INDONESIA
RINGKASAN
PEMBAHASAN
Teori Integrallistik
Cita negara integralistik pertama kali dikemukakan oleh Prof. Mr. Dr.
Supomo dalam pidatonya di BPUPKI tanggal 31 Mel 1945. Teori Integralistik yang
diajukan oleh Supomo tergambar dari kalimat-kalimat pidatonya sebagai berikut:
Jika kita hendak mendirikan negara yang sesuai dengan keistimewaan sifat dan
corak masyarakat Indonesia, maka negara kIta harus berdasar atas aliran pikiran
(Staatsidee) negara yang integralistik yang mengatasi seluruh golongan-golonganya
dalam lapangan apapun. Menurut aliran piklran ini, Kepala negara dan badan-badan
Pemerintah lain harus berslfat pemlmpin yang sejatl. penunjuk jalan ke arah cita-
cita luhur yang diidam-idamkan oleh rakyat. Negara harus bersifat "badan
penyelenggara" badan pencipta hukum yang timbul dan hati-sanubari rakyat
seluruhnya. Dalam pengertian ini, menurut teori ini yang sesuai dengan semangat
Indonesia yang asli, negara tidak lain ialah seluruh masyarakat atau seluruh rakyat
Indonesia sebagai persatuan yang teratur dan tersusun (Tambunan, 1999).
Hakikat dari sila-sila Pancasila ialah: 1) utuh, tak dapat dibagi, mempunyai
bangun-bentuk tersendiri, berdiri sendiri; 2) terpisah dari sesuatu hal yang lain,
tidak menjadi bagian dari sesuatu yang lain. Hakikat sila ketiga, yang berisi
keharusan/ tuntutan untuk bersesuaian dengan hakikat satu adalah suatu prinsip
untuk tetap utuh, pantang/ menolak untuk dipecah belah, sebagai bangsa
mempunyai kepribadian sendiri, sebagai negara senantiasa merupakan negara
kesatuan yang utuh, benar-benar mandiri baik sebagai bangsa maupun negara
(Sugiarto & Nurita, 2018).
Kesimpulan
Sugiarto, L., & Nurita, R. F. (2018). Pandangan Negara Integralistik sebagai Dasar
Philosofische Gronslag Negara Indonesia. Jurnal Cakrawala Hukum, 9(1),
59–67.