Anda di halaman 1dari 99

BIOLOGI

131
Bab 1
Metode Ilmiah dan
Ruang Lingkup Biologi

A. Metode Ilmiah 7. Mamologi Mamalia

Metode ilmiah merupakan langkah-langkah atau 8. Zoologi Dunia hewan


tahap-tahap kerja secara sistematis yang dilaku­ 9. Botani Dunia tumbuhan
kan oleh para ilmuwan dalam melakukan pene- 10. Sitologi Sel
litian.
11. Histologi Jaringan tubuh
Tahapan-tahapan dalam metode ilmiah, yaitu:
Struktur tubuh bagian da­
12. Anatomi
1. Merumuskan masalah lam pada makhluk hidup
2. Melakukan observasi (pengamatan) Fungsi alat tubuh
13. Fisiologi
3. Merumuskan hipotesis organisme
4. Melakukan eksperimen 14. Embriologi Perkembangan embrio
5. Menganalisis data hasil eksperimen Hubungan timbal balik
6. Menarik kesimpulan 15. Ekologi antara makhluk hidup
dengan lingkungannya
B. Ruang Lingkup Biologi 16. Endokrinologi Hormon
17. Organologi Organ
Istilah biologi berasal dari bahasa Yunani, yaitu
Aplikasi penerapan proses
bios (hidup) dan logos (ilmu). Secara istilah, ilmu 18. Bioteknologi
biologi secara terpadu
biologi didefinisikan sebagai ilmu yang mem-
19. Genetika Pewarisan sifat
pelajari segala sesuatu yang berkaitan dengan
Pengelompokan makhluk
makhluk hidup. 20. Taksonomi
hidup
Ilmu biologi memiliki beberapa cabang ilmu pen- 21. Enzimologi Enzim
getahuan sebagaimana yang terdapat pada tabel
22. Algologi Alga
di bawah ini.
23. Agronomi Tanaman budidaya
Cabang Ilmu 24. Epidemiologi Penularan penyakit
No Bidang yang Dipelajari
Biologi
Perkembangan makhluk
1. Mikrobiologi Mikroorganisme 25. Ontogeni hidup dari zigot menjadi
2. Bakteriologi Bakteri dewasa
Penyakit dan pengaruhnya
3. Virologi Virus 26. Patologi
bagi manusia
4. Ornitologi Burung Sistem kekebalan (imun)
27. Imunologi
tubuh
5. Entomologi Serangga
Molusca (keong, cumi-
6. Mikologi Jamur 28. Malakologi
cumi, dan lain-lain)

01
C. Objek Kajian Biologi 6. Objek tingkat individu
Kumpulan dari beberapa sistem organ den-
Biologi sebagai ilmu pengetahuan, memiliki gan fungsi tertentu akan membentuk suatu
beberapa objek kajian yang meliputi manusia, individu.
hewan, tumbuhan, dan mikroorganisme, baik
Contoh: manusia, hewan, dan tumbuhan.
yang terlihat oleh mata telanjang maupun
dengan bantuan alat (mikroskop). 7. Objek tingkat populasi
Populasi didefinisikan sebagai kumpulan in-
Tingkatan organisasi dalam kehidupan, yaitu:
dividu yang sejenis yang menempati suatu
Sel - Jaringan - Organ - Sistem organ - daerah tertentu dan dalam waktu tertentu.
Individu - Populasi - Komunitas - Contoh: sekelompok burung merpati, dan
Ekosistem - Bioma rimbunan pohon cemara.
8. Objek tingkat komunitas
Objek yang menjadi kajian ilmu biologi dibagi Komunitas adalah kumpulan beberapa popu-
menjadi beberapa tingkat, yaitu: lasi yang menempati suatu daerah tertentu.
1. Objek tingkat molekul Contoh: dalam suatu kebun terdapat pop-
Beberapa molekul yang dikaji pada ilmu ulasi lebah, populasi pohon rambutan, dan
biologi, yaitu protein, karbohidrat, lipid (le- populasi burung pipit.
mak), dan asam nukleat. 9. Objek tingkat ekosistem
2. Objek tingkat sel Ekosistem merupakan kesatuan antara
Sel adalah unit struktural dan fungsional ter- komunitas dengan lingkungan tempat
kecil dari makhluk hidup. hidupnya, serta hubungan timbal balik yang
ada di dalamnya.
3. Objek tingkat jaringan
Contoh: ekosistem hutan, ekosistem pantai,
Jaringan terbentuk dari kumpulan sel-sel
dan ekosistem danau.
yang memiliki fungsi dan bentuk yang sama.
Contoh: (jaringan pada tumbuhan) jaringan 10. Objek tingkat Bioma
parenkim, jaringan bunga karang, dan jarin- Bioma didefinisikan sebagai kumpulan berb-
gan pengangkut. agai ekosistem yang membentuk kesatuan
Contoh: (jaringan pada hewan) jaringan ekosistem dunia (global).
otot, jaringan epitel, dan lain-lain.
4. Objek tingkat organ
D. Peranan Biologi dalam
Organ terbentuk dari beberapa jaringan
Kehidupan
yang memiliki fungsi tertentu. Beberapa peranan dan pemanfaatan ilmu biologi
Contoh: jantung, hati, dan ginjal pada he- beserta cabang ilmunya dalam kehidupan, yaitu:
wan, serta akar, batang, dan daun pada tum- 1. Penggunaan mikroorganisme untuk industri
buhan. makanan (bioteknologi).
5. Objek tingkat sistem organ Contoh: pembuatan tempe dari kedelai oleh
Sistem organ tersusun atas beberapa organ bakteri Rhizopus sp., dan pembuatan tape
dari singkong atau ketan oleh Saccharomyces
yang saling bekerja dan berinteraksi secara
cereviceae.
sinergis.
Contoh: sistem pencernaan, sistem perna­ 2. Perkawinan silang pada tumbuhan dapat
menghasilkan produksi buah yang lebih
pasan, sistem peredaran darah, dan sistem
banyak (botani).
gerak.

02
3. Penemuan beberapa vaksin yang dipakai • Harold Urey menyatakan Teori Evolusi
untuk menambah kekebalan tubuh terhadap Kimia, yaitu bahwa kehidupan pertama kali
beberapa penyakit (imunologi). diduga terjadi di atmosfer (didukung oleh
Stanley Miller melalui percobaannya).
E. Teori As al-usul Kehidupan • Oparin mengemukakan teorinya yang
diberi nama “ Teori Biologi Evolusi”,
a. Teori Abiogenesis menyatakan bahwa kehidupan pertama
Teori abiogenesis merupakan teori yang me- kali diduga terjadi di lautan (didukung oleh
nerangkan bahwa makhluk hidup berasal Haldane dalam bukunya yang berjudul
dari benda mati yang penciptaannya terjadi “The Origin of Life”).
secara spontan.
Pencetus teori ini ialah Aristoteles. Ia men-
F. Evolusi
gatakan bahwa “Belatung berasal dari dag- a. Teori-teori Evolusi
ing yang sudah busuk". 1. Teori Lamarck (1809)
Ilmuwan yang mendukung teori ini, yaitu: Mengemukakan bahwa sifat fenotipe
1. Antonie van Leuwenhook (sifat yang dapat terlihat, seperti bentuk
2. John Needham, wajah, warna kulit, dan lain-lain) dapat
Ia mengatakan, “Bakteri berasal dari air diperoleh dari lingkungan dan diwariskan
kaldu”. secara genetik.
Contoh: jerapah mempunyai leher
b. Teori Biogenesis
yang panjang karena jerapah secara
Teori biogenesis merupakan teori yang men- terus-menerus menjulur ke atas untuk
yatakan bahwa makhluk hidup yang ada saat menggapai makanan.
ini berasal dari makhluk hidup pada masa 2. Teori Weissman
sebelumnya. Mengemukakan bahwa perubahan organ
Pencetus teori ini adalah seorang ilmuwan tubuh yang disebabkan oleh lingkungan
bernama Louis Pasteur, dengan teorinya tidak memengaruhi keturunannya.
“Omne vivum ex ovo, omne ovum ex vivo” Contoh: tikus yang tidak mempunyai ekor
(Kehidupan terjadi berasal dari telur, dan karena ekornya dipotong ternyata tidak
telur berasal dari makhluk hidup). diwariskan pada keturunannya.
Beberapa ilmuwan yang mendukung teori 3. Teori Charles Darwin/Teori Evolusi Darwin
ini, yaitu: (1809—1882)
1. Fransisco Redy, bereksperimen de­ngan M e n g e m u k a k a n b a h w a e v o l u s i
media daging. disebabkan oleh proses seleksi alam.
2. Lazzaro Spalanzani, bereksperimen dengan Teori Darwin melalui seleksi alam
menggunakan air kaldu. mencakup tiga hal, yaitu:
Teori biogenesis berhasil menumbang­ kan • Seleksi alam terjadi karena adanya
teori sebelumnya, yaitu abiogenesis den- keberhasilan pada reproduksi
gan dilakukannya percobaan “Air Kaldu dan organisme.
Tabung Leher Angsa” oleh Louis Pasteur. • Seleksi alam terbentuk dari interaksi
c. Teori Neoabiogenesis antara lingkungan dengan variasi
yang dimiliki oleh organisme.
• Teori ini menerangkan bahwa kehidupan
pertama kali berasal dari senyawa organik. • Produk seleksi alam merupakan
• Teori ini timbul dari dua orang ilmuwan, adaptasi organisme terhadap
yaitu Harold Urey dan Oparin. lingkungannya.
03
b. Bukti Adanya Evolusi e. Hukum Hardy-Weinberg
1. Fakta langsung adanya evolusi Menyatakan bahwa frekuensi alel dan genotipe
• Adanya variasi di antara makhluk suatu populasi selalu konstan dari generasi ke
hidup. generasi dengan kondisi tertentu, yang meliputi:
• Adanya fosil. 1. Ukuran populasi cukup besar.
2. Fakta tidak langsung adanya evolusi 2. Populasi terisolasi.
• Homolog (kesamaan) pola perkem­ 3. Jumlah mutasi gen dalam alel seimbang.
bangan embriologi. 4. Perkawinan acak.
• A d a n y a k a j i a n b i o g e o g r a f i 5. Kemampuan reproduksi antar-individu sama.
(penyebaran makhluk hidup) dan Persamaan Hardy-Weinberg
palaeontologi (asal-usul makhluk Karena hanya ada dua alel, kombinasi frekuensi
hidup). keseluruhan adalah:
c. Proses Terbentuknya Spesies Baru (p + q) = 1
1. Isolasi geografi: apabila batas wilayah
tidak dilewati, populasi tidak akan Kombinasi alel yang muncul secara acak, yaitu:
bertemu dengan populasi lain sehingga
P2 + 2pq + q2 = 1
perkawinan secara alamiah tidak akan
AA + 2Aa + aa = 1
terjadi.
2. Isolasi reproduksi: menyangkut ada­ p = frekuensi alel dominan di dalam populasi.
nya keberhasilan suatu pembuahan q = frekuensi alel resesif di dalam populasi.
dan keberhasilan organisme baru
pascapembuahan.
d. Syarat Terjadinya Evolusi
1. Adanya perubahan lingkungan.
2. Adanya relung (tempat hidup dan interaksi
suatu organisme) yang kosong.
3. Adanya keanekaragaman suatu kelompok
organisme.

04
Bab 2
Keanekaragaman Hayati
dan Klasifikasi

A. Keanekaragaman Hayati b. Pelestarian Keanekaragaman Hayati


Pelestarian terhadap keanekaragaman
Keanekaragaman hayati didefinisikan sebagai hayati di Indonesia digolongkan menjadi
keragaman makhluk hidup dalam hal variasi gen, dua, yaitu:
jenis, dan ekosistem dalam suatu lingkungan. 1. Pelestarian in situ, yaitu usaha pelestarian
a. Jenis Keanekaragaman Hayati terhadap makhluk hidup yang dilakukan di
Keanekaragaman hayati terbagi menjadi habitat aslinya.
tiga tingkatan, yaitu: Contoh: cagar alam, taman nasional, dan
hutan lindung.
1. Keanekaragaman tingkat gen, yaitu
2. Pelestarian eks situ, yaitu usaha pelestarian
keanekaragaman yang terjadi sebagai
yang dilakukan dengan memindahkan
akibat dari variasi genetik dalam satu
makhluk hidup dari habitat aslinya.
spesies.
Contoh: kebun binatang, kebun botani,
Contoh: Keanekaragama n warna mah­ko­
dan taman safari.
ta bunga pada tanaman mawar, yaitu ada
tanaman mawar merah, putih, kuning, dan
ungu.
B. Klasifikasi Makhluk Hidup
2. Keanekaragaman tingkat jenis (spesies), Klasifikasi merupakan suatu proses peng­
yaitu keanekaragaman variasi bentuk dan golongan makhluk hidup secara sistematis
penampakan yang dimiliki oleh spesies menurut aturan tertentu untuk memudahkan
satu dengan yang lainnya dalam suatu kita dalam mempelajari ciri-ciri dan sifat suatu
lingkungan. makhluk hidup.
Contoh: Keanekaragaman jenis pada a. Tujuan dan Manfaat Mempelajari
penampakan buah nangka (Artocarpus Klasifikasi
heterophylus) dan cempedak (Artocarpus Tujuan klasifikasi terhadap makhluk hidup,
cempedens) yang merupakan satu famili. yaitu:
3. Keanekaragaman tingkat ekosistem, 1. Untuk mengelompokkan makhluk hidup
yaitu keanekaragaman yang terjadi sebagai berdasarkan persamaan ciri-ciri yang
akibat adanya interaksi antara makhluk dimiliki.
hidup penyusun suatu daerah dengan 2. Untuk mendeskripsikan ciri-ciri makhluk
lingkungannya. hidup sehingga dapat diketahui perbe­daan
Contoh: Ekosistem padang rumput dengan yang dimiliki antara makhluk hidup satu
hutan hujan tropis. dengan makhluk hidup lainnya.

05
3. Untuk mengetahui hubungan kekera­batan 2. Klasifikasi sistem buatan, yaitu klasifikasi
antarmakhluk hidup. yang didasarkan pada ciri morfologi yang
4. Memberi nama makhluk hidup spesies mudah diamati dari makhluk hidup.
baru yang baru diketahui. Contoh: pada klasifikasi tumbuhan terdiri
atas herba, pohon, dan semak.
Berdasarkan tujuan tersebut maka sistem
3. Klasifikasi sistem filogenik, yaitu jenis
klasifikasi pada makhluk hidup memiliki
klasifikasi yang didasarkan pada sejarah
beberapa manfaat, yaitu:
evolusi makhluk hidup dan hubungan
1. Memudahkan kita dalam mempelajari kekerabatan antara takson satu dengan
makhluk hidup yang sangat ­b eraneka ya n g l a i n nya . C o nto h : h u b u n ga n
ragam. kekerabatan antara orang utan dan gorila.
2. Agar hubungan kekerabatan antar­makhluk
hidup dapat diketahui. e. Sistem Tata Nama Makhluk Hidup
Sistem pemberian nama pada makhluk
b. Dasar-dasar Klasifikasi
hidup yang terdiri atas dua bagian nama
Beberapa hal yang menjadi dasar pada disebut sistem tata nama ganda atau dikenal
sistem klasifikasi makhluk hidup, yaitu: dengan Binomial nomenclature.
1. Berdasarkan persamaan Sistem ini diperkenalkan oleh Carolus
2. Berdasarkan perbedaan Linnaeus (1707-1778). Hierarki taksonomi
3. Berdasarkan ciri morfologi dan anatomi yang diperkenal­kan oleh Carolus Linnaeus
4. Berdasarkan ciri biokimia tersusun atas takson (tingkatan) dari tingkat
5. Berdasarkan manfaat tinggi ke tingkat rendah, yaitu:

c. Tahapan dalam Klasifikasi Kingdom – Divisio (tumbuhan)/Filum


(hewan) – Kelas – Ordo – Familia –
Terdapat tiga tahap yang harus dilalui ketika
Genus – Spesies
ingin melakukan pengklasifikasian terhadap
makhluk hidup, yaitu: Aturan pada sistem tata nama Binomial
1. Melakukan proses identifikasi dan penga­ nomenclature, yaitu:
matan terhadap sifat makhluk hidup. 1. Terdiri atas dua kata bahasa latin atau
2. Mengelompokkan makhluk hidup berda­ dilatinkan.
sarkan ciri-ciri dan sifat yang diamati. 2. Kata pertama diawali dengan huruf besar
3. Memberikan nama pada makhluk merupakan nama genus, kata kedua
hidup jenis baru dengan maksud untuk diawali dengan huruf kecil merupakan
mempermudah dalam pengenalan dan penunjuk spesies (epitheton spesificum).
dapat membedakan dengan makhluk 3. Tulisan harus bercetak miring jika dicetak
hidup lainnya. (ketik komputer) atau digarisbawahi jika
ditulis tangan.
d. Macam-macam Klasifikasi
Contoh: Rhinoceros sondaicus (badak
1. Klasifikasi sistem alami, yaitu klasifikasi
bercula satu) g ketik komputer
yang didasarkan pada sifat morfologi,
Elaeis oleifera (kelapa sawit) g tulis tangan
fisiologi, dan anatomi yang dimiliki oleh
makhluk hidup. Contoh: kambing, sapi dan f. Perkembangan Sistem Klasifikasi
kerbau diklasifikasikan ke dalam golongan 1. Sistem Dua Kingdom (Aristoteles, tahun
hewan berkaki empat (morfologi). 1800). Pengelompokan makhluk hidup

06
dengan sistem ini terdiri atas kingdom 4. Sistem Lima Kingdom (Robert Whittaker,
Plantae (tumbuhan) dan kingdom Animalia tahun 1969). Sistem lima kingdom terdiri
(hewan). atas kingdom Monera, kingdom Protista,
2. Sistem Tiga Kingdom (Ernest Haekel, tahun kingdom Fungi, kingdom Plantae, dan
1866). Sistem tiga kingdom terdiri atas kingdom Animalia.
kingdom Protista, kingdom Plantae, dan 5. Sistem Enam Kingdom (Salomon, tahun
kingdom Animalia. 1999-2002). Sistem enam kingdom terdiri
3. Sistem Empat Kingdom (E. Chatton, tahun atas kingdom Virus, kingdom Protista,
1959). Sistem empat kingdom terdiri atas king­dom Monera, kingdom Fungi, kingdom
Monera, Protista, Plantae, dan Animalia. Plantae, dan kingdom Animalia.

07
Bab 3
Virus

A. Ciri-ciri Virus 2. Kapsomer, yaitu bagian pada virus yang


mengandung sedikit protein dan akan saling
1. Virus memiliki ukuran yang sangat kecil, yaitu bergabung membentuk kapsid.
antara 25—300 nm (1 nm = 10-9 m). 3. Sel pembungkus, yaitu bagian yang melapisi
2. Virus hanya memiliki satu jenis asam nukleat DNA atau RNA. Sel ini mengandung lipoprotein
(DNA atau RNA) yang diselubungi oleh kapsid (lipid dan protein) yang merupakan membran
(selubung protein). plasma dan berasal dari sel inang virus.
3. Virus hanya dapat hidup dan berkem­bang biak 4. Selubung dan serabut ekor, yaitu bagian
pada sel hidup (parasit ­intraseluler obligat). yang digunakan oleh virus untuk melekatkan
4. Tubuh virus bukan berupa sel sehingga tidak tubuhnya ke sel inang.
memiliki inti sel, membran plasma, dan
sitoplasma. C. Klasifikasi Virus
5. Tubuh virus memiliki berbagai bentuk Pengelompokkan jenis virus didasarkan pada
(batang, bulat, silindris, dan bentuk T). beberapa hal, yaitu:
6. Virus merupakan makhluk metaorganis­ me,
a. Berdasarkan organisme yang diserang, virus
yaitu bentuk peralihan antara benda mati
tergolong menjadi tiga, yaitu:
(memiliki sifat dapat dikristalkan) dan makhluk
• Bakteriofage
hidup (dapat berkembang biak).
Bakteriofage merupakan virus yang
menyerang sel bakteri.
B. Struktur Tubuh Virus Contoh: virus T2, T4, dan T6.
• Virus tumbuhan
Kapsid Virus yang menye­rang sel tum­buhan,
Kepala yaitu:
DNA 1. Tobacco Mozaic Virus (TMV)
Selubung ekor penyebab mozaik (bercak kuning)
Serabut ekor pada tembakau.
2. Citrus Vein Phloem Degeneration (CVPD)
penyebab penyakit pada jeruk.
Meskipun virus memiliki ukuran dan bentuk
3. Virus tungro penyebab penyakit pada
yang berbeda-beda, tapi struktur tubuhnya
tanaman padi.
sama, yaitu terdiri atas:
• Virus hewan
1. Kapsid, yaitu lapisan pembungkus DNA atau
RNA pada virus. Kapsid terdapat pada bagian Virus yang menye­rang sel hewan, yaitu:
kepala virus. 1. Polioma penyebab tumor

08
Rous Sarcoma Virus (RSV) penyebab
2. E. Perkembangbiakan Virusirus
kanker pada ayam
3. Rhabdovirus penyebab rabies pada Untuk berkembang biak, virus harus menginfeksi
anjing dan kera. sel inangnya. Proses reproduksi virus terdiri atas
dua tipe, yaitu tipe litik dan lisogenik.
b. Berdasarkan susunan asam nukleat, virus
diklasifikasikan menjadi lima, yaitu: a. Siklus Litik
Pada siklus litik, replikasi genom virus
1. Virus dengan DNA pita tunggal (ssDNA)
Contoh: Parvovirus harus melaku-kan menyebabkan kematian pada sel inang. Virus
infeksi bersama dengan Adeno­virus agar yang hanya dapat bereplikasi melalui siklus litik
bisa tumbuh. (lisis) disebut dengan virus virulen.
2. Virus dengan DNA pita ganda (dsDNA) Siklus litik terdiri atas dua fase, yaitu:
Contoh: Adenovirus, penye­­bab pe­nya­­kit 1. Fase adsorbsi, diawali dengan menempelnya
pada saluran pernapasan. ujung ekor virus pada dinding sel bakteri,
kemudian enzim lisozim dikeluarkan untuk
3. Virus dengan RNA pita tunggal (ssRNA
melubangi dinding sel ­inang.
positif)
2. Fase injeksi (penetrasi), yaitu dimasukkannya
Pada virus ini ssRNA berperan sebagai
DNA atau RNA virus ke dalam isel inang.
mRNA (pembawa pesan kode gen RNA).
Kepala dan ekor virus tetap tertinggal di luar
Contoh: Picorna, yaitu virus yang
sel dan akan terlepas serta tidak berfungsi
menyebabkan penyakit polio.
ketika injeksi DNA telah dilakukan.
4. RNA pita tunggal (ssRNA negatif) 3. Fase sintesis, yaitu DNA virus yang
Pada virus ini ssRNA sebagai cetakan mengandung enzim liso­ zim akan
mRNA menghancurkan DNA bakteri, kemudian
Contoh: Rhabdovirus penyebab rabies. mereplikasi­kan diri, melakukan sintesis
5. RNA pita ganda (dsRNA) pro­tein hingga membentuk bagian-bagian
Contoh: Reovirus, penyebab penya­kit kapsid, seperti kepala, ekor, dan serabut ekor.
diare. 4. Fase perakitan, yaitu bagian-bagian kapsid
Keterangan: virus yang awalnya terpisah selanjutnya
ss = single stranded/rantai tunggal dirakit menjadi kapsid virus hingga terbentuk
ds = double stranded/rantai ganda. tubuh virus baru.
5. Fase lisis, yaitu hancurnya sel inang (lisis)
D. Bakteriofage dan melepaskan virus-virus baru yang akan
menginfeksi sel inang lainnya, begitu seterusnya.
• Bakteriofage merupakan kesatuan biologis
b. Siklus Lisogenik
paling sederhana yang mampu mereplikasi
dirinya (menggandakan diri menjadi lebih • Siklus lisogenik merupakan siklus replikasi
banyak). genom virus tanpa meng­ han­curkan sel
inang sehingga virus berintegrasi ke dalam
• Tubuh bakteriofage tersusun atas kepala,
kromosom bakteri atau sel inang.
ekor, dan serabut ekor. Ekor fage berfungsi
• Fase awal yang dilalui oleh siklus lisogenik
sebagai alat penginfeksi ke sel inang. sama dengan siklus litik, yaitu melalui fase
• Proses infeksi bakteriofage pada sel bakteri adsorbsi dan fase injeksi. Selanjutnya
juga digunakan oleh virus untuk berkembang melalui fase-fase berikut ini, yaitu:
biak. Proses ini terdiri atas dua tipe, yaitu litik 1. Fase penggabungan, yaitu bergabungnya
(virulen) dan lisogenik. DNA virus dengan DNA bakteri. Dengan
demikian, bakteri yang terinfeksi akan
memiliki DNA virus.

09
2. Fase pembelahan, DNA virus yang dalam sel bakteri. Jadi, jika sel bakteri
bergabung dengan DNA bakteri menjadi bereplikasi maka sekaligus memproduksi
tidak aktif (profage). Dengan demikian, insulin.
jika DNA bakteri bereplikasi maka DNA 3. Pada pembuatan vaksin, misalnya vaksin
virus yang tidak aktif tersebut akan ikut polio, vaksin campak, dan vaksin cacar.
bereplikasi.
4. Untuk membuat zat antitoksin.
3. Fase sintesis, yaitu DNA virus yang telah
aktif akan menghancurkan DNA bakteri b. Virus yang Merugikan
dan memisahkan diri. Selan­jut­nya, DNA Beberapa virus yang menyebabkan
virus akan mensin­tesis protein sel inang timbulnya infeksi penyakit dikelompokkan
sekaligus mereplikasikan diri.
menjadi tiga, yaitu:
4. Fase perakitan, yaitu kapsid yang
terbentuk dari protein sel inang dirakit • Virus yang menyebabkan penyakit pada
menjadi kapsid vi­rus. Selanjutnya, DNA manusia
virus ba­ru masuk ke dalam kapsid sehingga 1. Virus Avian influenza, penyebab virus
membentuk virus baru. flu burung.
5. Fase lisis, yaitu terjadi lisis pada sel setelah 2. Poliovirus, yaitu virus penyebab
terbentuk bakteri virus baru. Virus-virus penyakit polio.
yang terbentuk kemudian akan menyerang 3. Virus Ebola, yaitu virsu yang
bak­teri (sel inang) lain.
menyebabkan penyakit ebola pada
Lisis
manusia.
sel

4. Human Immunodeficiency Virus


Kumpulan virus
hasil perkem-
Kromosom
bakteri
(HIV), penyebab penyakit AIDS.
bangbiakan
dari kromosom
bakteri
Siklus
litik 5. Influenza virus, menyebabkan
Replikasi Injeksi DNA
penyakit flu pada manusia.
virus virus
• Virus yang menyebabkan penyakit pada
Penghancuran
kromosom
bakteri oleh
Siklus
DNA virus
bergabung
tumbuhan
lisogenik
DNA virus yang dengan
telah aktif kromosom
bakteri
1. Tobacco Mozaic Virus (TMV), virus
Reproduksi
yang menyebabkan timbulnya
bakteri lisogenik
bercak-bercak mozaik pada daun
Gambar Siklus Reproduksi Virus tembakau.
2. Citrus Leprosis Virus (CLV), virus
F. Peranan Virus dalam yang menyebabkan penyakit pada
tanaman jeruk.
Kehidupan
3. Virus Tungro, virus yang menyebabkan
a. Virus yang Menguntungkan kekerdilan pada tanaman padi.
Terdapat beberapa jenis virus yang dikem­ • Virus yang menyebabkan penyakit pada
bangkan oleh peneliti karena memiliki bebe­ hewan
rapa manfaat tertentu bagi tubuh, antara lain: 1. Rhabdovirus, virus yang menye­
1. Sebagai antibakterial, misalnya pada babkan penyakit rabies pada ­anjing,
bakteri pengganggu produk pangan yang kucing, dan monyet.
diawetkan. 2. New Castle Disease (NCD) atau virus
2. Untuk pembuatan insulin, misalnya pada tetelo.
virus penyebab kanker dapat dicangkokkan 3. Adenovirus, menyebabkan penyakit
gen-gen penghasil hormon insulin ke
saluran pernapasan pada hewan.
10
Bab 4
Monera

• Monera (organisme prokariota) berasal dari Dinding sel tersusun atas hemiselulosa
bahasa Yunani. Monera artinya tunggal. dan senyawa peptidoglikan (protein dan
• Ciri-ciri monera: asam amino).
a. Uniselular (bersel satu) 3. Membran sitoplasma, tersusun atas
b. Tidak memiliki membran inti (prokariota) lapisan lipoprotein (fosfolipid dan
• Kingdom monera terdiri atas: protein) yang bersifat permeabel
a. Eubacteria (bakteri) dan berperan untuk mengatur keluar
b. Archaebacteria (archae) masuknya zat-zat di dalam sel bakteri.
b. Struktur Bagian dalam Sel
A. Ciri-ciri Bakteri (Eubacteria)
Bagian dalam sel bakteri terdiri atas DNA,
1. Bersel tunggal (uniselular). mesosom, ribosom, plasmid, dan endospora.
2. Inti selnya tidak memiliki membran inti 1. DNA, merupakan mate­ri inti genetik
(prokariotik). sebagai pembawa sifat pada makhluk
3. Ukuran sel berkisar antara 1—5 mm (1 mm hidup, khususnya bakteri.
= 1/1000 mm). 2. Mesosom, merupakan bagian dari
4. Berkembang biak secara aseksual dengan membran sitoplasma yang mengalami
membelah diri. p e l i p a ta n . M e s o s o m b e r p e ra n
5. Hidup di berbagai lingkungan/habitat. dalam sintesis dinding sel serta pada
6. Beberapa jenis bakteri berperan penting pembelahan nukleus (inti sel).
pada proses penguraian zat-zat organik. 3. Ribosom, merupakan bagian dari
7. Bergerak dengan flagela atau pili. organel sel yang berperan utama dalam
­proses sintesis protein di dalam sel.
B. Struktur Bakteri (Eubacteria) 4. Plasmid, berbentuk seperti cincin,
terdapat di dalam sitoplasma, dan
a. Struktur Bagian Luar Sel berfungsi sebagai alat pertahanan sel
Bagian luar sel bakteri terdiri atas kapsul, terhadap lingkungan yang ekstrim.
dinding sel, dan membran plasma. 5. E n d o s p o ra , m e r u p a ka n s p o ra /
1. Kapsul, merupakan bagian paling luar struktur yang berdinding tebal yang
berupa lapisan lendir. Kapsul berfungsi terbentuk saat kondisi lingkungan tidak
sebagai pelindung sel dan dapat menguntungkan bagi bakteri (panas,
digunakan sebagai cadangan makanan. dingin, dan kering). Endospora akan
kembali menjadi sel bakteri saat kondisi
2. Dinding sel, berfungsi untuk melindungi
lingkungan membaik.
dan memberi bentuk pada sel bakteri.

11
c. Flagela c. Berdasarkan Pewarnaan Gram
Flagela merupakan alat gerak bakteri Uji pewarnaan gram yang dilakukan
dengan bentuk seperti rambut dan tersusun terhadap bakteri digunakan untuk
atas senyawa protein yang bernama flagelin. mengetahui perbe­daan struktur dinding
Jumlah dan letak flagela dijadikan salah sel. Terdapat dua jenis bakteri berdasarkan
satu dasar penggolongan bakteri. perbedaan pewarnaan gram, yaitu:
d. Pili (Fimbriae) 1. Bakteri gram positif
Pili memiliki bentuk seperti benang filamen • Bakteri gram positif memberikan war­
dan banyak dimiliki oleh bakteri gram na ungu pada pengecatan gram karena
negatif. Ukurannya lebih kecil, pendek, dan dinding peptidoglikannya tebal.
lebih banyak dari flagela. Pili tidak berfungsi • Bakteri gram positif memiliki dinding
sebagai alat gerak melainkan sebagai sel yang lebih sederhana, namun le­
gerbang masuknya bahan genetik selama bih tebal dari dinding sel bakteri gram
berlangsungnya proses konjugasi. negatif, yaitu sekitar 20—25 nm.
Contoh: Aerococcus, Leuconostoc.
C. Penggolongan Bakteri 2. Bakteri gram negatif
• Dinding sel bakteri ini lebih tipis dari
Berikut adalah penggolongan bakteri yang
bakteri gram positif, yaitu sekitar 10—
didasarkan pada:
15 nm dengan kandungan peptidoglikan
a. Berdasarkan Letak Flagela pada Sel
yang lebih sedikit, namun memiliki
Bakteri
struktur yang lebih kompleks.
1. Monotrik, yaitu bakteri yang hanya
• Bakteri gram negatif memberikan
memiliki satu flagela pada salah satu
pewarnaan merah saat diuji pengecatan
ujung selnya.
gram karena dinding peptidoglikannya
2. Lopotrik, yaitu bakteri yang memiliki
dua atau lebih flagela di salah satu ujung tipis dan selnya dilapisi oleh periplasma
selnya. dan membran luar lipoprotein.
3. Amfitrik, yaitu bakteri yang memiliki dua • Umumnya bakteri yang bersifat patogen
atau lebih flagela di kedua ujung selnya. merupakan jenis dari bakteri gram
4. Peritrik, yaitu bakteri yang memiliki negatif.
flagela di seluruh permukaan selnya. • Contoh: E. coli, Salmonella typhi,
Enterobacter cloacae, dan Shigella.
b. Berdasarkan Bentuk Tubuh Bakteri
1. Kokus (bulat), yaitu streptokokus d. Berdasarkan Kebutuhan Oksigen
(bakteri S. thermophillus), diplokokus 1. Bakteri aerob obligat, yaitu kelompok
( b a k t e r i D. p n e u m o n i a e ) , d a n bakteri yang memerlukan gas oksigen
stafilokokus (bakteri S. aureus). dalam proses respirasinya.
2. Basil (batang), yaitu monobasil Contoh: Acitenobacter baumanii
(bakteri E. coli, Salmonella thypi) dan (penye­­bab infeksi saluran pernapasan).
streptobasil (bakteri Azotobacter dan 2. Bakteri anaerob fakultatif, yaitu bakteri
Bacillus antracis). yang membutuhkan gas oksigen, namun
3. Vibrio (koma), misalnya pada bakteri masih dapat hidup tanpanya.
Vibrio cholerae (penyebab penyakit kolera). Contoh: Escherichia coli (ditemukan
pada usus manusia).
4. Spirilum (spiral), misal pada bakteri
Treponema palidum.

12
3. Bakteri anaerob obligat, yaitu bakteri • Saprofit, yaitu bakteri yang mem­pe­­roleh
yang tidak membutuhkan gas oksigen makanan dari sisa-sisa organisme yang
karena dapat merusak selnya. telah mati, seperti bangkai hewan dan
Contoh: Clostridium tetani (bakteri sampah organik.
penyebab tetanus).
Contoh: E. coli.
4. Bakteri anaerob aerotoleran, yaitu
bakteri yang tidak menggunakan f Pembagian dalam Filum/Divisi
oksigen, namun masih dapat hidup di Bakteri dikelompokkan menjadi lima filum, yaitu:
tempat yang mengandung oksigen.
1. Proteobacteria
Contoh: Lactobacillus bulgaricus dan
Proteobacteria adalah kelompok terbesar
Streptococcus lactis digunakan dalam
bakteri. Proteobacteria sendiri dikelompokkan
industri pembuatan yoghurt dan keju. menjadi bakteri ungu yang bersifat
5. Bakteri mikroaerofilik, yaitu jenis bakteri fotoautotrof, proteobacteria kemoheterotrof,
yang menggunakan oksigen untuk dan proteobacteria kemoautotrof. Contoh:
respirasi, tapi hanya dapat hidup dengan bakteri Escherichia coli.
konsentrasi oksigen yang rendah.
2. Bakteri gram positif
Contoh: Campylobacter fetus (penyebab
aborsi spontan pada hewan ternak). Pada kelompok bakteri gram positif,
beberapa bakteri ada yang dapat melakukan
e. Berdasarkan Cara Hidupnya fotosintesis (fotoautotrof), ada yang
1. Bakteri autotrof, yaitu jenis bakteri yang bersifat kemoheterotrof, dan ada juga yang
dapat mensintesis makanannya sendiri dari membentuk endospora (struktur yang bersifat
zat anorganik menjadi zat organik. Bakteri ini tahan terhadap panas) ketika lingkungan
dibedakan menjadi dua, yaitu: terdapat sedikit makanan. Contoh: bakteri
• Bakteri fotoautotrof: sumber ener­gi Bacillus sp. dan Clostridium sp.
untuk proses sintesis makanan berasal 3. Spirochetes
dari cahaya (fotosintesis). Kelompok spirochetes bukan merupakan
Contoh: bakteri sulfur hijau (Chloro­ kelompok besar, tetapi keberadaannya
bium), bakteri sulfur ungu (Chromatium), dapat memengaruhi kehidupan manusia
dan sianobakteria (Anabaena). karena beberapa jenis bakteri ini dapat
• Bakteri kemoautotrof, yaitu bakteri yang menyebabkan penyakit pada manusia.
Contoh: Treponema pallidium (menyebabkan
menggunakan senyawa kimia sebagai
penyakit sifilis).
sumber energi yang dipakai untuk
sintesis senyawa organik. 4. Chlamydias
Contoh: Thiobacillus, bakteri nitri­fi­kasi Kelompok chlamydias merupakan kelompok
(Nitrosomonas dan Nitrobacter). bakteri yang memiliki ukuran paling kecil.
Chlamydias hanya dapat hidup sebagai parasit
2. Bakteri heterotrof, yaitu bakteri yang
bagi sel-sel makhluk hidup lainnya. Contoh:
tidak dapat mensintesis makanan sendiri
Chlamydia psittaci (penyebab infeksi mata).
melainkan memanfaatkan bahan organik dari
organisme lain. Bakteri heterotrof dibedakan 5. Cyanobacteria (ganggang hijau-biru)
menjadi dua, yaitu: Merupakan kelompok yang mengandung
beberapa macam pigmen, seperti klorofil
• Parasit, yaitu bakteri yang mengambil
(hijau), fikosianin (biru), karotenoid (jingga),
makanan dari organisme lain (inangnya) dan beberapa pigmen tambahan sehingga
sehingga dapat merugikan inangnya. menyebabkan berwarna-warni. Adanya
Contoh: Mycobacterium tuberculosis. pigmen klorofil membuat bakteri ini mampu
untuk melakukan fotosintesis Contoh:

13
• Ganggang hijau-biru bersel satu, contoh: mampu melakukan proses nitrifikasi,
Gleocapsa, Chroococcus. yaitu mengubah amonia (NH3) men­
• Ganggang hijau-biru bentuk koloni, contoh: jadi nitrit (NO 2), sedangkan bakteri
Polycyshis. Nitrobacter mampu mengubah nitrit
• Ganggang hijau-biru bentuk benang (filamen), (NO2) menjadi nitrat (NO3). Reaksinya,
contoh: Nostoc, Oscillatoria, Anabaena. yaitu:
Nitrosomonas
2 HNO2 + 2 H2O + energi
D. Reproduksi Bakteri 2 NH3 + 3 O2
Nitrosococcus

2 HNO2 + O2 2 HNO3 + energi


Nitrosococcus
Reproduksi bakteri terjadi melalui dua cara,
yaitu: 3. Bakteri penghasil antibiotik
a Reproduksi aseksual (tak kawin), yaitu
No Bakteri Jenis antibiotik
dengan cara membelah diri secara biner.
1 Streptomyces griseus Streptomisin
b Reproduksi seksual (kawin), terjadi melalui
2 Streptomyces rimosus Terasiklin
tiga cara, yaitu:
Streptomyces
1. Konjugasi, merupakan cara reproduksi 3 Chloramphenicol
venezuelae
dengan memindahkan materi genetik Streptomyces
melalui kontak langsung antarbakteri. 4 Aureomisin
aureofaciens
2. Transformasi, yaitu pemindahan satu 5 Bacillus polymixa Polimiksin
gen/DNA bakteri ke sel bakteri lain
melalui proses fisiologis. 4. Bakteri dalam industri makanan
3. Transduksi, yaitu proses pemindahan No Bakteri Produk Makanan
materi genetik/DNA melalui perantara/ Lactobacillus
infeksi virus. 1 Yoghurt
bulgaricus
Acetobbacter
E. Peranan Bakteri 2
xylinum
Nata de coco

3 Lactobacillus casei Yakult


Dalam kehidupan, bakteri memiliki peranannya
4 Streptococcus lactis Mentega
masing-masing, baik yang menguntungkan
5 Acetobacter sp. Asam cuka
maupun yang merugikan.
a. Bakteri yang Menguntungkan b. Bakteri yang Merugikan
1. Bakteri penyebab penyakit pada manusia
1. Bakteri pengikat nitrogen pada
tanaman No Bakteri Penyakit
1 Clostridium tetani Tetanus
Beberapa bakteri berperan dalam
2 Salmonella typhosa Tipus
mengikat gas nitrogen dari udara
Mycobacterium
bebas, yaitu Azetobacter vinelandii, 3 TBC
tuberculosis
Clostridium pasteurianum, dan
Diplococcus
Rhizobium leguminosarum yang 4
pneumoniae
Radang paru-paru
bersimbiosis dengan tanaman polong- Disentri
polongan. Reaksi fiksasi N2, yaitu: 5 Shigella dysentriae
(pencernaan)

ATP 2. Bakteri penyebab penyakit pada hewan


2 N2 + 6 H2O 4 NH3 + 3 O2 ternak
Bakteri
No Bakteri Penyakit
2. Bakteri nitrifikasi
1 Bacillus anthracis Antraks pada sapi
Bakteri Nitrosomonas dan Nitrosococcus

14
Cytophaga 3. Dinding sel tidak mengandung peptido­
2 Penyakit pada ikan glikan.
columnaris
Streptococcus Radang payudara 4. Sel belum memiliki membran inti
3
agalactia sapi (prokariotik), namun ribosomnya mirip
Bengkak rahang dengan ribosom eukariotik.
4 Actinomyces bovis
pada sapi 5. Membran plasma mengandung lipid.
3. Bakteri penyebab penyakit pada tanaman 6. Rata-rata memiliki ukuran 0,1 mm—15
mm.
No Bakteri Penyakit
Menyerang pucuk • Archaebacteria digolongkan menjadi tiga,
1 Xanthomonas oryzae
batang padi yaitu:
Xanthomonas Menyerang 1. Metanobacteria, merupakan bakteri
2
campestris tanaman kubis yang bersifat hemoautotrof yang
Pseudomonas Daun layu pada mampu menghasilkan gas metana
3
solenacearum terung-terungan (CH4) dan tidak memerlukan oksigen
Penyakit busuk (anaerob).
4 Erwinia amylovora pada buah-
C o nto h : b a kte r i S u cc i n o m o n a s
buahan
a my l o l y t i c a ( h i d u p d i s a l u ra n
Nekrosis pada
5 Xanthomonas citri pencernaannya sapi).
tanaman jeruk
2. Halobacterium, yaitu jenis halofil yang
hidup pada kondisi ekstrim dengan
F. Archaebacteria kadar garam yang tinggi, seperti di Laut
Mati dan Great Salt Lake.
• Memiliki ciri-ciri sebagai berikut: 3. Thermoplasma, ditemukan di dalam
1. Bersel satu air asam yang berasal dari mata air
2. Hidup pada kondisi lingkungan yang belerang yang panas.
ekstrim.

15
Bab 5
Protista

Istilah nama protista diambil dari bahasa Yunani, 1. Rhizopoda (Sarcodina)


yaitu protos yang berarti pertama/mula-mula Ciri-ciri:
dan kritos yang artinya membuat/menyusun. • Bersel satu (uniseluler).
Protista merupakan hewan bersel tunggal • Alat gerak berupa tonjolan sito­plas­ma
(uniseluler) yang hidup dengan membentuk yang disebut pseupodia (kaki semu).
koloni (berkelompok) di tempat yang lembap. • Bentuk tubuh tidak tetap, terdiri atas
Banyak golongan protista yang mempunyai ektoplasma dan endoplasma.
kemiripan ciri dan sifat seperti hewan, • Habitat di perairan yang mengan­dung
tumbuhan, atau jamur. banyak zat organik.
• Reproduksi secara aseksual dengan
A. Protista Mirip Hewan membelah diri.
(Protozoa) Struktur tubuhnya, yaitu:
Vakuola
a. Ciri-ciri Protozoa kontraktil
Vakuola
Nukleus makanan
Pseupodia
• Bersel satu (uniseluler).
• Ukuran sel berkisar antara 3—1.000
mm. Lapisan
• Sel memiliki membran inti (eukariotik). Uroid hialin
Plasmagel
Ektoplasma
Mitokondria
• Tidak berdinding sel. Endoplasma

• Hidup di habitat yang basah/berair. Struktur Tubuh Amoeba

• Reproduksi secara aseksual dengan Contoh:


membelah diri (pembelahan biner). • Amoeba, beberapa hidup di lingkungan
• Pada lingkungan yang kurang baik, bebas, namun ada juga yang hidup di
protozoa mempertahankan diri dengan dalam tubuh manusia, seperti Enta­moeba
membentuk kista. dysentriae, Entamoeba histolitica (penyebab
• Alat gerak berupa kaki semu (pseupodia), penyakit disentri), dan Entamoeba coli,
bulu cambuk (flagela), atau rambut yang membantu proses pembusukan sisa
getar (silia). metabolisme.
b. Jenis-jenis Protozoa • Foraminifera, habitatnya di laut dan fosilnya
dapat membentuk tanah globigirena yang
Berdasarkan alat geraknya, dibe­dakan
berguna sebagai penunjuk sumber minyak
menjadi 4:
bumi.

16
• Radiolaria, memiliki habitat di laut dan 3. Ciliata (Ciliophora)
fosilnya tersusun atas silikat membentuk Ciri-ciri:
tanah radiolaria yang dimanfaatkan sebagai • Bersel satu dengan bentuk tubuh tetap.
bahan penggosok. • Mempunyai celah mulut dan dilengkapi
dengan anus sel.
• Memiliki dua buah inti sel, yaitu
makronukleus (alat reproduksi aseksual)
dan mikronukleus (alat reproduksi
seksual).
Amoeba Foraminifera Radiolaria
• Pada dinding sel terdapat rambut getar
2. Flagelata (Mastigophora) (silia) sebagai alat gerak.
Ciri-ciri: • Reproduksi secara seksual dengan
• Bersel satu (uniseluler). konjugasi dan aseksual dengan
• Bentuk sel tetap dan tidak punya membelah diri.
rangka. • Hidup di perairan tawar yang banyak
• Ukuran tubuh antara 35—60 mm. mengandung zat organik.
• Umumnya berkloroplas. Struktur tubuhnya, yaitu:
• Alat gerak berupa flagel
• Kebanyakan hidup di air tawar. Silia
Vakuola
• Bersifat autotrof dan memakan zat kontraktil
organik berupa larutan. Vakuola
Makronukleus makanan
• Reproduksi secara aseksual dengan Mikronukleus
membelah diri secara memanjang. Endoplasma
Sitostoma
Struktur tubuhnya, yaitu: Ektoplasma

Flagela

Struktur Tubuh Paramaecium


Stigma
Contoh:
Nukleolus Nukleus • Paramaecium caudatum, bere­p roduksi
secara aseksual de­ngan membelah diri dan
Kloroplas
Vakuola kontraktil seksual dengan konjugasi.
• Stentor, bentuk seperti terompet de­ngan
Pelikel
tangkai yang melekat pada substrat.
Contoh: • Balantidium coli, habitat pada kolon
• Euglena viridis, Volvox, dan Pandorina, manusia dan dapat menimbulkan penyakit
memiliki kloroplas se­h ingga berperan balantidiosis (disentri).
sebagai pro­dusen dalam ekosistem perairan.
• Trichonympha dan Myxotricha yang hidup
dalam usus rayap dan membantu rayap
dalam mencerna kayu karena memiliki enzim
selulosa.
• Trypanosoma gambiense yang hidup dalam Paramaecium Stentor Balantidium coli
kelenjar ludah lalat Tsetse (Glossina palpalis)
yang menyebabkan penyakit ”tidur”.

17
4. Sporozoa (Apikompleksa) • Habitat di wilayah perairan dan di
Ciri-ciri: tempat yang lembap.
• Bersel satu. • Reproduksi secara aseksual dengan
• Dapat membentuk semacam spora membelah diri (pada alga uniseluler)
dalam siklus hidupnya. atau membentuk fragmentasi (pada
• Tidak mempunyai alat gerak. alga multiseluler).
• Parasit pada hewan dan manusia.
b. Jenis-jenis Alga
• Reproduksi secara aseksual dengan
Berdasarkan warna pigmennya, ganggang
schizogoni (membelah diri dalam tubuh
diklasifikasikan menjadi lima kelompok,
inang) atau sporogoni (membentuk
yaitu:
spora dalam tubuh inang) dan secara
1. Alga hijau (Chlorophyta)
seksual dengan peleburan dua gamet
dalam tubuh nyamuk (inangnya). • Kandungan pigmen utama yang dimiliki
oleh Chlorophyta adalah klorofil (hijau)
Plasmodium merupakan contoh dari dengan pigmen tambahan berupa
sporozoa yang hidup pada sel inangnya, karoten.
yaitu nyamuk. Jenis-jenis Plasmodium, yaitu:
• Hidup di perairan (tawar maupun
• Plasmodium vivax, penyebab malaria
air laut), ada pula yang bersimbiosis
tertiana, masa sporulasi (gejala demam)
dengan jamur membentuk lichen.
setiap 2 x 24 jam.
• Reproduksi secara aseksual (membelah
• Plasmodium falcifarum, penye­b ab
diri, fragmentasi, dan spora) dan seksual
malaria tropika, masa sporulasi setiap
(isogami, anisogami, dan oogami).
1—3 x 24 jam.
• Contoh: Protococcus, Chlorella,
• Plasmodium malariae, penyebab
Chlamydomonas, Spirogyra
malaria kuartana, masa sporulasi setiap
(berfilamen), dan Ulva lactua
1—3 x 24 jam.
(berbentuk talus).
• Plasmodium ovale, penyebab malaria
ovale tertiana (limpa). 2. Alga cokelat (Phaeophyta)
• Kandungan pigmen utama yang dimiliki
B. Protista Mirip Tumbuhan (Alga) adalah fikosantin (pigmen cokelat).
• Reproduksi aseksual dengan
a. Ciri-ciri Alga
fragmentasi, zoospora. Reproduksi
• Ada yang uniseluler dan multiseluler. seksual dengan oogami, sel telur
• Dinding sel tersusun atas selulosa. dihasilkan oleh oogonia, dan sperma
• Sel sudah memiliki membran inti oleh anteridia.
(eukariotik).
• Pada dinding sel, selain selulosa terdapat
• Struktur tubuh seperti tumbuhan talus
asam alginat, pigmen fotosintesis
karena belum memiliki akar, batang,
aksesoris (tambahan) klorofil a dan c,
dan daun sejati.
xantofil, simpanan karbon karbohidrat.
• Memiliki pigmen warna, seperti klorofil,
• Contoh: Laminaria sp. (penghasil asam
xantofil (kuning), karoten (keemasan),
alginat yang dibutuhkan untuk produksi
fikoeritrin (merah), fikosianin (biru), dan
tekstil, makanan, dan kosmetik),
lain-lain.
Sargassum, Fucus, Turbinaria decurens,
• Dapat melakukan fotosintesis sehingga
dan Macrocystis.
dikatakan bersifat fotoautotrof.

18
3. Alga merah (Rhodophyta) • Pyrrophyta merupakan jenis alga
• Kandungan pigmen utama yang dimiliki yang uniseluler dan dapat melakukan
adalah fikoeritrin (pigmen merah). fotosintesis.
• Hampir semua jenis rhodophyta hidup • Reproduksi secara aseksual (membelah
di laut. diri).
• Reproduksi secara aseksual melalui • Contoh: Gymnodinium breve (peng­hasil
spora, seksual ­dengan oogami. toksin bagi saraf).
• Contoh: Eucheuma spinosum (bahan
baku agar-agar) C. Protista Mirip Jamur
4. Alga keemasan (Chrysophyta) a. Ciri-ciri
• Pigmen dominan yang dikandung • Struktur tubuh berbentuk seperti lendir
adalah xantofil (pigmen keemasan), (fase asimilatif).
tidak memiliki pirenoid, dan memiliki
• Bergerak seperti amoeba (fase
kloroplas dengan ukuran kecil.
plasmodium).
• Hidup di tempat berair (air tawar
• Digolongkan menjadi 2 jenis, yaitu
maupun air laut).
Oomycotina dan Myxomycotina.
• Berkembang biak secara aseksual
dengan membelah diri atau spora dan b. Jenis-jenis Jamur Protista
dengan seksual melalui penyatuan 2 1. Oomycotina (jamur air)
gamet. • Bersel banyak (multiseluler) dan berinti
• Contoh: Mischococcus, Synura, dan banyak.
Navicula. • Dinding sel tersusun atas selulosa
dengan hifa tidak bersekat.
5. Alga api (Pyrrophyta)
• Memiliki habitat di air tawar dan darat.
• Beberapa Pyrrophyta mampu • Contoh: Phytophythora infestan (pa­rasit
memendarkan cahaya (karena adanya pada kentang), dan Phytium (penyebab
senyawa fosfor) sehingga bersifat penyakit busuk pada kecambah
fosforesensi. Fosforesensi menye­ berbagai tanaman).
babkan laut tampak bercahaya pada
malam hari, oleh karenanya alga ini 2. Myxomycotina (jamur lendir)
disebut alga api. • Disebut jamur lendir karena tubuhnya
• Pyrrophyta juga dapat menyebabkan memiliki massa berlendir yang
peristiwa ride tide (air laut berwarna menyebar dalam daur hidupnya yang
merah kecokelatan). Dari peristiwa ini, disebut dengan plasmodium.
alga menghasilkan racun yang dapat • Myxomycotina merupakan predator
membunuh ikan dan hewan laut di fago­-sit karena dapat memakan bakteri/
sekitarnya. hama.
• Memiliki kandungan pigmen berupa • Bersifat heterotrof dengan tahapan
xantofil, dinosantin, fikobilin, dan makan mirip amoeba (amoeboid).
klorofil. • Contoh: Dictyostelium discoideum,
Dinoflagelata.

19
Bab 6
Fungi (Jamur)

A. Ciri-ciri Jamur (Fungi) substrat), Rizoid (hifa yang menembus


ke dalam substrat), dan Sporangiospor
1. Bersel banyak (multiseluler), tetapi ada (hifa yang menjulang ke atas membentuk
sebagian kecil yang bersel tunggal. sporangium).
2. Inti sel sudah memiliki membran inti • Ciri khas dari jamur jenis ini ada pada
(eukariotik). cara reproduksi seksualnya, yaitu me­lalui
3. Tidak memiliki klorofil dan bersifat heterotrof, peleburan gamet yang membentuk zigospora.
baik secara parasit maupun saprofit. Sedangkan, reproduksi aseksualnya dengan
4. Dinding sel tersusun atas zat kitin, glukan, sporangium.
dan manan. • Contoh:
5. Tubuh tersusun atas benang-benang halus 1. Rhizopus stolonifer, pengurai bagian
yang disebut hifa. sisa organik pada tanaman ubi jalar dan
6. Percabangan hifa membentuk jaringan dimanfaatkan pada proses pembuatan
miselium yang berufungsi untuk menyerap tempe.
makanan. 2. Mucor mucedo, hidup secara saprofit
7. Hidup di tempat yang kaya akan zat organik, pada roti atau kotoran hewan.
lembap, dan kurang cahaya.
b. Ascomycota
8. Reproduksi secara aseksual melalui
pembelahan dan secara seksual melalui • Tubuh tersusun atas miselium dengan hifa
peleburan inti sel dari dua sel induk. yang bersekat (bersepta).
9. Tidak memiliki akar, batang, dan daun sejati. • Pada umumnya, hidup di lingkungan berair,
bersifat parasit pada tumbuhan dan saprofit
B. Klasifikasi Jamur (Fungi) pada sampah.
• Ascomycota memiliki spora yang terdapat
Secara filogenik, jamur diklasifikasikan menjadi
pada kantung-kantung penyimpanan yang
empat kelas, yaitu:
disebut askus (konidia).
a. Zygomycota
• Ciri khas pada jamur jenis ascomycota adalah
• Tubuh Zygomycota tersusun atas hifa pada reproduksi seksualnya membentuk
senositik yang tidak bersekat. Sekat hanya askospora.
ditemukan pada hifa bagian tubuh yang
• Re p ro d u k s i a s e k s u a l nya d i l a ku ka n
membentuk alat reproduksi.
dengan membentuk konidium, tunas, dan
• Zygomycota memiliki tiga jenis hifa, yaitu fragmentasi.
Stolon (hifa yang menjalar di permukaan

20
• Jenis jamur ascomycota ada yang uniseluler, c. Basidiomycota
yaitu Saccharomyces cereviceae atau dikenal • Ciri umum jamur ini adalah hifanya bersekat
dengan ragi (yeast). dikariotik (setiap sel memiliki inti sel yang
• Berdasarkan bentuk askokarp yang dihasilkan, berpasangan).
jamur ascomycota terbagi menjadi empat, • Bentuk tubuh makroskopis sehingga dapat
yaitu: dilihat langsung, bentuk tubuh buahnya
1. Kleistotesium, yaitu kelompok jamur (basidiokarp) yang menyerupai payung dan
ascomycota yang memiliki askokarp terdiri atas batang dan tudung.
berbentuk bulat tertutup (ciri dari kelas • Bagian bawah tudung terdapat lem­baran-
Plectomyces). Contoh: jamur dari genus lembaran bilah sebagai tempat terbentuknya
Penicillium dan Aspergillus. basidium.
2. Peritesium, yaitu kelompok jamur yang • Reproduksi aseksual ditandai dengan
memiliki askokarp berbentuk botol (ciri pembentukan konidium. Sedangkan, fase
dari genus Pyrenomycetes). Contoh: reproduksi seksualnya dengan pembe­lahan
Neurospora, Roselinia arcuata, dan basidiospora yang terbentuk pada basidium
Xylaria tabacina. yang berbentuk ganda.
3. Apotesium, yaitu kelompok jamur • Sebagian besar jamur jenis ini dimanfaatkan
a s c o my c o ta ya n g a s ko ka r p nya sebagai makanan karena mengandung nilai
berbentuk seperti cawan atau mangkok. gizi yang tinggi.
Contoh: Peziza aurantia (hidup sebagai
• Contoh:
saprofit di sampah), Marshella esculenta
dan Tuber sp. yang dimanfaatkan 1. Jamur merang (Volvariella volvaceae),
sebagai makanan. hidup pada lingkungan dengan
kelembapan tinggi dan dimanfaatkan
4. Askus telanjang, yaitu golongan
sebagai bahan makanan.
jamur ascomycota yang tidak memiliki
askokarp (tidak membentuk badan 2. Jamur kuping (Auricularia polytricha),
buah) dan merupakan ciri dari tubuh berwarna cokelat kehitaman,
kelas Protoascomycetes. Contoh: hidup sebagai saprofit pada kayu lapuk,
Saccharomyces cereviceae, Candida dan umumnya digunakan sebagai
albicans, dan Tricoderma. campuran sup.

• Contoh jamur jenis ascomycota beserta 3. Jamur shitake, hidup pada batang kayu
peranannya, yaitu: dan banyak dibudidayakan di Jepang
dan Cina sebagai bahan makanan.
1. Aspergillus oryzae, sebagai pelunak
adonan roti. 4. Puccinia graminis, merupakan parasit
pada rumput.
2. Penicillium notatum dan Penicillium
chrysogenum sebagai penghasil 5. Ganoderma applanatum, penyebab
antibiotik penisilin. kerusakan pada kayu.

3. Aspergillus wentii, yang dimanfaatkan d. Deuteromycota


dalam pembuatan kecap. • Ciri umum jamur ini adalah hifa bersekat
4. Candida albicans, penyebab penyakit membentuk konidia dan belum diketahui
kandidiasis, yaitu penyakit pada fase reproduksinya sehingga sering disebut
selaput lendir mulut vagina dan saluran sebagai fungi imperfecti (jamur tidak
pencernaan. sempurna).
21
• Hidup sebagai parasit. Contoh: b. Mikoriza
1. Tinea versicolor, yaitu penyebab • Mikoriza merupakan bentuk simbiosis
penyakit panu pada kulit. antara fungi dengan akar tanaman,
2. Microsporium, yaitu penyebab penyakit yaitu tanaman pinus dan kacang-
pada rambut dan kuku. kacangan.
3. Epidermophyton floocossum, yaitu • Jamur yang membentuk mikoriza
penyebab penyakit pada kaki atlet. berasal dari golongan Zygomycota,
Ascomycota, atau Basidiomycota.
C. Simbiosis Jamur (Fungi) • Terdapat dua jenis mikoriza, yaitu
ektomikoriza yang terdapat pada akar
a. Lumut Kerak (Lichenes)
pinus dan endomikoriza pada akar
• Merupakan hasil simbiosis antara fungi
tanaman kacang-kacangan.
(Ascomycota atau Basidiomycota) yang
disebut mikobion dengan alga biru atau • Ektomikoriza memiliki hifa yang tidak
alga hijau yang disebut fikobion. dapat menembus ke dalam akar
• Tumbuh pada pohon, di tanah, batu (korteks), tetapi hanya sampai pada
karang. lapisan epidermis.
• Berperan sebagai organisme perintis • Endomikoriza memiliki hifa yang
dan sensitif terhadap polusi udara. menembus akar sampai ke bagian
• Bereproduksi aseksual dengan cara korteks. Selain terdapat pada tanaman
fragmentasi atau soredium (beberapa kacang-kacangan juga dapat hidup di
sel ganggang yang terbungkus oleh akar anggrek dan sayuran, seperti kol.
hifa jamur). Bereproduksi seksual
dengan menghasilkan askospora
atau basidiospora. Contoh: Physcia,
Parmelia.

22
Bab 7
Tumbuhan (Plantae)

A. Ciri-ciri Umum a. Tumbuhan Lumut (Bryophyta)


Ciri-ciri tumbuhan lumut
Secara umum, tumbuhan memiliki ciri-ciri 1. Multiseluler, berklorofil, dan bersifat
sebagai berikut, yaitu: fotoautotrof.
1. Memiliki klorofil sehingga bersifat autotrof. 2. Akar, batang, dan daun belum bisa
2. Inti selnya sudah memiliki membran inti dibedakan.
(eukariotik). 3. Merupakan tumbuhan peralihan antara
3. Sel tubuh memiliki dinding sel yang tumbuhan talus (lembaran) dan tum­
berbahan selulosa. buhan berkormus (cormophyta).
4. Tidak memiliki alat gerak aktif. 4. Tidak memiliki jaringan pembuluh.
5. Habitat di tempat lembap atau basah.
B. Klasifikasi Tumbuhan 6. Memiliki siklus pergiliran keturunan
(metagenesis).
Berdasarkan ada atau tidak adanya jaringan
7. Mengalami dua fase kehidupan, yaitu
pembuluh, tumbuhan digolongkan menjadi
fase gametofit dan fase saprofit.
dua jenis, yaitu tumbuhan berpembuluh dan
Siklus reproduksi lumut
tumbuhan tidak berpembuluh.
Dalam perkembangbiakannya, lumut
Perbedaan cirinya dapat dilihat pada tabel
menga­lami siklus pergiliran keturunan yang
berikut.
dikenal dengan istilah metagenesis, yaitu:
Tumbuhan Tidak
Tumbuhan Berpembuluh Spora (n)
Berpembuluh
Akar, batang, dan
Sudah memiliki akar, Protonema (n)
daun belum bisa
batang, dan daun sejati
dibedakan
Tidak memiliki jaringan Sudah memiliki berkas Tumbuhan lumut (gametofit) (n)

pengangkut pembuluh pengangkut


Air diangkut dari akar
Air dan zat-zat diangkut Anteridium (n)
menuju daun oleh Arkegonium (n)
ke seluruh bagian sel
pembuluh xilem dan zat
secara difusi atau
makanan diangkut oleh Sperma (n) Ovum (n)
osmosis
pembuluh floem
Contoh: Tumbuhan Zigot (2n)
Contoh: Lumut paku (Pteridophyta) dan
(Byrophyta) tumbuhan berbiji Sporogonium (sporofit) (2n)
(Spermatophyta)
Siklus Pergiliran Keturunan Tumbuhan Lumut

23
Klasifikasi tumbuhan lumut Siklus reproduksi tumbuhan paku
Menurut bentuk tubuhnya, lumut dapat Sama dengan lumut, tumbuhan paku juga
digolongkan menjadi tiga, yaitu: mengalami siklus pergiliran keturunan pada
perkembangbiakannya, yaitu:
1. Lumut hati (Hepaticeae), berbentuk
lembaran (talus), rizoidnya tidak Spora (n)
bercabang dan terdapat di bawah
tangkai atau talusnya. Umumnya hidup Protalium (n)
di tebing-tebing yang lembap. Contoh:
Marchantia polymorpha, Ricciocarpus sp.
2. Lumut daun (Bryophyta), banyak Anteridium (n) Arkegonium (n)

ditemukan di tempat yang basah atau


Sperma (n) Ovum (n)
lembap, berbatang semu, dan terdapat
daun yang bersusun spiral. Pada
Zigot (2n)
pangkal batang terdapat rizoid yang
bercabang dan bersekat dan berfungsi
Tumbuhan paku (2n)
sebagai akar. Contoh: Polytrichum
Siklus Pergiliran Keturunan Tumbuhan Paku
juniperinum dan Pogonatum cirratum.
3. Lumut tanduk (Anthocerotophyta), Klasifikasi tumbuhan paku
memiliki sporofit yang membentuk Berdasarkan jenis spora yang dihasilkan, tum­­
kapsul memanjang mirip seperti tanduk buhan paku diklasifikasikan menjadi tiga:
hewan. 1. Paku homospora, yaitu tumbuhan paku
Contoh: Anthoceros leavis. yang hanya menghasilkan satu jenis
b. Tumbuhan Paku (Pteridophyta) spora. Contoh: Adiantum cuneatum
(suplir), Lycopsida (paku kawat).
Ciri-ciri tumbuhan paku
2. Paku heterospora, yaitu paku yang
1. Sudah memiliki akar, batang, dan daun
menghasilkan dua jenis spora yang
sejati.
berbeda, yaitu mikrospora (jantan)
2. Memiliki berkas pembuluh angkut.
dan makrospora (betina). Contoh:
3. Terdiri atas dua fase generasi, yaitu
Selaginella (paku rane), Marsilea
sporofit (menghasilkan spora) dan
crenata (semanggi).
gametofit (menghasilkan sel kelamin).
3. Paku peralihan, yaitu paku yang
4. Fase sporofit memiliki sifat lebih
menghasilkan spora dengan bentuk dan
dominan dari fase gametofit.
ukuran yang sama. Jenis ini dianggap
5. Berdasarkan fungsinya, daun tumbuhan
sebagai bentuk peralihan antara paku
paku dibedakan menjadi daun tropofil
homospora dan heterospora. Contoh:
(untuk fotosintesis) dan daun sporofil
Equisetum debile (paku ekor kuda).
(penghasil spora).
6. Berdasarkan bentuknya, daun Sedangkan, menurut penggolongan dalam
tumbuhan paku dibedakan menjadi daun taksonomi, tumbuhan paku dibagi ke dalam
mikofil (da­un kecil) dan daun makrofil beberapa divisi, yaitu:
(daun besar). 1. Paku kawat (Lycophyta), memiliki ciri-ciri
7. Habitat ada yang di darat, di perairan, berdaun kecil, tidak bertangkai, batang
dan ada yang hidupnya menempel. menyerupai kawat dengan akar yang
bercabang. Sporangium terdapat pada sisi

24
daun yang berkumpul mem­bentuk kerucut 1. Tumbuhan biji terbuka (Gymnospermae)
yang disebut strobilus. Ciri-ciri tumbuhan Gymnospermae
Contoh: Lycopodium clavatum, Lycopo­dium • Daun sempit, tegak, dan kaku.
sp. (paku tanduk rusa), dan Selaginela sp. • Umumnya berakar tunggang.
2. Paku ekor kuda (Sphenophyta), yaitu jenis • Bakal biji tidak terlindungi daging buah.
paku yang berdaun kecil seperti selaput • Bentuk tubuh tumbuhan ada yang
dan tersusun melingkar. Batangnya mirip berupa semak, perdu, atau pohon.
daun cemara, berongga, dan tumbuh tegak. • Tidak memiliki bunga yang sesungguhnya,
Umumnya jenis paku ini hidup di dataran melainkan berbentuk strobilus.
tinggi. • Pembuahan terjadi secara tunggal.
Contoh: Equisetum debile (paku ekor kuda). Klasifikasi Gymnospermae
3. Paku purba (Psilophyta), sebagian besar Tumbuhan biji terbuka diklasifikasikan ke
jenisnya telah punah. Tumbuhan paku ini dalam empat kelas, yaitu:
belum memiliki daun dan akar, batangnya Cycadinae, memiliki ciri khas, yaitu

bercabang menggarpu dengan sporangium batangnya tidak bercabang, daunnya
terdapat pada ujung cabangnya, dan telah berbentuk pita dengan tulang daun
memiliki berkas pengangkut. yang menyirip. Jenis ini memiliki
Contoh: Psilotum nodum, Rhynia major. strobilus jantan yang halus dan kecil.
4. Paku sejati (Pterophyta), merupakan jenis Sedangkan, strobilus betina lebih besar
paku yang banyak dijumpai, umumnya dan berkayu.
disebut pakis. Tumbuhan ini berdaun lebar Contoh: pakis haji (Cycas rumpii).
dan mudah menggulung. Sporangium Gnetinae, memiliki strobilus tunggal

terdapat pada sporofil. yang tersusun majemuk, daun
Contoh: Azolla pinnata (paku sampan), berhadapan atau melingkar.
Marsilea crenata (semanggi), Adiantum Contoh: melinjo (Gnetum gnemon).
cuneatum (suplir), dan Asplenium nidus
• Coniferae, memiliki batang yang
(paku sarang burung).
tegak, lurus, dan bercabang, daunnya
c. Tumbuhan Berbiji (Spermatophyta) berbentuk jarum. Strobilus berbentuk
Ciri-ciri tumbuhan berbiji kerucut, terdiri dari strobilus jantan
1. Merupakan organisme fotoautotrof. (berupa sisik) dan strobilus betina
(menghasilkan bakal biji).
2. Memiliki akar, batang, daun, dan bunga.
Contoh: pinus (Pinus merkusii), dan
3. Merupakan tumbuhan heterospora.
damar (Agathis alba).
4. Bentuk tubuh tumbuhan bervariasi,
• Ginkgoinae, berupa pohon besar
seperti pohon, perdu, semak, dan
dengan daun lebar berbentuk seperti
herba.
kipas. Tumbuhan ini meranggas
5. Berkembang biak melalui proses saat musim panas, dan umumnya
penyerbukan dan pembuahan yang digunakan sebagai bahan obat-obatan
menghasilkan biji. dan kosmetik.
Klasifikasi tumbuhan berbiji Contoh: Ginkgo biloba (ginko).
Berdasarkan letak bijinya, tumbuhan berbiji
diklasifikasikan menjadi dua, yaitu:

25
2. Tumbuhan berbiji tertutup (Angiospermae) - Euphorbiaceae (jarak-jarakan).
Ciri ciri Angiospermae Contoh: Manihot utilisima (ubi
• Berdaun lebar, tunggal, dan majemuk. kayu).
• Bakal biji terlindung oleh daging buah. - Moraceae.
• Akar tunggang atau serabut. Contoh: Ficus benjamina
• Pembuahan terjadi secara ganda. (beringin).
• Memiliki bunga sebagai alat - Papilionaceae (polong-pologan).
perkembangbiakan (benang sari sebagai Contoh: Vigna cinesis (kacang
alat kelamin jantan dan putik sebagai panjang), Arachis hypogea (kacang
alat kelamin betina). tanah).
- Mimosaceae.
Klasifikasi Angiospermae
Contoh: Mimosa pudica (daun si
Berdasarkan jumlah keping bijinya,
kejut).
tumbuhan angiospermae dibedakan
- Malvaceae.
menjadi dua, yaitu:
Contoh: Gossypium sp. (kapas).
• Monokotil (berkeping satu). Beberapa
- Bombacaceae.
famili yang tergolong ke dalam
Contoh: Durio zibethinus (durian).
monokotil, antara lain:
- Rutaceae. Contoh: Citrus nobilis
- Liliaceae.
(jeruk keprok).
Contoh: Lilium duchartrei (lili).
- C a e s a l p i n i a ce a e . C o nto h :
- Amaryllidaceae.
Tamarindus indica (asam).
Contoh: Agave cantala (kantala)
- Myrtaceae. Contoh: Eugenia
dan Agave sisalana (sisal).
aromatica (cengkeh).
- Poaceae.
Contoh: Zea mays (jagung), Oryza Berikut merupakan tabel yang memuat
sativa (padi). perbedaan dari tumbuhan monokotil dan dikotil.
- Zingiberaceae.
Tabel Perbedaan Tumbuhan
Contoh: Zingiber officinale (jahe),
Curcuma domestica (kunyit), dan Monokotil dan Dikotil
Kaempferia galanga (kencur).
- Musaceae. Bagian Monokotil Dikotil

Contoh: Musa paradisica (pisang). Akar Serabut Tunggang


- Orchidaceae. Beruas dan Tidak beruas dan
Contoh: Phalae­nop­­sis amabilis Batang berbuku, tidak berbuku; bercabang-
bercabang cabang.
(anggrek bulan).
- Arecaceae. Sejajar atau Menyirip atau
Tulang Daun
melengkung menjari
Contoh: Cocos nucifera (kelapa),
Keping Biji Satu Dua
Arenga pinata (aren), dan Areca
Mahkota
catechu (pinang). bunga Mahkota bunga
Perhiasan
- Areceae. berjumlah berjumlah 2, 4, 5,
Bunga
3 atau atau kelipatannya
Contoh: Colocasia esculenta kelipatannya
(talas). tersusun dalam
Berkas Tersebar pada
lingkaran pada
Pembuluh batang
• Dikotil (berkeping dua). batang
Beberapa famili yang tergolong ke
dalam monokotil, antara lain:

26
Bab 8
Hewan (Animalia)

Ciri-ciri umum hewan 2. Terdapat pori-pori atau rongga pada


tubuhnya yang disebut spongosol sebagai
• Organisme multiseluler dan eukariotik (inti
jalan masuk air yang membawa makanan.
sel sudah memiliki membran inti).
3. Memiliki tiga buah saluran air, yaitu askon,
• Kemoheterotrof.
sikon, dan leukon.
• Sel-selnya tidak memiliki dinding sel.
4. Belum memiliki jaringan (parazoa).
• Sebagian besar bereproduksi secara seksual.
5. Lapisan tubuh bagian luar tersusun oleh
• Berdasarkan keberadaan tulang belakang,
sel-sel epidermis berbentuk pipih dan
hewan dibedakan menjadi dua kelompok,
berdinding tebal yang disebut pinakosit
yaitu:
(sebagai kulit luar) dan sel-sel koanosit
(lapisan dalam) yang berbentuk seperti
A. Avertebrata
corong berflagela.
Avertebrata adalah kelompok hewan yang 6. Habitat di perairan terutama di air laut.
tidak memiliki tulang belakang. Avertebrata 7. Sistem reproduksi ada dua, yaitu:
dikelompokkan menjadi delapan filum, yaitu: • Reproduksi aseksual, dilakukan dengan
a. Porifera pembentukan kuncup tunas dan
gemmule (tunas internal).
Nama porifera berasal dari bahasa latin,
porus yang berarti lubang kecil dan ferre • Reproduksi seksual, yaitu mela­
yang berarti membawa atau mengandung. lui proses fertilisasi yang dilaku­kan
dengan pembentukan arkeosit yang
Oskulum = saluran
pengeluaran mengandung sperma dan ovum.
Klasifikasi porifera
Berdasarkan zat penyusun spikula (rang­ka), hewan
Ostium
porifera diklasifikasikan menjadi tiga kelas, yaitu:
Pinakosit
1. Calcarea
Spongosol
Epidermis Nukleus Calcarea merupakan jenis porifera yang
Koanosit
memiliki spikula yang terbuat dari zat kapur
(kalsium karbonat. Umumnya hidup di
Air
masuk Leher Mikrofil air laut yang dangkal. Contoh: Grantia,
Leucosolenica, Scypha, dan Clathrina.
Ciri-ciri Porifera
1. Hewan diploblastik (memiliki dua lapisan
tubuh, yaitu ektoderm dan endoderm).

27
2. Hexactinellida • Tipe medusa (seperti payung), yaitu
Jenis porifera ini memiliki spikula yang tipe yang dapat hidup bebas (dapat
terbuat dari zat kersik (silikat). Hidup di berenang).
laut bagian dalam. Contoh: Eupectella, 8. Sistem reproduksinya, yaitu:
Pheronema sp.. • Reproduksi aseksual, melalui pem­­
3. Demospongiae bentukan tunas/kuncup yang menempel
Demospongiae memiliki spikula yang pada hewan induknya.
terbuat dari zat kersik dan protein (spongin) • Reproduksi seksual melalui fertilisasi
atau hanya spongin saja. Tubuhnya lunak eksternal, yaitu dengan penyatuan
(tidak memiliki skeleton) dan hidup di laut sperma dengan sel telur hingga
yang dangkal. Contoh: Euspongia officinalis membentuk zigot.
(spons mandi), Spongilla, dan Haliclona.
Klasifikasi coelenterata
b. Coelenterata (Hewan Berongga) Coelenterata diklasifikasikan menjadi tiga kelas,
Tentakel yaitu:
1. Hydrozoa
Mulut
Umumnya berbentuk polip, baik
berkoloni maupun tidak. Beberapa ada
Epidermis Testis
yang berbentuk medusa. Di dalam koloni,
Ovum Knidosit
terdapat dua jenis polip, yaitu polip
bertentakel dan tanpa tentakel. Contoh:
Hydra, Obelia, dan Physalia.
Membran
2. Scypozoa
Nematokis
Nukleus Fase medusa lebih dominan dari fase polip,
Hydra tetapi ada juga yang berbentuk polip.
Contoh: Cyanea dan Chrysaora fruttecens.
Nama coelenterata berasal dari bahasa Yunani,
yaitu coelos yang berarti rongga dan enteron 3. Anthozoa
yang berarti usus. Hanya memiliki bentuk polip dengan ukuran
Ciri-ciri coelenterata yang lebih besar daripada dua jenis yang
1. Tubuh simetri radial dan diploblastik. lain. Bentuk tubuh menyerupai bunga
2. Rongga tubuh berfungsi sebagai usus. dan merupakan pembentuk ane-mon laut
3. Memiliki tentakel yang berfungsi untuk atau terumbu karang. Contoh: Tubastera,
menangkap atau melumpuhkan mangsa. Turbinaria, dan Urticina.
4. Pada tentakel dilengkapi dengan sel c. Plathyhelminthes (Cacing Pipih)
knidoblast/knidosit yang mengan­dung sel Mata

penyengat (nematokis).
5. Pengambilan gas O2 dan gas CO2 dilakukan
Saluran kelamin
secara difusi (sistem respirasi). Daun telinga

6. Habitat di perairan (air tawar/laut).


7. Tubuh mengalami metagenesis men­jadi dua Faring

tipe, yaitu:
Ciri-ciri plathyhelminthes
• Tipe polip, yaitu tipe tubuh yang
1. Tubuh bilateral simetris dengan bentuk,
hidupnya tak bebas atau menempel
hewan triploblastik (lapisan ektoderm,
pada substrat tertentu.
mesoderm, dan endoderm).
28
2. Tidak memiliki rongga tubuh (aselomata). d. Nemathelminthes (Cacing Gilig)
3. Tidak memiliki sistem sirkulasi.
4. Proses respirasi dilakukan secara difusi oleh Kutikula Alat kelamin

seluruh tubuh.
Pseudoselom
5. Sistem ekskresi menggunakan sel api (flame Saluran ekskresi

cell). Faring Anus

6. Sistem saraf berupa sistem tangga tali yang


terdiri atas ganglion (simpul saraf) dan Ciri-ciri nemathelminthes
sepasang tali saraf. 1. Tubuh triploblastik dan berbentuk bulat
7. Berkembang biak dengan dua cara: panjang.
• Aseksual, dengan fragmentasi 2. Disebut sebagai hewan pseudoselomata
(membelah diri). karena memiliki rongga semu.
• Seksual, yaitu dengan perka­w inan 3. Tubuh simetri bilateral.
silang antarindividu, karena bersifat 4. Sistem respirasi melalui permukaan tubuh.
hermafrodit (memiliki dua alat 5. Memiliki kutikula yang berfungsi untuk
kelamin). melindungi diri dari enzim pencernaan inang.
Klasifikasi plathyhelminthes 6. Memiliki alat ekskresi berupa sel glanduler.
Anggota plathyhelminthes diklasifikasikan men­­ 7. Hampir semua jenis cacing dalam filum ini
jadi empat kelas, yaitu: bersifat parasit dan menyebabkan penyakit
1. Turbellaria (cacing rambut getar) pada manusia.
Jenis cacing ini merupakan cacing yang 8. Sistem reproduksinya, yaitu:
hidup bebas dan bergerak dengan bulu getar. • U m u m n y a nemathelminthes
Contoh: Planaria. bereproduksi secara seksual dengan
2. Trematoda (cacing isap) fertilisasi internal.
• Organ kelamin jantan dan betina
Seluruh spesies cacing dari kelas ini bersifat
terpisah pada individu yang berbeda.
parasit, baik pada hewan ternak maupun
pada manusia. Tubuh dibungkus dengan Klasifikasi nemathelminthes
kutikula untuk menjaga tubuhnya agar tidak Beberapa jenis cacing yang tergolong ke dalam
tercerna oleh inangnya. filum nemathelmintes, yaitu:
Contoh: 1. Ascaris lumbricoides (cacing perut), hidup
• Fasciola hepatica (cacing hati pada di dalam usus manusia dan mengisap sari
ternak). makanan yang ada di dalam usus.
• Clonorchis sinensis (cacing hati pada 2. Wuchereria bancrofti (cacing rambut),
manusia). penyebab penyakit kaki gajah pada manusia,
3. Cestoda (cacing pita) larvanya disebarkan melalui gigitan nyamuk.
Cacing ini tidak memiliki alat pencernaan, 3. Ancylostoma duodenale (cacing tambang),
tubuhnya beruas-ruas (disebut proglotid), hidup di dalam usus manusia dan memiliki
dan setiap proglotid mengandung alat alat pengait untuk mencengkeram dan
reproduksi, ekskresi, serta mampu mengisap darah.
menyerap sari makanan dari inangnya. 4. Enterobius vermicularis (cacing kremi),
Contoh: Taenia saginata (cacing pita pada sapi) penyebab timbulnya rasa gatal terus-menerus
dan Taenia solium (cacing pita pada babi). di sekitar dubur.

29
e. Annelida 3. Hirudinea
Annelida berasal dari kata annulus yang Anggota cacing ini tidak memiliki rambut,
berarti cincin. parapodia, dan septa. Termasuk cacing
penghisap darah.
Ciri-ciri annelida
Contoh: lintah (Hirudo medicinalis), pacet
1. Hewan triploblastik, selomata (sudah
(Haemadipsa javanica).
terdapat selom sejati).
2. Tubuh bersegmen (disebut metameri) f. Mollusca (Hewan Lunak)
memiliki sistem saraf, pencernaan, Kelenjar
pencernaan
reproduksi, dan sistem eks­kresi. Paru-paru
Mata
3. Tiap segmen tubuhnya dibatasi oleh sekat Penis Vagina
Usus
yang disebut septa. Perut
Mulut Mantel
4. Organ-organ ekskresi terdiri atas nefridia
(saluran), nefrostom (corong), dan nefrotor
(pori tempat keluarnya kotoran). Anus Kaki
Jantung
5. Memiliki sistem peredaran darah tertutup, dan Ciri-ciri mollusca
sistem saraf tangga tali. 1. Tubuh triploblastik selomata dan simetri
6. Reproduksi secara seksual melalui fertilisasi bilateral.
dan secara aseksual melalui proses 2. Tubuh terdiri atas tiga komponen,
fragmentasi. yaitu kaki berotot untuk pergerakan,
7. Meskipun termasuk hewan hemafrodit massa viceral (bagian tubuh lunak yang
(berkelamin ganda), proses pembuahan tetap mengandung organ internal), dan mantel
harus dilakukan oleh dua individu dengan (untuk melindungi massa vicerial dan
saling memberikan sperma yang disimpan di mensekresikan bahan baku cangkang).
dalam reseptakulum seminalis. 3. Sebagian besar dilindungi oleh cangkang
yang tersusun atas zat kapur.
Klasifikasi annelida
4. Sudah memiliki alat pencernaan yang
Filum annelida diklasifikasikan menjadi tiga kelas, lengkap.
yaitu: 5. Memiliki lidah bergigi (radula) yang
1. Polychaeta berfungsi untuk melumat makanan.
Pada tubuh cacing ini dijumpai banyak 6 Sistem reproduksi, yaitu:
rambut dan tiap segmen tubuhnya • Mollusca berkembang biak dengan
dilengkapi dengan parapodia (semacam fertilisasi internal.
kaki yang terdapat pada sisi kanan dan kiri • Beberapa hewan mollusca ada yang
tubuhnya). memiliki kelamin ganda (hemaprodit),
Contoh: Nereis virens, Eunice viridis (cacing namun ada pula yang kelaminnya terpisah.
wawo), dan Lysidice oele (cacing palolo).
Klasifikasi mollusca
2. Oligochaeta
Mollusca terbagi menjadi lima kelas, yaitu:
Cacing ini memiliki rambut yang sedikit,
tidak memiliki mata dan parapodia. Hidup 1. Ambhineura
di darat atau perairan tawar dan bersifat Mollusca kelas ini memiliki cangkang seperti
hemaprodit (memiliki ovarium dan testis). susunan genting, hidupnya melekat di dasar
Contoh: cacing tanah (Pheretima, Lumbricus perairan, mulutnya dilengkapi dengan lidah
terrestris). parut (radula). Contoh: Chiton.

30
2. Bivalvia Ciri-ciri arthropoda
• Bentuk tubuh simetris radial dan 1. Tubuh beruas-ruas, dan terbagi atas kepala
dilindungi oleh cangkang yang (caput), dada (thorax) dan perut (abdomen).
setangkup. 2. Rangka luar (eksoskeleton) tersusun atas
• Bernapas dengan insang yang berlapis-lapis zat kitin dan pada waktu tertentu kulit akan
(Lamelibranchiata) mengalami pergantian (ekdisis/molting).
• Dari celah cangkangnya keluar kaki 3. Memiliki organ sensoris mata, penciuman,
yang pipih seperti mata kapak sehingga dan antena untuk sentuhan dan penciuman.
disebut juga Pelecypoda. 4. Sistem peredaran darah terbuka dan darah
tidak berwarna merah.
• Cangkang kerang terdiri atas tiga
5. Alat respirasi berupa insang, trakea, dan
lapisan, yaitu periostrakum, prismatik,
paru-paru buku.
dan nakreas.
6. Alat ekskresi berupa kelenjar hijau dengan
• Contoh: kerang.
buluh malphigi.
3. Gastropoda 7. Sistem reproduksinya, yaitu:
Gastropoda menggunakan otot perut sebagai • Secara seksual dilakukan melalui proses
alat gerak, termasuk hewan hermaprodit. fertilisasi.
Contoh: Achatina fulica (bekicot), Lymnaea • Secara aseksual dengan melakukan
(siput), partenogenesis (proses reproduksi
4. Chepalopoda terjadi tanpa fertilisasi) dan paedogenesis
Hewan ini menggunakan kepala sebagai alat (reproduksi terjadi pada individu yang
gerak (chepale = kepala dan podos = kaki) muda (larva)).
dan memiliki tentakel yang berfungsi sebagai
Klasifikasi arthropoda
pengisap. Contoh: Nautilus, Loligo sp.
(cumi-cumi), Octopus sp. (gurita). Arthropoda diklasifikasikan menjadi empat, yaitu:
1. Crustacea (udang-udangan)
5. Scaphopoda
• Memiliki dua pasang antena.
Scaphopoda memiliki cangkang berbentuk
silinder yang kedua ujungnya terbuka. • Tubuh terdiri atas sefalotoraks (kepala
Hidupnya di laut dan terpendam di dalam menyatu dengan dada) dan abdomen.
pasir atau lumpur. Contoh: Dentalium • Bernapas pada daerah tipis pada
vulgare. kutikula, namun sebagian besar
Disebut dentalium karena cangkang bernapas dengan insang.
cangkangnya menyerupai gigi-gigi (dentis). • Jenis kelamin sudah terpisah pada
Apabila kita berjalan di pantai perlu hati- individu yang berbeda.
hati karena cangkangnya tajam dan dapat • Contoh: Penaeus (udang windu),
melukai kaki. Cambarus virilis (udang air tawar),
Portunus sexdentalus (kepiting), dan
g. Arthropoda (Hewan Kaki Beruas-ruas)
Neptunus pelagicus (rajungan).
Kepala Sayap 2. Myriapoda (hewan berkaki banyak)
Antena
Otak Dada Perut • Tubuh hanya terdiri atas kepala, toraks,
dan abdomen.
Mata
• Pada kepala terdapat sepasang mata
tunggal, sepasang alat peraba besar,
dan peraba kecil yang beruas-ruas.

31
• Tiap ruas pada tubuhnya terdapat 3. Kulit tubuh terbuat dari zat kitin sebagai
sepasang atau dua pasang kaki. rangka luar dan pada permukaan insang
• Sistem respirasinya menggunakan trakea kulit terdapat duri.
yang bermuara pada lubang kecil yang 4. Bergerak dengan kaki ambulakral atau
disebut spirakel. kaki tabung, yaitu gerakannya terjadi
• Diklasifikasikan menjadi dua, yaitu dengan mengubah tekanan air yang
Chilopoda (Scolopendra subspinipes diatur oleh sistem pembuluh air yang
(lipan)) dan Diplopoda (Julus teristris berkembang dari selom.
(luwing)) 5. Sudah memiliki sistem pencernaan yang
3. Arachnoidea sempurna, kecuali bintang ular yang
• Tubuh terdiri atas dan abdomen dan tidak memiliki anus.
sefalotoraks. 6. Tidak memiliki sistem ekskresi.
• Memiliki enam pasang anggota 7. Terdapat cincin saraf yang mengelilingi
gerak, yakni kalisera, pedi­palpus dan mulut sebagai sistem saraf dan
empat pasang kaki yang terdapat di memiliki lima cabang saraf radial pada
sefalotoraks. masing-masing lengannya.
• Diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu 8. Sistem respirasi menggunakan kulit
Scorpionida (kalajeng-king), Arachnida berupa tonjolan dinding selom tipis
(laba-laba), dan Acarina (caplak, dan dilindungi oleh silia.
tungau). 9. Semua jenisnya merupakan hewan laut.
4. Insecta 10. Sistem reproduksi terjadi secara seksual
• Tubuh tersusun atas kepala, dada, dan dengan proses fertilisasi (pembuahan)
perut. eksternal.
• Mulut dimodifikasi menjadi peng­gigit, Klasifikasi echinodermata
pengisap, dan penelan. 1. Asteroidea (bintang laut)
• Memiliki tiga pasang kaki dan disebut • Bentuk tubuh menyerupai bintang,
hexapoda (berkaki enam). bagian bawah disebut permukaan oral
• Mengalami perubahan bentuk tubuh yang memiliki mulut dan bagian atas
selama pertumbuhan yang disebut disebut permukaan adoral.
metamorfosis. Metamorfosis ada • Pada permukaan tubuhnya terdapat
dua macam, yaitu metamorfosis duri pendek dan kaki tabung bertindak
sempurna (lebah dan kupu-kupu) dan sebagai penyedot.
metamorfosis tak sempurna (lalat, • Contoh: Asteria forbesi (bintang
belalang, dan jangkrik). laut), Linkia laevigata (buntang laut
h. Echinodermata (Hewan Berkulit Duri) biru), dan Pentaceros (bin­tang laut
bertanduk).
Ciri-ciri echinodermata
2. Ophiuroidea (bintang mengular)
1. Tubuh tersusun atas tiga lapisan dan • Tubuh memiliki lima lengan yang
memiliki rongga tubuh (triploblastik bergerak menyerupai ular.
selomata). • Ciri khas dari kelas ini adalah
2. Bentuk tubuh simetri bilateral (larva) madreporit (lubang masuknya air)
dan simetri radial (dewasa). terletak di bagian bawah dan tidak
memiliki kaki tabung.

32
• Ophiuroidea tidak memiliki anus, jadi 2. Cephalospidomorphi (lamprey), memiliki
sisa makanan dimuntahkan melalui karakteristik hidup di perairan tawar, mulut
mulut. dikelilingi pengisap, ada fase larva, setelah
• Contoh: Ophiothrix. dewasa menjadi parasit pada organisme
3. Crinoidea (lilia laut) lain.
• Hidupnya menempel pada substrat b. Gnathostomata
yang ada di laut. Ciri-ciri Gnathostomata
• Lengan berfungsi sebagai pemakan Memiliki rahang bersendi dan dapat
suspensi. digerakkan ke atas dan ke bawah.
• Contoh: Antedon sp, Holopus sp. Klasifikasi Gnathostomata
4. Echinoidea Berdasarkan keragaman cirinya, hewan
• Hewan ini tidak memiliki lengan, gnathostomata terbagi menjadi enam kelas,
namun memiliki lima baris kaki tabung. yaitu:
• Bentuk tubuh bulat dan diliputi duri 1. Chondrichtyes
yang banyak. Ciri-ciri:
• Contoh: bulu babi (Diadema) dan • Rangkanya tersusun atas tu­lang rawan.
landak laut (Echinus). • Mulut berahang kuat dan terletak di
5. Holothuroidea (mentimun laut) bawah tubuh.
• Bernapas dengan insang.
• Tidak memiliki duri dan memiliki lima
• Memiliki indra yang berkembang
baris kaki tabung.
dengan baik.
• Contoh: teripang (Holothuria).
• Fertilisasi terjadi secara internal dan
bersifat ovipar juga ovovivipar.
B. Vertebrata Contoh: Ikan pari, hiu, dan chimaera.
Merupakan kelompok hewan yang memiliki 2. Osteichthyes
tulang belakang yang memanjang pada bagian Ciri-ciri:
dorsal, yaitu dari kepala hingga ekor. • Rangka tersusun atas tulang keras yang
Anggota dari subfilum vertebrata terdiri atas dua mengandung ma­triks kalsium fosfat.
superkelas, yaitu: • Mulut terletak di bagian depan tubuh.
• Terdapat celah insang di tiap sisi kepala.
a. Agnatha
• Fertilisasi terjadi secara eksternal dan
Ciri-ciri agnatha
bersifat ovipar.
1. Tidak memiliki rahang.
• Habitat di perairan tawar.
2. Bentuk badan ramping dan panjang.
3. Habitat di perairan laut dan tawar. Klasifikasi osteichthyes, terdapat dua
subkelas, yaitu:
Klasifikasi agnatha
• Actinopterygi (ikan bersirip duri), yaitu
Superkelas agnatha terbagi menjadi dua kelas,
ikan mas, ikan gurame, ikan louhan,
yaitu:
dan ikan kakap merah.
1. Mycini (hagfish), memiliki karakteristik
• Sarcopterygi, yaitu ikan bersirip lobus
hidup di perairan laut, pemakan bangkai
(Latimeria chaulumnae) dan ikan paru-
hidup di laut, mulut dikelilingi tentakel
paru.
pendek, dan pertumbuhannya tidak melalui
fase larva.

33
3. Amfibi 5. Aves (unggas)
Ciri-ciri: Ciri-ciri:
• Berkulit licin, tidak bersisik, dan tipis. • Tubuh ditutupi oleh bulu dan berdarah
• Alat pernapasan: paru-paru dan/atau kulit. panas.
• Jantung terdiri atas tiga ruang (2 • Bernapas dengan paru-paru, tapi saat
ventrikel, 1 atrium). terbang menggunakan pundi-pundi
• Fertilisasi terjadi secara eksternal dan udara.
bersifat ovipar (bertelur). • Alat gerak berupa kaki dan sayap,
• Dapat hidup, baik di darat maupun di air. kerangka tubuh kuat namun ringan.
• Mengalami metamorfosis. • Jantung tediri atas empat ruang (2
ventrikel dan 2 atrium).
Contoh: katak sawah (Rana limnocharis),
bangkong (Bufo melanostictus), dan katak • Fertilisasi secara internal dan tergolong
pohon atau bancet (Racophorus reinwardti). ovipar.
• Memiliki 30 ordo yang bervariasi.
4. Reptilia (hewan melata)
Contoh: burung merpati, burung unta,
Ciri-ciri reptilia:
bebek, ayam, dan lain-lain.
• Tubuh ditutupi oleh sisik zat tanduk.
• Bernapas dengan paru-paru. 6. Mamalia (hewan menyusui)
• Jantung memiliki empat ruang yang Ciri-ciri mamalia:
tidak sempurna (2 ventrikel, 2 atrium). • Tubuh tertutupi oleh rambut dan
• Merupakan hewan berdarah dingin berdarah panas.
karena suhu tubuh mengikuti suhu • Bernapas dengan paru-paru.
lingkungannya. • Alat gerak berupa kaki dan berdaun
• Fertilisasi terjadi secara internal dan telinga, kecuali Monotremata,
tergolong ovipar. Cetaceae, dan Sirenia.
• Dapat hidup di darat dan di air. • Fertilisasi secara internal dan
merupakan hewan vivipar.
Klasifikasi reptilia dibedakan menjadi 4 ordo:
• Jantung terdiri atas empat ruang (2
• Chelonia (kura-kura, penyu).
ventrikel dan 2 atrium).
• Crocodilla (buaya, aligator).
• Memiliki 14 ordo yang bervariasi.
• Squamata (ular).
• Rhynchochephalia (bunglon, iguana). Contoh: kanguru, singa, kambing, sapi,
primata.

34
Bab 9
Ekologi

Istilah ekologi diperkenalkan oleh Ernest Haeckel 7. Habitat, yaitu tempat hidup suatu makhluk
(1834-1924). Secara bahasa, ekologi berasal dari hidup, termasuk di dalamnya adalah
bahasa Yunani, yaitu oikos yang artinya rumah atau lingkungan dan makhluk hidup.
tempat tinggal dan logos yang berarti ilmu.
Menurut istilah, ekologi adalah cabang dari B. Komponen Ekosistem
ilmu biologi yang mempelajari hubungan antara
makhluk hidup dengan lingkungannya. a. Komponen Abiotik
Komponen abiotik merupakan kondisi fisik
A. Istilah-istilah dalam Ekologi dan kimiawi yang berperan sebagai medium
dan substrat yang menyertai kehidupan
1. Individu, yaitu unit terkecil dari satuan
organisme yang terdiri atas segala sesuatu
ekosistem.
yang tak hidup.
Contoh: seekor kambing, sebatang padi.
Contoh: tanah, cahaya, udara, air, kelem­
2. Populasi, yaitu kumpulan individu sejenis
bapan, suhu, mineral, dan pH.
yang menempati suatu daerah geografis
tertentu, pada waktu tertentu. b. Komponen Biotik
Contoh: sekelompok gajah, serim­bunan Komponen biotik merupakan komponen
pohon jati. eko­sis­tem yang terdiri atas makhluk
3. Komunitas, yaitu kumpulan beberapa hidup, meliputi hewan, tumbuhan,
populasi yang menempati suatu daerah mikroorganisme, dan manusia.
tertentu. Berdasarkan cara memperoleh makanan,
Contoh: dalam suatu area persawahan komponen biotik dibedakan menjadi dua
terdapat populasi padi, populasi tikus, dan jenis, yaitu:
populasi belalang. 1. Organisme autotrof
4. Ekosistem, yaitu kesatuan antara ko­mu­ Merupakan or­ganis­me yang dapat membuat
nitas dengan lingkungan tempat hidupnya, makanannya sendiri dengan cara mengubah
beserta hubungan timbal balik yang ada di bahan anorganik menjadi bahan organik
dalamnya. dengan menggunakan sumber energi
5. Biosfer, yaitu kumpulan berbagai ekosistem tertentu.
yang membentuk kesatuan ekosistem global. Menurut jenis sumber energinya, or­ganisme
6. Lingkungan, yaitu segala sesuatu yang autotrof dikelompokkan menjadi dua, yaitu:
terdapat di sekitar makhluk hidup.
Contoh: hutan, gunung, laut, dan pantai.

35

Fotoautotrof, adalah organisme - Karnivora, yaitu organisme pemakan
autotrof yang menggunakan sumber daging.
energi berupa sinar matahari. Contoh: harimau, singa, dan ular.
Contoh: alga, tumbuhan berklorofil. - Omnivora, yaitu organisme pemakan
• Kemoautotrof, adalah organisme segala, baik tumbuhan maupun hewan
autotrof yang menggunakan sumber lain.
energi dari hasil reaksi kimia. Contoh: kera, tikus, dan ayam.
Contoh: bakeri nitrit dan nitrat. 3. Pengurai, yaitu mikroorganisme yang mampu
2. Organisme heterotrof menguraikan organisme mati menjadi bahan
Merupakan organis­­me yang memper­oleh mineral kembali.
makanannya dari makanan yang telah Contoh: bakteri dan jamur.
dibentuk oleh organisme lain dikarenakan 4. Detritivora, yaitu organisme yang memakan
tidak dapat membuat makanannya sendiri. bahan organik, kemudian diubah menjadi
Contoh: kupu-kupu mengisap madu bunga. partikel organik yang lebih kecil lagi.
Contoh: cacing tanah dan kumbang kotoran.
Berdasarkan peranannya dalam ekosistem,
komponen biotik dibedakan atas empat, yaitu:
C. Pola Interaksi Organisme
Produsen, yaitu organisme yang berperan
1.
dalam menyediakan makanan sehingga Interaksi antarorganisme di dalam
dapat mendukung kelangsungan hidup ekosistem dapat dikelompokkan menjadi
organisme lain. empat, yaitu:
Contoh: tanaman berklorofil, dan alga. 1. Predasi, merupakan interaksi antara
2. Konsumen, yaitu semua makhluk hidup yang pemangsa (predator) dan yang dimangsa
tidak dapat membuat makanan­nya sendiri. (prey). Interaksi ini menguntungkan salah
• Berdasarkan tingkatannya dalam rantai satu jenis. Contoh: interaksi antara harimau
makanan, konsumen dibagi menjadi tiga, dan babi hutan.
yaitu: 2. Ko m p e t i s i , m e r u p a ka n p e rs a i n ga n
- Konsumen tingkat I (primer), yaitu antarorganisme untuk memperebutkan
organisme yang memper­oleh energi makanan atau habitat yang jumlahnya
langsung dari produsen (memakan terbatas dalam satu ekosistem. Contoh:
produsen). Contoh: belalang, ulat. antara tumbuhan berbeda jenis yang tumbuh
- Konsumen tingkat II (sekun­der), yaitu berdekatan memperebutkan nutrien tanah.
organisme yang memangsa konsumen
3. Antibiosis, yaitu pola interaksi dimana
primer. Contoh: katak, burung
makhluk hidup yang satu menghambat
pemakan ulat.
pertum­buhan dan perkembangan makhluk
- Konsumen tingkat III (tersier), yaitu
hidup lain. Contoh: jamur Penicillium
organisme yang memangsa konsumen
notatum mampu menghambat pertumbuhan
sekunder.
bakteri.
Contoh: elang, harimau, singa.
• Berdasarkan jenis makanannya, konsu­men 4. Simbiosis, yaitu interaksi hidup bersama
dikelompokkan menjadi tiga, yaitu: anta­r a dua organisme yang berbeda.
- Herbivora, yaitu organisme pemakan Berdasarkan sifatnya, simbiosis terbagi tiga,
tumbuhan. yaitu:
Contoh: ulat, kambing, dan sapi.

36

Simbiosis mutualisme, yaitu interak­si c. Piramida Ekologi
dua spesies yang saling menguntungkan. Piramida ekologi merupakan gambaran
Contoh: interaksi antara jamur dan susunan antartrofik yang dapat disusun
ganggang membentuk lichen. berdasarkan kepadatan populasi dan

Simbiosis komensalisme, yaitu in­teraksi kemampuan menyimpan energi pada tiap
yang menguntungkan salah satu jenis trofik.
spesies, namun tidak merugikan jenis Piramida ekologi terdiri atas tiga jenis, yaitu:
yang lain. • Piramida jumlah, yaitu jenis piramida yang
Contoh: ikan remora dengan ikan hiu. penyusunnya didasarkan pada satuan luas

Simbiosis parasitisme, yaitu interaksi tertentu atau kepadatan populasi antartrofik.
yang menguntungkan satu jenis, namun • Piramida biomassa, yaitu jenis piramida
merugikan jenis yang lain. yang dibuat berdasarkan pada massa kering
Contoh: tanaman tali putri dengan suatu organisme dari tiap tingkat­an trofik per
tanaman beluntas. satuan luas suatu area.
• Piramida energi, yaitu piramida yang
D. Aliran Energi didasarkan pada perhitungan jumlah energi
a. Rantai Makanan tiap satuan luas yang masuk ke tingkat trofik
dalam waktu tertentu.
Rantai makanan merupakan suatu
rangkaian peristiwa makan dan dimakan
antarorganis­me dalam suatu ekosistem
E. Suksesi
sehingga membentuk tingkatan trofik. Suksesi adalah pergantian dominasi suatu
Contoh: komunitas dalam ekosistem tertentu, yaitu
dari komunitas perintis (pioneer) menuju
Rumput g Belalang g Katak g Ular g Elang
komunitas klimaks.
[Produsen] [K I] [K II] [K III] [K IV]
Berdasarkan asalnya, suksesi dibedakan
atas dua, yaitu:
Keterangan:
K I = konsumen tingkat I 1. Suksesi primer, yaitu suksesi yang terbentuk
K II = konsumen tingkat II dengan ditandai oleh hilangnya suatu
K III = konsumen tingkat III komunitas asal secara total, hanya bebatuan
K IV = konsumen tingkat IV dan tanah gersang, dan dalam waktu yang
lama muncul organisme perintis baru
b. Jaring-jaring Makanan
yang kemudian akan berkembang hingga
Jaring-jaring makanan adalah kumpulan mencapai ekosistem klimaks baru.
dari beberapa rantai makanan yang saling
Contoh: ekosistem yang terbentuk akibat
terkait.
letusan gunung berapi.
Contoh:
• Suksesi sekunder, yaitu suksesi yang
Rumput Belalang berlangsung pada ekosistem yang tidak
Ular Harimau mengalami kerusakan total sehingga tidak
Padi Ayam
mengubah komunitas asal secara total.
Elang
Contoh: terjadinya angin kencang, pem­
Bakteri bakaran padang rumput dengan sengaja.

37
F. Siklus Biogeokimia e. Siklus Nitrogen
Fiksasi N Denitrifikasi
Siklus biogeokimia merupakan rangkaian 1 2 3 4
N dalam atmosfer

perpindah­an unsur-unsur kimia dalam ekosistem


N dalam tumbuhan N dalam
yang melibatkan komponen biotik dan abiotik. dan mikroba hewan
Terdapat enam siklus yang termasuk siklus mati, ekskret N;
biogeokimia, yaitu: Bahan organik
urine, tinja
+ekskreta
a. SIklus Air Asimilasi
Pembusukan oleh
1 2 3
bakteri+fungi

Denitrificans Senyawa amonia


Awan dan amonium
1 Nitrosomonas Nitrifikasi
Hujan
oleh
Absorpsi Nitrit bakteri
Peresapan Penguapan
oleh akar
melalui tanaman 4 Nitrobacter
Tan
a h pa
sir/b Danau Nitrat
erpo Penguapan
ri Air t
ana
h
Lapisan kedap air Laut

G. Lingkungan
b. Siklus Sulfur a. Kesetimbangan Lingkungan
r Struktur dalam Pe • Apabila komponen abiotik dan biotik
ka ro
na organisme mb
er
ap
a ak
ae yang menyusun suatu ekosistem berada
ro
ny b
Pe dalam komposisi yang setimbang maka
Sulfat
Bakteri pereduksi sulfur Gas sulfur dan dapat dikatakan lingkungan telah
sulfida
Ok
sid
mengalami kesetimbangan.
as ur
ib ulf
is
ak
ter
is kte
r • Lingkungan menjadi tidak setimbang
ulf ba
ur si
Sulfur
Ok
sid
a
karena faktor alam (bencana alam)
Siklus Sulfur dan faktor manusia (penebangan liar,
pembuangan limbah, dan lain-lain).
c. Siklus Oksigen dan Karbon
b. Pencemaran Lingkungan
• Yaitu, masuk atau dimasukkannya
Udara & air
CO2
Respirasi sel bahan pencemar ke dalam lingkungan
Fotosintesis oleh
tumbuhan dan menimbulkan gangguan pada
Respirasi seluler makhluk hidup.
pembakaran perombakan Pelapukan oleh
jamur & bakteri
• Pencemaran lingkungan dibedakan
CaCO3
Batu kapur & minyak menjadi lima jenis, yaitu:
Organisme mati
1. Pencemaran air, terjadi akibat
Kandungan organik
Dimakan oleh
(karbohidrat)
organisme heterotrof pembuangan limbah, baik pabrik,
pertanian, maupun limbah rumah
tangga tanpa pengolahan sebelumnya.
d. Siklus Fosfor
2. Pencemaran tanah, terjadi akibat
Perombak (bakteri) Endapan di danau
pembuangan sampah plastik dan
Fosfor dalam tubuh Fosfor dalam tanah, Fosfor dalam penggunaan pestisida yang berlebih.
organisme air tawar, dan air laut batuan

Penyerapan oleh tanaman dan Erosi


melalui rantai makanan
Siklus Fosfor

38
3. Pencemaran udara, terjadi akibat c. Upaya Menanggulangi Pencemaran
pembakaran tidak sempurna asap Lingkungan
kendaraan bermotor dan ­pembakaran Upaya yang dapat dilakukan untuk mengu­
hutan yang menghasilkan gas-gas rangi dampak pencemaran lingkungan adalah
seperti CO, CO2, SO2, NO, NO2. dengan melakukan program 3R, yaitu:
4. Pencemaran suara, terjadi akibat suara 1. Reduce, yaitu mengurangi pemakaian
bising yang berlangsung terus-menerus bahan-bahan pencemar lingkungan.
di atas 50 dB yang ditimbulkan oleh
2. Reuse, yaitu pemanfaatan kembali ba­
suara mesin, baik mesin industri atau
rang bekas yang masih dapat digunakan.
mesin kendaraan.
3. Recycle, yaitu mendaur ulang barang-
5. Pencemaran benda radioaktif, terjadi
barang bekas pakai yang tidak dapat
akibat adanya debu-debu radioaktif dari
hancur oleh mikroba dalam waktu singkat.
ion nuklir serta reaktor-reaktor atom.

39
Bab 10
Sel
4. Sel merupakan satuan unit struktural,
A. Teori Sel fungsional, reproduksi, dan hereditas pada
• Teori tentang sel pernah dikemukakan oleh makhluk hidup.
beberapa ahli biologi, di antaranya:
1. Robert Hooke (1665): Pertama B. Jenis Sel
kali mendeskripsikan sel melalui
Berdasarkan keberadaan membran inti, sel
eksperimennya, yaitu melihat struktur sel
makhluk hidup dibedakan atas dua jenis, yaitu:
pada sayatan gabus di bawah mikroskop.
a. Prokariotik
2. Antonie van Leeuwenhoek (1673):
Sel prokariotik merupakan jenis sel yang inti
Pertama kali melihat sel hidup
selnya belum memiliki membran inti (kari-
(mikroorganisme).
oteka). Umumnya sel jenis ini dimiliki oleh
3. Robert Brown (1831): Mendeskripskan
makhluk hidup tingkat rendah.
nukleus dengan mengamati struktur sel
Contoh: Bakteri, alga biru.
pada jaringan tanaman anggrek.
b. Eukariotik
4. Matthias Jakob Schleiden dan Theodor
Jenis sel eukariotik sudah memiliki membran
Schwann (1839): Mengemukakan
inti (karioteka) pada inti selnya. Umumnya
bahwa makhluk hidup (tumbuhan dan
dimiliki oleh makhluk hidup tingkat tinggi.
hewan) tersusun atas sel-sel.
Contoh: Sel hewan avertebrata dan verte-
5. Rudolf Virchow (1855): Mengemukakan
brata, serta sel tumbuhan berbiji, tumbu-
bahwa semua sel berasal dari sel
han paku, dan lumut.
sebelumnya (omnis cellula e cellula).
6. M a x S c h u l t z e ( 1 8 2 5 — 1 8 7 4 ) :
Menegaskan bahwa protoplasma
C. Perbedaan Sel
merupakan dasar-dasar fisik kehidupan
dan tempat terjadinya proses hidup. Mitokondria

7. Felix Durjadin dan Johannes Purkinye Flagela


Perioksisom
(1835—1839): Mengamati struktur sel Membran
Sentriol inti
dan melihat adanya cairan dalam sel Mikrofilamen
Kromatin Nukleus
Nukleolus
yang kemudian dinamakan protoplasma. Retikulum
endoplasma kasar
• Prinsip dasar pada teori sel, yaitu: Ribosom
Lisosom
1. Seluruh organisme terdiri atas satu atau lebih
Membran
sel. plasma
Badan golgi Retikulum endoplasma halus
2. Sel adalah unit dasar struktur seluruh
 

kehidupan.
3. Seluruh sel berkembang dari sel sebelumnya.
Sel Hewan
40
 
Kloroplas
Mitokondria
— Tempat terjadinya reaksi kimia.
Vakuola
2. Dinding Sel
Membran inti Mikrotubulus
Nukleus Kromatin • Dinding sel hanya terdapat pada sel
Nukleolus
Retikulum Mikrofilamen
tumbuhan.
endoplasma kasar Kloroplas
Retikulum • Dinding sel tersusun atas senyawa
endoplasma halus Plasmodesma
Peroksisom Ribosom selulosa, zat pektin, hemiselulosa, dan
Dinding sel Membran
plasma
Badan golgi
Gambar. Struktur sel hewan dan sel tumbuhan
glikoprotein.
C. Fungsi Bagian-bagian Sel
• Berperan sebagai pelindung organel-
organel sel di dalamnya dan untuk
Sel Tumbuhan 67

mempertahankan bentuk sel.


b. Nukleus (Inti Sel)
Adapun perbedaan antara sel hewan dengan sel
Nukleus merupakan organel terbesar da-
tumbuhan terangkum pada tabel berikut.
lam sel, yaitu berukuran antara 10—20 nm.
No Pembeda Sel Hewan Sel Tumbuhan Fungsi inti sel, yaitu:
1. Dinding sel Tidak ada Ada 1. Mengendalikan proses metabolisme
2. Plastida Tidak ada Ada dalam tubuh.
3. Kloroplas Tidak ada Ada 2. Tempat tersimpannya materi genetik
4. Sentriol Ada Tidak ada dalam bentuk DNA/RNA.
Berukuran Berukuran 3. Sebagai tempat terjadinya replikasi dan
5. Vakuola
kecil besar transkripsi DNA.
Komposisi nukleus terdiri atas tiga organel,
yaitu:
D. Struktur Sel 1. Membran nukleus (karioteka).
Struktur sel terbagi atas tiga bagian, yaitu 2. Matriks (nukleoplasma), yaitu cairan
membran plasma, inti sel, dan sitoplasma. Pada inti yang tersusun atas zat protein inti
sitoplasma terdapat berbagai macam organel sel (nukleoprotein).
yang memiliki peranan masing-masing. 3. Nukleolus (anak inti), di dalamnya
a. Membran Plasma banyak mengandung kromosom yang
Membran plasma terdiri atas dua lapisan, berfungsi untuk menentukan ciri sel,
yaitu: mengatur bentuk sel, dan menentukan
1. Membran Sel generasi sel selanjutnya.
• Memiliki ketebalan 5—10 nm. c. Sitoplasma
• Membran sel tersusun atas lipo­protein Sitoplasma merupakan suatu cairan sel
(50% protein dan 50% lipid). Lipid yang dengan segala sesuatu yang terkandung
menyusunnya terdiri atas fosfolipid di dalamnya, yaitu makromolekul, mikro-
(hidrofilik) dan sterol (hidrofobik). molekul, ion-ion, dan organel sel.
• M e m b ra n s e l b e rs i fa t s e l e k t i f Tiap-tiap organel pada sitoplasma memiliki
permeabel, artinya hanya dapat dilalui struktur dan peran khusus, antara lain:
oleh air dan zat-zat yang terkandung di 1. Mitokondria
dalamnya. • Organel penghasil energi dalam sel yang
• Fungsi membran sel, yaitu: tersusun atas fosfolipid dan protein.
— Sebagai pelindung sel. • Terdiri atas dua lapisan, yaitu membran
— Mengendalikan proses pertu­ luar yang halus, membran dalam yang
karan zat ke luar dan ke dalam sel. berlekuk-lekuk (krista), dan matriks
mitokondria.
41
• Mitokondria berperan sebagai tempat 6. Vakuola
terjadinya respirasi seluler dan • Merupakan organel sitoplasmik yang
menghasilkan ATP. berisi cairan dan dibatasi oleh selaput tipis
2. Ribosom (tonoplas).
• Organel terkecil dalam sitoplasma • Pada sel hewan berukuran kecil, sedangkan
dengan ukuran 17—20 mikron. pada sel tumbuhan berukuran besar.
• Tersusun atas protein dan RNA • Berperan sebagai penyimpan cadangan
ribosomal (RNAr). makanan dan sisa metabolisme,
• Berperan dalam sintesis protein. pengatur tekanan turgor pada sel
• Terdapat menyebar di sitoplasma dan tumbuhan.
ada yang menempel di REK. 7. Plastida
3. Retikulum endoplasma (RE) • Merupakan organel spesifik yang hanya
Terdapat dua jenis retikulum endoplasma terdapat pada sel tumbuhan.
(RE), yaitu: • Di dalam plastida terdapat zat pigmen.
• Retikulum endoplasma kasar (REK), • Berdasarkan pigmennya, plastida terbagi
pada permukaannya banyak ditempeli menjadi:
oleh ribosom (tempat sintesis protein). — Plastida berwarna, yaitu kloroplas
REK berfungsi sebagai transpor protein (mengandung klorofil atau zat
yang disintesis di dalam ribosom. hijau daun) dan kromoplas
• Retikulum endoplasma halus (REH), (mengandung karotenoid atau zat
permukaannya tidak ditempeli oleh warna kuning, jingga, dan merah).
ribosom, dan menghasilkan enzim yang — Plastida tak berwarna, yaitu
dapat mensintesis fosfolipid, glikolipid, leukoplas yang berguna untuk
dan steroid. menyimpan cadangan ­makanan.
4. Badan golgi 8. Sentrosom
• Merupakan sekumpulan kantung pipih • Hanya dijumpai pada sel hewan.
yang bertumpuk dan tiap kantungnya • Berbentuk bulat, kecil, dan terdapat di
dibatasi oleh membran saccula. dekat inti.
• Berperan aktif dalam proses sekresi, • Berperan dalam proses pembe­lahan sel.
terutama pada sel-sel kelenjar. 9. Badan mikro
• Menghasilkan lisosom dan membentuk • Terdiri atas dua jenis, yaitu peroksisom
dinding sel pada tumbuhan. dan glioksisom.
5. Lisosom • Peroksisom terdapat pada sel hewan
• Banyak terdapat pada sel-sel darah yang mengeluarkan enzim katalase dan
terutama leukosit, limfosit, dan berfungsi untuk menguraikan senyawa
monosit. hidrogen peroksida.
• Berperan aktif dalam melakukan fungsi • Glioksisom berperan dalam mengubah
imunitas dengan mensintesis enzim- lemak menjadi sukrosa.
enzim hidrolitik untuk mencernakan
bakteri patogen yang menyerang tubuh. E. Mekanisme Transportasi Zat
• Membantu menghancurkan sel yang luka
atau mati dan menggantikannya dengan Mekanisme transportasi zat ke luar atau ke dalam
sel baru yang disebut autofagus. sel melalui membran sel terdiri atas dua cara,
yaitu:

42
a. Transpor Pasif b. Transpor Aktif
Mekanisme perpindahan zat secara trans- Transpor aktif merupakan jenis perpinda-
por pasif tidak memerlukan energi dan han zat melalui membran semipermeabel
terjadi karena adanya perbedaan konsen- yang bergerak melawan gradien konsen-
trasi antara zat dan larutan di kedua sisinya. trasi sehingga memerlukan energi dalam
Transportasi zat secara pasif melalui beber- bentuk ATP. Transpor aktif berjalan dari
apa peristiwa, yaitu: larutan dengan konsentrasi rendah ke laru-
1. Difusi, yaitu perpindahan zat dari tan berkonsentrasi tinggi sehingga tercapai
larutan yang berkonsentrasi tinggi larutan isotonis.
(hipertonis) menuju larutan yang Contoh: Proses pengangkatan ion K+, dan
berkonsentrasi rendah (hipotonis) Na+ yang terjadi antara sel darah merah dan
tanpa melalui selaput membran. cairan ekstrasel (plasma darah).
Contoh: pergerakan oksigen ke dalam Peristiwa transpor aktif ada 2 jenis, yaitu:
sel saat kita mengirup udara. 1. E n d o s i t o s i s , y a i t u p e r i s t i w a
2. Osmosis, yaitu perpindahan zat pembentukan kantung membran sel
dari larutan yang berkonsentrasi yang terjadi karena adanya transfer
rendah (hipotonis) ke larutan yang larutan atau partikel ke dalam sel.
berkonsentrasi tinggi (hipertonis) Endositois terbagi dua, yaitu pinositosis
melalui membran semipermeabel dan fagositosis.
sehingga diperoleh larutan yang 2. Eksitosis, yaitu proses keluarnya suatu
konsentrasinya seimbang (isotonis). zat ke luar sel. Contoh: sekresi mukus
Contoh: Proses penyerapan air melalui
bulu-bulu akar tanaman.
3. Difusi terfasilitasi, yaitu proses difusi
yang dibantu oleh suatu protein karier.
Contoh: Gerakan perpindahan glukosa
ke dalam sel.

43
Bab 11
Jaringan Tumbuhan
dan Hewan
A. Jaringan Tumbuhan Berdasarkan letaknya, jaringan meristem dibe-
dakan menjadi dua, yaitu:
Jaringan pada tumbuhan dikelompokkan menjadi 1. Meristem apikal (ujung), merupakan
dua, yaitu: ja­r ingan muda yang terletak di ujung
a. Jaringan Meristem akar maupun batang dan menyebabkan
Jaringan meristem merupakan jaringan pertumbuhan primer (tumbuhan meninggi).
yang terdiri atas sel-sel muda yang aktif da- 2. Meristem lateral (samping), yaitu jaringan
lam fasa pembelahan dan pertumbuhan. yang terletak di batang dikotil, sejajar dengan
Sifat dari jaringan meristem, yaitu: permukaan batang dan menyebabkan
1. Berdinding tipis. pertumbuhan sekunder (tumbuhan
2. Tidak ditemukan ruang antarsel. melebar).
3. Vakuola sel berukuran kecil.
3. Meristem interkalar, yaitu jaringan
4. Sel-selnya berukuran kecil dan berbentuk
yang terletak di sekitar ruas batang dan
bulat, lonjong, atau poligonal.
menyebabkan pemanjangan ruas-ruas
5. Masing-masing sel banyak mengandung
batang tumbuhan.
sitoplasma dan memiliki satu atau lebih
nukleus. b. Jaringan Dewasa
Jaringan dewasa pada tumbuhan telah mengala-
Berdasarkan cara terbentuknya, jaringan meri-
mi diferensiasi dan tidak aktif melakukan pem-
stem terbagi menjadi tiga, yaitu:
belahan lagi.
1. Promeristem
Merupakan jaringan meristem yang ter­ben­ Sifat dari jaringan dewasa, yaitu:
tuk saat tumbuhan masih tingkat embrio. 1. Terdapat ruang antarsel.
2. Meristem primer 2. Sel-selnya tidak aktif membelah diri.
• Banyak ditemukan pada tumbuhan 3. Ukuran sel relatif besar jika dibandingkan
dewasa yang masih aktif membelah. dengan jaringan meristem.
• Jaringan ini terdapat pada ujung akar 4. Dinding sel telah mengalami penebalan.
dan batang. Menurut fungsinya, jaringan dewasa dibedakan
3. Meristem sekunder menjadi empat, yaitu:
• Terbentuk dari meristem primer dan 1. Jaringan epidermis
selanjutnya menjadi meristematis.
• Susunan selnya rapat sehingga tidak
• Selnya berbentuk pipih/prisma dan di
memungkinkan adanya ruang antarsel.
bagian tengah terdapat vakuola.
Contoh: kambium dan kambium gabus.

44
• Umumnya berbentuk pipih dan tidak peredaran zat makanan hasil fotosintesis
berklorofil. pada tanaman.
• Terletak pada permukaan luar organ • Jaringan pengangkut pada tum­buhan
tumbuhan (akar, batang, dan daun). terbagi atas dua jenis, yaitu:
• Berfungsi sebagai pelindung bagian dalam — Xilem, jaringan pengangkut yang
organ tumbuhan dan berperan dalam berfungsi sebagai alat untuk
proses penyerapan air dan mineral. mengangkut air dan mineral dari
• Epidermis mengalami modifikasi men­jadi akar menuju daun.
stomata (mulut daun), trikoma (rambut — Floem, yang berfungsi untuk
daun), spina (duri), dan sel kipas. mengangkut zat hasil fotosintesis
2. Jaringan parenkim dari daun ke seluruh jaringan
• Tersusun oleh sel-sel hidup dengan bentuk hidup tumbuhan.
dan fisiologi yang beragam. c. Organ Tumbuhan
• Susunan sel tidak rapat sehingga ada 1. Akar
ruang antarsel. Epidermis
• Umumnya berklorofil dan memiliki
banyak vakuola. Korteks
Rambut akar
Floem
• Menurut fungsinya, jaringan parenkim Xilem
terbagi dua, yaitu:
— Palisade parenkim (jaringan
Tudung akar Kambium
pagar) sebagai tempat berlang­
Meristem ujung
sungnya fotosintesis.
Penampang Membujur Akar Tumbuhan
— Spons parenkim (jaringan bu­ nga
karang). • Tersusun atas beberapa jaringan, yaitu:
3. Jaringan penyokong (penguat) — Epidermis, merupakan lapisan
• Berfungsi untuk menyokong dan terluar akar dan tersusun atas selapis
memperkuat tumbuhan sel dengan susunan yang rapat,
berdinding tipis, dan beberapa selnya
• Jaringan penyokong dibedakan atas dua
berdiferensiasi membentuk rambut
jenis, yaitu:
akar.
— Jaringan kolenkim, tersusun atas
— Korteks, yaitu lapisan tengah yang
sel-sel hidup yang lentur dan
tersusun atas sel-sel parenkim yang
mengalami penebahan selulosa.
berdinding tipis, dan tersusun longgar.
Jaringan ini terdapat pada
Korteks berfungsi sebagai penyimpan
organ yang aktif mengadakan
cadangan makanan.
pembelahan.
— Endodermis, yaitu selapis korteks
— Jaringan sklerenkim, tersusun
paling dalam dan tersusun rapat tanpa
atas sel-sel mati yang keras dan
rongga sel. Endodermis berfungsi
mengalami penebalan pada
sebagai penga­ tur jalannya air dan
dinding selnya sehingga lebih
mineral dari korteks menuju silinder
kuat.
pusat.
4. Jaringan pengangkut (vasikular) — Stele (silinder pusat), terdiri atas
• Berperan dalam proses pengangkutan perisikel dan jaringan pengangkut
air dan berbagai unsur hara serta
45
(xilem dan floem) yang tersusun radial. — Tipe kolateral tertutup (floem terletak
• Fungsi akar, yaitu: di luar xilem).
— Penyokong tegaknya tumbuhan. — Tipe bikolateral (floem berada di luar
— Sebagai tempat penyimpanan dan di dalam xilem).
cadangan makanan. — Tipe ampivasi (xilem mengelilingi
— Berperan dalam proses penye­ rapan floem).
air, mineral, dan unsur hara di dalam — Tipe ampikribal (floem mengelilingi
tanah. xilem).
— Sebagai alat reproduksi secara 3. Daun
vegetatif.
2. Batang
• Berfungsi sebagai penghubung antara akar Epidermis atas

dan daun, tempat menyim­p an air dan Xylem Floem

cadangan makanan, serta untuk menegakkan Kloroplas

tumbuhan.
• Struktur batang terdiri atas epider­m is,
Jaringan
korteks, dan stele. Palisade Jaringan
spons Stomata Kutikula

Mesofil

Epidermis Epidermis
Floem
Floem
• Tersusun atas tiga jaringan, yaitu:
— Epidermis, berfungsi sebagai pelin­
Kambium
dung jaringan di dalamnya. Umumnya
Korteks
Xilem
Korteks
dilapisi oleh kutikula, dan pada bagian
Xilem

(a) (b) bawah terdapat stomata (mulut daun)


untuk pertukaran gas.
(a) Penampang Melintang Batang Monokotil
(b) Penampang Melintang Batang Dikotil — Mesofil (parenkim daun), yaitu lapisan
yang berkembang menjadi jaringan
• Batang tersusun atas dua jenis jaringan, palisade (tempat terjadinya fotosintesis
yaitu: karena banyak terdapat kloroplas), dan
• Jaringan primer jaringan spons (bunga karang).
• Pada batang dikotil terdiri atas — Jaringan vasikular, terdiri atas xilem
epidermis, korteks, endodermis, dan floem.
dan stele.
• Fungsi daun, yaitu:
• Pada batang monokotil terdiri
— Tempat berlangsungnya proses
atas epidermis, korteks, stele, dan
fotosintesis dan transpirasi (peng­u­apan
empulur.
air pada siang hari).
• Jaringan sekunder
— Penyimpan cadangan makanan.
Hanya dimiliki oleh batang tumbuhan
dikotil, terdiri atas floem sekunder, — Stomata (mulut) pada daun sebagai
xilem sekunder, dan kambium gabus. organ respirasi (pernapasan).

• Beberapa tipe berkas pengangkut pada — Alat perkembangbiakan vege­tatif,


batang, yaitu: seperti pada tanaman cocor bebek.
4. Bunga
— Tipe kolateral terbuka (floem terletak
di luar xilem). • Merupakan organ pada tumbuhan yang

46
tersusun atas mahkota bunga, kelopak, putik, Contoh: pada dinding usus, dinding
dan benang sari. lambung, dan oviduk.
• Berdasarkan kelengkapan bagian­nya, bunga 6. Epitel silindris berlapis banyak,
digolongkan menjadi empat, yaitu bunga terdapat pada alat-alat tubuh dan
sempurna, bunga tidak sempurna, bunga berfungsi sebagai tempat sekresi dan
jantan, dan bunga betina. pergerakan.
7. Epitel silindris berlapis banyak semu,
B. Jaringan Hewan memiliki bulu getar pada permukaannya.
Terdapat pada organ yang berperan
Jaringan pada hewan dikelompokkan menjadi
sebagai lapisan pelindung, sekresi, dan
empat, yaitu:
pergerakan zat yang melewati permukaan.
a. Jaringan Epitel Contoh: rongga hidung, trakea.
Jaringan yang tersusun selapis atau be-be- 8. Epitel transisional, berbentuk tak tentu,
rapa lapis sel yang menutupi permukaan or- terdapat pada ureter, kandung kemih,
gan. Berperan sebagai perlindung, pe-ngel- dan uretra.
uaran getah, dan penyerapan. 9. Epitel kelenjar, dapat mensekresikan
Berdasarkan lapisan penyusunnya, jaringan getah berupa enzim, keringat, air
epitel dikelompokkan menjadi sembilan, yaitu: ludah, maupun hormon. Berdasarkan
1. Epitel pipih selapis, yaitu jaringan yang cara mensekresikan cairannya, epitel
berfungsi untuk proses difusi, sekresi, kelenjar terbagi menjadi dua, yaitu
dan filtrasi. kelenjar eksokrin dan kelenjar
Contoh: pada dinding pembuluh darah, endokrin.
limfa, ginjal, dan selaput jantung.
2. Epitel pipih berlapis banyak, yaitu
Epitel pipih Epitel kubus
jaringan yang berfungsi sebagai Epitel transisional Epitel bersilia Epitel kelenjar

pelindung di bawahnya.
Contoh: pada rongga mulut, permukaan
kulit, esofagus, dan rongga hidung. Epitel silindris Epitel tubuler Epitel alveolus Epitel sakulus
majemuk
3. Epitel kubus selapis, terdapat pada Macam-macam Jaringan Epitel
organ-organ yang berperan dalam
proses pengeluaran kelenjar dan proses b. Jaringan Otot
penyerapan. Jaringan yang terdiri atas serabut-serabut
Contoh: pada kelenjar tiroid, ovarium, otot (myofibril) yang tersusun atas sel-sel
dan tubula ginjal. otot yang dibungkus oleh membran sar-
4. Epitel kubus berlapis banyak, dimiliki kolema. Jaringan otot berfungsi sebagai
oleh organ yang berfungsi dalam proses alat gerak aktif dan terdapat pada anggota
sekresi dan penyerapan. gerak maupun organ-organ dalam tubuh.
Contoh: pada kelenjar keringat, kelenjar Berdasarkan struktur dan cara kerjanya,
minyak, ovarium, dan buah zakar. jaringan otot dibedakan menjadi tiga jenis,
5. Epitel silindris selapis, terdapat pada yaitu:
organ yang berperan dalam proses 1. Otot polos, berbentuk gelondong,
pengeluaran zat dari dalam tubuh, berinti sel satu dan terletak di tengah.
penyerapan zat, dan melicinkan. Otot ini bekerja secara tak sadar dan
47
terdapat pada semua organ dalam 3. Jaringan darah/limfa, berfungsi
tubuh, kecuali jantung. sebagai alat transportasi, dimana darah
2. Otot lurik, yaitu otot yang melekat mengangkut sari-sari makanan, O2, CO2,
pada rangka, bekerja dengan sadar, dan dan zat sisa metabolisme tubuh.
berbentuk memanjang dengan inti sel 4. Jaringan penghubung berserat,
yang banyak. tersusun atas sel-sel lemak yang
3. Otot jantung, berbentuk silindris berbentuk poligonal dan tersusun
panjang dan bercabang, inti sel banyak longgar. Pada tiap rongganya terdapat
dan terletak di tengah. tetes lemak. Jaringan ini berfungsi
sebagai tempat penyimpanan lemak
untuk cadangan makanan dan untuk
melindungi organ dalam tubuh dari
Otot lurik
suhu dingin.
Otot polos Otot Jantung
d. Jaringan Saraf
Jenis Sel Otot
Sumber: Dokumen Penerbit Jaringan saraf tersusun atas sel-sel saraf
(neuron) yang terdiri atas badan sel, akson
c. Jaringan Konektif (Penyambung)
(neurit), dendrit, dan selubung saraf.
Jaringan konektif memiliki sel-sel yang su­
Berdasarkan fungsinya, sel-sel saraf dike-
sunannya tidak terlalu rapat dan dibedakan
lompokkan menjadi tiga, yaitu:
menjadi empat, yaitu:
1. Saraf sensorik (neuron aferen),
1. Jaringan pengikat, berfungsi untuk
bertugas menghantarkan rangsang
mengikat jaringan pada tubuh sehingga
dari organ reseptor menuju susunan
menyatu dan dapat menunjang fungsi
saraf pusat (otak dan sumsum tulang
organ lainnya. Dibedakan menjadi
belakang).
jaringan ikat padat dan jaringan ikat
longgar. 2. Saraf motorik (neuron eferen), bertugas
menghantarkan rangsang dari susunan
2. Jaringan penguat (penunjang),
saraf pusat menuju bagian efektor (alat
berfungsi untuk melindungi organ-
gerak), yaitu kelenjar dan otot hingga
organ tubuh yang lemah. Terdiri atas:
menjadi respons gerakan.
• Jaringan tulang rawan (kartilago).
3. Saraf konektor (asosiasi), yang bertugas
• jaringan tulang sejati (osteon).
menghubungkan antara saraf sensorik
dan motorik.

48
Bab 12
Sistem Gerak Manusia

A. Rangka (Tulang) Pada dasarnya kerangka tubuh manusia


dikelompokkan menjadi dua, yaitu:
a. Fungsi Rangka 1. Rangka aksial (Skeleton Axiale)
1. Merupakan alat gerak pasif. Tersusun atas:
2. Memberi kekuatan dan menunjang • Tulang tengkorak (kranium)
tegaknya tubuh. Tulang-tulang penyusun tengkorak dibedakan
3. Memberi bentuk pada tubuh. menjadi dua, yaitu:
4. Melindungi organ-organ tubuh bagian
 Tulang pembentuk bagian kepala,
dalam.
meliputi:
5. Tempat melekatnya otot.
- Tulang baji (sfenoid)
6. Sebagai tempat pembentukan sel darah.
- Tulang tapis (etmoid)
7. Sebagai tempat penimbunan mineral.
- Tulang pelipis (temporal)
b. Jenis Rangka - Tulang dahi (frontal)
Rangka berdasarkan letak dan susunannya - Tulang ubun-ubun (parietal)
terbagi menjadi dua jenis, yaitu: - Tulang kepala belakang (oksipital)
1. Rangka eksoskeleton, yaitu rangka yang
a Tulang penyusun wajah, meliputi:
terletak di luar tubuh.
- Tulang rahang atas (maksila)
2. Rangka endoskeleton, yaitu rangka
- Tulang rahang bawah (mandibula)
yang letaknya di dalam tubuh.
- Tulang pipi (zigomatikus)
c. Sistem Rangka Manusia
- Tulang langit-langit (palatinum)
Tulang tengkorak
- Tulang hidung (nasale)
Tulang rahang bawah
- Tulang mata (lakrimalis)
Tulang selangka
Tulang belikat - Tulang pangkal lidah
Tulang rusuk
Tulang
lengan
• Tulang belakang
atas Tulang dada

Tulang
Terdiri atas:
Tulang belakang
pengumpil
 Ruas tulang leher (7 ruas)
Tulang panggul
Tulang hasta a Ruas tulang punggung (12 ruas)
Tulang jari Tulang paha
a Ruas tulang pinggang (5 ruas)
Tulang betis Tulang
tempurung a Ruas tulang kelangkang
Tulang lutut
kering a Ruas tulang ekor
Tulang Tulang jari-jari kaki
telapak
kaki

Sistem Rangka Manusia


Sumber: Penerbit

49
• Tulang dada 1. Tulang rawan (kartilago), tersusun atas
Terdiri atas tiga bagian, yaitu: sel-sel tulang rawan (kondrosit), banyak
a Hulu (manubrium) mengandung zat kolagen, dan sedikit
 Badan (korpus) mengandung zat kapur sehingga bersifat
 Taju pedang lentur.
• Tulang rusuk Contoh: pada bagian persendian, daun
Terdiri atas tiga bagian, meliputi: telinga, cuping hidung, dan ruas tulang
 Tulang rusuk sejati (costa vera) belakang.
 Tulang rusuk palsu (costa spuria) 2. Tulang sejati (osteon), tersusun atas sel-sel
 Tulang rusuk melayang osteosit yang mengandung kal­sium dan fosfor
2. Rangka Apendikuler sehingga bersifat keras.
Rangka apendikuler merupakan rangka yang Berdasarkan bentuknya, tulang dikelompokkan
tersusun atas empat ruas tulang, yaitu: menjadi empat jenis, yaitu:
• Tulang bahu 1. Tulang pipa, berbentuk panjang, bulat, pada
Terdiri atas dua bagian, yaitu: bagian ujungnya terdapat bonggol, dan di
 Tulang belikat (skapula) dalamnya berisi sumsum kuning dan lemak.
 Tulang selangka (klavikula) Contoh: tulang paha, tulang betis, tulang
• Tulang panggul hasta, tulang pengumpil, dan tulang ruas jari
Terdiri atas tiga tulang, yaitu: tangan/kaki.
 Tulang usus (ileum) 2. Tulang pipih, berbentuk pipih atau tipis, berisi
 Tulang duduk (iskhium) sumsum merah, dan tempat pembuatan sel
 Tulang kemaluan darah merah dan sel darah putih.
Contoh: tulang pinggul, tulang kepala
• Tulang anggota gerak atas
(tengkorak), tulang rusuk, dan tulang belikat.
Terdiri atas:
3. Tulang pendek, berbentuk pendek dan bulat,
 Tulang lengan atas (lumerus)
berisi sumsum merah, dan juga merupakan
 Tulang hasta (ulna)
tempat pembuatan sel darah merah juga sel
 Tulang pengumpil (radius)
darah putih.
 Tulang pergelangan tangan (karpal)
Contoh: ruas tulang belakang, tulang
 Tulang talapak tangan (metakarpal)
perge­langan tangan, dan tulang pergelangan
 Tulang jari-jari (phalanges)
kaki.
• Tulang anggota gerak bawah
4. Tulang tak beraturan, tidak memiliki bentuk
Tersusun atas:
tertentu.
 Tulang paha (femur)
Contoh: tulang rahang wajah.
 Tulang tempurung lutut (patela)
 Tulang betis (fibula) e. Hubungan Antartulang (Persendian)
 Tulang kering (tibia) Hubungan antartulang disebut persendian.
 Tulang pergelangan kaki (tarsal) Berdasarkan sifat geraknya, persendian terbagi
 Tulang talapak kaki (metatarsal) menjadi tiga macam, yaitu:
 Tulang jari kaki (phalanges) 1. Sinarthrosis (sendi mati), yaitu hubungan
antartulang yang tidak dapat digerakkan.
d. Tulang
Dikelompokkan menjadi dua jenis, yaitu:
Tulang berdasarkan sel penyusunnya terbagi
• Sinkondrosis (persendian dengan tulang
menjadi dua, yaitu:
rawan).

50
• Sinfibrosis (persendian dengan jaringan B. Otot
ikat (fibrosa)).
Contoh: tulang tengkorak, dan hu­ Otot dapat bergerak karena adanya sel otot. Otot
bungan antara tulang dada dan rusuk. bekerja dengan cara berkontraksi dan relaksasi.
2. Amfiarthrosis, yaitu persendian yang a. Jenis-jenis Otot
memungkinkan adanya sedikit gerakan
(terbatas).
Contoh: persendian pada tulang rusuk dengan
tulang belakang dan tulang dada. Otot lurik Otot polos Otot Jantung
3. Diathrosis (sendi gerak), yaitu persen­
dian yang dapat bergerak dengan leluasa. 1. Otot polos
Dikelompokkan menjadi lima, yaitu: • selnya berbentuk gelondong dan
nukleus ada satu di tengah sel.
• Gerakan ototnya lambat dan tidak cepat
lelah.
Sendi Putar Sendi Peluru • Bekerja secara tidak sadar (involunter).
• Terdapat pada bagian organ dalam tubuh.
2. Otot lurik
• Selnya berbentuk silindris dengan garis
Sendi Engsel Sendi Pelana gelap terang.
• Nukleus banyak dan terletak di tepi.
• Bekerja secara sadar (volunteer).
• Gerakannya cepat dan mudah lelah.
Sendi Luncur
• Melekat pada rangka.
• Sendi engsel, yaitu persendian yang
3. Otot jantung
dapat bergerak satu arah.
• Selnya berbentuk silindris, dengan
Contoh: ruas antarjari dan pada siku.
percabangan (sinsitium).
• Sendi peluru, yaitu persendian yang
• Nukleus satu dan terletak di tengah.
dapat bergerak ke seluruh arah.
• Bekerja secara tidak sadar (involunter).
Contoh: sendi pada pangkal lengan dan
• Tidak mudah lelah.
pangkal paha
• Terdapat pada organ jantung.
• Sendi pelana, yaitu persendian yang
dapat bergerak dua arah. b. Karakteristik Otot
Contoh: sendi pada pangkal jari dan 1. Ko n t r a k s i b i l i ta s g ke m a m p u a n
telapak tangan. memendek (berkontraksi).
• Sendi putar, yaitu persendian dimana 2. E k s t e n s i b i l i t a s g ke m a m p u a n
tulang yang satu berputar terhadap memanjang (berelaksasi).
tulang yang lain. 3. Elastisitas g kemampuan untuk kembali
Contoh: hubungan antartulang leher pada ukuran semula setelah memendek
dengan tengkorak. atau memanjang.
• Sendi luncur, yaitu persendian tempat c. Macam Gerak Otot
ujung tulang yang satu menggeser 1. Antagonis (berlawanan)
ujung tulang yang lain. • Ekstensor - fleksor : meluruskan -
Contoh: sendi pada ruas tulang membengkokkan
belakang.
51
• Abduktor - adduktor : menjauhkan dari • Skoliosis
badan - mendekatkan ke badan Kelainan dimana tulang belakang yang
• Depressor - elevator : menurunkan - melengkung ke samping.
menaikkan • Kifosis
• Supinator - pronator : menengadah Kelainan pada tulang belakang, yaitu
tangan - menelungkupkan tangan terlalu melengkung ke belakang.
2. Sinergis (bersamaan) • Lordosis
Contoh: pada otot punggung dan leher. Kelainan tulang belakang yang
melengkung ke depan.
C. Kelainan dan Gangguan pada Sistem 3. Defisiensi dan Gangguan Fisiologi
Gerak • Rakitis
a. Gangguan pada Rangka Gangguan pada tulang kaki yang
1. Persendian membengkok seperti huruf X atau O
• Dislokasi karena kekurangan vitamin D.
Dislokasi merupakan gang guan • Mikrosefalus
pergeseran sendi dari kedudukan Merupakan penyakit dimana ukuran
semula karena tulang ligamennya tengkorak kepala lebih kecil dibanding
tertarik atau sobek. dengan ukuran normal.
• Terkilir • Osteoporosis
Tertariknya ligamen sendi yang Tulang-tulang kurang keras, rapuh,
disebabkan oleh gerakan yang tiba-tiba. keropos, dan mudah patah.
• Ankilosis b. Gangguan pada Otot
Persendian tidak dapat digerakkan lagi 1. Atrofi, yaitu keadaan dimana otot
karena tulangnya menyatu. mengecil sehingga menghilangkan
• Artritis (infeksi sendi) kemampuannya untuk berkontraksi.
G a n g g u a n s e n d i ya n g d i ta n d a i 2. Hipertrofi, yaitu keadaan otot menjadi
terjadinya peradangan sendi yang lebih besar dan kuat karena sering
disertai timbulnya rasa sakit. dilatih secara berlebih.
2. Gangguan ruas tulang belakang 3. Tetanus (kejang otot), merupakan
gangguan otot berupa kontraksi terus-
menerus yang disebabkan oleh bakteri.
4. Miastenia gravis, yaitu melemahnya
otot secara berangsur-angsur hingga
menyebabkan kelumpuhan.
5. Distrofi otot, merupakan penyakit otot
kronis sejak anak-anak.

52
Bab 13
Sistem Peredaran
Darah
A. Darah berukuran lebih besar dibandingkan
dengan sel darah merah.
a. Fungsi Darah - Jumlah leukosit dalam tubuh lebih
1. Mengangkut sari makanan, air, dan sedikit dibanding eritrosit, yaitu
oksigen ke seluruh tubuh. 5.000—10.000 sel tiap 1 mm3 darah
2. Mengangkut CO 2 dan zat sisa hasil pada orang dewasa.
metabolisme menuju organ ekskresi. - Berperan utama dalam pertahanan
3. Mengatur keseimbangan asam dan basa tubuh (antibodi) dengan sifatnya
agar terhindar dari kerusakan jaringan. sebagai fagosit.
4. Sel darah putih berperan dalam - Sel darah putih ada dua jenis, yaitu:
mempertahankan tubuh dari infeksi  Granulosit (plasma bergranular),
kuman penyakit. yaitu eosinofil, basofil, dan
5. Menjaga stabilitas suhu tubuh. netrofil.
6. Mengedarkan hormon dari kelenjar  Agranulosir (plasma tidak ber­gra­­
endokrin ke bagian tubuh tertentu. nular), yaitu limfosit dan monosit.
b. Komponen Darah • Keping darah (trombosit)
1. Sel-sel darah - Memiliki bentuk yang tidak teratur,
Sel darah manusia terdiri atas tiga jenis, yaitu: tidak berinti, dan berdiameter sekitar
• Sel darah merah (eritrosit) 2—4 mm.
- Sel berbentuk bulat pipih, bikonkaf, - Trombosit hanya berumur 8 hari dan
tidak berinti, dan mengandung he- setiap 1 mm3 darah mengandung
moglobin (pigmen merah pada darah). trombosit sekitar 150.000—400.000
- Hemoglobin merupakan protein yang keping.
mengandung hemin (mengandung zat - Berperan penting dalam proses
besi) dan globin, serta memiliki daya pembekuan darah dengan menge­
ikat tinggi terhadap oksigen. luarkan enzim trombokinase saat
- Sel darah merah berjumlah 4—5 juta terjadi luka.
sel/mL darah dan hanya berumur se-
2. Plasma darah
kitar 120 hari, setelah itu dirombak di
• Merupakan cairan darah berwarna
dalam hati/lever.
kekuningan yang mengandung 90% air,
• Sel darah putih (leukosit) 8% protein, dan 0,9% mineral, oksigen,
- Sel tidak berwarna (bening), bentuk enzim, dan antigen.
ameboid (tidak tetap), berinti, dan
53
• Berperan dalam proses pegangkutan • Aglutinogen dibedakan menjadi dua,
sari makanan ke seluruh tubuh dan yaitu:
mengangkut zat sisa metabolisme dari 1. A g l u t i n o g e n A , m e m i l i k i
sel-sel tubuh menuju organ ekskresi. enzim glikosil transferase yang
• Memiliki protein plasma yang terdiri mengandung glutiasetil glukosamin
atas: pada rangka glikoproteinnya.
- Albumin (menjaga osmotik 2. A g l u t i n o g e n B , m e m i l i k i
darah). enzim galaktosa pada rangka
- Globulin (zat antibodi). glikoproteinnya.
- Fibrinogen (pembekuan darah).
Tabel Golongan Darah Manusia
c. Mekanisme Pembekuan Darah
Golongan
• Saat kulit terluka dan mengeluarkan No Aglutinogen Aglutinin
Darah
darah, trombosit ikut keluar bersama 1. A A b
d a ra h , ke m u d i a n p e ca h a k i b at 2. B B a
menyentuh permukaan luka yang kasar. 3. AB A dan B -
• Pecahnya trombosit menyebabkan keluar­ 4. O - a dan b
nya enzim trombokinase yang dapat
meng­ubah protrombin menjadi trombin • Berdasarkan ada tidaknya faktor
dengan bantuan ion Ca2+ dan vitamin K. Rh (sistem rhesus), golongan darah
• Trombin yang terbentuk akan merang­ dibedakan menjadi dua, yaitu:
sang fibrinogen untuk membuat benang- 1. Golongan darah Rh +, yaitu jika
benang fibrin. Benang fibrin inilah yang di dalam eritrosit terdapat
segera membentuk anyaman untuk aglutinogen rhesus.
menutup luka sehingga darah membeku 2. Golongan darah Rh-, yaitu jika di
(tidak keluar). Adapun skemanya, yaitu: dalam eritrosit tidak ditemukan
aglutinogen rhesus.
menghasilkan
Trombosit Trombokinase • Seseorang yang bergolongan darah
ah
engub Rh+ tidak boleh menjadi donor pada
m
Ca2+ seseorang dengan golongan darah Rh_
Protrombin Trombin
Vit. K karena akan terjadi penggumpalan
h
ba darah.
ngu
me
Fibrinogen menjadi • Golongan darah O merupakan donor
Benang fibrin
universal (dapat mentrasfusikan
d. Golongan Darah Manusia darahnya kepada semua golongan
• Penggolongan darah manusia sistem darah).
ABO (Karl Landstainer 1868—1943) • Golongan darah AB disebut sebagai
didasarkan pada ada tidaknya zat resipien universal (dapat menerima
aglutinogen dan aglutinin. transfusi dari semua golongan darah).
• Aglutinogen adalah protein yang • Pada proses transfusi darah, golongan
terkandung dalam eritrosit. darah donor harus sama dengan
• Aglutinin merupakan zat antibodi yang golongan darah resipien sehingga
terkandung dalam plasma darah dan tidak terjadi penggumpalan darah yang
dapat menggumpalkan aglutinogen. menyebabkan kematian bagi resipien.

54
B. Alat Peredaran Darah 4. Bilik kiri (ventrikel sinister),
memiliki otot 3—4 kali lebih tebal
a. Jantung dari bilik kanan, berfungsi untuk
• Jantung merupakan organ yang terletak memompakan darah yang kaya O2
di dalam rongga mediastinum dari menuju seluruh bagian tubuh.
rongga dada sebelah kiri. • Sebagai pemisah ruang pada jantung,
• Jantung berfungsi sebagai alat terdapat katup yang berfungsi untuk
pemompa darah ke seluruh bagian mengatur aliran darah agar tetap searah
tubuh. dan terbagi menjadi tiga, yaitu:
• Lapisan-lapisan jantung dari luar ke 1. Valvula trikuspidalis dan valvula
dalam, yaitu: mitral yang terdapat di antara
1. Perikardium, merupakan selaput serambi kanan dan bilik kanan.
pembungkus jantung paling luar. 2. Valvula bikuspidalis, terdapat di
2. Miokardium, merupakan selaput antara serambi kiri dan bilik kiri.
paling tebal dan tersusun atas otot 3. Valvula semilunaris, yang terdapat
jantung. pada pangkal nadi besar (aorta).
3. Endokardium, merupakan selaput • Siklus Jantung merupakan periode dari
ya n g m e l a p i s i r u a n g - r u a n g satu siklus penuh kontraksi dan relaksasi.
jantung. SIklus jantung terbagi dua, yaitu:
Aorta 1. Sistole, yaitu periode kontraksi
Arteri
pulmonalis Katup semilunalis pada jantung dimana otot bilik
Vena kava Serambi kiri menguncup dan darah dipompa ke
superior Katup pembuluh nadi pulmonalis atau ke
Serambi kanan bikuspidalis
Bilik kiri aorta secara bersamaan.
Katup trikuspidalis
2. Diastole, yaitu fase relaksasi pada
Bilik kanan Septum
jantung dimana serambi jantung
Vena kava Selaput perikardium
inferior menguncup dan darah masuk ke
Penampang Jantung Manusia jantung.
Sumber: Dokumen penerbit
• Dalam keadaan normal, tekanan sistole/
• Jantung manusia terdiri atas empat diastole jantung adalah sebesar 120/90
ruang, yaitu: mmHg.
1. Serambi kanan (atrium dextrum),
yaitu tempat masuknya darah yang b. Pembuluh Darah
mengandung gas CO2 dari seluruh Menurut fungsinya, terdapat tiga jenis pembu-
tubuh. luh darah dalam tubuh, yaitu:
2. Serambi kiri (atrium sinistrum), • Pembuluh nadi (arteri)
yaitu ruang sebagai tempat masuk­ Berfungsi untuk mengalirkan darah keluar dari
nya darah dari paru-paru yang kaya jantung. Terdiri atas dua jenis, yaitu:
akan gas O2. 1. Aorta (nadi besar), yaitu pembuluh
3. Bilik kanan (ventrikel dexter), arteri yang berfungsi untuk mengalirkan
yaitu tempat masuknya darah darah yang kaya akan O2 dari jantung
yang kaya akan gas CO2 dari atrium menuju seluruh bagian tubuh.
kanan, selanjutnya akan diedarkan 2. Arteri pulmonalis, yaitu pembuluh
menuju paru-paru melalui arteri yang berperan dalam mengalirkan
pembuluh arteri pulmonalis.

55
darah yang mengandung CO2 dari bilik • Berdasarkan jalurnya, peredaran darah
kanan menuju paru-paru. manusia dibagi menjadi dua, yaitu:
• Pembuluh balik (vena) 1. Peredaran darah kecil (pendek)
Berfungsi untuk mengalirkan darah menuju
jantung. Pembuluh vena ada dua, yaitu: Bilik kanan jantung g arteri pulmonalis
1. Vena pulmonalis, yaitu pembuluh vena g paru-paru g vena pulmonalis
yang berfungsi untuk mengalirkan g jantung serambi kiri g jantung bilik kiri

darah yang mengandung O2 dari paru-


paru menuju jantung (se­rambi kiri). 2. Peredaran darah besar (panjang)
2. Vena cava superior, yaitu pembuluh
vena yang berfungsi untuk ­mengalirkan
Bilik kiri jantung g aorta g arteri
darah dari tubuh bagian atas menuju
(pembuluh nadi) g tubuh g vena g
jantung. serambi kanan g bilik kanan
3. Vena cava inferior, yaitu pembuluh
vena yang membawa darah dari tubuh Sehingga peredaran darah manusia secara
bagian bawah menuju jantung. keseluruhan, yaitu:
• Pembuluh kapiler
Pembuluh kapiler bercirikan dinding sel
yang tipis, halus, dan langsung berhubungan Darah dari paru-paru g masuk ke serambi kiri g
diteruskan ke bilik kiri g dipompa keluar jantung
dengan sel-sel pada jaringan tubuh. g menuju ke seluruh tubuh g darah dari seluruh
tubuh (kaya CO2) g masuk ke serambi kanan g
Tabel Perbedaan Pembuluh Arteri dan Vena
bilik kanan g menuju ke paru-paru
Sifat Arteri Vena
Dinding Tebal, kuat,
Tipis, tidak elastis
pembuluh elastis

Aliran Meninggalkan
D. Sistem Peredaran Getah Bening
Menuju jantung
darah jantung
• Getah bening (limfa) merupakan cairan
Banyak di sepanjang berwarna kekuningan yang mengisi rongga
Letak Tersembunyi
pembuluh
antarsel tubuh dan mengandung sel darah
Hanya satu, Beberapa katup
putih, trombosit, serta fibrinogen.
Katup pada pangkal di sepanjang
aorta pembuluh • Fungsi dari pembuluh limfa, yaitu:
1. Sebagai penghasil zat antibodi.
Denyut Terasa Tidak terasa
2. Membunuh kuman penyakit.
Darah
Jika terluka
memancar
Darah menetes 3. Pengangkut cairan dan protein dari
Penyebab jaringan tubuh ke dalam darah.
Kontraksi otot Kontraksi otot
gerakan 4. Pengangkut emulsi lemak dari usus ke
jantung rangka
darah dalam darah.
• Pembuluh limfa terbagi menjadi dua, yaitu:
1. Pembuluh limfa kanan, terletak pada
C. Sistem Peredaran Darah Manusia pembuluh vena di bawah tulang
• Sistem pereradan darah manusia merupa- selangka kanan dan berfungsi sebagai
kan peredaran darah tertutup dan ganda, penerima cairan dari kepala, leher,
dimana darah mengalir ke seluruh tubuh dada, jantung, paru-paru, dan lengan
melalui pembuluh darah. atas.

56
2. Pembuluh limfa kiri, terletak pada 9. Jantung Koroner
pembuluh vena di bagian bawah tulang Penyakit yang sifatnya mematikan dan
selangka kiri dan berperan dalam disebabkan oleh tersumbatnya pembuluh
menerima cairan dari bagian tubuh darah arteri oleh kolesterol sehingga aliran
selain yang masuk ke pembuluh limfa darah dari dan menuju jantung tidak lancar.
kanan.
F. Sistem Peredaran Darah Hewan
E. Gangguan pada Sistem Peredaran
Sistem peredaran darah hewan terbagi menjadi
Darah Manusia dua jenis, yaitu:
1. Hemofilia 1. Sistem peredaran darah terbuka, yaitu
Penyakit darah sukar membeku saat luka dan ­peredaran darah dan cairan tubuh lainnya
termasuk penyakit keturunan. Umumnya, tidak selalu melalui pembuluh darah se-
diderita oleh laki-laki, namun gen ini dibawa hingga antara darah dengan cairan yang
oleh perempuan. mengisi ruang antarsel tidak dapat dibeda-
2. Anemia kan.
Penyakit kekurangan sel darah merah yang Contoh: belalang dan serangga lainnya.
menyebabkan kemampuan darah dalam 2. Sistem peredaran darah tertutup, yaitu da-
mengangkut O2 rendah. rah mengalir ke seluruh tubuh melalui pem-
3. Leukimia (Kanker Darah) buluh-pembuluh darah.
Penyakit yang disebabkan oleh pembelahan Contoh: umumnya pada hewan vertebrata,
leukosit yang tidak terkendali sehingga seperti ikan, reptilia, amfibia, dan mamalia.
dapat memakan eritrosit, trombosit, bahkan
a. Sistem Peredaran Darah Hewan
sesama leukosit.
Invertebrata
4. Talasemia
Penyakit keturunan yang ditandai dengan 1. Annelida
adanya sel darah merah abnormal yang tidak • Peredaran darah pada cacing termasuk
bisa mensintesis zat pembentuk hemoglobin. peredarah darah tertutup.
5. Hipertensi • Pompa penggerak berupa lima pasang
Penyakit tekanan darah tinggi yang lengkung aorta yang berfungsi sebagai
disebabkan karena berkurangnya suplai jantung.
darah ke otot jantung. • Aliran darahnya, yaitu:
6. Hipotensi 5 pasang Pembuluh darah
Penyakit gejala tekanan darah rendah dan lengkung aorta dorsal

dapat menyebabkan penderitanya pusing


hingga pingsan. Pembuluh darah
Pembuluh darah
yang lebih kecil
ventral
7. Varises (tubuh)

Gejala pelebaran pembuluh vena di 2. Arthropoda


permukaan kulit yang disebabkan oleh • Peredaran darah pada hewan jenis
dinding permukaan vena yang melemah arthropoda merupakan jenis peredaran
hingga kehilangan kelenturannya. darah terbuka (terjadi di luar pembuluh
8. Sklerosis darah).
Penyakit yang ditandai adanya pengerasan
pada pembuluh nadi yang disebabkan oleh
endapan senyawa lemak ataupun kapur.
57
• Pada kelas insecta darah tidak • Antara serambi kanan dan kiri terdapat
mengandung hemosianin sehingga katup untuk mencegah bercampurnya
tidak dapat mengangkut O2 (contohnya darah.
pada belalang). Namun, tidak bagi kelas • Skema aliran darahnya, yaitu:
crustaceae.
Vena cava
• Aliran darahnya, yaitu: CO2
Serambi kanan
Jantung
pembuluh Ostium CO2
Bilik

aorta Tubuh
arteri pulmonalis arteri kutanea
terjadi
3. Molusca pengambilan
Paru-paru O2 Kulit
• Pada kelas gastropoda dan pelecypoda
O2 O2
memiliki sistem peredaran darah Serambi kiri

terbuka, sedangkan pada chepalopoda O2


sistem peredaran ­darahnya tertutup. Bilik

• Darah mengandung hemosianin O2


Aorta
sehingga dapat mengangkut gas O2.
O2
b. Sistem Peredaran Darah Hewan Tubuh

Vertebrata
3. Reptilia
1. Pisces (ikan) • Sistem peredarah darah tertutup dan
• Ikan memiliki sistem peredaran darah ganda.
tertutup dan tunggal (darah melewati • Jantung terdiri atas empat, yaitu bilik
jantung satu kali dalam peredarannya). kanan, bilik kiri, serambi kanan, dan
• Jantung pada ikan terdapat dua ruang, serambi kiri.
yaitu satu serambi dan satu bilik. • Sekat antara bilik kiri dan kanan
• Aliran darah pada tubuh ikan, yaitu: belum sempurna sehingga terdapat
CO2
lubang (Foramen panizzae) sebagai
Jantung
aorta ventral pendistribusi O2 ke alat pencernaan
O2 + CO2 CO2 serta penjaga keseimbangan tekanan
Vena cairan dalam jantung saat menyelam.
Insang

O2 + CO2 O2 dan sari 4. Aves dan Mamalia


makanan
• Sistem peredaran darah tertutup dan
Tubuh aorta dorsal
O2 dan sari ganda.
makanan
• Jantung terdiri atas empat ruang (dua
bilik dan dua serambi) dengan sekat
2. Amfibi
antarruang yang sudah sempurna.
• Sistem peredaran darah tertutup dan
ganda (dalam satu kali siklus peredaran,
darah dua kali melewati jantung).
• Jantung terdiri atas tiga ruang, yaitu
serambi (atrium) kanan, serambi kiri,
dan bilik (ventrikel).

58
Bab 14
Sistem Pencernaan
Makanan
A. Sistem Pencernaan Manusia
Rongga mulut
S i ste m p e n c e r n a a n m e r u p a ka n p ro s e s
pengubahan makanan menjadi zat-zat sederhana kerongkongan

sehingga dapat diserap dan berguna dalam proses


metabolisme tubuh. Hati
Kantung

Berdasarkan prosesnya, pencernaan manusia Empedu


Pankreas
lambung

dibagi menjadi dua, yaitu: Usus 12 jari

1. Pencernaan mekanis, yaitu pengubahan Usus halus Usus besar


ukuran makanan menjadi lebih halus seh- Rektum

ingga mudah dicerna lebih lanjut. Anus

Contoh: pencernaan makanan di mulut. Sistem Pencernaan Manusia

2. Pencernaan kimiawi, yaitu pengubahan a. Organ Pencernaan Makanan


zat makanan menjadi senyawa yang lebih
1. Mulut
sederhana dengan bantuan enzim pencer-
• Di dalam mulut terjadi pencernaan
naan.
makanan secara mekanik oleh gigi dan
Contoh: dalam usus terjadi pengubahan le-
secara kimiawi oleh enzim ptialin.
mak menjadi asam lemak dan gliserol oleh
enzim lipase. • Organ-organ pencernaan yang terdapat
di dalam mulut, yaitu:
Sistem pencernaan manusia terdiri atas:
 Lidah, berfungsi untuk mengatur
1. Saluran pencernaan, yaitu mulut, kerong- letak makanan di dalam mulut,
kongan, lambung, usus halus, usus besar, mendorong makanan, dan
usus, dan anus. menge­cap rasa pada makanan.
2. Kelenjar pencernaan, yaitu organ pencer-
naan yang dapat menghasilkan enzim
pencernaan.
Rasa pahit
Urutan saluran pencernaan, yaitu:
Rasa asam
Rasa asin
Rasa manis
Mulut g kerongkongan g lambung g
usus halus g usus besar g anus Lidah sebagai Organ Pengecap

59
 Gigi • Lambung terdiri atas tiga bagian, yaitu:
 Kardiak (dekat esofagus)
Dentin
Mahkota gigi  Fundus (lambung bagian tengah)
Leher gigi  Pilorus (dekat duodenum)
Pulpa
• Lambung menghasilkan getah lambung
Akar Semen
yang bersifat asam sehingga tidak ada
bakteri penyakit yang mampu bertahan
hidup.
Bagian-bagian Gigi • Makanan yang masuk dan dicerna di
http://shehae.blogspot.com
dalam lambung diubah menjadi bubur
- Gigi terdiri atas tiga bagian, yaitu atau disebut kim.
mahkota gigi (korona), leher gigi
4. Usus halus (intestinum)
(korum), dan akar gigi (radius).
- Berdasarkan fungsinya, gigi Terdiri atas tiga bagian, yaitu:
terbagi menjadi tiga macam, • Usus dua belas jari (duodenum),
yaitu gigi seri (insisivus) untuk terletak paling dekat dengan lambung
memotong makanan, gigi taring dan bermuara di dua saluran, yaitu
(kaninus) untuk mengoyak pankreas dan kantung empedu.
makanan, dan gigi geraham untuk • Usus kosong (jejenum), di dalamnya
menghaluskan makanan. terjadi proses pencernaan makanan
- Gigi pada anak-anak berjumlah secara kimiawi dengan enzim yang
20 buah, sedangkan gigi orang dihasilkan oleh dinding usus.
dewasa berjumlah 32 buah. • Usus penyerapan (ileum), dindingnya
 Air liur, berfungsi membasahi dilapisi oleh tonjolan-tonjolan
makanan, mencegah kekeringan mikroskopis (vili) untuk menyerap sari-sari
mulut, serta membunuh mikroba makanan dan diedarkan bersama darah
penyebab penyakit. ke seluruh tubuh. Pada ileum terdapat
dua pembuluh, yaitu pembuluh kapiler
2. Kerongkongan (esofagus)
dan pembuluh kil (cairan getah bening).
• Kerongkongan merupakan saluran
5. Usus besar (kolon)
penghubung rongga mulut dengan
• Merupakan kelanjutan dari usus halus
lambung yang memiliki panjang sekitar
yang terdiri atas tiga bagian, yaitu:
20 cm dan lebar 2 cm.
 Ascenden (kolon bagian naik)
• Di dalam kerongkongan terjadi gerakan
 Transenden (kolon bagian datar)
peristaltik, yakni gerakan mendorong
 Desenden (kolon bagian menurun)
makanan menuju lambung oleh otot-
• Ada dua proses yang terjadi di dalam
otot dinding kerongkongan.
kolon, yakni:
3. Lambung (ventrikulus)  Pembusukan makanan menjadi
Kardiak feses oleh bakteri E. coli.
 Pengaturan kadar air pada feses.
Fundus Sebelum feses dikeluarkan oleh
Pirolus anus, terjadi pengaturan kadar air
yang bertujuan agar feses lebih
Bagian-bagian Lambung mudah dikeluarkan.
60
6. Anus 4. Apendisitis, yakni peradangan pada
Anus merupakan lubang tempat keluarnya umbai cacing (usus buntu) dan hanya
kotoran (feses) setelah sebelumnya dapat disembuhkan melalui operasi.
ditampung sementara di dalam rektum 5. Xerostomia, yaitu gangguan pada
(bagian akhir dari proses pencernaan). rongga mulut dimana produksi air liur
b. Kelenjar Pencernaan menurun sehingga mulut terasa kering.
Beberapa organ pencernaan dalam tubuh 6. Diare, yaitu penyakit yang disebabkan
dapat memproduksi enzim pencernaan, an- oleh infeksi mikroorganisme yang
tara lain terdapat dalam tabel berikut. mengganggu flora normal pada kolon,
sehingga feses menjadi cepat keluar.
Enzim yang Membantu Proses
Pencernaan 7. Sembelit, yaitu susah buang air
besar karena air yang diserap kolon
Organ Enzim Fungsi
Rongga
berlebihan.
Memecah amilum menjadi
Ptialin/amilase
mulut maltosa

Mengaktifkan enzim dan


B. Zat Makanan dan Fungsinya
HCl (asam lambung)
membunuh kuman
Lambung
Memecah protein menjadi a. Karbohidrat
Pepsin
pepton
Karbohidrat merupakan zat makro­nutrien
Mengubah protein susu
Renin
menjadi kasein dalam makanan yang tersusun atas unsur C
Lambung
Memecah lemak menjadi (karbon), H (hidrogen), dan O (oksigen).
Lipase gastrik
asam lemak dan gliserol
Berdasarkan jumlah gugus gula, karbohi-
Amilase Memecah amilum jadi glukosa
Tripsin Memutuskan ikatan peptida
drat digolongkan menjadi tiga, yaitu:
Memecah lemak menjadi
1. Monosakarida, yaitu karbohidrat yang
Pankreas Lipase
asam lemak dan gliserol memiliki satu gugus gula.
Peptidase
Memecah ikatan peptida Contoh: glukosa, fruktosa, dan
menjadi asam amino
galaktosa.
Memecah ikatan protein
Erepsin
menjadi asam amino
2. Disakarida, yaitu gula majemuk yang
terusun atas dua gugus gula.
Mengaktifkan tripsinogen
Usus halus Enzim enterokinase
menjadi tripsin Contoh: sukrosa (glukosa dan fruk­tosa),
maltosa (dua molekul glukosa), dan
Memecah lemak menjadi
Enzim lipase
asam lemak dan gliserol laktosa (glukosa dan galaktosa).
3. Polisakarida, yaitu gula majemuk yang
c. Gangguan Sistem Pencernaan Manusia
memiliki lebih dari dua gugus gula.
1. Gastritis, yaitu gang guan yang
Contoh: amilum, glikogen, selulosa.
disebabkan oleh radang akut pada
dinding lambung yang disebabkan Fungsi karbohidrat, yaitu:
karena makanan kotor atau kelebihan 1. Sebagai sumber energi utama bagi
HCl dalam lambung. tubuh.
2. H e p at i t i s , ya i t u p e nya k i t ya n g 2. Menjaga keseimbangan asam dan basa
disebabkan virus yang menyerang hati. dalam tubuh.
3. Kolitis, yaitu penyakit pada sistem 3. Berperan dalam pembentukan protein
pencernaan akibat peradangan usus dan lemak.
besar.
61
4. Berperan dalam proses metabolisme 1. Asam amino esensial, yaitu asam amino
tubuh. yang tidak dapat disintesis oleh tubuh
sehingga dapat terpenuhi dari asupan
Catatan: Memiliki nilai kandungan ka-
makanan.
lori 1 gram = 4,1 kalori.
Contoh: isoleusin, leusin, lisin, metionin,
b. Lemak (Lipid) valin, treonin, fenilalanin, triptofan,
Berdasarkan asalnya, lemak dibedakan histidin, dan arginin.
menjadi dua, yaitu lemak nabati (berasal 2. Asam amino non-esensial, yaitu jenis
dari tumbuhan) dan lemak hewani (dari asam amino yang dapat disintesis oleh
hewan). tubuh.
Contoh: alanin, asparagin, asam aspartat,
Memiliki nilai kandungan kalori 1 gram = 9,3
sistin, asam glutamat, sistein, glisin,
kalori. Meskipun nilai kalori lemak lebih ting-
glutamin, serin, prolin, dan tirosin.
gi dibandingkan dengan karbohidrat, namun
proses pencernaan lemak lebih lama sehing- d. Vitamin
ga yang menjadi sumber ener­gi utama tubuh
Merupakan senyawa organik kompleks
adalah karbohidrat.
yang berguna bagi tubuh dalam jumlah ke-
Fungsi lemak dalam tubuh, yaitu: cil (mikronutrien).
1. Sebagai sumber energi terbesar Berdasarkan sifatnya, vitamin terbagi dua,
(berkalori tinggi). yaitu:
2. Penyusun membran sel. 1. Vitamin yang terlarut dalam air (vitamin
3. Sebagai pelarut vitamin (A, D, E, dan K) B dan C)
dan zat-zat lain. 2. Vitamin yang larut dalam lemak (vitamin
4. Sebagai pelindung tubuh dari suhu A, D, E, dan K).
rendah.
5. Sebagai bantalan lemak dan pe­lindung e. Mineral
organ tubuh bagian dalam seperti Merupakan ion-ion yang berfungsi untuk
jantung dan lambung. menjaga keseimbangan asam-basa dalam
tubuh dan pembentuk struktur tubuh.
c. Protein
Jenis mineral terbagi dua, yaitu:
Merupakan senyawa organik kompleks yang 1. Makroelemen, yaitu mineral yang
tersusun atas asam amino dengan unsur C, dibutuhkan dalam jumlah banyak.
H, O, dan terkadang mengandung unsur S Contoh: kalsium, natrium, magnesium,
(belerang) dan P (fosfor). Kandungan kalori fosfor, klor, dan belerang.
protein bernilai 1 gram = 4,1 kalori.
2. Mikroelemen, yaitu mineral yang
Jenis protein ada dua macam, yaitu: dibutuhkan tubuh dalam jumlah
1. Protein nabati, diperoleh dari biji-bijian, sedikit, namun defisiensinya dapat
kacang-kacangan, dan sayuran. mengakibatkan proses metabolisme
2. Protein hewani, berasal dari ikan, susu, terganggu.
daging, telur, dan lain-lain. Contoh: besi, yodium, mangan,
tembaga, dan kromium.
Berdasarkan cara pembuatannya, asam
amino pembentuk protein terbagi menjadi f. Air
dua, yaitu: Memiliki banyak fungsi bagi tubuh, yaitu:
1. Sebagai pelarut makanan dan vitamin.

62
2. Menjaga tekanan osmotik di dalam sel. 4. Abomasum (perut masam), di
3. Mengangkut makanan ke seluruh ja­ringan dalamnya terdapat getah lambung
tubuh. untuk mencerna makanan secara
4. Mengangkut sisa metabolisme dari selu­ kimiawi, kemudian menuju usus.
ruh tubuh menuju organ pembuangan. • Usus hewan ruminansia lebih panjang
dari pada hewan lain karena fermentasi
C. Sistem Pencernaan Hewan selulosa yang dilakukan bakteri dan
protozoa di dalam usus agak lama.
a. Sistem Pencernaan Hewan Ruminansia
• Perjalanan makanan pada sistem
• Sistem pencernaan pada hewan
pencernaan hewan ruminansia, yaitu:
ruminansia agak berbeda karena faktor
makanan berupa tumbuhan yang
Rumput g mulut g esofagus g rumen
mengandung selulosa (sulit dicerna).
g retikulum g omasum g abomasum g
• Lambung pada hewan ruminansia usus halus g usus besar g rektum g anus
dibedakan menjadi empat macam,
yaitu: b. Sistem Pencernaan Burung Pemakan Biji
1. Rumen (perut besar), di dalamnya Sistem pencernaan burung pemakan biji
t e r j a d i p r o s e s fe r m e n t a s i terdiri atas mulut, kerongkongan (esofagus),
mikroorganisme selulotik. lambung, usus, dan kloaka.
2. Retikulum (perut jala), yaitu Lambung pada burung pemakan biji dibe-
lambung sebagai tempat dakan menjadi dua, yaitu:
dibentuknya makanan menjadi 1. Proventrikulus (lambung kelenjar).
gumpalan kasar (bolus). 2. Empedal (untuk mencerna biji-bijian).
3. Omasum (perut kitab), dalam
bagian ini terjadi pengadukan
makanan secara mekanik.

63
Bab 15
Sistem Pernapasan

A. Sistem Pernapasan Manusia 2. Siklus krebs, merupakan serangkaian


siklus yang mengubah asetil KoA
• Pernapasan (respirasi) adalah proses pen- menjadi CO2 melalui proses oksidasi.
gambilan gas O2 dan pengeluaran sisa oksi- 3. Transpor elektron, yang terjadi di dalam
dasi berupa gas CO2 dan uap air melalui alat mitokondria. Reaksi yang menghasilkan
pernapasan. energi berupa ATP ini melibatkan
• Respirasi dapat berlangsung dengan dua sistem elektron pembawa dengan hasil
cara, yaitu: akhirnya berupa H2O. Reaksinya, yaitu:
1. Respirasi aerob, yaitu proses respirasi
dengan menggunakan gas O2 bebas dan 10 NADH + 5O2 → 10 NAD+ + 10H2O + 30ATP
menghasilkan energi sekitar 675 kalori. 2 FADH2 + O2 → 2 FAD + 2H2O + 4 ATP
Reaksi umumnya, yaitu:
• Pernapasan pada manusia ada 2 proses,
C6H12O6 + 6O2 → 6CO2 + 6H2O + energi yaitu:
1. Inspirasi, yaitu pernapasan dimana
2. Respirasi anaerob, yaitu proses udara luar masuk ke dalam tubuh
pemecahan molekul yang terjadi tanpa melalui alat pernapasan.
menggunakan gas O2. Umumnya terjadi
2. Ekspirasi, yaitu pengeluaran udara
pada organisme tingkat rendah, yaitu
pernapasan ke luar tubuh melalui alat
pada ragi dan bakteri. Reaksinya, yaitu:
pernapasan.

C6H12O6 → 2C2H5OH + CO2 + energi (28 kal) • Berdasarkan tempatnya, respirasi terbagi
dua, yaitu:
• Dalam respirasi, terjadi tiga tahap, yaitu: 1. Respirasi eksternal, yaitu proses
1. Glikolisis, yaitu proses pengubahan pertukaran gas (O2 dan CO2) dari udara
glukosa menjadi asam piruvat yang luar masuk ke aliran darah melalui
terjadi di dalam sitoplasma dan bersifat alveolus.
anaerob. Asam piruvat kemudian 2. Respirasi internal, yaitu proses
diubah menjadi asetil KoA di dalam pertukaran gas yang terjadi antara
mitokondria. Reaksinya, yaitu: aliran darah dan sel-sel tubuh.

C 6H 12O 6 → asam piruvat + 2ATP +


2NADH2

64
a. Alat Pernapasan Manusia  Laring tersusun atas beberapa tulang
rawan, yaitu tulang rawan epiglotis,
tulang rawan tiroid, tulang rawan
Faring Lubang hidung krikoid, tulang rawan aritenoid, tulang
Bronkiolus Laring rawan kuneiformis, dan tulang rawan
Trakea
kornoculatum.
Alveolus
Bronkus
Rongga  Pada laring terdapat katup epiglotis
perut Paru-paru
yang otomatis tertutup saat menelan
Diafragma
makanan sehingga tidak masuk ke
Struktur Alat Pernapasan pada Manusia saluran pernapasan.
 Laringitis (infeksi laring) terjadi bila
1. Rongga hidung udara kotor masuk. Gejala yang lebih
 Bagian atas dari rongga hidung terdapat parah menyebabkan pembengkakan
daerah olfaktorius yang mengandung pita suara hingga suara menjadi serak.
sel-sel pembau dan berhubungan
4. Trakea (tenggorokan)
langsung dengan saraf otak pertama
(nervus olfaktorius).  Trakea terletak di depan kerongkongan
dan tersusun atas tulang rawan
 Pada rongga hidung terdapat kelenjar
berbentuk cincin sepanjang 10 cm.
mukus dan rambut hidung yang
berfungsi untuk menyaring udara yang  Dinding trakea terdiri atas jaringan ikat
masuk ke rongga hidung. dan memiliki otot polos.

 Kelenjar mukus menghasilkan lapisan  Dinding bagian dalam trakea dilapisi oleh
lendir yang berfungsi menangkap jaringan epitel berambut (bersilia), yang
kotoran halus agar udara yang masuk berfungsi menahan dan mengeluarkan
ke tenggorokan menjadi lebih bersih. kotoran yang masuk dan dikeluarkan
melalui bersin.
 Fungsi rongga hidung, yaitu:
- Untuk menghangatkan dan 5. Bronkus
melem­bapkan udara pernapasan.  Tersusun atas percabangan kanan dan
- Penyaring udara melalui rambut kiri dengan letak bronkus kanan lebih
halus dan lendir di dalam hidung. vertikal. Hal ini memungkinkan bronkus
- Sebagai indra penciuman. kanan lebih mudah terserang penyakit
bronkitis.
2. Faring
 Percabangan bronkus sebanyak 20—25
 Faring merupakan persimpangan antara
cabang membentuk bronkiolus.
saluran pernapasan (tenggorokan) dan
saluran pencernaan (kerongkongan). 6. Paru-paru (pulmo)
 Faring berfungsi meneruskan udara yang  Organ paru-paru terletak di dalam
masuk menuju pangkal tenggorokan. rongga dada dan tersusun atas dua
bagian, yaitu bagian kiri dan kanan
3. Laring
 Paru-paru kanan lebih besar (berat
 Laring merupakan daerah pangkal
sekitar 620 gram) dibandingkan dengan
tenggorokan, berfungsi sebagai tempat
paru-paru kiri (berat sekitar 560 gram)
melekatnya selaput atau pita suara.
karena memiliki tiga bronkiolus.

65
 Bronkiolus pada paru-paru memiliki  Proses ekspirasi:
gelembung udara bernama alveolus Otot difragma berelaksasi → diafragma
yang menjadi tempat pertukaran gas melengkung ke atas → rongga dada
O2 dan CO2 secara difusi. dan paru-paru mengecil → udara
 Paru-paru dibungkus oleh selaput keluar dari paru-paru.
pleura dan di antara keduanya terdapat
c. Volume Udara dan Kapasitas Udara
cairan limfa.
Pernapasan
b. Mekanisme Pernapasan Manusia • Besarnya volume udara pernapasan
berbeda-beda, tergantung pada ukuran
paru-paru, kemampuan bernapas, dan
kondisi kesehatan seseorang.
Tulang rusuk • Volume udara pada paru-paru terdiri atas:
Paru-paru

Sekat
1. Volume tidal (TV = Tidal Volume),
rongga
badan
merupakan volume udara perna­pasan
pada saat melakukan pernapasan biasa
Inspirasi Ekspirasi
Pernapasan Dada
(sekitar 0,5 liter).
2. Volume pernapasan simpanan (IRV
= Inspiratory Reserve Volume), mer-
upakan volume maksimum udara per-
napasan yang dapat diambil pada saat
menarik napas. IRV disebut juga sebagai
udara komplementer (sekitar 1,5 liter).
3. Volume udara keluar simpanan
Inspirasi Ekspirasi (ERV = Expiratory Reserve Volume),
Pernapasan Perut merupakan volume maksimum udara
yang dapat dikeluarkan atau disebut
1. Pernapasan dada
juga sebagai udara suplementer (sekitar
 Proses inspirasi:
1,5 liter).
Otot antartulang rusuk berkontraksi →
4. Volume residu (RV = Residual
tulang rusuk dan tulang dada terangkat
Volume), merupakan volume udara
→ rongga dada mengembang →
tetap yang ada di dalam paru-paru
udara masuk ke paru-paru.
setelah dilakukan pengeluaran napas
 Proses ekspirasi:
maksimum (sekitar 1 liter).
Otot antartulang rusuk berelaksasi →
tulang rusuk dan tulang dada menurun • Kapasitas udara pernapasan terbagi 2, yaitu:
→ rongga dada mengecil → udara 1. Kapasitas Paru-paru Total (TLC = Total
keluar dari paru-paru. Lung Capacity), yaitu kapasitas paru-
2. Pernapasan perut (diafragma) paru secara total (volume udara di
 Proses inspirasi: dalam paru-paru setelah tarikan napas
maksimum).
Otot diafragma berkontraksi → diafragma
mendatar → rongga dada dan paru-paru
mengembang → udara masuk ke paru-
paru.
66
2. Kapasitas Sisa Pernapasan (FRC = 8. Laringitis, yaitu radang pada daerah
Functional Residual Capacity), yaitu laring.
jumlah udara yang masih terdapat 9. Asfiksi, yaitu gangguan pengangkutan
di dalam paru-paru setelah udara oksigen ke jaringan-jaringan tubuh.
pernapasan normal diembuskan keluar.

d. Gangguan Sistem Pernapasan B. Sistem Pernapasan Hewan


1. Asma, yaitu gangguan sistem pernapasan 1. Protozoa
yang disebabkan adanya penyumbatan Tanpa alat khusus, gas pernapasan langsung
saluran pernapasan karena udara kotor, terdifusi melalui membran sel.
udara dingin, alergi terhadap suatu ben-
da, atau stres. 2. Cacing
Difusi gas lewat permukaan kulit yang basah
2. Emfisema, yaitu radang pada alveolus,
dan langsung terhubung dengan kapiler
sehingga proses pertukaran gas
darah.
pernapasan menjadi terganggu.
3. Kanker paru-paru, yaitu terjadinya 3. Serangga
pertumbuhan sel-sel kanker pada paru- • Menggunakan sistem trakea berupa
paru secara tidak terkendali dan lambat pembuluh-pembuluh yang langsung
laun dapat menyerang seluruh tubuh. terhubung dengan jaringan tubuh.
4. Tuberkulosis (TBC), yaitu penyakit • Gas dapat keluar-masuk lewat lubang-
paru-paru yang disebabkan oleh lubang stigma pada tepi abdomen.
Mycobacterium tuberculosis dan 4. Ikan
menimbulkan bintil-bintil pada dinding
• Bernapas dengan insang.
alveolus.
• Pertukaran gas terjadi secara difusi
5. Bronkitis, merupakan gangguan pada
antara gas di air dengan di kapiler darah
bronkus akibat infeksi dan menghasilkan
pada lembaran insang.
lendir yang akan menyumbat batang
tenggorokan. Akibatnya, penderita 5. Amfibi
mengalami sesak napas. • Berudu (larva) bernapas dengan insang
6. Pneumonia, merupakan peradangan luar, kemudian digantikan insang dalam.
pada paru-paru, dimana terdapat cairan • Katak dewasa bernapas dengan
dan sel darah merah yang berlebihan paru-paru dibantu dengan difusi di
pada alveoli yang disebabkan bakteri permukaan kulit yang lembap.
Diplococcus pneumoniae.
6. Aves
7. Sinusitis, yaitu peradangan pada rongga
• Bernapas dengan paru-paru.
hidung atas (sinus paranasalis) yang
menyebabkan hidung tersumbat dan • M e m i l i k i p u n d i u d a ra ( s a c c u s
mengeluarkan lendir. pneumaticus), yang membantu
menyuplai oksigen saat burung sedang
terbang.

67
Bab 16
Sistem Ekskresi

A. Sistem Ekskresi Manusia penyaring. Tiap nefron tersusun atas


dua bagian, yaitu:
Proses pengeluaran zat-zat sisa dari dalam tubuh - Badan malphigi, meliputi kapsula
manusia dibedakan menjadi tiga macam, yaitu: bowman dan glomerolus.
1. Defekasi: proses pengeluaran sisa-sisa - Tubulus kontortus, meliputi
makanan yang disebut feses melalui anus. tubulus proksimal, lengkung
2. Ekskresi: pengeluaran bahan-bahan sisa henle, dan tubulus distal.
metabolisme.  Sumsum ginjal (medula), mengan­dung
3. Sekresi: proses pengeluaran getah oleh sel banyak pembuluh tubulus kolektivus.
dan kelenjar.  Rongga ginjal (pelvis renalis),
a. Organ Sistem Ekskresi Manusia merupakan tempat penampungan
urine yang selanjutnya akan dialirkan
1. Ginjal (ren)
ke ureter (saluran pembuangan urine).
Kapsul
Korteks
• Fungsi ginjal, yaitu:
Medula
 Menyaring dan membersihkan darah.
 Mengatur volume darah.
Rongga
ginjal
 Mendaur ulang air, mineral, glukosa,
Ureter dan gizi.
 Mengatur keseimbangan kandungan
Penampang Bagian-bagian Ginjal kimia darah.

• Ginjal manusia terletak pada bagian dorsal  Menjaga pH darah.
dinding tubuh sebelah kiri dan kanan tulang  Penghasil hormon eritroprotein.
belakang.
• Proses pembentukan urine di dalam ginjal
• Ginjal berukuran sebesar kepalan tangan, terjadi melalui tiga tahapan, yaitu:
memiliki panjang 10—12 cm, lebar 5—6  Filtrasi (penyaringan)
cm, dan tebal sekitar 3—4 cm, dengan berat Proses penyaringan urine yang terjadi
sekitar 40 gram. di glomerolus dan kapsula bowman.
• Struktur ginjal tersusun atas tiga bagian, Hasil filtrasi berupa urine primer (filtrat
yaitu: glomerolus) yang mengandung glukosa,
 Kulit ginjal (korteks), yaitu lapisan asam amino, mineral, air, dan urea.
bagian luar ginjal yang memiliki jutaan  Reabsorpsi (penyerapan kembali)
sel nefron yang berfungsi sebagai alat Pada tahap ini terjadi proses penye­

68
rapan kembali zat-zat yang terkandung pembentuk sel-sel baru yang terus aktif
di dalam urine primer yang masih melakukan pembelahan sel.
berguna bagi tubuh di tubulus  Dermis(kulit jangat)
kontortus proksimal. Hasil reabsorpsi Lapisan dermis dibentuk oleh sera­but lentur
berupa urine sekunder yang mengan­ yang mengandung senya­wa kolagen. Lapisan
dung garam, asam amino, dan glukosa. ini terdiri atas:
 Augmentasi (pengumpulan) - Akar rambut, terdapat otot polos
Pengaturan kadar air pada urine penegak rambut (Musculus arektor pili)
sekunder terjadi pada tahap ini di dan ujung saraf perasa nyeri.
tubulus kontortus distal dengan - Kelenjar keringat (glandula sudorifera)
bantuan hormon antidiuretik (ADH)
- Kelenjar minyak (glandula sebasea),
hingga membentuk urine sejati.
berfungsi untuk menjaga agar rambut
Selanjutnya, urine sejati ini menuju ke
tidak kering.
kantong urinaria melewati ureter dan
- Pembuluh darah
lewat melalui uretra.
- Serabut saraf, terdiri atas saraf perasa
• Komposisi urine dalam kondisi normal,
panas, dingin, tekanan, dan sentuhan.
yaitu:
 Air (kira-kira 95%). • Fungsi kulit selain sebagai alat ekskresi,
yaitu:
 Urea, asam urea, amonia, dan garam.
 Melindungi tubuh terhadap segala
 Zat warna empedu (bilirubin dan
rangsangan.
biliverdin yang menyebabkan warna
 Mengatur suhu tubuh.
kuning pada urine).
 Menyimpan kelebihan lemak.
 Beberapa zat yang sifatnya racun.  Tempat pembentukan vitamin D.
2. Kulit 3. Hati
• Struktur kulit terdiri atas tiga lapisan, yaitu: • Organ hati terletak di dalam rongga
 Epidermis (kutikula) perut dan terdiri atas dua lobus (kiri
Lapisan epidermis merupakan lapisan dan kanan) dengan lobus kanan
terluar pada kulit yang tersusun atas empat berukuran lebih besar.
lapisan, yaitu: • Hati terlindungi oleh selaput tipis
- Stratum korneum (lapisan zat tanduk), yang disebut Kapsula hepatis dan
yaitu lapisan sel mati yang selalu merupakan kelenjar terbesar dalam
mengelupas. tubuh.
- Stratum lusidum, yaitu lapisan yang • Fungsi hati, yaitu:
memberi warna pada kulit. Semakin  Penghasil cairan empedu.
banyak melanin (pigmen warna hitam)  Tempat penyimpanan gula dalam
yang dihasilkan dari sel ini maka kulit bentuk glikogen.
akan menjadi semakin gelap.
 Te m p at p e m b e nt u ka n d a n
- Stratum granulosum, yaitu lapisan perombakan protein.
penghasil pigmen warna pada kulit,  Tempat pembentukan dan perom-
terletak pada bagian paling bawah bakan sel darah merah yang sudah
epidermis. mati.
- Stratum germinativum, yaitu lapisan  Tempat pembentukan protrombin

69
dan fibrinogen. Penyakit yang ditandai dengan
 Tempat penetralan racun. seringnya penderita buang air karena
4. Paru-paru kurangnya hormon ADH.
• Organ paru-paru terletak di dalam 7. Kudis (skabies)
rongga dada, berjumlah sepasang, dan Gangguan pada kulit yang dapat
dilindungi oleh tulang rusuk. menular akibat parasit insekta
• Paru-paru berfungsi sebagai alat Sarcoptes scabies yang dapat
pembuangan sisa metabolisme mengganggu sistem ekskresi.
pernapasan berupa uap air dan gas
CO2. B. Sistem Ekskresi Hewan
b. Gangguan Sistem Ekskresi Manusia a. Protozoa
Ekskresi pada protozoa dilakukan dengan
1. Albuminuria
vakuola kontraktil (vakuola berdenyut)
Penyakit yang ditandai dengan adanya
untuk membuang kelebihan air di dalam sel.
albumin dan protein lain pada urine
akibat kerusakan alat filtrasi pada b. Pisces
ginjal. Ekskresi pada hewan ini dilakukan
dengan sepasang ginjal opistonefros yang
2. Poliuria
mengeluarkan urine mengandung amonia.
Gangguan pada ginjal yang ditandai
dengan produksi urine yang sangat c. Amfibi
banyak dan encer akibat gagalnya Ekskresi pada amfibi dilakukan dengan
reabsorpsi oleh nefron. sepasang ginjal opistonefros yang
mengeluarkan urine mengandung asam
3. Oligouria
urat.
Penyakit yang ditandai dengan produksi
urine sangat sedikit karena beratnya d. Reptilia
kerusakan ginjal. Alat ekskresi pada reptilia berupa sepasang
ginjal metanefros yang membuang urine
4. Batu ginjal
yang mengandung asam urat.
Penyakit akibat mengendapnya kristal
kalsium fosfat menjadi batu ginjal yang e. Aves
dapat menghambat pengeluaran urine. Alat ekskresi pada aves berupa sepasang
ginjal metanefros yang membuang urine
5. Diabetes melitus
berupa asam urat yang dicampur dengan
Gangguan ginjal yang disebabkan
feses.
kurangnya hormon insulin, ditandai
dengan adanya glukosa pada urine.
6. Diabetes insipidus

70
Bab 17
Sistem Koordinasi
dan Alat Indra

Sistem koordinasi berfungsi mengatur dan 3. Neurit (akson)


mengendalikan keserasian fungsi antarorgan Merupakan tonjolan sitoplasma yang
ataupun sistem organ dalam tubuh. panjang dan berfungsi meneruskan impuls
Sistem koordinasi terdiri atas sistem saraf dan saraf dari badan sel ke sel saraf lainnya.
sistem hormon (endokrin). Neurit memiliki bagian-bagian yang spesifik,
yaitu:

A. Sistem Saraf • Selubung myelin, yaitu lapisan lemak


yang membungkus neurit dan terdiri atas
a. Bagian-bagian Sel Saraf sekumpulan sel schwann.
Sel Schwann Badan sel • Nodus renvier, merupakan bagian
neurit yang menyempit dan tidak

Inti sel terlapisi selubung myelin.
Akson
Nodus Selubung • Neurofibril, yaitu bagian terdalam
myelin Bukit kecil
renvier
Ujung akson akson Dendrit akson berupa serabut-serabut halus
Struktur Sel Saraf dan bertugas untuk meneruskan
impuls.
Jaringan saraf tersusun atas jutaan sel
saraf (neuron) yang berperan dalam Menurut struktur dan fungsinya, neurit
menghantarkan impuls ke otak sehingga dibedakan menjadi tiga, yaitu:
terjadi tanggapan (rangsangan). 1. Neuron sensorik, berfungsi untuk menerima
Satu sel neuron tersusun atas, yaitu: impuls dari alat indra lalu meneruskannya
1. Badan sel ke pusat saraf (otak atau sumsum tulang
Badan sel adalah bagian terbesar dari sel belakang).
saraf yang terdiri atas inti sel (nukleus) dan 2. Neuron motorik, berfungsi meneruskan
sitoplasma. impuls dari sistem saraf pusat menuju
2. Dendrit efektor (otot dan kelenjar).
Dendrit merupakan tonjolan sitoplasma 3. Interneuron (neuron konektor), berperan
dari badan sel yang berfungsi untuk dalam meneruskan impuls saraf dari neuron
menghantarkan impuls ke badan sel. sensorik ke neuron motorik.

71
b. Jenis Sistem Saraf Manusia 2. Sistem saraf tepi
Sistem saraf manusia terbagi menjadi 2, yaitu: Sistem saraf tepi menghubungkan semua
1. Sistem saraf pusat bagian tubuh dengan pusat saraf.
• Otak Berdasarkan cara kerjanya, sistem saraf tepi
Lobus
dibagi dua, yaitu:
parientalis
• Saraf somatik, yaitu saraf yang bekerja

Lobus Frontalis
menurut kesadaran (diatur oleh otak).
Lobus Lobus • Saraf otonom, yaitu saraf yang cara
oksipitalis temporalis
kerjanya tidak sadar. Saraf ini terbagi
Otak kecil
atas:
 Saraf simpatik, tersusun atas 25
Sumsum
tulang belakang pasang simpul saraf yang terdapat
Bagian-bagian Otak di sumsum tulang belakang.
 Saraf parasimpatik, tersusun atas
Bagian-bagian otak, yaitu:
serabut preganglion dan fungsi
 Otak besar (serebrum), berfungsi sebagai kerjanya berlawanan dengan saraf
pusat saraf sadar dan terdiri atas empat simpatik.
bagian, yaitu:
Saraf Simpatik Saraf Parasimpatik
- Lobus oksipitalis (pusat penglihatan). Mempercepat denyut Memperlambat denyut
jantung jantung
- Lobus frontalis (pusat pengendali
Memperlebar pembuluh Mempersempit pembuluh
pikiran). darah darah
- Lobus parientalis (pusat pengen­dalian Menghambat sekresi Meningkatkan sekresi
kerja kulit). empedu empedu
Membesarkan pupil Mengecilkan pupil
- Lobus temporalis (pusat pendengaran
Meningkatkan sekresi Menurunkan sekresi
dan bicara). hormon adrenalin hormon adrenalin
 Otak kecil (serebelum), berperan dalam Menurunkan sekresi ludah Meningkatkan sekresi ludah
keseimbangan tubuh dan koordinasi gerak Memperlambat proses Mempercepat proses
pencernaan pencernaan
otot.
 Otak tengah (mesencephalon), terletak Berdasarkan letaknya, saraf tepi dibedakan
di depan otak kecil dan jembatan varol, menjadi dua, yaitu:
berfungsi sebagai pusat pengaturan gerak 1. Saraf kranial (12 pasang) berpangkal
mata. dari otak.
 Sumsum lanjutan (medula oblo­n ga­ta), 2. Saraf spinal (31 pasang) berpangkal
berfungsi menghubungkan otak kecil dari sumsum tulang belakang.
dengan sumsum tulang belakang dan c. Mekanisme Penghantar Impuls
sebagai pusat saraf tak sadar.
Mekanisme penghantaran impuls saraf di
• Sumsum tulang belakang (Medula spinalis) dalam tubuh melewati jalur berikut:
Medula spinalis terdapat di dalam rong­ga
Rangsangan Reseptor Neuron
(impuls) sensorik
tulang belakang. Fungsinya, yaitu: (indra)

Neuron Tanggapan
- Penghubung sistem saraf tepi ke otak. Pusat saraf
motorik Efektor
(gerak)

- Sebagai pusat gerak refleks.



Berdasarkan sifat tanggapan terhadap suatu
rangsang, gerak dibagi menjadi:
72
1. Gerak biasa, yaitu gerak yang dihasilkan - Lobus depan (Anterior)
karena rangsangan dialirkan melalui otak. Hormon yang dihasilkan pada lobus ini,
Alurnya, yaitu: yaitu:
Hormon Fungsi
Rangsangan Neuron Otak

(impuls) sensorik HGH Merangsang pertumbuhan
Human Growth Hormone kerangka dan tubuh
Neuron Tanggapan
Efektor (gerak) Memelihara korpus luteum dalam
motorik Prolaktin (PRL) dan LH
memproduksi progesteron dan
(Lactogenic hormone)
merangsang sekresi kelenjar susu
2. Gerak refleks, yaitu gerak yang terjadi secara Hormon perangsang Mengontrol sekresi hormon oleh
tiroid (TSH) kelenjar tiroid
spontan dan cepat karena tanpa kontrol otak.
Merangsang korteks kelenjar
Contoh: menutupnya kelopak mata saat Adenocorticotropic
adrenal untuk mensekresikan
hormone (ACTH)
debu masuk ke mata. beberapa hormon.
Pada pria, menstimulasi testis
Alur impulsnya, yaitu: untuk menghasilkan sperma.
Folikel Stimulating
Pada wanita, merangsang
Hormone (FSH)
perkembangan folikel pada
Rangsangan Neuron Sumsum tulang ovarium dan sekresi estrogen
(impuls) belakang
sensorik
Pada wanita, merangsang ovulasi
Neuron Tanggapan dan pembentukan progesteron
Efektor
motorik (gerak)

oleh korpus luteum pada
Luteinizing Hormone
ovarium.
(LH)
Pada pria, merangsang testis
B. Sistem Hormon (Endokrin) mensekresikan hormon
androgen.

Hormon merupakan zat kimia berupa senyawa - Lobus tengah (intermediet)


organik yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin. Lobus ini menghasilkan hormon MSH
Kelenjar endokrin disebut juga kelenjar buntu (Melanosit Stimulating Hormone) yang
karena tidak memiliki saluran khusus sehingga memberi pigmen warna pada kulit.
hormon yang dihasilkan akan masuk ke - Lobus belakang (posterior)
peredaran darah. Hormon yang disekresikan pada lobus
Fungsi hormon, yaitu: ini, yaitu:
1. Mengontrol pertumbuhan dan perkem­ Hormon Fungsi
bangan tubuh. Hormon Mengatur proses reabsorpsi air
Vasopresin pada tubulus ginjal
2. Mempertahankan homeostatis tubuh Hormon Merangsang kontraksi otot dinding
(keseimbangan keadaan tubuh dengan oksitosin rahim pada saat melahirkan
lingkungan sekitar).
2. Kelenjar gondok (tiroid)
3. Mengoordinasikan kegiatan antara sistem • Kelenjar tiroid terletak di depan trakea
hormon dan sistem saraf. dan menghasilkan hormon tiroksin.
Jenis-jenis kelenjar hormon, yaitu: • Fungsi hormon tiroksin adalah
meningkatkan proses metabolisme
1. Kelenjar hipofisis (pituitari)
tubuh.
• Merupakan kelenjar yang dapat
• Kekurangan hormon tiroksin sebelum
mensekresikan hormon yang dapat
dewasa menyebabkan penyakit
mengatur bermacam-macam kegiatan
kretinisme (kekerdilan tubuh).
dalam tubuh sehingga dijuluki master
of glands. 3. Kelenjar anak gondok (paratiroid)
• Kelenjar hipofisis terdiri atas tiga lobus, • Kelenjar ini terletak di belakang
yaitu: kelenjar tiroid, berjumlah empat buah.

73
• Kelenjar paratiroid menghasilkan hormon 6. Kelenjar kelamin (gonad)
parathormon yang berfungsi meng­a­tur • Kelenjar kelamin pria (testis), menghasil­
kadar kalsium (Ca) dan fosfor (P) dalam kan hormon testosteron yang berfungsi
darah dengan melepaskannya dari tulang. merangsang pertumbuhan ciri kelamin
• Kekurangan hormon parathormon sekunder dan spermatogenesis.
menga­­kibatkan kejang otot dan jika • Kelenjar kelamin wanita (ovarium),
kelebihan maka dapat menaikkan mensekresikan dua hormon, yaitu:
kadar Ca dan P dalam darah sehingga
- Estrogen dihasilkan oleh sel gra-
mengendap di ginjal.
nulosa folikel de Graaf dan korpus
4. Kelenjar suprarenalis (anak ginjal/ adrenal) luteum.
Kelenjar suprarenalis terletak di atas ginjal - Progesteron dihasilkan oleh kor-
dan terdiri atas dua bagian, yaitu: pus luteum, yaitu bekas folikel
 Korteks adrenal, mensekreksikan yang telah ditinggalkan sel telur.
beberapa hormon, yaitu:
- Mineralokortikoid, merangsang C. Alat Indra
reabsorpsi ion Na+ dan Cl- dalam
Alat indra berperan sebagai reseptor impuls.
tubulus ginjal.
Berdasarkan jenis rangsangan yang diterima, alat
- Glukokortikoid, mengontrol meta­­ indra dibedakan menjadi:
bo­lisme glukosa dalam tubuh. 1. Kemoreseptor, penerima rangsangan berupa
- Hormon androgen, berfungsi me­ senyawa kimia. Contoh: lidah dan hidung.
nen­tukan sifat kelamin sekunder 2. Fotoreseptor, penerima rangsangan beru­pa
pria. cahaya. Contoh: retina mata.
 Medula adrenal, mensekresikan 3. Mekanoreseptor, penerima rangsangan
hormon, yaitu: berupa tekanan atau suhu. Contoh: kulit.
- Adrenalin (epineprin), berfungsi 4. Audioreseptor, penerima rangsangan berupa
meningkatkan tekanan darah, getaran bunyi. Contoh: koklea pada telinga.
mempercepat denyut jantung,
a. Mata
meningkatkan kadar glukosa
darah, dan laju metabolisme. Sklera Koroid

- Noradrenalin, berfungsi juga Kornea
Retina

dalam meningkatkan tekanan Bintik


kuning
Pupil
darah. Lensa
Iris
5. Kelenjar pulau langerhans
• Kelenjar ini terdapat di dalam pankreas.
Penampang Mata Manusia
• Menghasilkan hormon insulin dan
glukagon. Mata terdiri atas tiga lapisan, yaitu sklera,
• Hormon insulin berfungsi mengubah koroid, dan retina. Bagian-bagian mata
glukosa menjadi glikogen di dalam hati terdiri atas:
dan otot. 1. Kornea, yaitu bagian depan mata yang
• Hormon glukagon berperan dalam bersifat tembus cahaya dan memiliki fungsi
merombak glikogen menjadi glukosa. untuk meneruskan cahaya yang masuk ke
mata menuju retina.

74
2. Iris (selaput pelangi), bagian mata yang memiliki 1. Hidung tersusun atas sel epitel dan saraf
pigmen warna dan berfungsi untuk mengatur pembau.
banyaknya cahaya yang masuk ke mata. 2. Hidung berfungsi sebagai indra pembau
3. Pupil, celah yang dibentuk iris (di tengah) kare­ n a memiliki reseptor pembau
sebagai lubang masuknya cahaya. (kemoreseptor) pada bagian langit-langit
4. Lensa mata, sebagai pengatur fokus rongga hidung, yang disebut sel olfaktori.
bayangan yang dibentuk agar jatuh tepat di 3. Pada ujung sel reseptor terdapat rambut-
bintik kuning (pada retina). rambut halus (silia) dan selaput lendir yang
5. Retina (selaput jala), berfungsi sebagai berfungsi sebagai pelembap.
penangkap bayangan dan terdiri atas 4. Proses jalannya rangsang berupa bau dapat
dua bagian, yaitu bintik kuning (pusat dijelaskan pada skema berikut:
terkumpulnya fotoreseptor) dan bintik buta
Bau Masuk Larut dalam Diterima
(bagian yang tidak peka cahaya). di udara rongga Selaput saraf pembau
hidung lendir (olfaktori)
Beberapa kelainan berkaitan dengan mata: Menuju otak Dianggap
sebagai bau
1. Rabun jauh (miopi), yaitu kemampuan mata
yang tidak dapat melihat jarak jauh karena c. Lidah
bayangan jatuh di depan retina. Kelainan
Lidah berfungsi sebagai indra pengecap
ini dapat dibantu dengan kacamata lensa
karena memiliki kemoreseptor pada papilla
cekung (minus).
(tonjolan-tonjolan kecil) di permukaannya.
2. Rabun dekat (hipermetropi), kelainan
dimana bayangan jatuh di belakang retina Papila
sirkumvalata
sehingga mata tidak dapat melihat jarak

Rasa pahit
dekat. Kelainan ini dapat dibantu dengan Papila
kacamata lensa cembung (positif). Rasa asam filiformis
Papila Rasa asin
3. Rabun tua (presbiopi), yaitu kombinasi fungiformis
Rasa manis
rabun jauh dan dekat karena melemahnya
Lidah Sebagai Indra Pengecap
otot lensa mata. Kelainan ini dapat dibantu
dengan kacamata lensa rangkap (bifokus). Papila pengecap pada lidah dibedakan
4. Astigmatisma, cacat pada mata yang tidak menjadi tiga jenis, yaitu:
dapat membedakan garis vertikal dan
1. Papila filiformis, berbentuk benang dan
horizontal secara bersamaan. Kelainan ini
tersebar di seluruh permukaan lidah.
dikarenakan kornea mata tidak rata.
2. Papila sirkumvalata, berbentuk seperti
b. Hidung huruf v dan terdapat pada daerah dekat
pangkal lidah.
Saraf pembau
3. Papila fungiformis, berbentuk palu dan

(saraf olfaktori)

Tulang
terdapat pada tepi lidah.
Serabut saraf
hidung menuju otak
d. Telinga
Telinga berfungsi sebagai indra pendengar
Silia
(rambut
karena memiliki audioreseptor di dalam
Lendir hidung) saluran koklea.
Penampang Hidung

75
tiga saluran e. Kulit
setengah
lingkaran Ujung saraf
Daun
telinga Koklea tanpa selaput

Ujung saraf Ujung saraf


meissner Krausse Rambut
Ujung saraf
Saluran ruffini
Lubang eustachius
telinga Epidermis
Membran
timpani

Penampang telinga manusia


Lempeng
Dermis merkel

Bagian-bagian telinga, yaitu:
1. Telinga luar, yang terdiri atas daun telinga,
lubang telinga, liang telinga, dan gendang Saraf Jaringan Ujung saraf
pengikat paccini
telinga (membran timpani).
Penampang kulit
2. Telinga tengah, merupakan bagian penga­
tur getaran dan terdiri atas tulang-tulang Kulit berfungsi sebagai indra peraba
pendengaran (martil-landasan-sanggurdi), dan karena memiliki ujung-ujung syaraf sebagai
saluran eustachius. mekanoreseptor.
3. Telinga dalam, yaitu penerima getaran Nama ujung syaraf beserta rangsang yang
yang terdiri atas koklea (rumah siput), tiga diterima, yaitu:
saluran setengah lingkaran (terdapat alat 1. Ujung saraf paccini (reseptor tekanan).
keseimbangan bernama ekuilibrium), tingkap 2. Ujung saraf meissner dan badan merkel
bundar, tingkap oval, dan tingkap jorong. (reseptor sentuhan).
Urutan peristiwa sehingga bunyi dapat
3. Ujung saraf ruffini (reseptor panas),
didengar oleh manusia:
4. Ujung saraf krausse (reseptor dingin).

Getaran Saluran
pendengaran
Gendang telinga 5. Ujung saraf tanpa selaput (reseptor
suara bergetar
Diteruskan Cairan limfa Saraf
nyeri/sakit).
ke tingkap jorong di koklea bergetar pendengaran

Otak

76
Bab 18
Sistem Reproduksi

A. Organ Reproduksi • Saluran pengeluaran, yang terdiri atas:


 Duktus epididimis, sebagai tempat
a. Organ Reproduksi Pria penyimpanan sementara sel
sperma hingga menjadi matang.
Vesika seminalis
 Vas deferens, berupa saluran
untuk mengalirkan sperma dari
Vas deferens
epididimis menuju kantung semen
Kelenjar
Prostat Uretra
(vesikula seminalis).
Kelenjar Penis  D u k t u s e j a k u l a t o r i u s ,
Cowpery
merupakan saluran pendek yang
Epididimis
Testis menghubungkan kantong sperma
Skrotum
dengan uretra.
Alat Reproduksi Pria

 Uretra, berupa saluran akhir
Sistem reproduksi pria terdiri atas organ-organ reproduksi, berfungsi sebagai
reproduksi yang terbagi menjadi dua, yaitu: saluran kelamin dan saluran
pembuangan urine.
1. Organ reproduksi bagian luar
Sistem reproduksi pria juga memiliki kelenjar
• Penis, organ reproduksi yang berperan
kelamin, yaitu:
dalam proses kopulasi dan terdiri atas
tiga rongga berupa jaringan spons 1. Vesikula seminalis (kantung semen),
(dua korpus kavernosa dan satu korpus berfungsi mengekskresikan cairan yang
spongiosum). mengandung asam amino dan fruktosa
sebagai zat gizi sperma dan prostaglandin.
• Skrotum, kantung yang berisi testis.
Pria memiliki sepasang skrotum yang 2. Kelenjar prostat, memproduksi getah yang
dibatasi oleh sekat berupa otot dartos mengadung kolesterol, fosfolipid, dan garam
(jaringan ikat dan otot polos). untuk kelangsungan hidup sperma.
2. Organ reproduksi bagian dalam 3. Glandula bulbouretralis (kelenjar cowper),
memproduksi lendir alkalis (basa) dan
• Testis, merupakan gonad jantan,
berperan menetralisir urine pada waktu
berfungsi sebagai tempat pembentukan
awal ejakulasi.
sperma dan hormon testosteron.

77
b. Alat-alat Reproduksi Wanita (fimbriae) untuk menangkap sel telur
yang dilepas pada saat ovulasi.
Oviduk
(Tuba falopii) Uterus
• Uterus (rahim), berfungsi sebagai
tempat perkembangan janin.
• Va g i n a , b e r u p a s a l u ra n ya n g
Serviks
berhubungan dengan rahim. Bagian
Ovarium
dalam vagina berlipat-lipat pada
Vagina
ujungnya terdapat selaput dara (himen).

Alat Reproduksi Wanita


Sumber: Dokumen Penerbit
B. Pembentukan Sel Gamet

1. Organ reproduksi bagian luar a. Spermatogenesis
Organ reproduksi wanita bagian luar berupa Merupakan proses pembentukan
vulva (celah lubang yang terletak paling luar) spermatozoa (sel sperma) yang berlangsung
yang tersusun atas beberapa organ, yaitu: di dalam testis. Prosesnya, yaitu:
• Mons pubis, bagian terluar dari vulva
Spermatogonium
yang mengandung jaringan lemak.
• Labium mayor, merupakan lipatan kulit
besar yang berfungsi melindungi vagina. Spermatosit primer
Meiosis I
• Labium minor, merupakan lipatan kulit Spermatosit sekunder
kecil dan tipis yang terletak di antara Meiosis II

labium mayor sebagai pelindung vagina. Spermatid


Diferensiasi sel

• Klitoris, organ erektil yang mengandung


pembuluh darah dan ujung saraf perasa. Spermatozoa

• Kelenjar bartholini, terletak di tepi Tahapan Spermatogenesis


lubang vagina dan berfungsi untuk

b. Oogenesis
mensekresi lendir.
Oogenesis merupakan proses pembentukan
• Himen (selaput dara), selaput yang sel telur (ovum) yang berlangsung di dalam
banyak mengandung pembuluh darah. ovarium. Tahapannya, yaitu:
• Uretra, berfungsi sebagai saluran
kelamin dan saluran pembuangan
urine. Telur (ovum)

Oosit
Polosit II
2. Organ reproduksi bagian dalam Sekunder
Oogonium Oosit Polosit II
• Ovarium, terdiri atas sepasang dan Primer
Polosit
berfungsi menghasilkan sel telur Polosit II
Meiosis I Meiosis II
(ovum), hormon estrogen, dan
Tahapan Oogenesis
progesteron.

• Oviduk (tuba falopi), berupa sepasang C. Fertilisasi
saluran untuk menyalurkan ovum
dari ovarium menuju uterus (rahim). • Fertilisasi merupakan proses peleburan
Pada ujungnya terdapat infundibulum antara ovum (sel telur) dengan spermatozoa
yang berbentuk corong dan berumbai (sel sperma) sehingga membentuk zigot.

78
• Zigot yang terbentuk akan mengalami b. Sifilis (Raja Singa)
pembelahan terus-menerus hingga Infeksi luka pada penis atau vagina yang
membentuk embrio yang akan tumbuh di disebabkan oleh bakteri Treponema
dalam uterus dan dihubungkan dengan pallidum. Penyakit ini dapat membahayakan
dinding rahim induk melalui saluran jantung dan otak, serta dapat ditularkan ibu
plasenta. (penderita) kepada bayinya.
• Tahapan terjadinya fertilisasi dapat dilihat c. Herpes
pada skema berikut: Luka pada alat kelamin yang ditandai dengan
Ovarium menghasilkan sel telur (ovum)
timbulnya bercak-bercak kemerahan di
sekitar alat kelamin, bahkan dapat meluas
Ovum dilepaskan dari ovarium menuju oviduk ke tubuh penderita.
d. Kandidiasis Vagina (Keputihan)
Terjadi kopulasi dan fertilisasi (ovum + sperma)
Infeksi pada dinding vagina yang disebabkan
Ovum (sel telur) yang dibuahi oleh jamur Candida albicans yang ditandai
berkembang menjadi embrio
timbulnya rasa gatal yang sangat hingga
Embrio bergerak menuju uterus mengeluarkan cairan putih kental dan berbau.
e. Kanker Serviks
Embrio berkembang di dalam uterus
hingga 40 minggu Timbulnya sel-sel abnormal di seluruh
Skema Tahapan Fertilisasi lapisan epitel mulut rahim (serviks).
f. AIDS (Acquired Immune Deficiency

• Apabila proses fertilisasi tidak terjadi maka
Syndrome)
sel telur (ovum) tidak menempel pada
Penyakit yang disebabkan oleh virus HIV
dinding uterus dan akan meluruh (rusak)
(Human Immunodeficiency Virus) yang
bersama dengan penebalan dinding uterus
menyerang sel darah putih sehingga
sehingga terjadi pendarahan yang disebut
merusak sistem kekebalan tubuh (imunitas).
menstruasi.

D. Penyakit pada Sistem Reproduksi


a. Gonorrhoea (Kencing Nanah)
Infeksi pada alat kelamin yang disebabkan
oleh bakteri Neiserria gonorrhoeae, ditandai
dengan keluarnya nanah dari alat kelamin.

79
Bab 19
Pertumbuhan dan
Perkembangan
Pertumbuhan adalah proses pertambahan - Epikotil, ruas batang di atas daun
ukuran tubuh organisme karena terjadi lembaga yang tumbuh menjadi
pembelahan pada sel-sel tubuhnya yang bersifat batang dan daun.
irreversibel dan kuantitatif. - Hipokotil, ruas batang di bawah
Perkembangan adalah proses menuju daun lembaga yang tumbuh
kedewasaan pada makhluk hidup yang bersifat menjadi akar.
kualitatif.  Radikula, merupakan akar lembaga
(calon akar) yang dapat tumbuh dan
berkembang menjadi akar tumbuhan.
A. Pertumbuhan dan
 Kotiledon (keping biji), merupakan
Perkembangan pada Tumbuhan cadangan makanan untuk pertumbuhan
a. Proses Pertumbuhan dan Perkembangan embrio hingga terbentuknya daun
Tumbuhan sehingga dapat melakukan fotosintesis.

1. Perkecambahan • Tahapan proses perkecambahan:


Daun Imbibisi (penyerapan air oleh biji) g Pembelahan

sel g Diferensiasi sel (perkembangan fungsi
sel) g organogenesis (pembentukan organ) g
Kotiledon Epikotil
Kotiledon morfogenesis (perkembangan struktur dan fungsi
Hipokotil Hipokotil organ) g terbentuk daun (memperoleh energi
dari hasil fotosintesis)

Radikula
Kotiledon • Proses perkecambahan menurut letaknya,
terbagi menjadi dua, yaitu:
• Perkecambahan merupakan proses  Epigeal, yaitu tipe perkecam­bahan
permulaan dari awal pertumbuhan embrio yang ditandai dengan hipokotil yang
di dalam biji. muncul ke permukaan tanah.
• Embrio tersusun atas tiga bagian Contoh: Tanaman kacang hijau.
dan berperan penting pada proses  Hipogeal, adalah tipe perkecam­bahan
perkecambahan, yaitu: yang ditandai ­dengan munculnya ba-
 Kaulikalus, merupakan batang lembaga tang epokotil ke permukaan tanah, se-
(calon batang dan da­un) yang dapat dangkan kotiledon tetap di dalam tanah.
tumbuh dan berkembang menjadi bunga Contoh: kacang kapri.
dan buah. Kaulikalus dibagi dua, yaitu:

80
2. Pertumbuhan primer perkembangan, dan respons tehadap stimulus
dari lingkungan. Hormon yang terdapat pada
• Yaitu, pertumbuhan yang terjadi akibat
tumbuhan, yaitu:
aktivitas jaringan meristem apikal (meristem
primer) yang terus tumbuh dan aktif Hormon Pengaruh
Tempat
produksi
membelah.
Merangsang
• Jaringan meristem apikal terdapat pada peman­
bagian ujung akar dan ujung batang. jangan batang, Diproduksi pada
pertumbuhan jaringan meristem
Auksin
• Pertumbuhan primer meliputi tiga proses, akar, dominansi batang dan pucuk
apikal, gerak daun tumbuhan
yaitu: fototropisme, dan
 Pembelahan sel, terjadi pada daerah geotropisme

meristem. Merangsang
pembe­lahan dan
 Pemanjangan sel, terjadi pada daerah pertum­buhan
sel (sitokinesis),
di belakang meristem. ­mengatur pertum­ Disintesis pada
Sitokinin
buhan daun, akar
 Diferensiasi sel, terjadi pada daerah bunga, dan buah
diferensiasi yang terletak di bagian serta merangsang
pertumbuh­an akar
akhir akar. dan batang
Membantu
3. Pertumbuhan sekunder pembentukan Disintesis dalam
tunas, meristem batang,
• Pertumbuhan sekunder hanya terjadi pada Giberelin menghambat meristem akar,
tumbuhan jenis dikotil dan gymnospermae perkecambahan pucuk daun, dan
dan tunas (embrio)
(tumbuhan berbiji terbuka). pembentukan biji
• Pertumbuhan sekunder terjadi di jaringan Mengurangi
kecepatan
meristem sekunder atau kambium, yaitu: Asam pertumbuhan dan
Disintesis pada
daun, batang,
 Kambium gabus, berfungsi sebagai absisat pemanjangan sel
buah, dan biji
pada daerah titik
pelindung pertumbuhan sekunder tumbuh
pada tumbuhan. Mendorong
Disintesis pada
jaringan buah
 Ka m b i u m va s i s ( j a r i n ga n i kat pemasakan buah
yang telah
Gas etilen dan menyebabkan
pembuluh), yaitu kambium masak, di ruas
batang tum­­buh
batang, dan di
menjadi tebal
intravaskuler yang dapat tumbuh daun tua
keluar menjadi xilem dan ke dalam Memacu
pertumbuhan
membentuk floem. Kalin
organ
 Kambium intervaskuler. pada tumbuhan
Berperan saat
Asam
b. Faktor-faktor yang Memengaruhi Pertumbu- terjadi kerusakan
traumalin
jaringan pada
(hormon
han dan Perkembangan Tumbuhan luka)
tumbuhan dengan
membentuk kalus
1. Faktor internal
• Gen, merupakan urutan DNA yang 2. Faktor eksternal
mengatur seluruh aktivitas or­ganisme dan
• Tanah, baik tekstur tanah, pH, dan kadar
pola pertumbuhannya melalui sifat yang
garam dalam tanah memengaruhi dalam
diturunkan serta sintesis yang dikendalikan
proses pengambilan nutrisi oleh tumbuhan.
olehnya.
• Intensitas cahaya, berpengaruh pada proses
• Hormon, merupakan regulator yang berperan
fotosintesis sebagai sumber energi.
membantu koordinasi pertumbuhan,

81
• Kelembapan udara, kadar air di udara  Endoderm, yaitu lapisan yang membentuk
berperan dalam transportasi air di dalam sistem pencernaan dan pernapasan.
tubuh tumbuhan.
Pertumbuhan dan perkembangan hewan pada
• Suhu, memengaruhi aktivitas enzim dalam fase pascaembrionik terdiri atas dua proses,
metabolisme tumbuhan, pada proses yaitu:
transpirasi, dan fotosintesis.
1. Regenerasi, yaitu pembentukan ­jaringan
baru ketika terdapat bagian tubuh yang
B. Pertumbuhan dan mengalami luka atau kerusakan.
Perkembangan pada Hewan 2. Metamorfosis, yaitu perubahan ukuran,
bentuk, dan bagian-bagian pada tubuh
Pertumbuhan dan perkembangan awal pada
hewan dari suatu stadium menuju stadium
hewan dimulai dari zigot sampai pada tahap
berikutnya. Proses metamorfosis terjadi
pembentukan organ (organogenesis) pada fase
umumnya pada serangga (insecta) dan katak
embrionik. Tahapannya, yaitu:
(amfibi).
1. Zigot, merupakan sel hasil peleburan
Contoh:
spermatozoa dan ovum.
Metamorfosis katak, yaitu:
2. Morula, adalah tahap dimana terjadi
pembelahan berulang dari zigot.

Telur g berudu (kecebong) g katak
3. Blastula, merupakan fase perkem­bangan kecil g katak dewasa
dari morula yang ditandai ­dengan adanya
rongga pada bagian tengah.
Metamorfosis sempurna kupu-kupu, yaitu:
4. Gastrula, merupakan fase pemben­tukan
lapisan embrional untuk memulai proses
embriogenesis. Telur g larva (ulat) g pupa
(kepompong) g imago (dewasa)
5. Organogenesis, yaitu proses pembentukan

organ dari lapisan gastrula. Perkembangan
Metamorfosis tidak sempurna kumbang,
lapisan organ yang terjadi, yaitu:
yaitu:
 Ektoderm, yaitu lapisan yang membentuk
kulit dan sistem saraf.
 Mesoderm, yaitu lapisan yang membentuk Telur g larva/nimva g semi-imago
g imago (dewasa)
sistem gerak, reproduksi, ekskresi, dan

sirkulasi.

82
Bab 20
Metabolisme
Metabolisme merupakan keseluruhan proses Glukosa
reaksi biokimia yang terjadi dalam sel tubuh. ATP ADP
Glukosa-6 Fosfat
Menurut prosesnya, metabolisme dibagi 2, yaitu: Tahap 1

1. Katabolisme, yaitu reaksi pemecahan Fruktosa-6 Fosfat


senyawa kompleks menjadi senyawa ATP ADP
sederhana. Fruktosa-1,6 difosfat
Contoh: Respirasi seluler dan fermentasi.
PGAL PGAL
2. Anabolisme, yaitu reaksi penggabungan NAD+ NADH NAD+ NADH
senyawa sederhana menjadi senyawa 1,3-difosfogliserat 1,3-difosfogliserat
kompleks. ADP ATP ADP ATP
Contoh: Fotosintesis. 3-fosfogliserat 3-fosfogliserat
Tahap 2
2-fosfogliserat 2-fosfogliserat
A. Katabolisme +H2O +H2O
3-fosfoenol piruvat 3-fosfoenol piruvat
a. Respirasi ADP ATP ADP ATP
Yaitu, reaksi pemecahan senyawa kompleks Asam piruvat Asam piruvat

(C 6H 12O 6) menjadi senyawa sederhana 2. Dekarboksilasi oksidatif


(CO2 dan uap air) secara aerob dengan
• Pengubahan 2 molekul asam piruvat
menghasilkan sejumlah energi dalam bentuk
menjadi 2 molekul asetil Ko.A.
ATP.
• Proses dekarboksilasi oksidatif meng­­­­
Reaksinya: C6H12O6 + 6 O2 g 6 CO2 + 6 H2O + 36 hasilkan 2 NADH dan 2 CO2.
ATP Proses reaksinya:
Tahapan respirasi sel ada empat, yaitu: 2 Asam Piruvat
1. Glikolisis NAD+ NADH
• Pengubahan senyawa glukosa menjadi Koenzim A (Ko.A) +CO2
dua molekul asam piruvat.
• Terjadi di sitoplasma. 2 Asetil Ko. A
• Menghasilkan energi berupa 2 ATP dan
2 NADH. 3. Siklus asam sitrat (siklus kreb)
• Terjadi dua tahap reaksi, pelepasan • Serangkaian reaksi yang mengoksidasi
energi dan penarikan energi, yaitu: gugus asetil Ko.A menjadi dua molekul
gas CO2.

83
• Siklus asam sitrat atau disebut juga siklus 2. Fermentasi asam cuka, yang dilakukan oleh
krebs terjadi di matriks mitokondria. Acetobacter aceti dan berlangsung dalam

Energi yang dihasilkan berupa 2 ATP, 6 kondisi aerob, reaksinya yaitu:
NADH, dan 2 FADH2.
C6H12O6 (glukosa) g 2 C2H5OH (etanol)
Asetil Ko.A 2 C2H5OH (etanol) g 2 CH3COOH + 2 H2O + 116 kal
Oksaloasetat Asam sitrat

NAD+ NADH
Asam malat
H2 O H2O 3. Fermentasi alkohol, yang berlangsung
H 2O Asam isositrat melalui proses glikolisis dan terjadi secara
Siklus Krebs NADH
Asam fumarat NAD+ anaerob, reaksinya, yaitu:
FADH2 +CO2
FAD
Asam suksinat Asam a-ketoglutarat
NAD+ NADH
ADP ATP
Suksinil Ko.A +CO2 C6H12O6 (glukosa) g 2 asam piruvat
Asam piruvat g asetaldehid + 2 CO2
4. Transfer elektron piruvat dekarboksilase
• Serangkaian reaksi redoks berantai Asetaldehid + 2 NADH2 g 2 C2H5OH
yang melibatkan zat perantara untuk (alkohol) + 1 NAD
menghasilkan ATP dan H2O. alkohol dehidrogenase
• Zat perantara dalam reaksi redoks, yaitu
flavoprotein, koenzim A dan Q, serta
sitokrom (a, a3, b, c, dan c1) berperan
sebagai pembawa elektron.
B. Anabolisme
• Transfer elektron terjadi di membran a. Fotosintesis
mitokondria dan menghasilkan energi • Fotosintesis merupakan proses pembentukan
sejumlah 32 ATP. senyawa organik (C6H12O6) dari senyawa
anorganik (CO2 dan H2O) oleh klorofil dengan
b. Fermentasi
bantuan cahaya.
Jika konsentrasi oksigen rendah atau bahkan
• Persamaan reaksi fotosintesis secara umum,
tidak ada maka proses respirasi dapat terjadi
yaitu:
secara anaerob melalui proses fermentasi.
Energi yang dihasilkan pada proses fermentasi
cahaya
jauh lebih sedikit dibandingkan dengan respirasi 6 CO2 + 6 H2O C6H12O6 + 6 O2
klorofil
aerob.
Berdasarkan hasil akhirnya, proses • Tahapan dalam fotosintesis merupakan
fermentasi dibedakan menjadi tiga, antara rangkaian dari suatu proses penangkapan
lain: energi cahaya (fotosistem), aliran elektron,
1. Fermentasi asam laktat, proses reaksi dan penggunaannya.
fermentasinya, yaitu: • Fotosistem merupakan unit yang terdiri atas
klorofil a, kompleks antene, dan akseptor
C6H12O6 g 2 C2H3OCOOH (asam piruvat)
elektron yang mampu menangkap energi
2C2H3OCOOH + 2 NADH2 g 2C2H5OCOOH + 2 NAD cahaya matahari (foton).
(asam laktat)
• Pada klorofil a terdapat dua jenis fotosistem,
yaitu:

84
1. Fotosistem I atau disebut P700 karena fosfat dari ATP (6 CO2 membentuk
mampu menyerap cahaya dengan baik 12 molekul APGL).
pada panjang gelombang 700 nm. - Fase regenerasi, yaitu 10 APGL
2. Fotosistem II atau disebut P680 karena direduksi kembali menjadi RuBP
sensitif terhadap energi cahaya pada dan sisanya (2 APGL) diubah
panjang gelombang 680 nm. menjadi glukosa.
• Berdasarkan sifatnya, aliran elektron dalam
b. Kemosintesis
fotosistem terdiri atas dua rute, yaitu:
1. Aliran elektron siklik, terjadi di Kemosintesis merupakan penyusunan
fotosistem I. bahan organik menggunakan sumber energi
2. Aliran elektron nonsiklik, terjadi di melalui pemecahan senyawa kimia.
fotosistem II. Proses kemosintesis umumnya dilakukan
• Proses fotosintesis terjadi di kloroplas dan oleh beberapa mikroorganisme, yaitu:
berlangsung melalui dua tahap reaksi, yaitu: 1. Bakteri belerang, yaitu Thiobacillus yang
1. Reaksi terang memperoleh energi dari hasil oksidasi H2S
 Tahap reaksi yang memerlukan cahaya. dan selanjutnya digunakan untuk fiksasi CO2
 Prosesnya terjadi di grana (mem­bran menjadi gula. Reaksinya, yaitu:
tilakoid) dalam kloroplas.
cahaya
 Terdapat tiga proses, yaitu: 2 H2S + O2 2 H2O + 2 S + energi
klorofil
- Penyerapan cahaya oleh pigmen
cahaya
fotosintesis serta pelepasan CO2 + 2 H2S CH2O + 2S + H2O
klorofil
elektron (selanjutnya masuk ke
sistem transpor elektron). 2. Bakteri nitrit, misalnya Nitrosomonas dan
- Pemecahan molekul H2O menjadi Nitrosococcus yang mendapatkan energi
gas O2 dari reaksi fotolisis hingga dengan mengoksidasi NH3 menjadi asam
terbentuk ATP dan NADPH. nitrit. Reaksinya, yaitu:
- Penerimaan kembali elektron oleh
pigmen fotosintesis.
Nitrosomonas
(NH4)2 + CO3 + 3O2 2 HNO2+ CO2 + 3H2O + E
 Hasil akhir dari tahap reaksi terang Nitrosococcus
adalah ATP, NADPH, dan gas O2.
2. Reaksi gelap 3. Bakteri nitrat, misalnya Nitrobacter yang
 Tahap reaksi fotosintesis yang tidak memperoleh energi dari hasil oksidasi
memerlukan cahaya. senyawa nitrit menjadi nitrat. Reaksinya, yaitu:
 Prosesnya terjadi di stroma dalam kloroplas.
 Terdapat tiga fase, yaitu: Ca(NO2)2 + O2 Nitrobacter
Ca(NO3)2 + energi
- Fase karboksilasi, yaitu CO2 diikat
oleh RuBP (Ribulosa bifosfat)
hingga membentuk senyawa APG 4. Bakteri besi, misalnya Lipotrik yang
(asam fosfogliserat). memperoleh energi dari hasil oksidasi ferro
- Fa s e r e d u k s i , y a i t u A P G menjadi ferri. reaksinya, yaitu:
tereduksi menjadi APGL (asam
fosfogliseraldehida) oleh H2 dari Oksigen
Fe2+ Fe3+ + energi
NADPH 2 dan menerima gugus

85
C. Enzim d. Faktor-faktor yang Memengaruhi Kinerja
Enzim
Enzim merupakan senyawa protein yang 1. Temperatur
berperan sebagai biokatalisator, yaitu dapat Pada temperatur tinggi enzim akan
mengatur kecepatan reaksi kimia yang ­mengalami denaturasi protein, sedangkan
berlangsung dalam sel tubuh. pada temperatur rendah dapat
a. Komponen Enzim menghambat laju reaksi. Temperatur
Kesatuan enzim (holoenzim) tersusun atas optimum enzim, yaitu sekitar 300—400C.
komponen-komponen berikut, yaitu: 2. Perubahan pH
1. Apoenzim, yaitu bagian enzim yang Perubahan pH dapat memengaruhi
berupa protein dan umumnya bersifat perubahan asam amino pada sisi aktif enzim
termolabil (tidak tahan panas). sehingga menghalangi sisi aktif bergabung
2. Gugus prostetik, yaitu bagian yang dengan substrat.
bukan protein pada enzim, apabila 3. Konsentrasi enzim dan substrat
Agar reaksi berjalan optimum maka
berasal dari senyawa anorganik (ion
perbandingan jumlah enzim dengan substrat
logam) disebut kofaktor dan jika
harus sesuai.
berasal dari senyawa organik kompleks
4. Inhibitor
(misalnya, NADH, FADH, dan vitamin B)
Inhibitor merupakan zat yang dapat
maka disebut koenzim.
menghambat kinerja enzim. Terdapat dua jenis
b. Sifat-sifat Enzim inhibitor berdasarkan cara kerjanya, yaitu:
1. Berperan sebagai biokatalisator. • Inhibitor kompetitif, yaitu jenis
2. Bekerja secara spesifik, artinya hanya inhibitor yang memiliki struktur mirip
bekerja pada substrat tertentu. dengan substrat sehingga baik substrat
3. Kerja dipengaruhi oleh suhu dan pH. maupun inhibitor berkompetisi untuk
Suhu optimum enzim sekitar 40 0C bergabung dengan sisi aktif enzim.
dengan nilai pH yang berbeda untuk • Inhibitor nonkompetitif, yaitu jenis
setiap enzim. inhibitor yang berikatan bukan di sisi
4. Dapat bekerja secara reversible atau aktif enzim, tetapi mengubah bentuk
bolak-balik. sisi aktif enzim sehingga kompleks
c. Mekanisme Kerja Enzim enzim-substrat tidak terbentuk.
Terdapat dua macam teori mekanisme kerja e. Klasifikasi Enzim
enzim, yaitu: Berdasarkan jenis reaksi yang dialami, enzim
1. Teori lock and key (kunci gembok) diklasifikasikan menjadi dua golongan, yaitu:
Enzim berperan sebagai gembok 1. Enzim golongan hidrolase, yaitu enzim
dan memiliki bagian kecil yang dapat yang dapat mengubah substrat dalam
mengikat substrat sebagai kunci dan kondisi berair (terdapat penambahan air).
bagian itu disebut sisi aktif enzim. Contoh: enzim karboksilase, protease, dan
2. Teori Induced fit (induksi pas) lipase.
Pada model ini, sisi aktif enzim dapat 2. Enzim golongan desmolase, yaitu
berubah bentuk sesuai dengan bentuk golongan enzim yang dapat memecah
substrat. ikatan C-C atau C-N.
Contoh: enzim peroksidase,
dehidrogenase, katalase, karboksilase,
dan transaminase.

86
Bab 21
Pola-Pola Hereditas

A. Hukum Pewarisan Sifat U u

U UU Uu

u Uu uu
Hukum pewarisan sifat ditemukan oleh Gregor
Rasio genotipe F2 = 3 (ungu) : 1 (putih)
Mendel.
Jadi, hasil persilangan adalah 75 % tanaman
a. Hukum I Mendel (Hukum Segregasi)
warna ungu dan 25 % tanaman warna putih.
• “Pada waktu berlangsung
Keterangan: Induk = parental ; Anakan = filial
pembentukan gamet, tiap pasang gen
Induk pada generasi pertama = parental 1 (P1)
akan disegregasi ke dalam masing-
Anakan pada generasi pertama = filial 1 (F1)
masing gamet yang terbentuk.”
b. Hukum II Mendel
• Hukum ini disimpulkan dalam
perkawinan monohibrid, yaitu • Penggabungan secara bebas menyertai
perkawinan antara dua spesies yang terbentuknya gamet pada perkawinan
sama dengan satu sifat yang berbeda. dihibrid.
Contoh: • Perkawinan dihibrid adalah perkawinan
Generasi 1, P1 (persilangan 1) dengan dua sifat beda.
Fenotipe: tanaman x tanaman Contoh: persilangan antara tanaman
bunga ungu berbunga putih berbiji bulat dan berwarna hijau
Genotipe: UU x uu dengan tanaman berbiji keriput
Gamet: U x u berwarna kuning.
F1: 100% Uu tanaman anakan berwarna Generasi 1, P1 (persilangan 1)
ungu (Uu disebut tanaman berwarna ungu Fenotipe: biji bulat, x biji keriput,
karena U lebih dominan). warna hijau warna kuning
Generasi 2, P2 (persilangan 2) Genotipe: BBHH x bbhh
Fenotipe: tanaman x tanaman Gamet: BH x bh
berbunga ungu berbunga ungu
F1: 100 % BbHh (biji bulat berwarna hijau)
Genotipe: Uu x Uu
Generasi 2, P2 (persilangan 2)
Gamet: U, u x U, u
Fenotipe: biji bulat, x biji bulat,
F2: 1 UU (tanaman berwarna ungu) : 2 Uu warna hijau warna hijau
(tanaman berwarna ungu) : 1 uu (tanaman Genotipe: BbHh x BbHh
berwarna putih. Gamet: BH, Bh, x BH, Bh,
bH, bh bH, bh
87
F 2: Generasi 1, persilangan 1
BH Bh bH bh
Fenotipe: berwarna merah x berwarna putih
BH BBHH BBHh BbHH BbHh
Genotipe: MMpp x mmPP
Bh BBHh BBhh BbHh Bbhh

bH BbHH BbHh bbHH bbHh Gamet: Mp x mP


bh BbHh Bbhh bbHh bbhh F1: 100 % bunga berwarna ungu (MmPp)
Rasio fenotipe: Generasi 2, persilangan 2
• Populasi anakan berfenotipe biji bulat Fenotipe: berwarna x berwarna
warna hijau (B•H•) adalah 9.
ungu ungu
• Populasi anakan berfenotipe biji bulat
Genotipe: MmPp x MmPp
warna kuning (B•hh) adalah 3.
Gamet: MP, Mp, mP, mp x MP, Mp, mP, mp
• Populasi anakan berfenotipe biji keriput
warna hijau (bbH•) adalah 3. F 2:
MP Mp mP mp
• Populasi anakan berfenotipe biji keriput
MP MMPP MMPp MmPP MmPp
warna kuning (bbhh) adalah 1.
Mp MMPp MMpp MmPp Mmpp
Keterangan: tanda (B•) menunjukkan mP MmPP MmPp mmPP mmPp

kemung­kinan genotipe BB atau Bb. Tanda mp MmPp Mmpp mmPp mmpp

(H•) menunjukkan kemungkinan genotipe Rasio fenotipe:


HH atau Hh. • Populasi anakan berfenotipe bunga
Jadi, ungu (M•P•) = 9
• Kemungkinan populasi anakan berfeno­ • Populasi anakan berfenotipe bunga
-tipe biji bulat warna hijau 9/16 merah (M•pp) = 3
(artinya, 9 dari 16 kemungkinan). • Populasi anakan berfenotipe bunga
• Kemungkinan populasi anakan putih (mmP•) = 3
berfenotipe biji bulat warna kuning • Populasi anakan berfenotipe bunga
3/16. putih (mmpp) = 1
• Populasi anakan berfenotipe biji keriput Kriptomeri: warna ungu tersembunyi
warna hijau 3/16. jika gamet dominan M tidak bertemu
• Populasi anakan berfenotipe biji keriput gamet dominan P.
warna kuning 1/16. Jadi, rasio anakannya adalah 9 : 3 : 4

b. Epistasis – Hipostasis
B. Penyimpangan Semu Hukum
G e n ya n g s i fa t nya m e m e n ga r u h i
Mendel (menghalangi) gen lain yang bukan
pasangan alelnya disebut gen epistasis,
a. Kriptomeri
sedangkan gen yang dipengaruhi (dihalangi)
Yaitu, sifat suatu gen dominan yang apabila
disebut gen hipostasis.
berdiri sendiri maka sifat gen tersebut
Contoh: (epistasi dominan)
akan tersembunyi, tetapi jika gen tersebut
Labu putih (PPKK) disilangkan dengan labu
bertemu gen dominan lainnya, sifat gen
hijau (ppkk), akan menghasilkan F1 putih
akan muncul.
heterozigot.
Contoh: persilangan tumbuhan bunga
Linaria maroccana warna merah dengan
putih.

88
Generasi 1, persilangan 1 Generasi 2, persilangan 2
Fenotipe: labu putih x labu hijau Fenotipe: tikus abu-abu x tikus abu-abu
Genotipe: PPKK x ppkk Genotipe: HhAa x HhAa
Gamet: PK x pk Gamet: HA, Ha, hA, ha x HA, Ha, hA, ha

F1: 100 % labu putih (PpKk) F2:


HA hA Ha ha
Generasi 2, persilangan 2
HA HHAA HhAA HHAa HhAa
Fenotipe: labu putih x labu putih hA HhAA hhAA HhAa hhAa
Genotipe: PpKk x PpKk Ha HHAa HhAa HHaa Hhaa

Gamet: PK, Pk, x PK, Pk, ha HhAa hhAa Hhaa hhaa

pK, pk pK, pk Rasio fenotipe:


F2: • Populasi anakan berfenotipe tikus abu-
PK Pk pK pk abu (H•A•) = 9
PK PPKK PPKk PpKK PpKk • Populasi anakan berfenotipe tikus
Pk PPKk PPkk PpKk Ppkk
hitam (H•aa) adalah 3
pK PpKK PpKk ppKK ppKk
• Populasi anakan berfenotipe tikus putih
pk PpKk Ppkk ppKk ppkk
(hhA•) adalah 3
Rasio fenotipe:
• Populasi anakan berfenotipe tikus putih
• Populasi anakan berfenotipe labu putih
(hhaa) adalah 1
(P•K•) = 9
• Populasi anakan berfenotipe labu putih Gen epistasis resesif a homozigot (aa) dapat
(P•kk) = 3 memengaruhi atau menutupi gen dominan
• Populasi anakan berfenotipe labu H, yaitu membentuk tikus berambut hitam.
kuning (ppK•) = 3 Jadi, rasio anakannya adalah 9 : 3 : 4
• Populasi anakan berfenotipe labu hijau
c. Komplementer (Epistasis Gen Resesif
(ppkk) = 1
Rangkap)
Gen epistasis dominan P akan selalu
Komplementer merupakan interaksi
memunculkan ­labu berwarna putih dan
beberapa gen yang saling melengkapi. Jika
menutupi pengaruh semua pasangan alelnya.
salah satu gen bersifat homozigot resesif
Jadi, rasio anakannya adalah 12 : 3 : 1
maka pemunculan suatu karakter oleh
Pada peristiwa epistasis resesif, gen dengan gen yang lain menjadi tidak sempurna/
alel homozigot resesif memengaruhi gen terhalang.
lain. Contoh: persilangan antara sesama tikus
Contoh: persilangan antara tikus warna warna putih, tetapi berbeda genotipe.
hitam (HHaa) dengan tikus warna putih Generasi 1, persilangan 1
(hhAA), akan menghasilkan F1 100 % tikus Fenotipe: tikus putih x tikus putih
warna abu-abu (HhPp). Genotipe: AAbb x aaBB
Generasi 1, persilangan 1 Gamet: Ab x aB
Fenotipe: tikus hitam x tikus putih
F1: 100 % tikus abu-abu (AaBb)
Genotipe: HHaa x hhAA
Gamet: Ha x hA
F1: 100 % tikus abu-abu (HhAa)

89
Generasi 2, persilangan 2 Genotip: M1m1M2m2 x M1m1M2m2
Fenotipe: tikus abu-abu x tikus abu-abu Gamet: M1M2, M1m2 x M1M2, M1m2
Genotipe: AaBb x AaBb m1M2, m1m2 m1M2, m1m2
Gamet: AB, Ab, aB, ab x AB, Ab, aB, ab F 2:
F 2: M1M2 M1m2 m1M2 m1m2

M1M2 M1M1M2M2 M1M1M2m2 M1m1M2M2 M1m1M2m2


AB aB Ab ab
M1m2 M1M1M2m2 M1M1m2m2 M1m1M2m2 M1m1m2m2
AB AABB AaBB AABb AaBb
m1M2 M1m1M2M2 M1m1M2m2 m1m1M2M2 m1m1M2m2
aB AaBB aaBB AaBb aaBb
m1m2 M1m1M2m2 M1m1m2m2 m1m1M2m2 m1m1m2m2
Ab AABb AaBb AAbb Aabb

ab AaBb aaBb Aabb aabb Rasio fenotipe:


Rasio fenotipe: • Populasi anakan berfenotipe merah gelap
• Populasi anakan berfenotipe tikus abu- (M1M1M2M2) = 1.
abu (A•B•) = 9 • Populasi anakan berfenotipe merah
• Populasi anakan berfenotipe tikus putih sedang yang memiliki dua genotipe
(A•bb) = 3 dominan, seperti M 1M 1m 2m 2 atau
• Populasi anakan berfenotipe tikus putih M1m1M2m2 adalah 6.
(aaB•) = 3 • Populasi anakan berfenotipe merah
• Populasi anakan berfenotipe tikus putih muda M 1 m 1 m 2 m 2 dan m 1 m 1 M 2 m 2
(aabb) = 1 adalah 4.
Gen resesif homozigot (aa••) atau (••bb) • Populasi anakan berfenotipe putih
dapat menutupi pengaruh gen dominan A m1m1m2m2 adalah 1.
atau B dengan membentuk tikus berwarna
• Populasi anakan berfenotipe merah
putih.
M1m1M2M2 dan M1M1M2m2 adalah 2.
Jadi, perbandingan rasio anakan adalah 9 : 7
Jadi, gandum berbiji merah (merah muda,
d. Polimeri merah sedang, dan merah gelap) adalah 15
Polimeri merupakan bentuk interaksi gen dan gandum berbiji putih adalah 1. Maka,
yang bersifat kumulatif (saling menambah). perbandingan rasionya 15 : 1
Contoh: persilangan gandum berbiji
e. Atavisme
merah gelap dengan gandum berbiji putih
Yaitu, munculnya suatu sifat sebagai akibat
(dilakukan oleh H. Nilson Ehle pada tahun
interaksi dari beberapa gen.
1913)
Contoh: perkawinan ayam berjengger rose
Generasi 1, persilangan 1
(RRpp) dengan ayam berjengger pea (rrPP)
Fenotipe: gandum berbiji x gandum berbiji
akan dihasilkan F1 100 % ayam berjangger
merah gelap putih
walnut.
Genotipe: M1M1M2M2 x m1m1m2m2
Generasi 1, persilangan 1
Gamet: M1M2 x m1m2
Fenotipe: rose x pea
F1: 100 % gandum berbiji merah sedang Genotipe: RRpp x rrPP
(M1m1M2m2) Gamet: Rp x rP
Generasi 2, persilangan 2 F1: 100 % ayam berjengger walnut (RrPp)
Fenotipe: gandum berbiji x gandum berbiji
merah sedang merah sedang

90
Generasi 2, persilangan 2 • Hasil yang diharapkan adalah 1 warna
Fenotipe: walnut x walnut abu-abu sayap normal, 1 hitam
Genotipe: RrPp x RrPp vestigial, 1 abu-abu vestigial, 1 hitam
normal.
Gamet: RP, Rp, x RP, Rp,
• Teta p i p a d a h a s i l p e rco b a a n ,
rP, rp rP, rp
didapatkan hasil yang tidak
F2: proporsional antara lalat buah tipe
RP rP Rp rp
normal dengan mutan ganda. Fenotipe
RP RRPP RrPP RRPp RrPp
hasil persilangan ternyata tidak jauh
rP RrPP rrPP RrPp rrPp
berbeda dengan fenotipe induknya.
Rp RRPp RrPp RRpp Rrpp

rp RrPp rrPp Rrpp rrpp


Menurut Thomas Hunt Morgan,
kejadian ini dikarenakan gen-gen untuk
Rasio fenotipe:
kedua karakter induk tersebut terletak
• Populasi anakan berfenotipe ayam
pada kromosom yang sama sehingga
jengger walnut (R•P•) = 9
diturunkan bersama pada anakan.
• Populasi anakan berfenotipe ayam
jengger pea (rr••) = 3 b. Tautan Kelamin
• Populasi anakan berfenotipe ayam Tautan kelamin merupakan gen yang
jengger rose (••pp) = 3 terletak pada kromosom kelamin dan sifat
• Populasi anakan berfenotipe ayam yang ditimbulkannya diturunkan bersama
jengger single (rrpp) = 1 dengan jenis kelamin.

Jadi, rasio anakannya adalah 9 : 3 : 3 : 1


D. Pindah Silang (Crossing Over)
Yaitu, peristiwa pertukaran gen-gen
C. Tautan
suatu kromatid dengan gen-gen kromatid
a. Tautan Autosomal (Non-kelamin) homolognya.
• Tautan autosomal merupakan gen
yang terletak pada kromosom yang E. Gagal Berpisah
sama, tetapi tidak dapat bersegregasi
( b e r p i s a h ) s e ca ra b e b a s , d a n (Non-Disjunction)
cenderung diturunkan bersama. • Gagal berpisah terjadi pada:
• Thomas Hunt Morgan adalah orang 1. Gen yang bertautan, waktu terjadi
pertama yang menghubungkan suatu pindah silang tidak dapat berpisah.
gen tertentu dengan kromosom 2. Gen alel bebas, waktu anafase
khusus. Di dalam penelitiannya, kromosomnya gagal memisahkan diri
Morgan melakukan penyilangan antara dari pasangannya sehingga terbawa ke
lalat buah (Drosophila) betina tipe satu kutub.
mutan (alelnya mengalami perubahan/
• Bila gen A dan gen B bertautan dan genotip
mutasi) yang mempunyai ciri tubuh
AaBb mengalami gagal berpisah maka
berwarna abu-abu dan bersayap
macam gamet yang dibuat adalah: AaB dan
normal (BbVv) dengan lalat buah
b atau Abb dan a.
jantan berwarna hitam dan bersayap
vestigial/berkerut (bbvv).

91
• Jika gamet yang gagal berpisah berhasil G. Penentuan Jenis Kelamin
berfertilisasi maka kemungkinan yang
terjadi adalah tidak dapat menjadi individu Terdapat 4 cara penentuan jenis kelamin, yaitu:
baru atau dapat menjadi individu baru, • Tipe XY (terdapat pada manusia)
tetapi dengan kelainan/sindrom. Laki-laki mengandung gamet XX dan
perempuan XY.
• Tipe XO (terdapat pada serangga terutama
F. Alel Letal belalang)
Jantan mengandung gamet XO dan betina
Yaitu, alel yang dapat menyebabkan kematian
XX.
bagi individu yang dimilikinya.
• Tipe ZW (terdapat pada burung)
Macamnya:
Jantan mengandung gamet ZZ dan betina
1. Letal resesif: apabila dalam keadaan
ZW.
homozigot resesif menyebabkan kematian,
• Penentuan jenis kelamin lebah madu
misal tumbuhan berdaun albino yang
Lebah madu tidak berdasarkan kromosom
mempunyai gen resesif homozigot (gg).
seks karena tidak memiliki kromosom seks.
2. Letal dominan: apabila dalam keadaan
Lebah jantan memiliki jumlah kromosom
homozigot dominan menyebabkan
haploid dan lebah betina diploid.
kematian, misal ayam berjambul (CrCr),
tetapi ketika ayam berjambul bergenotip
heterozigot (Crcr) maka ayam berjambul
dapat bertahan hidup.

92
Bab 22
Reproduksi Sel, Substansi
Genetik dan Mutasi
A. Reproduksi Sel sebelum pembelahan sel yang ditandai
dengan replikasi DNA.
(Pembelahan Sel) • Fase pembelahan inti sel (kariokinesis),
a. Pengertian terdiri atas:

Terdapat tiga cara pembelahan sel, yaitu:


1. Amitosis (pembelahan biner)
Yaitu, pembelahan yang Profase Metafase
Anafase Telofase Sitokinesis
dilakukan secara langsung
 Profase
tanpa melalui tahap-
Pa d a fa s e i n i , n u k l e o l u s d a n
tahap pembelahan dan
membrannya melebur. Kromosom
pembentukan kromosom.
(pembawa benang-benang DNA) terdiri
Misalnya, pada organis­me
Pembelahan biner atas dua kromoatid.
prokariotik (bakteri, alga
biru, dan protozoa).  Metafase
Kromosom mulai terikat di bidang
2. Mitosis dan meiosis
ekuator benang spidel (bidang
• Terjadi pada sel eukariotik
pembelahan) melalui sentromer.
• Perbedaan antara mitosis dan meiosis
 Anafase
No. Pembeda Mitosis Meiosis Kromosom terpisah menjadi dua
1. Tempat Sel somatik Sel kelamin kromatid, kemudian kedua kromatid
terjadinya gamet
memisah dan bergerak ke kutub
2 sel anakan 4 sel anakan berlawanan.
Sel anakan hasil masing-
2. masing-masing
pembelahan sel masing haploid (n)
diploid (2n)  Telofase
Mengand- Pada fase ini, nukleolus dan membran
Kromosom sel Sama dengan ung separuh
3. mulai terbentuk, kromatid kembali
anakan induknya kromosom sel
induk
menjadi kromosom.
Untuk Menghasilkan
4. Tujuan • Fa s e p e m b e l a h a n s i t o p l a s m a
regenerasi sel kelamin
(sitokinesis): pembentukan sekat sel
b. Tahap-tahap Pembelahan Sel yang baru dengan memisahkan dua inti
1. Pembelahan sel secara mitosis menjadi dua sel anakan.
Pembelahan sel secara mitosis terdiri atas:
• Fase istirahat (interfase): persiapan

93
2. Pembelahan sel secara meiosis • Megasporogenesis (pada tumbuhan
Pe m b e l a h a n s e ca ra m e i o s i s ata u betina): menghasilkan delapan
pembelahan reduktif terjadi melalui dua megaspora yang haploid.
tahap, yaitu meiosis I dan meiosis II.
B. Substansi Genetika
Satelit
a. Kromosom
DNA
Profase I Metafase I
Anafase I Telofase I
• Yaitu, struktur padat yang Sentromer
Sitokinesis I
terdiri atas protein dan DNA/

• Meiosis I, terdiri atas: interfase I, profase I, RNA yang terletak di dalam
metafase I, anafase I, telofase I, sitokinesis nukleus.
I, dan interkinesis (tahap di antara meiosis I
• Berdasarkan jenisnya, 2 kromatid
dan meiosis II).
kromosom dibedakan menjadi dua, yaitu:
• Meiosis II, terdiri atas: profase II, metafase
1. Autosom: kromosom tubuh
II, anafase II, telofase II, sitokinesis II.
2. Gonosom: kromosom kelamin

• Berdasarkan letak sentromernya,
kromosom dibedakan menjadi empat

yaitu:
Profase II Metafase II 1. Te l o s e n t r i k ,
Anafase II
Telofase II
Sitokinesis II
letak sentromer
di ujung suatu Metasentrik Submetasentrik
c. Gametogenesis
kromatid.
Yaitu, proses terbentuknya gamet (sel
2. Metasentrik,
kelamin). Gametogenesis terjadi secara
letak sentromer Akrosentrik Telosentrik
meiosis.
di tengah-tengah lengan kromatid.
1. Pada hewan
3. Submetasentrik, letak sentromer tidak
• Spermatogenesis (pada hewan jantan): berada di tengah-tengah kromatid
menghasilkan empat sperma haploid. sehingga lengan kromatid terbagi tidak
sama panjang.
4. Akrosentrik, letak sentromer antara
ujung dan tengah lengan kromatid.
b. Gen
Sperma
• Yaitu, unit instruksi
• Oogenesis (pada hewan betina): untuk menghasilkan
menghasilkan satu sel telur haploid. atau memengaruhi suatu
sifat herediter (turunan)
tertentu. Gen terdiri atas
Pasangan
Terdegenerasi Ovum unit informasi genetika basa nitrogen
(mati)
(DNA) yang diselubungi
Dua pita yang
2. Pada tumbuhan dan diikat oleh protein. menunjukkan
rantai dua gula
• Mikrosporogenesis (pada tumbuhan • Alel merupakan versi fosfat

j a n ta n ) : m e n g h a s i l ka n e m p a t alternatif gen yang menjelaskan tentang


mikrospora yang haploid. adanya variasi pada pewarisan sifat.

94
• Susunan pada gen: protein.
1. DNA (Asam Deoksiribonukleat) - Sebagai enzim yang dapat mengkatalis
 Merupakan tempat penyim­p anan formasi RNA-nya sendiri maupun RNA
informasi genetika. lain.

 Tersusun atas tiga gugus/molekul,  Tersusun atas:


yaitu: - Gula ribosa
- Gula deoksiribosa, yaitu gugus - Basa nitrogen, meliputi:
gula pentosa (gula yang memiliki Basa purin = adenin (A) dan guanin (G).
5 karbon) Basa pirimidin = urasil (U) dan sitosin
- Basa nitrogen, meliputi: (C).
Basa purin = adenin (A) dan - Gugus fosfat.
guanin (G).  RNA terdiri atas tiga jenis, yaitu:
Basa pirimidin = timin (T) dan - RNAd (duta), membawa pesan atau
sitosin (C). kode genetika dari kromosom ke
- Gugus fosfat. ribosom di sitoplasma.
 Ketentuan pasangan basa nitrogen - RNAr (ribosomal), berfungsi sebagai
Chargaff: komponen struktural penyusun
- Jumlah adenin sama dengan ribosom.
timin dan membentuk dua ikatan - RNAt (transfer), berfungsi membawa
hidrogen (A = T). asam amino satu per satu ke ribosom
- Jumlah guanin sama dengan yang kemudian disusun menjadi
sitosin dan membentuk tiga ikatan protein.
hidrogen (G -- C).
• Perbedaan DNA dan RNA
 Model replikasi DNA meliputi:
No. Pembeda DNA RNA
- Model konservatif: dua rantai Rantai
DNA tetap (tidak berubah) karena 1. Bentuk
panjang,
ganda,
Rantai pendek,
tungal, tidak berpilin
hanya berfungsi untuk cetakan berpilin

dua rantai DNA baru. Di dalam Di dalam nukleus,


nukleus, sitoplasma,
2. Letak
- Model semikonservatif: dua kloroplas, kloroplas,
mitokondria mitokondria
rantai DNA lama terpisah dan 3. Kadar Tetap Tidak tetap
bertukar rantai dengan dua rantai Komponen:

yang baru. Gula

- Model dispersif: beberapa Basa nitrogen Adenin,


4 Adenin, Guanin
Guanin
bagian dari kedua rantai DNA - Purin
Timin, Sitosin Urasil, Sitosin
lama digunakan sebagai cetakan - Pirimidin

sintesis rantai DNA baru.


2. RNA (Ribonucleic Acid) c. Sintesa Protein
 Fungsi: • Sintesis protein terdiri atas dua tahap,
- Sebagai penyimpanan informasi yaitu:
genetika, misal: pada virus. 1. Tahap transkripsi
- Sebagai penyalur informasi genetika,  Proses pembentukan RNAd oleh DNA
misal: proses translasi pada sintesis di dalam inti sel dengan dibantu enzim
polimerase.
95
 RNAd yang terbentuk melepaskan diri - Transisi: substitusi pasangan basa
dari nukleus atau inti sel menuju ke sejenis, misalnya substitusi satu
ribosom. purin oleh purin yang lain atau
satu pirimidin dengan pirimidin
2. Tahap translasi
yang lain.
 Menerjemahkan urutan basa molekul - Transversi: substitusi pasangan
(nukleotida) RNAd menjadi urutan basa yang tidak sejenis, misalnya
asam amino polipeptida (protein) di substitusi suatu purin dengan
dalam sitoplasma (ribosom). pirimidin atau pirimidin dengan
• Mekanisme sintesa protein: purin.
1. D N A m e l a k u k a n transkripsi • Mutasi pergeseran kerangka, yaitu
(membentuk RNAd). penambahan atau pengurangan satu
2. RNAd melepaskan diri dari DNA dan atau lebih pasangan nukleotida pada
membawa kode genetik meninggalkan suatu gen.
nukleus, kemudian pergi ke ribosom - Insersi: penambahan satu/lebih
yang terdapat di sitoplasma. pasangan basa pada suatu gen.
3. RNAt yang ada di ribosom, mentransfer - Delesi: pengurangan satu/lebih
asam amino. pasangan basa pada suatu gen.
4. RNAd dan asam amino yang dibawa 2. Mutasi kromosom
RNAt akan diterjemahkan menjadi Adalah mutasi struktur genetik yang
polipeptida (protein). disebabkan oleh perubahan susunan dan
5. Protein yang terbentuk merupakan jumlah kromosom.
enzim yang mengatur metabolisme sel. Macam mutasi kromosom:
• Mutasi struktur kromosom
- Delesi: patahnya fragmen kromosom
C. Mutasi yang mengakibatkan hilangnya gen-
gen tertentu yang terdapat dalam
a. Penjelasan
kromosom tersebut.
Mutasi adalah perubahan susunan molekul
- Duplikasi: penambahan sebagian gen
gen (DNA) yang dapat diwariskan secara
pada kromosom karena kromosom
genetis pada turunannya.
berikatan dengan fragmen kromosom
Organisme yang mengalami mutasi disebut homolog lainnya.
mutan. Penyebab mutasi disebut mutagen. - Inversi: fragmen kromosom yang patah
b. Tingkat Mutasi kembali ke kromosom asalnya dengan
posisi terbalik.
1. Mutasi gen (mutasi titik)
- Translokasi: fragmen kromosom
Adalah perubahan kimiawi pada satu atau
patahan berikatan dengan kromosom
beberapa pasangan basa dalam satu gen tunggal.
non-homolog dan terjadi penataan
Macam mutasi gen:
ulang susunan kromosomnya.
• Substitusi pasangan basa, yaitu
• Mutasi jumlah kromosom
penggantian satu nukleotida dan
- Euploid: perubahan atau variasi jumlah
pasangannya dengan pasangan
set dasar kromosom (denom) terkecil
nukleotida yang lain di dalam rantai
di dalam suatu sel yang dimiliki oleh
DNA komplementer.
organisme.

96
Contoh: organisme triploid (3n), • Sindrom wanita super: 44 A + xxx g sulit
tetraploid (4n). untuk dibedakan dengan wanita normal,
- Aneuploidi: variasi jumlah kromosom sering terjadi kematian ketika masih anak-
yang diakibatkan adanya pengu­ anak.
rangan atau penambahan satu atau
c. Mutasi Berdasarkan Tempat Terjadinya
sejumlah kecil kromosom, tetapi tidak
1. Mutasi gametik: mutasi yang terjadi
berlangsung pada seluruh genom.
pada sel gamet.
Contoh: • Monosomi (2n – 1)
2. Mutasi somatik: mutasi yang terjadi
• Trisomi (2n + 1)
pada sel-sel soma (sel tubuh).
Mutasi kromosom pada manusia:
• Sindrom Turner: 44 A + x g menyebabkan d. Mutagen pada Mutasi
kekerdilan, terjadi satu kali setiap 5.000 1. Bahan kimia: pestisida, formaldehid,
kelahiran. hidoksil amino.
• Sindrom Klinefelter: 44 A + xxy g terjadi 2. Bahan fisika : unsur radioaktif (uranium,
pada laki-laki, yang menyebabkan testisnya sinar-X).
berukuran kecil. 3. Bahan biologi: virus dan bakteri.
• Sindrom Cri du chat (tangisan kucing): 45 A
+ xy/xx g menyebabkan keterbelakangan
mental.

97

Anda mungkin juga menyukai