Anda di halaman 1dari 53

MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA DALAM

PENGELOLAAN OBJEK WISATA BUKIT BINTANG DI DESA


CIBEBER II, LEUWILIANG, BOGOR

Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh:
Iswatun Chasanah
NIM. 11160150000069

PROGRAM STUDI
TADRIS ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF
HIDAYATULLAH JAKARTA
2020
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA DALAM PENGELOLAAN


OBJEK WISATA BUKIT BINTANG DI DESA CIBEBER II,
LEUWILIANG, BOGOR

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan


untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh:
Iswatun Chasanah
NIM. 11160150000069

Yang Mengesahkan

i
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI

Skripsi yang berjudul “Manajemen Sumber Daya Manusia dalam Pengelolaan


Objek Wisata Bukit Bintang di Desa Cibeber II, Leuwiliang, Bogor” disusun
oleh Iswatun Chasanah, NIM. 11160150000069, Program Studi Tadris Ilmu
Pengetahuan Sosial, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta. Telah melalui bimbingan dan dinyatakan sah sebagai karya
ilmiah yang berhak untuk diajukan pada sidang munaqosah sesuai ketentuan yang
ditetapkan fakultas

Jakarta, 07 Desember 2020

Mengesahkan,

ii
LEMBAR PENGESAHAN PANITIAN UJIAN

Skripi yang berjudul “Manajemen Sumber Daya Manusia dalam Pengelolaan


Objek Wisata Bukit Bintang di Desa Cibeber II, Leuwiliang, Bogor” disusun
oleh Iswatun Chasanah, NIM. 11160150000069, diajukan kepada Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan telah dinyatakan
lulus dalam Ujian Munaqosah pada tanggal 17 Desember 2020 di hadapan dewan
penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar Sarjana S1 (S.Pd) dalam
bidang Tadris Ilmu Pengetahuan Sosial Konsentrasi Ekonomi.

Jakarta, 17 Desember 2020


Panitian Ujian Munaqosah
Tanggal Tanda Tangan
Ketua Panitia (Ketua Program Studi)
Dr. Iwan Purwanto, M.Pd …………….
NIP. 197304242008011012
Sekertaris (Sekertaris Program Studi)
Andri Noor Ardiansyah, M.Si …………….
NIP. 198403122015031002
Penguji I
Drs. Rusli Ishaq, M.Pd …………….
NIP. 196502192014111001
Penguji II
Tri Harjawati, S.Pd., M.Si …………….
NIDN. 02014118001

Mengetahui,
Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Dr. Sururin, M.Ag


NIP. 197103191998032001

iii
LEMBAR PERNYATAAN UJI REFERENSI

Seluruh referensi yang digunakan dalam penulisan skripsi yang berjudul


“Manajemen Sumber Daya Manusia dalam Pengelolaan Objek Wisata
Bukit Bintang di Desa Cibeber II, Leuwiliang, Bogor” yang disusun oleh
Iswatun Chasanah, NIM. 11160150000069, Program Studi Tadris Ilmu
Pengetahuan Sosial, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta telah diuji kebenarannya oleh dosen pembimbing skripsi.

Jakarta, 07 Desember 2020

Mengetahui,

iv
LEMBAR PERYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

Saya bertanda tangan di bawah ini,

Nama : Iswatun Chasanah

Tempat/Tgl. Lahir : Cilacap, 19 November 1998

NIM : 11160150000069

Jurusan/Prodi : Tadris Ilmu Pengetahuan Sosial/Ekonomi

Judul Skripsi : Manajemen Sumber Daya Manusia dalam Pengelolaan

Objek Wisata Bukit Bintang di Desa Cibeber II,


Leuwiliang, Bogor

Dosen Pembimbing : 1. Neng Sri Nuraeni, M.Pd.

2. Cut Dhien Nourwahida, M.A

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar hasil karya
sendiri dan saya bertanggungjawab secara akademis atas apa yang saya tulis.

Pernyataan ini dibuat sebagai salah satu syarat menempuh Ujian Munaqasah.

Jakarta, 07 Desember 2020

v
ABSTRAK

Iswatun Chasanah, NIM. 11160150000069, Program Studi Tadris Ilmu


Pengetahuan Sosial, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta. Skripsi “Manajemen Sumber Daya Manusia dalam
Pengelolaan Objek Wisata Bukit Bintang di Desa Cibeber II, Leuwiliang,
Bogor”.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui manajemen sumber daya manusia
dalam pengelolaan objek wisata di Bukit Bintang. Penelitian ini menggunakan
pendekatan penelitian kualitatif dengan metode penelitian survei. Data penelitian
bersumber dari data primer. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu
dengan wawancara, observasi, dan dokumentasi. Responden wawancara dalam
penelitian ini terdiri dari dua subjek penelitian yaitu, pengelola objek wisata Bukit
Bintang dan wisatawan Bukit Bintang. Analisis data pada penelitian ini
menggunakan analisis data Miles and Huberman yang terdiri dari empat tahap,
yaitu: pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Sebagai pengecekan keabsahan data atau triangulasi yang digunakan yaitu
menggunakan triangulasi sumber. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
manajemen sumber daya manusia di objek wisata Bukit Bintang sudah baik dan
pengelolaan objek wisata sudah baik. Manajemen sumber daya manusia memiliki
pengaruh dalam pengelolaan objek wisata di Bukit Bintang, Desa Cibeber II,
Leuwiliang, Bogor.

Kata Kunci: Manajemen, Sumber Daya Manusia, Pengelolaan, Pariwisata.

vi
ABSTRACT

Iswatun Chasanah, NIM. 11160150000069, Departement of Social Sciences


Education, Faculty of Tarbiyah and Teacher Training, UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta. Reseach of “The Human Resource Management in The
Managing of Bukit Bintang Tourism Objects in Cibeber II Village Leuwiliang,
Bogor”.
The purpose of this research was to determine the human resource management
in managing of tourist object in Bukit Bintang. This research is using a
qualitative approach with a survey method. The research data comes from
primary data. The data collection techniques used were interviews, observation,
and documentation. The respondents of interview in this research is two subject,
that is, the manager of the Bukit Bintang tourist object and the Bukit Bintang
tourist. Data analysis in this research used data analysis by Miles and Huberman
which consisted of four stages, that is : data collection, data reduction, data
presentation, and drawing conclusions. To check the validity of the data or
triangulation used source triangulation. The results showed that the human
resource management at Bukit Bintang tourism object was good and the
managing of tourism object was good. The human resource management has an
influence in the managing of tourist objects in Bukit Bintang, Cibeber II Village,
Leuwiliang, Bogor.

Keywords: Management, Human Resources, Managing, Tourism

vii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahhirobil „alamin, segala puji dan syukur kami haturkan
kepada Allah Subhanahu wa Ta‟ala, atas berkah dan limpahan rahmatnya
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Manajemen Sumber
Daya Manusia dalam Pengelolaan Objek Wisata Bukit Bintang di Desa Cibeber
II, Leuwiliang, Bogor”. Shalawat serta salam tercurahkan kepada junjungan kita
Nabi Muhammad Shalallahu „Alaihi Wassalam, sahabat, dan keluarganya.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis banyak mendapat bimbingan,


dukungan, saran, dan motivasi dari berbagai pihak. Dengan terselesaikannya
skripsi ini, penulis menyampaikan terimakasih kepada:

1. Prof. Dr. Hj. Amany Burhanuddin Umar Lubis, Lc.,M.A. sebagai Rektor
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta,
2. Dr.Sururin, M.Ag., selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta
3. Dr. Iwan Purwanto, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Tadris Ilmu
Pengetahuan Sosial, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sekaligus Dosen
Pembimbing Akademik yang telah baik dalam membimbing, mengarahkan,
memotivasi peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.
4. Bapak Andri Noor Ardiansyah, M.Si., selaku Sekretaris Program Studi Tadris
Ilmu Pengetahuan Sosial, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah
memberikan arahan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
5. Ibu Neng Sri Nuraeni, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing skripsi I yang telah
meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, arahan, dan petunjuk serta
memberikan motivasi penulis dalam penyelesaian skripsi ini.
6. Ibu Cut Dhien Nourwahidah, M.A., selaku Dosen Pembimbing skripsi II yang
telah memberikan bimbingan, arahan, waktu, dan petunjuk serta memberikan
motivasi penulis dalam penyelesaian skripsi ini.
7. Seluruh dosen Program Studi Tadris Ilmu Pengetahuan Sosial, UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmunya kepada penulis, dari
awal perkulihan hingga terselesaikannya skripsi ini.

viii
8. Seluruh pegawai Objek Wisata Bukit Bintang dan wisatawan yang telah
mendukung dan membantu peneliti dalam melakukan penelitian di Bukit
Bintang sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini.
9. Untuk kedua orang tua saya yang sangat saya hormati dan saya cintai, Bapak
dan Mamah yaitu Tugino dan Sudarmiyah, yang selalu medoakan,
memberikan dukungan, memotivasi dikala lelah, dan memberikan semangat.
Terimakasih tiada terhingga untuk Bapak dan Mamah yang selalu memberikan
curahan kasih sayangnya dari saya kecil hingga saat ini saya bisa
menyelesaikan studi dan mendapatkan gelar sarjana.
10. Adik laki-laki saya, Sulaiman Ilyas Sholihin yang selalu mendoakan dan
mendukung saya.
11. Keluarga besar Martawiyana dan Sankardi yang selalu medoakan dengan
ikhlas dan memberikan dukungan kepada saya.
12. Rizkiyana Sya‟bania, yang selalu mendengar tangis dan keluh kesah dari hal
kecil sampai hal besar, mendoakan dan mendukung penyelesaian skripsi ini
dengan menemani dan membantu proses penelitian dari awal hingga akhir
penelitian. Terimakasih sudah merelakan waktunya, dan terimakasih telah
menjadi sahabat saya hingga saat ini.
13. Untuk seseorang yang telah menjadi bahagia dan luka, saya ucapkan
terimakasih banyak. Karena telah menjadikan saya terpacu untuk terus maju
dan berjalan dalam penyelesaian skripsi ini.
14. Rida Nur Afiyah yang selalu memberikan sumbang pikiran di kala saya buntu,
memberikan motivasi agar kembali semangat, dan yang menjadi alasan saya
untuk rajin bimbingan saya ucapkan terimakasih banyak.
15. Sahabat-sahabat tercinta (Wanti Firdiana, Ervita Nur Fadhila, Nitta Octavia,
Fitri Azkyati, Khosiah, Suryaning Tyas Suci, Yeni Mu‟alviani, Andini Dwi
Rahayu, Nurkholifah, Reni Risnawati, Julaiha Hasanah, Ayu Citra Dewi,
Novhi Soviah Asih, Uun Unwanah, Lili Nurkhamidah, Lufita Lusiana,
Henggar Buawana Rameksa, Fauzan Rivaldo Sukardi, Teguh Pramukti).
Terimakasih atas bantuan, masukan, dukungan, dan pengalaman-pengalaman
yang amat berkesan.

ix
16. Ibu Iis dan Ibu Yayah selaku warga Desa Cibeber II yang telah dengan ikhlas
memberikan tempat tinggal kepada peneliti selama melakukan penelitain di
Objek Wisata Bukit Bintang.
17. Semua pihak yang namanya tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu.
Terimakasih atas bantuan, dukungan, dan doa sehingga skripsi ini dapat
terselesaikan.

Harapan dan do‟a yang dapat penulis panjatkan, semoga semua pihak yang
membantu dalam penyelesaian skripsi ini mendapatkan limpahan berkah dan
kebaikan dari Allah Subhanahu Wata‟ala, Aamiin.

Penulis sangat menyadari masih banyak kesalahan dan kekurangan dalam


penyusunan skripsi ini, semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat yang sangat
besar, khususnya bagi penulis pribadi dan umumnya bagi pembaca.

Jakarta, Desember 2020

Peneliti

Iswatun Chasanah

x
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI .................................................................. i


LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI ..................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN .................................................. iii
LEMBAR PERNYATAAN UJI REFERENSI .................................................. iv
LEMBAR PERYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ............................... v
ABSTRAK ............................................................................................................ vi
ABSTRACT .......................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ........................................................................................ viii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL .............................................................................................. xiv
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .............................................................................. 1
B. Identifikasi Masalah .................................................................................. 10
C. Batasan Masalah........................................................................................ 10
D. Rumusan Masalah ..................................................................................... 10
E. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 11
F. Manfaat Penelitian .................................................................................... 11
BAB II KAJIAN TEORI
A. Kajian Teori .............................................................................................. 12
1. Pariwisata .............................................................................................. 12
2. Pengelolaan Objek Wisata .................................................................... 33
3. Manajemen Sumber Daya Manusia ...................................................... 36
B. Penelitian yang Relevan ............................................................................ 76
C. Kerangka Berpikir ..................................................................................... 80
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................... 83
B. Metode Penelitian...................................................................................... 83

xi
C. Fokus Penelitian ........................................................................................ 85
D. Objek dan Subjek Penelitian ..................................................................... 85
E. Prosedur Pengumpulan Data ..................................................................... 86
F. Metode Analisis ........................................................................................ 94
G. Keabsahan Data ......................................................................................... 97
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data ......................................................................................... 102
1. Deskripsi Objek Penelitian .................................................................. 102
2. Karakteristik Responden ..................................................................... 106
3. Hasil Observasi ................................................................................... 108
4. Hasil Wawancara ................................................................................ 110
B. Pembahasan ............................................................................................. 131
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Kesimpulan ............................................................................................. 134
B. Implikasi .................................................................................................. 134
C. Saran ........................................................................................................ 135

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 137


LAMPIRAN

xii
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara 2015-2019


Tabel 1.2 Jumlah Devisa Sektor Pariwisata (Miliar US $)
Tabel 1.3 Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Pariwisata Tahun 2010-2019
Tabel 3.1 Bagan Waktu Penelitian
Tabel 3.2 Lembar Observasi
Tabel 3.3 Kisi-kisi Wawancara
Tabel 4.1 Responden Pengelola Objek Wisata Bukit Bintang
Tabel 4.2 Responden Wisatawan Objek Wisata Bukit Bintang

xiii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir


Gambar 3.1 Model Analisis Miles and Huberman

xiv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Pedoman Wawancara Pegawai Objek Wisata


Lampiran 2 Pedoman Wawancara Wisatawan Bukit Bintang
Lampiran 3 Transkip Wawancara Pegawai Objek Wisata (Bapak Eman
Soleman)
Lampiran 4 Transkip Wawancara Pegawai Objek Wisata (Bapak Gustana)
Lampiran 5 Transkip Wawancara Pegawai Objek Wisata (Bapak Rohman)
Lampiran 6 Transkip Wawancara Pegawai Objek Wisata (Bapak Gunawan)
Lampiran 7 Transkip Wawancara Pegawai Objek Wisata (Bapak Ijong)
Lampiran 8 Pedoman Wawancara Wisatawan Bukit Bintang (Bapak Suherman)
Lampiran 9 Pedoman Wawancara Wisatawan Bukit Bintang (Kak Alissa)
Lampiran 10 Pedoman Wawancara Wisatawan Bukit Bintang (Kak Tri Prayekti)
Lampiran 11 Pedoman Wawancara Wisatawan Bukit Bintang (Kak Sigit)
Lampiran 12 Lembar Observasi Manajemen Sumber Daya Manusia dalam
Pengelolaan Objek Wisata Bukit Bintang
Lampiran 13 Hasil Observasi Manajemen Sumber Daya Manusia dalam
Pengelolaan Objek Wisata Bukit Bintang
Lampiran 14 Hasil Dokumentasi
Lampiran 15 Uji Referensi
Lampiran 16 Surat-surat
Lampiran 17 Biografi Penulis

xv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Objek wisata menjadi suatu tempat yang selalu dikunjungi oleh
masyarakat ketika libur panjang tiba, dengan tujuan untuk wisata atau
rekreasi. Wisata adalah kegiatan mengunjungi tempat tertentu dengan tujuan
untuk mendapatkan hiburan, dan rekreasi. Dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia, “wisata adalah bepergian bersama-sama untuk memperluas
pengetahuan, bersenang-senang, dan sebagainya”1. Menurut Undang-Undang
No.10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan, “wisata adalah kegiatan
perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan
mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi,
atau mempelajari keunikan daya tarik wisata yang dikunjungi dalam jangka
waktu sementara”2.
Indonesia adalah negara yang memiliki beribu-ribu pulau dengan
kekayaan alamnya yang sangat melimpah dan kekayaan budaya yang beragam
dari Indonesia bagian barat sampai Indonesia bagian timur. Hal ini menjadikan
Indonesia sebagai salah satu negara yang memiliki potensi wisata di berbagai
ragam, mulai dari wisata alam, wisata sosial dan wisata budaya. Sejarah
perkembangan kepariwisataan di Indonesia diawali sejak menjelang abad ke-
19, Indonesia telah diperkenalkan oleh Pemerintah Kolonial Belanda sebagai
The Tropical Holland, maka mulai saat itulah dapat dikatakan Indonesia
memulai sejarah perkembangan kepariwisataan.3
Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945, maka
pemerintah Indonesia secara tanggap memberikan perhatian terhadap kegiatan
pariwisata sebagai salah satu sektor yang dapat menunjang perekonomian
negara. Bertepatan dengan diselenggarakannya Konferensi Asia Afrika di

1
Wisata (Def.1) dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Diakses melalui
http://kbbi.web.id/wisata.html, 26 Januari 2020
2
Undang-Undang No.10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan Pasal 1.
3
Muljadi dan Andi Warman, Kepariwisataan dan Perjalanan, (Jakarta:Rajawali Pers,
2016) hlm.14

1
2

Bandung pada tahun 1955, dapat menjadi tonggak sejarah perkembangan


kepariwisataan Indonesia. Indonesia menjadi semakin dikenal di dunia
internasional, sehingga berpengaruh pada peningkatan jumlah kunjungan
wisatawan berbagai negara di dunia. Di tahun 1955 juga dibentuk organisasi
yaitu Yayasan Turisme Indonesia yang berkedudukan di Jakarta sebagai
kantor pusat dan memiliki cabangnya di beberapa daerah. Pada tahun yang
sama, di bawah Kementrian Perhubungan dibentuk organisasi yang disebut
Biro Turisme, dan kemudian berubah menjadi Direktorat Kepariwisataan pada
tahun 1964. Yayasan Turisme Indonesia mendapatkan pengakuan pemerintah
sebagai satu-satunya organisasi yang bertugas membina dan membimbing
kepariwisataan Indonesia setelah menyelenggarakan musyawarah nasional
pada Bulan Januari 1957 yang melahirkan organisasi baru bernama Dewan
Tourisme Indonesia. Kemudian di bulan Agustus 1961, Dewan Turisme
Indonesia diganti nama menjadi Dewan Pariwisata Indonesia. Dan pada tahun
yang sama, Indonesia menyetujui diselenggarakannya konferensi PATA
(Pacific Asia Travel Association) ke-12 di Jakarta. Di tahun 1963 konferensi
PATA yang diselenggarakan pertama kali di Indonesia mempunyai dampak
positif bagi perkembanhgan kepariwisataan Indonesia, yaitu dengan
ditempatkannya Indonesia secara resmi dalam peta kepariwisataan
internasional. Pada tanggal 22 Maret 1969, keluar surat keputusan Presiden
Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 1969 tentang Pengembangan
Kepariwisataan Nasional, salah satu keputusannya adalah dibentuk organisasi
Direktorat Jendral Pariwisata di bawah naungan Departemen Perhubungan,
dengan tugas menampung secara administrative persoalan-persoalan
kepariwisataan dan bertanggungjawab kepada Menteri Perhubungan.
Selanjutnya organisasi kepariwisataan mengalami perkembangan dan
beberapa kali berganti nama dan terakhir menjadi Kementrian Pariwisata dan
Ekonomi Kreatif pada tahun 2011.4

4
Ibid, hlm.15-19
3

Tabel 1.1
Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara 2015-2019
Bulan Tahun
2015 2016 2017 2018 2019
Januari 724698 814303 1107968 1097839 1201735
Februari 794302 888309 1023388 1197503 1243996
Maret 792804 915019 1059777 1363426 1311911
April 750999 901095 1171386 1302321 1274231
Mei 794294 915206 1148588 1242705 1249536
Juni 815307 857651 1144001 1322674 1434103
Juli 815351 1032741 1370591 1547231 1468173
Agustus 853244 1031986 1393243 1511021 1530268
September 870351 1006653 1250231 1370943 1388719
Oktober 826196 1040651 1161565 1291605 1346434
November 777976 1002333 1062030 1157483 1280781
Desember 913828 1113328 1147031 1405554 1377067
Total 9.729.350 10.405.947 14.039.799 15.810.305 16.106.954
Sumber :Badan Pusat Statistik Nasional

Pariwisata Indonesia yang sangat beragam dengan pengembangan


pariwisata yang baik dan dimanfaatkan secara maksimal dapat menjadi daya
tarik tersendiri bagi wisatawan lokal maupun wisatawan asing sehingga dapat
mendatangkan wisatawan dari berbagai mancanegara. Dalam rentang waktu
2015-2019 wisatawan dari berbagai mancanegara yang berkunjung ke
Indonesia selalu mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Seperti yang
terlihat pada tabel 1.1, peningkatan terbesar jumlah kunjungan wisatawan
mancanegara terjadi di tahun 2017. Dari jumlah kunjungan 10,4 juta orang di
tahun 2016 meningkat menjadi 14 juta orang pada tahun 2017. Dalam kurun
waktu lima tahun, jumlah wisatawan mancanegara meningkat sebanyak 6,3
juta orang. Hal ini membuktikan bahwa potensi ekonomi wisata Indonesia
sangatlah besar. Dengan letaknya yang berada di garis khatulistiwa dan
4

memiliki iklim tropis menjadikan Indonesia kaya akan Sumber Daya Alam
(SDA) sehingga sektor pariwisata dapat dikembangkan dalam beberapa jenis.
Seperti wisata pegunungan, wisata pantai, wisata budaya, wisata air terjun,
wisata kuliner, wisata gunung, dan lain sebagainya.
Tabel 1.2
Jumlah Devisa Sektor Pariwisata (Miliar US $)
Tahun
Wilayah
2015 2016 2017 2018
Indonesia 10.761 11.206 13.139 16.426
Sumber : Badan Pusat Statistik Nasional

Pengembangan pariwisata yang semakin pesat memberikan dampak,


salah satunya pada aspek ekonomi. Dalam aspek ekonomi, pengembangan
pariwisata tentunya berpengaruh besar terhadap perekonomian Indonesia.
Pariwisata memberi kontribusi pada pendapatan dan devisa negara dari
kunjungan wisatawan, baik wisatawan lokal maupun wisatawan asing.
Berdasarkan data yang tertulis pada table 1.2, pada tahun 2015 sektor
pariwisata menyumbang devisa untuk negara sebesar 10.761 Miliar US Dollar.
Kemudian di tahun 2016, jumlah devisa dari sektor pariwisata meningkat
menjadi 11.206 Miliar US Dollar. Tahun 2017 jumlah devisa meningkat
sebesar 1.933 Miliar US Dollar, menjadi 13.139 Miliar US Dollar. Dan
peningkatan devisa sektor pariwisata terbesar terjadi di tahun 2018 yakni
sebesar 16.426 Miliar US Dollar, yang mengalami peningkatan sebesar 3.287
Miliar US Dollar.
Saat ini terjadi pergeseran kepariwisataan kepada pariwisata minat
khusus atau yang dikenal dengan ekowisata, dan merupakan suatu peluang
bagi Indonesia yang memiliki potensi alam yang luar biasa. Hal ini terjadi
akibat cenderungnya wisatawan yang mengunjungi objek berbasis alam dan
budaya penduduk lokal. Secara definitif, ekowisata didefinisikan sebagi suatu
perjalanan yang bertanggungjawab ke kawasan alami yang dilakukan dengan
tujuan mengkonservasi lingkungan dan melestarikan kehidupan dan
kesejahteraan penduduk setempat. Ekowisata juga diartikan sebagai suatu
5

konsep pengembangan pariwisata berkelanjutan yang bertujuan untuk


mendukung upaya-upaya pelestarian lingkungan dan meningkatkan partisipasi
masyarakat dalam pengelolaannya.5
Tabel 1.3
Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Pariwisata Tahun 2010-2019
Penyerapan Tenaga Presentase Terhadap
Tahun
Kerja (juta) Pekerja Nasional
2010 7,44 6,88
2011 8,53 7,94
2012 9,35 8,31
2013 9,61 8,52
2014 11 9,6
2015 11,4 9,93
2016 11,8 9,97
2017 12,2 10,8
2018 12,6 10,16
2019 13 10,28
Sumber : Kementerian Pariwisata (Kemenpar)

Perkembangan ekowisata di Indonesia yang pesat memberikan dampak


positif dengan semakin meningkatnya jumlah lapangan pekerjaan pada sektor
pariwisata. Penyerapan tenaga kerja pada bidang pariwisata mengalami
peningkatan dari tahun ke tahun. Pada tahun 2010, penyerapan tenaga kerja
sebanyak 7,44 juta orang, kemudian di tahun 2011 mengalami presentasi
peningkatan sebesar 1,06 persen menjadi 8,53 juta orang. Di tahun 2012
presentase terhadap pekerja nasional sebesar 8,31 persen dengan jumlah
penyerapan tenaga kerja 9,35 juta orang. Kemudian di tahun 2013 penyerapan
tenaga kerja meningkat sebanyak 0,26 juta orang dengan presentase 8,52

5
Dias Satria. “Strategi Pengembangan Ekowisata Berbasis Ekonomi Lokal dalam Rangka
Program Pengentasan Kemiskinan di Wilayah Kabupaten Malang”. Journal of Indonesian Applied
Economics Vol.3 No.1, Mei 2009
6

persen. Tahun selanjutnya, 2014 jumlah tenaga kerja meningkat secara


signifikan menjadi 11 juta orang dengan presentase terhadap pekerja nasional
9,6 persen, dan pada 2015 mengalami peningkatan sebesar 0,4 juta orang
dengan presentase meningkat 0,33 persen. Tahun 2016 penyerapan tenaga
kerja sebanyak 11,8 juta orang, kemudian di tahun berikutnya meningkat
sebesar 0,4 juta menjadi 12,2 juta orang. Pada tahun 2018 presentase terhadap
pekerja nasional sebesar 10,16 persen dengan penyerapan tenaga kerja 12,6
juta orang. Dan di tahun 2019, penyerapan tenaga kerja meningkat sebanyak
0,4 juta menjadi 13 juta orang.
Dalam pengembangan objek wisata peran Sumber Daya Manusia
sangat penting. Karena sukses atau tidaknya pendirian objek wisata tergantung
dari bagaimana SDM melayani wisatawan yang datang ke lokasi objek wisata.
Sumber daya manusia diakui sebagai salah satu komponen vital dalam
pembangunan pariwisata. Hampir setiap tahap dan elemen pariwisata
memerlukan sumber daya manusia untuk menggerakkannya. Sebagai industri
jasa, sikap dan kemampuan staff berdampak krusial terhadap bagaimana
pelayanan pariwisata diberikan kepada wisatawan yang secara langsung akan
berdampak pada kenyamanan, kepuasan dan kesan atas kegiatan wisata yang
dilakukannya. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) “Sumber
Daya Manusia adalah potensi manusia yang dapat dikembangkan untuk proses
produksi”6.
Bogor merupakan kota yang dikenal dengan wisata alamnya yang
sangat banyak terlebih dengan letaknya yang berada di ketinggian sehingga
suhu udara mendukung untuk pengembangan wisata alam. Salah satu wisata
alam yang ada di Kabupaten Bogor yaitu, Bukit Bintang. Yang merupakan
objek wisata berbasis alam di Desa Cibeber II, Kecamatan Leuwiliang,
Kabupaten Bogor. Wisata yang ditawarkan berupa wisata alam dengan sajian
pemandangan alam yang dikelilingi pohon-pohon rindang. Potensi ekonomi
yang terdapat pada objek wisata ini jika dimaksimalkan dengan baik dapat

6
Sumber Daya Manusia (Def.1) dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Diakses
melalui https://kbbi.web.id/sumber.html, 26 Januari 2020
7

mempengaruhi kehidupan ekonomi masyarakat sekitar. Dalam sebuah objek


wisata, peran sumber daya manusia atau tenaga kerja menjadi poin penting
dalam hal pelayanan kepada wisatawan.
Manajemen sumber daya manusia didefinisikan sebagai proses serta
upaya untuk merekrut, mengembangkan, memotivasi, serta mengevaluasi
keseluruhan sumber daya manusia yang diperlukan perusahaan dalam
pencapaian tujuannya. Dalam penerimaan Sumber Daya Manusia (SDM) juga
harus memperhatikan fungsi manajemen SDM. Fungsi-fungsi manajemen
sumber daya manusia dalam lingkup organisasi ada lima yaitu, Pelayanan
(service), Kontrol, Pengembangan, Kompensasi dan akomodasi, serta Advis.
Pada pengembangan objek wisata manajemen SDM diperlukan agar terdapat
pemaksimalan dalam hal pelayanan terhadap wisatawan, sehingga dapat
membuat nyaman pengunjung objek wisata.7
Berdasarkan wawancara yang penulis lakukan dengan 4 pengunjung
objek wisata Bukit Bintang, mengatakan bahwa manajemen SDM di bukit
bintang masih belum maksimal. Dalam hal pelayanan dan kondisi objek
wisata yang ada di Bukit Bintang tidak sesuai dengan harga tiket yang
dipandang terlalu mahal. Beberapa titik di lokasi objek wisata masih tidak
terkontrol dalam kebersihan sehingga masih ada sampah yang berserakan yang
tentu saja berdampak pada ketidaknyamanan wisatawan. Penempatan pegawai
di objek wisata juga tidak terlihat jelas, contohnya orang yang melayani pada
bagian ticketing merangkap juga sebagai tukang parkir. Pengkoordinasian
yang tidak terlihat baik ini akan mempengaruhi kenyamanan pengunjung
objek wisata Bukit Bintang.
Telah dikatakan bahwa sumber daya manusia merupakan unsur vital
dalam menentukan kenyamanan pengunjung objek wisata. pelayanan yang
baik dan nyaman akan memberikan kesan terhadap pengunjung sehingga akan
meningkatkan jumlah wisatwan ke daerah objek wisata tersebut. Dalam
perekrutan pengelola sumber daya manusia tidak dapat direkrut dengan asal-

7
Nurochim dan Iwan Purwanto, Manajemen Bisnis, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN,
2010), hlm.123-127
8

asalan, sebaiknya melalui proses perekutan dengan kualifikasi tertentu.


Berdasarkan hasil wawancara dengan aparat desa dan warga sekitar, diketahui
bahwa sumber daya manusia (pengelola) yang ada di Bukit Bintang dalam hal
perekrutan belum belum memiliki kualifikasi pendidikan tertentu. Perekrutan
karyawan yang dilakukan tidak dilatarbelakangi oleh tingkat keahlian dan
kompetensi yang terstandarisasi sesuai dengan bidang pekerjaannya,
melainkan mengutamakan kemauan dan kesediaan masyarakat sekitar.
Sumber daya manusia dalam pariwisata bukan hanya pengelola objek
wisata saja namun juga termasuk pemerintah daerah. Pemerintah daerah
memiliki peran penting dalam pengembangan objek wisata. Kebijakan
pemerintah daerah dalam pembangunan pariwisata sangat penting peranannya
dalam menunjang keberhasilan pembangunan pariwisata nasional.
Perkembangan dan pertumbuhan pariwisata perlu diantisipasi agar
perkembangannya tetap pada jalurnya dan daya dukungnya. Pembangunan
dalam wilayah objek wisata akan memberikan sumbangan yang sangat besar
apabila dikelola secara professional, karena sumbangan bagi daerah yang
bersangkutan, pariwisata dapat memacu pertumbuhan kawasan sekitar objek
wisata tersebut.8
Membicarakan tentang pengembangan objek wisata tidak terlepas dari
peranan pemerintah khususnya dinas pariwisata sangat tidak asing lagi bagi
kehidupan kita. Peranan pemerintah yang sangat penting terutama dalam
melindungi wisatawan dan memperkaya atau mempertinggi pengalaman
perjalanannya. Penerapan semua peraturan pemerintah dan undang-undang
yang berlaku mutlak dilaksanakan oleh pemerintah. Di dalam pengembangan
pariwisata harus merupakan pengembangan yang berencana secara
menyeluruh, sehingga dapat diperoleh manfaat yang optimal bagi masyarakat.
Objek wisata Bukit Bintang bekerjasama dengan Perusahaan Hutan Negara
Indonesia (Perhutani), yang mana pemerintah desa kurang memiliki peran
dalam pengembangan objek wisata tersebut. Pendapatan dari objek wisata
8
Rotua Kristin dan Rudi Salam. Peran Pemerintah Daerah dalam Pengembangan
Pariwisata Alam dan Budaya di Kabupaten Tapanuli Utara. Jurnal Ilmu Pemerintahan dan Sosial
Politik, Vol. 4 No.1. 2016
9

Bukit Bintang juga sebagian besar diserahkan kepada pihak Perhutani,


pemerintah desa hanya mendapatkan sebagian kecil saja.
Sarana dan prasarana merupakan salah satu faktor penting yang sangat
menunjang pertumbuhan industri pariwisata. Sarana dan prasarana harus ada
dalam suatu kawasan wisata untuk menciptakan kepuasan wisatawan. Sarana
dan prasarana dapat menjadi salah satu penunjang agar daya tarik wisata di
kawasan ini diminati oleh wisatawan. Karena apabila sarana dan prasarana
tidak dikembangkan dengan baik berakibat berkurangnya minat wisatawan
untuk berkunjung.9
Pada objek wisata Bukit Bintang, beberapa fasilitas seperti spot untuk
berfoto-foto terlihat usang sehingga menjadikan berkurangnya minat
wisatawan untuk berfoto-foto di spot-spot tersebut. Apabila diperbaiki atau
dilakukan pengecatan ulang tentunya dapat menjadikan bertambahnya minat
wisatawan untuk berfoto dan mengunjungi wisata ini. Selain itu, sarana untuk
beribadah belum ada di lokasi ini sehingga cukup menyulitkan pengunjung
apabila akan melaksanakan ibadah. Arena bermain yang terdapat di lokasi
juga belum terlalu banyak, sehingga harus mengantre dengan pengunjung lain
apabila ingin bermain.
Pemberdayaan dari masyarakat lokal dengan adanya objek wisata
menjadikan meningkatnya ekonomi masyarakat sekitar. Salah satu hal
menarik yang tidak terlepas dari perkembangan pariwisata adalah wisata
kuliner. Wisatawan tentu sangat antusias apabila di lokasi wisata terdapat
sajian kuliner khas wilayah tersebut. Diikutsertakannya masyarakat lokal
dalam hal catering service atau layanan penyajian makanan dengan makanan
dan minuman khas lokal tentu dapat menarik wisatawan untuk berkunjung di
lokasi objek wisata tersebut. Pada objek wisata Bukit Bintang keberadaan
kuliner masih sangat sedikit. Hanya terbatas di dalam objek wisata saja, di luar
objek wisata tidak terdapat tempat makan maupun warung makan. Apabila

9
Irma Herlina, Cynthia, dan Suryadi Supardjo. Analisis Kebutuhan Prasarana dan Sarana
Pariwisata di Danau Uter Kecamatan Aitinyo Kabupaten Maybrat Propinsi Papua Barat. Jurnal
Unsrat. 2016
10

SDM dikembangkan lebih lanjut lagi di sektor kuliner ini, tentunya akan
meningkatkan ekonomi masyarakat.
Berdasarkan uraian latar belakang di atas dan melihat pentingnya peran
sumber daya manusia dalam pengelolaan sebuah objek wisata, penulis tertarik
untuk melakukan penelitian dengan judul “Manajemen Sumber Daya
Manusia dalam Pengelolaan Objek Wisata Bukit Bintang di Desa
Cibeber II, Leuwiliang, Bogor”.

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan pemaparan latar belakang di atas, identifikasi masalah
dalam penelitian ini, sebagai berikut:
1. Belum maksimalnya manajemen sumber daya manusia di objek wisata
Bukit Bintang
2. Belum adanya kualifikasi tertentu dalam penerimaan pegawai di objek
wisata Bukit Bintang
3. Dukungan dari pemerintah desa Cibeber II terhadap objek wisata Bukit
Bintang terlihat belum maksimal
4. Kurangnya fasilitas pendukung di lokasi objek wisata Bukit Bintang
5. Kurangnya pemberdayaan masyarakat lokal pada sektor kuliner

C. Batasan Masalah
Agar penelitian lebih mendalam dan menghidari perluasan masalah,
maka penelitian ini fokus kepada manajemen sumber daya manusia dalam
pengelolaan objek wisata Bukit Bintang, di Desa Cibeber II, Kecamatan
Leuwiliang, Kabupaten Bogor.

D. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang dan pembatasan masalah di atas,
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana manajemen Sumber
Daya Manusia (SDM) dalam pengelolaan objek wisata Bukit Bintang di Desa
Cibeber II, Leuwiliang, Bogor?”.
11

E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, tujuan
penelitian ini adalah, untuk mengetahui manajemen Sumber Daya Manusia
(SDM) dalam pengelolaan objek wisata Bukit Bintang di Desa Cibeber II,
Leuwiliang, Bogor.

F. Manfaat Penelitian
Penulis berharap hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat pada
berbagai pihak baik secara teoritis maupun secara praktis.
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai acuan bagi
penelitian sejenis untuk menambah pengetahuan dan wawasan
terutama hal-hal yang berkaitan dengan peran sumber daya
manusia dalam pengelolaan objek wisata.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Pengelola Objek Wisata
Dengan adanya penelitian ini, diharapkan dapat menjadi
masukan bagi pihak pengelola objek wisata untuk lebih
meningkatkan kualitas pelayanan kepada wisatawan objek
wisata.
b. Bagi Pemerintah
Dengan penelitian ini, pemerintah dapat menjadikan
sebagai bahan pertimbangan untuk perumusan kebijakan yang
berkaitan dengan kepariwisataan.
c. Bagi Peneliti Lain
Untuk menambah wawasan bagi peneliti lain yang ingin
melakukan penelitian mengenai manajemen sumber daya
manusia di objek wisata dan dapat digunakan sebagai referensi
untuk penelitian selanjutnya.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian


1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Objek Wisata Bukit Bintang, yang
berlokasi di Desa Cibeber II, Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor,
Jawa Barat
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan selama enam bulan, yakni bulan Juli
sampai bulan Desember 2020. Pengambilan waktu pelaksanaan ini
didasarkan pada pertimbangan peneliti untuk dapat memfokuskan diri
dalam penelitian dan penyusunan skripsi.
Tabel 3.1 Bagan Waktu Penelitian
No. Kegiatan Jul Agt Sep Okt Nov Des
1. Penyusunan Bab 1 dan 2 √ √
2. Penyusunan Bab 3 √ √
3. Penyusunan Instrumen Penelitian √
4. Pengambilan dan Pengolahan Data √ √
5. Penyusunan Bab 4 dan Bab 5 √ √
6. Sidang Munaqasah √
7. Revisi Skripsi √

B. Metode Penelitian
Metode penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan
tujuan dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian ini
didasarkan pada ciri-ciri keilmuan, yaitu rasional,, empiris, dan sistematis.
Rasional berarti kegiatan penelitian ini dilakukan dengan cara-cara yang
masuk akal, sehingga terjangkau oleh penalaran manusia. Empiris berarti cara-
cara yang dilakukan itu dapat diamati oleh indera manusia, sehingga orang
lain dapat mengamati dan mengetahui cara-cara yang digunakan. Sistematis

83
84

artinya proses yang digunakan dalam penelitian itu menggunakan langkah-


langkah tertentu yang bersifat logis.1
Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dengan pendekatan
survei. Menurut Sugiyono, metode penelitian kualitatif sering disebut metode
penelitian naturalistik karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang
alamiah (natural setting), disebut juga sebagai metode etnographi, karena pada
awalnya metode ini lebih banyak digunakan untuk penelitian bidang
antropologi budaya, disebut sebagai metode kualitatif karena data yang
terkumpul dan analisisnya lebih bersifat kualitatif. Metode penelitian kualitatif
adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme,
digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai
lawannya adalah eksperimen) di mana peneliti adalah sebagai instrument
kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan),
analisis data bersifat induktif/ kualitatof, dan hasil penelitian kualitatif lebih
menekankan makna daripada generalisasi.2
Penelitian kualitatif bersifat induktif, peneliti membiarkan
permasalahan-permasalahan muncul dari data atau membiarkan terbuka untuk
interpretasi. Data dihimpun dengan pengamatan yang seksama, mencakup
deskripsi dalam konteks yang mendetail disertai catatan-catatan hasil
wawancara yang mendalam, serta hasil analisis dokumen dan catatan-catatan.
Penelitian kualitatif memiliki dua tujuan utama, yaitu pertama,
menggambarkan dan mengungkapkan (to describe and explore) dan kedua
menggambarkan dan menjelasakan (to describe and explain).3
Penelitian kualitatif menggunakan desain penelitian studi kasus dalam
arti penelitian difokuskan pada satu fenomena saja yang dipilih dan ingin
dipahami secara mendalam, dengan mengabaikan fenomena-fenomena
lainnya.4

1
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D, 2008, Bandung:Alfabeta,
hlm. 2
2
Op.cit. hlm.9
3
Sukmadinata, Nana S. Metode Penelitian Pendidikan,2017, Bandung:Rosdakarya. Hlm.60
4
Op.cit. hlm.99
85

Penulis menggunakan metode penelitian kualitatif untuk memastikan


kebenaran data. Dengan menggunakan metode kualitatif, melalui teknik
pengumpulan data secara triangulasi, maka kepastian data akan lebih terjamin.
Selain itu dengan metode kualitatif, data yang diperoleh diuji kredibilitasnya,
dan penelitian berakhir setelah data itu jenuh, maka kepastian data akan dapat
diperoleh.

C. Fokus Penelitian
Sugiyono mengungkapkan, fokus penelitian bersifat holistik
(menyeluruh, tidak dapat dipisah-pisahkan), sehingga peneliti kualitatif tidak
akan menetapkan penelitiannya hanya berdasarkan variabel penelitian, tetapi
keseluruhan situasi sosial yang diteliti meliputi aspek tempat (place), pelaku
(actor), dan aktivitas (activity) yang berinteraksi secara sinergis.5 Pada
penelitian ini, fokus penelitiannya adalah manajemen Sumber Daya Manusia
(SDM) objek wisata Bukit Bintang.

D. Objek dan Subjek Penelitian


Subjek dan objek penelitian menrupakan sasaran untuk mendapatkan tujuan
tertentu mengenai suatu hal yang akan dibuktikan secara objektif. Menurut
Sugiyono, definisi subjek dan objek penelitian adalah suatu atribut atau sifat
atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya.6
1. Objek Penelitian
Objek pada penelitian ini adalah Objek Wisata Bukit Bintang, di Desa
Cibeber II, Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
2. Subjek Penelitian
Subjek pada penelitian ini ada tiga, yaitu pengelola objek wisata Bukit
Bintang, pegawai wisata Bukit Bintang, dan pengunjung atau wisatawan
objek wisata Bukit Bintang. Jumlah sampel yang akan digunakan dalam

5
Op.cit. hlm.207
6
Sugiyono, op.cit hlm. 38
86

penelitian ini, 4 orang pegelola objek wisata, 1 orang pegawai wisata Bukit
Bintang, dan 4 orang wisatawan objek wisata.
Dalam penelitian ini teknik pengambilan sampel adalah menggunakan
teknik accidental sampling. Menurut Nawawi, accidental sampling adalah
teknik yang dalam pengambilan sampelnya tidak ditetapkan lebih dahulu
namun langsung mengumpulkan data dari unit sampling yang ditemuinya,
setelah jumlahnya mencukupi pengumpulan datanya dihentikan.

E. Prosedur Pengumpulan Data


Menurut Kristanto, Teknik pengumpulan data merupakan cara yang
digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data-data penelitian dari sumber
data (subyek maupun sampel penelitian). Istilah teknik penelitian adalah istilah
yang digunakan oleh Eileen Kane, penulis menggunakannya karena menganggap
lebih sesuai di samping ingin menghindari penggunaan „metode penelitian‟
karena sesungguhnya uraian berikut bukan berisi uraian metode semata-mata.7
Teknik pengumpulan data yang akan dilakukan oleh peneliti adalah:
1. Observasi
Menurut Sugiyono, observasi adalah teknik pengumpulan daya yang
mempunyai ciri spesifik berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja,
gejala-gejala alam, dan responden yang diamati tidak terlalu besar.8
Dalam penelitian kalitatif, pengamatan dimanfaatkan sebesar-besarnya
seperti yang dikemukakan oleh Guba dan Lincoln sebagai berikut:
a. Teknik pegamatan didasarkan atas pengalaman secara langsung.
b. Teknik pengamatan juga memungkinkan melihat dan mengamati
sendiri, kemudian mencatat perilaku dan kejadian sebagaimana yang
terjadi pada keadaan sebenarnya.
c. Pengamatan memungkinkan peneliti mencatat peristiwa dalam situasi
yang berkaitan dengan pengetahuan proporsional maupun pengetahuan
yang langsung diperoleh dari data.

7
Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif, 2017, Bandung: Remaja Rosdakarya,
hlm. 157
8
Sugiyono, Op.cit, hlm. 145
87

d. Sering terjadi keraguan pada peneliti, jalan terbaik untuk mengecek


kepercayaan ialah dengan memanfaatkan pengamatan.
e. Teknik pengamatan memungkinkan peneliti mampu memahami
situasi-situasi yang rumit.
f. Dalam kasus tertentu di mana teknik komunikasi lainnya tidak
dimungkinkan, pengamatan dapat menjadi alat yang sangat
bermanfaat.9
Berikut adalah lembar observasi pada penelitian ini:
Tabel 3.2 Lembar Observasi
No. Variabel Indikator Pernyataan Ada Tidak
1. Manajemen Analisa Pekerjaan Terdapat pembagian
Sumber Daya kerja yang jelas di
Manusia setiap devisi
Penyusunan Memiliki perencanaan
Perencanaan jumlah pegawai yang
diperlukan dalam
manajemen SDM
Memiliki perencanaan
kinerja yang diperlukan
dalam pengelolaan
objek wisata
Pelaksanaan Terdapat kriteria
Pendidikan pendidikan untuk
menjadi pegawai
Pelaksanaan Tugas Keterampilan (skill)
Pegawai terlihat dalam
pelaksanaan tugas
Penyediaan Adanya penerimaan
Insentif insentif kepada

9
Moleong, Lexy J. op.cit. hlm.174-175
88

pegawai
Penilaian Prestasi Dilakukan penilaian
Kerja kinerja karyawan
2. Pengelolaan Kearifan Lokal Terdapat kearifan lokal
Objek Wisata yang di tampilkan di
objekwisata Bukit
Bintang
Preservasi, Karyawan dan
Proteksi, dan pengunjung bersama-
Peningkatan sama melakukan
Kualitas Sumber preservasi, dan proteksi
Daya di objek wisata Bukit
Bintang
Atraksi Wisata Terdapat atraksi wisata
di objek wisata Bukit
Bintang
Pelayanan dengan Menampilkan
Keunikan Budaya pelayanan dengan
budaya khusus desa
Cibeber 2
Dukungan Mendapat dukungan
Legitimasi dari pemerintah untuk
pengembangan objek
wisata
Mendapat dukungan
dari masyarakat untuk
pengembangan objek
wisata
89

2. Wawancara
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu percakapan itu
dilakukan oleh dua belah pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang
mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan
jawaban atas pertanyaan itu. Menurut Lincoln dan Guba maksud mengadakan
wawancara antara lain: mengonstruksi, mengenai orang, kejadian, organisasi,
perasaan, motivasi, tuntutan, kepedulian dan lain-lain kebulatan;
merekonstruksi kebulatan-kebulatan demikian sebagai yang dialami masa lalu;
memproyeksi kebulatan-kebulatan sebagai yang diharapkan untuk dialami
pada masa yang akan datang; memverifikasi, mengubah, dan memperluas
informasi yang diperoleh dari orang lain (triangulasi); dan memverifikasi,
menguah dan memperluas konstruksi yang dikembangkan oleh peneliti
sebagai pengecekan anggota10
Penulis menggunakan metode wawancara ini dengan mengajukan berbagai
macam pertanyaan melalui wawancara kepada pengelola Objek Wisata Bukit
Bintang dan pengunjung/wisatawan Objek Wisata Bukit Bintang. Berikut kisi-
kisi wawancara yang akan penulis ajukan kepada narasumber:
Tabel 3.3 Kisi-kisi Wawancara
No. Variabel Indikator Pertanyaan Sumber Data
1. Analisa Ada berapa divisi Pegawai Objek
Pekerjaan dalam sistem Wisata Bukit
kepegawaian di objek Bintang
wisata Bukit Bintang?
Divisi apa yang anda Pegawai Objek
diambil di objek wisata Wisata Bukit
Manajemen Bukit Bintang? Bintang
1. Sumber Daya Bagaimana gambaran Pegawai Objek
pekerjaan anda sebagai Wisata Bukit
Manusia pegawai objek wisata Bintang
Bukit Bintang?
Apakah pekerjaan Wisatawan
pegawai objek wisata Bukit Bintang
sudah terlihat baik?
Bagaimana gambaran Wisatawan
pelayanan pegawai Bukit Bintang
10
Moleong, Lexy J. op.cit, hlm. 186
90

kepada wisatawan yang


berkunjung?
2. Penyusunan Berapa banyak jumlah Pegawai Objek
Perencanaan Sumber Daya Manusia Wisata Bukit
yang diperlukan di Bintang
objek wisata Bukit
Bintang?
Keahlian apa yang Pegawai Objek
diperlukan di objek Wisata Bukit
wisata Bukit Bintang? Bintang
Apakah keahlian yang Pegawai Objek
diperlukan dapat Wisata Bukit
diperoleh dari SDM Bintang
yang sudah ada di
susunan kepegawaian
objek wisata Bukit
Bintang?
Berapa banyak dan Pegawai Objek
berapa macam keahlian Wisata Bukit
yang perlu direkrut? Bintang
Apakah ada Pegawai Objek
keterlibatan pegawai Wisata Bukit
dalam penyusunan Bintang
renana kerja?
3. Pelaksanaan Apakah ada kualifikasi Pegawai Objek
Pendidikan pendidikan tertentu saat Wisata Bukit
perekrutan pegawai di Bintang
objek wisata Bukit
Bintang?
4. Pelaksanaan Apa tugas dan fungsi Pegawai Objek
Tugas Pegawai dari masing-masing Wisata Bukit
divisi dalam sistem Bintang
kepegawaian di objek
wisata Bukit Bintang?
Apakah ada sistem Pegawai Objek
shift dalam Wisata Bukit
pelaksanaan tugas Bintang
pegawai?
Apakah saja kendala Pegawai Objek
yang terjadi dalam Wisata Bukit
manajemen Bintang
kepegawaian objek
wisata?
Dalam pelaksanaan di Pegawai Objek
lapangan, apakah Wisata Bukit
sudah terlaksana Bintang
91

dengan baik pembagian


tugas setiap divisi?
5. Penyediaan Bagaimana proses Pegawai Objek
Insentif pemberian gaji? (per- Wisata Bukit
hari, per-minggu, per- Bintang
bulan)
Apakah sistem Pegawai Objek
penggajian di objek Wisata Bukit
wisata Bukit Bintang Bintang
sudah diterapkan/
berjalan?
Apakah pegawai di Pegawai Objek
objek wisata Bukit Wisata Bukit
Bintang pernah Bintang
mendapatkan bonus
(insentif)?
Kapan pegawai Pegawai Objek
mendapatkan bonus Wisata Bukit
(insentif)? Bintang
6. Penilaian Bagaimana cara Pegawai Objek
Prestasi Kerja melakukan penilaian Wisata Bukit
kinerja pegawai objek Bintang
wisata Bukit Bintang?
Kriteria apa yang Pegawai Objek
ditetapkan dalam Wisata Bukit
menilai kinerja Bintang
pegawai saat ini?
Siapa yang menilai Pegawai Objek
kinerja pegawai? Wisata Bukit
Bintang

2. Pengelolaan 1. Kearifan Lokal Apa saja adat/kebiasaan Pegawai Objek


di sekitar lokasi objek Wisata Bukit
Objek Wisata
wisata? Bintang
Apakah objek wisata Pegawai Objek
Bukit Bintang pernah Wisata Bukit
menampilkan Bintang dan
adat/kebiasaan lokal Wisatawan
kepada wisatawan? Bukit Bintang
2. Preservasi, Apakah di Bukit Pegawai Objek
Proteksi, dan Bintang sudah Wisata Bukit
peningkatan melakukan kegiatan Bintang dan
92

kualitas sumber preservasi dan proteksi wisatawan


daya pada objek wisata Bukit Bintang
(pelestarian)?
Bagaimana pengelola Pegawai Objek
melakukan kegiatan Wisata Bukit
preservasi dan proteksi Bintang
di objek wisata?
Dalam rangka kegiatan Pegawai Objek
preservasi dan proteksi Wisata Bukit
objek wisata, apakah Bintang dan
ada larangan tertentu wisatawan
kepada wisatawan? Bukit Bintang
Apa yang dilakukan Wisatawan
wisatawan untuk Bukit Bintang
mendukung kegiatan
preservasi dan proteksi
objek wisata?
Apa yang dilakukan Pegawai Objek
untuk meningkatkan Wisata
kualitas sumber daya
alam di objek wisata?
3. Atraksi Wisata Apakah pernah Pegawai Objek
dilakukan atraksi di Wisata Bukit
objek wisata Bukit Bintang dan
Bintang? Wisatawan
Bukit Bintang
4. Pelayanan Apa yang menarik Wisatawan
dengan minat wisatawan Bukit Bintang
Keunikan berkunjung ke Bukit
Budaya Bintang?
Apakah ada pelayanan Wisatawan
pegawai yang Bukit Bintang
menunjukkan keunikan
budaya desa Cibeber 2?
Fasilitas apa yang Wisatawan
menjadi ciri khas di Bukit Bintang
objek wisata Bukit
Bintang?
5. Dukungan Fasilitas apa saja yang Pegawai Objek
Legitimasi mendukung Wisata
pembangunan pengelolaan objek
dan wisata?
pengembangan Apakah fasilitas yang Wisatawan
terdapat di objek wisata Bukit Bintang
sudah membuat
pengunjung nyaman?
93

Kendala apa yang Pegawai Objek


dihadapi dalam Wisata
pengadaan fasilitas
objek wisata?
Fasilitas apa yang Wisatawan
seharusnya ada di objek Bukit Bintang
wisata tetapi belum ada
di Bukit Bintang?
Bagaimana proses Pegawai Objek
pembangunan dan Wisata
pengembangan objek
wisata Bukit Bintang?
Apakah pembangunan Pegawai Objek
objek wisata mendapat Wisata
dukungan dari
pemerintah dan
masyarakat?
Dampak positif apa saja Wisatawan
yang timbul dengan Bukit Bintang
adanya objek wisata
Bukit Bintang ?
Dampak negatif apa Wisatawan
saja yang timbul Bukit Bintang
dengan adanya objek
wisata Bukit Bintang ?
Bagaimana tanggapan Wisatawan
anda jika objek wisata Bukit Bintang
Bukit Bintang
melakukan
pembangunan?

3. Dokumentasi
Menurut Sugiyono, dokumentasi adalah catatan peristiwa yang sudah
berlalu, bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari
seseorang. Dokumen yang berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya
monumental dari seseorang. Dokumen yang berbentuk tulisan misalnya
catatan harian, sejarah kehidupan, cerita, biografi, peraturan, kebijakan.
Dokumen yang berbentuk gambar, misalnya foto, gambar hidup, sketsa
dan lain-lain. Dokumen yang berbentuk karya misalnya karya seni, yang
dapat berupa gambar, patung, film, dan lain-lain. Studi dokumen
94

merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara


dalam penelitian kualitatif.11

F. Metode Analisis
Menurut Bogdan, analisis data merupakan proses mencari dan
menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan
lapangan, dan bahan-bahan lain sehingga dapat mudah difahami, dan
temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain.12
Menurut Susan Stainback, analisis data merupakan hal yang kritis
dalam proses penelitian kualitatif. analisis data digunakan untuk memahami
hubungan dan konsep dalam data sehingga hipotesis dapat dikembangkan dan
dievaluasi.13
Analisis data dalam penelitian kualitatif, dilakukan pada saat
pengumpulan data berlangsung, dan setelah selesai pengumpulan data dalam
periode tertentu. Pada saat wawancara, peneliti sudah melakukan analisis
terhadap jawaban yang diwawancarai. Bila jawaban yang diwawancarai
setelah dianalisis terasa belum memuaskan, maka peneliti akan melanjutkan
pertanyaan lagi, sampai tahap tertentu, diperoleh data yang dianggap kredibel.
Miles and Huberman mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data
kualitataif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus
sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis data,
yaitu data reduction, data display, dan conclusion Drawing/ verification.14
1) Data Reduction (Reduksi Data)
Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu
maka perlu dicatat secara teliti dan rinci. Seperti telah dikemukakan,
semakin lama peneliti ke lapangan, maka jumlah data akan semakin
banyak, kompleks dan rumit. Untuk itu perlu segera dilakukan analisis
data melalui reduksi data. Mereduksi data berarti merangkum, memilih
hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema
11
Sugiyono, op.cit, hlm. 240
12
, Op.cit, hlm. 244
13
Loc.cit
14
Op.cit, hlm. 246
95

dan polanya. Dengan demikian data yang telah direduksi akan


memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk
melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila
diperlukan.
Dalam mereduksi data, setiap peneliti akan dipandu oleh tujuan yang
akan dicapai. Tujuan utama dari penelitian kualitatif adalah pada temuan.
Oleh karena itu, kalau peneliti dalam melakukan penelitian, menemukan
segala sesuatu yang dipandang asing, tidak dikenal, belum memiliki pola,
justru itulah yang harus dijadikan perhatian peneliti dalam melakukan
reduksi data.
2) Data Display (Penyajian Data)
Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah
mendisplaykan data. Dalam penelitian kualitatif, penyajian data ini dapat
dapat dilakukan dalam bentuk table, grafik, phie chard, pictogram, dan
sejenisnya. Melalui peyajian data tersebut, maka data terorganisasikan,
tersusun dalam pola hubungan, sehingga akan semakin mudah dipahami.
Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam
bentuk uraian singkat bagan, hubungan antar kategori, flowchart, dan
sejenisnya. Dalam hal ini, Miles and Huberman menyatakan, “the most
frequent form of display data for qualitative research data in the past has
been narrative text”. Yang paling sering digunakan untuk menyajikan data
dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif.
Dengan medisplay data , maka akan memudahkan untuk memahami
apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang
telah difahami tersebut. “looking at display help us to understand what is
happening and to do some thing-further analysis or caution on that
understanding” Miles and Huberman (1984). Disarankan, dalam
melakukan display data selain dengan teks naratif juga dapat berupa
grafik, matrik, network (jejaring kerja) dan chart.
96

3) Verification (Menarik Kesimpulan)


Langkah ke tiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles and
Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal
yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak
ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap
pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang
dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan
konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka
kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.
Dengan demikian kesimpulan dalam penelitian kualitatif mungkin
dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi
mungkin juga tidak, karena seperti telah dikemukakan bahwa masalah dan
rumusan masalah dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan
akan berkembang setelah penelitian berada di lapangan.
Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah merupakan temuan baru
yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau
gambaran suatu obyek yang sebelumnya masih remang-remang atau gelap
sehingga setelah setelah diteliti menjadi jelas, dapat berupa hubungan
kausal atau interaktif, hipotesis atau teori. Secara skematis proses analisis
data menggunakan model analisis data interaktif Miles and Huberman
dilihat dengan bagan berikut:

Pengumpulan Data Penyajian Data

Reduksi Data Verifikasi/ Penarikan


Kesimpulan

Gambar 3.1 Model Analisis Miles and Huberman


97

G. Keabsahan Data
Keabsahan data dilakukan untuk membuktikan apakah penelitian yang
dilakukan benar-benar merupakan penelitian ilmiah sekaligus untuk menguji
data yang diperoleh. Menurut Sugiyono, uji keabsahan data dalam penelitian
kualitataif dilakukan dengan empat cara yaitu uji credibility, transferability,
dependability, dan confirmability.
1. Credibility (Uji Kredibilitas)
Uji credibility (kredibilitas) atau uji kepercayaan terhadap data hasil
penelitian yang disajikan oleh peneliti agar hasil penelitian yang dilakukan
tidak meragukan sebagai sebuah karya ilmiah, maka dilakukan:
a. Perpanjangan Pengamatan
Perpanjangan pengamatan dapat meningkatkan kredibilitas/
kepercayaan data. Dengan perpanjanagn pengamatan berarti peneliti
kembali ke lapangan, melakukan pengamatan, wawancara lagi dengan
sumber data yang ditemui maupun sumber data yang lebih baru.
Dengan perpanjangan pengamatan ini berarti hubungan peneliti dengan
narasumber akan semakin terbentuk rapport, semakin akrab (tidak ada
jarak lagi), semakin terbuka, saling mempercayai sehingga tidak ada
informasi yang disembunyikan lagi. Bila telah terbentuk raport, maka
telah terjadi kewajaran dalam penelitian, di mana kehadiran peneliti
tidak lagi mengganggu perilaku yang dipelajari.
Perpanjangan pengamatan untuk menguji kredibilitas data
penelitian difokuskan pada pengujian terhadap data yang telah
diperoleh. Data yang diperoleh setelah dicek kembali ke lapangan
benar atau tidak, ada perubahan atau masih tetap. Setelah dicek
kembali ke lapangan data yang telah diperoleh sudah dapat
dipertanggungjawabkan/ benar berarti kredibel, maka perpanjangan
pengamatan perlu diakhiri.
b. Meningkatkan Kecermatan dalam Penelitian
Meningkatkan kecermatan atau ketekunan secara berkelanjutan
maka kepastian data dan urutan kronologis peristiwa dapat dicatat atau
98

direkam dengan baik, sistematis. Meningkatkan kecermatan


merupakan salah satu cara mengotrol/ mengecek pekerjaan apakah
data yang telah dikumpulkan, dibuat, dan disajikan sudah benar atau
belum.
Untuk meningkatkan ketekunan peneliti dapat dilakukan dengan
cara membaca berbagai referensi, buku, hasil penelitian terdahulu, dan
dokumen-dokumen terkait dengan membandingkan hasil penelitian
yang telah diperoleh. Dengan cara demikian, maka peneliti akan
semakin cermat dalam membuat laporan yang pada akhirnya laporan
yang dibuat akan semakin berkualitas.
c. Triangulasi
Menurut Wiliam Wiersma, triangulasi dalam pengujian kredibilitas
diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan
berbagai waktu. Menurut Sugiyono, triangulasi dibagi menjadi tiga,
yaitu:
a) Triangulasi Sumber
Untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek
data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber. Data yang
diperoleh dianalisis oleh peneliti sehingga menghasilkan suatu
kesimpulan selanjutnya diminta kesepakatan (member check) dengan
tiga sumber data.
b) Triangulasi Teknik
Untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek
data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. Misalnya
untuk mengecek data bisa melalui wawancara, observasi, dan
dokumentasi. Bila dengan teknik pengujian kredibiltas data tersebut
menghasilkan data yang berbeda, maka peneliti melakukan diskusi
lebih lanjut kepada sumber data yang bersangkutan atau yang lain,
untuk memastikan data mana yang dianggap benar. Atau mungkin
semuanya benar, karena sudut pandangnya berbeda-beda.
99

c) Triangulasi Waktu
Waktu juga sering mempengaruhi kredibilitas data. Data yang
dikumpulkan dengan teknik wawancara di pagi hari pada saat
narasumber masih segar, akan memberikan data lebih valid sehingga
lebih kredibel. Selanjutnya dapat dilakukan dengan pengecekan
melalui wawancara, observasi, atau teknik lain dalam waktu atau
situasi yang berbeda. Bila hasil uji menghasilkan data yang berbeda,
maka dilakukan secara berulang-ulang sehingga sampai ditemukan
kepastian datanya.
d. Analisis Kasus Negatif
Kasus negatif merupakan kasus yang tidak sesuai atau berbeda
dengan hasil penelitian hingga oada saat tertentu. Melakukan analisis
kasus negatif berarti peneliti mencari data yang berbeda atau bahkan
bertentangan dengan data yang telah ditemukan. Bila tidak ada lagi
data yang berbeda atau bertentangan dengan temuan, berarti data yang
ditemukan sudah dapat dipercaya. Tetapi, bila peneliti masih
mendapatkan data-data yang berrtentangan dengan data yang
ditemukan, maka peneliti mungkin akan mengubah temuannya.
e. Menggunakan Bahan Referensi
Yang dimaksud referensi adalah pendukung untuk membuktikan
data yang telah ditemukan oleh peneliti. Alat-alat bantu perekam data
dalam penelitian kualitatif, seperti camera, handycam, alat rekam suara
sangat diperlukan untuk mendukung kredibilias data yang telah
ditemukan oleh peneliti. Dalam laporan penelitian, sebaiknya data-data
yang dikemukakan perlu dilengkapi dengan foto-foto atau dokumen
autentik, sehingga menjadi lebih dapat dipercaya.
f. Mengadakan Membercheck
Memberhack adalah proses pengecekan data yang diperoleh
peneliti kepada pemberi data. Tujuan membercheck adalah untuk
mengetahui seberapa jauh data yang diperoleh sesuai dengan apa yang
diberikan oleh pemberi data. Apabila data yang ditemukan disepakati
100

oleh para pemberi data berarti datanya valid, sehingga semakin


kredibel/ dipercaya. Tetapi apabila data yang ditemukan peneliti
dengan berbagai penafsirannya tidak disepakati oleh pemberi data,
maka peneliti perlu melakukan diskusi dengan pemberi data, dan
apabila perbedaannya tajam, maka peneliti harus merubah temuannya
dan harus menyesuaikan dengan apa yang diberikan oleh pemberi data.
Jadi tujuan membercheck adalah agar informasi yang diperoleh dan
akan digunakan dalam penulisan laporan sesuai dengan apa yang
dimaksud sumber data atau informan.
2. Pengujian Transferability
Transferability merupakan validitas eksternal dalam penelitian
kualitatif. Validitas eksternal menunjukkan derajat ketepatan atau dapat
diterapkannya hasil penelitian ke populasi di mana sampel tersebut
diambil.
Pernyataan yang berkaitan dengan nilai transfer sampai saat ini masih
dapat diterapkan/dipakai dalam situasi lain. Bagi peneliti nilai transfer
sangat bergantung pada si pemakai, sehingga ketika penelitian dapat
digunakan dalam konteks yang berbeda di situasi sosial yang berbeda
validitas nilai transfer masih dapat dipertanggungjawabkan.
3. Pengujian Dependability
Dalam penelitian kualitatif, uji dependability dilakukan dengan
melakukan audit terhadap keseluruhan proses penelitian. Sering terjadi
peneliti tidak melakukan proses penelitian ke lapangan, tetapi bisa
memberikan data. Penelitian seperti ini perlu diuji depenabilitynya.
Pengujian dependability dilakukan dengan cara melakukan audit terhadap
keseluruhan proses penelitian. Dengan cara auditor yang independen atau
pembimbing yang independen mengaudit keseluruhan aktivitas yang
dilakukan oleh peneliti dalam melakukan penelitian. Misalnya bisa dimulai
ketika bagaimana peneliti mulai menentukan masalah, terjun ke lapangan,
memilih sumber data, melaksanakan analisis data, melakukan uji
keabsahan data, sampai pada pembuatan laporan hasil pengamatan.
101

4. Pengujian Confirmability
Objektivitas pengujian kualitatif disebut juga dengan uji confirmability
penelitian. Penelitian bisa dikatakan objektif apabila hasil penelitian telah
disepakati oleh lebih banyak orang. Dalam penelitian kualitatif, uji
confirmability berarti menguji hasil penelitian yang dikaitkan dengan
proses yang telah dilakukan. Maka penelitian tersebut telah memenuhi
standar confirmability. 15

15
Op.cit. hlm. 270-277
BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian, analisis, dan pembahasan pada bab
sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa Manajemen Sumber Daya Manusia
dalam pengelolaan objek wisata Bukit Bintang sudah baik. Analisa pekerjaan
pegawai terlihat jelas dalam pembagian per divisi, penyusunan perencanaan
pegawai terlaksana dengan melibatkan pegawai, pelaksanaan tugas pegawai di
lapangan terlihat baik, insentif diberikan kepada pegawai yang menjaga objek
wisata hingga petang, dan penilaian prestasi kerja memiliki kriteria tertentu
yaitu kehadiran pegawai di objek wisata. Manajemen sumber daya manusia
yang baik memiliki pengaruh pada pengelolaan objek wisata, terlihat dalam
indikator pengelolaan objek wisata seperti kearifan lokal; preservasi, proteksi,
dan peningkatan kualitas sumber daya; atraksi wisata; pelayanan dengan
keunikan budaya; dukungan legitimasi, kelima indikator ini sudah terdapat di
objek wisata Bukit Bintang.

B. Implikasi
Berdasarkan kesimpulan yang telah dipaparkan di atas, maka implikasi
yang diperoleh dari penelitian ini yaitu,
1. Dengan adanya objek wisata Bukit Bintang membuka lapangan pekerjaan
bagi masyarakat sekitar, dan tentunya meningkatkan perekonomian
masyarakat. Tersedianya lapangan pekerjaan di objek wisata Bukit
Bintang memerlukan sebuah manajemen, salah satunya manajemen SDM.
Manajemen sumber daya manusia dalam menangani perluasan lapangan
pekerjaan harus dibarengi dengan penghitungan upah yang akan diberikan
kepada pegawai, tidak hanya menerima seluruh masyarakat namun perlu
adanya kriteria tertentu dalam menerima pegawai objek wisata.
2. Manajemen sumber daya manusia yang baik, salah satu penilaiannya yaitu
pelaksanaan tugas pegawai. Dalam pelaksanaan di lapangan pegawai
sudah melaksanakan tugasnya dengan cukup baik. Sikap pegawai kepada

134
135

wisatawan sudah dapat dikatakan baik. Pelayanan dalam hal kebudayaan


perlu digalakkan untuk membedakan wisata Bukit Bintang dengan wisata
yang lain.

C. Saran
Berdasarkan hasil, pembahasan, dan kesimpulan dari penelitian yang
telah dipaparkan di atas, maka saran-saran yang dapat peneliti berikan guna
menyempurnakan penelitian selanjutnya yaitu sebagai berikut:
1. Bagi pengelola objek wisata Bukit Bintang agar dapat:
- Meningkatkan kelengkapan sarana dan prasarana,
- Meningkatkan promosi wisata. Pengelolaan objek wisata yang baik
tanpa dibarengi dengan strategi pemasaran maka objek wisata akan
tersaingi dengan objek wisata lain. Penerapan strategi pemasaran dapat
dilakukan melalui media sosial seperti Instagram, Facebook, Twitter,
dan lain-lain.
- Meningkatkan kriteria dalam penerimaan pegawai objek wisata
- Menambah pelatihan-pelatihan untuk seluruh karyawan.
2. Bagi pemerintah Desa Cibeber II agar dapat mendukung perkembangan
objek wisata secara financial agar wisata Bukit Bintang semakin
berkembang pesat sehingga dapat mendatangkan wisatawan yang nantinya
menambah pendapatan desa.
3. Bagi pemerintah daerah Kabupaten Bogor agar dapat:
- Mendukung perkembangan objek wisata Bukit Bintang baik dengan
bantuan finansial atau memberikan sarana prasarana yang kurang
lengkap.
- Memberikan pelatihan-pelatihan kepada karyawan objek wisata Bukit
Bintang dengan mengirimkan dinas pariwisata.
4. Bagi peneliti lain, agar dapat mengembangkan penelitian tidak hanya
berfokus pada manajemen SDM-nya saja tetapi bisa menggunakan
variabel lain, seperti pemberdayaan masyarakat sekitar objek wisata,
136

sarana prasaran, peran pemerintah desa/daerah, dan menganalisis sistem


perekrutan karyawan (pendidikan).
DAFTAR PUSTAKA
BUKU

Arjana, I Gusti Bagus. Geografi Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Jakarta:


Rajawali Pers, 2016.
Bukti, Benjamin., Tasman Malusa, dan Abdul Rahmat. Pengembangan Sumber
Daya Manusia, Teori, Dimensi Pengkuran, dan Implementasi dalam
Organisasi. Yogyakarta: Zahir, 2017.
Gomes, Faustino Cordoso. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta:
ANDI, 2003.
Hasibuan, Malayu. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT. Bumi
Aksara, 2005.
Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2017.
Muljadi dan Andi Warman. Kepariwisataan dan Perjalanan. Jakarta: Rajawali
Pers, 2016.
Nurochim dan Iwan Purwanto. Manajemen Bisnis. Jakarta: Lembaga Penelitian
UIN, 2010.
Pitana, I Gde., dan I Ketut Surya Diarta. Pengantar Ilmu Pariwisata. Yogyakarta:
ANDI, 2009.
Priyono. Pengantar Manajemen. Surabaya: Zifatma, 2007.
Sofyadi, Herman. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Graha Ilmu,
2008.
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung:
Alfabeta, 2008.
Sukmadinata, Nana Syaodih. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung:
Rosdakarya, 2017.
Suwena, I ketut., dan I Gusti Ngurah Widyatmaja. Pengetahuan Dasar Ilmu
Pariwisata. Denpasar: Pustaka Laras, 2017.
Utama, I Gusti Bagus Rai. Pemasaran Pariwisata. Denpasar: Universitas Dhyana
Pura, 2016.
Widodo, Suparno Eko. Manajemen Pengembangan Sumber Daya Manusia.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2015.

137
138

JURNAL
Herlina, Irma., Cynthia, dan Suryadi Supardjo. “Analisis Kebutuhan Prasarana
dan Sarana Pariwisata di Danau Uter Kecamatan Aitinyo Kabupaten
Maybrat Propinsi Papua Barat”. Jurnal Unsrat. 2016
Karinda, Kisman., dan La Ode Sabirila Jayalangi, “Pengaruh Sumber Daya
Manusia Terhadap Kinerja Kepala Desa Bongganan Kecamatan Tinangkung
Kabupaten Banggai Kepulauan”. Jurnal Ilmiah Clean Government Vol.2
No.1, 2008.
Kristin, Rotua., dan Rudi Salam. “Peran Pemerintah Daerah dalam Pengembangan
Pariwisata Alam dan Budaya di Kabupaten Tapanuli Utara”. Jurnal Ilmu
Pemerintahan dan Sosial Politik, Vol. 4 No.1, 2016.
Latifah, Eny. “Implementasi Prinsip Syariah pada Manajemen Sumber Daya
Manusia di Microfinance (Studi Kasus pada KSPPS BMT Buna Ummat
Sejahtera Paciran)”. Jurnal Manajemen dan Bisnis, 2015.
Marlina, Leny. “Manajemen Sumber Daya Manusia (SDM) dalam Pendidikan”.
Jurnal Istinbath No.15, 2015.
Nandi, “Pariwisata dan Pengembangan Sumber Daya Manusia”. Jurnal
Pendidikan Geografi Vol.8 No.1, 2008.
Nuraeni, “Manajemen Sumber Daya Manusia Lembaga Pendidikan”. Jurnal
Idaarah Vol.3 No.1, 2009.
Pratami, Emma Rachmawati., Rudi S. Darwis, dan Nandang Mulyana.
“Manajemen Sumber Daya Manusia di Lembaga Sinergi Foundation”.
Jurnal Prosding KS: Riset & PKM, Vol.3 No.2, 2016.
Radiantoro, Bayu., dan Ari Darmawan, “Analisis Perkembangan Kemampuan
Sumber Daya Manusia pada Objek Wisata (Studi Pada Objek Wisata
Kampung Coklat Kabupaten Blitar)”. Jurnal Administrasi Bisnis Vol.57
No.1, 2018.
Sahudiyono, “Memahami Fungsi-fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia
(MSDM) Guna Mengoptimalkan Kinerja Perusahaan Pelayaran”. Jurnal
Ilmu-ilmu Kemaritiman, Manajemen dan Transportasi. Vol.13 No. 21, Juli
2015.
Satria, Dias. “Strategi Pengembangan Ekowisata Berbasis Ekonomi Lokal dalam
Rangka Program Pengentasan Kemiskinan di Wilayah Kabupaten Malang”.
Journal of Indonesian Applied Economics Vol.3 No.1, Mei 2009.
Susan, Eri. “Manajemen Sumber Daya Manusia”. Jurnal Manajemen Pendidikan
Islam Vol.9 No.2, Agustus 2019.
139

Widodo, Wahyu. “Pengaruh Sumber Daya Manusia terhadap Kemampuan Kerja


Pegawai”. Jurnal TAPIs Vol.11 No.2, 2015.

SKRIPSI
Uniaty. “Manajemen Sumber Daya Manusia Berbasis Kompetensi (Studi Kasus
Bagian Perlengkapan Biro Umum Sekretariat Daerah Provinsi Sulawesi
Selatan”. Skripsi pada Universitas Hassanudin. Makassar: Universitas
Hassanudin, 2015.

TESIS
Suyadi. “Manajemen Sumber Daya Manusia dalam Peningkatan Mutu
Pendidikan di Sekolah Dasar Negeri 1 Delanggu”. Tesis Pada IAIN
Suarakarta. Surakarta: IAIN Surakarta, 2016.

WEBSITE
Badan Pusat Statistik Nasional (https://bps.go.id)
KBBI (https://kbbi.kemendikbud.go.id)

UNDANG-UNDANG/ PERATURAN
Peraturan Pemerintah No.67 Tahun 1996 Tentang Penyelenggaraan
Kepariwisataan
Undang-Undang No.32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup
Undang-Undang No.10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan

LAIN-LAIN
Arsip Desa Cibeber II Tahun 2015
Hasil Wawancara dengan Bapak Eman Soleman pada, 18 Oktober 2020
Hasil Wawancara dengan Bapak Gustana pada, 18 Oktober 2020
Hasil Wawancara dengan Bapak Rohman pada, 18 Oktober 2020
Hasil Wawancara dengan Bapak Suherman pada, 18 Oktober 2020
Hasil Wawancara dengan Kak Alissa pada, 18 Oktober 2020
Hasil Wawancara dengan Kak Tri Prayekti pada, 18 Oktober 2020
Hasil Wawancara dengan Kak Sigit Ramdani pada, 18 Oktober 2020
Hasil Wawancara dengan Bapak Gunawan pada 20 Oktober 2020
Lampiran 17 Biografi Penulis

BIOGRAFI PENULIS

Iswatun Chasanah, biasa dipanggil Iswah.


Lahir pada tanggal 19 November 1998. Putri
pertama dari Bapak Tugino dan Ibu
Sudarmiyah. Tinggal di Desa Kretek,
Kecamatan Rowokele, Kabupaten Kebumen,
Jawa Tengah. Riwayat pendidikan formal
yang ditempuh, dimulai dari SD Negeri 2
Kretek (2004-2010), SMP Negeri 1 Rowokele
(2010-2013), SMA Negeri 1 Rowokele (IPS)
(2013-2016), dan sejak 2016 menempuh jenjang perkuliahan di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK), Jurusan
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (Konsentrasi Ekonomi). Pengalaman
organisasi yang pernah diikuti penulis yaitu, Pojok Seni Tarbiyah (POSTAR)
mengambil kesenian tari, Event Olahraga dari DEMA Tarbiyah, dan mengikuti
kegiatan pengabdian melalui Sobat Mengajar Indonesia (SMI) di Kabupaten
Sobang.

Anda mungkin juga menyukai