Anda di halaman 1dari 15

CANDIDIASIS

KELOMPOK 3
DISUSUN OLEH :

ANNISA IMANIATI
DEDEN RANGGA
DWI NOVIANTI SUGIHARTI
FARWA IMANI ZAHIDA
HERLAMBANG
I’OH RISTI SUGANDA
DEFINISI
 Kandidiasis adalah infeksi atau penyakit akibat jamur Candida, khususnya
Candida Albicans. Penyakit ini biasanya akibat debilitasi (seperti pada penekan imun
dan khususnya AIDS), perubahan fisiologis, pemberian antibiotika berkepanjangan,
dan hilangnya penghalang (Stedman, 2005).

ETIOLOGI
 Candidiasis dapat terjadi ketika jamur Candida pada kulit berkembang biak tanpa terkendali
dan menyebabkan infeksi. Jamur ini terdapat dalam tubuh kita bisa karena ditularkan
atau tertular secara langsung ataupun tidak langsung. Candidiasis merupakan penyakit
yang tidak mengenal jenis umur, penyakit ini menyerang siapapun dalam jenjang umur
yang beragam. Penyakit kandidiasis ini lebih senang menyerang pada musim hujan atau
di daerah yang lembab karena jamur akan tumbuh subur pada daerah atau suhu yang
lembab.
Lanjutan…

 Berikut ini beberapa penyebab seseorang terserang penyakit kandidiasis :


1. Jamur
2. Pil
3. Diabetes
4. Haid (Menstruasi)
5. Penggunaan steroid atau antibiotik
6. Sistem imun yang rendah
Manifestasi Klinis
 Pada Bayi
1. Timbul bercak putih pada lidah dan sekitar mulut
2. Menimbulkan nyeri
3. Infeksi mulut (peradangan).
4. Bayi menangis saat makan dan minum (kebanyakan disebabkan karena nyeri)
5. Malas minum ASI sehingga berat badannya tak kunjung bertambah
 Pada Anak-Anak dan Dewasa
1. Lesi putih atau krem di lidah, pipi bagian dalam, langit-langit mulut gusi danamandel (tonsil)
2. Lesi menyerupai keju
3. Nyeri
4. Sedikit perdarahan jika lesi digosok atau tergores
5. Pecah-pecah dan kemerahan pada sudut mulut
6. Sensasi seperti terdapat kapas pada mulut
7. Kehilangan selera makan
Patofisiologi
Klasifikasi
Berdasarkan tempat yang terkena, candidiasis dibagi sebagai berikut:

1. Candidiasis Selaput
Lendir 2. Candidiasis Kutis

a. Thrush / Candidosis
oral a. Candidiasis
3. Candidosis Sistemik
b. Perleche intertriginosa

c. Infeksi vagina b. Kandidiasis perianal


a. Endokarditis
(vulvovaginitis) c. Candidiasis kutis
b. Reaksi id (kandidid)
d. Balanitis atau generalisata

balanopostitis d. Paronikia dan

e. Kandidosis mukokutan onikomikosis

kronik
- Candidiasis Oral

- Perleche
Pemeriksaan Penunjang
1. Laboratorium : ditemukan adanya jamur candida albikans pada swab mukosa
2. Pemeriksaan endoscopi :hanya dilakukan jika tidak dapat perbaikan dengan pemberian
flokonazol
3. Dilakukan pengolesan lesi dengan toluidin biru 1% topical dengan swab atau kumur pada oral
Bahan pemeriksaan dapat diambil dengan beberapa cara yaitu asupan (SWAB) atau kerokan
(SCRAPING) lesi pada mukosa atau kulit juga dapat digunakan darah sputum dan
urine.Selanjutnya bahan pemeriksaan tersebut diletakan pada geles objek dalam larutan
potassium hydroksida (KOH), hasil akan terlihat Pseudhyphae yang tidak beraturan atau
blastopora.Selain pemeriksaan mikroskopis dapat dilakukan dengan kultur menggunakan agar
sabouraud’s atau eosinmethylene blue pada suhu 37˚C hasilnya akan terbentuk koloni dalam
waktu 24-48 jam Pada kasus kandidiasis kronis pada umumnya dilakukan biopsy bahan
pemeriksaan dapat diwarnai dengan Periodik Acid Schiff(P.A.S) hasilnya akan terlihat
pseudomyselia dan hifa.disamping itu akan terlihat parakeratosis dan leukosit plimorfonuklear
Komplikasi
 Candida albicans yang bermetastase dapat menjalar ke esofagus, usus halus, usus besar dan anus.
Infeksi sistemik lainnya berupa abses hati dan otak.
 Cara Penularan
Cara Penularan melalui kontak sekret atau ekskret dari mulut, kulit, vagina dan tinja, dari penderita
ataupun “carrier”, atau tertulari melalui jalan lahir pada saat bayi dilahirkan, penularan endogen.
 Masa Inkubasi.
Masa inkubasi atau masa sejak masuknya jamur Candida di dalam tubuh sampai timbulnya gejala
penyakit Candidiasis adalah bervariasi antara 2 – 5 hari untuk lesi mulut pada anak.
 Masa Penularan Penyakit.
Masa penularan penyakit diasumsikan akan menular ketika saat sudah ditemukan lesi.
 Kekebalan dan Kerentanan.
Hampir selalu ditemukan spesies Candida di dalam dahak, tenggorokan, faeses dan urine tanpa ada
gejala klinis sebagai bukti rendahnya patogenesis candida tersebut dan sebagai bukti adanya imunitas
yang luas di kalangan masyarakat.
ASUHAN KEPERAWATAN
CONTOH KASUS
– Anak N usia 18 bulan dengan berat badan sebelum sakit 12 kg, dibawa ke rumah sakit karena
panas, menangis terus, dan tidak mau minum. Dari pemeriksaan fisik didapatkan hasil di lidah ,
palatum, dan ovula terdapat bercak putih. Suhu badan anak tersebut 38,5oC.
1. PENGKAJIAN
Anamnesa
– Identitas Anak
Nama : An. N
Umur : 18 bulan
Jenis kelamin : Laki-laki
Tanggal MRS : 15 oktober 2017
Alamat : Surabaya
Nama Ayah : Tn. R
Nama Ibu : Ny. P
Pekerjaan Ayah/Ibu : PNS
Pendidikan Ayah/Ibu : S.1
Agama : Islam
Alamat : Surabaya
 Riwayat Sakit dan Kesehatan
- Keluhan utama
Anak N menangis terus (kemungkinan dikarenakan rasa nyeri di mulut dan tubuhnya yang panas).
- Riwayat penyakit saat ini
Anak N menangis terus sejak kemarin, suhu tubuhnya meningkat, pada mulut terdapat bercak putih serta
tidak mau minum ASI.
– Riwayat Kesehatan Dahulu
Anak N tidak pernah mengalami penyakit seperti ini sebelumnya
– Riwayat Kesehatan Keluarga
Tidak keluarga yang mengalami penyakit seperti ini.
– Riwayat Nutrisi
Minum ASI hanya sedikit.
– Riwayat Pertumbuhan
BB sebelum sakit : 12 kg
BB saat sakit : 10 kg
– Riwayat Perkembangan
Psikoseksual : Toileting : anak lebih sering mengompol
Psikososial : Anak sering menangis dan sulit bicara
 Pemeriksaan Fisik
– Tanda- tanda vital : Suhu : 38,5oC
– Nadi : 110x/menit
– RR : 30 x/menit
– Tekanan darah : 99/65 mmHg
– B1 (breathing) : normal
– B2 (blood) : normal
– B3 (brain) : normal
– B4 (bladder) : normal
– B5 (bowel) : Timbul rasa nyeri dan perih di sekitar mulut, anak tidak mau minum ASI.
– B6 (bone) : normal
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
– Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi
– Nyeri akut berhubungan dengan proses infeksi yang menghasilkan bentukan berwarna merah dan
mengandung eksudat
– Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan penurunan nafsu makan
3. INTERVENSI KEPERAWATAN
 Diagnosa 1 : Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi
Tujuan : Suhu tubuh kembali normal
Kriteria hasil :
-Anak tidak menangis
-Suhu tubuh normal : 36,5-37,5oC
Intervensi :
– Berikan kompres dingin di sekitar lipatan misalnya ketiak, lipatan paha
– Beri anak banyak minum air putih atau susu lebih dari 1000 cc/hari
– Ciptakan suasana yang nyaman (atur ventilasi)
– Anjurkan keluarga untuk tidak memakaikan selimut dan pakaian yang tebal pada anak
– Kolaborasi : pemberian obat anti mikroba, antipiretik pemberian cairan parenteral
– Evaluasi tanda vital (suhu, nadi, tensi, pernafasan) setiap 3 jam
 Diagnosa 2 : Nyeri akut yang berhubungan dengan proses infeksi yang menghasilkan bentukan
berwarna merah dan mengandung eksudat
Tujuan : Nyeri berkurang
Kriteria hasil: Anak tidak menangis, anak tampak rileks\
Intervensi :
– Anjurkan ibu untuk menggendong dan menenangkan si anak misalnya mengelus-elus kepalanya
– Ajarkan teknik distraksi pada orang tua misalnya dengan memberikan anak mainan
– Beri analgesik sesuai indikasi
– Evaluasi status nyeri, catat lokasi, karakteristik, frekuensi, waktu dan beratnya (skala 0-10)
– Diagnosa 3 : Resiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan yang berhubungan dengan penurunan
nafsu makan.
Tujuan : Nafsu makan anak kembali normal
Kriteria hasil : -Anak mau minum ASI
-Anak tidak menangis
-Nutrisi terpenuhi 1000 kkal
Intervensi :
– Beri nutrisi dalam keadaan lunak, porsi sedikit tapi sering
– Menghindari makanan dan obat-obatan atau zat yang dapat menimbulkan reaksi alergi pada
rongga mulut
– Anjurkan pada ibu untuk terus berusaha memberikan ASI untuk anak
– Kolaborasi pemasangan NGT jika anak tidak dapat makan dan minum peroral

Anda mungkin juga menyukai