Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PENDAHULUAN

BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR)

A. Konsep Dasar

1. Defenisi Berat Badan Lahir Rendah

Sejak tahun 1961 WHO telah mengganti istilah Premature Baby


dengan Low Birth Weight Baby (bayi dengan berat badan lahir rendah), dan
kemudian WHO merubah ketentuan tersebut pada tahun 1977 yang semula
kriteria BBLR adalah ≤ 2500 gram menjadi hanya < 2500 gram tanpa melihat
usia kehamilan (Wiknjsastro, 2002).
Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) adalah bila berat badannya kurang
dari 2500 gram (sampai dengan 2499 gram). Bayi yang dilahirkan dengan
BBLR umumnya kurang mampu meredam tekanan lingkungan yang baru
sehingga dapat mengakibatkan pada terhambatnya pertumbuhan dan
perkembangan, bahkan dapat menggangu kelangsungan hidupnya
(Prawirohardjo, 2006).

2. Etiologi/ Penyebab BBLR

a) Faktor ibu : Riwayat kelahiran prematur sebelumnya, perdarahan


antepartum, malnutrisi, kelainan uterus, hidramnion, penyakit
jantung/penyakit kronik lainnya, hipertensi, umur ibu kurang dari 20
tahun dan lebih dari 35 tahun, jarak dua kehamilan yang terlalu dekat,
infeksi trauma , dan lain-lain.

b) Faktor janin : Cacat bawaan, kehamilan ganda, hidramnion, ketuban


pecah dini.

c) Faktor lingkungan : Kebiasaaan merokok, mionum alkohol, dan status


ekonomi sosial.
3. Klasifikasi

BBLR dibedakan dalam dua golongan, yaitu :

a. Prematuritas murni

Masa gestasi kurang dari 37 minggu dan berat badan lahir sesuai untuk

masa kehamilan.

b. Dismaturitas

Bayi lahir dengan berat badan kurang dari berat badan seharusnya untuk

masa gestasi itu, artinya bayi mengalami pertumbuhan intrauterine dan

merupakan bayi kecil untuk masa kehamilan.

Berkaitan dengan penanganan dan harapan hidupnya bayi berat lahir rendah

dibedakan dalam beberapa macam :

1. Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR), berat lahir 1500 gram-2500 gram.

2. Bayi Berat Lahir Sangat Rendah (BBLSR),berat alhir kurang dari 1500

gram.

3. Bayi Berta Lahir Ekstrem Rendah (BBLER) berat lahir kurang dari 1000

gram.

Sedangkan menurut WHO membagi Umur kehamilan dalam tiga kelompok :

1. Preterm : kurang dari 37 minggu lengkap.

2. Aterm : mulai dari 37 minggu sampai kurang dari 42 minggu lengkap.

3. Pos term : 42 minggu lengkap atau lebih.


4. Patofisiologi

Bayi berat badan lahir rendah adalah bayi dengan berat badan kurang
dari 2500 gram pada waktu lahir. Secara umum penyebab dari bayi berat
badan lahir rendah dipengaruhi oleh beberapa factor antara lain gizi saat hamil
yang kurang dengan umur kurang dari 20 tahun atau diatas 35 tahun, jarak
hamil dan persalinan terlalu dekat, pekerjaan yang terlalu berat, penyakit
menahun ibu : hipertensi, jantung, gangguan pembuluh darah, perokok.
BBLR biasanya disebabkan juga oleh hamil dengan hidramnion, hamil
ganda, perdarahan, cacat bawaan, infeksi dalam rahim. Hal ini akan
menyebabkan bayi lahir dengan berat 2500 gram dengan panjang kurang dari
45 cm, lingkar dada kurang dari 30 cm kepala lebih besar, kulit tipis,
transparan, rambut lanugo banyak, lemak kurang, otot hipotonik lemah,
pernapasan tak teratur dapat terjadi apnea biasanya terjadi pada umur
kehamilan kurang dari 37 minggu.
Kemungkinan yang terjadi pada bayi dengan BBLR adalah Sindrom
aspirasi mekonium, asfiksia neonatorum, sindrom distres respirasi, penyakit
membran hialin, dismatur preterm terutama bila masa gestasinya kurang dari
35 minggu, hiperbilirubinemia, patent ductus arteriosus, perdarahan ventrikel
otak, hipotermia, hipoglikemia, hipokalsemia, anemi, gangguan pembekuan
darah, infeksi, retrolental fibroplasia, necrotizing enterocolitis (NEC),
bronchopulmonary dysplasia,  dan malformasi konginetal.

5. Patway
Resiko
ketidakseimbang
an suhu tubuh

6. Manifestasi Klinis

a.    Umumnya BB < 2500 gram, panjang badan < 45 cm, llingkar dada < 30
cm, lingkar kepala < 33 cm.
b.    Kepala relatif lebih besar daripada badannya, kulit tipis, transparan, lanugo
banyak, lemak subkutan sedikit.
c.   Osifikasi tengkorak sedikit, ubun-ubun dan sutura lebar, genitalia
immature, labia minora dan klitoris terlihat besar, labia minora belum
tertutup oleh labia mayora. Pada laki-laki testis belum turun.
d.   Pembuluh darah kulit banyak terlihat dan peritaltik ususpun dapat terlihat.
e.    Rambut biasanya tipis, halus dan teranyam sehingga sulit terlihat satu per
Satu
f.     Daun telinga datar, lembut karena tulang rawannya masih sedikit
g.    Putting susu belum terbentuk dengan baik, jaringan mamae belum
terbentuk semua
h.    Muskuler pleksornya belum berkembang serta tonus otot belum sempurna
i.      Kondisi ekstermitas lemah dengan sedikit gerakan atau tidak ada kegiatan
yang aktif bergerak
j.      Berbaring dalam posisi ekstensi
k.    Bayi lebih banyak tertidur daripada terbangun, tangisnya lemah,
pernafasan belum teratur dan sering terdapat apneu
l.      Otot masih hipnotonik, sehingga sikap selalu dalam keadaan kedua
tungkai dalam keadaan abduksi, sendi lutu dan kaki dalam keadaan fleksi
dan kepala menghadap kearah satu jurusan.
m.  Reflek tonus otot biasanya masih lemah, reflek moro (+). Reflek
menghisap dan menelan belum sempurna, begitu juga dengan reflek batuk.
Frekuensi nadi 100-140/menit, pernafasan pada hari pertama 40-50/menit,
pada hari-hari berikutnya 35-45/menit.

7. Komplikasi

1. Sindrom aspirasi mekonium (menyebabkan kesulitan bernapas pada bayi)

2. Hipoglikemia simptomatik, terutama pada laki-laki

3. Penyakit membran hialin: disebabkan karena surfaktan paru belum

sempurna/ cukup, sehingga olveoli kolaps. Sesudah bayi mengadakan

inspirasi, tidak tertinggal udara residu dalam alveoli, sehingga selalu

dibutuhkan tenaga negatif yang tinggi untuk yang berikutnya

4. Asfiksia neonetorum

5. Hiperbilirubinemia. Bayi dismatur sering mendapatkan

hiperbilirubinemia, hal ini mungkin disebabkan karena gangguan

pertumbuhan hati.
8. Pemeriksaan Diagnostik

a. Pemeriksaan Laboratorium

1) Jumlah darah lengkap (JDL), Penurunan pada hemoglobin/hematokrit


mungkin dihubungkan dengan anemia atau kehilangan darah. Sel
darah putih mungkin kurang dari 10.000/mm3 dengan pertukaran
kekiri (kelebihan dini dari netrofil dan pita) yang biasanya
dihubungkan dengan penyakit bakteri berat.
2) Menyatakan hipoglikemia. Tes glukosa serum mungkin diperlukan
bila hasil dekstrostik kurang dari 45 mg/ml
3) Elektrolit (Na++, K+, Cl-), Biasanya pada awal tetap berada pada
batas normal
4) Gas Darah Arteri, PO2 mungkin rendah, PCO2 mungkin meningkat
dan menunjukkan asidosis ringan / sedang, sepsis atau kesulitan nafas
yang lama.
5) Jumlah Trombosit, Trombositopenia dapat menyertai sepsis
b. Radiologi

1) USG kepala terutama pada bayi dengan usia kehamilan 35 minggu

dimulai pada umur 2 hari untuk mengetahui adanya hidrosefalus atau

perdarahan intrakranial dengan memvisualisasi ventrikel dan struktur

otak garis tengah dengan fontanel anterior yang terbuka.


9. Penatalaksanaan

a. Pengaturan Suhu Tubuh

Bayi dengan berat lahir rendah, mempunyai kesulitan dalam


mempertahankan suhu tubuh. Bayi akan berkembang secara memuaskan,
asal suhu rectal dipertahankan antara 35,50 C s/d 370 C.
Bayi berat rendah harus diasuh dalam suatu suhu lingkungan dimana
suhu normal tubuhnya dipertahankan dengan usaha metabolic yang
minimal. Bayi berat rendah yang dirawat dalam suatu tempat tidur
terbuka, juga memerlukan pengendalian lingkungan secara seksama. Suhu
perawatan harus diatas 25 0 C, bagi bayi yang berat sekitar 2000 gram, dan
sampai 300 C untuk bayi dengan berat kurang dari 2000 gram
b. Inkubator
Bayi dengan berat badan lahir rendah, dirawat didalam incubator.
Prosedur perawatan dapat dilakukan melalui “jendela“ atau “lengan baju“.
Sebelum memasukkan bayi kedalam incubator, incubator terlebih dahulu
dihangatkan, sampai sekitar 29,4 0 C, untuk bayi dengan berat 1,7 kg dan
32,20C untuk bayi yang lebih kecil. Bayi dirawat dalam keadaan telanjang,
hal ini memungkinkan pernafasan yang adekuat, bayi dapat bergerak tanpa
dibatasi pakaian, observasi terhadap pernafasan lebih mudah.
c. Pemberin oksigen
Ekspansi paru yang buruk merupakan masalah serius bagi bayi
preterm BBLR, akibat tidak adanya alveolo dan surfaktan. Konsentrasi
O2yang diberikan sekitar 30- 35 % dengan menggunakan head box,
konsentrasi o2 yang tinggi dalam masa yang panjangakan menyebabkan
kerusakan pada jaringan retina bayi yang dapat menimbulkan kebutaan.
d. Pencegahan infeksi
Bayi preterm dengan berat rendah, mempunyai system imunologi
yang kurang berkembang, ia mempunyai sedikit atau tidak memiliki
ketahanan terhadap infeksi. Untuk mencegah infeksi, perawat harus
menggunakan gaun khusus, cuci tangan sebelum dan sesudah merawat
bayi.
e. Pemberian makanan
Pemberian makanan secara dini dianjurkan untuk membantu
mencegah terjadinya hipoglikemia dan hiperbillirubin. ASI merupakan
pilihan pertama, dapat diberikan melalui kateter ( sonde ), terutama pada
bayi yang reflek hisap dan menelannya lemah. Bayi berat lahir rendah
secara relative memerlukan lebih banyak kalori, dibandingkan dengan
bayi preterm.
Asuhan Keperawatan BBLR (NANDA, NOC, NIC)

1. Pengkajian

1. Biodata atau identitas pasien: meliputi nama tempat tanggal lahir jenis

kelamin

2. Orangtua meliputi : nama (ayah dan ibu, umur, agama, suku atau

kebangsaan, pendidikan, penghasilan pekerjaan, dan alamat.

3. Riwayat kesehatan

a. Riwayat antenatal yang perlu dikaji pada kasus BBLR yaitu:

1) Keadaan ibu selama hamil dengan anemia, hipertensi, gizi buruk,

merokok ketergantungan obat-obatan atau dengan penyakit seperti

diabetes mellitus, kardiovaskuler dan paru.

2) Kehamilan dengan resiko persalinan preterm misalnya kelahiran

multiple, kelainan kongenital, riwayat persalinan preterm.

3) Pemeriksaan kehamilan yang tidak kontinyuitas atau periksa tetapi

tidak teratur dan periksa kehamilan tidak pada petugas kesehatan.

4) Hari pertama hari terakhir tidak sesuai dengan usia kehamilan

(kehamilan postdate atau preterm).

b. Riwayat intranatal komplikasi persalinan juga mempunyai kaitan yang

sangat erat dengan permasalahan pada bayi baru lahir. Yang perlu dikaji :

1) Kala I : perdarahan antepartum baik solusio plasenta maupun plasenta

previa.
2) Kala II : Persalinan dengan tindakan bedah caesar, karena pemakaian

obat penenang (narkose) yang dapat menekan sistem pusat pernafasan.

c. Riwayat post natal

Yang perlu dikaji antara lain:

1) AFGAR Score bayi baru lahir 1 menit pertama dan 5 menit kedua AS

(0-3) asfiksia berat, AS (4-6) asfiksia sedang, AS (7-10) asfiksia

ringan.

2) Berat badan lahir : Preterm/BBLR < 2500 gram, untu aterm ³ 2500

gram lingkar kepala kurang atau lebih dari normal (34-36 cm).

3) Adanya kelainan kongenital : Anencephal, hirocephalus anetrecial

aesofagal.

4. Pola nutrisi: Yang perlu dikaji pada bayi dengan BBLR gangguan absorbsi

gastrointentinal, muntah aspirasi, kelemahan menghisap sehingga perlu

diberikan cairan parentral atau personde sesuai dengan kondisi bayi untuk

mencukupi kebutuhan elektrolit, cairan, kalori dan juga untuk mengkoreksi

dehidrasi, asidosis metabolik, hipoglikemi disamping untuk pemberian obat

intravena.

5. Pola eliminasi: Yang perlu dikaji pada neonatus adalah BAB : frekwensi,

jumlah, konsistensi. BAK : frekwensi, jumlah.

6. Latar belakang sosial budaya: Kebudayaan yang berpengaruh terhadap

BBLR kebiasaan ibu merokok, ketergantungan obat-obatan tertentu


terutama jenis psikotropikaKebiasaan ibu mengkonsumsi minuman

beralkohol, kebiasaan ibu melakukan diet ketat atau pantang makanan

tertentu.

7. Hubungan psikologis: Sebaiknya segera setelah bayi baru lahir dilakukan

rawat gabung dengan ibu jika kondisi bayi memungkinkan. Hal ini berguna

sekali dimana bayi akan mendapatkan kasih sayang dan perhatian serta

dapat mempererat hubungan psikologis antara ibu dan bayi. Lain halnya

dengan BBLR karena memerlukan perawatan yang intensif.

8. Keadaan umum : pada neonates dengan BBLR keadaannya lemah dan

hanya merintih.kesadaran neonates dapat dilihat dari responnya terhadap

rangsangan. Adanya BB yang stabil, panjang badan sesuai dengan usianya

tidak ada pembesaran lingkar kepala dapat menunjukan kondisi neonatos

yang baik.

9. Tanda-tanda vital : neonates post asfiksia berat kondisi akan baik apabila

penanganan asfiksia benar, tepat dan cepat. Suhu normal pada tubuh bayi n

(36 C-37,5C), nadi normal antara (120-140 x/m), untuk respirasi normal

pada bayi (40-60 x/m), sering pada bayi post asfiksia berat respirasi sering

tidak teratur.

10. Kulit : warna kulit tubuh merah, sedangkan ekstremitas berwarna biru,

pada bayi preterm terdapat lanugo dan verniks.


11. Kepala : kemungkinan ditemukan caput succedaneum atau cephal

haematom, ubun-ubun besar cekung atau cembung kemungkinan adanya

peningkatan tekanan intrakranial.

12. Mata : warna conjungtiva anemis atau tidak anemis, tidak ada bleeding

conjungtiva, warna sklera tidak kuning, pupil menunjukan refleksi terhadap

cahaya.

13. Hidung : terdapat pernafasan cuping hidung dan terdapat penumpukan

lender.

14. Mulut : bibir berwarna pucat ataupun merah, ada lendir atau tidak.

15. Telinga : perhatiakan kebersihannya dan adanya kelainan.

16. Leher : perhatikan keberhasilannya karena leher neonates pendek.

17. Thorak : bentuk simetris, terdapat tarikan dinding dada, perhatikan suara

wheezing dan ronchi, frekwensi bunyi jantung lebih dari 100x/m.

18. Abdomen : bentuk silindris,hepar bayi terletak 1-2 cm dibawah ascus

costae pada garis papilla mamae, lien tidak teraba, perut buncit berarti

adanya asites atau tumor, perut cekung adanya hernia diafragma,bising

usus timbul 1-2 jam setelah masa kelahiran bayi.

19. Umbilicus : tali pusat layu, perhatikan ada perdarahan atau tidak adanya

tanda-tanda infeksi pada tali pusat.

20. Genetalia : pada neonates aterm testis harus turun, lihat adakah kelainan

letak muara uretra pada neonates laki-laki, neonates perempuan lihat labia
mayir dan labia minor, adanya sekresi mucus keputihan, kadang

perdarahan.

21. Anus : perhatikan adanya darah dalam tinja,frekwensi buang air besar serta

warna dari feces.

22. Ekstremitas : warna biru,gerakan lemah, akral dingin, perhatikan adanya

patah tulang atau adanya kelumpuhan syraf atau keadaan jari-jari tangan

serta jumlahnya.

23. Punggung : lihat ada tidaknya skoliasis

24. Reflex : pada neonates preterm post asfiksia berat rflek moro dan sucking

lemah. Reflek moro dapat memberi keterangan mengenai keadaan susunan

syaraf pusat atau adanya patah tulang.

2. Analisa Data

No Data Etiologi Masalah


1 Batasan karakteristk: Bayi lahir dengan BBLR Ketidakefektipan
Imatur organ-organ pada tubuh pola nafas
1. Bradipnea
2. Dispnea Imaturitas organ paru

3. Penggunaan otot Paru tidak optimal dalam

bantu napas pebentukan cairan surfaktan


4. Pernapasan cuping Defisiensi cairan surfaktan
hidung Tekanana untuk membuka
5. Pola napas abnormal
alveolus besar
6. Taipnea
Kelelahan otot pernapasan
Faktor yang berhubungan
Ketidakefektipan poa napas
1. Imaturitas neurologs
2. Keletihan otot
pernapasan

2 Batasan karakterisktik: Bayi lahir dengan BBLR Ketidakseimbangan


Imaturitas organ-organ nutrisi kurang dari
1. Diare
pencernaan kebutuhan
2. Cepat kenyang
setelah makan Proses pencernaan belum

3. Kelemhan otot untuk optimal


menelan Ketidakseimbangan nutrisi krang
4. Ketidakmampuan dari kebutuhan
memakan makanan
Faktor berhubungan
1. Faktor biologis
2. Ketidakmampuan
makan
3. Ketidakmampuan
menerna makanan
4. Ketidakmampuan
mengabsorbsi nutren
3 Batasan karakteristik: Bayi lahir dengan BBLR Ketidakefektipan
Imaturitas neurologis pola makan bayi
1. Keidakmampuan
mempertahankan Imaturitas pusat reflek medula

menhisap yang spinalis

efektif Reflek fisiologis terganggu


2. Ketidamampuan Reflek socking lemah
memmulai mnghisap Pola menghisap lemah
yang efektif
Ketidakefektipan pola makan
3. Ketidakmampuan
bayi
mengkoordiasi
menghisp, menelan
dan bernapas
Faktor yang
berhubungan:
1. Ganggua neurlogis
2. Keterlambatan
neurologis
3. prematuritas
4 Batasan karakteristik: Bayi lahir dengan BBLR Kerusakan
Imaturitas jaringan pada kulit integritas kulit
1. Cedera jaringan
2. Jaringan rusak Jaringan lemakpada subkutan

tidak terbentuk secara sempurna

Kerusakan integritas kuit


5 Faktor resiko: Bayi lahir dengan BBLR Resiko
Imaturitas hipotalamus ketidakseimbangan
1. Berat badan yang
Tidak optimal pusat pengatura suhu tubuh
estrem
2. Gangguan yang suhu

mempengaruhi Resiko ketidakseimbangan suhu


regulasi tubuh tubuh
3. Peningkatan
kebutuhan oksigen
4. Perubahan laju
metabolisme
5. Suplai lemak
subkutan tidak
memadai
6. Usia ekstrem
6 Faktr resiko: Bayi lahir dengan BBLR Resiko infeksi
1. Malnutrisi Imaturitas sistem imun

Ketidakadekuatan pertahanan
2. Keidakmampuan
sekunder
imun buatan
Resiko infeksi
3. Tidak adekuat

perthanan sekunder

(penuunan Hb,

leukopenia,

penekanan respon

inflamas)

4. Tidak adekuat

pertahanan tubuh

primer

3. Diagnosa Keperawatan

a. Pola nafas tidak efektif b/d imaturitas organ pernafasan


b. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d
ketidakmampuan ingest/digest/absorb
c. Ketidakefektifan Pola Makan Bayi b/d prematuritas
d. Kerusakan integritas kulit b/d usia ekstrem
e. Resiko ketidakseimbangan suhu tubuh b/d suplai lemak subkutan tidak
memadai
f. Resiko infeksi b/d ketidakadekuatan system kekebalan tubuh
DAFTAR PUSTAKA

Kathleen. 1994. Pediatric Care Planning, Springhouse: USA


Latief, Abdul. Dkk, 1991, Kuliah Ilmu Kesehatan Anak FKUI, Bagian Ilmu
Kesehatan Anak: Jakarta

Whalley, F. Lucille; Wong, Donna L, 1991, Nursing Care Of Infant, Mosby


Company: Philadelphia

Wong, Donna L, 1997, Pediatric Nursing, Mosby Company: St Louis, Missouri


Arvin, BMK., Egman. 1996. Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta. EGC.

Bobak, Irene M, dkk. 2005. Keperawatan Maternitas. Edisi Keempat. Jakarta.


EGC
Ilyas, Jumarni, dkk. 1994. Asuhan Keperawatan Perinatal. Jakarta. EGC
MacDonald. 2002. Obstetri Wilms. Jakarta. EGC

Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri. Jilid I. Edisi Kedua. Jakarta. EGC
Prawirohardjo, Sarwono. 1999. Ilmu Kebidanan, Edisi Kedua. Jakarta. Yayasan

Bina Pustaka

Anda mungkin juga menyukai