Anda di halaman 1dari 2

BIDANG KAJIAN STUDI ISLAM: AL-QURAN

Oleh : Deden Wijaya


NIM : 201764001
Pengampu : Dr. Elya Munfarida, M.Ag

Al-Quran adalah firman Allah SWT yang diturunkan secara mutawatir kepada Nabi
Muhammad SAW melalui perantaraan Malaikat Jibril dan merupakan ibadah bagi yang
membacanya. Inilah salah satu kelebihan (mukjizat) Al-Quran dibandingkan kitab lain yang
diturunkan kepada nabi-nabi lainnya, seperti Taurat (Musa), Zabur (Daud), dan Injil (Isa).
Dalam sejarah perkembangan peradaban dan pemikiran Islam, dikenal sejumlah cabang
keilmuan tradisional Islam yang meliputi antara lain ulum al-Qur’an dengan seluruh
ramifikasi-nya, tafsir al-Qur’an, ulum al-hadis lengkap dengan semua percaMODEL
bangannya, ilmu kalam, tasawuf, fikih, dan usul fikih, dan lain-lain. Cabang-cabang keilmuan
inimerupakan jasa para pengkajiMuslim atas tradisitekstual keagamaan mereka dan telah
melahirkan khazanah intelektual yang sangat kaya. Karena objek kajian studiIslam
tradisional iniadalah teks-teks keagamaan dan karya-karya yang berkaitan dengannya, maka
metode dan pendekatan yang dipergunakan oleh komunitas ilmiah dikalangan mereka pun
meliputimetode dan pendekatan tekstual (bayani).

A. Pendekatan I`jaz Klasik


Al-Qur’an sebagaisumber pertama dan utama ajaran Islam sudah sejak awal kelahirannya
memperoleh perhatian luas dikalangan para sarjana Muslim. Kalangan sahabat besar dan
kecil, dilanjutkan oleh generasiberikutnya menyediakan waktu yang sangat memadaiuntuk
menuliskan, mengkodifikasi, menerbitkan, mempelajari, dan mengkajinya secara ilmiah
sehingga melahirkan ilmu-ilmu yang berhubungan dengan Al-Qur’an.

B. Pendekatan Sastra Modern


Apa yang dikemukakan diatas adalah sekadar contoh bagai-mana perdebatan tentang
kemukijzatan Al-Qur’an telah dimulaisejak awal. Pendekatan i`jaz adalah salah satu cara
yang dipergunakan oleh para sarjana Muslim awal untuk membuktikan kebenaran al-
Qur’an.
Pada masa modern, pendekatan kesusastraan terhadap al-Qur’an juga berkembang bahkan
lebih kompleks dariyang sudah ada. Misalnya, Muhammad Abduh menggunakan me-tode
sastra iniuntuk menafsirkan al-Qur’an yang sangat erat hubungannya dengan pemahaman
rasionalnya tentang Islam.

C. Pendekatan Tajdid
Model pendekatan sastra lain diperkenalkan oleh Amin al-Khuli(1995). Ketika ia
memulaikarirnya, angin perubahan mulaitampak dalam kehidupan Mesir. Ia menerapkan
metode tajdid untuk studibahasa (nahw) dan retorika (balaghah), tafsir al- Qur’an, dan
sastra (adab). Bukan hal mudah untuk menentukan mana dariempat bidang keilmuan yang
menyajikan model ideal darimetodologitajdid al-Khuli. Namun ia memandang bahwa angin
perubahan selalu bergerak sebagaimana dibuktikan se-jarah oleh penemuan dalam bidang
senidan sastra

D. Pendekatan Tahlili
Maksud tafsir tahlili atau ijmali atau juz’i adalah metode kajian al-Qur’an dengan
menganalisis secara kronologis dan memaparkan berbagaiaspek yang terkandung dalam
ayat-ayat al-Qur’an sesuaidengan urutan bacaan yang terdapat dalam urutan mu-shaf
‘Uthmani. Ternyata menurut sejumlah ilmuwan, metode yang sebagian ilmuan
menyebutnya dengan metode kajian atomistik atau metode kajian yang bersifat parsial
inimemilikibeberapa kelemahan. Quraish Shihab berpendapat, satu akibat daripemahaman
al-Qur’an berdasar ayat demiayat secara terpisah adalah al-Qur’an terlihat seolah
sebagaipetunjuk yang terpisah-pisah (Shihab, 1996: 112).

E. Pendekatan Semantik
Pendekatan semantik dalam ilmu bahasa dimanfaatkan oleh para pengkajiIslam untuk
mempelajariteks-teks keislaman, terutama al-Qur’an. Bagian inimencoba untuk
mengelaborasibagaimana pendekatan semantik digunakan untuk mempelajaristruktur dan
ketepatan sejumlah istilah kuncidan konsep dalam al-Qur’an yang pernah dilakukan oleh
dua sarjana kontemporer, yaitu Toshihiko Izutsu (1914-1993) dan Syed Muhammad Naquib
al-Attas (1931--), dan membandingkannya dengan al-Raghib al-Isfahani(w. ca 443/1060),
penulis karya Kitab al-Mufradat fi Gharib al-Qur’an. Istilah-istilah kuncidan konsep-konsep
yang dimaksud disiniadalah kata-kata yang digunakan al-Qur’an yang memainkan peran
menentukan dalam menghiasistruktur konseptual dasar daripandangan dunia al-Qur’an.

F. Pendekatan Tematik
Pendekatan tematik (mawdhu’i) tidak menafsirkan al-Quran ayat demiayat. Pendekatan
iniberusaha mengkajial-Qur’an dengan cara mengambil tema tertentu dariberbagaitema
ajaran, sosial dan kosmologiyang ada dalam al-Qur’an. Pendekatan tematik mengkajidan
membahas, misalnya ajaran tauhid dalam al-Qur’an, konsep kenabian dalam al-Qur’an,
pendekatan al-Qur’an dalam masalah perekonomian, kosmologial-Qur’an, dsb. Dalam kajian
semacam ini, pendekatan tematik berusaha menentukan pandangan al-Qur’an dan
memahamikeseluruhan pesan al-Qur’an dalam satu masalah tertentu diantara
berbagaipersoalan yang berkaitan dengan kehidupan dan alam semesta.

Contoh kajian tentang al Qur’an salah satunya adalah al qur’an sebagai syifa (obat) , yang
mengkaji tentang al qur’an sebagai media alternatif untuk pengobatan. Obat yang
digunakan untuk menyembukan penyakit hati. Yang biasanya digunkan dengan ayat-ayat
syifa,

Anda mungkin juga menyukai