Anda di halaman 1dari 11

Jurnal Teknik PWK Volume 3 Nomor 1 2014

Online : http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/pwk
_________________________________________________________________________________________________________
_________

PENGARUH PEMBANGUNAN BUKIT SEMARANG BARU TERHADAP SOSIAL- EKONOMI FISIK


LINGKUNGAN MASYARAKAT SEKITARNYA

Rivian Sukarsa¹ dan Iwan Rudiarto²

¹ Mahasiswa Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro
²Dosen Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro
Email : Rivian.sukarsa@yahoo.co.id

Abstrak:Pengembangan wilayah kearah pinggiran kota telah menjadi fenomena umum kota-kota di
Indonesia. Bukit Semarang Baru (BSB) di wilayah Kecamatan Mijen, Kota Semarang merupakan Kota
Satelit yang menyediakan sarana perumahan, industri, rekreasi dan fasilitas pendidikan. Alih fungsi
lahan dari perkebunan karet untuk BSB ini diperkirakan menimbulkan dampak terhadap lingkungan,
sosial dan ekonomi masyarakat sekitar. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi rencana
pembangunan BSB, menganalisis pengaruhnya terhadap kodisi lingkungan, sosial dan ekonomi
masyarakat sekitar dan mengajukan rekomendasi untuk pengelolaan lingkungan dan sosial.Tipe
penelitian yang dipergunakan adalah deskriptif analitis. Daerah penelitian meliputi kelurahan Jatisari
dan Mijen yang masing-masing berdekatan dengan perumahan dan Kawasan Industri BSB. Jumlah
responden dari masing-masing kelurahan sampel adalah 21 orang. Teknik pengambilan sampel
dilakukan dengan purposive, yakni penduduk yang mengalami dan merasakan dampak keberadaan
perumahan dan kawasan industri. Teknik pengumpulan data meliputi wawancara dengan
menggunakan kuesionair, obsertvasi dan dokumentasi data sekunder. Data yang telah terkumpul
dianalisis secara kuantitatif dan kualitatif.

Tujuan tersebut dapat dicapai dengan dilakukannya pendekatan secara kuantitatif dan
kualitatif. Pendekatan kuantitatif dapat dicapai dengan dilakukannya penyebaran kuesioner dengan
responden yaitu warga di Kecamatan Mijen. Pendekatan kualitatif dapat dicapai dengan dilakukannya
obervasi lapangan secara langsung dan wawancara kepada instansi terkait, serta tokoh-tokoh
masyarakat.Proses dari penelitian yang dilakukan adalah mengidentifikasi kondisi lingkungan di
Kecamatan Mijen, mengkaji kebijakan mengenai pengalih-fungsian lahan, serta mengkaitkan alih
fungsi lahan terhadap lingkungan. Hasil akhir dari penelitian yang dilakukan adalah strategi
penanganan lingkungan yang dipengaruhi oleh alih fungsi lahan yang terjadi di Kecamatan Mijen.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden di kedua daerah sampell merasakan adanya
perubahan iklim mikro (udara cenderung menjadi panas), berkurangnya debit air dari sumur
penduduk. Kehadiran BSB juga menumbuhkan kesempatan,kerja meskipun dari segi jumlah tidak
signifikan dan hanya pada low level workers. Kesempatab berusaha nampak pada jenis usaha seperti
toko sembako, bengkel, makanan dan tukang ojek. Tidak terjadi peningkatan pendapatan masyarakat
dibandingkan dengan sebelum adanya BSB. Terjadi peningkatan nilai properti baik harga rumah
maupun tanah. Dalam pandangan responden, partisipasi BSB dalam mendukung kegiatan-kegiatan
masyarakat masih dirasakan minim.

Kata Kunci: kota satelit bsb-dampak lingkungan, sosial, ekonomi-pengelolaan dan pengendalian
ruang

Teknik PWK; Vol. 3; No. 1; 2014; hal. 209-219 | 209


Pengaruh Pembangunan Bukit Semarang Baru Terhadap…. Rivian Sukarsa

Abstract:The regional development to the periphery of the city has been a general phenomena in the
cities in Indonesia. Bukit Semarang Baru (BSB) located at Mijen district, Semarang City is a satellite
city providing housing, industry, recreation and education facilities. Land use change from rubber
plantation to be BSB facilities predicted to create changes on physical environment, socio and
economic of local community surrounding BSB. This research is aimed to identify the development
plan of BSB, to analyze the impact of BSB to physical environment, socio-economic of local
community and to propose recommendations in managing the impacts and in controlling the spatial
planning.The type of research is descriptive analytic. Area studies include Jatisari and Mijen Villages
which located surrounding BSB housing and industrial estate. The number of respondent at each
study area is 21 person. Sample technique employed is purposive those experienced the impacts by
BSB. Data collection technique are interview utilizing questionnaire, observation and documentation
of secondary data. Date gathered is analyzed quantitatively and qualitatively. These objectives can be
achieved by doing both quantitative and qualitative approaches. Quantitative approach can be
achieved by doing questionnaires with respondents that residents in the District Mijen. A qualitative
approach can be achieved by doing direct field observation and interviews to the relevant agencies,
and community leaders. The process of research is to identify the environmental conditions in the
District Mijen, reviewing policies regarding switching-fungsian land, as well as linking land use on the
environment. The final results of the research conducted was coping strategies are influenced by
environmental land use that occurred in District Mijen.

The result of research showed that respondents at the area studies experienced change of
micro climate, reduced of volume of water of their wells. BSB also creates job opportunity at low
level workers and effort opportunity such as groceries, food staler, bicycle and motor-cycle repair,
motor-cycle service (ojek). There is increase of income even-though is not significant. There is also
increase of property value. From the perspective of respondent, the participation of BSB at local
community activities is still minimum.

Key words: BSB satellite city, socio-economic impacts-impact and spatial planning management

PENDAHULUAN sekitar 144,4 ha atau 16,6% dari


keseluruhan (Laporan Pembangunan Kota
Pengembangan wilayah kearah pinggiran Baru Bukit Semarang Baru, PT Karyadeka
kota telah menjadi fenomena umum kota- Alam Lestari, 1998). Pembangunan suatu
kota di Indonesia. Hal ini dipicu oleh kawasan seperti yang terjadi di BSB dapat
kebutuhan sarana dan prasarana kota diartikan suatu perubahan limgkungan,
seperti perumahan dan industri. Bukit dimana masyarakat sekitar sudah
Semarang Baru (BSB) di wilayah mengenal dengan lingkungan tiba – tiba
Kecamatan Mijen, Kota Semarang berubah sifatnya menjadi asing dengan
merupakan Kota Satelit yang adanya pembangunan fisik baru.
menyediakan sarana perumahan, industri, Berdasarkan pada latar belakang yang
rekreasi dan fasilitas pendidikan. BSB diuraikan diatas, maka rumusan masalah
dirancang sebagai kota mandiri dengan (research question) yang dapat diangkat
kelengkapan fungsi, sarana dan prasarana pada penelitian ini adalah :Pengaruh
di dalamnya dan berbagai fasilitas pembangunan Bukit Semarang Baru
perkotaan yang berkualitas. Kawasan terhadap kondisi sosial – ekonomi – fisik
yang semula berupa perkebunan karet lingkungan sekitarnya
dengan seluas 884,3 hektar direncanakan terhadapmasyarakat.
dijadikan sebagai kota satelit. Secara Penelitian ini bertujuan untuk (a)
bertahap sejak tahun 1997 hingga tahun mengidentifikasi rencana pembangunan
2004 baru dibuka dan dikembangkan BSB (b) menganalisis pengaruh

Teknik PWK; Vol. 3; No. 1; 2014; hal. 209-219 | 210


Pengaruh Pembangunan Bukit Semarang Baru Terhadap…. Rivian Sukarsa

pembangunan Bukit Semarang Baru (BSB) membina ekosistem yang dinamis dan
terhadap kodisi lingkungan dan sosial – seimbang (b) membina ekosistem yang
ekonomi masyarakat sekitar BSB (3) beragam.Kota tumbuh sebagai hasil
mengajuka rekomendasi pengelolaan pemusatan manusia pada ruang yang
lingkungan dan sosial serta pengendalian terbatas. Pengembangan kota senantiasa
pemanfaatan ruang ditandai dengan pertambahan penduduk.
Pertambahan penduduk menimbulkan
KAJIAN PUSTAKA permasalahan lingkungan hidup.
Perkembangan kota yang tidak merata di
Menurut Sarwono(1995;67) perubahan Indonesia menimbulkan masalah
lingkungan fisik menumbuhkan respon lingkungan hidup tersendiri.Definisi kota
masyarakat yang bergantung terhadap baru menurut Urban Land Institute (Pei;
lingkungan dan akan menumbuhkan Verma, 1972; sebagaimana dikutip
persepsi masyarakat terhadap lingkungan. Budiharjo; dan Sujarto (1999:142) bahwa
Menurut Hadi (1997: 20) pembangunan suatu proyek pengembangan lahan yang
perumahan pada umumnya membawa mampu menyediakan unsur lengkap
dampak positif karena memicu terjadinya untuk mencakup perumahan,
kenaikan nilai properti (tanah dan rumah) perdagangan dan industri secara
disekitarnya. Namun demikian keseluruhan dan dapat memberikan (a)
pembangunan perumahan baru yang ruang terbuka bagi kegiatan pasif dan
pada umumnya tidak terintegrasi dengan aktif yang permanen serta ruang – ruang
permukiman lokal, misalnya dalam aspek terbuka yang melindungi kawasan tempat
drainase, menyebabkan terjadinya banjir tinggal dari dampak kegiatan industri dan
bagi permukiman lokal. Dari aspek sosial, mempunyai pengendalian estetika (b)
perumahan baru juga tidak membaur kesempatan untuk hidup dan bekerja
dengan komunitas masyarakat lokal, dalam lingkungan tersebut
sehigga menumbuhkan sikap
kecemburuan. Alih fungsi lahan untuk Menurut Sujarto (1993) kota baru adalah
pembangunan perumahan baru juga kota yang direncanakan dan dibangun
memicu terjadinya run off yang memicu pada lahan kosong (belum ada
terjadinya banjir didaerah hilir. konsentrasi penduduk) dengan luas lahan
Pengembangan BSB akan mengubah minimum 1500 ha, terdiri dari
aktivitas komunitas masyarakat lokal yang permukiman dan dilengkapi dengan
ada di dalamanya. Kondisi seperti itu prasarana dan sarana perkotaan yang
menurut Rapoport (1971), yang dikutip berupa jaringan jalan, telepon, listrik,
dari Ritohardoyo (2000;59) menuntut drainase, limbah dan sampah. Sarana
komunitas asli (penduduk lokal) untuk perkotaan untuk melengkapi suatu kota
menyesuaikan diri terhadap perubahan meliputi kelembagaan pemerintahan,
lingkungan, yakni perubahan yang sedang sarana pelayanan social, sarana pelayanan
dan akan terjadi baik perubahan ekonomi, sarana rekreasi dan sarana
lingkungan fisik maupun sosial transportasi.
ekonominya. Pembangunan Kota Baru juga merupakan
bentuk dari pusat pertumbuhan (growth
centre) yang disebut juga sebagai strategi
Menurut Salim (1981) pembangunan dari atas dalam arti
pelaksanaanpembangunan menimbulkan geografis (dari pusat ke pinggiran atau
perubahan yang di buat oleh manusia, centre-down development).Sebagaimana
penting untuk diusahakan agarcara, pola dikemukakan oleh Hadi (2001) teori ini
dan kebijaksanaan pembangunan pertama kali dicetuskan oleh Francois
memenuhi kodrat (a) minimal tidak Perroux (1950), yang memandang pusat
mengganggu keseimbangan (equilibrium) pertumbuhan itu direflesikkan dalam
dari ekosistem dan maksmial turut kegiatan industri, perumahan,

Teknik PWK; Vol. 3; No. 1; 2014; hal. 209-219 | 211


Pengaruh Pembangunan Bukit Semarang Baru Terhadap…. Rivian Sukarsa

perdagangan dan lai-lain yang memiliki berada di sekitar BSB yang masing-masing
jaringan ke hilir dan hulu. Dengan diperkirakan terkena dampak kegiatan
mengeplot pusat pertumbuhan di kawasan industri dan perumahan yang
beberapa daerah, lalu menstimulirnya dibangun BSB.Pengembangan wilayah
dengan aktivitas ekonomi, nilai tambah BWK IX di Mijen dalam RTRW Kota
dari aktivitas itu diharapkan mengalir ke Semarang 2011 – 2031 berbeda dengan
daerah belakang (hinterlands). Logika ini kecamatan lainnya di Kota Semarang.
nampaknya sebagai cara untuk Karakteristik wilayah BWK IX yang
menghilangkan kesenjangan (disparitas) meliputi Kecamatan Mijen memiliki
antar daerah.Menurut Hadi (2004: 24) kemiripan dengan BWK VIII Gunungpati
salah satu konsep tentang studi dampak yang sebagian wilayahnya terdiri dari
sosial bertolak dari pemikiran bahwa pedesaan, perkotaan, lingkungan dan juga
masyarakat itu dipandang sebagai bagian pendidikan. Dalam usaha pengembangan
dari ekosistem. Perubahan dari salah satu tata ruang BWK IX Mijen pengembang
subsistem akan mempengaruhi subsistem harus mewadahi fungsi dari kawaan itu
yang lain. Daerah yang akan terkena tersebut.
dampak (impacted area) dipandang
sebagai ekosistem dengan bermacam –
macam komponen yang saling
berhubungan. Dari sini yang menjadi
pusat perhatian adalah bagaimana
ekosistem itu berfungsi, bagaiman
keterkaitan antar subsistem, dan dampak
apa yang akan terjadi. Di dalam
masyarakat terdapat 3 (tiga) subsistem
yang saling interaktif, yakni sistem fisik
atau lingkungan fisik, sistem ekonomi dan
sistem sosial. Dampak sosial muncul
ketika terdapat adanya proyek, program
atau kebijakan yang di laksanakan di
masyrakat.

Letak Kecamatan Mijen cukup


strategis, karena pada pertemuan jalur
regional yang menghubungkan Kota
Semarang dengan Kecamatan Boja
(Kabupaten Kendal). Selain itu juga
menjadi alternatif jalur transportasi Kota
Semarang bagian selatan yang
Sumber : Bappeda,2013
menghubungkan Mijen – Gunung Pati –
Ungaran, Kabupaten Semarang. Dengan Gambar 1.
demikian Kecamatan Mijen menjadi Kelurahan Jatisari dan Mijen
wilayah yang potensial dalam
pembangunan di wilayah sekitarnya. METODE PENELITIAN
Wilayah Mijen memiliki potensi untuk
permukiman, karena sebagian besar Tipe penelitian yang dipergunakan adalah
memiliki dataran rendah dengan tingkat deskriptif analisis. Daerah penelitian
kemiringan lereng kurang dari 15%. meliputi kelurahan Jatisari dan Mijen yang
masing-masing berdekatan dengan
Wilayah studi dalam penelitian ini perumahan dan Kawasan Industri BSB.
yaitu Kelurahan Mijen dan Kelurahan Jumlah responden dari masing-masing
Jatisari. Kedua kelurahan ini letaknya kelurahan sampel adalah 21 orang. Teknik

Teknik PWK; Vol. 3; No. 1; 2014; hal. 209-219 | 212


Pengaruh Pembangunan Bukit Semarang Baru Terhadap…. Rivian Sukarsa

pengambilan sampel dilakukan dengan DAMPAK LINGKUNGAN FISIK


purposive, yakni penduduk yang
mengalami dan merasakan dampak Dari wawancara yang dilakukan pada 21
keberadaan perumahan dan kawasan responden, 18 orang (85,71%)
industri. Kelurahan Jatisari, khususnya RT menyatakan bahwa kehadiran perumahan
02 RW 06. Wilayah ini berbatasan BSB di Jatisari menimbulkan dampak
langsung dengan perumahan Jatisari yang lingkungan, sedangkan 3 lainya (14,29%)
merupakan bagian dari BSB. Penentuan berpendapat tidak menimbulkan dampak.
sampel responden didasarkan atas Menurut 18 orang responden, wujud
informasi dari Ketua RT tentang warga dampak lingkungan itu berupa udara yang
yang bekerja atau bermatapencaharian semakin panas (12 orang atau 57,14%),
yang terkait dengan BSB. Dari responden macet dan bising dinyatakan oleh 9 orang
yang diwawancarai kemudian bergulir ke atau 42,86% dan sumber air sumur
responden yang lain (snow balling). Ketika semakin berkurang dinyatakan 2 orang
informasi yang diperoleh dirasa sudah atau 9,52%. Jumlah jawaban melebihi
cukup (dengan jawaban yang hampir angka 18, karena responden bisa
sama) maka wawancara dihentikan. Di menjawab lebih dari 1 pilihan jawaban.
kedua daerah sampel masing-masing Tentang udara yang dirasakan semakin
diambil 21 responden, sehingga jumlah panas, hal ini bisa dimaklumi, karena
sampel keseluruhan adalah 42 KK.Teknik lahan yang dipergunakan untuk
pengumpulan data meliputi wawancara perumahan BSB dulunya adalah
dengan menggunakan kuesionair, perkebunan karet. Berkurangnya vegetasi
observasi dan dokumentasi data akan merubah iklim mikro. Sebagaimana
sekunder. Data yang telah terkumpul diketahui, fungsi tanaman adalah sebagai
dianalisis secara kuantitatif dan kualitatif. pelindung dari panas matahari dan
penahan angin, penyerap co2, pengatur
Di kawasan perumahan Jatisari terdapat tata air, pencegah erosi, bentang alam,
klsuter perumahan sebagai keanekaragaman hayati., Perubahan iklim
berikut.(a)Bukit Jatisari Indah seluas 7, 24 mikro tersebut juga diperburuk oleh
ha (b) Bukit Jatisari Asri, seluas 4,53 ha (c) makin banyaknya kendaraan bermotor
Bukit Jatisari Elok, seluas 2,90 ha (d) Bukit baik yang dimiliki penghuni perumahan
Jatisari Permai, seluas 10,47 ha (e) Bukit BSB maupun pengguna jalan yang
Jatisari Elok Asabri, seluas 7,20 ha (f) Bukit melewati kawasan Jatisari. Dengan
Jatisari Lestari, seluas 5,60 ha terbangunya kawasan perumahan BSB,
jalur Mijen-Boja semakin terbuka dan
Daerah sampel yang kedua adalah dukuh menjadi wilayah strategis Kota Semarang.
Sidodadi, Kelurahan Mijen yang BSB memicu pembangunan perumahan
berbatasan langsung dengan Kawasan disekitarnya, sehingga lalu lalang
Industri, BSB dimana dialokasikan untuk kendaraan semakin padat dan
kawasan berikat (EPZ) seluas 24,k 60 ha. menimbulkan bising sebagaimana
dirasakan oleh sebagian besar responden.
HASIL PENELITIAN
Tentang berkurangnya sumber air sumur,
Data yang disajikan berikut meliputi karena alih fungsi lahan dari perkebunan
dampak lingkungan fisik, dampak karet menjadi perumahan menyebabkan
ekonomi dan dampak sosial. Tentang berkurangnya daerah resapan, sehingga
dampak lingkungan fisik, disamping data cadangan air tanah berkurang. Dalam
dari responden juga dilakukan wawancara kaitan ini, pengembang membangun
bebas (tanpa daftar pertanyaan) dengan embung untuk mengurangi air larian (run
tokoh masyarakat. off) dan menambah cadangan air tanah.

Teknik PWK; Vol. 3; No. 1; 2014; hal. 209-219 | 213


Pengaruh Pembangunan Bukit Semarang Baru Terhadap…. Rivian Sukarsa

DAMPAK EKONOMI pencaharian setelah kehadiran BSB, 9


orang (42,86%) menyatakan ada
Dampak ekonomi berkaitan dengan perubahan dan 12 orang (57,14%) yang
kesempatan kerja (mata pencaharian), lain menyatakan tidak ada perubahan.
kesempatan berusaha, dan tingkat Demikian juga tentang penghasilan,
pendapatan. Keberadaan perumahan BSB kehadiran BSB tidak banyak merubah
tentunya membawa serta kesempatan besarnya penghasilan, dimana
kerja yang meliputi staf di pengembang, penghasilan rata-rata sekarang berkisar
perancang, tukang batu, tukang kayu, antara Rp 1.000.001,- sampai Rp
tukang kebun. Demikian juga kehadiran 2.000.000,- per bulan.
penghuni di perumahan membutuhkan
jasa seperti bengkel maupun kebutuhan DAMPAK SOSIAL
pokok seperti sembako (sembilan bahan
pokok). Ketika ditanyakan apakah Aspek-aspek sosial yang diteliti meliputi
responden turut berpartisipasi dalam pandangan masyarakat terhadap BSB,
kegiatan di kawasan BSB secara langsung, alasan tentang setuju atau tidak setuju
15 responden (71,43%) menyatakan turut keberadaan BSB, keterlibatan BSB dalam
menjadi bagian dari kegiatan BSB, sedang kegiatan warga serta keterlibatan
6 responden (20,57%) lainya tidak ikut. penghuni BSB dalam kegiatan warga
Keikutsertaan itu dalam bentuk bervariasi, kampung
mulai sebagai pedagang ( 15 orang atau
Tentang pandangan responden terhadap
71,43%) dan pekerjaan lain seperti tukang
keberadaan BSB, semua responden
kayu, tukang batu dan pekerjaan
(100%) menyatakan setuju. Beberapa
serabutan lain. Tidak ada satupun
alasan dikemukakan terhadap kesetujuan
responden yang ikut bekerja sebagai
adalah 13 orang (61,90%) menyatakan
pengelola BSB. Hal ini nampak bahwa
bahwa kehadiran BSB membuat
kesempatan kerja yang ditimbulkan oleh
lingkungan menjadi ramai dan 8 orang
keberadaan BSB hanyalah untuk
(38,95%) berpendapat bahwa BSB
pekerjaan dengan kualifikasi low skill
membuka lapangan kerja dan lapangan
labour yaitu tukang kayu, tukang batu
usaha. Tidak bisa dipungkiri bahwa
atau tukang kebun, sedangkan untuk
kehadiran BSB membawa serta
middle dan upper skilllabour berasal dari
lingkungan menjadi ramai seiring dengan
luar daerah. Tentang lama waktu
kehadiran pendatang baik sebagai
keikutsertaan pada kegiatan di BSB, 6
penghuni perumahan maupun sebagai
orang (20,57%) menyatakan antara 1
staf, karyawan BSB. Disamping itu,
sampai 3 tahun dan 9 orang (42,86%)
keberadaan BSB membuka akses di
lainya menyatakan lebih dari 4
Kecamatan Mijen dan sekitarnya. Jalan
tahun.Tentang jenis pekerjaan sebelum
menuju Mijen diperlebar dengan kualitas
kehadiran BSB, 2 orang responden
jalan yang bagus. Sejalan dengan
(9,52%) adalah tukang kayu/ tukang batu,
pembangunan perumahan BSB,
3 orang pedagang (14,29%), dan masing-
setidaknya ada 12 pengembang lain yang
masing 8 orang (38,09%) pegawai dan
turut membangun perumahan diwilayah
pekerjaan lain diluar pekerjaan yang
Mijen dan sekitarnya. Dilihat dari
disebutkan diatas.
sejarahnya, Kecamatan Mijen dulunya
Penghasilan responden, sebelum adalah bagian wilayah Kabupaten Kendal.
kehadiran BSB, 8 orang (38,09%) Tahun 1976, menjadi bagian Kota
berpenghasilan antara Rp 1.000.001 – Rp Semarang. Sampai saat ini suasana
2.000.000,- dan 13 orang (61,90%) lainya pedesaan masih cukup kental mewarnai
berpenghasilan antara Rp 2.000.001,- kehidupan masyarakat. Mereka selalu
sampai Rp 3.000.000,- per bulan. Ketika merindukan kesempatan kerja dan
ditanyakan apakah ada perubahan mata kesempatan berusaha setiap adanya

Teknik PWK; Vol. 3; No. 1; 2014; hal. 209-219 | 214


Pengaruh Pembangunan Bukit Semarang Baru Terhadap…. Rivian Sukarsa

kehadiran proyek seperti BSB. Tentang menjadi koridor akses dari daerah
partisipasi BSB dengan lingkungan RW Semarang Kota yang melewati Manyaran
tetangga, semua responden (100%) dan Jatibarang menuju Mijen dan
menyatakan bahwa sejauh ini tidak ada sebaliknya. Akses di Sidodadi menjadi
bantuan kepada lingkungan. Namun jalur alternatif, karena jalur utama dari
demikian, menurut pandangan seluruh dan ke kota Semarang melalui Jrakah dan
responden (100%), warga perumahan Krapyak sering terjadi kemacetan karena
BSB turut aktif dalam kegiatan-kegiatan volume kendaraan yang disertai dengan
masyarakat seperti hadir di peringatan kendaraan besar seperti truck dan bus
Tujuh Belasan yang dinyatakan oleh 5 antar kota. Dampak lain yang menurut
responden (23,80%), ikut kerja bakti (11 responden juga terjadi adalah
responden atau 52,38%) dan hadir di berkurangnya sumber air di sumur
pengajian kampung (5 responden atau penduduk. Sebagaimana terjadi di
23,80%) Jatisari, penduduk menggantungkan
sumber air dari sumur gali. Menurut
penuturan responden dan tokoh
Dukuh Sidodadi terletak tenggara yang masyarakat, dulu ketika perkebunan karet
berbatasan langsung dengan Kawasan masih ada, sumber air sumur masih
industri BSB. Dukuh ini juga berbatasan bagus. Sekarang dirasakan berkurang,
dengan dukuh Sidodadi yang masuk terlebih pada musim kemarau.
kelurahan Jatibarang, Kecamatan
Ngaliyan.Dukuh Sidodadi, Kelurahan DAMPAK EKONOMI
Mijen secara geografis berbatasan
langsung dengan lokasi kawasan industri Tentang pengaruh ekonomi, dari 21
BSB. Saat ini sedang dalam tahapan responden yang diwawancarai, hanya 7
pematangan lahan. Bangunan yang sudah orang (33,33%) yang menyatakan bahwa
ada adalah milik Polres Kota Semarang mata pencaharian mereka berkaitan baik
yang dipergunakan untuk satuan Barata. langsung maupun tidak langsung dengan
Lokasi kawasan industri dulunya adalah BSB. Mata pencaharian 7 orang
hutan karet, dan terdapat jalan ditengah responden tersebut adalah 3 orang
hutan yang menghubungkan Kota sebagai pedagang, 3 orang lagi pekerjaan
Semarang melalui Manyaran-Jatibarang yang berkaitan dengan BSB misalnya
ke arah Mijen. Jalan akses yang dulu pegawai harian lepas, tukang batu dan
ditengah perkebunan sekarang tukang kayu serta 1 orang sebagai tukang
dibelokkan kearah selatan melewati ojek. Bagi tukang ojek, keberadaan BSB
pinggiran dukuh Sidodadi, Kelurahan membuat lingkungan menjadi ramai dan
Mijen. membutuhkan jasa diantaranya adalah
jasa tukang ojek. Lama waktu para
DAMPAK LINGKUNGAN responden menekuni pekerjaan yang
terkait dengan BSB adalah sekitar 1 tahun
Seluruh responden 21 orang atau 100% (dinyatakan oleh 3 orang responden) dan
berpandangan bahwa kehadiran kawasan antara 1-3 tahun yang dialami oleh 4
industri BSB berpengaruh pada orang responden. Kepada 21 responden
lingkungan. Bentuk pengaruhnya ditanyakan jenis pekerjaan mereka
bervariasi dimana 10 responden (47,61%) sebelum kehadiran BSB, 3 orang (14,28%)
menyatakan bahwa alih fungsi lahan dari mengatakan sebagai pedagang, 12 orang
perkebunan karet menjadi kawasan (57,14%)sebagai pegawai dan 6 orang
industri membuat udara lebih panas, 9 (28,57%) bekerja sebagai tenaga buruh
responden (42,85%) berpendapat bahwa lepas. Penghasilan rata-rata responden
lingkungan menjadi makin ramai, kadang- berada di rentang Rp 1.000.001 – Rp
kadang macet dan menimbulkan bising. 2.000.000,- (15 responden atau 71,42%)
Hal ini karena lingkungan dukuh Sidodadi dan 6 responden (28,57%) mengaku

Teknik PWK; Vol. 3; No. 1; 2014; hal. 209-219 | 215


Pengaruh Pembangunan Bukit Semarang Baru Terhadap…. Rivian Sukarsa

mempunyai penghasilan antara Rp nilai properti seperti tanah dan rumah.


2.000.001 – Rp 3.000.000,- Dari 21 Kalau saja kelak kawasan industri ini
responden yang diwawancarai, hanya 4 mampu memelihara lingkungan dengan
orang (19,04%) responden yang baik, maka dampak positif berupa
menyatakan bahwa pekerjaan mereka kenaikan nilai properti ini bisa terus
berubah, sedangkan 17 responden lain dipertahankan. Pengalaman yang terjadi
(80,96%) menyatakan tidak ada ditempat lain seperti di zona dan kawasan
perubahan. Dari 4 responden yang industri sebagaimana hasil penelitian
berubah pekerjaanya, 1 orang Sudanti (2013), kenaikan nilai properti
menyatakan bahwa pendapatan mereka dari kegiatan industri hanya terjadi di
berada pada rentang Rp 1.000 001 sampai awal-awal kegiatan industri. Ketika
Rp 2.000.000,-, 2 orang menyatakan kawasan industri telah berlangsung
bahwa pendapatan mereka berada di beberapa saat, lebib dari 10 tahun,
rentang Rp 2001.000,- sampai Rp kawasan tersebut mengalami kejenuhan
3.000.000,- dan 1 orang lain mengaku karena dampak pencemaran, kerusakan
bahwa pendapatan mereka lebih dari Rp lingkungan, banjir serta kemacetan lalu
3.000.000, lintas. Nilai properti disekitar industri
justru tidak mengalami kenaikan dan
DAMPAK SOSIAL bahkan cenderung turun. Sementara itu 6
responden lain (28,57%) berpandangan
Dilihat dari persepsi masyarakat terhadap
bahwa kehadiran BSB membawa serta
keberadaan BSB, seluruh responden
dampak positif berupa terbukanya
(100%) mengatakan bahwa mereka setuju
kesempatan kerja dan kesempatan
kehadiran BSB dengan alasan yang
berusaha. Tentang kepedulian BSB
bervariasi. 10 orang responden (47,61%)
terhadap lingkungan sekitar, diluar
berpendapat bahwa kehadiran BSB
fasilitas umum seperti jalan dan
membuat lingkungan tempat tinggal
penerangan listrik di jalan-jalan umum,
responden menjadi ramai yang ditandai
seluruh responden berpendapat bahwa
dengan lalu lalang kendaraan bermotor,
sejauh ini belum pernah ada bantuan
sarana jalan yang lebar dengan kondisi
untuk lingkungan permukiman Sidodadi,
yang bagus, penerangan listrik yang
baik untuk pembangunan fasilitas ibadah,
memadai serta banyaknya pendatang
kegiatan sosial seperti olah raga, seni
yang bekerja di BSB. Berkaitan dengan
maupun kegiatan lain.
makin terbukanya akses ke wilayah Mijen
yang dipicu oleh kehadiran BSB membawa KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
serta makin seringnya kerusakan jalan
terjadi. Pembangunan perumahan BSB dengan
sarana prasarana pelengkap seperti
Sementara itu 5 orang respoden (23,81%) kawasan industri, sarana pendidikan dan
berpendapat bahwa kehadiran BSB komersial membawa serta dampak
mendongkrak harga tanah menjadi tinggi. lingkungan, ekonomi dan sosial.
Fenomena ini menarik, karena biasanya
kehadiran pembangunan perumahan a. Dampak lingkungan yang dirasakan
seperti di Jatisari yang memicu oleh masyarakat adalah dalam bentuk
peningkatan harga tanah. Sebagaimana perubahan iklim mikro (menjadi semakin
dikemukakan Hadi (2010) bahwa fasilitas panas), kemacetan, bising dan
perumahan, pendidikan membawa serta berkurangnya volume sumber air dari
peningkatan nilai property (increased of sumur penduduk. Hal ini disebabkan
property value). Dalam konteks kawasan karena lahan yang dipergunakan untuk
industri yang merupakan bagian dari BSB, BSB adalah perkebunan karet. Hilangnya
kehadiranya membuka akses dan hutan karet menyebabkan fungsi
membawa dampak ikutan meningkatnya pelindung dan penahan panas matahari

Teknik PWK; Vol. 3; No. 1; 2014; hal. 209-219 | 216


Pengaruh Pembangunan Bukit Semarang Baru Terhadap…. Rivian Sukarsa

menjadi berkurang. Demikian juga fungsi dalam bentuk usaha pedagang kaki lima
penyerap air menjadi berkuang yang yang berjualan disekitar perumahan BSB.
memicu berkurangnya cadangan air
tanah. c. Kehadiran BSB membawa serta
peningkatan nilai properti yakni tanah dan
b. Dampak ekonomi dalam bentuk rumah disekitar proyek. Meskipun hanya
kesempatan kerja terjadi secara tidak responden di Sidodadi, Kelurahan Mijen
langsung dalam bentuk tenaga kasar yang menyatakan hal ini, tetapi jika
seperti tukang kayu, tukang batu dan ditelusur secara cermat peningkatan nilai
tukang kebun. Perekruten tenaga kerja properti juga terjadi di daerah sekitar
oleh BSB baik untuk perumahan maupun perumahan Jatisati
kawasan industri untuk tenaga middle
skill labour banyak dinikmati oleh tenaga d. Dari aspek dampak sosial, seluruh
kerja dari luar daerah. Tenaga kerja lokal responden menyatakan sikap setuju
tidak memenuhi kualifikasi yang kehadiran dan keberadaan BSB baik di
dipersyaratkan. Fenomena ini terjadi di perumahan Jatisari maupun di kawasan
banyak tempat, dimana justru tenaga industri sekitar Sidodari karena membuat
kerja dari luar daerah yang memperoleh suasana desa menjadi ramai dan berharap
manfaat dari kehadiran sebuah proyek bisa memberikan kesempatan kerja dan
atau kegiatan. Sedangkan dampak ikutan kesempatan berusaha, serta peningkatan
dalam bentuk lapangan usaha tumbuh nilai properti

Sumber : Bappeda,2013

Gambar 4.4
Jaringan Kelurahan Jatisari dan Mijen

Teknik PWK; Vol. 3; No. 1; 2014; hal. 209-219 | 217


Pengaruh Pembangunan Bukit Semarang Baru Terhadap…. Rivian Sukarsa

tanpa dukungan dan penerimaan


masyarakat sekitar. Prinsip profit (mencari
SARAN-SARAN keuntungan), people (kepedulian sosial)
dan planet (peduli lingkungan) harus terus
Kepada Pengelola BSB
dijaga untuk keberlanjutan usaha.
a. Kepedulian BSB untuk mencegah
c. Kehadiran perumahan baru dengan
terjadinya dampak lingkungan sudah
segala fasilitasnya idealnya harus
cukup baik dengan membangun embung
menyatu baik secara fisik (drainase,
untuk menampung air larian (run off) agar
penghijauan) maupun secara sosial
tidak terjadi banjir didaerah sekitar
(keterlibatan penghuni perumahan dalam
maupun didaerah tengah dan hilir.
kegiatan sosial warga Kampung)
Namun demikian, karena dampak
lingkungan yang lain (berkurangnya Kepada Pemerintah Kota
sumber air di sumur gali) masih dirasakan
oleh warga masyarakat maka menjadi Perubahan alih fungsi lahan dari
keharusan bagi BSB untuk melakukan perkebunan karet menjadi perumahan
penghijauan disekitar perumahan dan merupakan kebijakan Pemerintah Kota
areal BSB. Untuk menumbuhkan rasa Semarang yang tertuang dalam Rencana
memiliki,akan lebih baik kalau dalam Tata Ruang Kota Semarang sejak tahun
kegiatan penghijauan melibatkan warga 1995-2005 dan dikuatkan lagi dengan
masyarakat dan dengan memilih jenis Rencana Tata Ruang Kota terbaru tahun
tanaman produktif sehingga warga 2005-2010. Kebijakan ini harus disertai
masyarakat memperoleh manfaat dengan pengawasan dalam hal-hal
ekonomi sekaligus manfaat ekologi sebagai berikut:

b. Penghijauan sebagaimana disebut pada a. pelaksanaan pemantauan


butir a, merupakan bagian dari kepedulian lingkungan sebagaimana
BSB kepada warga masyarakat. Di bidang diamanatkan dalam dokumen
ekonomi dan sosial, kepedulian BSB perlu AMDAL (Analisis Dampak
diwujudkan dalam bentuk pemberian Lingkungan)
bantuan peringatan Tujuh Belasan, b. mematuhi ketentuan building
bantuan pembangunan tempat ibadah coverage ratio(rasio antara lahan
dan kegiatan sosial lainya. Sebuah terbangun dan lahan terbuka).
perusahaan tidak bisa hidup sendirian

DAFTAR PUSTAKA:

Hall, Peter . 1992. Third Edition : Urban & ___________. Kota Berkelanjutan. Bahan
Regional Planning. London Diskusi Sustainable Urbanism.
Program Doktor Teknik Arsitektur
Hadi, Sudharto P. 2001 dan 2005. dan Perkotaan. Semarang, 13
Dimensi Lingkungan Perencanaan Maret 2012.
Pembangunan. Yogyakarta:
Gadjahmada University Press. ___________. 2009. Aspek Sosial AMDAL:
Sejarah, Teori dan Metode.
___________. RefleksiPengelolaan Yogyakarta: Gadjahmada
Sumber Daya Alam dan University Press.
Lingkungan Hidup di Jawa
Tengah. Bahan Curah Pendapat Karyadeka Alam Lestari, P.T. 1998.
dalam rangka Penyusunan RPJMD Analisis Dampak Lingkungan
Jawa Tengah. Semarang, 4 Regional (AMDAL Regional)
Desember 2012. Pembangunan Kota Baru Bukit

Teknik PWK; Vol. 3; No. 1; 2014; hal. 209-219 | 218


Pengaruh Pembangunan Bukit Semarang Baru Terhadap…. Rivian Sukarsa

Semarang di Kotamadya Dati II Soemarwoto, Otto 1999. Analisis


Semarang, Propinsi Jawa Tengah. Mengenai Dampak Lingkungan.
Yogyakarta: Gadjah Mada
___________. 2003. Pemantauan University Press
Pelaksanaan Rencana
Pengelolaan Lingkungan dan Sudanti, 2013. Jejak Ekologi Zona Industri
Rencana Pemantauan Genuk, Kota Semarang. Disertasi
Lingkungan. Pembangunan Kota Program Doktor Ilmu Lingkungan
Baru Bukit Semarang Kecamatan Universitas Diponegoro
Mijen, Kota Semarang. Semarang.

___________. 2005. Pemantauan Sugandhy, A., 1989, Penataan Ruang


Pelaksanaan Rencana Berwawasan Lingkungan Hidup,
Pengelolaan Lingkungan dan Makalah dalam lokakarya Sistem
Rencana Pemantauan Informasi Sumber – daya Lahan
Lingkungan. Semarang : Untuk Perencanaan Tata Ruang,
Pembangunan Kota Baru Bukit Yogyakarta.
Semarang Kecamatan Mijen.
Sukmawati, Dian. 2004. “Identifikasi Pola
Khadiyanto, Parfi. 2005. Tata Ruang Struktur Ruang Kawasan
Berbasis Pada Kesesuaian Lahan. Perkampungan Sekitar Pondok
Semarang: Badan Penerbit Pesantren Daarut Tauhid Bandung.”
Universitas Diponegoro. Tugas Akhir tidak diterbitkan,
Program Studi Perencanaan
Nirwono, J. 2011. MenciptakanKota Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik
Berwajah Humanis. Universitas Diponegoro, Semarang.
http://www.investor.co.id akses Soeratmo, Gunawan 1988. Analisis
11 Januari 2013 Mengenai Dampak Lingkungan.
Yogyakarta : Gajah Mada
Rudiarto, Iwan. 2010. Coruption on Land
University Press.
Use Planning and Land Registration
Cadase Process. Germany: Lambert
Academic Publishing GmbH&Co.KG.
Saarbrucken..
Sarwono,Sarlito W. 1995. Psikologi
Lingkungan. Jakarta: Gramedia
Indonesia.

Teknik PWK; Vol. 3; No. 1; 2014; hal. 209-219 | 219

Anda mungkin juga menyukai