Anda di halaman 1dari 5

TUGAS SEJARAH INDONESIA MENGENAI CERITA

RAKYAT TERBENTUKNYA DANAU KELIMUTU

Nama : Ahmad Zulfi Darmawan


No. Absen : 2
Kelas : X-Mipa 1
Pelajaran : Sejarah Indonesia

Danau Kelimutu
Indonesia merupakan sebuah negara dengan banyak pusat wisata, dan Danau
Kelimutu yang terletak di pulau Flores, merupakan tempat yang menjadi
tujuan wisata orang-orang baik di dalam maupun di luar negeri. Yang
membuat danau yang ada di gunung dengan nama sama di Desa Pemu,
Kelimutu ini adalah karena ketiga danau yang ada dalam satu kawah ini
memiliki tiga warna yang berbeda-beda. Sangat sedikit literatur ilmiah
mengenai sejarah terbentuknya danau Kelimutu – danau 3 warna ini,
menyebabkan segala sesuatu yang berbau ilmiah kalah dengan unsur mistis
dan hikayat tradisional yang berkembang di masyarakat.

Literatur Ilmiah Danau 3 Warna


Meskipun hampir tidak ada literatur ilmiah tentang sejarah terbentuknya
danau Kelimutu – danau 3 warna ini, tidak menghentikan pembelajaran
tentang danau yang warnanya selalu berubah-ubah tersebut. Sejak pertama
kali ditemukan oleh seorang komandan militer Belanda bernama B. van
Suchtelen pada tahun 1915, Kelimutu mulai menyambut ketenarannya
terutama setelah Y. Bouman melukiskannya lewat tulisan di tahun 1929.
Karena tulisan tersebut, mulai banyak wisatawan, terutama wistawan asing
yang datang demi menikmati keindahan danau. Keindahan dan keunikan tiga
warna dari danau ini tidak hanya menarik perhatian wisatawan, tapi juga
peneliti yang merasa kurangnya literatur ilmiah tentang danau ini. Bagi
masyarakat sekitar Kelimutu, danau ini tidak lebih dari danau yang angker
karena legenda masyarakat yang ada di kawasan tersebut.

Nama Kelimutu sendiri dipercaya adalah gabungan dari kata keli yang
memiliki arti gunung, dan kata mutu yang berarti mendidih. Secara harfiah,
Kelimutu dapat diartikan sebagai “gunung mendidih” dengan warna air yang
berbeda. Warna-warna yang ada adalah biru, merah, dan hijau. Nama dari
danau yang berwarna biru adalah Tiwu Ata Bupu/Mbupu yang berarti “danau
orang tua”. Sedangkan untuk danau warna hijau namanya Tiwu Nuwa Muri
Koo Fai, yang memiliki arti “danau muda-mudi”. Danau yang terakhir dan
memiliki warna merah disebut Tiwu Ata Polo, danau sihir.

Danau 3 warna ini amat menarik bagi para ahli geologi, karena meskipun
mereka ada dalam bagian gunung api yang sama, warna yang dihasilkan oleh
ketiga danau ini bisa berbeda. Penjelasan dari petugas lokal yang ada di
Taman Nasional Kelimutu adalah perubahan warna ini merupakan hasil dari
reaksi kimia yang muncul dari mineral-mineral di dasar danau yang mungkin
terpicu oleh aktivitas gas vulkan. Danau ini sendiri telah menjadi sumber dari
erupsi phreatic di masa lalu, dengan puncak summit yang tingginya mencapai
1639 m.

Pada masa-masa awal pengembangan taman nasional di area Kelimutu,


terjadi beberapa masalah dengan komunitas lokal tentang penggunaan
sumber daya yang ada. Meki begitu, sekarang para forest ranger sudah mulai
membangun hubungan yang cukup baik dengan masyarakat desa sekitar, dan
dari sisi manajemen juga menjadi jauh lebih baik. Kelimutu sendiri
merupakan satu dari pegunungan yang disebut ribu, yaitu kelompok gunung
dengan tinggi lebih dari 1.000 m. Untuk akses ke Kelimutu sendiri salah satu
yang paling mudah adalah menggunakan pesawat dari Bali menuju bandar
udara Ende, dimana kemudian dilanjutkan dengan menggunakan mobil dari
Ende ke Mondi yang membutuhkan waktu 3 jam. Dari Moni, perjalanan
dilanjutkan dengan menggunakan kendaraan dari taman Kelimutu sejauh 13
km yang ditempuh selama 45 menit.

Legenda Masyarakat Tentang Kelimutu


Selain dari sumber-sumber ilmiah, sejarah terbentuknya danau Kelimutu –
danau 3 warna juga ada dalam hikayat masyarakat sekitar. Pada kisah ini,
diceritakan bahwa di masa lalu, puncak gunung Kelimutu yang disebut juga
dengan nama Bhua Ria yang berarti “hutan lebat penuh awan”, tinggallah
Konde Ratu dengan rakyat-rakyatnya. Dari kumpulan rakyat tersebut, ada
dua orang yang menonjol yaitu Ata Polo, seorang penyihir yang dinilai kejam
karena suka memangsa manusia, dan Ata Bupu, seorang yang amat senang
berbelas kasih dan satu-satunya yang mampu menangkal sihir milik Ata Polo.
Meskipun keduanya memiliki kemampuan sihir yang luar biasa dan sifatnya
bertolak belakang satu sama lain, mereka berdua berteman baik dan hormat
pada Konde Ratu.

Di masa itu, kehidupan yang terjadi di Bhua Ria sama seperti kehidupan di
daerah lain, tenang dan biasa saja. Hal ini berubah ketika sepasang Ana Kalo
(yatim piatu) datang dan meminta tolong kepada Ata Bupu untuk melindungi
mereka karena kedua orang tuanya telah tiada. Hal ini disetujui Ata Bupu
dengan syarat mereka tidak boleh meninggalkan ladang milik Ata Bupu,
takut mereka akan menjadi mangsa Ata Polo.
Kecemasan Ata Bupu terbukti ketika Ata Polo datang menjenguk dan
mencium bau mangsa yang keluar dari kedua Ana Kalo. Ata Bupu memohon
pada Ata Polo untuk paling tidak menunggu mereka dewasa sebelum
memangsanya. Ketika dewasa dan menjadi Koo Fai dan Nuwa Muri, barulah
sejarah terbentuknya danau Kelimutu – danau 3 warna terbentuk. Ata Bupu
mencoba menghalau Ata Polo yang berusaha sekuat tenaga untuk memangsa
para Ana Kalo, dan sadar tidak bisa mengalahkan Ata Polo, Ata Bupu
memutuskan untuk kabur ke perut bumi. Ata Polo semakin menggila dan
ketika sedang mengejar dua remaja tadi, ia juga ditelan bumi, sementara para
remaja tewas karena gempa dan terkubur hidup-hidup. Tak lama, dari tempat
Ata Bupu kabur ke perut bumi menyembul air berwarna biru yang diberi
nama Tiwu Ata Bupu. Di tempat tewasnya Ata Polo juga keluar air, tapi
berwarna merah darah dan diberi nama Tiwu Ata Polo. Sementara itu, di gua
persembunyian para remaja muncul air berwarna hijau tenang dan bernama
Tiwu Nuwa Muri Koo Fai.

Nah itulah tadi penjelasan singkat mengenai Sejarah Terbentuknya Danau


Kelimutu – Danau 3 Warna yang dikaji dari sudut pandang ilmiah dan juga
legenda masyarakat sekitar. Semoga bermanfaat dan semoga semakin
memperluas cakrawala pengetahuan kita semua. Baca juga artikel terkait
mengenai Sejarah Terbentuknya Danau Toba dan Legendanya Dalam
Masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai