Anda di halaman 1dari 26

TUGAS FARMASI KLINIS

IDENTIFIKASI KELENGKAPAN PENULISAN RESEP DI


KLINIK RAWAT INAP MUSLIMAT SINGOSARI
Disusun untuk Memenuhi Tugas Kepaniteraan Klinik Madya

Pembimbing
Faiqotul Himmah, S.Si., Apt.

Disusun Oleh
Rahma Tsumma Akmala
21904101047

KEPANITERAAN KLINIK MADYA


LABORATORIUM ILMU FARMASI KEDOKTERAN
RUMAH SAKIT MUSLIMAT SINGOSARI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM MALANG
2020
ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat,
Hidayah, serta Inayah-Nya kepada penyusun sehingga laporan farmasi klinis dengan judul
“Farmasi Klinis” ini dapat diselesaikan sesuai dengan rencana yang diharapkan.
Laporan farmasi klinis ini disusun untuk memenuhi tugas kepanitraan klinik madya dan
menambah pengetahuan bagi dokter dalam menggunakan ilmu farmasi klinis di kegiatan sehari-
hari.
Penyusun menyadari bahwa laporan ini jauh dari kata sempurna. Kritik dan saran
membangun dari pembimbing klinik dan pembaca sangat diharapkan demi perbaikan laporan ini.
Atas perhatiannya dalam penyusunan laporan ini, penyusun mengucapkan banyak terima kasih.
Penyusun menyampaikan ucapan terimakasih khususnya kepada Faiqotul Himmah,
S.Si., Apt selaku dosen pembimbing yang telah memberikan waktu, tenaga dan ilmu kepada
penyusun, serta teman sejawat yang telah mendukung penyusunan laporan ini. Semoga laporan
ini dapat bermanfaat bagi pembaca yang membutuhkan demi kemajuan ilmu pengetahuan,
khususnya di bidang kedokteran farmasi.

Madiun 11 Desember 2020

Rahma Tsumma Akmala


21904101047
iii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..............................................................................................................................i
KATA PENGANTAR...........................................................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................................................iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang........................................................................................................................1
1.2 Tujuan.....................................................................................................................................1
1.3. Manfaat..................................................................................................................................2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengkajian Resep....................................................................................................................3
2.2. Hasil Pengamatan Resep.........................................................................................................5
BAB III
PENUTUP
3.1.Kesimpulan.................................................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................24
1

BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Farmakologi didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang obat khususnya yang
berkaitan dengan pengaruh sifaf fisika-kimiawinya terhadap tubuh, respons bagian-bagian tubuh
terhadap sifat obat, nasib yang dialami obat dalam tubuh, dan kegunaan obat bagi kesembuhan.
Pelayanan Kefarmasian adalah suatu pelayanan langsung dan bertanggung jawab kepada pasien
yang berkaitan dengan sediaan farmasi dengan maksud mencapai hasil yang pasti untuk
meningkatkan mutu kehidupan pasien (PERMENKES 2016).

Menurut peraturan menteri kesehatan nomor 72 tahun 2016, pelayanan kefarmasian yaitu
suatu pelayanan langsung dan bertanggung jawab kepada pasien yang berkaitan dengan sediaan
farmasi untuk meningkatkan mutu kehidupan pasien. Standar pelayanan kefarmasian dibagi
menjadi dua yaitu pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai
serta pelayanan farmasi klinik. Pelayanan farmasi klinik dapat berupa pengkajian dan pelayanan
resep, penelusuran riwayat penggunaan obat, rekonsiliasi obat, pelayanan informasi obat,
konseling, visite, dan pemantauan terapi obat (PERMENKES, 2016). Resep merupakan
permintaan tertulis dari dokter atau dokter gigi kepada apoteker baik dalam bentuk paper atau
elektronik untuk menyediakan dan menyerahkan obat bagi pasien sesuai peraturan yang berlaku.
Sedangkan obat adalah bahan atau gabungan dari beberapa bahan yang digunakan untuk
mempengaruhi atau menyelidiki suatu keadaan fisiologis maupun patologis dalam rangka
penetapan diagnosis, pencegahan, penyembuhan dan peningkatan kesehatan (PERMENKES,
2016). Medication error adalah kejadian yang merugikan pasien akibat pemakaian obat selama
dalam penanganan tenaga kesehatan yang sebetulnya dapat dicegah. Salah satunya dalam
peresepan, sehingga diperlukan pengkajian resep untuk mencegah medication error.

1.2 Tujuan
1. Mengetahui cara pengkajian resep pada pasien geritari.
2. Mengetahui cara pengkajian resep pada pasien dewasa muda.
3. Mengetahui cara pengkajian resep pada pasien anak anak.
2

1.3. Manfaat
Manfaat dari penulisan tugas farmasi klinik ini adalah untuk meningkatkan keilmuan dan
kepustakaan mengenai ilmu farmasi dalam pengkajian resep sehingga nantinya dapat memahami
dan menerapkannya pada praktek di rumah sakit.
3

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengkajian Resep
Pengkajian resep merupakan kegiatan untuk menganalisa adanya masalah terkait obat, bila
ditemukan masalah terkait obat harus dikonsultasikan kepada dokter penulis resep. Tujuan
pengkajian ini untuk mencegah terjadinya kelalaian pencantuman informasi, penulisan resep
yang buruk dan penulisan resep yang tidak tepat. Dampak dari kesalahan tersebut sangat
beragam, mulai yang tidak memberi risiko sama sekali hingga terjadinya kecacatan atau bahkan
kematian (PERMENKES, 2016).

Hal yang perlu dikaji oleh tenaga farmasi mencakup persyaratan administrasi,
persyaratan farmasetik, dan persyaratan klinis baik untuk pasien rawat inap maupun
rawat jalan.

Persyaratan administrasi meliputi (PERMENKES, 2016):

1. Nama, umur, jenis kelamin, berat badan dan tinggi badan pasien.
2. Nama, nomor izin, alamat dan paraf dokter.
3. Tanggal Resep dan.
4. Ruangan/unit asal Resep.
Persyaratan farmasetik meliputi:

1. Nama Obat, bentuk dan kekuatan sediaan.


2. Dosis dan Jumlah Obat.
3. Stabilitas dan.
4. Aturan dan cara penggunaan.
Persyaratan klinis meliputi:

1. Ketepatan indikasi, dosis dan waktu penggunaan Obat.


2. Duplikasi pengobatan.
3. Alergi dan Reaksi Obat yang Tidak Dikehendaki (ROTD).
4. Kontraindikasi.
5. Interaksi Obat.
4

Kaidah penulisan resep yang benar diantaranya (Joenoes, 2001):

a. Identitas dokter: Nama dokter, alamat, SIP, nomor telepon


b. Tgl penulisan: Nama kota dan tanggal penuisan resep
c. Superscriptio: Tanda R/, singkatan dari resipe yg berarti harap diambil
d. Inscription: Nama obat yg diberikan serta kekuatan sediaannya. Nama obat dapt
berupa nama generik, nama standar, nama paten, contoh:
 Paracetamol 500mg
 Dumin 500mg
e. Subscriptio
 bentuk sediaan obat dan jumlahnya dalam angka romawi
 m.f.l.a.pulv.d.t.d.no.XX
 m.f.l.a.cream 20 g
 R/Tab………. No.XV
 R/Sir ………..fls I
f. Signatura
 aturan pakai(frekuensi, jml obat per kali minum dll).
 Simbol (singkatan latin) yg digunakan adalah s (=signatura, tandailah)
 S.t.d.d.Tab.I.u.h.p.c (tandailah tiga kali sehari satu tablet satu jam sebelum makan)

g. Garis dan Paraf


 Tanda penutup dengan garis dan Tanda tangan / paraf dokter :
 obat-obat narkotika harus dilengkapi tanda tangan dokter

h. Identitas Pasien
 Pro : nama pasien, umur, berat badan (wajib untuk anak2),
 alamat (jika obat mengandung narkotika)
 Pasien rawat inap di RS  Nomor rekam medis, umur/tanggal lahir
5

2.2. Hasil Pengamatan Resep


A. Resep 1. Resep Pasien pada Anak
6

Formulir Pengkajian Resep pada Pasien Anak

Nama Pasien: An. Z Ada/ Permasalahan Solusi


Usia: 7 th Tidak
Namaa Dokter: dr. D
Tgl peresepan: 30/11/2020
No Pengkajian
I. Administratif (Kelengkapan
Resep)
1. No. RM X Pada penulisan resep tidak Mengingatkan dokter
dicantumkan No. RM pasien untuk mencantumkan No.
untuk membedakan apabila ada RM pasien, dan
nama pasien yang sama melengkapi sendiri dari
kartu atau administrasi
2. Dokter √ - -
3. SIP dokter X Pada penulisan resep tidak Mengingatkan dokter
dicantumkan SIP dokter tersebut. untuk mencantumkan SIP
dokter, atau menggunakan
stempel yang tercantum
nama dan SIP
4. Tempat dan Tanggal √ - -
5. Tanda Tangan √ - -
Dokter/Paraf Dokter
6. Pasien (Nama, alamat, ± Pada penulisan resep tidak Mengingatkan dokter
usia, berat badan dan tinggi (Tidak dicantumkan tinggi untuk mencantumkan
badan) lengkap) badan/panjang badan. Namun tinggi badan
dalam hal ini tidak terlalu
berpengaruh
7. Ruangan/unit asal resep √ - -
II. FARMASETIK
1. Nama obat √ - -
2. Bentuk & Kekuatan ± Hanya oxytetracycline, -
Sediaan (Tidak cefadroxil, dan paracetamol
lengkap) yang tidak dilengkapi dengan
kekuatan sediaan
Oxytetracycline cream 3%
Paracetamol (Naprex) 250mg/5
ml sirup
Cefadroxil (cefad DS)
250mg/5ml sirup
3. Dosis √ - -
4. Jumlah Obat √ - -
7

5. Aturan Pakai √ - -
6. Waktu pemberian obat X Tidak terdapat penulisan cara Menghubungi dokter
(Cara Penggunaan) penggunaan. yang menuliskan resep
untuk mengkonfirmasi
Ibuprofen: sesudah makan aturan pakai obat yang
Cyproheptadine HCl diberikan.
(Heptasan): sesudah makan
Methylprednisolone (Medixon):
sesudah makan
Ranitidine: sesudah makan
Vitamin Bcomplex: sesudah
makan
Cefadroxil: sesudah makan
Paracetamol (Naprex): sesudah
makan
7. Cara pemakaian X Cara Pemakaian: Menambahkan jika sudah
Ibuprofen: per oral ada bentuk sediaan obat,
Cyproheptadine HCl namun jika belum
(Heptasan): per oral konfirmasi ke dokter cara
Methylprednisolone (Medixon): pemakaian obat yang
per oral
diberikan.
Ranitidine: per oral
Vitamin Bcomplex: per oral
Oxytetracicline: obat luar,
oleskan pada tempat yang sakit
Cefadroxil: per oral
Paracetamol (Naprex): per oral
8. Stabilitas Obat X - -
III. KLINIS
1. Alergi dan reaksi obat √ - -
yang tidak dikehendaki
2. Interaksi √ Ibuprofen & Methylprednisolone Monitoring dan observasi
Penggunaan dual NSAID dapat pemakaian lebih lanjut,
meningkatkan risiko kerusakan terlebih pasien memiliki
GI tract seperti bleeding, ulser, riwayat maag, ulcer, atau
inflamasi, dan perforasi penyakit Gastrointestinal
lainnya
3. Efek Samping √ Ibuprofen: Perut kembung, Mual Menginformasikan dan
dan muntah, Diare atau sembelit, mengedukasi pasien akan
8

Sakit maag, Demam, Sakit efek samping obat yang


kepala, Perubahan mood. mungkin terjadi.
Cyproheptadine HCl
(Heptasan): Mengantuk, pusing,
gangguan koordinasi,
kebingungan, kegelisahan,
tremor, insomnia, bengkak,
kemerahan, keringat berlebihan,
penglihatan kabur, mulut kering,
mual, muntah, diare, konstipasi,
anemia hemolitik.
Methylprednisolone (Medixon):
Mual, muntah, anoreksia,
peningkatan selera makan, diare
atau konstipasi, pendarahan, sakit
kepala, vertigo, insomnia/sulit
tidur,Atropi kulit peningkatan
keringat, hipersensitifitas
Ranitidine: Mual dan muntah,
Sakit kepala, Insomnia, Vertigo,
ruam., Konstipasi, Diare.
Vitamin Bcomplex: Pusing,
Sering buang air kecil, Perubahan
warna urin, Tinja berwarna hitam,
gangguan pencernaan.
Oxytetracycline: reaksi alergi
seperti ruam di kulit.
Cefadroxil: Diare, Sakit maag
atau dyspepsia, Mual dan muntah,
Gangguan pencernaan, Demam.
Paracetamol (Naprex): mual,
muntah, angioedema, disorientasi,
Kerusakan fungsi hepar.
4. Duplikasi √ Terdapat duplikasi obat yaitu Mengkonfirmasi obat
ibuprofen dan pada dokter, sebaiknya
methylprednisolone salah satu saja obat yang
diberikan untuk analgesic,
dan bertanya apakah ada
9

indikasi untuk diberikan 2


obat yang sama.
10

Pembenaran
Resep Anak
11

Klinik
Nama dokter : dr. DRawat Inap MuslimatPraktek:
Singosari
Senin s/d Jum’at

SIP : Ya,Sebutkan…
***** TidakPukul: 18.00 – 21.00 WIB
Ijin Operasional No. 180/0004/IORS/421.302/2014 Jl.

Ronggolawe 24 Singosari, Malang 65153

Unit : RJ Anak Malang, 30 November


2020
Riw. Alergi :

R/ Ibuprofen 75 mg
Heptasan 2 mg
Medixon 2 mg
Ranitidine 20 mg
Vitamin BC ¼ tab
m.f.l.a. pulv. da in caps d.t.d. No. X
ʃ. 3 d.d. caps I p.o.p.c.

R/ Oxytetracicline cream 3% tube 5g No.I


ʃ. 3 d.d. u. e. applic. loc. dol.

R/ Cefad DS 250mg/5ml syr No. I


ʃ. 2 d.d. Cth. I p.o.p.c.

R/ Naprex 250mg/5ml syr No. I


ʃ. 3 d.d. Cth. I p.o.p.c.

Pro
Nama : An. Z
Jenis Klemain : Laki-laki
Usia : 7 tahun
Berat/tinggi badan : 17 kg/ (Tidak diketahui)
No. RM : *****
Alamat : Klampok, malang
2. Resep pada dewasa muda
12
13

FORMULIR PENGKAJIAN RESEP PADA DEWASA MUDA

Nama Pasien: Tn. D Ada/ Permasalahan Solusi


Usia: 24 th Tidak
Nama Dokter: dr. F
Tgl peresepan: 2/12/2020
No Pengkajian
I. Administratif
(Kelengkapan Resep)
1. No. RM X Pada penulisan resep tidak Mengingatkan dokter
dicantumkan No. RM pasien untuk untuk mencantumkan
membedakan apabila ada nama No. RM pasien, dan
pasien yang sama melengkapi sendiri dari
kartu atau administrasi
2. Dokter √ - -
3. SIP dokter X Pada penulisan resep tidak Mengingatkan dokter
dicantumkan SIP dokter tersebut. untuk mencantumkan
SIP dokter, atau
menggunakan stempel
yang tercantum nama
dan SIP
4. Tempat dan Tanggal √ - -
5. Tanda Tangan X Pada penulisan resep tidak Mengingatkan dokter
Dokter/Paraf Dokter dituliskan tanda tangan dan parak untuk memberikan tanda
dokter. Padahal tanda tangan/paraf tangan/paraf pada resep,
dokter digunakan untuk konfirmasi dan membawa resep
dan memastikan bahwa resep sudah kepada dokter untuk
benar ditulis. Dan juga konfirmasi diberikan tanda
apabila adanya obat psikotropika tangan/paraf
atau narkotika.
6. Pasien (Nama, alamat, ± Pada penulisan resep tidak Mengingatkan dokter
usia, jenis kelamin, berat (Tidak dicantumkan berat badan dan tinggi untuk mencantumkan
badan dan tinggi badan) lengkap) badan. Namun pada pasien dewasa alamat, usia, jenis
hal ini tidak terlalu diperhatikan kelamin, berat badan dan
tinggi badan
7. Ruangan/unit asal resep √ - -
II. FARMASETIK
1. Nama obat √ - -
2. Bentuk & Kekuatan ± Bentuk dan Kekuatan Sediaan Melengkapi jika
Sediaan (Tidak Paracetamol (Farmadol) : mengetahui bentuk dan
lengkap) Tablet: 500 mg, 650 mg sediaan obat lalu
Sirup: 120 mg/5 ml, 250 mg/5 ml
14

Drop: 60 mg/0,6 ml, 100 mg/ml konfirmasi ke dokter


Infus: 10 mg/ml, 1g/100ml
yang memberikan resep
Supposituria: 250 mg/4 ml,
125mg/2ml tersebut.

Multivitamin & mineral


(Caviplex):
Kaplet (Vitamin A 4000 iu, vitamin
D 400 iu, vitamin B1 3 mg, vitamin
B2 4 mg, vitamin B6 4 mg, vitamin
B12 12 mcg, vitamin C 75 mg,
nikotinamid 20 mg, Ca pantotenat 5
mg, Vitamin E 10 mg, Biotin 0,1
mg, Acid Folic 1 mg, Fe Fumarat
135 mg, Acid Glutamic 50 mg, Ca
100 mg, Mg karbonat 87.5 mg, Zn
15 mg, Cu 0.5 mg, Mn 0.5 mg,
Fluor 0.5 mg, Iodium 0.15 mg)
Sirup 60 ml
Drop 10 ml

Methisoprinol (Isprinol):
Tablet: 500 mg
Sirup: 250 mg/5 ml
3. Dosis √ - -
4. Jumlah Obat √ - -
5. Aturan Pakai √ - -
6. Waktu pemberian obat √ Terdapat penulisan cara -
(Cara Penggunaan) penggunaan.

Paracetamol (Farmadol) : sesudah


makan
Multivitamin & Mineral
(Caviplex) : saat makan
Methisoprinol (Isprinol):
sesudah makan
7. Cara pemakaian X Cara Pemakaian: Melengkapi jika
Paracetamol (Farmadol) : per oral mengetahui cara
Multivitamin & Mineral pemakaian obat lalu
(Caviplex) : per oral konfirmasi ke dokter
Methisoprinol (Isprinol) : yang memberikan resep
per oral tersebut.
8. Stabilitas Obat X - -
III. KLINIS
1. Alergi dan reaksi obat X Kolom sudah tersedia namun tidak Menanyakan kepada
yang tidak dikehendaki dilakukan pengisian pasien secara langsung,
kemudian dilengkapi
15

atau melihat dari data


rekam medis.
2. Interaksi X - -
3. Efek Samping √ Paracetamol (Farmadol) : : Mual Menginformasikan dan
muntah, angioedema, disorientasi, mengedukasi pasien
Kerusakan fungsi hepar, Muncul akan efek samping obat
ruam, sakit tenggorokan, sariawan, yang mungkin terjadi.
tubuh terasa lemah, memar pada
kulit
Multivitamin & Mineral
(Caviplex) : Feses berwarna
kehitaman, Kehilangan nafsu
makan, Pusing, Sakit kepala, Mual,
Diare, konstipasi.
Methisoprinol (Isprinol) : Gatal
atau ruam pada kulit, Kelelahan,
Insomnia, Diare, Sakit kepala,
Vertigo, Lemas, Gugup, Sering
buang air kecil, Konstipasi,
Unit : IGD Malang, 2 Desember 2020
Meningkatkan kadar asam urat
4. Duplikasi Riw. Alergi : X Tidak dapat duplikasi -

R/ Farmadol 500mg tab No.X


Pembenaran Resep Pasien Dewasa Muda
ʃ. 3 d.d.tab I p.o.p.c.
Klinik
Nama dokter : dr. Rawat
F Inap MuslimatPraktek:
Singosari
Senin s/d Jum’at
SIP : Ya,Sebutkan…
xxxx
TidakPukul: 18.00 – 21.00 WIB
R/ Caviplex kaplet No.X
Ijin Operasional No. 180/0004/IORS/421.302/2014 Jl.
ʃ. 1 d.d. kaplet I p.o.d.c.
Ronggolawe 24 Singosari, Malang 65153

R/ Isprinol 500 mg tab No. X


ʃ. 2 d.d. tab I p.o.p.c.

Pro
Nama : Tn. D
Jenis Klemain : Laki-laki
Usia : 24 th
Berat/tinggi badan : (Tidak diketahui)
No. RM : (Tidak diketahui)
Alamat : Jl. Sekarganding, Malang
16

3. Resep pada Pasien Geriatri


17

FORMULIR PENGKAJIAN RESEP PADA GERIATRI

Nama Pasien: Tn. A Ada/ Permasalahan Solusi


Usia: 70 th Tidak
Nama Dokter: dr. A
Tgl peresepan: xxxx
No Pengkajian
I. Administratif
(Kelengkapan Resep)
1. No. RM X Pada penulisan resep tidak Mengingatkan dokter
dicantumkan No. RM pasien untuk untuk mencantumkan No.
membedakan apabila ada nama RM pasien, dan
pasien yang sama melengkapi sendiri dari
kartu atau administrasi
2. Dokter √ - -
3. SIP dokter X Pada penulisan resep tidak Mengingatkan dokter
dicantumkan SIP dokter tersebut. untuk mencantumkan SIP
dokter, atau menggunakan
stempel yang tercantum
nama dan SIP
4. Tempat dan Tanggal √ - -
5.Tanda Tangan X Pada penulisan resep tidak Mengingatkan dokter
Dokter/Paraf Dokter dituliskan tanda tangan dan parak untuk memberikan tanda
dokter. Padahal tanda tangan/paraf tangan/paraf pada resep,
dokter digunakan untuk konfirmasi dan membawa resep
dan memastikan bahwa resep kepada dokter untuk
sudah benar ditulis diberikan tanda
tangan/paraf
6. Pasien (Nama, alamat, ± Pada penulisan resep tidak Mengingatkan dokter
usia, jenis kelamin, berat (Tidak dicantumkan alamat, jenis kelamin, untuk mencantumkan
badan dan tinggi badan) lengkap) tinggi badan dan berat badan alamat, jenis kelamin,
tinggi badan dan berat
badan
7. Ruangan/unit asal resep √ - -
II. FARMASETIK
1. Nama obat √ - -
2. Bentuk & Kekuatan ± Bentuk dan Kekuatan Sediaan Melengkapi jika
Sediaan (Tidak Azitromisin: mengetahui bentuk dan
lengkap) tablet 500 mg, 250 mg kekuatan sediaan obat lalu
kapsul: 250 mg
konfirmasi ke dokter yang
vial: 100mg/ml
18

memberikan resep
Levofloxacin: tersebut.
Tablet: 500 mg, 750 mg
Infus: 5 mg/ml
Eyedrop: 0,5%

Omeprazole:
Paket : 2.5mg, 10mg
Suspension : 2mg/mL
tablet, delayed release : 20mg
capsule, delayed release: 10mg,
20mg, 40mg
oral disintegrating tablets : 20mg

Ondansetron:
Tablet: 4 mg
Sirup: 4mg/5ml
Ampul: 2mg/ml
Supp: 4mg

Paracetamol:
Tablet: 500 mg, 650 mg
Sirup: 120 mg/5 ml, 250 mg/5 ml
Drop: 60 mg/0,6 ml, 100 mg/ml
Infus: 10 mg/ml, 1g/100ml
Supposituria: 250 mg/4 ml,
125mg/2ml

N-Acetyl Sistein:
tablet 200 mg
kapsul: 200mg
Solution: 200mg/ml
Ampul: 100mg/ml
Sirup: 100mg/5ml
Granul: 200mg
3. Dosis √ - -
4. Jumlah Obat √ - -
5. Aturan Pakai √ - -
6. Waktu pemberian obat ± Parasetamol: sesudah makan -
(Cara Penggunaan) (Tidak Azitromisin: sesudah makan
lengkap) Levofloxacin: sesudah makan
Omeprazole: sebelum makan
Ondansetron: sebelum makan
Paracetamol: sesudah makan
N-Acetyl Sistein: sesudah makan
7. Cara pemakaian X Cara Pemakaian: Melengkapi jika
19

Azitromisin: per oral mengetahui cara


Levofloxacin: per oral pemakaian obat lalu
Omeprazole: per oral konfirmasi ke dokter yang
Ondansetron: per oral memberikan resep
Paracetamol tersebut.
: per oral
N-Acetyl Sistein: per oral
8. Stabilitas Obat X - -
III. KLINIS
1. Alergi dan reaksi obat √ - -
yang tidak dikehendaki
2. Interaksi √ Azitromisin & Ondansetron Di edukasi dan dipantau
Dapat menyebabkan terjadinya penggunaannya, apabila
pemanjangan interval QT yang terjadi gejala yang tidak
meningkatkan risiko aritmia diinginkan seperti pusing,
ventricular termasuk torsade de pusing, pingsan, palpitasi,
pointes dan kematian mendadak irregular ritme, sesak
napas perlu dibawa ke
Azitromisin & Levofloxacin klinik kesehatan terdekat
Penggunaan kuinolon dapat
meningkatkan risiko terjadinya
pemanjangan interval QT

Levofloxacin & Ondansetron


Penggunaan kuinolon dapat
meningkatkan risiko terjadinya
pemanjangan interval QT
3. Efek Samping √ Azitromisin: Sakit kepala, Mual, Menginformasikan dan
Muntah, Sakit perut, Diare mengedukasi pasien akan
Levofloxacin: Gangguan efek samping obat yang
pencernaan, seperti diare dan mungkin terjadi.
sembelit, mual dan muntah,
pusing, sakit kepala, dan gangguan
tidur.
Omeprazole: Nyeri perut, sakit
kepala, kram otot, gangguan
pencernaan, alergi obat (ruam,
pusing, sesak napas)
20

Ondansetron: Sakit kepala,


Sembelit, Lelah dan lemah,
Meriang, Mengantuk, Pusing
N-Acetyl Sistein: Mengantuk,
Mual, Muntah, Sariawan
Paracetamol: mual, muntah,
angioedema, disorientasi,
Kerusakan fungsi hepar
4. Duplikasi X Tidak dapat duplikasi -
21

Pembenaran Resep Pasien Geriatri

Klinik
Nama dokter : dr. ARawat Inap MuslimatPraktek:
Singosari
Senin s/d Jum’at

SIP : Ya,Sebutkan…
No.503.2/499.2/KAB/DS/XII/2018 Tidak
Pukul: 18.00 – 21.00 WIB
Ijin Operasional No. 180/0004/IORS/421.302/2014 Jl.

Ronggolawe 24 Singosari, Malang 65153

Unit : IGD Malang, 4 Desember 2020.


Riw. Alergi :

R/ Azitromisin 500mg tab No.X


ʃ. 1 d.d.tab I p.o.p.c.

R/ Levofloxacin 500mg tab No. X


ʃ. 1 d.d. tab I p.o.p.c.

R/ Omeprazole 20mg cap No. X


ʃ. 2 d.d. cap I p.o.a.c.

R/ Ondansetron 200mg tab No.X


ʃ. 3 d.d. tab I p.o.a.c.

R/ Paracetamol 500 mg tab No.X


ʃ. 3 d.d. tab I p.o.p.c.

R/ N-asetilsistein 200mg cap No.X


ʃ. 2 d.d. cap I p.o.p.c.

Pro
Nama : Tn. D
Jenis Klemain : Laki-laki
Usia : 70 th
Berat/tinggi badan : (Tidak diketahui)
No. RM : *****
Alamat : (Tidak diketahui)
22

BAB III

PENUTUP
3.1.Kesimpulan
Pembelajaran tentang ilmu kedokteran farmasi di RS Muslimat Singosari memberikan
penulis dan pembaca manfaat dalam bidang akademis mengenai kefarmasian. Sehingga penulis
dan pembaca mampu melakukan kegiatan dalam mengembangkan kemampuan di bidang farmasi
klinis khususnya tentang pengkajian dan telaah resep.
23

DAFTAR PUSTAKA

Joenoes, N.Z. 2001. ARS Prescribendi Resep yang Rasional, Edisi 2. Surabaya : Airlangga
University Press

Medscape. 2020. Drugs (online) (diakses Desember 2020).

Drugs.Com. 2020. Interaction Checker (diakes Desember 2020)

PERMENKES. 2016. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 72 Tahun 2016
tentang Standar Pelayanan Kefarmasian Di Rumah Sakit. 2

Anda mungkin juga menyukai