Anda di halaman 1dari 27

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dalam mencapai sasaran produksi yang ditentukan, diperlukan adanya

penilaian terhadap kemampuan produksi alat muat dan alat angkut serta

kemampuan produksi dari crushing plant yang digunakan. Penilaian tersebut

dilakukan dengan cara pengamatan dan penelitian terhadap keadaan di

lapangan dan faktor-faktor hambatan yang mempengaruhi kemampuan alat-alat

tersebut. Dengan mengetahui hal-hal tersebut diharapkan dapat memberikan

upaya terbaik dalam mencapai sasaran produksi.

Pada kondisi di lapangan, jam kerja dari alat angkut, alat muat dan

crusher belum mengikuti jadwal kerja/shift yang tersedia dari CV Sumber Jaya,

sehingga tidak ada target produksi yang pasti per harinya bahkan per bulannya.

Pada awal perencanaan pembangunan pabrik peremukan ditargetkan memiliki

produksinya 250 ton/hari. Oleh karena itu target produksi tersebut menjadi

parameter apakah rangkaian kegiatan crushing plant telah optimal atau belum.

Berdasarkan target produksi tersebut,jam kerja tersedia sebenarnya menjadi acuan

untuk mengerucutkan produktivitas serangkaian alat berat dalam unit pengolahan

crushing plant khususnya alat muat dan alat angkut serta jaw crusher sehingga

hasil produksi dapat meningkat.

5.1 Produktivitas Alat Angkut, Alat Muat, serta Produktivitas Primary Jaw

Crusher

Kegiatan loading & hauling yang bertujuan mengantarkan umpan untuk

crusher dilakukan dengan kombinasi alat muat excavator Hyundai r220-9sh

68
69

(Spesifikasi teknis dapat dilihat pada Lampiran A) dan dumptruck Isuzu Elf

NKR 71. (Spesifikasi teknis dapat dilihat pada Lampiran B)

Tabel 5.1

Data Alat Angkut Dan Alat Muat Yang Digunakan

Jenis Alat Jumlah Alat

Excavator Hyundai r220-9sh 1 unit

Dumptruck Isuzu Elf NKR 71 1 unit

Sumber : Olahan Penulis,2020

Excavator digunakan untuk memuat material ke dumptruck dan dumptruck

digunakan untuk mengangkut material dari stockpile menuju ke hopper dan

berlangsung secara continu.

5.1.1 Produktivitas Alat Muat

5.1.1.1 Cycle time alat muat

Pada penelitian ini dilakukan pencatatan sebanyak 30 pengamatan (30

hari). Hasil pencatatan waktu edar dari alat muat dapat dilihat pada Lampiran D.

Pada Lampiran D terlihat bahwa :

Pada hari pertama,

a. Rata-rata waktu menggali = 8,63 detik

b. Rata-rata waktu swing isi = 3,95 detik

c. Rata-rata waktu tumpah = 4,38 detik

d. Rata-rata waktu swing kosong = 3,61 detik sehingga,

CTm = 8.63 + 3.95 + 4.38 + 3.61 = 20.57 detik


70

Dan hitungan cycle time untuk hari-hari selanjutnya dilihat pada

Lampiran D.

5.1.1.2 Waktu Efektif Kerja dan Efisiensi Kerja Alat Muat

Tabel 5.2

Jadwal Kerja CV Sumber Jaya

Shift I
Jadwal Kerja Keterangan Waktu

08.00 - 12.00 Waktu kerja (jam)


4
12.00 - 13.00 Waktu Istirahat 1
13.00 - 17.00 Waktu kerja 4
Total 9
Sumber Data : Olahan Penulis,2020

Rata-rata jam kerja yang tersedia = 8 jam/hari

= 480 menit

Total waktu hambatan alat muat yang di peroleh di lapangan pada hari pertama

adalah 100 menit.(Lihat Lampiran F tabel F.2),Maka;

Waktu kerja efektif alat gali muat hari ke-1 = Wkt – (Wkdd + Wktd)

= 480 – (100 + 0)

= 380 menit

Hari-hari selanjutnya dihitung dengan cara yang sama. (Lihat Lampiran F tabel

F.2), Sehingga dapat dihitung efisiensi kerja alat muat untuk hari pertama, yaitu:

Eff = (Waktu kerja produktif / Waktu kerja yang tersedia ) x 100 %

= (380/480) x 100 % = 79,16 %


71

Hari-hari selanjutnya dihitung dengan cara yang sama. (Lihat Lampiran F tabel

F.3)

5.1.1.3 Perhitungan produktivitas alat muat

Berdasarkan hasil perhitungan diketahui bahwa produktivitas excavator

Hyundai R220-9sh adalah 108,337 LCm/Jam (Lampiran G.1)

Produksi Excavator HYUNDAI R220-9SH

3600
𝑃𝑚 = 𝑥 0,7916 𝑥 0, ,92 𝑥 0,85
20,57

= 175,012 x 0,7916 x 0,92 x 0,85

= 108,337 LCM/Jam

LCM
𝑃𝑚 = 108,337 Jam 𝑥 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠 (ton)

LCM
= 108,337 x 1,5 ton
Jam

= 162,505 Ton/jam

Dengan :

Pm = Produksi alat muat, Ton/jam

Ctm = Waktu edar (cycle time,(detik)) (Lampiran D)

Ek = Efisiensi kerja alat muat,(Lampiran F tabel F.3)

Kb = Kapasitas munjung mangkuk, 0,92 m3 (Lampiran A)

BFF = Faktor pengisian alat muat (Bucket Fill Factor), 85% (Lampiran

G).
72

Produksi persatu unit Excavator HYUNDAI R220-9SH adalah 162,505

ton/jam. Produksi hari ke-2 sampai hari ke-30 dihitung dengan cara yang sama.

Berdasarkan hasil perhitungan, produksi harian dari alat muat selama bulan

Agustus dapat dilihat dari grafik berikut ini.

Produktivitas alat muat


TOTAL PRODUKSI (ton/jam)
200
Pm
150 (Ton/jam)

100

50

0
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 HARI KE -

Sumber : Olahan Penulis,2020


Gambar 5.1 Grafik Produksi Alat Muat Excavator Hyundai R220-9sh

Dari grafik terlihat bahwa produksi harian selama 30 hari dari alat muat excavator

Hyundai R220-9sh bervariasi dan berada pada kisaran rata-rata 100 ton/jam hingga

150 ton/jam dan produksi tertinggi pada bulan Agustus terjadi pada hari pertama

dengan total produksinya berada di atas 150 ton/jam.

5.1.2 Produktivitas Alat Angkut

5.1.2.1 Cycle Time alat angkut

Hasil pencatatan waktu edar dari alat angkut dapat dilihat pada Lampiran E.

Pada Lampiran E terlihat bahwa :

Pada hari pertama

a. Waktu untuk mengatur posisi untuk diisi muatan = 15,9 detik


73

b. Waktu untuk diisi muatan =164,99 detik

c. Waktu untuk mengangkut muatan = 155,78 detik

d. Waktu mengatur posisi untuk menumpahkan muatan = 45,37 detik

e. Waktu untuk menumpahkan muatan = 64,45 detik

f. Waktu kembali untuk diisi dalam keadaan kosong = 115,76 detik

sehingga,

CTa = 15.9 + 164.99 + 155.78 + 45.37 + 65.45 + 115.76 = 563.25 detik.

Dan hitungan cycle time untuk hari-hari selanjutnya dilihat pada

Lampiran E.

5.2.1.2 Waktu Efekti kerja dan Efisiensi Kerja Alat Angkut

Total waktu hambatan pada alat angkut yang di peroleh di lapangan pada

hari pertama adalah 105 menit.(Lihat Lampiran F. tabel F 4.1) Maka;

Waktu kerja efektif alat angkut hari ke-1 = Wkt – (Wkdd + Wktd)

= 480 – (105 + 0)

= 375 menit

Hari-hari selanjutnya dihitung dengan cara yang sama. (Lihat Lampiran F tabel
F.4), Sehingga dapat dihitung efisiensi kerja alat angkut, yaitu :

Eff = ( Waktu kerja produktif / Waktu kerja yang tersedia ) x 100 %

375
= (480) x 100 %

= 78,12 %

Hari-hari selanjutnya dihitung dengan cara yang sama. (Lihat Lampiran F tabel

F.4.1).
74

5.2.1.3 Perhitungan Produktivitas Alat Angkut

Berdasarkan hasil perhitungan, diketahui bahwa produktivitas dumptruck

isuzu elf nkr 71 hd 125 adalah 27,3314 LCm/Jam (Lampiran H )

Produksi alat angkut dumptruck isuzu elf nkr 71 hd 125 ps untuk hari pertama :

3600
𝑃𝑚 = 𝑥 7 𝑥 0,7812 𝑥 0,92 𝑥 0,85
563,25

= 6,3914 x 7 x 0,7812 x 0,92 x 0,85

= 27,3314 LCM/Jam

= 27,3314 LCM/Jam x 1,5 ton

= 40,997 ton/jam

Dengan ;

Pm = Produksi alat muat, ton/jam

Ctm = Waktu edar (cycle time (detik)) alat muat, (Lampiran E)

Ek = Efisiensi kerja alat muat, (Lampiran F tabel F.4.1)

Kb = Kapasitas munjung mangkuk, 0,92 m3 (Lampiran A)

N = Jumlah pengisian bucket ke alat angkut, (Lampiran E)

BFF = Faktor pengisian alat muat (Bucket Fill Factor), 85% (Lampiran

G)

Produksi persatu unit dumptruck isuzu elf nkr 71 hd 125 adalah 40,997

ton/jam. Untuk produksi hari ke-2 sampai hari ke-30 dihitung dengan cara yang

sama dan dapat dilihat pada Lampiran H tabel H. Berdasarkan hasil perhitungan,
75

produksi harian dari alat angkut selama bulan Agustus dapat dilihat dari grafik

berikut ini .

Produktivitas Alat Angkut


TOTAL
(ton/jam)
PRODUKSI
60
50
40
30 Pm (Ton/jam)
20
10
0
1 4 7 10 13 16 19 22 25 28 HARI KE -

Sumber : Olahan Penulis,2020


Gambar 5.2 Grafik Produksi Alat Angkut Dumptruck isuzu elf nkr 71 hd
125 PS

Dari grafik terlihat bahwa produksi harian selama 30 hari dari alat angkut dumptruck

bervariasi namun berada pada kisaran rata-rata 30 ton/jam hingga 40 ton/jam dan

produksi tertinggi pada bulan Agustus terjadi pada hari ke-20 dengan total

produksinya berada di atas 50 ton/jam.

5.1.3 Produktivitas Jaw Crusher

5.1.3.1 Waktu Kerja Efektif dan Efisiensi Kerja Jaw Crusher

Tabel 5.3
Waktu Kerja Tersedia Jaw Crusher Bulan Agustus

Bulan Jam Kerja Jumlah Hari Kerja Waktu Kerja Tersedia


(Jam/Bulan) (Jam/hari)

Agustus 240 30 8
Sumber Data : Olahan Penulis,2020
76

Seperti halnya pada alat angkut dan alat muat, dalam satu bulan jumlah hari kerja

dari crusher pun adalah 30 hari, sedangkan jam kerja yang berlaku di perusahaan

adalah satu shift kerja dalam sehari dengan 8 jam kerja.

Total waktu hambatan pada jaw crusher yang di peroleh di lapangan pada hari

pertama adalah 124,74 menit.(Lihat Lampiran I) Maka;

Waktu kerja efektif Primary Jaw crusher hari ke-1 = Wkt – (Wkdd + Wktd)

= 480 – (124,74)

= 355,26 menit

Hari-hari selanjutnya dihitung dengan cara yang sama. (Lihat Lampiran I),

Sehingga dapat dihitung efisiensi kerja jaw crusher untuk hari pertama, yaitu:

Eff = ( Waktu kerja produktif / Waktu kerja yang tersedia ) x 100 %

355,26
=( ) x 100 % = 74,01 %
480

Untuk nilai efisiensi kerja pada hari ke-2 sampai hari ke-30 dihitung dengan cara

yang sama. (Untuk nilai efisiensi kerjanya dapat dilihat pada Lampiran J tabel

J).

5.1.3.2 Perhitungan Produktivitas Jaw Crusher

Hasil produksi crusher dapat dilihat pada Lampiran K sedangkan untuk

waktu kerja efektif crusher dapat dilihat pada Lampiran J,

Maka, perhitungan untuk produktivitas primary jaw crusher pada hari ke-1 adalah
77

2556,235 𝑡𝑜𝑛
Produktivitas = 5,92 𝑗𝑎𝑚

= 43,283 ton/jam

Produksi unit jaw crusher adalah 43,284 ton/jam, dan untuk produktivitas hari

berikutnya dihitung dengan cara yang sama dan dapat dilihat pada Lampiran L

tabel L.

Berdasarkan hasil perhitungan, produksi harian dari alat angkut selama bulan

Agustus dapat dilihat pada gambar 5.3 berikut ini

Produktivitas Crusher
TOTAL (Ton/Jam)
PRODUKSI
60
50
40
30 Produktivitas
(Ton/Jam)
20
10
0
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 HARI KE-

Sumber : Olahan Penulis,2020


Gambar 5.3 Grafik Produktivitas Jaw Crusher
Dari grafik terlihat bahwa produktivitas harian selama 30 hari dari jaw crusher

bervariasi dan berada pada kisaran rata-rata 30 ton/jam hingga 40 ton/jam dan

produksi tertinggi pada bulan Agustus terjadi pada hari ke-4 dengan total

produksinya berada di atas 50 ton/jam.


78

5.1.3.3 Produksi Jaw Crusher

Berdasarkan perhitungan di lapangan, data produksi primary jaw crusher

dapat dilihat pada lampiran K. Pada gambar 5.4 terlihat grafik produksi harian

selama 30 hari dari jaw crusher bervariasi dan berada pada kisaran rata-rata 200 ton

hingga 300 ton dan produksi tertinggi pada bulan Agustus terjadi pada hari ke-20

dengan total produksinya berada di atas 350 ton.

Hasil produksi Jaw Crusher


(ton/jam)
TOTAL
PRODUKSI
400
300
200 hasil produksi
100
0
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 HARI KE-

Sumber : Olahan Penulis,2020


Gambar 5.4 Grafik Produksi Jaw Crusher

5.2 Faktor-Faktor Penghambat Alat Mekanis (alat loading-hauling) dan

Primary Jaw Crusher

Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan, waktu kerja alat yang telah

ditetapkan pada alat-alat mekanis (loading-hauling) dan pada primary jaw crusher

yaitu selama 240 jam/bulan tidak sesuai dengan waktu kerja aktual yang

dilakukan pada bulan Agustus yakni seperti yang terlihat pada Lampiran F tabel

F.2 dan F.4 dan Lampiran I tentang rata-rata waktu efektif kerja dari alat

mekanis (loading-hauling) serta waktu efektif dari primary jaw crusher.


79

Faktor hambatan tersebut antara lain :

a. Persiapan alat / shift awal

Seperti yang dapat dilihat pada Lampiran F tabel F.2 untuk waktu

hambatan persiapan alat/shift awal pada alat muat dengan total waktu

kehilangannya selama sebulan adalah 901 menit dan pada Lampiran F

tabel F.4 untuk alat angkut total waktu kehilangan selama sebulan adalah

900 menit serta pada Lampiran I untuk waktu hambatan dari primary jaw

crusher dengan total waktu kehilangan selama sebulan adalah 17,58 jam

atau 1,055.1 menit, dimana waktu-waktu hambatan tersebut menyebabkan

kehilangan waktu kerja yang cukup besar.

b. Waktu istirahat

Berdasarkan perhitungan di lapangan, waktu yang hilang akibat istirahat

yang berlebihan selama sebulan adalah sebesar 1050 menit untuk alat muat

seperti yang terlihat pada Lampiran F tabel F.2, dan 600 menit untuk alat

angkut (lihat Lampiran F tabel F.4) serta 9,17 jam atau 550,2 menit

untuk primary jaw crusher selama sebulan (lihat Lampiran I ).

c. Trouble pada pabrik

Berdasarkan perhitungan di lapangan waktu-waktu hambatan yang

berkaitan dengan trouble pada pabrik dapat dilihat pada lampiran F tabel

F.2 untuk alat muat, lampiran F tabel 4 untuk alat angkut ,dan lampiran

I untuk primary jaw crusher.

d. Berhenti bekerja lebih awal

Berdasarkan pengamatan, operator alat muat dan alat angkut berhenti

bekerja sebelum waktu kerja berakhir dengan total selama bulan Agustus
80

adalah sebesar 753 menit untuk alat muat (lihat lampiran F tabel F.2)

dan 910 menit untuk alat angkut (lihat lampiran F tabel F.4) selama

sebulan.

e. Keperluan operator

Dari hasil pengamatan dilapangan, waktu yang dibutuhkan untuk operator

alat muat dan alat angkut untuk keperluan pribadi minimal adalah 450

menit untuk operator alat muat selama sebulan dan 600 menit untuk alat

angkut untuk total selama sebulan. (Dapat dilihat pada lampiran F tabel

F.2 dan tabel F.4)

f. Hujan

Berdasarkan pengamatan selama dilapangan, tidak adanya kendala atau

hambatan yang diakibatkan oleh hujan. Selama masa penelitian tidak

adanya hujan yang turun. Sehingga tidak adanya kendala yang diakibatkan

oleh hujan. Dalam hal ini nilai hambatan hujan adalah nol.

g. Kerusakan alat

Hambatan ini tidak dapat dihindari karena waktu kerusakan alat tidak dapat

direncanakan. seperti yang terlihat pada data-data nilai hambatan alat

mekanis (alat angkut-muat) dan pada crusher (lihat lampiran F tabel F.2

dan tabel F.4 serta lampiran I). Pada alat muat terjadi kehilangan 100

menit waktu karena adanya kerusakan pada excavator selama sebulan

(bulan Agustus), dan 315 menit waktu terbuang dari adanya kerusakan alat

angkut serta 6,9 dan 5,37 jam waktu yang terbuang karena adanya

kerusakan pada jaw crusher/feeder dan juga pada belt conveyor.


81

h. Pengisian bahan bakar

Waktu yang hilang akibat alat kehabisan bahan bakar dapat dilihat pada

lampiran F tabel F.2 dan tabel F.4.

5.3 Analisis Statistik Regresi Multivariat

Adapun variabel-variabelnya adalah berupa data produksi actual crusher

sebagai variabel dependen (variabel terikat) dan data produktivitas alat muat

sebagai variabel independen (variabel bebas (X1)),data produktivitas alat angkut

sebagai variabel independen (variabel bebas (X2)),dan data produktivitas crusher

sebagai variabel independen (variabel bebas(X3)) (lihat lampiran M tabel M).

5.3.1 Uji Normalitas

Uji normalitas ini dengan menggunakan metode liliefors yang diolah

dengan excel.Uji Normalitas data dengan Liliefors hampir sama dengan

menggunakan uji Kolmogorov Smirnov, hanya saja pada uji Liliefors digunakan

tabel Liliefors. Kriteria keputusan dari uji ini didasarkan pada nilai D(devisiasi

maksimum), dimana nilai D < Dtabel maka asumsi normalitas dipenuhi.

Berdasarkan uji normalitas pada variabel-variabel, dan dengan taraf signifikan

yang digunakan yakni 5% yaitu α = 0,05, dengan asumsi bahwa HO = D < Dtabel

maka nilai setiap variabel berdistribusi normal sedangkan H1 = D > Dtabel maka

nilai setiap variabel tidak berdistribusi normal. Sehingga diperoleh nilainya dapat

dilihat pada tabel 5.4 (untuk perhitungannya dapat dilihat pada lampiran M.2.

M3. M4. M5)


82

Tabel 5.4

Hasil Uji Normalitas dengan Liliefors

Variabel Nilai Lo Nilai Ltabel

Y Lo = 0,057 LTabel = 0,161


X1 Lo = 0,08 LTabel = 0,161
X2 Lo = 0,11 LTabel = 0,161
X3 Lo=0,09 LTabel = 0,161
Sumber : Olahan Penulis,2020

Dari tabel terlihat bahwa nilai Lo atau Lhitung dari devisiasi maksimum hasil

perhitungan dengan excel dari setiap variabel memiliki nilai lebih kecil daripada

nilai Ltabel atau Dtabel. (nilai Ltabel untuk n = 30 dan nilai α = 0,05 dapat dilihat

pada tabel nilai kritis L untuk uji liliefors pada lampiran M.1). Sehingga asumsi

H0 diterima bahwa setiap variabel terdistribusi secara normal.

5.3.2 Uji Koefisien Regresi Linear Berganda (Uji Simultan (F))

Uji F yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel X

secara simultan (bersama-sama atau gabungan) terhadap variabel Y.

Hasil uji F pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel 5.5 berikut ini :

Tabel 5.5

Hasil Uji F

ANOVA
Df SS MS F Significance F
Regression 3 59850,94637 19950,31546 118,372 2,80765E-15
Residual 26 4382,019369 168,5392065
Total 29 64232,96574
Sumber : Olahan Penulis,2020
83

Dari hasil uji F penelitian ini, didapatkan nilai F hitung sebesar 118,372 dengan

angka signifikansi sebesar 2,807_15 atau setara dengan 0,00019. Dengan tingkat

signifikansi 95% (α = 0,05). Angka signifikansi sebesar 0,00019 < 0,05. Atas

dasar perbandingan tersebut, maka H0 ditolak yang menyatakan bahwa variabel

produktivitas alat muat (X1), produktivitas alat angkut (X2), dan produktivitas

crusher (X3), mempunyai pengaruh yang signifikansi secara bersama-sama

terhadap variabel produksi produksi actual crusher (Y).

5.3.3 Analisis Regresi Linear Berganda

Persamaan multivariate digunakan karena dapat menghitung dan

menganalisis dua atau lebih variabel secara bersamaan. Dalam pembahasan ini

yang menjadi variabel independent adalah produktivitas alat muat (X 1),

produktivitas alat angkut (X2), dan produktivitas crusher. Data produksi(ton),

produktivitas alat angkut-muat (ton/jam) dan produktivitas crusher (ton/jam)

dapat dilihat pada lampiran M tabel M dan hubungan ketiganya dapat dilihat

dari gambar 5.5 , 5.6 dan 5.7 berikut ini

Grafik Hubungan XI Terhadap Y


200.00
y = 0.0507x + 110.61
150.00 R² = 0.0158
X1

100.00
X1
50.00 Linear (X1)

0.00
0 100 200 300 400
Y

Sumber : Olahan Penulis,2020


Gambar 5.5 Grafik Hubungan Produktivitas Alat Muat Terhadap Hasil Produksi
84

Berdasarkan gambar 5.6 diatas, terlihat bahwa hubungan antara Y dengan variabel
X1 sangat kecil ditunjukan dengan nilai R yang bernilai 0,0158.

Grafik Hubungan X2 Terhadap Y


60.00 y = 0.1282x + 8.3147
50.00 R² = 0.9009
40.00
X2

30.00
X2
20.00
10.00 Linear (X2)
0.00
0 100 200 300 400
Y

Sumber : Olahan Penulis,2020


Gambar 5.6 Grafik Hubungan Produktivitas Alat Angkut dan Hasil
Produksi

Berdasarkan gambar 5.7 diatas, terlihat bahwa hubungan antara Y dengan variabel
X2 sangat besar ditunjukan dengan nilai R yang bernilai 0,90.

Grafik Hubungan X3 Terhadap Y


60.00
50.00 y = 0.129x + 7.5557
R² = 0.8963
40.00
X2

30.00
X3
20.00
10.00 Linear (X3)

0.00
0 100 200 300 400
Y

Sumber : Olahan Penulis,2020


Gambar 5.7 Grafik Hubungan Produktivitas Crusher dan Hasil Produksi

Berdasarkan gambar 5.8, terlihat bahwa hubungan antara Y dengan variabel X3

sangat besar ditunjukan dengan nilai R yang bernilai 0,89.


85

Berdasarkan perhitungan regresi linear berganda dengan perhitungan

manual menggunakan Microsoft excel maka diperoleh koefisien regresi yang

dilihat pada tabel 5.6

Tabel 5.6

Hasil Uji Regresi (Koefisien Regresi)

Coefficients Standard t Stat P-value Lower 95% Upper 95% Lower 95,0%
Error
Intercept -90,620296 21,523381 -4,2103 0,00027 -134,86 -46,3783 -134,862

X1 0,43610479 0,1273727 3,4238 0,0020 0,1742 0,69792 0,1742

X2 5,0137093 4,4522929 1,1261 0,2704 - 4,1381 14,1655 -4,1381

X3 2,07033528 4,4146133 0,4689 0,6429 -7,00403 11,1447 -7,0040

Sumber : Olahan Penulis,2020

Berdasarkan tabel diatas maka didapatkan persamaan regresi linear berganda

sebagai berikut :

Y = -90,62029 + 0,043610479 X1+ 5,0137093 X2 + 2,07033528 X3

Koefisien diatas dapat dijelaskan seperti yang juga diartikan oleh Ersila

Maharani, 2019 bahwa :

1. a = -90,62029

Tanda minus (-) pada koefisien intercept menunjukkan adanya hubungan

saling berbanding terbalik pada produksi dan produktivitas alat-alat

mekanisnya. Dimana jika ada hambatan yang mempengaruhi

produktivitas alat muat (X1), produktivitas alat angkut (X2), dan

produktivitas crusher (X3), maka nilai dari total produksi material batu

pecah diprediksi akan menurun sebesar 90,62029 satuan dan sebaliknya.


86

2. b1 = 0,043610479

Menyatakan bahwa jika produktivitas alat muat (X1) bertambah 1 (satu)

satuan maka hasil produksi diprediksi akan meningkat sebesar 0,043

satuan. Dan sebaliknya, jika produktivitas alat muat menurun 1 (satu)

satuan maka hasil produksi akan menurun sebesar 0,043 satuan. Dengan

anggapan X2 dan X3 tetap.

3. b2 = 5,0137093

Menyatakan bahwa jika produktivitas alat angkut (X2) bertambah 1 (satu)

satuan maka hasil produksi crusher diprediksi akan meningkat sebesar

5,013 satuan. Dan sebaliknya, jika produktivitas alat angkut menurun 1

(satu) satuan maka hasil produksi pun diprediksi akan menurun sebesar

5,013 satuan. Dengan anggapan X1 dan X3 tetap.

4. b3 = 2,07033528

Menyatakan bahwa jika produktivitas crusher (X3) bertambah 1 (satu)

satuan maka hasil produksi crusher diprediksi akan meningkat sebesar

2,070 satuan. Dan sebaliknya , jika produktivitas crusher menurun 1

(satu) satuan maka hasil produksi akan menurun sebesar 2,070 satuan.

Dengan anggapan X1 dan X2 tetap.

Berdasarkan perhitungan manual dan dengan menggunakan rumus matriks maka

juga diperoleh perhitungan regresi linear sebagai berikut :

- Menentukan nilai matriks A, A1, A2, A3 dan A4 serta nilai H (lihat

lampiran N.1)

- Lalu mencari nilai determinan dari masing-masing sehingga diperoleh


87

Determinan A = 3170860526

Determinan A1 = -2,87344E+11

Determinan A2 = 1382827473

Determinan A3 = 15897772903

Determinan A4 = 6564744419 (perhitungan dapat dilihat pada lampiran N.1)

- Setelah itu mencari nilai a,b1,b2 dan b3 yang adalah koefisien untuk nilai X1,X2,dan

X3 dengan membagikan nilai setiap determinan dari A1,A2,A3,dan A4 dengan

determinan

- Sehingga diperoleh nilai a (intercept) yakni -90,62029569, nilai b1 = 0,436104793,

nilai b2 = 5,013709299 dan nilai b3 = 2,070335282 (lihat lampiran N.1)

Sehingga diperoleh persamaan regresi liniearnya adalah :

Y = -90,62029 + 0,436104793X1 + 5,013709299X2 + 2,070335X3

Tabel 5.7
Hasil Uji Koefisien Determinasi

SUMMARY OUTPUT

Regression Statistics
Multiple R 0,96528715
R Square 0,93177928
Adjusted R Square 0,92390766
Standard Error 12,9822651
Observations 30

Sumber : Olahan Penulis,2020


88

Berdasarkan perhitungan regresi linear berganda juga diperoleh nilai

koefisien determinasi /R Square (R2) = 0,93177928 , artinya produktivitas alat

muat (X1), produktivitas alat angkut (X2), dan produktivitas crusher (X3),

terhadap hasil produksi crusher sebesar 93,17% sementara 6,822072%

dipengaruhi oleh faktor lain diluar model regresi. Sedangkan nilai koefisien

korelasi (R) yang didapatkan adalah 0,96528715 menunjukkan bahwa korelasi

antara produktivitas alat muat (X1), produktivitas alat angkut (X2), dan

produktivitas crusher (X3), terhadap hasil produksi crusher adalah sangat kuat.

Seperti yang terlihat pada tabel 5.7 yang merupakan hasil uji koefisien

determinansi.

Berdasarkan perhitungan manual dan dengan perhitungan excel juga diperoleh

nilai koefisien determinansi sebesar 0,9317728 (lihat lampiran N.2) dan korelasi

sebesar 0,96528 (lihat lampiran N.2)

Normal Probability Plot


400
350
300
250
200
150 y = 1.5253x + 142.82
R² = 0.9045
100
50
0
0 20 40 60 80 100 120

Series1 Linear (Series1)

Sumber : Olahan Penulis,2020

Gambar 5.8 Grafik Persebaran Normal Probability Plot


89

Pada gambar 5.8 menggambarkan persentile dan nilai-nilai dari variabel

terikat (hasil produksi). Dimana persentil adalah nilai-nilai yang merupakan

persentase tertentu dari data dalam kumpulan data ditemukan. persentil

mencerminkan seberapa besar kebaikan nilai dari suatu data jika dibandingkan

dengan data yang lain. Persebaran nilai sampel precentil dengan produksi sangat

bervariasi dan ada kenaikan yang signifikan pada sampel precentil mendekati

100. Nilai-nilai mengenai normal probability plot dapat dilihat pada lampiran

O.1

5.4 Upaya dan Rekomendasi Peningkatan Hasil Produksi

Setelah mendapatkan persamaan dari perhitungan regresi multivariat, dan

juga berdasarkan prediksi dari residual output, terlihat adanya peningkatan

ataupun penurunan hasil produksi dari target produksi perusahan sebesar 250

ton/hari, yang juga disertai dengan nilai selisih dari kenaikan ataupun

penurunannya. (dapat dilihat pada lampiran O) dengan selisih kenaikan atau

penurunan tersebut, diketahui besar kenaikan maupun penurunan terhadap hasil

produksi. Diperoleh tingkat kenaikan berkisar dari 0,137%, 2% dan 5% dengan

masing-masing selisihnya 0,137 % sebesar 0,37384 ton, 2% dengan selisih 6,82

ton dan 5% dengan selisih 13,49 ton. (lihat lampiran O tabel O.1). Berdasarkan

perhitungan dan analisa tersebut, prediksi yang diberikan adalah dengan

melakukan uji coba (trial and error) pada produktivitas alat-alat mekanis dengan

tingkat kenaikan berada pada angka kenaikan 5% hingga 50% dengan kelipatan

5% setiap kenaikannya agar diperoleh hasil produksi mencapai target yang

ditetapkan oleh perusahaan.


90

5.4.1 Peningkatan Waktu Efektif dan Efisiensi Kerja Alat Muat, Alat Angkut

dan Crusher

Alat muat mengalami hambatan-hambatan selama di lapangan dengan

total waktu hambatannya sebesar 4347 menit atau 72,45 jam (Lampiran F, tabel

F.2). Peningkatan waktu efektif kerja pada alat muat setelah diberikan kenaikan

5% hingga 50% berkisar pada rentangan nilai 171 -203 jam (Lampiran P tabel

P.1) yang semulanya hanya sebesar 167,55 jam, serta efisiensi kerjanya

meningkat dari 69,81% (Lampiran F tabel F.3) menjadi 71-85% pada tingkat

kenaikan 5% - 50%.(Lampiran P tabel P.2).

Alat angkut mengalami hambatan-hambatan selama di lapangan dengan

total waktu hambatannya sebesar 3565 menit atau 59,41 jam (Lampiran F, tabel

F.4). Peningkatan waktu efektif kerja pada alat angkut setelah diberikan kenaikan

5% hingga 50% berkisar pada rentangan nilai 183 -210 jam (Lampiran P tabel

P.3) yang semulanya sebesar 186,60 jam, serta efisiensi kerjanya meningkat dari

75,24% (Lampiran F tabel F 4.1) menjadi 76-87% pada tingkat kenaikan 5% -

50%.(Lampiran P tabel P.4).

Crusher mengalami hambatan-hambatan selama di lapangan dengan total

waktu hambatannya sebesar 3511,02 menit atau 58,517 jam (Lampiran I).

Peningkatan waktu efektif kerja pada alat muat setelah diberikan kenaikan 5%

hingga 50% berkisar pada rentangan nilai 184 -210 jam (Lampiran R tabel R.1)

yang semulanya sebesar 181,48 jam, serta efisiensi kerjanya meningkat dari

75,61% (Lampiran J tabel J ) menjadi 77-88% pada tingkat kenaikan 5% -

50%.(Lampiran R tabel R.2).


91

5.4.2 Peningkatan Produktivitas Alat Muat, Alat Angkut Dan Jaw Crusher

Serta Hasil Produksi

Produktivitas alat muat meningkat seiring dengan meningkatnya waktu

kerja efektif. Dengan tingkat kenaikan 5% hingga 50% produktivitas alat muat

pun mengalami kenaikan dengan rentang nilai produktivitasnya 124 – 147 ton/jam

(Lampiran Q tabel Q.1) yang awalnya berada pada rentang nilai 121,70 ton/jam

(Lampiran G tabel G.1).

Produktivitas alat angkut pun demikian, mengalami peningkatan seiring

dengan meningkatnya waktu kerja efektif. Dengan tingkat kenaikan 5% hingga

50% produktivitas alat alat muat mengalami kenaikan dengan rentang nilai

produktivitasnya 39 – 45 ton/jam (Lampiran Q tabel Q.2) yang awalnya berada

pada rentang nilai 36,29 ton/jam (Lampiran H tabel H).

Produktivitas crusher pun demikian, mengalami peningkatan seiring

dengan meningkatnya waktu kerja efektif. Dengan tingkat kenaikan 5% hingga

50% produktivitas alat alat muat mengalami kenaikan dengan rentang nilai

produktivitasnya 39 – 45 ton/jam (Lampiran S tabel S.2) yang awalnya berada

pada rentang nilai 36,65 ton/jam (Lampiran L tabel L).

5.4.3 Uji Coba Setiap Kenaikan Pada Model Regresi Yang Diperoleh

Sebelumnya

Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, dilakukan perhitungan dengan

persamaan regresi yang telah diperoleh sebelumnya, yakni sebagai berikut :

Y = 90,6203 + 0,436105X1 + 5,013709X2 + 2,070335X3


92

Kemudian dimasukkan nilai variabel untuk X1, X2 dan X3 kedalam

persamaan tersebut untuk mengetahui hasil nilai prediksi (Algifari,2015). Untuk

nilai-nilai perhitungan dengan model regresi ini dapat dilihat pada Lampiran T

tabel T.1. Sehingga diperoleh rekomendasi nilai produktivitas alat yang dapat

memenuhi target produksi di lapangan.

Seperti pada kenaikan 5%, tingkat peningkatan untuk alat muat adalah

sebesar 124,2845 ton, untuk alat angkut 39,42 ton dan untuk peningkatan

produktivitas crusher sebesar 39,24 ton, sehingga jika pada uji ini, X1 X2 dan X3

dikalikan dengan setiap kenaikan untuk memperoleh total produksi atau nilai Y-

nya, maka perhitungannya menjadi :

Y = 90,6203 + 0,436105(124,2845) + 5,013709(39,42) + 2,070335(39,42)

Y = 242,497 ton

Untuk uji coba pada kenaikan10-50% dapat dilihat pada tabel T.1 dan hasil

produksi pada setiap kenaikan dapat dilihat pada tabel T 5.8 berikut ini :

Tabel 5.8

Perhitungan Rekomendasi Hasil Produksi Berdasarkan Estimasi Persamaan


Multivariat
Tingkat Nilai a Produktivitas Alat Produktivitas Alat Produktivitas Total produksi
Kenaikan Muat Angkut Crusher
5% -90,6203 54,2010989 197,6622683 81,25424638 242,497314
10% -90,6203 55,3505409 200,849501 82,60472874 248,184471
15% -90,6203 56,4999829 204,0582691 83,92619091 253,864143
20% -90,6203 57,6430919 207,2455019 85,57888304 259,847177
25% -90,6203 58,7925339 210,788068 86,88195718 265,842259
30% -90,6203 60,1414659 213,6415027 87,9407811 271,10345
35% -90,6203 61,0692524 216,8502708 89,29053144 276,589755
40% -90,6203 62,2313604 220,0375035 90,64379595 282,29236
45% -90,6203 63,3808024 223,2462716 91,97057073 287,977345
50% -90,6203 64,5270779 226,444272 93,30706517 293,658115

Sumber : Olahan Penulis,2020


93

Berdasarkan tabel 5.8 adapun estimasi berdasarkan persamaan multivariate yang

telah didapatkan adalah dengan merekomendasikan minimum pengurangan waktu

hambatan sebesar 15% sehingga hasil produksi dapat mencapai 253,86 ton dan

maksimum pengurangan waktu hambatan adalah sebesar 50% sehingga diperoleh

kenaikan produksi mencapai 293,658 ton.

Grafik Peningkatan Hasil Produksi


350
TOTAL PRODUKSI

300
y = 113.53x + 236.96
250 R² = 0.9999
200 total produksi
150
100 Linear (total
50 produksi)
0
0 0.2 0.4 0.6
TINGKAT KENAIKAN (%)

Sumber : Olahan Penulis,2020

Gambar 5.9 Grafik Peningkatan Hasil Produksi

Pada grafik terlihat adanya kenaikan produksi diatas 250 ton pada tingkat

kenaikan 0,15 atau 15% dan produksi tertinggi yang hampir mencapai 300 ton

diperoleh pada selang kenaikan 0,5 atau 50%


94

Normal Probability Plot


350
300
250
200 y = 0.5677x + 239.8

total
R² = 0.9999
150
100
50
0
0 20 40 60 80 100
Sample Percentile

Sumber : Olahan Penulis,2020

Gambar 5.10 Grafik Normal Probabilty plot Setelah Peningkatan

Gambar 5.10 menunjukkan output grafik normal probability plot setelah

melakukan estimasi hasil produksi berdasarkan persamaan regresi yang telah

didapatkan sebelumnya dan menunjukkan tingkat kenaikan precentil terhadap

variabel terikatnya sangat baik dan mengikuti garis linearnya, serta memiliki

hubungan korelasi yang kuat pada nilai y-nya yang ditunjukan pada nilai R2=0,99.

Anda mungkin juga menyukai