Anda di halaman 1dari 86

PEMBAHASAN DAN

KUNCI JAWABAN

KIMIA
Pembahasan dan Kunci Jawaban
K I M I A
LATIHAN SOAL
Bab 1 Struktur Atom J umlah elektron ion = nomor atom − muatan ion
18 = 16 − muatan ion
1. Model atom Thomson: atom berupa bola pejal muatan ion = 16 − 18 = −2
bermuatan positif yang homogen dan elektron yang Jadi, X merupakan anion bermuatan −2.
bermuatan negatif tersebar di dalamnya, ibarat kismis Jawaban: D
yang tersebar di dalam roti. 9. Isoton ⇒ jumlah neutron sama
Jawaban: A
Terdapat pada pasangan 40 39
20 Ca dan 19 K
2. Menurut model atom mekanika gelombang, proton
Jumlah neutron pada 40
20 Ca = 40 − 20 = 20
berada di dalam inti atom, sedangkan elektron berada
di daerah dengan kebolehjadian terbesar, yang disebut Jumlah neutron pada 39
19 K = 39 − 19 = 20

orbital. Jawaban: E
Jawaban: C 10. Isoelektron ⇒ jumlah elektron sama
3. Pada percobaan Rutherford, ketika partikel-partikel α Jumlah elektron = nomor atom − muatan
diarahkan melalui suatu lempeng logam emas tipis, 4
P2+ ⇒ jumlah elektron = 4 − (+2) = 4 − 2 = 2
sebagian besar partikel-partikel tersebut mengarah 8
Q2+ ⇒ jumlah elektron = 8 − (+2) = 8 − 2 = 6
lurus menembus lempeng emas. Artinya, sebagian Q2− ⇒ jumlah elektron = 8 − (−2) = 8 + 2 = 10
8
besar ruang dalam atom berupa ruang kosong, R2+ ⇒ jumlah elektron = 12 − (+2) = 12 − 2 = 10
12
sementara inti atom hanya menempati sebagian kecil
S2− ⇒ jumlah elektron = 16 − (−2) = 16 + 2 = 18
saja ruang dalam atom. 16

Jawaban: E Jadi, Q2− isoelektron dengan R2+ karena jumlah


4. Nomor atom = jumlah proton = jumlah elektron = 17 elektronnya sama.
Nomor massa = jumlah proton + neutron Jawaban: A
= 17 + 18 = 35 11. Isobar ⇒ nomor massa sama
Jadi, lambang unsur klor dinyatakan dengan 17 35
Cl . Terdapat pada pasangan 15 32 32
R dan 16 S.
Jawaban: E Jawaban: D
27
5. Berdasarkan lambang 238 92 U diketahui bahwa: 12. Konfigurasi elektron 13 M : 2 8 3
• Nomor atom = 92, artinya: Ion M3+ adalah atom M yang kehilangan
jumlah proton = jumlah elektron = 92 3 elektronnya sehingga konfigurasi
• Nomor massa = 238, artinya: elektron pada ion M3+: 2 8, dengan
jumlah proton + neutron = 238 susunan elektron seperti gambar di
92 + neutron = 238 samping.
neutron = 238 − 92 = 146 Jawaban: B
Jadi, atom unsur uranium mempunyai 92 proton, 92 13. Nomor atom Ar = 18 ⇒ jumlah elektron Ar = 18
elektron, dan 146 neutron. Konfigurasi elektron Fe: [Ar] 3d 6 4s2
Jawaban: A 6 + 2 = 8 elektron
6. Jumlah elektron M2+ = nomor atom M − muatan ion 18 elektron

= 12 − (+2) = 12 − 2 = 10 Jumlah elektron Fe = 18 + 8 = 26


Jawaban: A Dalam atom netral,
7. Jumlah elektron X 2− = nomor atom X − muatan ion jumlah elektron = jumlah proton = nomor atom.
18 = nomor atom X − (−2) Jadi, nomor atom Fe = 26
Nomor atom X = 18 − 2 = 16 Jawaban: A
Nomor massa X = nomor atom X + neutron 14. Konfigurasi elektron Q: [Ar] 3d 5 4s1
= 16 + 16 = 32 Jumlah elektron Q = 18 + 5 + 1 = 24
Jawaban: B
Nomor atom Q = 24 ⇒ Notasi unsur: 24Q
8. Dalam atom netral, jumlah proton = jumlah elektron. Jawaban: C
Jika jumlah elektron > proton, maka termasuk ion
15. Lambang unsur 29X ⇒ jumlah elektron = 29.
negatif atau anion.
Pengisian ke-29 elektron dalam subkulit adalah:
1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d 9

2 Kimia untuk SMA/MA


Berdasarkan aturan pengisian elektron, subkulit d 23. Konfigurasi elektron 24Cr: 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s1 3d 5
cenderung penuh (berisi 10 elektron) sehingga Jika dinyatakan dalam diagram orbital:
konfigurasi elektronnya menjadi: ↑↓ ↑↓ ↑↓ ↑↓ ↑↓ ↑↓ ↑↓ ↑↓ ↑↓ ↑
1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s1 3d10 atau 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d10 4s1
1s 2
2s
2
2p
6
3s2
3p
6
4s1
Jawaban: E
16. Nomor atom X = nomor massa − neutron ↑ ↑ ↑ ↑ ↑
= 80 − 45 = 35 3d 5

Konfigurasi elektron 35X: 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p5 Jadi, ada 6 elektron yang tidak berpasangan.
atau disingkat menjadi [Ar] 4s2 3d10 4p5 Jawaban: E
Jawaban: C 24. Nomor atom Mn = 25
17. Konfigurasi elektron X2−: 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 Konfigurasi elektron Mn: 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d5
Jumlah elektron X2− = 2 + 2 + 6 + 2 + 6 =18 Konfigurasi elektron Mn2+: 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s0 3d 5
Jumlah elektron X2− = nomor atom X − muatan
Jika dinyatakan dalam diagram orbital:
18 = nomor atom X − (−2)
↑↓ ↑↓ ↑↓ ↑↓ ↑↓ ↑↓ ↑↓ ↑↓ ↑↓
18 = nomor atom X + 2
1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s0
Nomor atom X = 18 − 2 = 16
Notasi unsur X adalah 16X. ↑ ↑ ↑ ↑ ↑
Jawaban: B 3d 5
24
18. Unsur 12 X memiliki 12 elektron. Jadi, jumlah orbital yang ditempati oleh pasangan
Konfigurasi elektron X = 1s2 2s2 2p6 3s2 elektron pada ion Mn2+ ada 9 orbital.
Ion X2+ adalah atom X yang kehilangan 2 elektron pada Jawaban: B
kulit terluarnya. Konfigurasi elektron ion X2+: 1s2 2s2 2p6. 25. Elektron 3d menunjukkan bahwa elektron tersebut
 Jawaban: A ter­dapat pada:
19. Ion 35Br− adalah atom Br yang menangkap 1 elektron • Kulit ke-3 ⇒ n = 3
sehingga jumlah elektronnya = 35 + 1 = 36 • Subkulit d ⇒ = 2
Konfigurasi elektron dari ion 35Br−: • m yang mungkin antara −2 dan +2
1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p6 • s yang mungkin adalah +½ atau −½
atau disingkat menjadi [Ar] 4s2 3d10 4p6. Jadi, bilangan kuantum yang mungkin untuk elektron
Jawaban: D 3d adalah n = 3, = 2, m = +2, s = +½
20. Nomor atom X = nomor massa − neutron Jawaban: C
= 45 − 24 = 21 26. Syarat untuk bilangan kuantum:
Konfigurasi elektron 21X: 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d1 (1) n ≠ 0
Konfigurasi elektron X2+ : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d1 (2) < n, jadi pilihan E tidak mungkin
Jawaban: C (3) – ≤ m ≤ +
21. Berdasarkan diagram orbital unsur X: [Ne] ↑ (4) s = ±½
Nomor atom Ne = 10 Jawaban: E
Jumlah elektron X = 10 + 1 = 11 27. Konfigurasi elektron 5626 Fe : [Ar] 4s2
3d 6

Nomor atom X = jumlah proton = jumlah elektron = 11 Elektron terakhir: 3d6


Notasi unsur X adalah 11X. • Bilangan kuantum utama (n)
Jawaban: C Elektron terakhir pada kulit ke-3 ⇒ n = 3
22. Unsur 1327
X memiliki 13 elektron. • Bilangan kuantum azimut ( )
Konfigurasi elektron 27
X : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p1 Elektron terakhir pada subkulit d ⇒ = 2
13
• Bilangan kuantum magnetik (m)
10 elektron = [Ne]
Karena = 2, m yang diizinkan = −2, −1, 0, +1, +2
Karena nomor atom Ne = 10, maka penulisan • Bilangan kuantum spin (s)
konfigurasi elektron tersebut dapat disingkat menjadi:
s yang diizinkan = +½ atau −½
[Ne] 3s2 3p1
Jadi, harga keempat bilangan kuantum yang mungkin
Dalam diagram orbital dinyatakan dengan:
untuk elektron terakhir dari atom 56
26 Fe adalah n = 3;
[Ne] ↑↓ ↑ = 2; m = −2; s = −½.
3s2
3p1 Jawaban: D
Jawaban: D

Kimia untuk SMA/MA 3


28. Nomor atom = 40, konfigurasi elektron: [Kr] 5s2 4d 2 5. Unsur Q terletak pada:
Elektron terakhir: 4d 2 • Periode 4 ⇒ jumlah kulit = 4
• Bilangan kuantum utama (n) • Golongan VIIIB ⇒ elektron valensi = 8, 9, 10
Elektron terakhir pada kulit ke-4 ⇒ n = 4 Elektron berakhir di s2 d 6, s2 d 7, atau s2 d 8
• Bilangan kuantum azimut ( ) Konfigurasi elektron Q selengkapnya yang mungkin:
Elektron terakhir pada subkulit d ⇒ = 2 • 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d 6
• Bilangan kuantum magnetik (m) Jumlah elektron: 2 + 2 + 6 + 2 + 6 + 2 + 6 = 26
Karena = 2, m yang diizinkan = −2, −1, 0, +1, +2 Notasi unsur: 26Q
• Bilangan kuantum spin (s) • 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d 7
s yang diizinkan = +½ atau −½ Jumlah elektron: 2 + 2 + 6 + 2 + 6 + 2 + 7 = 27
Jadi, harga keempat bilangan kuantum yang mungkin Notasi unsur: 27Q
untuk elektron terakhir dari atom dengan nomor atom • 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d 8
40 adalah n = 4; = 2; m = −1; s = +½. Jumlah elektron: 2 + 2 + 6 + 2 + 6 + 2 + 8 = 28
Jawaban: E Notasi unsur: 28Q
Jawaban: D
6. Berdasarkan diagram orbital
Bab 2 Sistem Periodik Unsur
Y : [He] ↑↓ ↑↓ ↑ ↑
1. Letak unsur dalam tabel periodik dapat ditentukan 2s2 2p4
berdasarkan konfigurasi elektron dari unsur tersebut.
Konfigurasi elektron Y berakhir di:
Dari konfigurasi elektron unsur A:
s2 p4 ⇒ elektron valensi = 2 + 4 = 6 ⇒ golongan VIA
1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p6 5s2 4d10 5p3
Jumlah kulit = 2 ⇒ periode 2
Elektron valensinya: 5s2 5p3
Jawaban: D
Karena berakhir di subkulit p ⇒ golongan A
7. Cara 1
Jumlah elektron valensi = 2 + 3 = 5 ⇒ golongan VA
Unsur-unsur dalam tabel periodik disusun berdasarkan
Jumlah kulit = 5 ⇒ periode 5 urutan nomor atom.
Jadi, unsur A terletak di golongan VA dan periode 5 1 2

dalam tabel periodik. 3 4 5 6 7


Y 8 9 10

Jawaban: D 11 12 13
L 14 15 16 17 18

19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
2. Dalam sistem periodik, unsur X terletak pada: X Z
37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51
• Periode ke-3 ⇒ jumlah kulit = n = 3 Q

• Golongan VA ⇒ jumlah elektron valensi = 5,


elektron berakhir di subkulit p (tidak mungkin
di subkulit s karena subkulit s hanya berisi 2 Jadi, nomor atom Y = 7, L = 13, X = 20, Z = 31, Q = 51
elektron) Jawaban yang sesuai adalah C.
Jadi, konfigurasi elektron unsur X: 1s2 2s2 2p6 3s2 3p3 Cara 2
Jawaban: B Konfigurasi elektron berdasarkan periode dan
3. Nomor atom unsur X = nomor massa − neutron golongan:
= 35 −18 = 17 IA VIIIA
1
Konfigurasi elektron 17X: 1s2 2s2 2p6 3s2 3p5 IIA IIIA IVA VA VIA VIIA
2 Y
Jumlah kulit = 3 ⇒ periode 3
3 L
Karena berakhir di subkulit p ⇒ golongan A 4 X Z
Jumlah elektron valensi = 2 + 5 = 7 ⇒ golongan VIIA 5 Q
Jawaban: B 6
52
4. Konfigurasi elektron 24 X : 7

1s 2s 2p 3s 3p 4s 3d atau 18[Ar] 4s 3d
2 2 6 2 6 2 4 2 4
Y ⇒ periode 2, golongan VA
Karena konfigurasi elektron di subkulit d cenderung (jumlah kulit = 2, elektron valensi = 5)
penuh atau setengah penuh, maka konfigurasinya Konfigurasi elektron: 1s2 2s2 2p3
menjadi: 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s1 3d 5 atau [Ar] 4s1 3d 5 Nomor atom = 2 + 2 + 3 = 7
Elektron valensi = 1 + 5 = 6 L ⇒ periode 3, golongan IIIA
4s1 3d 5
⇒ Golongan VIB (jumlah kulit = 3, elektron valensi = 3)
Konfigurasi elektron: 1s2 2s2 2p6 3s2 3p1
Jumlah kulit = 4 ⇒ Periode 4
Jawaban: A Nomor atom = 2 + 2 + 6 + 2 + 1 = 13

4 Kimia untuk SMA/MA


X ⇒ periode 4, golongan IIA Keempat unsur tersebut terletak pada periode yang
(jumlah kulit = 4, elektron valensi = 2) sama. Urutan unsur-unsur dalam satu periode dari kiri
Konfigurasi elektron: 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 ke kanan: 11Na, 12Mg, 13Al, 14Si, 17Cl .
Nomor atom = 2 + 2 + 6 + 2 + 6 + 2 = 20 Dalam satu periode, dari kiri ke kanan jari-jari atom
Z ⇒ periode 4, golongan IIIA se­makin kecil. Jadi, jari-jari atom terbesar dimiliki
(jumlah kulit = 4, elektron valensi = 3) oleh 11Na.
Konfigurasi elektron: Jawaban: A
1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p1 11. Konfigurasi elektron:
Nomor atom = 2 + 2 + 6 + 2 + 6 + 2 + 10 + 1 = 31 12
Mg : 2 8 2 ⇒ periode 3, golongan IIA
Q ⇒ periode 5, golongan VA 19
K : 2 8 8 1 ⇒ periode 4, golongan IA
(jumlah kulit = 5, elektron valensi = 5) 20
Ca : 2 8 8 2 ⇒ periode 4, golongan IIA
Konfigurasi elektron: • Unsur Ca segolongan dengan Mg
1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p6 5s2 4d10 5p3 Dalam satu golongan, energi ionisasi berkurang
Nomor atom dari atas ke bawah. Dalam tabel periodik, Ca
dengan nomor atom lebih besar terletak di
= 2 + 2 + 6 + 2 + 6 + 2 + 10 + 6 + 2 + 10 + 3 = 51
bawah Mg sehingga energi ionisasi Ca < Mg.
Jawaban: C • Unsur Ca seperiode dengan K
8. Unsur yang memiliki kemiripan sifat terletak dalam Dalam satu periode, energi ionisasi cenderung
satu golongan yang sama. bertambah dari kiri ke kanan. Dalam tabel
9
P : 2 7 ⇒ elektron valensi = 7 ⇒ gol. VIIA periodik, unsur Ca dengan nomor atom lebih
10
Q : 2 8 ⇒ elektron valensi = 8 ⇒ gol. VIIIA besar terletak di sebelah kanan K sehingga energi
19
R : 2 8 8 1 ⇒ elektron valensi = 1 ⇒ gol. IA ionisasi Ca > K.
20
S : 2 8 8 2 ⇒ elektron valensi = 2 ⇒ gol. IIA Jadi, energi ionisasi Ca berada di antara energi ionisasi K
35
T : 2 8 18 7 ⇒ elektron valensi = 7 ⇒ gol. VIIA dan Mg, yaitu di antara 425 kJ/mol dan 744 kJ/mol. Nilai
P dan 35T terletak dalam satu golongan sehingga yang mungkin berdasarkan pilihan pada soal adalah
9
sifatnya mirip. 548 kJ/mol.
Jawaban: C Jawaban: C
9. Konfigurasi elektron unsur-unsur: 12. Unsur yang memiliki keelektronegatifan paling tinggi
X : 1s2 2s1 ⇒ periode 2, golongan IA adalah golongan halogen. Konfigurasi elektron unsur
3
golongan halogen (VIIA), yaitu memiliki elektron
Z : 1s2 2s2 2p6 3s1 ⇒ periode 3, golongan IA
11
valensi = 7. Konfigurasi elektron yang memenuhi adalah
W : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s1 ⇒ periode 4, golongan IA
19 1s2 2s2 2p6 3s2 3p5.
Ketiga unsur tersebut terletak dalam satu golongan. Jawaban: C
Dalam satu golongan, dari atas ke bawah jumlah kulit 13. Konfigurasi elektron:
bertambah sehingga jari-jari atomnya bertambah. P : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p5 ⇒ periode 3, golongan VIIA
Maka jari-jari atom X < Z < W. Q : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 ⇒ periode 3, golongan VIIIA
Jadi, grafik yang menunjukkan jari-jari atom ketiga Berdasarkan hal tersebut:
unsur tersebut adalah sebagai berikut. • Energi ionisasi Q > energi ionisasi P
• Keelektronegatifan P > Q karena golongan gas
mulia (VIIIA) memiliki keelektronegatifan = 0
→ Jari-jari atom

W
• Jari-jari atom P > Q
Z • Afinitas elektron P < Q
X • Titik didih unsur P > Q
Jawaban: C
14. Energi ionisasi merupakan energi yang diperlukan
Nomor atom
untuk melepaskan satu elektron dari suatu atom
Jawaban: B berwujud gas. Energi ionisasi ketiga unsur X (7.730
10. Konfigurasi elektron: kJ/mol) jauh lebih besar daripada energi ionisasi
11
Na : 2 8 1 ⇒ periode 3, golongan IA keduanya (1.445 kJ/mol). Hal ini menunjukkan bahwa
13
Al : 2 8 3 ⇒ periode 3, golongan IIIA elektron ke-3 jauh lebih sulit dilepaskan daripada dua
Si : 2 8 4 ⇒ periode 3, golongan IVA elektron sebelumnya. Artinya, atom X memiliki dua
14
Cl : 2 8 7 ⇒ periode 3, golongan VIIA elektron valensi. Jadi, unsur X lebih mudah melepas
17
dua elektron membentuk ion X2+.
Mg : 2 8 2 ⇒ periode 3, golongan IIA
12
Jawaban: D

Kimia untuk SMA/MA 5


15. Konfigurasi elektron 24 2. Penggambaran struktur Lewis
12 Mg : 2 8 2
⇒ periode 3, golongan IIA • 7C: 2 5 ⇒ elektron valensi = 5
Konfigurasi elektron 27
13 Al : 2 8 3
1
A: 1 ⇒ elektron valensi = 1
⇒ periode 3, golongan IIIA Struktur Lewis senyawa CA3:
Jadi, Mg dan Al terletak dalam satu periode. Al berada C
di sebelah kanan Mg dalam tabel periodik. A A
Dalam satu periode, dari kiri ke kanan: A
(sesuai kaidah oktet dan duplet)
• Jari-jari atom berkurang, sehingga jari-jari atom • 6
B: 2 4 ⇒ elektron valensi = 4
Mg > Al. 17
F: 2 8 7 ⇒ elektron valensi = 7
• Keelektronegatifan bertambah, sehingga Struktur Lewis senyawa BF4:
keelektronegatifan Mg < Al.
F
• Sifat basa berkurang, sehingga sifat basa Mg > Al
• Energi pengionan cenderung bertambah, F B F
sehingga energi pengionan Mg < Al.
F
Jawaban: E (sesuai kaidah oktet)
• 6
B: 2 4 ⇒ elektron valensi = 4
Bab 3 Ikatan Kimia 8
D: 2 6 ⇒ elektron valensi = 6
Struktur Lewis senyawa BD2:
1. Kaidah oktet: atom stabil dengan 8 elektron valensi
D B
D (sesuai kaidah oktet)
Kaidah duplet: atom stabil dengan 2 elektron valensi
(1) Pada senyawa HBr: • 15
E: 2 8 5 ⇒ elektron valensi = 5
H Br 17
F: 2 8 7 ⇒ elektron valensi = 7
Struktur Lewis senyawa EF3:
Jumlah elektron valensi pada:
- atom H = 2 (sesuai kaidah duplet) F E F
- atom Br = 8 (sesuai kaidah oktet) F
(2) Pada senyawa BeCl2: (sesuai kaidah oktet)
• E: 2 8 5 ⇒ elektron valensi = 5
Cl Be Cl 15
17
F: 2 8 7 ⇒ elektron valensi =7
Jumlah elektron valensi pada: Struktur Lewis senyawa EF5:
- atom Be = 4 (tidak sesuai kaidah duplet)
F
- atom Cl = 8 (sesuai kaidah oktet)
F F
(3) Pada senyawa CO2:
E
O C O F F

Jumlah elektron valensi pada: (menyimpang dari kaidah oktet karena jumlah
- atom C = 8 (sesuai kaidah oktet) elektron valensi pada atom pusat E ada 10, bukan
- atom Br = 8 (sesuai kaidah oktet) 8)
(4) Pada senyawa PF5: Jadi, senyawa yang menyimpang dari kaidah oktet
F adalah EF5.
F F Jawaban: E
P 3. 16S: 2 8 6 ⇒ elektron valensi = 6
F F
8
O: 2 6 ⇒ elektron valensi = 6
Jumlah elektron valensi pada: Struktur Lewis untuk ion sulfit, SO32−:
- atom P = 10 (tidak sesuai kaidah oktet) 2−
O
- atom F = 8 (sesuai kaidah oktet)
(5) Pada senyawa NH3: O S O

N
H H 1
Muatan formal = ∑EV − ∑EI − ∑ENI
H 2
Jumlah elektron valensi pada: Untuk struktur Lewis di atas,
- atom N = 8 (sesuai kaidah oktet) 1
Muatan formal S = 6 − (8) − 2 = 0
- atom H = 2 (sesuai kaidah duplet) 2
1
Jadi, penggambaran struktur Lewis yang menyimpang Muatan formal Orangkap = 6 − (4) − 4 = 0
2
dari kaidah oktet atau duplet terdapat pada nomor (2) 1
dan (4). Muatan formal Otunggal = 6 − (2) − 6 = −1
2
Jawaban: C Jawaban: E

6 Kimia untuk SMA/MA


4. Struktur Lewis: Konfigurasi elektron dari ion yang terbentuk: 2 8
(1) 14Si : 2 8 4 ⇒ elektron valensi = 4 Pada kulit pertama terdapat 2 elektron dan pada kulit
17
Cl : 2 8 7 ⇒ elektron valensi = 7 kedua terdapat 8 elektron.
membentuk SiCl4 melalui ikatan: Cl Gambar yang sesuai adalah
(atom pusat Si dikelilingi Si Jawaban: B
8 elektron, memenuhi Cl Cl 7. Konfigurasi elektron
kaidah oktet) Cl 10
A : 2 8 ⇒ sudah stabil
B : 2 8 1 ⇒ cenderung melepas 1e−
(2) 6C : 2 4 ⇒ elektron valensi = 4 11

12
C : 2 8 2 ⇒ cenderung melepas 2e−
O: 2 6 ⇒ elektron valensi = 6
8
15
D : 2 8 5 ⇒ cenderung menangkap 3e−
membentuk CO2 melalui ikatan rangkap dua:
17
E : 2 8 7 ⇒ cenderung menangkap 1e−
O C O Ikatan kovalen terbentuk dari dua unsur yang sama-
(atom pusat C dikelilingi 8 elektron, memenuhi sama cenderung menangkap elektron. Jadi, pasangan
kaidah oktet) unsur yang dapat membentuk ikatan kovalen adalah D
dan E.
(3) 6C : 2 4 ⇒ elektron valensi = 4
Jawaban: E
H: 1 ⇒ elektron valensi 3= 1
1 8. Konfigurasi elektron:
membentuk C2H2 melalui ikatan rangkap tiga: X : 2 8 2 ⇒ elektron valensi X = 2
12
H C C H Y : 2 8 7 ⇒ elektron valensi Y = 7
17
(atom pusat C dikelilingi 8 elektron, memenuhi X ⇒ melepas 2e− (×1)
kaidah oktet) Y ⇒ menangkap 1e− (×2)
(4) 1H: 1 ⇒ elektron valensi = 1 Jadi, senyawa yang terbentuk adalah XY2.
16
S: 2 8 6 ⇒ elektron valensi = 6 Karena terbentuk dari atom yang melepas elektron dan
membentuk H2S melalui ikatan: menangkap elektron, ikatan yang terjadi adalah ikatan
S ion.
H H Jawaban: D
(atom pusat S dikelilingi 8 elektron, memenuhi 9. Konfigurasi elektron 13 27
X : 2 8 3 ⇒ cenderung
kaidah oktet) melepas 3 elektron sehingga membentuk ion X3+
(5) 5B : 2 3 ⇒ elektron valensi = 3 Untuk membentuk senyawa ion X2Y3, maka ion X3+
17
Cl: 2 8 7 ⇒ elektron valensi = 7 harus berikatan dengan ion Y2−.
membentuk BCl3 melalui ikatan: Ion Y2− terbentuk dari unsur Y yang cenderung
B menangkap 2 elektron. Di antara pilihan jawaban, yang
Cl Cl
cenderung menangkap 2 elektron adalah 16Y: 2 8 6
Cl
Jawaban: D
(atom pusat B dikelilingi 6 elektron, menyimpang
10. Senyawa kovalen terbentuk dari atom yang keduanya
dari kaidah oktet)
menerima/menangkap elektron.
Jawaban: E
Cl: 2 8 7 ⇒ menangkap 1 elektron
5. Senyawa yang tidak memenuhi aturan oktet: PCl5 17
Agar terbentuk senyawa XCl4 yang berikatan kovalen
P : 2 8 5 ⇒ elektron valensi = 5
15
maka X ⇒ menangkap 4 elektron
Cl : 2 8 7 ⇒ elektron valensi = 7
17
sehingga elektron valensinya = 8 – 4 = 4
Ikatan yang terjadi pada PCl5:
Di antara pilihan jawaban yang elektron valensi­nya 4
Cl adalah 6X: 2 4.
Atom pusat P dikelilingi Cl
10 elektron, sehingga P Jawaban: C
Cl
tidak memenuhi kaidah oktet. Cl 11. Pada ikatan kovalen koordinasi, pasangan elektron
Cl ikatan yang digunakan bersama hanya berasal dari
Jawaban: E satu atom. Pada struktur Lewis NH4Cl berikut:
6. Konfigurasi elektron unsur 12
24
Q:2 8 2
H Ikatan kovalen koordinasi
×
× × karena pasangan elektron
Karena elektron terluar (elektron valensi) Q = 2, maka H N H Cl
× ikatan hanya berasal dari satu
cenderung melepas elektron. H 4 atom nitrogen (N)
Untuk mencapai kestabilan oktet, atom Q melepas 2
elektron sehingga elektron terluarnya men­jadi: 8. Jawaban: D

Kimia untuk SMA/MA 7


12. Kepolaran ikatan senyawa kovalen ditentukan oleh • Zat R: Titik leleh tinggi, larut dalam air (pelarut
selisih keelektronegatifan (∆EN) antara dua atom polar), padatannya tidak menghantarkan listrik,
tetapi lelehan dan larutannya menghantarkan
pembentuk senyawa tersebut. Makin kecil selisih
listrik ⇒ senyawa ionik.
keelektronegatifannya, makin lemah kepolaran ikatan
Jawaban: D
senyawa tersebut.
15. Senyawa M mudah larut dalam air, dapat meng­
Cara 1
hantarkan listrik dalam fasa cair, serta titik didih dan
Senyawa Selisih Keelektronegatifan titik lelehnya tinggi. Ciri-ciri tersebut dimiliki oleh
PR ∆EN = 2,66 − 2,10 = 0,56 senyawa ion, jadi jenis ikatan dalam senyawa M adalah
ikatan ion.
ST ∆EN = 3,98 − 2,20 = 1,78
Jawaban: E
RS ∆EN = 2,66 − 2,20 = 0,46
16. Zat A ⇒ senyawa ionik karena titik leleh dan titik
PQ ∆EN = 3,16 − 2,10 = 1,06 didih tinggi, larut dalam air, dan larutannya bersifat
PS ∆EN = 2,20 − 2,10 = 0,10 konduktor (menghantarkan listrik)
Jadi, senyawa yang kepolarannya paling lemah adalah Zat B ⇒ senyawa kovalen nonpolar karena titik leleh dan
PS karena selisih keelektronegatifannya paling kecil. titik didih rendah, tidak larut dalam air, dan larutannya
bersifat isolator (tidak menghantarkan listrik)
Cara 2
Tanpa menghitung selisih keelektronegatifan setiap Jawaban: A
senyawa, kita bisa menentukan senyawa yang 17. Kristal logam natrium memiliki struktur
paling lemah kepolarannya. Senyawa yang sifat kubus berpusat badan, dimana satu
atom di pusat kubus dikelilingi oleh
polarnya paling lemah terbentuk dari dua atom
delapan atom. Struktur kristal natrium
yang keleektronegatifannya terkecil (P dan S), yaitu tersebut ditunjukkan oleh gambar di
senyawa PS. samping.
Jawaban: E  Jawaban: C
13. Konfigurasi elektron: 18. Sifat-sifat intan:
X = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 • Bukan merupakan konduktor yang baik
Y = 1s2 2s2 2p5
• Memiliki titik leleh yang tinggi (2)
(1) X terdapat pada golongan alkali tanah ⇒ benar
• Sangat keras (3)
Karena konfigurasi elektron berakhir di 4s2,
• Permukaannya tidak mengilap
elektron valensi = 2, jadi terletak di golongan IIA
• Membentuk struktur tetrahedral (5)
(alkali tanah)
Jawaban: D
(2) Ikatan antara X dan Y adalah ionik ⇒ benar
19. Kristal NaCl berstruktur kubus sederhana
Elektron valensi X = 2, cenderung melepas 2e−
(SC = simple cubic), dimana satu atom
Elektron valensi Y = 2 + 5 = 7, cenderung menangkap dikelilingi oleh 6 atom lainnya, sehingga
1e− bilangan koordinasinya = 6.
Ikatan antara atom yang melepas dan menangkap Jawaban: B
elektron adalah ikatan ionik. 20. Cara 1
(3) Y terdapat pada golongan nitrogen ⇒ salah Berdasarkan teori domain elektron (VSEPR)
Konfigurasi elektron berakhir di 2s2 2p5,
• Konfigurasi elektron A: 1s2 2s2 2p4
elektron valensi = 2 + 5 = 7, jadi terletak di
golongan VIIA (halogen) Elektron valensi = 2 + 4 = 6
(4) Senyawanya mempunyai rumus X2Y5 ⇒ salah Rumus Lewis: A
X ⇒ melepas 2e− (×1) • Konfigurasi elektron A: 1s2 2s2 2p5
Y ⇒ menangkap 1e− (×2) Elektron valensi = 2 + 5 = 7
Jadi, rumus senyawa yang terbentuk adalah XY2 Rumus Lewis: B
Jawaban: C Struktur Lewis senyawa AB2:
14. Jenis senyawa P, Q, dan R berdasarkan sifatnya:
• Zat P: Titik leleh rendah, larut dalam air A A
(pelarut polar), padatan dan lelehannya tidak B B B B
meng­hantarkan listrik, tetapi larutannya PEI (pasangan elektron ikatan) = 2
menghantarkan listrik ⇒ senyawa kovalen polar.
PENI (pasangan elektron nonikatan) = 2
• Zat Q: Titik leleh rendah, tidak larut dalam air
(pelarut polar), padatan, lelehan, dan larutannya Rumus umum: AX2E2
tidak menghantarkan listrik ⇒ senyawa kovalen Bentuk molekul: Huruf V
nonpolar.

8 Kimia untuk SMA/MA


Cara 2 23. • Konfigurasi elektron
Berdasarkan teori hibridisasi 54
Xe : 2 8 18 18 8 ⇒ elektron valensi = 8
A: 1s2 2s2 2p4 ⇒ ↑↓ ↑↓ ↑ ↑ Rumus Lewis: Xe
B: 1s2 2s2 2p5
2s 2p
• Konfigurasi elektron
F : 2 7 ⇒ elektron valensi = 7
9
Proses hibridisasi membentuk 2 pasangan elektron
Rumus Lewis: F
nonikatan (2 PENI) dan 2 orbital hibrida sp3.
↑↓ ↑↓ ↑ ↑ Rumus struktur senyawa XeF4:
F F
F F
2s 2p Xe Xe

2 PENI 2 orbital hibrida sp3 F F F F
Selanjutnya, 2 orbital hibrida sp3 mengalami tumpang PEI = 4, PENI = 2
tindih dengan 1 orbital p dari atom B membentuk Rumus umum: AX4E2
molekul AB2. Bentuk molekul: segiempat datar/segiempat planar
Sifat: nonpolar (bentuk molekul simetris)
B B
Jawaban: D
↑↓ ↑↓ ↑ ↑ ↑↓ ↑↓ ↑↓ ↑↓ 24. Bentuk molekul tetrahedral memiliki rumus umum
AX4 dimana jumlah PEI = 4 dan PENI = 0.
2s 2p 2s 2p Ikatan antara 6X dan 1Y
2 PENI Hibridisasi sp dengan 2 PENI
3
X : 2 4 ⇒ elektron valensi = 4
6
Molekul yang terbentuk: AB2 Y : 1 ⇒ elektron valensi = 1
1
Bentuk molekul: Huruf V
Y
Jawaban: B
21. Ikatan antara 7N dan 1H X PEI = 4, PENI = 0 ⇒ tetrahedral
N : 2 5 ⇒ elektron valensi = 5 Y Y
7
Y
1
H : 1 ⇒ elektron valensi = 1 Jawaban: C
N N 25. (1) Ikatan antara 4P dan 17Q
H H H H 4
P : 2 2 ⇒ elektron valensi = 2
H H Q : 2 8 7 ⇒ elektron valensi = 7
17
PEI = 3 PENI = 1
Q P Q PEI = 2, PENI = 0
Rumus umum: AX3E
Bentuk molekul: segitiga piramida Bentuk molekul: linear, sifat: nonpolar
Jawaban: B (2) Ikatan antara 5P dan 9Q
22. • Konfigurasi elektron P : 2 3 ⇒ elektron valensi = 3
5

1
A : 1 ⇒ elektron valensi = 1 Q : 2 7 ⇒ elektron valensi = 7
9
Rumus Lewis: A
Q
• Konfigurasi elektron
8
B : 2 6 ⇒ elektron valensi = 6 P
Q Q
Rumus Lewis: B PEI = 3, PENI = 0
Bentuk molekul: segitiga datar, sifat: nonpolar
Pembentukan ikatan antara A dan B:
(3) Ikatan antara 6P dan 17Q
B B P : 2 4 ⇒ elektron valensi = 4
6
A A A A 17
Q : 2 8 7 ⇒ elektron valensi = 7
PEI = 2, PENI = 2 ⇒ rumus umum: AX2E2 Q
Bentuk molekul: bentuk V ⇒ sifat: polar
P
Jawaban: C Q Q
Q
PEI = 4, PENI = 0
Bentuk molekul: tetrahedral, sifat: nonpolar

Kimia untuk SMA/MA 9


(4) Ikatan antara 15P dan 17Q 29. Senyawa yang memiliki ikatan hidrogen memiliki titik
15
P : 2 8 5 ⇒ elektron valensi = 5 didih yang tinggi.
Q : 2 8 7 ⇒ elektron valensi = 7 • Titik didih NH3 > titik didih PH3 karena senyawa
17
NH3 memiliki ikatan hidrogen.
Q • Titik didih H2O > titik didih H2S karena senyawa
Q
H2O memiliki ikatan hidrogen.
Q P
Q Jawaban: D
Q 30. Gaya antarmolekul pada:
PEI = 5, PENI = 0 • HF ⇒ mengandung atom H dan atom O yang
Bentuk molekul: segitiga bipiramida, sifat: sangat elektronegatif ⇒ ikatan hidrogen
nonpolar • HCl ⇒ senyawa polar ⇒ interaksi antarmolekul
(5) Ikatan antara 17P dan 9Q polar ⇒ gaya antardipol
P : 2 8 7 ⇒ elektron valensi = 7 • H2 ⇒ senyawa nonpolar ⇒ interaksi antarmolekul
17
nonpolar ⇒ gaya London
Q : 2 7 ⇒ elektron valensi = 7
9
• HI ⇒ senyawa polar ⇒ interaksi antarmolekul
Q polar ⇒ gaya antardipol
• Cl2 ⇒ senyawa nonpolar ⇒ interaksi antarmolekul
Q P nonpolar ⇒ gaya London
Kekuatan gaya antarmolekul:
Q PEI = 3, PENI = 2
ikatan hidrogen > gaya antardipol > gaya London
Bentuk molekul: bentuk T, sifat: polar Jadi, gaya antarmolekul paling kuat terdapat pada
Jadi, pasangan yang membentuk senyawa yang HF.
bersifat polar adalah 17P dan 9Q. Jawaban: A
Jawaban: E
26. Pada molekul H2O, ikatan hidrogen terbentuk antara Bab 4 Stoikiometri
atom O yang terikat pada H dengan atom H yang
terikat pada atom O pada molekul yang berlainan. 1. Massa zat sebelum reaksi:
Berdasarkan gambar struktur ikatan berikut: m Mg + m O2 = 10 gram + 6 gram = 16 gram
Massa zat sesudah reaksi:
5
O
H m MgO + m Mg sisa = 15 gram + 1 gram = 16 gram
H H 3 H Hal ini memenuhi Hukum Kekekalan Massa (Hukum
O H O Lavoisier): Massa zat sebelum reaksi sama dengan
2 H
1 4 massa zat sesudah reaksi.
Jawaban: B
Ikatan hidrogen ditunjukkan oleh nomor (4).
Jawaban: D 2. Perhatikan data ke-3 dimana pereaksi (Fe dan O2)
habis bereaksi membentuk senyawa FeO:
27. Ikatan hidrogen dimiliki oleh senyawa yang
mengandung atom H dan atom yang sangat massa Fe + massa O2 = 21 + 6 gram = 27 gram
elektronegatif seperti F, O, dan N. Pasangan senyawa = massa FeO
yang keduanya memiliki ikatan hidrogen adalah HF Perbandingan massa Fe : massa O2 = 21 : 6 = 7 : 2
dan NH3. Berdasarkan perbandingan tersebut dan sesuai dengan
Jawaban: D hukum kekekalan massa, maka:
28. Pada senyawa hidrida golongan IVA (ditunjukkan oleh
Massa (gram)
kurva paling bawah), titik didih meningkat seiring
bertambahnya massa molekul relatif (Mr). Fe O2 FeO Sisa Fe Sisa O2
Senyawa hidrida yang mengandung ikatan hidrogen 10 2 9 3 -
ditandai dengan titik didihnya yang lebih tinggi 14 5 18 - 1
dibandingkan dengan senyawa hidrida lain dalam 21 6 27 - -
satu golongannya. Pada kurva, senyawa hidrida yang 35 20 45 - 10
mengandung ikatan hidrogen ditunjukkan oleh nomor • Data ke-1 ⇒ massa Fe : massa O2 yang bereaksi
1 dan 2. = (10 − 3) : 2 = 7 : 2
• Senyawa hidrida nomor 1 (golongan VIA): H2O. • Data ke-2 ⇒ massa Fe : massa O2 yang bereaksi
• Senyawa hidrida nomor 2 (golongan VA): NH3. = 14 : (5 − 1) = 14 : 4 = 7 : 2
Jawaban: A • Data ke-4 ⇒ massa Fe : massa O2 yang bereaksi
= 35 : (20 − 10) = 35 : 10 = 7 : 2

10 Kimia untuk SMA/MA


Jadi, perbandingan massa Fe : O dalam senyawa FeO = 8. Jumlah partikel ion dalam CaCO 3
perbandingan massa Fe : O2 yang bereaksi = 7 : 2. massa CaCO3
Jawaban: C = 2´ ´6 , 02´1023
massa molar CaCO3
3. Perbandingan massa senyawa oksida nitrogen: = 2´ 25 ´6 , 02´1023 = 3, 01´1023 partikel ion
Perbandingan Massa
100
Senyawa
N:O Jawaban: C
NO 14 : 16 9. Massa X = mol X´massa molar X
22
N2O 28 : 16 2 = 3, 01´10 23 ´massa molar X
6 , 02´10
Perbandingan massa N pada 23
NO : N2O = 1 : 2 Massa O sama Massa molar X = 6 , 02´10 22´2 = 40 g/mol
3, 01´10
Hal ini sesuai hukum perbandingan berganda (hukum Jadi, Ar X = 40
Dalton: Jika massa salah satu unsur penyusun senyawa Jawaban: D
dibuat tetap (dalam hal ini O), maka perbandingan 10. Kadar nitrogen (N) dalam senyawa:
unsur lainnya (N) akan berbanding sebagai bilangan • (NH4)2SO4
bulat dan sederhana. 2 Ar N
%N = ´100%
Jawaban: C Mr (NH4 )2SO 4
4. Persamaan kimia (setara): = 2(14 ) ´100% = 28 ´100% = 21, 12%
CH4(g) + 2O2(g) → CO2(g) + 2H2O(g) 132 132
Menurut hukum Gay Lussac, perbandingan volume • CO(NH2)2
gas-gas = perbandingan koefisien reaksi. 2 Ar N
%N = ´100%
Jadi, V CH4 : V O2 : V CO2 : V H2O = 1 : 2 : 1 : 2 Mr CO(NH2 )2
Berdasarkan pilihan pada soal, yang memenuhi = 2(14 ) ´100% = 28 ´100% = 46 , 67%
perbandingan tersebut adalah: 60 60

Volume Gas (mL • NH4NO3


2 Ar N
CH4 O2 CO2 H2O %N = ´100%
Mr NH4NO3
= 2(14 ) ´100% = 28 ´100% = 35%
D 3 6 3 6
80 80
Perbandingan volumenya:
V CH4 : V O2 : V CO2 : V H2O = 3 : 6 : 3 : 6 • NaNO3
=1:2:1:2 Ar N
%N = ´100%
 Jawaban: D Mr NaNO3
5. Berdasarkan hukum Avogadro: = 14 ´100% = 16 , 47%
85
VN2 VCO
= 2 • (NH4)3PO4
nN2 nCO2
3 Ar N
7, 5 = VCO2 %N = ´100%
Mr (NH4 )3PO 4
1, 5´1023 3, 6´1023
6´10 23
6´1023 = 3(14 ) ´100% = 42 ´100% = 28 , 19%
149 149
V
7, 5 = O2 Û V = 7, 5´ 4 ´0 , 6 = 18 liter
C

1 0, 6 CO2 Jadi, kadar nitrogen terbesar terdapat pada bahan


4 pupuk dengan rumus CO(NH2)2.
Jawaban: B Jawaban: B
6. Ar X = 1 massa 1 atom X 10 mg
´massa 1 atom C-12 11. % massa emas = ´100% = 5%
12 200 mg
-27 -27
= 1 8 , 5´10 -26 = 12´8 , 5´10 -26 % massa perak =
25 mg
´100% = 12, 5%
12
´ 2 , 04 ´10 2 , 04 ´10 200 mg
Jawaban: D
Jawaban: D
2´ Ar Fe
massa FeS2 12. Massa besi = ´ massa Fe2 (SO 4 )3
7. mol FeS2 = Mr Fe2 (SO 4 )3
massa molar FeS2 2´56
24 g = ´ 4 gram
= = 24 mol = 0 , 20 mol 2(56 ) + 3 (32 + 4(16 ))
(56 + 2(32)) g/mol 120
Jawaban: D = 112 ´ 4 gram = 1, 12 gram
400
Jawaban: B

Kimia untuk SMA/MA 11


K 18. MgSO4 · xH2O(s) → MgSO4(s) + xH2O(g)
13. Massa K = N + P + K ´massa NPK


= 15 ´760 kg = 15 ´760 kg = 300 kg Massa H2O = (24,6 − 12) gram = 12,6 gram
18 + 5 + 15 38
Jumlah hidrat:
Jawaban: E mol H2O
x=
14. Penentuan rumus senyawa hidrokarbon: mol MgSO 4
%C = 90% %H = 100% − 90% = 10% 12, 6 12, 6
= 18 = 18 = 0 , 7 = 7
mol C : mol H = %C : %H 12 12 1
0 ,1
Ar C Ar H (24 + 32 + 4(16 )) 120
= 90 : 10 = 7,, 5 : 10 = 3 : 4
12 1 Jadi, rumus kristal garam tersebut MgSO4 ∙ 7H2O.
Jawaban: E
Jadi, rumus senyawa hidrokarbon tersebut C3H4.
Jawaban: C 19. Zn(NO3)2 ∙ xH2O(s) → Zn(NO3)2(s) + xH2O(g)


15. Penentuan rumus empiris:
Massa berkurang 36,54%, artinya:
%X = 80% %Y = 100% − 80% = 20% massa Zn(NO3)2 ∙ xH2O = 100 gram
mol X : mol Y = % X : %Y massa H2O = 36,54 gram
Ar X Ar Y massa Zn(NO3)2 = (100 − 36,54) gram = 63,46 gram
= 80 : 20 = 40 : 20 = 2 : 1
32 16 16 16 Jumlah hidrat:
mol H2O
Jadi, rumus empirisnya X2Y. x=
mol Zn(NO3 )2
Penentuan rumus molekul: 36 , 54 36
Mr (X2Y)n = 80 = 18 » 18 = 2 = 6
(2(32) + 16)n = 80 ⇒ 80n = 80 ⇒ n = 1 63, 46 63 1
65 + 2(14 + 3(16 )) 189 3
Jadi, rumus molekulnya (X2Y)1 = X2Y
Jawaban: D Jadi, rumus senyawa kristal tersebut Zn(NO3)2∙ 6H2O.
Jawaban: E
16. Massa molar senyawa = massa = 300 20. Persamaan kimia setara:
mol 1024
6´1023 SiO2(s) + 2C(s) → Si(s) + 2CO(g)
= 300´6 = 180 g/mol 30 ton = 30 × 106 gram
10
Jadi, Mr senyawa = 180 Mol Si = koefisien Si ´mol SiO2
koefisien SiO2
Penentuan rumus molekul: = ´ 30´10 mol
1 6

Mr (CH2O)n = 180 1 28 + 2(16 )


6
(12 + 2(1) + 16)n = 180 ⇒ 30n = 180 ⇒ n = 6 = 30´10 = 0 , 5´10 6 mol
60
Jadi, rumus molekulnya (CH2O)6 = C6H12O6
Jawaban: D Massa Si = mol Si´massa molar Si
17. Penentuan rumus empiris: = 0 , 5´10 6 mol´28 g/mol
%C = 60% %H = 5% = 14 ´10 6 gram =14 ton
%N = 100% − 60% − 5% = 35% Jawaban: E
mol C : mol H : mol N = %C : %H : %N 21. Reaksi: 3Ca(s) + N2(g) → Ca3N2(s)
Ar C Ar H Ar N
27 gram 5,6 gram
= 60 : 5 : 35 = 5 : 5 : 2, 5 = 2 : 2 : 1
12 1 14 mol Ca = 27 = 0 , 675 mol
40
Jadi, rumus empirisnya C2H2N.
Hasil bagi mol terhadap koefisien = 0 , 675 = 0 , 225
massa piridimin 1 3
Mr piridimin = = = 80
mol piridimin 7, 5 × 1021
mol N2 = 5, 6 = 5, 6 = 0 , 2 mol
6 × 1023 2(14 ) 28
Penentuan rumus molekul: Hasil bagi mol terhadap koefisien = 0 , 2 = 0 , 2
Mr (C2H2N)n = 80 1
(24 + 2 + 14)n = 80 ⇒ 40n = 80 ⇒ n = 2 Hasil bagi terkecil adalah N2, jadi N2 menjadi pereaksi
Jadi, rumus molekulnya adalah (C2H2N)2 atau C4H4N2. pembatas dan menjadi patokan perhitungan.
Jawaban: B

12 Kimia untuk SMA/MA


koefisien Ca3N2 V CO2 (STP) = mol CO2 × 22,4 L
mol Ca3N2 = ´mol N2 = 0,3 mol × 22,4 L/mol = 6,72 L
koefisien N2
= 1´0 , 2 mol = 0,2 mol Jawaban: B
1
25. CaCO3(s) + 2HCl(aq) → CaCl2(aq) + H2O(l) + CO2(g)
Massa Ca3N2 = mol Ca3N2 × massa molar Ca3N2
mol CO2 = mol CaCO3 = 25 = 0 , 25 mol
= 0,2 mol × {3(40) + 2(14)} g/mol 100
= 0,2 × 148 = 29,6 g
Berdasarkan hukum Avogadro:
Jawaban: B
22. Reaksi: Fe2O3 + 3CO → 2Fe + 3CO2 VCO2 V
= NO
433,2 g nCO2 nNO
VCO2
mol Fe2O3 = 433, 2 = 433, 2 = 2, 7 mol = 1 liter Û VCO2 = 0 , 25´30 = 7, 5 liter
2(56 ) + 3(16 ) 160 0 , 25 mol 1 mol
30
mol Fe = 2 ´mol Fe2O3 = 2´2, 7 mol = 5, 4 mol Jawaban: C
1
26. Berdasarkan hukum Gay Lussac, pada suhu (T) dan
Massa Fe (teoretis) = mol Fe × massa molar Fe tekanan (P) yang sama, volume gas-gas sebanding
= 5,4 mol × 56 g/mol = 302,4 gram dengan mol gas-gas atau koefisien reaksi gas-gas.
Pada reaksi: 4NH3(g) + 5O2(g) → 4NO(g) + 6H2O(g)
hasil nyata
Rendemen = ´100% V NO : V NH3 (T, P) = 4 : 4 = 1 : 1
hasil teoretis
254 , 3 gram Jadi, V NO = V NH3 = 6 liter
= ´100%
302, 4 gram
= 84%  Jawaban: B
27. Reaksi setara: 2C2H6(g) + 7O2(g) → 4CO2(g) + 6H2O(g)
Jawaban: D
3,5 liter
23. Berdasarkan persamaan kimia setara:
Berdasarkan Hukum Gay Lussac:
2NH4Cl(s) + Ca(OH)2(aq) → CaCl2(aq) + 2H2O(1) + 2NH3(g)
10,7 gram 14,8 gram Volume CO2 = 4 ´V O2 = 4 ´3, 5 liter = 2 liter
7 7
massa NH 4 Cl Jawaban: A
mol NH4 Cl = 28. Volume total campuran gas = 15 liter
massa molar NH4 Cl
10 , 7 g Misalkan, volume gas propana (C3H8) = x L
= = 0 , 2 mol
53, 5 g/mol maka volume gas butana (C4H10) = (15 − x) L
Menurut hukum Gay Lussac, perbandingan volume
massa Ca(OH) 2
mol Ca(OH)2 = gas-gas sebanding dengan koefisien reaksinya:
massa molar Ca(OH) 2
C3H8(g) + 5O2(g) → 3CO2(g) + 4H2O(g)
14 , 8 g
= = 0 , 2 mol x L 3x L
74 g/mol
2C4H10(g) + 13O2(g) → 8CO2(g) + 10H2O(g)
Hasil bagi mol dengan koefisien: (15 − x) L 4(15 − x) L

NH4Cl = 0 , 2 = 0 , 1 ⇒ pereaksi pembatas Volume CO2 total = 52


2 3 x + 4(15 - x ) = 52
3 x + 60 - 4 x = 52
Ca(OH)2 = 0 , 2 = 0 , 2
1 60 - x = 52
2 x =8
mol NH3 = ´mol NH4 Cl = 1´0 , 2 mol = 0 , 2 mol
2 Jadi, volume gas propana = x L = 8 L
Volume NH3 (STP) = 0,2 mol × 22,4 L/mol = 4,48 liter volume gas butana = (15 − x) L = (15 − 8) L = 7 L
Jawaban: D
Jawaban: D
29. Berdasarkan hukum Avogadro:
24. Persamaan kimia setara:
VO2 VSO
2Fe2O3(s) + 3C(s) → 4Fe(s) + 3CO2(g) = 3 Û 6 = 2
nO2 nSO3 mO2 4
koefisien CO2 80
mol CO2 = ´mol Fe2O3 32
koefisien Fe2O3 mO2 24
Û = Û mO2 = 16´24 = 4 , 8 gram
= 3´ 32 mol 16 80 80
2 2(56 ) + 3(16 )
= 3 ´ 32 mol = 0 , 3 mol Jawaban: E
2 160

Kimia untuk SMA/MA 13


30. NxOy(g) → N2O3(g) + O2(g) Hasil pengenceran:
Berdasarkan hukum Gay Lussac: mol sebelum pengenceran = mol setelah pengenceran
V NxOy : V N2O3 + V O2 = 100 cm3 : 100 cm3 : 50 cm3 V1 ´ M1 = V2 ´ M2
= 2 : 2 : 1 750 mL ´ 1 M = (750 mL + 250 mL)´ M2
Koefisien reaksinya: 2NxOy(g) → 2N2O3(g) + O2(g) 3
250 mmol = 1.000 mL ´ M2
Jumlah atom N ⇒ 2x = 2(2) ⇒ 2x = 4 ⇒ x = 2
Jumlah atom O ⇒ 2y = 2(3) + 2 ⇒ 2y = 8 ⇒ y = 4 M2 = 250 mmol = 0 , 25 M
1.000 mL
Jadi, rumus molekul oksida nitrogen tersebut N2O4.
Jawaban: D Jadi, molaritas asam menjadi 0,25 M.
Jawaban: D
31. Massa obat = ρ × V
37. P2O5 merupakan senyawa kovalen biner.
= 1,25 g/cm3 × 100 cm3
P2O5
= 125 g = 0,125 kg
mg vitamin C
bpj = = 0 , 5 = 4 bpj difosfor pentaoksida
kg obat 0 , 125 
Jawaban: B Jadi, P2O5 = difosfor pentaoksida 
Jawaban: E
32. Bensin mengandung 90% oktana, artinya:
38. Pasangan rumus kimia dan nama senyawa yang
massa oktana (C8H18, Mr = 114) = 90 g
benar:
massa heptana (C7H16, Mr = 100) = 10 g
nC8H18 No. Rumus Kimia Nama Senyawa
X oktana =
nC8H18 + nC7H16 NaCO3, seharusnya
(1) Natrium karbonat
90 Na2CO3
= 114 = 0 , 8 = 0 , 8 = 0 , 89 (2)
Mg3PO4seharusnya
Magnesium fosfat
90 + 10 0, 8 + 0, 1 0, 9 Mg3(PO4)2
114 100
(3) Al2(SO4)3 Aluminium sulfat
Xheptana = 1 − Xoktana = 1 − 0,89 = 0,11
(4) Ba(NO3)2 Barium nitrat
Jawaban: A
CH3COOCa, seharusnya
23, 4 mol (5) Kalsium asetat
(CH3COO)2Ca
M HCl = mol HCl = 58 , 5 = 0, 4 M = 0, 8 M
33. V larutan 0, 5 L 0, 5 Jadi, pasangan yang benar adalah (3) dan (4).
Jawaban: C
Jawaban: C 39. Dalam suatu persamaan reaksi kimia, pereaksi terletak
34. C2H5OH 20% massa artinya terdapat 20 gram C2H5OH di sebelah kiri tanda panah (→) dan hasil reaksi terletak
dalam 100 gram air (H2O). di sebelah kanan tanda panah (→).
20 Pada reaksi: CH4 + Cl2→ CH3Cl + HCl
mol C2H5OH 46 mol
m C2H5OH = = = 4, 4 m • Pereaksi: CH4 dan Cl2
kg H2O 0 , 1 kg
CH4 ⇒ Termasuk alkana (rumus umum: CnH2n+2)
Jawaban: C
Nama senyawa: metana
35. Dalam pengenceran asam basa berlaku:
Cl2 ⇒ Klorin
mol sebelum pengenceran = mol setelah pengenceran
• Hasil reaksi: CH3Cl dan HCl
V1 ´ M1 = V2 ´ M2
40 mL ´6 M = V2 ´5 M CH3Cl ⇒ Klorometana
HCl ⇒ Asam klorida
V2 = 40 mL ´6 M = 48 mL
5M Jawaban: E
Volume setelah pengenceran = 48 mL 40. Reaksi: 8CH4(g) + 6O2(g) → 4C2H2(g) + 12H2O(g)
Jadi, volume air yang ditambahkan = 48 mL − 40 mL • Pereaksi: CH4 = metana dan O2 = oksigen
= 8 mL • Hasil reaksi: C2H2 = etuna dan H2O = air
Jawaban: D Jawaban: A
36. Hasil pencampuran dua larutan sejenis: 41. Reaksi: a C4H10(g) + b O2(g) → c CO2(g) + d H2O(g)
V M +V M Penyetaraan persamaan kimia:
Mcampuran = 1 1 2 2
V1 + V2 • Setarakan jumlah atom C di kedua ruas.
= ( 250 mL ´0,5 M) + (500 mL ´0,25 M) C4H10(g) + O2(g) → 4CO2(g) + H2O(g)
250 mL + 500 mL • Setarakan jumlah atom H di kedua ruas.
= 125 mmol + 125 mmol = 250 mmol = 1 M C4H10(g) + O2(g) → 4CO2(g) + 5H2O(g)
750 mL 750 mL 3

14 Kimia untuk SMA/MA


• Setarakan jumlah atom O di kedua ruas. 2. (1) C2H5OH ⇒ alkohol, termasuk nonelektrolit.
C4H10(g) + 13 O (g) → 4CO2(g) + 5H2O(g) (2) NH4OH ⇒ basa lemah, termasuk elektrolit lemah
2 2
• Nyatakan koefisien reaksi sebagai bilangan (3) C12H22O11 ⇒ sukrosa, termasuk nonelektrolit
bulat. (4) HClO4 ⇒ asam kuat, termasuk elektrolit kuat
2C4H10(g) + 13O2(g) → 8CO2(g) + 10H2O(g) Jadi, larutan yang diperkirakan tidak dapat
Jadi, a = 2, b = 13, c = 8, d = 10 meng­hantarkan listrik adalah yang tergolong
Jawaban: B nonelektrolit, yaitu (1) dan (3).
42. Reaksi: Jawaban: B
aFe2O3(s) + bH2SO4(aq) → cFe2(SO4)3(aq) + d H2O(g) 3. (1) HNO3 ⇒ asam kuat, termasuk elektrolit kuat
Penyetaraan persamaan kimia: (2) Ba(OH)2 ⇒ basa kuat, termasuk elektrolit kuat
• Setarakan jumlah atom S di kedua ruas. (3) HNO2 ⇒ asam lemah, termasuk elektrolit lemah
Fe2O3 + 3H2SO4 → Fe2(SO4)3 + H2O (4) HF ⇒ asam lemah, termasuk elektrolit lemah
• Setarakan jumlah atom H dan O di kedua ruas. Jadi, larutan yang diperkirakan memiliki daya hantar
Fe2O3 + 3H2SO4 → Fe2(SO4)3 + 3H2O listrik lemah adalah (3) dan (4).
Jadi, a = 1, b = 3, c = 1, d = 3 Jawaban: E
Jawaban: A 4. Kekuatan daya hantar listrik dari larutan-larutan
43. N2 dan H2 tersusun atas molekul unsur dan NH3 tersusun elektrolit kuat dipengaruhi oleh jumlah ion-ion dalam
atas molekul senyawa. larutan. Semakin banyak jumlah ion, daya hantar
Pada reaksi: N2(g) + 3H2(g) → 2NH3(g) listriknya semakin kuat. Makin sedikit jumlah ion
berarti 1 molekul N2 bereaksi dengan 3 molekul H2 maka daya hantar listrik makin rendah.
membentuk 2 molekul NH3. • Jumlah ion KCl 0,2 M = 0,2 M × 2 = 0,4 M
Jawaban: E • Jumlah ion Na2SO4 M = 0,2 M × 3 = 0,6 M
44. Pada persamaan kimia: 4Fe(s) + 3O2(g) → 2Fe2O3(s): • Jumlah ion Na3PO4 0,1 M = 0,1 M × 4 = 0,4 M
• Fe merupakan reaktan yang berwujud padat. • Jumlah ion KMnO4 0,1 M = 0,1 M × 2 = 0,2 M
• O2 merupakan reaktan yang berwujud gas. • Jumlah ion H2SO4 0,1 M = 0,1 M × 3 = 0,3 M
• Fe2O3 merupakan produk yang berwujud padat. Jadi, larutan Na2SO4 0,2 M diperkirakan mempunyai
Jawaban: A daya hantar listrik paling kuat.
45. Nitrogen dioksida {NO2(g)} yang dihasilkan waktu Jawaban: B
hujan lebat larut dalam air hujan {H2O(l)} membentuk 5. Elektrolit Kuat Nonelektrolit
larutan asam nitrat {HNO3(aq)} dan asam nitrit Lampu menyala Lampu tidak
{HNO2(aq)}. terang dan menyala dan
Persamaan kimianya: terdapat banyak tidak ada
gelembung gas di gelembung gas
NO2(g) + H2O(l) → HNO3(aq) + HNO2(g)
elektrode di elektrode
Setarakan jumlah atom N:
2NO2(g) + H2O(l) → HNO3(aq) + HNO2(g)
Jawaban: A Jawaban: A
46. Persamaan kimia setara pembakaran sempurna gas 6. Sumber mata air dengan daya hantar listrik lemah:
butana (C4H10): • Larutan L: nyala lampu redup, gelembung gas
2C4H10(g) + 13O2(g) → 8CO2(g) + 10H2O(g) sedikit, dan α = 0,05 (0 < α < 1)
(Lihat pembahasan nomor 41 di atas) • Larutan O: lampu padam, gelembung gas sedikit,
Jawaban: C α = 0,2 (0 < α < 1)
 Jawaban: E
Bab 5 Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit 7. Air limbah yang tergolong nonelektrolit:
(3) Lampu tidak menyala, tak ada gelembung gas di
1. (1) C6H12O6 ⇒ glukosa, termasuk nonelektrolit. elektrode, dan α = 0
(2) HCl ⇒ asam kuat, termasuk elektrolit kuat (5) Lampu tidak menyala, tak ada gelembung gas di
(3) H2C2O4 ⇒ asam lemah, termasuk elektrolit lemah elektrode, dan α = 0
(4) KNO3 ⇒ garam, termasuk elektrolit kuat  Jawaban: D
8. • Elektrolit kuat: lampu menyala, gelembung gas
Jadi, larutan yang diperkirakan mempunyai daya hantar
banyak, derajat disosiasi (α) mendekati 1 ⇒ air
listrik sama kuat adalah (2) dan (4).
limbah P (α = 0,9) dan R (α = 0,8)
Jawaban: D

Kimia untuk SMA/MA 15


• Elektrolit lemah: lampu tidak menyala/redup, 4. Ciri pasangan asam basa konjugat:
gelembung gas sedikit, derajat disosiasi (α) hanya berbeda satu H+.
mendekati 0 ⇒ air limbah T (α = 0,1) Contoh: • NH4+ dan NH3
Jawaban: E • HCO3− dan CO32−
9. Air limbah yang dapat menghantarkan arus listrik • H2O dan OH−
paling baik dapat menyalakan lampu dengan terang • CH3COOH dan CH3COO−
dan memiliki derajat disosiasi (α) = 1, yaitu air limbah R H3O dan OH− bukan merupakan pasangan asam basa
+
dan T.
konjugat karena berbeda dua H+.
Jawaban: B
Jawaban: D
5. Zat yang memiliki pH kurang dari 7 bersifat asam.
Bab 6 Larutan Asam Basa CH3COOH (asam asetat) merupakan suatu asam
sehingga pH-nya kurang dari 7. Adapun KOH, Ca(OH)2,
→ HSO4−(aq) + H3O+(aq)
1. (1) H2SO4(aq) + H2O(l) ← NH4OH, dan Al(OH)3 bersifat basa sehingga pH-nya
H2SO4 merupakan asam karena dapat memberikan lebih dari 7.
Jawaban: D
H+ pada zat lain, sedangkan H2O merupakan basa
6. Pengujian pH beberapa air limbah:
karena dapat menerima H+ dari zat lain ⇒ konsep
Jenis Limbah pH Sifat
asam basa Brφnsted-Lowry 1 7,3 Basa
(2) HCl(aq) → H+(aq) + Cl−(aq) 2 9,0 Basa
HCl merupakan asam karena menghasilkan ion 3 7,0 Netral
H+ dalam larutan ⇒ konsep asam basa Arrhenius 4 3,5 Asam
(3) Al3+(aq) + 6H2O(l) → [Al(H2O)6]3+(aq) 5 8,3 Basa
Dalam hal ini, H2O merupakan basa Lewis karena Berdasarkan pilihan pada soal, limbah yang tercemar
memberikan pasangan elektron bebasnya asam dan basa berturut-turut adalah nomor 4 dan 5.
kepada Al3+ yang bertindak sebagai basa Lewis Jawaban: E
⇒ konsep asam basa Lewis 7. Pengujian air limbah X dengan:
Jawaban: C • metil merah berwarna kuning ⇒ pH ≥ 6,3
2. Menurut Brφnsted-Lowry: • brom kresol hijau berwarna biru ⇒ pH ≥ 5,4
• Asam adalah zat yang dapat memberikan H+ • fenolftalin tidak berwarna ⇒ pH ≤ 8,3
(donor proton) metil merah
fenolftalin
• Basa adalah zat yang dapat menerima H+ brom kresol hijau
(akseptor proton)
Berdasarkan reaksi: pH
5,4 6,3 8,3
(1) NH4+ + H2O ← → NH3 + H3O+ Air limbah X: 6,3 ≤ pH ≤ 8,3
asam basa basa asam
konjugat konjugat Pengujian air limbah Y dengan:
• metil merah berwarna jingga ⇒ 4,2 ≤ pH ≤ 6,3
Pasangan asam basa konjugat: • brom kresol hijau berwarna biru ⇒ pH ≥ 5,4
• NH4+ dan NH3 • fenolftalin tidak berwarna ⇒ pH ≤ 8,3
• H3O+ dan H2O metil merah
brom kresol hijau
→ CH3COOH2+ + NO2–
(2) CH3COOH + HNO2 ←
basa asam asam basa fenolftalin
konjugat konjugat pH
4,2 5,4 6,3 8,3
Air limbah Y: 5,4 ≤ pH ≤ 6,3
Pasangan asam basa konjugat: Jawaban: A
• CH3COOH2+ dan CH3COOH 2. Pengujian limbah K dengan:
• HNO2 dan NO2– • metil merah berwarna kuning ⇒ pH ≥ 6,3
Jawaban: B • BTB berwarna biru ⇒ pH ≥ 7,6
3. Pada reaksi: • fenolftalin tidak berwarna ⇒ pH ≤ 8,0
→ CH COOH + + NO –
CH3COOH + HNO2 ← • timol hijau berwarna biru ⇒ pH ≥ 2,8
3 2 2
basa asam asam konjugat basa konjugat BTB
fenolftalin
Spesi yang bersifat asam menurut Brφnsted-Lowry: metil merah
HNO2 dan CH3COOH2+ timol hijau
Jawaban: C
pH
2,8 6,3 7,6 8,0
pH limbah K: 7,6 − 8,0

16 Kimia untuk SMA/MA


Pengujian limbah L dengan: [H+]tahap 1 = x = 56 × 10−2 M
• metil merah berwarna merah ⇒ pH ≤ 4,2
• BTB berwarna kuning ⇒ pH ≤ 6,0 [H+]kesetimbangan = [H+]tahap 1 + [H+]tahap 2+ [H+]air
• fenolftalin tidak berwarna ⇒ pH ≤ 8,0 Karena harga Ka2 jauh lebih kecil daripada Ka1,
• timol hijau berwarna biru ⇒ pH ≥ 2,8 maka [H+]tahap 1 >> [H+]tahap 2 sehingga [H+]tahap 2 dapat
timol hijau
diabaikan. Demikian pula [H+]air diabaikan karena
metil merah
nilainya sangat kecil (10−7 M pada 25°C).
BTB
fenolftalin Jadi, [H+]kesetimbangan = [H+]tahap 1 = 56 × 10−5 M
pH pH = −log ( 56 × 10−2) = 2 − log 56
2,8 4,2 6,0 7,6 8,0
Jawaban: A
pH limbah L: 2,8 − 4,2
14. pH NaOH = 12 ⇒ pOH = 14 − 12 = 2 ⇒ [OH−] = 10−2
Jawaban: E [NaOH] = [OH- ] = 10-2 M
9. Hasil pengujian larutan (1): x mol
• timol hijau berwarna biru ⇒ pH ≥ 2,8 40 = 10-2 M Û 2 x =10-2 Û x = 0 , 2 gram
• alizarin kuning berwarna kuning ⇒ pH ≤ 10,3 0, 5 L 40
• metil jingga berwarna kuning ⇒ pH ≥ 4,4 Jawaban: E
• timol biru berwarna kuning ⇒ pH ≤ 8,0 15. Asam asetat termasuk asam lemah, Ka = 2 × 10−5
Jadi, pH larutan (1) adalah 4,4 - 8,0
[H+ ] = K a ´ M
Hasil pengujian larutan (2):
• timol hijau berwarna biru ⇒ pH ≥ 2,8 = 2´10-5 ´0 , 2 = 4 ´10-6 = 2´10-3 M
• alizarin kuning berwarna kuning ⇒ pH ≤ 10,3 pH = −log [H+] = −log (2 × 10−3) = 3 − log 2
• metil jingga berwarna kuning ⇒ pH ≥ 4,4 Jawaban: B
• timol biru berwarna biru ⇒ pH ≥ 8,0
16. pH asam lemah HA = 3 ⇒ [H+] = 10−3
Jadi, pH larutan (2) adalah 8,0 - 10,3
Jawaban: C [H+ ] = K a ´ M
10. Asam yang paling kuat memiliki harga Ka paling besar, 10-3 = 1´10-5 ´[HA]
yaitu HE dengan Ka = 9,6 × 10−2. 10-6 = 10-5 [HA] Û [HA] = 10-1 M = 0,1 M
Jawaban: A Jawaban: A
11. Berdasarkan data harga Ka, urutan kekuatan asam 17. Larutan basa lemah NH3, Kb = 1 × 10−5
sebagai berikut:
HP > HK > HM > HN > HQ > HR > HL > HS [OH- ] = K b ´ M = 1´10-5 ´0 , 1 = 10-6 = 10-3 M
Jadi, jawaban yang tepat adalah HN < HM < HK. pOH = −log [OH−] = −log 10−3 = 3
Jawaban: B pH = 14 − pOH = 14 − 3 = 11
12. Larutan basa kuat Ca(OH)2 0,02 M Jawaban: D
[OH- ] = b´ M = 2´0 , 02 M = 0 , 04 M = 4 ´10-2 M 18. pH basa lemah MOH 0,1 M = 10
pOH = 14 − 10 = 4 ⇒ [OH−] = 10−4
pOH = −log [OH ] = −log (4 × 10 ) = 2 − log 4
− −2

pH = 14 − pOH = 14 − (2 − log 4) = 12 + log 4 [OH- ] = K b ´ M


Jawaban: E 10-4 = K b ´0 , 1 Û 10-8 = K b ´0 , 1 Û K b = 10-7
13. Reaksi ionisasi pertama asam oksalat: Jawaban: B
H2C2O4(aq) ← → H+ + HC2O4− 19. VHCl(g) = 48 mL = 0,048 L
Mula-mula: 0,1 M P = 76 cmHg = 1 atm
Bereaksi: xM xM xM
T = 27°C = (273 + 27) K = 300 K
Setimbang: (0,1 − x) M x M x M
≈ 0,1 M mol HCl = PV = 1´0 , 048 = 0 , 002 mol
RT 0 , 08´300
Dari reaksi kesetimbangan di atas diperoleh:
[HCl] = mol HCl = 0 , 002 mol = 0 , 016 M
[H+ ][HC2O 4 - ] V larutan 0 , 125 L
K a1 =
[H2C2O 4 ] [H+] = a × M = 1 × 0,016 M = 0,016 M
2
-2
5, 6´10 = x pH = −log [H+] = −log 0,016 = −log (16 × 10−3)
0, 1 = 3 − log 16 = 3 − log 24
x 2 = 5, 6´10-2 ´0 , 1
= 3 − 4 log 2 = 3 − 4(0,3) = 3 − 1,2 = 1,8
= 56´10-4
Jawaban: C
x = 56´10-4 = 56 ´10-2

Kimia untuk SMA/MA 17


20. Asam asetat (CH3COOH) merupakan asam lemah,
sedangkan HCl merupakan asam kuat. Kadar NaOH = massa NaOH ´100%
massa cuplikan
[H+ ]CH3COOH = [H+ ]HCl 0,2 gram
= ´100% = 66 , 67%
K a ´[CH3COOH] = a´[HCl] 0 , 3 gram
Jawaban: D
2´10-5 ´[CH3COOH] = 1´2´10-3
26. Pada titrasi asam lemah (CH3COOH) oleh basa kuat
( )
2 2
2´10-5 ´[CH3COOH] = (1´2´10-3 ) (NaOH) ini, pH dimulai sekitar 3 (pH asam lemah),
kemudian naik drastis hingga pH sekitar 13 (pH basa
2´10-5 ´[CH3COOH] = 4 ´10-6
-6 kuat).
[CH3COOH] = 4 ´10-5 = 0 , 2 M pH
2´10
10
Jawaban: C 8
21. Pada titik ekuivalen: 6
mol H+ = mol OH- 4
2
a´VHX ´ MHX = b´VL(OH)2 ´ ML(OH)2 0
1´20 mL ´ MHX = 2´25 mL ´0,05 M 25 Volume NaOH (mL)

MHX = 2´25 mL ´0,05 M = 0 , 125 M Jawaban: E


20 mL
27. Kurva tersebut merupakan kurva titrasi asam lemah
Jawaban: C (asam formiat) dengan basa kuat (NaOH). Daerah
22. Titik netralisasi terjadi saat: kurva yang menunjukkan larutan penyangga berada
mol H+ = mol OH- pada rentang pH asam lemah, yang ditunjukkan oleh
a´VHCl ´ MHCl = b´VNaOH ´ MNaOH nomor 3.
1´VHCl ´0,1 M = 1´10 mL ´0 , 15 M Jawaban: C
VHCl = 10 mL ´0,15 M = 15 mL
0, 1 M Bab 7 Larutan Penyangga
Jawaban: C
1. Larutan penyangga adalah larutan yang dapat mem­
23. VH2SO4 = 10 mL
pertahankan pH. Nilai pH larutan penyangga relatif
VKOH = (17 mL + 18 mL + 19 mL) : 3 = 18 mL tidak berubah dengan penambahan sedikit asam,
Pada titik ekuivalen: basa, dan air. Dari data percobaan:
a´VH2SO4 ´ MH2SO4 = b´VKOH ´ MKOH Larutan I II III IV V
2´10 mL ´ MH2SO4 = 1´18 mL ´0 , 1 M pH Awal 4 5 7 8 10

MH2SO4 = 18 mL ´0 , 1 M = 0 , 09 M Ditambah sedikit


2,50 3,90 4,50 7,80 5
20 mL asam
Jawaban: B Ditambah sedikit basa 6,60 6,10 10 8,10 12
24. Pada titik ekuivalen titrasi tersebut berlaku: Ditambah sedikit air 5,2 5,9 6,5 7,60 8,5
mol H+ = mol OH- Larutan yang pH-nya relatif tetap (perubahannya
a´mol HNO3 = b´mol NaOH
sedikit) dengan penambahan asam, basa, dan sedikit
1 ´10 mL ´0 , 1 M = 1 ´mol NaOH
air adalah larutan IV.
mol NaOH = 1 mmol = 0 , 001 mol
Jawaban: D
Massa NaOH = mol NaOH × massa molar NaOH 2. Berdasarkan data percobaan:
= 0,001 mol × 40 g/mol = 0,04 gram pH dengan Penambahan Sedikit
Jawaban: A Larutan pH Awal
Basa Asam
25. Pada titik ekuivalen titrasi asam basa: I 5,60 6,00 5,00
mol H+ = mol OH- II 5,40 5,42 5,38
a´VH2SO4 ´ MH2SO4 = b´mol NaOH III 5,20 5,25 5,18
2´0 , 025 L´0,1 M = 1´ massa NaOH IV 8,20 8,80 7,80
massa molar NaOH
V 9,20 9,60 8,70
0,005 mol = massa NaOH
40 g/mol Larutan yang mempunyai sifat penyangga perubahan
massa NaOH = 0,005 mol´ 40 g/mol pH-nya yang relatif kecil dengan penambahan sedikit
= 0 , 2 gram asam atau basa. Pada data tersebut, larutan penyangga
ditunjukkan oleh larutan II dan III.
Jawaban: B

18 Kimia untuk SMA/MA


3. Larutan penyangga basa terbentuk dari asam kuat C. NaCl(aq) + NaOH(aq)
dan basa lemah. Pada akhir reaksi, larutan basa lemah Garam dari asam kuat + basa kuat ⇒ bukan
bersisa. larutan penyangga
A. 100 cm3 CH3COOH 0,2 M dan 100 cm3 NH3 0,1 M D. HCl(aq) + KCl(aq)
Asam lemah + basa lemah, jadi bukan larutan Asam kuat + garam ⇒ bukan larutan penyangga
penyangga E. CH3COOH(aq) + CH3COOK(aq)
B. 100 cm3 CH3COOH 0,2 M dan 100 cm3 NaOH 0,1 M Asam lemah + garamnya dari basa kuat ⇒ larutan
Asam lemah + basa kuat penyangga
Mol CH3COOH = 100 cm3 × 0,2 M = 20 mmol Jawaban: E
Mol NaOH = 100 cm3 × 0,1 M = 10 mmol 6. mol NH4OH = 0,1 mol
Asam lemah (CH3COOH) bersisa, jadi terbentuk mol NH4+ = mol NH4Cl = 0,05 mol
larutan penyangga asam. Campuran basa lemah (NH4OH) dengan garamnya
C. 100 cm3 CH3COOH 0,1 M dan 100 cm3 NaOH 0,2 M dari asam kuat (NH4Cl) merupakan larutan penyangga
Asam lemah + basa kuat basa.
Mol CH3COOH = 100 cm3 × 0,1 M = 10 mmol mol NH4 OH
Mol NaOH = 100 cm3 × 0,2 M = 20 mmol [OH- ] = K b ´
mol NH4 +
Yang bersisa basa kuat (NaOH), jadi tidak mem­
bentuk larutan penyangga. 0 ,1
= 10-5 ´ = 2´10-5 M
D. 100 cm3 NH3 0,5 M dan 100 cm3 HCl 0,1 M 0 , 05
Merupakan campuran basa lemah dan asam pOH = − log [OH−] = − log (2 × 10−5) = 5 − log 2
kuat pH = 14 − (5 − log 2) = 9 + log 2
Mol NH3 = 100 cm3 × 0,5 M = 50 mmol Jawaban: D
Mol HCl = 100 cm3 × 0,1 M = 10 mmol 7. pH larutan penyangga = 5 ⇒ [H+] = 10−5
Yang bersisa basa lemah (NH3) maka terbentuk mol HCOOH = 100 mL × 0,1 M
larutan penyangga basa. = 0,1 L × 0,1 M = 0,01 mol = 10−2 mol
E. 100 cm3 NaOH 0,1 M dan 100 cm3 HCl 0,1 M p
Basa kuat + asam kuat, jadi bukan larutan mol HCOO− = mol HCOONa =
68
penyangga.
Campuran antara asam lemah (HCOOH) dan garamnya
Jawaban: D
dari basa kuat (HCOONa) termasuk larutan penyangga
4. Larutan penyangga dapat terbentuk dari: asam, sehingga:
• Asam lemah + basa kuat mol asam lemah
Syarat: mol asam lemah > mol basa kuat [H+ ] = K a ´
mol basa konjugat
• Basa lemah + asam kuat
Syarat: mol basa lemah > mol asam kuat mol HCOOH
10-5 = K a ´
Di antara asam dan basa berikut: mol HCOO-
(1) 25 mL HCN 0,5 M = 12,5 mmol HCN 10-2 p
10-5 = 10-5 ´ Û = 10-2
(2) 25 mL NH4OH 0,3 M = 7,5 mmol NH4OH æ p ö÷ 68
çç ÷
(3) 25 mL CH3COOH 0,2 M = 5 mmol CH3COOH çè 68 ÷ø
(4) 25 mL NaOH 0,5 M = 12,5 mmol NaOH Û p = 68´10-2 = 0 , 68 gram

(5) 25 mL HCl 0,2 M = 5 mmol HCl Jawaban: A
Pasangan campuran asam basa yang dapat 8. Campuran NH4OH dan NH4Cl merupakan larutan
membentuk larutan penyangga adalah (2) dan (5) penyangga basa.
karena terdiri atas basa lemah (NH4OH) dan asam kuat pH = 9 ⇒ pOH = 14 − 9 = 5 ⇒ [OH−] = 10−5
(HCl) dengan mol basa lemah (NH4OH) > mol asam Misalkan volume NH4OH = x dan volume NH4Cl = y
kuat (HCl). Untuk larutan penyangga basa:
Jawaban: D
mol NH4 OH
5. Campuran yang pH-nya tidak berubah dengan penam­ [OH- ] = K b ´
mol NH4 +
bahan asam kuat encer adalah larutan penyangga.
A. H2S(aq) + NH4OH(aq) x [NH4 OH]
10-5 = 10-5 ´
Asam lemah + basa lemah ⇒ bukan larutan y [NH4 + ]
penyangga 0 , 01x x
1= Û =1 Û x = y
B. HCl(aq) + KOH(aq) 0 , 01y y

Asam kuat + basa kuat ⇒ bukan larutan
Jadi, volume NH4OH dan NH4Cl yang dicampurkan
penyangga
sama.
Jawaban: E

Kimia untuk SMA/MA 19


9. mol NH4OH mula-mula = 20 mL × 0,3 M = 6 mmol Karena yang tersisa asam lemah dan garamnya, jadi
mol HCl mula-mula = 40 mL × 0,1 M = 4 mmol terbentuk larutan penyangga asam.
NH4OH + HCl → NH4Cl + H2O mol asam lemah
Mula-mula: 6 mmol 4 mmol [H+ ] = K a ´
mol basa konjugat
Bereaksi: 4 mmol 4 mmol 4 mmol
mol CH3COOH
Sisa: 2 mmol − 4 mmol 10-5 = K a ´
mol CH3COO-
Pada akhir reaksi
mol NH4OH = 2 mmol (0 ,1x - 20 ) mmol
10-5 = 10-5 ´
mol NH4+ = NH4Cl = 4 mmol 20 mmol
Karena bersisa basa lemah NH4OH dan garamnya 0 ,1x - 20 = 20 Û 0 ,1x = 40 Û x = 400
(NH4Cl), maka terbentuk larutan penyangga basa. Jadi, volume larutan CH3COOH 0,1 M adalah 400 mL.
mol NH4 OH Jawaban: E
[OH- ] = K b ´
mol NH4 + 12. Pasangan spesi yang dapat membentuk larutan
2 mmol penyangga adalah campuran dari asam lemah
= 10-5 ´ = 5´10-6 M
4 mmol dihidrogen fosfat (H2PO4−) dan monohidrogen fosfat
(HPO42−), yaitu nomor (2) dan (5).
pOH = 6 − log 5
Jawaban: C
pH = 14 − (6 − log 5) = 8 + log 5 = 8 + 0,669 = 8,669
13. Dalam cairan ekstrasel makhluk hidup terdapat larutan
Jawaban: E
penyangga yang terdiri atas campuran asam lemah
10. mol NH4OH mula-mula = 90 mL × 0,1 M = 9 mmol yaitu asam karbonat (H2CO3) dan basa konjugatnya
mol H2SO4 mula-mula = 15 mL × 0,1 M = 1,5 mmol (HCO3−), yaitu nomor (4).
Jawaban: D
2NH4OH + H2SO4 → (NH4)2SO4 + 2H2O
Mula-mula: 9 mmol 1,5 mmol
Bereaksi: 3 mmol 1,5 mmol 1,5 mmol Bab 8 Hidrolisis Garam
Sisa: 6 mmol − 1,5 mmol
1. Reaksi hidrolisis untuk garam yang bersifat basa:
Pada akhir reaksi:
Anion dari asam lemah bereaksi dengan air
mol NH4OH = 6 mmol
menghasilkan ion OH−.
mol NH4+ = 2 × mol (NH4)2SO4
Jawaban yang sesuai:
= 2 × 1,5 mmol = 3 mmol
Karena bersisa basa lemah NH4OH dan garamnya (4) F– + H2O ← → HF + OH–
(NH4)2SO4, maka terbentuk larutan penyangga basa. (5) H2PO4 + H2O ←
– → H3PO4 + OH–
mol NH4 OH menghasilkan
[OH- ] = K b ´ anion dari
mol NH4 + asam lemah ion OH−
6 mmol Jawaban: E
= 10-5 ´ = 2´10-5 M
3 mmol 2. Reaksi hidrolisis untuk garam yang bersifat asam:
Kation dari basa lemah bereaksi dengan air
pOH = 5 − log 2
menghasilkan ion H+.
pH = 14 − (5 − log 2) = 9 + log 2
Jawaban yang sesuai:
Jawaban: D
11. mol Ca(OH)2 mula-mula = 100 mL × 0,1 M = 10 mmol → Al(OH)3 + 3H+
Al3+ + 3H2O ←
mol CH3COOH mula-mula = x × 0,1 M = 0,1x mmol kation dari menghasilkan
pH hasil pencampuran Ca(OH)2 dan CH3COOH = 5 basa lemah ion H+
(merupakan pH asam lemah). Adapun ion Na+, K+, Ba2+, dan Mg2+ merupakan kation
Jadi, larutan yang bersisa di akhir reaksi adalah dari basa kuat, jadi tidak terhidrolisis.
asam lemah (CH3COOH), sedangkan Ca(OH)2 habis Jawaban: E
bereaksi. 3. Garam NH4NO2 terbentuk dari kation NH4+ dan anion
Ca(OH)2 + 2CH3COOH → (CH3COO)2Ca + 2H2O NO2−.
Mula-mula: 10 mmol 0,1x mmol
Kation NH4+ ⇒ berasal dari basa lemah, jadi terhidrolisis
Bereaksi: 10 mmol 20 mmol 10 mmol
menurut reaksi (1): NH4+ + H2O ← → NH4OH + H+
Sisa: − (0,1x − 20) mmol 10 mmol Anion NO2 ⇒ berasal dari asam lemah, jadi

Di akhir reaksi: terhidrolisis menurut reaksi (2): NO2– + H2O ← → HNO2


mol CH3COOH = (0,1x − 20) mmol + OH–
mol CH3COO− = 2 × mol (CH3COO)2Ca Jawaban: E
= 2 × 10 mmol = 20 mmol

20 Kimia untuk SMA/MA


4. Garam yang terhidrolisis sebagian dan bersifat asam: C. NH4Br ⇒ NH4OH + HBr (basa lemah + asam kuat)
• Terbentuk dari basa lemah dan asam kuat ⇒ bersifat asam, pH < 7
• Mol basa lemah = mol asam kuat D. BaSO4 ⇒ Ba(OH)2 + H2SO4 (basa kuat + asam kuat)
A. 50 mL CH3COOH 0,2 M + 5 mL NaOH 0,1 M ⇒ bersifat netral, pH = 7
• asam lemah + basa kuat E. K2CO3 ⇒ KOH + H2CO3 (basa kuat + asam lemah)
• mol asam lemah (CH3COOH) ⇒ bersifat basa, pH > 7
= 50 mL × 0,2 M = 1 mmol Jadi, garam yang pH-nya kurang dari 7 adalah NH4Br.
• mol basa kuat (NaOH) Jawaban: C
= 5 mL × 0,1 M = 0,5 mmol 8. A. Natrium klorida (NaCl) ⇒ bersifat netral, pH = 7
Mol asam lemah > mol basa kuat, berarti B. Kalium nitrat (KNO3) ⇒ bersifat netral, pH = 7
terbentuk larutan penyangga, tidak terhidrolisis.
C. Amonium klorida (NH4Cl) ⇒ bersifat asam, pH < 7
B. 50 mL HCl 0,2 M dan 50 mL NH3(aq) 0,2 M
D. Amonium asetat (CH3COONH4) ⇒ pH bergantung
• asam kuat + basa lemah
pada nilai Ka dan Kb
• mol HCl = 50 mL × 0,2 M = 1 mmol
E. Natrium asetat (CH3COONa) ⇒ bersifat basa,
• mol NH3 = 50 mL × 0,2 M = 1 mmol
pH > 7
Mol asam kuat = mol basa lemah, berarti terjadi
Jadi, larutan dengan pH terbesar adalah yang bersifat
hidrolisis sebagian dan bersifat asam.
basa, yaitu natrium asetat.
C. 50 mL HCOOH 0,2 M + 50 mL KOH 0,2 M Jawaban: E
Mol asam lemah = mol basa kuat, berarti terjadi
9. Garam NH4NO3 terbentuk dari kation NH4+ dan anion
hidrolisis sebagian dan bersifat basa.
NO3−.
D. 50 mL HCl 0,2 M + 50 mL NaOH 0,2 M
Kation NH4+ ⇒ berasal dari basa lemah, sehingga
asam kuat + basa kuat (tidak terhidrolisis) → NH4OH + H+
terhidrolisis: NH4+ + H2O ←
E. 50 mL CH3COOH 0,1 M + 50 mL NH3(aq) 0,2 M Anion NO3 ⇒ berasal dari asam kuat sehingga tidak

asam lemah + basa lemah (hidrolisis total) terhidrolisis.
Jawaban: B
• Karena menghasilkan ion H+, maka larutan
5. Garam yang larutannya dalam air bersifat basa berasal bersifat asam sehingga uji lakmus menghasilkan
dari basa kuat dan asam lemah. warna merah.
(1) BaSO4 ⇒ basa kuat Ba(OH)2 + asam kuat H2SO4 • Karena yang terhidrolisis hanya kationnya, maka
⇒ bersifat netral termasuk hidrolisis parsial.
(2) CaCO3 ⇒ basa kuat Ca(OH)2 + asam lemah H2CO3 • Reaksi hidrolisis: NH4+ + H2O ← → NH4OH + H+
⇒ bersifat basa Jawaban: B
(3) KCN ⇒ basa kuat KOH + asam lemah HCN 10. mol NH3 mula-mula = 50 mL × 0,2 M = 10 mmol
⇒ bersifat basa mol HCl mula-mula = 50 mL × 0,2 M = 10 mmol
(4) Mg(NO3)2 ⇒ basa kuat Mg(OH)2 + asam kuat HNO3 NH3 + HCl → NH4Cl
⇒ bersifat netral Mula-mula: 10 mmol 10 mmol
(5) (NH4)2SO4 ⇒ basa lemah NH4OH + asam kuat H2SO4 Bereaksi: 10 mmol 10 mmol 10 mmol
Sisa: − − 10 mmol
⇒ bersifat asam
Jadi, pasangan garam yang larutannya dalam air NH3 (basa lemah) dan HCl (asam kuat) keduanya habis
bersifat basa adalah (2) dan (3) bereaksi dan terbentuk larutan garam NH4Cl yang
Jawaban: C bersifat asam.
6. Garam yang tidak mengubah warna lakmus merah Karena NH4Cl → NH4+ + Cl–, maka:
maupun biru berarti garam tersebut bersifat netral. mol NH4 Cl
[NH4 + ] = [NH4 Cl] =
(1) KNO3 ⇒ berasal dari basa kuat (KOH) dan asam V larutan
kuat (HNO3) ⇒ bersifat netral = 10 mmol = 10 mmol = 0 , 1 M
50 mL + 50 mL 100 mL
(3) Na2SO4 ⇒ berasal dari basa kuat (NaOH) dan
Kation dari basa lemah (NH4+) terhidrolisis meng­
asam kuat (H2SO4) ⇒ bersifat netral
hasilkan ion H+.
Jawaban: A
Kw Kw
7. Garam dengan pH < 7: bersifat asam, terbentuk dari [H+ ] = ´[kation garam] = ´[NH4 + ]
Kb Kb
asam kuat dan basa lemah
-14
A. KI ⇒ KOH + HI (basa kuat + asam kuat) = 10 -5 ´0 , 1 = 10-10 = 10-5
⇒ bersifat netral, pH = 7 10
B. NaCl ⇒ NaOH + HCl (basa kuat + asam kuat) pH = −log [H+] = −log 10−5 = 5
⇒ bersifat netral, pH = 7 Jawaban: D

Kimia untuk SMA/MA 21


11. mol HA mula-mula = 60 mL × 0,1 M = 6 mmol 14. (CH3COO)2Ca (3,16 gram, Mr = 158, Vlarutan = 5 L)
mol Ba(OH)2 mula-mula = 40 mL × 0,075 M = 3 mmol Ka CH3COOH = 2 × 10−5
2HA + Ba(OH)2 → BaA2 + 2H2O
(CH3COO)2Ca terbentuk dari anion CH3COO− dan
Mula-mula: 6 mmol 3 mmol
Bereaksi: 6 mmol 3 mmol 3 mmol kation Ca2+.
Sisa: − − 3 mmol Karena (CH3COO)2Ca → 2CH3COO− + Ca2+
HA (asam lemah) dan Ba(OH)2 (asam kuat) keduanya [CH3COO−] = 2 × [(CH3COO)2Ca]
habis bereaksi dan terbentuk larutan garam BaA2 yang 3,16
mol
bersifat basa. 0 , 02
= 2 × 158 = 2´ M = 0,008 M
Karena BaA2 → Ba+ + 2A–, maka: 5L 5
2´mol BaA2 Anion CH3COO− berasal dari asam lemah sehingga
[A- ] = 2´[BaA2 ] =
V larutan dalam air terhidrolisis menghasilkan ion OH−.
= 2´3 mmol = 6 mmol = 0 , 06 M
60 mL + 40 mL 100 mL Kw -14
[OH- ] = ´[CH3COO- ] = 10 -5 ´0 , 008
Anion dari asam lemah (A ) terhidrolisis menghasilkan
− Ka 2´10
ion OH−. -14 -3
= 10 ´8´-10
5
= 4 ´10-12 = 2´10-6
Kw 10-14 ´0 , 06 2´10
[OH- ] = ´[ A- ] =
Ka 1, 5´10-4 pOH = −log [OH−] = −log (2 × 10−6) = 6 − log 2
-14 -2 pH = 14 − pOH = 14 − (6 − log 2) = 8 + log 2
= 10 ´6´10 = 4 ´10-12 = 2´10-6
1, 5´10-4 Jawaban: C
pOH = −log [OH−] = −log (2 × 10−6) = 6 − log 2 15. NH4Cl (x gram, pH = 5, Vlarutan = 500 mL = 0,5 L, Mr = 14
pH = 14 − pOH = 14 − (6 − log 2) = 8 + log 2 + 4(1) + 35,5 = 53,5), Kb NH3 = 10−5)
Jawaban: B Karena NH4Cl → NH4+ + Cl− maka:
12. CH3COOK (19,6 gram, Mr = 98, Vlarutan = 500 mL) x
mol
2x
Ka CH3COOH = 10−5 [NH4 ] = [NH4 Cl] = , 5
+ 53 = M
0, 5 L 53, 5
CH3COOK merupakan garam yang terbentuk dari
anion CH3COO− dan kation K+. Kation NH4+ berasal dari basa lemah sehingga dalam
Karena CH3COOK → CH3COO− + K+ maka: air terhidrolisis menghasilkan ion H+.
pH NH4Cl = 5 ⇒ [H+] = 10−5
[CH3COO- ] = [CH3COOK]
Kw -14
19 , 6
mol [H+ ] = ´[NH4 + ] Û 10-5 = 10 -5 ´ 2 x
0, 2 Kb 10 53, 5
= 98 = M = 0,4 M 2
0, 5 L 0, 5 æ ö
Û (10-5 ) = çç 2 x ´10-9 ÷÷÷ Û 10-10 = 2 x ´10-9
2

Anion CH3COO− berasal dari asam lemah sehingga çè 53, 5 ø 53, 5


dalam air terhidrolisis menghasilkan ion OH−. -1
Û 10 = 2 x Û 2x = 5, 35 Û x = 2, 675
53, 5
Kw 10-14
[OH- ] = [CH3COO- ] = ´0 , 4 = 2´10-5 Jadi, massa NH4Cl adalah 2,675 gram.
Ka 10-5
Jawaban: E
pOH = –log [OH−] = –log (2 × 10–5) = 5 − log 2 16. CH3COONa (x gram, pH = 8, Mr = 82, Vlarutan = 2 L)
pH = 14 − pOH = 14 − (5 − log 2) = 9 + log 2 Ka CH3COOH = 10−5
Jawaban: D Karena CH3COONa → CH3COO− + Na+ maka:
13. NH4Cl 0,1 M, Kb NH4OH = 10−5 x
mol
NH4Cl merupakan garam yang terbentuk dari kation - 82 x
[CH3COO ] = [CH3COONa] = = M
NH4+ dan anion Cl−. 2L 164
Karena NH4Cl → NH4+ + Cl− maka: Anion CH3COO− berasal dari asam lemah sehingga
[NH ] = [NH4Cl] = 0,1 M
4
+ dalam air terhidrolisis menghasilkan ion OH−.
Kation NH4+ berasal dari basa lemah sehingga dalam pH = 8 ⇒ pOH = 14 − 8 = 6 ⇒ [OH−] = 10−6
Kw -14
air terhidrolisis menghasilkan ion H+. [OH- ] = ´[CH3COO- ] Û 10-6 = 10 -5 ´ x
Ka 10 164
Kw -14
[H+ ] = ´[NH4 + ] = 10 -5 ´0 , 1 = 10-10 = 10-5 æ ö
2

Û (10-6 ) = çç x ´10-9 ÷÷÷ Û 10-12 = x ´10-9


2
Kb 10
èç 164 ø 164
pH = −log [H+] = −log 10−5 = 5 -3 x -3
Jawaban: A Û 10 = Û x = 164 ´10 Û x = 0 , 164
164

22 Kimia untuk SMA/MA


Jadi, massa CH3COONa adalah 0,164 gram atau 164
miligram. [NH4 + ] = [NH4 Cl] = 10 mmol
(50 + 50 ) mL
Jawaban: A = 10 mmol = 0,1 M
17. Garam X (1,36 gram, pH = 8, Vlarutan = 100 mL) 100 mL
Ka = 2 × 10−3 Kw -14

Garam X terbentuk dari asam lemah dan basa kuat, [H+ ] = [NH4 + ] = 10 -5 ´0 , 1
Kb 10
berarti anion dari asam lemahnya terhidrolisis
= 10-10 = 10-5 M
menghasilkan ion OH−.
pH = 8 ⇒ pOH = 14 − 8 = 6 ⇒ [OH−] = 10−6 pH = –log [H+]
1, 36 = –log (10–5) = 5
Kw 10 -14
-
[OH ] = ´[anion] Û 10 = -6
´ x (3) 100 mL NH4OH 0,4 M + 100 mL HCl 0,4 M
Ka 2´10-3 0 , 1 mol NH4OH mula-mula = mol HCl mula-mula
2
æ ö = 100 mL × 0,4 M = 40 mmol
Û (10-6 ) = ççç 1, 36 ´10-10 ÷÷÷ Û 10-12 = 0 , 68 ´10-10
2

è 2x ø÷ x Reaksi:
-12 68 -12 NH4OH + HCl → NH4Cl
Û 10 = ´ 10 Û x = 68
x Mula-mula: 40 mmol 40 mmol
Jadi, Mr garam X adalah 68. Bereaksi: 40 mmol 40 mmol 40 mmol
Jawaban: C Sisa: − − 40 mmol
18. Pencampuran NH4OH dan HCl dengan volume 40 mmol
[NH4 + ] = [NH4 Cl] =
dan konsentrasi yang sama (jumlah mol yang (100 + 100 ) mL
sama), menyebabkan kation dari basa lemah (NH4+) = 40 mmol = 0,2 M
terhidrolisis (bereaksi dengan air): 200 mL
NH4+(aq) + H2O(l) ←→ NH3(aq) + H3O+(aq) Kw -14
[H+ ] = [NH4 + ] = 10 -5 ´0 , 2
Reaksi tersebut menghasilkan ion H3O +
atau H .
+ Kb 10
Konsentrasi H+ dapat dihitung dari: = 2´10-10 = 2 ´10-5

Kw pH = –log [H ]+
[H+ ] = [NH4 + ] dan pH = −log [H+]
Kb = –log ( 2 × 10–5) = 5 − log 2
Cara 1 Karena 5 − log 2 < 5 < 5,5 − log 5
(1) 50 mL NH4OH 0,1 M + 50 mL HCl 0,1 M Maka pH (3) < pH (2) < pH (1)
mol NH4OH mula-mula = mol HCl mula-mula
Cara 2
= 50 mL × 0,1 M = 5 mmol
Reaksi: Kw
pH campuran = -log [H+ ] = - log [NH4 + ]
NH4OH + HCl → NH4Cl Kb
Mula-mula: 5 mmol 5 mmol
Karena Kw dan Kb adalah konstanta yang nilainya
Bereaksi: 5 mmol 5 mmol 5 mmol
Sisa: − − 5 mmol tetap, maka pH campuran hanya bergantung pada

konsentrasi NH4+.
[NH4 + ] = [NH4 Cl] = 5 mmol [NH4+] >> maka [H+] >> sehingga pH <<
(50 + 50 ) mL
Artinya, makin besar [NH4+] maka pH makin keci.
= 5 mmol = 0 , 05 M
100 mL Karena [NH4+] pada campuran (3) > (2) > (1), maka
Kw -14 urutan kenaikan pH campuran adalah (3), (2), dan (1).
[H+ ] = [NH4 + ] = 10 -5 ´0 , 05 Jawaban: E
Kb 10
-11 -5 , 5
= 5´10 = 5 ´10 Bab 9 Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan
pH = –log [H+]
= –log ( 5 × 10–5,5) = 5,5 − log 5 → 2Ag+(aq) + CrO42−(aq)
1. Ag2CrO4(s) ←
s 2s s
(2) 50 mL NH4OH 0,2 M + 50 mL HCl 0,2 M
Ksp Ag2CrO4 = [Ag+]2 [CrO42−] = (2s)2 × s
mol NH4OH mula-mula = mol HCl mula-mula
= 50 mL × 0,2 M = 10 mmol 4 ´10-12 3 -12
4 ×10−12 = 4s3 ⇒ s = 3 = 10
Reaksi: 4
NH4OH + HCl → NH4Cl = 10-4 M = 10-4 mol/L
Mula-mula: 10 mmol 10 mmol Jadi, kelarutan Ag2CrO4 adalah 1 × 10−4 mol/L
Bereaksi: 10 mmol 10 mmol 10 mmol Jawaban: B
Sisa: − − 10 mmol

Kimia untuk SMA/MA 23


2. CaCO3 ⇒ elektrolit dengan n = 2, maka: mol AgI -9

Ksp CaCO3 = s2 7. s AgI = = 4 , 5´10 mol = 9´10-9 M


V larutan 0, 5 L
2,5 × 10−9 = s2 AgI ⇒ n = 2
-9 -10 -5
Ksp AgI = s2 = (9 × 10−9)2 = 81 × 10−18 = 8,1 × 10−17
s = 2, 5´10 = 25´10 = 5´10 M
Jawaban: B
[CaCO3] = s = 5 × 10−5 M
8. Kelarutan Ag2CrO4:
Massa CaCO3
massa Ag2CrO 4
= mol CaCO3 × massa molar CaCO3
mol Ag2CrO 4 massa molar Ag2CrO 4
= ([CaCO3] × Vlarutan) × massa molar CaCO3 s Ag2CrO 4 = =
V larutan V larutan
= (5 × 10−5 M × 0,5 L) × (40 + 12 + 3(16)) g/mol 33, 2´10-3 g
= 2,5 × 10−5 × 100 gram = 2,5 × 10−3 gram 332 g/mol
= = 10-4 M
Jawaban: A 1L
3. Keempat senyawa: Cu(OH)2, Fe(OH)2, Pb(OH)2, dan Ag2CrO4 ⇒ n = 3 ⇒ Ksp Ag2CrO4= 4s3
Mg(OH)2 memiliki jumlah ion yang sama (n = 3)
Hasil kali kelarutan Ag2CrO4:
sehingga rumus Ksp-nya sama. Jadi, untuk menentukan
urutan kelarutan, kita cukup mengurutkan nilai Ksp- Ksp Ag2CrO4 = 4s3 = 4 (10−4)3 = 4 × 10−12
nya. Makin besar nilai Ksp ⇒ kelarutan makin besar. Jawaban: B
Urutan Ksp dari yang kecil ke yang besar: 9. Dalam X(OH)2 ⇒ [OH−] = 2s
(3) Pb(OH)2 Ksp = 1,4 × 10−20 (angka 2 dari subskrip untuk OH)
(1) Cu(OH)2 Ksp = 2,6 × 10−19 pH X(OH)2 = 9 ⇒ pOH = 14 − 9 = 5
(2) Fe(OH)2 Ksp = 8,0 × 10−16 [OH−] = 10−5 = 2s ⇒ s = 5 × 10−6
(4) Mg(OH)2 Ksp = 1,8 × 10−11 Ksp X(OH)2 = 4s3 = 4 (5 × 10−6)3 = 5 × 10−16
Maka urutan kelarutan senyawa dari yang kecil ke Jawaban: D
yang besar: (3), (1), (2), (4) 10. Ni(OH)2 ⇒ n = 3
Jawaban: C K sp Ni(OH)2 = 4 s3
4. Untuk membandingkan kelarutan garam-garam 5´10-10 = 4 s3
dengan jumlah ion yang berbeda, caranya cukup -10
dengan membagi bilangan pangkatnya dengan s = 3 5´10 = 3 1, 25´10-10
4
jumlah ion.
= 3 125´10-12 = 5´10-4 M
Rumus Jumlah Kelarutan
Senyawa
Ksp
Ion (n) (s) → Ni2+(aq) + 2OH−(aq)
Karena: Ni(OH)2(s) ←
AgCN 1,2 × 10−16 2 s ≈ 10−16 : 2 =10−8 M s 2s

Mg(OH)2 1,2 × 10 −12


3 s ≈ 10−12 : 3 =10−4 M Maka [OH−] = 2s = 2 × (5 × 10−4 M) = 10−3 M
pOH = 3 ⇒ pH = 14 − 3 = 11
AgNO3 4 × 10−12 2 s ≈ 10−12 : 2 =10−6 M
Jawaban: E
Mn(OH)2 1,9 × 10 −13
3 s ≈ 10−13 : 3 =10−4,33 M
11. [ion sejenis] = [OH–] = [NaOH] = 0,1 M = 10−1 M
AgBr 5 × 10 −13
2 s ≈ 10−13 : 2 =10−6,5 M → Mg2+(aq) + 2OH−(aq)
Mg(OH)2 (s) ←
Senyawa yang paling mudah larut dalam air ⇒ s s 2s + 10−1 ≈ 10−1
kelarutan (s)-nya paling besar, yaitu Mg(OH)2. Ksp Mg(OH)2 = [Mg2+] [OH–]2
Jawaban: B 1,8 × 10−11 = s (10−1)2 ⇒ s = 1,8 × 10−9 mol/L
5. Garam yang paling mudah mengendap atau paling Jawaban: D
sukar larut ⇒ kelarutan (s)-nya paling kecil. -3
• Perak klorida (AgCl) ⇒ n = 2 (Ksp = 1,7 × 10−10) 1, 435´10
12. s AgCl = 1,435 mg/L = mol/L = 10−5 M
• Perak bromida (AgBr) ⇒ n = 2 (Ksp = 5,0 × 10−13) 143, 5
• Perak iodida (AgI) ⇒ n = 2 (Ksp = 8,5 × 10−17) Ksp AgCl = s2 = (10−5)2 = 10−10
• Seng sulfida (ZnS) ⇒ n = 2 (Ksp = 1,2 × 10−23) NaCl 0,1 M ⇒ [Cl−] = 0,1 M = 10−1 M
• Tembaga(II) sulfida (CuS) ⇒ n = 2 (Ksp = 8,5 × 10−36) → Ag+(aq) + Cl−(aq)
AgCl (s) ←
Karena jumlah ionnya sama, kelarutan (s) yang paling s s s + 10−1 ≈ 10−1
kecil ⇒ nilai Ksp-nya paling kecil ⇒ CuS
Ksp AgCl = [Ag ] [Cl ]
+ –
Jadi, garam yang paling mudah mengendap adalah
10−10 = s × 10−1 ⇒ s = 10−9 M = 10−9 mol/L
tembaga(II) sulfida.
Jawaban: C
Jawaban: E
13. pH basa kuat = 12 + log 5
6. s PbCl2 = 2,5 × 10−2 M
pOH = 14 − (12 + log 5) = 2 − log 5
PbCl2 ⇒ n = 3 ⇒ Ksp PbCl2 = 4s3 = 4 (2,5 × 10−2)3
[OH−] = 5 × 10−2 M
= 6,25 × 10−5
[ion sejenis] = [OH–] = 5 × 10−2 M
Jawaban: B

24 Kimia untuk SMA/MA


→ Mg2+(aq) + 2OH−(aq)
Mg(OH)2 (s) ← Ag2CrO4 → 2Ag+ + CrO42–
s s 2s + 5 × 10−2 ≈ 5 × 10−2 Qc = [Ag+]2 [CrO42–]
K sp Mg(OH)2 = [Mg ][OH- ]2
2+
= (10–2)2 × 10–2 = 10–6 < 6 × 10–5 larut
2´10-12 = s(5´10-2 )2 AgBr → Ag+ + Br–
-12 Qc = [Ag+] [Br–]
s = 2´10 -4 = 8´10-10 mol/L = 10–2 × 10–2 = 10–4 > 5 × 10–13 me­ngen­dap
25´10
Jawaban: A Ag2SO4 → 2Ag+ + SO42–
Qc = [Ag+]2 [SO42–]
14. Kelarutan PbSO4 dalam air: = (10–2)2 × 10–2 = 10–6 < 3 × 10–5 larut
K sp PbSO 4 = 2, 25´10-8
Jadi, garam yang akan larut adalah Ag2CrO4 dan
s2 = 2, 25´10-8
Ag2SO4.
s = 2, 25´10-8 = 1, 5´10-4 M Jawaban: C
Kelarutan PbSO4 dalam Na2SO4 0,01 M: 17. Endapan akan terjadi jika hasil kali ion (Qc) > Ksp
[ion sejenis] = [SO42−] = 0,01 M = 10−2 M
Rumus
Ksp PbSO4 = [Pb2+] [SO42–] Hasil Kali Ion (Qc) Ksp Kesimpulan
Zat
2,25 × 10−8 = s (10−2) ⇒ s = 2,25 × 10−6 M
Qc = (1,0 × 10−5) × Qc < Ksp
Kelarutan PbSO4 dalam air : kelarutan dalam Na2SO4 MgCO3 (3,0 × 10−6) 3,5 × 10−8 Tidak terbentuk
= (1,5 × 10−4 M) : (2,25 × 10−6 M) = 3 × 10−11 endapan
= (150 × 10−6 M) : (2,25 × 10−6 M)
= 150 : 2,25 = 100 : 1,5 = 200 : 3 Qc = (3,0 × 10−6) × Qc < Ksp
CaCO3 (3,0 × 10−5) 9,0 × 10−9 Tidak terbentuk
Jawaban: E
= 9 × 10−11 endapan
15. 500 mL Pb(NO3)2 0,2 M dicampur dengan 500 mL HCl
0,2 M. Qc = (1,0 × 10−6) × Qc < Ksp
SrCO3 (1,0 × 10−5) 9,3 × 10−10 Tidak terbentuk
mol Pb(NO3)2 = 500 mL × 0,2 M = 100 mmol
= 1 × 10−11 endapan
mol HCl = 500 mL × 0,2 M = 100 mmol
Pb(NO3)2 + 2HCl → PbCl2 + 2HNO3 Qc = (2,0 × 10−4) × Qc < Ksp
Mula-mula: 100 mmol 100 mmol BaCO3 (4,0 × 10−5) 8,9 × 10−9 Tidak terbentuk
= 8 × 10−9 endapan
Bereaksi: 50 mmol 100 mmol 50 mmol
Qc = (1,0 × 10−4) × Qc > Ksp
Sisa: 50 mmol − 50 mmol
FeCO3 (2,0 × 10−4) 2,1 × 10−11 Terbentuk
[PbCl2 ] = 50 mmol = 2 × 10−8 endapan
500 mL + 500 mL
Jadi, endapan yang akan terbentuk adalah FeCO3.
= 50 mmol = 0 , 05 M = 5´10-2 M
1.000 mL Jawaban: E
18. [X2+] = [Y2+] = [Z2+] = 0,1 M = 10–1 M
→ Pb2+(aq) + 2Cl–(aq)
PbCl2(s) ←
pH NaOH = 8 ⇒ pOH = 14 − 8 = 6 ⇒ [OH−] = 10−6 M
5 × 10−2 M 5 × 10−2 M 10−1 M
Qc PbCl2 = [Pb2+] [Cl−]2 Qc Tanda Ksp Simpulan
= 5 × 10–2 × (10–1)2 X(OH)2
= 5 × 10–4 = [X2+] [OH–]2
Ksp PbCl2 = 2,4 × 10−4 = 10–1 × (10–6)2
= 10–1 × 10–12 = 10–13 < 2,8 × 10–10 Larut
Jadi, terbentuk endapan karena Qc> Ksp.
Jawaban: E Y(OH)2
= [Y2+] [OH–]2
mol Ag+
16. [Ag ] =
+
= 10–1 × (10–6)2
Vcampuran = 10–1 × 10–12 = 10–13 < 4,5 × 10–11 Larut
200 mL ´0 , 02 M = 4 mmol = 10-2 M
= Z(OH)2
200 mL + 200 mL 400 0 mL
= [Z2+] [OH–]2
[S2–] = [PO43–] = [CrO42–] = [Br–] = [SO42–] = 10–2 M = 10–1 × (10–6)2
= 10–1 × 10–12 = 10–13 > 1,6 × 10–14 Mengendap
Qc (Hasil Kali Ion) Tan­da Ksp Sim­pulan
Jadi, hidroksida yang mengendap adalah Z(OH)2.
Ag2S → 2Ag+ + S2– Jawaban: C
Qc = [Ag+]2 [S2–]
19. Endapan akan terjadi jika hasil kali ion-ion larutan
= (10–2)2 × 10–2 = 10–6 > 2 × 10–49 me­ngen­dap
elektrolit lebih besar dari Ksp-nya.
Ag3PO4 → 3Ag + PO
+
4
3–
Berdasarkan reaksi AB2(s) ← → A2+(aq) + 2B−(aq)
Qc = [Ag+]3 [PO43–]
= (10–2)3 × 10–2 = 10–8 > 1 × 10–20 me­ngen­dap Ksp AB2 = [A2+] [B–]2 = 10−6

Kimia untuk SMA/MA 25


Qc = [A2+] [B–]2 Tanda Ksp Simpulan mol NH3
[OH- ] = K b ´
A. 10−1 (10−1)2 = 10−3 > 10−6 Mengendap mol NH4 +
B. 10 (10 ) = 10
−2 −2 2 −6
= 10−6 Tepat jenuh 0 , 25 mmol
= 10-5 ´ = 5´10-6 M
C. 10−3 (10−3)2 = 10−9 < 10−6 Larut 0 , 5 mmol
D. 10 (10 ) = 10
−3 −4 2 −11
< 10−6 Larut Setelah penambahan Ni(NO3)2 terbentuk Ni(OH)2.
E. 10−4 (10−5)2 = 10−14 < 10−6 Larut Saat larutan tepat jenuh berarti:
[Ni2+] [OH−]2 = Ksp Ni(OH)2
Jadi, akan terjadi endapan jika konsentrasi [A2+] [B–] =
10–1 M [Ni2+] (5 × 10−6)2 = 4 × 10–14
Jawaban: A 4 ´10-14 4 ´10-14
[Ni2+ ] = -6 2
= = 1, 6´10-3 M
20. mol NaOH = 100 mL × 0,008 M = 0,8 mmol (5´10 ) 25´10-12
mol CH3COOH = 100 mL × 0,008 M = 0,8 mmol Jawaban: A
Reaksi: 22. mol Pb(NO3)2 = 100 mL × 0,4 M = 40 mmol
NaOH + CH3COOH → CH3COONa + H2O mol K2SO4 = 100 mL × 0,4 M = 40 mmol
Mula-mula: 0,8 mmol 0,8 mmol
Reaksi:
Bereaksi: 0,8 mmol 0,8 mmol 0,8 mmol Pb(NO3)2 + K2SO4 → PbSO4 + 2KNO3
Sisa: − − 0,8 mmol Mula-mula: 40 mmol 40 mmol
Asam dan basa habis bereaksi, terbentuk garam ter­ Bereaksi: 40 mmol 40 mmol 40 mmol
hidrolisis yang bersifat basa. Sisa: − − 40 mmol
[CH3COO- ] = [CH3COONa] Massa endapan PbSO4 yang terbentuk
= 0,8 mmol = 0 , 004 M = 4 ´10-3 M = mol PbSO4 × massa molar PbSO4
200 mL = (40 × 10–3) mol × (207 + 32 + 4(16)) g/mol
= 4 × 10–2 mol × 303 g/mol = 12,12 gram
Kw 10-14
[OH- ] = [CH3COO- ] = ´ 4 ´10-3 Pembuktian terjadinya pengendapan:
Ka 10-5
[PbSO 4 ] = 40 mmol = 0 , 2 M
= 4 ´10-12 = 2´10-6 M 200 mL
Setelah penambahan CaCl2 terbentuk Ca(OH)2. → Pb2+(aq) + SO42–(aq)
PbSO4(s) ←
Saat larutan tepat jenuh berarti: 0,2 M 0,2 M 0,2 M
[Ca2+] [OH−]2 = Ksp Ca(OH)2 [Pb2+] [SO42−] = 0,2 × 0,2 = 4 × 10–2 > 4× 10–8
[Ca ] (2 × 10−6)2 = 4 × 10–16
2+ 4 × 10–2 > Ksp PbSO4
4 ´10-16 4 ´10-16 (terjadi pengendapan)
[Ca2+ ] = -6 2
= = 10-4 M Jawaban: A
(2´10 ) 4 ´10-12
23. [Mg2+] = [MgCl2] = 0,2 M = 2 × 10–1 M
Jawaban: D
-3
Pada saat tepat jenuh:
21. mol HCl = PV = 1 atm´(12´10 L) K sp Mg(OH)2 = [Mg2+ ] [OH- ]2
RT (0 , 08 L atm/mol K)(27+273 K)
-3
1,2´10-11= (2´10-1 ) [OH- ]2
= 12´10 = 0 , 5´10-3 mol = 0,5 mmol
0 , 08´300
1,2´10-11
mol NH3 = PV = 1 atm´(18´10-3 L) [OH- ]= = 0,6´10-10 » 0 , 8´10-5
RT (0 , 08 L atm/mol K)(27+273 K) 2´10-1
-3
= 18´10 = 0 , 75´10-3 mol = 0,75 mmol = 8´10-6
0 , 08´300
pOH = −log (8 × 10–6) = 6 – log 8
Reaksi:
pH = 14 – (6 – log 8) = 8 + log 8 ≈ 9
HCl + NH3 → NH4Cl
Jadi, endapan akan mulai terbentuk pada pH kira-kira
Mula-mula: 0,5 mmol 0,75 mmol
9.
Bereaksi: 0,5 mmol 0,5 mmol 0,5 mmol
Jawaban: B
Sisa: − 0,25 mmol 0,5 mmol
Pada akhir reaksi: Bab 10 Sifat Koligatif Larutan
mol NH3 = 0,25 mmol
mol NH4+ = mol NH4Cl = 0,5 mmol 1. Tekanan uap jenuh larutan dinyatakan dengan:
Karena bersisa basa lemah NH3 dan garamnya NH4Cl, np
maka terbentuk larutan penyangga basa. P = Xp . P° = P°
np + nzt

26 Kimia untuk SMA/MA


Karena jumlah mol pelarut (np) sama untuk kelima 7. K2SO4 termasuk elektrolit dengan n = 3
larutan, maka tekanan uap jenuh larutan paling kecil i = 1 + (n − 1)α ⇔ 1 + (3 − 1)0,9 = 2,8
g
dimiliki oleh larutan dengan jumlah mol total (np + nzt) DTb = K b ´ 1.000 ´ ´i
paling besar, yaitu pada larutan II. p Mr
Jawaban: B = 0 , 52´ 1.000 ´ 34 , 8 ´2, 8 = 0 , 582°C
500 174
2. Fraksi mol zat terlarut = Xzt = 0,056
Fraksi mol pelarut = Xp = 1 − Xzt = 1 − 0,056 = 0,944 Tb = 100°C + ∆Tb = 100°C + 0,582°C = 100,582°C
P = Xp . P° = 0,944 × 31,8 mmHg = 30,02 mmHg Jawaban: E
Jawaban: D 8. Glukosa merupakan larutan nonelektrolit ⇒ i = 1
3. Urea 1,00 m ⇒ 1 mol urea dalam 1 kg pelarut (air) g
DTb = K b ´ 1.000 ´
mol zat terlarut = mol urea = 1 mol p Mr
mol pelarut = mol air = 1.000 = 55,6 mol 100 , 65 -100 = 0 , 52´ 1.000 ´
g
18 100 180
Urea termasuk zat nonelektrolit sehingga: 5, 2 g
0 , 65 = Û g = 0 , 65´180 = 22, 5
nzt 1 180 5, 2
DP = ´P° = ´17, 5 mmHg
np + nzt 55, 6 + 1 Jadi, glukosa yang dilarutkan sebanyak 22,5 gram.
1 Jawaban: C
= ´17, 5 mmHg = 0 , 3 mmHg 9. Massa zat nonelektrolit = 1 L × 1 kg/L = 1 kg = 1.000 g
56 , 6
Jawaban: A Untuk zat nonelektrolit:
g
4. Alkohol termasuk nonelektrolit ⇒ i = 1 DTb = K b ´ 1.000 ´
p Mr
nH2 O
P=
nH2 O + nalkohol
´P° 100 , 052 -100 = 0 , 52´ 1.000 ´ 20
1.000 Mr
0 , 052 = 0 , 52 ´ 20 Û Mr = 200
10
100
Mr
31, 20 = 18 ´31, 80
100 5 Jawaban: E
+
18 Mr alkohol 10. Untuk larutan elektrolit kuat, i = n
5, 56 4, 9 DTb = K b ´ m´i
0 , 981= Û 5, 454 + = 5, 56
5, 56 +
5 Mr alkohol 102, 08 -100 = 0 , 52´ 1.000 ´0 , 1´n
100
Mr alkohol 2, 08 = 0 , 52´n Û n = 4

4, 9 Pilihan senyawa pada soal:
Û = 0 ,106 Û Mr alkohol = 46
Mr alkohol H2SO4 ⇒ elektrolit kuat, n = 3
Jadi, Mr alkohol tersebut adalah 46. H3PO4 ⇒ asam lemah, jadi termasuk elektrolit lemah
Jawaban: C BaCl2 ⇒ elektrolit kuat, n = 3
5. C2H6O2 merupakan zat nonelektrolit ⇒ i = 1 AlCl3 ⇒ elektrolit kuat, n = 4
486 CuSO4 ⇒ elektrolit kuat, n = 2
nH2 O 18 Berdasarkan pilihan pada soal, elektrolit kuat dengan
P= ´ P ° Û 28 , 62 = ´31, 8 jumlah ion (n) = 4 adalah AlCl3.
nH2 O + nC2H6 O2 486 x
+ Jawaban: D
18 62
27 0, 9 x 11. Titik didih dan kenaikan titik didih larutan:
Û 0, 9 = Û 24 , 3 + = 27
x 62 No. Larutan Titik Didih
27 +
62 1. Nonelektrolit 0,1 m 100,05°C
0, 9 x 2, 7´62 2. Elektrolit biner 0,1 m 100,08°C
Û = 2, 7 Û x = = 186
62 0, 9 Untuk larutan nonelektrolit 0,1 m:
Jadi, C2H6O2 yang dilarutkan sebanyak 186 gram. ΔTb = Kb × m = 100,05 − 100 = 0,05
Jawaban: C Larutan elektrolit biner ⇒ jumlah ion = n = 2
6. Fe2(SO4)3 termasuk elektrolit dengan n = 2 + 3 = 5 Untuk larutan elektrolit biner 0,1 m:
i = 1 + (n − 1)α = 1 + (5 − 1)0,8 = 4,2 ΔTb = Kb × m × i
Mr Fe2(SO4)3 = 2(56) + 3{32+4(16)} = 400 0,08 = Kb × m × {1 + (n − 1)α}
0,08 = 0,05 × {1 + (2 − 1)α}
g
DTb = K b ´ m´i = K b ´ 1.000 ´ ´i 0,08 = 0,05 × {1 + α}
p Mr 0,08 = 0,05 + 0,05α
= 0 , 52´ 1.000 ´ 40 ´ 4 , 2 = 0 , 437°C 0,03 = 0,05α ⇒ α = 0,60
500 400
Jadi, derajat ionisasi elektrolit biner tersebut 0,60.
Jawaban: D
Jawaban: D

Kimia untuk SMA/MA 27


Konsentrasi Jenis Titik Beku 18. Sukrosa merupakan larutan nonelektrolit.
12. Larutan g
(m) Larutan (°C) Õ = MRT = 1.000 ´ ´R ´T
mL Mr
Gula Nonelektrolit −0,186
NaCl 0,1 Elektrolit −0,372
= 1.000 ´ 13, 68 ´0 , 082´(27 + 273) = 9 , 84 atm
100 342
K2SO4 Elektrolit −0,5582 Jawaban: A
Urea Nonelektrolit −0,372 19. Untuk larutan nonelektrolit:
0,2
MgSO4 Elektrolit −0,744 Õ = MRT
g
Berdasarkan data pada tabel, tampak bahwa pada = 1.000 ´ ´R ´T
mL Mr
konsentrasi yang sama, titik beku larutan elektrolit
lebih rendah daripada titik beku larutan nonelektrolit. 2, 46 = 1.000 ´ 17, 1´0 , 082´300
500 Mr
Jawaban: E 8 4 1, 32
2, 46 = Û Mr = 342
13. Naftalena merupakan zat nonelektrolit ⇒ i = 1 Mr

g
DTf = K f ´ 1.000 ´ = 5, 1´ 1.000 ´ 6 , 4 = 2, 55°C Jadi, Mr zat nonelektrolit tersebut adalah 342.
p Mr 100 128
Jawaban: E
Jadi, titik beku larutan: 20. Fruktosa termasuk zat nonelektrolit.
Tb = Tb° − ∆Tb = 5,46°C − 2,55°C = 2,91°C Mr fruktosa (C6H12O6) = 6(12) + 12(1) + 6(16) = 180
Jawaban: E g
Õ = 1.000 ´ ´R ´T
14. Untuk zat nonelektrolit: mL Mr

DTf = K f ´ 1.000 ´
g 2 = 1.000 ´ x ´0 , 082´(32 + 273)
p Mr 500 180
2 = , 02 x Û x = 7, 2
50
0 , 24 = 1, 86´ 1.000 ´ 5, 4 Û Mr = 139 , 5 180
300 Mr
Jadi, massa fruktosa yang terlarut sebanyak 7,2 gram.
Jadi, Mr zat nonelektrolit tersebut adalah 139,5. Jawaban: A
Jawaban: E 21. Tekanan osmotik: ∏ = MRTi
15. MgCl2 termasuk elektrolit dengan n = 3 Untuk konsentrasi yang sama, tekanan osmotik
Mr MgCl2 = 24 + 2(35,5) = 95 larutan bergantung pada nilai faktor van’t Hoff (i).
g
DTf = K f ´ 1.000 ´ ´{1+ ( n -1)a } • C6H12O6 ⇒ nonelektrolit, i = 1
p Mr • BaI2 ⇒ elektrolit kuat, i = 3
0 - (-0 , 372) = 1, 86´ 1.000 ´ 1, 9 ´{1+ (3 -1)a } • Al2(SO4)3 ⇒ elektrolit kuat, i = 5
250 95 • FeO ⇒ elektrolit kuat, i = 2
2, 5 = 1+ 2a Û 2a = 1, 5 Û a = 0 , 75 • KCl ⇒ elektrolit kuat, i = 2
Jadi, derajat disosiasi garam MgCl2 adalah 0,75. Jadi, Al2(SO4)3 dengan faktor van’t Hoff terbesar (i = 5)
Jawaban: C memiliki tekanan osmotik paling tinggi.
16. Penurunan titik beku: ∆Tf = Kf × m × i Jawaban: C
Untuk konsentrasi (m) yang sama, penurunan titik 22. Larutan isotonik ⇒ ∏1 = ∏2
beku ditentukan oleh faktor van’t Hoff (i).
Tekanan osmotik: ∏ = MRTi
• Urea ⇒ nonelektrolit, i = 1
• Glukosa ⇒ nonelektrolit, i = 1 KBr 0,3 M ⇒ i = 2
• Asam asetat (CH3COOH) ⇒ elektrolit lemah, ∏ = MRTi = (0,3)RT(2) = 0,6RT
1 < i < 2 bergantung derajat disosiasi (α) • Amonium sulfat (NH4)2SO4 0,1 M ⇒ i = 3
• Kalium sulfat (K2SO4) ⇒ elektrolit kuat, i = 3 ∏ = MRTi = (0,1)RT(3) = 0,3RT
• Natrium klorida (NaCl) ⇒ elektrolit kuat, i = 2 • Asam sulfat (H2SO4) 0,1 M ⇒ i = 3
Jadi, larutan kalium sulfat dengan faktor van’t Hoff ∏ = MRTi = (0,1)RT(3) = 0,3RT
terbesar (i = 3) penurunan titik bekunya paling tinggi. • Kalium kromat K2CrO4 0,2 M ⇒ i = 3
Jawaban: D ∏ = MRTi = (0,2)RT(3) = 0,6RT
17. DTb K b ´ m´i • Natrium sulfat (Na2SO4) 0,3 M ⇒ i = 3
= ∏= MRTi = (0,3)RT(3) = 0,9RT
DTf K f ´ m´ i
100 , 13 -100 = 0 , 52 • Glukosa 0,5 M ⇒ nonelektrolit, i = 1
0 - Tf 1, 86 ∏ = MRTi = (0,5)RT(1) = 0,5RT
0 , 13 0 , 52
4
Larutan yang isotonik mempunyai tekanan osmotik
= Û Tf = -0 , 465°C yang sama. Jadi, larutan yang isotonik dengan larutan
-Tf 1, 86
Jadi, larutan tersebut membeku pada −0,465°C. KBr 0,3 M adalah kalium kromat 0,2 M.
Jawaban: C Jawaban: C

28 Kimia untuk SMA/MA


23. Larutan X mengandung zat terlarut yang sukar (2) Menghilangkan salju di jalan raya dengan
menguap lebih sedikit dibandingkan larutan Y. Jadi, menggunakan garam dapur atau urea ⇒
tekanan uap larutan X lebih tinggi daripada tekanan penerapan penurunan titik beku.
uap larutan Y. Garam dapur atau urea dapat menurunkan titik
Jawaban: E beku air hingga di bawah titik bekunya.
24. Diagram P-T: (3) Penggunaan cairan obat tetes mata ⇒ penerapan
P tekanan osmotik.
(atm) K L M N Cairan obat tetes mata harus isotonik atau
S
memiliki tekanan osmotik yang sama dengan
Cair cairan mata.
R (4) Memisahkan zat beracun dalam air limbah
Padat sebelum dilepas ke lingkungan bebas ⇒
Q penerapan osmosis balik.
Gas Air limbah dilewatkan pada membran semi­
T (°C)
permeabel. Zat beracun akan tertahan dan
Membeku = perubahan fase dari cair menjadi padat. air yang bebas zat beracun dapat melewati
Dalam diagram P-T, garis beku membatasi fasa cair membran semipermeabel sehingga aman dilepas
dan padat. Dalam diagram P-T tersebut tampak ada ke lingkungan bebas.
dua garis beku, yaitu LR dan KQ. Kedua garis tersebut
(5) Penyerapan air oleh akar tanaman ⇒ penerapan
(garis tegas dan garis putus-putus) masing-masing
tekanan osmotik.
mewakili pelarut dan larutan. Karena titik beku pelarut
Air pada tanaman mengandung zat terlarut
lebih tinggi dibandingkan titik beku larutan, maka
sehingga konsentrasinya lebih tinggi
garis beku pelarut dinyatakan dengan garis LR.
dibandingkan dengan air di sekitar tanaman,
Jawaban: D
maka air dalam tanah diserap oleh akar tanaman
25. Diagram P-T: secara osmosis.
P Q R S Jawaban: A
P
tekanan 28. (1) Penggunaan etilen glikol pada radiator mobil
T ⇒ penerapan penurunan titik beku.
Penggunaan etilen glikol sebagai zat antibeku,
yaitu menurunkan titik beku air sehingga cairan
T radiator tidak membeku saat suhu dingin.
suhu (2) Pembuatan es putar ⇒ penerapan penurunan
Titik beku larutan lebih rendah daripada titik beku titik beku.
pelarutnya. Titik beku larutan glukosa ditunjukkan Cairan pendingin pada pembuatan es putar
oleh huruf P. dibuat dengan menambahkan garam pada es
Jawaban: A batu. Penambahan garam dalam cairan pendingin
26. (1) Pemakaian urea untuk mencairkan salju dapat menurunkan titik beku air sehingga cukup
Urea dapat menurunkan titik beku air hingga dingin untuk membekukan adonan es putar.
di bawah 0°C sehingga dapat digunakan untuk (3) Hujan buatan ⇒ penerapan penurunan titik
mencairkan salju. beku.
(2) Pengawetan makanan dengan pemberian Penambahan garam pada hujan buatan dapat
garam menurunkan titik beku air.
Konsentrasi larutan garam yang tinggi mampu (4) Proses transfusi darah ⇒ penerapan tekanan
menyerap cairan internal mikroorganisme pe­ osmotik.
nyebab pembusukan pada makanan sehingga Darah yang ditransfusikan harus memiliki tekanan
me­nye­babkannya mengerut dan akhirnya mati. osmotik yang sama (isotonik) dengan darah
Jadi, sifat koligatif larutan yang berhubungan dengan pasien.
(1) dan (2) secara berurutan, yaitu penurunan titik beku (5) Pembuatan ikan asin ⇒ penerapan tekanan
dan tekanan osmotik. osmotik.
Jawaban: A Garam akan menyerap cairan sel dalam daging
27. (1) Penggunaan glikol pada radiator mobil ikan hingga keluar dari tubuhnya. Sementara itu,
partikel garam meresap masuk ke dalam daging
⇒ penerapan penurunan titik beku.
ikan sehingga ikan menjadi asin.
Etilen glikol dapat menurunkan titik beku air
Jadi, penerapan tekanan osmotik ditunjukkan oleh
sehingga pada suhu 0°C cairan radiator tidak
nomor (4) dan (5).
membeku dan masih berfungsi. Jawaban: E

Kimia untuk SMA/MA 29


hari, posisi matahari melintas di atas kita,
Bab 11 Koloid frekuensi paling tinggi (warna biru) yang banyak
dihamburkan sehingga langit tampak berwarna
1. Jenis koloid yang benar adalah: biru.
Fase Medium Jawaban: D
Jenis Koloid
Terdispersi Pendispersi 8. Dalam proses pengolahan air, penambahan tawas,
A. Cair Gas Aerosol KAl(SO4)2·12H2O dimaksudkan untuk menggumpalkan
B. Cair Cair Emulsi
dan mengendapkan partikel-partikel pengotor dalam
air sehingga air menjadi jernih. Hal ini merupakan
C. Padat Cair Sol penerapan dari sifat koagulasi koloid.
D. Padat Gas Aerosol padat Jawaban: A
E. Gas Cair Buih 9. Dialisis adalah pemurnian koloid dari partikel-partikel
(ion, molekul) pengotor yang dapat mengganggu.
Pada soal, data yang berhubungan dengan tepat adalah Contoh penerapan dialisis ⇒ proses cuci darah (1)
B. Di dalam tubuh, dialisis darah dilakukan oleh ginjal.
Jawaban: B Pada penderita gagal ginjal dimana ginjalnya tidak
2. Fasa pendispersi dan fasa terdispersi buih berturut- berfungsi, dialisis dilakukan melalui proses cuci
turut adalah cair, gas. darah. Dalam proses ini, darah dialirkan ke luar tubuh,
Jawaban: A kemudian disaring atau dimurnikan dari pengotor
3. Air susu termasuk emulsi, yang merupakan sistem yang mengganggu menggunakan mesin dialisator.
dispersi zat cair dalam medium pendispersi cair. Kemudian, darah yang telah didialisis dialirkan kembali
Jawaban: B ke dalam tubuh.
4. Koloid padat dalam gas merupakan aerosol padat, Koagulasi adalah penggumpalan partikel-partikel
contohnya asap. koloid. Contoh penerapan koagulasi ⇒ penggumpalan
Jawaban: C lateks dengan asam (2).
5. • Asap ⇒ padat dalam gas (aerosol padat) Lateks berasal dari getah karet yang merupakan
Kabut ⇒ cair dalam gas (aerosol) sistem koloid. Pada pembuatan lateks, getah karet
• Minyak ⇒ cair dalam cair (emulsi) digumpalkan dengan penambahan asam asetat atau
asam formiat.
Mentega ⇒ cair dalam padat (gel)
Jawaban: A
Cat ⇒ padat dalam cair (sol)
10. Sifat koloid yang benar sesuai penerapannya:
Tinta ⇒ padat dalam cair (sol)
• Selai ⇒ cair dalam padat (gel) Penerapan dalam Kehidupan
Sifat Koloid
Sehari-hari
Mayones ⇒ cair dalam cair (emulsi)
• Batu apung ⇒ gas dalam padat (busa padat) A. Dialisis Cuci darah bagi penderita gagal
ginjal
Permata ⇒ padat dalam padat (sol padat)
Jadi, pasangan yang termasuk jenis koloid yang sama B. Adsorpsi Menghilangkan bau badan
adalah cat dan tinta. C. Koloid pelindung Gelatin pada es krim
Jawaban: C D. Koagulasi Penjernihan air
6. Adsorpsi adalah penyerapan partikel berupa ion atau
E. Elektroforesis Penyaringan asap pabrik
molekul pada permukaan koloid. Yang termasuk
penerapan sifat adsorpsi adalah pemutihan gula Pada soal, sifat koloid yang berhubungan dengan
tebu. Gula yang masih berwarna dilarutkan dalam air, tepat dengan penerapannya adalah E.
kemudian dialirkan melalui tanah diatom dan arang Elektroforesis adalah bergeraknya partikel-partikel
tulang. Zat-zat warna dalam gula akan diadsorpsi, koloid yang bermuatan karena pengaruh medan listrik.
sehingga diperoleh gula yang putih bersih. Prinsip elektroforesis diterapkan pada alat Cottrel. Alat
Jawaban: E ini digunakan untuk memisahkan partikel-partikel
koloid seperti asap dan debu yang terkandung dalam
7. • Proses menghilangkan bau badan dengan
gas buangan pabrik. Penyaringan asap pabrik dengan
deodoran ⇒ penerapan sifat adsorpsi (3)
prinsip elektroforesis dapat mengurangi polusi udara
Deodoran mengandung zat adsorben berupa
dari pabrik.
aluminium stearat yang dapat mengadsorpsi
keringat penyebab bau badan. Jawaban: E
• Penyebab langit berwarna biru ⇒ penerapan 11. (1) Agar-agar dalam air ⇒ dihasilkan melalui
efek Tyndall (4) peptisasi, termasuk cara dispersi.
Cahaya matahari dapat dihamburkan oleh (2) Gas H2S dalam larutan SO2 ⇒ dihasilkan melalui
partikel-partikel koloid di angkasa. Saat siang reaksi reduksi: 2H2S + SO2 → 3S + 2H2O, termasuk
cara kondensasi.

30 Kimia untuk SMA/MA


(3) Besi(III) klorida dalam air panas ⇒ dihasilkan 4. Anilina merupakan benzena monosubstituen dengan
melalui reaksi hidrolisis: FeCl3 + 3H2O → Fe(OH)3 substituen NH2, jadi struktur senyawanya: NH2
+ 3HCl, termasuk cara kondensasi.
(4) Belerang dalam air ⇒ dihasilkan melalui cara
mekanik, termasuk cara dispersi. Jawaban: B
Jawaban: B 5. Asam meta-nitrobenzoat
12. Kondensasi adalah pembuatan koloid dengan cara Struktur utama: asam benzoat
menggumpalkan partikel-partikel halus (ion, atom, COOH
molekul) menjadi partikel berukuran koloid. Contoh:
(1) Reaksi pertukaran pelarut

Mengganti medium pendispersi sehingga fasa
Substituen: nitro (NO2) terikat pada posisi meta (nomor
terdispersi yang semula larut setelah diganti
3). Jadi, struktur asam meta-nitrobenzoat adalah:
pelarutnya menjadi berukuran koloid. COOH
(2) Reaksi hidrolisis
Reaksi suatu zat dengan air dapat menghasilkan
koloid, misalnya FeCl3 ditambahkan ke dalam air NO2
mendidih, sehingga FeCl3 tersebut terhidrolisis Jawaban: E
menjadi hidroksida yang berukuran koloid. 6. Senyawa orto-kloroanilina:
Reaksinya: FeCl3 + 3H2O → Fe(OH)3(sol) + 3HCl NH2 pada atom C nomor 1, Cl pada atom C nomor 2.
(3) Reaksi reduksi NH2
Reaksi yang disertai dengan perubahan bilangan Cl
oksidasi, misalnya pembuatan sol belerang
dengan mengalirkan gas H2S kedalam larutan
SO2. Reaksinya: 2H2S + SO2 → 2H2O + 3S(sol) (2)
Jawaban: A Senyawa para-nitrofenol:
13. Kalsium asetat tidak larut dalam etanol, tetapi mudah OH pada atom C nomor 1, NO2 pada atom C nomor 4.
OH
larut dalam air. Kalsium asetat dilarutkan dahulu dalam
air hingga terbentuk larutan jenuh kalsium asetat,
baru kemudian ditambahkan etanol hingga terbentuk
koloid berupa gel. Pembuatan koloid dengan cara ini
menggunakan cara penggantian pelarut, dalam hal NO2
ini pelarut etanol dengan air. (5)

Jawaban: E
Jawaban: D
Cl
Bab 12 Benzena dan Turunannya FeCl3
7. + Cl2 + HCl
NO2 Reaksi tersebut merupakan reaksi halogenasi karena
1. = nitrobenzena
Jawaban: B senyawa benzena direaksikan halogen (Cl2).
Jawaban: D
2. Prioritas penomoran substituen pada penamaan
turunan benzena: 8. Senyawa X dioksidasi menghasilkan C6H5COOH (asam
benzoat, senyawa turunan benzena yang termasuk
– COOH, – SO3H, – CHO, – CN, – OH, – NH2, – R, – NO2, – X
asam karboksilat). Senyawa asam benzoat dapat
OH lebih dulu daripada R (R = alkil, termasuk CH3) CH3
Jadi, penamaannya: diperoleh dari oksidasi senyawa toluena
OH (C6H5CH3).
= 2-metil fenol
1
CH3 Jawaban: A
= 2-metil hidroksi benzena
2

= orto-metil hidroksi benzena 9. Reaksi benzena dengan asam sulfat (H2SO4) meng­
Jawaban: E hasilkan asam benzena sulfonat.
H SO3H
3. Berdasarkan prioritas penomoran substituen pada + H2SO4 pekat + H2O
senyawa benzena: OH lebih dulu daripada NO2.

Jadi, penamaannya: benzena SO3H OH asam benzena sulfonat


OH
1
NO2
Jawaban: E
2 10. Reaksi benzena:
3
H H2SO4 pekat NO2
4
+ HNO3 pekat + H2O
NO2
= 2,4-dinitrofenol

Jawaban: D benzena NO2 OH nitrobenzena

Kimia untuk SMA/MA 31


Reaksi tersebut merupakan reaksi nitrasi karena
senyawa benzena direaksikan dengan asam nitrat, Bab 13 Senyawa Karbon
dimana satu atom H pada benzena tersubstitusi oleh
gugus NO2 membentuk senyawa nitrobenzena. 1. Sifat senyawa organik:
(2) Ikatannya bersifat kovalen
Jawaban: B
(4) Pembakarannya menghasilkan air (H2O) dan gas
11. Kegunaan senyawa benzena:
karbon dioksida (CO2)
(1) Pembuat detergen ⇒ asam benzena sulfonat
Sifat senyawa anorganik:
(2) Bahan baku fenol ⇒ asam benzoat
(1) Umumnya titik leleh dan titik didih tinggi
(3) Bahan baku plastik ⇒ fenol
(3) Di alam ditemukan sebagai garam mineral
4) Pengawet makanan ⇒ asam benzoat
(5) Ikatannya bersifat ionik
5) Pembasmi kuman ⇒ fenol
Kegunaan asam benzoat adalah nomor (2) dan (4). Jawaban: D
Jawaban: D 2. Pada pengujian pemanasan senyawa karbon,
dihasilkan gas yang dapat mengeruhkan air kapur.
12. Penggunaan senyawa turunan benzena:
Gas tersebut adalah karbon dioksida (CO2), yang
No. Struktur Penggunaan membuktikan adanya unsur karbon (C).
1. COOH - Pengawet makanan Reaksinya: CO2(g) + Ca(OH)2(aq) → CaCO3(s) + H2O(l)
- Bahan baku pembuatan fenol Air kapur menjadi keruh karena terbentuk padatan
CaCO3.
2. OH - Bahan baku plastik Unsur lainnya yang pasti terkandung dalam senyawa
- Disinfektan
karbon adalah hidrogen (H).
- Pengawet kayu
Jawaban: A
3. CH3 - Antioksidan
(butilhidroksitoluena/BHT)
3. Atom C sekunder adalah atom C yang mengikat
- Bahan baku pembuatan asam dua atom C lain, dituliskan sebagai CH2. Pada rumus
benzoat struktur senyawa karbon tersebut, atom C sekunder
4. NO2 - Bahan pembuatan semir ditunjukkan oleh pasangan nomor 3 dan 8.
- Bahan pembuatan anilina Jawaban: D
4. Atom C kuarterner adalah atom C yang mengikat
5. CH3 Bahan peledak TNT empat atom C lain, dituliskan sebagai C. Pada rumus
O2N NO2 struktur hidrokarbon tersebut, atom C kuarterner
ditunjukkan oleh nomor (2).
Jawaban: D
NO2
5. Alkana memiliki rumus umum CnH2n+2. Berdasarkan
Pada soal, pasangan data yang berhubungan dengan rumus molekulnya, senyawa yang termasuk alkana
tepat adalah nomor 3. adalah C5H12.
Jawaban: C Jawaban: C
13. (1) Asam salisilat ⇒ bahan baku obat sakit kepala 6. Senyawa hidrokarbon tidak jenuh adalah senyawa
(2) Asam benzena sulfonat ⇒ bahan detergen hidrokarbon yang mengandung ikatan rangkap,
(3) Klorobenzena ⇒ bahan pestisida misalnya alkena (rumus umum CnH2n) dan alkuna
(4) Toluena ⇒ bahan peledak (CnH2n− 2). Berdasarkan rumus molekulnya, yang
Jawaban: B termasuk kelompok senyawa hidrokarbon tak jenuh
14. yaitu:
Bahan pembuatan semir Bahan karbol: fenol
II. C2H4; C3H6; C4H8 ⇒ alkena
sepatu: nitrobenzena
NO2 OH III. C2H2; C3H4; C4H6 ⇒ alkuna
Jawaban: B
7. Hasil penyulingan fraksi-fraksi minyak bumi:

(4) Jumlah Titik


(3) No. Nama Kegunaan
Atom C Didih (°C)
Jawaban: C Bahan bakar
15. Senyawa fenol: (1) 1-4 < 25°C Gas alam
OH LPG
Petroleum
(2) 5-6 30-90°C Pelarut
eter
(1) Berupa kristal dan larut dalam air. Bahan bakar
(3) 5-12 70-140°C Bensin
(2) Bersifat asam lemah dan bereaksi dengan NaOH. mobil
(3) Bersifat pemusnah hama.  140- Bahan industri
(4) 6-12 Nafta
180°C petrokimia
Jawaban: E

32 Kimia untuk SMA/MA


Jadi, pasangan data yang berhubungan dengan • Rantai utama terdiri atas 7 atom C ikatan rangkap
tepat adalah nomor 2 dan 4. 2 ⇒ heptena
Jawaban: D • Posisi ikatan rangkap di nomor 2 ⇒ 2-heptena
8. Fraksi minyak bumi nomor 3 (C11 - C12) dengan titik • Gugus CH3 terletak di atom C nomor 2 dan 5 ⇒
didih 150 - 250°C adalah fraksi untuk minyak tanah 2,5-dimetil
atau kerosin, kegunaannya sebagai bahan bakar Nama senyawa: 2,5-dimetil-2-heptena
kompor minyak.  Jawaban: E
Jawaban: C 17. Senyawa dengan rumus struktur:
1 2 3 4
9. Bilangan oktan menyatakan perbandingan antara
isooktana (bilangan oktan = 100) dengan n-heptana H3C−CH−CH−CH3
(bilangan oktan = 0). Bensin dengan bilangan oktan OH CH3
90 berarti mengandung campuran yang terdiri atas • Rantai utama terdiri atas 4 atom C dengan gugus
90% isooktana dan sisanya (10%) n-heptana. fungsi −OH di atom C nomor 2 ⇒ 2-butanol
Jawaban: C • Gugus CH3 di atom C nomor 3 ⇒ 3-metil
10. Pembakaran bahan bakar yang tidak sempurna Nama senyawa: 3-metil-2-butanol
meng­hasilkan gas karbon monoksida (CO). Bahan Jawaban: A
bakar yang memiliki bilangan oktan tertinggi akan
18. Butanon memiliki gugus fungsi keton (R−CO−R’)
menghasilkan gas CO paling sedikit, yaitu ditunjukkan dengan rantai utama 4 atom C.
oleh bahan bakar nomor 3. Rumus senyawa butanon: C2H5COCH3
Jawaban: C Jawaban: B
11. Senyawa dengan rumus C4H10O bersesuaian dengan
19. Nama senyawa hasil reaksi:
rumus umum CnH2n+2O, yang merupakan suatu
Etanol = C2H5OH
senyawa alkohol atau eter.
Jawaban: B Senyawa yang dihasilkan selain etanol:
O O
12. Senyawa dengan rumus:
C2H5 – C atau CH3 – CH2 – C
CH3– CO–CH2–CH3
mengandung gugus fungsi R−CO−R’ ⇒ keton OH OH
CH3–CH2–O–CH2–CH3 Nama senyawa: asam propanoat
mengandung gugus fungsi R−O−R’ ⇒ eter Jawaban: C
CH3–COO–CH2CH3 20. Senyawa 2-etoksipropana:
1 2
mengandung gugus fungsi R−COO−R’ ⇒ ester H3C – CH – O – CH2 – CH3
Jawaban: D 3
CH3 etoksi
13. Rumus umum alkanon: Rumus umum alkanal:
O O propana 
II. R−C−R' IV. R−C−H Jawaban: C
Jawaban: B 21. Titik didih paling rendah dimiliki oleh alkana dengan
14. Metoksi etana merupakan nama IUPAC dari eter, yang atom C paling sedikit dan paling banyak cabang.
memiliki gugus fungsi −O− (2). • n-pentana ⇒ 5 atom C, tidak bercabang
Jawaban: D • 2-metil-butana ⇒ 1 + 4 = 5 atom C, dengan 1
15. Senyawa dengan rumus CH3CH(CH3)C(CH3)3 dapat cabang metil
digambarkan sebagai: • 2,2-dimetil propana ⇒ 2 + 3 = 5 atom C, dengan
CH3 2 cabang metil
4 3 2 1
CH3−CH−C−CH3 • 2,2-dimetil butana ⇒ 2 + 4 = 6 atom C, dengan 2
cabang metil
CH3 CH3
• 2,3-dimetil butana ⇒ 2 + 4 = 6 atom C, dengan 2
• Rantai utama terdiri atas 4 atom C ikatan tunggal cabang metil
⇒ butana Jadi, senyawa dengan titik didih terendah adalah 2,2-
• Gugus CH3 terletak di atom C nomor 2, 2, dan 3 ⇒ dimetilpropana karena jumlah atom C paling sedikit
2,2,3-trimetil dan paling banyak cabangnya. 
Nama senyawa: 2,2,3-trimetilbutana
Jawaban: C
Jawaban: B
22. Senyawa heksana, 2-metilpentana, dan 2,2-dimetil­
16. Senyawa dengan rumus struktur:
CH3 CH3 butana sama-sama terdiri atas 6 atom karbon.,
1 2 3 4 5 heksana: CH3 – CH2 – CH2 – CH2 – CH2 – CH3
CH3−C=CH−CH2−CH
2-metilpentana: CH3−CH−CH2−CH2−CH3
6,7 C H5

2
CH3

Kimia untuk SMA/MA 33


CH3 28. Isomer dari C7H16 ⇒ memiliki rumus molekul sama
2,2-dimetilbutana: CH3−C−CH2−CH3 CH2

CH3 CH2 − CH − CH − CH2 − CH3


Untuk senyawa alkana dengan jumlah atom karbon CH3
yang sama, percabangan menurunkan titik didih.
Dengan demikian, titik didih: C7H14 ⇒ rumus molekulnya beda, jadi bukan isomer
dari C7H14.
heksana > 2-metilpentana > 2,2-dimetilbutana
68°C > 60°C > 49°C Jawaban: A
senyawa B > senyawa C > senyawa A 29. Senyawa yang bersifat optis aktif memiliki atom C
Jadi, senyawa A adalah 2,2-dimetilbutana asimetris, yaitu atom C yang mengikat empat gugus
senyawa B adalah heksana yang berbeda.
senyawa C adalah 2-metilpentana (1) 2-propanol ⇒ tidak mengandung atom C asimetris
Jawaban: D (mengikat 2 gugus CH3)
H
23. Rumus bangun alkohol sekunder ⇒ dicirikan oleh
CHOH, yaitu (CH3)2CHOH CH3−C−CH3
Jawaban: D OH

24. 3-metilbutanal (C5H10O) 2-pentanon (C5H10O)
(2) 2-metil-2-butanol ⇒ tidak mengandung atom C
O O
|| || asimetris (mengikat 2 gugus CH3)
CH3–CH–CH2–C–H CH3–C–CH2–CH2–CH3 CH3
|
CH3−C−CH2−CH3
CH3
Kedua senyawa di atas berisomer fungsi karena OH
memiliki rumus molekul yang sama, tetapi gugus (3) 3-pentanol ⇒ tidak mengandung atom C asimetris
fungsinya berbeda (alkanal dan alkanon).  (mengikat 2 gugus CH2−CH3)
Jawaban: D H
25. Isomer struktur dari: CH3−CH2−C−CH2−CH3
CH3 – CH – CH = CH – CH3
OH
CH3
(4) 2-butanol ⇒ mengandung atom C asimetris
adalah CH3 – CH – CH2 (metil siklopentana) (ditandai dengan *)
CH2 CH2 H

CH2 CH3−*C−CH2−CH3

karena memiliki rumus molekul sama (C6H12), tetapi OH 
strukturnya berbeda (alkena dan sikloalkana). Jawaban: D
Jawaban: C 30. Isomer C5H10O:
O Isomer aldehid:
26. Senyawa H3C−CH2−C−OCH3 atau metil propanoat O
(suatu ester) berisomer fungsi dengan asam butanoat (1) CH3−CH2−CH2−CH2−C−H (pentanal)
O
O
H3C−CH2−CH2−C−OH (suatu asam karboksilat).
(2) CH3−CH2−CH−C−H (2-metilbutanal)
Jawaban: C
27. Isomer posisi dari 1-butanol adalah 2-butanol ⇒ letak CH3
gugus fungsi (–OH) berbeda O
Rumus strukturnya adalah sebagai berikut. (3) CH3−CH−CH2−C−H (3-metilbutanal)
CH3–CH2–CH2–CH2OH CH3–CH2–CH–CH3
| CH3

OH
1-butanol 2-butanol CH3 O
Jawaban: A (4) CH3−C − C−H (2,2-dimetilpropanal)

CH3

34 Kimia untuk SMA/MA


Isomer keton: O O
O // //
35. C2H5 – C + H2O → C2H5 – C + C2H5OH
(1) CH3−C−CH2−CH2−CH3 (2-pentanon) \ \
O – C2H5 OH
O
Jenis reaksi ke kanan disebut reaksi hidrolisis karena
(2) CH3−CH2−C−CH2−CH3 (3-pentanon) pereaksi ditambahkan dengan air. Reaksi di atas meru-
O pakan kebalikan dari reaksi esterifikasi (reaksi ke kiri).
Jawaban: E
(3) CH3−C−CH−CH3 (3-metil-2-butanon)
36. Reaksi eliminasi adalah reaksi penghilangan
CH3 suatu gugus atom pada suatu senyawa. Reaksi
Jadi, C5H10 mempunyai 4 isomer aldehid dan 3 isomer eliminasi ditandai dengan adanya perubahan
keton. ikatan tunggal menjadi ikatan rangkap, seperti
Jawaban: B yang ditunjukkan oleh reaksi berikut.
31. Senyawa hasil reaksi: (2) CH3−CH2Cl + CH3OK → CH2=CH2 + KCl + CH3OH
CH3−CH2−CHO (propanal, C3H6O) Jawaban: B
Isomer fungsional dari propanal (suatu alkanal/ 37. Alkohol yang menghasilkan alkanon (suatu keton)
aldehid) adalah 2-propanon (suatu keton). jika dioksidasi adalah jenis alkohol sekunder (CHOH).
O (1) 2-propanol
CH3CH(OH)CH3 ⇒ alkohol sekunder
CH3−C−CH3 (2-propanon, C3H6O)
(2) 2-metil-2-propanol
Jawaban: C
CH3C(CH3)(OH)CH3 ⇒ alkohol tersier
32. Senyawa dengan rumus struktur: (3) 3-pentanol
O CH3CH2CH(OH)CH2CH3 ⇒ alkohol sekunder
CH3−CH2−CH2−C−OH (4) 2,2-dimetilpropanol
adalah asam butanoat (C4H8O2) CH3C(CH3)2CH2OH ⇒ alkohol primer
Jadi, alkohol pada nomor (1) dan (3) menghasilkan
Asam butanoat (suatu asam karboksilat) berisomer
keton jika dioksidasi.
fungsi dengan metil propanoat (suatu ester/alkil
Jawaban: B
alkanoat).
O 38. Asam propanoat merupakan hasil oksidasi dari alkohol
primer (dicirikan oleh CH2OH).
CH3−CH2−C−O–CH3 A. CH3COCH3 ⇒ eter
metil propanoat (C4H8O2) B. CH3CH(OH)CH3 ⇒ alkohol sekunder
Jawaban: C C. CH3CH2OH ⇒ alkohol primer
33. Reaksi senyawa karbon: D. CH3CH2CHO ⇒ aldehid
(1) H2C=CH2 + H2 → H3C–CH3 E. CH3CH2CH2OH ⇒ alkohol primer
Reaksi adisi, ikatan rangkap menjadi ikatan Asam propanoat memiliki 3 atom C. Di antara pilihan
tunggal C dan E, yang memiliki 3 atom C adalah pilihan E.
(2) CH4 + Cl2 → H3CCl + HCl Jawaban: E
Reaksi substitusi, gugus H digantikan oleh Cl 39. Reaksi senyawa karbon: Cl
(3) H3C–CH2Br → H2C=CH2 + HBr
CH3−C=CH−CH3 + HCl → CH3−C−CH2−CH3
Reaksi eliminasi, ikatan tunggal menjadi ikatan
rangkap CH3 CH3
Jawaban: C 2-metil-2-butena 2-kloro-2-metilbutana
34. Reaksi adisi ⇒ terjadi perubahan ikatan rangkap Menurut aturan Markovnikov, atom H akan terikat
menjadi ikatan tunggal pada atom C berikatan rangkap yang mengikat atom
(2) C2H4 + H2 → C2H6 H lebih banyak, sedangkan atom Cl akan terikat pada
Ikatan rangkap pada C2H4 (alkena) menjadi ikatan atom C berikatan rangkap yang mengikat atom H
tunggal C2H6 (alkana) lebih sedikit.
Reaksi eliminasi ⇒ terjadi perubahan ikatan tunggal Jawaban: C
menjadi ikatan rangkap 40. Reaksi asam C3H7COOH (suatu asam karboksilat)
(3) CH3−CHCl−CH3 + NaOH → CH3−CH=CH2 + H2O dengan CH3OH (suatu alkohol) dengan katalis H2SO4
Jawaban: B (asam) merupakan reaksi esterifikasi. Reaksi ini
menghasilkan suatu ester dan air.

Kimia untuk SMA/MA 35


H+ 47. C5H10O ⇒ Rumus umum CnH2nO (aldehid atau keton)
R−COOH + R’−OH R−COOR’ + H2O
asam karboksilat alkohol ester air
Senyawa yang direaksikan dengan Fehling tidak
H+
menghasilkan endapan merah bata ⇒ keton, gugus
C3H7COOH + CH3OH C3H7COOCH3 + H2O O
asam butanoat metanol metil butanoat air
fungsinya: – C – 
(metil alkohol) Jawaban: D
Jawaban: E
48. Reaksi oksidasi alkohol primer (C3H8O) menghasilkan
41. Reaksi esterifikasi: aldehid, yang memiliki gugus fungsi −CHO.
H SO pekat
CH3CH2CH2COOH + CH3CH2OH 2 4 Jawaban: C
CH3CH2CH2COOCH3CH2 (etil butirat) + H2O 49. Senyawa CH2O memiliki rumus umum CnH2nO, dapat
Jawaban: B berupa aldehid atau keton.
42. Hidrolisis metil etanoat (suatu ester) menghasilkan O
asam karboksilat dan alkohol.
Hasil hidrolisis metil etanoat: • Aldehid, gugus fungsinya – C – H
• metil berasal dari alkohol ⇒ metanol Salah satu kegunaanya: sebagai bahan baku
• etanoat berasal dari asam karboksilat ⇒ asam plastik (metanal).
O
etanoat (asam asetat).
Jawaban: D • Keton, gugus fungsinya – C –
43. Senyawa hidrokarbon yang mempunyai rumus
Salah satu kegunaannya: sebagai pelarut.
molekul C4H10O (rumus umum: CnH2n+2O) termasuk Jawaban: C
alkohol atau eter, tetapi yang dapat dioksidasi 50. MTBE = metil tersier butil eter
menghasilkan zat yang memerahkan lakmus biru termasuk senyawa eter dengan gugus fungsi –O–
(asam karboksilat) adalah alkohol primer. Senyawa Jawaban: B
yang dimaksud: 1-butanol.
51. Senyawa karbon yang digunakan sebagai pendingin:
Jawaban: B (3) CCl2F2
44. Reaksi adisi suatu alkena dengan Br2 menghasilkan Senyawa karbon yang digunakan sebagai obat luka:
CH3
(2) CHI3
CH3−CH2−C−CH2 (1, 2-dibromo-2-metilbutana) Jawaban: D
52. Kegunaan aseton: pembersih cat kuku (2) dan pelarut
Br Br (4).
Berarti alkena tersebut adalah Jawaban: C
CH3
53. Data yang benar:
CH3−CH2−C=CH2 (2-metil-1-butena) No. Nama Senyawa Kegunaan
Jawaban: D
1. Asam asetat Pengawet makanan
45. C3H8O ⇒ Rumus umum CnH2n+2O
⇒ alkohol atau eter 2. Glikol Antibeku
Jika suatu senyawa dengan rumus molekul 3. Ester Aroma buah pir
CnH2n+2O direaksikan dengan asam karboksilat dan
4. Iodoform Antiseptik
menghasilkan senyawa beraroma buah-buahan
(ester). Maka senyawa yang direaksikan adalah 5. Metanol Bahan bakar
alkohol. Pasangan data yang berhubungan dengan benar:
O O (4) dan (5)
|| || Jawaban: E
R–OH + R–C–OH → R–C–O–R’ + H2O
alkohol asam karboksilat ester
Bab 14 Polimer dan Makromolekul
Jawaban: A
46. C3H6O ⇒ Rumus umum CnH2nO (aldehid atau keton) 1. Polimer sintetis tidak terbentuk secara alami, tetapi
Senyawa yang bereaksi dengan larutan perak nitrat dibuat melalui proses polimerisasi di laboratorium
dalam amonia (pereaksi Tollens) menghasilkan cermin atau pabrik, contohnya PVC, nilon, teflon, poliester,
O dan polistirena.
perak ⇒ aldehid, gugus fungsinya: – C – H  Polimer alami berasal dari alam dan terdapat dalam
tumbuhan atau hewan, contohnya protein, karet,
Jawaban: B
amilum, dan selulosa.
Jawaban: B

36 Kimia untuk SMA/MA


2. Polimer yang terbentuk melalui proses adisi, 2. Karet alam Isoprena Adisi Ban
monomernya harus memiliki ikatan rangkap. Contoh: 3. PVC Vinil klorida Adisi Pipa air
(1) Isoprena (CH2=C(CH3)−CH=CH2), monomer dari 4. Teflon Tetrafluoro- Adisi Pelapis
karet alam etena panci
(3) Vinil klorida (CH2=CHCl), monomer dari polivinil 5. Polistirena Stirena Adisi Mainan
klorida (PVC)
(4) Stirena (C6H5−CH=CH2), monomer dari polis­ Pada soal, data yang keempatnya berhubungan
tirena dengan tepat adalah nomor 1 dan 3.
 Jawaban: B Jawaban: B
3. Data yang benar tentang polimer, monomer, dan 9. Polivinil klorida dengan struktur:
proses pembentukannya. H H H H H H
Proses
No. Polimer Monomer C C C C C C
Pembentukan
1. Teflon Tetrafluoroetena Adisi H Cl H Cl H Cl n
2. Amilum Glukosa Kondensasi monomer:C2H3Cl atau CH2=CHCl

3. PVC Vinil klorida Adisi Jawaban: E
4. Karet alam Isoprena Adisi 10. Polimer:
5. Protein Asam amino Kondensasi CF2 CF2 CF2 CF2 CF2
terbentuk melalui proses adisi, sehingga monomernya
Pasangan data yang ketiganya berhubungan dengan
memiliki ikatan rangkap, yaitu:
tepat pada soal adalah nomor 1 dan 3 
F F
Jawaban: B
4. (1) Jenis polimer seharusnya: sintetis C C
(2) Ketiga data berhubungan dengan tepat F F
(3) Reaksi pembentukan seharusnya: kondensasi Jawaban: B
(4) Jenis polimer seharusnya: alam 11. Monomer memiliki ikatan rangkap sehingga pem­
(5) Reaksi pembentukan seharusnya: adisi bentukan polimer terjadi melalui proses adisi
Jawaban: B (pemutusan ikatan rangkap):
5. Jenis polimer yang dimaksud:
1. Karet alam 4. Bakelit CH2=CHCl + CH2=CH–CH=CH2
2. Dakron 5. Protein
3. Politetrafluoroetena (teflon) –CH2–CHCl–CH2–CH=CH–CH2–n

Jawaban: C
Jawaban: A
6. Kegunaan polimer di industri:
12. Monomer mengandung gugus fungsi −OH sehingga
A. Polivinil klorida (PVC): digunakan pada industri
pembentukan polimer terjadi melalui proses
pipa paralon.
kondensasi:
B. Polistirena: digunakan pada industri styrofoam.
O O H
C. Poliisoprena: digunakan pada industri ban.
D. Poliamida (nilon): digunakan pada industri tekstil. CH3O−C−C6H4−C−O−C−H + OH−CH2−CH2−OH
E. Polipropena: digunakan pada industri botol
H
plastik.
Jawaban: B O O
7. Polimer dengan struktur: −C−C6H4−C−O−CH2−CH2−CH2−O−
n
O O Jawaban: A
−C− −C−O−CH2−CH2O− 13. Monomer CH2=CH2 (etena) membentuk polimer
n polietena, salah satu kegunaannya adalah plastik
adalah dakron, kegunaannya sebagai serat sintetis. pembungkus.
Jawaban: A Jawaban: B
8. Data yang benar tentang polimer, monomer, proses 14. Polimer yang dibentuk dari:
pembuatan, dan kegunaannya: O O
Proses
No. Polimer Monomer Kegunaan H3C−O−C− −C−O−CH3 (dimetil tereftalat)
Pembuatan
1. Selulosa Glukosa Kondensasi Bahan
kertas dengan HO−CH2−CH2−OH (etilen glikol)
menghasilkan polimer dakron:

Kimia untuk SMA/MA 37


O O 21. Asam lemak tak jenuh memiliki ikatan rangkap.
Contohnya: asam oleat, asam linoleat, asam linolenat,
−C− −C−O−CH2−CH2O− dan asam arakidonat.
n
Jawaban: B Asam lemak jenuh tidak memiliki ikatan rangkap.
15. Senyawa makromolekul dengan sifat: Contohnya: asam butirat, asam laurat, asam stearat,
• Dapat mereduksi Fehling ⇒ merupakan karbo­ dan asam palmitat.
hidrat yang termasuk gula pereduksi ⇒ mono­ Jawaban: B
sakarida dan disakarida (kecuali sukrosa) 22. Pernyataan yang tepat tentang makromolekul:
• Tidak dapat dihidrolisis ⇒ termasuk monosakarida A. Denaturasi protein (perubahan struktur protein)
(glukosa, galaktosa, atau fruktosa) dapat disebabkan oleh pemanasan.
• Memiliki tingkat kemanisan paling tinggi ⇒ B. Glukosa tergolong monosakarida, yang
fruktosa merupakan gula paling sederhana.
Jawaban: B C. Hidrolisis lemak akan menghasilkan asam lemak
16. Senyawa karbohidrat: dan gliserol.
Glukosa D. Protein merupakan polimer alam yang merupakan
Monosakarida Fruktosa rangkaian asam amino.
Galaktosa
E. Hasil uji positif terhadap pereaksi Fehling
Maltosa menunjukkan adanya gugus aldehid yang dimiliki
Disakarida Laktosa oleh gula pereduksi. Adapun untuk menguji
Sukrosa adanya amilum digunakan uji iodium.
Glikogen (2) Jawaban: E
Polisakarida Amilum (4) 23. Monomer dari protein adalah asam amino.
Selulosa (5) Jawaban: B
Jawaban: C 24. Hasil pengujian terhadap karbohidrat:
17. Hidrolisis disakarida menghasilkan monosakarida- A. Uji Fehling digunakan untuk menunjukkan
monosakarida: adanya gula pereduksi. Semua monosakarida
• Maltosa ⇒ glukosa + glukosa termasuk glukosa bereaksi dengan pereaksi
• Laktosa ⇒ glukosa + galaktosa Fehling menghasilkan Cu2O.
• Sukrosa ⇒ glukosa + fruktosa B. Uji Molisch digunakan untuk mengetahui
Jawaban: C adanya karbohidrat. Hasil positif uji Molisch
18. Rumus struktur protein: ditunjukkan dengan terbentuknya cincin
H – CH – COOH bersifat asam merah-ungu. Galaktosa merupakan karbohidrat,
jadi menghasilkan warna merah-ungu saat uji
NH2 bersifat basa
Molisch.
Struktur protein mengandung gugus asam karboksilat C. Amilum termasuk polisakarida (bukan gula
(−COOH) yang bersifat asam dan gugus amina (−NH2) pereduksi) sehingga dengan tes Fehling tidak
yang bersifat basa. Karena itu, protein bersifat amfoter menghasilkan Cu2O.
(dapat bertindak sebagai asam atau basa). D. Selulosa dan amilum merupakan polisakarida.
Jawaban: C Hidrolisis selulosa menghasilkan glukosa. Begitu
19. Ikatan peptida menghubungkan gugus karbonil pula hidrolisis amilum dengan bantuan enzim
(–CO) dan amina (–NH) antarmonomer asam amino amilase akan menghasilkan glukosa.
membentuk protein. E. Sukrosa merupakan disakarida yang tidak
Dalam senyawa polipeptida dengan struktur berikut: termasuk gula pereduksi sehingga dengan tes
H OH HOH O H O Fehling tidak menghasilkan Cu2O.
Jawaban: E
CH3–C–C–N–C–C–N–C–C–N–CH–C–OH
25. Karbohidrat menunjukkan hasil positif dengan uji
H CH3 CH2 ikatan peptida Molisch, yaitu dengan terbentuknya lapisan berwarna

Terdapat 3 ikatan peptida. merah. Jadi, berdasarkan pengujian tersebut,
makanan yang mengandung karbohidrat adalah
Jawaban: C
bahan kamanan nomor 1 dan 3.
20. Senyawa makromolekul yang memiliki sifat:
Jawaban: B
(1) Tidak tahan pada suhu tinggi.
(2) Tidak tahan pada perubahan pH yang ekstrem. 26. Hasil pengujian karbohidrat:
(3) Memiliki ion zwitter. • Dengan Fehling A dan B menghasilkan endapan
(4) Tersusun dari beberapa asam amino. merah bata ⇒ karbohidrat berupa gula pereduksi
(glukosa, fruktosa, galaktosa, maltosa, atau
adalah protein.
laktosa)
Jawaban: D

38 Kimia untuk SMA/MA


• Dengan Tollens menghasilkan cermin perak ⇒ (2) Protein ⇒ cadangan energi setelah lipid
karbohidrat berupa gula pereduksi (glukosa, (3) Lipid ⇒ cadangan energi setelah karbohidrat
fruktosa, galaktosa, maltosa, atau laktosa)  Jawaban: D
• Reaksi hidrolisis menghasilkan dua monosakarida
yang sama ⇒ maltosa (glukosa + glukosa) Bab 15 Termokimia
Jadi, karbohidrat tersebut adalah maltosa.
Jawaban: E 1. Reaksi eksoterm adalah reaksi yang melepaskan kalor.
27. Hasil pengujian karbohidrat: Reaksi eksoterm ditandai dengan kenaikan suhu.
• Dengan pereaksi Fehling: tidak terbentuk (1) Suhu naik dari 25°C menjadi 32°C.
endapan merah bata ⇒ bukan gula pereduksi (2) Suhu naik dari 26°C menjadi 30°C.
(sukrosa atau polisakarida) (3) Suhu turun dari 26°C menjadi 15°C.
• Dengan pereaksi iodium: timbul warna biru (4) Suhu turun dari 26°C menjadi 5°C.
setelah dipanaskan ⇒ amilum Reaksi (1) dan (2) menyebabkan kenaikan suhu
Jadi, zat tersebut adalah amilum. sehingga termasuk reaksi eksoterm.
Jawaban: C Jawaban: A
28. Pereaksi yang digunakan untuk menguji adanya gugus 2. Urea dimasukkan ke dalam segelas air, beberapa saat
benzena dalam protein adalah pereaksi xantoproteat. kemudian menjadi dingin. Hal ini menandakan:
Uji positif terhadap pereaksi ini ditunjukkan dengan • Terjadi penurunan suhu
terbentuknya endapan berwarna putih yang • Reaksi tersebut termasuk endoterm
berubah menjadi kuning atau jingga jika dipanaskan. • Energi berpindah dari lingkungan ke sistem
Berdasarkan data percobaan pada soal, protein yang • Entalpi sistem bertambah
mengandung gugus inti benzena adalah putih telur • ∆H-nya bernilai positif
dan ikan. • Reaksi menyerap kalor
Jawaban: C Jawaban: C
29. Hasil pengujian bahan makanan: 3. Reaksi pembakaran glukosa tersebut merupakan
(1) Dengan pereaksi biuret menghasilkan warna reaksi eksoterm sebab dari diagram diketahui bahwa
ungu ⇒ suatu protein Hawal > Hakhir sehingga nilai ΔH-nya negatif karena
(2) Dengan pereaksi timbal(II) asetat terbentuk energi sistem berkurang.
warna hitam ⇒ mengandung belerang Jawaban: B
Jadi, bahan makanan tersebut adalah protein yang 4. ∆H reaksi bernilai positif (+), artinya:
mengandung belerang, yaitu sistein atau metionin. H hasil reaksi > H pereaksi
Jawaban: A
H (NO(g)) > H ( 21 N2(g) + 21 O2(g))
30. Fungsi lemak:
• Cadangan energi (1) Arah tanda panah dari pereaksi ke hasil reaksi, yaitu
• Pelarut vitamin A, D, E, dan K (4) dari 21 N2(g) + 21 O2(g) ke NO(g)
• Melindungi organ tubuh yang vital. Jadi, diagram tingkat energinya:
• Mempertahankan suhu tubuh dari suhu rendah. NO(g)

Jawaban: C
Energi

31. Kegunaan protein: ∆H = +90,25 kJ/mol


• Pembentuk antibodi terhadap racun yang masuk 1 N (g) + 1 O (g)
ke dalam tubuh (3) 2 2 2 2
• Biokatalis pada proses metabolisme (4) 
• Pengatur aktivitas seluler (hormon). Jawaban: D
• Sebagai zat pembangun.
5. (2) Respirasi pada mamalia melepas kalor.
• Memperbaiki dan mengganti jaringan tubuh
yang rusak. (3) Bensin dibakar dalam karburator melepas kalor.
• Menjaga keseimbangan asam basa. Jadi, respirasi dan pembakaran bensin termasuk
Jawaban: D proses eksoterm.
32. Kegunaan karbohidrat: Jawaban: C
• Sumber energi utama bagi tubuh (2) 6. Proses eksoterm melepaskan kalor, misalnya terjadi
• Berperan dalam metabolisme lemak (4) pada reaksi:
• Membantu penyerapan kalsium, yaitu laktosa. (1) C6H12O6(aq) + 6O2(g) → 6CO2(g) + 6H2O(g)
Jawaban: C (2) CaO(s) + H2O(l) → Ca(OH)2(aq)
33. Senyawa yang dapat menghasilkan energi dalam (3) HCl(aq) + NaOH(aq) → NaCl(aq) + H2O(l)
tubuh: Proses endoterm memerlukan kalor, misalnya terjadi
(1) Karbohidrat ⇒ sumber energi utama pada reaksi:

Kimia untuk SMA/MA 39


(4) C(s) + H2O(g) → CO(g) + H2(g) 11. Reaksi pembentukan 1 mol gas H2O:
(5) 6CO2(g) + 6H2O(l) → C6H12O6(aq) + 6O2(g) H2(g) + ½O2(g) → H2O(g) ∆H = −68 kkal
Jawaban: E 36 g
Untuk pembentukan = 2 mol H2O
7. • ∆Hfo ⇒ perubahan entalpi pembentukan 1 mol 18 g/mol
senyawa dari unsur-unsurnya dalam keadaan ∆H = 2 × (−68 kkal) = −136 kkal
standar (298 K, 1 atm). Jawaban: D
(1) 21 N2(g) + 21 O2(g) → NO(g) ∆H = + kJ.mol–1 12. Reaksi target ⇒ pembakaran sempurna C2H2
(5) Na(g) + 1 Cl (g) → NaCl(s) ∆H = – kJ.mol–1 2C2H2 + 5O2 → 4CO2 + 2H2O
2 2 2C2H2 + 4H2 → 2C2H6 ∆H = –624 kJ
• ∆Hdo ⇒ entalpi penguraian 1 mol senyawa
(Reaksi dikali5 2, ∆H dikali 2)
menjadi unsur-unsur pembentuknya dalam 2

keadaan standar (298 K, 1 atm). 2C2H6 + 7O2 → 4CO2 + 6H2O ∆H = –3.130 kJ


1 (Reaksi tetap, ∆H tetap)
(2) NO2(g) → ∆H = –kJ.mol–1
2 N2(g) + O2(g) 4H2O → 4H2 + 2O2 ∆H = +1.144 kJ
(3) CO2(g) → C(s) + O2(g) ∆H = +kJ.mol–1 (Reaksi dibalik dan dikali 4,
• ∆Hc ⇒ entalpi pembakaran sempurna 1 mol zat
o
tanda ∆H dibalik dan dikali 4)
dengan oksigen. +
2C2H2 + 5O2 → 4CO2 + 2H2O ∆H = –2.610 kJ
(4) C2H5OH(g) + 3O2(g) → 2CO2(g) + H2O(g)
∆H = –kJ.mol–1 Reaksi pembakaran 2 mol C2H2 ⇒ ∆H = –2.610 kJ
Jadi, reaksi yang menunjukkan ∆Hfo, ∆Hdo, dan ∆Hco 11, 2
Untuk pembakaran = 0 , 5 mol C2H 2 :
adalah (1), (2), dan (4). 22, 4
0, 5
Jawaban: B DH = ´-2.610kJ = -652, 5 kJ 
2 Jawaban: A
8. • ∆Hfo ⇒ perubahan entalpi pembentukan standar
13. ∆H = Σn∆Hf°hasil reaksi – Σm∆Hf°pereaksi
(1) H2(g) + 21 O2(g) → H2O(g) ∆H = – kJ.mol–1
= {3∆Hf° CO2 + 4∆Hf° H2O} – (∆Hf° C3H8 + 5ΔHf° O2)
(2) C(grafit) + O2(g) → CO2(g) ∆H = – kJ.mol–1 = {3(–393,5) + 4(–285,5)} kJ/mol – (–103,0 + 0) kJ/mol

(5) Hg(l) + 21 O2(g) → HgO(s) ∆H = – kJ.mol–1 = –2.219,5 kJ/mol
• ∆Hdo ⇒ perubahan entalpi penguraian standar Jawaban: D
(3) CO2(g) → C(grafit) + O2(g) ∆H = + kJ.mol–1 14. ∆H = Σn∆Hf°hasil reaksi – Σm∆Hf°pereaksi
• ∆Hco ⇒ perubahan entalpi pembakaran standar = {∆Hf° SO2 + ∆Hf° H2O} – (∆Hf° H2S + ∆Hf° O2)
(4) C3H8(g) + 5O2(g) → 2CO2(g) + 4H2O(l) = {–298 + (–286)} kJ.mol – (–20 + 0) kJ/mol
∆H = – kJ.mol–1 = –564 kJ/mol
Jadi, reaksi yang menunjukkan ∆Hfo, ∆Hdo, dan ∆Hco Jawaban: B
adalah (1), (3), dan (4). 15. Reaksi pembakaran C2H6:
Jawaban: D
2 C2H6(g) + 7 O2(g) → 2CO2(g) + 3H2O(l)
9. C6H12O6 + 6O2 → 6CO2 + 6H2O ∆H = −2.820 kJ 2
(Reaksi tetap, ∆H tetap) ∆Hc = Σn∆Hf°hasil reaksi – Σm∆Hf°pereaksi
4CO2 + 6H2O → 2C2H5OH + 6O2 ∆H = +2.760 kJ = {2∆Hf° CO2 + 3∆Hf° H2O} – (∆Hf° C2H6 + 7 ∆Hf° O2)
2
(Reaksi dibalik dan dikali 2, = (2y + 3z) kkal – (x + 0) kkal
tanda ∆H dibalik dan dikali 2) + = (2y + 3z – x) kkal = (3z + 2y – x) kkal
C6H12O6 → 2C2H5OH + 2CO2 ∆H = −60 kJ Jawaban: B
Jawaban: B 16. Diagram tingkat energi pembentukan CO2:
10. Reaksi target ⇒ pembentukan CS2 C + O2
C + 2S → CS2 ∆H2
C + O2 → CO2 ∆H = –394 kJ CO
(Reaksi dibalik, tanda ∆H dibalik) ∆H1
∆H3
2S + 2O2 → 2SO2 ∆H = –594 kJ
(Reaksi dibalik dan dikali 2, CO2
tanda ∆H dibalik dan dikali 2)
Menurut Hukum Hess, entalpi reaksi merupakan
CO2 + 2SO2 → CS2 + 3O2 ∆H = +1.110 kJ penjumlahan dari entalpi reaksi pada tiap tahap dalam
(Reaksi dibalik, tanda ∆H dibalik) diagram tingkat energi. Dari diagram di atas, tampak
+
C + 2S → CS2 ∆H = +122 kJ bahwa: ∆H1 = ∆H2 + ∆H3 sehingga ∆H2 = ∆H1 − ∆H3
Jawaban: A Jawaban: B

40 Kimia untuk SMA/MA


17. Berdasarkan diagram entalpi reaksi berikut: = (4EC–H + EC=C + 2EO–H) – (5EC–H + EC–C + EC–O+ EO–H)
= –EC–H + EC=C + EO–H – EC–C – EC–O
kJ
0 2C (grafit)(s) + 2O2(g) = (–410 + 607 + 460 – 343 – 351) kJ/mol
ΔH2 = –221 kJ = –37 kJ/mol
Jawaban: C
ΔH1
2CO(g) + O2(g) 21. Reaksi: N2 + 3H2 → 2NH3
ΔH3 = –568,6 kJ H
N≡N + 3 H–H → 2 H–N–H
2CO2(g)
Energi pemutusan ikatan:
1 EN ≡ N = 1 × 941 kJ/mol = 941 kJ/mol
Entalpi reaksi 2C(s) + 2O2(g) → 2CO2(g) 3 EH – H = 3 × 436 kJ/mol = 1.308 kJ/mol +
∆H1 = ∆H2 + ∆H3 = −221 kJ + (−568,6 kJ) = −789,6 kJ ––––––––––––––––––––––––––––––––––––
Entalpi standar pembentukan CO2 ⇒ pembentukan 1 = 2.249 kJ/mol
Energi pembentukan ikatan:
mol CO2, reaksinya: C(s) + 21 O2(g) → CO2(g)
6 EN – H = 6 × 391 kJ/mol = 2.346 kJ/mol
∆H = 21 × −789,6 kJ = −394,8 kJ
ΔH = ΣEpemutusan ikatan – ΣEpembentukan ikatan
Jawaban: D
= 2.249 kJ/mol – 2.346 kJ/mol = –97 kJ/mol
18. Berdasarkan diagram entalpi reaksi: Jawaban: C
kJ
H2(g) + ½O2(g) 22. Reaksi: C2H4 + H2 → C2H6
0
H H H H
∆H2 C=C + H–H → H–C–C–H
∆H1
−242 H H H H
H2O (g)
ΔH = ΣEpemutusan ikatan – ΣEpembentukan ikatan
H2O (l) ∆H3 = (4EC–H + EC=C + EH–H) – (6EC–H + EC–C)
−285
= –2EC–H + EC=C + EH–H – EC–C
Entalpi reaksi penguapan 1 mol H2O:
= {–2(413) + 614 + 436 – 348} kJ/mol
H2O(l) → H2O(g) ∆H3
= –124 kJ/mol
Menurut Hukum Hess:
Jawaban: D
∆H1 = ∆H2 + (−∆H3)
−285 kJ = −242 kJ −∆H3 23. Reaksi pembakaran 1 mol CH4:
∆H3 = −242 kJ + 285 kJ = +43 kJ  CH4 + 2O2 → CO2 + 2H2O ΔH = –18 kkal
Jawaban: C H
19. Reaksi: H–C–H + 2 O=O → O=C=O + 2 H–O–H
CH3–C≡CH + 2H2 → CH3–CH2–CH3
H
H HH H
ΔH = ΣEpemutusan ikatan – ΣEpembentukan ikatan
H–C–C≡C–H + 2 H–H → H–C–C–C–H –18 kkal = (4EC–H + 2EO=O) – (2EC=O + 4EO–H)
H H H H –18 kkal = 4EC–H + 2(119) – 2(173) – 4(110)
∆H = ΣEpemutusan ikatan – ΣEpembentukan ikatan –18 kkal = 4EC–H + (–548 kkal)
= (4EC–H + EC–C + EC≡C + 2EH–H) – (8EC–H + 2EC–C) 4EC–H = 548 kkal – 18 kkal = 530 kkal
= –4EC–H – EC–C + EC≡C + 2EH–H EC–H = (530 kkal) : 4 = 132,5 kkal 
= –4(410) – 343 + 839 + 2(436) kJ/mol Jawaban: E
= –1.640 – 343 + 839 + 872 kJ/mol 24. m = ρ × Vcampuran = 1 g/mL × 100 mL = 100 g
= –272 kJ/mol Mol zat yang bereaksi = 50 mL × 0,2 M
Jawaban: B = 10 mmol = 0,01 mol
Q = m × c × ΔT
20. Reaksi:
= 100 × 4,2 × (30 − 25)
CH2=CH2 + H2O → CH3–CH2–OH
= 100 × 4,2 × 5 = 2.100 J = 2,1 kJ
H H H H
Untuk 1 mol zat yang bereaksi:
C=C + H–O–H → H–C–C–O–H 2,1 kJ
Q= = 210 kJ
H H H H 0 , 01
ΔH = ΣEpemutusan ikatan – ΣEpembentukan ikatan ΔH netralisasi = −Q = −210 kJ
Jawaban: E

Kimia untuk SMA/MA 41


25. Reaksi: C3H8 + O2 → 3CO2 + 4H2O 2. Laju reaksi rata-rata pembentukan gas H2:
44 g = 1 mol C H : dVH2 (50 -10 ) cm3
Untuk 3 8 vrata-rata H2 = =
44 g/mol dt (15 - 5) detik
Q = m × c × ΔT 40
= 2.000 × 4,2 × (75 – 27) = cm /detik = 4 cm3 /detik
3
10
= 403.200 J = 403,2 kJ
Jadi, ∆H pembakaran C3H8 = –Q = –403,2 kJ/mol Jawaban: C
Jawaban: C 3. Laju reaksi pembentukan SO2 diukur pada suhu yang
sama (35°C):
22, 8 g
26. Untuk = 0 , 2 mol bahan bakar : dVSO2 (55 - 35) cm3 20
114 g/mol v SO2 = = = cm3 /detik
Q = m × c × ΔT dt (20 -10 ) detik 10
= 100 × 4,2 × 10 = 4.200 J = 4,2 kJ Jawaban: A
Untuk 1 mol bahan bakar yang bereaksi: 4. Laju reaksi dapat didefinisikan sebagai pengurangan
4 , 2 kJ konsentrasi pereaksi (dalam hal ini NO) per satuan
Q= = 21 kJ/mol
0 , 2 mol waktu. Karena terjadi pengurangan
Jadi, kalor pembakaran bahan bakar tersebut konsentrasi NO, maka grafik turun, [NO]
= −Q = −21 kJ/mol tetapi karena pereaksi makin lama
Jawaban: D makin sedikit dan akhirnya akan
27. Entalpi pelarutan KOH: habis, maka konsentrasi NO seiring
m´c ´DT waktu akan menjadi konstan. Grafik
DH = - yang sesuai adalah: t
mol
100´ 4 , 2´(36 - 26 ) 100´ 4 , 2´10´56 Jawaban: A
=- =- 5. • Orde reaksi terhadap A → gunakan data 1 dan 2
11, 2 11, 2 x y
56 k2 æç [ A]2 ö÷ æç [B ]2 ö÷ v
÷ ÷ = 2
k1 ççè [ A]1 ÷ø ççè [B ]1 ÷ø v1
Jawaban: E
y
28. Untuk 50 mL × 1 M = 50 mmol = 0,05 mol HNO3 dan
( 00,,31) æçççè 00,, 0055 ö÷÷÷ø = 182
x

KOH yang bereaksi:


Q = m × c × ΔT 3x = 9 Þ x = 2

= {(50 + 50) mL × 1 g/mL) × 4,2 J/g °C × 5 °C • Orde reaksi terhadap B → gunakan data 1 dan 3
= 100 g × 4,2 J/g °C × 5 °C x y
k3 æç [ A]3 ö÷ æç [B ]3 ö÷ v
= 2.100 J = 2,1 kJ ç ÷
÷ ç ÷
÷ = 3
k1 çè [ A]1 ø çè [B ]1 ø v1
Maka untuk 1 mol HNO3 dan KOH yang bereaksi:
( 00,,11) ( 00,, 2050 ) = 322
x y
2, 1 kJ = 42 kJ/mol
0 , 05 mol
4 y = 16 Þ y = 2
ΔH = −Q = −42 kJ mol−1
Jadi, persamaan termokimia untuk reaksi penetralan Jadi, orde reaksi terhadap A = 2 dan orde terhadap B
=2
HCl dan NaOH adalah:
Jawaban: B
HCl(aq) + NaOH(aq) → NaCl(aq) + H2O(l)
6. Berdasarkan data 3 dan 5:
ΔH = −42 kJ mol−1 x y
Jawaban: D k3 æ [NO]3 ö÷ æ [H2 ]3 ö÷ t
çç çç = 5
k5 çè [NO]5 ÷÷ø çè [H2 ]5 ÷÷ø t3
Bab 16 Laju Reaksi
( 00,, 24 ) ( 00,, 24 ) = 121, 5, 0
x y

1. Laju reaksi pembentukan gas H2:


2x 2y = 8
dVH2 (29 - 0 ) mL
vH2 = = = 2, 9 mL detik -1 2 x + y = 23 Þ x + y = 3
dt (10 - 0 ) detik
atau Jadi, tingkat reaksi untuk reaksi tersebut adalah 3.
dVH2 (58 - 29 ) mL Jawaban: E
vH2 = = = 2, 9 mL detik -1
dt (20 -10 ) detik 7. Persamaan laju reaksi untuk reaksi tersebut:

v = k [N2O4]x [O2]y
Jawaban: C
Dari data 2 dan 3:
x
æ 0 , 4 ö÷ 1, 92
çç ÷ = Þ 4x = 4 Þ x =1
çè 0 , 2 ÷ø 0 , 48

42 Kimia untuk SMA/MA


Dari data 1 dan 2: 13. Untuk menentukan tingkat reaksi terhadap [O2] pada
æ 0 , 2 ö÷
y
0 , 48 [NO] tetap, gunakan data (1) dan (2).
çç ÷ = Þ 2y = 2 Þ y = 1 x y
çè 0 ,1÷ø 0 , 24 k2 æç [NO]2 ö÷ æç [O2 ]2 ö÷ v
ç
ç ÷÷ çç ÷÷ = 2
k1 è [NO]1 ø è [O2 ]1 ø v1
Maka persamaan laju reaksinya: v = k [N2O4]2 [O2]
x y
Jawaban: A æ1´10-4 ö÷ æ 3´10-4 ö÷ 8 , 4 ´10-6
çç çç
8. Persamaan laju reaksi untuk reaksi tersebut: çè1´10-4 ÷÷ø çè 1´10-4 ÷÷ø = 2, 8´10-6
v = k [A2]x [C]y
3y = 3 Þ y = 1
Dari data 2 dan 3:
 0, 2  =
x 1 Jadi, tingkat reaksi terhadap [O2] adalah 1, sehingga
 0, 1 
2
⇒ 2x = 4 = 2 ⇒ x = 1 grafiknya berbentuk linear:
  1
4
2
v
Dari data 1 dan 2:
y 1
 0, 2  = 4
⇒ 2 y = 16 = 4 ⇒ y = 2
 0, 1  1
4
  16

Maka persamaan laju reaksinya adalah: v = k [A2] [C]2 [O2]
Jawaban: A
Jawaban: A
9. Dari percobaan 1 dan 3:
x
14. Pada data percobaan 1 dan 4:
æ 0 , 3 ö÷
çç ÷ = 9 x Þ 3 x = 9 Þ x = 2 Zat yang Bereaksi Waktu Suhu
çè 0 ,1÷ø x Percobaan
A B (det) (°C)
Dari percobaan 1 dan 2:
y 1 1 g serbuk 1M 20 25
æ 0 , 03 ö÷ 3x
çç ÷ = Þ 3y = 3 Þ y = 1 4 1 g larutan 2M 5 25
çè 0 , 01÷ø x
↓ ↓ ↓
Persamaan laju reaksi: v = k [A]2 [B]1 = k [A]2 [B] berbeda berbeda sama
Jika [A] = 0,2 M dan [B] = 0,3 M ⇒ v = k (0,2)2 (0,3) Reaksi 4 berlangsung lebih cepat (laju reaksi lebih
Jawaban: C besar, reaksi lebih cepat, waktu reaksi lebih sedikit)
10. Dari data 1 dan 2: daripada reaksi 1. Dalam hal ini, parameter percobaan
x yang berbeda adalah luas permukaan sentuhan
æ 0 , 2 ö÷ 5´10-2
çç = Þ 2x = 4 Þ x = 2 pereaksi dan konsentrasi pereaksi.
çè 0 ,1÷÷ø 1, 25´10-2
• Pereaksi A pada reaksi 4 yang berbentuk larutan,
Dari data 1 dan 3: luas permukaan bidang sentuhnya lebih besar
æ 0 , 2 ö÷
y
10-1 dibandingkan pada reaksi 1 yang berbentuk
çç ÷ = Þ 2y = 8 Þ y = 3 serbuk. Semakin luas bidang sentuh permukaan
÷
çè 0 ,1ø 1, 25´10-2
pereaksi, laju reaksi semakin besar dan waktu
Persamaan laju reaksi: v = k [Q]2 [T]3 reaksi makin sedikit.
Jika [Q] = [T] = 0,5 M: • Pereaksi B pada reaksi 4 konsentrasinya lebih
v k [Q]2 [T]3 besar dibandingkan pada reaksi 1. Semakin besar
=
v 3 k [Q]32 [T]33 konsentrasi, laju reaksi semakin besar dan waktu
reaksi makin sedikit.
v k (0,5)2 (0,5)3
-1
= Jawaban: C
10 k (0,1)2 (0,2)3 15. Berdasarkan gambar percobaan:
v = 39 , 0625 » 39 , 0 
Dipengaruhi oleh
Jawaban: E
Percobaan Luas
11. Persamaan laju reaksi: v = k [P]2 [Q] Konsentrasi Suhu
Permukaan
Jika konsentrasinya masing-masing diperbesar 3 kali:
v = k [3P]2 [3Q] = k 9[P]2 3[Q] = 27 k [P]2 [Q] = 27v (1) terhadap (2) – √ √
Maka laju reaksinya menjadi 27 kali. (1) terhadap (3) √ - √
Jawaban: E
(2) terhadap (3) √ √ -
12. Persamaan laju reaksi: v = k [P]½ [Q]2 (3) terhadap (4) – √ -
Jika [P] × 9 dan [Q] × 2, maka:
(4) terhadap (5) - – √
v = k [P]½ [Q]2 = k [9P]½ [2Q]2
= k 3[P]½ 4[Q]2 = 12 k [P]½ [Q]2 = 12v Jadi, laju reaksi yang hanya dipengaruhi oleh suhu
Reaksi berlangsung 12 kali lebih cepat. terdapat pada tabung nomor (4) terhadap (5).
Jawaban: C Jawaban: E

Kimia untuk SMA/MA 43


DT /10
v 0 = 260-20/10 v 0 = 24 v 0 = 16v 0 • pereaksi (NO atau oksigen) dikurangi ⇒
16. v t = 2
kesetimbangan bergeser ke arah pereaksi
Jadi, kecepatan reaksi pada suhu 60°C dibandingkan
Jawaban: D
dengan pada suhu 20°C meningkat 16 kali.
5. Pada reaksi kesetimbangan:
Jawaban: C
4NH3(g) + 5O2(g) ← → 4NO(g) + 6H2O(l)
() ()
∆T /10 70−30 /10
17. t = 1 t0 = 1 × 4 menit ΔH = −1.169,5 kJ
2 2
Untuk memperoleh gas NO lebih banyak
()
4
= 1 × 4 menit = 1 × 4 meniit = 1 menit = 15 detik (kesetimbangan bergeser ke kanan), dapat dilakukan:
2 16 4
• suhu diturunkan
Jadi, waktu yang dibutuhkan untuk bereaksi pada • tekanan diperbesar (2)
suhu 70°C adalah 15 detik. • volume diperkecil
Jawaban: E • hasil reaksi dikurangi/dikeluarkan (4)
18. Laju reaksi dipengaruhi oleh luas permukaan pereaksi, Jawaban: A
konsentrasi pereaksi, dan suhu. 6. Perubahan volume mengakibatkan kesetimbangan
Berdasarkan data reaksi, laju reaksi paling rendah bergeser ke arah jumlah mol gas yang lebih besar atau
jika: lebih kecil. Jadi, kesetimbangan tidak akan bergeser
• Luas permukaan seng kecil (berupa lempeng) oleh perubahan volume jika jumlah mol gas di ruas
• Konsentrasi HCl paling rendah (0,1 M) kanan (pereaksi) sama dengan jumlah mol gas di ruas
• Suhu paling rendah (25°C). kiri (hasil reaksi), yaitu pada reaksi:
Data yang sesuai adalah nomor 3. H2(g) + Br2(g) ←→ 2HBr(g).
Jawaban: C Jawaban: B
7. Pada reaksi:
Bab 17 Kesetimbangan Kimia → 2SO3(g)
2SO2(g) + O2(g) ← ΔH = −197 kJ
Penurunan suhu, peningkatan tekanan, penambahan
1. Pada reaksi kesetimbangan:
gas O2, dan peningkatan volume sistem akan
2PQ2(g) ←→ P2Q4(g) ΔH = +x kJ/mol menggeser kesetimbangan sehingga berpengaruh
Jika tekanan ditingkatkan, kesetimbangan akan terhadap gas SO3 yang dihasilkan. Adapun
bergeser ke kanan, yaitu ke jumlah mol yang lebih penggunaan katalis tidak memengaruhi jumlah SO3,
kecil. hanya mempercepat tercapainya kesetimbangan.
Jawaban: A  Jawaban: D
2. Pada reaksi kesetimbangan: 8. Gas dimampatkan artinya tekanan diperbesar atau
→ C(g) + D(g) ΔH = +p kal
A(g) + B(g) ← volume diperkecil, jadi kesetimbangan bergeser ke
Kenaikan suhu mengakibatkan kesetimbangan arah jumlah mol gas yang lebih kecil.
bergeser ke arah reaksi endoterm, yaitu ke arah kanan. → A2B(g) ΔH = –x kJ
Pada reaksi: 2A(g) + B(g) ←
Akibatnya, jumlah pereaksi (A dan B) berkurang, Kesetimbangan bergeser ke arah kanan, akibatnya:
sedangkan jumlah produk (C dan D bertambah). • Produk (A2B) akan bertambah
 Jawaban: B Pada gambar kesetimbangan sesaat yang baru,
3. Untuk reaksi kesetimbangan: jumlah A2B pada gambar (diwakili oleh ) harus
Fe3+(aq) + SCN−(aq) ← → FeSCN2+(aq) lebih dari 2.
kuning jingga tak berwarna merah darah • Pereaksi (A dan B) akan berkurang
Apabila pada suhu tetap, ke dalam kesetimbangan Pada gambar kesetimbangan sesaat yang baru,
tersebut ditambahkan ion Fe3+ (pereaksi) maka jumlah A (diwakili oleh ) harus kurang dari 4
kesetimbangan bergeser ke arah produk, yaitu ke dan B (diwakili oleh ) harus kurang dari 2.
kanan, sehingga warna bertambah merah. Gambar pada kesetimbangan sesaat baru yang sesuai
Jawaban: A adalah:
4. Dalam reaksi kesetimbangan:
2NO(g) + O2(g) ←→ N2O4(g) ΔH = –a kJ
Kesetimbangan bergeser ke arah pereaksi (kiri) jika:
• suhu dinaikkan ⇒ kesetimbangan bergeser ke
arah reaksi endoterm Jawaban: C
• tekanan diperkecil ⇒ kesetimbangan bergeser 9. Jika volume sistem diperkecil, kesetimbangan akan
arah jumlah mol gas yang besar bergeser ke jumlah mol gas terkecil.
• volume diperbesar ⇒ kesetimbangan bergeser
ke arah jumlah mol gas yang besar

44 Kimia untuk SMA/MA


Pada reaksi: + 3

→ SO3(g) ΔH = –197,8 kJ
2SO2(g) + O2(g) ← K c = [H 3+]
[Al ]
Kesetimbangan bergeser ke arah kanan, akibatnya adalah yang pereaksinya Al3+ dan hasil reaksinya H+,
pereaksi (SO2 dan O2) akan berkurang. Pada gambar dengan fasa larutan (aq), yaitu:
kesetimbangan sesaat yang baru, jumlah SO2 (diwakili → Al(OH)3(s) + 3H+(aq)
Al3+(aq) + 3H2O(l) ←
oleh ) dan O2 (diwakili oleh ) harus kurang dari 4. Jawaban: B
Gambar yang menunjukkan partikel pereaksi pada 16. Reaksi kesetimbangan:
kesetimbangan sesaat baru yang sesuai adalah: CO(g) + H2O(g) ← → CO2(g) + H2(g)
[CO2 ][H2 ] 1´1 1
Kc = = =
[CO][H2O] 2´1 2

Jawaban: E Jawaban: A
10. Reaksi: → 2SO3(g)
2SO2(g) + O2(g) ← →
17. Untuk reaksi: N2(g) + 3H2(g) ← 2NH3(g)
K 8 2
Reaksi dibalik: → 2SO2(g) + O2(g)
2SO3(g) ← [NH3 ]2 ( ) 42 16
Kc = 3
= 2 3= 3
= =2
1
[N2 ][H2 ] ( )( )
2
2
4 1
2
´ 2 8
K' =
K Jawaban: D
Lalu dikali ½: SO3(g) ←→ SO2(g) + ½O2(g) 18. Pada reaksi kesetimbangan: H2(g) + I2(g) ← → 2HI(g)
1 1 [HI]2 T2 T2
K ’’ = (K ’) 2 = K ’ = Kc = Û 15 = Û [H2 ] =
K [H2 ] [I2 ] [H2 ]´R 15R

Jawaban: C Jawaban: C
1
→ N2(g) +
11. N2O(g) ← 2 O2(g) K = K2 19. Pada reaksi kesetimbangan: 2HCl(g) ← → H2(g) + Cl2(g)
1 [H2 ] [Cl2 ] ( 0 ,2 )[Cl ] (0 ,1)[Cl2 ]
→ 2NO(g)
N2(g) + O2(g) ← K= Kc = 2
Û 2 = 2 22 Û 2 =
K1 [HCl] ( )
0 ,4 (0 , 2)2
2

1 → 1 K 2´( 0 , 2)2
N2O(g) + 2 O2(g) ← 2NO(g) K = K2 ´ = 2 Û [Cl2 ] = = 0, 8 M
K1 K1 ( 0 ,1)

Jawaban: B Jawaban: D
→ 4Z
12. Reaksi: 2X + 2Y ← K = 0,04 20. Reaksi:

1
Reaksi dibalik dan dikali 2 : → 2NO(g) + O2(g)
2NO2(g) ←
Mula-mula 4 mol
1 1 1 Terurai 2 mol ⇜ 2 mol ⇜ 1 mol
→ X + Y
2Z ← K= 1
= = =5
(0 , 04 ) 2 0 , 04 0 , 2 Setimbang 2 mol 2 mol 1 mol

Jawaban: D Konsentrasi saat kesetimbangan:
1 1 1 2 mol 1 mol
→ 2A + 2B
13. 2C ← K= 2= 2= [NO2] = [NO] = =2 M [O2] = =1 M
K1 4 16 1 L 1L
→ C
2A + D ← K = K2 = 8 Tetapan kesetimbangan:
[NO]2 [O2 ] 22 ´1
1 1 Kc = = 2 =1
→ 2B
C+D← K= ´8 = = 0 , 5 [NO2 ]2 2
16 2
Jawaban: B
Jawaban: A
21. Reaksi:
14. Pada reaksi kesetimbangan yang setara: 2HI(g) ← → H2(g) + I2(g)
→ 2Fe(s) + 2CO2(g)
Fe2CO3(s) + CO(g) ←
Mula-mula 5 mol
Zat yang terlibat dalam tetapan kesetimbangan Terurai 3 mol ⇝ 1,5 mol ⇝ 1,5 mol
adalah yang berfasa gas (g), maka tetapan Setimbang 2 mol 1,5 mol 1,5 mol
kesetimbangannya:
[CO2 ]2 Tetapan kesetimbangan:
Kc =
[H2 ] [I2 ] ( 10 )( 10 ) 1, 5´1, 5 2, 25
1,5 1,5
[CO] 
Kc = = = = = 0 , 56
6
Jawaban: D [HI]2 (2)
2
22 4
10
15. Persamaan kimia yang tepat mewakili tetapan Jawaban: B
kesetimbangan:

Kimia untuk SMA/MA 45


22. Reaksi: [PCl3 ][Cl2 ] x2
A(g) → C(g)
+ B(g)
← Kc = Û 0 , 05 =
[PCl5 ] (0 , 1- x )
Mula-mula (2 + x) mol 5 mol Û 0 , 05(0 , 1- x ) = x 2
Terurai 2 mol ⇜ 2 mol ⇜ 2 mol Û 0 , 005 - 0 , 05 x = x 2
Setimbang x mol 3 mol 2 mol
Û x 2 + 0 , 05 x - 0 , 005 = 0
[C ] Û ( x - 0 , 05)( x + 0 , 1) = 0
Kc = x1 = 0 , 05
[ A][B ]
x 2 = -0 , 1 (tidak memenuhi)
1 (2) 1 2
= x13 Û = Û 3 x = 12 Û x = 4 mol terurai = x = 0 , 05 = 1 = 50%
6 ( 1 )( 1 ) 6 3 x a=
mol mula-mula 0 , 1 0, 1 2
Jadi, mol A yang harus ditambahkan Jawaban: E
= (2 + x) mol = (2 + 4) mol = 6 mol
40 ´0 , 2 mol = 0,08 mol
Jawaban: B 26. Mol HI yang terurai =
100
massa 160 g Reaksi:
23. Mol SO3 = = = 2 mol 2HI(g) ← → H2(g) + I2(g)
massa molar 80 g/mol
Saat kesetimbangan, mol SO3 : mol O2 = 2 : 3 Mula-mula 0,2 mol
Misal: mol SO3 = 2x mol, mol O2 = 3x mol Terurai 0,08 mol ⇝ 0,04 mol ⇝ 0,04 mol
Reaksi: Setimbang 0,12 mol 0,04 mol 0,04 mol

2SO3(g) ← → 2SO2(g) + O2(g)
Tetapan kesetimbangan:
Mula-mula 2 mol [H2 ][I2 ] ( )( 0 ,104 )
0 , 04
0 , 04 ´ 0 , 04
=1
1
Terurai 6x mol ⇜ 6x mol ⇜ 3x mol Kc = = =
[HI]2 ( 0 ,112 )
2 3
0 , 12 ´ 0 , 12
2 93
Setimbang 2x mol 6x mol 3x mol
2 1 Jawaban: E
2 − 6x = 2x ⇒ x = = = 0 , 25
8 4 massa 160 g
27. Mol SO3 = = = 2 mol
Jadi, konsentrasi saat setimbang: massa molar 80 g/mol
2 x mol Saat kesetimbangan: mol SO3 : mol O2 = 2 : 3
[SO3 ] = = 2(0 , 25) M = 0 , 5 M
1L Misal: mol SO3 = 2x mol, mol O2 = 3x mol
6 x mol Reaksi:
[SO2 ] = = 6( 0 , 25) M = 1, 5 M
1L → 2SO2(g) + O2(g)
2SO3(g) ←
3 x mol Mula-mula 2 mol
[O2 ] = = 3(0 , 25) M = 0,75 M
1L Terurai 6x mol ⇜ 6x mol ⇜ 3x mol
Setimbang 2x mol 6x mol 3x mol
[SO2 ]2 [O2 ] (1, 5)2 (0 , 75)
Kc = = = 6 , 75 2 1
[SO3 ]2 (0 , 5)2 2 − 6x = 2x ⇒ x = = = 0 , 25
8 4
Jawaban: D
24. Pada saat kesetimbangan, mol N2O4 = mol NO2 a = mol terurai = 6 x = 6(0 , 25) = 1, 5 = 3
mol mula-mula 2 2 2 4
Reaksi:
N2O4(g) ← → 2NO2(g) Jawaban: E
28. Pada reaksi kesetimbangan yang setara:
Mula-mula 1,5x mol
La2(C2O4)3(s) ← → La2O3(s) + 3CO(g) + 3CO2(g)
Terurai 0,5x mol ⇜ x mol
Setimbang x mol x mol Zat yang terlibat dalam tetapan kesetimbangan
tekanan adalah yang berfasa gas (g), maka tetapan
Mol N2O4 mula-mula = (x + 0,5x) mol = 1,5x mol kesetimbangannya: Kp = (PCO)3 × (PCO )3
2
a = mol terurai = 0 , 5 x = 1 Jawaban: A
mol mula-mula 1, 5 x 3  29. Tekanan total pada kesetimbangan = 7 atm
Jawaban: B PPCl + PCl + PPCl = 7 atm
3 2 5
25. Reaksi: (3 + x + 1) atm = 7 atm ⇒ x = 3 atm
PCl5(g) ← → PCl3(g) + Cl2(g) Untuk reaksi: PCl3(g) + Cl2(g) ←→ PCl5(g)
Mula-mula 0,1 mol PPCl5
Terurai x mol ⇝ x mol ⇝ x mol Kp = = 1 =1
PPCl3 ´ PCl2 3´3 9
Setimbang (0,1− x) mol x mol x mol 

Jawaban: B

46 Kimia untuk SMA/MA


30. Reaksi: Pada reaksi:
2AB(g) → 2AB2(g)
+ B2(g) ← (2) 2HI(g) ←→ H2(g) + I2(g)
Mula-mula 4 mol 2 mol → 2NO(g)
(4) N2(g) + O2(g) ←
Terurai 2 mol ⇜ 1 mol ⇜ 2 mol Jumlah koefisien pereaksi = koefisien hasil reaksi
Setimbang 2 mol 1 mol 2 mol sehingga harga Kp = Kc

Jawaban: C
Pada saat kesetimbangan:
mol total gas = (2 + 1 + 2) mol = 5 mol →
34. Untuk reaksi: CO(g) + H2O(g) ← CO2(g) + H2(g)
Ptotal gas = 1 atm ∑ koefisien pereaksi = ∑ koefisien hasil reaksi
atau ∆n = 0, sehingga:
PAB = 2 mol ´1 atm = 2 atm
5 mol 5 Kp = Kc (RT)Δn ⇒ Kp = Kc (RT)0 ⇒ Kp = Kc = 4
PB2 = 1 mol ´1 atm = 1 atm Jawaban: C
5 mol 5 35. Reaksi:
PAB2 = 2 mol ´1 atm = 2 atm 2X(g) ← → 3Y(g)
5 mol 5
Mula-mula (4 + x) atm
() 1
2
2 Terurai
3
x atm ⇝ 2 x atm
( PAB2 )2 5
Kp = = = =5
( PAB 2
) (P ) 1
(5) (5) 5
2
2 1 3
B2
Setimbang 4 atm 2 x atm

Jawaban: B Tekanan saat kesetimbangan:
3
31. Reaksi: PX = 4 atm PY = 2 x atm
X(g) → 2Y(g)

( 23 x )
3
3
Mula-mula 2 atm (P )
Terurai x atm ⇝ 2x atm Kp = Y
Û 1=
( PX )
2
2 42
Setimbang (2−x) atm 2x atm
( )
3

Tekanan saat kesetimbangan: Û 3 x = 1 ´ 4 2 Û 27 x 3 = 8


2 2 8
PX = (2−x) atm PY = 2x atm 3 64 4
Ûx = Û x = atm
( PY )2 27 3
Kp = 3 3 4
( PX ) Py = x = ´ atm = 2 atm
2 2 3
4 (2 x )2 Jawaban: B
= Û 3( 4 x 2 ) = 4(2 - x )
3 (2 - x ) 36. Pada reaksi kesetimbangan:
12 x 2 - 8 + 4 x = 0 → 2NH3(g)
N2(g) + 3H2(g) ←
3x 2 + x -2 = 0 ( PNH3 )2
Kp =
(3 x - 2)( x + 1) = 0 ( PN2 )( PH2 )3
2 y2 y2
x yang memenuhi = 54 = 3
Û PN2 =
3 PN2 ´ x 54 x 3

Jadi, tekanan total saat kesetimbangan: Jawaban: B
Ptotal = PX + PY
æ 2ö æ2ö 4 4 8 Bab 18 Reaksi Reduksi Oksidasi
= (2−x) + 2x = ççç2 - ÷÷÷ + 2ççç ÷÷÷ = + = atm
è 3ø è 3ø 3 3 3
1. Bilangan oksidasi N
Jawaban: C NO ⇒ N + (−2) = 0 ⇒ N = +2
32. Untuk reaksi 2NH3(g) ← → N2(g) + 3H2 (g) KNO3 ⇒ (+1) + N +3(−2) = 0 ⇒ N = +5
Δn = ∑ koefisien kanan − ∑ koefisien kiri NH4Cl ⇒ N + 4(+1) + (−1) = 0 ⇒ N = −3
= (1 + 3) − 2 = 2 N2O3 ⇒ 2N + 3(−2) = 0 ⇒ N = +3
K K N2H4 ⇒ 2N + 4(+1) = 0 ⇒ N = −2
Kp = Kc (RT)Δn ⇒ K c = pDn = p2  Jawaban: E
RT RT
2. Bilangan oksidasi Cl
Jawaban: A KCl ⇒ +1 + Cl = 0 ⇒ Cl = −1
33. Berdasarkan hubungan Kp = Kc (RT)Δn KClO ⇒ +1 + Cl + (−2) = 0 ⇒ Cl = +1
Harga Kp = Kc jika Δn = 0 CaCl2 ⇒ +2 + 2Cl = 0 ⇒ Cl = −1
atau ∑ koefisien pereaksi = ∑koefisien hasil reaksi KClO3 ⇒ +1 + Cl + 3(−2) = 0 ⇒ Cl = +5
KClO4 ⇒ +1 + Cl + 4(−2) = 0 ⇒ Cl = +7

Kimia untuk SMA/MA 47


Jadi, bilangan oksidasi Cl tertinggi terdapat pada Pada reaksi berikut:
senyawa KClO4. Sn + 4HNO3 → SnO2 + 4NO2 + 2H2O
Jawaban: E 0 +4
3. • Bilangan oksidasi hidrogen (H) pada amonia oksidasi
(NH3) adalah +1.
Sn mengalami oksidasi, karena itu berperan sebagai
• Bilangan oksidasi oksigen (O) pada dinitrogen reduktor.
trioksida (N2O3) adalah −2.
Jawaban: A
• Bilangan oksidasi barium (Ba) pada barium nitrida
10. Oksidator adalah zat yang mengoksidasi zat lain.
(Ba3N2) adalah +2.
Dalam reaksi redoks, oksidator akan mengalami
Jawaban: E reduksi (penurunan bilangan oksidasi).
4. Reaksi oksidasi ⇒ pelepasan elektron Pada reaksi berikut:
(2) Cu → Cu2+ + 2e− 3H2S + 2HNO3 + 6H+ → 2NO + 2S + 4H2O
Reaksi oksidasi ⇒ kenaikan bilangan oksidasi +5 +2
(4) IO3− → IO4− (biloks I naik dari +5 menjadi +7)
reduksi
Jawaban: D
HNO3 mengalami reduksi, karena itu berperan sebagai
5. Reaksi reduksi ⇒ penurunan bilangan oksidasi
oksidator.
(1) PbO2 → Pb2+
Jawaban: B
Bilangan oksidasi Pb turun dari +4 menjadi +2
11. Oksidator adalah zat yang mengoksidasi zat lain.
(3) MnO4– → MnO2 Dalam reaksi redoks, oksidator akan mengalami
Bilangan oksidasi Mn turun dari +7 menjadi +4 reduksi (penurunan bilangan oksidasi).
Jawaban: B Pada reaksi berikut:
6. Reaksi redoks ditandai dengan adanya unsur MnO2 + H2O + Zn → Mn(OH)2 + ZnO
monoatomik, diatomik, atau poliatomik. Di antara +4 +2
reaksi pada soal, yang mengandung unsur adalah:
reduksi
2Na(s) + Cl2(g) → 2NaCl(s)
Jadi, reaksi tersebut termasuk redoks. MnO2 merupakan oksidator dengan bilangan oksidasi
Jawaban: D +4 dan hasil reduksinya adalah Mn(OH)2.
7. Dalam reaksi autoredoks, pereaksi mengalami reduksi Jawaban: E
(penurunan bilangan oksidasi) dan oksidasi (kenaikan 12. Reaksi redoks:
bilangan oksidasi) sekaligus. • Setarakan jumlah Bi di kedua ruas.
Br2 + 2NaOH → NaBr + NaBrO + H2O ClO– + Bi2O3 + OH– → Cl– + 2BiO3– + H2O
0 −1 +1 • Setarakan dengan cara bilangan oksidasi:
reduksi
oksidasi
ClO– + Bi2O3 + OH– → Cl– + 2BiO3– + H2O

Pada reaksi tersebut, brom (Br) mengalami reduksi
(penurunan bilangan oksidasi) dan oksidasi (kenaikan +1 Reduksi: (2) × 2 –1
bilangan oksidasi) dan yaitu dari 0 menjadi −1 dan
+6 Oksidasi: (4) × 1 +10
+1.
Jawaban: B Sehingga diperoleh:
8. Unsur yang tidak dapat dioksidasi lagi memiliki 2ClO– + Bi2O3 + OH– → 2Cl– + 2BiO3– + H2O
bilangan oksidasi maksimal. Pada senyawa-senyawa • Setarakan muatan serta jumlah H dan O di kedua
berikut: ruas.
MnO2 ⇒ Mn + 2(−2) = 0 ⇒ Mn = +4 2ClO– + Bi2O3 + 2OH– → 2Cl– + 2BiO3– + H2O
KMnO4 ⇒ +1 + Mn + 4(−2) = 0 ⇒ Mn = +7 Jadi, koefisien a = 2, b = 2, c = 2, dan d = 2
MnSO4 ⇒ Mn + (−2) = 0 ⇒ Mn = +2 Jawaban: D
K2MnO4 ⇒ 2(+1) + Mn + 4(−2) = 0 ⇒ Mn = +6 13. Pada reaksi redoks:
MnO ⇒ Mn + (−2) = 0 ⇒ Mn = +2 aMnO4–(aq) + bH+(aq) + cC2O42–(aq) →
KMnO4 memiliki bilangan oksidasi tertinggi sehingga 2Mn2+(aq) + 8H2O(l) + 10CO2(g)
tidak dapat dioksidasi. • Perhatikan jumlah atom Mn di sebelah kanan ada
Jawaban: B 2, berarti koefisien MnO4– adalah 2.
9. Reduktor adalah zat yang mereduksi zat lain. Dalam Jadi, a = 2.
reaksi redoks, reduktor akan mengalami oksidasi • Perhatikan jumlah atom H di sebelah kanan ada
(kenaikan bilangan oksidasi). 8 × 2 = 16, berarti koefisien H+ di sebelah kiri
adalah 16.
Jadi, b = 16.

48 Kimia untuk SMA/MA


• Perhatikan jumlah atom C di sebelah kanan ada 18. Pada reaksi:
10 berarti, koefisien C2O42– di sebelah kiri adalah MnO4– + C2O42– → Mn2+ + 2CO2
10 = 5. +6 +8
2 selisih biloks = 2
Jadi, c = 5.
Jawaban: E Jumlah mol elektron yang dilepaskan = 2 mol
14. Reaksi redoks: Jawaban: A
aSO2(g) + bH2S(g) → cH2O(l) + dS(s) 19. Penyetaraan reaksi: H2SO4 + HI → H2S + I2 + H2O
• Setarakan atom O H2SO4 + 2HI → H2S + I2 + H2O
SO2(g) + H2S(g) → 2H2O(l) + S(s) +6 −2 −2 0

• Setarakan atom H Oksidasi: (2) × 4
SO2(g) + 2H2S(g) → 2H2O(l) + S(s)
Reduksi: (8) × 1
• Setarakan atom S
SO2(g) + 2H2S(g) → 2H2O(l) + 3S(s) H2SO4 + 8HI → H2S + 4I2 + H2O
Jadi, a = 1, b = 2, c = 2, dan d = 3 Setarakan jumlah atom O menjadi:
Jawaban: A H2SO4 + 8HI → H2S + 4I2 + 4H2O
15. Pada reaksi redoks: Jadi,
aCr2O72−(aq) + 14H+(aq) + bFe2+(aq) → 1 mol H2SO4 dapat mengoksidasi HI sebanyak 8 mol.
cCr3+(aq) + 7H2O(l) + dFe3+(aq) 1,5 mol H2SO4 mengoksidasi HI sebanyak =
Persamaan redoksnya: 1,5 × 8 mol = 12 mol
Cr2O72−(aq) + Fe2+(aq) → 2Cr3+(aq) + Fe3+(aq) Jawaban: A
+12 +2 +6 +3

Oksidasi: (1) × 6 Bab 19 Elektrokimia
Reduksi: (6) × 1
Cr2O72−(aq) + 6Fe2+(aq) → 2Cr3+(aq) + 6Fe3+(aq) 1. Arah aliran elektron dari E° kecil ke E° besar atau dari
Setarakan jumlah muatan menjadi: anode (–) ke katode (+).
Cr2O72−(aq) + 14H+(aq) + 6Fe2+(aq) → Pada gambar, aliran elektron dari Pb ke Ag sehingga:
2Cr3+(aq) + 7H2O(/) + 6Fe3+(aq) • Pb bertindak sebagai anode (mengalami oksidasi)
Muatan di ruas kiri = −2 + (+14) + 6(+2) = +24 • Ag bertindak sebagai katode (mengalami
Muatan di ruas kanan = 2(+3) + 6(+3) = +24 reduksi)
Jumlah muatan di kedua ruas sama, reaksi sudah Jadi, notasi selnya Pb | Pb2+ || Ag+ | Ag
setara. Jawaban: E
Jadi, a = 1, b = 6, c = 2, dan d = 6.
2. E°sel = E°besar – E°kecil = E°Ag – E°Sn
Jawaban: B
= +0,80 volt – (–0,14 volt) = +0,94 volt
16. Reaksi redoks:
Jawaban: C
aK2Cr2O7 + 14HCl → 2KCl + bCrCl3 + cCl2 + dH2O
3. E°sel = E°reduksi – E°oksidasi
14
• Koefisien H: 14 = 2d ⇔ d = =7 A. Zn(s) + 2Fe3+(aq) → Zn2+(aq) + 2Fe2+(aq)
2
E°sel = E°Fe – E°Zn = –0,77 V – (–0,76 V) = –0,01 V
2 B. Mg(s) + 2Fe3+(aq) → Mg2+(aq) + 2Fe2+(aq)
• Koefisien K: 2a = 2 ⇔ a = = 1
2 E°sel = E°Fe – E°Mg = –0,77 V – (–2,37 V) = +1,6 V
• Koefisien Cr: 2a = b ⇔ b = 2(1) = 2 C. Cu(s) + Mg2+(aq) → Cu2+(aq) + Mg(s)
• Koefisien Cl: 14 = 2 + 3b + 2c E°sel = E°Mg – E°Cu = –2,37 V – (+0,34 V) = –2,71 V
14 = 2 + 3(2) + 2c D. 2Fe2+(aq) + Cu2+(aq) → 2Fe3+(aq) + Cu(s)
6
2c = 6 ⇔ c = = 3 E°sel = E°Cu – E°Fe = +0,34 V – (–0,77 V) = +1,11 V
2
E. Zn(s) + Cu2+(aq) → Zn2+(aq) + Cu(s)
Jadi, koefisien a, b, c, d berturut-turut adalah 1, 2, 3, 7.
E°sel = E°Cu – E°Zn = +0,34 V – (–0,76 V) = +1,1 V
Jawaban: B
Jadi, potensial sel terkecil dimiliki oleh reaksi C.
17. Pada reaksi:
BrO3− → Br− Jawaban: C
+5 −1 4. Reaksi dapat berlangsung jika potensial selnya bernilai
positif. Syaratnya, E°reduksi > E°oksidasi
selisih biloks = 6
A. Zn2+(aq) + Pt(s) → Pt2+(aq) + Zn(s)
Jumlah mol elektron = selisih bilangan oksidasi = 6 E°Zn < E°Pt, jadi reaksi tidak berlangsung
mol
B. Ag(s) + Cr3+(aq) → Ag+(aq) + Cr(s)
Jawaban: E
E°Cr < E°Ag, jadi reaksi tidak berlangsung

Kimia untuk SMA/MA 49


C. Al3+(aq) + Cr(s) → Al(s) + Cr3+(aq) (3) Elektron mengalir dari Zn ke Cu, maka Zn sebagai
E°Al < E°Cr, jadi reaksi tidak berlangsung anode (mengalami oksidasi) dan Cu sebagai
D. Pt(s) + Ag+(aq) → Ag(s) + Pt2+(aq) katode (mengalami reduksi).
E°Ag < E°Pt, jadi reaksi tidak berlangsung Notasi sel: Zn | Zn2+ || Cu2+ | Cu
E. Cr3+(aq) + Al(s) → Al3+(aq) + Cr(s) Pada deret volta, Cu terletak di sebelah kanan Zn
E°Cr > E°Al, jadi reaksi dapat berlangsung (E°Cu > E°Zn) sehingga potensial selnya positif.
Jawaban: E (4) Elektron mengalir dari Pb ke Cu, maka Pb sebagai
anode (mengalami oksidasi) dan Cu sebagai
5. Reaksi tidak spontan jika E°reduksi < E°oksidasi
katode (mengalami reduksi).
A. Fe | Fe2+ || Zn2+ | Zn
Notasi sel: Pb | Pb2+ || Cu2+ | Cu
E°Zn < E°Fe, jadi reaksi tidak berlangsung spontan
Pada deret volta, Pb terletak di sebelah kiri Cu
B. Zn | Zn2+ || Cu2+ | Cu
(E°Pb < E°Cu) sehingga potensial selnya negatif.
E°Cu > E°Zn, jadi reaksi berlangsung spontan
(5) Elektron mengalir dari Cu ke Fe, maka Cu sebagai
C. Fe | Fe2+ || Cu2+ | Cu anode (mengalami oksidasi) dan Fe sebagai
E°Cu > E°Fe, jadi reaksi berlangsung spontan katode (mengalami reduksi).
D. Cu | Cu2+ || Ag+ | Ag Notasi sel: Cu | Cu2+ || Fe2+ | Fe
E°Ag > E°Cu, jadi reaksi berlangsung spontan Pada deret volta, Fe terletak di sebelah kiri Cu
E. Fe | Fe2+ || Ag+ | Ag (E°Fe < E°Cu) sehingga potensial selnya negatif.
E°Ag > E°Fe, jadi reaksi berlangsung spontan Jawaban: A
Jawaban: A 9. Elektrolisis larutan Ba(NO3)2 dengan elektroda Pt:
6. P + L → tidak terjadi reaksi ⇒ E° P > E° L
2+
Kation (Ba2+) termasuk golongan IIA dan potensial
M + 2P+ → M2+ + 2P ⇒ E° P > E° M reduksinya lebih kecil dari potensial reduksi air.
L + M2+ → L2+ + M ⇒ E° M > E° L Dengan demikian, di katode, H2O yang tereduksi.
Jadi, urutan potensial elektrode yang meningkat Jadi, reaksi di katode:
adalah L - M - P 2H2O(l) + 2e– → H2(g) + 2OH–(aq) 
Jawaban: B Jawaban: D
7. Diagram sel akan menghasilkan potensial reduksi 10. Elektrolisis NiSO4 dengan elektrode Ag:
positif jika potensial reduksi katodenya lebih besar Karena yang digunakan elektrode Ag (tidak inert),
daripada potensial reduksi anodenya. maka yang teroksidasi di anode adalah anodenya,
A. Cu | Cu2+ || Zn2+ | Zn yaitu Ag.
E°Zn < E°Cu, jadi potensial reduksinya negatif Jadi, reaksi di anode: Ag(s) → Ag+(aq) + e–
B. Ag | Ag+ || Fe2+ | Fe Jawaban: B
E°Fe < E°Ag, jadi potensial reduksinya negatif 11. Elektrolisis larutan NaCl dengan elektroda grafit:
C. Ag | Ag+ || Zn2+ | Zn Di kutub positif (anode), terjadi oksidasi terhadap
E°Zn < E°Ag, jadi potensial reduksinya negatif anionnya, yaitu Cl−. Reaksi: 2Cl−(aq) → Cl2(g) + 2e–
D. Pb | Pb2+ || Cu2+ | Cu Jadi, zat yang terbentuk di kutub positif adalah gas
E°Cu > E°Pb, jadi potensial reduksinya positif Cl2.
E. Pb | Pb2+ || Zn2+ | Zn Jawaban: B
E°Zn < E°Pb, jadi potensial reduksinya negatif. 12. Pada elektrolisis, gas oksigen dihasilkan di anode, yaitu
hasil oksidasi dari anion sisa asam seperti NO3− dan
Jawaban: D
SO42−. Jadi, sel elektrolisis yang akan menghasilkan
8. Pada sel volta, elektron mengalir dari anode ke
gas oksigen adalah:
katode.
(1) Sel Na2SO4 (aq) (3) Sel AgNO3(aq)
(1) Elektron mengalir dari Zn ke Ni, maka Zn sebagai
Jawaban: B
anode (mengalami oksidasi) dan Ni sebagai
katode (mengalami reduksi). 13. Sel elektrolisis yang menghasilkan gas, baik di katode
maupun di anode, syaratnya:
Notasi sel: Zn | Zn2+ || Ni2+ | Ni
• Kation termasuk golongan IA, IIA, Al3+, atau Mn2+
Pada deret volta, Ni terletak di sebelah kanan Zn
⇒ di katode akan menghasilkan gas H2
(E°Ni > E°Zn) sehingga potensial selnya positif.
• Anion termasuk sisa asam ⇒ di anode akan
(2) Elektron mengalir dari Cu ke Ni, maka Cu sebagai
menghasilkan gas O2
anode (mengalami oksidasi) dan Ni sebagai
katode (mengalami reduksi). Sel elektrolisis yang memenuhi adalah: K2SO4 (kation:
Notasi sel: Cu | Cu2+ || Ni2+ | Ni K+, golongan IA; anion: SO42−, sisa asam)
Jawaban: D
Pada deret volta, Ni terletak di sebelah kiri Cu
(E°Ni < E°Cu) sehingga potensial selnya negatif.

50 Kimia untuk SMA/MA


14. Gas oksigen di anode dihasilkan pada elektrolisis 19. Katode: 2H2O(l) + 2e− → H2(g) + 2OH−(aq)
larutan yang mengandung anion dari sisa asam, Anode: 2Cl−(aq) → Cl2(g) + 2e–
misalnya pada:
(1) Larutan AgNO3 dengan elektrode Pt 2H2O(l) + 2Cl−(aq) → H2(g) + 2OH−(aq) + Cl2(g)
(4) Larutan CuSO4 dengan elektrode grafit mol e− = 0,02 F = 0,02 mol
Jawaban: C mol OH− = mol e− = 0,02 mol
15. Reaksi elektrolisis larutan CrCl3 di katode:
Cr3+(aq) + 3e− → Cr(s) [OH- ] = 0 ,02 mol = 0 , 01 M = 10-2 M
2L
25 g pOH = −log [OH−] = −log 10−2 = 2
mol Cr = = 0 , 48 mol
52 g/mol pH = 14 − pOH = 14 − 2 = 12
Jawaban: D
mol e- = 3 ´ mol Cr
1 20. Arus yang sama dialirkan ke dalam dua sel elektrolisis
= 3´0 , 48 mol = 1, 44 mol = 1, 44 F yang berbeda (ZnSO4 dan SnCl4):
Jawaban: B mol Zn´PBO Zn = mol Sn´PBO Sn
16. Reaksi elektrolisis larutan CuSO4 di katode: massa Zn ´ 2 = massa Sn ´ 4 2
Cu2+(aq) + 2e− → Cu(s) massa molar Zn massa molar Sn
13 = massa Sn ´2
massa Cu = massa molar Cu´ mol Cu 65 119
I ´t
= 63, 5´ massa Sn = 13´119 = 11, 9 gram
PBO´96.500 65´2
= 63, 5´ 10
´(16´60 ) = 3, 16 gram
2´96.500 Jawaban: B

21. Perlindungan korosi yang paling tepat dilakukan
Jawaban: C
pada bagian mesin yang berputar adalah melumuri
17. Reaksi elektrolisis emas di katode: atau mengolesinya dengan oli. Lapisan oli pada besi
Au3+(aq) + 3e− → Au(s) akan mencegah kontak langsung besi dengan air dan
mol Au = massa Au = 19 , 7 = 0 , 1 mol oksigen di udara.
massa molar Au 197 Jawaban: D
mol e- = 3 ´ mol Au = 3´0 , 1 mol 22. Pencegahan korosi dengan cara proteksi atau
1 perlindungan katodik terhadap besi menggunakan
= 0,3 mol = 0 , 3 F
logam yang lebih mudah teroksidasi (harga E°-
F = I ´t nya lebih kecil daripada E° besi). Berdasarkan data
96.500 potensial selnya, logam yang paling mudah dioksidasi
0 , 3 = 60´t (E° terkecil) adalah logam P.
96.500
Jawaban: A
t = 96.500´0 , 3 = 482, 5 detik
60 23. (1) Besi diberi CaCO3 anhidrous yang dapat mengikat
Jawaban: A air sehingga air tidak bereaksi dengan besi.
18. Reaksi elektrolisis larutan CuSO4 Namun, besi masih bisa bereaksi dengan oksigen
dari udara sehingga bisa menyebabkan korosi.
Katode: Cu2+(aq) + 2e− → Cu(s) ×2
(2) Besi yang direndam dalam air akan mempercepat
Anode: 2H2O(l) → 4H+(aq) + 4e– + O2(g) ×1 korosi karena air bereaksi dengan besi.
2Cu2+(aq) + 2H2O(l) → 2Cu(s) + 4H+(aq) + O2(g) (3) Meskipun besi tidak bereaksi dengan oksigen
dari udara karena wadahnya ditutup, namun besi
3, 175 g
mol Cu = = 0 , 05 mol masih bereaksi dengan air karena besi direndam
63, 5 g/mol
dalam air, sehingga korosi masih terjadi.
mol O2 = 1 ´mol Cu = 1 ´0 , 05 mol = 0 , 025 mol (4) Minyak melindungi besi dari korosi karena dapat
2 2 mencegah besi bersentuhan langsung dengan
Berdasarkan hukum Avogadro: air maupun oksigen. Wadah yang tertutup juga
V O2 V N2 melindungi besi agar tidak bereaksi dengan
= oksigen dari udara.
n O2 n N2
V O2 3 (5) Besi yang direndam dalam air garam dapat
= 5 dm mempercepat korosi. Wadah yang terbuka juga
0 , 025 mol 7 mol
28 memungkinkan besi bereaksi dengan oksigen
V O2 = 0 , 025´5 = 0 , 5 dm3 dari udara sehingga besi teroksidasi.
0 , 25  Jadi, proses korosi berlangsung paling lambat pada
Jawaban: A reaksi nomor (4) karena besi paling terlindungi dari air
dan udara (tidak teroksidasi).
Jawaban: D

Kimia untuk SMA/MA 51


24. Pencegahan korosi pada besi dapat dilakukan dengan 5. Sifat-sifat gas mulia:
cara proteksi katodik, yaitu menghubungkan besi • Unsur-unsurnya paling stabil
dengan logam lain yang lebih mudah teroksidasi (harga • Sukar melepas atau menangkap elektron
Eo-nya lebih kecil, letaknya di sebelah kiri Fe dalam deret • Membeku hanya beberapa derajat di bawah titik
volta). didihnya
Deret Volta: Li – K – Ba – Ca – Na – Mg – Al – Mn – (H2O) • Sukar bereaksi dengan unsur lain
– Zn – Cr – Fe – Cd – Co – Ni – Sn – Pb – (H) – Cu – Hg • Terdapat di atmosfer dalam jumlah sedikit
– Ag – Pt – Au Jawaban: D
Contoh: Fe dihubungkan dengan Mg, Mn, Cr, Zn. 6. Unsur periode ketiga yang dapat bereaksi dengan
Jika Fe dihubungkan dengan Cu, maka Fe akan asam dan basa atau bersifat amfoter adalah aluminium.
teroksidasi (terjadi korosi) karena potensial selnya Oksida aluminium adalah Al2O3.
lebih kecil dari Cu. Jawaban: C
Jawaban: E 7. Sifat-sifat:
25. (1) Larutan garam akan mempercepat korosi pada • Titik didih tinggi
besi. • Bersifat paramagnetik
(2) Paku dimasukkan ke dalam minyak pelumas: • Unsur pembentuknya mempunyai beberapa
minyak pelumas dapat menghalangi paku ting­kat oksidasi
sehingga tidak bersentuhan langsung dengan • Membentuk senyawa kompleks
air dan oksigen, sehingga paku terlindung dari dimiliki oleh unsur transisi.
korosi. Salah satu senyawa yang mengandung unsur transisi
adalah Cr2(SO4)3. Cr atau krom termasuk unsur
(3) Paku dililit logam tembaga kemudian dimasukkan
transisi.Adapun senyawa lainnya tidak memuat unsur
ke dalam air: karena besi lebih mudah dioksidasi
transisi:
daripada tembaga, maka besi akan berkarat.
• K2SO4 ⇒ K termasuk golongan alkali (IA)
(4) Paku dililit logam magnesium. Magnesium lebih • CaSO4 dan MgSO4 ⇒ Ca dan Mg termasuk
mudah dioksidasi daripada besi, sehingga besi golongan alkali tanah (IIA)
tidak berkarat. • PbSO4 ⇒ Pb termasuk golongan IVA
(5) Paku sebagai anode akan teroksidasi sehingga Jawaban: D
berkarat.
8. Mineral yang mengandung unsur mangan adalah
Jawaban: D pirolusit (MnO2).
Jawaban: C
Bab 20 Unsur-Unsur Kimia 9. Mineral pirit (FeS2) mengandung logam besi (Fe).
Jawaban: E
1. Sifat unsur golongan alkali tanah:
10. Senyawa yang mengandung aluminium:
• Membentuk hidroksida yang bersifat basa kuat. (1) Kriolit (Na3AlF6)
• Digolongkan sebagai logam aktif (2). (3) Bauksit (Al2O3. 2H2O)
• Kereaktifannya bertambah seiring bertambahnya Jawaban: A
nomor atom. 11. Mineral yang benar terkait dengan unsurnya:
• Memiliki titik leleh yang relatif besar (4).
No. Unsur Mineral
Jawaban: D
1. K Silvit (KCl)
2. Warna nyala atau spektrum emisi kalium ⇒ ungu Karnalit (KMgCl3 ∙ 6H2O)
Warna nyala atau spektrum emisi barium ⇒ hijau 2. Fe Hematit (Fe2O3)
Jawaban: A
3. Si Kuarsa (SiO2)
3. Kesadahan sementara disebabkan oleh adanya ion
Ca2+ atau Mg2+ dalam bentuk garam bikarbonat. Jadi, 4. Mg Magnesit (MgCO3)
Dolomit [CaMg(CO3)2]
mineral yang terkandung dalam air sadah sementara Karnalit (KMgCl3 ∙ 6H2O)
adalah Ca(HCO3)2 dan Mg(HCO3)2.
Jawaban: A
5. Al Bauksit (Al2O3. 2H2O)

4. Sifat-sifat unsur golongan halogen: Pasangan data yang berhubungan dengan benar
adalah 2, 3, dan 5.
• Dapat membentuk ion negatif
Jawaban: C
• Keelektronegatifan besar (2)
12. Sifat zat radioaktif:
• Dapat membentuk asam kuat (3)
(1) Dapat mengalami peluruhan
• Bersifat asam dalam air
(2) Menghasilkan sinar yang dapat menembus
• Reaktif terhadap unsur alkali kertas/logam tipis
Jawaban: C Jawaban: A

52 Kimia untuk SMA/MA


40
K + ab x ® 40 20. Massa zat radioaktif yang tersisa:
13. 19 18 Ar
t
Kesetaraan nomor atom : 19 + a = 18 ⇒ a = −1 æ 1öt 12
Nt = N0 çç ÷÷÷
Kesetaraan nomor massa : 40 + b = 40 ⇒ b = 0 çè 2 ø
Jadi, x adalah elektron, -10e 60
3
æ 1ö20 æ 1ö 1
= 25´çç ÷÷÷ = 25´çç ÷÷÷ = 25´ = 3,125 gram
230 226 b
90 Th ® 88 Ra + a y
çè 2 ø çè 2 ø 8
Kesetaraan nomor atom : 90 = 88 + a ⇒ a = 2
Kesetaraan nomor massa : 230 = 226 + b ⇒ b = 4 Jawaban: A
Jadi, y adalah partikel alfa, 2 α 
4 21. Kegunaan isotop:
Jawaban: B • Mendeteksi efisiensi penggunaan pupuk ⇒
32
4 9 1 b 15 P
14. Reaksi inti: 2 He + 4 Be ® 0 n + a X
Kesetaraan nomor massa: 4 + 9 = 1 + b ⇒ b = 12 • Terapi kanker ⇒ 60
27 Co
Jadi, nomor massa X adalah 12.  Jawaban: E
Jawaban: D 22. Proses pembuatan unsur:
15. Reaksi fisi ditandai dengan adanya pembelahan (1) Proses Goldschmidt: pembuatan unsur krom.
inti menjadi dua nuklida yang massanya kira-kira Reaksi: 2Al + Cr2O3 → 2Cr + Al2O3 + energi
setengah massa nuklida awal.
235 1 139 94 1
(2) Proses Hall Heroult: pembuatan unsur
Contoh: 92 U + 0 n ® 56 Ba + 36 Kr + 3 0 n aluminium.
Jawaban: E Reaksi: 2Al2O3 + 3C → 4Al + 3CO2
16. Peluruhan radioaktif: (3) Proses Bassemer: pembuatan baja yang berasal
14 14 0
A. 6 C ® 7 N + -1e ⇒ memancarkan elektron dari besi kasar (dengan kandungan fosfor
5
He ® 42 He + 01n ⇒ memancarkan neutron sedikit).
B. 2
11 11 0 (4) Proses Down: proses elektrolisis lelehan NaCl
C. 6 C ® 5 B + +1 e ⇒ memancarkan positron
meng­hasilkan logam natrium.
33
D. U ® 32
16
1
15 P + 1p ⇒ memancarkan proton Reaksi: 2NaCl(l) → 2Na(s) + Cl2(g)
37 37 0
E. 18 Ar ® 17 Cl + +1e ⇒ memancarkan positron (5) Proses Wöhler: pembuatan fosfor.
Jawaban: A Jawaban: A
17. Reaksi inti: 238
92 U → 206
82 Pb + x 4
2 α + y 0
−1 β 23. Reaksi elektrolisis: 2Al2O3(s) → 4Al(s) + 3O2(g)
Kesetaraan nomor massa: merupakan proses pem­buatan logam aluminium
238 = 206 + 4x ⇒ 4x = 32 ⇒ x = 8 yang disebut proses Hall-Heroult, sesuai dengan
nama para penemunya, yaitu Charles M. Hall (Amerika
Kesetaraan nomor atom:
Serikat) dan Paul Heroult (Perancis).
92 = 82 + 2x − y ⇒ 2x − y = 10
• Proses Wöhler: pembuatan fosfor
2(8) − y = 10 ⇒ y = 6
• Proses Frasch: pembuatan belerang
Jawaban: B
• Proses Tanur Tinggi: pembuatan besi
18. Reaksi transmutasi 27 Al (α , n ) x
P :
13 y
• Proses Kontak: pembuatan asam sulfat
27
13 Al + 24 a ® xy P + 01n Jawaban: C
Kesetaraan nomor massa: 24. Tahapan pengolahan unsur tembaga:
27 + 4 = x + 1 ⇒ 31 = x + 1 ⇒ x = 30 • Pengapungan:
Kesetaraan nomor atom: CuFeS2, (5% Cu) → CuFeS2 (20–40% Cu)
13 + 2 = y + 0 ⇒ y = 15 • Pemanggangan:
Jawaban: D 4CuFeS2 + 9O2 → 2Cu2S + 2Fe2O3 + 6SO2
19. Benda purbakala tersebut telah disimpan selama: • Peleburan:
t
2Cu2S + 3O2 → 2Cu2O + 2SO2
æ 1öt 12 Cu2S + 2Cu2O → 6Cu + SO2
Nt = N0 çç ÷÷÷
çè 2 ø (tembaga leburan, 98–99% Cu, mengandung gas
t
5
t SO2)
1 æ 1ö50 æ 1ö æ 1 ö50 • Pemurnian (elektrolisis):
= 1´çç ÷÷÷ Û çç ÷÷÷ = çç ÷÷÷
32 çè 2 ø çè 2 ø çè 2 ø Katode: Cu2+(aq) + 2e− → Cu(s)
t Anode: Cu(s) → Cu2+(aq) + 2e−
= 5 Û t = 250 tahun Cu(anode) → Cu(katode) (100% Cu)
50  Jawaban: A
Jawaban: C

Kimia untuk SMA/MA 53


25. Logam alkali diperoleh melalui elektrolisis leburan 31. Pada reaksi:2Al2O3(l) → 4Al(l) + 3O2(g)
atau lelehan garam kloridanya. dihasilkan unsur aluminium.
Contoh: 2NaCl(l) → 2Na(s) + Cl2(g) Aluminium membentuk tawas, Al2(SO4)3. H2O yang
Jawaban: C sering digunakan untuk mengendapkan kotoran air
26. Dalam pembuatan tembaga, elektrolisis dilakukan hingga jernih.
untuk menghasilkan tembaga yang lebih murni. Jawaban: E
Jawaban: C 32. Proses Kontak menghasilkan asam sulfat (H2SO4), yang
27. Dalam pembuatan aluminium, ke dalam Al2O3 sering digunakan sebagai bahan dasar pembuatan
ditambahkan kriolit (Na3AlF6) yang berfungsi sebagai pupuk ZA (amonium sulfat).
pelarut. Jawaban: D
Jawaban: B 33. (1) Wiserit (Mn4Ba2O5(OH,Cl)4) mengandung unsur
28. Senyawa yang digunakan pada pabrik kertas: (3) barium, tidak digunakan sebagai penyamak
Na2SO4. kulit.
Senyawa yang digunakan sebagai pengempal: (4) (2) Selestit (SrSO4) mengandung unsur stronsium
Na2B4O7. yang digunakan sebagai nyala kembang api.
Jawaban: D (3) Dolomit (CaMg(CO3)2) tidak mengandung unsur
29. Kegunaan senyawa fosfat: kalium.
(2) Membuat pupuk (4) Pirolusit (MnO2) mengandung unsur mangan
(5) Bahan pembersih lantai yang digunakan sebagai komponen aktif dalam
Jawaban: D baterai.
30. Senyawa magnesium yang digunakan untuk batu (5) Karnalit (KMgCl3.6H2O) mengandung unsur
bata tahan api adalah magnesium oksida, MgO. magnesium yang digunakan sebagai antasida
untuk obat maag.
Jawaban: D
Pasangan yang ketiganya berhubungan dengan
benar: (2), (4), dan (5).
Jawaban: E

54 Kimia untuk SMA/MA


Pembahasan dan Kunci Jawaban
K I M I A
simulasi un paket 1
1. Pada percobaan sinar katode yang dilakukan oleh 6. Zat A: titik leleh rendah (−85°C), larut dalam air, dan
Thomson, sinar katode dibelokkan ke arah medan larutannya menghantarkan listrik ⇒ mengandung
listrik positif. Hal ini menunjukkan bahwa berkas sinar ikatan kovalen polar
katode mengandung partikel bermuatan negatif. Zat B: titik leleh tinggi (1.200°C), larut dalam air, dan
Jawaban: C larutannya menghantarkan listrik ⇒ mengandung
2. Massa atom relatif (Ar) unsur X merupakan ikatan ion
perbandingan antara massa 1 atom unsur X dengan Jawaban: B
seperduabelas kali massa atom C-12 sebagai isotop 7. • Konfigurasi elektron 1H : 1
yang paling stabil. Elektron valensi = 1
Ar X = massa 1 atom X Struktur Lewis H: H
1 ´massa 1 atom C-12
• Konfigurasi elektron 16S : 2 8 6
12
-23 Elektron valensi = 6
= 2, 67´10 = 2, 67´6 = 16 , 02 » 16
1 ´2´10-23 Struktur Lewis S: S
12
• Konfigurasi elektron 8O : 2 6
Jawaban: A Elektron valensi = 6
3. Berdasarkan gambar, diketahui:
Struktur Lewis O: O
Konfigurasi elektron ion Q2+: 2 8 8
Ion Q2+ adalah atom Q yang melepaskan 2 elektron Struktur Lewis senyawa yang stabil memiliki muatan
valensinya, maka: formal nol untuk setiap atom penyusunnya.
Konfigurasi elektron Q: 2 8 8 2 Untuk struktur Lewis H2SO4 berikut:
atau 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 atau [Ar] 4s2 O O
Elektron valensi = 2 ⇒ golongan IIA H O S O H atau H O S O H
Jumlah kulit = 4 ⇒ periode 4
Jawaban: D O O
4. Energi ionisasi adalah energi minimal yang diperlukan Muatan formal = ∑EV − 21 ∑EI −∑ENI
untuk melepaskan satu elektron dari suatu atom
Muatan formal H = 1 − 21 (2) − 0 = 1 − 1 = 0
berwujud gas. Energi ionisasi pertama terbesar dimiliki
oleh golongan gas mulia karena gas mulia sudah Muatan formal S = 6 − 21 (12) − 0 = 6 − 6 = 0
stabil sehingga sukar untuk melepaskan elektronnya.
Di antara pilihan pada soal, yang termasuk konfigurasi Muatan formal Otunggal = 6 − 21 (4) − 4 = 6 − 2 − 4 = 0
gas mulia adalah 1s2, yaitu merujuk pada unsur Muatan formal Orangkap = 6 − 21 (4) − 4 = 6 − 2 − 4 = 0
helium. Jawaban: C
Jawaban: B
8. Gaya intramolekul dan antarmolekul pada HF:
5. Berdasarkan kaidah oktet, jumlah elektron pada atom
H F H F H F
pusat adalah 8. Senyawa yang struktur Lewisnya tidak
memenuhi kaidah oktet adalah nomor (2) dan (4). (1) (2) (4) (5)
(2) BF3 (atom pusat B hanya memiliki 6 elektron) F H
F
(3)
B Ikatan hidrogen merupakan gaya antarmolekul.
F F Ikatan hidrogen terbentuk antara atom yang sangat
elektronegatif (pada gambar tersebut adalah F)
(4) SF4 (atom pusat S memiliki 10 elektron) dengan atom H yang yang terikat pada atom F pada
molekul yang berlainan.
F F
S Pada gambar, ikatan hidrogen ditunjukkan oleh nomor
F F (2). Adapun nomor (1), (3), (4), dan (5) merupakan gaya
intramolekul (berupa ikatan kovalen) antara atom H
Jawaban: E dan atom F.
Jawaban: B

Kimia untuk SMA/MA 55


9. Menurut hukum Dalton atau hukum perbandingan • Setarakan jumlah atom O di kedua ruas:
berganda, jika massa salah satu unsur penyusun 2Fe(s) + 23 O2(g) → Fe2O3(s)
senyawa dibuat tetap (dalam hal ini S), maka
• Nyatakan koefisien reaksi dalam bilangan bulat:
perbandingan unsur lainnya (dalam hal ini O) akan
4Fe(s) + 3O2(g) → 2Fe2O3(s)
berbanding sebagai bilangan bulat dan sederhana.
Jadi, persamaan kimia dari peristiwa perkaratan besi
Senyawa Perbandingan Massa adalah 4Fe(s) + 3O2(g) → 2Fe2O3(s)
S:O
Jawaban: B
SO2 1 : 2 13. Konsep asam basa Lewis:
SO3 1 : 3 perbandingan Asam: zat yang menerima pasangan elektron bebas
massa O pada
SO2 : SO3 = 2 : 3
Basa: zat yang memberikan pasangan elektron bebas
massa S sama
Contohnya pada reaksi:
Jawaban: D → NH4Cl(aq)
(4) NH3(g) + HCl(l) ←
10. Berdasarkan reaksi: NH3 merupakan basa karena memberikan pasangan
CaCO3(s) + 2HCl(g) → CaCl2(aq) + H2O(l) + CO2 (g) elektron, sedangkan HCl merupakan asam karena
30 gram 6,72 L menerima pasangan elektron.
massa CaCO3 Jawaban: D
mol CaCO3 =
massa molar CaCO3 14. Pengujian air limbah A dengan:
30 g • lakmus biru berwarna biru ⇒ pH ≥ 8,3
= = 0 , 3 mol
100 g/mol
• lakmus merah berwarna kuning ⇒ pH ≥ 6,2
mol HCl = 6,72 L ´1 mol = 0 , 3 mol • bromtimol biru berwarna biru ⇒ pH ≥ 7,6
22,4 L • fenolftalin berwarna merah ⇒ pH ≥ 10,0
Hasil bagi mol dengan koefisien: fenolftalin
CaCO3 = 0 , 3 = 0 , 3 lakmus biru
1
bromtimol biru
HCl = 0 , 3 = 0 , 15 ⇒ pereaksi pembatas lakmus merah
2
Gas yang dihasilkan: CO2 pH
6,2 7,6 8,3 10,0
1 1
Mol gas CO2 = ´mol HCl = ´0 , 3 mol = 0 , 15 mol Air limbah A: pH ≥ 10,0
2 2
Volume CO2 (STP) = 0,15 mol × 22,4 L/mol = 3,36 L Pengujian air limbah B dengan:
Jawaban: C • lakmus biru berwarna merah ⇒ pH ≤ 4,5
11. Rumus senyawa, nama senyawa, dan kegunaan • lakmus merah berwarna merah ⇒ pH ≤ 4,2
senyawa yang tepat: • brom timol biru berwarna kuning ⇒ pH ≤ 6,0
Rumus • fenolftalin tidak berwarna ⇒ pH ≤ 8,3
Nama Senyawa Kegunaan
Senyawa lakmus merah
A. CaSO4 Kalsium sulfat Gips untuk lakmus biru
pengobatan patah bromtimol biru
tulang fenolftalin
B. NaNO3 Natrium nitrat Pengawet makanan pH
4,2 4,5 6,0 8,3
C. Mg(OH)2 Magnesium Bahan obat maag
hidroksida Air limbah B: pH ≤ 4,2

D. NaClO Natrium Pemutih Jawaban: E


hipoklorit 15. Pada titik ekuivalen titrasi CH3COOH dengan Ba(OH)2
E. Al2(SO4)3 Aluminium sulfat Penjernih air
berlaku:
mol H+ = mol OH-
Jawaban: D a´mol CH3COOH = b´mol Ba(OH)2
12. Pada peristiwa korosi (perkaratan), logam besi bereaksi 1´mol CH3COOH = 2´25 5 mL ´0,1 M
dengan udara (oksigen) membentuk besi(III) oksida. mol CH3COOH = 5 mmol
Reaktan: padatan besi, Fe(s) dan gas oksigen, O2(g) = 0 , 005 mol
Produk: besi(III) oksida, Fe2O3(s) Massa CH3COOH
Reaksi (belum setara): Fe(s) + O2(g) → Fe2O3(s) = mol CH3COOH × massa molar CH3COOH
Penyetaraan reaksi: = 0,005 mol × 60 g/mol = 0,3 gram
• Setarakan jumlah atom Fe di kedua ruas: Jawaban: B
2Fe(s) + O2(g) → Fe2O3(s)

56 Kimia untuk SMA/MA


16. Garam yang mengalami hidrolisis berasal dari asam n3 0, 2
lemah/basa lemah atau keduanya. P3 = RT = RT = 0 , 67RT
V3 0, 3
(1) NH4Cl ⇒ berasal dari basa lemah dan asam kuat
sifat: asam, memerahkan lakmus n4 0, 2
P4 = RT = RT = 0 , 8RT
(2) KCN ⇒ berasal dari basa kuat dan asam lemah V4 0 , 25

sifat: basa, membirukan lakmus n5 0, 2
P5 = RT = RT = 0 , 4 RT
(3) CH3COONa ⇒ berasal dari basa kuat, asam lemah, V5 0, 5

sifat: basa, membirukan lakmus
Jadi, tekanan osmotik paling besar terdapat pada larutan
(4) NaCl ⇒ berasal dari basa kuat dan asam kuat
4.
sifat: netral, tidak mengubah warna lakmus Jawaban: D
(5) CaF2 ⇒ berasal dari basa kuat dan asam lemah 20. Untuk zat nonelektrolit:
sifat: basa, membirukan lakmus g
Data yang sesuai: 1, 3, dan 5. Tb = K b ´ m = K b ´ 1.000 ´
p Mr
Jawaban: B
100 , 13 -100 = 0 , 52´ 1.000 ´ 27
17. mol NH4OH mula-mula = 100 mL × 0,2 M = 20 mmol 600 Mr
0 , 13 = 0 , 52 ´ 10 ´ 27
4
mol HCl mula-mula = 100 mL × 0,1 M = 10 mmol
NH4OH + HCl → NH4Cl + H2O 6 Mr
Mula-mula: 20 mmol 10 mmol Mr = 4 ´ 270 = 180
Bereaksi: 10 mmol 10 mmol 10 mmol 6
Sisa : 10 mmol − 10 mmol Jawaban: D
21. Sistem koloid dalam kehidupan sehari-hari:
Pada akhir reaksi bersisa basa lemah NH4OH dan baa
konjugatnya NH4+, maka ter­bentuk larutan penyangga Fasa Medium
Koloid
Terdispersi Pendispersi
basa.
mol NH4 OH (1) Kabut Cair Gas
[OH- ] = K b
mol NH4 + (2) Embun Cair Gas

10 mmol (3) Asap Padat Gas


= 10-5 ´ = 10-5 M
10 mmol (4) Buih sabun Gas Cair
pOH = 5 ⇒ pH = 14 − 5 = 9 (5) Batu apung Gas Padat
Jawaban: D Jawaban: A
18. [Pb ] = [Mn ] = [Zn ] = 0,01 M = 10 M
2+ 2+ 2+ −2
22. Sifat koloid yang benar sesuai penerapannya:
pH NaOH = 8 ⇒ pOH = 14 − 8 = 6 ⇒ [OH−] = 10−6 M Penerapan dalam Kehidupan
Sifat-sifat Koloid
Qc (hasil kali ion) Tan­da Ksp Simpulan Sehari-hari
A. Koloid pelindung Gelatin pada es krim
Pb(OH)2 → Pb2+ + 2OH–
Qc = [Pb2+] [OH–]2 B. Adsorpsi Menghilangkan bau badan
= 10–2 × (10–6)2 = 10–14 > 2,8 × 10–16 me­ngen­dap
C. Dialisis Proses cuci darah
Mn(OH)2 → Mn2+ + 2OH–
D. Elektroforesis Penyaringan asap pabrik
Qc = [Mn2+] [OH–]2
= 10–2 × (10–6)2 = 10–14 < 4,5 × 10 –14
tidak E. Efek Tyndall Sorot lampu di malam hari
mengendap Jawaban: C
Zn(OH)2 → Zn2+ + 2OH– 23. Ingat prioritas substituen pada benzena:
Qc = [Zn2+] [OH–]2 COOH − SO3H − CHO − CN − OH − NH2 − R (alkil) −
= 10–2 × (10–6)2 = 10–14 > 4,5 × 10–17 mengendap
NO2, X (halogen)
Jadi, hidroksida yang mengendap adalah Pb(OH)2 dan
Zn(OH)2. (1) NO2 (nitro) lebih prioritas dibandingkan Cl
Jawaban: E (halogen) sehingga struktur utamanya adalah
nitrobenzena.
19. Tekanan osmotik untuk larutan nonelektrolit:
NO2
n
Π = MRT = RT (n = mol, V = volume dalam liter) 1 3-kloro nitrobenzena
V 2
n1 0 ,1 atau
P1 = RT = RT = 0 , 5RT 3
meta-kloro nitrobenzena
V1 0, 2
Cl (m-kloro nitrobenzena)
n 0 ,1
P2 = 2 RT = RT = 0 , 25RT
V2 0, 4

Kimia untuk SMA/MA 57


(2) CH3 (suatu alkil) prioritasnya lebih tinggi 28. Pembentukan polimer dari monomer:
dibandingkan dengan Br (suatu halogen) O O H
sehingga struktur utamanya adalah metilbenzena
HO−C−(CH2)4−C−OH + H−N−(CH2)6−N−H
atau toluena.
CH3
O O H H
1 Br 2-bromotoluena
2 atau −C−(CH2)4−C−N−(CH2)6−N− n
+ H2O
orto-bromotoluena Nilon 66

(o-bromotoluena)
Jawaban: C
Jawaban: E
29. Amilum tidak bereaksi dengan larutan Fehling (tidak
24. Bahan bakar mobil adalah bensin atau gasoline,
membentuk endapan merah bata), tetapi bereaksi
dengan jumlah atom karbon C5-C10 dan titik didih 40-
positif dengan iodium (I2) memberikan warna ungu.
180°C.
Jadi, bahan makanan yang mengandung amilum
Jawaban: B
adalah bahan makanan I.
25. Dampak zat pencemar di udara: Jawaban: A
(1) SO2 ⇒ menimbulkan hujan asam 30. Proses endoterm adalah proses yang membutuhkan
(2) NO ⇒ menimbulkan gangguan pernapasan atau menyerap kalor, misalnya:
(3) Pb ⇒ menimbulkan keracunan (1) Pengelasan logam
(4) CO2 ⇒ gas rumah kaca, dapat meningkatkan (2) Fotosintesis pada tanaman
suhu bumi Jawaban: A
Jawaban: B 31. Reaksi
26. Semakin banyak atom C, titik didih alkana semakin CH2 = CH2 + HCl → CH3CH2Cl
tinggi. Untuk jumlah atom C yang sama, titik didih
dapat dinyatakan sebagai berikut.
alkana tak bercabang lebih tinggi daripada alkana
H H
bercabang. | |
A. CH3 – CH2 – CH2 – CH3 H – C = C – H + H – Cl → H – C – C – Cl
(mengandung 4 atom C, rantai lurus) | | | |
B. CH3 – CH – CH3 H H H H
CH3 Energi pemutusan ikatan:
(mengandung 4 atom C, rantai bercabang) 1 EC = C = 1 × 609 kJ/mol = 609 kJ/mol
CH3 4 EC – H = 4 × 412 kJ/mol = 1.648 kJ/mol
1 EH – Cl = 1 × 426 kJ/mol = 426 kJ/mol +
C. CH3 – C – CH3 –––––––––––––––––––––––––––––––––––––
CH3 Σ Energi pemutusan ikatan = 2.683 kJ/mol
(mengandung 5 atom C, rantai bercabang) Energi pembentukan ikatan:
CH3 1 EC – C = 1 × 345 kJ/mol = 345 kJ/mol
D. CH3 – CH – CH – CH3 5 EC – H = 5 × 412 kJ/mol = 2.060 kJ/mol
1 EC – Cl = 1 × 326 kJ/mol = 326 kJ/mol +
CH3 –––––––––––––––––––––––––––––––––––––
(mengandung 6 atom C, rantai bercabang) Σ Energi pembentukan ikatan = 2.731 kJ/mol
E. CH3 – CH2 – CH2 – CH2 – CH3 ΔH = Σ Energi pemutusan ikatan – Σ Energi
(mengandung 5 atom C, rantai lurus) pembentukan ikatan
Jadi, struktur molekul alkana yang mempunyai = 2.683 kJ/mol – 2.731 kJ/mol = –48 kJ/mol
titik didih paling tinggi adalah yang paling banyak Jawaban: B
mengandung atom C, yaitu senyawa D.
32. Berdasarkan data 3 dan 4:
Jawaban: D x y
k3 æç [ P ]3 ö÷ æç [Q ]3 ö÷ v
27. Rumus struktur senyawa 2-etoksi propana: ç ÷
÷ ç ÷
÷ = 3
k 4 çè [ P ]4 ø çè [Q ]4 ø v4
H3C1 – 2CH – O – CH2 – CH3 → etoksi

( 00,,21) ( 00,,21) = 00,, 048


x y
|
3
CH3 → propana 006
2x 2y = 8
 Jawaban: C
2 x + y = 23 Þ x + y = 3

Jadi, orde reaksi totalnya = 3
Jawaban: C

58 Kimia untuk SMA/MA


33. Jika pada kesetimbangan, tekanan sistem diperbesar 37. Diagram (lambang) sel volta:
maka kesetimbangan akan bergeser ke arah yang anode (–)| ion anode || ion katode | katode (+)
jumlah mol gasnya lebih kecil. Pada gambar, tampak bahwa yang bertindak sebagai
Pada reaksi: anode (–) adalah Zn dan yang bertindak sebagai
6NO(g) + 4NH3(g) ⇄ 5N2(g) + 6H2O(g) ∆H = −504 kJ katode (+) adalah Cu. Dengan demikian, diagram/
Jumlah mol gas di ruas kiri lebih kecil, sehingga jika lambang untuk sel tersebut adalah:
tekanan diperbesar, kesetimbangan bergeser ke arah Zn(s) | Zn2+(aq) || Cu2+(aq) | Cu(s)
kiri. Jawaban: B
Jawaban: A 38. Elektrode X pada sel elektrolisis bermuatan +, jadi
34. mol NH3 yang terurai = 0,4 × 5 mol = 2 mol merupakan anode. Pada anode terjadi reaksi oksidasi.
Reaksi:
2NH3(g) ← → N2(g) + 3H2(g) Reaksi yang terjadi pada elektrolisis larutan CuSO4
di anode: oksidasi terhadap anion (SO42−) yang
Mula-mula : 5 mol
merupakan pembentuk asam, sehingga reaksinya:
Terurai : 2 mol ⇝ 1 mol ⇝ 3 mol
2H2O(l) → 4H+(aq) + O2(g) + 4e−
Setimbang : 3 mol 1 mol 3 mol
Jawaban: C
Tekanan parsial zat pada kesetimbangan: 39. Data yang tepat adalah:
mol N2
PN2 = ´ P = 1 ´3, 5 atm = 0 , 5 atm No. Nama Mineral
Unsur yang
mol total total 7 Dikandung
mol H2
PH2 = ´ P = 3 ´3, 5 atm = 1, 5 atm 1. Siderit (FeCO3) Besi
mol total total 7
mol NH3
PNH3 = ´ P = 3 ´3, 5 atm = 1, 5 atm 2. Kriolit (Na3AlF6) Aluminium
mol total total 7 3. Magnesit (MgCO3) Magnesium

PN2 ( PH2 )
3
0 , 5´(1, 5)
3 4. Selestit (SrSO4) Stronsium
Kp = = = 0 , 75 = 3 5. Kalkosit (Cu2S) Tembaga
4
(P 3 )
2 2
NH
(1, 5)
Data yang berhubungan dengan tepat pada soal
Jawaban: C adalah 1, 2, dan 5.
35. Peristiwa reduksi ditandai dengan adanya penurunan  Jawaban: A
bilangan oksidasi. Contoh: 40. Pembuatan unsur:
(1) MnO4− → MnO2 (3) 2CO2 → C2O42– 2Al2O3(s) → 4Al(s) + 3O2(g)
+7 +4 +4 +3 Pada reaksi tersebut dihasilkan unsur aluminium (Al).
biloks turun = reduksi biloks turun = reduksi Proses pembuatan unsur aluminium disebut proses
Jawaban: B Hall-Heroult. Salah satu kegunaan aluminium adalah
bahan pembuatan alat memasak.
36. Oksidator ⇒ menyebabkan zat lain teroksidasi
Jawaban: C
mengalami reduksi
2NaCl + 2H2O → H2 + Cl2 + 2NaOH
+1 0

reduksi
Jadi, zat yang berperan sebagai oksidator adalah H2O.
Jawaban: B

Kimia untuk SMA/MA 59


Pembahasan dan Kunci Jawaban
K I M I A
simulasi un paket 2
1. Cara 1 2. Konfigurasi elektron:
Unsur-unsur dalam tabel periodik disusun berdasarkan 4
X: 2 2 ⇒ golongan IIA, periode 2
urutan nomor atom. Y: 2 8 2 ⇒ golongan IIA, periode 3
1 2
12

3 4 5 6 7 8 9 10 20
Z: 2 8 8 2 ⇒ golongan IIA, periode 4
Y
11 12 13 Ketiga unsur tersebut terdapat dalam satu golongan.
L 14 15 16 17 18

19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32
Z 33 34 35 36 Dalam satu golongan dari atas ke bawah (dari X
X
37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51
Q
ke Z), ukuran atom semakin bertambah dan jarak
elektron terluar dengan inti semakin jauh. Akibatnya,
ikatan antara elektron terluar dan inti semakin lemah

sehingga energi pengionan untuk melepas satu
Jadi, nomor atom Y = 7, L = 13, X = 20, Z = 31, Q = 51 elektron terluar dari atom tersebut semakin kecil. Jadi,
Jawaban yang sesuai adalah C. energi pengionan tingkat pertama X > Y > Z. Grafik
Cara 2 yang sesuai adalah:
Letak unsur berdasarkan periode dan golongan:

Energi pengionan
IA VIIIA
1
X
IIA IIIA IVA VA VIA VIIA
2 Y Y
3 L Z
4 X Z
5 Q
6
7
Nomor atom

Y ⇒ periode 2, golongan VA
Jawaban: D
(jumlah kulit = 2, elektron valensi = 5)
3. Senyawa yang tidak memenuhi kaidah oktet:
Konfigurasi elektron: 1s2 2s2 2p3 atau [He] 2s2 2p3
Nomor atom = 2 + 2 + 3 = 7 Cl Br
Br Br
L ⇒ periode 3, golongan IIIA B P
(jumlah kulit = 3, elektron valensi = 3) Cl Cl Br Br
Konfigurasi elektron: 1s2 2s2 2p6 3s2 3p1
(3) (5)
atau [Ne] 3s2 3p1
Nomor atom = 2 + 2 + 6 + 2 + 1 = 13 Pada senyawa BCl3, jumlah elektron pada atom pusat
X ⇒ periode 4, golongan IIA B ada 6 (kurang dari 8), sedangkan pada senyawa PBr5,
jumlah elektron pada atom pusat P ada 10 (lebih dari
(jumlah kulit = 4, elektron valensi = 2)
8). Keduanya menyimpang dari kaidah oktet, dimana
Konfigurasi elektron: 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2
jumlah elektron pada atom pusatnya ada 8.
atau [Ar] 4s2 Jawaban: D
Nomor atom = 2 + 2 + 6 + 2 + 6 + 2 = 20 4. Senyawa yang paling polar terbentuk dari unsur yang
Z ⇒ periode 4, golongan IIIA keelektronegatifannya tertinggi (Q, keelektronegatifan
(jumlah kulit = 4, elektron valensi = 3) = 4,0) dengan unsur yang keelektronegatifannya
Konfigurasi elektron: 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p1 terendah (A, keelektronegatifannya = 2,1). Jadi,
atau [Ar] 4s2 3d10 4p1 senyawa yang dimaksud adalah AQ.
Nomor atom = 2 + 2 + 6 + 2 + 6 + 2 + 10 + 1 = 31 Jawaban: A
Q ⇒ periode 5, golongan VA 5. Zat A: titik didih tinggi, larut dalam air, padatannya
(jumlah kulit = 5, elektron valensi = 5) tidak menghantarkan listrik, lelehan dan larutannya
menghantarkan listrik ⇒ senyawa ionik.
Konfigurasi elektron:
Zat B: titik didih rendah, tidak larut dalam air, padatan,
1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p6 5s2 4d10 5p3
larutan, dan lelehannya tidak menghantarkan listrik
atau [Kr] 5s2 4d10 5p3
⇒ senyawa kovalen nonpolar.
Nomor atom Jawaban: E
= 2 + 2 + 6 + 2 + 6 + 2 + 10 + 6 + 2 + 10 + 3 = 51
Jawaban: C
60 Kimia untuk SMA/MA
6. Cara 1 8. Rumus senyawa dan nama senyawa yang tepat:
Berdasarkan teori domain elektron (VSEPR)
No. Rumus Senyawa Nama Senyawa
• Konfigurasi elektron X: 1s2 2s2 2p6 3s2 3p3
Dinatrium sulfida, seharusnya
Elektron valensi = 2 + 3 = 5 (1) Na2S
Natrium sulfida
Rumus Lewis: X (2) K2O Kalium oksida
• Konfigurasi elektron Y: 1s2 2s2 2p5 Dialuminium trioksida,
Elektron valensi = 2 + 5 = 7 (3) Al2O3
seharusnya aluminium oksida
Rumus Lewis: Y (4) N2O3 Dinitrogen trioksida
Struktur Lewis senyawa XY3: NaCl2, seharusnya
(5) Natrium klorida
NaCl
X X Jawaban: C
Y Y Y Y
Y Y 9. Persamaan kimia:
C3H8(g) + 5O2(g) → 4H2O(g) + 3CO2(g)
PEI (pasangan elektron ikatan) = 3
• Gas karbon dioksida merupakan produk.
PENI (pasangan elektron nonikatan) = 1
• Angka 2 pada O2 disebut indeks.
Rumus umum: AX3E
• Reaksi tersebut menghasilkan 3 molekul karbon
Bentuk molekul: piramida segitiga
dioksida.
Cara 2 • Pereaksi tersebut adalah propana (C3H8).
Berdasarkan teori hibridisasi • Persamaan kimia tersebut sudah setara.
X: 1s2 2s2 2p6 3s2 3p3 ⇒ ↑↓ ↑ ↑ ↑ Jumlah atom-atom di kedua ruas sama (C = 3, H =
Y: 1s2 2s2 2p5 8, O = 10)
3s 3p Jawaban: D
10. Perbandingan massa Fe : S yang bereaksi = 1,4 : 0,8
Proses hibridisasi membentuk 1 pasangan elektron Massa zat yang bereaksi dibagi dengan perbandingan
nonikatan (1 PENI) dan 3 orbital hibrida sp3. massanya.
2, 8 2, 4
↑↓ ↑ ↑ ↑ Fe ⇒ =2 S ⇒ =3
1, 4 0, 8
3s 3p Jadi, zat yang habis bereaksi adalah Fe dan zat yang
tersisa adalah S.
1 PENI 3 orbital hibrida sp3
0, 8
Selanjutnya, 3 orbital hibrida sp3 mengalami tumpang Massa S yang bereaksi = ´2, 8 gram = 1, 6 gram
1, 4
tindih dengan 1 orbital p dari atom Y membentuk Jadi, massa FeS yang terbentuk = massa Fe + massa S
molekul XY3. yang bereaksi = 2,8 gram + 1,6 gram = 4,4 gram
Y Y Y Jawaban: E
11. Persamaan kimia setara: 2SO2(g) + O2(g) → 2SO3(g)
↑↓ ↑ ↑ ↑ ↑↓ ↑↓ ↑↓ ↑↓ Berdasarkan hukum Gay Lussac, volume gas-gas
3s 3p 3s 3p sebanding dengan koefisien reaksi.
V SO2 : V O2 : VSO3 = 2 : 1 : 2
1 PENI Hibridisasi sp dengan 1 PENI
3

Molekul yang terbentuk: XY3


= 30 mL : 15 mL : 30 mL
Bentuk molekul: Piramida segitiga Jawaban: D
12. • Larutan elektrolit kuat ditunjukkan dengan
Jawaban: C
nyala lampu terang, gelembung gas banyak, dan
7. (1)
CH4: senyawa kovalen nonpolar terionisasi sempurna (α = 1).
Antarmolekulnya terdapat gaya London • Larutan elektrolit lemah mampu menyalakan
(2)
H2O: senyawa kovalen polar lampu dengan redup, menghasilkan sedikit
Antarmolekulnya terdapat gaya antardipol dan gelembung gas, serta hanya terionisasi sebagian
ikatan hidrogen (α < 1).
(3) NH3: senyawa kovalen polar • Larutan nonelektrolit tidak mampu menyalakan
Antarmolekulnya terdapat gaya antardipol dan lampu, tidak menghasilkan gelembung gas atau
ikatan hidrogen menghasilkan sedikit gelembung gas, dan tidak
terionisasi (α = 0).
(4) H2S: senyawa kovalen polar
Jadi pasangan air limbah yang tergolong nonelektrolit
Antarmolekulnya terdapat gaya antardipol.
adalah 3 dan 5.
Jawaban: C
Jawaban: D

Kimia untuk SMA/MA 61


13. Reaksi ionisasi pertama asam karbonat (H2CO3): (1) 100 mL CH3COOH 0,1 M + 100 mL NaOH 0,1 M
H2CO3(aq) ← → H+ + HCO3− mol CH3COOH mula-mula = mol NaOH mula-
Mula-mula: 0,5 M mula = 100 mL × 0,1 M = 10 mmol
Bereaksi: xM xM xM Reaksi:
Setimbang: (0,5 − x) M x M x M CH3COOH + NaOH → CH3COONa
≈ 0,5 M Mula-mula: 10 mmol 10 mmol
Bereaksi: 10 mmol 10 mmol 10 mmol
Dari reaksi kesetimbangan di atas diperoleh: Sisa: − − 10 mmol

[H+ ][HCO3- ]
K a1 = [CH3COO- ] = [CH3COONa]
[H2CO3 ]
x 2 = 10 mmol = 10 mmol = 0 , 05
5M
-7
5´10 = (100 + 100 ) mL 200 mL
0, 5
x 2 = 5´10-7 ´0 , 5 Kw -14
[OH- ] = [CH3COO- ] = 10 -5 ´0 , 05
= 2, 5´10-7 Ka 10
= 25´10-8 = 5´10-11 = 5 ´10-5 , 5
-8 -4
x = 25´10 = 5´10
pOH= –log [OH−]
[H+]tahap 1 = x = 5× 10−4 M = –log ( 5 × 10–5,5) = 5,5 − log 5
[H ]kesetimbangan = [H ]tahap 1 + [H ]tahap 2+ [H ]air
+ + + +
pH = 14 – pOH = 14 – (5,5 − log 5 )
Karena harga Ka2 jauh lebih kecil daripada Ka1, = 8,5 + log 5
maka [H+]tahap 1 >> [H+]tahap 2 sehingga [H+]tahap 2 dapat
(2) 100 mL CH3COOH 0,2 M + 100 mL NaOH 0,2 M
diabaikan. Demikian pula [H+]air diabaikan karena
mol CH3COOH mula-mula = mol NaOH mula-
nilainya sangat kecil (10−7 M pada 25°C).
mula = 100 mL × 0,2 M = 20 mmol
Jadi, [H+]kesetimbangan = [H+]tahap 1 = 5 × 10−4 M Reaksi:
pH = −log (5 × 10−4) = 4 − log 5 CH3COOH + NaOH → CH3COONa
Jawaban: C Mula-mula: 20 mmol 20 mmol
14. Pada titik ekuivalen titrasi KOH oleh HCl berlaku: Bereaksi: 20 mmol 20 mmol 20 mmol
Sisa: − − 20 mmol
mol H+ = mol OH-
a´mol HCl = b´mol KOH [CH3COO- ] = [CH3COONa]
1´25 mL ´0 , 2 M = 1´mol KOH = 20 mmol = 20 mmol = 0 , 1 M
mol KOH = 5 mmol = 0 , 005 mol (100 + 100 ) mL 200 mL
Massa KOH = mol KOH × massa molar KOH Kw -14
[OH- ] = [CH3COO- ] = 10 -5 ´0 , 1
= 0,005 mol × 56 g/mol = 0,28 gram Ka 10
Jawaban: B = 10-10 = 10-5
15. Pasangan spesi kimia yang dapat membentuk larutan
penyangga adalah campuran asam karbonat (H2CO3) pOH= –log [OH−]
dan basa konjugatnya, bikarbonat (HCO3−), yaitu = –log 10–5 = 5
nomor (1) dan (4). pH = 14 – pOH = 14 – 5 = 9
Jawaban: B (3) 50 mL CH3COOH 0,4 M + 50 mL NaOH 0,4 M
16. Pencampuran CH3COOH dan NaOH dengan volume mol CH3COOH mula-mula = mol NaOH mula-
dan konsentrasi yang sama (jumlah mol yang sama), mula = 50 mL × 0,4 M = 20 mmol
menyebabkan anion dari asam lemah (CH3COO−) Reaksi:
terhidrolisis (bereaksi dengan air): CH3COOH + NaOH → CH3COONa
CH3COO−(aq) + H2O(l) ← → CH3COOH(aq) + OH−(aq) Mula-mula: 20 mmol 20 mmol
Reaksi tersebut menghasilkan ion OH−. Konsentrasi Bereaksi: 20 mmol 20 mmol 20 mmol
OH− dapat dihitung dari: Sisa: − − 20 mmol

Kw [CH3COO- ] = [CH3COONa]
-
[OH ] = [CH3COO- ]
Ka = 20 mmol = 20 mmol = 0 , 2 M
(50 + 50 ) mL 100 mL
pOH = −log [OH−]
Kw -14
pH = 14 − pOH [OH- ] = [CH3COO- ] = 10 -5 ´0 , 2
Ka 10
= 2´10-10 = 2 ´10-5

62 Kimia untuk SMA/MA


pOH= –log [OH−] • Senyawa para-kloroanilina atau 4-kloroanilina:
= –log ( 2 × 10–5) = 5 − log 2 Struktur utama: anilina atau benzena dengan
gugus amina (NH2)
pH = 14 – pOH = 14 – (5 − log 2 )
Substituen kloro (Cl) terletak pada atom C nomor
= 9 + log 2 4.
Karena 8,5 + log 5 < 9 < 9 + log 2 Struktur yang sesuai adalah senyawa (2):
Maka pH (1) < pH (2) < pH (3) Cl
Jawaban: A 4
3
17. mol Ba(NO3)2 = 100 mL × 0,01 M = 1 mmol
mol Na2CrO4 = 100 mL × 0,01 M = 1 mmol 2

Ba(NO3)2 + Na2CrO4 → BaCrO4 + 2NaNO3 1

Mula-mula : 1 mmol 1 mmol NH2


Bereaksi : 1 mmol 1 mmol 1 mmol Jawaban: A
Sisa : − − 1 mmol H SO , 180°C
21. (1) CH3–CH2–OH 2 4
CH2=CH2 + H2O
mol BaCrO 4 1 mmol
[BaCrO4] = = = 0 , 005 M Merupakan reaksi eliminasi karena terjadi
V campuran 200 mL pengurangan atom H, serta ditandai oleh

BaCrO4 → Ba2+ + CrO42– perubahan ikatan tunggal menjadi ikatan
0,005 0,005 0,005 rangkap disertai pe­lepasan molekul air.
[Ba2+] [CrO42–] = 0,005 × 0,005 = 2,5 × 10–5 (2) CH C–CH2–CH3 + HCl → CH2= CCl–CH2–CH3
[Ba2+] [CrO42–] > Ksp BaCrO4 Merupakan reaksi adisi karena terjadi penambahan
atom H dan atom Cl, serta ditandai dengan
2,5 × 10–5 > 2 × 10–10 (BaCrO4 mengendap)
pengurangan ikatan rangkap tiga ( ) menjadi
mol BaCrO4 = 1 mmol = 0,001 mol ikatan rangkap dua (=).
Massa BaCrO4 = mol BaCrO4 × massa molar BaCrO4 Jawaban: E
= 0,001 mol × 253 g/mol = 0,253 g 22. Senyawa CH3–CH–CH2–CH3
Jawaban: C
OH
18. Tekanan uap larutan dinyatakan dengan: P = Xp . P° adalah 2-butanol, suatu alkohol.
mol pelarut Alkohol berisomer fungsi dengan eter (alkoksi
dengan Xp = fraksi mol pelarut =
mol total alkana).
Karena mol total dalam kelima larutan tersebut sama,
Isomer fungsi dari 2-butanol adalah:
maka tekanan uap paling besar terdapat pada larutan
CH3–CH–O–CH3
yang jumlah partikel pelarutnya paling banyak atau
jumlah partikel zat terlarutnya paling sedikit, yaitu CH3 metil propil eter
larutan 2. (metoksi propana)
Jawaban: B Jawaban: B
19. Penerapan sifat koloid: 23. Reaksi asam asetat, CH3COOH (suatu asam karboksilat)
(1) Pembentukan delta di muara sungai (koagulasi) dengan etanol, C2H5OH (suatu alkohol) dengan katalis
(2) Proses cuci darah (dialisis) H2SO4 (asam) merupakan reaksi esterifikasi. Reaksi ini
(3) Penggumpalan lateks (koagulasi) menghasilkan suatu ester dan air.
(4) Penggunaan norit untuk obat sakit perut H+
R−COOH + R’−OH R−COOR’ + H2O
(adsorpsi) asam karboksilat alkohol ester air
(5) Sorot lampu bioskop pada udara berasap (efek H+
Tyndall) CH3COOH + C2H5OH CH3COOC2H5 + H2O
Jawaban: E asam asetat etanol etil etanoat air
(asam etanoat) (etil alkohol)
20. • Senyawa orto-nitrotoluena atau 2-nitrotoluena:
Jawaban: E
Struktur utama: toluena atau benzena dengan
24. Polimer yang terbentuk dari monomer:
gugus metil (CH3)
CH2=CH
Substituen nitro (NO2) terletak pada atom C
nomor 2. Cl
Struktur yang sesuai adalah senyawa (1): (vinil klorida)
1 CH3 adalah polivinil klorida (PVC), kegunaannya adalah
bahan pembuatan pipa atau talang air.
2
Jawaban: B
NO2

Kimia untuk SMA/MA 63


25. Uji karbohidrat: Energi ikatan O−H dalam H2O = 928 kJ mol−1
• Pengujian dengan iodin tidak menghasilkan Karena dalam H2O terdapat 2 ikatan O−H, maka energi
warna biru ⇒ bukan amilum ikatan rata-rata O−H adalah:
• Pengujian dengan Benedict menghasilkan 1 ´928 kJ mol-1 = 464 kJ mol-1
endapan berwarna merah bata ⇒ merupakan 2
gula pereduksi (glukosa, fruktosa, galaktosa, Jawaban: C
maltosa, atau laktosa) 29. Persamaan laju reaksi untuk reaksi tersebut:
• Dihidrolisis menghasilkan dua monosakarida v = k [P]x [Q2]y
yang sama ⇒ maltosa (glukosa + glukosa) æ 0 , 4 ö÷
x
3, 0´10-2
Jawaban: E Dari data 1 dan 2 Þ ççç ÷÷ =
è 0, 2 ø 1, 5´10-2
26. Untuk menguji adanya ikatan peptida, dilakukan uji
x
biuret. Uji positif terhadap biuret menghasilkan warna Þ 2 = 2 Þ x =1
ungu. Berdasarkan data pada soal, bahan makanan æ 0 , 4 ö÷
y
3, 0´10-2
yang mengandung ikatan peptida adalah K, M, dan Dari data 2 dan 3 Þ ççç ÷÷ =
è 0, 2 ø 3, 0´10-2
O.
y
Jawaban: D Þ 2 = 1Þ y = 0
27. Untuk 100 mL × 1 M = 100 mmol = 0,1 mol HCl dan Maka persamaan laju reaksinya adalah:
KOH yang bereaksi: v = k [P]1 [Q2]0 = k [P]
Q = m × c × ∆T Jawaban: E
= {(100 + 100) mL × 1 g/mL) × 4,2 J/g °C × 6 °C 30. Variabel terikat: variabel yang dipengaruhi variabel
= 200 g × 4,2 J/g °C × 6 °C bebas ⇒ laju reaksi
= 5.040 J = 5,04 kJ Variabel bebas: variabel yang dibuat bebas dan
Maka untuk 1 mol HCl dan KOH yang bereaksi: bervariasi ⇒ konsentrasi HCl
5, 04 kJ = 50 , 4 kJ mol-1 Variabel terkontrol: variabel yang dikendalikan atau
0 , 1 mol dibuat konstan ⇒ luas permukaan CaCO3 dan volume
HCl.
∆H = −Q = −50,4 kJ mol−1 Jawaban: B
Jadi, persamaan termokimia untuk reaksi penetralan 31. Pada reaksi kesetimbangan:
HCl dan KOH adalah: Fe3+(aq) + SCN−(aq) ← → [FeSCN2+](aq)
HCl(aq) + KOH(aq) → KCl(aq) + H2O(l) kuning jingga tak berwarna merah darah
∆H = −50,4 kJ mol−1 Jika ke dalam kesetimbangan tersebut ditambahkan
Jawaban: A larutan NaHPO4− yang dapat mengikat ion besi(III)
28. Persamaan kimia: 2H2O(g) → 2H2(g) + O2(g) tersusun atau Fe3+ sehingga pereaksi Fe3+ berkurang, maka
atas persamaan-persamaan termokimia berikut. kesetimbangan bergeser ke arah pereaksi, yaitu ke kiri
4H(g) → 2H2(g) ∆H1 = 2 × (−436) kJ mol−1 sehingga warna semakin pudar.
= −872 kJ mol−1 Jawaban: A
2O(g) → O2(g) ∆H2 = −500 kJ mol−1 32. Tetapan kesetimbangan untuk reaksi kesetimbangan
[CH4 ][H2O]
2H2O(g) → 4H(g) + 2O(g) ∆H3 = x kJ mol−1 homogen adalah K c = .
+ [CO][H2 ]3
2H2O(g) → 2H2(g) + O2(g) ∆H = +484 kJ mol−1 Artinya, pada reaksi kesetimbangan homogen
Berdasarkan penggabungan reaksi tersebut, tersebut:
• Pereaksinya adalah CO (dengan koefisien 1) dan
DH = DH1 + DH2 + DH2
H2 (dengan koefisien 3)
+484 kJ mol-1 = (-872 - 500 + x ) kJ mol-1
• Produknya adalah CH4 (dengan koefisien 1) dan
x = (+484 + 872 + 500 ) kJ mol-1 H2O (dengan koefisien 1)
= 1.856 kJ mol-1 Persaman kimianya adalah:
Untuk reaksi: CO(g) + 3H2(g) ←→ CH4(g) + H2O(g)
2H2O(g) → 4H(g) + 2O(g) ∆H3 = 1.856 kJ mol−1 Jawaban: A
maka 33. • Pada senyawa nitrogen monoksida (NO):
H2O(g) → 2H(g) + O(g) ∆H3 = 928 kJ mol−1 biloks N + biloks O = 0
Pada reaksi tersebut, ∆H menunjukkan energi yang biloks N + (−2) = 0 ⇒ biloks N = +2
diperlukan untuk memutuskan 1 mol H2O menjadi • Pada senyawa karbon dioksida (CO2):
atom-atomnya (O dan H) dalam wujud gas, atau biloks C + 2biloks O = 0
disebut energi ikatan O−H. biloks C + 2(−2) = 0
biloks C −4 = 0 ⇒ biloks C = +4

64 Kimia untuk SMA/MA


• Pada senyawa diklorooksida (Cl2O): (3) Elektron mengalir dari Cu ke Zn, maka Cu sebagai
2biloks Cl + biloks O = 0 anode (mengalami oksidasi) dan Zn sebagai
2biloks C + (−2) = 0 ⇒ biloks C = +1 katode (mengalami reduksi).
Jawaban: C Notasi sel: Cu | Cu2+ || Zn2+ | Zn
34. Oksidator: mengalami reduksi ⇒ HNO3 Pada deret volta, Zn terletak di sebelah kiri Cu
3H2S(g) + 2HNO3(aq) + 6H+(aq) → 2NO(g) + 2S(s) + 4H2O(l) (E°Zn < E°Cu) sehingga potensial selnya negatif.
+5 +2 (4) Elektron mengalir dari Cu ke Ni, maka Cu sebagai
reduksi anode (mengalami oksidasi) dan Ni sebagai
Jawaban: B katode (mengalami reduksi).
35. Reaksi berlangsung spontan jika E°sel bernilai positif. Notasi sel: Cu | Cu2+ || Ni2+ | Ni
E°sel = E°katode – E°anode = E°reduksi – E°oksidasi Pada deret volta, Ni terletak di sebelah kiri Cu
Agar E°sel bernilai positif, maka E°reduksi > E°oksidasi (E°Ni < E°Cu) sehingga potensial selnya negatif.
A. Zn(s) + Mn2+(aq) → Mn(s) + Zn2+(aq) (5) Elektron mengalir dari Pb ke Cu, maka Pb sebagai
E°Mn < E°Zn ⇒ E°reduksi < E°oksidasi anode (mengalami oksidasi) dan Cu sebagai
(reaksi tidak spontan) katode (mengalami reduksi).
B. 3Ag(s) + In3+(aq) → In(s) + 3Ag+(aq) Notasi sel: Pb | Pb2+ || Cu2+ | Cu
E°In < E°Ag ⇒ E°reduksi < E°oksidasi Pada deret volta, Cu terletak di sebelah kanan Pb
(reaksi tidak spontan) (E°Cu < E°Pb) sehingga potensial selnya positif.
C. 2In(s) + 3Mn2+(aq) → 3Mn(s) + 2In3+(aq) Jawaban: E
E°Mn < E°In ⇒ E°reduksi < E°oksidasi 37. Salah satu faktor yang mempercepat korosi adalah
(reaksi tidak spontan) penambahan larutan elektrolit (air garam) (2),
D. 3Zn(s) + 2In3+(aq) → 3Zn2+(s) + 2In(s) sedangkan yang memperlambat korosi adalah
E°In > E°Zn ⇒ E°reduksi > E°oksidasi pelapisan logam dengan minyak goreng (5) agar tidak
(reaksi spontan) berinteraksi dengan oksigen dan air. 
E. 2Ag(s) + Mn2+(aq) → Mn(s) + 2Ag+(aq) Jawaban: C
E°Mn < E°Ag ⇒ E°reduksi < E°oksidasi 38. Reaksi di katode: Cu2+ + 2e– → Cu(s) ⇔ PBO = 2
(reaksi tidak spontan) I ´t
Massa Cu = Ar Cu´
Jawaban: D PBO´96.500
36. Ingat deret volta: 10 2 ´t
6 , 35 = 63, 5 ´
Li - K - Ba - Ca - Na - Mg - Al - Mn - (H2O) - Zn- Cr - Fe- 2 ´96.500
Cd - Co - Ni - Sn - Pb - (H)- Cu - Hg - Ag - Pt - Au. t = 9 .650 detik
potensial reduksi makin besar →

Pada sel volta, elektron mengalir dari anode ke Jawaban: C
katode. 39. Konfigurasi elektron 11Na: 2 8 1, terletak pada periode
(1) Elektron mengalir dari Cu ke Pb, maka Cu sebagai 3, golongan IA.
anode (mengalami oksidasi) dan Pb sebagai Konfigurasi elektron 17Cl: 2 8 7, terletak pada periode
katode (mengalami reduksi). 3, golongan VIIA.
Notasi sel: Cu | Cu2+ || Pb2+ | Pb Na dan Cl terletak dalam satu periode, dimana Cl
Pada deret volta, Pb terletak di sebelah kiri Cu (golongan VIIA) berada di sebelah kanan Na (golongan
(E°Pb < E°Cu) sehingga potensial selnya negatif. IA).
(2) Elektron mengalir dari Ni ke Zn, maka Ni sebagai • Jari-jari atom Cl lebih kecil dari Na.
anode (mengalami oksidasi) dan Zn sebagai • Energi pengionan Cl lebih besar dari Na.
katode (mengalami reduksi). • Sifat logam Na lebih besar dari Cl.
Notasi sel: Ni | Ni2+ || Zn2+ | Zn • Keelektronegatifan Cl lebih besar dari Na.
Pada deret volta, Zn terletak di sebelah kiri Ni • Afinitas elektron Na lebih besar dari Cl.
(E°Zn < E°Ni) sehingga potensial selnya negatif. Jawaban: B
40. Senyawa yang digunakan untuk bahan pembuatan
pupuk adalah KNO3 (3), dan senyawa yang digunakan
untuk mencairkan salju adalah NaCl (5).
Jawaban: D

Kimia untuk SMA/MA 65


Pembahasan dan Kunci Jawaban
K I M I A
simulasi un paket 3
24
1. Unsur 12 X memiliki 12 elektron. Jadi, senyawa (1), (2), dan (4) titik lelehnya tinggi dan
24 larutannya dapat menghantarkan listrik.
Konfigurasi elektron 12 X:
Jawaban: B
1s 2s 2p 3s
2 2 6 2
5. Ikatan hidrogen terbentuk antara atom-atom yang
10 elektron = [Ne]
sangat elektronegatif (F, O, atau N) dengan atom H
Karena nomor atom Ne = 10, maka penulisan yang terikat pada atom F, O, atau N pada molekul yang
konfigurasi elektron tersebut dapat disingkat menjadi: berlainan. Senyawa yang memiliki ikatan hidrogen
[Ne] 3s2 titik didihnya tinggi. Dalam grafik, dapat diketahui
Dalam diagram orbital dinyatakan dengan: bahwa senyawa yang mempunyai ikatan hidrogen
[Ne] adalah H2O, HF, dan NH3 karena titik didihnya lebih
3s2 tinggi daripada senyawa hidrida segolongannya.
Jawaban: A  Jawaban: D
2. Unsur yang terletak pada golongan yang sama ⇒ 6. Massa zat sebelum reaksi:
memiliki elektron valensi yang sama m Cu + m O2 = 12 gram + 4 gram = 16 gram
P : 2 8 2 ⇒ elektron valensi = 2 Massa zat sesudah reaksi:
12
Q : 2 8 6 ⇒ elektron valensi = 6 m CuO + m O2 sisa = 15 gram + 1 gram = 16 gram
16

19
R : 2 8 8 1 ⇒ elektron valensi = 1 Hal ini memenuhi Hukum Kekekalan Massa (Hukum
34
S : 2 8 18 6 ⇒ elektron valensi = 6 Lavoisier): Massa zat sebelum reaksi sama dengan
53
T : 2 8 18 18 7⇒ elektron valensi = 7 massa zat sesudah reaksi.
Jadi, unsur 16Q dan 34S terletak pada golongan yang Jawaban: B
sama. 7. CaSO4 ∙ xH2O(s) → CaSO4(s) + xH2O(g)

Jawaban: D 2,62 gram 1,36 gram


3. Konfigurasi elektron: Massa H2O = (2,62 − 1,36) gram = 1,26 gram
X = [He] 2s2 2p2 Y = [Ne] 3s2 3p5 Jumlah hidrat:

Elektron valensi = 4 Elektron valensi = 7 1, 26
X Y mol H2O 0 , 07
Struktur Lewis: Struktur Lewis: x= = 18 = =7
Senyawa yang terbentuk sesuai aturan oktet adalah mol CaSO 4 1, 36 0 , 01
XY4 melalui ikatan sebagai berikut 136
Y Y Jadi, rumus senyawa hidrat tersebut adalah CaSO4∙
7H2O.
X X Jawaban: E
Y Y Y Y
8. Senyawa natrium hidrogen karbonat (NaHCO3) atau
Y Y
soda kue banyak digunakan untuk mengembangkan
PEI = 4 PENI = 0 adonan kue. Saat dipanaskan, soda kue akan terurai
Rumus umum AX4 menjadi natrium karbonat (Na2CO3), air (H2O), dan gas
Bentuk molekul: tetrahedral karbon dioksida (CO2) yang menyebabkan adonan
Jawaban: D kue mengembang. Persamaan kimianya yang setara
4. Senyawa yang memiliki titik leleh tinggi dan larutannya dapat dituliskan sebagai:
dapat menghantarkan listrik adalah senyawa ion. Ciri 2NaHCO3(s) → Na2CO3(s) + H2O(l) + CO2(g)
senyawa ion: terbentuk dari unsur logam dan unsur Jawaban: D
nonlogam. 9. 1) H2O(l) + NH3(aq) → NH4+(aq) + OH–(aq)
(1) KCl ⇒ logam + nonlogam ⇒ senyawa ion asam basa asam basa
(2) BaO ⇒ logam + nonlogam ⇒ senyawa ion 2) H2O(l) + S2–(aq) → OH–(aq) + HS–(aq)
(3) CO2 ⇒ nonlogam + nonlogam ⇒ senyawa asam basa basa asam
kovalen Pasangan asam basa konjugat:
(4) Na2S ⇒ logam + nonlogam ⇒ senyawa ion • H2O dan OH–
(5) NH3 ⇒ nonlogam + nonlogam ⇒ senyawa • NH4+ dan NH3
kovalen • HS– dan S2– 
Jawaban: A

66 Kimia untuk SMA/MA


10. Konsentrasi Mg(OH)2: • Ag2CO3: K sp = 4 s3
0 , 58 mol
mol Mg(OH)2 8´10-12 = 4 s3
[Mg(OH)2 ] = = 58 = 0 , 01 M
V larutan 1L 8´10-12
s= 3 = 1, 25´10-4
éOH- ù = K b × éMg(OH) ù = 4 ´10-4 ×(0 , 01) = 2´10-3 4
ëê ûú êë 2 ûú

pOH = - log (2´10-3 ) = 3 - log 2 • Ag2S: K sp = 4 s3


pH = 14 -(3 - log 2) = 11+ log 2 8´10-50 = 4 s3

Jawaban: B s = 3 2´10-50 = 5, 9´10-18


11. Reaksi penetralan asam basa: • Ag3PO4: K sp = 27 s 4
L(OH)2(aq) + 2HCl(aq) → LCl2(aq) + 2H2O(l)
mol HCl = 0,1 L × 0,2 M = 0,02 mol 10-18 = 27 s 4
1 1 10-18
mol L(OH)2 = × mol HCl = × 0,02 mol = 0,01 mol s= 4 = 1, 39´10-5
2 2 27

massa L ( OH)2 Semakin besar nilai s maka kelarutan semakin besar.
massa molar L ( OH)2 = Urutan kelarutan dari yang terbesar:
mol L ( OH)2
Ag2CO3 – AgCl – Ag3PO4 – Ag2S
1, 71 g
= = 171 g/mol Jawaban: C
0 , 01 mol 15. Penurunan titik beku larutan dinyatakan dengan:
Mr L(OH)2 = 171 ∆Tb = Kb × m × i
Ar L + 2 (Ar O + Ar H) = 171 Titik beku terendah berarti penurunan titik bekunya
Ar L + 2(17) = 171 ⇒ Ar L = 171 – 34 = 137 terbesar. Harga ∆Tb besar jika nilai m × i besar.
Jawaban: C • CO(NH2)2 0,05 m ⇒ 0,05 m × 1 = 0,05 m
12. Jika suatu garam dilarutkan ke dalam air, maka akan • NaCl 0,03 m ⇒ 0,03 m × 2 = 0,06 m
terurai menjadi ion-ionnya. • BaCl2 0,03 m ⇒ 0,03 m × 3 = 0,09 m
• Anion yang berasal dari asam lemah akan • AlCl3 0,02 m ⇒ 0,02 m × 4 = 0,08 m
terhidrolisis menghasilkan ion OH–, sehingga • Fe2(SO4)3 0,02 m ⇒ 0,02 m × 5 = 0,1 m
larutan bersifat basa.
Jadi, ∆Tb terbesar atau Tb terendah dimiliki oleh
• Kation yang berasal dari basa lemah akan
Fe2(SO4)3 0,02 m.
terhidrolisis menghasilkan ion H+, sehingga
larutan bersifat asam.  Jawaban: E
Di antara kelima reaksi tersebut, yang menghasilkan 16. Gel merupakan suatu sistem koloid dengan fasa cair
ion H+ ketika terhidrolisis adalah: yang terdispersi dalam fasa padat.
Jawaban: E
(3) Al3+ + 3H2O ⇄ Al(OH)3 + 3H+
(4) NH4+ + H2O ⇄ NH4OH + H+ 17. Paranitoferol:
sehingga garamnya bersifat asam. • Rangka utama adalah fenol (benzena dengan
Jawaban: D gugus –OH)
13. Pada kurva titrasi asam lemah oleh basa kuat, larutan • Gugus nitro (NO2) sebagai gugus samping
penyangga berada di dalam daerah kurva asam • Nama lainnya 4-nitrofenol dimana gugus OH
lemah, yaitu pH di bawah 7 (sebelum titik ekuivalen). terdapat pada atom C nomor 1 dan gugus NO2
Di antara daerah (1) dan (2), yang lebih tepat terletak pada atom C nomor 4.
OH
menunjukkan larutan penyangga adalah daerah
1
(2) karena penambahan basa kuat (NaOH) yang 2

signifikan tidak banyak mengubah pH larutan. Hal ini • Struktur paranitrofenol:


3
sesuai dengan sifat larutan penyangga yang dapat 4

mempertahankan nilai pH dengan penambahan basa NO2


kuat. Jawaban: C
Jawaban: B 18. Pembakaran senyawa karbon menghasilkan gas yang
14. Setiap garam memiliki kelarutan (s) yang berbeda- dapat mengeruhkan air kapur, yaitu gas CO2. Hal ini
beda bergantung pada harga Ksp dan jumlah ionnya. membuktikan adanya unsur karbon. Selain karbon,
unsur lainnya yang mungkin tekandung dalam
• AgCl: K sp = s2
senyawa karbon adalah hidrogen dan/atau oksigen.
2´10-10 = s2 Jawaban: B
s = 2´10-10 = 1, 41´10-5

Kimia untuk SMA/MA 67


19. • Atom C tersier: mengikat 3 atom C lain ⇒ CH 24. Senyawa dengan rumus molekul C3H8O ⇒ termasuk
CH3 alkohol atau eter
CH3 − CH2 − CH − CH − CH2 − CH − CH3 Jika dioksidasi menghasilkan dimetil keton ⇒
termasuk alkohol sekunder
CH2 CH3 – C – CH3 Jadi, senyawa yang dimaksud adalah 2-propanol
CH3 CH3 CH3−CH−CH3
Jumlah atom C tersier = 3 OH
• Atom C sekunder: mengikat 2 atom C lain ⇒ CH2 Jawaban: B
CH3
25. Hasil reaksi dari:
CH3 − CH2 − CH − CH − CH2 − CH − CH3 O H CH3 O
CH2 CH3 – C – CH3
CH3−CH−C−OH + H−N−CH−C−OH
CH3 CH3
NH2
Jumlah atom C sekunder = 3
Jawaban: B O H CH3 O
20. Fraksi minyak bumi
• C1 – C4 (20°C) : gas elpiji (LPG) CH3−CH−C−N−CH−C−OH + H2O
• C5 – C9 (70°C) : nafta
• C5 – C10 (120°C) : bensin NH2
• C10 – C16 (170°C) : kerosin (minyak tanah) Jawaban: A
• C14 – C20 (270°C) : minyak diesel 26. Protein yang mengandung belerang jika diuji dengan
• C20 – C50 (>270°C) : pelumas pereaksi Pb(II) asetat akan menghasilkan warna hitam
Jawaban: E (1 dan 2) dan yang mengandung inti benzena jika diuji
O dengan pereaksi Xantoproteat akan menghasilkan
21. (1) CH3 – C – CH2 – CH3 2-butanon warna kuning atau jingga (1, 2, 3, 4). Jadi, protein
(2) CH3 – CH2 – CH – CH3 2-butanol yang mengandung belerang dan inti benzena adalah
nomor 1 dan 2.
OH Jawaban: A
Jawaban: E
22. Isomer posisi adalah isomer zat-zat yang memiliki 27. Sebuah kristal KNO3 dimasukkan ke dalam tabung
rumus molekul dan gugus fungsi yang sama, tetapi reaksi, kemudian ditetesi dengan air. Pada dasar
letak gugus fungsinya berbeda. tabung reaksi terasa dingin dikarenakan adanya
CH3 – CH2 – CH – CH3 penurunan suhu, maka reaksi tersebut termasuk reaksi
endoterm, dimana suhu berpindah dari lingkungan
Isomer posisi dari: OH ke sistem.
2-butanol Jawaban: D
adalah CH3 – CH2 – CH – CH3 – OH 28. Reaksi penguapan air: H2O(l) → H2O(g)
1-butanol
Berdasarkan diagram perubahan entalpi:
Jadi, isomer posisi dari senyawa tersebut ada 2.
∆H (kJ)
Jawaban: B
23. Identifikasi senyawa karbon:
• Dengan larutan Fehling akan menghasilkan H2(g) + ½O2(g)
endapan merah bata ⇒ aldehid
• Dengan larutan Tollens akan menghasilkan H2O(g)
endapan cermin perak ⇒ aldehid −242
• Dengan larutan kalium dikromat akan ∆H = −242 kJ −(−285 kJ)
menghasilkan asam karboksilat ⇒ aldehid H2O(l) = +43 kJ
−285
(oksidasi aldehid menghasilkan asam
karboksilat) Kalor penguapan 1 mol air = +43 kJ
Jadi, senyawa karbon tersebut mengandung gugus Maka kalor penguapan 2 mol air = 2(+43 kJ) = +86 kJ
O Jawaban: D
fungsi aldehid, yaitu: – C – H 29. N2 merupakan produk yang jumlahnya akan terus ber­
Jawaban: B tambah seiring berjalannya waktu. Grafik penambahan
N2akan terlihat seperti grafik E, setelah semua reaktan
habis bereaksi, jumlah N2 tidak akan bertambah lagi.
Jawaban: E

68 Kimia untuk SMA/MA


30. Data percobaan: 35. Reaksi elektrolisis larutan KCl:
Perco- Bentuk Konsentrasi
Katode : 2H2O(l) + 2e– → H2(g) + 2OH−(aq)
Suhu Waktu Anode : 2Cl− → Cl2(g) + 2e–
baan CaCO3 HCl
Di katode dihasilkan gas H2 dari hasil reduksi air. Hal
1 Serbuk 1M 30°C 30 detik
ini dikarenakan dalam larutannya logam aktif (K) tidak
2 Keping 1M 30°C 40 detik akan tereduksi, sedangkan di anode terbentuk gas Cl2
Kedua percobaan tersebut dipengaruhi oleh hasil oksidasi ion Cl−.
luas permukaan karena CaCO3 pada percobaan 1 Jawaban: B
berbentuk serbuk (luas permukaan lebih besar) dan 36. Arus listrik dialirkan ke dalam dua jenis larutan
pada percobaan 2 berbentuk keping (luas permukaan (AgNO3 dan AlCl3):
lebih kecil). mol Ag × PBO Ag = mol Al × PBO Al
Jawaban: C
31. Jika volume diperkecil, kesetimbangan akan bergeser 5, 4 m
´1= Al ´3
ke arah jumlah mol yang lebih kecil. 108 27
Pada reaksi: CO(g) + 3H2(g) ⇄ CH4(g) + H2O(g) mAl
0 , 05 =
Jumlah mol hasil reaksi lebih kecil daripada pereaksi, 9
jadi kesetimbangan bergeser ke kanan. Akibatnya, mAl = 0 , 45 gram

jumlah CH4 dan H2O bertambah, sedangkan jumlah
Jawaban: A
CO dan H2 berkurang.
37. Pencegahan korosi pada pipa air dari besi dapat
Kesetimbangan sesaat Kesetimbangan baru dilakukan dengan cara proteksi katodik, yaitu
Keterangan: menghubungkan besi dengan logam lain yang lebih
= H2O
mudah teroksidasi (harga E°-nya lebih kecil dari E°Fe,
= CH4
= H2
letaknya di sebelah kiri Fe dalam deret volta).
= CO Deret Volta:

Jawaban: A K – Ba – Ca – Na – Mg – Al – Mn – (H2O) – Zn – Cr – Fe – Cd
– Co – Ni – Sn – Pb – (H) – Cu – Hg – Ag – Pt – Au
32. Pada reaksi: 2NH3(g) N2(g) + 3H2(g)
Contoh: Fe dihubungkan dengan Mg
3 3
[H2] = = 1 M [NH3] = = 1 M Jika Fe dihubungkan dengan Ag, Cu, Pb, atau Sn maka
3 3
Fe akan teroksidasi (terjadi korosi) karena potensial
[N2 ] [H2 ]3 selnya lebih kecil.
Kc =  Jawaban: E
[NH3 ]2
38. Sifat-sifat halogen:
1 [N2 ] (1)3
= (2) sebagai unsur bebas bersifat racun;
3 (1)2 (4) sangat reaktif, sehingga terdapat di alam sebagai
1 senyawa;
[N2 ] = M
3 (5) dengan basa kuat memberikan reaksi auto­
Jawaban: C redoks.
33. Dalam reaksi autoredoks, pereaksi mengalami oksidasi Jawaban: D
(kenaikan bilangan oksidasi) dan reduksi (penurunan 39. Pengolahan besi dilakukan melalui proses yang
bilangan oksidasi) sekaligus. dinama­kan Tanur Tinggi.
Cl2(g) + 2NaOH(aq) → NaCl(aq) + NaClO(aq) + H2O(l) • Proses Wöhler: pembuatan fosfor
0 −1 +1 • Proses Fracsh: ekstraksi belerang
reduksi
oksidasi • Proses Kontak: pembuatan asam sulfat
Pada reaksi tersebut, klor (Cl) mengalami reduksi • Proses Hall-Heroult: pembuatan aluminium
(penurunan bilangan oksidasi) dan oksidasi (kenaikan Jawaban: E
bilangan oksidasi), yaitu dari 0 menjadi −1 dan +1. 40. Kegunaan unsur/senyawa:
Jawaban: D (1) bahan baku pupuk ⇒ kalium
34. 2Al(aq) + 3Fe2+(aq) → 2Al3+(aq) + 3Fe(s) (2) peralatan masak ⇒ aluminium
E° = E°reduksi – E°oksidasi (3) bahan baku semen Portland ⇒ kalsium
= E° Fe – E° Al (4) menetralisir asam di lambung ⇒ magnesium
= –0,44 V – (–1,66) V (5) pembentukan tulang ⇒ kalsium
= +1,22 volt Jawaban: E
Jawaban: C

Kimia untuk SMA/MA 69


Pembahasan dan Kunci Jawaban
K I M I A
simulasi un paket 4
1. Konfigurasi elektron 26Fe = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d6 D. CH4
Fe3+ berarti atom Fe melepas 3 elektron dari kulit 6
C : 2 4 ⇒ elektron valensi = 4
terluar sehingga konfigurasi elektronnya menjadi: H : 1 ⇒ elektron valensi = 1
1
Konfigurasi 26Fe3+ = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d5 H
Elektron yang tidak berpasangan terdapat pada kulit
3d5: C
H H
H PEI = 4, PENI = 0


E. NH3
3d 5 N : 2 5 ⇒ elektron valensi = 5
Jadi jumlah elektron yang tidak berpasangan ada 5. 7

Jawaban: D 1
H : 1 ⇒ elektron valensi = 1
2. Diagram orbital Y: [He] ↑↓ ↑↓ ↑ ↑ atau N
H H
[He] 2s2 2p4 H PEI = 3, PENI = 1
Jumlah kulit = 2 ⇒ periode 2 Jadi, bentuk molekul linear dibentuk oleh BeCl2.
Berakhir di subkulit p dengan elektron valensi = 2 + 4 Jawaban: C
= 6 ⇒ golongan VIA 5. • Zat P: tidak larut dalam air, titik leleh rendah
Jadi, unsur Y terletak di golongan VIA, periode 2. (−95°C), padatan dan larutannya bukan konduktor
Jawaban: D (tidak menghantarkan listrik) ⇒ senyawa kovalen
3. Konfigurasi elektron nonpolar.
1
A : 1 ⇒ cenderung menangkap 1e− • Zat Q: larut dalam air, titik leleh rendah (−112°C),
6
B : 2 4 ⇒ cenderung menangkap 4e− padatannya bukan konduktor, tetapi larutannya
8
C : 2 6 ⇒ cenderung menangkap 2e− konduktor (menghantarkan listrik) ⇒ senyawa
11
D : 2 8 1 ⇒ cenderung melepas 1e− kovalen polar.
19
E : 2 8 8 1 ⇒ cenderung melepas 1e− Jawaban: B
Ikatan ion terbentuk dari pasangan unsur yang 6. Gaya van der Waals yang bekerja pada:
cenderung melepas elektron dan unsur yang • HCl ⇒ gaya antardipol (senyawa kovalen polar)
cenderung menangkap elektron. Jadi, yang dapat • NH3 ⇒ ikatan hidrogen
membentuk ikatan ion adalah: • H2O ⇒ ikatan hidrogen
• 11D dan 1A membentuk senyawa DA • CH4 ⇒ gaya London atau dipol sesaat (senyawa
• 19E dan 8C membentuk senyawa E2C kovalen nonpolar)
Jawaban: E • C2H5OH ⇒ ikatan hidrogen
4. Bentuk molekul linear memiliki rumus umum AX2 Urutan kekuatan gaya van der Waals:
dimana jumlah PEI = 2 dan PENI = 0. Ikatan hidrogen > gaya antardipol > gaya dipol
A. H2O sesaat.
1
H : 1 ⇒ elektron valensi = 1 Jadi, gaya van der Waals yang paling lemah terdapat
8
O : 2 6 ⇒ elektron valensi = 6 pada interaksi molekul-molekul CH4.
O Jawaban: D
H 7. Hukum Proust: “Senyawa tersusun dari unsur-unsur
H PEI = 2, PENI = 2 dengan perbandingan massa yang tetap”
B. PH3
Perhatikan data ketiga dimana pereaksi tepat habis
15
P : 2 8 5 ⇒ elektron valensi = 5 bereaksi (massa Fe + massa O = massa FeO), yaitu
1
H : 1 ⇒ elektron valensi = 1 14 + 4 = 18. Berdasarkan data tersebut, diperoleh
P perbandingan massa Fe dan O dalam membentuk
H H senyawa FeO adalah 7 : 2 atau dengan kata lain dalam
H PEI = 3, PENI = 1 senyawa FeO perbandingan massa Fe : O = 7 : 2.
C. BeCl2
Pada data kedua, O yang bereaksi adalah 4 gram. Maka
4
Be : 2 2 ⇒ elektron valensi = 2 Untuk memenuhi hukum Proust, Fe yang bereaksi
17
Cl : 2 8 7 ⇒ elektron valensi = 7 adalah 7 gram. Jadi, nilai x dalam tabel adalah 9 gram.
Cl Be Cl PEI = 2, PENI = 0  Jawaban: B

70 Kimia untuk SMA/MA


8. Persamaan kimia setara: mol H+ = mol OH−
2Fe(s) + 3H2SO4(aq) → Fe2(SO4)3(aq) + 3H2(g) a × Vasam × Masam = b × Vbasa × Mbasa
23
mol Fe = 3, 01´10 23 = 0 , 5 mol a × VHX × MHX = b × VLOH × MLOH
6 , 02´10 1 × 20 mL × MHX = 1 × 25 mL × 0,1 M
mol H2 = 3 ´mol Fe = 3 ´0 , 5 mol = 0 , 75 mol MHX =
25 mL ´0,1 M
= 0,125 M
2 2 20 mL
Berdasarkan hukum Avogadro:
V H2 V O2 Jadi, konsentrasi larutan asam HX tersebut 0,125 M.
= Jawaban: D
n H2 n O2
V H2 V H2 13. mol HCl = mol NH3 = 25 mL × 0,2 M = 5 mmol
= 1 liter Û = 32 Û V H2 = 24 liter NH3(aq) + HCl(aq) NH4Cl(aq)
0 , 75 mol 1 mol 0 , 75
32 Mula-mula : 5 mmol 5 mmol
Jawaban: D Bereaksi : 5 mmol 5 mmol 5 mmol
9. Pada reaksi: C3H8(g) + 5O2(g) → 4H2O(g) + 3CO2(g) Sisa : − − 5 mmol
• Pereaksi: molNH4 Cl 5 mmol
C3H8 ⇒ propana O2 ⇒ oksigen NH4 +  = [NH4 Cl] = = = 0 , 1M
V campuran 50 mL
• Hasil reaksi:
NH4 + terhidrolisis menghasilkan ion H+
H2O ⇒ air CO2 ⇒ karbon dioksida
Jawaban: E Kw
[H+ ] = × NH + 
10. 1. H3PO4(aq) H2PO4 (aq) + H (aq)
– + Kb  4 
asam basa
10 −14
2. HS–(aq) + H+(aq) H2S(aq) [H+ ] = × 0 ,1 = 1× 10 −10 = 1× 10 −5
basa asam 10 −5
3. SO42–(aq) + HNO3(aq) HSO4–(aq) + NO3–(aq) pH = − logH+ = − log(1× 10 −5 )
basa asam asam basa = 5 − log1
4. NH3(aq) + H2O(l) NH4+(aq) + OH–(aq)
Jawaban: A
basa asam asam basa
Jadi, pasangan yang kedua spesinya berfungsi 14. Larutan penyangga dapat terbentuk dari:
sebagai asam menurut Brønsted-Lowry adalah H3PO4 • asam lemah dan basa kuat
dan H2O. • asam kuat dan basa lemah
Jawaban: C Syarat: pada akhir reaksi, larutan yang lemah harus
11. Pengujian air limbah A dengan: bersisa.
• lakmus berwarna biru ⇒ pH ≥ 8,3 A. 25 mL HCN 0,5 M dan 25 mL NH4OH 0,3 M
• metil merah berwarna kuning ⇒ pH ≥ 6,2 asam lemah + basa lemah, jadi bukan larutan
• bromtimol biru berwarna biru ⇒ pH ≥ 7,6 penyangga
lakmus B. 25 mL HCN 0,5 M dan 25 mL NaOH 0,5 M
bromtimol biru asam lemah + basa kuat
metil merah mol HCN = 25 mL × 0,5 M = 12,5 mmol
pH mol NaOH = 25 mL × 0,5 M = 12,5 mmol
6,2 7,6 8,3 asam lemah tidak bersisa, jadi tidak dapat
Air limbah A: pH ≥ 8,3 membentuk larutan penyangga.
Pengujian air limbah B dengan: C. 25 mL NH4OH 0,3 M dan 25 mL CH3COOH 0,2 M
• lakmus berwarna merah ⇒ pH ≤ 4,5 basa lemah + asam lemah, jadi bukan larutan
• metil merah berwarna merah ⇒ pH ≤ 4,2 penyangga.
• bromtimol biru berwarna kuning ⇒ pH ≤ 6,0 D. 25 mL NH4OH 0,3 M dan 25 mL HCl 0,2 M
metil merah basa lemah + asam kuat
lakmus mol NH4OH = 25 mL × 0,3 M = 7,5 mmol
bromtimol biru
mol HCl = 25 mL × 0,2 M = 5 mmol
pH yang bersisa basa lemah, maka terbentuk larutan
4,2 4,5 6,0 penyangga.
Air limbah B: pH ≤ 4,2
E. 25 mL CH3COOH 0,2 M dan 25 mL NaOH 0,5 M
Jawaban: B asam lemah + basa kuat
12. Pada titik ekuivalen titrasi asam HX oleh basa LOH mol CH3COOH = 25 mL × 0,2 M = 5 mmol
berlaku: mol NaOH = 25 mL × 0,5 M = 12,5 mmol
tersisa basa kuat, jadi bukan larutan penyangga.
Jawaban: D

Kimia untuk SMA/MA 71


15. CaCO3 ⇒ n = 2 ⇒ Ksp CaCO3 = s2 = (10−3)2 = 10−6 CH3 − 3CH − 2CH − CH3
4

Pengaruh ion sejenis: CH3 1C = O


[ion sejenis] = [Ca2+] = [Ca(NO3)2] = 0,05 M H
= 5 × 10−2 M Nama senyawa: 2,3-dimetilbutanal
→ Ca2+(aq) + CO32−(aq)
CaCO3 (s) ← Jawaban: E
s s s + 5 × 10−2 ≈ 5 × 10−2 22. Isomer fungsi adalah isomer zat-zat yang memiliki
Ksp CaCO3 = [Ca2+] [CO32–] rumus molekul yang sama, tetapi gugus fungsinya
10−6 = (5 × 10−2) s ⇒ s = 2 × 10−5 M berbeda.
Jawaban: B O

=
16. (1) Radiator adalah sistem pendingin pada kendaraan H3C – CH2 – C – H Alkanal (aldehid) berisomer
bermotor. Pemakaian glikol pada radiator propanal fungsi dengan alkanon
fungsinya adalah sebagai zat antibeku. Adanya H3C – C – CH3 (keton). Oleh karena itu,
glikol dalam air radiator akan menurunkan titik propanal akan berisomer

=
beku air sehingga air sukar membeku. O fungsi dengan 2-propanon.
2–propanon
(2) Desalinasi air laut menunjukkan osmosis balik,
yaitu peristiwa perembesan pelarut dari larutan Jawaban: D
yang lebih pekat ke larutan yang lebih encer. 23.
Jawaban: D Alkohol (– OH) → Bereaksi dengan PCl3
17. Pembuatan koloid: → (terjadi subsitusi–OH oleh Cl)
C2H6O→
(1) sol Al(OH)3 dari larutan aluminium klorida dan Eter (– O–) → Tidak bereaksi dengan PCl3
endapan Al(OH)3 ⇒ dispersi (peptisasi) • 2(R-OH) + 2Na → 2(R-O-Na) + H2
(2) sol Fe(OH)3 dari larutan besi (III) klorida dan air (Reaksi dengan logam Na menghasilkan suatu
mendidih ⇒ kondensasi (reaksi hidrolisis) alkoksida)
(3) sol belerang dari hidrogen sulfida dan gas • R-O-R’ + Na X (tidak bereaksi)
belerang dioksida ⇒ kondensasi (reaksi reduksi) Senyawa eter tidak dapat bereaksi dengan logam
(4) tinta dari karbon ⇒ dispersi natrium, sedangkan senyawa alkohol dapat bereaksi
Jawaban: C dengan logam natrium.
18. Reaksi benzena: Jawaban: B
H H2SO4 pekat NO2 24. Senyawa CH2O2 (asam formiat) merupakan asam
+ HNO3 pekat + H2O karboksilat yang mempunyai gugus fungsi:
O
=

NO2+ OH– nitrobenzena H – C – OH



Kegunaannya sebagai penggumpal lateks.
Jawaban: C
Jawaban: E
19. Kegunaan senyawa benzena:
(1) bahan pembuat anilina ⇒ nitrobenzena 25. Kegunaan polimer yang benar adalah sebagai
(2) pengawet kayu ⇒ fenol berikut.
(3) bahan pembuatan semir sepatu ⇒ nitrobenzena • Bakelit: peralatan listrik
(4) pengawet makanan ⇒ asam benzoat • PVC: plastik
(5) bahan baku pembuatan peledak ⇒ toluena • Poliamida: tekstil
• Poliester: tekstil
Jawaban: B
• Dakron: tekstil
20. Sesuai aturan Markovnikov, adisi 3-metil-2-pentena
Jawaban: D
oleh asam bromida akan menghasilkan senyawa
3-bromo-3-metilpentana. H+ dari HBr akan berikatan 26. Lemak berfungsi membantu penyerapan vitamin A,
dengan C yang mengikat lebih banyak atom H. D, E, dan K (3) dan mempertahankan suhu tubuh (4).
CH3
Jawaban: D
| 27. Reaksi endoterm adalah reaksi yang menyerap kalor.
H3C – CH2 – C = CH – CH3 + HBr → H3C – CH2 – C – CH2 – CH3 Reaksi ini ditandai oleh penurunan suhu reaksi.
| |
CH3 Br Pada percobaan (2):
NH4Cl + Ba(OH)2, suhu turun dari 28°C menjadi 15°C
Jawaban: C Pada percobaan (4):
21. Senyawa aldehid/alkanal: mengandung gugus fungsi NH4NO3 + H2O, suhu turun dari 28°C menjadi 20°C
O Dengan demikian, kedua reaksi tersebut termasuk
=

− C − H . reaksi endoterm.
Jawaban: D

72 Kimia untuk SMA/MA


28. Reaksi target ⇒ CH4(g) + 2O2(g) → CO2(g) + 2H2O(g) Cl2 → Cl– + ClO3–
CH4(g) → C(s) + 2H2(g) ∆H = +74,9 kJ 0 –1 +5
(reaksi dibalik, tanda ∆H dibalik)
selisih = 5 × 1
C(s) + O2(g) → CO2(g) ∆H = −393,7 kJ
(reaksi tetap, ∆H tetap) selisih = 1 × 5
2H2(g) + O2(g) → 2H2O(g) ∆H = −571,8 kJ
3Cl2 → 5Cl– + ClO3–
(reaksi dikali 2, ∆H dikali 2) + • Samakan muatan ruas kiri dan kanan, dengan
CH4(g) + 2O2(g) → CO2(g) + 2H2O(g) ∆H = −890,6 kJ menambahkan OH–
Jawaban: B 3Cl2 + 6OH– → 5Cl– + ClO3–
29. Data 1 dan 2 Data 1 dan 3 • Samakan jumlah H, dengan menambahkan H2O.
y
x
 [P ]2  v 2  [Q ]3   v 3  3Cl2 + 6OH– → 5Cl– + ClO3– + 3H2O
 [P ]  =  [Q ]  =   Jadi, a = 3, b = 6, c = 5, d = 3
 1 v1  1   v1 
x y
Jawaban: A
 0 , 04  1, 6 × 10 −4  0 , 30   2, 0 × 10 −5  34. Notasi sel dinyatakan dengan:
  =   = 
 0 , 02  2, 0 × 10
−5
 0 , 06   2, 0 × 10 −5  anode | ion anode || ion katode | katode

2x = 8 (5) y = 1 oksidasi (E° kecil) reduksi (E° besar)

x =3 y =0
Cr + 3e → Cr
3+ –
E° = –0,71 V
Persamaan laju reaksinya:
Ni2+ + 2e– → Ni E° = –0,25 V
v = k [P]3 [Q]0 E° Cr < E° Ni sehingga:
2,0 × 10–5Ms–1= k (0,02 M)3 • Cr bertindak sebagai anode (mengalami oksidasi)
k = 2,5 M–2s–1 • Ni bertindak sebagai katode (mengalami
Jawaban: B reduksi)
30. Dipengaruhi oleh Jadi, notasi selnya Cr | Cr3+ || Ni2+ | Ni.
Percobaan Jawaban: D
Suhu Konsentrasi Luas Permukaan
(1) dan (2) - √ √ 35. Elektrolisis leburan NaCl dengan elektrode C
(1) dan (3) √ - - menghasilkan logam Na: Na+ + e– → Na
(1) dan (5) √ √ - Jawaban: E
(3) dan (5) - √ - 36. Reaksi elektrolisis di katode: X2+(aq) + 2e– → X(s)
(4) dan (5) √ √ √ massa X = massa molar X × mol X
Jadi, laju reaksi yang hanya dipengaruhi oleh suhu Q
1, 5 = Ar X ×
ditunjukkan pada gambar (1) dan (3). PBO × 96.500
Jawaban: B 1.930
1, 5 = Ar X × ⇔ Ar X = 150
31. Pada reaksi yang memiliki jumlah koefisien reaktan 2 × 96.500
dan produk sama, penambahan volume dan tekanan  Jawaban: C
tidak berpengaruh pada sistem kesetimbangannya. 37. Pencegahan korosi pada kaleng makanan dapat
Jawaban: E dilakukan dengan pelapisan timah. Timah termasuk
32. Reaksi kesetimbangan: H2(g) + I2(g) 2HI(g) logam yang tahan karat. Proses pelapisan dilakukan
Tekanan parsial gas saat kesetimbangan: secara elektrolisis atau elektroplating.
P H2 = R atm P HI = T atm Jawaban: A
( P HI)2 38. Beberapa logam alkali dan alkali tanah memiliki warna
Kp = nyala yang khas: Na+ ⇒ kuning (5), Ba2+ ⇒ hijau (2)
( P H2 ) ( P I2 )
Jawaban: A
T2 T2 39. Nama proses pembuatan unsur yang benar:
42 = Û P I2 =
R ( P I2 ) 42R
No. Unsur Nama Proses
Jawaban: C 1. Besi Tanur Tinggi
33. Penyetaraan reaksi redoks dengan cara bilangan 2. Silikon Reduksi
oksidasi.
3. Belerang Frasch
aCl2 + bOH– → cCl– + ClO3– + dH2O
Untuk menyetarakan reaksi redoks dapat meng­ 4. Natrium Down
gunakan cara bilangan oksidasi, dengan langkah-  Jawaban: C
langkah sebagai berikut. 40. Senyawa yang digunakan sebagai bahan bangunan
• Samakan jumlah selisih bilangan oksidasi, dengan adalah kalsium oksida (CaO).
menambahkan koefisien. Jawaban: B

Kimia untuk SMA/MA 73


Pembahasan dan Kunci Jawaban
K I M I A
simuLasi usbn PaKeT 1
A. Pilihan Ganda • Bilangan kuantum spin (s)
s yang diizinkan = +½ atau – ½.
1. Senyawa Y: titik leleh rendah, larutannya tidak dapat
menghantarkan listrik ⇒ senyawa kovalen nonpolar Jadi, harga keempat bilangan kuantum yang mungkin
(memiliki ikatan nonpolar) untuk elektron terakhir dari atom 3517,5 Cl :
Senyawa Z: titik leleh tinggi, larutannya dapat n = 3; = 1; m = 0; s = −½.
menghantarkan listrik ⇒ senyawa ion (memiliki ikatan Jawaban: D
ion) 6. Kekuatan daya hantar listrik larutan elektrolit dapat
Jawaban: C dianalisis berdasarkan banyaknya ion-ion bebas yang
2. Pasangan elektron (PE) = 4 ada dalam larutan. Perbandingan daya hantar listrik
Pasangan elektron nonikatan (PENI) = 2 larutan dapat ditunjukkan oleh intensitas cahaya
Pasangan elektron ikatan (PEI) = 4 − 2 = 2 lampu yang dipasang pada rangkaian listrik pengujian
Tipe AX2E2 larutan.
Bentuk molekul: bentuk V Daya hantar listrik paling lemah:
Lampu tidak menyala, sedikit gelembung gas di
O O elektrode ⇒ sumber mata air N
Contoh: H H
H H Daya hantar listrik paling kuat:
Jawaban: D Lampu menyala terang, banyak gelembung gas di
elektrode ⇒ sumber mata air O
3. Konfigurasi elekron 23 11 X : 1s 2s 2p 3s
2 2 6 1
Jawaban: D
Jumlah elektron valensi = 1 ⇒ golongan IA
7. Perbandingan reaksi pelarutan gula:
Jumlah kulit = 3 ⇒ periode 3
• (1) terhadap (3) ⇒ hanya dipengaruhi suhu
Jadi, unsur 23
11 X terletak pada golongan IA dan periode • (1) terhadap (4) ⇒ dipengaruhi suhu dan luas
3 dalam sistem periodik unsur. permukaan
Jawaban: A • (2) terhadap (3) ⇒ dipengaruhi suhu dan luas
4. Dalam suatu periode dari kiri ke kanan, energi ionisasi permukaan
cenderung naik. Namun, ada pengecualian pada • (3) terhadap (4) ⇒ hanya dipengaruhi luas
golongan IIA dan IIIA serta golongan VA dan VIA. permukaan
Karena struktur elektron golongan IIA (s2) lebih stabil • (1) terhadap (3) ⇒ hanya dipengaruhi luas
daripada golongan IIIA (s2 p1), maka energi ionisasi permukaan
golongan IIA lebih tinggi daripada golongan IIIA. Jawaban: A
Begitu pula halnya dengan struktur elektron golongan 8. ZnSO4 merupakan senyawa ion yang terbentuk dari:
VA (s2 p3) yang lebih stabil daripada VIA (s2 p4) sehingga
• kation Zn2+ ⇒ seng, bukan seng(II)
energi ionisasi golongan VA lebih tinggi daripada
(karena Zn bermuatan tetap, yaitu +2)
golongan VIA. Jadi, grafik yang sesuai adalah:
• anion SO42− ⇒ sulfat
EI
Jadi, nama senyawa ZnSO4 adalah seng sulfat.
Jawaban: D
9. [CH3COOH] = 0,004 M
CH3COOH termasuk asam lemah dengan Ka = 10−5
NA
[H+ ] = K a × M = 10 −5 × 0 , 004 = 4 × 10 −8 = 2 × 10 −4
Jawaban: C
5. Konfigurasi elektron 3517,5 Cl : [Ne] 3s2 3p5 pH = −log [H+] = −log 2 × 10−4 = 4 − log 2
Elektron terakhir: 3p5 Jawaban: B
• Bilangan kuantum utama (n) 10. Reaksi redoks adalah reaksi yang di dalamnya terdapat
Elektron terakhir pada kulit ke-3 ⇒ n = 3 reaksi oksidasi dan reaksi reduksi. Pada reaksi:
• Bilangan kuantum azimut ( ) 2KI(aq) + Cl2(aq) → I2(s) + 2KCl(aq)
Elektron terakhir pada subkulit p ⇒ = 1 −1 0 0 −1
• Bilangan kuantum magnetik (m)
reduksi
Karena = 1, m yang diizinkan = −1, 0, +1 oksidasi

74 Kimia untuk SMA/MA


terjadi reaksi oksidasi (kenaikan bilangan oksidasi)
mCaCO3 25 g 1
dan reaksi reduksi (penurunan bilangan oksidasi) nCaCO3 = = = mol
sehingga reaksi tersebut merupakan reaksi redoks. Mm CaCO3 100 g/mol 4
Salah satu ciri reaksi redoks adalah adanya unsur. Pada 1
reaksi tersebut terdapat unsur Cl2 dan I2 sehingga nCO2 = nCaCO3 = mol
4
termasuk reaksi redoks.
Jawaban: B Berdasarkan Hukum Avogadro:
11. Aluminium diperoleh dari elektrolisis Al2O3: VCO2 VNO VCO 1 liter
= Û 12 = 1
2Al2O3(s) → 4Al(s) + 3O2(g) nCO2 nNO 4 30
Proses pembuatan logam aluminium tersebut disebut 1
dengan proses Hall-Heroult, sesuai dengan nama VCO2 = ´30 liter = 7, 5 liter
4
para penemunya, yaitu Charles M Hall (dari Amerika
Serikat) dan Paul Heroult (dari Prancis). Jawaban: C
Sementara itu, 16. Garam yang paling sukar larut atau paling cepat
• Proses Down ⇒ pembuatan magnesium (Mg) mengendap ⇒ kelarutan (s)-nya paling kecil
• Proses Tanur Tiup ⇒ pembuatan besi (Fe) • AgBr termasuk elektrolit biner (n = 2)
• Proses Frasch ⇒ pembuatan belerang (S) Ksp AgBr = s2
• Proses Bassemer ⇒ pembuatan baja s = K sp AgBr = 5 × 10 −13 = 50 × 10 −14 ≈ 7 × 10 −7
Jawaban: D
12. Pada batas-batas tertentu, pengenceran (penambahan • Ag2S, Ag2CrO4, dan Ag2SO4 termasuk elektrolit
air), serta penambahan sedikit asam atau basa relatif terner (n = 3). Karena Ksp Ag2S paling kecil, maka
tidak mengubah pH larutan penyangga, atau hanya kelarutannya paling kecil untuk senyawa terner.
menyebabkan perubahan pH yang sangat kecil. Ksp Ag2S = 4s3
Jawaban: A K sp Ag2S 2 × 10 −49
s=3 =3
13. CH3COONa terbentuk dari kation Na+ dan anion 4 4
CH3COO−.
= 50 × 10 −51 ≈ 3, 7 × 10 −17
3

Karena CH3COONa → CH3COO− + Na+


• Ag3PO4 termasuk elektrolit kuarterner (n = 4)
[CH3COO−] = [CH3COONa] = 0,04 M
Ksp Ag3PO4 = 27s4
Anion CH3COO− berasal dari asam lemah sehingga
dalam air terhidrolisis menghasilkan ion OH−: K sp Ag3PO 4 1× 10 −20
s=4 =4 ≈ 4 , 4 × 10 −6
27 27
Kw 10 −14
[OH− ] = × [CH3COO − ] = × 0 , 04 Jadi, di antara kelima senyawa tersebut Ag2S paling
Ka 10 −5
sukar larut dalam air.
= 4 × 10 −11 = 2 × 10 −5 ,5 Jawaban: A
pOH = −log [OH−] = −log (2 × 10−5,5) = 5,5 − log 2 17. Persamaan laju reaksi: v = k [NO]x [Br2]y
pH = 14 − pOH = 14 − (5,5 − log 2) = 8,5 + log 2 • Dari data 1 dan 4:
Jawaban: E 0, 2
14. Reaksi berlangsung spontan jika E°reduksi > E°oksidasi [Br2] tetap ⇒ [NO] naik sebanyak = 2 kali
0 ,1
A. Fe | Fe2+ || Ag+ | Ag 24
v naik sebanyak= 4 kali
E°Ag > E°Fe, jadi reaksi berlangsung spontan 6
B. Ag | Ag+ || Zn2+ | Zn Artinya, reaksi berorde 2 terhadap NO.
E°Zn < E°Ag, jadi reaksi tidak berlangsung spontan • Dari data 1 dan 2:
C. Sn | Sn2+ || Fe2+ | Fe 0 ,10
[NO] tetap ⇒ [Br2] naik sebanyak = 2 kali
E°Fe < E°Sn, jadi reaksi tidak berlangsung spontan 0 , 05
D. Fe | Fe2+ || Zn2+ | Zn 12
v naik sebanyak= 2 kali
E°Zn < E°Fe, jadi reaksi tidak berlangsung spontan 6
E. Sn | Sn2+ || Zn2+ | Zn Artinya, reaksi berorde 1 terhadap Br2.
E°Zn < E°Sn, jadi reaksi tidak berlangsung spontan Jadi, persamaan laju reaksinya v = k [NO]2 [Br2]
Jawaban: A Jawaban: B
15. Reaksi: 18. Hasil penyulingan minyak bumi yang tepat:
CaCO3(s) + 2HCl(aq) → CaCl2(aq) + H2O(l) + CO2(g) (2) Fraksi minyak bumi dengan 5-6 atom C dan
25 gram titik didih 30-90°C: eter, kegunaannya sebagai
pelarut.

Kimia untuk SMA/MA 75


(4) Fraksi minyak bumi dengan 6-12 atom C dan titik katode menjadi logam Ag yang melapisi besi. Selain
didih 140-180°C: nafta, kegunaannya sebagai mencegah korosi, pelapisan (penyepuhan) dengan
bahan industri petrokimia (industri plastik, dan perak juga dapat menambah nilai estetika atau
lain-lain). keindahan.
Jawaban: D Jawaban: D
19. Untuk reaksi kesetimbangan: 24. Beberapa penerapan sifat koloid:
→ PCl3(g) + Cl2(g) ∆H = −106 kJ
PCl5(g) ← (1) Peristiwa cuci darah ⇒ dialisis
Reaksi di atas termasuk reaksi eksoterm. Apabila Proses cuci darah oleh alat hemodializer, yaitu
pada kesetimbangan tersebut suhu dinaikkan, pemurnian kolid dari partikel-partikel (ion,
kesetimbangan bergeser ke arah reaksi endotermis, molekul) pengotor yang dapat mengganggu
yaitu ke kiri. dalam darah.
Jawaban: E (2) Pembentukan delta di muara sungai ⇒
20. • ∆Hf° ⇒ perubahan entalpi pembentukan 1 mol zat koagulasi
dari unsur-unsurnya pada keadaan standar (298 K, Koagulasi terjadi ketika koloid tanah dalam air
1 atm). Yang termasuk ∆Hf°: sungai bertemu air laut yang mengandung
1
elektrolit sehingga terbentuklah delta di muara
3
(3) 2 N2(g) + H2(g) → NH3(g) ∆H = + kJ.mol–1 sungai.
2
1 (3) Sorot lampu di malam hari ⇒ efek Tyndall
(4) H2(g) + 2 O2(g) → H2O(g) ∆H = – kJ.mol–1 (4) Penggunaan alat Cottrel ⇒ elektroforesis
1 (5) Penggunaan oralit pada diare ⇒ adsorpsi
(5) 2C(s) + 3H2(g) + O (g) → C2H5OH(l)
2 2
∆H = –kJ.mol–1 Jawaban: A
• ∆Hd° ⇒ perubahan entalpi reaksi penguraian 1 25. Penerapan penurunan titik beku yaitu hujan buatan
mol zat menjadi unsur-unsurnya pada keadaan (1), pembuatan es putar (3), penggunaan etilen glikol
standar (298 K, 1 atm). Yang termasuk ∆Hd°: pada radiator mobil (4), dan pencairan salju.
1 Jawaban: C
(1) NaCl(s) → Na(s) + 2 Cl2(g) ∆H = + kJ.mol–1
26. Kegunaan fenol: disinfektan (pembasmi kuman),
• ∆Hc° ⇒ perubahan entalpi reaksi pembakaran antiseptik, pengawet kayu, pembuatan resin, serta
1 mol zat (reaksi 1 mol zat dengan gas O2) pada bahan dasar plastik bakelit.
keadaan standar (298 K, 1 atm). Yang termasuk Jawaban: B
∆Hc°: 27. Reaksi: H2(g) + I2(g) 2HI(g)
(2) CH4(g) + 2O2(g) → CO2(g) + 2H2O(g) 0,5 mol 0,5 mol 4 mol volume = 5 liter
∆H = – kJ.mol–1 Tetapan kesetimbangannya:
Jadi, reaksi yang menunjukkan ∆Hf°, ∆Hd°, dan ∆Hc°
(4)
2
[HI]2 16
16
adalah (3), (1), dan (2). Kc = = 0 ,5 5 0 ,5 = 25
= = 64
Jawaban: D [H2 ][I2 ] ( 5 )( 5 ) 0 ,25
25
0 , 25
21. Pereaksi yang digunakan untuk menguji adanya gugus Jawaban: E
benzena dalam protein adalah pereaksi Xantoproteat. 28. Reaksi senyawa karbon:
Uji positif terhadap pereaksi ini ditunjukkan dengan
(1) CH2=CH2 + HCl → CH2ClCH2Cl
terbentuknya endapan putih yang berubah menjadi
kuning atau jingga jika dipanaskan. Berdasarkan Terjadi penambahan gugus dan perubahan
data percobaan, protein yang mengandung gugus ikatan rangkap menjadi ikatan tunggal ⇒ reaksi
benzena adalah putih telur dan ikan. adisi
Jawaban: C (2) CH3CH2Cl → CH2=CH2 + HCl
22. Untuk menentukan laju reaksi pembentukan gas H2, Terjadi pengurangan gugus dan perubahan
harus diukur pada suhu tetap, maka: ikatan tunggal menjadi ikatan rangkap ⇒ reaksi
dVH2 (50 - 25) mL 25 eliminasi
vH2 = = = mL/detik
dt (10 - 5) detik 5 Jawaban: E
Jawaban: E 29. Senyawa karbon dan kegunaannya:
23. Cara yang paling tepat untuk melindungi hiasan (1) Monosodium glutamat ⇒ penguat rasa
rumah yang terbuat dari besi adalah dilapisi (disepuh) (2) Eter ⇒ pelarut organik, obat bius
dengan perak melalui elektrolisis. Pada elektrolisis
(3) Etil butirat ⇒ pemberi aroma
tersebut, besi bertindah sebagai katode dan perak
sebagai anode. Ag akan teroksidasi di anode dan (4) Glikol ⇒ zat antibeku, pelarut
larut menjadi Ag+. Sementara itu, ion Ag+ tereduksi di (5) Aseton ⇒ pelarut cat
Jawaban: B

76 Kimia untuk SMA/MA


30. Polimer: Direaksikan dengan pereaksi Fehling menghasilkan
endapan merah bata ⇒ merupakan gula pereduksi
−CH2−C=CH−CH2−CH2−C=CH−CH2− glukosa
Jawaban: D
CH3 CH3 33. Reaksi elektrolisis lelehan NaCl di katode:
Monomernya adalah 2-metil-1,3-butadiena: Na+(l) + e− → Na(s)
CH2=C−CH=CH2 massa Na = massa molar Na × mol Na
CH3 I ×t
= Ar Na ×
PBO × 96.500
Jawaban: C
10 × 30 × 60 10 × 30 × 60
31. SO­3(g) + H2O(l) → H2SO4(aq) = 23 × = 23 ×
1× 96.500 96.500
Pada titik ekuivalen titrasi asam basa:
Jawaban: A
molasam× a = molbasa× b
34. Sifat logam alkali:
molasam× a = Mb × Vb × b
• Senyawanya mudah larut dalam air
molasam = 0,25 × 40 mL × 1
• Sangat lunak sehingga bisa diiris dengan pisau
2
• Mudah bereaksi (sangat reaktif )
molasam = 5 mmoL
• Bereaksi dengan air membentuk basa kuat
mol SO3 = mol H2SO4 = 5 mmol dengan gas hidrogen
V SO3 = 5 mmol × 22,4 L = 112 mL • Di alam tidak ditemukan dengan bebas
Jawaban: C Jawaban: E
32. Zat hasil hidrolisis ⇒ merupakan monosaksarida 35. Polimer alam: protein, amilum, selulosa, karet
(glukosa, galaktosa, atau fruktosa) (poliisoprena)
Polimer sintetis: teflon dan PVC
Jawaban: B

B. Uraian
36. Diketahui: Massa NaOH = 2 gram, massa H2O = 100 gram
∆t = 38°C − 28°C = 10°C
Kalor jenis air = 4,2 Jg−1°C−1
Ar Na = 23, O = 16, H = 1
Ditanya: Entalpi pelarutan NaOH dalam Jmol−1
Jawab:
(1) Menentukan kalor pelarutan NaOH
Q = m × c × ∆t
= 100 g × 4,2 Jg−1°C−1 × 10°C (massa NaOH diabaikan)
= 4.200 J
(2) Menentukan mol NaOH
massa NaOH 2g
mol NaOH = = = 0 , 05 mol
massa molar NaOH 40 g/mol
(3) Menentukan entalpi pelarutan NaOH
∆H = −Q = −4.200 J (untuk 0,05 mol NaOH)
Untuk 1 mol NaOH:
-4.200 J
DH = = -210 Jmol-1
0 , 05 mol
Jadi, entalpi pelarutan NaOH sebesar −210 J mol−1
37. Diketahui: Reaksi belum setara: N2(g) + H2(g) → NH3(g)
5,6 gram
Ditanya: a. Persamaan kimia setara
b. mol N2
c. V NH3

Kimia untuk SMA/MA 77


Jawab: massa N2 5, 6 g
a. Menuliskan persamaan kimia setara: b. mol N2 = = = 0 , 2 mol
massa molar N2 28 g/mol
Reaksi: N2(g) + H2(g) → NH3(g)
• Setarakan jumlah atom N c. Perbandingan koefisien menunjukkan perbandingan mol
N2(g) + H2(g) → 2NH3(g) 2
mol NH3 = ´mol N2 = 2´0 , 2 mol = 0 , 4 mol
• Setarakan jumlah atom H 1
N2(g) + 3H2(g) → 2NH3(g) V NH3 ( STP ) = 0 , 4 mol´22,4 L/mol = 8 , 96 L
Jadi, persamaan kimia setaranya
Jadi, volume gas amonia yang dihasilkan sebanyak 8,96 liter.
adalah N2(g) + 3H2(g) → 2NH3(g)

38. Diketahui: Titrasi HCl dengan NaOH 0,1 M Jawab:


V HCl = 20 mL a. Zat penitrasi adalah NaOH
V NaOH = 15 mL, 14 mL , 16 mL b. Zat yang dititrasi adalah HCl
Ditanya: a. Zat penitrasi (15 + 14 + 16 ) mL
c. V NaOH = = 15 mL
b. Zat yang dititrasi 3
c. Konsentrasi HCl Saat titik ekuivalen:
mol HCl = mol NaOH
a´VHCl ´ MHCl = b´VNaOH ´ MNaOH
1´20 mL ´ MHCl = 1´15 mL ´0 ,1 M
15 mL ´0 ,1 M
MHCl = = 0 , 075 M
20 mL
Jadi, konsentrasi HCl adalah 0,075 M.
39. Diketahui: Ksp Ag2CO3 = 1 × 10−14
Ditanya: Kelarutan Ag2CO3 dalam AgCl 0,1 Ml
Jawab:
(1) Menentukan konsentrasi ion sejenis
[ion sejenis] = [Ag+] = [AgCl] = 0,1 M = 10−1 M
(2) Menentukan kelarutan Ag2CO3 dalam AgCl 0,1 M
→ 2Ag+(aq) + CO32−(aq)
Ag2CO3(s) ←
s 2s + 10−1 ≈ 10−1
Ksp = [Ag+]2 [CO32–]
1 × 10−14 = (10−1)2 s
s = 10−12 mol/L
Jadi, kelarutan Ag2CO3 dalam AgCl 0,1 M adalah 10−12 mol/L
40. Nama senyawa turunan benzena:
F
I
SO3H
a. b. c.

I
fluorobenzena asam benzena sulfonat 1,3-diiodobenzena (m-diiodobenzena)
O
C OH CH3
OH
OH
d. e. f.

NO2 CH3
asam 2-hidroksibenzoat 4-nitrofenol (p-nitrofenol) 1,4-dimetil benzena

78 Kimia untuk SMA/MA


Pembahasan dan Kunci Jawaban
K I M I A
simuLasi usbn PaKeT 2
A. Pilihan Ganda
mol H2 = 6 , 72 mol = 0,3 mol
1. Berdasarkan diagram orbital Y, 22, 4
Y : [Ne] ↑↓ ↑↓ ↑ ↑
mol L = 2 ´mol H2 = 2 ´0,3 mol = 0 , 2 mol
Y : [Ne] 3s
2
3p
4 Elektron valensi 3 3
=2+4=6
(Golongan VIA) Ar L = massa L = 5, 4 = 27
mol L 0, 2
Jumlah kulit = 3
(Periode 3) Nomor atom L = nomor massa L − neutron
Jadi, unsur Y terletak pada golongan VIA dan periode = 27 − 14 = 13
3 dalam tabel periodik. Konfigurasi elektron:
L : 2 8 3 ⇒ melepas 3e– (×2) Rumus senyawa:
Jawaban: D 13

M : 2 6 ⇒ menangkap 2e– (×3) L2M3


2. Ikatan hidrogen adalah ikatan antarmolekul antara 8

atom H dengan atom yang keelektronegatifannya Karena terbentuk dari atom yang melepas dan
tinggi (F, O, N) atau ikatan antara O−H, F−H, dan N−H menangkap elektron, maka jenis ikatannya adalah
pada molekul yang berlainan. Pasangan senyawa ikatan ionik.
yang dapat berikatan hidrogen adalah senyawa yang Jawaban: D
mengandung atom H dan salah satu dari atom F, O,
atau N. Contohnya, senyawa H2O, NH3, dan HF. 6. Urutan daya hantar listrik air limbah berdasarkan data
Jawaban: A percobaan:
3. • Konfigurasi elektron X: 1s2 2s2 2p6 3s2 3p4
Jenis Nyala Pengamatan
Elektron valensi = 2 + 4 = 6 Jenis Elektrolit
Air Lampu Lain
Rumus Lewis: X Tidak Tidak ada
6 Nonelektrolit
menyala gelembung
• Konfigurasi elektron Y : 1s 2s 2p
2 2 2
Tidak
Elektron valensi = 2 + 2 = 4 4
menyala
Ada gelembung Elektrolit lemah

Rumus Lewis: Y 1 Redup Ada gelembung Elektrolit lemah


Atom Y membutuhkan 4 elektron untuk mencapai 3 Redup Ada gelembung Elektrolit lemah
konfigurasi oktet (8 elektron). Sementara itu, satu atom 2 Terang Ada gelembung Elektrolit kuat
X dapat menyumbangkan 2 elektron untuk digunakan
5 Terang Ada gelembung Elektrolit kuat
secara bersama. Jadi, 1 atom Y memerlukan 2 atom X
untuk berikatan. Jadi, urutan elektrolit yang semakin kuat adalah 6, 4, 1
atau 3, 2 atau 5.
X Y X X Y X Jawaban: D
PEI = 2, PENI = 0 7. Pasangan rumus dan nama senyawa yang benar:
Rumus umum: AX2
Bentuk molekul: linear No. Rumus Senyawa Nama Senyawa
Jawaban: A (1) K2O Kalium oksida
4. Senyawa yang paling polar terbentuk dari unsur
(2) N2O3 Dinitrogen trioksida
yang keelektronegatifannya terbesar (F = 4,0) dan
keelektronegatifannya terkecil (H = 2,1). Jadi, senyawa (3) C2H5OH Etanol
yang dimaksud adalah HF. (4) NaCl Natrium klorida
Jawaban: A
(5) CH4 Metana
5. Persamaan kimia setara:
2L + 3H2SO4 → L2(SO4)3 + 3H2 Jawaban: C

Kimia untuk SMA/MA 79


8. Berdasarkan data pada soal, diperoleh: 12. Logam seng bereaksi dengan larutan asam klorida
meng­hasilkan larutan seng klorida dan gas hidrogen.
Massa (g)
• Pereaksinya adalah logam seng, Zn(s) dan larutan
Perco-
baan Sebelum Reaksi Sesudah Reaksi asam klorida, HCl(aq)
(Fe + O2 ) (FeO) • Produk reaksinya adalah larutan seng klorida,
ZnCl2(aq) dan gas hidrogen, H2(g)
1 10 + 2 = 12 9
Reaksi belum setara:
2 14 + 4 = 18 18 Zn(s) + HCl(aq) → ZnCl2(aq) + H2(g)
3 25 + 6 = 31 27 Penyetaraan reaksi:
Zn(s) + 2HCl(aq) → ZnCl2(aq) + H2(g)
4 14 + 5 = 19 18
Jawaban: D
5 15 + 7 = 22 20 13. Selain menghasilkan jelaga, pembakaran tidak
Menurut hukum kekekalan massa, massa unsur sempurna dari bahan bakar minyak akan meng­
sebelum reaksi sama dengan massa unsur sesudah hasilkan gas karbon monoksida (CO). Bahaya yang
reaksi. Jadi, data yang menunjukkan hukum kekekalan bisa ditimbulkan oleh gas CO adalah keracunan dan
massa adalah data nomor 2. sesak napas pada manusia.
Jawaban: B Jawaban: B
9. 2S(s) + 2O2(g) → 2SO2(g) 14. Sifat protein:
32 gram 32 gram (1) Bersifat amfoter, karena mempunyai gugus
karboksilat (–COOH) yang bersifat asam dan
Sesuai hukum kekekalan massa, jika reaksi dilakukan
gugus amina (–NH2) yang bersifat basa.
dalam ruang tertutup, maka
(2) Dapat membentuk ion zwitter, yakni senyawa
massa hasil reaksi = massa pereaksi
bermuatan tetapi secara keseluruhan netral.
massa SO2 = massa S + massa O2 R – CH – COO–
= 32 gram + 32 gram
= 64 gram NH3+
Jadi, massa gas sulfur dioksida yang dihasilkan (5) Polimerisasi melalui ikatan peptida.
sebanyak 64 gram. H – CH – CO – NH – CH – CO –
Jawaban: E ikatan peptida
R R
10. Reaksi redoks: Jawaban: A
H2S + 2KMnO4 → K2SO4 + 2MnO2 15. Volume campuran gas metana (CH4) dan gas propana
−2 +6
(C3H8) = 160 mL
selisih biloks = 8 Misalkan: volume gas propana = x mL, maka
Jumlah mol elektron yang dilepaskan oleh 1 mol H2S volume gas metana = (160 − x) mL
adalah 8 mol. Berdasarkan Hukum Gay-Lussac, koefisien reaksi
Jawaban: E menyatakan perbandingan volume gas-gas yang
bereaksi, sehingga:
11. Persamaan kimia yang setara:
Reaksi pembakaran gas propana
2KClO3(s) → 2KCl(s) + 3O2(g)
C3H8(g) + 5O2(g) → 3CO2(g) + 4H2O(g)
245 g (Mr = 122,5)
x mL 5x mL
massa KClO3 Reaksi pembakaran gas metana
Mol KClO3 =
massa molar KClO3
CH4(g) + 2O2(g) → CO2(g) + 2H2O(g)
245 g
= = 2 mol (160 − x) mL 2(160 − x) mL
122, 5 g/mol
Berdasarkan persamaan kimia di atas, diperoleh:
koefisien O2 Volume oksigen = 500 mL
Mol O2 = × mol KClO3
koefisien KClO3 5x + 2(160 − x) = 500
= 3 × 2 mol = 3 mol 5x + 320 − 2x = 500
2 3x = 180 ⇒ x = 60
Massa O2 = mol O2 × massa molar O2 Jadi, volume C3H8 dalam campuran = x mL = 60 mL
= 3 mol × 32 g/mol VC3H8 60 mL
%C3H8 = × 100% = × 100% = 37, 5%
= 96 g Vcampuran 160 mL
Jawaban: E
Jawaban: A

80 Kimia untuk SMA/MA


16. Reaksi: CH4(g) + 2O2(g) → CO2(g) + 2H2O(g) 17. Sistem kesetimbangan:
Reaksi tersebut dapat dinyatakan sebagai berikut. → 2HCl(g) ΔH = −x kJ
H2(g) + Cl2(g) ←
H Agar diperoleh produk sebanyak mungkin,
kesetimbangan harus bergeser ke kanan. Tindakan
H–C–H + 2 O=O → O=C=O + 2 H–O–H
yang harus dilakukan adalah:
H (1) Menambah konsentrasi pereaksi, [H2] dan [Cl2]
Energi pemutusan ikatan: (2) Menurunkan suhu, sehingga kesetimbangan
bergeser ke arah reaksi eksoterm (ke kanan)
4 EC – H = 4 × 414 kJ/mol = 1.656 kJ/mol
Penambahan/pengurangan tekanan dan volume
2 EO = O = 1 × 500 kJ/mol = 1.000 kJ/mol +
––––––––––––––––––––––––––––––––––––– tidak akan menggeser arah kesetimbangan karena
Σ Energi pemutusan ikatan = 2.656 kJ/mol jumlah koefisien reaksi di kedua ruas sama.
Energi pembentukan ikatan: Jawaban: B
2 EC = O = 2 × 715 kJ/mol = 1.430 kJ/mol 18. Hasil penyulingan minyak bumi:
4 EO – H = 4 × 463 kJ/mol = 1.852 kJ/mol + (1) Fraksi minyak bumi dengan 1-4 atom C dan
––––––––––––––––––––––––––––––––––––– titik didih rendah (< 25°C): gas (propana atau
Σ Energi pembentukan ikatan = 3.282 kJ/mol
butana), kegunaannya sebagai bahan bakar gas
ΔH = Σ Energi pemutusan ikatan – Σ Energi (LPG).
pembentukan ikatan (2) Fraksi minyak bumi dengan 5-6 atom C dan
= 2.656 kJ/mol – 3.282 kJ/mol titik didih 30-90°C: eter, kegunaannya sebagai
= –626 kJ/mol pelarut.
Untuk pembakaran 16 g metana (Mr =16): (3) Fraksi minyak bumi dengan 5-12 atom C dan
∆H = mol CH4 × ∆H titik didih 70-140°C: bensin, kegunaannya
16 g sebagai bahan bakar kendaraan bermotor.
= × ( −626 kJ/mol)
16 g/mol (4) Fraksi minyak bumi dengan 6-12 atom C dan titik
= 1 mol × ( −626 kJ/mol) = −626 kJ didih 140-180°C: nafta, kegunaannya sebagai
bahan industri petrokimia (industri plastik, dan
Jawaban: A
lain-lain).
Jadi, pasangan data yang berhubungan dengan tepat
adalah nomor (2) dan (4).
Jawaban: D

19. Prediksi nilai pH larutan berdasarkan perubahan warna indikator:

Larutan
Indikator
(1) (2) (3) (4) (5) (6)

kuning merah kuning merah kuning jingga


Metil merah
(pH > 6,3) (pH < 4,2) (pH > 6,3) (pH < 4,2) (pH > 6,3) (4,2 < pH < 6,3)

biru kuning biru kuning hijau kuning


BTB
(pH > 7,6) (pH < 6,0) (pH > 7,6) (pH < 6,0) (6,0 < pH < 7,6) (pH > 6,0)

merah tak berwarna tak berwarna tak berwarna tak berwarna tak berwarna
Fenolftalein
(pH > 10) (pH < 8) (pH < 8) (pH < 8) (pH < 8) (pH < 8)

biru kuning biru biru biru biru


Timol hijau
(pH > 2,8) (pH < 1,2) (pH > 2,8) (pH > 2,8) (pH > 2,8) (pH > 2,8)
Prediksi pH pH > 10 pH < 1,2 7,6 < pH < 8 2,8 < pH < 4,2 6,3 < pH < 7,6 6,0 < pH < 6,3
Jadi, urutan kenaikan pH larutan di atas adalah: (2), (4), (6), (5), (3), (1)
Jawaban: B

Kimia untuk SMA/MA 81


20. • Percobaan I ⇒ suhu naik, reaksi eksoterm, panas • Larutan penyangga fosfat: campuran asam lemah
berpindah dari sistem ke lingkungan dihidrogen fosfat (H2PO4−) dan basa konjugatnya,
• Percobaan II ⇒ suhu turun, reaksi endoterm, monohidrogen fosfat (HPO42−).
panas berpindah dari lingkungan ke sistem Jawaban: E
Jawaban: C 25. CaSO4, SrSO4, BaSO4, dan PbSO4 memiliki rumus
21. Menurut teori asam basa Bronsted-Lowry: Ksp yang sama, yaitu s2. Kecepatan pengendapan
• Asam adalah zat yang memberikan proton (H+) dari zat-zat tersebut dapat ditentukan melalui nilai
atau donor proton. Ksp-nya. Semakin kecil nilai Ksp-nya, maka semakin
• Basa adalah zat yang menerima proton (H+) atau kecil kelarutannya dan semakin cepat zat tersebut
akseptor proton. mengendap. Di antara nilai Ksp berikut:
Berdasarkan reaksi asam basa tersebut: Ksp CaSO4 = 2,4 × 10−10
→ H2CO3 + OH− Ksp SrSO4 = 2,5 × 10−7
HCO3− + H2O ←
Ksp BaSO4 = 1,1 × 10−10
basa asam asam basa
konjugat konjugat Ksp PbSO4 = 1,7 × 10−8
Nilai Ksp yang paling kecil dimiliki oleh BaSO4. Jadi, zat
yang paling cepat mengendap adalah BaSO4.
Jadi, pasangan asam basa konjugat adalah H2O dan Jawaban: C
OH−. 26. Sifat adsorpsi koloid adalah penyerapan partikel zat
Jawaban: D berupa ion atau molekul pada permukaan koloid.
Sifat adsorpsi koloid diterapkan pada:
22. Berdasarkan data 1 dan 3: (2) Pemutihan gula
x y
v 3 k æç[NO ]3 ö÷÷ æ[H2 ] ö÷ Pada proses pemutihan gula, digunakan arang
= ç çç 3÷
÷ çç H ÷÷÷ tulang untuk mengadsorpsi pengotor pada gula
v1 k ççè [NO ]1 ÷÷ø è [ 2 ]1 ø sehingga dihasilkan gula yang putih dan bersih.
x y
4 , 92´10-1 æç 0 , 2 ö÷ æ 0 , 2 ö÷ (3) Proses kerja obat diare
=ç ÷ çç
1, 23´10-1 çè 0 ,1÷ø çè 0 ,1÷÷ø Serbuk norit yang berbentuk pil atau tablet,
x y dalam usus akan membentuk sistem koloid
4 = (2) (2) dengan air yang mampu mengadsorpsi bakteri-
22 = 2 x + y bakteri penyebab sakit perut.
x + y =2 Jawaban: D

Jadi, orde reaksi totalnya = 2 27. Untuk reaksi kesetimbangan:


Jawaban: C 2SO2(g) + O2(g) ⇄ 2SO3(g)
23. Hasil pengujian garam: [SO3 ]2
Kc =
[SO2 ]2 [O2 ]
Perubahan Warna
2

No. Garam
Indikator Sifat ( 02,2 ) 1
Lakmus Lakmus Larutan 4= 2
Þ4= Þ [O2 ] = 0 , 25 M
æ 0 ,2 ö÷ [O 2 ]
Merah Biru çç ÷ [O ]
çè 2 ÷÷ø 2
1 (NH4)2SO4 merah merah Asam

2 K3PO4 biru biru Basa Jadi, konsentrasi O2 dalam kesetimbangan adalah


0,25 M.
3 CH3COONa biru biru Basa Jawaban: C
4 NH4Cl merah merah Asam 28. Tekanan uap jenuh larutan dinyatakan sebagai:
5 Na2CO3 biru biru Basa npelarut
P = X pelarut ⋅ P ° = P°
npelarut + nzat terlarut
Pada pengujian tersebut, larutan garam yang bersifat
asam akan memerahkan lakmus merah dan lakmus Jika adalah partikel tak sebenarnya dari pelarut dan
biru. Jadi, garam nomor (1) dan (4) bersifat asam. adalah partikel tak sebenarnya dari zat terlarut,
Jawaban: A maka:
24. Air liur mengandung larutan penyangga karbonat
dan penyangga fosfat. 11
I. P= P ° = 0 , 92P °
• Larutan penyangga karbonat: campuran asam 12
karbonat, H2CO3 (4) dan basa konjugatnya, yaitu
bikarbonat, HCO3− (5)

82 Kimia untuk SMA/MA


Si Si(OH)4 atau H2SiO3 Asam sangat lemah
11
II. P = P ° = 0 , 85P ° P P(OH)5 atau H3PO4 Asam lemah
13
S S(OH)6 atau H2SO4 Asam kuat
Cl Cl(OH)7 atau HClO4 Asam sangat kuat
10 Jadi, hidroksida unsur periode ketiga yang bersifat
III. P = P ° = 0 , 77P °
13 asam, amfoter, dan basa berturut-turut adalah S(OH)6,
Al(OH)3, dan NaOH.
Jawaban: D
10 33. Sifat unsur halogen:
IV. P= P ° = 0 , 71P °
14 (2) Sebagai unsur bebas bersifat racun
(4) Sangat reaktif sehingga terdapat di alam sebagai
senyawa
(5) Dengan basa kuat memberikan reaksi
V. 8 autoredoks
P= P ° = 0 , 62P °
13 Jawaban: D
34. Data yang tepat mengenai struktur benzena dan
Jadi, tekanan uap larutan paling besar ditunjukkan turunannya, tata nama, dan kegunaannya:
oleh larutan I. Struktur
No. Nama Senyawa Kegunaan
Jawaban: A Benzena
NO2
29. E°Cu = +0,34 volt dan E°Ag = +0,80 volt
1. Nitrobenzena Bahan semir
E°sel = E°besar – E°kecil = E°Ag – E°Cu
= +0,80 volt – (+0,34 volt) = +0,46 volt OH
Jawaban: A 2. Fenol Disinfektan
30. Pasangan unsur dan senyawa yang benar:
CH3
No. Unsur Senyawa Bahan
3. Toluen
peledak
1. Na Sendawa chili
NH2
2. Fe Hematit Bahan zat
4. Anilina
warna
3. Si Kuarsa
COOH
4. Cu Kalkopirit Bahan
5. Asam benzoat
pengawet
5. Al Bauksit
Jawaban: C Jawaban: C
31. Berdasarkan kurva titrasi, pH berubah drastis antara 35. Ikatan peptida merupakan ikatan antara gugus
5 sampai 10. Maka indikator yang dapat digunakan karbonil dari asam karboksilat (COOH) yang bersifat
dalam titrasi asam basa tersebut adalah yang memiliki asam dengan gugus amina (NH2) yang bersifat basa.
trayek pH di antara rentang pH tersebut, yaitu: asam karboksilat amina
(3) Bromtimol biru ⇒ trayek pH = 6,0 − 7,0 H O H H O
(4) Fenolftalin ⇒ trayek pH = 8,3 − 10
H2N C C OH + H N C C OH
(5) Lakmus ⇒ trayek pH = 5,5 − 8
Jawaban: E R1 R2
32. Senyawa hidroksida dari unsur-unsur periode ketiga: ikatan peptida
makin ke kiri kekuatan basa meningkat, makin ke H O H H O
kanan kekuatan asam meningkat.
Unsur Hidroksida Sifat → H2N C C N C C OH
Na NaOH Basa kuat R1 R2
Mg Mg(OH)2 Basa kuat 2
Jadi, ikatan peptida ditunjukkan oleh nomor 2.
Al Al(OH)3 Amfoter
Jawaban: B

Kimia untuk SMA/MA 83


B. Uraian
36. Diketahui: pH larutan Ca(CN)2 = 11 + log 2
Ka HCN = 4 × 10−10.
Mr Ca(CN)2 = 92
Vlarutan = 500 mL
Ditanya: Massa Ca(CN)2
Jawab:
Ca(CN)2 mempunyai pH = 11 + log 2 ⇒ pH berada pada rentang basa (pH > 7), jadi termasuk hidrolisis.
pH = 11 + log 2 ⇒ pOH = 14 − (11 + log 2) = 3 − log 2
⇒ [OH−] = 2 × 10−3 M
Jadi, kation CN dari garam Ca(CN)2 terhidrolisis menghasilkan ion OH− sehingga larutan bersifat basa:

Kw
[OH- ] = [CN- ]
Ka

2´10-3 = 10-14 [CN- ]


4 ´10-10
2
æ 10-14 ö
(2´10-3 ) = çççç 4´ [CN- ] ÷÷÷
2

è 10 -10
÷ø
-4
-6
4 ´10 = 10 -
[CN ]
4
-6
[CN- ] = 4 ´ 4 ´-104
= 0 , 16 M
10
Karena CaCN2 → Ca2+ + 2CN−, maka:
[CaCN2 ] = 1 ´[CN- ]
2
mol CaCN2 1
= ´0 , 16 M
V larutan 2
x mol
92 = 0 , 08 M
0, 5 L
x = 0 , 5´0 , 08 Û x = 3, 68 gram
92
Jadi, massa CaCN2 yang terlarut dalam 500 mL larutan sebanyak 3,68 gram.
37. Diketahui:

Simbol Titik Didih Wujud pada Daya Hantar Listrik


Senyawa (°C) Suhu Kamar
Lelehan Larutan

X 740 Padat Menghantarkan Menghantarkan

Y 80 Cair Tidak menghantarkan Menghantarkan


Z −25 Gas Tidak menghantarkan Tidak menghantarkan

Ditanya: Prediksi jenis ikatan pada senyawa X, Y, dan Z.


Jawab:

Simbol Titik Didih Wujud pada Daya Hantar Listrik Prediksi


Senyawa (°C) Suhu Kamar Jenis Ikatan
Lelehan Larutan

X 740 Padat Menghantarkan Menghantarkan Ikatan ion

Y 80 Cair Tidak menghantarkan Menghantarkan Ikatan kovalen polar


Z −25 Gas Tidak menghantarkan Tidak menghantarkan Ikatan kovalen nonpolar

84 Kimia untuk SMA/MA


38. Diketahui: Larutan 10 mL CH3COOH 1 M ditambahkan 90 mL air.
Ka CH3COOH = 10−5
Ditanya: pH larutan CH3COOH setelah ditambahkan air
Jawab:
Pada pengenceran berlaku:
mol sebelum pengenceran = mol sesudah pengenceran
V1 × M1= V2 × M2
10 mL × 1 M = 100 mL × M2
M2 = 10 mL × 1 M = 0 , 1 M
100 mL
[CH3COOH] setelah pengenceran = 0,1 M
[H+ ] = K a × [CH3COOH]
= 10 −5 × 0 , 1
= 10 −6 = 10 −3
pH = −log [H+]
= −log 10−3 = 3
Jadi, pH CH3COOH setelah ditambahkan air adalah 3.
39. Diketahui: Rumus molekul C4H9OH
Ditanya: a. Rumus struktur dan nama senyawa isomer struktur
b. Rumus struktur dan nama senyawa isomer ruang
Jawab:
a. Senyawa dengan rumus molekul C4H9OH memiliki isomer struktur sebagai berikut.
(1) CH3−CH2−CH2−CH2−OH (2) CH3−CH−CH2−CH3
1-butanol 2-butanol
OH
(3) CH3−CH2−O−CH2−CH3 (4) CH3−O−CH2−CH2−CH3
etoksi etana (dietil eter) metoksi propana (metil propil eter)

b. Senyawa dengan rumus molekul C4H9OH memiliki isomer ruang sebagai berikut.
(1) OH (2) OH

C C
CH3 CH2CH3 CH3CH2 CH3
H H
(R)-2-butanol (S)-2-butanol
40. Diketahui: Dakron terbentuk dari asam tereftalat (asam benzena-1,4-dioat) dengan etana-1,2-diol.
Ditanya: Rumus struktur polimer Dakron
Jawab:
Dakron terbentuk dari polimerisasi kondensasi antara monomernya, yaitu asam tereftalat (asam benzena-1,4-dioat)
dengan etana-1,2-diol. Reaksi polimerisasi ini disertai dengan pelepasan molekul air (H2O).
asam benzena-1,4-dioat (asam tereftalat)
O O etana-1,2-diol

n HO−C− −C−OH + n H O−CH2−CH2−O H

O O
−C− −C−O−CH2−CH2−O− + 2n H2O
n
Dakron

Kimia untuk SMA/MA 85


KUNCI JAWABAN PREDIKSI
KIMIA
USBN Tahun 2018/2019
A. Pilihan Ganda 37. Persentase asam cuka di dalam sampel = 3%
1. E 8. C 15. B 22. D 29. B 38. pH larutan pada sel elektrolisis A = 2 – log 5
2. C 9. C 16. A 23. A 30. C
pH larutan pada sel elektrolisis B = 12 + log 5
3. B 10. E 17. C 24. E 31. D
39. F Cl Br I At
4. A 11. A 18. C 25. C 32. B
Wujud Gas Gas Cair Padat Padat
5. D 12. B 19. A 26. D 33. C
Warna Kuning Kuning Merah Hitam -
6. C 13. C 20. B 27. C 34. A muda kehijauan kecokelatan
7. E 14. D 21. D 28. A 35. D Kegunaan Bahan Disinfektan Film Ditambah­ Terapi
tambahan dalam fotografi kan pada radiasi
B. Uraian dalam pengolahan garam
pasta gigi air untuk
36. Tekanan gas H2= 4,10 atm; mencegah
penyakit
Tekanan gas N2= 2,46 atm; gondok

Tekanan gas O2= 1,64 atm; O


Urutan gas berdasarkan kenaikan tekanan gas
adalah gas O2 < gas N2 < gas H2. 40. H3C —— CH2 —— CH2 —— C —— O —— CH3
Metil butanoat

KUNCI JAWABAN PREDIKSI


KIMIA
UNBK/UNKP Tahun 2018/2019
1. B 11. E 21. B 31. E
2. D 12. E 22. A 32. C
3. C 13. A 23. C 33. E
4. D 14. D 24. D 34. A
5. E 15. C 25. E 35. A
6. C 16. B 26. B 36. B
7. B 17. B 27. C 37. C
8. B 18. D 28. E 38. E
9. A 19. D 29. D 39. B
10. C 20. D 30. D 40. C

86 Kimia untuk SMA/MA

Anda mungkin juga menyukai