Anda di halaman 1dari 22

BAHAN AJAR

“LINGKUP BIOLOGI”
Kompetensi Dasar

3.1 Menjelaskan ruang lingkup biologi (permasalahan pada berbagai obyek biologi
dan tingkat organisasi kehidupan), melalui penerapan metode ilmiah dan prinsip
keselamatan kerja

Indikator Pencapaian Kompetensi

3.1.1 Menjelaskan objek kajian biologi pada berbagai tingkat organisasi kehidupan
3.1.2 Mengidentifikasi permasalahan pada berbagai tingkat organisasi kehidupan
3.1.3 Menjelaskan cabang-cabang biologi
3.1.4 Menjelaskan peranan biologi dalam berbagai bidang kehidupan manusia
3.1.5 Memahami sikap-sikap ilmiah
3.1.6 Menjelaskan konsep metode ilmiah
3.1.7 Menjelaskan langkah-langkah metode ilmiah
3.1.8 Menjelaskan tata tertib di laboratorium
3.1.9 Menjelaskan prosedur keselamatan kerja di laboratorium
3.1.10 Menjelaskan prosedur penanganan kecelakaan di laboratorium
3.1.11 Mengidentifikasi simbol-simbol bahan berbahaya
Pengertian Biologi

Cabang-Cabang Biologi
Biologi Sebagai

Peranan Biologi

Molekul

Sel

Jaringan

Organ

Objek Kajian Biologi Sistem Organ

Individu
LINGKUP BIOLOGI

Populasi

Komunitas

Ekosistem

Bioma

Biosfer

Sikap Ilmiah
Kerja Ilmiah
Tahap-Tahap Metode Ilmiah

Tata Tertib Di Laboratorium

Berkerja Di Langkah-Langkah Keselamatan Di


Laboratorium Laboratorium

Simbol-Smbol Bahan
Berbahaya
URAIAN MATERI

I. Biologi Sebagai

Sains artinya pengetahuan. sains memiliki beberapa karakteristik, yaitu:


1. Rasional artinya sains merupakan hasil kegiatan berpikir secara logis
menggunakan nalar yang hasilya dapat diterima oleh nalar manusia.
2. Objektif artinya sains merupakan kebenaran apa adanya karena
didasarkan atas data-data dan tanpa pengaruh pendapat atau pandangan
pribadi
3. Empiris artinya sains dapat dibuktikan dengan pengamatan, penelitian,
atau eksperimen.
4. Akumulatif artinya sains dapat dibentuk berdasarkan teori lama yang
disempurnakan, ditambah, atau diperbaiki.

A.
Pengertian
Biologi
Biologi merupakan bagian dari sains. Biologi berasal dari kata bios
yang berati hidup, dan Logos yang berarti ilmu. Jadi, biologi adalah ilmu yang
mempelajari
B. tentang mahluk hidup dan kehidupannya.

Cabang-cabang
Biologi
Sebagai ilmu, biologi memiliki ruang lingkup sangat luas
karena menyangkut segala permasalahan makhluk hidup dan
kehidupannya. Sebagai upaya memperdalam berbagai objek dan
permasalahan tersebut, para biolog membuat kajian-kajian khusus sehingga
muncul berbagai cabang biologi. Berikut merupakan cabang-cabang ilmu
biologi.
1. Anatomi, ilmu yag mempelajari struktur bagian tubuh makhluk hidup
2. Anestesi, ilmu yang mempelajari pembiusan atau penghilang rasa sakit
yang berhubungan dengan operasi atau pembedahan
3. Bakteriologi, ilmu yang mempelajari tentang bakteri
4. Biokimia, kajian biologi yang mempelajari kimia makhluk hidup
5. Biostatistika, penerapan ilmu statistika ke dalam ilmu biologi.
6. Bioteknologi, cabang ilmu yang mempelajari pemanfaatan makhluk
hidup
7. Botani, Ilmu yang mempelajari tentang tumbuhan
8. Dermatologi, ilmu yang mempelajari kulit dan penyakitnya
9. Ekologi, ilmu yang mempelajari tentang hubungan timbal balik antara
makhluk hidup dan lingkungannya
10. Entomologi, ilmu yang mempelajari serangga
11. Evolusi, ilmu yang mempelajari asal usul makhluk hidup dan berbagai
perubahan yang terjadi secara perlahan-lahan di bumi
12. Embriologi, ilmu yang mempelajari tentang perkembangan embrio
13. Evolusi, ilmu yang mempelajari perubahan makhluk hidup dalam
jangka panjang
14. Filogeni, kajian mengenai hubungan di antara kelompok-kelompok
organisme yang dikaitkan dengan proses evolusi yang dianggap
mendasarinya
15. Fisiologi, Ilmu yang mempelajari tentang faal/bioproses/fungsi kerja
tubuh
16. Genetika, ilmu yang mempelajari tentang pewarisan sifat
17. Histologi, ilmu yang mempelajari tentang jaringan
18. Imunologi, ilmu yang mempelajari sistem kekebalan tubuh
19. Mikrobiologi, ilmu yang mempelajari tentang mikroorganisme
20. Morfologi, ilmu yang mempelajari tentang bentuk atau ciri luar
organisme
21. Ornitologi, ilmu yag mempelajari hewan golongan aves
22. Parasitologi, ilmu yang mempelajari tentang parasit
23. Patologi, ilmu yang mempelajari organisme parasit penyebab
penyakit(patogen)
24. Sitologi, ilmu yang mempelajari tentang sel
25. Taksonomi, ilmu yang mempelajari tentang sistematika makhluk hidup
26. Teratologi, ilmu yang mempelajari kelainan atau cacat embrio dalam
rahim
27. Virologi, ilmu yang mempelajari tentang virus
28. Zoologi, ilmu yang mempelajari tentang hewan

C.
Peranan Biologi

Sebagai ilmu yang mempelajari tentang seluk beluk kehidupan, manfaat


Biologi dalam meningkatkan kesejahteraan manusia tidak perlu diragukan
lagi. Berdasarkan ilmu murni Biologi, telah dikembangkan berbagai ilmu
terapan (bioteknologi) yang telah memajukan dunia kedokteran, industri,
pertanian, dan peternakan, serta perikanan. Seberapa besarkah
pemanfaatan biologi untuk kesejahteraan manusia telah dilaksanakan? Untuk
mengetahui hal tersebut marilah kita pelajari uraian selanjutnya berikut ini.
1. Bidang Pertanian, misalnya penemuan bibit unggul, tanaman transgenik,
kultur jaringan, teknologi hidroponik, dan pemandulan hama.
2. Bidang Peternakan, misalnya kloning untuk hewan, inseminasi buatan
(kawin suntik), ayam petelur tanpa dibuahi pejantan.
3. Bidang Perikanan, misalnya budidaya udang windu, budidaya kerang
penghasil mutiara, dan budidaya ikan hias.
4. Bidang Kesehatan, misalnya teknik pembuatan bayi tabung, metode
keluarga berencana (KB), cangkok organ tubuh, bedah plastik, dan terapi
gen
5. Bidang Farmasi, misalnya pembuatan vitamin sintetik vaksin, antibiotik
untuk bakteri dan jamur, antibodi monoklonal, hormon insulin buatan,
enzim-enzim buatan, serta obat-obatan tradisional (jamu) dan modern.
6. Bidang Industri, misalnya teknik pemisahan logam dari bijihnya dengan
menggunakan bakteri.

II. Objek Kajian Biologi dalam


Tingkatan Organisasi Kehidupan
Untuk memudahkan mempelajari obyek kajian biologi, maka objek-
objek biologi dikategorikan menurut tingkatan organisasi kehidupan, yaitu
molekul, makromolekul, organel, sel, jaringan, organ, individu, populasi,
komunitas, ekosistem, bioma, dan biosfer, dimana antar tingkatan tersebut
saling berhubungan, untuk lebih jelasnya coba perhatikan gambar berikut ini.
Gambar 1. Tingkatan Organisasi Kehidupan
1. Objek Biologi Tingkat Molekul
Struktur di dalam sel dapat dipisahkan
menjadi makromolekul-makromolekul
bahkan hingga menjadi atom. Pada
umumnya tubuh organisma mengandung
molekul yang tersusun dari atom karbon (C),
hidrogen (H), oksigen (O), dan Nitrogen (N).
Jenis molekul yang terkandung di dalam Gambar 2. Molekul
tubuh organisme antara lain karbohidrat,
lipid, protein dan asam nukleat.

2. Objek Biologi Tingkat Sel


Sel merupakan unit struktural, fungsional, dan
hereditas penyusun tubuh makhluk hidup. Sel
memiliki organel dengan fungsi tertentu.
Suatu sel tunggal memiliki karakteristik
makhluk hidup. Setiap sel memiliki materi
hereditas, melakukan aktivitas metabolisme, Gambar 3. Sel
mampu tumbuh serta berkembang. Karena
memiliki karakteristik yang dibutuhkan sebagai
makhluk hidup, sel disebut sebagai satuan unit terkecil kehidupan. Ukuran
sel sangat kecil sehingga untuk melihatnya dibutuhkan mikroskop.

3. Objek Biologi Tingkat Jaringan


Jaringan adalah kumpulan sel-sel yang
bentuknya sama untuk melaksanakan suatu
fungsi tertentu.Pada dunia hewan tingkat
tinggi dan manusia terdapat 5 macam jaringan Gambar 4. Jaringan Pada
dasar penyusun tubuhnya. Kelima jaringan
tersebut adalah jaringan: epitelium, otot,
ikat/penghubung, tulang dan saraf.
Sedangkan pada dunia tumbuhan terdapat 7
macam jaringan dasar penyusun tubuh.
Ketujuh jaringan dasar tersebut adalah jaringan: epidermis, parenkima,
kolenkima, sklerenkima, endodermis, xilem dan floem.

4. Organisasi Kehidupan Tingkat Organ


Organ merupakan struktur yang terbentuk dari
beberapa jenis jaringan yang bekerja sama
untuk menjalankan fungsi tertentu.Contoh
organ pada hewan dan manusia adalah usus,
jantung, paru-paru, hati, lambung, mata, usus
halus dan sebagainya. Pada tumbuhan contoh
organ adalah akar, batang, daun, dan bunga.

Gambar 6. Sistem Organ


5. Organisasi Kehidupan Tingkat Sistem Organ
Sistem organ adalah kumpulan beberapa organ
dengan sistem tertentu untuk melaksanakan
fungsi hidup tertentu. Adapun posisi berbagai
organ di dalam tubuh hewan dan manusia
disesuaikan dengan fungsinya sebagai
pembentuk sistem organ tertentu. Misalnya
paru-paru; organ ini terletak di rongga dada
berhubungan dengan trakea dan berfungsi
dalam sistem respirasi; hati terletak di rongga
perut dekat dengan lambung, pankreas, dan usus, dan berfungsi dalam
sistem pencernaan.

6. Organisasi Kehidupan Tingkat Individu


Seluruh sistem organ tersebut saling
berinteraksi, saling menunjang atau saling
berpengaruh dan membentuk satu tubuh yang
dikenal dengan istilah individu. Individu dapat
berupa organisme bersel tunggal
(uniseluler)atau bersel banyak (multiseluler).
Bakteri dan protozoa adalah contoh organisme
bersel tunggal. Jadi individu merupakan satu
organisme yang tubuhnya tersusun oleh
berbagai sistem organ yang saling berhubungan.
Pada lingkungan yang lebih luas, individu
diartikan sebagai satuan makhluk hidup tunggal,
misalnya seekor ikan, seekor ayam, sebatang pohon
Gambar beringin,
5. Organ dan
Pada Manusia
sebagainya. Kata individu berasal dari bahasa Latin yakni Individum yang
artinya ‘tidak dapat dibagi’.
Gambar 7. Individu

7. Organisasi Kehidupan Tingkat Populasi


Populasi artinya kumpulan dari individu sejenis Gambar 8. Populasi Padi
yang secara bersama menempati suatu habitat.
Jadi, seluruh tanaman padi pada sepetak sawah
tersebut merupakan populasi padi, seluruh
cacing tanah merupakan populasi cacing tanah.

8. Organisasi Kehidupan Tingkat Komunitas

Gambar 9. Komunitas
Komunitas adalah kumpulan populasi yang
tinggal bersama pada suatu areal tertentu,
dimana terjadi suatu bentuk hubungan atau
interaksi, baik antara individu sejenis
(intraspecies) maupun antara jenis yang berbeda
(antarspecies). Sepetak sawah, sebuah kolam
ikan, sebidang kebun, bahkan halaman rumah
merupakan suatu contoh komunitas.

9. Organisasi Kehidupan Tingkat Ekosistem


Ekosistem adalah tingkatan organisasi
kehidupan yang mencakup organisme dan Gambar 10. Ekosistem

lingkungan tak hidup, dimana kedua komponen


tersebut saling mempengaruhi dan berinteraksi.
Pada ekosistem, setiap organisme mempunyai
suatu peranan, ada yang berperan sebagai
produsen, konsumen ataupun dekomposer.
Lingkungan biotik adalah bagian lingkungan
yang berupa makhluk-makhluk hidup (fungi,
tumbuhan, hewan, dan monera). Dan lingkungan abiotik adalah bagian
lingkungan yang berupa benda tak hidup (contohnya air, tanah, udara,
cahaya, pH, suhu dan iklim).
Gambar 11. Bioma Taiga
10. Organisasi Kehidupan Tingkat Bioma
Istilah Bioma berhubungan dengan kumpulan
species (terutama tumbuhan) yang dapat hidup
di tempat tertentu di muka bumi, tergantung
pada iklim regionalnya. Jadi Bioma adalah
kumpulan species (terutama tumbuhan) yang
mendiami tempat tertentu di bumi yang dicirikan
oleh vegetasi tertentu yang dominan dan
langsung terlihat jelas di tempat tersebut. Oleh
karena itu biasanya Bioma diberi nama
berdasarkan tumbuhan yang dominan di daerah
tersebut. Di permukaan bumi ini terdapat 7 macam bioma, yaitu: tundra,
taiga, gurun (padang pasir), padang rumput, savana, hutan hujan tropis,
dan hutan decidous.

11. Organisasi Kehidupan Tingkat Biosfer


Biosfer adalah lapisan bumi yang di dalamnya terdapat kehidupan.
Biosfer mencakup wilayah daratan, perairan dan ciriutama, yaitu
mengandung oksigen yang sangat dibutuhkan untuk menunjang
kehidupan organisme.

Ragam Permasalahan Objek Biologi pada Berbagi Tingkat Kehidupan

Berbagai permasalahan dalam biologi dapat terjadi pada berbagai


tingkatan organisasi kehidupan. Contohnya Permasalahan pada tingkat sel,
misalnya terjadi lisis sel darah merah saat terinfeksi bakteri atau virus.
Permasalahan biologi pada tingkat jaringan, misalnya penyakit
osteoporosis yang menyebabkan hilangnya masa tulang keras sehingga
tulang menjadi rapuh dan mudah patah. Permasalahan biologi pada
tingkat organ, misalnya kelainan pada organ mata hemerolopi (rabun
senja).Permasalahan biologi pada tingkat sistem organ, misalnya
gangguan bernapas akibat penyempitan saluran napas pada penderita
asfiksia.Permasalahan biologi pada tingkat individu, misalnya seorang
penderita AIDS (Acquired immunodeficiency syndrome) yang mengalami
gangguan sistem imun dan membuatnya mudah terinfeksi penyakit.
Permasalahan biologi pada tingkat populasi, misalnya penyebaran AIDS
dari satu orang ke orang lain dalam satu populasi. Permasalahan biologi
pada tingkat komunitas, misalnya dampak penangkapan burung secara liar
terhadap kelestarian mahluk hidup lainnya dalam suatu rantai makanan.
Permasalahan biologi pada tingkat ekosistem, misalnya pengundulan
hutan untuk perkebunan kelapa sawit yang mengancam habitat satwa liar di
dalammnya. Permasalahan biologi pada tingkat bioma, misalnya dampak
kebakaran hutan hujan tropis. Permasalahan biologi pada tingkat biosfer,
misalnya dampak menipisnya lapisan ozon di atmosfer terhadap kehidupan
mahluk hidup di bumi. Masih banyak permasalahan biologi lainnya yang
terjadi di permukaan bumi ini.

III. Kerja
Ilmiah
Dalam bekerja ilmiah, para ilmuwan mempunyai tahapan-tahapan
tertentu yang disebut metode ilmiah. Metode ilmiah merupakan suatu cara
yang sistematis untuk memecahkan masalah. Metoe ilmiah digunakan oleh
para ahli dalam melakukan penelitian dan bereksperimen untuk menemukan
penemuan-penemuan baru.
A.
Sikap ilmiah

Dalam melakukan penelitian suatu objek atau kejadian, ilmuwan biologi


harus bersikap ilmiah. Sikap-sikap ilmiah yang harus dilakukan, yaitu sebagai
berikut.
 Peka dan kritis terhadap fenomena atau kejadian di alam.
 Tidak percaya pada takhayul, yang kebenarannya tidak dapat dibuktikan
 Memiliki rasa ingin tahu yang tinggi
 Memiliki minat yang besar untuk dapat menghasilkan suatu produk sains
 Berpikir logis, terbuka, serta mau menerima kritik dan pendapat orang lain
 Jujur dan objektif terhadap hasil penelitian yang dilakukan
 Teliti, tekun, dan tidak mudah putus asa ketika melakukan penelitian
 Optimis terhadap keberhasilan penelitian
 Bersikap hormat terhadap peneliti lain atau pun orang lain
 Menghargai hasil penelitian dan penemuan orang lain

A.
Tahapan – Tahapan Metode

Metode ilmiah merupakan suatu cara yang sistematis untuk


memecahkan masalah. Metode ilmiah digunakan oleh para ahli dalam
melakukan penelitian dan bereksperimen untuk menghasilkan penemuan-
penemuan baru.
Langkah-langkah dalam metode ilmiah adalah sebagai berikut.
1) Menemukan dan merumuskan masalah
Proses menemukan masalah dapat dilakukan dengan berbagai cara
misalnya dengan pengamatan atau observasi. Masalah yang sudah
ditemukan dirumuskan dalam bentuk kalimat tanya, ringkas, jelas, dan
bermakna.
2) Mengumpulkan informasi (data-data pendukung)
Informasi dan data-data pendukung dapat ditemukan melalui studi
kepustakaan, observasi (pengamatan langsung) terhadap objek yang akan
diteliti, serta mewawancarai para ahli. Studi kepustakaan dapat dilakukan
dengan membaca buku referensi, jurnal, laporan hasil penelitian orang
lain, majalah ilmiah, koran, dan internet. Dari pengamatan langsung
terhadap objek yang akan diteliti akan diperoleh informasi fakta yang
sebenarnya.
3) Menyusun hipotesis atau dugaan sementara
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap suatu masalah.
Hipotesis ini akan diuji kebenarannya melalui percobaan atau eksperimen.
Hipotesis dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu hipotesis nol
(hipotesis statistik) dan hipotesis kerja (hipotesis alternatif).
4) Melakukan percobaan untuk menguji kebenaran hipotesis
a. Tahap persiapan percobaan
Sebelum percobaan dilakukan, perlu dirancang model percobaan
terlebih dahulu. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam merancang
percobaan, antara lain :
a) Menentukan alat dan bahan
b) Menyusun cara kerja
c) Penjabaran variabel
Dalam merancang suatu percobaan, perlu dipilih variabel yang
sesuai dengan tujuan percobaan dan alat/bahan yang tersedia.
Variabel dalam percobaan dapat dibedakan menjadi :
(1) Variabel bebas (variabel manipulasi) adalah perlakuan yang
berbeda-beda dalam percobaan.
(2) Variabel terikat (variabel respons) adalah hasil dari perlakuan
yang berbeda-beda pada percobaan.
(3) Variabel control (variabel terkendali) adalah perlakuan yang
sama pada semua percobaan.
(4) Variabel pengganggu adalah variabel yang tidak dikehendaki
tetapi dapat memengaruhi hasil percobaan.
d) Menentukan waktu percobaan
e) Uji coba model percobaan
b. Tahap perlakuan percobaan
Dalam percobaan terdapat dua kelompok, yaitu kelompok yang tidak
diberikan perlakuan (kelompok kontrol) dan kelompok yang diberi
perlakuan (eksperimen).
Pengamatan dan pencatatan data hasil percobaan diusahakan seteliti
mungkin agar diperoleh data kualitatif maupun kuantitatif yang akurat.
Alat ukur yang digunakan harus terstandardisasi. Percobaan sebaiknya
dilakukan beberapa kali pengulangan untuk mendapatkan data yang
sahih (kebenarannya dapat dipercaya). Data hasil percobaan final
adalah rata-rata dari hasil pengulangan percobaan.
5) Mengolah hasil percobaan (analisis data)
Analisis data kuantitatif memerlukan perhitungan statistik. Untuk tingkat
SMA, data kuantitatif yang didapat cukup dibuat rata-ratanya, diubah
dalam bentuk persentase dan dibuat grafik. Hasil analisis data kualitatif
dan data kuantitatif digunakan untuk menjawab hipotesis dan sebagai
dasar untuk menarik kesimpulan.
6) Membuat kesimpulan
Kesimpulan merupakan jawaban yang sebenarnya dari hipotesis yang
pernah diajukan. Ada dua kemungkinan, yaitu hipotesis ditolak atau
hipotesis diterima. Hipotesis diterima apabila sesuai dengan hasil
percobaan. Namun, bila hipotesis tidak sesuai dengan hasil percobaan,
maka hipotesis ditolak.
7) Mengomunikasikan hasil penelitian
Hasil penelitian ilmiah dapat dikomunikasikan atau dipublikasikan kepada
orang lain dalam bentuk laporan tertulis atau melalui forum diskusi dan
seminar. Teknik dan prosedur penulisan laporan penelitian dalam bentuk
makalah mengandung unsur-unsur berikut ini.
a. Judul, berupa kalimat yang singkat dan padat, tetapi dapat
menggambarkan isi makalah.
b. Abstrak, berisi uraian singkat masalah mulai dari nama penulis, judul
makalah, latar belakang permasalahan, tujuan penelitian, teknik
pengambilan data dan pengolahan data, serta hasil penelitian.
c. Prakata, berisi ungkapan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa
dan ucapan terima kasih kepada pihak yang telah membantu
penyelesaian penelitian.
d. Daftar isi, memuat subjudul pada setiap bab dan subbab.
e. Pendahuluan, berisi latar belakang penulisan, identifikasi masalah,
batasan masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, dam
kegunaan penelitian.
f. Kerangka teori dan pengajuan hipotesis, berisi kajian landasan teori
dan hipotesis.
g. Metodologi penelitian, menguraikan tujuan penelitian, tempat dan
waktu penelitian, alat, bahan, sampel, dan metode penelitian.
h. Pembahasan, berisi pengolahan data-data dan hasil penelitian.
i. Kesimpulan dan saran, berisi kesimpulan dari penelitian dan saran
yang berhubungan dengan pemanfaatan hasil penelitian.
j. Daftar pustaka, memuat sumber-sumber teori yang digunakan,
misalnya buku referensi, media cetak, maupun media elektronik.
k. Lampiran, berisi tabel, foto, data, dan informasi pendukung.

IV. Bekerja di
Praktikum biologi dapat dilaksanakan di laboratorium maupun di luar
labotarium. Praktikum biologi di luar laborotarium dapat dilaksanakan di
green house, di kebun, atau di halaman sekolah. Praktikum di dalam
labotarium berbeda dengan praktikum di luar ruang labotarium. Bekerja di
dalam ruang labotarium harus memerhatikan beberapa aturan yang meliputi
tata tertib penggunaan laboratorium dan langkah-langkah keselamatan kerja.

Tata tertib penggunaan

1) Pakailah baju khusus praktikum untuk melindungi tubuh dan baju seragam
sekolah dari kontaminasi zat-zat kimia.
2) Di atas meja kerja hanya diperbolehkan meletakkan buku, alat tulis, bahan,
dan alat praktikum.
3) Jangan memegang alat dan bahan yang tidak diperlukan yang ada di
laboratorium.
4) Tidak diperkenankan makan dan minum di dalam laboratorium.
5) Pengambilan zat sejumlah yang diperlukan, jangan berlebihan.
6) Setelah selesai bekerja, bersihkan alat-alat, meja, dan ruangan.
7) Pisahkan sampah padat dan sampah cair. Sampah cair dapat dibuang
di bak saluran pembuangan air, sedangkan sampah padat dibuang di
tempat sampah.
8) Sisa pengambilan zat sebaiknya dibuang, jangan dimasukkan kembali
ke botol asal.
9) Sebelum meninggalkan ruangan, teliti kembali keadaan di dalam

B.
laboratorium.

Langkah-langkah keselamatan kerja di

1) Keselamatan kerja
Hal-hal berikut perlu dilakukan untuk memastikan keselamatan kerja di
laboratorium.
a) Sebelum praktikum, sebaiknya minum segelas susu untuk
menetralkan tubuh dari pengaruh kontaminasi zat-zat kimia.
b) Kenakan penutup hidung dan mulut, kaca mata, serta sarung tangan
saat mengambil zat-zat kimia yang mudah menguap dan
berbahaya.
c) Gunakan alat bantu, seperti pipa kaca, pipet tetes, sendok plastik,
atau pinset untuk mengambil zat atau bahan.
d) Hati-hati saat membawa dan menggunakan alat-alat praktikum yang
terbuat dari kaca.
e) Jika ada bagian tubuh yang terkena zat kimia, segera basuh dengan
air.
f) Gunakan obat-obatan P3K jika ada yang terluka.
g) Segera muntahkan jika ada zat-zat kimia yang masuk ke dalam
mulut.
h) Jangan mencium zat kimia secara langsung.
i) Arahkan mulut tabung menjauhi badan ketika memanaskan zat di
dalam tabung reaksi.
j) Jika terjadi kebakaran, segera padamkan api dengan alat pemadam
kebakaran atau tutup dengan lap tebal yang sudah dibasahi dengan
air.
k) Cucilah tangan dengan sabun setelah selesai bekerja.

2) Pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K) di laboratorium


Jika terjadi kecelakaan kerja di dalam laboratorium, perlu diperlukan
pertolongan pertama sebelum diberi tindakan medis lanjutan yang
diperlukan.
a. Luka
(1) Luka lecet. Bersihkan luka dengan air dingin atau hangat, mengalir
dan bukan dicelupkan. Antiseptik sebaiknya ditambahkan untuk
membantu membersihkan luka. Diberi betadin, dan ditutup dengan
kasa steril kemudian diplester atau dibalut.
(2) Luka iris. Luka akibat benda tajam seperti pisau atau pecahan
kaca. Bersihkan dengan air matang bersih, diberi obat merah atau
antiseptik, dirapatkan dan dibalut, atau ditutup dengan plester atau
kain kasa yang bersih.
(3) Luka tusuk. Luka yang disebabkan oleh benda berujung runcing
seperti paku, jarum atau tertikam. Luka dibersihkan, ditutup, dan
korban dibawa ke Puskesmas atau rumah sakit untuk mendapat
suntikan anti tetanus.
(4) Luka memar . Luka tertutup dimana kerusakan jaringan dibawah
kulit disertai perdarahan yang dari luar tampak kebiruan.
Penanganannya dengan kompres air hangat –dingin bergantian,
dan meninggikan bagian yang luka.
(5) Luka bakar
 Luka bakar akibat zat kimia asam. Hapus zat asam dengan
kapas atau kain halus, cuci dengan air mengalir sbanyak-
sebanyaknya, selanjutnya cuci dengan larutan Na2CO3 1%. Cuci
lagi luka dengan air, keringkan, olesi dengan salep lavertan (salep
minyak ikan) dan balut dengan kain perban.
 Luka bakar akibat zat kimia basa. Cuci dengan air sebanyak-
banyaknya. Bilas dengan asam asetat 1%. Cuci kembali dengan
air. Keringkan, olesi dengan salep boor. Balut dengan kain
perban.
 Luka bakar karena panas . Bila kulit hanya memerah, olesi
dengan salep lavertan. Bila sampai terassa nyeri kompres dengan
air secepatnya dan bawa ke dokter. Bila luka terlalu besar jangan
diberi obat apapun, tutup luka dengan kain perban dan bawa
segera ke dokter.
b. Keracunan zat melalui hidung
Bawa si penderita ke tempat yang udaranya segar. Jika penderita
tidak bisa bernapas, berikan napas buatan.
c. Keracunan melalui mulut
Jika zat hanya sampai di mulut, segera kumur sebanyak-banyaknya.
Jika zat tertelan, segera muntahkan. Jika tidak bisa muntah, pancing
dengan minum segelas air yang dicampur 2 sendok teh garam dapur
atau pancing dengan jari yang dimasukkan ke pangkal
kerongkongan hingga dapat muntah. Jika korban pingsan, hindari
pemberian sesuatu melalui mulut dan harus segera dibawa ke
dokter.
d. Terluka
Balutlah luka berdarah dengan kain kasa untuk menghentikan
pendarahan (periksa luka dari serpihan kaca). Jika luka ringan olesi
dengan anti septik dan dibalut dengan kain kasa.
e. Tersengat arus listrik
Matikan saklar pusat saluran listrik. Jangan sentuh korban sebelum
listrik di matikan. Pisahkan antara kabel dengan orang yang
kesentrum dengan kayu panjang.

C.
Simbol – Simbol Bahan

Banyak bahan kimia yang ada di laboratorium bersifat berbahaya. Di


laboratorium, bahan kimia yang berbahaya biasanya diberi label dan simbol
seperti berikut.
1. Oxidizing (pengoksidasi)
Nama : Oxidizing
Lambang :O
Karakteristik : Bahan kimia bersifat
pengoksidasi, dapat
menyebabkan kebakaran
dengan menghasilkan panas
saat kontak dengan bahan
organik dan bahan pereduksi
Tindakan : Hindari dari panas dan
reduktor, Hindari menghirup
gas ini, saat menggunakan
gas ini tutup mulut dan hidung
dengan kain kasa dan lakukan
kegiatan di dalam lemari gas
Contoh Bahannya : hidrogen peroksida,
kalium perklorat
2. Toxic
Nama : Toxic
Lambang :T
Karakteristik : Beracun
Tindakan : Jangan ditelan dan jangan
dihirup, hindari kontak
langsung dengan kulit, simpan
di dalam lemari terkunci,
jangan digunakan kalau tidak
diminta guru
Contoh Bahannya : Metanol, benzena

3. Harmful Irirtant
Nama : Harmful Irirtant
Lambang : Xi
Karakteristik : Bahan yang dapat
menyebabkan iritasi, gatal-
gatal dan dapat
menyebabkan luka bakar
pada kulit
Tindakan : Hindari kontak langsung
dengan kulit
Contoh Bahannya : NaOH, C6H5OH, Cl

4. Flammable
Nama : Flammable
i. Lambang :
ii. Karakteristik : Bahan kimia yang
mudah terbakar
Tindakan : Jauhkan dari benda-benda
yang berpotensi
mengeluarkan api
Contoh Bahannya :

5. Corrosive
Nama : Corrosive
i. Lambang :C
Karakteristik : Mengikis (korosif)
Tindakan : Hindari kontak langsung
dengan kulit dan hindari dari
benda-benda yang bersifat
logam, Gunakan dengan
hati-hati, hindari terkena kulit
atau pakaian
Contoh Bahannya : Asam klorida, asam
sulfat

6. Explosive
Nama : Explosive
Lambang :E
Karakteristik : Bahan yang mudah meledak
dengan adanya panas atau
percikan bunga api, gesekan
atau benturan
Tindakan : Hindari pukulan, benturan,
gesekan, pemanasan, api dan
sumber nyala, Jangan simpan
hidrogen di dalam
laboratorium karena akan
meledak kalau terkontaminasi
dengan udara bebas, simpan
kalium dalam minyak parafin
Contoh Bahannya : Hidrogen, kalium

7. Radioactive

Nama : Radioactive
Lambang :
Karakteristik : Radioaktif
Tindakan : Kalau tidak perlu jangan
gunakan bahan ini
Bahan ini mengandung sinar radioaktif yang dapat
mematikan sel tubuh
Contoh Bahannya : Karbon-14

8. Dangerous for Enviromental

Nama : Dangerous for


Enviromental
Lambang :N
Karakteristik : Mengganggu ekologi
Tindakan : hindari pembuangan
langsung ke lingkungan
Contoh Bahannya : tributil timah klorida,
tetraklorometan, petroleum
bensin

Anda mungkin juga menyukai