yang tepat sasaran.
DAFTAR PUSTAKA
Lia Kurniasari. 2017. Pengaruh Media Video Terhadap Pengetahuan
Dalam Pencegahan Perilaku Seks Pranikah Siswa SMP diunduh pada
tanggal 19 Juli 2018
Agustin Wahyu Prabandari. 2018. Pengaruh Pemberian Penyuluhan
Dengan Media Video Dan Booklet Terhadap Tingkat Pengetahuan
Kesehatan Reproduksi Remaja Di SMK 2 Muhammadiyah Bantul
Irma Rahmi Cahyani. 2016. Hubungan Antara Status Stres
Psikososial Dengan Konsumsi Makanan Dan Status Gizi Remaja Di
Sman 2 Jember