Stroke
Stroke
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Epilepsi
2.1.1 Pengertian
jahat dan dipercaya juga bahwa epilepsi merupakan penyakit yang bersifat
suci. Latar belakang munculnya mitos dan rasa takut terhadap epilepsi
berbagai etiologi, dengan gejala tunggal yang khas, yaitu kejang berulang
(parsial) dan kejang umum. Kejang fokal terjadi karena adanya lesi pada
satu bagian dari cerebral cortex, di mana pada kelainan ini dapat disertai
9
10
mencakup area yang luas dari cerebral cortex dan biasanya mengenai
14,15
dalam epilepsi umum.
16
oleh suatu penyakit otak akut.
1
dengan serangan tunggal atau tersendiri. Sedangkan sindrom epilepsi
adalah sekumpulan gejala dan tanda klinis epilepsi yang ditandai dengan
16
serangan, faktor pencetus, kronisitas.
oleh tumor, adanya pendesakan otak oleh desakan tulang cranium akibat
trauma, adanya inflamasi atau infeksi di dalam otak, atau adanya kelainan
biokimia atau elektrolit dalam darah. Tetapi jika kelainan tersebut tidak
ditangani dengan baik maka dapat menyebabkan timbulnya epilepsi di
16
kemudian hari.
2.1.2 Epidemiologi
satu kali kejang pada 16 tahun pertama kehidupan. Studi yang ada
17
terdapat 30.000 anak yang berkembang menjadi penderita epilepsi.
18
anak laki – laki lebih tinggi daripada anak perempuan.
Epilepsi paling sering terjadi pada anak dan orang lebih tua (di atas
kemudian menurun pada masa kanak-kanak, dan relatif stabil sampai usia
65 tahun. Menurut data yang ada, insidensi per tahun epilepsi per 100000
kasus epilepsi tidak dapat ditemukan penyebab yang pasti atau yang lebih
2
sering kita sebut sebagai kelainan idiopatik. Terdapat dua kategori kejang
epilepsi yaitu kejang fokal dan kejang umum. Secara garis besar, etiologi
19
epilepsi dibagi menjadi dua, yaitu :
2.1.4 Klasifikasi
20
untuk kejang epilepsi :
21
untuk sindroma epilepsi :
benigna)
• Epilepsi anak dengan
paroksimal oksipital
Simtomatik • Lobus temporalis
• Lobus frontalis
• Lobus parietalis
• Lobus oksipitalis
• Kronik progresif kontinu
Kriptogenik
2 Epilepsi Idiopatik • Kejang neonates familial
umum benigna
• Kejang neonates benigna
• Epilepsi mioklonik benigna
pada bayi
• Epilepsi absans pada anak
(pyknolepsy)
• Epilepsi absans pada remaja
• Epilepsi mioklonik pada
remaja
• Epilepsi dengan serangan
tonik-klonik saat terjaga
Kriptogenik • Sindroma West (spasme bayi)
atau • Sindroma Lennox-Gastaut
simtomatik • Epilepsi dengan kejang
mioklonik-astatik
• Epilepsi dengan mioklonik
absans
Simtomatik • Etiologi non spesifik
! Ensefalopati
mioklonik neonatal
! Epilepsi ensefalopati
pada bayi
! Gejala epilepsi umum
lain yang tidak dapat
didefinisikan
• Sindrom spesifik
! Malformasi serebral
! Gangguan metabolisme
3 Epilepsi dan Serangan • Kejang neonatal
sindrom fokal dan • Epilepsi mioklonik berat pada
yang tidak umum bayi
dapat Tanpa • Epilepsi dengan gelombang
ditentukan gambaran paku kontinu selama
fokal atau tegas fokal gelombang rendah tidur
generalisata atau umum (Sindroma Taissinare)
• Sindroma Landau-Kleffner
4 Sindrom Kejang
khusus demam
Status
epileptikus
Kejang
berkaitan
dengan gejala
metabolik atau
toksik akut
16
22
epilepsi, dapat terjadi saat :
2,23
epilepsi, yaitu :
1) Kejang parsial
kecil dari otak atau satu hemisfer serebrum. Kejang terjadi pada
2) Kejang umum
menurun.
a. Kejang Absans
b. Kejang Atonik
atau berulang.
d. Kejang Tonik-Klonik
e. Kejang Klonik
f. Kejang Tonik
24
epilepsi (klinis) sudah dapat ditegakkan.
1) Anamnesis
b. Lama serangan
d. Frekuensi serangan
e. Faktor pencetus
f. Ada / tidaknya penyakit lain yang diderita sekarang
3) Pemeriksaan penunjang
a. Elektroensefalografi (EEG)
26
pengobatan dengan obat anti epilepsi (OAE).
b. Neuroimaging
24,27
kanan.
2.1.8 Penatalaksanaan
diazepam per rektal dengan dosis 5 mg bila berat badan anak < 10 kg
atau 10 mg bila berat badan anak > 10 kg. Jika kejang masih belum
dan obat yang sama. Jika setelah dua kali pemberian diazepam per
b. Pengobatan epilepsi
1) Terapi medikamentosa
2) Terapi bedah
30
merupakan jenis bedah epilepsi berdasarkan letak fokus infeksi :
a. Lobektomi temporal
c. Hemisferektomi
d. Callostomi
3) Terapi nutrisi
31
antiepilepsi.
c. Berikan alas lembut di bawah kepala agar hentakan saat kejang tidak
d. Miringkan tubuh penderita ke salah satu sisi supaya cairan dari mulut
dapat mengalir keluar dengan lancar dan menjaga aliran udara atau
pernapasan.
34
dalam membentuk tindakan seseorang (overt behavior).
34
tersebut terjadi proses yang berurutan, yakni :
tersebut bagi dirinya). Hal ini berarti sikap responden sudah lebih
baik lagi.
34
tahap di atas.
kesadaran, dan sikap yang positif, maka perilaku tersebut akan bersifat
34
akan berlangsung lama.
33
domain kognitif mempunyai 6 tingkat pengetahuan, yakni :
1) Tahu (know)
menggunakan pertanyaan-pertanyaan.
2) Paham (comprehension)
3) Terapan (application)
4) Analisis (analysis)
tersebut.
5) Sintesis (synthesis)
telah ada.
6) Evaluasi (evaluation)
cara. Cara yang paling umum adalah dengan wawancara atau angket yang
menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau
34
yang bersifat kualitatif, yaitu:
35
Faktor – faktor yang mempengaruhi pengetahuan, yaitu:
a. Pendidikan
c. Status ekonomi
pengetahuan seseorang.
d. Lingkungan
f. Usia
2
pada kelompok usia di bawah 1 tahun dan di atas 65 tahun. Prevalensi
8
prevalensi epilepsi 8,2 per 1.000 penduduk.
kepatuhan berobat pada orang tua dari anak pasien epilepsi adalah baik.
Tetapi tingkat pengetahuan dari orang tua dan masyarakat masih terbatas
hal ini menyebabkan perilaku yang buruk dari masyarakat terhadap pasien
penyakit epilepsi pada anak dapat terdeteksi secara dini dan masyarakat
36
tidak berperilaku salah terhadap penderita epilepsi.
33
menggunakan komunikasi interpersonal maupun komunikasi massa.
37
pencegahan.
sarana atau orang lain, misalnya kamera, artis, penyiar, maupun penulis
berkomunikasi.
dapat mengatasi kendala yang dibutuhkan oleh kedua pihak. Dampak dari
melalui komunikasi efektif tersebut dokter dapat secara cepat dan tepat
communication style.
communication style.
penyuluhan. Melalui metode ini kontak antara klien dengan petugas lebih
Kesehatan Masyarakat.
b. Pasal 38
33
kombinasi. Metode ceramah (preaching method) adalah metode
Kelebihan dari metode ini adalah mudah dilaksanakan, dapat diikuti oleh
antara lain membuat responden cenderung pasif dan jika terlalu lama dapat
33,40
akan peneliti lakukan menggunakan alat bantu slide power point.
a. Kelebihan
wawancara.
sama.
b. Kelemahan
lain.
42
wawancara telepon sebagai metode penelitian.
43
tidak bersifat intimidasi, dan lebih murah. Penelitian yang dilakukan oleh
44
penyandang cacat, dan pekerja shift.
Terdapat beberapa kelemahan dari wawancara telepon antara lain
epilepsi pada anak sehingga pemberian edukasi yang efektif kepada orang
tua akan meningkatkan kualitas hidup dari anaknya serta dapat digunakan
45
sebagai sarana promosi kesehatan.