Anda di halaman 1dari 39

1

PENGUATAN NILAI-NILAI KARAKTER RELIGIUS MELALUI

KEGIATAN EKSTRAKURIKULER KEAGAMAAN DI SEKOLAH

(Studi Deskriptif Pada Peserta Didik SMAN 1 Kedungwaringin Tahun

Pelajaran 2023/2024)

Ditunjukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat Mengikuti Seminar Proposal

Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

SINDI PANDU AGUSTIN

18416287205011

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PANCASILA DAN

KEWARGANEGARAAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS BUANA PERJUANGAN KARAWANG

2023
LEMBAR PENGESAHAN PROPOSAL

Judul : Penguatan Nilai-Nilai Karakter Religius Melalui Kegiatan

Ekstrakurikuler Keagamaan Di SMAN 1 Kedungwaringin

Nama : Sindi Pandu Agustin

NIM : 18416287205011

Program Studi : Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn)

Pembimbing I Pembimbing II

Yogi Nugraha, S.Pd., M.Pd Aris Riswandi Sanusi, S.Pd., M.Pd


NIK: 416200020 NIK: 416200063

Mengetahui,

Koordinator Program Studi,

Yogi Nugraha, S.Pd., M.Pd


NIK: 416200020

i
ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan

karunia-nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

“Pengaruh Penilaian Autentik Terhadap Peningkatan Disiplin Belajar Peserta

Didik Kelas VII Pada Mata Pelajaran PPKn Di SMAN 1 Kedungwaringin”

Peneliti menyadari bahwa skripsi ini tidak dapat terselesaikan tanpa bantuan dari

banyak pihak. Oleh karena itu peneliti mengucapkan terima kasih:

1. Prof. Dr. H. Dedi Mulyadi, SE., MM. Selaku Rektor Universitas

Buana Perjuangan Karawang,

2. Dr. H. Tarpan Suparman, S.Pd., M.Pd. Selaku Dekan Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Buana Perjuangan

Karawang,

3. Dr. Yogi Nugraha,S.Pd., M.Pd. Selaku Ketua Program Studi

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Buana Perjuangan Karawang,

4. Dr, Yogi Nugraha,S.Pd, M.Pd, selaku pembimbing I, yang telah banyak

memberikan ilmu, arahan, serta masukan dalam penyusunan proposal ini.

5. Aris Riswandi Sanusi,S.Pd, M.Pd, selaku pembimbing II, yang telah

banyak memberikan ilmu, arahan, serta masukan dalam penyusunan

proposal ini.
iii

6. Bapak/Ibu Dosen Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Buana

Perjuangan Karawang.

7. Keluarga besar mahasiswa Pendidikan Pancasila dan

Kewarganegaraan.

Semoga semua pihak yang telah membantu peneliti dalam penyusunan

proposal skripsi ini mendapatkan balasan pahala dari Allah Swt.

Karawang,

Penulis
v

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI........................................................................................................v
DAFTAR TABEL...............................................................................................vi
DAFTAR GAMBAR.........................................................................................vii
BAB I.....................................................................................................................1
PENDAHULUAN................................................................................................1
A. Latar Belakang............................................................................................1
B. Identifikasi Masalah....................................................................................3
C. Batasan Masalah.........................................................................................4
D. Perumusan Masalah....................................................................................4
E. Tujuan Penelitian........................................................................................4
F. Manfaat Penelitian......................................................................................5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................7
A. Deskripsi Konseptual..................................................................................7
1. Nilai-Nilai Karakter Religius.....................................................................10
2. Kegiatan Ekstrakulikuler Keagamaan........................................................16
B. Penelitian Yang Relevan.............................................................................18
C. Kerangka Berpikir.......................................................................................24
BAB III METODOLOGI PENELITIAN........................................................25
A. Tempat dan Waktu Penelitian.....................................................................25
1. Tempat Penelitian..................................................................................25
2. Waktu Penelitian....................................................................................25
B. Desain dan Metode Penelitian.....................................................................25
C. Subjek Penelitian.........................................................................................26
D. Teknik Pengumpulan Data..........................................................................27
E. Teknik Analisis Data...................................................................................27
vi

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Penilitian Yang Relevan18


vii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Kerangka Pemikiran3

Gambar 2. Triangulasi Data9


1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penciptaan karakter bangsa yang kuat sebagai modal dasar dalam membangun

peradaban yang tinggi ditonjolkan sebagai salah satu tugas dan tujuan pendidikan nasional

Indonesia (Rachmadtullah et al., 2020). Pemerintah berupaya memperkuat karakter peserta

didik melalui Program Penguatan Pendidikan Karakter (P3K) sebagaimana tertuang dalam

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Permendikbud) Nomor

20 Tahun 2018 tentang Penguatan Pendidikan Karakter pada Satuan Pendidikan Formal.

Sejalan dengan hal tersebut, pemerintah telah menerapkan kurikulum 2013, yang salah satu

ciri pembelajaran dalam kurikulum 2013 adalah bertugas membimbing peserta didik agar

memahami potensi, minat, dan bakatnya untuk mengembangkan potensi dirinya (Santoso et

al., 2020).

Banyaknya permasalahan belakangan ini yang menunjukkan kemerosotan karakter,

nilai karakter mulai tersisihkan oleh sikap materialistik sehingga kemajuan dan kesuksesan

seseorang diukur pada penguasaan materi, gaya hidup mewah, pergaulan bebas yang

menampilkan kesan kemewahan pakaian, model dan bicara eksis, eksis diri di ukur bukan

lagi dari ketinggian ahklak dan budi pekertinya. Dengan berkembangnya budaya tersebut,

banyak bermunculan perilaku yang tidak terpuji yang dilakukan, tindak kekerasan atau

perkelahian perbuatan asusila, tindak kriminal dan minuman keras melakukan tindak

kekerasan sehingga

bermunculan sifat-sifat jelek seperti tidak jujur kepada orang tua dan malas sekolah (Dewi,

2022).
2

Dampak globalisasi yang terjadi saat ini membawa masyarakat Indonesia melupakan

pendidikan karakter bangsa. Padahal, pendidikan karakter merupakan suatu pondasi bangsa

yang sangat penting dan perlu ditanamkan sejak dini kepada anak-anak, dari berbagai kasus

saat ini tentunya kita menjadi sadar betapa pentingnya pendidikan karakter ditanamkan sejak

dini (Taufiqurrohman, 2020). Melihat situasi dan kondisi seperti ini mendorong pemerintah

dan stakeholder yang terkait pada dunia pendidikan untuk mengevaluasi kembali

pembangunan nilai-nilai karakter. Terlepas dari tanggung jawab itu, dunia pendidikan

memiliki peran yang sangat penting. dalam pembentukan karakter, pendidikan tidak hanya

mencetak orang pandai dalam segi kognitif saja tetapi harus dibarengi dengan kecakapan

dalam beretika, memiliki budi pekerti yang luhur, santun, toleran, jujur, tekad yang kuat dan

berfikir positif sehingga menjadikan dirinya dalam kehidupan bermasyarakat yang

bermartabat (Muslich, 2018).

Pendidikan karakter harus melibatkan semua komponen pendidikan yangada di

lingkungan sekolah. Dalam membentuk karakter religius terdapat beberapa cara yang

dilakukan, antara lain melalui kegiatan intrakurikuler yaitu penanaman nilai religius yang

terintegrasi ke dalam mata pelajaran pendidikan agama islam, dan melalui kegiatan

ekstrakurikuler keagamaan, yaitu melalui kegiatan-kegiatan keagamaan (Apande, 2020).

Berdasarkan pandangan di atas pembentukan karakter bisa juga dilakukan dalam

bentuk kegiatan di luar kelas dengan kegiatan ekstrakulikuler seperti rohis, kesenian,

pramuka, ceramah, pengajiaan. seperti halnya penelitian ini, peneliti akan melakukan tentang

pendidikan karakter melalui ekstrakurikuler keagamaan. Yang dapat membentuk nilai-nilai

karakter disesuaikan dengan tujuh kompetensi yang dikembangkan oleh sekolah. Seperti

nilai-nilai kepemimpinan, kerjasama, disiplin, solidaritas, toleransi, kepedulian, kebersamaan,

keberanian, tanggung jawab dan kekompakan. Penguatan pendidikan karakter religius

dilaksanakan melalui kegiatan ekstrakulikuler keagamaan. Nilai sikap yang dikembangkan


3

dalam kegiatan ekstrakurikuler keagamaan yaitu akhlak. Hal ini dapat terlihat dari ucapan,

perbuatan dan sikapnya. Perbuatan baik dapat dilihat dari akhlak kepada teman, guru dan

lingkungan (Samrin, 2016).

Kenyataan di atas mendorong guru sebagai pelaksana pendidikan yang bertanggung

jawab langsung terhadap kemajuan belajar siswa harus pandai-pandai mengatur kegiatan

ekstrakulikuler keagamaan tersebut. Kegiatan ekstrakulikuler keagamaan ini dapat berjalan

lancar apabila dari segi perencanaan sudah matang. Hal ini sangat mempengaruhi kepada

proses pelaksanaan dan evaluasinya (Eka Kusuma Wardani, 2018).

Berdasarkan data awal yang dilakukan di lapangan, Masjid yang berada dikompleks

SMAN 1 Kedungwaringin menjadi sarana bagi siswa untuk belajar dan mepraktekan ilmu

agama. Masjid tersebut tidak hanya sebagai pusat peribadatan, seperti pelaksanaan shalat

lima waktu, dan lain-lain. Masjid juga digunakan sebagai tempat untuk kegiatan kegiatan

ekstrakulikuler keagamaan, hal ini dikarenakan masjid merupakan tempat yang sangat

strategis untuk menyampaikan materi keagamaan, guna untuk melancarkan proses kegiatan

keagamaan. Dengan adanya kegiatan ekstrakulikuler keagamaan tersebut, diharapkan akan

menambah dan membentuk karakter peserta didik.

Berdasarkan permasalahan tersebut, maka peneliti tertarik untuk meneliti tentang

“Penguatan Nilai-nilai Karakter Religius Melalui Kegiatan Ekstrakurikuler Keagamaan di

SMAN 1 Kedungwaringin”

B. Identifikasi Masalah

Mengacu pada uraian penjelasan pada latar belakang, maka identifikasi permasalahan

dalam penelitian ini yaitu:

1. Terjadi kemerosotan perilaku sebagai anak didik bangsa dalam kategori merosotnya

nilai-nilai karakter.
4

2. Dampak dari era globalisasi mempengaruhi perilaku perserta didik yang mengikis

budaya lokal dan karakter bangsa.

3. Perlu ditanamkan nilai-nilai karakter dalam diri peserta didik di sekolah.

C. Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah dalam penelitian ini, dilakukan

pembatasan masalah agar lingkup yang diteliti menjadi lebih spesifik sehingga menghasilkan

penelitian yang efektif. Penulis membatasi mengenai masalah yang diteliti hanya dalam ruang

lingkup pada nila-nilai karakter religius siswa di SMAN 1 Kedungwaringin melalui kegiatan

ekstrakurikuler keagamaan.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan pemaparan latar belakang di atas, maka pokok masalah dalam penelitian

ini yaitu:

1. Bagaimana proses penguatan nilai-nilai karakter religius melalui kegiatan

ekstrakulikuler keagamaan di SMAN 1 Kedungwaringin?

2. Bagaimana peran guru sebagai pelaksana pendidikan dalam mengatur kegiatan

ekstrakulikuler keagamaan tersebut?

3. Apa faktor penunjang dan penghambat proses penguatan nilai-nilai karakter religius

melalui kegiatan ekstrakulikuler keagamaan di SMAN 1 Kedungwaringin?

E. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk:

1. Untuk mendeskripsikan proses penguatan nilai-nilai karakter religius melalui kegiatan

ekstrakulikuler keagamaan di SMAN 1 Kedungwaringin.


5

2. Untuk mendeskripsikan peran guru sebagai pelaksana pendidikan dalam mengatur

kegiatan ekstrakulikuler keagamaan tersebut.

3. Untuk mendeskripsikan faktor penunjang dan penghambat proses penguatan nilai-

nilai karakter religius melalui kegiatan ekstrakulikuler keagamaan di SMAN 1

Kedungwaringin.

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi pihak-pihak yang

berkepentingan. Adapun manfaat dari penelitian ini yaitu :

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi pengembangan ilmu

pengetahuan terutama yang berhubungan dengan penguatan nilai-nilai karakter

religius siswa melalui kegiatan ekstrakurikuler keagamaan.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Sekolah

Penelitian ini diharapkan dapat membantu sekolah dalam hal pengembangan nilai-

nilai karakter religius siswa.

b. Bagi Peneliti

Peneliti berharap dapat menambah ilmu pengetahuan, wawasan, serta pemahaman

mengenai penguatan nilai-nilai karakter religius siswa melalui kegiatan

ekstrakurikuler keagamaan.

c. Bagi Guru

Hasil penelitian ini diharapkan daapat berguna bagi peningkatan potensi guru untuk

membantu mengembangkan nilai-nilai karakter religius siswa.


6

d. Bagi Orangtua

Diharapkan penelitian ini juga dapat bermanfaat sebagai arahan orangtua untuk terus

meningkatkan nilai-nilai karakter anaknya di rumah.


7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Deskrpsi Konseptual

1. Penguatan Pendidikan Karakter

Dalam Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 87 Tahun 2017 Bab

1 Pasal 1, disebutkan pengertian Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) adalah

sebagai berikut: Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) adalah gerakan pendidikan

dibawah tanggungjawab satuan pendidikan untuk memperkuat karakter peserta

didik melalui harmonisasi olah hati, olah rasa, olah pikir dan olah raga dengan

pelibatan dan kerja sama antara satuan pendidikan, keluarga dan masyarakat

sebagai bagian dari Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM).

Terdapat lima nilai utama yang menjadi prioritas gerakan Penguatan

Pendidikan Karakter di madrasah atau sekolah. Lima karakter tersebut merupakan

satu kesatuan yang utuh serta tidak bisa dipisah-pisahkan saling mempengaruhi

dan saling menentukan dan ditentukan (Tim Penyusun PKK, 2016), yakni:

1. Religius

Karakter religius merupakan cerminan ketaatan manusia terhadap Allah SWT,

yang diwujudkan dalam sikap dan perilaku menjalankan syariat islam, toleransi

terhadap umat beragama lain; meliputi tiga aspek, yakni relasi individu dengan

Allah SWT, dengan sesama manusia dan dengan alam semesta. Wujud nilainya

berupa cinta damai, toleransi, menghargai perbedaan agama, teguh pendirian,

percaya diri, kerja sama lintas agama, anti buli dan kekerasan, persahabatan,
8

ketulusan, tidak memaksakan kehendak melindungi yang kecil dan merasa

tersisih.

2. Nasionalis

Karakter nasionalis tampak dalam pola pikir, sikap dan perilaku setia, peduli,

dan menghargai bahasa, lingkungan sosial dan fisik, kebudayaan, ekonomi dan

politik bangsa Indonesia diatas kepentingan pribadi dan golongan. Wujud nilai

karakter nasionalis berupa kesediaan menghargai dan menjaga kebudayaan

bangsa sendiri, berkorban secara ikhlas, punya prestasi, cinta tanah air,

melestarikan lingkungan fisik dan sosial, mematuhi aturan hokum yang

berlaku, disiplin dan berdedikasi tinggi, menghargai keanekaragaman budaya,

suku dan agama.

3. Mandiri

Karakter mandiri Nampak pada pola piker, sikap dan perilaku yang tidak

bergantung pada orang lain, serta mengoptimalkan semua tenaga, pikiran,

waktu, biaya untuk mewujudkan keinginan dan cita-cita. Wujud nilai

kemandirian berupa semangat kerja keras, tangguh, mempunyai daya juang

tinggi, professional, kreatif, pemberani, serta sedia meluangkan waktu sebagai

pembelajar sepanjang masa.

4. Gotong Royong

Karakter gotong royong nampak pada pola pikir, sikap dan perilaku kerja sama

dan bahu membahu dalam menyelesaikan persoalan bersama, memperlihatkan

rasa senang berbicara, bergaul, bersahabat dengan orang lain dan memberi

bantuan pada orang miskin, tersingkir dan membutuhkan pertolongan. Wujud

nilai gotong royong berupa kesediaan saling menghargai, bekerja sama, taat
9

keputusan, musyawarah mufakat, saling mrnolong, memiliki solidaritas,

berempati, tidak suka diskriminasi dan kekerasan, serta rela berkorban.

5. Integritas

Karakter integritas menjadi karakter utama yang melandasi pola piker, sikap

dan perilaku amanah, setia pada nilai-nilai sosial dan moral. Karakter

integritas meliputi sikap tanggungjawab sebagai warga negara, aktif terlibat

dalam kegiatan sosial, melalui konsistensi tindakan dan perkataan yang

berdasarkan kebenaran. Wujud dari nilai integritas berupa kejujuran, cinta

pada kebenaran dan keadilan, memiliki komitmen moral, tidak korupsi,

bertanggungjawab, menjadi teladan, menghargai martabat individu (terutama

penyandang disabilitas).

Tujuan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) dalam Peraturan Presiden

Republik Indonesia Nomor 87 Tahun 2017 disebutkan bahwa penguatan

pendidikan karakter (PPK) memiliki tujuan sebagai berikut:

1. Membangun dan membekali peserta didik sebagai generasi emas Indonesia

tahun 2045 dengan jiwa Pancasila dan pendidikan karakter yang baik guna

menghadapi dinamika perubahan masa depan.

2. Mengembangkan platform pendidikan nasional yang meletakan

pendidikan karakter sebagai jiwa utama dalam penylenggaraan pendidikan

bagi peserta didik melalui jalur pendidikan formal, nonformal dan informal

dengan memperhatikan keberagaman budaya Indonesia

3. Merevitalisasi dan memperkuat potensi dan kompetensi pendidik, tenaga

kependidikan, peserta didik, masyarakat, dan lingkungan keluarga dalam

mengimplementasikan PPK.
10

PPK dilaksanakan dengan menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam

pendidikan karakter terutama meliputi nilai-nilai religious, jujur, toleran, disiplin,

bekerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan,

cinta tanah air, menghargai prestasi, komunikatif, cinta damai, gemar membaca,

peduli lingkungan, peduli sosial, dan bertanggungjawab seperti yang tertuang

dalam Peraturan Presiden Rebublik Indonesia No 87 Tahun 2017 tentang

Penguatan Pendidikan Karakter.

2. Nilai-Nilai Karakter Religius

Agama dalam kehidupan individu berfungsi sebagai suatu sistem nilai yang

memuat nilai-nilai tertentu. Secara umum, nilai-nilai tersebut menjadi sebuah

acuan dalam bersikap dan bertingkah laku agar sejalan dengan keyakinan agama

yang dianutnya. Nilai adalah daya pendorong dalam hidup, yang memberi makna

dan pengabsahan pada tindakan seseorang (Arifin, 2015). Oleh karena itu, nilai

menjadi penting dalam kehidupan seseorang, sehingga tak jarang pada tingkat

tertentu, seseorang siap mengorbankan hidup mereka demi mempertahankan nilai.

Kerelaan berkorban tersebut akan meningkat ketika sistem nilai yang berpengaruh

terhadap seseorang sudah dianggap sebagai prinsip hidup. Prinsip hidup inilah

yang nantinya akan mengontrol tindakan atau perilaku yang akan dilakukan. Nilai

dapat diartikan sebagai pemaknaan atau pemberian arti terhadap suatu objek. Oleh

karena itu, nilai merupakan suatu tipe kepercayaan yang berada pada suatu

lingkup sistem kepercayaan dimana seseorang bertindak atau menghindari suatu

tindakan, atau mengenai sesuatu yang dianggap pantas atau tidak pantas. Ini
11

berarti bahwa pemaknaan nilai tersebut dijadikan sebagai acuan untuk bertindak

atau menghindari tindakan sekalipun (Sahlan & Prastyo, 2016).

Jadi dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa nilai adalah suatu

keyakinan atau kepercayaan yang menjadi dasar bagi seseorang atau sekelompok

orang untuk memilih tindakannya ataumenilai suatu yang bermakna atau tidak

bermakna bagi kehidupannya. Agama mempunyai peranan yang penting dalam

kehidupan manusia, terutama dalam hal memotivasi hidup. Seperti penjelasan dari

Daradjat bahwa Agama merupakan motivasi hidup dan kehidupan serta

merupakan alat pengembangan dan pengendalian diri yang amat penting (Zakiah

Drajat, 2016)

Agama perlu diketahui, dipahami, dan diamalkan oleh manusia agar dapat

menjadi dasar kepribadian sebagai bekal menjadi manusia yang utuh. Dalam

beragama harus disertai kesadaran diri untuk mengamalkan nilai-nilai agama yang

sudah dipegang. Agama mengatur hubungan manusia dengan Tuhan Yang Maha

Esa, hubungan manusia dengan manusia, hubungan manusia dengan alam, dan

hubungan manusia dengan dirinya yang dapat menjamin keselarasan,

keseimbangan, dan keserasian dalam hidup manusia, baik sebagai pribadi maupun

sebagai anggota masyarakat dalam mencapai kemajuan lahiriyah dan kebahagiaan

rohaniyah. Oleh karena agama sebagai dasar tata nilai merupakan penentu dalam

perkembangan dan pembinaan rasa kemanusiaan yang adil dan beradab, maka

pemahaman dan pengalamannya dengan tepat dan benar diperlukan untuk

menciptakan kesatuan antar sesama. Dan salah satu tujuan pendidikan nasional

adalah meningkatkan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Untuk

mencapai tujuan tersebut perlu adanya internalisasi pendidikan agama yang


12

didalamnya terdapat karakter religius dalam segala jenjang dari tingkat dasar

sampai dengan tingkat tinggi (Muhaimin, 2014)

Keberagamaan atau religiulitas dapat diwujudkan dalam berbagai sisi

kehidupan manusia. Aktivitas beragama tidak hanya terjadi ketika seseorang

melakukan perilaku ritual (beribadah), tetapi juga ketika melakukan aktivitas lain

yang di dorong oleh kekuatan supranatural. Bukan hanya yang berkaitan dengan

aktivitas yang tampak dan dapat dilihat dengan mata, tetapi juga aktivitas yang

tidak tampak dan terjadi dalam hati seseorang. Karena itu, keberagamaan

seseorang akan meliputi berbagai macam sisi atau dimensi. Terdapat lima macam

keberagamaan (Muhaimin, 2014), diantaranya:

1. Dimensi keyakinan

Berisi pengharapan-pengharapan dimana orang religius berpegang teguh

pada pandangan teologis tertentu dan mengakui kebenaran doktrin

tersebut. Implikasi dari keyakinan sesorang akan mengarah pada tujuan

hidup sebagai bentuk bentuk penghambaan kepada sang pencipta.

2. Dimensi praktek agama

Mencakup perilaku pemujaan, ketaatan dan hal-hal yang dilakukan orang

untuk menunjukkan komitmen terhadap agama yang dianutnya

3. Dimensi pengalaman

Berkaitan dengan pengalaman keagamaan, perasaanperasaan, persepsi-

persepsi dan sensasi-sensasi yang dialami seseorang.


13

4. Dimensi pengetahuan agama

Yakni mengacu kepada harapan bahwa orang-orang yang beragama,

paling tidak memiliki sejumlah minimal pengetahuan mengenai dasar-

dasar keyakinan, ritus-ritus, kitab suci dan tradisitradisi.

5. Dimensi pengalaman

Dimensi ini mengacu pada identifikasi akibat-akibat keyakinan

keagamaan, praktik, pengalaman, dan pengetahuan seseorang dari hari ke

hari.

Hal yang semestinya dikembangkan dalam diri anak didik dalam nilai

religius adalah terbangunnya pikiran, perkataan, dan tindakan anak didik yang

diupayakan senantiasa berdasakan nilainilai ketuhanan atau yang bersumber dari

ajaran agama yang dianutnya. Oleh karena itu agama yang dianut oleh seseorang

harus benar-benar dipahami dan diamalkan dalam kehidupan sehai-hari. Anak

didik harus dikembangkan karakternya agar benarbenar berkeyakinan, bersikap,

berkata-kata, dan berperilaku sesuai dengan ajaran agama yang dianutnya. Untuk

melakukan hal ini, tentu dibutuhkan sosok teladan yang mampu mengajarkan

kepada anak didik agar taat dan patuh serta mejalankan ajaran Tuhan Yang Maha

Kuasa. Sehingga dapat disimpulkan bahwa nilai religius adalah nilai-nilai

kehidupan yang mencerminkan tumbuh kembangnya kehidupan beragama yang

terdiri dari tiga unsur pokok yaitu: aqidah, ibadah dan akhlak (Sahlan & Prastyo,

2016).

Nilai religius (keberagamaan) merupakan nilai yang bersumber dari agama

dan mampu merasuk ke dalam intimitas jiwa. Sehingga perlu adanya internalisasi
14

dan penerapan didalamnya dalam membentuk karakter religius yang terbentuk

dalam perilaku sehari-hari (Fathurrohman, 2015). Berikut ini penjelasan macam-

macam dari nilai religius:

1. Nilai Ibadah

Ibadah adalah ketaatan manusia kepada Tuhan yang diimplementasikan

dalam kegiatan sehari-hari misalnya shalat, puasa, zakat, haji, membaca

Al-Qur’an, doa, zikir, ibadah kurban, iktikaf di masjid pada bulan puasa,

dan lain sebagainya.

2. Nilai Ruhul Jihad

Ruhul Jihad artinya adalah jiwa yang mendorong manusia untuk bekerja

dan berjuang dengan sungguh-sungguh. Hal ini didasari adanya tujuan

hidup manusia yaitu: hablum minallah, hablum min al-nas, dan hablum

min al-alam. Dengan adanya komitmen ruhul jihad, maka aktualisasi diri

dan unjuk kerja selalu didasari sikap berjuang dan ikhtiar dengan sungguh-

sungguh.

3. Nilai akhlak dan kedisiplinan

Akhlak secara etimologis berasal dari bahasa Arab, jamak dari kata khuluq

yang artinya budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat.” Kata tersebut

mengandung segi-segi persesuaian dengan kata khalq yang berarti kejadian

atau ciptaan, yang erat hubungannya dengan khaliq (pencipta), dan

makhluq (yang diciptakan). Perumusan pengertian “akhlak” timbul sebagai

media yang memungkinkan adanya hubungan baik antara Khaliq


15

(Pencipta) dengan makhluq (yang diciptakan) dan antara makhkuq dengan

makhluq. Hakikat makna “khuluq” ialah gambaran batin manusia yang

tepat (yaitu jiwa dan sifat-sifatnya), sedangkan “khalq” merupakan

gambaran bentuk luar atau lahirnya (raut muka, warna kulit, tinggi rendah

tubuhnya, dan lain-lain), sehingga bilamana orang mengatakan si A itu

baik khalq dan khuluq-nya, berarti si A itu baik sifat lahir batinnya. Dari

segi istilah (terminologi), akhlak berarti keadaan jiwa seseorang yang

mendorongnya untuk melakukan perbuatan-perbuatan tanpa melalui

pertimbangan pikiran lebih dahulu.

4. Keteladanan

Nilai keteladanan ini tercermin dari perilaku guru. Keteladanan merupakan

hal yang sangat penting dalam pendidikan dan pembelajaran. Setiap guru

agar senantiasa menjadi teladan dan pusat perhatian bagi muridnya. Ia

harus mempunyai karisma yang tinggi.

5. Nilai Amanah dan Ikhlas

Secara etimologi amanah artinya dapat dipercaya. Dalam konsep

kepemimpinan amanah disebut juga dengan anggung jawab. Dalam

konteks pendidikan di Sekolah, nilai amanah harus dipegang oleh seluruh

pengelola Sekolah, baik kepala sekolah, dan guru, maupun para peserta

didik di Sekolah. Sedangkan ikhlas secara bahasa berarti bersih dari

campuran, artinya ikhlas berarti hilangnya rasa pamrih atas segala sesuatu

yang diperbuat.
16

3. Kegiatan Ekstrakulikuler Keagamaan

Kalau dilihat dari aspek sosiologi, kegiatan dapat diartikan dengan

dorongan atau prilaku dan tujuan yang terorganisasikan atau hal-hal yang

dilakukan oleh manusia (Soekamto, 2015). Kegiatan-kegiatan keagamaan yang

dilaksanakan disekolah atau di masjid sekolah, nantinya dapat menimbulkan rasa

ketertarikan siswa yang aktif di dalamnya. Keaktifan itu ada dua macam, yaitu

keaktifan jasmani dan keaktifan rohani atau keaktifan jiwa dan keaktifan raga.

Dalam kenyataan kedua hal itu bekerjanya tak dapat dipisahkan. Misalnya orang

yang sedang berfikir, memikir adalah keaktifan jiwa tetapi itu tidak berarti bahwa

dalam proses memikir itu raganya pasif sama sekali. Paling sedikitnya bagian raga

yang dipergunakan selalu untuk memikir yaitu otak tentu juga ikut dalam bekerja.

Al-qur’an mengemukakan ada dampak positif dari kegiatan berupa partisipasi

aktif (Usman, 2015). Kegiatan-kegiatan jasmani dan rohani yang dapat dilakukan

di sekolah diantaranya ialah:

1. Visual activities seperti membaca, memperhatikan gambar, demonstrasi,

percobaan.

2. Listening activities seperti mendengarkan uraian, percakapan, pidato,

ceramah dan sebagainya.

3. Mental activities seperti menangkap, mengingat, memecahkan soal,

mengambil keputusan dan sebagainya.


17

4. Emotional activities seperti menaruh minat, gembira, berani, gugup,

kagum dan sebagainya.

Kestabilan pribadi hanya akan tercipta bila mana adanya keseimbangan

antara pengetahuan umum yang dimiliki dengan pengetahuan agama. Oleh karena

itu pendidikan agama bagi anakanak harus dibina sejak dini. Hal itu dapat

dilaksanakan dengan mengikuti kegiatan- kegitan keagamaan secara rutin dan

serius akan mampu memunculkan motivasi belajar agama yang tinggi bagi siswa

baik di sekolah maupun di lingkungan masyarakat. Kegiatan-kegiatan keagamaan

yang dimaksud sudah tidak asing lagi bagi siswa-siswi, karena sedari awal

memang telah ditanamkan nilai-nilai keagamaan tersebut kepada mereka

(Soekamto, 2015).

Kegiatan ekstrakurikuler khusus kegiatan keagamaan untuk pembinaan

keimanan dan ketaqwaan terhadap tuhan yang maha esa dapat dibagi ke dalam

empat bagian yaitu kegiatan harian, mingguan, dan tahunan.

1. Kegiatan Harian : Shalat Dhuhur berjamaah, berdo’a di awal dan di akhir

pelajaran, membaca ayat al-qur’an secara bertadarus sebelum masuk jam

pelajaran, shalat dhuha pada waktu istirahat

2. Kegiatan mingguan : Infak shadaqah setiap hari jum’at, ,entoring, yaitu

bimbingan senior kepada siswa junior dengan materi yang bernuansa

Islami, setiap hari jum’at siswa memakai busana muslimah

3. Kegiatan bulanan : Buka puasa bersama, shalat tarawih di masjid sekolah,

tadarus, ceramah ramadhan.


18

4. Kegiatan tahunan : Peringatan isra’ mi’raj, peringatan maulid nabi SAW,

peringatan nuzulul qur’an

Kegiatan-kegiatan tersebut di atas dikoordinasi oleh siswa yang dibimbing

oleh guru agama dengan bimbingan wakil dan kepala sekolah (Shaleh, 2017)

Dalam pengertian yang menyeluruh, ibadah dalam Islam merupakan jalan hidup

yang sempurna, nilai hakiki ibadah terletak pada keterpaduan antara tingkah laku,

perbuatan dan pikiran, antara tujuan dan alat serta teori dan aplikasi. Metode yang

digunakan Islam dalam mendidik jiwa adalah menjalin hubungan terus-menerus

antara jiwa itu dan Allah disetiap saat dalam segala aktivitas, dan pada setiap

kesempatan berfikir semua itu berpengaruh terhadap tingkah laku, sikap dan gaya

hidup individu. Itulah sistem ibadah, sistem berfikir, sistem aktivitas semuanya

berjalan seiring bersama dasar-dasar pendidikan yang integral dan seimbang (Ali,

2018).

B. Penelitian Yang Relevan

Penelitian terdahulu dirangkum kedalam tabel untuk dijadikan acuan dan

untuk mengetahui keaslian dari karya ilmiah yang di buat dari penelitian yang

berhubungan dengan penguatan nilai-nilai karakter religius melalui kegiatan

ekstrakulikuler keagamaan. Terdapat beberapa penelitian yang digunakan penulis

sebagai referensi, sebagaimana dapat dilihat pada tabel 1.


19

Tabel 1.

Penelitian Yang Relevan

Nama Peneliti,
N Judul, dan Alat
Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
o Tahun Analisis
Penelitian

1 Dita Asmarani Kegiatan Metode Lokasi yang Analisis


Dewi ekstrakurikuler pengumpulan berbeda serta Deskriptif
keagamaan di SMP data yang waktu Kualitatif.
Penguatan Negeri 38 Bengkulu sama. penelitian
Pendidikan Utara dapat yang
Karakter membentuk nilai berbeda.
Melalui karakter
Kegiatan
Ekstrakulikuler
Keagamaan di
SMP Negeri 38
Bengkulu Utara

(2022)

2 Eka Kusuma Proses Penanaman Metode Fokus pada Analisis


Wardani Nilai-Nilai Karakter pengumpulan penanaman Deskriptif
Religius yang data yang sama bukan Kualitatif.
Penanaman ditanamkan melalui dan penguatan
Nilai-Nilai kegiatan keagamaan menggunakan nilai-nilai
Karakter di SMA Negeri 1 penelitian karakter,
Religius Tanggul dilakukan deskriptif lokasi dan
Melalui melalui kegiatan kualitatif. waktu
Kegiatan pembelajaran penelitian
Keagamaan Di didalam kelas dan yang
SMA Negeri 1 kegiatan berbeda.
Tanggul Ekstrakurikuler.
(2019)

3 Saputra Tiar Bentuk pelaksanaan Metode Fokus pada Analisis


Apande penanaman nilai pengumpulan penanaman Deskriptif
religius pada data yang sama bukan
20

Nama Peneliti,
N Judul, dan Alat
Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
o Tahun Analisis
Penelitian

Penanaman kegiatan dan penguatan Kualitatif.


Nilai-Nilai ekstrakurikuler menggunakan nilai-nilai
Religius Pada keagamaan di MTs penelitian karakter,
Kegiatan Negeri 2 Bolaang deskriptif lokasi dan
Ekstrakurikuler Mongondow Timur kualitatif. waktu
Keagamaan di berupa bentuk penelitian
Mts Negeri 2 kegiatan tadzkir, yang
Bolaang kegitan ramadhan, berbeda.
Mongondow pengembangan
Timur kompetensi.

(2020)

4 Taufiqurrohma Penguatan Metode Lokasi dan Analisis


n pendidikan karakter pengumpulan waktu Deskriptif
religious melalui data yang sama penelitian Kualitatif.
Penguatan kegiatan pembiasaan dan yang
Pendidikan yang di lakukan pada menggunakan berbeda.
Karakter hari sabtu pagi untuk penelitian
Religius kegiatan keagamaan deskriptif
Melalui diakhiri dengan kualitatif.
Kegiatan siswa melakukan
Pembiasaan di infaq, sholat duhur
SDN berjamaah, sholat
Kemirirejo 3 duha berjamaah,
Kota Magelang kegiatan peringatan
(2020) hari besar islam
seperti, zakat,
kurban dan juga
pesantren kilat
selama Ramadhan.
21

Nama Peneliti,
N Judul, dan Alat
Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
o Tahun Analisis
Penelitian

5 Ega Nasrudin. Proses penguatan Metode Lokasi dan Analisis


pendidikan karakter pengumpulan waktu Deskriptif
Penguatan dilakukan melalui data yang sama penelitian Kualitatif.
pendidikan program kerja dan yang
karakter ekstrakurikuler menggunakan berbeda.
religius melalui meliputi strategi penelitian
ekstrakurikuler pembelajaran dan deskriptif
keagamaan di integrasi disiplin kualitatif.
SMA Negeri 3 keilmuan,
Bandung keteladanan, dan
(2023) pembiasaan.

6 Afri Fauzan Perencanaan dalam Metode Lokasi dan Analisis


Akbar melaksanakan pengumpulan waktu Deskriptif
kegiatan data yang sama penelitian Kualitatif.
Penanaman ekstrakurikuler dan yang
Nilai–Nilai Rohis dalam menggunakan berbeda.
Karakter pembentukan penelitian
Religius karakter religious deskriptif
Melalui siswa di MTs kualitatif.
Kegiatan Muhammadiyah
Ekstrakulikuler Sulit Air belum
Rohis Di Mts direncanakan
Muhammadiya sebagimana idealnya
h Sulit Air. sebuah perencanaan,
(2022) seperti : belum
adanya persiapan
rencana kegiatan
baik program satu
tahun, satu semester
atau mingguan,
belum adanya
perencanaan materi
secara spesifik untuk
setiap pembinaan,
dan belum ada
rancangan penilaian
22

Nama Peneliti,
N Judul, dan Alat
Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
o Tahun Analisis
Penelitian

pencapaian tujuan
dari kegiatan
ekstrakurikuler
Rohis.

7 Rabiatul Pelaksanaan Analisis data Fokus Analisis


Adawiyah kegiatan dilakukan penelitian Deskriptif
Majid mekstrakurikuler dengan melalui pada Kualitatif.
Pramuka di MAN 1 tiga tahapan, pembentukan
Pembentukan Bone dimulai yaitu: reduksi nilai-nilai
Karakter dengan data, penyajian karakter dan
Religius merencanakan data, dan kegiatan
Peserta Didik program kerja, verifikasi atau ekstrakulikul
Melalui melaksanakan penarikan er pramuka,
Kegiatan program kerja dan kesimpulan. lokasi dan
Ekstrakurikuler menekankan waktu
Pramuka Di pembinaan karakter penelitian
Man 1 Bone dalam pelaksanaan berbeda.
(2021) program tersebut.

8 Faiz Zatun Implementasi Metode Fokus Analisis


Ni’mah. kegiatan penelitian penelitian Deskriptif
ekstrakurikuler kualitatif. pada Kualitatif.
Implementasi berbasis keagamaan implementasi
Kegiatan dalam pembentukan kegiatan
Ekstrakurikuler karakter religius ekstrakurikul
Berbasis peserta didik di MI er berbasis
Keagamaan Miftahul Huda ada 3 keagamaan,
Dalam jenis kegiatan yang lokasi dan
Pembentukan dilaksanakan yaitu waktu
Karakter diba’iyah, tahlil dan penelitian
Religius shalawat al-banjari. berbeda.
Peserta Didik Cara
di MI Miftahul mengimplementasik
Huda an ketiga kegiatan
Kertonegoro ekstrakurikuler
Tahun berbasis keagamaan
Pelajaran ini dengan cara
23

Nama Peneliti,
N Judul, dan Alat
Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
o Tahun Analisis
Penelitian

2020/2021 melakukan
perencanaan yaitu
(2021) membuat jadwal
kegiatan, membuat
daftar hadir dan
menyiapkan alat
transportasi

9 Muthia Aurora Upaya yang sudah Teknik Fokus Analisis


sekolah lakukan pengumpulan penelitian Deskriptif
Upaya Sekolah dalam peningkatan data dengan pada upaya Kualitatif.
Dalam karakter religius observasi, sekolah,
Meningkatkan peserta didik melalui wawancara lokasi dan
Karakter kegiatan dan waktu
Religius ekstrakurikuler dokumentasi. penelitian
Melalui religius, sehingga yang
Kegiatan peserta didik berbeda.
Ekstrakurikuler memiliki sifat yang
Rohis di UPT baik yang tercermin
SMA Negeri 2 pada rasullah saw
Prabumulih seperti shiddiq,
(2020) amanah ditunjukkan
dengan, tabligh, dan
fathannah.

Sumber: Hasil Olah Penulis (2023)

Berdasarkan Tabel di atas, maka perbedaan penelitian ini dengan

penelitian sebelumnya terletak pada lokasi penelitian. Penelitian ini menggunakan

lokasi di SMAN 1 Kedungwaringin. Perbedaan kedua terletak pada waktu

penelitian yang berbeda, penelitian ini dilakukan ditahun 2023 untuk menjadikan

penelitian ini sebagai penelitian terbaru.


24

C. Kerangka Berpikir

Berdasarkan teori yang telah dikemukakan dan penelitian terdahulu maka

dapat dikembangkan mengenai kerangka berpikir ini. Kerangka berpikir dalam

penelitian ini digambarkan sebagai berikut:

Nilai-nilai Karakter Religius Kegiatan Ekstrakulikuler


Peserta Didik di SMAN 1 Keagamaan di SMAN 1
Kedungwaringin Kedungwaringin

Proses Penguatan Nilai-nilai Karakter Religius Melalui


Kegiatan Ekstrakulikuler Keagamaan di SMAN 1
Kedungwaringin

Peran Guru Sebagai Pelaksana Pendidikan Dalam


Mengatur Kegiatan Ekstrakulikuler Keagamaan di SMAN
Gambar 2.1 Keran
1 Kedungwaringin.

Faktor Penunjang dan Penghambat Proses Penguatan Nilai-


nilai Karakter Religius Melalui Kegiatan Ekstrakulikuler
Keagamaan di SMAN 1 Kedungwaringin.

Gambar 1. Kerangka Berpikir


BAB III

METODE PENELITIAN

A.Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Lokasi penelitian ini dilakukan di SMAN 1 Kedungwaringin sebagai

tempat penelitian. Peneliti memilih tempat ini sebagai lokasi penelitian di

dasarkan pada pertimbangan bahwa instansi ini tepat menjadi objek untuk

penelitian karena berhubungan dengan judul yang diangkat oleh peneliti.

2. Waktu Penelitian

Mengenai topik yang dibahas dalam penelitian ini, waktu yang peneliti

gunakan untuk meneliti dari bulan Oktober 2023 sampai dengan penelitian ini

selesai.

B. Desain dan Metode Penelitian

Desain penelitian merupakan rencana dari struktur riset yang mengarahkan

proses dan hasil riset sedapat mungkin menjadi valid, obyektif, efisien dan efektif.

Berdasarkan paradigma riset, riset ini adalah penelitian kualitatif. Penelitian

kualitatif adalah jenis penelitian yang temuannya tidak diperboleh melalui

prosedur statistik atau bentuk hitungan lainnya, metode penelitian kualitatif juga
26

sering disebut sebagai metode penelitian naturalistik karena penelitian dilakukan

pada kondisi latar yang alamiah atau apa adanya (Eko Sugiarto, 2015).

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif.

Penelitian ini merupakan penelitian mendalam mengenai penguatan nilai-nilai

karakter religius siswa melalui kegiatan ekstrakurikuler keagamaan, lingkup riset

yang digunakan merupakan lingkungan riil dan yang dijadikan unit analisisnya

yaitu instansi, dimensi waktu yang digunakan adalah cross sectional, data yang

digunakan yaitu data pimer dan sekunder dengan metode pengumpulan data

wawancara, observasi, dokumentasi, penelitian terdahulu dan buku. Data yang

tekumpul kemudian dianalisis secara interaktif melalui tahapan pengumpulan

data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan simpulan. Data yang diperoleh

kemudian disederhanakan, disusun, dan dipilih bagian pentingnya. Setelah itu,

data disajikan secara sistematis dan mudah dipahami dalam bentuk teks naratif,

sehingga data dapat disimpulkan dan diketahui maknanya.

C. Subjek Penelitian

Subjek penelitian dalam penelitian sebagai benda, hal atau orang, tempat,

data untuk variabel yang melekat dan dipermasalahkan. Pada penelitian kualitatif

responden atau subjek penelitian disebut dengan istilah informan, yaitu orang

memberi informasi tentang data yang diinginkan peneliti berkaitan dengan

penelitian yang sedang dilaksanakan. Informan yang berkontribusi, berpartisipasi

dan terlibat secara aktif dalam penelitian ini yaitu Kepala Sekolah, Guru Pembina

Ekstrakulikuler Keagamaan dan Peserta Didik.


27

D. Teknik Pengumpulan Data

Sebuah penelitian memerlukan data baik deskriptif maupun kualitatif

untuk bisa menyimpulkan hasil penelitian. Data tersebut merupakan fakta yang

dikumpulkan oleh peneliti dalam penelitiannya. Berikut bagaimana peneliti

mengumpulkan data penelitian ini :

1. Observasi

peneliti melakukan pengamatan langsung semua kegiatan yang terkait

dengan ektrakulikuler keagamaan dan nilai nilai karakter religius siswa-

siswi di SMAN 1 Kedungwaringin, dengan cara mencatat segala yang

ditemukan dan didapatkan sebagai informasi untuk bahan penulisan

penelitian.

2. Wawancara

peneliti melakukan sesi wawancara atau interview kepada partisipan yang

berkaitan dengan lokasi penelitan, untuk memperoleh data aktual

mengenai kegiatan ektrakulikuler keagamaan dan nilai-nilai karakter

religius siswa-siswi di SMAN 1 Kedungwaringin.

3. Dokumentasi

yaitu dengan teknik mengumpulkan data berupa dokumen yang terkait

dengan sekolah dan kegiatan ekstrakulikuler keagamaan, sebagai sumber

informasi yang akurat.


28

E.Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang dilakukan pada penelitian ini yaitu analisis data

kualitatif dengan studi fenomenologi sehingga seluruh jawaban dari informan atas

pertanyaan yang diberikan oleh peneliti akan di analisis dan dikaji secara detail

(Harahap, 2020). Adapun langkah-langkah dalam menganalisis data penelitian

fenomenologi yaitu:

1. Peneliti mengumpulkan semua data yang telah dikumpulkan dari hasil

wawancara dengan informan.

2. Data dibaca secara keseluruhan dan peneliti membuat catatan pinggir

mengenai data yang dianggap penting, kemudian diberikan label atau

tanda tertentu untuk mengidentifikasi pola, tema atau makna dalam data.

3. Peneliti menemukan dan mengelompokan makna pernyataan yang

diberikan informan, setiap pernyataan diperlakukan memiliki nilai yang

sama, tanpa mengutamakan satu pernyataan atas yang lain.

4. Pernyataan yang tidak relevan dengan topik, pertanyaan atau bersifat

repetitive dihilangkan dari analisis, hanya horizon yaitu elemen-elemen

penting dan unik dari fenomena yang di amati dan dipertahankan.

5. Pernyataan yang relevan dikumpulkan kedalam unit makna yang lebih

besar, kemudian unit makna digunakan untuk membuat lembaran tentang

bagaimana fenomena atau pengalaman tersebut terjadi.

6. Peneliti akan mengembangkan uraian secara keseluruhan dari fenomena

tersebut sehingga menemukan esensi dari fenomena tersebut. Kemudian

mengembangkan textural description (mengenai fenomena yang terjadi


29

pada informan) dan structural description (yang menjelaskan bagaiman

fenomena ini terjadi).

7. Penelitian kemudian memberikan penjelasan secara naratif mengenai

esensi dari fenomena yang di teliti dan mendapatkan makna pengalaman

informan mengenai fenomena tersebut.

8. Membuat laporan pengalaman setiap partisipan, kemudian menulis

gabungan.

Menurut (Sugiyono, 2019), validitas menunjukan derajat ketetapan antara

data yang sesungguhnya terjadi pada objek data yang dikumpulkan oleh peneliti

untuk mencari validitas sebuah item. Dalam teknik pengumpulan data, Triangulasi

diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari

berbagai teknik pengumpulan data dari sumber data yang telah ada, bila peneliti

melakukan pengumpulan data dengan triangulasi, maka sebenarnya peneliti

mengumpulkan data yang sekaligus meguji kredibilitas data, yaitu mengecek

kredibilitas data dengan berbagai teknik pengumpulan data dan berbagai sumber

data. Triangulasi data berarti peneliti menggunakan teknik pengumpulan data

yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dari sumber yang sama. Peneliti

menggunakan observasi partisipatif, wawancara mendalam, dan dokumentasi

untuk sumber data yang sama secara serempak. Triangulasi sumber berarti, untuk

mendapatkan data dari sumber yang berbeda-beda dengan teknik yang sama. Hal

ini dapat digambarkan seperti gambar, berikut:


30

Gambar 2. Triangulasi Data.


31

DAFTAR PUSTAKA

Apande, S. T. (2020). Penanaman Nilai-nilai Religius Pada Kegiatan

Ekstrakurikuler Keagamaan di MTs Negeri 2 Bolaang Mongondow Timur.

Institut Agama Islam Negeri.

Arifin. (2015). Dasar-Dasar Pendidikan, Direktorat Pembinaan Kelembagaan

Agama Islam.

Dewi, D. A. (2022). Penguatan Pendidikan Karakter melalui kegiatan Ekstra

Kurikuler Keagamaan di SMPN 38 Bengkulu Utara”. Jurnal Kajian

Keislaman.

Eka Kusuma Wardani. (2018). Penanaman Nilai-Nilai Karakter Religius Melalui

Kegiatan Keagamaan Di SMA Negeri 1 Tanggul. Rumah Jurnal.

Eko Sugiarto. (2015). Menyusun Proposal Penelitian Kualitatif Skripsi dan Tesis.

Suaka Media.

Fathurrohman, P. (2015). Pengembangan Pendidikan Karakter. Refika Aditama.

Harahap, N. (2020). Penelitian Kualitatif. Wal ashri Publishing.

Muhaimin, A. (2014). Urgensi Pendidikan Karakter Di Indonesia. Ar-Ruzz

Media.

Muslich, M. (2018). Pendidikan Karakter Menjawab Tantangan Krisis

Multidimensional. Sinar Grafika Offset.


32

Rachmadtullah, R., Yustitia, V., Setiawan, B., Fanny, A. M., Pramulia, P.,

Susiloningsih, W., & Tur, C. (2020). The Challenge Of Elementary School

Teachers To Encounter Superior Generation In The 4 . 0 Industrial

Revolution : Study Literature. 9(04), 2018–2021.

Sahlan, A., & Prastyo, A. T. (2016). Desain Pembelajaran Berbasi Pendidikan

Karakter. Ar-Ruzz Media.

Samrin. (2016). Pendidikan Karakter (Suatu Pendekatan Nilai). Jurnal Al-Ta’dib,

9(1), 120–143.

Santoso, T., Sujianto, & Afianto, D. (2020). Character Education values in revised

edition of the Indonesian language learning curriculum for year 10.

Universal Journal of Educational ResearcH, 8(2)(417–424).

https://doi.org/https://doi.org/10.13189/ujer.2020.080212

Sugiyono. (2019). Metodelogi Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif Dan R&D.

Alfabeta.

Taufiqurrohman. (2020). Penguatan Pendidikan Karakter Religius Melalui

Kegiatan Pembiasaan di SDN Kemirirejo 3 Kota Magelang. Universitas

Muhammadiyah Magelang.

Zakiah Drajat. (2016). Metode Pengajaran Agama Islam. Bumi Aksara.

Anda mungkin juga menyukai