KUNCI JAWABAN
KIMIA
Pembahasan dan Kunci Jawaban
K I M I A
LATIHAN SOAL
Bab 1 Struktur Atom J umlah elektron ion = nomor atom − muatan ion
18 = 16 − muatan ion
1. Model atom Thomson: atom berupa bola pejal muatan ion = 16 − 18 = −2
bermuatan positif yang homogen dan elektron yang Jadi, X merupakan anion bermuatan −2.
bermuatan negatif tersebar di dalamnya, ibarat kismis Jawaban: D
yang tersebar di dalam roti. 9. Isoton ⇒ jumlah neutron sama
Jawaban: A
Terdapat pada pasangan 40 39
20 Ca dan 19 K
2. Menurut model atom mekanika gelombang, proton
Jumlah neutron pada 40
20 Ca = 40 − 20 = 20
berada di dalam inti atom, sedangkan elektron berada
di daerah dengan kebolehjadian terbesar, yang disebut Jumlah neutron pada 39
19 K = 39 − 19 = 20
orbital. Jawaban: E
Jawaban: C 10. Isoelektron ⇒ jumlah elektron sama
3. Pada percobaan Rutherford, ketika partikel-partikel α Jumlah elektron = nomor atom − muatan
diarahkan melalui suatu lempeng logam emas tipis, 4
P2+ ⇒ jumlah elektron = 4 − (+2) = 4 − 2 = 2
sebagian besar partikel-partikel tersebut mengarah 8
Q2+ ⇒ jumlah elektron = 8 − (+2) = 8 − 2 = 6
lurus menembus lempeng emas. Artinya, sebagian Q2− ⇒ jumlah elektron = 8 − (−2) = 8 + 2 = 10
8
besar ruang dalam atom berupa ruang kosong, R2+ ⇒ jumlah elektron = 12 − (+2) = 12 − 2 = 10
12
sementara inti atom hanya menempati sebagian kecil
S2− ⇒ jumlah elektron = 16 − (−2) = 16 + 2 = 18
saja ruang dalam atom. 16
Konfigurasi elektron 35X: 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p5 Jadi, ada 6 elektron yang tidak berpasangan.
atau disingkat menjadi [Ar] 4s2 3d10 4p5 Jawaban: E
Jawaban: C 24. Nomor atom Mn = 25
17. Konfigurasi elektron X2−: 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 Konfigurasi elektron Mn: 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d5
Jumlah elektron X2− = 2 + 2 + 6 + 2 + 6 =18 Konfigurasi elektron Mn2+: 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s0 3d 5
Jumlah elektron X2− = nomor atom X − muatan
Jika dinyatakan dalam diagram orbital:
18 = nomor atom X − (−2)
↑↓ ↑↓ ↑↓ ↑↓ ↑↓ ↑↓ ↑↓ ↑↓ ↑↓
18 = nomor atom X + 2
1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s0
Nomor atom X = 18 − 2 = 16
Notasi unsur X adalah 16X. ↑ ↑ ↑ ↑ ↑
Jawaban: B 3d 5
24
18. Unsur 12 X memiliki 12 elektron. Jadi, jumlah orbital yang ditempati oleh pasangan
Konfigurasi elektron X = 1s2 2s2 2p6 3s2 elektron pada ion Mn2+ ada 9 orbital.
Ion X2+ adalah atom X yang kehilangan 2 elektron pada Jawaban: B
kulit terluarnya. Konfigurasi elektron ion X2+: 1s2 2s2 2p6. 25. Elektron 3d menunjukkan bahwa elektron tersebut
Jawaban: A terdapat pada:
19. Ion 35Br− adalah atom Br yang menangkap 1 elektron • Kulit ke-3 ⇒ n = 3
sehingga jumlah elektronnya = 35 + 1 = 36 • Subkulit d ⇒ = 2
Konfigurasi elektron dari ion 35Br−: • m yang mungkin antara −2 dan +2
1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p6 • s yang mungkin adalah +½ atau −½
atau disingkat menjadi [Ar] 4s2 3d10 4p6. Jadi, bilangan kuantum yang mungkin untuk elektron
Jawaban: D 3d adalah n = 3, = 2, m = +2, s = +½
20. Nomor atom X = nomor massa − neutron Jawaban: C
= 45 − 24 = 21 26. Syarat untuk bilangan kuantum:
Konfigurasi elektron 21X: 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d1 (1) n ≠ 0
Konfigurasi elektron X2+ : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d1 (2) < n, jadi pilihan E tidak mungkin
Jawaban: C (3) – ≤ m ≤ +
21. Berdasarkan diagram orbital unsur X: [Ne] ↑ (4) s = ±½
Nomor atom Ne = 10 Jawaban: E
Jumlah elektron X = 10 + 1 = 11 27. Konfigurasi elektron 5626 Fe : [Ar] 4s2
3d 6
Jawaban: D 11 12 13
L 14 15 16 17 18
19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
2. Dalam sistem periodik, unsur X terletak pada: X Z
37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51
• Periode ke-3 ⇒ jumlah kulit = n = 3 Q
1s 2s 2p 3s 3p 4s 3d atau 18[Ar] 4s 3d
2 2 6 2 6 2 4 2 4
Y ⇒ periode 2, golongan VA
Karena konfigurasi elektron di subkulit d cenderung (jumlah kulit = 2, elektron valensi = 5)
penuh atau setengah penuh, maka konfigurasinya Konfigurasi elektron: 1s2 2s2 2p3
menjadi: 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s1 3d 5 atau [Ar] 4s1 3d 5 Nomor atom = 2 + 2 + 3 = 7
Elektron valensi = 1 + 5 = 6 L ⇒ periode 3, golongan IIIA
4s1 3d 5
⇒ Golongan VIB (jumlah kulit = 3, elektron valensi = 3)
Konfigurasi elektron: 1s2 2s2 2p6 3s2 3p1
Jumlah kulit = 4 ⇒ Periode 4
Jawaban: A Nomor atom = 2 + 2 + 6 + 2 + 1 = 13
W
• Jari-jari atom P > Q
Z • Afinitas elektron P < Q
X • Titik didih unsur P > Q
Jawaban: C
14. Energi ionisasi merupakan energi yang diperlukan
Nomor atom
untuk melepaskan satu elektron dari suatu atom
Jawaban: B berwujud gas. Energi ionisasi ketiga unsur X (7.730
10. Konfigurasi elektron: kJ/mol) jauh lebih besar daripada energi ionisasi
11
Na : 2 8 1 ⇒ periode 3, golongan IA keduanya (1.445 kJ/mol). Hal ini menunjukkan bahwa
13
Al : 2 8 3 ⇒ periode 3, golongan IIIA elektron ke-3 jauh lebih sulit dilepaskan daripada dua
Si : 2 8 4 ⇒ periode 3, golongan IVA elektron sebelumnya. Artinya, atom X memiliki dua
14
Cl : 2 8 7 ⇒ periode 3, golongan VIIA elektron valensi. Jadi, unsur X lebih mudah melepas
17
dua elektron membentuk ion X2+.
Mg : 2 8 2 ⇒ periode 3, golongan IIA
12
Jawaban: D
12
C : 2 8 2 ⇒ cenderung melepas 2e−
O: 2 6 ⇒ elektron valensi = 6
8
15
D : 2 8 5 ⇒ cenderung menangkap 3e−
membentuk CO2 melalui ikatan rangkap dua:
17
E : 2 8 7 ⇒ cenderung menangkap 1e−
O C O Ikatan kovalen terbentuk dari dua unsur yang sama-
(atom pusat C dikelilingi 8 elektron, memenuhi sama cenderung menangkap elektron. Jadi, pasangan
kaidah oktet) unsur yang dapat membentuk ikatan kovalen adalah D
dan E.
(3) 6C : 2 4 ⇒ elektron valensi = 4
Jawaban: E
H: 1 ⇒ elektron valensi 3= 1
1 8. Konfigurasi elektron:
membentuk C2H2 melalui ikatan rangkap tiga: X : 2 8 2 ⇒ elektron valensi X = 2
12
H C C H Y : 2 8 7 ⇒ elektron valensi Y = 7
17
(atom pusat C dikelilingi 8 elektron, memenuhi X ⇒ melepas 2e− (×1)
kaidah oktet) Y ⇒ menangkap 1e− (×2)
(4) 1H: 1 ⇒ elektron valensi = 1 Jadi, senyawa yang terbentuk adalah XY2.
16
S: 2 8 6 ⇒ elektron valensi = 6 Karena terbentuk dari atom yang melepas elektron dan
membentuk H2S melalui ikatan: menangkap elektron, ikatan yang terjadi adalah ikatan
S ion.
H H Jawaban: D
(atom pusat S dikelilingi 8 elektron, memenuhi 9. Konfigurasi elektron 13 27
X : 2 8 3 ⇒ cenderung
kaidah oktet) melepas 3 elektron sehingga membentuk ion X3+
(5) 5B : 2 3 ⇒ elektron valensi = 3 Untuk membentuk senyawa ion X2Y3, maka ion X3+
17
Cl: 2 8 7 ⇒ elektron valensi = 7 harus berikatan dengan ion Y2−.
membentuk BCl3 melalui ikatan: Ion Y2− terbentuk dari unsur Y yang cenderung
B menangkap 2 elektron. Di antara pilihan jawaban, yang
Cl Cl
cenderung menangkap 2 elektron adalah 16Y: 2 8 6
Cl
Jawaban: D
(atom pusat B dikelilingi 6 elektron, menyimpang
10. Senyawa kovalen terbentuk dari atom yang keduanya
dari kaidah oktet)
menerima/menangkap elektron.
Jawaban: E
Cl: 2 8 7 ⇒ menangkap 1 elektron
5. Senyawa yang tidak memenuhi aturan oktet: PCl5 17
Agar terbentuk senyawa XCl4 yang berikatan kovalen
P : 2 8 5 ⇒ elektron valensi = 5
15
maka X ⇒ menangkap 4 elektron
Cl : 2 8 7 ⇒ elektron valensi = 7
17
sehingga elektron valensinya = 8 – 4 = 4
Ikatan yang terjadi pada PCl5:
Di antara pilihan jawaban yang elektron valensinya 4
Cl adalah 6X: 2 4.
Atom pusat P dikelilingi Cl
10 elektron, sehingga P Jawaban: C
Cl
tidak memenuhi kaidah oktet. Cl 11. Pada ikatan kovalen koordinasi, pasangan elektron
Cl ikatan yang digunakan bersama hanya berasal dari
Jawaban: E satu atom. Pada struktur Lewis NH4Cl berikut:
6. Konfigurasi elektron unsur 12
24
Q:2 8 2
H Ikatan kovalen koordinasi
×
× × karena pasangan elektron
Karena elektron terluar (elektron valensi) Q = 2, maka H N H Cl
× ikatan hanya berasal dari satu
cenderung melepas elektron. H 4 atom nitrogen (N)
Untuk mencapai kestabilan oktet, atom Q melepas 2
elektron sehingga elektron terluarnya menjadi: 8. Jawaban: D
1
A : 1 ⇒ elektron valensi = 1 Q : 2 7 ⇒ elektron valensi = 7
9
Rumus Lewis: A
Q
• Konfigurasi elektron
8
B : 2 6 ⇒ elektron valensi = 6 P
Q Q
Rumus Lewis: B PEI = 3, PENI = 0
Bentuk molekul: segitiga datar, sifat: nonpolar
Pembentukan ikatan antara A dan B:
(3) Ikatan antara 6P dan 17Q
B B P : 2 4 ⇒ elektron valensi = 4
6
A A A A 17
Q : 2 8 7 ⇒ elektron valensi = 7
PEI = 2, PENI = 2 ⇒ rumus umum: AX2E2 Q
Bentuk molekul: bentuk V ⇒ sifat: polar
P
Jawaban: C Q Q
Q
PEI = 4, PENI = 0
Bentuk molekul: tetrahedral, sifat: nonpolar
→
= 15 ´760 kg = 15 ´760 kg = 300 kg Massa H2O = (24,6 − 12) gram = 12,6 gram
18 + 5 + 15 38
Jumlah hidrat:
Jawaban: E mol H2O
x=
14. Penentuan rumus senyawa hidrokarbon: mol MgSO 4
%C = 90% %H = 100% − 90% = 10% 12, 6 12, 6
= 18 = 18 = 0 , 7 = 7
mol C : mol H = %C : %H 12 12 1
0 ,1
Ar C Ar H (24 + 32 + 4(16 )) 120
= 90 : 10 = 7,, 5 : 10 = 3 : 4
12 1 Jadi, rumus kristal garam tersebut MgSO4 ∙ 7H2O.
Jawaban: E
Jadi, rumus senyawa hidrokarbon tersebut C3H4.
Jawaban: C 19. Zn(NO3)2 ∙ xH2O(s) → Zn(NO3)2(s) + xH2O(g)
→
15. Penentuan rumus empiris:
Massa berkurang 36,54%, artinya:
%X = 80% %Y = 100% − 80% = 20% massa Zn(NO3)2 ∙ xH2O = 100 gram
mol X : mol Y = % X : %Y massa H2O = 36,54 gram
Ar X Ar Y massa Zn(NO3)2 = (100 − 36,54) gram = 63,46 gram
= 80 : 20 = 40 : 20 = 2 : 1
32 16 16 16 Jumlah hidrat:
mol H2O
Jadi, rumus empirisnya X2Y. x=
mol Zn(NO3 )2
Penentuan rumus molekul: 36 , 54 36
Mr (X2Y)n = 80 = 18 » 18 = 2 = 6
(2(32) + 16)n = 80 ⇒ 80n = 80 ⇒ n = 1 63, 46 63 1
65 + 2(14 + 3(16 )) 189 3
Jadi, rumus molekulnya (X2Y)1 = X2Y
Jawaban: D Jadi, rumus senyawa kristal tersebut Zn(NO3)2∙ 6H2O.
Jawaban: E
16. Massa molar senyawa = massa = 300 20. Persamaan kimia setara:
mol 1024
6´1023 SiO2(s) + 2C(s) → Si(s) + 2CO(g)
= 300´6 = 180 g/mol 30 ton = 30 × 106 gram
10
Jadi, Mr senyawa = 180 Mol Si = koefisien Si ´mol SiO2
koefisien SiO2
Penentuan rumus molekul: = ´ 30´10 mol
1 6
Garam X terbentuk dari asam lemah dan basa kuat, [H+ ] = [NH4 + ] = 10 -5 ´0 , 1
Kb 10
berarti anion dari asam lemahnya terhidrolisis
= 10-10 = 10-5 M
menghasilkan ion OH−.
pH = 8 ⇒ pOH = 14 − 8 = 6 ⇒ [OH−] = 10−6 pH = –log [H+]
1, 36 = –log (10–5) = 5
Kw 10 -14
-
[OH ] = ´[anion] Û 10 = -6
´ x (3) 100 mL NH4OH 0,4 M + 100 mL HCl 0,4 M
Ka 2´10-3 0 , 1 mol NH4OH mula-mula = mol HCl mula-mula
2
æ ö = 100 mL × 0,4 M = 40 mmol
Û (10-6 ) = ççç 1, 36 ´10-10 ÷÷÷ Û 10-12 = 0 , 68 ´10-10
2
è 2x ø÷ x Reaksi:
-12 68 -12 NH4OH + HCl → NH4Cl
Û 10 = ´ 10 Û x = 68
x Mula-mula: 40 mmol 40 mmol
Jadi, Mr garam X adalah 68. Bereaksi: 40 mmol 40 mmol 40 mmol
Jawaban: C Sisa: − − 40 mmol
18. Pencampuran NH4OH dan HCl dengan volume 40 mmol
[NH4 + ] = [NH4 Cl] =
dan konsentrasi yang sama (jumlah mol yang (100 + 100 ) mL
sama), menyebabkan kation dari basa lemah (NH4+) = 40 mmol = 0,2 M
terhidrolisis (bereaksi dengan air): 200 mL
NH4+(aq) + H2O(l) ←→ NH3(aq) + H3O+(aq) Kw -14
[H+ ] = [NH4 + ] = 10 -5 ´0 , 2
Reaksi tersebut menghasilkan ion H3O +
atau H .
+ Kb 10
Konsentrasi H+ dapat dihitung dari: = 2´10-10 = 2 ´10-5
Kw pH = –log [H ]+
[H+ ] = [NH4 + ] dan pH = −log [H+]
Kb = –log ( 2 × 10–5) = 5 − log 2
Cara 1 Karena 5 − log 2 < 5 < 5,5 − log 5
(1) 50 mL NH4OH 0,1 M + 50 mL HCl 0,1 M Maka pH (3) < pH (2) < pH (1)
mol NH4OH mula-mula = mol HCl mula-mula
Cara 2
= 50 mL × 0,1 M = 5 mmol
Reaksi: Kw
pH campuran = -log [H+ ] = - log [NH4 + ]
NH4OH + HCl → NH4Cl Kb
Mula-mula: 5 mmol 5 mmol
Karena Kw dan Kb adalah konstanta yang nilainya
Bereaksi: 5 mmol 5 mmol 5 mmol
Sisa: − − 5 mmol tetap, maka pH campuran hanya bergantung pada
konsentrasi NH4+.
[NH4 + ] = [NH4 Cl] = 5 mmol [NH4+] >> maka [H+] >> sehingga pH <<
(50 + 50 ) mL
Artinya, makin besar [NH4+] maka pH makin keci.
= 5 mmol = 0 , 05 M
100 mL Karena [NH4+] pada campuran (3) > (2) > (1), maka
Kw -14 urutan kenaikan pH campuran adalah (3), (2), dan (1).
[H+ ] = [NH4 + ] = 10 -5 ´0 , 05 Jawaban: E
Kb 10
-11 -5 , 5
= 5´10 = 5 ´10 Bab 9 Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan
pH = –log [H+]
= –log ( 5 × 10–5,5) = 5,5 − log 5 → 2Ag+(aq) + CrO42−(aq)
1. Ag2CrO4(s) ←
s 2s s
(2) 50 mL NH4OH 0,2 M + 50 mL HCl 0,2 M
Ksp Ag2CrO4 = [Ag+]2 [CrO42−] = (2s)2 × s
mol NH4OH mula-mula = mol HCl mula-mula
= 50 mL × 0,2 M = 10 mmol 4 ´10-12 3 -12
4 ×10−12 = 4s3 ⇒ s = 3 = 10
Reaksi: 4
NH4OH + HCl → NH4Cl = 10-4 M = 10-4 mol/L
Mula-mula: 10 mmol 10 mmol Jadi, kelarutan Ag2CrO4 adalah 1 × 10−4 mol/L
Bereaksi: 10 mmol 10 mmol 10 mmol Jawaban: B
Sisa: − − 10 mmol
DTf = K f ´ 1.000 ´
g 2 = 1.000 ´ x ´0 , 082´(32 + 273)
p Mr 500 180
2 = , 02 x Û x = 7, 2
50
0 , 24 = 1, 86´ 1.000 ´ 5, 4 Û Mr = 139 , 5 180
300 Mr
Jadi, massa fruktosa yang terlarut sebanyak 7,2 gram.
Jadi, Mr zat nonelektrolit tersebut adalah 139,5. Jawaban: A
Jawaban: E 21. Tekanan osmotik: ∏ = MRTi
15. MgCl2 termasuk elektrolit dengan n = 3 Untuk konsentrasi yang sama, tekanan osmotik
Mr MgCl2 = 24 + 2(35,5) = 95 larutan bergantung pada nilai faktor van’t Hoff (i).
g
DTf = K f ´ 1.000 ´ ´{1+ ( n -1)a } • C6H12O6 ⇒ nonelektrolit, i = 1
p Mr • BaI2 ⇒ elektrolit kuat, i = 3
0 - (-0 , 372) = 1, 86´ 1.000 ´ 1, 9 ´{1+ (3 -1)a } • Al2(SO4)3 ⇒ elektrolit kuat, i = 5
250 95 • FeO ⇒ elektrolit kuat, i = 2
2, 5 = 1+ 2a Û 2a = 1, 5 Û a = 0 , 75 • KCl ⇒ elektrolit kuat, i = 2
Jadi, derajat disosiasi garam MgCl2 adalah 0,75. Jadi, Al2(SO4)3 dengan faktor van’t Hoff terbesar (i = 5)
Jawaban: C memiliki tekanan osmotik paling tinggi.
16. Penurunan titik beku: ∆Tf = Kf × m × i Jawaban: C
Untuk konsentrasi (m) yang sama, penurunan titik 22. Larutan isotonik ⇒ ∏1 = ∏2
beku ditentukan oleh faktor van’t Hoff (i).
Tekanan osmotik: ∏ = MRTi
• Urea ⇒ nonelektrolit, i = 1
• Glukosa ⇒ nonelektrolit, i = 1 KBr 0,3 M ⇒ i = 2
• Asam asetat (CH3COOH) ⇒ elektrolit lemah, ∏ = MRTi = (0,3)RT(2) = 0,6RT
1 < i < 2 bergantung derajat disosiasi (α) • Amonium sulfat (NH4)2SO4 0,1 M ⇒ i = 3
• Kalium sulfat (K2SO4) ⇒ elektrolit kuat, i = 3 ∏ = MRTi = (0,1)RT(3) = 0,3RT
• Natrium klorida (NaCl) ⇒ elektrolit kuat, i = 2 • Asam sulfat (H2SO4) 0,1 M ⇒ i = 3
Jadi, larutan kalium sulfat dengan faktor van’t Hoff ∏ = MRTi = (0,1)RT(3) = 0,3RT
terbesar (i = 3) penurunan titik bekunya paling tinggi. • Kalium kromat K2CrO4 0,2 M ⇒ i = 3
Jawaban: D ∏ = MRTi = (0,2)RT(3) = 0,6RT
17. DTb K b ´ m´i • Natrium sulfat (Na2SO4) 0,3 M ⇒ i = 3
= ∏= MRTi = (0,3)RT(3) = 0,9RT
DTf K f ´ m´ i
100 , 13 -100 = 0 , 52 • Glukosa 0,5 M ⇒ nonelektrolit, i = 1
0 - Tf 1, 86 ∏ = MRTi = (0,5)RT(1) = 0,5RT
0 , 13 0 , 52
4
Larutan yang isotonik mempunyai tekanan osmotik
= Û Tf = -0 , 465°C yang sama. Jadi, larutan yang isotonik dengan larutan
-Tf 1, 86
Jadi, larutan tersebut membeku pada −0,465°C. KBr 0,3 M adalah kalium kromat 0,2 M.
Jawaban: C Jawaban: C
= orto-metil hidroksi benzena 9. Reaksi benzena dengan asam sulfat (H2SO4) meng
Jawaban: E hasilkan asam benzena sulfonat.
H SO3H
3. Berdasarkan prioritas penomoran substituen pada + H2SO4 pekat + H2O
senyawa benzena: OH lebih dulu daripada NO2.
→
→
CH2 CH3−*C−CH2−CH3
karena memiliki rumus molekul sama (C6H12), tetapi OH
strukturnya berbeda (alkena dan sikloalkana). Jawaban: D
Jawaban: C 30. Isomer C5H10O:
O Isomer aldehid:
26. Senyawa H3C−CH2−C−OCH3 atau metil propanoat O
(suatu ester) berisomer fungsi dengan asam butanoat (1) CH3−CH2−CH2−CH2−C−H (pentanal)
O
O
H3C−CH2−CH2−C−OH (suatu asam karboksilat).
(2) CH3−CH2−CH−C−H (2-metilbutanal)
Jawaban: C
27. Isomer posisi dari 1-butanol adalah 2-butanol ⇒ letak CH3
gugus fungsi (–OH) berbeda O
Rumus strukturnya adalah sebagai berikut. (3) CH3−CH−CH2−C−H (3-metilbutanal)
CH3–CH2–CH2–CH2OH CH3–CH2–CH–CH3
| CH3
OH
1-butanol 2-butanol CH3 O
Jawaban: A (4) CH3−C − C−H (2,2-dimetilpropanal)
CH3
Jawaban: C
Energi
→ SO3(g) ΔH = –197,8 kJ
2SO2(g) + O2(g) ← K c = [H 3+]
[Al ]
Kesetimbangan bergeser ke arah kanan, akibatnya adalah yang pereaksinya Al3+ dan hasil reaksinya H+,
pereaksi (SO2 dan O2) akan berkurang. Pada gambar dengan fasa larutan (aq), yaitu:
kesetimbangan sesaat yang baru, jumlah SO2 (diwakili → Al(OH)3(s) + 3H+(aq)
Al3+(aq) + 3H2O(l) ←
oleh ) dan O2 (diwakili oleh ) harus kurang dari 4. Jawaban: B
Gambar yang menunjukkan partikel pereaksi pada 16. Reaksi kesetimbangan:
kesetimbangan sesaat baru yang sesuai adalah: CO(g) + H2O(g) ← → CO2(g) + H2(g)
[CO2 ][H2 ] 1´1 1
Kc = = =
[CO][H2O] 2´1 2
Jawaban: E Jawaban: A
10. Reaksi: → 2SO3(g)
2SO2(g) + O2(g) ← →
17. Untuk reaksi: N2(g) + 3H2(g) ← 2NH3(g)
K 8 2
Reaksi dibalik: → 2SO2(g) + O2(g)
2SO3(g) ← [NH3 ]2 ( ) 42 16
Kc = 3
= 2 3= 3
= =2
1
[N2 ][H2 ] ( )( )
2
2
4 1
2
´ 2 8
K' =
K Jawaban: D
Lalu dikali ½: SO3(g) ←→ SO2(g) + ½O2(g) 18. Pada reaksi kesetimbangan: H2(g) + I2(g) ← → 2HI(g)
1 1 [HI]2 T2 T2
K ’’ = (K ’) 2 = K ’ = Kc = Û 15 = Û [H2 ] =
K [H2 ] [I2 ] [H2 ]´R 15R
Jawaban: C Jawaban: C
1
→ N2(g) +
11. N2O(g) ← 2 O2(g) K = K2 19. Pada reaksi kesetimbangan: 2HCl(g) ← → H2(g) + Cl2(g)
1 [H2 ] [Cl2 ] ( 0 ,2 )[Cl ] (0 ,1)[Cl2 ]
→ 2NO(g)
N2(g) + O2(g) ← K= Kc = 2
Û 2 = 2 22 Û 2 =
K1 [HCl] ( )
0 ,4 (0 , 2)2
2
1 → 1 K 2´( 0 , 2)2
N2O(g) + 2 O2(g) ← 2NO(g) K = K2 ´ = 2 Û [Cl2 ] = = 0, 8 M
K1 K1 ( 0 ,1)
Jawaban: B Jawaban: D
→ 4Z
12. Reaksi: 2X + 2Y ← K = 0,04 20. Reaksi:
1
Reaksi dibalik dan dikali 2 : → 2NO(g) + O2(g)
2NO2(g) ←
Mula-mula 4 mol
1 1 1 Terurai 2 mol ⇜ 2 mol ⇜ 1 mol
→ X + Y
2Z ← K= 1
= = =5
(0 , 04 ) 2 0 , 04 0 , 2 Setimbang 2 mol 2 mol 1 mol
Jawaban: D Konsentrasi saat kesetimbangan:
1 1 1 2 mol 1 mol
→ 2A + 2B
13. 2C ← K= 2= 2= [NO2] = [NO] = =2 M [O2] = =1 M
K1 4 16 1 L 1L
→ C
2A + D ← K = K2 = 8 Tetapan kesetimbangan:
[NO]2 [O2 ] 22 ´1
1 1 Kc = = 2 =1
→ 2B
C+D← K= ´8 = = 0 , 5 [NO2 ]2 2
16 2
Jawaban: B
Jawaban: A
21. Reaksi:
14. Pada reaksi kesetimbangan yang setara: 2HI(g) ← → H2(g) + I2(g)
→ 2Fe(s) + 2CO2(g)
Fe2CO3(s) + CO(g) ←
Mula-mula 5 mol
Zat yang terlibat dalam tetapan kesetimbangan Terurai 3 mol ⇝ 1,5 mol ⇝ 1,5 mol
adalah yang berfasa gas (g), maka tetapan Setimbang 2 mol 1,5 mol 1,5 mol
kesetimbangannya:
[CO2 ]2 Tetapan kesetimbangan:
Kc =
[H2 ] [I2 ] ( 10 )( 10 ) 1, 5´1, 5 2, 25
1,5 1,5
[CO]
Kc = = = = = 0 , 56
6
Jawaban: D [HI]2 (2)
2
22 4
10
15. Persamaan kimia yang tepat mewakili tetapan Jawaban: B
kesetimbangan:
4. Sifat-sifat unsur golongan halogen: Pasangan data yang berhubungan dengan benar
adalah 2, 3, dan 5.
• Dapat membentuk ion negatif
Jawaban: C
• Keelektronegatifan besar (2)
12. Sifat zat radioaktif:
• Dapat membentuk asam kuat (3)
(1) Dapat mengalami peluruhan
• Bersifat asam dalam air
(2) Menghasilkan sinar yang dapat menembus
• Reaktif terhadap unsur alkali kertas/logam tipis
Jawaban: C Jawaban: A
PN2 ( PH2 )
3
0 , 5´(1, 5)
3 4. Selestit (SrSO4) Stronsium
Kp = = = 0 , 75 = 3 5. Kalkosit (Cu2S) Tembaga
4
(P 3 )
2 2
NH
(1, 5)
Data yang berhubungan dengan tepat pada soal
Jawaban: C adalah 1, 2, dan 5.
35. Peristiwa reduksi ditandai dengan adanya penurunan Jawaban: A
bilangan oksidasi. Contoh: 40. Pembuatan unsur:
(1) MnO4− → MnO2 (3) 2CO2 → C2O42– 2Al2O3(s) → 4Al(s) + 3O2(g)
+7 +4 +4 +3 Pada reaksi tersebut dihasilkan unsur aluminium (Al).
biloks turun = reduksi biloks turun = reduksi Proses pembuatan unsur aluminium disebut proses
Jawaban: B Hall-Heroult. Salah satu kegunaan aluminium adalah
bahan pembuatan alat memasak.
36. Oksidator ⇒ menyebabkan zat lain teroksidasi
Jawaban: C
mengalami reduksi
2NaCl + 2H2O → H2 + Cl2 + 2NaOH
+1 0
reduksi
Jadi, zat yang berperan sebagai oksidator adalah H2O.
Jawaban: B
3 4 5 6 7 8 9 10 20
Z: 2 8 8 2 ⇒ golongan IIA, periode 4
Y
11 12 13 Ketiga unsur tersebut terdapat dalam satu golongan.
L 14 15 16 17 18
19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32
Z 33 34 35 36 Dalam satu golongan dari atas ke bawah (dari X
X
37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51
Q
ke Z), ukuran atom semakin bertambah dan jarak
elektron terluar dengan inti semakin jauh. Akibatnya,
ikatan antara elektron terluar dan inti semakin lemah
sehingga energi pengionan untuk melepas satu
Jadi, nomor atom Y = 7, L = 13, X = 20, Z = 31, Q = 51 elektron terluar dari atom tersebut semakin kecil. Jadi,
Jawaban yang sesuai adalah C. energi pengionan tingkat pertama X > Y > Z. Grafik
Cara 2 yang sesuai adalah:
Letak unsur berdasarkan periode dan golongan:
Energi pengionan
IA VIIIA
1
X
IIA IIIA IVA VA VIA VIIA
2 Y Y
3 L Z
4 X Z
5 Q
6
7
Nomor atom
Y ⇒ periode 2, golongan VA
Jawaban: D
(jumlah kulit = 2, elektron valensi = 5)
3. Senyawa yang tidak memenuhi kaidah oktet:
Konfigurasi elektron: 1s2 2s2 2p3 atau [He] 2s2 2p3
Nomor atom = 2 + 2 + 3 = 7 Cl Br
Br Br
L ⇒ periode 3, golongan IIIA B P
(jumlah kulit = 3, elektron valensi = 3) Cl Cl Br Br
Konfigurasi elektron: 1s2 2s2 2p6 3s2 3p1
(3) (5)
atau [Ne] 3s2 3p1
Nomor atom = 2 + 2 + 6 + 2 + 1 = 13 Pada senyawa BCl3, jumlah elektron pada atom pusat
X ⇒ periode 4, golongan IIA B ada 6 (kurang dari 8), sedangkan pada senyawa PBr5,
jumlah elektron pada atom pusat P ada 10 (lebih dari
(jumlah kulit = 4, elektron valensi = 2)
8). Keduanya menyimpang dari kaidah oktet, dimana
Konfigurasi elektron: 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2
jumlah elektron pada atom pusatnya ada 8.
atau [Ar] 4s2 Jawaban: D
Nomor atom = 2 + 2 + 6 + 2 + 6 + 2 = 20 4. Senyawa yang paling polar terbentuk dari unsur yang
Z ⇒ periode 4, golongan IIIA keelektronegatifannya tertinggi (Q, keelektronegatifan
(jumlah kulit = 4, elektron valensi = 3) = 4,0) dengan unsur yang keelektronegatifannya
Konfigurasi elektron: 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p1 terendah (A, keelektronegatifannya = 2,1). Jadi,
atau [Ar] 4s2 3d10 4p1 senyawa yang dimaksud adalah AQ.
Nomor atom = 2 + 2 + 6 + 2 + 6 + 2 + 10 + 1 = 31 Jawaban: A
Q ⇒ periode 5, golongan VA 5. Zat A: titik didih tinggi, larut dalam air, padatannya
(jumlah kulit = 5, elektron valensi = 5) tidak menghantarkan listrik, lelehan dan larutannya
menghantarkan listrik ⇒ senyawa ionik.
Konfigurasi elektron:
Zat B: titik didih rendah, tidak larut dalam air, padatan,
1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p6 5s2 4d10 5p3
larutan, dan lelehannya tidak menghantarkan listrik
atau [Kr] 5s2 4d10 5p3
⇒ senyawa kovalen nonpolar.
Nomor atom Jawaban: E
= 2 + 2 + 6 + 2 + 6 + 2 + 10 + 6 + 2 + 10 + 3 = 51
Jawaban: C
60 Kimia untuk SMA/MA
6. Cara 1 8. Rumus senyawa dan nama senyawa yang tepat:
Berdasarkan teori domain elektron (VSEPR)
No. Rumus Senyawa Nama Senyawa
• Konfigurasi elektron X: 1s2 2s2 2p6 3s2 3p3
Dinatrium sulfida, seharusnya
Elektron valensi = 2 + 3 = 5 (1) Na2S
Natrium sulfida
Rumus Lewis: X (2) K2O Kalium oksida
• Konfigurasi elektron Y: 1s2 2s2 2p5 Dialuminium trioksida,
Elektron valensi = 2 + 5 = 7 (3) Al2O3
seharusnya aluminium oksida
Rumus Lewis: Y (4) N2O3 Dinitrogen trioksida
Struktur Lewis senyawa XY3: NaCl2, seharusnya
(5) Natrium klorida
NaCl
X X Jawaban: C
Y Y Y Y
Y Y 9. Persamaan kimia:
C3H8(g) + 5O2(g) → 4H2O(g) + 3CO2(g)
PEI (pasangan elektron ikatan) = 3
• Gas karbon dioksida merupakan produk.
PENI (pasangan elektron nonikatan) = 1
• Angka 2 pada O2 disebut indeks.
Rumus umum: AX3E
• Reaksi tersebut menghasilkan 3 molekul karbon
Bentuk molekul: piramida segitiga
dioksida.
Cara 2 • Pereaksi tersebut adalah propana (C3H8).
Berdasarkan teori hibridisasi • Persamaan kimia tersebut sudah setara.
X: 1s2 2s2 2p6 3s2 3p3 ⇒ ↑↓ ↑ ↑ ↑ Jumlah atom-atom di kedua ruas sama (C = 3, H =
Y: 1s2 2s2 2p5 8, O = 10)
3s 3p Jawaban: D
10. Perbandingan massa Fe : S yang bereaksi = 1,4 : 0,8
Proses hibridisasi membentuk 1 pasangan elektron Massa zat yang bereaksi dibagi dengan perbandingan
nonikatan (1 PENI) dan 3 orbital hibrida sp3. massanya.
2, 8 2, 4
↑↓ ↑ ↑ ↑ Fe ⇒ =2 S ⇒ =3
1, 4 0, 8
3s 3p Jadi, zat yang habis bereaksi adalah Fe dan zat yang
tersisa adalah S.
1 PENI 3 orbital hibrida sp3
0, 8
Selanjutnya, 3 orbital hibrida sp3 mengalami tumpang Massa S yang bereaksi = ´2, 8 gram = 1, 6 gram
1, 4
tindih dengan 1 orbital p dari atom Y membentuk Jadi, massa FeS yang terbentuk = massa Fe + massa S
molekul XY3. yang bereaksi = 2,8 gram + 1,6 gram = 4,4 gram
Y Y Y Jawaban: E
11. Persamaan kimia setara: 2SO2(g) + O2(g) → 2SO3(g)
↑↓ ↑ ↑ ↑ ↑↓ ↑↓ ↑↓ ↑↓ Berdasarkan hukum Gay Lussac, volume gas-gas
3s 3p 3s 3p sebanding dengan koefisien reaksi.
V SO2 : V O2 : VSO3 = 2 : 1 : 2
1 PENI Hibridisasi sp dengan 1 PENI
3
Kw [CH3COO- ] = [CH3COONa]
-
[OH ] = [CH3COO- ]
Ka = 20 mmol = 20 mmol = 0 , 2 M
(50 + 50 ) mL 100 mL
pOH = −log [OH−]
Kw -14
pH = 14 − pOH [OH- ] = [CH3COO- ] = 10 -5 ´0 , 2
Ka 10
= 2´10-10 = 2 ´10-5
19
R : 2 8 8 1 ⇒ elektron valensi = 1 Hal ini memenuhi Hukum Kekekalan Massa (Hukum
34
S : 2 8 18 6 ⇒ elektron valensi = 6 Lavoisier): Massa zat sebelum reaksi sama dengan
53
T : 2 8 18 18 7⇒ elektron valensi = 7 massa zat sesudah reaksi.
Jadi, unsur 16Q dan 34S terletak pada golongan yang Jawaban: B
sama. 7. CaSO4 ∙ xH2O(s) → CaSO4(s) + xH2O(g)
→
←
←
E. NH3
3d 5 N : 2 5 ⇒ elektron valensi = 5
Jadi jumlah elektron yang tidak berpasangan ada 5. 7
Jawaban: D 1
H : 1 ⇒ elektron valensi = 1
2. Diagram orbital Y: [He] ↑↓ ↑↓ ↑ ↑ atau N
H H
[He] 2s2 2p4 H PEI = 3, PENI = 1
Jumlah kulit = 2 ⇒ periode 2 Jadi, bentuk molekul linear dibentuk oleh BeCl2.
Berakhir di subkulit p dengan elektron valensi = 2 + 4 Jawaban: C
= 6 ⇒ golongan VIA 5. • Zat P: tidak larut dalam air, titik leleh rendah
Jadi, unsur Y terletak di golongan VIA, periode 2. (−95°C), padatan dan larutannya bukan konduktor
Jawaban: D (tidak menghantarkan listrik) ⇒ senyawa kovalen
3. Konfigurasi elektron nonpolar.
1
A : 1 ⇒ cenderung menangkap 1e− • Zat Q: larut dalam air, titik leleh rendah (−112°C),
6
B : 2 4 ⇒ cenderung menangkap 4e− padatannya bukan konduktor, tetapi larutannya
8
C : 2 6 ⇒ cenderung menangkap 2e− konduktor (menghantarkan listrik) ⇒ senyawa
11
D : 2 8 1 ⇒ cenderung melepas 1e− kovalen polar.
19
E : 2 8 8 1 ⇒ cenderung melepas 1e− Jawaban: B
Ikatan ion terbentuk dari pasangan unsur yang 6. Gaya van der Waals yang bekerja pada:
cenderung melepas elektron dan unsur yang • HCl ⇒ gaya antardipol (senyawa kovalen polar)
cenderung menangkap elektron. Jadi, yang dapat • NH3 ⇒ ikatan hidrogen
membentuk ikatan ion adalah: • H2O ⇒ ikatan hidrogen
• 11D dan 1A membentuk senyawa DA • CH4 ⇒ gaya London atau dipol sesaat (senyawa
• 19E dan 8C membentuk senyawa E2C kovalen nonpolar)
Jawaban: E • C2H5OH ⇒ ikatan hidrogen
4. Bentuk molekul linear memiliki rumus umum AX2 Urutan kekuatan gaya van der Waals:
dimana jumlah PEI = 2 dan PENI = 0. Ikatan hidrogen > gaya antardipol > gaya dipol
A. H2O sesaat.
1
H : 1 ⇒ elektron valensi = 1 Jadi, gaya van der Waals yang paling lemah terdapat
8
O : 2 6 ⇒ elektron valensi = 6 pada interaksi molekul-molekul CH4.
O Jawaban: D
H 7. Hukum Proust: “Senyawa tersusun dari unsur-unsur
H PEI = 2, PENI = 2 dengan perbandingan massa yang tetap”
B. PH3
Perhatikan data ketiga dimana pereaksi tepat habis
15
P : 2 8 5 ⇒ elektron valensi = 5 bereaksi (massa Fe + massa O = massa FeO), yaitu
1
H : 1 ⇒ elektron valensi = 1 14 + 4 = 18. Berdasarkan data tersebut, diperoleh
P perbandingan massa Fe dan O dalam membentuk
H H senyawa FeO adalah 7 : 2 atau dengan kata lain dalam
H PEI = 3, PENI = 1 senyawa FeO perbandingan massa Fe : O = 7 : 2.
C. BeCl2
Pada data kedua, O yang bereaksi adalah 4 gram. Maka
4
Be : 2 2 ⇒ elektron valensi = 2 Untuk memenuhi hukum Proust, Fe yang bereaksi
17
Cl : 2 8 7 ⇒ elektron valensi = 7 adalah 7 gram. Jadi, nilai x dalam tabel adalah 9 gram.
Cl Be Cl PEI = 2, PENI = 0 Jawaban: B
=
16. (1) Radiator adalah sistem pendingin pada kendaraan H3C – CH2 – C – H Alkanal (aldehid) berisomer
bermotor. Pemakaian glikol pada radiator propanal fungsi dengan alkanon
fungsinya adalah sebagai zat antibeku. Adanya H3C – C – CH3 (keton). Oleh karena itu,
glikol dalam air radiator akan menurunkan titik propanal akan berisomer
=
beku air sehingga air sukar membeku. O fungsi dengan 2-propanon.
2–propanon
(2) Desalinasi air laut menunjukkan osmosis balik,
yaitu peristiwa perembesan pelarut dari larutan Jawaban: D
yang lebih pekat ke larutan yang lebih encer. 23.
Jawaban: D Alkohol (– OH) → Bereaksi dengan PCl3
17. Pembuatan koloid: → (terjadi subsitusi–OH oleh Cl)
C2H6O→
(1) sol Al(OH)3 dari larutan aluminium klorida dan Eter (– O–) → Tidak bereaksi dengan PCl3
endapan Al(OH)3 ⇒ dispersi (peptisasi) • 2(R-OH) + 2Na → 2(R-O-Na) + H2
(2) sol Fe(OH)3 dari larutan besi (III) klorida dan air (Reaksi dengan logam Na menghasilkan suatu
mendidih ⇒ kondensasi (reaksi hidrolisis) alkoksida)
(3) sol belerang dari hidrogen sulfida dan gas • R-O-R’ + Na X (tidak bereaksi)
belerang dioksida ⇒ kondensasi (reaksi reduksi) Senyawa eter tidak dapat bereaksi dengan logam
(4) tinta dari karbon ⇒ dispersi natrium, sedangkan senyawa alkohol dapat bereaksi
Jawaban: C dengan logam natrium.
18. Reaksi benzena: Jawaban: B
H H2SO4 pekat NO2 24. Senyawa CH2O2 (asam formiat) merupakan asam
+ HNO3 pekat + H2O karboksilat yang mempunyai gugus fungsi:
O
=
− C − H . reaksi endoterm.
Jawaban: D
B. Uraian
36. Diketahui: Massa NaOH = 2 gram, massa H2O = 100 gram
∆t = 38°C − 28°C = 10°C
Kalor jenis air = 4,2 Jg−1°C−1
Ar Na = 23, O = 16, H = 1
Ditanya: Entalpi pelarutan NaOH dalam Jmol−1
Jawab:
(1) Menentukan kalor pelarutan NaOH
Q = m × c × ∆t
= 100 g × 4,2 Jg−1°C−1 × 10°C (massa NaOH diabaikan)
= 4.200 J
(2) Menentukan mol NaOH
massa NaOH 2g
mol NaOH = = = 0 , 05 mol
massa molar NaOH 40 g/mol
(3) Menentukan entalpi pelarutan NaOH
∆H = −Q = −4.200 J (untuk 0,05 mol NaOH)
Untuk 1 mol NaOH:
-4.200 J
DH = = -210 Jmol-1
0 , 05 mol
Jadi, entalpi pelarutan NaOH sebesar −210 J mol−1
37. Diketahui: Reaksi belum setara: N2(g) + H2(g) → NH3(g)
5,6 gram
Ditanya: a. Persamaan kimia setara
b. mol N2
c. V NH3
I
fluorobenzena asam benzena sulfonat 1,3-diiodobenzena (m-diiodobenzena)
O
C OH CH3
OH
OH
d. e. f.
NO2 CH3
asam 2-hidroksibenzoat 4-nitrofenol (p-nitrofenol) 1,4-dimetil benzena
atom H dengan atom yang keelektronegatifannya Karena terbentuk dari atom yang melepas dan
tinggi (F, O, N) atau ikatan antara O−H, F−H, dan N−H menangkap elektron, maka jenis ikatannya adalah
pada molekul yang berlainan. Pasangan senyawa ikatan ionik.
yang dapat berikatan hidrogen adalah senyawa yang Jawaban: D
mengandung atom H dan salah satu dari atom F, O,
atau N. Contohnya, senyawa H2O, NH3, dan HF. 6. Urutan daya hantar listrik air limbah berdasarkan data
Jawaban: A percobaan:
3. • Konfigurasi elektron X: 1s2 2s2 2p6 3s2 3p4
Jenis Nyala Pengamatan
Elektron valensi = 2 + 4 = 6 Jenis Elektrolit
Air Lampu Lain
Rumus Lewis: X Tidak Tidak ada
6 Nonelektrolit
menyala gelembung
• Konfigurasi elektron Y : 1s 2s 2p
2 2 2
Tidak
Elektron valensi = 2 + 2 = 4 4
menyala
Ada gelembung Elektrolit lemah
Larutan
Indikator
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
merah tak berwarna tak berwarna tak berwarna tak berwarna tak berwarna
Fenolftalein
(pH > 10) (pH < 8) (pH < 8) (pH < 8) (pH < 8) (pH < 8)
No. Garam
Indikator Sifat ( 02,2 ) 1
Lakmus Lakmus Larutan 4= 2
Þ4= Þ [O2 ] = 0 , 25 M
æ 0 ,2 ö÷ [O 2 ]
Merah Biru çç ÷ [O ]
çè 2 ÷÷ø 2
1 (NH4)2SO4 merah merah Asam
Kw
[OH- ] = [CN- ]
Ka
è 10 -10
÷ø
-4
-6
4 ´10 = 10 -
[CN ]
4
-6
[CN- ] = 4 ´ 4 ´-104
= 0 , 16 M
10
Karena CaCN2 → Ca2+ + 2CN−, maka:
[CaCN2 ] = 1 ´[CN- ]
2
mol CaCN2 1
= ´0 , 16 M
V larutan 2
x mol
92 = 0 , 08 M
0, 5 L
x = 0 , 5´0 , 08 Û x = 3, 68 gram
92
Jadi, massa CaCN2 yang terlarut dalam 500 mL larutan sebanyak 3,68 gram.
37. Diketahui:
b. Senyawa dengan rumus molekul C4H9OH memiliki isomer ruang sebagai berikut.
(1) OH (2) OH
C C
CH3 CH2CH3 CH3CH2 CH3
H H
(R)-2-butanol (S)-2-butanol
40. Diketahui: Dakron terbentuk dari asam tereftalat (asam benzena-1,4-dioat) dengan etana-1,2-diol.
Ditanya: Rumus struktur polimer Dakron
Jawab:
Dakron terbentuk dari polimerisasi kondensasi antara monomernya, yaitu asam tereftalat (asam benzena-1,4-dioat)
dengan etana-1,2-diol. Reaksi polimerisasi ini disertai dengan pelepasan molekul air (H2O).
asam benzena-1,4-dioat (asam tereftalat)
O O etana-1,2-diol
O O
−C− −C−O−CH2−CH2−O− + 2n H2O
n
Dakron